evaluasi pengisian spt tahunan pajak penghasilan … · 2016-05-23 · batas waktu penyampaian spt...
TRANSCRIPT
i
EVALUASI PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN
WAJIB PAJAK BADAN
(Studi Kasus Pada PT Ardana Media Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Oleh:
Joseph Edwin Sanjoto
NIM : 06 2114 033
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap
orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari , mendapat
dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.”
(Mat 7: 7-8)
Kupersembahkan untuk:
Ayahku Ir.Joenistianto Sanjoto, MM. dan Ibuku
Silvia,
Adikku Maria Angelica Sanjoto, Emmanuel
Joshua Sanjoto dan Aloysius Mayo Sanjoto
Serta teman-temanku yang selalu mendukungku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………....... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS……………... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR………………………………………… vii
HALAMAN DAFTAR ISI…………………………………………………... viii
HALAMAN DAFTAR TABEL……………………………………………... ix
HALAMAN DAFTAR GAMBAR…………………………………………. xi
ABSTRAK………………………………………………………………….... xii
ABSTRACT………………………………………………………………….. xiii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………….. 4
C. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 4
D. Manfaat Penelitian …………………………………………… 4
E. Sistematika Penulisan ……………………………………....... 5
BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………….. 7
A. Pajak …………………………………………......................... 7
1. Definisi Pajak Penghasilan ………………………………. 7
B. Subjek dan Objek Pajak Penghasilan, Penghasilan yang
Dikenai Pajak Final dan yang Bukan Objek Pajak ………......... 11
1. Subjek Pajak Penghasilan …………………………………. 11
2. Objek Pajak Penghasilan …………………………………… 13
3. Penghasilan yang Dikenai Pajak Final …………………….. 16
4. Penghasilan yang Dikecualikan dari Objek Pajak ………… . 17
5. Kompensasi Kerugian ……………………………………… 20
C. Penghasilan Kena Pajak ………………………………………… 22
1. Biaya-biaya yang Boleh Dikurangkan dari Penghasilan
Bruto…………………………………………………………. 23
2. Biaya-biaya yang Tidak Boleh Dikurangkan dari Penghasilan
Bruto …………………………………………………………. 25
D. Tarif Pajak Penghasilan …………………………………………. 33
E. Pajak Penghasilan Terutang …………………………………….. 33
F. Surat Pemberitahuan (SPT) ………………………………... ……. 34
1. Pengertian SPT ………………………………………………... 34
2. Pengisian SPT ………………………………………………… 35
3. Jenis SPT ……………………………………………………… 35
4. Batas Waktu Penyampaian SPT ……………………………… 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………… 38
A. Jenis Data ………………………………………………………… 38
B. Sumber Data ………………………………………………............ 38
C. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………….. 38
D. Teknik Analisis Data ……………………………………………… 40
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN …………………………… 42
A. Sejarah Singkat Perusahaan ……………………………………… 42
B. Struktur Organisasi Perusahaan ………………………………….. 43
C. Misi Perusahaan ………………………………………………….. 46
D. Ketentuan Jam Kerja ……………………………………………. 46
E. Produk ……………………………………………………………. 47
F. Pemasaran ………………………………………………………… 47
G. Bahan Baku ………………………………………………………. 48
H. Proses Produksi …………………………………………………… 49
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN …………………………………. 52
A. Analisis Data …………………………………………………….... 52
1. Pengujian Benar ………………………………………………. 53
2. Pengujian Lengkap …………………………………………… 64
3. Pengujian Jelas ……………………………………………….. 71
4. Pengujian Tanda Tangan …………………………………….. 71
B. Pembahasan ……………………………………………………… 71
BAB VI PENUTUPAN ………………………………………………………. 75
A. Kesimpulan ……………………………………………………… 75
B. Keterbatasan Penelitian …………………………………………. 76
C. Saran ……………………………………………………………. 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II. 1. Tarif Penyusutan Harta Berwujud ……………………………… 29
Tabel II. 2. Tarif Amortisasi Harta tak Berwujud …………………………... 31
Tabel IV. 1. Ketentuan Jam Kerja …………………………………………… 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Perhitungan Penghasilan Kena Pajak …………………………….... 23
Gambar 2.2. Formula Umum Perhitungan Pajak Penghasilan ………………….. 34
Gambar 4.1. Flowchart Proses Produksi ………………………………………… 49
Gambar 5.1. Perhitungan Netto Fiskal PT. Ardana Media ……………………… 62
Gambar 5.2. Perhitungan PPH Pasal 17 yang Harus dibayar PT. Ardana Media … 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRAK
EVALUASI PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB
PAJAK BADAN
Studi Kasus Pada PT Ardana Media Jogjakarta
Joseph Edwin Sanjoto
NIM : 062114033
Universitas Sanata dharma
2012
Tujuan penelitian yang dilakukan ini untuk menilai SPT Tahunan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Badan yang dilakukan oleh PT Ardana Media sudah benar.
Evaluasi pengisian SPT berguna untuk mengetahui kemungkinan salah hitung, salah tulis,
ataupun salah dalam penerapan penentuan pendapatan dan biaya menurut aturan
perpajakan.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara
dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah komparasi yaitu
membandingkan pengisian SPT yang dilakukan perusahaan dengan Undang-undang
nomor 36 tahun 2008
Hasil penelitian menunjukan bahwa kesalahan pengisian SPT yang dilakukan oleh
PT Ardana Media tidak benar tetapi telah memenuhi kriteria lengkap, jelas, dan
ditandatangani. Kesalahan pengisian terjadi pada bagian perhitungan penyusutan fiskal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRACT
ANNUAL EVALUATION OF THE FILLING OUT OF SPT FORM ON INCOME
TAXPAYERS
Case Study at Ardana Media Company Jogjakarta
Joseph Edwin Sanjoto
NIM: 062114033
Sanata Dharma
2012
The purpose of this study is to asses wheter the filling out of the SPT income
Taxpayer conducted by Ardana Media Company is correct. The evaluation of filling tax
return is useful handy to know the possibility of miscalculation, misspelings, or incorrect
in determining the income and expense in accordance with tax regulations.
This type of the research is case study. Data obtained by conducting interview and
documentation. The data analysis technique used is the comparison which compares SPT
fill out the company with the Act No. 36 of 2008.
The results shows that the fill out done by Ardana Media Company is incorrect
but still meet the criteria, such as clear, and, signed. Error occurs in the calculation of
depreciation expense fiscal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, semakin banyak
bermunculan perusahaan-perusahaan baru di berbagai bidang industri,
perdagangan dan jasa. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan tersebut harus
bersaing untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, perusahaan harus
melaksanakan perencanaan dan pengendalian dalam segala kegiatannya agar laba
yang diperoleh perusahaan tersebut semakin meningkat dan perusahaan dapat
semakin kompetitif bersaing dengan kompetitor-kompetitor lainnya. Setiap
perusahaan yang memperoleh penghasilan akan dikenai pajak penghasilan.
Pajak merupakan penerimaan terbesar di Negara Indonesia. Pajak
digunakan oleh pemerintah untuk membangun sarana-sarana penunjang kegiatan
ekonomi. Masih banyak juga kegunaan pajak yang digunakan untuk
mensejahterakan rakyat. Di dalam struktur keuangan negara, tugas dan fungsi
penerimaan pajak dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pajak di bawah Departemen
Keuangan Republik Indonesia. Adapun jenis-jenis pajak yang dikelola oleh
Direktorat Jenderal Pajak meliputi Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan
Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Pajak Penjualan Barang
Mewah (PPnBM).
Pada umumnya perusahaaan yang bergerak di bidang bisnis akan
menyusun laporan keuangan yang berbeda antara laporan keuangan komersial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dengan laporan keuangan yang dilampirkan pada Surat Pemberitahuan Pajak
Tahunan (Fiskal). Perbedaan tersebut tidaklah dimaksudkan untuk tujuan – tujuan
tertentu, seperti penyelundupan pajak, akan tetapi lebih cenderung kepada
penyesuaian dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Sistem
pemungutan pajak yang digunakan adalah self assessment artinya sistem
pemungutan pajak dimana wajib pajak menghitung sendiri jumlah pajak yang
terhutang, membayar sendiri dan melaporkan sendiri jumlah kewajiban
perpajakannya. Hal ini dapat terlaksana dengan baik apabila wajib pajak
memahami peraturan perpajakan dan mengikuti aturan yang berlaku sesuai
dengan undang-undang perpajakan. Jika wajib pajak tidak mengikuti aturan yang
berlaku, maka bisa terjadi kesalahan yang dapat merugikan pihak pemerintah
maupun wajib pajak itu sendiri.
Dalam penyusunan laporan keuangan fiskal, perusahaan seringkali
mengabaikan untuk melakukan peninjauan kembali terhadap laporan keuangan
fiskalnya. Dalam Sistem Informasi Akuntansi, setelah sebuah output dihasilkan
maka dibutuhkan suatu feedback untuk menilai apakah output yang dihasilkan
telah sesuai dengan tujuan semula yang telah ditetapkan perusahaan. Dalam hal
ini yang dimaksud dengan output adalah laporan keuangan fiskal sedangkan
feedback-nya adalah evaluasi terhadap laporan keuangan tersebut. Dengan
melakukan evaluasi maka perusahaan dapat mengukur apakah pelaporan pajak
penghasilan terutang berdasarkan laporan keuangan fiskal telah dilakukan dengan
seefisien mungkin. Jika dalam evaluasi tersebut ditemukan adanya segmen-
segmen yang dapat dibenahi untuk mereduksi pajak penghasilan perusahaan maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
perusahaan dapat mengetahui besarnya pajak penghasilan terutang yang
seharusnya dibayarkannya dan menggunakannya sebagai referensi dalam
penyusunan laporan keuangan fiskal pada tahun berikutnya.
Dilihat dari sudut pemerintah jika pajak yang dibayar lebih kecil dari yang
seharusnya dibayar, maka akan mengakibatkan berkurangnya penerimaan negara
dari sektor pajak. Sedangkan dilihat dari sudut pandang pengusaha, jika pajak
yang dibayarnya lebih besar dari yang semestinya dibayar, maka akan
mengakibatkan kerugian bagi pihak perusahaan. Setiap perusahaan, salah satu
tujuannya pasti untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (pemilik
perusahaan) dengan cara memaksimalkan nilai perusahaan, dengan memperoleh
laba maksimum dan untuk memperoleh laba maksimum, maka harus
meminimumkan pajak, karena pajak merupakan salah satu faktor pengurang laba.
Besarnya pajak seperti diketahui, tergantung pada besarnya penghasilan
perusahaan. Semakin besar penghasilan maka semakin besar pajak terhutang.
Oleh karena itu, evaluasi pengisian SPT tahunan pajak penghasilan wajib
pajak badan dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya salah
hitung, salah tulis, ataupun salah dalam menentukan mana yang dapat diakui
sebagai pendapatan dan biaya menurut peraturan perpajakan Undang-Undang No.
