hama-jagung-doc.doc

17
Pembahasan Hama gudamg mempunyai sifat yang khusus yang berlainan dengan hama-hama yang menyerang dilapangan, hal ini sangant berkaitan dengan ruang lingkup hidupnya yang terbatas yang tentunya memberikan pengaruh factor luar yang terbatas pula. Walaupun hama gudang (produk dalam simpanan) ini hidupnya dalam ruang lingkup yang terbatas, karena ternyata tidak sedikit pula Janis dan spesiesnya, yang masing-masing memiliki sifat sendiri, klasifikasi atau penggolongan hama yang menyerang produk dalam gudang untuk lebih mengenalnya dan lebih mudah mempelajarinya telah dilakukan oleh para ahli taxonomi. Yang dimaksud dengan klasifikasi atau penggolongan ialah pengaturan individu dalam kelompok, penyusunan kelompok dalam suatu sistem, data individu dan kelompok menentukan hama itu dalam sistem tersebut. Letak hama hama dalam system sudah memperlihatkan sifatnya. Umumnya hama gudang yang sering dijumpai adalah dari golongan Coleoptera, misalnya Tribolium castaneum, Sitophilus oryzae, Callocobruchus spp, dll. Pada praktikum, komoditas pasca penen yang diamati adalah beras, kopi, kacang tolo, kacang hijau, dan kedelai. Hama gudang yang ditemukan pada komodits tersebut adalah Tribolium castaneum, Sitophilus oryzae, Callocobruchus spp. Pada beras, ditemukan Tribolium castaneum dan

Upload: mongkey-runs

Post on 31-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jagung adalah

TRANSCRIPT

Page 1: Hama-jagung-doc.doc

     Pembahasan

Hama gudamg mempunyai sifat yang khusus yang berlainan dengan hama-hama

yang menyerang dilapangan, hal ini sangant berkaitan dengan ruang lingkup hidupnya

yang terbatas yang tentunya memberikan pengaruh factor luar yang terbatas pula.

Walaupun hama gudang (produk dalam simpanan) ini hidupnya dalam ruang

lingkup yang terbatas, karena ternyata tidak sedikit pula Janis dan spesiesnya, yang

masing-masing memiliki sifat sendiri, klasifikasi atau penggolongan hama yang

menyerang produk dalam gudang untuk lebih mengenalnya dan lebih mudah

mempelajarinya telah dilakukan oleh para ahli taxonomi.

Yang dimaksud dengan klasifikasi atau penggolongan ialah pengaturan individu

dalam kelompok, penyusunan kelompok dalam suatu sistem, data individu dan kelompok

menentukan hama itu  dalam sistem tersebut. Letak hama hama dalam system sudah

memperlihatkan sifatnya.

Umumnya hama gudang yang sering dijumpai adalah dari golongan Coleoptera,

misalnya Tribolium castaneum, Sitophilus oryzae, Callocobruchus spp, dll. Pada

praktikum, komoditas pasca penen yang diamati adalah beras, kopi, kacang tolo, kacang

hijau, dan kedelai. Hama gudang yang ditemukan pada komodits tersebut adalah

Tribolium castaneum, Sitophilus oryzae, Callocobruchus spp. Pada beras, ditemukan

Tribolium castaneum dan Sitophilus oryzae, pada komoditas kedelai ditemukan

Tribolium castaneum, pada kopi ditemukan Callocobruchus spp, pada kacang tolo

ditemukan Sitophilus oryzae dan Callocobruchus spp, dan pada komoditas kacang hijau

ditemukan Tribolium castaneum.

Produk pasca penen merupakan bagian tanaman yang dipanen dengan berbagai

tujuan terutama untuk memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi petani maupun

konsumen. Produk dalam simpanan ini tidak terlepas dari masalah organisme

pengganggu tumbuhan terutama dari golongan serangga hama. Hama yang menyerang

komoditas simpanan (hama gudang) mempunyai sifat khusus yang berlainan dengan

hama yang menyerang tanaman ketika di lapang.

Page 2: Hama-jagung-doc.doc

Hama yang terdapat dalam gudang tidak hanya menyerang produk yang baru saja

dipanen melainkan juga produk industri hasil pertanian. Produk tanaman yangdisimpan

dalam gudang yang sering terserang hama tidak hanya terbatas pada produk bebijian saja

melainkan produk yang berupa dedaunan (teh, kumis kucing, dan lain sebagainya) dan

kekayuan atau kulit kayu misalnya kayumanis, kulit kina, dan lainnya (Kartasapoetra,

1987).

Hama pada tanaman jagung

1.      Tribolium castaneum

Hama ini juga disebut hama bubuk beras, bubuk Tribolium bukan hama yang

khusus menyerang beras atau tepungnya. Pada kenyataannya, dimana pada komoditas

beras ditemukan hama Sitophilus oryzae, pasti akan ditemukan juga hama bubuk ini.

Hama Tribolium hanya memakan sisa komoditas yang telah terserang hama Sitophilus

oryzae sebelumnya yang berbentuk tepung (hama sekunder). Hama ini tidak hanya

ditemukan dalam komoditas beras, tetapi juga terdapat pada gaplek, dedak, beaktul yang

ada di toko maupun di rumah.

Kumbang dewasa berbentuk pipih, berwarna cokelat kemerahan, panjang tubuhnya

± 4 mm. Telur berwarna putih agak merah dengan panjang ± 1,5 mm. larva berwarna

cokelat muda dengan panjang ± 5-6 mm. pupa berwarna putih kekuningan dengan

panjang ± 3,5 mm. kumbang betina mampu bertelur hingga 450 butir sepanjang siklus

hidupnya. Telur diletakkan dalam tepung atau pada bahan lain yang sejenis yang

merupakan pecahan kecil (remah). Larva bergerak aktif karena memiliki 3 pasang kaki

thorakal. Larva akan mengalami pergantian kulit sebanyak 6-11 kali, tidak jarang pula

pergantian kulit ini hanya terjadi sebanyak 6-7 kali, ukuran larva dewasa dapat mencapai

8-11 mm. menjelang terbentuknya pupa, larva kumbang akan muncul di permukaan

material, tetapi setelah menjadi imago akan kembali masuk ke dalam material. Seklus

hidup dari kumbang ± 35-42 hari.

Pengendalian yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan oleh hama ini dapat

dilakukan dengan melakukan penjemuran terhadap komoditas simpanan pada waktu

Page 3: Hama-jagung-doc.doc

tertentu dengan pengeringan yang sempurna. Selain itu juga dapat dilakukan fumigasi

terhadap produk pasca penen dengan menggunakan fumigan yang tidak berbahaya bagi

kesehatan manusia.

2.      Sitophilus oryzae

Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini bersifat

kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan

oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan

produk pepadian. Hama Sitophilus oryzae bersifat polifag, selain merusak butiranberas,

juga merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah, gaplek, kopra, dan butiran

lainnya.Akibat dari serangan hama ini, butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi

karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang

terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak

sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama

Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua

warnanya berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuningagak kemerahan

pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap

sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat

hidup larvanya. Apabila kumbang hidup pada jagung, ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang

pada beras hanya ± 3,5 mm. larva kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan

ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang

ini tampak seperti kumbang dewasa.

Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan telur

sampai 300-400 butir. telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih

dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke

dalam lubang tersebut dengan bantuan moncongnya adalah telur yang berbentuk lonjong.

Stadia telur berlangsung selama ± 7 hari. Larva yng telah menetas akan langsung

menggerek butiran beras yang menjadi tempat hidupnya. Selama beberap waktu, larva

akan tetap berada di lubang gerekan, demikian pula imagonya juga akan berada di dalam

Page 4: Hama-jagung-doc.doc

lubang selama ± 5 hari. Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama

± 31 hari. Panjang pendeknya siklus hidup ham ini tergantung pada temperatur ruang

simpan, kelembapan di ruang simpan, dan jenis produk yang diserang.

Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus calandrae How (parasit larva),

semut merah dan semut hitam yang berperan sebagai predator dari larva dan telur hama.

Penagendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk

simpanan pada terik matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus

oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan

fumigasi terhadap produk yang disimpan.

3.      Callocobruchus spp

Imago dari hama ini berbentuk bulat telur. Bagian kepala agak meruncing, pada

elytra terdapat gambaran agak gelap. Pronotum halus, elytra berwarna cokelat agak

kekuningan. Ukuran tubuh sekitar 5-6 mm. imago betina dapat bertelur hingga 150 butir,

telur diletakkan pada permukaan produk kekacangan dalam simpanan dan akan menetas

setelah 3-5 hari. Larva biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya merobek bagian kulit

telur yang melekat pada material. Larva akan menggerek di sekitar tempat telur

diletakkan. Lama stadia lrva adalah 4-6 hari. Produk yang diserang akan tampak

berlubang.

Pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan fumigasi dan menggunakan

musuh alami hama ini (Anisopteromalus calandrae dan semut hitam).

            Intensitas serangan akibat hama dalam produk simpanan termasuk dalam kategori

sedang, walaupun beberapa hama dapat menyebabkan kerugian yang nyata secara

ekonomi. Intensitas serangan pada komoditas kopi, kacang hijau, kacang tanah, kacang

tolo, dan beras adalah 0,3 %, 0,13 %, 0,19 %, 0,29 %, dan 0,34 %. Intensitas serangan

paling kecil terdapat pada komoditas kacang hijau dan intensitas tertinggi ada pada

komoditas beras.

Page 5: Hama-jagung-doc.doc

4. Lalat bibit (Atherigonaexigua Stein)

Gejala: daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan; di sekitar bekas

gigitan atau bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya

tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.

Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna

punggung kuning kehijauan dan bergaris, warna perut coklat kekuningan,

warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian:

(1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman akan sangat

membantu memutus siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai

panen jagung; (2) tanaman yang terserang lalat bibit harus segera

dicabut dan dimusnahkan, agar hama tidak menyebar; (3) kebersihan di

sekitar areal penanaman hendaklah dijaga dan selalu diperhatikan

terutama terhadap tanaman inang yang sekaligus sebagai gulma; (4)

pengendalian secara kimiawi insektisida yang dapat digunakan antara

lain: Dursban 20 EC, Hostathion 40 EC, Larvin 74 WP, Marshal 25 ST,

Miral 26 dan Promet 40 SD sedangkan dosis penggunaan dapat mengikuti

aturan pakai.

5. Ulat pemotong

Gejala: tanaman jagung yang terserang biasanya terpotong beberapa cm

diatas permukaan tanah yang ditandai dengan adanya bekas gigitan pada

batangnya, akibatnya tanaman jagung yang masih muda itu roboh di atas

tanah. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis sp. (A.

ipsilon); Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia

furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera).

Pengendalian: (1) bertanam secara serentak pada areal yang luas, bisa

juga dilakukan pergiliran tanaman; (2) dengan mencari dan membunuh

ulat-ulat tersebut yang biasanya terdapat di dalam tanah; (3) sebelum

lahan ditanami jagung, disemprot terlebih dahulu dengan insektisida.

Page 6: Hama-jagung-doc.doc

6. O. furnacalis

Merupakan hama utama jagung di Asia. Serangga ini mempunyai

lebih dari satu generasi dalam setahun karena didukung oleh curah

hujan yang memberikan pengaruh penting pada aktivitas ngengat dan

oviposisinya (Nafus and Schreiner 1987).

Di lapang, imago mulai meletakkan telur pada tanaman yang berumur

dua minggu. Puncak peletakan telur terjadi pada stadia pembentukan bunga

jantan sampai keluarnya bunga jantan. Serangga betina lebih suka

meletakkan telur di bawah permukaan daun, terutama pada daun ke-5

sampai daun ke-9 (Legacion and Gabriel 1988). Jumlah telur yang diletakkan

tiap kelompok beragam (Gambar 1), berkisar antara 30-50 butir atau bahkan

lebih dari 90 butir (Kalshoven 1981). Seekor ngengat betina mampu

meletakkan telur 300-500 butir. Lama hidup serangga dewasa adalah 7-11

hari (Lee et al. 1980). Di laboratorium, jumlah telur per kelompok beragam

antara 1-200 butir (Ruhendi et al. 1985). Stadium telur 3-4 hari (Lee et al.

1980).

7. penggerek batang merah jambu

Serangga ini merupakan hama tanaman jagung, padi, dan tebu di Asia

Tenggara, Cina, dan Jepang. Di Indonesia serangga ini dapat pula hidup

pada rumput dan teki seperti Andropogon, Eleusine, Panicum, Phraqmites,

Saccharum, dan Scripus. Penggerek batang merah jambu umumnya

ditemukan di daerah dengan musim kemarau yang jelas seperti Jawa Timur,

Sulawesi, dan Nusa Tenggara (Kalshoven 1981).

Hama ini memiliki tiga generasi per tahun jika berada pada daerah

subtropis, sedangkan pada daerah tropis mempunyai enam generasi. Telur

diletakkan secara berkelompok dalam barisan di pelapah daun (Gambar 7),

biasanya 3-8 baris.

8. penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera Hbn. Noctuidae:

Lepidotera)

Imago betina H. armigera meletakkan telur pada pucuk tanaman dan apabila

tongkol sudah mulai keluar maka telur diletakkan pada rambut jagung.

Imago betina mampu bertelur rata-rata 730 butir dengan masa oviposisi 10-

23 hari. Telur menetas dalam tempo tiga hari setelah diletakkan pada suhu

Page 7: Hama-jagung-doc.doc

22,5oC dan dalam tempo sembilan hari pada suhu 17oC (Kalshoven 1981).

Larva terdiri atas 5-7 instar, tetapi umumnya enam instar dengan

pergantian kulit (moulting) setiap instar 2-4 hari (Gambar 9). Periode perkembangan

larva sangat bergantung pada suhu dan kualitas makanannya.

9. Ulat Grayak (Spodoptera litura, Mythimna sp. Noctuidae: Lepidotera)

Siklus hidup S. litura yang direaring pada beberapa jenis inang tersaji pada

Tablel 1. S. litura meletakkan telur secara berkelompok di permukaan daun

dan ditutupi oleh bulu-bulu yang berwarna coklat muda dan setiap

kelompok telur terdiri atas 50-400 butir (Gambar 10a).

Larva terdiri atas enam instar dan instar terakhir mempunyai bobot

mencapai 800 mg dan menghabiskan 80% dari total konsumsi makanannya

(Kalshoven 1981) (Gambar 10b). Larva bersembunyi dalam tanah pada

siang hari dan baru aktif pada malam hari, kecuali S. exempta yang juga

aktif pada siang hari.

10. Lalat Bibit (Atherigona sp., Ordo: Diptera)

Atherigona sp. biasanya meletakkan telur pada pagi hari atau malam hari.

Telur-telur tersebut diletakkan secara tunggal di bawah daun, axil daun,

atau batang dekat permukaan tanah. Telur menetas pada malam hari minimal

33 jam atau maksimal empat hari setelah telur diletakkan. Telur spesies ini

berwarna putih dengan panjang 1,25 mm dan lebar 0,35 mm dan warnanya

berubah menjadi gelap sebelum menetas (CPC 2001).

11. Belalang (Locusta migratoria)

Seekor betina mampu menghasilkan telur sekitar 270 butir. Telur berwarna

keputih-putihan dan berbentuk buah pisang, tersusun rapi sekitar 10 cm di

bawah permukaan tanah. Menurut BPOPT (2000), telur akan menetas

setelah 17 hari, sementara menurut Farrow (1990), telur akan menetas

antara 10-50 hari, bergantung temperatur.

12. Kutu Daun (Aphis maidis)

Kutu daun membentuk koloni yang besar pada daun. Betina berproduksi

secara partenogenesis (tanpa kawin). Umumnya, stadia nimfa terdiri atas

empat instar (Kring 1985). Stadium nimfa terjadi selama 16 hari pada suhu

15oC, sembilan hari pada suhu 20oC, dan lima hari pada suhu 30oC.

Seekor betina (Gambar 15) yang tidak bersayap mampu melahirkan

Page 8: Hama-jagung-doc.doc

rata-rata 68,2 ekor nimfa, sementara betina bersayap melahirkan 49 nimfa

(Adam and Drew 1964). Lama hidup imago adalah 4-12 hari.

13. Tikus (Rattus argentiventer)

Tanaman jagung yang diserang tikus biasanya ditanam pada lahan sawah

setelah padi. Tikus tersebut adalah dari spesies Rattus argentiventer.

Tikus memiliki kemampuan indera yang sangat menunjang setiap

aktivitas kehidupannya. Di antara kelima organ inderanya, hanya penglihatan

yang kurang baik, namun kekurangan ini ditutupi oleh indera lainnya yang

berfungsi dengan baik.

14. Lalat bibit

Menyerang tanaman muda akibat serangannya sering kali mematikan

tanaman.

15. Ulat Agrotis (agrotis Sp ) ,

Hama ini menyerang pada waktu tanaman masih kecil. Dapat diberantas dengan cara mencari dan membunuh ulatnya, yang biasanya terdapat di dalam tanah atau sebelum ditanami, tanah diberi insektisida terlebih dahulu.

16. Penggerek daun (Sesamia inferens WLK).

Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga.Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan segera setelah terlihat adanya telur-telur yang biasanya terletak di bawah daun pada saat menjelang berbunga.

17. Ulat tanah (Leucania unipuncta, HAW)

Menyerang daun tanaman dewasa, biasanya pada malam hari, sampai mencapai jumlah ratusan. Penyemprotan harus dilakukan setelah gejala pertama terlihat dan jangan sampai terlambat.

18. Ulat tongkol (Heliothis armigera),

Merupakan, ulat perusak tongkol yang penting. Penyemprotan harus segera dilakukan bilamana terlihat telur-telur yang biasanya diletakkan pada rambut (silk) dan bakal buah atau tongkol: Secara umum, penyemprotan sebaiknya dilakukan bilaman diperlukan saja,

Page 9: Hama-jagung-doc.doc

sehingga penggunaan- pertisida lebih efisien. Waktu yang baik untuk menyemprot adalah pagi hari antara jam 06.00 – 09;00 atau sore hari jam 16.00 -18.00

19. Ngengat (sejenis kupu-kupu)

Biasanya aktif pada malam hari dan menghasilkan beberapa generasi per tahun, umur ngengat dewasa 7-11 hari.

20. Hawar daun

umumnya menyerang tanaman jagung yang dibudidayakan di dataran tinggi.

Page 10: Hama-jagung-doc.doc

Jenis-Jenis Hama Pada Tanaman Jagung

Page 11: Hama-jagung-doc.doc
Page 12: Hama-jagung-doc.doc