hambatan-hambatan bersosialisasi pada anak tunggal...

74
HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL (Studi Kasus pada Dua Anak Tunggal) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun oleh: Alexander Roy Kurniawan NIM: 121114027 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

20 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI

PADA ANAK TUNGGAL

(Studi Kasus pada Dua Anak Tunggal)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

Alexander Roy Kurniawan

NIM: 121114027

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

iii

MOTTO

“Bersabarlah dengan segala hal, tapi terutama bersabarlah terhadap dirimu. Jangan

hilangkan keberanian dalam mempertimbangkan ketidaksempurnaanmu, tapi mulailah untuk

memperbaikinya – mulailah setiap hari dengan tugas yang baru”

(St. Fransiskus dari Sales)

““Sebab barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan

diri, ia akan ditinggikan”

(Lukas 14:11)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan :

Tuhan Yesus yang menjadi teman dalam kesulitan maupun kebahagiaan sampai hari ini,

Almamaterku, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

Program Studi Bimbingan dan Konseling,

Kedua orangtuaku tercinta, Petrus Yaini, S.Pd. dan Asteria Waginem

Semua orang yang mendukungku baik dalam doa maupun bantuan secara langsung.

Semua sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan menemani dalam mengerjakan.

Untuk seseorang yang menjadi teman dekat, yang selalu memberi semangat dan bantuan

dalam pembuatan karya ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

vii

ABSTRAK

HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL

(Studi Kasus pada Dua Anak Tunggal)

Alexander Roy Kurniawan

Universitas Sanata Dharma

2018

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan gambaran anak tunggal dalam

keluarga. 2) Mengidentifikasi hambatan-hambatan bersosialisasi pada anak tunggal. 3)

Mendeskripsikan kemampuan anak tunggal mengatasi hambatan-hambatan dalam bersosialisasi.

4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi harapan-

harapan anak tunggal dalam mengatasi hambatan-hambatan bersosialisasi.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan metode studi kasus. Subyek

penelitian adalah dua remaja yang memiliki status anak tunggal. Metode pengumpulan data

menggunakan wawancara dengan menggunakan alat pedoman wawancara. Penelitian ini menggunakan

teknik triangualasi sumber untuk menguji keabsahan dan keterpercayaan data.

Hasil penelitian menunjukkan dua remaja yang berstatus anak tunggal memiliki hambatan-

hambatan dalam bersosialisasi, di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Keduanya

mampu mengidentifikasi hambatan-hambatan yang mereka alami. Kemampuan anak tunggal dalam

mengatasi hambatan-hambatan dalam bersosialisasi yaitu mencoba untuk percaya diri saat bertemu dengan

orang lain. Kedua subjek mampu mengidentifikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal yang

beragam, memiliki niat untuk bersosialisasi tetapi rasa malu, takut, dan kurang percaya diri menjadi fokus

utama dalam kehidupan sehari-hari. Keduanya memiliki harapan-harapan dalam mengatasi hambatan-

hambatan bersosialisasi.

Kata Kunci: Hambatan-hambatan, bersosialisasi, remaja, anak tunggal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

viii

ABSTRACT

SOCIAL RELATIONS SETBACKS AMONG THE SOLE CHILDREN IN FAMILIES

(Case Study on Two Sole Children)

Alexander Roy Kurniawan

Sanata Dharma University

2018

This study aimed to 1) Describe the sole children in the family. 2) Identify social

relations setbacks among these children. 3) Describe the children’s ability to overcome social

relations setbacks. 4) Identify the social conflicts within the children. 5) Identify the expectations

of the sole children in overcoming these setbacks to socialize.

The research is a qualitative research with a case study method. The subjects were two

teenagers who have the status of the sole children. The methods of data collection were using

interviews with interview guidelines. This study used a technique of triangulation source to test

the validity and reliability of the data.

The results showed two teenagers who were the sole children have social relations setbacks, both

in the family and society setting. Both were able to identify the setbacks to socialize that they experienced.

The children tried to overcome setbacks to socialize by trying to be confident when meeting others. Both

were able to identify these setbacks on socializing and both have the intention to socialize but were being

hindered by shame, fear, and lack of confidence which became primary focus in their daily lives. Both if the

children however, have hopes in overcoming these setbacks to socialize.

Keywords: Setbacks, socializing, teenagers, sole child.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat yang telah dilimpahkan

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Proses penulisan skripsi ini memberikan

pengalaman yang sangat berharga bagi penulis dalam mempraktekkan penulisan pengetahuan-

pengetahuan yang dipelajari selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan dapat berjalan dengan

lancar tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi

selama proses penyusunan. Oleh karena itu secara khusus peneliti mengucapkan banyak

terimakasih kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M,Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling dan

dosen pembimbing skripsi.

2. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.

3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah membimbing dan telah memberi pengetahuan kepada penulis

selama proses perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini.

4. Kedua orangtuaku tercinta yaitu bapak Petrus Yaini, S.Pd. dan ibu Asteria Waginem

yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang, motivasi, doa, dukungan, dan

membiayai seluruh kebutuhan demi terselesainya skripsi ini.

5. Romo Athanasius Subarjo, OCSO, Suster Caecilia Istuti, SPC, dan Suster Yustina, SPC

ysng selalu mendukung, memotivasi, dan mendoakan sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

6. Pastor Moses, Pr, tante Laurensia, dan Adis yang selalu mendukung dan mendoakan

selama perkuliahan dan pengerjaan skripsi ini.

7. Teman seperjuanganku, Agnes Patriciarini yang selalu mendukung, mendoakan, dan

memotivasi.

8. Sahabat-sahabat terbaikku, Paul dan Mas Andre yang selalu mendukung dalam susah

maupun senang.

9. Teman-teman BK angkatan 2012 yang telah memberikan semangat, dan masukan demi

terselesaikannya skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN MOTO .............................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............ vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

F. Manfaat Hasil Penelitian .............................................................................. 6

1. Manfaat Teoritis ............................................................................... 6

2. Manfaat Praktis ................................................................................ 6

G. Definisi Istilah .............................................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 9

A. Hakikat Keluarga ......................................................................................... 9

1. Pengertian Keluarga ......................................................................... 9

2. Tipe dan Bentuk Keluarga ............................................................. 10

3. Fungsi Keluarga ............................................................................. 11

4. Peran Orang Tua dalam Keluarga .................................................. 12

5. Peran dan Status Anak Tunggal ..................................................... 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

xii

6. Karakteristik Anak Tunggal...........................................................14

7. Tugas-tugas Perkembangan Remaja..............................................15

B. Hakikat Sosialisasi ..................................................................................... 16

1. Pengertian Sosialisasi..................................................................... 16

2. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja .................................. 17

3. Faktor-faktor yang memperngaruhi Perkembangan Sosial............ 18

4. Hambatan-hambtan Sosialisasi pada Remaja…………………….20

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 22

A. Jenis Penelitian........................................................................................... 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 22

C. Subjek Penelitian ....................................................................................... 22

D. Teknik Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 23

E. Keabsahan Keterpercayaan Data ............................................................... 24

F. Teknik Analisis Data.................................................................................. 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 27

A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 27

B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 28

BAB V PENUTUP................................................................................................ 36

A. Kesimpulan ................................................................................................ 36

B. Saran-saran ................................................................................................. 38

C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Panduan wawancara ........................................................................ 23

Tabel 3.1 Agenda Pelaksanaan Wawancara .................................................... 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ..................................................................................................... 39

Lampiran 2 ..................................................................................................... 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini, peneliti memaparkan latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional variable.

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan unit terkecil yang terdiri dari kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat

dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga

biasanya terdiri dari satu orang ayah, satu orang ibu, dan beberapa orang

anak. Terkadang dalam satu keluarga tidak tertutup kemungkinan hanya

memiliki satu orang anak, baik itu karena kemauan dari pihak keluarga

ataupun diluar dari kemauan pihak keluarga. Keluarga yang memiliki

beberapa anak biasanya mempunyai sebutan khusus untuk urutan

kelahiran anak-anak mereka. Anak pertama biasanya disebut anak

sulung, anak kedua biasanya disebut anak tengah, sedangkan anak

terakhir biasanya disebut anak bungsu. Selain itu, ada sebutan lain bagi

anak-anak yang mendapat tempat khusus dalam keluarga, dimana ia

hanya satu-satunya anak dan anak tersebut dinamakan anak tunggal.

Anak tunggal merupakan sebutan yang unik bagi seorang anak

dalam sebuah keluarga. Tidak hanya sebutannya saja yang unik,

melainkan karakteristik anak tunggal terlihat berbeda dengan

karakteristik anak sulung maupun bungsu. Anak tunggal umumnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

2

memiliki sifat manja jika masih memiliki orang tua. Pada

umumnya, anak tunggal memiliki jiwa petualang (dalam arti yang luas)

dan memiliki kepribadian yang bersemangat dalam beraktifitas. Karakter

anak tunggal juga memiliki gabungan sifat dari karakter anak sulung dan

karakter anak bungsu. Anak Tunggal cenderung lebih suka kepada lawan

jenis yang berwajah cantik dan memiliki sikap dewasa. Ada beberapa

pendapat yang berkembang dalam masyarakat luas mengenai sifat

maupun karakteristik yang melekat pada anak yang berstatus sebagai

anak tunggal. Ada juga masyarakat yang memiliki anggapan atau

stereotip bahwa anak tunggal berbeda dengan anak yang memiliki

saudara kandung, maupun anggapan bahwa sebenarnya tidak ada

perbedaan antara anak tunggal dengan anak pada umumnya yang

memiliki saudara kandung.

Anak tunggal tidak selalu buruk saat bersosialisasi dengan orang

lain. Bahkan, seorang anak yang berstatus sebagai anak tunggal,

biasanya memiliki banyak teman. Pada karakteristik anak tunggal,

selalu ingin menjadi pusat perhatian, takut bersaing dengan orang lain,

selalu merasa dirinya benar, perasaan diri yang rendah, serta memiliki

gaya hidup yang manja.