36 Tahun 2008. Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) harus
diperhatikan oleh wajib pajak seperti yang tercantum dalam pasal 7 ayat (1)
Undang-Undang KUP No.16 tahun 2009 tentang sanksi administrasi denda
menyebutkan apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu
yang telah ditentukan maka akan dikenai sanksi administrasi berupa denda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Ditemukan hal-hal yang kurang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku,
maka perusahaan dapat mengetahui besarnya pajak penghasilan terutang yang
seharusnya dibayarkan dan menggunakannya dalam penyusunan laporan
keuangan fiskal pada tahun berikutnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, permasalahan yang akan
dibahas adalah: Apakah pengisian SPT wajib pajak badan yang dilakukan oleh PT
Ardana Media Yogyakarta, telah dilakukan dengan benar, lengkap, jelas, dan
ditandatangani?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menilai pengisian SPT tahunan pajak
penghasilan wajib pajak badan yang dilakukan oleh PT Ardana Media sudah
benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sesuai dengan Undang-Undang no 36
tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari penelitian mengenai evaluasi pengisisan SPT
wajib pajak badan adalah:
a. Memberikan masukan-masukan kepada perusahaan tentang pengisian SPT
yang tepat, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pelaporanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
b. Menilai pengisian SPT yang dilakukan perusahaan telah sesuai dengan
ketentuan umum dan tata cara perpajakan yang berlaku.
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
BAB I
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, dan
tujuan dan manfaat penelitian.
BAB II
Berisi tentang pengertian pajak, subjek dan objek pajak penghasilan, objek
pajak yang dikenai pajak final dan yang bukan objek pajak, penghasilan kena
pajak, tarif pajak penghasilan, pajak penghasilan terutang, dan Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT).
BAB III
Berisi tentang jenis data, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
BAB IV
Berisi tentang gambaran umum perusahaan, struktur organisasi perusahaan,
misi perusahaan, ketentuan jam kerja, produk, pemasaran, bahan baku, an
proses produksi.
BAB V
Pada bab ini berisi tentang analisis dari hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh penulis dan juga hasil pembahasan yang didapat dari hasil analisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB VI
Berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan, dan saran yang
diberikan oleh penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pajak
Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting yang
akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin
maupun pengeluaran pembangunan. Sedangkan bagi perusahaan, pajak
merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih. Keputusan bisnis sebagian
besar dipengaruhi oleh pajak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Keputusan bisnis yang baik jika tidak berhubungan dengan pajak bisa menjadi
keputusan bisnis yang kurang baik, karena itu dalam pengambilan keputusan
dalam bisnis perlu mempertimbangkan aspek pajak.
Dalam pembayaran pajak-pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontra
prestasi individu oleh pemerintah atau tidak ada hubungan langsung antara jumlah
pembayaran pajak dengan kontra prestasi secara individu. Penyelenggaraan
pemerintah secara umum merupakan kontra prestasi dari negara. Pajak dipungut
disebabkan adanya suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan
kedudukan tertentu kepada seseorang. Pajak dapat pula mempunyai tujuan yang
tidak budgeter yaitu mengatur. Minimalisasi beban pajak dapat dilakukan dengan
berbagai cara, mulai dari yang masih ada dalam peraturan perpajakan sampai yang
melanggar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1. Definisi Pajak Penghasilan
a) Definisi Pajak
Definisi pajak menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani dalam buku Manajemen
Perpajakan, Zain (2008:10) menyatakan: “Pajak adalah iuran kepada negara
(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan umum (undang-undang), dengan tidak mendapat prestasi
kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan
pemerintahan.”
Definisi pajak menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH. Dalam buku
Manajemen Perpajakan, Zain (2008:11) menyatakan: “Pajak adalah iuran rakyat
kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan
tiada mendapat jasa timbal-balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan
dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.” Definisi tersebut
kemudian dikoreksi kembali oleh Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH dalam buku
Manajemen Perpajakan, Zain (2008:11) sebagai berikut: “Pajak adalah peralihan
kekayaan dari pihak rakyat ke kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan
surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk
membiayai public investment.”
Definisi pajak menurut S.I. Djajadiningrat yang dikutip oleh Resmi
(2005:1) sebagai berikut: ”Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian
dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan
perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak
ada jasa timbal balik dari negara secara umum.”
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
a. Pajak dipungut berdasarkan kekuatan undang-undang serta aturan
pelaksanaannya.
b. Pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah.
c. Pembayaran pajak tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat
ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran yang berhubungan
dengan tugas negara.
d. Pajak dialokasikan untuk pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila
dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk
membiayai public investment.
b) Definisi Penghasilan
Definisi penghasilan berdasarkan PSAK No.23 (Reformat 2007)
penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal. Penghasilan meliputi pendapatan dan keuntungan.
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dan dikenal degan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa,
bunga, deviden, royalty dan sewa.
Definisi penghasilan menurut Undang-Undang No.36 tahun 2008 pasal 4
ayat (1) tentang Pajak Penghasilan menyatakan: “Penghasilan yaitu setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,
dengan nama dan dalam bentuk apa pun.”
Berdasarkan kedua definisi di atas terdapat perbedaan pengertian
penghasilan menurut akuntansi dan perpajakan. Menurut akuntansi penghasilan
hanya meliputi pendapatan dan keuntungan saja. Menurut perpajakan semua
penghasilan yang berasal dari sumber apapun yang dapat menambah kemampuan
ekonomis wajib pajak badan dalam satu tahun dikelompokkan dalam penghasilan
yang akan dikenakan pajak. Dengan demikian, cakupan pengertian penghasilan
menurut perpajakan lebih luas daripada akuntansi.
c) Pengertian Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak
atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak (Resmi,
2005:74). Definisi pajak penghasilan menurut Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK 2007, No. 46) adalah: pajak yang dihitung berdasarkan
peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak
perusahaan. Berdasarkan dua definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
a. Dikenakan kepada subjek pajak yang mendapatkan penghasilan.
b. Pajak dikenakan terhadap penghasilan masyarakat dalam satu tahun pajak.
c. Ada peraturan yang mengatur tentang perhitungan pajak khususnya pajak
penghasilan.
B. Subjek dan Objek Pajak Penghasilan, Penghasilan yang Dikenai Pajak
Final dan yang Bukan Objek Pajak
1. Subjek Pajak Penghasilan
Subjek pajak penghasilan merupakan wajib pajak yang diwajibkan
membayar pajak atas penghasilan yang diterima dalam satu tahun pajak. Pasal 2
ayat (1) UU RI No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan mengelompokkan
subjek pajak menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. 1) Orang Pribadi;
2) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang
berhak;
Berdasarkan penjelasan atas UU RI No.36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan, orang pribadi yang dimaksud dalam hal ini adalah subjek
pajak yang dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di
luar Indonesia. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
merupakan subjek pajak pengganti, menggantikan mereka yang berhak
yaitu ahli waris. Penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai subjek
pajak pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang
berasal dari waisan tersebut tetap dapat dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Badan
Penjelasan atas UU RI No.17 Tahun 2000 tentang pajak penghasilan
menjelaskan badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan bentuk apapun firma,
kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya,
lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif
dan bentuk usaha tetap.
BUMN/BUMD merupakan subjek pajak tanpa memperhatikan nama dan
bentuknya sehingga setiap unit tertentu dari badan Pemerintah, misalnya
lembaga badan, dan sebagainya yang dimiliki oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
untuk memperoleh penghasilan merupakan subjek pajak. Dalam
pengertian perkumpulan termasuk pula asosiasi, persatuan, perhimpunan,
atau ikatan dari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang sama.
c. Bentuk Usaha Tetap
Bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat
tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari
dalam jangka waktu 12 bulan atau badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Penjelasan atas UU RI No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
menjelaskan suatu bentuk usaha tetap mengandung pengertian adanya
suatu tempat usaha yaitu fasilitas yang dapat berupa tanah dan gedung
termasuk juga mesin-mesin dan peralatan, gudang dan komputer atau agen
elektronik atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau digunakan
oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan aktivitas usaha
melalui internet. Tempat usaha tersebut bersifat permanen dan digunakan
untuk menjalankan usaha atau kegiatan dari orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia. Selain itu bentuk usaha tetap mencakup pula
orang pribadi atau badan selaku agen yang kedudukannya tidak bebas
yakni yang bertindak untuk dan atas nama orang pribadi atau badan yang
tidak bertempat tinggal atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia.
2. Objek Pajak Penghasilan
Berdasarkan pasal 4 ayat (1) UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan menyebutkan bahwa yang menjadi objek pajak adalah penghasilan,
yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk:
a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa
yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan
dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-
undang ini;
b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;
c. laba usaha;
d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta
termasuk :
1) keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,
persekutuan,dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal;
2) keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham,
sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan,
dan badan lainnya;
3) keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau
reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apa pun;
4) keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau
sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah
dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan
keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan,
koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro
dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di
antara pihak-pihak yang bersangkutan; dan
5) keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau
seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam
pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan
pertambangan;
e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan
sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak;
f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang;
g. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen
dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian
sisa hasil usaha koperasi;
h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak;
i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan
jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
l. keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;
m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
n. premi asuransi;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya
yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas;
p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak.
q. penghasilan dari usaha berbasis syariah;
r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara
perpajakan; dan
s. surplus Bank Indonesia.
3. Penghasilan yang Dikenai Pajak Final
Pasal 4 ayat (2) UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
menyebutkan bahwa atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan-
tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan
yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;
penghasilan berupa hadiah undian; penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas
lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan
saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang
diterima oleh perusahaan modal ventura; penghasilan dari transaksi pengalihan
harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate,
dan persewaan tanah dan bangunan; dan penghasilan tertentu lainnya; yang diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Penghasilan-penghasilan yang disebutkan diatas akan dikenakan pajak
yang sifat pemungutannya final. Pajak Penghasilan Final menurut PSAK, 2007
No. 46 yaitu bahwa setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan
penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan
jenis penghasilan lain yang terkena pajak penghasilan yang bersifat tidak final.
Pajak jenis ini dapat dikenakan terhadap jenis penghasilan, transaksi atau usaha
tertentu.
4. Penghasilan yang Dikecualikan dari Objek Pajak
Pasal 4 ayat (3) UU No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
menyebutkan bahwa yang dikecualikan dari objek pajak adalah:
a. 1) Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan
amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang
diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang
dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh
penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Pemerintah;
2) Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan
pendidikan atau badan social atau pengusaha kecil termasuk koperasi
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di
antara pihak-pihak yang bersangkutan;
b. Warisan;
c. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau
sebagai pengganti penyertaan modal;
d. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/ atau kenikmatan dari
Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan wajib
pajak, wajib pajak yang dikenakan pajak secara final atau wajib pajak
yang menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit)
sebagaimana dimaksud dalam pasal 15;
e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan
dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi bea siswa;
f. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas
sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara,
atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha
yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
1) Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
2) Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha
milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen)
dari jumlah modal yang disetor;
g. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja
maupun pegawai;
h. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana
dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Keuangan;
i. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan,
perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan
kontrak investasi kolektif;
j. Dihapus;
k. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura
berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan
menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan
pasangan usaha tersebut:
1) Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang
menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan
2) Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.
l. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur
lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
m. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang
bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan
pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya,
yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu
paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan; dan
n. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur
lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
5. Kompensasi Kerugian
Keuntungan dan kerugian adalah dua hal yang biasa terjadi dalam suatu
usaha bisnis. Ada kalanya sebuah usaha mengalami keuntungan dan ada kalanya
juga sebuah usaha mengalami kerugian. Dalam konteks Pajak Penghasilan,
keuntungan yang diperoleh Wajib Pajak akan dikenai pajak penghasilan,
sedangkan kerugian yang diderita Wajib Pajak tidak akan dikenai pajak
penghasilan. Bahkan kerugian yang didapatkan dalam satu tahun pajak dapat
digunakan untuk menutupi keuntungan pada tahun-tahun berikutnya sehingga
pada tahun-tahun tersebut pajak penghasilan menjadi lebih kecil atau tidak
terutang sama sekali. Proses membawa kerugian dalam satu tahun pajak ke tahun-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
tahun pajak berikutnya ini dinamakan sebagai Kompensasi Kerugian (Carrying
Loss).
