hal 07 (23 spt 2020)

1
RABU 23 SEPTEMBER 2020 7 PROPERTY “Hingga tahun 2024, target kami adalah membiayai 1,4 juta unit hunian. Kalau rata- rata kreditnya Rp 100 juta per unit, berarti membutuhkan anggaran Rp 140 triliun,” ujar Adi Setianto, komisioner BP Tapera, dalam diskusi virtual, di Jakarta, baru-baru ini. Dia menjelaskan, saat ini, Tapera fokus pada aparatur sipil negara (ASN) yang jum- lahnya ada 4,1 juta orang. Dari jumlah itu sebanyak 650 ribu belum memiliki rumah. Menurut Adi Setianto, sumber pembi- ayaan itu tidak semata berasal dari tabun- gan para peserta Tapera, melainkan juga dicarikan model lainnya. “Kami sedang me- nyiapkan financial modeling untuk menutup gap pembiayaan yang ada. Mengacu kepada Undang-Undang BP Tapera, prinsip kami adalah gotong royong, adil, proporsional, hati-hati, dan transparan. Kami berupaya membuat modeling pembiayaan yang tentunya dengan bunga murah,” papar dia. Adi Setianto menegaskan, BP Tapera dibentuk pemerintah untuk bertugas menghimpun dana panjang, berkelanjutan dengan suku bunga yang terjangkau dan khusus untuk perumahan. “Kami berharap sudah beroperasi pada 2021,” ujarnya. Dia mengatakan, rencananya sekitar awal tahun 2021, BP Tapera menerima pengalihan peserta dan dana eks Bap- ertarum. Kini, proses pengalihan itu di- tangani oleh tim likuidasi. “Tim likuidasi tengah melakukan pemutakhiran data. Dari 4,1 juta peserta ASN Bapetarum itu dipetakan berapa yang sudah pension dan mana yang masih aktif. Lalu, berapa yang sudah meninggal serta siapa ahli warisnya. Dana yang akan kami kelola hampir Rp 9 triliun,” paparnya. Menurut Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida, kehadiran Tapera akan membantu sek- tor properti. “Karena itu, kami berharap Tapera segera beroperasi, tidak perlu menunggu tahun 2021,” ujar dia, dalam diskusi virtual yang sama. Hal senada dilontarkan oleh Junaidi Ab- dillah, ketua umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi). Keberadaan Tapera akan membantu pembiayaan rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasi- lan rendah (MBR). Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, sekitar 3.000 pengem- bang anggota Apersi amat membutuhkan dukungan pembiayaan. “Tentunya kita perlu kerja sama ddengan berbagai pihak mulai dari pemerintah, perbankan, lembaga pembiayaan, dan harapannya, Tapera segera beroperasi,” harap dia. Menurut Adi Setianto, pihaknya in- gin berperan aktif dengan menunjang perekonomian nasional di tengah masa pandemi. Saat ini, yang masih punya potensi adalah segmen menengah ke bawah mas. Banyak masyarakat muda dengan berbagai macam kerjaan, belum mempunyai rumah pertama,” kata dia. Oleh Edo Rusyanto JAKARTA – Badan Pengelola (BP) Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) membidik pembangunan hunian sebanyak 1,4 juta unit dalam rentang 2020-2024. Badan yang fokus pada pembiayaan hunian bersubsidi itu ditargetkan beroperasi awal 2021. Antara Rusunawa Periuk Sejumlah anak bermain di kawasan kompleks rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Periuk, Kota Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyiapkan anggaran belanja sebesar RP8,09 triliun pada 2021 untuk pembangunan bidang perumahan, salah satunya untuk membangun 9.210 unit rumah susun. JAKARTA Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merampungkan pembangunan rumah su- sun (rusun) dan rumah khusus (rusus) di di Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Peresmian hunian itu dilakukan bersamaan dengan sejumlah proyek infrastruktur, secara virtual, Senin (21/9). Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan perumahan tersebut masuk dalam Program Sejuta Ru- mah (PSR) yang terdiri atas rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Sungai Rumbai senilai Rp 16,38 miliar. Lalu, Bantuan Stimu- lan Perumahan Swadaya (BSPS) untuk 1.505 unit rumah tidak layak huni (RTLH) senilai Rp 26, 33 miliar dan 52 unit rumah khusus (rusus) Sitiung senilai 6,19 miliar. “Rusunawa untuk masyarakat berpeng- hasilan rendah (MBR) Kabupaten Dhar- masraya, 52 unit Rumah Khusus Nelayan Kabupaten Dharmasraya dan 1.505 unit Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) merupakan wujud nyata komitmen pemerintah untuk memberikan tempat ting- gal atau hunian yang layak bagi masyarakat. Selain itu juga untuk mendukung pengem- bangan pembangunan dan ekonomi di Kabupaten Dharmasraya,” kata dia, dalam siarn pers, di Jakarta, baru-baru ini. Rusunawa MBR Kabupaten Dharmas- raya mulai dibangun pada Agustus 2019 dan selesai Maret 2020. Pembangunan rusun yang terletak di Desa Sungai Rumbai, Kecamatan Sungai Rumbai ini menelan biaya Rp 16,38 miliar yang berasal dari APBN TA 2019. Rusunawa MBR tersebut dibangun sebanyak satu tower dan memiliki ketinggian tiga lantai serta unit hunian sebanyak 42 unit kamar tipe 36. Bangunan vertikal tersebut dapat menampung sekitar 168 orang. Sedangkan Rumah Khusus Nelayan MBR Kabupaten Dharmasraya mulai dibangun pada November 2018 dan selesai Desember 2019. Rumah khusus nelayan ini terletak di Nagari Sitiung, Ke- camatan Sitiung dengan menelan biaya Rp 6,19 miliar. Rusus ini dibangun 52 unit rumah dengan tipe 28 couple. Selanjutnya, untuk Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya MBR Kabupaten Dharmasraya tahun 2019 dan 2020 men- dapatkan sebanyak 1.505 unit rumah bantuan. Dengan rincian, tahun 2019 sebanyak 1.005 unit dan tahun 2020 sebanyak 500 unit dan menelan biaya pembangunan senilai Rp 16,35 miliar. Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan menerangkan, proyek Kementerian PUPR secara tidak lang- sung akan mendorong kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah. “Kami siap mendukung pembangunan infrastruktur agar Kabupaten Dharmasraya bisa bersaing dengan daerah lain di Indo- nesia. Adanya pembangunan infrastruktur yang telah selesai ini akan kami manfaatkan untuk masyarakat,” ujar dia. (imm) JAKARTA – PT Intiland Development Tbk (Intiland) memulai serah terima hu- nian The Rosebay ke konsumen. Proses serah terima dilakukan secara bertahap seiring dengan penyelesaian pembangunan proyek hunian yang berlokasi di kawasan perumahan Graha Famili, Surabaya ini. Harto Laksono, direktur Pemasaran PT Intiland Grande, anak usaha pers- eroan untuk pengembangan di Surabaya, mengatakan, terdapat 170 unit hunian yang mulai diserahterimakan kepada konsumen. Unit-unit ini terdiri atas be- berapa tipe yang tersebar dalam lima blok, yaitu blok A, B, F, G, dan H. “Hingga September ini, kami sudah lakukan serah terima sebanyak 60% dari total unit yang terjual. Sisanya kami akan serahterimakan secara bertahap hingga akhir tahun ini,” ujarnya, dalam siaran pers, Selasa (22/9). Dia menambahkan, saat ini, seba- gian besar dari unit-unit yang sudah diserahterimakan, dalam tahapan fitting- out dan pengerjaan interior oleh masing- masing pemiliknya. Bahkan, ada sejum- lah unit The Rosebay yang telah selesai proses fitting-out dan telah dihuni oleh para pemiliknya. The Rosebay meru- pakan pengembangan fasilitas hunian terbaru Intiland di kawasan prestisius Graha Famili Surabaya. Menempati lahan seluas satu hektare, komplek hunian berkonsep low-rise residensial ini terdiri atas tujuh blok dengan ketinggian ber- variasi dari empat hingga delapan lantai. Menawarkan banyak keunggulan dari segi konsep dan fasilitas, The Rosebay menawarkan hunian dengan kepadatan rendah dan pemandangan lingkungan yang indah bagi penghuninya. Harto Laksono menjelaskan bahwa minat konsumen terhadap The Rosebay cukup tinggi dan saat ini sudah terjual sekitar 75%. Tingginya animo konsumen ini tak luput dari sejumlah faktor keunggulan yang ditawarkan oleh hunian ini. Pertama, karena lokasi The Rosebay sangat strategis berada di lingkungan perumahan elit yang eksklusif dan berkembang pesat. Kedua, hunian ini menawarkan kenyamanan dan privasi yang lebih bagi penghuninya. Fak- tor ketiga yakni memiliki konsep pengem- bangan yang sangat baik dari sisi arsitek- tual dan desain yang ramah lingkungan. “The Rosebay menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat yang ingin tinggal di apartemen namun tidak padat penghuni. Selain unitnya lebih lapang dan privat, penghuni juga dapat menikmati fasilitas lebih nyaman dan leluasa,” ujarnya. Menurut dia, jenis hunian yang tidak padat seperti The Rosebay dapat diman- faatkan secara maksimal terutama di masa pandemi Covid-19. The Rosebay menawarkan beragam tipe pilihan dengan dua dan tiga kamar tidur. Harto Laksono menjelaskan, seiring dengan rampungnya pengerjaan pembangunan The Rosebay perseroan akan fokus untuk memasarkan sisa unit yang tersedia. Langkah ini seiring dengan munculnya tren meningkatnya pembelian oleh para konsumen pengguna akhir (end user). “Mayoritas konsumen The Rosebay memang tergolong katego- ri end user yang akan ditinggali sendiri dan belakangan permintaannya meningkat. Ini menjadi mementum bagi kami untuk memasarkan dengan cepat unit-unit yang sudah siap huni,” tambah dia. (ed) Aturan Penunjang Sementara itu, operasional BP Tapera dinilai masih menanti sejumlah aturan teknis. “Perlu sejumlah aturan seperti peraturan presiden (perpres), peraturan menteri (permen), sep- erti permen PUPR dan permenkeu, serta pera- turan BP Tapera dan beberapa aturan lainnya,” kata Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Eko Djoeli Heripoerwanto, dalam sebuah diskusi virtual, beberapa waktu lalu. Di sisi lain, saat beroperasi pada 2021, kata Eko Djoeli, BP Tapera ditargetkan men- yalurkan pembiayaan perumahan sebanyak 75.000 unit. “Tapera menurut target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 pada 2021 mempunyai target sebesar 75 ribu unit. Inilah yang nanti pada tahun depan bahu-membahu untuk menangani perumahan di Indonesia, target utamanya masih PNS,” ujar dia, seperti dikutip dari Antara, baru-baru ini. Dia menambahkan, BP Tapera mulai aktif pada 2021, melengkapi program perumahan yang su- dah ada sebelumnya. “Kami informasikan bahwa tahun 2021 fasilitas likuiditas pembiayaan peru- mahan (FLPP) masih ada dan itu masih dikawal dan dikelola oleh Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP),” paparnya. Saldo 1 Januari 2019 270.000.000.000 704.485.563.169 5.000.000.000 117.587.203.151 1.097.072.766.320 479.675.598.238 1.576.748.364.558 Dividen - - - (48.600.000.000) (48.600.000.000) - (48.600.000.000) Laba neto - - - 100.736.153.690 100.736.153.690 7.896.788.805 108.632.942.495 Saldo 30 Juni 2019 270.000.000.000 