Pada awalnya, anak-anak tunggal ini diduga memiliki kepribadian

yang egosentris, kurang gigih dalam berusaha, kurang dapat bekerjasama,

dan kurang begitu disukai anak-anak lain jika dibandingkan dengan anak-

anak yang memiliki saudara. Namun penelitian lanjutan yang melibatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

3

4000 anak kelas empat dan enam dari daerah perkotaan dan pedesaan

menunjukkan bahwa orangtua, guru, teman-teman sebaya, dan diri

sendiri menilai tidak ada perbedaan kepribadian yang berarti. Pada

sebagian kecil kasus, anak-anak tunggal tampaknya memiliki masalah

perilaku, tetapi hal ini sebenarnya disebabkan oleh pola asuh orangtua

yang terlalu membebaskan atau terlalu mengekang.

Dalam beberapa penelitian, anak-anak tunggal bahkan bisa

dibilang lebih unggul dari anak-anak yang memiliki saudara kandung.

Melalui kuesioner yang disebarkan ke 731 anak dan remaja di daerah

perkotaan, diketahui bahwa mereka yang memiliki saudara kandung lebih

penakut, pencemas, dan lebih rentan terhadap depresi dibandingkan anak-

anak tunggal.

Tentunya faktor lingkungan yang unik berperan besar dalam

kemunculan perbedaan ini. Dalam masyarakat yang menghargai dan

mendorong dominasi anak tunggal, anak-anak yang memiliki saudara

kandung bisa menjadi lebih kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan

teman sebayanya. Selain itu, keunggulan anak tunggal juga

mencerminkan besarnya perhatian, stimulasi, impian, dan harapan dari

orangtua terhadap anak mereka yang pertama dan terakhir. Buktinya,

bahwa anak tunggal yang lahir sebelum adanya kebijakan satu anak per-

keluarga tidak menunjukkan keunggulan kognitif yang berarti.

Dalam hal ini, orang tua sangat berperan penting dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak tunggal, kurangnya perhatian dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

4

orang tua ataupun keluarga akan membuat mental anak menjadi frustasi

dan susah diatur. Anak tunggal selalu menginginkan perhatian, dari orang

tua maupun dari orang lain yang ia anggap sebagai orang-orang yang ada

didekatnya.

Orang tua dari anak tunggal biasanya bukan saja memberikan

perhatian yang berlebih-lebihan atau kasih sayang yang berlebihan

terhadap anak tunggalnya, tetapi kadang juga memberikan perlindungan

secara berlebihan. Karena orangtua tersebut hanya mempunyai seorang

anak maka timbulah kekhawatiran kalau anaknya mengalami sesuatu

kejadian yang berbahaya, karena hal ini akan berarti fatal bagi orangtua

tersebut. Dengan sering timbulnya rasa khawatir menyebabkan orangtua

selalu mencegah anaknya melakukan pekerjaan yang sebenarnya belum

tentu atau tidak berbahaya. Misalnya anaknya dilarang membawa piring

sehabis makan karena takut anaknya terluka bilamana piring tersebut

jatuh. Anak dilarang naik sepeda di jalan umum karena takut tertubruk

mobil, walupun sebenarnya anak tersebut sudah cukup pandai dan cukup

waspada.

Cara perlakuan orangtua yang terlalu banyak melindungi

aktivitas-aktivitas anaknya ini biasanya dinamakan sikap melindungi

yang berlebihan (overproteksi). Sampai batas-batas tertentu perlindungan

orangtua memang diperlukan tetapi bilamana bersifat berlebihan, maka

hal ini akan berpengaruh buruk terhadap anak itu sendiri. Dalam

hubungan ini jelas terlihat adanya kecenderungan dari pihak orangtua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

5

untuk melindungi anak tunggalnya secara berlebihan, yang sebenarnya

justru akan berpengaruh buruk terhadap anak tunggal tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Atas dasar latar belakang yang sudah peneliti jelaskan diatas, maka

peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh anak tunggal, sering

dibatasi oleh orang tuanya.

2. Anak tunggal memiliki kelemahan dalam hubungan antar pribadi di

luar lingkungan rumahnya.

3. Timbul kekhawatiran pada anak saat mengalami suatu kejadian yang

berbahaya.

4. Anak tunggal mengalami kesulitan dalam pergaulan dengan teman-

teman sebaya ataupun orang yang dibawah usianya, tetapi mengalami

kemudahan dalam pergaulan dengan orang-orang yang lebih dewasa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan berbagai bentuk permasalahan yang muncul

dalam latar belakang, perlu dilakukannya kajian terhadap

perkembangan yang terus-menerus pada diri seorang anak tunggal.

Penelitian ini memfokuskan pada menjawab masalah-masalah

mengenai hambatan-hambatan bersosialisasi pada anak tunggal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas,

peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kehidupan bersosialisasi anak

tunggal dalam keluarga?

2. Apa saja hambatan-hambatan bersosialisasi pada anak

tunggal?

3. Bagaimana kemampuan anak tunggal mengatasi

hambatan-hambatan dalam bersosialisasi?

4. Apa saja konflik-konflik bersosialisasi pada anak

tunggal?

5. Apa saja harapan-harapan anak tunggal dalam

mengatasi hambatan-hambatan bersosialsasi?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan gambaran anak tunggal dalam keluarga.

2. Menyebutkan hambatan-hambatan bersosialisasi pada anak tunggal.

3. Mendeskripsikan kemampuan anak tunggal mengatasi hambatan-

hambatan dalam bersosialisasi.

4. Menyebutkan konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal.

5. Menyebutkan harapan-harapan anak tunggal dalam mengatasi

hambatan-hambatan bersosialisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

7

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa

manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap

pengembangan pengetahuan mengenai hambatan-hambatan

bersosialisasi pada anak tunggal.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Orang Tua

Hasil penelitian ini dapat menjadi pemahaman baru dan

refleksi mendalam bagi orang tua dalam mendampingi anak-

anaknya.

b. Bagi Penulis

Sebagai calon guru BK, penulis mendapat pengalaman baru

dan keterampilan baru untuk semakin peka dalam melihat dan

mengkaji permasalahan konkrit yang sedang terjadi di sekitar dan

mampu mengembangkan secara ilmiah di kemudian hari.

c. Bagi Guru BK

Hasil penelitian ini menjadi pemahaman baru bagi guru BK

yang memiliki anak didik berstatus anak tunggal. Dengan

demikian, anak didik tersebut bisa menjadi lebih baik dan mau

bersosialisasi dengan siapa saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

8

G. Deifinisi Istilah

1. Anak tunggal adalah anak satu-satunya dari sepasang orang tua. Anak

tunggal dapat teradi karena anak tersebut merupakan satu-satunya yang

dilahirkan oleh ibunya ataupun ibunya mengandung atau melahirkan

beberapa anak tetapi hanya satu yang masih hidup.

2. Bersosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau

nilai dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok

atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori

mengenai peranan (role theory).

3. Hambatan adalah sesuatu yang dapat menghalangi kemajuan atau

pencapaian suatu hal dalam mencapai tujuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memaparkan tentang definisi keluarga, ragam pengertian

keluarga, fungsi-fungsi keluarga, peran orang tua dalam keluarga, peran anak

dalam keluarga, tugas perkembangan remaja, definisi sosialisasi, karakteristik

perkembangan sosial remaja, faktor-faktor yang memperngaruhi perkembangan

sosial, aspek perkembangan sosial anak tunggal, dan hakikat sosialisasi pada anak

tunggal.

A. Hakikat Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang

tergabung karena hubugan darah, hubungan perkawinan atau

pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010)

Menurut Duvall (dalam Harmoko, 2012) konsep keluarga

merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota

keluarga. Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil

dalam masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga

dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

10

menempati posisi antara individu dan masyarakat.

2. Tipe dan Bentuk Keluarga

Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut :

a. Nuclear Family

Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan anak yang tinggal

dalam satu rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu

ikatan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.

b. Extended Family

Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek,

kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.

c. Dyad Family

Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri tanpa anak

d. Single Parent

Suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak

(kandung, angkat, adopsi). Kondisi ini disebabkan oleh perceraian

atau kematian.

e. Keluarga Usila

Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri yang sudah

berusia lanjut.

f. Single Adult

Suatu rumah tangga yang terdiri dari seseorang dewasa

g. Commune Family

Lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

11

h. Homosexual

Dua orang laki-laki / perempuan yang hidup dalam satu rumah

tangga

i. Cohabiting Couple

Laki-laki dan perempuan yang hidup dalam satu rumah tangga

tanpa ikatan perkawinan

3. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga,

yaitu :

a. Fungsi Efektif

1) Memberikan perlindungan psikologis

2) Menciptakan rasa aman

3) Mengadakan interaksi

4) Mengenal identitas individu

b. Fungsi sosialisasi

1) Mengajarkan individu bagaimana berfungsi dan berperan di

masyarakat

2) Pemeliharaan sistem nilai

3) Pembentukan norma dan tingkah laku

c. Fungsi Reproduksi

1) Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup

bermasyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

12

d. Fungsi Ekonomi

1) Pengadaan sumber dana yang cukup

2) Pengalokasian dan pengaturan keseimbangan dana

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

1) Pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan

2) Pemenuhan sarana rekreasi

3) Pemberian perawatan kesehatan anggota keluarga

4. Peran Orang Tua dalam Keluarga

Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh,

dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang

menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Gunarsa (dalam Soerjono Soekanto, 2004) dalam keluarga

yang ideal (lengkap), maka ada dua individu yang memainkan peranan

penting, yaitu peran ayah dan peran ibu. Secara umum peran kedua

individu tersebut adalah :

a. Peran Ibu :

1) Memenuhi kebutuhan biologis dan fisik

2) Merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, kasih

sayang dan konsisten

3) Mendidik, mengatur dan mengendalikan anak

4) Menjadi contoh dan teladan bagi anak

b. Peran Ayah :

1) Ayah sebagai pencari nafkah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

13

2) Ayah sebagai suami yang penuh pengertian dan memberi

rasa aman

3) Ayah berpartisipasi dalam pendidikan anak

4) Ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana,

mengasihi keluarga

5. Peran dan Status Anak Tunggal

a. Pengertian Anak Tunggal

Sebuah keluarga dapat dikatakan sebagai keluarga dengan

anak tunggal jika didalamnya terdiri dari orang tua (ayah dan ibu)

dengan satu orang anak (Landis, 1997). Demikian pula yang

dikemukakan oleh Gunarsa (2003), bahwa anak tunggal dalam

suatu keluarga diartikan jika dalam suatu keluarga yang terdiri dari

suami dan istri hanya memiliki seorang anak saja.

Terdapat beberapa faktor penyebab orang tua memiliki anak

tunggal yakni, (1) faktor kesehatan, (2) faktor pilihan dari orang tua

yang memang merencanakan memiliki anak tunggal, (3) faktor

tradisi dimana pada kebudayaan tertentu ada anggapan bahwa

memiliki satu anak saja merupakan hal yang sangat baik dan (4)

faktor lainnya yang merupakan anggapan dari orang tua bahwa

bulan-bulan pertama masa perkembangan bayi mereka merupakan

masa yang tidak menyenangkan sehingga mereka tidak ingin

mengulanginya lagi (Laybourn dalam Sujata, 2012).

Anak tunggal bisa menikmati kasih sayang dari orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

14

secara penuh tanpa harus berbagi dengan saudara kandung yang

lain. Orang tua yang memiliki anak tunggal dapat mencurahkan

lebih banyak waktu dan memusatkan lebih banyak perhatian

padanya. Anak tunggal lebih banyak bercakap-cakap dengan orang

tua mereka, serta lebih banyak menghabiskan waktu berdua dengan

orang tua mereka (Papalia & Olds 2007). Namun demikian, anak

tunggal juga dapat diberi tekanan lebih besar dari orang tua untuk

memperoleh pencapaian dan perilaku matang di usia muda (Wong,

2009).

Menurut Adler (dalam Jess&Gregory Feist, 2010), anak

tunggal berada pada posisi yang unik dalam hal daya saing, dimana

mereka tidak bersaing dengan saudara-saudaranya untuk mendapat

perhatian, namun terhadap ayah dan ibunya. Menurutnya, anak

tunggal sering membentuk rasa superioritas yang tinggi dan konsep

diri yang besar. Adler menyatakan bahwa anak tunggal bisa saja

kurang memiliki sifat kerja sama dan minat sosial, bersikap

parasit, serta mengharapkan orang lain untuk memanjakan dan

melindungi mereka.

6. Karakteristik Anak Tunggal

Berikut merupakan ciri-ciri kepribadian anak tunggal menurut Hurlock

(dalam Gunarsa, 2003):

a. Anak tunggal yang manja, egosentris, antisosial dan karena

hal tersebu menjadi tidak popular.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

15

b. Anak tunggal yang menutup diri mereka, peka dan mudah

cemas, menarik diri dari hubungan sosial dan terlalu

menggantungkan diri pada orangtua mereka.

Gunarsa (2003)mengungkapkan bahwa anak tunggal akan

memperlihatkan beberapa sifat yaitu:

a. Anak menjadi manja, mungkin juga penurut (tidak ingin

mengecewakan orangtua).

b. Anak menjadi takut, menyendiri, dan kurang mampu

berhubungan dengan teman sebayanya (peer group).

c. Anak mencoba menarik perhatian dengan cara kekanak-

kanakan.

d. Anak kurang disenangi teman sebaya karena tidak biasa

bergaul dan tidak tahu bagaimana bertingkah laku.

Berdasarkan karakteristik-karakteristik anak tunggal yang telah

diungkapkan Gunarsa diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anak

tunggal memiliki hambatan-hambatan untuk dapat bersosialisasi dengan

lingkungan sekitar.

7. Tugas-tugas Perkembangan Remaja

Menurut Havighurst (Hurlock, 1991), tugas-tugas perkembangan

remaja yaitu :

a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan

teman sebaya, baik pria maupun wanita

b. Mencapai peran sosial pria dan wanita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

16

c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya

secara efektif

d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang

bertanggung jawab

e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-

orang dewasa lainnya

f. Mempersiapkan karier ekonomi

g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

h. Memperoeh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan

untuk berperilaku mengembangkan ideologi

B. Hakikat Sosialisasi

1. Pengertian Sosialisasi

Pada awalnya ada dugaan kuat bahwa anak yang dilahirkan

didunia, merupakan makhluk yang sama sekali bersih. Manusia

yang ada sekitarnya akan membentuk anak tadi seolah-olah

bagaikan kerta putih bersih yang kemudian ditulisi kata dan

kalimat. Hal ini membuktikan bahwa individu yang lahir didunia

pasti mengalami proses sosialisasi. Secara luas sosialisasi dapat

diartika sebagai suatu proses dimana warga masyarakat di didik

untuk mengenal, memahami, menaati, dan menghargai norma-

norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyakarakat (Soerjono,

1982: 140)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

17

Hubungan sosial merupakan antar manusia yang saling

membutuhkan. Hubungan sosial dimulai dari tingkat sederhana

yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa,

kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian,

tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks.

Perkembangan sosial daat pula diartikan sebagai pross belajar

untuk menyesuaikan diri pada norma-norma kelompok, moral, dan

tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling

berkomunikasi dan bekerjasama. Hubungan sosial (sosialisasi)

merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan.

Hubungan sosial dimulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang

didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan

bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan

demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.

2. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja

Menurut Erick Erison (1990), pada masa remaja berkembang

“social cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain.

Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik

menyangkut sifat pribadi, minat, nilai-nilai, maupun perasaannya. Pada

masa ini juga berkembang sikap “conformity”, yaitu kecenderungan

untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan,

kegemaran atau keinginan orang lain (teman sebaya).

Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti menampilkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

18

sikap dan perilaku yang secara moral dan agama dapat

dipertanggungjawabkan, maka kemungkinan besar remaja tersebut

akan menampilkan pribadinya yang baik. Sedangkan, apabila

kelompoknya itu menampilkan dan perilaku yang melecehkan nilai-

nilai moral, maka sangat dimungkinkan remaja akan melakukan

perilaku seperti kelompoknya tersebut.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial

Erick Erison (1990) berpendapat bahwa perkembangan sosial

manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : keluarga,

kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan

kemampuan mental terutama emosi dan intelegensi.

a. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan

pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak termasuk

perkembangan sosialnya. Kondisi atau tata cara kehidupan

keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi

anak. Didalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan

keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga

merekayasa kehidupan anak. Proses pendidikan yang bertujuan

mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh

keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam

menepatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan

dan diartikan oleh keluarga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

19

b. Kematangan Anak

Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk

mampu mempertimbangn dalam proses sosial, memberi dan

menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan

intelektual dan emosional. Disamping itu, kemampuan berbahasa

ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu

bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga

setiap orang fisiknya telah mampu menjalakan fungsinya dengan

baik.

c. Status Sosial Ekonomi

Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status

kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat.

Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang

independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang

utuh dalam keluarga anak itu. “Ia anak siapa”. Secara tidak

langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan

kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku dalam

keluarganya.

d. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah.

Hakekat pendidikan sebagai proses pengoprasian normatif, akan

memberikan kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan

kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Pendidikan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

20

arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi

oleh kehidupan keluarga, masyarakat dan kelembagaan.

Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan

pada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan

(sekolah).

e. Kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi

Kemampuan berpikir memperngaruhi banyak hal, seperti

kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak

yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkembang bahasa

secara baik. Oleh karena itu, kemampuan intelektual tinggi,

berkemampuan bahasa baik, pengendalian emosional secara

seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan

sosial anak. Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami

kemampuan orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan

sosial, dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang

berkemampuan intelektual tinggi.

4. Hambatan-hambatan Sosialisasi pada Remaja

a. Kurangnya interaksi antara anggota keluarga

Karena remaja hidup dalam suatu kelompok individu yang

disebut keluarga, salah satu aspek penting yang dapat

memperngaruhi perilaku remaja adalah interaksi antara anggota

keluarga. Harmonis atau tidaknya, intensif atau tidaknya interaksi

antar anggota keluarga akan memperngaruhi perkembangan sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

21

remaja yang ada didalam keluarga. Gardner (1983) dalam

penelitiannya menemukan bahwa interaksi antar anggota

keluarga yang tidak harmonis merupakan suatu korelat yang

potensial menjadi penghambat perkembangan sosial remaja.

b. Pengaruh Media

Mohammad Ali (2012) mengatakan bahwa pengaruh media

sangat besar terhadap proses sosialisasi itu sendiri. Karena dari

seringnya melihat tayangan-tayangan TV yang tidak mendidik

seperti percintaan anak sekolah yang menceritakan pergaulan

bebas, merokok, pergi ke diskotik sampai padapemakaian obat-

obat terlarang, ditayangkan oelh stasiun TV dalam negeri akan

berakibat pada perilaku anak ketika berada dilingkungannya.

Meskipun peran orang tua sudah maksimal didalam

memberikan sosialisasi nilai moral dan agama pada anaknya, tetapi

remaja sering melihat tayangan TV yang tidak mendidik dan

seringnya membuka situs-situs porno. Menyebabkan anak

mengalami sikap yang dilematis, karena pada dasarnya remaja

memiliki rasa ingin tahu yang amat besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan

informasi mengenai status suatu gejala yang apa adanya pada saat

penelitian dilakukan. (Arikunto, 2005:234) penelitian kualitataif adalah

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang

alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Metode

kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data

yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang

pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak (Sugiyono,

2010:15).