Berdasarkan Surat Edaran SE-03/PJ.31/2004 tentang kompensasi
kerugian fiskal dalam penghitungan pajak penghasilan menyebutkan:
1. Kerugian yang dimaksud adalah kerugian fiskal berdasarkan pada
ketetapan pajak yang telah diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak
maupun kerugian fiskal berdasarkan SPT Tahunan Wajib Pajak (self
assessment) dalam hal tidak ada atau belum diterbitkan ketetapan pajak
oleh Direktur Jenderal Pajak.
2. Apabila setelah pemeriksaan terhadap SPT Tahunan yang menyatakan
rugi tidak lebih bayar maupun rugi lebih bayar tidak meniadakan hak
kompensasi kerugian fiskal. Namun apabila ditemukan jumlah kerugian
fiskal yang berbeda dari SPT Tahunan atau menjadi tidak rugi maka
kompensasi kerugian fiskal menurut SPT Tahuanan tersebut harus segera
dibetulkan.
3. Kerugian fiskal dari penghasilan yang bersumber di luar negeri hanya
dapat dikompensasikan dengan penghasilan dari sumber yang sama di
luar negeri.
4. Kerugian fiskal dari penghasilan yang dikenakan PPh final atau
penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak, tidak dapat
dikompensasikan dengan penghasilan lainnya yang dikenakan pajak
berdasarkan ketentuan umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Berdasarkan penjelasan Pasal 6 ayat (2) atas UU RI No.36 tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan menyebutkan kerugian fiskal dapat dikompensasikan
dengan penghasilan neto atau laba fiskal selama lima tahun berturut-turut dimulai
sejak tahun berikutnya sesudah tahun didapatnya kerugian tersebut.
C. Penghasilan Kena Pajak
PSAK 2007, No.46 menyebutkan bahwa Penghasilan Kena Pajak (PKP)
atau laba fiskal (taxable profit) atau rugi pajak (tax loss) adalah laba atau rugi
selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan yang
menjadi dasar penghitungan pajak penghasilan. Pasal 6 ayat (1) UU RI No.36
tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan menyebutkan bahwa Penghasilan Kena
Pajak untuk wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap ditentukan
berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya-biaya untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan. Rumusan penghasilan kena pajak yang
dimaksud pasal 6 ayat (1) UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
sama halnya dengan menentukan penghasilan neto fiskal wajib pajak badan dalam
negeri dan bentuk usaha tetap.
Penghasilan bruto yang dimaksud merupakan semua penghasilan yang
menjadi objek pajak (pasal 4 ayat (1)) yang diperoleh dalam tahun pajak.
Penghasilan neto fiskal yang dimaksud adalah penghasilan neto komersial
dikurangi dengan penghasilan yang dikenakan PPh final dan yang tidak termasuk
objek pajak dalam tahun pajak yang telah ditambah dengan biaya-biaya yang tidak
boleh dikurangkan dari penghasilan bruto (penyesuaian koreksi positif) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dikurangi dengan biaya-biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto
(penyesuaian koreksi negatif). Perhitungan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Penghitungan Penghasilan Kena pajak
1 Penghasilan Neto Fiskal xxx
2 Kompensasi Kerugian Fiskal xxx
3 Penghasilan Kena Pajak (1 – 2 ) xxx
Sumber : SPT Tahunan Formulir 1771
1. Biaya-biaya yang Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
Biaya-biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto yang diatur
oleh Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan pasal 6 ayat
(1) adalah :
a. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
usaha, antara lain:
1) Biaya pembelian bahan;
2) Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji,
honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam
bentuk uang;
3) Bunga, sewa, dan royalti;
4) Biaya perjalanan;
5) Biaya pengolahan limbah;
6) Premi asuransi;
7) Biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan;
8) Biaya administrasi; dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
9) Pajak kecuali Pajak Penghasilan;
b. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan
amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A;
c. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan;
d. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan
digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan;
e. Kerugian selisih kurs mata uang asing;
f. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di
Indonesia;
g. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;
h. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:
1) Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
2) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat
ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan
3) Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau
instansi pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya
perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang
antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah
dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah
utang tertentu;
4) Syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk
penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k; yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
i. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
j. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di
Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
k. Biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah;
l. Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah; dan
m. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan didapat kerugian,
kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak
berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun.
2. Biaya-biaya yang Tidak Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
Biaya-biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto diatur
dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan pasal 9
ayat (1) adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen,
termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;
b. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
pemegang saham, sekutu, atau anggota;
c. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:
d. Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan
pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
e. Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang
dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
f. Cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
g. Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
h. Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan
i. Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah
industri untuk usaha pengolahan limbah industri, yang ketentuan dan
syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan;
j. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang
pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut
dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
k. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan
makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau
imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
l. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang
saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan;
m. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali
sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai
dengan huruf m serta zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau
lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang
diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk
atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Pemerintah;
n. Pajak Penghasilan;
o. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib
Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya;
p. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
q. Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana
berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di
bidang perpajakan.
Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan pasal 9 ayat (2) menyebutkan bahwa pengeluaran untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan sekaligus,
melainkan dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 atau Pasal 11A yang berisi ayat :
Adapun Pasal 11 berisi sebagai berikut :
1) Penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian,pendirian, penambahan,
perbaikan, atau perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang
berstatus hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak
pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1
(satu) tahun dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama
masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut;
2) Penyusutan atas pengeluaran harta berwujud sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) selain bangunan, dapat juga dilakukan dalam bagian-
bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara
menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku,dan pada akhir masa
manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan
secara taat asas;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3) Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali
untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya
dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tersebut;
4) Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak
diperkenankan melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut
digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
atau pada bulan harta yang bersangkutan mulai menghasilkan;
5) Apabila Wajib Pajak melakukan penilaian kembali aktiva berdasarkan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, maka dasar
penyusutan atas harta adalah nilai setelah dilakukan penilaian kembali
aktiva tersebut;
6) Untuk menghitung penyusutan, masa manfaat dan tarif penyusutan
harta berwujud ditetapkan sebagai berikut:
Tabel II.1 Tarif Penyusutan Harta Berwujud
Kelompok Harta
Berwujud
Masa
Manfaat
Tarif Penyusutan sebagaimana
dimaksud dalam
Ayat (1) Ayat (2)
I. Bukan bangunan
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
4 tahun
8 tahun
16 tahun
20 tahun
25%
12,5%
6,25%
5%
50%
25%
12,5%
10%
II. Bangunan
Permanen
Tidak Permanen
20 tahun
10 tahun
5%
10%
Sumber: UU RI No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
7) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusutan atas harta berwujud yang
dimiliki dan digunakan dalam bidang usaha tertentu diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan.
8) Apabila terjadi pengalihan atau penarikan harta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d atau penarikan harta karena sebab
lainnya, maka jumlah nilai sisa buku harta tersebut dibebankan sebagai
kerugian dan jumlah harga jual atau penggantian asuransinya yang
diterima atau diperoleh dibukukan sebagai penghasilan pada tahun
terjadinya penarikan harta tersebut.
9) Apabila hasil penggantian asuransi yang akan diterima jumlahnya baru
dapat diketahui dengan pasti di masa kemudian, maka dengan
persetujuan Direktur Jenderal Pajak jumlah sebesar kerugian
sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dibukukan sebagai beban masa
kemudian tersebut.
10) Apabila terjadi pengalihan harta yang memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, yang berupa
harta berwujud, maka jumlah nilai sisa buku harta tersebut tidak boleh
dibebankan sebagai kerugian bagi pihak yang mengalihkan.
11) Ketentuan lebih lanjut mengenai kelompok harta berwujud sesuai
dengan masa manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Adapun pasal 11A berisi ayat:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan
pengeluaran lainnya termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna
usaha, hak pakai, dan muhibah (goodwill) yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 1 (satu) tahun yang dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar atau
dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan
cara menerapkan tarif amortisasi atas pengeluaran tersebut atau atas nilai sisa
buku dan pada akhir masa manfaat diamortisasi sekaligus dengan syarat dilakukan
secara taat asas.
1) Amortisasi dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali
untuk bidang usaha tertentu yang diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Menteri Keuangan.
2) Untuk menghitung amortisasi, masa manfaat dan tarif amortisasi
ditetapkan sebagai berikut :
Tabel II.2 Tarif Amortisasi Harta Tak Berwujud
Kelompok Harta
Tak Berwujud
Masa
Manfaat
Tarif Amortisasi
berdasarkan
metode
Garis
Lurus
Saldo
Menurun
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
4 tahun
8 tahun
16 tahun
20 tahun
25%
12,5%
6,25%
5%
50%
25%
12,5%
10%
Sumber: UU RI No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
3) Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal
suatu perusahaan dibebankan pada tahun terjadinya pengeluaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
atau diamortisasi sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2).
4) Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan
pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)
tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi dilakukan
dengan menggunakan metode satuan produksi.
5) Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan
selain yang dimaksud pada ayat (4), hak pengusahaan hutan, dan
hak pengusahaan sumber alam serta hasil alam lainnya yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, dilakukan
dengan menggunakan metode satuan produksi setinggi-tingginya
20% (dua puluh persen) setahun.
6) Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, dikapitalisasi
dan kemudian diamortisasi sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2).
7) Apabila terjadi pengalihan harta tak berwujud atau hak-hak
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (4), dan ayat (5), maka
nilai sisa buku harta atau hak-hak tersebut dibebankan sebagai
kerugian dan jumlah yang diterima sebagai penggantian merupakan
penghasilan pada tahun terjadinya pengalihan tersebut.
8) Apabila terjadi pengalihan harta yang memenuhi syarat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
yang berupa harta tak berwujud, maka jumlah nilai sisa buku harta
tersebut tidak boleh dibebankan sebagai kerugian bagi pihak yang
mengalihkan.
D. Tarif Pajak Penghasilan
Berdasarkan Pasal 17 ayat (1b) Undang-Undang No. 36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan menyebutkan tarif pajak yang ditetapkan atas
Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan dalam negeri dan bentuk usaha
tetap adalah sebesar 28% (dua puluh delapan persen). Untuk keperluan penerapan
tarif pajak sesuai Pasal 17 ayat (4) Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan, menyebutkan bahwa jumlah Penghasilan Kena Pajak
dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh. Menurut pasal 31E Undang-
Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, menyebutkan bahwa
Wajib Pajak Badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa
pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif Wajib pajak Badan
pasal 17 ayat 1 (b) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian
peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus
juta rupiah).
E. Pajak Penghasilan Terutang
Pajak penghasilan terutang adalah pajak penghasilan yang harus dibayar
pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun
pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Waluyo dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Wirawan, 2001: 4). Ada pun formula umum penghitungan pajak penghasilan yang
terutang menurut Zain (2008:79) di bawah ini
Gambar 2.2 Formula Umum Penghitungan Pajak Penghasilan
1
2
(-)
Jumlah seluruh penghasilan
Penghasilan yang dikecualikan objek pajak
Pasal 4 ayat 1
Pasal 4 ayat 3
3
4
(=)
(-)
Penghasilan Bruto
Biaya fiskal boleh dikurangkan
Koreksi :Biaya fiskal tidak boleh dikurangkan
(1-2)
Pasal 6 ayat 1
Pasal 11
Pasal 11A
Pasal 9 ayat 1 dan 2
5
6
7
(=)
(-)
(-)
Penghasilan Neto
Kompensasi kerugian
PTKP (Wajib Pajak Orang Pribadi)
(3-4)
Pasal 6 ayat 2
Pasal 7 ayat 1
8
9
(=)
(x)
Penghasilan Kena Pajak
Tarif
(5-6-7)
Pasal 17
10
11
(=)
(-)
Pajak Penghasilan Terutang
Kredit Pajak
(8-9)
Pasal 21(WP orang
pribadi)Pasal
22,23.24.25)
12 (=) Pajak Penghasilan Kurang Bayar/Lebih
Bayar/Nihil Bayar
(10-11)
Pasal 28,28A,29
Sumber : Mohammad Zain (2008:79)
F. Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)
1. Pengertian SPT
Menurut Mardiasmo (2008:29) mendefinisikan bahwa Surat
Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan
objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Pengisian SPT
Yang dimaksud dengan mengisi Surat Pemberitahuan adalah mengisi
formulir Surat Pemberitahuan, dalam bentuk kertaas dan/atau dalam bentuk
elektronik, dengan benar, lengkap, dan jelas serta ditandatangani sesuai dengan
petunjuk pengisian yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan. Sementara itu, yang dimaksud dengan benar, lengkap, jelas,
dan ditandatangani dalam mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan adalah :
a) Benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan
ketentuan perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
b) Lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek
pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan
c) Jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-
unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat PemberitahuanTahunan.
d) Ditandatangani yaitu Surat Pemberitahuan Tahunan telah ditandatangani
dan diberi nama jelas, jabatan, dan cap perusahaan
3. Jenis SPT
Mardiasmo (2008:32) membagi jenis SPT menjadi 2 yaitu :
a) Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu
Masa Pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b) Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu
Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.
4. Batas Waktu Penyampaian SPT
Menurut Mardiasmo (2008:33) batas waktu penyampaian SPT antara lain :
a) Untuk Surat Pemberitahuan Masa, selambat-lambatnya 20 hari setelah
akhir Masa Pajak.
b) Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
orang pribadi, selambat-lambatnya 3 bulan setelah akhir Tahun Pajak.
c) Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
badan, selambat-lambatnya 4 bulan setelah akhir Tahun Pajak.
Dalam UU KUP pasal 4, untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan :
1. Wajib pajak mengisi dan menyampaikan Surat Pemeberitahuan dengan
benar, lengkap, jelas dan menandatanganinya.
2. Dalam hal wajib pajak adalah badan, Surat Pemberitahuan harus
ditandatangani oleh pengurus direksi.
3. Dalam hal surat pemberitahuan diisi dan ditandatangani oleh orang lain
bukan wajib pajak, harus dilampiri surat kuasa khusus.
4. Pengisisan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan oleh wajib
pajak yang wajib melakukan pembukuan harus dilengkapi dengan laporan
laba-rugi serta keterangan-keterangan lain yang diperlukan untuk
menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.
5. Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan memuat hal-
hal mengenai antara lain penenlitian kelengkapan, pemberian tanda terima,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pengelompokan Surat Pemberitahuan Lebih Bayar, Kurang Bayar, dan
Nihil., prosedur perekaman dan tindak lanjut pengelolaannya, yang diatur
dengan Keputusan Menteri Keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
memilih suatu perusahaan yang bergerak dibidang produksi. Penulis menjelaskan
bagaimana cara perhitungan pajak guna memnimalkan jumlah pajak penghasilan
pada perusahaan tersebut.
A. Jenis Data
Jenis data yang dipakai antara lain : laporan rugi-laba perusahaan,
kebijakan akuntansi perusahaan (misalnya : masalah pembayaran PPh 21
karyawan, tunjangan karyawan) dan metode-metode akuntansi. Selain itu juga
diperlukan data-data mengenai perusahaan, seperti sejarah singkat, lokasi
perusahaan, data-data umum mengenai perusahaan dan kegiatan operasional
perusahaan.
B. Sumber data
Data yang didapat berasal dari wawancara dengan pihak perusahaan, yaitu
melalui staff accounting perusahaan, dokumen-dokumen perusahaan dan catatan-
catatan akuntansi perusahaan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan
metode penelitian lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
a. Persiapan
Walaupun penelitian lapangan bersifat fleksibel, tidak berarti tidak
diperlukan persiapan yang memadai, kesiapan peneliti akan sangat
membantu di lapangan.
b. Memilih site lapangan
Faktor penting dalam memilih site lapangan adalah kekayaan data, peneliti
terbiasa dengan kondisi seting, serta kesesuaian masalah.
c. Strategi memasuki lapangan
Untuk memasuki site diperlukan strategi yang fleksible, negosiasi akses,
dan menjalin hubungan dengan kondisi lingkungan dalam site tersebut
1) Akses
Memperoleh akses untuk memasuki lapangan penelitian membutuhkan
kemampuan interpersonal, strategi yang fleksibel, kemampuan
negosiasi, serta hubungan dengan masyarakat yang diteliti. Pegertian
akses tidak terbatas pada kehadiran fisik peneliti namun meliputi juga
izin yang diperlukan peneliti untuk melakukan penelitiannya.
2) Disclosure
Dalam melakukan penelitian Peneliti harus memutuskan sampai sejauh
mana akan terbuka mengenai penelitian yang akan dilakukan ataupun
keberadaanya sebagai peneliti.
3) Gatekeepers
Gatekeepers adalah orang yang memiliki otoritas formal atau informal
yang mengontrol akses untuk memasuki site. Gatekeepers dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
membawa peneliti memasuki site serta mengenalkannya pada anggota
site yang akan ditelitinya. Pengetahuan terhadap siapa yang memiliki
kekuasaan untuk membuka atau menutup akses peneliti terhadap site,
merupakan aspek penting atas pemahaman peneliti terhadap site.
d. Mengumpulkan Data
1) Observasi
Dalam melakukan observasi peneliti harus melibatkan semua
kemampuannya. Peneliti harus mampu mengetahui suatu kejadian baik
yang terlihat nyata maupun tidak.
2) Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan peneliti meliputi semua kejadian di
lapangan baik yang khusus maupun kejadia sehari- hari. Sebagai alat
penelitiannya, peneliti harus merasakan semua aktivitas yang ada.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
menjawab rumusan masalah dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
Pengisian SPT wajib pajak badan yang dilakukan oleh PT Ardana Media
Yogyakarta, telah dilakukan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku
adalah berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 (UU KUP), hal-hal yang perlu
diperhatikan oleh wajib pajak sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
No
Hal yang perlu
diperhatikan oleh wajib
pajak menurut ketentuan
Undang-undang
Pengujian
1. Benar
Benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam
penerapan ketentuan perundang-undangan
perpajakan :
1. Perhitungan termasuk penerapan penghasilan
neto fiskal. Formulir 1771-I
2. Perhitungan termasuk penerapan harga pokok
penjualan, biaya usaha lainnya,dan biaya dari
luar usaha secara komersial. Formulir 1771-II
3. Perhitungan termasuk penerapan kredit pajak
dalam negeri. Formulir 1771-III
4. Perhitungan termasuk penerapan PPh final dan
penghasilan yang tidak termasuk objek pajak.
Formulir 1771-IV
5. Perhitungan termasuk penerapan modal dan
jumlah dividen yang dibagikan. Formulir 1771-
V
6. Perhitungan termasuk penerapan penghasilan
kena pajak, PPh terutang, PPh yang dibayar
sendiri, dan PPh kurang/lebih bayar. Formulir
1771
2. Lengkap
Memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan
objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan.
3. Jelas
Melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak
dan unsur-unsur lainnya yang harus dilaporkan
dalam Surat Pemberitahuan.
4. Tanda Tangan Pengujian dalam tanda tangan, dapat dianalisis
melalui: sebelum disampaikan ke KPP, SPT
Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan
telah ditandatangani dan diberi nama jelas, jabatan
dan cap perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan Penerbit dan Percetakan PT Ardana Media Yogyakarta
Yogyakarta resmi berdiri pada tanggal 3 Februari 2002. PT Ardana Media
Yogyakarta merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penerbitan dan
percetakan buku, namun perusahaan ini lebih berkonsentrasi di bidang percetakan
ketimbang sebagai penerbit. PT Ardana Media Yogyakarta berlokasi di Jl.
Magelang Km. 7,5 Mlati Beningan RT 5/RW 2 No. 96 Yogyakarta. Pemilihan
lokasi tersebut mempunyai beberapa alasan, yaitu mudah dicapai, mempermudah
komunikasi serta berada tidak jauh dari jalan raya utama Yogyakarta-Jawa
Tengah, sehingga mudah dijangkau oleh mitra usaha maupun konsumen. Penerbit
dan percetakan PT Ardana Media Yogyakarta didirikan dengan tujuan:
a. Mendukung dan berperan serta atas program pemerintah dalam bidang
pendidikan dengan pengadaan buku-buku pelajaran bagi siswa sekolah.
b. Mendukung dan berperan serta atas program pemerintah dalam bidang
ketenagakerjaan. Peran serta aktif tersebut diwujudkan dengan membuka
lapangan pekerjaan dan membuka kesempatan kepada generasi muda.
c. Mengadakan buku-buku bacaan yang bermutu dan bermanfaat bagi
masyarakat umum.
d. Untuk memperoleh laba perusahaan bagi kesejahteraan karyawannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Sejak tahun 2002 PT Ardana Media Yogyakarta telah mendapatkan
kepercayaan dalam pengerjaan berbagai proyek skala nasional antara lain
pencetakan Buku Petunjuk Telepon (Yellow Pages) dari hampir seluruh wilayah
Indonesia, serta proyek pengadaan Buku Sekolah Nasional dari beberapa penerbit
di Indonesia. Mulai tahun 2008 PT Ardana Media Yogyakarta mengembangkan
usaha ke industri kemasan dengan mengerjakan pencetakan label dan kemasan
beberapa produk makanan. Didukung sumber daya manusia sebanyak 80 orang
serta sarana dan prasarana lainnya yang dikelola dengan sistem manajemen yang
profesional, PT Ardana Media Yogyakarta akan senantiasa siap menghadapi
persaingan dunia usaha.
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Ardana Media Yogyakarta terbagi menjadi
beberapa departemen, di mana masing-masing departemen dipimpin oleh seorang
manajer. Struktur organisasi PT Ardana Media Yogyakarta dapat dilihat pada
lampiran. PT Ardana Media Yogyakarta memiliki 3 departemen yang memiliki
tugas masing-masing dengan dilengkapi sarana sebagai berikut:
1. Bagian Prepress (Pra Cetak)
a) Komputer PC dan Macintosh dengan software-software terbaru untuk
kebutuhan desain.
b) Scanner Drum “Crossfield” berukuran besar yang mampu menghasilkan
image beresolusi tinggi.
c) Imagesetter “Linotype” untuk pembuatan film langsung dari komputer.
d) Unit kontak film untuk mempercepat duplikasi film.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Bagian Cetak
a) Beberapa unit mesin cetak 5 warna merk Heidelberg (di Indonesia hanya
ada beberapa unit saja) dalam berbagai ukuran cetak yang telah dilengkapi
dengan CPC (Computer Print Control) di mana pengaturan cetak
semuanya telah menggunakan komputer, kemampuan cetaknya 200.000
lembar per hari.
b) Beberapa unit mesin sheet feed satu warna yang mampu mencetak sampai
dengan ukuran plano, dengan kapasitas mencapai 750.000 lembar cetak
per hari.
c) Beberapa unit mesin cetak web dengan berbagai ukuran cut-off, dengan
kapasitas mencapai 1.000.000 lembar per hari, mesin ini sangat cocok
untuk pengerjaan order berskala besar.
3. Bagian Penyelesaian (finishing)
a) Mesin UV Varnish dengan kapasitas 100.000 lembar per hari.
b) Beberapa unit mesin lipat dengan kapasitas 300.000 lembar per hari.
c) Beberapa unit mesin jilid kawat berkapasitas 200.000 eksemplar per hari.
d) Beberapa unit mesin hot binding/gluing dengan kapasitas 200.000
eksemplar per hari.
e) Beberapa unit mesin potong satu sisi dan tiga sisi.
f) Beberapa unit mesin pons (die cutting) dengan kapasitas 300.000 lembar
per hari.
PT Ardana Media Yogyakarta juga melengkapi perusahaan ini dengan
beberapa fasilitas pendukung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
a. Unit pengolah limbah
Kepedulian terhadap lingkungan telah diwujudkan juga oleh PT Ardana
Media Yogyakarta dalam bentuk pembuatan unit pengolahan limbah yang
mengikuti standarisasi.
b. Cleaning Service dan Maintenance
Faktor kebersihan lingkungan pabrik menjadi perhatian utama untuk
perawatan dan pengontrolan mesin dibentuk departemen teknik yang bisa
mengatasi masalah kerusakan mesin dengan segera. Untuk menjamin
ketersediaan listrik selama berproduksi, PT Ardana Media Yogyakarta juga
telah memperlengkapi dengan Genset berkekuatan 600KVA (480KW), guna
menjamin kelancaran selama proses produksi berlangsung.
c. Tempat Ibadah
Untuk pembinaan rohani karyawan, PT Ardana Media Yogyakarta memiliki
tempat ibadah tersendiri, yang terbuka juga untuk masyarakat sekitar
perusahaan.
d. Poliklinik
Sebagai wujud perhatian akan pentingnya kesehatan karyawan, poliklinik
memberikan pelayanan kesehatan bagi karyawan dan keluarga oleh dokter
perusahaan dengan tidak menutup kemungkinan rujukan ke rumah sakit yang
ditunjuk untuk penanganan lebih lanjut. Kepedulian terhadap masyarakat di
lingkungan perusahaan juga diberikan dalam bentuk pelayanan imunisasi dan
Posyandu untuk anak-anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
C. Misi Perusahaan
Misi yang dimiliki PT Ardana Media Yogyakarta yaitu: kemauan untuk
menjunjung tinggi komitmen untuk meningkatkan mutu, kecepatan pelayanan dan
tepat waktu serta harga yang kompetitif, mendorong PT Ardana Media
Yogyakarta dapat melayani semua konsumen dengan sebaik-baiknya.
D. Ketentuan Jam Kerja
Jam kerja adalah jam di mana karyawan harus berada di lingkungan kerja
untuk melakukan tugas pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Jam kerja
yang diberlakukan terdapat tiga jenis jam kerja, yaitu non shift, dua shift, dan tiga
shift. Pemberlakuan tiap jenis shift ini tergantung pada banyaknya beban kerja
yang harus dikerjakan perusahaan.
Tabel IV.1. Ketentuan Jam Kerja
No Bagian Jam Shift I Shift II Shift III
1 Satpam, Rumah Tangga 06.00-14.00 14.00-22.00 22.00-06.00
06.00-18.00 18.00-06.00
2 Staf HRD,
kesekretariatan,
Operator, Hyperkes,
IDP, Staf pasar, Staf
Logistik, PPIC,
Pembukuan, Pembelian,
Pengiriman, Cetak, Staf
Pajak
Senin-jumat
07.30-15.45
Sabtu
07.00-12.00
3 Teknik, Cetak,
Transportasi,
Pengiriman, Gudang, Pra
Penyelesaian, Percetakan
06.00-14.00
(khusus
teknik
bagian
perawatan
mesin)
07.00-15.00 14.45-22.45 22.30-06.30
07.00-1900 18.45-05.45
18.45-06.45
(khusus
cetak)
(Sumber: PT Ardana Media Yogyakarta, 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Waktu istirahat yang diberlakukan untuk tiap jenis shift berbeda. Berikut
adalah waktu istirahat untuk masing-masing jenis shift yang diberlakukan pada PT
Ardana Media Yogyakarta.
E. Produk
PT Ardana Media Yogyakarta dari waktu ke waktu selalu berusaha untuk
menerima order semua jenis produk cetak di atas media kertas. Adapun produk
yang sudah biasa ditangani antara lain:
1. Segala jenis buku dan majalah.
2. Tabloid dan surat kabar harian.
3. Promosi Perusahaan: leaflet, brosur, katalog, annual report dan company
profile.
4. Berbagai macam kalender dan agenda.
5. Company Id: stopmap, kartu nama, amplop dan kop surat.
6. Packaging: berbagai macam label, paper bag dan dos, di atas media kertas
dan stiker.
7. Blanko-blanko dan nota administrasi kantor.
F. Pemasaran
Daerah pemasaran dari PT Ardana Media Yogyakarta di antaranya adalah
daerah Yogyakarta, Purwokerto, Mojokerto, Bandung, Medan, Magelang,
Surabaya, Tasikmalaya, Jakarta, Semarang, Malang, Cirebon, Padang,
Yogyakarta, Purbalingga, Tegal, Palembang, Solo, Bojonegoro, Bandar Lampung,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Kudus, Denpasar, Madiun, Kediri, Mataram, Banjarmasin, Pontianak, dan
Jayapura.
Fokus utama dari PT Ardana Media Yogyakarta adalah percetakan.
Perusahaan ini menerapkan sistem made to order, pesanan yang datang baik dari
instansi pemerintah maupun dari pihak swasta. Pesanan dapat berupa buku-buku
pelajaran maupun umum. Selain itu juga dapat berupa kertas suara untuk
pemilihan presiden, majalah, brosur, surat kabar, dan lain-lain.
G. Bahan Baku
1. Bahan Baku Utama
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi PT Ardana
Media Yogyakarta adalah kertas. Bahan baku kertas ini terbagi menjadi 2 jenis
yaitu berupa kertas gulungan/roll dan kertas lembaran/sheet. Ada bermacam-
macam kertas yang digunakan di sini. Jenis-jenis kertas yang digunakan di PT
Ardana Media yaitu Art Paper 85 gr, 90 gr, 100 gr, 120 gr, 150 gr, Art Carton
190 gr, 210 gr, 230 gr, 260 gr, 310 gr, Matt Paper 100 gr, 120 gr, 150 gr,
Duplex C 250 gr, 310 gr, 350 gr, Ivory 210 gr, 300 gr, HVS 80 gr dan 100 gr.
2. Bahan Baku Pendukung
Selain bahan baku utama, PT Ardana Media Yogyakarta juga
menggunakan beberapa bahan baku pendukung. Berikut ini adalah beberapa
bahan baku pendukung yang digunakan di PT Ardana Media : Tinta Web Ht,
Tinta Web M/C/Y, Tinta Best One, Plate, Chemical, Plastik, Box, Astralon,
Alkohol IPA, Vernis UVI, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
H. Proses Produksi
PT. Ardana Media Yogyakarta menerapkan sistem Made To Order (MTO)
dalam produksinya, sehingga perencanaan produk di PT. Ardana Media
Yogyakarta dilakukan sesuai dengan keinginan konsumen. Konsumen yang
datang untuk order, biasanya menyertakan desain gambar dan ukuran dari produk
yang akan dicetak. Pesanan tersebut kemudian akan dilihat oleh bagian pracetak
untuk dilakukan penyesuaian dengan spesifikasi peralatan yang ada di PT Ardana
Media Yogyakarta tersebut. Tahap produksi pada PT Ardana Media Yogyakarta
melalui beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.1. Flowchart Proses Produksi
(Sumber: PT Ardana Media Yogyakarta, 2011)
Berdasarkan diagram alir atau flowchart di atas maka proses produksi
yang dilakukan di PT Ardana Media Yogyakarta dapat diuraikan sebagai berikut:
Bagian Editorial
Bagian Plate
Bagian Percetakan
Calendering Cover
Bagian Penjilidan
Jilid
Potong
Buku Jadi
Tahap Pracetak Tahap Cetak Tahap Finishing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
1. Persiapan Bahan Baku Kertas
PT Ardana Media Yogyakarta menjalin kerjasama dengan beberapa
perusahaan kertas untuk memenuhi kebutuhan akan bahan baku kertas.
Perusahaan-perusahaan penyedia kertas ini antara lain PT Pabrik Kertas Tjiwi
Kimia dan PT Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas. Terdapat dua jenis
kertas yang digunakan oleh PT Ardana Media, yaitu kertas berupa
gulungan/roll dan kertas lembaran/sheet. Kertas ini memiliki spesifikasi yang
berbeda-beda, sesuai dengan yang dibutuhkan oleh PT Ardana Media
Yogyakarta. Agar bahan baku tidak rusak, bahan baku ini disimpan di dalam
gudang.
2. Pembuatan Naskah/Proses Pracetak
Naskah yang telah diterima diperiksa. Naskah isi dan cover yang sudah
dicetak kemudian difoto/difilm dengan menggunakan image ceter.
3. Bagian Plate
Isi dan cover yang telah difoto/difilm selanjutnya dibuat plate dengan
menggunakan platemaker. Plate isi dan plate cover kemudian diserahkan ke
bagian percetakan.
4. Bagian Percetakan
Pada bagian ini, plate isi dan plate cover naskah yang dapat dilihat dengan
menggunakan mesin web, akan dicetak baik menggunakan mesin cetak sheet
satu warna ataupun empat warna. Setelah itu dilakukan calendering, yaitu
proses khusus untuk bagian sampul dengan memberikan lapisan berupa cairan
pada muka sampul agar tampak mengkilat. Proses ini dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
menggunakan mesin ultraviolet varnish. Hasil cetakan isi maupun sampul
dikeringkan dengan menggunakan mesin shrink.
5. Bagian Penjilidan
Setelah proses pencetakan selesai, hasil cetakan disusun dengan
menggunakan mesin susun, kemudian dijilid. Penjilidan ini dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
1. Dengan distaples.
2. Jahit dengan menggunakan kawat atau benang, atau menggunakan lem.
Seluruh kegiatan penjilidan ini dilakukan dengan menggunakan mesin. Buku-
buku yang telah selesai dijilid kemudian dipotong agar rapi.
6. Bagian Pengepakan
Proses pengepakan merupakan proses terakhir. Buku-buku yang telah
selesai diproses dan telah lolos pengecekan kualitas, selanjutnya dikemas
dengan menggunakan plastik. Buku kemudian dikirim ke gudang barang jadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
Berdasarkan informasi laporan rugi laba perusahaan tahun 2010, bahwa
PT Ardana Media dapat menghasilkan laba periode 31 Desember 2010 sebesar
Rp19.683.702,00. PPh yang dibayar sendiri (PPh bulanan) dalam periode tahun
2010 sebesar Rp4.400.000,00, sehingga PPh yang kurang dibayar sebesar
Rp520.926,00, dengan PPh pasal 25 per bulannya sebesar Rp410.077,00. Pajak
yang kurang bayar tersebut dibayarkan sebelum Surat Pemberitahuan Pajak
Penghasilan disampaikan. PPh pasal 25 dihitung dari pajak terutang setahun
dikurangi dengan hasil penjumlahan dari pasal 21, 22, 23, 24. Sehingga
menghasilkan pajak kurang/lebih bayar. Hasil pajak kurang/lebih bayar tersebut
dibagi 12 (bulan). Kebijakan akuntansi yang diambil oleh perusahaan, terkait
dengan pembayaran PPh pasal 21 karyawan yang ditanggung oleh karyawan dan
dipungut oleh perusahaan, karyawan juga mendapat tunjangan maksimal untuk 3
orang anak dan seorang isteri. Metode akuntansi yang digunakan sebagai
pencatatan laporan keuangan perusahaan adalah metode berbasis akrual.
Analisis data untuk menguji, apakah wajib pajak dalam pengisian SPT
Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan telah memenuhi kriteria: (1)
benar, (2) lengkap, (3) jelas, dan (4) tanda tangan, adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
1. Benar
Benar dalam Perhitungan termasuk Penerapan
Untuk menguji tingkat kebenaran perhitungan termasuk penerapan, maka
dilakukan perhitungan kembali dengan menggunakan rumus dibawah ini,
Pengujian Objek Pajak PT Ardana Media dilakukan untuk mengetahui objek
pajak mana saja yang termasuk objek pajak penghasilan, objek pajak yang
dikenai pajak bersifat final, dan yang dikecualikan dari objek pajak.
Objek Pajak Penghasilan:
Laba Usaha Rp 61.013.702,00
Penjualan Rp.1.005.160.000,00
Harga Pokok Penjualan:
Persediaaan awal Rp. 315.000.000,00
(+) Pembelian Rp. 937.500.000,00
Barang Siap Dijual Rp. 1.252.500.000,00
(-) Persediaan Akhir Rp. (878.301.702,00)
Harga Pokok Penjualan Rp. (374.198.298,00)
Laba kotor Rp. 630.961.702,00
Biaya Operasional:
Gaji, Upah, Bonus, Gratifikasi
Honorarium, THR Rp. 117.000.000,00
Biaya Transportasi Rp 36.450.000,00
Biaya Penyusutan dan Amortisasi Rp. 41.330.000.00
Biaya Bunga Pinjaman Rp. 27.000.000,00
Biaya Royalti Rp. 270.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Biaya Pemasaran/Promosi Rp. 57.000.000,00
Biaya Lainnya Rp. 21.168.000,00
-------------------------
Jumlah Biaya Operasional (Rp. 569.948.000,00)
-------------------------
Laba Usaha Rp 61.013.702,00
Royalti Rp. 270.000.000,00. PT Ardana Media memberikan royalti sebesar
18-20% dari hasil keuntungan yang didapat dari penjualan.
Objek pajak yang dikenai Pajak bersifat final:
PT Ardana Media tidak memiliki Objek Pajak yang dikenai Pajak bersifat
final, sesuai dengan Undang-undang PPh no 36 tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan pasal 4 ayat 2
Objek Pajak yang dikecualikan:
PT Ardana Media tidak memiliki Objek Pajak yang dikecualikan sesuai
dengan Undang-undang PPh no 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
pasal 4 ayat 3.
a) Perhitungan Rugi/Laba
Penjualan Rp. 1.005.160.000,00
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan awal Rp. 315.000.000,00
(+) Pembelian Rp. 937.500.000,00
-------------------------
Barang Siap Dijual Rp. 1.252.500.000,00
(-) Persediaan Akhir Rp. (878.301.702,00)
-------------------------
Harga Pokok Penjualan (Rp 374.198.298)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
-------------------------
Laba Kotor Rp. 630.961.702,00
Biaya Operasional:
Gaji, Upah, Bonus, Gratifikasi
Honorarium, THR Rp. 117.000.000,00
Biaya Transportasi Rp 36.450.000,00
Biaya Penyusutan dan Amortisasi Rp. 41.330.000.00
Biaya Bunga Pinjaman Rp. 27.000.000,00
Biaya Royalti Rp. 270.000.000,00
Biaya Pemasaran/Promosi Rp. 57.000.000,00
Biaya Lainnya Rp. 21.168.000,00
-------------------------
Jumlah Biaya Operasional (Rp. 569.948.000,00)
-------------------------
Laba Bersih Sebelum Pajak Rp. 61.013.702,00
Pajak 25% (Rp. 15.253.425,50)
-------------------------
Laba bersih Sesudah Pajak Rp 46.760.276,50
==============
Hasil perhitungan Laba-Rugi yang dilakukan. Dihasilkan perhitungan
sebagai berikut:
Pendapatan Kena Pajak = Laba Kotor – Jumlah Biaya Operasional
Rp.630.961.702,00 – Rp.569.948.000,00
Rp.61.013.702,00
PPh Terutang = Pendapatan Kena Pajak x Tarif Pajak
Rp 61.013.702,00 x 25%
Rp.15 253.425,50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tarif pajak sebesar 25% telah sesuai dengan Undang-undang no 36 tahun
2008 tentang Pajak Penghasilan pasal 17 ayat 1b. Royalti yang diberikan
perusahaan kepada penulis sebesar 15-20%. Biaya lainnya sebesar Rp.
21.168.000,- terdiri dari biaya listrik dan telepon.
Formulir 1771-I
b) Perhitungan Penghasilan Neto Komersial
Penghasilan Neto Komersial Dalam Negeri (DN):
Peredaran Usaha Rp1.005.160.000,00
Harga Pokok Penjualan (374.198.298,00)
Biaya Usaha Lainnya (569.948.000,00)
------------------------
Penghasilan Neto Dari Usaha Rp.61.013.702,00
Penghasilan Neto Dari Usaha Rp.61.013.702,00
Penghasilan Dari Luar Usaha -
Biaya dari Luar Usaha -
------------------------
Jumlah Penghasilan Neto Komersial DN Rp.61.013.702,00
Penghasilan Neto Komersial LN -
------------------------
Jumlah Neto Komersial Rp.61.013.702,00
==============
c) Perhitungan Penghasilan Neto Fiskal
Jumlah Penghasilan Neto Komersial Rp.61.013.702,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Penghasilan yang Dikenakan PPh Final
Dan yang Tidak Termasuk
Objek Pajak -
Jumlah Penyesuaian Fiskal Positif -
Jumlah Penyesuaian Fiskal Negatif -
Fasilitas Penanaman Modal Berupa
Pengurangan Penghasilan Neto -
------------------------
Penghasilan Neto Fiskal Rp 61.013.702,00
==============
Dari hasil analisis perhitungan pada formulir 1771-I tidak ditemukan
kesalahan perhitungan yang dilakukan oleh PT. Ardana Media. Jadi
jumlah penghasilan neto fiskal nya sebesar Rp. 61.013.702,00
Formulir 1771-II
Perhitungan Harga pokok penjualan, biaya usaha lainya dan biaya dari
luar usaha komersial
Pembelian bahan/barang dagangan Rp 937.500.000,00
Gaji, Upah, Bonus, Gratifikasi, Honorarium, THR, DSB Rp 117.000.000,00
Biaya Transportasi Rp 36.450.000,00
Biaya penyusutan dan amortisasi Rp 41.330.000,00
Biaya sewa -
Biaya bunga pinjaman Rp 27.000.000,00
Biaya sehubungan dengan jasa -
Biaya piutang tak tertagih -
Biaya royalti Rp 270.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Biaya pemasaran dan promosi Rp 57.000.000,00
Biaya lainnya Rp 21.168.000,00
Persediaan awal Rp 315.000.000,00
Persediaan akhir (Rp 878.301.702,00)
------------------------
Rp 944.146.298,00
==============
Pada perhitungan ini ditemukan kesalahan perhitungan pada biaya
penyusutan dan amortisasi.Biaya penyusutan dan amortisasi yang dicatat
oleh PT Ardana Media sebesar Rp 82.660.000,00, yang seharusnya dicatat
sebesar Rp 41.330.000,00. Penjelasan perhitungan bisa dilihat pada
perhitungan lampiran 1-A.
Untuk biaya-biaya, seperti biaya gaji, bunga pinjaman, biaya royalti, dan
biaya lainnya (Biaya listrik dan Telepon) tidak dapat secara rinci
dipaparkan. Informasi hanya bersumber pada laporan Laba/Rugi yang
diberikan PT Ardana Media.
Formuir 1771-III
Perhitungan kredit pajak dalam negeri
Lampiran ini diisi dengan rincian bukti pungut PPh pasal 22 dan bukti
potong PPh pasal 23 dan PPh pasal 26 yang telah dibayar melalui
pemungutan/ pemotongan pajak oleh pihak lain, atas penghasilan yang
dikenai PPh yang tidak bersifat final yang diterima/diperoleh dan dilaporkan
dalam SPT Tahunan Tahun pajak ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Dari hasil analisis, PT Ardana Media tidak memiliki bukti pungut PPh pasal
22 dan bukti potong PPh pasal 23 dan PPh pasal 26 yang telah dibayar
melalui pemungutan/pemotongan oleh pihak lain.
Perhitungan penyusutan dan amortisasi fiskal (Lampiran 1A)
Harta berwujud
Kelompok 1:
Kelompok 2:
Mesin cetak (Nov-08) = (Tarif Penyusutan x Harga perolehan)
= 12.5% x Rp 68.560.000,00 = Rp 8.570.000,00
Kendaraan (Mar-08) = (Tarif Penyusutan x Harga perolehan)
= 12.5% x Rp 81.280.000,00 = Rp 10.160.000,00
Furniture (Des-08) = (Tarif Penyusutan x Harga perolehan)
= 12.5% x Rp 16.800.000,00 = Rp 2.100.000,00
Kelompok 3:
Kelompok 4:
Tanah (jun-06); Tanah tidak disusut, karena harga tanah selalu meningkat
Kelompok Bangunan
Permanen:
Tidak Permanen:
Bangunan (Feb-07) = (Tarif Penyusutan x Harga perolehan)
= 10% x Rp 205.000.000,00 = Rp 20.500.000,00
------------------------
Jumlah penyusutan fiskal Rp 41.330.000,00
Jumlah penyusutan komersial Rp 41.330.000,00
==============
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Dari hasil analisis, tidak ada selisih penyusutan karena PT Ardana Media
memakai metode penyusutan Garis lurus untuk komersial dan fiskal. Tetapi
perhitungan yang dilakukan oleh PT Ardana Media tidak benar, terjadi
kesalahan tarif dalam menghitung penyusutan. Kelompok 2 yang
seharusnya 12,5% dihitung dengan tarif 25% dan kelompok bangunan (tidak
permanen) yang seharusnya 10% dihitung dengan tarif 20%.
Formulir 1771
d) Penghasilan Kena Pajak
Penghasilan Neto Fiskal Rp 61.013.702,00
Kompensasi Kerugian Fiskal -
------------------------
Penghasilan Kena Pajak Rp 61.013.702,00
==============
e) PPh Terutang
PPh Terutang = (Tarif PPh Ps 17 x Penghasilan Kena Pajak)
= 25% x Rp 61.013.702,00 = Rp 15.253.425,50
Pengembalian/Pengurangan Kredit Pajak
Luar Negeri (PPh Ps. 24) yang telah
Diperhitungkan tahun lalu -
----------------------
Jumlah PPh Terutang Rp 15.253.425,50
=============
f) Kredit Pajak
Jumlah PPh Terutang Rp 15.253.425,50
PPh Ditanggung Pemerintah -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kredit Pajak Dalam Negeri -
Kredit Pajak Luar Negeri -
---------------------
PPh yang Harus Dibayar Sendiri Rp 15.253.425,50
============
g) PPh yang Dibayar Sendiri
PPh Ps. 25 Bulanan Rp 4.400.000,00
STP PPh Ps.25 (Hanya Pokok Pajak) -
----------------------
Jumlah PPh yang Dibayar Sendiri Rp 4.400.000.00
=============
h) PPh Kurang/Lebih Bayar
PPh yang Harus Dibayar Sendiri Rp 15.253.425,50
PPh yang Dibayar Sendiri Rp. 4.400.000.00
----------------------
PPh yang Kurang Dibayar (PPh Ps.29) Rp 10.853.425,50
=============
PT Ardana Media telah mengisi dalam lampiran I formulir 1771 yang
secara ringkas dapat ditunjukkan, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gambar 5.1 Penghitungan Penghasilan Netto Fiskal PT Ardana Media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar 5.2 Penghitungan PPh Ps 17 yang Harus Dibayar PT Ardana
Media
Dari hasil perhitungan kembali yang dilakukan oleh penulis, tarif PPh
yang digunakan adalah tarif PPh Ps.17 Ayat (1) yaitu sebesar 25%. PT
Ardana Media memilih (a) tarif PPh Pa 17 ayat (1) 25% karena mereka
tidak mendapat fasilitas dari pemerintah (b) tarif PPh Ps.17 ayat (2b)
dikarenakan tidak ada saham yang diperdagangkan dibursa efek dan (c)
tarif PPh Ps. 31E ayat (1) peredaran bruto PT Ardana Media tidak
sampai dengan Rp.50.000.000.000,00.
Setelah melakukan perhitungan kembali, penulis menemukan kesalahan
perhitungan yang dilakukan oleh PT Adana Media. Kesalahan
perhitungan mengakibatkan pajak yang dibayarkan kepada negara
menjadi tidak tepat. Perhitungan PPh terutang yang dilakukan oleh PT
Ardana Media adalah sebesar Rp4.490.926,00 dan yang dilakukan
penulis sebesar Rp15.253.426,00. Sehingga terdapat selisih sebesar
Rp10.762.500,00, selisih ini merugikan pendapatan negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
2. Lengkap, meliputi pengujian berikut:
Lengkap dalam memuat unsur-unsur yang berkaitan dengan objek
pajak
Kelengkapan dalam membuat bukti pendukung dapat dianalis dengan
membandingkan lampiran 1771-I sampai dengan 1771-VI dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Hasil Analisis
Lampiran SPT Tahunan Wajib Pajak Badan adalah sebagai berikut:
Lampiran 1771-I
Penyesuaian fiskal positif yang terdapat pada no 5 didukung oleh Lampiran
Khusus I A/I B Daftar Penyusutan dan Amortisasi fiskal (i) selisih
penyusutan komersial di atas penyusutan fiskal dan (j) selisih amortisasi
komersial di atas amortisasi fiskal, sedangkan dalam laporan keuangan
terdapat akun penyusutan aktiva tetap dan amortisasi.
Lampiran-lampiran khusus SPT tahunan yang berkaitan dengan penelitian
ini adalah daftar penyusutan dan amortisasi fiskal (lampiran khusus 1a/1b),
yang meliputi:
1) Jenis harta berwujud/tidak berwujud yang dimiliki dan dipergunakan
dalam perusahaan yang dapat disusutkan/diamortisasi.
2) Informasi yang relevan (apabila ada) mengenai:
tahun-tahun revaluasi yang pernah dilakukan;
fasilitas penanaman modal berupa penyusutan/amortisasi dipercepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
METODE PENYUSUTAN/AMORTISASI diisi dengan kode:
METODE
PENYUSUTAN/AMORTISASI
KODE PENGGUNAAN
Garis Lurus GL Komersial/Fiskal
Jumlah Angka Tahun JAT Komersial
Saldo Menurun SM Komersial/Fiskal
Saldo Menurun Ganda SMG Komersial
Jumlah Jam Jasa JJJ Komersial
Jumlah Satuan Produksi JSP Komersial/Amortisasi Fiskal
Metode Lainnya ML Komersial
Lampiran 1771-II
Lampiran ini telah diisi dengan perincian Harga Pokok Penjualan, Biaya
Usaha Lainnya dan Biaya Dari Luar Usaha secara komersial sesuai dengan
Lampiran 1771-II angka 1 huruf b, c dan f, dengan rincian berikut:
Kolom (1) : nomor urut.
Kolom (2) : perincian.
Kolom (3) : diisi dengan biaya yang merupakan Harga Pokok Penjualan.
Kolom (4) : diisi dengan Biaya Usaha Lainnya yang bukan merupakan
Harga Pokok Penjualan.
Kolom (5) : diisi dengan Biaya-biaya langsung yang terkait dengan
penghasilan dari luar usaha.
Kolom (6) : diisi dengan jumlah kolom (3) ditambah dengan kolom
(4) ditambah dengan kolom (5)
Lampiran 1771-III
Lampiran ini telah diisi dengan benar sesuai rincian bukti pungut PPh Pasal
22 dan bukti potong PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 26 yang telah dibayar
melalui pemungutan/pemotongan pajak oleh pihak lain, atas penghasilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
yang dikenakan Pajak Penghasilan tidak bersifat final yang
diterima/diperoleh dan dilaporkan dalam SPT Tahunan tahun pajak ini.
Pemotongan PPh Pasal 26 yang dapat dikreditkan dengan PPh Terutang
untuk tahun pajak yang bersangkutan adalah pemotongan pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (5) UU PPh.
Kolom (1) : diisi dengan Nomor Urut untuk masing-masing jenis pajak
Kolom (2) : diisi dengan Nama dan NPWP Pemotong/Pemungut Pajak.
Dalam hal PPh Pasal 22 dibayar sendiri kolom ini diisi
dengan Nama dan Alamat Bank tempat pembayaran.
Kolom (3) : diiisi dengan:
Untuk PPh Pasal 22 diisi dengan Jenis Transaksi atau
Pembayaran
Untuk PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 26 diisi dengan jenis
penghasilan yang dipotong PPh.
Kolom (4) : diisi dengan jumlah yang menjadi Dasar
Pemotongan/Pemungutan.
Kolom (5) : diisi dengan jumlah PPh yang dipotong/dipungut.
Kolom (6) dan (7): diisi dengan Nomor dan Tanggal Bukti
Pemotongan/Pemungutan.
Untuk PPh Pasal 22 yang dibayar sendiri kolom (6) diisi
dengan kata “SSP” atau “SSPCP”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Wajib Pajak wajib memperlihatkan serta menyerahkan bukti-bukti
pemungutan/ pemotongan pajak oleh pihak lain apabila diminta untuk
keperluan pemeriksaan kewajiban perpajakan.
Lampiran 1771-IV
Lampiran ini telah diisi dengan penghasilan-penghasilan tertentu yang
dikenakan PPh final baik melalui pemotongan oleh pihak lain atau dengan
menyetor sendiri serta penghasilan-penghasilan tertentu yang tidak termasuk
sebagai objek pajak yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak ini,
sesuai dengan jumlah bruto atau nilai transaksinya. Wajib Pajak wajib
memperlihatkan serta membuat daftar rincian bukti-bukti
pemotongan/pembayaran pajaknya bila diminta untuk keperluan
pemeriksaan kewajiban pajak.
Lampiran 1771-V
Lampiran ini terdiri dari:
1. Daftar pemegang saham/pemilik modal dan jumlah dividen yang
dibagikan.
2. Daftar susunan pengurus dan komisaris.
Bagian A : Daftar Pemegang Saham/Pemilik Modal Dan Jumlah Dividen
Yang Dibagikan
Kolom (1) : diisi dengan Nomor Urut
Kolom (2) : diisi dengan Nama dan Alamat Lengkap Pemegang Saham
atau Pemilik Modal sesuai dengan kartu identitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Kolom (3) : diisi dengan NPWP Pemegang Saham atau Pemilik
Modal. Untuk pemegang saham/modal yang tidak memiliki
NPWP (misalnya WP Luar Negeri, WP yang penghasilannya
di bawah PTKP) diisi dengan Tidak Ada.
Kolom (4) : diisi dengan jumlah modal yang disetor
Kolom (5) : diisi dengan persentase kepemilikan
Kolom (6) : diisi dengan jumlah dividen yang dibagikan kepada pemegang
saham.
Bagian B : Daftar Susunan Pengurus Dan Komisaris
Kolom (1) : diisi dengan Nomor Urut.
Kolom (2): diisi dengan Nama dan Alamat Lengkap Pengurus dan
Komisaris sesuai dengan kartu identitas.
Kolom (3) : diisi dengan NPWP Pengurus dan Komisaris. Untuk Pengurus
dan Komisaris yang tidak memiliki NPWP (misalnya WP
Luar Negeri, WP yang penghasilannya di bawah PTKP) diisi
dengan „Tidak Ada’
Kolom (4) : diisi dengan jabatan pengurus atau komisaris.
Catatan:
1. Wajib Pajak yayasan dan badan-badan lain yang tidak dimiliki atas
dasar penyertaan modal, serta KIK Reksa Dana dan KIK–EBA, cukup
mengisi Daftar Pemegang Saham/Pemilik Modal dengan pernyataan :
“Tidak Ada”, pada kolom (2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
2. Wajib Pajak perusahaan masuk bursa, pemegang saham publik tidak
perlu dirinci per nama (dapat dinyatakan secara kumulatif) kecuali
apabila kepemilikan sahamnya berjumlah 5% atau lebih dari jumlah
modal disetor.
3. Daftar Susunan Pengurus Dan Komisaris diisi lengkap tetapi tidak
termasuk tingkat manajer.
Pengisian dalam lampiran 1771-V telah sesuai dengan Surat Edaran
Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-02/PJ.42/2003 tentang kewajiban
Mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak dalam SPT Tahunan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Badan Bagi Pemegang Saham/Pemilik Modal,
Pengurus dan Komisaris.
Lampiran 1771-VI
Lampiran 1771-VI terdiri dari:
1. Daftar penyertaan modal pada perusahaan afiliasi.
2. Daftar utang dari pemegang saham dan/atau perusahaan afiliasi.
3. Daftar piutang kepada pemegang saham dan/atau perusahaan afiliasi.
Hasil analisis pembahasan dalam lampiran 1771-VI, tidak terdapat beberapa
hal berikut yang harus dilampirkan:
a. Ketiga daftar diisi dengan angka saldo akhir tahun berdasarkan
transkrip kutipan elemen-elemen dari laporan keuangan komersial yang
dilampirkan pada SPT Tahunan.
Hasil analisis:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Dalam lampiran ini tidak terdapat saldo akhir dengan: (1) daftar
penyertaan modal pada perusahaan afiliasi, (2) daftar utang dari
pemegang saham dan/atau perusahaan afiliasi, (3) daftar piutang kepada
pemegang saham dan/atau perusahaan afiliasi, dikarenakan tidak
terdapat jenis transaksi tersebut.
b. Penyertaan modal yang dicantumkan adalah penyertaan modal yang
memenuhi kriteria hubungan istimewa baik langsung maupun tidak
langsung.
Hasil analisis:
Jenis transaksi ini tidak terdapat dalam laporan keuangan.
c. Utang/Piutang yang dicantumkan adalah utang dari/piutang kepada
pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik langsung
maupun tidak langsung.
Hasil analisis:
Tidak terdapat jenis transaksi tersebut, sehingga lampiran 1771-VI
dikosongkan.
d. Wajib Pajak yang tidak mempunyai penyertaan modal atau penyertaan
modalnya tidak memenuhi kriteria hubungan istimewa, serta Wajib
Pajak yang tidak mempunyai utang/piutang pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, cukup mengisi daftar dengan
pernyataan : “Tidak Ada”, pada kolom (2).
Hasil analisis:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tidak terdapat jenis transaksi tersebut, sehingga dalam kolom pengisian
pada lampiran 1771-VI dikosongkan.
3. Jelas, meliputi pengujian berikut:
Melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur
lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan.
Hasil analisis data:
PT Ardana Media telah mengisi SPT dengan jelas yaitu
mencantumkan/menuliskan objek pajak yang harus dilaporkan dalam Surat
Pemeberitahuan. Hal ini dapat dilihat dalam pengujian yang ditunjukkan
oleh lampiran I Formulir 1771 beserta lampirannya (formulir 1771, 1771-I,
1771-II, 1771-III, 1771-IV, 1771-V, 1771-VI).
4. Tanda tangan, meliputi pengujian berikut:
SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan telah ditandatangani dan
diberi nama jelas, jabatan dan cap perusahaan. Hal ini dapat dibuktikan
dengan pengujian melalui lampiran I formulir 1771 yang telah diberi nama
jelas, jabatan, dan cap perusahaan oleh Bp. Yulianto sebagai pemimpin
perusahaan.
B. Pembahasan
Penelitian ini membahas tentang pengisian SPT Tahunan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Badan yang telah dilakukan oleh PT Ardana Media,
apakah telah dilakukan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 6 Tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 (UU KUP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Berdasarkan dari data lampiran SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib
Pajak Badan seperti pada lampiran I: formulir 1771, 1771-I, 1771-II, 1771-III,
1771-IV, 1771-V, 1771-VI, dan lampiran II: neraca dan laporan rugi laba, yang
telah digunakan dalam analisis data di atas. Dapat diketahui bahwa pengisian SPT
Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan PT Ardana Media sebagai berikut.
Benar dalam perhitungan dan penerapan dalam mengisi SPT Tahunan
Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan dapat diketahui dengan perhitungan yang
telah penulis lakukan pada tahap analisis data. Perhitungan dimulai dari tahap
perhitungan laporan keuangan perusahaan (laporan laba-rugi dan neraca). Setelah
melakukan perhitungan tersebut, dapat diketahui akun apa saja yang termasuk
objek pajak penghasilan, objek pajak yang bersifat final dan objek pajak yang
dikecualikan. Setelah tahap tersebut, perhitungan masuk pada formulir SPT
Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan. Formulir 1771-I adalah formulir
yang dihitung pertama kali, perhitungan ini menghasilkan berapa jumlah besarnya
penghasilan neto fiskal perusahaan. Selanjutnya formulir 1771-II yang berisi
tentang harga pokok penjualan, biaya usaha lainnya, dan biaya dari luar usaha
komersial. Formulir 1771-III menghitung tentang kredit pajak dalam negeri, dan
formulir 1771-IV sampai dengan formulir 1771-VI. Setelah perhitungan lampiran
formulir 1771-I sampai dengan formulir 1771-VI, masuklah pada pengisian Induk
SPT atau formulir 1771. Perhitungan formulir 1771 akan menghasilkan jumlah
PPh terutang yang harus dibayar oleh perusahaan. Dari hasil analisis yang penulis
lakukan ditemukan ada kesalahan pengisian SPT Tahunan Wajib Pajak Badan
pada bagian biaya penyusutan komersial dan fiskal. Kesalahan perhitungan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
diakibatkan karena perusahaan tidak mengetahui besarnya tarif yang dipakai
dalam menghitung biaya penyusutan komersial dan fiskal nya. Perusahaan tidak
mengikuti tarif baru yang telah dikeluarkan oleh Dirjen Pajak yang berlaku dari
tahun 2010.
Lengkap dalam memuat semua unsur-unsur yang harus dilaporkan dalam
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasian Wajib Pajak Badan.
Kelengkapan dalam melaporkan SPT sangatlah penting, karena kelengkapan dapat
menjadi bukti bahwa pajak yang dibayarkan memang benar dan tepat.
Kelemgkapan ini meliputi lampiran formulir 1771-I sampai dengan 1771-VI yang
telah diisi dengan benar dan Laporan keuangan perusahaan (laporan laba-rugi dan
neraca). Dari hasil analisis yang dilakukan penulis, kelengkapan yang telah
dilaporkan oleh PT Ardana Media sudah memenui kriteria lengkap sesuai dengan
KUP. Kelengkapan itu dapat dibuktikan pada lampiran yang telah perusahaan
berikan pada penulis saat penelitian.
Jelas dalam melaporkan asal-usul atau unsur-unsur yang harus dilaporkan
dalam Surat Pemeberitahuan. Kejelasan dalam melaporkan Surat Pemeberitahuan
Tahunan Wajib Pajak Badan sangat penting. Kejelasan ini membuktikan bahwa
memang SPT yang dilaporkan berasal dari perusahaan yang benar. Untuk itu
perusahaan harus mencantumkan nama perusahaan, alamat, dan NPWP. Penulisan
juga harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dari hasil
analisis, PT Ardana Media telah menyampaikan SPT dengan jelas, hal ini bisa
dilihat dari formulir 1771, formulir 1771-I sampai dengan fomulir 1771-VI. SPT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
telah diisi dengan jelas dan tidak ada kesalahan penulisan yang dilakukan oleh PT
Ardana Media.
SPT harus ditandatangani, diberi nama jelas, jabatan dan cap perusahaan.
Yang berhak menandatangani SPT adalah pemimpin perusahaan atau orang yang
memiliki hak diperusahaan untuk memberikan tanda tangan. Dan juga harus
dicantumkan nama, jabatan dan cap perusahaan. Dari hasil analisis PT Ardana
Media telah menandatangani SPT, memberi nama jelas, jabatan, dan cap
perusahaan sebelum menyampaikannya. Hal ini dibuktikan dengan SPT formulir
1771 halaman 2 yang telah ditandatangani, dicap perusahaan, dan diberi nama
jelas oleh pemilik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa PT Ardana Media telah melakukan pengisian SPT Wajib Pajak
Badan dengan:
1. Tidak Memenuhi kriteria benar karena terdapat kesalahan perhitungan pada
biaya penyusutan fiskal dan komersial yang menyebabkan biaya penyusutan
dicatat terlalu besar yaitu Rp.82.660.000,00 yang seharusnya
Rp.41.330.000,00. Sehingga perhtiungan PPh terutang tidak sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 tahun
2008. PT Ardana Media telah melakukan kesalahan perhitungan biaya
penyusutan fiskal dan komersial yang mengakibatkan tarif PPh terutang
menjadi tidak tepat.
2. Memenuhi kriteria lengkap, sesuai peraturan perpajakan yang berlaku, yaitu
memuat unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain
yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
3. Memenuhi kriteria jelas, SPT Tahunan Pajak Penghasilan PT Ardana Media
telah diisi dengan jelas yang ditulis dalam Bahasa Indonesia, dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
menggunakan huruf latin, angka arab, dan menggunakan satuan mata uang
rupiah.
4. Memenuhi kriteria ditandatangani, SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib
Pajak Badan telah ditandatangani dan diberi nama jelas, cap perusahaan, oleh
Bp. Yulianto sebagai pemimpin perusahaan.
B. Keterbatasan
Keterbatasan data dalam penelitian ini adalah data yang didapat hanya data
SPT, Laporan laba-rugi dan neraca untuk tahun 2010 yang diberikan oleh perusahaan.
Sehingga data penelitian ini hanya dapat digunakan untuk penelitian di tahun 2011.
Perusahaan masih menganggap data yang berkaitan tentang pajak masih sangat
rahasia sehingga data yang didapat tergolong kecil, walaupun sudah memenuhi
jumlah minimal yang dibutuhkan.
C. Saran
Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari hasil analisis data dan pembahasan,
maka :
1. Bagi perusahaan
PT Ardana Media diharapkan untuk memakai peraturan pajak terbaru dalam
menghitung pajaknya. Sehingga dalam proses pengisian SPT tidak lagi terjadi
kesalahan perhitungan dan pengisiannya. Hasil penilitan ini diharapkan bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
menjadi hasil evaluasi bagi perusahaan dalam pengisian SPT pada tahun
berikutnya.
2. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi guna memiliki
pengetahuan yang lebih luas dan dapat dijadikan bahan referensi bagi mahasiswa
yang kelak akan membutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983. Tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana
Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008, berikut Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan dan Keputusan
Direktorat Jenderal Pajak yang Terkait.
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1993 Tentang Ketentuan Umum dan Tata cara
Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2009, berikut Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri
Keuangan dan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak yang Terkait.
Ikatan Akuntansi Indonesia (Revisi 1998). Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntansi Indonesia ( Reformat 2007, per 1 Juli 2009 ). Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Lumbantoruan, Shopar. 1993. Akuntansi Pajak Edisi 2. Jakarta: PT. Gramedia
Mardiasmo, 2009, Perpajakan, Yogyakarta: Andi Offset
Resmi, Siti. 2005. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Zain, Mohammad. 2005. Manajemen Perpajakan, Jakarta: Penerbit Slemba Empat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI