halusinasi

8
BAB I KONSEP DASAR A. PE NGERTI AN Halusinasi merupakan persepsi terhadap stimulus dari luar tanpa obyek nyata dari dunia luar. Hal itu memungkink an mempe ngaruhi pemikir an mereka mencakup  perasaan merasa mendengar, melihat, membau, meraba atau merasa. Klien akan membuka persepsi didalam pemikirannya sehingga memungkinkan memaksa klien untuk memperca yainya daripada kenyataan dari luar. Hal yang sangat pentin g untuk diingat bahwa halusinasi terlihat sangat nyata bagi klien dan klien mungkin melihat halusinasi sebagai kenyataan dan mengingkari kenyataan lingkungan sekitarnya atau orang-orang sekitarnya (Judith and Sheila, 1998 : 113) Halusinasi adalah suatu sensori persepsi terhadap sesuatu hal tanpa stimulus dari luar. Haluasinasi merupakan pengalaman terhadap mendengar suara Tuhan, suara setan dan suara manusia yang berbicara terhadap dirinya, sering terjadi pada pasien skizoprenia. (Stuart and Sundeen, 1995 : 501) Hal usinasi yang sering te rj adi pada gangguan persepsi sensor i ada la h halusinasi akustik (auditorik). Halusinasi ini sering berbentuk : 1. Akoas ma : Suara-suara yang kacau balau yang tidak dapat dibedakan dengan  jelas. 2. Phonema : Suara-suara yang berbentuk suara jelas yang berasal dari manusia, sehingga klien seperti mendengar suara tertentu. Halusinasi pendengaran merupakan halusinasi yang paling umum. Lien bisa mendengar suara seperti suara Tuhan, suara setan atau suara orang-orang terdekat yang diterima sebagai suatu yang berbeda dari pemikiran klien. B. RENTANG RES PON NEUROBI OLOGIK Respon per ilaku klien dapa t diidentifikasi sepanjang rentang res pon yang  berhubungan den gan fungsi neurobiologik. Perilaku yang dapat diamati dan mungkin menunjukkan adanya halusinasi disajikan dalam table berikut (Stuart and Sundeen, 1998 : 302)

Upload: iwan-lutfi-jatinugroho

Post on 29-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HALUSINASI

7/15/2019 HALUSINASI

http://slidepdf.com/reader/full/halusinasi-56327e731566b 1/8

BAB I

KONSEP DASAR 

A. PENGERTIANHalusinasi merupakan persepsi terhadap stimulus dari luar tanpa obyek nyata

dari dunia luar. Hal itu memungkinkan mempengaruhi pemikiran mereka mencakup

 perasaan merasa mendengar, melihat, membau, meraba atau merasa. Klien akan

membuka persepsi didalam pemikirannya sehingga memungkinkan memaksa klien

untuk mempercayainya daripada kenyataan dari luar. Hal yang sangat penting untuk 

diingat bahwa halusinasi terlihat sangat nyata bagi klien dan klien mungkin melihat

halusinasi sebagai kenyataan dan mengingkari kenyataan lingkungan sekitarnya atau

orang-orang sekitarnya (Judith and Sheila, 1998 : 113)

Halusinasi adalah suatu sensori persepsi terhadap sesuatu hal tanpa stimulus

dari luar. Haluasinasi merupakan pengalaman terhadap mendengar suara Tuhan, suara

setan dan suara manusia yang berbicara terhadap dirinya, sering terjadi pada pasien

skizoprenia. (Stuart and Sundeen, 1995 : 501)

Halusinasi yang sering terjadi pada gangguan persepsi sensori adalah

halusinasi akustik (auditorik). Halusinasi ini sering berbentuk :

1. Akoasma : Suara-suara yang kacau balau yang tidak dapat dibedakan dengan

 jelas.

2. Phonema : Suara-suara yang berbentuk suara jelas yang berasal dari manusia,

sehingga klien seperti mendengar suara tertentu.

Halusinasi pendengaran merupakan halusinasi yang paling umum. Lien bisa

mendengar suara seperti suara Tuhan, suara setan atau suara orang-orang terdekat

yang diterima sebagai suatu yang berbeda dari pemikiran klien.

B. RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIK 

Respon perilaku klien dapat diidentifikasi sepanjang rentang respon yang

 berhubungan dengan fungsi neurobiologik. Perilaku yang dapat diamati dan mungkin

menunjukkan adanya halusinasi disajikan dalam table berikut

(Stuart and Sundeen, 1998 : 302)

Page 2: HALUSINASI

7/15/2019 HALUSINASI

http://slidepdf.com/reader/full/halusinasi-56327e731566b 2/8

RENTANG RESPONS NEUROBIOLOGIK

Respon Adaptif Respon Maladaptif 

Pikiran logis Pikiran kadang menyimpang Kelainan pikiran/delusi

Persepsi akurat Ilusi Halusinasi

Emosi konsisten dgn Reaksi emosional berlebihan Ketidakmampuan untuk 

 pengalaman mengawali emosi

Perilaku sesuai hub. Perilaku ganjil (tidak lazim) Ketidakteraturan

sosial Menarik diri Isolasi social.

C. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Biologis

Abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurobiologik yang maladaptive

yang baru mulaidipahami (Stuart and Sundeen, 1998 : 305)

2. Psikologis

Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurobiologik yang maladaptive

 belum didukung oleh penelitian. Sayangnya, teori psikologik terdahulu

menyalahkan keluarga sebagai penyebabgangguan ini.

Sehingga menimbulkan kurangnya rasa percaya diri keluarga terhadap tenaga

kesehatan jiwa professional. (Stuart and Sundeen, 1998 : 309-310)

3. Social budaya

Stress yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizofrenia dan

gangguan psikotik lain tapi tidak diyakini sebagai penyebab utama gangguan.

(Stuart and Sundeen, 1998 : 309-310)

4. Organik 

Gangguan orientasi realitas muncul karena kelainan organic yang mana bisa

disebabkan infeksi, racun, trauma atau zat-zat substansi yang abnormal sera

gangguan metabolic masuk didalamnya. (Shiver, 1998 : 2002)

Page 3: HALUSINASI

7/15/2019 HALUSINASI

http://slidepdf.com/reader/full/halusinasi-56327e731566b 3/8

D. FAKTOR PRESIPITASI

Menurut Stuart and Sundeen, 1998 hal.310, factor presipitasi halusinasi adalah

sebagai berikut :

5. Biologis

Stressor biologis yang berhubungan dengan resp[on neurobiologik yang

maladaptive termasuk :

• Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengtur proses informasi.

• Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan

ketidakmampuan secara selektif menanggapi rangsangan.

6. Stres lingkungan

Secara biologis menetapkan ambang terhadap toleransi stress yang berinteraksi

dengan steressor lingkungan untuk menentukkan terjadinya gangguan perilaku.

7. Pemicu gejala

Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologik yang maladaptive

 berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku individu.

E. MANIFESTASI KLINIK 

Karakteristik perilaku yang dpat ditunjukkan klien dengan kondisi halusinasi

 berupa : berbicara, senyum dan tertawa sendiri, pembicaraan kacau dan kadang tidak 

masuk akal, tidak dapat membedakan hal nyata dan tidak nyata, menarik diri dn

menghindar dari orang lain, disorientasi, perasaan curiga, takut, gelisah, bingung,

ekspresi wajah tegang dan mudah tersinggung, tidak mampu melakukan aktivitas

mandiri dan kurang bisa mengontrol diri, menunjukkan perilaku merusak (diri sendiri,

orang lain dan lingkungan)

F. MEKANISME KOPING

Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman

yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologik adalah :

• Regresi berhub.dengan masalah proses informasi dan upaya untuk menanggulangi

ansietas

• Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi dan meanrik diri.

Page 4: HALUSINASI

7/15/2019 HALUSINASI

http://slidepdf.com/reader/full/halusinasi-56327e731566b 4/8

(Stuart and Sundeen, 1998 : 312)

G. MASALAH KEPERAWATAN

Adapun masalh yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan sensorori

 persepsi halusinasi akustik antara lain adalah :

8. Isolasi social : menarik diri (Townsend, 1998 : 192)

9. Resiko tinggi mencederai (diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan)

(Budi Anna Keliat, 1998 : 28-29)

10. Kerusakan komunikasi verbal (Townsend, 1998 : 73)

11. Gngguan konsep diri : harga diri rendah. (Townsend, 1998 : 73)

H. POHON MASALAH

Resiko tinggi mencederai

(diri sendiri, orang lain, lingkungan) Defisit perawatan diri

 perubahan sensori-persepsual

kerusakan komunikasi halusinasi akustik Intoleransi aktivitas

verbal (core problem)

Interaksi social, kerusakan :

Menarik diri

Gangguan konsep diri :

Harga diri rendah

Koping individu inefektif 

Stressor 

Page 5: HALUSINASI

7/15/2019 HALUSINASI

http://slidepdf.com/reader/full/halusinasi-56327e731566b 5/8

I. FOKUS INTERVENSI

12. Isolasi social : menarik diri b.d harga diri rendah (Townsend, 1998 : 192)

Tujuan jangka panjang : Klien dengan sukarela meluangkan waktu bersama

dengan klien lain dan staf dalam aktivitas kelompok di bangsal.

Tujuan jangka pendek : klien dapat mengembangkan hubungan saling percaya

dan mampu berinteraksi dengan perawat diruangan setiap pergantian jam kerja.

Intervensi keperawatan :

a. Bina hubungan saling percaya dengan klien.

 b. Beri kesempatan pada klien untuk menjelaskan alas an klien tidak bersedia

 bergaul dengan orang lain.

c. Diskusikan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian

menarik diri.

d. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain.

e. Ajarkan tekhnik asertif dalam berinteraksi.

f. Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien dalam berkomunikasi

dengan orang lain.

g. Dorong keluarga untuk membantu klien dalam berkomunikasi dengan orang

lain.

h. Anjurkan keluarga untuk menjenguk klien minimal 1x seminggu.

13. Resiko tinggi mencederai (diri sendiri, orang lain maupun lingkungan)

(Budi Anna Keliat, 1998 : 28-29)

Tujuan umum : klien tidak mencederai diri sendiri dan orang lain.

Tujuan khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Intervensi Keperawatan :

1. Bina hubungan saling percaya dengan mengguanakan prinsip

komunikasi terapeutik.

2. Ciptakan lingkungan yang hangat dan bersahabat.

3. Dorong dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasannya.

 b. Klien dapat mengenal halusinasinya.

Page 6: HALUSINASI

7/15/2019 HALUSINASI

http://slidepdf.com/reader/full/halusinasi-56327e731566b 6/8

Intervensi Keperawatan :

1. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap.

2. Observasi perilaku (verbal dan nonverbal) yang berhubungan dengan

halusinasinya.

3. terima halusinasi sebagai hal nyata bagi klien dan tidak nyata bagi

 perawat.

4. Identifikasi bersama klien tentang waktu munculnya halusinasi, isi

halusinasi dan frekuensi timbulnya halusinasi.

5. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya ketika halusinasi

muncul.

6. diskusikan dengan klien mengenai perasaannya saat terjadi halusinasi.

c. Klien dapat mengontrol halusinasinya.

Intervensi Keperawatan :

1. Identifikasi bersama klien tindakan yang biasa dilakukan jika

halusinasi muncul.

2. Beri penguatan dan pujian terhadap tindakan klien yang positif.

3. bersama klien merencanakan kegiatan untuk mencegah terjadinya

halusinasi.

4. diskusikan cara mencegah timbulnya halusinasi dan mengontrol

halusinasi.

5. Dorong klien untuk memilih cara yang digunakan dalam menghadapi

halusinasi.

6. Beri penguatan dan pujian terhadap pilihan klien yang benar.

7. Diskusikan dengan klien hasil upaya yang telah dilakukan.

d. Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk mengendalikan halusinasinya

Intervensi keperawatan :

1. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga.

2. Kaji pengetahuan keluarga tentang halusinasi dan tindakan yang

dilakukan dalam merawat klien.

3. Beri penguatan dan pujian terhadap tindakan yang positif.

Page 7: HALUSINASI

7/15/2019 HALUSINASI

http://slidepdf.com/reader/full/halusinasi-56327e731566b 7/8

4. diskusikan dengan keluarga tentang halusinasi, tanda dan cara

merawat klien di rumah.

5. Anjurkan keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien dirumah.

 

14. Kerusakan komunikasi verbal (Townsend, 1998 : 160)

Tujuan jangka panjang : pasien dapat menunjukkan kemampuan dalam

melakukan komunikasi verbal dengan perawat dan sesama pasien dalam suatu

lingkungan social dengan cara yang sesuai atau dapat diterima.

Tujuan jangka pendek : pasien dapat menunjukkan kemampuan untuk bertahan

 pada 1 topik mengguanakn ketepatan kata, mengguanakan kontak mata

intermitten selama 5 menit dengan perawat dalam waktu 1 minggu.

Intervensi Keperawatan :

a. Gunakan tekhnik validasi dan klarifikasi untuk mengerti pola komunikasi

 paien.

 b. Pertahankan konsistensi perawat yang bertugas.

c. Jelaskan pada pasien dengan cara yang tidak mengancam bagaimana perilaku

dan pembicaraannya dterima dan mungkin juga dihindari oleh orang lain.

d. Antisipasi dan penuhi kebutuhan paien sampai pola komunikasi yang

memuaskan kembali.

e. Jika pasien tidak mampu atau tidak ingin bicara, gunakan tekhnik mengatakan

secara tidak langsung.

15. Gangguan konsep diri : harga diri rendah (Townsend, 1998 : 73)

Tujuan jangka panjang : pasien memperlihatkan perasaan-perasaan nilai diri yang

meningkat saat pulang, ditandai dengan ekspresi-ekspresi verbal dari aspek-aspek 

 positif tentang diri, pencapaian masa lalu dan prospek-prospek masa depan.

Tujuan jangka pendek : pasien akan secara bebas mengarahkan perawatan diri dan

aktivitas-aktivitas sehari-hari dalam 1 minggu.

Intervensi keperawatan :

a. Bersikap menilai klien apa adanya

 b. Sampaikan perhatian tanpa syarat bagi klien.

Page 8: HALUSINASI

7/15/2019 HALUSINASI

http://slidepdf.com/reader/full/halusinasi-56327e731566b 8/8

c. Luangkan waktu bersama klien setiap aktivitas.

d. Bantu klien mengidentifikasi aspek-aspek positif pada dirinya.

e. Beri pujian atas aspek positif yang telah dicapai.