704.485.563.169 5.000.000.000 169.723.356.841 1.149.208.920.010 487.572.387.043 1.636.781.307.053 Saldo 1 Januari 2020 270.000.000.000 704.485.563.169 5.000.000.000 220.170.603.153 1.199.656.166.322 491.611.149.349 1.691.267.315.671 Dividen - - - (54.000.000.000) (54.000.000.000) - (54.000.000.000) Penerbitan modal saham untuk kepentingan non-pengendali - - - - - 100.000.000.000 100.000.000.000 Laba neto - - 37.268.472.953 37.268.472.953 (1.000.061.180) 36.268.411.773 Pendapatan komprehensif lainnya: Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja - - - 8.969.036.290 8.969.036.290 422.828.004 9.391.864.294 Pajak penghasilan terkait - - - (1.798.181.378) (1.798.181.378) (88.768.223) (1.886.949.601) Saldo 30 Juni 2020 270.000.000.000 704.485.563.169 5.000.000.000 210.609.931.018 1.190.095.494.187 590.945.147.950 1.781.040.642.137 POS-POS ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 75.803.222.909 148.789.684.509 Piutang usaha Pihak ketiga - neto 366.361.221.293 524.281.458.451 Pihak berelasi 742.259.545 282.635.320 Piutang lain-lain Pihak ketiga - neto 6.060.379.302 20.561.342.468 Pihak berelasi 811.444.463 386.308.911 Persediaan - neto 464.258.249.686 432.352.195.428 Uang muka 5.769.768.539 4.326.932.818 Biaya dibayar di muka – lancar 2.558.936.725 8.657.823.562 Pajak dibayar di muka 1.627.398.931 51.150.284.617 TOTAL ASET LANCAR 923.992.881.393 1.190.788.666.084 ASET TIDAK LANCAR Taksiran tagihan pajak 103.985.946.106 47.296.709.293 Biaya dibayar di muka – tidak lancar - 5.260.000.000 Aset hak-guna 126.619.073.322 - Uang muka pembelian aset tetap dan otaries investasi 105.613.256.049 99.460.653.948 Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing Rp 138.772.247.459 dan Rp 111.070.489.735 pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 1.065.511.826.316 1.034.562.468.083 Properti investasi 535.207.802.316 531.122.126.512 Aset takberwujud – setelah dikurangi akumulasi amortisasi masing-masing Rp 912.718.182 dan Rp 99.139.000 pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 5.940.266.320 4.597.750.000 Aset pajak tangguhan 21.067.428.512 21.361.486.762 Aset tidak lancar lainnya 1.171.988.454 1.162.808.905 TOTAL ASET TIDAK LANCAR 1.965.117.587.395 1.744.824.003.503 TOTAL ASET 2.889.110.468.788 2.935.612.669.587 LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek 82.120.000.000 83.030.000.000 Utang usaha Pihak ketiga 13.146.328.560 10.131.950.488 Pihak berelasi 183.956.966.032 441.997.053.325 Utang lain-lain Pihak ketiga 44.996.501.435 58.965.473.812 Pihak berelasi 3.643.563.720 5.533.075.263 Biaya yang masih harus dibayar 27.146.077.729 8.824.607.654 Utang dividen 50.044.952.584 - Utang pajak 12.583.170.865 20.126.436.511 Uang muka dan jaminan dari pelanggan 160.205.230.049 147.313.556.453 Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 13.948.239.645 12.696.669.582 Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam setahun: Pinjaman jangka Panjang 7.441.677.135 7.096.464.736 Utang pembiayaan konsumen 1.455.269.742 1.455.054.972 Utang bank 41.963.994.495 16.383.685.277 Liabilitas sewa 10.542.283.609 - TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK 653.194.255.600 813.554.028.073 LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun: Pinjaman jangka panjang 6.932.275.909 10.750.614.260 Utang pembiayaan konsumen 1.775.708.354 2.504.557.810 Utang bank 163.057.549.679 128.721.599.433 Liabilitas sewa 106.852.550.400 - Utang kepada pihak berelasi 141.867.700.000 246.367.700.000 Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 34.389.786.709 42.446.854.340 TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 454.875.571.051 430.791.325.843 TOTAL LIABILITAS 1.108.069.826.651 1.244.345.353.916 EKUITAS Modal saham Modal dasar - 8.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.700.000.000 saham 270.000.000.000 270.000.000.000 Tambahan modal disetor 704.485.563.169 704.485.563.169 Cadangan umum 5.000.000.000 5.000.000.000 Saldo laba 210.609.931.018 220.170.603.153 Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk 1.190.095.494.187 1.199.656.166.322 Kepentingan non-pengendali 590.945.147.950 491.611.149.349 TOTAL EKUITAS 1.781.040.642.137 1.691.267.315.671 TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 2.889.110.468.788 2.935.612.669.587 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2019 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30 Juni 2020 31 Desember 2019 PENDAPATAN NETO 855.776.586.718 1.039.500.811.069 BEBAN POKOK PENDAPATAN 619.233.146.597 766.721.753.204 LABA BRUTO 236.543.440.121 272.779.057.865 BEBAN USAHA Penjualan (80.956.861.222) (45.518.860.259) Umum dan administrasi (96.120.114.127) (89.195.361.053) TOTAL BEBAN USAHA (177.076.975.349) (134.714.221.312) LABA USAHA 59.466.464.772 138.064.836.553 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan bunga 3.493.796.485 4.001.137.905 Laba penjualan aset tetap 104.545.454 219.000.000 Beban bank (470.293.231) (413.409.054) Laba selisih kurs – neto 117.456.011 1.503.675.283 Beban bunga (15.869.897.175) (7.897.382.192) Lain-lain – neto 680.135.156 406.374.700 Beban lain-lain – Neto (11.944.257.300) (2.180.603.358) LABA SEBELUM BEBAN PAJAK FINAL DAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN 47.522.207.472 135.884.233.195 BEBAN PAJAK FINAL (3.651.994.050) (3.462.740.265) LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 43.870.213.422 132.421.492.930 BEBAN PAJAK PENGHASILAN – NETO (7.601.801.649) (23.788.550.435) LABA NETO 36.268.411.773 108.632.942.495 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya: Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja 9.391.864.294 - Pajak penghasilan terkait (1.886.949.601) - Pendapatan Komprehensif Lain Setelah Dikurangi Pajak 7.504.914.693 - TOTAL LABA KOMPREHENSIF 43.773.326.466 108.632.942.495 Laba neto yang akan diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk 37.268.472.953 100.736.153.690 Kepentingan Non-Pengendali (1.000.061.180) 7.896.788.805 36.268.411.773 108.632.942.495 Total laba komprehensif yang akan diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk 44.439.327.865 100.736.153.690 Kepentingan Non-Pengendali (666.001.399) 7.896.788.805 43.773.326.466 108.632.942.495 LABA PER SAHAM DASAR YANG DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK 13,68 37,31 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN INTERIM Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2020 dan 2019 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30 Juni 2020 30 Juni 2019 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan 1.026.128.873.285 1.096.675.872.607 Pembayaran kepada pemasok dan karyawan (906.164.698.742) (829.790.188.631) Pembayaran untuk beban operasi lainnya (105.368.609.138) (95.331.983.946) Kas diperoleh dari operasi 14.595.565.405 171.553.700.030 Penerimaan bunga 3.493.796.485 4.001.137.905 Pembayaran bunga (2.171.125.600) (7.897.382.192) Pembayaran pajak penghasilan badan (22.527.503.602) (32.355.419.885) Pembayaran pajak final (3.651.994.050) (3.462.740.265) Pembayaran bunga liabilitas sewa (3.930.064.973) - Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Operasi (14.191.326.335) 131.839.295.593 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dari penjualan aset tetap 104.545.454 219.000.000 Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai aset tetap (6.172.608.504) (3.016.502.150) Perolehan aset tetap (28.153.982.128) (127.198.119.834) Perolehan aset takberwujud (2.035.639.036) (15.650.000) Perolehan properti investasi (13.086.120) (26.844.790.791) Pembayaran uang muka pembelian aset tetap dan properti investasi (25.828.653.008) (15.891.489.682) Biaya sewa dibayar di muka bagian tidak lancar - 2.137.500.000 Pembayaran kewajiban terkait dengan perolehan aset tetap (34.311.056.394) - Bunga yang dibayarkan atas pinjaman yang dikapitalisasi ke aset tetap (6.313.709.790) - Penerimaan dari penjualan barang trial 2.886.619.076 - Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Investasi (99.837.570.450) (170.610.052.457) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran dividen - (48.600.000.000) Penerimaan (pembayaran) atas utang bank jangka pendek (910.000.000) (577.746.041) Penerimaan atas utang bank jangka panjang 59.916.259.465 74.031.956.630 Pembayaran (penerimaan) atas utang pembiayaan konsumen (728.634.686) 18.395.215.864 Pembayaran untuk pinjaman jangka panjang (3.473.125.952) - Penerimaan (pembayaran)dari pinjaman pihak berelasi (4.500.000.000) 3.500.000.000 Liabilitas sewa (9.148.000.000) - Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 41.156.498.827 46.749.426.453 Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas dan setara kas (114.063.642) - KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS (72.986.461.600) 7.978.669.589 KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 148.789.684.509 92.814.255.885 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 75.803.222.909 100.792.925.472 LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN INTERIM Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2020 dan 2019 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30 Juni 2020 30 Juni 2019 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN INTERIM Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2020 dan 2019 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekuitas - Neto Kepentingan Non-pengendali Total Saldo laba Cadangan umum Tambahan modal disetor Modal saham Diatribusikan kepada pemilik entitas induk Informasi laporan keuangan di atas diambil dari Laporan Keuangan Konsolidasian Interim tanggal 30 Juni 2020 serta untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal tersebut, yang disusun oleh manajemen Peseroan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, yang telah ditelaah terbatas oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan (firma anggota jaringan Crowe Global) dengan opini wajar tanpa pengecualian, sebagaimana tercantum dalam laporan mereka tertanggal 14 September 2020 yang tidak tercantum dalam publikasi ini. Informasi keuangan tersebut di atas tidak mencakup catatan atas laporan keuangan konsilidasian. Jakarta, 23 September 2020 DIREKSI PT SURYA PERTIWI Tbk Kantor Pusat Gedung Toto Jl. Letjen S. Parman Kav. 81 Jakarta 11420 - Indonesia Telp. (62-21) 2929-8585 Fax (62/21) 568-0068 Website: www.suryapertiwi.co.id email: [email protected] PT. SURYA PERTIWI Tbk DAN ENTITAS ANAK