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus sebagau

bagian dari penelitian kualitatif. Studi kasus berfokus pada spesifikasi

kasus dalam suatu kejadian baik itu yang mencakup individu, kelompok

budaya, ataupun suatu potret kehidupan. Selamat tiga decade, studi kasus

teah didefinisikan oleh lebih dari 25 ahli. Crewel (2010: 20) mengatakan

bahwa studi kasus merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya

peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, atau

sekelompok individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

23

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di satu sekolah swasta. Penelitian akan

dilakukan pada bulan Maret - September 2017.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang mahasiswa. Beberapa

subjek tersbut dipilih berdasarkan kriteria yang termasuk dalam topik

peneliti.

Kriteria subjek wawancara sebagai berikut:

1. Subjek berjenis kelamin laki-laki atau perempuan

2. Subjek berumur 17-25 tahun

3. Subjek berstatus anak tunggal

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topic tertentu, Esterberg (dalam Sugiyono, 2010:

317). Jenis pertanyaan yang digunakan oleh peneliti dalam proses

wawancara adalah pertanyaan terstruktur. Wawancara ditujukan

kepada dua orang mahasiswa. Pedoman wawancara di susun sebagai

berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

24

Tabel Panduan Wawancara

No ASPEK PERTANYAAN

1. Gambaran

kehidupan

bersosialisasi

anak tunggal

dalam

keluarga

a. Bagaimana harmonisasi dalam keluarga Anda?

b. Bagaimana perlakuan keluarga terhadap Anda

sebagai anak tunggal?

Kemampuan

anak tunggal

mengatasi

hambatan-

hambatan

dalam

bersosialisasi

a. Bagaimana cara Anda untuk bisa mengatasi

hambatan-hambatan ketika Anda ingin

berkomunikasi dengan keluarga Anda dirumah?

b. Apa saja yang Anda lakukan ketika Anda ingin

berbaur dengan anggota keluarga Anda?

Hambatan-

hambatan

bersosialisasi

pada anak

tunggal

a. Kalau boleh saya tahu, Anda memiliki hambatan

ketika ingin berbaur dengan keluarga Anda

sendiri?

b. Apa saja hambatan itu?

Konflik-

konflik

bersosialisasi

pada anak

tunggal

a. Apa saja konflik-konflik yang Anda temui ketika

ingin keluar dari zona nyaman Anda (berbaur

dengan anggota keluarga)?

b. Bagaimana cara Anda mengatasi konflik yang

sedang Anda hadapi?

Harapan-

harapan anak

tunggal

dalam

mengatasi

hambatan-

hambatan

a. Apa saja harapan yang Anda inginkan dalam

mengatasi hambatan-hambatan yang Anda temui,

seperti yang Anda katakan sebelumnya?

b. Harapan Anda terhadap anggota keluarga Anda

terhadap Anda?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

25

E. Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk melihat

validitas data penelitian. Sugiyono (2010: 330) menyatakan bahwa ada dua

jenis triangulasi yaitu, triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

Triangulasi teknik berarti peniliti menggunakan teknik pengumpulan data

yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

Sedangkan triangulasi sumber untuk mendapatkan data dari sumber yang

berbeda-beda dengan teknik yang sama. Triangulasi sumber berguna untuk

menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang

telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber yang peneliti

pergunakan memuat perbandingan tiga sumber yang berbeda, yaitu

orangtua, sahabat, dan kekasih.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang terdapat dalam penelitian kualitatif, dilakukan

pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan

data dalam periode tertentu. Terdapat beberapa aktifitas dalam analisis

data, yaitu Reduksi data, Penyajian data, Penarikan kesimpulan.

1. Reduksi data

Sugiyono (2012: 338) mengemukakan bahwa mereduksi data

berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polaanya dan membuang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

26

tidak perlu. Adapun data yang telah mengalami proses reduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila

diperlukan.

2. Penyajian data

Penyajian data dilakukan agar data tersebut semakin terorganisir,

tersusun dalam satu pola sehingga semakin mudah dipahami.

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan

hubungan antar kategori.

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah langkah ketiga dalam analisis data

kualitatif. Penarikan kesimpulan atau penarikan kesimpulan yang akan

diungkap melalui proses ini masih bersifat sementara dan akan berubah

bika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data selanjutnya. Akan tetapi apabila kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan

data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan

yang kredibel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan.

Penyajian hasil penelitian didasarkan pada rumusan masalah yang telah disusun

oleh peneliti.

A. Pelaksanaan Penelitian

Deskripsi data berisi tentang hasil keseluruhan dan pelaksanaan

penelitian, dan informasi-informasi yang diperoleh di lapangan sebagai hasil.

Inormasi langsng diperoleh dari subjek dan pihak-pihak yang terkait.

Berkaitaan dengan kode etik peneltian, maka nama dalm subjek penelitian ini

merupakan nama samaran agar identitas peneliti subjek yang terkatiit tdak

diketahui. Pada penelitian ini peneliti mengambil subyek penelitian dua

remaja yang berstatus anak tunggal.

Tabel

Agenda Pelaksanaan Wawancara

Nama Waktu Penelitian Tempat Penelitian

Edi (nama samaran) Sabtu, 12 Agustus 2017

Pukul 19.00-23.00 WIB

Kedai Kopi

Informan 1 (Orangtua) Minggu, 20 Agustus

2017

Pukul 11.00-14.00 WIB

Rumah Subjek

Informan 2 (Sahabat) Rabu, 23 Agusus 2017

Pukul 18.00-20.00

Warung Makan

Joni (nama samaran) Rabu, 5 September

2017

Pukul 14.00-17.00 WIB

Kos Subjek

Informan 1 (Orangua) Minggu, 9 September

2017

Pukul 13.00-15.00 WIB

Rumah Subjek

Informan 2 (Kekasih) Minggu, 24 September

2017

Pukul 15.00-16.00 WIB

Warung Makan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

28

B. Hasil Penelitian

1. Gambaran kehidupan bersosialisasi pada anak tunggal dalam

keluarga.

Di era modern ini, banyak masyarakat yang menginginkan

situasi yang harmonis dalam keluarganya. Bisa dilihat dari

berbagai pengalaman yang pernah ditemui, ada sebuah keluarga

disuatu rumah makan dan disana mereka saling asyik memainkan

Handphonenya masing-masing. Disini bisa dikatakan bahwa,

komunikasi antar keluarga masih kurang, terlebih anak mereka

yang sebenarnya membutuhkan perhatian dari kedua orang tuanya.

Padahal anaknya juga menginginkan adanya keterbukaan dalam

sebuah keluarga. Komunikasi antar anggota keluarga sangatlah

diperlukan, dan pada akhirnya anak tersebut terbiasa dengan

Handphone maupun laptop dan barang-barang lain yang bisa

mengubah perilaku mereka menjadi sulit untuk berkomunikasi

dengan anggota keluarga yang lain.

Berikut ini ulasan remaja berstatus anak tunggal tentang bersosialisasi.

S1“baik-baik saja. Saya, bapak, dan ibu tetap harmonis.”

(Kel.Gmb.A) S2 baik mas. Saya, bapak sama ibu tetap harmonis. Sama

keluargnya mbah juga biasa-biasa saja mas. (Kel.Gmb.A)

S1“sejauh ini, merasa di spesialkan dan apa-apa pasti

saya. Misalnya uang jajan, yang tadinya bisa dibagikan ke

kakak atau adik, karena saya senidiri maka uang jajan ke

saya semua.” (Kel.Gmb.B)

S2 saya merasa selalu dinomor satukan. Bisa dibilang

special juga iya. Karena yang bisa diandalkan cuma saya

mas. (Kel.Gmb.B)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

29

Begitu pula sama halnya seperti yang dikatakan oleh

informan yang peneliti dapatkan, sebagai berikut :

InS1 “baik mas. Joni orangnya bisa diandalkan. Apalagi

kalau saya yang minta tolong mas, dia pasti berangkat.”

“biasa saja mas. Malah kalau ada apa-apa, selalu Joni

yang saya minta. Anaknya penurut mas. Tidak macam-

macam juga dengan orangtua.”

InS2 “Edi orangnya baik mas”

“bisa dikatakan bahwa Edi saya perlakukan dengan special

mas.”

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang

anak tunggal tetap bisa harmonis dengan keluarganya dan

diperlakukan sangat baik oleh keluarganya meskipun remaja

tersebut berstatus anak tunggal.

2. Hambatan-hambatan bersosialisasi pada anak tunggal

Remaja adalah masa dimana seseorang sedang mencari jati

dirinya. Mereka lebih suka mengamati lingkungan sekitar, dan

ketika sudah nyaman dengan suatu keadaan maka mereka

cenderung menutup diri untuk mencoba hal yang baru. Bagi anak

tunggal, pengalaman tersebut mereka jadikan sebagai salah satu

hambatan ketika ingin bersosialisasi dengan orang-orang

sekitarnya.

Berikut ulasannya :

S1”Ada. Saya memiliki hambatan saat mau berbaur

dengan keluargaku.” (Kel.Ham.A)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

30

S2 “Banyak mas. Hambatan itu yang masih ada

dalam diri saya. (Kel.Ham.A)

S1 “takut, malu,tidak percaya diri, kadang juga

mau ikut ngobrol, tapi kok ya malu mas.”

(Kel.Ham.B) S2“Ada rasa malu, takut untuk memulai

pembicaraan, kalau sudah bergabung dengan orang

lain rasanya bingung mau bagaimana.”

(Kel.Ham.B)

Dalam hal ini, Joni dan Edi memiliki hambatan yang sama,

yaitu sulit untuk berbaur dengan orang lain. Rasa malu, takut, dan

tidak percaya diri untuk memulai percakapan dengan orang lain,

merupakan hambatan yang sangat mereka takuti karena Joni dan

Edi sadar, bahwa berbaur dengan orang lain sangatlah

menyenangkan. Seperti teori yang dikatakan oleh Gunarsa, anak

tunggal yang menutup diri mereka, peka dan mudah cemas,

menarik diri dari hubungan sosial dan terlalu menggantungkan diri

pada orangtua mereka.

S1“biasanya saya cuekin. Tetapi kalau sudah lama

cueknya, saya cenderung lebih aktif menyapa ke

keluarga saya.” (Kel.Kem.A)

S2 saya itu sebenarnya orang yang kalau diajak

duluan pasti ikut mas. Tapi, yang ngajak orang

yang sudah saya anggap dekat. Kalau belum, saya

piker-pikir lagi. Mungkin itu hambatannya mas.

(Kel.Kem.A)

S1“tidak ngapa-ngapain, hanya menyapa saja.

Kalau mereka tidak balik menyapa, biasanya saya

diam saja.” (Kel.Kem.B)

S2 saya itu sebenarnya orang yang kalau diajak

duluan pasti ikut mas. Tapi, yang ngajak orang

yang sudah saya anggap dekat. Kalau belum, saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

31

piker-pikir lagi. Mungkin itu hambatannya mas.”

(Kel.Kem.B)

Joni dan Edi memiliki orang tua yang sangat perhatian dan

sayang sekali dengan anak-anaknya. Demikian pula, Joni dan Edi tetap memiliki

hambatan yang sudah diketahui oleh orang tua mereka masing-masing, berikut

ulasannya :

InS1 “joni itu orangya memang gampangan mas.

Kalau dimintakan tolong pasti mau. Hanya saja, dia

memang butuh waktu dengan orang baru, artinya

butuh penyesuaian dengan orang yang baru dia

kenal”

InS2 “Edi itu anaknya pemalu mas. Yaa maklum,

karena dia juga jarang keluar ikut kegiatan mas.”

Joni dan Edi masih memiliki hambatannya masing-

masing. Tetapi dalam hal ini, Edi masih mau beriteraksi

ketika lawan bicaranya membuat Edi nyaman dan Edi

memberikan timbal balik. Dalam hal ini, teori Hurlock (dalam

Gunarsa, 2003), anak tunggal memiliki karakteristik

tersendiri, salah satunya anak menjadi takut, menyendiri, dan

kurang mampu berhubungan dengan teman sebayanya (peer

group).

3. Kemampuan anak tunggal mengatasi hambatan-hambatan

dalam bersosialisasi.

Masing-masing orang memiliki ciri khasnya, salah satu

contoh yaitu pada orang atau remaja yang memiliki status sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

32

anak tunggal dalam keluarganya. Orang lain mengatakan bahwa

anak tunggal selalu diprioritaskan dalam keluarga.

Berikut ulasan dari hambatan-hambatannya, sebagai berikut :

S1“biasanya saya cuekin. Tetapi kalau sudah lama

cueknya, saya cenderung lebih aktif menyapa ke

keluarga saya.” (Kel.Kem.A)

S2 saya itu sebenarnya orang yang kalau diajak

duluan pasti ikut mas. Tapi, yang ngajak orang

yang sudah saya anggap dekat. Kalau belum, saya

piker-pikir lagi. Mungkin itu hambatannya mas.

(Kel.Kem.A)

S1“tidak ngapa-ngapain, hanya menyapa saja.

Kalau mereka tidak balik menyapa, biasanya saya

diam saja.” (Kel.Kem.B)

S2 saya itu sebenarnya orang yang kalau diajak

duluan pasti ikut mas. Tapi, yang ngajak orang

yang sudah saya anggap dekat. Kalau belum, saya

piker-pikir lagi. Mungkin itu hambatannya mas.”

(Kel.Kem.B)

Dalam hal ini, Joni dan Edi memiliki hambatan yang sama,

yaitu sulit untuk berbaur dengan orang lain. Rasa malu, takut, dan

tidak percaya diri untuk memulai percakapan dengan orang lain,

merupakan hambatan yang sangat mereka takuti karena Joni dan

Edi sadar, bahwa berbaur dengan orang lain sangatlah

menyenangkan. Seperti teori yang dikatakan oleh Gunarsa, anak

tunggal yang menutup diri mereka, peka dan mudah cemas,

menarik diri dari hubungan sosial dan terlalu menggantungkan diri

pada orangtua mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

33

4. Konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal.

Sebagai remaja yang berstatus anak tunggal, mereka selalu

merasa nyaman dengan lingkungan disekitarnya. Tetapi tidak

menutup kemungkinan bahwa mereka juga memiliki konflik

pribadi.

Berikut ulasannya :

S1“konfilknya dari dalam diri. Takut untuk

mencoba dengan hal yang baru. (Kel.Kon.A)

S2 “enggak percaya diri aja mas. Apa lagi dengan

orang-orang yang belum saya kenal begitu dekat.

Yaa intinya belum berani aja mas.” (Kel.Kon.A)

Demikian pula sama halnya seperti yang dikatakan oleh informan

yang diwawancara oleh peneliti :

InS1“ iya. Joni memang orangnya seperti itu mas.

Yaa mungkin karena disini yang seumuran sama dia

sudah pada keluar kota mas. Sedangkan Joni masih

disini. Itu karena Joni merasa sepi sepertinya mas.”

InS2 “iya mas. Edi sebenarnya sering ikut, tapi ya

itu tadi, kalau ikut kegiatan yang ada selalu nempel

sama sahabat-sahabatnya. Padahal kalau di OMK

temannya kan banyak mas.”

Joni dan Edi punya cara masing-masing untuk mengatasi

hambatan-hambatan yang ada dalam diri mereka. Joni dan Edi

yakin, bahwa dengan cara tersebut bisa membuat mereka lebih

berani untuk berbaur maupun memulai percakapan dengan orang

lain. Berikut cara untuk mengatasinya :

S1 “saya mencoba untuk memberanikan diri,

berbaur dengan orang lain.” (Kel.Kon.A)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

34

S2 langsung nimbrung aja mas. Jadi saya merasa

ndak punya masalah, tapi sebenarnya rishi kalau

ada orang yang belum saya kenal, tiba-tiba datang

terus ngajak-ngajak saya. Saya ikut sih mas. Tapi

setengah hati.hehehe.

(Kel.Kon.A)

Hambatan-hambatan yang Joni dan Edi temui sebenarnya

dengan mudah bisa teratasi, apabila mereka mau mencoba untuk

membiasakan diri berbaur dengan orang lain. entah dengan teman

sebaya, masyarakat sekitar maupun dengan orang-orang baru yang

mereka jumpai. Dalam hal ini, teori Havighurst (Hurlock, 1991),

tugas-tugas perkembangan remaja salah satunya mencapai

hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya, baik

pria maupun wanita.

5. Harapan-harapan anak tunggal dalam mengatasi hambatan-

hambatan.

Semua orang sejatinya memiliki harapan-harapan dalam

hidupnya. Merubah sikap yang awalnya pendiam menjadi lebih

aktif. Berikut harapan-harapan dari remaja tersebut:

S1“saya berharap bisa menjadi lebih baik lagi.

Karena saya pribadi merasa masih memiliki

hambatan untuk berbaur dengan orang lain. Dan

saya mau mencobanya terus sampai benar-benar

bisa mengenal orang lain menjado lebih dekat.”

(Kel.Harp.A)

S2 harapan saya, saya lebih yakin untuk bisa

mengenal orang baru dan mau mencoba untuk

sering-sering kegiatan diluar mas. Dan saya juga

berharap, saya terbiasa untuk menyapa orang

terlebih dahulu, sampai saat ini selalu saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

35

lakukan. Tapi ya kalau lagi moodnya baik mas.

Kalau moodnya lagi ndak baik, ya saya biasa saja

mas. Hehehe (Kel.Harp.A)

Selain itu, kedua remaja tersebut juga memiliki harapan yang

sangat besar dari oramg-orang terdekatnya supaya menjadi lebih

baik :

S1 “kalau harapan orang tua, saya harus lebih aktif

dilingkungan sekitar dulu karena bapak RT

setempat kan. Terus juga supaya saya sukses dan

lebih baik dari orangtua saya. Kalau dari orang

lain, tidak tahu mas. Karena saya jarang ngobrol

dengan mereka mas.”

(Kel.Harp.B)

S2 “saya pernah cerita dengan sahabat saya kan

mas.ya dia berharap, saya bisa dan mau mencoba

berbaur atau bersosialisasi dengan teman-teman

yang lain. Dan dia juga berharap, supaya saya

berani untuk memulai percakapan terlebih dahulu

ke orang lain. Mungkin agar terbiasa kali ya mas.

Kalau dari keluarga saya, yang terpenting saya

mau ikut kegiatan diluar rumah. Entah OMK,

karang taruna, dan lain-lain. Yang pasti kegiatan

yang positif mas.” (Kel.Harp.B)

Selain itu, kedua orang tua remaja tersebut juga memiliki harapan

yang sangat besar supaya anaknya menjadi lebih baik :

InS1 “saya berharap, Joni mau selalu terlibat

dengan kegiatan-kegiatan yang positif dimanapun

dia berada. Menjadi orang yang sukses dan bisa

mengangkat martabat orang tuanya. Begitu mas.”

InS2 “saya berharap, Edi mau selalu terlibat

dengan kegiatan-kegiatan yang positif dimanapun

dia berada. Mau terlibat dalam kegiatan OMK,

gereja dan lain-lain mas. Berani untuk lebih

mengenal teman-temannya diluar sahabat-

sahabatnya.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

36

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisikan uraian mengenai kesimpulan, saran, keterbatasan

penelitian dan penutup. Bagian kesimpulan memuat kesimpulan dari hasil

penelitian. Bagian saran memuat saran untuk berbagai pihak. Bagian keterbatasan

penelitian berisikan kekurangan yang dialami peneliti dalam penelitian ini. Bagian

penutup memuat ucapan terimakasih.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hambatan-

hambatan dalam bersosialisasi pada remaja yang berstatus anak tunggal, bisa

diambil kesimpulan:

1. Gambaran kehidupan bersosialisasi anak tunggal dalam keluarga

Secara umum, kedua anak remaja yang menjadi subjek penelitian

tersebut, sudah memiliki gambaran secara jelas tentang kehidupan

bersosialisasi yang sebenarnya. Terlebih, mereka memiliki status sebagai

anak tunggal dalam sebuah keluarga, dimana mereka dapat

mengaktualisasikan diri mereka masing-masing dengan lingkungan

keluarga maupun lingkungan diluar rumah.

2. Kemampuan anak tunggal mengatasi hambatan-hambatan dalam

bersosilisasi.

Sebagai remaja yang memiliki status anak tunggal, pada

umummnya dipandang orang lain sebagai anak yang suka diperhatikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

37

oelh keluarga maupun teman-temannya. Meskipun begitu, mereka

dituntut untuk bisa mengatasi hambatan-hambatannya, entah dalam

berbagai pengalaman yang mereka dapatkan dari aktifitas sehari-hari atau

dari pengalaman orang lain, yang membuat mereka menjadi sadar bahwa

mereka memiliki masalah atau hambatan untuk bersosialisasi dengan

orang lain.

3. Hambatan-hambatan bersosialisasi pada anak tunggal.

Ada beberapa hambatan yang terdapat dalam proses komunikasi.

Salah satu hambatan yang dialami oleh remaja yang memiliki status

sebagai anak tunggal yaitu adanya rasa takut dalam diri mereka, untuk

mencoba berbaur dengan orang lain atau orang baru yang baru saja

mereka temui dalam kehidupan sehari-hari.

4. Konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal.

Konflik yang mereka temui, cenderung kembali dalam diri mereka

masing-masing. Rasa takut, malu dan tidak berani untuk memulai sapaan

terlebih dahulu, menjadi masalah atau hambatan bagi diri mereka. Maka

dari hambatan tersebut, mereka menemui konflik pribadi yang membuat

mereka semakin takut untuk berbaur maupun bersosialisasi dengan orang

lain.

5. Harapan-harapan anak tunggal dalam mengatasi hambatan-

hambatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

38

Harapan yang mereka inginkan adalah mencoba untuk keluar dari

zona nyaman mereka yang cenderung pasif untuk memulai sebuah sapaan

maupun pertemuan. Banyak harapan positif yang mereka sampaikan,

sampai-sampai mereka memiliki harapan yang sangat besar untuk

merubah sikap mereka menjadi lebih baik lagi.

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada pihak yang

terkait dengan penelitian ini, yakni sebagai berikut:

1. Untuk lebih berani untuk mencoba hal yang baru dan tidak takut dengan

keadaan yang akan terjadi selanjutnya. Penulis berharap, dengan demikian

mereka bisa menjadi remaja yang baik dan berguna bagi keluarga dan

orang lain.

2. Untuk peneliti lain yang berminat membahas tentang hambatan-hambatan

bersosialisasi pada remaja berstatus anak tunggal, peneliti

memperbolehkan menggunakan hasil penelitian ini untuk penelitian

lanjutan.

C. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memiliki keterbatasan dalam penelitian

ini, yakni sebagai berikut:

1. Kurangnya buku referensi pasti yang membahas mengenai hambatan

bersosialisasi.

2. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti masih kurang mendalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

39

DAFTAR PUSTAKA

Gunarsa, Singgih D. (1997). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta:

Gunung Mulia

Gunarsa, Singgih D. (2003). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta:

Gunung Mulia

Hurlock, E. B. (1990). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Feist, Jess & Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian (Buku 1). Jakarta:

Salemba Humanika

Landis, P.H. (1997). Your Marriage And Family Living. New York: McGraw-Hill

Book Company.

Nuryanti, Lusi. (2008). Psikologi Anak. Jakarta: PT. Indeks

Papalia D.E. (2007). Human Development (10th Ed.). New York: McGraw-Hill

Companies, Inc.

Santrock, John W. (2006). Live-Span Development (Jilid I). Jakarta: Erlangga

Santrock, John. W. (2011). Perkembangan Anak (Jilid 1). Jakarta: Erlangga

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sujata. (2012). Pola Asuh Ibu yang Memiliki Anak Tunggal. Diakses pada 05 November

2015 dari http://repository.gunadarma.ac.id/handle/123456789/1909

Wong, Donna L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

40

Hasil Wawancara Subjek 1

Peneliti : Hallo Edi.. bagaimana kabarnya hari ini?

Subjek : halo mas. Puji Tuhan baik mas.

Peneliti : Oke. Sudah siap untuk saya wawancarai kan?

Subjek : Sudah mas. Silahkan mas.

Peneliti : Baik. Kalau saya boleh tahu, dirumah kamu ada berapa

anggota keluarga?

Subjek : saya, bapak, ibu. Kami Cuma bertiga saja mas.

Peneliti : baik. Lalu bagaimana harmonisasi dalam keluarga kamu?

Subjek : baik-baik saja mas. Saya, bapak sama ibu tetap harmonis kok.

Peneliti : lalu bagaimana perlakuan keluarga terhadap kamu sebagai

anak tunggal?

Subjek : kalau sejauh ini sih.. saya merasa dispesialkan dan kalau ada apa-

apa pasti larinya ke saya mas. Misalnya, dalam hal uang jajan, yang

tadinya bisa dibagi-bagi ke kakak atau adik, karena aku sendirian

yaa uang jajan ke saya semua mas.

Peneliti : baik. Lalu kalau saya boleh tahu. Apakah kamu memiliki

hambatan ketika ingin berbaur atau bersosialisasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

41

keluarga kamu sendiri, orang tua atau saudara kamu yang

sering kmau jumpai?

Subjek : ada mas. Saya merasa memiliki hambatan kalau saya mau berbaur

dengan mereka.

Peneliti : apa saja hambatan itu?

Subjek : ada rasa malu, takut untuk memulai pembicaraan, kalau sudah

bergabung dengan yang lain rasanya bingung mau gimana mas.

Peneliti : pernahkah kamu menceritakan permasalahanmu ini dengan

orang terdekat kamu?

Subjek : pernah mas. Sama sahabat saya. Tapi ya tidak terlalu panjang

lebar. Hanya saja, saya menceritakan tentang kenapa saya selalu

takut berbaur dengan orang lain, apalagi tiba-tiba nimbrung gitu..

yaa malu sama kurang percaya diri saja mas.

Peneliti : hmmm… lalu, setelah kamu bercerita dengan sahabatmu itu

dan kamu menyadari bahwa kamu memiliki hamatan, cara

mengatasimu ketika ingin berbaur maupun bersosialisasi

dengan orang lain atau saudara-saudaramu ang ada dirumah?

Subjek : awalnya saya cuek mas. Tetapi kalau sudah terlalu lama cueknya,

saya lebih sering menyapa orang lain terlebih dahulu mas. Terus

mencoba lebih berani lagi ketika saya ingin bergabung dengan

kelompok lain misalnya karang taruna, OMK, dll mas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

42

Peneliti : baik. Setelah itu, hal-hal apa saja yang kamu lakukan ketika

kamu ingin berbaur atau bersosialisasi dengan orang lain atau

didalam keluarga kamu sendiri?

Subjek : tidak ngapa-ngapain mas. Paling sekedar menyapa saja mas.

Kalau mereka tidak balik menyapa, ya saya diam saja mas. Tapi

dalam diri saya ada niat untuk mencoba bergabung atau berbaur

dengan yang lain mas.

Peneliti : kamu menyadari bahwa sudah memiliki niat untuk

bersosialisasi atau berbaur dengan orang lain, lalu hal-hal apa

yang sudah kamu jalani untuk mencoba keluar dari

masalahmu ini?

Subjek : yaa.. saya mencoba untuk lebih berani saja mas. Di acara OMK

misalnya, kadang-kadang saya ikut, itu pun karena diajak sahabat

saya mas. Pas samapai ditempat acara, ya saya diem saja dan

merasa asing. Tapi satu dua hal, saya berani untuk bergabung

dengan kelompok tertentu, dan pastinya saya minta ditemani

sahabat saya mas.

Peneliti : kalau saya boleh tahu, ketika kamu ingin berbaur atau

bersosialisasi dengan orang lain, apa saja konflik-konflik yang

kamu hadapi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

43

Subjek : banyak mas. Saya selalu memandang diri saya itu sebagai orang

yang penakut mas. Dalam berbagai hal. Sedikit-sedikit takut,

padahal belum mencoba hal itu mas.

Peneliti : lalu bagaimana cara kamu untuk mengatasi konflik yang

kamu hadapi itu?

Subjek : saya mencoba untuk bergabung dengan mereka mas. Dan lagi-

lagi, saya harus ditemani sahabat saya. Minimal, yaa orang yang

sudah saya anggap dekat dengan saya mas.

Peneliti : pernahkah kamu memiliki pengalaman yang menarik ketika

kamu ingin bersosialisasi dengan orang lain? Entah dengan

keluarga kamu atau orang-orang terdekat kamu?

Subjek : pernah mas. Waktu itu karena ada acara outbond disalah satu

tempat. Disana saya sempat gugup dan bingung, ini mau gimana.

Orang yang saya kenal Cuma beberapa. Paling banyak empat

orang. Sedangkan disana lebih dari seratus orang. Yaa suatu ketika,

tiba-tiba saya diajak kenalan dengan orang lain mas. Waktu itu

karena kami harus dibagi beberapa kelompok. Awalnya kaget mas.

Tapi, seiring berjalannya kegiatan itu, saya jadi sadar bahwa

memiliki teman banyak itu sangat menyenangkan mas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

44

Peneliti : baik. Pengalamanmu sangat menarik. Lalu, setelah acara itu,

apakah kamu tetap merasa memiliki hambatan untuk

bersosialisasi?

Subjek : tetap saja masih lah mas. Hanya saja saya menyadari bahwa

memiliki teman banyak itu sangat menyenangkan.

Peneliti : lalu, apa saja harapan-harapan yang kamu inginkan dalam

mengatasi hambatan-hambatan yang kamu hadapi?

Subjek : harapan saya ya mas, saya bisa menjadi lebih baik lagi. Karena

saya pribadi masih merasa memiliki hambatan untuk bersosialisasi

dengan orang lain kecuali orang yang sudah dekat dengan saya

mas. Dan saya mau mencoba dan terus mencoba untuk lebih yakin

dan percaya diri, agar saya bisa terbiasa berbaur dengan orang lain.

Peneliti : apa harapan orang tua atau keluarga kamu dan teman-teman

kamu terhadap kamu dalam mengatasi hambatan dalam

bersosialisasi?

Subjek : saya pernah cerita dengan sahabat saya kan mas.ya dia berharap,

saya bisa dan mau mencoba berbaur atau bersosialisasi dengan

teman-teman yang lain. Dan dia juga berharap, supaya saya berani

untuk memulai percakapan terlebih dahulu ke orang lain. Mungkin

agar terbiasa kali ya mas. Kalau dari keluarga saya, yang terpenting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

45

saya mau ikut kegiatan diluar rumah. Entah OMK, karang taruna,

dan lain-lain. Yang pasti kegiatan yang positif mas.

Peneliti : baik, Edi. Semoga harapan-harapanmu dan orang-orang

terdekatmu tadi bisa menjadi motivasi untukmu, supaya lebih

berani untuk bersosialisasi dengan orang lain. Sebelumnya

saya mengucapkan banyak terima kasih, karena sudah mau

berbincang-bincang dengan saya.

Subjek : iya mas. Saya malah senang, saya bisa terbuka dan menceritakan

permasalahan saya sama mas.

Peneliti : baik. Saya pamit dulu ya, Edi. Nanti kalau saya

membutuhkan informasi dari kamu, saya hubungi kamu lagi

ya.

Subjek : iya mas. Bisa-bisa mas. Saya siap mas.

Hasil Wawancara Informan 1 (Orangtua)

Peneliti : Selamat siang pak. Boleh minta waktunya sebentar ya pak.

Informan : siang mas. Boleh, silahkan saja mas.

Peneliti : sikap Edi kalau dirumah seperti apa ya pak?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

46

Informan : Edi orangnya baik mas.

Peneliti : baik pak. Lalu bagaimana perlakukan bapak terhadap Edi

sebagai anak bapak, yang nota bene memiliki status anak tunggal?

Informan : bisa dikatakan bahwa Edi saya perlakukan dengan special mas.

Peneliti : selama bapak bersama Edi, apakah bapak tahu hambatan Edi

untuk bersosialisasi dengan orang lain?

informan : Edi itu anaknya pemalu mas. Yaa maklum, karena dia juga

jarang keluar ikut kegiatan mas.

Peneliti : apakah Edi pernah bercerita dengan bapak tentang hambatan dia

selama ini pak?

Informan : kalau cerita pernah mas. Memang dia selalu merasa canggung

ketika bertemu dengan orang lain, kecuali sahabatnya. Tapi ya

saya beri nasihat, supaya dia mau keluar rumah ikut kegiatan.

Peneliti : edi sering kegiatan OMK ya pak? Bagaimana tanggapan bapak?

Informan : iya mas. Edi sebenarnya sering ikut, tapi ya itu tadi, kalau ikut

kegiatan yang ada selalu nempel sama sahabat-sahabatnya.

Padahal kalau di OMK temannya kan banyak mas.

Peneliti : baik pak. Apa harapan bapak maupun ibu ke Edi ?

Informan : saya berharap, Edi mau selalu terlibat dengan kegiatan-kegiatan

yang positif dimanapun dia berada. Mau terlibat dalam kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

47

OMK, gereja dan lain-lain mas. Berani untuk lebih mengenal

teman-temannya diluar sahabat-sahabatnya.

Peneliti : baik bapak. Terima kasih atas informasinya ya pak.

Informan : sama-sama mas.

Hasil Wawancara Informan 2 (Sahabat)

Peneliti : Selamat sore mbak. Boleh minta waktunya sebentar ya mbak.

Informan : siang mas. Boleh, silahkan saja mas.

Peneliti : sikap Edi kalau di OMK atau dikomunitas gereja seperti apa ya

mbak?

Informan : baik mas. Edi orangnya bisa dibilang aktif kegiatan gereja mas.

Hanya saja, Edi itu pemalu mas. Apa-apa harus saya dulu yang

maju mas.

Peneliti : baik mbak. Lalu bagaimana perlakukan mbak terhadap Edi

sebagai sahabat mbak, yang nota bene memiliki status anak

tunggal?

Informan : yaa saya perlakukan seperti saudara saya sendiri mas. Gimana

ya, dia itu kalau disuruh sendiri pasti nggak mau mas. Malulah,

takutlah, maleslah. Ada saja alasannya mas. Tapi ya tetap saya

beri pengertian mas, kalau apa-apa dilakukan sendiri gitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

48

Peneliti : selama mbak bersama Edi, apakah mbak tahu hambatan Edi

untuk bersosialisasi dengan orang lain?

informan : tahu banget mas. Edi itu anak yang dedikit-sedikit cerita sama

saya mas. Bisa dibilang manja, tapi sebenarnya dia anak yang

rajin mas. Hambatannya untuk bersosialisasi ya itu tadi, susah

untuk mengajak ngobrol orang lain mas.

Peneliti : apakah Edi pernah bercerita dengan mbak tentang hambatan dia

selama ini mbak?

Informan : kalau cerita sering kok mas. Setiap ada kegiatan, pasti dia

bilang, aku ini malu kalau suruh sendiri.

Peneliti : Edi sering ikut kegiatan, lalu apa benar pada suatu kegiatan, dia

pernah diajak kenalan dengan teman barunya? Lalu bagiamana

sikapnya Edi?

Informan : iya. Edi itu lucu mas. Kalau diajak kenalan dulu pasti mau. Tapi

ya kayak gitu, malu-malu kucing mas. Pas kenalan, malu, gerogi,

bingung. Giliran udah selesai acara, nanyain orangnya tadi. Kan

aneh dan lucu mas. Hehehe.

Peneliti : baik mbak. Apa harapan mbak ke Edi ?

Informan : harapan saya, Edi bisa merubah sikapnya jadi lebih baik. Mau

mencoba untuk say hello dulu. Tidak malu-malu kucing. Dan

tetap menjadi Edi yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

49

Peneliti : baik. Terima kasih ya mbak atas informasinya .

Informan : sama-sama mas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

50

Hasil Wawancara Subjek 2

Peneliti : Hallo Joni.. bagaimana kabarnya hari ini?

Subjek : halo. kabar baik mas.

Peneliti : Oke. Sudah siap untuk saya wawancarai kan?

Subjek : Sudah mas.

Peneliti : Baik. Kalau saya boleh tahu, dirumah kamu ada berapa

anggota keluarga?

Subjek : saya, bapak, ibu. Terus disebelah rumah itu ada rumah mbah,

mereka berlima. Jadi kami satu rumah berdelapan mas.

Peneliti : baik. Lalu bagaimana harmonisasi dalam keluarga kamu?

Subjek : baik mas. Saya, bapak sama ibu tetap harmonis. Sama

keluargnya mbah juga biasa-biasa saja mas.

Peneliti : lalu bagaimana perlakuan keluarga terhadap kamu sebagai

anak tunggal?

Subjek : saya merasa selalu dinomor satukan. Bisa dibilang special juga

iya. Karena yang bisa diandalkan cuma saya mas.

Peneliti : baik. Lalu kalau saya boleh tahu. Apakah kamu memiliki

hambatan ketika ingin berbaur atau bersosialisasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

51

keluarga kamu sendiri, orang tua atau saudara kamu yang

sering kamu jumpai?

Subjek : ada mas.

Peneliti : apa saja hambatan itu?

Subjek : saya itu sebenarnya orang yang kalau diajak duluan pasti ikut

mas. Tapi, yang ngajak orang yang sudah saya anggap dekat. Kalau

belum, saya piker-pikir lagi. Mungkin itu hambatannya mas.

Peneliti : coba tolong ceritakan, pengalaman yang penah kamu alami

saat menemukan hambatan tersebut!

Subjek : pengalaman saya waktu ikut kegiatan dikampus mas. Saya waktu

itu diajak kepanitiaan yang lumayan besar. Kan lumayan juga tuh

mas, dapat sertifikat. Saya awalnya mau ikut. Tapi kok mikir-mikir

lagi. Soalnya, saya diajak sama orang yang belum tahu karakternya

seperti apa, sikapnya kayak gimana. Tapi, setelah saya pikir,kalau

saya ikut juga nggak ada salahnya, toh dapat sertifikat mas.

Hehehe.akhirnya saya ikut mas.

Peneliti : lalu, selama ikut kepanitiaan itu kami diem-diem saja

ataujuga ikut berbaur?

Subjek : biasa aja sih mas. Saya orangnya kalau belum kenal dengan orang

baru, yaa cuek. Tapi kalau sudah kenal, yaa saya pasti bantu apa-

apa mas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

52

Peneliti : pernahkah kamu menceritakan permasalahanmu ini dengan

orang terdekat kamu?

Subjek : pernah mas. Cerita sama pacar saya mas. Kalau dipikr-pikir, saya

memang punya hambatan untuk berbaur dengan orang lain mas.

Tapi yaa satu dua hal saja mas.

