hanifa jurnal endometriosis,adenomiositis

Upload: kiki-kikuk

Post on 01-Mar-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    1/25

    Endometriosis, Leiomyoma and Adenomyosis:

    the Risk of Gynecologic MalignancyFatma Ferda Verit*, Oguz Yucel

    JURNAL READINGdisusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik madya

    SMF Ilmu Penyakit Obsteri dan Ginekologi RSD dr. Soebandi Jember

    Oleh:Hanifa Rosyida Risqi Cahyani

    112011101072

    Pembimbing:

    dr. Gogot, Sp.OG

    SMF ILMU PENYAKIT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

    RSD dr. SOEBANDI JEMBER

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

    2015

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    2/25

    Endometriosis, Leiomioma dan Adenomyosis:

    Risiko Keganasan pada Ginekologi

    Abstrak

    Tujuan dari peninjauan artikel ini adalah untuk mengevaluasi hubungan dan

    melihat etiologi yang mungkin diantara kasus endometriosis, leiomioma (LM) dan

    adenomiosis, dan kanker ginekologi, seperti kanker ovarium, kanker

    endometrium, dan leiomyosarcoma (LMS). MEDLINE telah mencari semua

    artikel yang ditulis dalam bahasa Inggris literatur dari Juli 1966 sampai Mei 2013.Laporan dikumpulkan secara sistematis dan semua referensi juga ditinjau kembali.

    Transformasi keganasan dari penyakit ginekologi yang bersifat jinak seperti

    endometriosis, adenomiosis dan LM menjadi kanker ovarium dan kanker

    endometrium masih belum jelas. Faktor hormonal, peradangan, predisposisi

    familial, perubahan genetik, faktor pertumbuhan, diet, sistem imun, faktor

    lingkungan dan stres oksidatif mungkin merupakan faktor-faktor karsinogenik.

    Menarche dini, paritas rendah, menopause terlambat dan infertilitas juga terlibat

    dalam patogenesis kanker ini. Kanker ovarium dan endometriosis telah

    ditunjukkan memiliki perubahan genetik umum seperti hilangnya heterozigositas

    (LOH), PTEN, p53, mutasi ARID1A. RNA micro juga telah terlibat dalam

    transformasi keganasan. Proses peradangan mengeluarkan sitokin proinflamasi,

    dan mengaktifasi tumor bersama dengan makrofag (TAMS) dan nuklear faktor

    kappa b (NF-KB) menghubungkan jalur untuk mempromosikan mutasi genetik

    dan karsinogenesis. Mutasi MED12 di LM dan tumor otot polos yang memiliki

    potensia malignansi belum terdeterminasi (STUMP) dapat menyebabkan

    transformasi maligna ke LMS. Keadaan hiperestrogen mungkin secara umum

    dapat menjadi penyebab patogenesis adenomiosis, LM dan kanker endometrium.

    Namun, efek dari penyakit ginekologi yang bersifat jinak ini pada kanker

    endometrium harus dipelajari dengan rinci. Penelitian ulasan ini menunjukkan

    bahwa endometriosis, LM, adenomiosis dapat berhubungan dengan

    mengingkatnya risiko kanker ginekologi seperti kanker endometrium dan kanker

    ovarium. Para pasien yang memiliki riwayat penyakit ginekologi tersebut harus

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    3/25

    diberi konseling tentang risiko masa depan terkena kanker. Penelitian lebih lanjut

    diperlukan untuk menyelidiki hubungan antara STUMPs, LMS, dan LM dengan

    karakteristik serta karsinoma pada pasien adenomiosis.

    Kata kunci : Endometriosisadenonomiosisleiomiomaginekologi

    Pendahuluan

    Kanker ginekologi menyebabkan tingginya morbiditas dan angka kematian

    diseluruh dunia. Dari jumlah 790.740 kasus kanker yang baru, dan 275.370

    meninggal akibat kanker yang diteliti pada wanita yang terdapat di Amerika

    Serikat pada tahun 2012 (Siegel et al., 2013). Diantara penyakit ginekologi yang

    berbahaya kanker ovarium adalah penyebab utama kematian diikuti kanker

    endometrium dan kanker serviks.

    Banyak faktor yang berhubungan dengan meningkatnya resiko, terutama

    dalam kanker ovarium dan endometrium seperti faktor hormonal, inflamasi,

    familial predisposisi, perubahan genetik, faktor pertumbuhan, diet, perubahan

    sistem imun, faktor lingkungan dan stres oksidatif. Beberapa faktor demografis

    seperti menstruasi dini, paritas rendah, terlambat menopause dan infertilitas juga

    telah terlibat dalam patogenesis dalam kanker ini.

    Endometriosis, adenomiosis, dan mioma uteri adalah neoplasma jinak

    yang umumnya memengaruhi wanita usia reproduksi. Semua penyakit rahim ini

    adalah tumor jinak yang diketahui dipengaruhi oleh hormon estrogen. Inflamasi,

    lingkungan, diet dan faktor genetik dapat berperan dalam perkembangan tumor

    jinak ini. Beberapa neoplasma jinak diatas juga tidak memiliki hubungan antara

    satu dengan lainnya dan dapat saja neoplasma jinak ini ditemukan pada pasien

    yang sama.

    Endometriosis, adenomiosis, dan mioma uterus termasuk patofisiologi

    umum dengan beberapa penyakit ginekologi yang berbahaya seperti kanker

    ovarium dan endometrium, dan terdapat bukti bahwa perkembangan neoplasma

    jinak ini dapat mengalami perubahan yang ganas. Ulasan ini akan membahas

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    4/25

    bukti yang saling mempengaruhi diatara penyakit-penyakit tersebut dengan

    kanker ovarium dan kanker endometrium.

    Studi Literatur

    Ulasan artikel yang menggunakan literature bahasa Inggris ini meneliti

    hubungan antara endometriosis, lieomioma (LM) dan adenomiosis dengan kanker

    ginekologi seperti kanker ovarium, kanker endometrium dan leiomisarcoma

    (LSM). Kami mencari database MEDLINE (Pubmed) antara Juli 1966 dan Mei

    2013 dengan menggunakan kata kunci endometriosis, LM, adenomiosis,

    kanker ovarium, LMS, dan kanker endometrium. Laporan yang dikumpulkan

    secara sistematis dan semua referensi juga diulas.

    Endometriosis

    Endometriosis dan resiko kanker ginekologi

    Data dari kelompok penilitian yang besar dan studi case control

    menunjukkan bahwa pasien endometriosis memiliki resiko meningkatkan kanker

    ovarium (Ness et al., 2000; 2002; Olson et al., 2002; Borgfeldt and Andolf, 2004;

    Modugno et al., 2004; Brinton et al., 2005a; Kobayashi et al., 2007; Rossing et al.,

    2008). Karsinoma ini telah disebut sebagai endometriosis yang berkaitan dengan

    kanker ovarium (EAOC). Subtipe histologis dari EAOC adalah clear cell

    carcinomas (CCC) (40-55%), karsinoma endometrioid (EAC) (20-40%), dan

    kurang dari 10% adalah subtipe serosa dan musinosa (Worley et al., 2013).

    Resiko dari kanker ovarium timbul dari endometriosis yang ditunjukkan

    pada Tabel 1 (Brinton et al., 1997; 2004; 2005b; Ness et al., 2000; Borgfeldt and

    Andolf, 2004; Modugno et al., 2004; Melin et al., 2006; Kobayashi et al., 2007;

    Nagle et al., 2008; Wu et al., 2009; Aris, 2010). Resiko relatif sekitar 2,7 pada

    wanita yang infertil (Wei et al., 2011). Resiko dari EAOC dapat meningkat

    bersama dengan umur, inflamasi, predisposisi genetik, lamanya penyakit dan

    adanya diameter dari endometrioma 9 cm atau lebih (Vlahos et al., 2010; Wei et

    al., 2011). Penggunaan kontrasepsi oral, tubektomi, histeroktomi, dan kehamilan

    dapat memberikan beberapa perlindungan terhadap EAOC(Nezhat et al., 2008).

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    5/25

    Bagaimana terjadinya perubahan keganasan dari endometriosis?

    Atipia telah terdeteksi dalam endometrioma ovarium dan dapat menjadi

    status prekanker (Terada, 2012). Sekitar 60-80% dari kasus EAOC timbul dari lesi

    atipikal (Wei et al., 2011). Beberapa studi telah mendemonstrasi bahwa terdapat

    transisi langsung dari kelenjar endometrium menjadi atipia dan kemudian menjadi

    karsinoma (Nezhat et al., 2008; Wei et al., 2011).

    Metaplasia juga telah ditemukan dalam EAOC, biasanya terlihat dalam

    tahap prekanker yang berbeda dari endometriosis atipikal (Mangili et al., 2012).

    Hubungan antara EAOC dan metaplasia belum jelas namun metaplasia dari

    squamosa dan musinosa ditemukan dan berkaitan dengan kanker yang timbul dari

    endometriosis (Mangili et al., 2012).

    Teori yang lain adalah kondisi endometrium yang buruk. Hal tersebut

    telah menginduksi mutasi pada endometrium eutopik sehingga mudah terkena

    endometriosis dan dapat menyebabkan keganasan (Gounaris et al., 2011). Ketika

    jalur aktivasi PIK3CA- m TOR dan Ras-RRaf-MAPK, dan terjadinya mutasi

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    6/25

    PTEN dan ARIDIA dalam jaringan endometrium kondisi endometrium yang

    buruk ini dapat berkontribusi pada perkembangan dari endometriosis dan EAOC

    melalui menstruasi retrograde pada beberapa wanita (Gounaris et al., 2011)..

    Perubahan genetik, heme dan Fe bebas yang diinduksi stres oksidatif,

    inflamasi, dan hormon steroid dapat juga berperan penting dalam tumorigenesis

    dari EAOC.

    Perubahan genetik

    Ketidakstabilan genomik adalah ciri yang dikenal dari sel kanker (Prez de

    Castro and Malumbres, 2012). Selain itu, juga dikenal sebagian besar neoplasma

    berasal dari sel monoklonal (Teixeira and Heim, 2011). Telah dinyatakan bahwa

    sel-sel endometriotik juga merupakan sel monoclonal sehingga dengan demikian

    dapat membawa potensi neoplastik (Munksgaard and Blaakaer, 2012). 60-100%

    dari jaringan endometriotik ditemukan menjadi monoclonal (Munksgaard and

    Blaakaer, 2012).

    Loss of heterozygosity (LOH) menunjukkan daerah dari inaktivasi gen

    supresor tumor yang merupakan pusat untuk berkembang menjadi tumor ganas.

    Jiang et al. (1998) melaporkan bahwa meskipun LOH di endometriosis soliter

    jarang terjadi, terdapat 20-30% kejadian dari LOH di endometriosis yang erat

    dengan EAOC (Jiang et al., 1998). Selain itu, kejadian LOH sekitar 94% muncul

    EAOC dengan sendirinya (Jiang et al., 1998). Hasil ini menunjukkan spektrum

    transisi genetik yang mungkin berbahaya antara endometriosis dan kanker. LOH

    telah ditemukan kebanyakan pada kromosom yang berbeda pada berbagai pasien

    dengan EAOC. Kejadian terbesar, telah ditemukaan pada kromosom 10q dan

    kejadian terendah ditemukan pada kromosom 17. Santo et al. (2000) menemukan

    56,5% kejadian dari LOH pada kromosom 10q 23,3 dalam EAOC (Sato et al.,

    2000).

    Gen penekanan tumor lainnya yang sering dikaitkan dengan mutasi ke

    dalam sel kanker adalah gen PTEN. Mutasi PTEN umum diamati dalam kista

    endometrium dan cenderung terjadi sangat awal pada patogenitas dari EAOC. Hal

    ini mendukung gagasan bahwa kista endometrium adalah prekursor pada kanker.

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    7/25

    Nonaktifasi PTEN telah ditemukan hingga 40% dari kasus CCC (Tan et al., 2013)

    dan juga mempunyai hubungan dengan kanker serous tetapi untuk kebanyakan

    pada tingkat yang lebih rendah (Gadducci et al., 2012).

    Onkogen K-Ras adalah ekspresi yang berlebih pada kebanyakan

    pembentukan sel kanker. Ekspresi dari hasil onkogen ini merupakan perubahan

    yang berbahaya dari endometriosis menjadi kanker ovarium (Wei et al., 2011).

    Mutasi gen ini tidak ditemukan dalam endometriosis normal. Bagaimanapun,

    mutasi ini telah diamati pada endometriosis yang berikutnya ditemukan pada

    kanker ovarium (Otsuka et al., 2004). Saat PTEN dan K-Ras terlibat dalam

    EAOC, peneliti juga menemukan korelasi kuat antara kombinasi dua gen tersebut

    dan EAOC.

    Mutasi dan hilangnya fungsi pada gen p53 diperkirakan menjadi penyabab

    tersering pada kanker ovarium (Gadducci et al., 2012). Gen p53 dapat diaktifkan

    untuk menginduksi beberapa respon sel seperti diferensiasi, penuaan, perbaikan

    DNA dan menghambat angiogenesis (Bernard et al., 2013). Sementara mutasi ini

    tidak terlalu umum pada CCC tertentu, hal tersebut biasanya ditemukan batas

    tertentu di sebagian bentuk lain dari kanker (Gadducci et al., 2012). Meskipun

    mutasi p53 tidak diamati di endometriosis, mutasi ini terlihat pada 40-50% dari

    Sel-sel endometrium yang berada di dekat untuk sel-sel kanker ovarium (Mandai

    et al., 2009). temuan ini menunjuk sebuah korelasi pasti antara mutasi p53 dan

    EAOC dan studi warrant lebih lanjut.

    Hepatocyte nuclear factor (HNF) 1- adalah faktor transkripsi yang

    diregulasi di sel karsinoma yang terjelas (Kao dkk., 2012). Ekspresi spesifik

    HNF1- ditemukan pada endometriosis dan sel karsinoma yang jelas, hal ini

    menunjukkan adanya diferensiasi awal ke garis keturunan sel yang jelas dari

    endometriosis (Kobayashi et al., 2011). Jalur HNF1-menghambat apoptosis dan

    merangsang sintesis glikogen dan memainkan peran penting dalam

    chemoresistance (Kobayashi et al., 2011).

    Wilms tumor suppressor gene (WT1) adalah faktor nuklear transkripsi

    yang mengatur ekspresi insulin growth factor (IGF) -1 dan transforming growth

    factor (TGF) - yang penting dalam tumorigenesisdan angiogenesis (Gupta et al.,

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    8/25

    2009). Sebuah panel diagnostik dari WT1, reseptor estrogen (ER) dan HNF1-

    berguna dalam membedakan sel karsinoma dari kelas tinggi karsinoma ovarium

    serosa (Stewart et al., 2008). Tingkatan WT1 pada sel stroma endometrium yang

    signifikan mengatur penurunan di endometriosis (Attar et al., 2009). Telah

    dilaporkan bahwa regulasi penurunan WT1 di sel stroma endometrium dapat

    berkontribusi pada peningkatan ekspresi P450 aromatase dan pembentukan

    estrogen di endometriosis (Attar et al., 2009). Mikrosatelit adalah urutan DNA

    berulang yang ditemukan pada genom manusia. Hal ini pertama kali dijelaskan

    pada tumor kolorektal padapasien dengan nonpolyposis herediter kanker

    kolorektal (Kobayashi et al., 2009). Hal ini terkait dengan cacatnya Sistem DNA

    mismatch repair untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi selama replikasi DNA

    dan telah terlibat dalam akumulasi dipercepat mutasi nukleotida tunggal dan

    perubahan dalam panjang urutan mikrosatelit (Srivastava dan Grizzle, 2010).

    Menanggapi kerusakan DNA sangat penting dalam pemeliharaan stabilitas

    genomik dan integritas seluler dan inaktivasi fungsional dari gen ini telah terkait

    dengan predisposisi kanker (Ali- Fehmi et al., 2006).

    Hipermetilasi dari hMLH1 yang merupakan komponen dari jalur

    perbaikan DNA mismatch ditemukan berada di 8,6% dari lesi endometriosis

    (Mandai et al., 2009). Tingginya tingkat microsatellite instability (MSI) atau MSI

    leading pada disfungsi PTEN telah dievaluasi untuk EOC dengan frekuensi mulai

    dari 6-37% (Ali-Fehmi dkk., 2006; Pal et al., 2008). MSI terjadi pada 7,9-19,2%

    dari epitel karsinoma ovarium (Murphy dan Wentzensen, 2011). Ali- Fehmi dkk.

    melaporkan bahwa MSI hadir di 82,6% kasus endometriosis, di 75% kasus

    endometriosis atipikal dan di 53% kasus karsinoma ovarium pada kromosom

    10q23.3 (Ali-Fehmi et al., 2006). Frekuensi PTEN mutasi meningkat pada

    tingginya frekuensi MSI (Fuseya et al., 2012). Semua hasil ini menunjukkan

    bahwa MSI mungkin terlibat dalam transformasi maligna dari endometrioma

    ovarium.

    MUC1 adalah anggota dari molekul musin dan dinyatakan sebagai jenis

    heterodimer 1transmembrane (Finn et al., 2011). Hal ini diekspresikan pada

    mayoritas adenokarsinoma ovarium, uterus, payudara, pankreas, paru-paru, usus

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    9/25

    besar, lambung dan prostat, promoting onkogenesis, mikro tumor proinflamasi

    dan imunosurveilans (Finn et al., 2011). Hal itu juga terkait dengan peradangan

    (Finn et al., 2011). Tingginya kadar MUC1 dan antibody MUC1 merupakan

    prognosis buruk untuk respon klinis dan kelangsungan hidup pada penderita

    kanker ovarium (Budiu et al., 2011). Kehadiran MUC1 pada endometriosis

    ovarium ditunjukkan oleh imunohistokimia (Finn et al., 2011).

    Mutasi gen AT-rich interactive domain 1A [SWI-like] (ARID1A) telah

    dibuktikan dalam EAOC seperti CCC dan EOC (Maeda dan Shih, 2013). Mutasi

    juga ditemukan pada endometriosis yang berdekatan dengan lesi, tapi tidak

    ditemukan pada endometriosis jauh dari lesi pada pasien yang sama (Maeda dan

    Shih, 2013). Mutasi ARID1A penting dalam transformasi maligna endometriosis

    (Maeda dan Shih, 2013). Ada juga bukti bahwa inaktivasi yang terjadi di awal

    pengembangan karsinogenesis. Bagaimana ARID1A berkontribusi dalam

    pengembangan EAOC menjadi nuklear. EAOC dikaitkan dengan hipoksia dan

    jalur stres dan hilangnya ARID1A mungkin dapat menyebabkan penurunan

    respon normal terhadap stres (Birrer, 2010).

    Mikro RNA (miRNAs) adalah RNA noncoding kecil yang terkait pada

    target mRNA, mediasi translasi represi dan/ atau degradasi mRNA. Hal tersebut

    baru diidentifikasi dan ditemukan terkait dengan karsinoma pada manusia. Telah

    dilaporkan bahwa miRNAs mungkin memainkan peran penting dalam

    perkembangan lesi endometriosis (Wang et al., 2013). Endometriosis terkait

    miRNAs mungkin memiliki fungsi regulasi hipoksia, peradangan, perbaikan

    jaringan, jalur TGF- diatur, pertumbuhan sel, sel proliferasi, apoptosis, perbaikan

    matriks ekstraselular, dan angiogenesis (Lin et al., 2012). Telah diusulkan

    miRNAs mungkin terkait dengan transformasi malignansi(Lam et al., 2012).

    Heme dan Fe bebas yangmenginduksi stres oksidatif

    Heme dan besi prooksidan dapat menginduksi stress oksidatif dan

    kerusakan DNA sehingga meningkatkan risiko kanker (Tanase et al., 2012).

    Menstruasi retrograde dan perdarahan di endometrioma mungkin memainkan

    peran pada perkembangan karsinogenesis (Tanase et al., 2012). Stres oksidatif

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    10/25

    mengaktifkan pertumbuhan yang terkait jalur sinyal mitogen aktif protein kinase

    ERK (Son et al., 2013). Dalam modulasi kanker, reactive oxygen species

    (ROS) mengendalikan produksi proliferasi sel tumor, apoptosis dan mutasi pada

    DNA mitokondria yang menyebabkan defisiensi respiratory complex I sehingga

    meningkatkan produksi ROS dan meningkatkan potensi metastasis sel tumor

    (Cheng et al., 2013). Heme dan besi bertindak sebagai molekul proinflamasi.

    Molekul-molekul ini mengaktifkan nuklear faktor kappa b (NFkB), activator

    protein-1 (AP-1), spesifisitas protein-1 (SP-1) (Zhang dan Frei, 2003). Heme juga

    mengaktifkan respon neutrofil; kemotaksis neutrofil, sitoskeleton reorganisasi,

    ledakan oksidatif, produksi IL-8 dan aktivasi transkripsi (Graa-Souza et al.,

    2002). Semua itu dapat menginduksi mutasi genetik melalui produksi ROS hal

    tersebut dapat terlibat dalam perkembangan kanker (Munksgaard dan Blaakaer,

    2012).

    Peradangan

    Peradangan kronis dengan perubahan genetik dapat mendorong

    perkembangan keganasan EAOC. Peradangan sel endometrium kronis dapat

    merangsang sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan tingkat sitokin dan faktor

    pertumbuhan, hal ini telah diamati dalam cairan peritoneal perempuan dengan

    endometriosis (Du et al., 2013). Sel inflamasi dapat mempromosikan

    angiogenesis, sel proliferasi, penghambatan apoptosis, invasi, metastasis, dan

    produksi ROS yang berkontribusi terhadap kerusakan DNA dan mutasi.

    Tingkat Tumor necrosis- (TNF-) ditemukanserupa pada pasien dengan

    endometriosis dan kanker ovarium (Munksgaard dan Blaakaer, 2012). Telah

    dilaporkan bahwa hormon pertumbuhan dan IL-6 meningkat baik pada

    endometrioma dan adenokarsinoma endometrioid (Slater et al., 2006).

    Endometrium ektopik setidaknya 100 kali lebih sensitif terhadap IL-1beta

    dibandingkan dengan eutopik endometrium (Wu et al., 2005). IL-1beta meregulasi

    ekspresi cyclooxygenase-2 (COX-2) yang mengarah pada peningkatan sintesis

    prostaglandin E2 (PGE2). PGE2 merupakan kunci pengaturan proses untuk

    pertumbuhan tumor, angiogenesis, proliferasi, dan penghambatan apoptosis

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    11/25

    (Zhang dan Daaka, 2011). Selain itu, COX-2 ditemukan meningkat pada kanker

    ovarium epitel, berhubungan dengan tahap penyakit (Lee et al., 2013).

    Toll like reseptor (TLR) dan komponen sinyal intraseluler penting dalam

    jalur seluler yang berkaitan dengan proses inflamasi, kanker perkembangan dan

    chemoresistance (Yu et al., 2012). Mereka memiliki peran penting dalam

    endometriosis dan kanker ovarium (Kajihara et al, 2011; Kim et al, 2012). ROS

    menginduksi signal inflamasi melalui TLRs (Kajihara et al., 2011). Hal tersebut

    sebagai sensor permukaan sel yang dapat melakukan jalur yang mengarah ke

    proliferasi, dan juga sebagai mediator yang mengatur sel-sel kekebalan infiltrasi

    untuk lebih lanjut dukungan untuk perkembangan kanker (Kim et al., 2012).

    Kebanyakan tumor ovarium diinfiltrasi oleh sejumlah besar makrofag.

    Tumor tersebut berkaitan dengan makrofag (TAMS) merupakan komponen kunci

    dari stroma tumor dan penting untuk angiogenesis serta remodeling matriks. TAM

    mempromosikan tumorigenesis melalui Wnt/ sinyal -Catenin (Newman dan

    Hughes, 2012). Hal itu menghambat imunitas adaptif dengan pelepasan kemokin

    seperti CCL-8 yang melepaskan mediator imunosupresif termasuk IL-10 dan

    TGF- (Wei et al., 2011). TAM signaling juga mempromosikanangiogenesis oleh

    produksi faktor pertumbuhan epidermal, TGF-, dan kemokin, serta merangsang

    proliferasi NF-KB, faktor penghambat migrasi (MIF), dan IL-1 (Wei et al., 2011).

    TAM juga berhubungan dengan proses remodeling ekstraseluler jaringan melalui

    ekspresi dan pelepasan metallopeptidases matriks (MMP) 2 dan 9 dan urokinase

    plasminogen activator (UPA) (Yeh et al., 2013).

    Protein NF-KB merupakan faktor transkripsi yang mengatur gen yang

    telah dikaitkan dengan peradangan (IL-1, IL-6, IL-8, inducible nitric oxide

    synthase [iNOS], COX- 2), imunitas (interferon- [IFN-], TNF-, diatur pada

    saat aktivasi, T-sel yang normal diekspresikan dan disekresi [RANTES], adhesi

    antar molekul-1 [ICAM- 1]), apoptosis (cellular inhibitor of apoptosis proteins [c-

    IAP], A1 / Bfl1, cellular FLICE-like inhibitory protein [c-FLIP], p53, Bax),

    proliferasi sel (cyclin D1, c-myc, faktor pertumbuhan epidermal [EGF]), invasi

    jaringan (MMP- 1), urokinase-type plasminogen activator [uPA]), dan

    angiogenesis (faktor pertumbuhan endotel vaskular [VEGF]) (Gonzlez-Ramos et

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    12/25

    al., 2010). Proses sel ini terlibat dalam perkembangan endometriosis dan kanker

    ovarium (Gonzlez-Ramos et al., 2010). NF-KB aktif pada sel tumor dan juga

    dapat memediasi metastasis melalui ekspresi berbagai molekul adhesi termasuk

    ICAM-1, vascular cell adhesion molecule-1 (VCAM-1) dan endothelial-

    leukocyte adhesion molecule -1 (ELAM- 1) (van de Stolpe et al., 1994).

    Penghambatan NF-KB pada sel-sel kanker meningkatkan apoptosis (Zerbini et al.,

    2011). Telah diusulkan bahwa inhibitor NF-KB mungkin ditambahkan ke dalam

    kemoterapi untuk meningkatkan terapi hasil (Zerbini et al., 2011).

    MIF lain adalah kunci prnting pengatur dari kekebalan dan respon

    inflamasi dalam perkembangan tumor tersebut, seperti TNF- dan IL-1

    (Yaddanapudi et al., 2013). MIF ditemukan meningkat dalam cairan peritoneal

    perempuan dengan endometriosis dan aktivitasnya juga lebih tinggi pada implan

    endometrium ektopik (Herrmann et al., 2007). Borderline Tumor ovarium,

    karsinoma ovarium, dan malignant ascites pada pasien dengan kanker ovarium

    mempercepat protein MIF secara signifikan.

    MIF mempengaruhi jalur protumorigenik dengan berbagai cara yang

    berbeda. Aktivasi TAMS adalah salah satu jalur yang berkontribusi dalam

    perkembangan tumor dan pengembangan metastasis (Obeid et al., 2013).

    Kehilangan MIF dikaitkan dengan kerusakan DNA dan tergantung pengaturan

    degradasi Skp1-Cullin-F-box siklus sel tertentu, yang mengarah ke tumorigenesis.

    MIF merangsang sintesis COX-2 dan PGE2 sekresi dalam sel endometrium

    ektopik (Carli et al., 2009).

    Secara ringkas peradangan merupakan ciri endometriosis dengan efek

    lokal dan sistemik. peradangan mempromosikan pelepasan sitokin proinflamasi,

    dan menginduksi perubahan kerusakan DNA, dan transkripsi yang terutama

    penting dalam proliferasi, perbaikan DNA dan genetik mutasi.

    Hormon steroid seks

    Telah banyak diketahui bahwa estrogen telah dikaitkan dalam patofisiologi

    keganasan ginekologi seperti pada kanker endometrium dan kanker ovarium.

    Endometriosis adalah juga merupakan penyakit yang dipengaruhi estrogen dan

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    13/25

    hiperestrogenism mungkin terkait dengan transformasi maligna dari kista

    endometriosis (Worley et al., 2013).

    Steroidogenic acute regulatory protein (STAR) mengatur awal masuknya

    kolesterol sitosol ke dalam mitokondria dan memfasilitasi langkah awal

    pembentukan estrogen. Hal ini juga secara luas diketahui bahwa enzim aromatase

    mengkatalisis konversi androstenedion dan testosteron menjadi estron dan

    estradiol. Dengan demikian, STAR dan aromatase adalah langkah-langkah

    penting dalam produksi estrogen. Hal tersebut biasanya muncul di endometrium

    eutopik, tetapi jumlah yang meningkat juga ditemukan pada pasien dengan

    endometriosis (Sacco et al., 2012).

    Steroidogenik faktor-1 (SF-1), C/ EBPs dan CREB enhancer transkripsi

    yang bertanggung jawab untuk PGE2-cAMP bergantung pada STAR dan

    promotor aromatase pada endometriosis (Bulun et al., 2005). Promotor ini tetap di

    bawah pengaruh penghambatan faktor transkripsi seperti chicken ovalbumin

    upstream promoter-transcription factor (COUP-TF) dan corepressor WT-1 pada

    sel endometrium normal (Attar et al., 2009). Aktivitas yang bergantung pada SF-1

    lebih tinggi pada sel endometrium sedangkan inhibitory COUP-TF dan WT-1

    tidak muncul atau minimal dalam sel endometrium bila dibandingkan dengan

    endometrium normal (Attar et al., 2009).

    Reseptor nuklear NR5A1, yang muncul dalam endometriosis dan tidak

    muncul pada endometrium berfungsi penting sebagai faktor transkripsi yang

    bertanggung jawab untuk mediasi PGE2-cAMP yang bergantung pada STAR,

    aromatase, dan gen steroidogenik yang lain pada sel stroma endometrium (Wei et

    al., 2011). Tidak munculnya NR5A1 pada sel endometrium memainkan peran

    utama dalam kurangnya respon dari gen steroidogenik untuk PGE2 atau analog

    cAMP (Wei et al., 2011). Semua data ini menunjukkan bahwa transkripsi dalam

    endometriosis sel permisif untuk sintesis estradiol yang lebih ditingkatkan dengan

    PGE2.

    Enzim 17-hidroksisteroid dehidrogenase tipe II, mengkatalisis inaktivasi

    estradiol untuk mengurangi estrone agar tidak mucul pada endometriosis. Alhasil,

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    14/25

    estradiol berpotensi meningkat inaktivasi sementara dan menurunkan aktivitas

    estrogenik yang lebih tinggi.

    Telah dilaporkan bahwa sifat karsinogenik dari estrogen dimediasi melalui

    ER sedangkan Er tampaknya tidak terlibat (O'Donnell et al., 2005).

    Peningkatan ekspresi ER juga telah ditunjukkan dalamendometriosis yang aktif

    (Pellegrini dkk., 2012). ER mempengaruhi proliferasi estrogen yang

    berhubungan melalui gen cyclin D1 transkripsi (Pellegrini dkk., 2012) dan ER

    menghambat ER, hal ini memainkan peran penghambatan dalam ekspresi IGF-1

    dan VEGF dalam stroma endometrium (Bukulmez et al., 2008). Tarapi ER

    agonis mengakibatkan regresi sepenuhnya dari lesi endometriosis pada hewan

    (Harris et al., 2005). Telah disarankan pula bahwa Er agonis juga mungkin

    memiliki efek anti-inflamasi pada sel imun (Bukulmez et al., 2008).

    Progesteron umumnya menekan ER, menghambat efek dari estrogen pada

    tingkat sel. Ada beberapa bukti bahwa endometriosis memiliki resisten

    progesteron relatif. Penghambatan progesterone receptor A (PRA) muncul dan

    stimulasi PRB tidak terdapat dalam lesi endometriosis (Bukulmez et al., 2008).

    PRC yang antagonis dengan PRB juga diekspresikan dalam endometriosis yang

    dikaitkan dengan sitokin inflamasi yang tinggi dan aktivasi NF-KB (Bukulmez et

    al., 2008). PRC mungkin bertanggung jawab dalam perkembangan penyakit

    (Condon et al., 2006). Progesteron juga mengaktifkan jalur asam retinoat (Kim

    dkk., 2013). Asam retinoat menginduksi enzim HSD17B2 yang mengkatalisis

    konversi estradiol menjadi estrone. Menurunkan stroma PR menyebabkan

    kurangnya pembentukan asam retinoat yang kontribusi untuk akumulasi estradiol

    (Kim et al., 2013).

    Leiomioma

    Leiomioma dan risiko kanker ginekologi

    Uterus LM adalah neoplasma yang umum ditemukan. Hal ini terjadi di

    hampir 40% dari wanita usia reproduksi. Leiomiosarkoma (LMS) adalah sarkoma

    paling umum dimana hanya 0,1-0,3% LM yang dilaporkanmenjadi LMS.

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    15/25

    Patogenesis

    Hingga saat ini patogenesis LMS kurang dipahami. Belum diketahui apakah

    tumor ini timbul de novo atau dari LMS yang sudah ada sebelumnya. Telah

    dilaporkan bahwa perkembangan LM menjadi LMS jarang, sehingga beberapa

    peneliti percaya bahwa munculnya LMS yang sporadis timbul secara de novo

    (McDonald et al., 2011). Hipotesis ini didukung oleh temuan bahwa ekspresi

    mRNA profil antara LMS dan LM menunjukkan perbedaan (Kowalewska et al.,

    2013). Sebaliknya, beberapa kasus histologis terbukti LMS timbul dari LM

    sebelumnya telah dilaporkan (Kim et al, 2010;. Yanai et al, 2010;.. McDonald et

    al, 2011). Telah dianggap bahwa kompartemen jinak merupakn lesi prekursor

    untuk LMS dan keduanya menunjukkan kedua imunohistokimia dan sitogenetikal

    (Yanai et al, 2010.; McDonald et al., 2011). Penyusunan ulang di kromosom

    10q22 pada LM selular juga terlihat di LMS (Mittal dan Joutovsky, 2007).

    Hilangnya lengan pendek kromosom 1 pada LM seluler dapat berkontribusi

    menjadi transformasi ganas menjadi LMS (Hodge dan Morton, 2007). Hampir

    semua penyimpangan genetik yang ditemukan pada LM juga terlihat pada LMS

    dalam penelitian lain (Mittal et al., 2009). Selain daerah LMS memiliki

    penyimpangan genetik tambahan (Mittal et al., 2009). Beberapa gen yang turun

    diatur pada LMS seperti GAS1, DUSP1, BTG3, dan mungkin NBL1 akan

    diregulasi pada LM (Quade et al., 2004). LM juga menunjukkandaerahamplifikasi

    seperti kebanyakanbanyakan onkogen dan transkripsi gen faktor termasuk

    MED12, C-Juni, Cks-1, Fyn, K-Ras dan ELK-3 (Mittal et al, 2009;. Makinen et

    al,. 2011). Mutasi MED12 pada LM dapat menyebabkan onkogenesis melalui

    jalur Wnt/ -catenin (Makinen et al., 2011). Juga disebutkan bahwa LMS bisa

    muncul dari LM yang sudah ada sebelumnya yang memiliki simplastis atau

    morfologi seluler (Mittal et al., 2009). Tumor otot polos pada Undetermined

    Malignant Potential (Stump) merupakan tumor uterin lainnya yang kurang

    dipahami. Mereka mencakup sekelompok besar neoplasma mewakili seluruh

    spektrum perubahan tumor jinak ke ganas (Perot et al., 2012). Perbedaan

    histologis antara tumor ganas dan tumor jinak otot polos tetap menjadi tantangan.

    Hal tersebut telah dilaporkan bahwa keduanya dapat bermetastasis atau

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    16/25

    mengalami transformasi maligna menjadi LMS. Menurut klasifikasi WHO saat

    ini, jika tumor menunjukkan kombinasi histologis yang tidak biasa yang tidak

    memenuhi kriteria Stanford untuk LMS, lebih tepat didiagnosis sebagai STUMP

    (Ip dan Cheung, 2011).

    Telah dilaporkan bahwa stain imunohistokimia, termasuk p16, p53, MIB-

    1, p21, Twist, bcl-2, ER dan PR yang dapat mengidentifikasi STUMP dengan

    resiko lebih tinggi mengalami kekambuhan. (ONeill et al., 2007; Atkins et al.,

    2008; DAngelo et al., 2009; Ip etal., 2009; Lee et al., 2009; Unver et al., 2011).

    Ekspresi gen STUMP telah terlibat dalam proliferasi sel dan regulasi dari siklus

    sel termasuk CDKIN2A (Ip and Cheung, 2011). Angka kekambuhan lebih lambat

    dibandingkan dengan LMS (Ip and Cheung, 2011).. STUMPs yang mengalami

    kekambuhan dianggap sebagai grade tumor paling bawah. Mutasi MED12 telah

    terlibat dalam regulasi transkripsi dan bertindak sebagai jembatan antara faktor

    transkripsi ikatan DNA dan inisiasi RNA polymerase II (Taatjes, 2010; Conaway

    and Conaway, 2011). Mutasi MED12 telah diidentifikasi dalam LM, STUMP, dan

    LMS (Prot et al., 2012; McGuire et al., 2012). MED12 telah menyebabkan

    perubahan subsekuens yang diperoleh sehingga menyebabkan evolusi yang

    berbahaya dan mutasi pada LM, hal ini dapat berkontribusi dalam perkembangan

    dari STUMP dan LMS (Prot et al., 2012; McGuire et al., 2012)..

    Jalur mTOR memainkan peran yang signifikan dalam jalur penghubung

    sel yang mempengaruhi tumorigenesis yang dapat meregulasi sintesis protein,

    proses siklus sel, pertumbuhan sel dan proliferasi (Pandurangan, 2013).

    Disregulasi dari jalur PI3-K/Akt/mTOR yang telah terlibat dalam patogenesis dan

    proses terjadinya kebanyakan kanker pada manusia (Pandurangan, 2013). Hal

    tersebut telah mendemonstrasi nukleus pada p-mTOR, nukleus p-Akt dan

    fosfolipase D1 yang diekspresi berlebihan dalam LMS>STUMP>LM secara

    berturut-turut (Dhingra et al., 2010). Perubahan sel STUMP menjadi LMS telah

    diamati (Dhingra et al., 2010). Akrogranin, faktor pertumbuhan pluripotensi

    lainnya yang menengahi proses siklus sel dan motilitas sel, dapat meningkatkan

    kanker dan juga berperan penting pada ekspresi yang berlebih dalam perbaikan

    luka di LMS (Matsumura et al., 2006). Ia telah menemukan bahwa sumber

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    17/25

    ekspresi yang berlebih dari akrogranin dalam sel otot halus uterus yang imortal

    memperbesar pada perubahan yang berbahaya (Matsumura et al., 2006).

    Ia juga telah melaporkan bahwa LM dapat dihubungkan dengan resiko

    peningkatan dari kanker endometrium. Wanita yang didiagnosa dengan LM

    setelah umur 30 tahun dan dalam waktu yang lama menderita penyakit tersebut

    dapat menyebabkan meningkatnya resiko ini (Rowlands et al., 2011). Risiko juga

    lebih tinggi pada wanita pre dan perimenopause (Rowlands et al., 2011). Telah

    disarankan bahwa wanita premenopause dengan LM harus dipantau lebih katat

    (Rowlands et al., 2011). Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa obesitas dan

    pascamenopause dengan riwayat LM dikaitkan dengan kanker endometrium

    (Fortuny et al., 2009). Mayoritas temuan ini mendukung etiologi hormonal dari

    kedua gangguan. Penelitian lebih lanjut yang diperlukan untuk menyelidiki

    hubungan antara LM dan kanker endometrium.

    Adenomiosis

    Adenomiosis dan risiko kanker ginekologi

    Adenomiosis adalah kelainan patologis yang bersifat jinak yang

    didefinisikan dengan munculnya kelenjar endometrium dan stroma dalam

    miometrium. Telah dilaporkan bahwa adenomiosis dikaitkan dengan kanker

    endometrium (Boes et al, 2011.; Musa et al., 2012). Insiden tersebut pada pasien

    dengan histerektomi berubah dari 10% menjadi 70% (Musa et al., 2012).

    Patogenesis

    Mekanisme perkembangan kanker endometrium pada pasien dengan

    adenomiosis masih belum jelas. Laporan sebelumnya telah menyatakan bahwa

    adenomiosis dapat mengalami transformasi ganas dan mungkin sebagai lesi

    prekursor terjadinya adenokarsinoma (Mittal dan Barwick, 1993; Kucera et al.,

    2011). Namun, tidak ada studi yang menunjukkan transformasi alami adenomiosis

    menjadi adenokarsinoma. Ada asosiasi yang sering antara adenomiosis dan

    neoplasma jinak yang berhubungan dengan kadar estrogen lainnya seperti polip

    endometrium, anovulasi, hiperplasia, LM menunjukkan bahwa kondisi

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    18/25

    hiperestrogenik menunjukkan kemungkinan patogenesis yang umum pada

    penyakit ginekologi penyakit dan kanker endometrium. Telah ditemukan bahwa

    annexin A2 adalah mediator penting dalam pertumbuhan jaringan endometrium,

    metastasis, dan angiogenesis (Zhou et al., 2012). p53 ditemukan pada hiperplastik

    dan atipikal epitel karsinoma pada pasien adenomiosis (Abushahin et al., 2011).

    Telah dilaporkan bahwa kanker endometrium melibatkan adenomiosis

    dikaitkan dengan histologis grade paling bawah, riwayat penggunaan hormon dan

    prognosis baik (Ismiil et al., 2007a). Namun, data lain menunjukkan bahwa

    adenomiosis berhubungan dengan invasi miometrium yang dalam (Ismiil et al.,

    2007b). Musa dkk. (2012) menemukan bahwa ada hubungan erat antara

    adenomiosis dan tumor grade terbawah, kuranya invasi miometrium, tidak

    terdapnya invasi ruang lymphovascular dan tidak terdapatnya kelenjar getah

    bening (Musa et al., 2012). Hasil ini menunjukkan bahwa hubungan tumor

    endometrioid dengan adenomiosis merupakan penyakit yang responsive terhadap

    hormon, mudah dibedakan, dan lebih mungkin didiagnosis sebelumnya jika masih

    terbatas pada uterus. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membantu kita

    dalam memahami pengaruh adenomiosis pada kanker endometrium.

    Kesimpulan

    Kesimpulannya, ulasan ini menunjukkan endometriosis, LM, dan

    adenomiosis meningkatkan risiko yang signifikan pada pengembangan kanker

    ginekologi seperti kanker ovarium dan kanker endometrium. Risiko EAOC

    meningkat dengan bertambahnya usia, hiperestrogenism, peradangan, adanya

    predisposisi genetik, mengalami endometriosis lebih awal dan lamanya

    endometriosis, kehadiran endometrioma yang besar dan infertilitas. STUMP

    dianggap grade tumor paling rendah dan meskipun belum begitu jelas, beberapa

    studi menunjukkan bahwa STUMP dan LMS dapat muncul dari prekursor mutan

    sel LM. Terdapat pula hubungan yang erat antara LM, adenomiosis dan kanker

    endometrium. Telah dinyatakan juga bahwa adenomiosis mungkin terkait dengan

    kurangnya invasi miometrium, tidak adanya ruang invasi lymphovascular, tumor

    grade terendah dan tidak adanya kelenjar getah bening. Endometriosis, LM,

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    19/25

    adenomiosis dan kanker ginekologi seperti endometrium dan kanker ovarium

    secara umum mekanisme patogennya dipengaruhi faktor hormonal, peradangan,

    predisposisi familial, perubahan genetik, faktor pertumbuhan, diet, sistem imun,

    faktor lingkungan, dan stress oksidatif. Faktor lain yang juga dapat

    mempengaruhi, yaitu usia, infertilitas, lamanya terjangkit penyakit tersebut juga

    merupakan fakter penting. Pasien yang memiliki penyakit genikologi jinak harus

    diberi konseling tentang resiko berkembangnya kanker endometrium dan kanker

    ovarium di kemudian hari. Penelitian selanjutnya diperlukan untuk menyelidiki

    hubungan antara STUMP, LMS dan LM dan munculnya kanker endometrium

    pada pasien adenomiositik.

    ReferensiAbushahin N, Zhang T, Chiang S, et al (2011). Serous endometrial intraepithelial

    carcinoma arising in adenomyosis: a report of 5 cases. Int J GynecolPathol, 30, 271-81.

    Ali-Fehmi R, Khalifeh I, Bandyopadhyay S, et al (2006). Patterns of loss ofheterozygosity at 10q23.3 and microsatellite instability in endometriosis,

    atypical endometriosis, and ovarian carcinoma arising in association withendometriosis.Int J Gynecol Pathol, 25, 223-9.

    Aris A (2010). Endometriosis-associated ovarian cancer: a ten-year cohort study

    of women living in the estrie region of Quebec, Canada. J Ovarian Res, 3,

    2.

    Atkins KA, Arronte N, Darus CJ, Rice LW (2008). The use of p16 in enhancing

    the histologic classification of uterine smooth muscle tumors. Am J Surg

    Pathol, 32, 98-102.

    Attar E, Tokunaga H, Imir G, et al (2009). Prostaglandin E2 via steroidogenic

    factor-1 coordinately regulates transcription of steroidogenic genes

    necessary for estrogen synthesis in endometriosis. J Clin Endocrinol

    Metab, 94, 623-31.

    Bernard H, Garmy-Susini B, Ainaoui N, et al (2013). The p53 isoform,133p53, stimulates angiogenesis and tumour progression. Oncogene,

    32, 2150-60.Birrer MJ (2010). The origin of ovarian cancer-is it getting clearer?N Engl J Med,

    363, 1574-5.Boes AS, Tousseyn T, Vandenput I, et al (2011). Pitfall in the diagnosis of

    endometrial cancer: case report of an endometrioid adenocarcinomaarising from uterine adenomyosis.Eur J Gynaecol Oncol, 32, 431-4.

    Borgfeldt C, Andolf E (2004). Cancer risk after hospital discharge diagnosis ofbenign ovarian cysts and endometriosis. Acta Obstet Gynecol Scand, 83,

    395-400.

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    20/25

    Brinton LA, Gridley G, Persson I, Baron J, Bergqvist A (1997). Cancer risk after

    a hospital discharge diagnosis of endometriosis. Am J Obstet Gynecol,

    176, 572-9.Brinton LA, Lamb EJ, Moghissi KS, et al (2004). Ovarian cancer risk associated

    with varying causes of infertility.Fertil Steril, 82, 405-14.

    Brinton LA, Sakoda LC, Sherman ME, et al (2005a). Relationship of benign

    gynecologic diseases to subsequent risk of ovarian and uterine tumors.

    Cancer Epidemiol Biomarkers Prev, 14, 2929-35.

    Brinton LA,Westhoff CL, Scoccia B, et al (2005b). Causes of infertility as

    predictors of subsequent cancer risk.Epidemiol, 16, 500-7.

    Budiu RA, Mantia-Smaldone G, Elishaev E, et al (2011). Soluble MUC1 and

    serum MUC1-specific antibodies are potential prognostic biomarkers for

    platinum-resistant ovarian cancer. Cancer Immunol Immunother, 60, 975-

    84.Bukulmez O, Hardy DB, Carr BR, Word RA, Mendelson CR (2008).

    Inflammatory status influences aromatase and steroid receptor expressionin endometriosis.Endocrinol, 149, 1190-204.

    Bulun SE, Lin Z, Imir G, et al (2005). Regulation of aromatase expression inestrogen-responsive breast and uterine disease: from bench to treatment.

    Pharmacol Rev Sep, 57, 359-83.

    Carli C, Metz CN, Al-Abed Y, Naccache PH, Akoum A (2009). Up-regulation of

    cyclooxygenase-2 expression and prostaglandin E2 production in human

    endometriotic cells by macrophage migration inhibitory factor:

    involvement of novel kinase signaling pathways. Endocrinol, 150, 3128-

    37.

    Cheng CW, Kuo CY, Fan CC, et al (2013). Overexpression of Lon contributes to

    survival and aggressive phenotype of cancer cells through mitochondrial

    complex I-mediated generation of reactive oxygen species. Cell Death Dis,

    4, 681

    Conaway RC, Conaway JW (2011). Function and regulation of the Mediator

    complex. Curr Opin Genet Dev, 21, 225-30.

    Condon JC, Hardy DB, Kovaric K, Mendelson CR (2006). Up-regulation of theprogesterone receptor (PR)-C isoform in laboring myometrium by

    activation of nuclear factor-kappaB may contribute to the onset of labor

    through inhibition of PR function.Mol Endocrinol, 20, 764-75.DAngelo E, Spagnoli LG, Prat J (2009). Comparative clinicopathologic andimmunohistochemical analysis of uterine sarcomas diagnosed using the

    World Health Organization classification system. Hum Pathol, 40, 1571-

    85.

    Dhingra S, Rodriguez ME, Shen Q, et al (2010 ). Constitutive activation with

    overexpression of the mTORC2- phospholipase D1 pathway in uterine

    leiomyosarcoma and STUMP: morphoproteomic analysis with therapeutic

    implications.Int J Clin Exp Pathol, 4, 134-46.

    Du YB, Gao MZ, Shi Y, Sun ZG, Wang J (2013). Endocrine and inflammatory

    factors and endometriosis-associated infertility in assisted reproduction

    techniques.Arch Gynecol Obstet, 287, 123-30.

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    21/25

    Finn OJ, Gantt KR, Lepisto AJ, et al (2011). Importance of MUC1 and

    spontaneous mouse tumor models for understanding the immunobiology

    of human adenocarcinomas.Immunol Res, 50, 261-8.Fortuny J, Sima C, Bayuga S, et al (2009). Risk of endometrial cancer in relation

    to medical conditions and medication use. Cancer Epidemiol Biomarkers

    Prev, 18, 1448-56.

    Fuseya C, Horiuchi A, Hayashi A, et al (2012). Involvement of pelvic

    inflammation-related mismatch repair abnormalities and microsatellite

    instability in the malignant transformation of ovarian endometriosis. Hum

    Pathol, 43, 1964-72.

    Gadducci A, Guerrieri ME, Genazzani AR (2012). New insights on the

    pathogenesis of ovarian carcinoma: molecular basis and clinical

    implications. Gynecol Endocrinol, 28, 582-6.

    Gonzlez-Ramos R, Van Langendonckt A, Defrre S, et al (2010). Involvement ofthe nuclear factor-B pathway in the pathogenesis of endometriosis. Fertil

    Steril, 94, 1985-94.Gounaris I, Charnock-Jones DS, Brenton JD (2011). Ovarian clear cell carcinoma-

    -bad endometriosis or bad endometrium?J Pathol, 225, 157-60.Graa-Souza AV, Arruda MA, de Freitas MS, Barja-Fidalgo C, Oliveira PL

    (2002). Neutrophil activation by heme: implications for inflammatory

    processes.Blood, 99, 4160-5.

    Gupta S, Joshi K, Wig JD, Arora SK (2009). High frequency of loss of allelic

    integrity at Wilms tumor suppressor gene-1 locus in advanced breast

    tumors associated with aggressiveness of the tumor. Indian J Cancer, 46,

    303-10.

    Harris HA, Bruner-Tran KL, Zhang X, Osteen KG, Lyttle CR (2005). A selective

    estrogen receptor-beta agonist causes lesion regression in an

    experimentally induced model of endometriosis.Hum Reprod, 20, 936-41.

    Herrmann Lavoie C, Fraser D, Therriault MJ, Akoum A (2007). Interleukin-1

    stimulates macrophage migration inhibitory factor secretion in ectopic

    endometrial cells of women with endometriosis. Am J Reprod Immunol,

    58, 505-13.Hodge JC, Morton CC (2007). Genetic heterogeneity among uterine leiomyomata:

    insights into malignant progression.Hum Mol Genet, 16, 7-13.

    Ip PP, Cheung AN (2011). Pathology of uterine leiomyosarcomas and smoothmuscle tumours of uncertain malignant potential. Best Pract Res ClinObstet Gynaecol, 25, 691-704.

    Ip PP, Cheung AN, Clement PB (2009). Uterine smooth muscle tumors of

    uncertain malignant potential (STUMP): a clinicopathologic analysis of 16

    cases.Am J Surg Pathol, 33, 992-1005.

    Ismiil N, Rasty G, Ghorab Z, et al (2007a). Adenomyosis involved by endometrial

    adenocarcinoma is a significant risk factor for deep myometrial invasion.

    Ann Diagn Pathol, 11, 252-7.

    Ismiil ND, Rasty G, Ghorab Z, et al (2007b). Adenomyosis is associated with

    myometrial invasion by FIGO 1 endometrial adenocarcinoma. Int J

    Gynecol Pathol, 26, 278-83.

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    22/25

    Jiang X, Morland SJ, Hitchcock A, Thomas EJ, Campbell IG (1998). Allelotyping

    of endometriosis with adjacent ovarian carcinoma reveals evidence of a

    common lineage. Cancer Res, 58, 1707-12.Kajihara H, Yamada Y, Kanayama S, et al (2011). New insights into the

    pathophysiology of endometriosis: from chronic inflammation to danger

    signal. Gynecol Endocrinol, 27, 73-9.

    Kao YC, Lin MC, Lin WC, Jeng YM, Mao TL (2012). Utility of hepatocyte

    nuclear factor-1as a diagnostic marker in ovarian carcinomas with clear

    cells.Histopathol, 61, 760-8.

    Kim JH, Choi YJ, Kim DC, Lee SJ (2010). Leiomyosarcoma arising in a patient

    with prior mitotically active leiomyoma. J Obstet Gynaecol Res, 36, 187-

    90.

    Kim JJ, Kurita T, Bulun SE (2013). Progesterone action in endometrial cancer,

    endometriosis, uterine fibroids, and breast cancer.Endocr Rev, 34, 130-62.Kim KH, Jo MS, Suh DS, et al (2012). Expression and significance of the

    TLR4/MyD88 signaling pathway in ovarian epithelial cancers. World JSurg Oncol, 10, 193.

    Kobayashi H, Kajihara H, Yamada Y, et al (2011). Risk of carcinoma in womenwith ovarian endometrioma.Front Biosci (Elite Ed), 3, 529-39.

    Kobayashi H, Kajiwara H, Kanayama S, et al (2009). Molecular pathogenesis of

    endometriosis-associated clear cell carcinoma of the ovary (review). Oncol

    Rep, 22, 233-40.

    Kobayashi H, Sumimoto K, Moniwa N, et al (2007). Risk of developing ovarian

    cancer among women with ovarian endometrioma: a cohort study in

    Shizuoka, Japan.Int J Gynecol Cancer, 17, 37-43.

    Kowalewska M, Bakula-Zalewska E, Chechlinska M, et al (2013). microRNAs in

    uterine sarcomas and mixed epithelial-mesenchymal uterine tumors: a

    preliminary report. Tumour Biol, 34, 2153-60.

    Kucera E, Hejda V, Dankovcik R, et al (2011). Malignant changes in

    adenomyosis in patients with endometrioid adenocarcinoma. Eur J

    Gynaecol Oncol, 32, 182-4.

    Lam EW, Shah K, Brosens JJ (2012). The diversity of sex steroid action: the roleof micro-RNAs and FOXO transcription factors in cycling endometrium

    and cancer.J Endocrinol, 212, 13-25.

    Lee CH, Turbin DA, Sung YC, et al (2009). A panel of antibodies to determinesite of origin and malignancy in smooth muscle tumors. Mod Pathol, 22,1519-31.

    Lee JY, Myung SK, Song YS (2013). Prognostic role of cyclooxygenase-2 in

    epithelial ovarian cancer: a meta-analysis of observational studies.

    Gynecol Oncol, 129, 613-9.

    Lin SC, Wang CC, Wu MH, et al (2012). Hypoxia-induced microRNA-20a

    expression increases ERK phosphorylation and angiogenic gene

    expression in endometriotic stromal cells. J Clin Endocrinol Metab, 97,

    1515-23.

    Maeda D, Shih IeM (2013). Pathogenesis and the role of ARID1A mutation in

    endometriosis-related ovarian neoplasms.Adv Anat Pathol, 20, 45-52.

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    23/25

    Mkinen N, Mehine M, Tolvanen J, et al (2011). MED12, the mediator complex

    subunit 12 gene, is mutated at high frequency in uterine leiomyomas.

    Science, 334, 252-5.Mandai M, Yamaguchi K, Matsumura N, Baba T, Konishi I (2009). Ovarian

    cancer in endometriosis: molecular biology, pathology, and clinical

    management.Int J Clin Oncol, 14, 383-91.

    Mangili G, Bergamini A, Taccagni G, et al (2012). Unraveling the two entities of

    endometrioid ovarian cancer: a single center clinical experience. Gynecol

    Oncol, 126, 403-7.

    Matsumura N, Mandai M, Miyanishi M, et al (2006). Oncogenic property of

    acrogranin in human uterine leiomyosarcoma: direct evidence of genetic

    contribution in in vivo tumorigenesis. Clin Cancer Res, 12, 1402-11.

    McDonald AG, Dal Cin P, Ganguly A, et al (2011). Liposarcoma arising in

    uterine lipoleiomyoma: a report of 3 cases and review of the literature. AmJ Surg Pathol, 35, 221-7.

    McGuire MM, Yatsenko A, Hoffner L, et al (2012). Whole exome sequencing in arandom sample of North American women with leiomyomas identifies

    MED12 mutations in majority of uterine leiomyomas. PLoS One, 7,33251.

    Melin A, Sparen P, Persson I, Bergqvist A (2006). Endometriosis and the risk of

    cancer with special emphasis on ovarian cancer. Hum Reprod, 21, 1237-

    42.

    Mittal K, Joutovsky A (2007). Areas with benign morphologic and

    immunohistochemical features are associated with some uterine

    leiomyosarcomas. Gynecol Oncol, 104, 362-5.

    Mittal KR, Barwick KW (1993). Endometrial adenocarcinoma involving

    adenomyosis without true myometrial invasion is characterized by

    frequent preceding estrogen therapy, low histologic grades, and excellent

    prognosis. Gynecol Oncol, 49, 197-201.

    Mittal KR, Chen F, Wei JJ, et al (2009). Molecular and immunohistochemical

    evidence for the origin of uterine leiomyosarcomas from associated

    leiomyoma and symplastic leiomyoma-like areas. Mod Pathol, 22, 1303-11.

    Modugno F, Ness RB, Allen GO, et al (2004). Oral contraceptive use,

    reproductive history, and risk of epithelial ovarian cancer in women withand without endometriosis.Am J Obstet Gynecol, 191, 733-40.Munksgaard PS, Blaakaer J (2012). The association between endometriosis and

    ovarian cancer: a review of histological, genetic and molecular alterations.

    Gynecol Oncol, 124, 164-9.

    Murphy MA, Wentzensen N (2011). Frequency of mismatch repair deficiency in

    ovarian cancer: a systematic review This article is a US Government work

    and, as such, is in the public domain of the United States of America. Int J

    Cancer, 129, 1914-22.

    Musa F, Frey MK, Im HB, et al (2012). Does the presence of adenomyosis and

    lymphovascular space invasion affect lymph node status in patients with

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    24/25

    endometrioid adenocarcinoma of the endometrium? Am J Obstet Gynecol,

    207, 417.

    Nagle CM, Olsen CM, Webb PM, et al (2008). Endometrioid and clear cellovarian cancers: a comparative analysis of risk factors. Eur J Cancer, 44,

    2477-84.

    Ness RB, Cramer DW, GoodmanMT, et al (2002). Infertility, fertility drugs, and

    ovarian cancer: a pooled analysis of casecontrol studies.Am J Epidemiol,

    155, 217-24.

    Ness RB, Grisso JA, Cottreau C, et al (2000). Factors related to inflammation of

    the ovarian epithelium and risk of ovarian cancer.Epidemiol, 11, 111-7.

    Newman AC, Hughes CC (2012). Macrophages and angiogenesis: a role for Wnt

    signaling. Vasc Cell, 4, 13.

    Nezhat F, Datta MS, Hanson V, et al (2008). The relationship of endometriosis

    and ovarian malignancy: a review.Fertil Steril, 90, 1559-70.ODonnell AJ, Macleod KG, Burns DJ, Smyth JF, Langdon SP (2005). Estrogen

    receptor alpha mediates gene expression changes and growth response inovarian cancer cells exposed to estrogen. Endocr Relat Cancer, 12, 851-

    66.ONeill CJ, McBride HA, Connolly LE, McCluggage WG (2007). Uterine

    leiomyosarcomas are characterized by high p16, p53 and MIB1 expression

    in comparison with usual leiomyomas, leiomyoma variants and smooth

    muscle tumours of uncertain malignant potential.Histopathol, 50, 851-8.

    Obeid E, Nanda R, Fu YX, Olopade OI (2013). The role of tumor-associated

    macrophages in breast cancer progression (review).Int J Oncol, 43, 5-12.

    Olson JE, Cerhan JR, Janney CA, et al (2002). Postmenopausal cancer risk after

    self-reported endometriosis diagnosis in the Iowa womens health study.

    Cancer, 94, 1612-8.

    Otsuka J, Okuda T, Sekizawa A, et al (2004). K-ras mutation may promote

    carcinogenesis of endometriosis leading to ovarian clear cell carcinoma.

    Med Electron Microsc, 37, 188-92.

    Pal T, Permuth-Wey J, Kumar A, Sellers TA (2008). Systematic review and meta-

    analysis of ovarian cancers: estimation of microsatellite-high frequencyand characterization of mismatch repair deficient tumor histology. Clin

    Cancer Res, 14, 6847-54.

    Pandurangan AK (2013). Potential targets for prevention of colorectal cancer: afocus on PI3K/Akt/mTOR and Wnt pathways. Asian Pac J Cancer Prev,

    14, 2201-5.

    Pellegrini C, Gori I, Achtari C, et al (2012). The expression of estrogen receptors

    as well as GREB1, c-MYC, and cyclin D1, estrogen-regulated genes

    implicated in proliferation, is increased in peritoneal endometriosis. Fertil

    Steril, 98, 1200-8.

    Prez de Castro I, Malumbres M (2012). Mitotic stress and chromosomal

    instability in cancer: the case for TPX2. Genes Cancer, 3, 721-30.

    Prot G, Croce S, Ribeiro A, et al (2012). MED12 alterations in both human

    benign and malignant uterine soft tissue tumors.PLoS One, 7, 40015.

  • 7/26/2019 Hanifa Jurnal Endometriosis,Adenomiositis

    25/25

    Quade BJ, Wang TY, Sornberger K, et al (2004). Molecular pathogenesis of

    uterine smooth muscle tumors from transcriptional profiling. Genes

    Chromosomes Cancer, 40, 97-108.Rossing MA, Cushing-Haugen KL, Wicklund KG, Doherty JA, Weiss NS (2008).

    Risk of epithelial ovarian cancer in relation to benign ovarian conditions

    and ovarian surgery. Cancer Causes Control, 19, 1357-64.

    Rowlands IJ, Nagle CM, Spurdle AB, Webb PM (2011). Gynecological

    conditions and the risk of endometrial cancer. Gynecol Oncol, 123, 537-

    41.

    Sacco K, Portelli M, Pollacco J, Schembri-Wismayer P, Calleja-Agius J (2012).

    The role of prostaglandin E2 in endometriosis. Gynecol Endocrinol, 28,

    134-8.

    Sato N, Tsunoda H, Nishida M, et al (2000). Loss of heterozygosity on 10q23.3

    and mutation of the tumor suppressor gene PTEN in benign endometrialcyst of the ovary: possible sequence progression from benign endometrial

    cyst to endometrioid carcinoma and clear cell carcinoma of the ovary.Cancer Res, 60, 7052-6.

    Siegel R, Naishadham D, Jemal A (2013). Cancer statistics, 2013. CA Cancer JClin Jan, 63, 11-30.

    Slater M, Cooper M, Murphy CR (2006). Human growth hormone and

    interleukin-6 are upregulated in endometriosis and endometrioid

    adenocarcinoma.Acta Histochem, 108, 13-8.

    Son Y, Kim S, Chung HT, Pae HO (2013). Reactive oxygen