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hal 07 (23 SPT 2020)

RABU 23 SEPTEMBER 2020

7 PROPERTY

“Hingga tahun 2024, target kami adalah membiayai 1,4 juta unit hunian. Kalau rata-rata kreditnya Rp 100 juta per unit, berarti membutuhkan anggaran Rp 140 triliun,” ujar Adi Setianto, komisioner BP Tapera, dalam diskusi virtual, di Jakarta, baru-baru ini.

Dia menjelaskan, saat ini, Tapera fokus pada aparatur sipil negara (ASN) yang jum-lahnya ada 4,1 juta orang. Dari jumlah itu sebanyak 650 ribu belum memiliki rumah.

Menurut Adi Setianto, sumber pembi-ayaan itu tidak semata berasal dari tabun-gan para peserta Tapera, melainkan juga dicarikan model lainnya. “Kami sedang me-nyiapkan financial modeling untuk menutup gap pembiayaan yang ada. Mengacu kepada Undang-Undang BP Tapera, prinsip kami adalah gotong royong, adil, proporsional, hati-hati, dan transparan. Kami berupaya membuat modeling pembiayaan yang tentunya dengan bunga murah,” papar dia.

Adi Setianto menegaskan, BP Tapera dibentuk pemerintah untuk bertugas menghimpun dana panjang, berkelanjutan dengan suku bunga yang terjangkau dan khusus untuk perumahan. “Kami berharap sudah beroperasi pada 2021,” ujarnya.

Dia mengatakan, rencananya sekitar awal tahun 2021, BP Tapera menerima pengalihan peserta dan dana eks Bap-ertarum. Kini, proses pengalihan itu di-tangani oleh tim likuidasi. “Tim likuidasi tengah melakukan pemutakhiran data. Dari 4,1 juta peserta ASN Bapetarum itu

dipetakan berapa yang sudah pension dan mana yang masih aktif. Lalu, berapa yang sudah meninggal serta  siapa ahli warisnya. Dana yang akan kami kelola hampir Rp 9 triliun,” paparnya.

Menurut Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida, kehadiran Tapera akan membantu sek-tor properti. “Karena itu, kami berharap Tapera segera beroperasi, tidak perlu menunggu tahun 2021,” ujar dia, dalam diskusi virtual yang sama.

Hal senada dilontarkan oleh Junaidi Ab-dillah, ketua umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi). Keberadaan Tapera akan membantu pembiayaan rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasi-lan rendah (MBR). Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, sekitar 3.000 pengem-bang anggota Apersi amat membutuhkan dukungan pembiayaan. “Tentunya kita perlu kerja sama ddengan berbagai pihak mulai dari pemerintah, perbankan, lembaga pembiayaan, dan harapannya, Tapera segera beroperasi,” harap dia.

Menurut Adi Setianto, pihaknya in-gin berperan aktif dengan menunjang perekonomian nasional di tengah masa pandemi. Saat ini, yang masih punya potensi adalah segmen menengah ke bawah mas. Banyak masyarakat muda dengan berbagai macam kerjaan, belum mempunyai rumah pertama,” kata dia.

Oleh Edo Rusyanto

JAKARTA – Badan Pengelola (BP) Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) membidik pembangunan hunian sebanyak 1,4 juta unit dalam rentang 2020-2024. Badan yang fokus pada pembiayaan hunian bersubsidi itu ditargetkan beroperasi awal 2021.

Antara

Rusunawa PeriukSejumlah anak bermain di kawasan kompleks rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Periuk, Kota Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyiapkan anggaran belanja sebesar RP8,09 triliun pada 2021 untuk pembangunan bidang perumahan, salah satunya untuk membangun 9.210 unit rumah susun.

JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merampungkan pembangunan rumah su-sun (rusun) dan rumah khusus (rusus) di di Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Peresmian hunian itu dilakukan bersamaan dengan sejumlah proyek infrastruktur, secara virtual, Senin (21/9).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan perumahan tersebut masuk dalam Program Sejuta Ru-mah (PSR) yang terdiri atas rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Sungai Rumbai senilai Rp 16,38 miliar. Lalu, Bantuan Stimu-lan Perumahan Swadaya (BSPS) untuk 1.505 unit rumah tidak layak huni (RTLH) senilai Rp 26, 33 miliar dan 52 unit rumah khusus (rusus) Sitiung senilai 6,19 miliar.

“Rusunawa untuk masyarakat berpeng-hasilan rendah (MBR) Kabupaten Dhar-masraya, 52 unit Rumah Khusus Nelayan Kabupaten Dharmasraya dan 1.505 unit Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) merupakan wujud nyata komitmen pemerintah untuk memberikan tempat ting-gal atau hunian yang layak bagi masyarakat. Selain itu juga untuk mendukung pengem-bangan pembangunan dan ekonomi di Kabupaten Dharmasraya,” kata dia, dalam siarn pers, di Jakarta, baru-baru ini.

Rusunawa MBR Kabupaten Dharmas-raya mulai dibangun pada Agustus 2019 dan selesai Maret 2020. Pembangunan rusun yang terletak di Desa Sungai

Rumbai, Kecamatan Sungai Rumbai ini menelan biaya Rp 16,38 miliar yang berasal dari APBN TA 2019. Rusunawa MBR tersebut dibangun sebanyak satu tower dan memiliki ketinggian tiga lantai serta unit hunian sebanyak 42 unit kamar tipe 36. Bangunan vertikal tersebut dapat menampung sekitar 168 orang.

Sedangkan Rumah Khusus Nelayan MBR Kabupaten Dharmasraya mulai dibangun pada November 2018 dan selesai Desember 2019. Rumah khusus nelayan ini terletak di Nagari Sitiung, Ke-camatan Sitiung dengan menelan biaya Rp 6,19 miliar. Rusus ini dibangun 52 unit rumah dengan tipe 28 couple.

Selanjutnya, untuk Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya MBR Kabupaten Dharmasraya tahun 2019 dan 2020 men-dapatkan sebanyak 1.505 unit rumah bantuan. Dengan rincian, tahun 2019 sebanyak 1.005 unit dan tahun 2020 sebanyak 500 unit dan menelan biaya pembangunan senilai Rp 16,35 miliar.

Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan menerangkan, proyek Kementerian PUPR secara tidak lang-sung akan mendorong kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah.

“Kami siap mendukung pembangunan infrastruktur agar Kabupaten Dharmasraya bisa bersaing dengan daerah lain di Indo-nesia. Adanya pembangunan infrastruktur yang telah selesai ini akan kami manfaatkan untuk masyarakat,” ujar dia. (imm)

JAKARTA – PT Intiland Development Tbk (Intiland) memulai serah terima hu-nian The Rosebay ke konsumen. Proses serah terima dilakukan secara bertahap seiring dengan penyelesaian pembangunan proyek hunian yang berlokasi di kawasan perumahan Graha Famili, Surabaya ini.

Harto Laksono, direktur Pemasaran PT Intiland Grande, anak usaha pers-eroan untuk pengembangan di Surabaya, mengatakan, terdapat 170 unit hunian yang mulai diserahterimakan kepada konsumen. Unit-unit ini terdiri atas be-berapa tipe yang tersebar dalam lima blok, yaitu blok A, B, F, G, dan H.

“Hingga September ini, kami sudah lakukan serah terima sebanyak 60% dari total unit yang terjual. Sisanya kami akan serahterimakan secara bertahap hingga akhir tahun ini,” ujarnya, dalam siaran pers, Selasa (22/9).

Dia menambahkan, saat ini, seba-gian besar dari unit-unit yang sudah diserahterimakan, dalam tahapan fitting-out dan pengerjaan interior oleh masing-masing pemiliknya. Bahkan, ada sejum-lah unit The Rosebay yang telah selesai proses  fitting-out  dan telah dihuni oleh para pemiliknya. The Rosebay meru-pakan pengembangan fasilitas hunian terbaru Intiland di kawasan prestisius Graha Famili Surabaya. Menempati lahan seluas satu hektare, komplek hunian berkonsep low-rise residensial ini terdiri atas tujuh blok dengan ketinggian ber-variasi dari empat hingga delapan lantai.

Menawarkan banyak keunggulan dari segi konsep dan fasilitas, The Rosebay menawarkan hunian dengan kepadatan rendah dan pemandangan lingkungan

yang indah bagi penghuninya.Harto Laksono menjelaskan bahwa

minat konsumen terhadap The Rosebay cukup tinggi dan saat ini sudah terjual sekitar 75%. Tingginya animo konsumen ini tak luput dari sejumlah faktor keunggulan yang ditawarkan oleh hunian ini. Pertama, karena lokasi The Rosebay sangat strategis berada di lingkungan perumahan elit yang eksklusif dan berkembang pesat. Kedua, hunian ini menawarkan kenyamanan dan privasi yang lebih bagi penghuninya. Fak-tor ketiga yakni memiliki konsep pengem-bangan yang sangat baik dari sisi arsitek-tual dan desain yang ramah lingkungan.

“The Rosebay menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat yang ingin tinggal di apartemen namun tidak padat penghuni. Selain unitnya lebih lapang dan privat, penghuni juga dapat menikmati fasilitas lebih nyaman dan leluasa,” ujarnya.

Menurut dia, jenis hunian yang tidak padat seperti The Rosebay dapat diman-faatkan secara maksimal terutama di masa pandemi Covid-19. The Rosebay menawarkan beragam tipe pilihan dengan dua dan tiga kamar tidur. Harto Laksono menjelaskan, seiring dengan rampungnya pengerjaan pembangunan The Rosebay perseroan akan fokus untuk memasarkan sisa unit yang tersedia. Langkah ini seiring dengan munculnya tren meningkatnya pembelian oleh para konsumen pengguna akhir (end user). “Mayoritas konsumen The Rosebay memang tergolong katego-ri end user yang akan ditinggali sendiri dan belakangan permintaannya meningkat. Ini menjadi mementum bagi kami untuk memasarkan dengan cepat unit-unit yang sudah siap huni,” tambah dia. (ed)

Aturan PenunjangSementara itu, operasional BP  Tapera dinilai

masih menanti sejumlah aturan teknis. “Perlu sejumlah aturan seperti peraturan presiden (perpres), peraturan menteri (permen), sep-erti permen PUPR dan permenkeu, serta pera-turan BP Tapera dan beberapa aturan lainnya,” kata Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Eko Djoeli Heripoerwanto, dalam

sebuah diskusi virtual, beberapa waktu lalu.Di sisi lain, saat beroperasi pada 2021,

kata Eko Djoeli, BP Tapera ditargetkan men-yalurkan pembiayaan perumahan sebanyak 75.000 unit. “Tapera menurut target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024  pada 2021 mempunyai target sebesar 75 ribu unit. Inilah yang nanti pada tahun depan bahu-membahu untuk menangani perumahan di Indonesia, target

utamanya masih PNS,” ujar dia, seperti dikutip dari Antara, baru-baru ini.

Dia menambahkan, BP Tapera mulai aktif pada 2021, melengkapi program perumahan yang su-dah ada sebelumnya. “Kami informasikan bahwa tahun 2021 fasilitas likuiditas pembiayaan peru-mahan (FLPP) masih ada dan itu masih dikawal dan dikelola oleh Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP),” paparnya.

Saldo 1 Januari 2019 270.000.000.000 704.485.563.169 5.000.000.000 117.587.203.151 1.097.072.766.320 479.675.598.238 1.576.748.364.558Dividen - - - (48.600.000.000) (48.600.000.000) - (48.600.000.000)Laba neto - - - 100.736.153.690 100.736.153.690 7.896.788.805 108.632.942.495Saldo 30 Juni 2019 270.000.000.000 704.485.563.169 5.000.000.000 169.723.356.841 1.149.208.920.010 487.572.387.043 1.636.781.307.053

Saldo 1 Januari 2020 270.000.000.000 704.485.563.169 5.000.000.000 220.170.603.153 1.199.656.166.322 491.611.149.349 1.691.267.315.671Dividen - - - (54.000.000.000) (54.000.000.000) - (54.000.000.000)Penerbitan modal saham untuk kepentingan non-pengendali - - - - - 100.000.000.000 100.000.000.000Laba neto - - 37.268.472.953 37.268.472.953 (1.000.061.180) 36.268.411.773Pendapatan komprehensif lainnya: Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja - - - 8.969.036.290 8.969.036.290 422.828.004 9.391.864.294 Pajak penghasilan terkait - - - (1.798.181.378) (1.798.181.378) (88.768.223) (1.886.949.601) Saldo 30 Juni 2020 270.000.000.000 704.485.563.169 5.000.000.000 210.609.931.018 1.190.095.494.187 590.945.147.950 1.781.040.642.137

POS-POS

ASET ASET LANCAR

Kas dan setara kas 75.803.222.909 148.789.684.509Piutang usaha Pihak ketiga - neto 366.361.221.293 524.281.458.451 Pihak berelasi 742.259.545 282.635.320Piutang lain-lain Pihak ketiga - neto 6.060.379.302 20.561.342.468 Pihak berelasi 811.444.463 386.308.911Persediaan - neto 464.258.249.686 432.352.195.428Uang muka 5.769.768.539 4.326.932.818Biaya dibayar di muka – lancar 2.558.936.725 8.657.823.562Pajak dibayar di muka 1.627.398.931 51.150.284.617TOTAL ASET LANCAR 923.992.881.393 1.190.788.666.084 ASET TIDAK LANCAR Taksiran tagihan pajak 103.985.946.106 47.296.709.293Biaya dibayar di muka – tidak lancar - 5.260.000.000Aset hak-guna 126.619.073.322 - Uang muka pembelian aset tetap dan otaries investasi 105.613.256.049 99.460.653.948 Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing Rp 138.772.247.459 dan Rp 111.070.489.735 pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 1.065.511.826.316 1.034.562.468.083Properti investasi 535.207.802.316 531.122.126.512 Aset takberwujud – setelah dikurangi akumulasi amortisasi masing-masing Rp 912.718.182 dan Rp 99.139.000 pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 5.940.266.320 4.597.750.000Aset pajak tangguhan 21.067.428.512 21.361.486.762Aset tidak lancar lainnya 1.171.988.454 1.162.808.905TOTAL ASET TIDAK LANCAR 1.965.117.587.395 1.744.824.003.503 TOTAL ASET 2.889.110.468.788 2.935.612.669.587

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek 82.120.000.000 83.030.000.000Utang usaha Pihak ketiga 13.146.328.560 10.131.950.488 Pihak berelasi 183.956.966.032 441.997.053.325Utang lain-lain Pihak ketiga 44.996.501.435 58.965.473.812 Pihak berelasi 3.643.563.720 5.533.075.263Biaya yang masih harus dibayar 27.146.077.729 8.824.607.654Utang dividen 50.044.952.584 -Utang pajak 12.583.170.865 20.126.436.511Uang muka dan jaminan dari pelanggan 160.205.230.049 147.313.556.453Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 13.948.239.645 12.696.669.582Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam setahun: Pinjaman jangka Panjang 7.441.677.135 7.096.464.736 Utang pembiayaan konsumen 1.455.269.742 1.455.054.972 Utang bank 41.963.994.495 16.383.685.277 Liabilitas sewa 10.542.283.609 - TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK 653.194.255.600 813.554.028.073 LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun: Pinjaman jangka panjang 6.932.275.909 10.750.614.260 Utang pembiayaan konsumen 1.775.708.354 2.504.557.810 Utang bank 163.057.549.679 128.721.599.433 Liabilitas sewa 106.852.550.400 -Utang kepada pihak berelasi 141.867.700.000 246.367.700.000Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 34.389.786.709 42.446.854.340 TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 454.875.571.051 430.791.325.843 TOTAL LIABILITAS 1.108.069.826.651 1.244.345.353.916

EKUITAS Modal saham Modal dasar - 8.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.700.000.000 saham 270.000.000.000 270.000.000.000Tambahan modal disetor 704.485.563.169 704.485.563.169Cadangan umum 5.000.000.000 5.000.000.000Saldo laba 210.609.931.018 220.170.603.153 Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk 1.190.095.494.187 1.199.656.166.322 Kepentingan non-pengendali 590.945.147.950 491.611.149.349 TOTAL EKUITAS 1.781.040.642.137 1.691.267.315.671 TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 2.889.110.468.788 2.935.612.669.587

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Tanggal 30 Juni 2020 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2019

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 Juni 2020 31 Desember 2019

PENDAPATAN NETO 855.776.586.718 1.039.500.811.069 BEBAN POKOK PENDAPATAN 619.233.146.597 766.721.753.204 LABA BRUTO 236.543.440.121 272.779.057.865 BEBAN USAHA Penjualan (80.956.861.222 ) (45.518.860.259 )Umum dan administrasi (96.120.114.127 ) (89.195.361.053 ) TOTAL BEBAN USAHA (177.076.975.349 ) (134.714.221.312) LABA USAHA 59.466.464.772 138.064.836.553 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan bunga 3.493.796.485 4.001.137.905 Laba penjualan aset tetap 104.545.454 219.000.000Beban bank (470.293.231 ) (413.409.054 )Laba selisih kurs – neto 117.456.011 1.503.675.283Beban bunga (15.869.897.175 ) (7.897.382.192 )Lain-lain – neto 680.135.156 406.374.700 Beban lain-lain – Neto (11.944.257.300 ) (2.180.603.358 ) LABA SEBELUM BEBAN PAJAK FINAL DAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN 47.522.207.472 135.884.233.195 BEBAN PAJAK FINAL (3.651.994.050 ) (3.462.740.265 ) LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 43.870.213.422 132.421.492.930 BEBAN PAJAK PENGHASILAN – NETO (7.601.801.649 ) (23.788.550.435 ) LABA NETO 36.268.411.773 108.632.942.495 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Pos yang tidak akan direklasifi kasi ke laba rugi pada periode berikutnya: Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja 9.391.864.294 -Pajak penghasilan terkait (1.886.949.601) - Pendapatan Komprehensif Lain Setelah Dikurangi Pajak 7.504.914.693 - TOTAL LABA KOMPREHENSIF 43.773.326.466 108.632.942.495

Laba neto yang akan diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk 37.268.472.953 100.736.153.690 Kepentingan Non-Pengendali (1.000.061.180 ) 7.896.788.805 36.268.411.773 108.632.942.495 Total laba komprehensif yang akan diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk 44.439.327.865 100.736.153.690 Kepentingan Non-Pengendali (666.001.399 ) 7.896.788.805 43.773.326.466 108.632.942.495 LABA PER SAHAM DASAR YANG DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK 13,68 37,31

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN INTERIM

Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2020 dan 2019 (Tidak Diaudit)(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 Juni 2020 30 Juni 2019

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan 1.026.128.873.285 1.096.675.872.607Pembayaran kepada pemasok dan karyawan (906.164.698.742 ) (829.790.188.631 )Pembayaran untuk beban operasi lainnya (105.368.609.138 ) (95.331.983.946 ) Kas diperoleh dari operasi 14.595.565.405 171.553.700.030Penerimaan bunga 3.493.796.485 4.001.137.905Pembayaran bunga (2.171.125.600) (7.897.382.192 )Pembayaran pajak penghasilan badan (22.527.503.602 ) (32.355.419.885 )Pembayaran pajak fi nal (3.651.994.050 ) (3.462.740.265 )Pembayaran bunga liabilitas sewa (3.930.064.973) -Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Operasi (14.191.326.335) 131.839.295.593 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dari penjualan aset tetap 104.545.454 219.000.000Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai aset tetap (6.172.608.504 ) (3.016.502.150 ) Perolehan aset tetap (28.153.982.128 ) (127.198.119.834 )Perolehan aset takberwujud (2.035.639.036 ) (15.650.000 )Perolehan properti investasi (13.086.120 ) (26.844.790.791 )Pembayaran uang muka pembelian aset tetap dan properti investasi (25.828.653.008 ) (15.891.489.682 )Biaya sewa dibayar di muka bagian tidak lancar - 2.137.500.000Pembayaran kewajiban terkait dengan perolehan aset tetap (34.311.056.394 ) -Bunga yang dibayarkan atas pinjaman yang dikapitalisasi ke aset tetap (6.313.709.790 ) -Penerimaan dari penjualan barang trial 2.886.619.076 -Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Investasi (99.837.570.450 ) (170.610.052.457 )

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran dividen - (48.600.000.000 )Penerimaan (pembayaran) atas utang bank jangka pendek (910.000.000 ) (577.746.041 )Penerimaan atas utang bank jangka panjang 59.916.259.465 74.031.956.630Pembayaran (penerimaan) atas utang pembiayaan konsumen (728.634.686 ) 18.395.215.864Pembayaran untuk pinjaman jangka panjang (3.473.125.952 ) -Penerimaan (pembayaran)dari pinjaman pihak berelasi (4.500.000.000 ) 3.500.000.000Liabilitas sewa (9.148.000.000 ) - Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 41.156.498.827 46.749.426.453 Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas dan setara kas (114.063.642 ) - KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS (72.986.461.600 ) 7.978.669.589 KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 148.789.684.509 92.814.255.885 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 75.803.222.909 100.792.925.472

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN INTERIM Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal

30 Juni 2020 dan 2019 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 Juni 2020 30 Juni 2019

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN INTERIM Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal

30 Juni 2020 dan 2019 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Ekuitas - NetoKepentingan

Non-pengendaliTotalSaldo labaCadangan umumTambahan

modal disetor Modal saham

Diatribusikan kepada pemilik entitas induk

Informasi laporan keuangan di atas diambil dari Laporan Keuangan Konsolidasian Interim tanggal 30 Juni 2020 serta untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal tersebut, yang disusun oleh manajemen Peseroan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, yang telah ditelaah terbatas oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan (fi rma anggota jaringan Crowe Global) dengan opini wajar tanpa pengecualian, sebagaimana tercantum dalam laporan mereka tertanggal 14 September 2020 yang tidak tercantum dalam publikasi ini. Informasi keuangan tersebut di atas tidak mencakup catatan atas laporan keuangan konsilidasian.

Jakarta, 23 September 2020DIREKSI

PT SURYA PERTIWI Tbk

Kantor PusatGedung Toto

Jl. Letjen S. Parman Kav. 81Jakarta 11420 - Indonesia

Telp. (62-21) 2929-8585Fax (62/21) 568-0068

Website: www.suryapertiwi.co.idemail: [email protected]

PT. SURYA PERTIWI TbkDAN ENTITAS ANAK

INVESTOR 5 X 350 MMKPUBLISH 23 SEPTEMBER 2020

REV4