Peneliti : hmmm… lalu, setelah kamu bercerita dengan pacarmu itu

dan kamu menyadari bahwa kamu memiliki hambatan, cara

mengatasimu ketika ingin berbaur maupun bersosialisasi

dengan orang lain atau saudara-saudaramu yang ada

dirumah?

Subjek : biasa aja mas. Saya menganggapnya tidak terlalu serius juga. Tapi

memang sedikit mengganggu sih mas. Caranya, yaa saya tetap ikut

kegiatan mas. Yang penting kalau saya dibutuhkan disana, saya

pasti bantu.

Peneliti : baik. Setelah itu, hal-hal apa saja yang kamu lakukan ketika

kamu ingin berbaur atau bersosialisasi dengan orang lain atau

didalam keluarga kamu sendiri?

Subjek : langsung nimbrung aja mas. Jadi saya merasa ndak punya

masalah, tapi sebenarnya rishi kalau ada orang yang belum saya

kenal, tiba-tiba datang terus ngajak-ngajak saya. Saya ikut sih mas.

Tapi setengah hati.hehehe.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

53

Peneliti : lalu bagaimana tanggapan orang lain terhadap kamu, ketika

kamu diajak kegiatan tapi melakukan atau mengikuti kegiatan

itu dengan setengah hati?

Subjek : yaa.. biasa aja mas. Karena mereka juga tidak tahu

permasalahannya. Yag mereka tahu, aku udah ikut saja mereka

senang.

Peneliti : kalau saya boleh tahu, ketika kamu ingin berbaur atau

bersosialisasi dengan orang lain, apa saja konflik-konflik yang

kamu hadapi?

Subjek : Cuma itu tadi mas. Saya tidak nyaman kalau mau ikut kegiatan,

tapi orang yang ngajak itu belum saya kenal lebih jauh mas.

Peneliti : lalu bagaimana cara kamu untuk mengatasi konflik yang

kamu hadapi itu?

Subjek : saya mencoba untuk menerima saja mas. Nanti lama kelamaan

bisa terbiasa mas. Dan kalau saya cocok dengan orang baru itu, yaa

kelanjutannya pasti jadi kenal lebih baik mas.

Peneliti : pernahkah kamu memiliki pengalaman yang menarik ketika

kamu ingin bersosialisasi dengan orang lain? Entah dengan

keluarga kamu atau orang-orang terdekat kamu?

Subjek : pernah mas. Waktu saya dirumah kebetulan bapak saya kan RT

mas. Nah, saya kalau dirumah itu malas keluar-keluar buat kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

54

karena satu lingkungan dirumah saya, yang anak seumuran saya

sudah merantau semua mas. Jadi saya paling besar dilingkungan

rumah saya. Bapak sering nyuruh saya ikut kegiatan karang taruna,

terakhir kemarin suruh angkat kursi ke tempat tetangga.ya habis itu

selesai, terus pulang mas.

Peneliti : baik. Pengalamanmu sangat menarik. Lalu, setelah acara itu,

apakah kamu tetap merasa memiliki hambatan untuk

bersosialisasi?

Subjek : tetap saja masih lah mas. Kayaknya memang hambatan saya ini

agak susah untuk ditemukan jalan keluarnya. Tapi, saya sering

mencoba untuk menjalaninya dulu mas. Yaa mengalir gitu saja

mas.

Peneliti : lalu, apa saja harapan-harapan yang kamu inginkan dalam

mengatasi hambatan-hambatan yang kamu hadapi?

Subjek : harapan saya, saya lebih yakin untuk bisa mengenal orang baru

dan mau mencoba untuk sering-sering kegiatan diluar mas. Dan

saya juga berharap, saya terbiasa untuk menyapa orang terlebih

dahulu, sampai saat ini selalu saya lakukan. Tapi ya kalau lagi

moodnya baik mas. Kalau moodnya lagi ndak baik, ya saya biasa

saja mas. hehehe

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

55

Peneliti : apa harapan orang tua atau keluarga kamu dan teman-teman

kamu terhadap kamu dalam mengatasi hambatan dalam

bersosialisasi?

Subjek : kalau harapan orang tua, saya harus lebih aktif dilingkungan

sekitar dulu karena bapak RT setempat kan. Terus juga supaya saya

sukses dan lebih baik dari orangtua saya. Kalau dari orang lain,

tidak tahu mas. Karena saya jarang ngobrol dengan mereka mas.

Peneliti : baik, Joni. Semoga harapan-harapanmu dan orang-orang

terdekatmu tadi bisa menjadi motivasi untukmu, supaya lebih

berani untuk bersosialisasi dengan orang lain. Sebelumnya

saya mengucapkan banyak terima kasih, karena sudah mau

berbincang-bincang dengan saya.

Subjek : iya, sama-sama mas.

Hasil Wawancara Informan 1 (Orangtua)

Peneliti : Selamat siang pak. Boleh minta waktunya sebentar ya pak.

Informan : siang mas. Boleh, silahkan saja mas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

56

Peneliti : sikap Joni kalau dirumah seperti apa ya pak?

Informan : baik mas. Joni orangnya bisa diandalkan. Apalagi kalau saya

yang minta tolong mas, dia pasti berangkat.

Peneliti : baik pak. Lalu bagaimana perlakukan bapak terhadap Joni

sebagai anak bapak, yang nota bene memiliki status anak tunggal?

Informan : biasa saja mas. Malah kalau ada apa-apa, selalu Joni yang saya

minta. Anaknya penurut mas. Tidak macam-macam juga dengan

orangtua.

Peneliti : selama bapak bersama Joni, apakah bapak tahu hambatan Joni

untuk bersosialisasi dengan orang lain?

informan : joni itu orangya memang gampangan mas. Kalau dimintakan

tolong pasti mau. Hanya saja, dia memang butuh waktu dengan

orang baru, artinya butuh penyesuaian dengan orang yang baru

dia kenal.

Peneliti : apakah Joni pernah bercerita dengan bapak tentang hambatan dia

selama ini pak?

Informan : kalau cerita serius belum pernah, tapi kalau hanya sebatas kasih

tahu ke saya pernah. Dan kelihatan kok mas kalau dia nyaman

atau belum nyaman dengan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

57

Peneliti : bapak kan seorang pejabat pemerintah setempat, dan bapak juga

sering bertemu dengan masyarakat, bagaimana tanggapan

masyarakat terhadap Joni pak?

Informan : mereka biasa saja mas. Yaa seperti tidak ada masalah. Tapi

kalau ada kegiatan karang taruna atau RT, Joni tidak ikut atau

tidak kelihatan, pasti selalu ditanya, kok Joni enggak datang pak.

Begitu mas.

Peneliti : Joni sering bapak ajak ikut kegiatan RT, lalu apa benar pada

suatu kegiatan, setelah selesai segala urusan, Joni langsung

pulang dan tidak ikut ngobrol sebentar dengan orang-orang

setempat pak?

Informan : iya. Joni memang orangnya seperti itu mas. Yaa mungkin

karena disini yang seumuran sama dia sudah pada keluar kota

mas. Sedangkan Joni masih disini. Itu karena Joni merasa sepi

sepertinya mas.

Peneliti : baik pak. Apa harapan bapak maupun ibu ke Joni ?

Informan : saya berharap, Joni mau selalu terlibat dengan kegiatan-kegiatan

yang positif dimanapun dia berada. Menjadi orang yang sukses

dan bisa mengangkat martabat orang tuanya. Begitu mas.

Peneliti : baik bapak. Terima kasih atas informasinya ya pak.

Informan : sama-sama mas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

58

Hasil Wawancara Informan 2 (Kekasih)

Peneliti : Selamat sore mbak. Boleh minta waktunya sebentar ya mbak.

Informan : siang mas. Boleh, silahkan saja mas.

Peneliti : sikap Joni kalau dikampus seperti apa ya mbak?

Informan : baik mas. Joni orangnya bisa dibilang aktif kegiatan kampus

mas. Tapi ya kalau sama teman, kadang pilih-pilih.

Peneliti : baik mbak. Lalu bagaimana perlakukan mbak terhadap Joni

sebagai kekasih mbak, yang nota bene memiliki status anak

tunggal?

Informan : biasa saja mas. Malah kalau suka aja mas. Karena dia kalau

cerita pasti sama saya mas. Dan kadang sedih juga kalau dia cerita

tentang dirinya yang menantikan sosok kakak atau adik.

Peneliti : selama mbak bersama Joni, apakah mbak tahu hambatan Joni

untuk bersosialisasi dengan orang lain?

informan : joni itu orangya butuh waktu untuk penyesuaian dengan orang

yang baru dia kenal. Agak susah kalau diminta kegiatan dengan

orang baru. Ya palin dia kumpul dengan orang-orang terdekatnya

mas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL …repository.usd.ac.id/17661/2/121114027_full.pdf · 4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi

59

Peneliti : apakah Joni pernah bercerita dengan mbak tentang hambatan dia

selama ini mbak?

Informan : kalau cerita sering mas. Yaa kalau sama saya cerita tentang

kegiatannya aja mas.

Peneliti : Joni sering ikut kegiatan, lalu apa benar pada suatu kegiatan,

setelah selesai segala urusan, Joni langsung pulang dan tidak ikut

ngobrol sebentar dengan teman-temannya?

Informan : iya. Joni itu kalau selesai urusan memang langsung pulang. Tapi

kalau dengan teman-teman dekatnya, biasanya lho mas, dia kalau

diajak kemana gitu langsung ikut pergi.

Peneliti : baik mbak. Apa harapan mbak ke Joni ?

Informan : harapan saya, Joni bisa merubah sikapnya jadi lebih baik. Tidak

pilih-pilih teman. Meskipun orang baru, ya tetap diajak bicara gitu

mas.

Peneliti : baik. Terima kasih ya mbak atas informasinya .

Informan : sama-sama mas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI