makalah spt

16
 MAKALAH PENGANTAR PERPAJAKAN Nama Kelompok : 1. Farah Hidayat 2013410021 2. M. Nasikin 2013410991 3. Iga Hastanuri H 2013410996 4. Italia Vanesya R 2013411002 5. Iqbal Rismawan 2013411069

Upload: italia-vanesya-rumagit

Post on 14-Oct-2015

416 views

Category:

Documents


66 download

TRANSCRIPT

MAKALAHPENGANTAR PERPAJAKAN

Nama Kelompok :1. Farah Hidayat20134100212. M. Nasikin20134109913. Iga Hastanuri H20134109964. Italia Vanesya R20134110025. Iqbal Rismawan2013411069

Daftar IsiBAB I3PENDAHULUAN31.1 LATAR BELAKANG31.2 PERUMUSAN MASALAH31.3 TUJUAN PENULISAN41.4 MANFAAT PENULISAN4BAB II5PEMBAHASAN52.1 PENGERTIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)52.2 DASAR HUKUM SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)52.3 FUNGSI SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)62.4 PROSES PELAPORAN/PENYAMPAIAN DAN PEMBAYARAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)72.5 JENIS-JENIS SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)112.6 BENTUK-BENTUK SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)122.7 SANKSI PELAKSANAAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)12BAB III15KESIMPULAN DAN SARAN153.1 KESIMPULAN153.2 SARAN15DAFTAR PUSTAKA16

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGNegara Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan UUD 45 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap orang. Pajak merupakan wujud dari peran serta masyarakat dalam mendukung pembangunan maupun perekonomian di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan rasa tanggung jawab, Peran pajak bagi suatu Negara menjadi sangat dominan. Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara, iuran tersebut berupa uang, bukan barang. Pajak yang dipungut berdasarkan ketentuan UUD dan aturan pelaksanaannya tanpa jasa timbal balik dari Negara. Pajak yang digunakan untuk biaya rumah tangga yaitu pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas dan sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang ekonomi. Namun dalam membayar pajak masih banyak Wajib Pajak yang salah penyetoran, misalnya lebih bayar ( lb ) atau kurang bayar ( kb ) maka Wajib Pajak yang telah mempunyai NPWP perlu diberikan Surat pemberitahuan ( SPT ) dan perlu diberi himbauan.Dewasa ini, banyak dikalangan masyarakat kita yang belum mengetahui persis apa itu SPT. Hal ini dimungkinkan karena latar belakang pendidikan masyarakat yang masih rendah, sehingga tidak banyak dari mereka yang tidak tahu apa itu SPT. Jadi dengan adanya penulisan makalah ini, semoga menjadi pedoman bagi masyarakat untuk mengetahui SPT dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat yang belum memahami SPT.1.2 PERUMUSAN MASALAH1. Apa yang dimaksud dengan Surat Pemberitahuan (SPT)?2. Apa yang menjadi dasar hukum Surat Pemberitahuan (SPT)?3. Apa sajakah yang menjadi fungsi dari Surat Pemberitahuan (SPT)?4. Apa saja yang menjadi proses pelaporan SPT dan Pembayaran SPT?5. Apa sajakah yang termasuk kedalam jenis-jenis SPT?6. Apa sajakah yang termasuk kedalam bentuk SPT?7. Apa sajakah yang termasuk kedalam sanksi dalam pelaksanaan SPT?

1.3 TUJUAN PENULISAN1 Tujuan penulisan ini adalah agar pembaca dapat mengetahui dan memahami SPT.2 Agar pembaca dapat memahami bagaimana alur dan proses pelaksanaan SPT.

1.4 MANFAAT PENULISAN1. Pembaca dapat menerapkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan SPT.2. Memberikan ilmu pengetahuan tentang SPT.3. Menjadi pedoman pembaca dalam pelaksanaan kegiatan dalam SPT tersebut.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2.2 DASAR HUKUM SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)Undang-Undang Nomor 28 TAHUN 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 TAHUN 1983.SE Dirjen Pajak No. SE - 04/PJ.33/1998 tanggal 30 April 1998 tentang Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT Tahunnan Pajak Penghasilan.Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP - 518/PJ./2000 tanggal 4 Desember 2000 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Selain Melalui Kantor Pos.Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP - 517/PJ./2000 tanggal 4 Desember 2000 tentang Tempat Pengambilan Surat Pemberitahuan.Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE - 01/PJ.9/2000 tanggal 24 April 2000 tentang pelaksanaan pelaporan menggunakan Media Elektronik.Keputusan Menteri Keuangan Indonesia Nomor 533/KMK.04/2000 tanggal 22 Desember 2000 tentang penyelenggaraan Pembukuan Dalam Bahasa Asing Dan Mata uang selain Rupiah Serta Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan.Keputusan Menteri Keuangan Indonesia Nomor 534/KMK.04/2000 tanggal 22 Desember 2000 tentang Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan Serta Keterangan dan atau Dokumen yang harus dilampirkan.Keputusan Menteri Keuangan Indonesia Nomor 535/KMK.04/2000 tanggal 22 Desember 2000 tentang Wajib Pajak tertentu Yang Dikecualikan dari Kewajiban Menyampaikan Surat Pemberitahuan.Keputusan Menteri Keuangan Indonesia Nomor 536/KMK.04/2000' tanggal 22 Desember 2000 tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan.Keputusan Menteri Keuangan Indonesia Nomor 537/KMK.04/2000 tanggal 22 Desember 2000 tentang Wajib Pajak Tertentu Yang Dikecualikan dari Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda Karena Tidak Menyampaikan SPT Dalam Jangka Waktu Yang Ditentukan.Keputusan Menteri Keuangan Nomor 82/KMK.03/2003 tanggal 28 Februari 2003 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 536/KMK.04/2000' 536/KMK.04/2000 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan.2.3 FUNGSI SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)Fungsi SPT ditujukan kepada tiga subjek, yaitu: 1. Wajib Pajak PPh Sebagai sarana WP untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang: a. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak;b. penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak;c. harta dan kewajiban;d. pemotongan/ pemungutan pajak orang atau badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak.2. Pengusaha Kena Pajak Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang: a) pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran;b) pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.3. Pemotong/Pemungut Pajak Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan.

2.4 PROSES PELAPORAN/PENYAMPAIAN DAN PEMBAYARAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)1. Tata Cara Pelaporan/PenyampaianSPTPosted on November 2, 2007 by omiyan Setelah Wajib Pajak mendapatkan NPWP, kemudian melakukan pembayaran pajak, kewajiban selanjutnya yang harus dilaksanakan adalah melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak tempat kedudukan Wajib Pajak tersebut. Hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan Wajib Pajak dapat diakses melalui website Direktorat Jenderal Pajak http://www.pajak.go.id dengan mengklik Petunjuk 3M Melapor.Kewajban melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dalam SPT tercantum dalam Pasal 3 ayat 1 UU KUP yang berbunyi sbb: Setiap WP wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor DJP tempat WP terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak.a. Yang dimaksud dengan benar, lengkap, dan jelas dalam mengisi SPT adalah :benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan UU Pajak, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;b. Lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT; danc. Jelas melaporkan asal-usul / sumber objek pajak dan unsur lain yg hrs diisikan dlm SPT.SPT yg telah diisi dgn benar, lengkap, dan jelas tersebut wajib disampaikan ke kantor DJP tempat WP terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh DJP, dan kewajiban penyampaian SPT oleh Pemotong atau Pemungut Pajak dilakukan untuk setiap Masa Pajak.a. Ketentuan Tentang Penyampaian SPTa. SPT dapat disampaikan secara langsung atau melalui Pos secara tercatat ke KPP atau KP4 setempat, atau melalui jasa ekspedisi atau jasa kurir yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak.b. Batas waktu penyampaian:1. SPT Masa, paling lambat dua puluh hari setelah akhir Masa Pajak.2. SPT Tahunan, paling lambat tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak.3. SPT yang disampaikan langsung ke KPP/KP4 diberikan bukti penerimaan. Dalam hal SPT disampaikan melalui pos secara tercatat, bukti serta tanggal pengiriman dianggap sebagai bukti penerimaan.

b. Penyampaian SPT melalui Elekttronik (e-SPT)Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-SPT) melalui perusahaan penyedia jasa aplikasi (Application Service Provider) yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak. yang ditentukan, dikenakan sanksi administrasi berupa denda :a. Rp 50.000,00 untuk SPT Masa;b. Rp 100.000,00 untuk SPT Tahunan.c. Baru-baru ini telah terbit Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-26/PJ/2012 yang mengatur mengatur bagaimana cara wajib pajak (WP) menyampaikan SPT Tahunan. Dalam peraturan tersebut disebutkan 4 (empat) cara penyampaian SPT Tahunan, yaitu :

1. Secara langsung

Artinya SPT Tahunan yang telah kita buat dapat disampaikan melalui TPT (Tempat Pelayanan Terpadu) yang ada di KPP tempat WP terdaftar.SPT yang wajib disampaikan di TPT adalah :1. SPT Tahunan 2012 tersebut statusnya Lebih Bayar (LB);2. SPT Tahunan tersebut merupakan SPT Tahunan Pembetulan tahun pajak sebelum tahun 2012;3. SPT Tahunan 2012 yang disampaikan tersebut sudah melewati batas waktu penyampaian SPT (batas waktu penyampaian SPT tahunan dapat dilihat disini)4. SPT Tahunan 2012 dalam bentuk e-SPTselain disampaikan melalui TPT juga dapat disampaikan melalui Pojok Pajak/ Mobil Pajak / Drop box yang ada dimana-mana. SPT yang dapat disampaikan disini adalah untuk SPT Tahunan selain : SPT Tahunan LB, SPT Tahunan pembetulan, atau SPT Tahunan yang disampaikan setelah batas waktu penyampaian SPT.

Penyampaian SPT Tahunan secara langsung ini dilakukan tidak dalam amplop atau kemasan.2. Melalui Pos dengan Bukti Pengiriman Surat ke KPP tempat WP terdaftar

Penyampaian SPT melalui pos dimasukkan ke dalam amplop tertutup yang telah ditempel Lembar Informasi yang berisi data tentang :1. Nama WP2. NPWP3. Tahun Pajak4. Status SPT (Nihil/KB/LB)5. Jenis SPT (Normal/Pembetulan)6. Perubahan Data (ada/Tidak Ada)7. No Telepon8. Pernyataan9. Tanda Tangan WPFormat ada di Lampiran PER-26/PJ/20123. Melalui Perusahaan Jasa Ekspedisi atau Kurir dengan Bukti Pengiriman ke KPP tempat WP terdaftar

Penyampaian SPT melalui Jasa Ekspedisi atau kurir dimasukkan ke dalam amplop tertutup yang telah ditempel Lembar Informasi yang berisi data tentang: 1. Nama WP2. NPWP3. Tahun Pajak4. Status SPT (Nihil/KB/LB)5. Jenis SPT (Normal/Pembetulan)6. Perubahan Data (ada/Tidak Ada)7. No Telepon8. Pernyataan9. Tanda Tangan WPFormat ada di Lampiran PER-26/PJ/2012

4. E-Filling melalui website DJP (www.pajak.go.id) atau jasa Penyedia ASP

Kita mengisi sendiri melalui media elektronik secara online ke website DJP. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di PER-26/PJ/2012(Mengenal sanksi SPT, Posted on April 18, 2011 by aris aviantara)

2. Pembayaran Surat Pemberitahuan (SPT)Menurut yang di poskan oleh Henry Truman 26 November 2012 Ketentuan Umum Perpajakan, cara pembayaran SPT adalah:Menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) melalui bank persepsi atau kantor pos persepsi. SSP itu adalah formulir bukti pembayaran ( jika di bank kita mengenalnya sebagai slip) yang terdiri atas 5 rangkap kertas. Untuk memperolehnya dapat anda unduh di www.pajak.go.id di menu download -lainnya. Bank biasanya meminta SSP yang berkarbon, jika WP mencetak dari website informasikan untuk membawa kertas karbon sendiri. Ada pun bank persepsi adalah bank yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menerima pembayaran pajak. Berikut ini adalah ketentuan jika membayar dengan menggunakan SSP.Bank persepsi: SSP lembar ke-1 dan ke-3 yang didalamnya sudah tertera NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) dan NTB (Nomor Transaksi Bank).SSP baru dianggap sah jika sudah tercantum NTPN dan NTB (Pasal 2 ayat (5) PER 148/PJ/2007). tetapi utk beberapa Bank terkadang validasi NTPN diberikan di lembaran tersendiri yang terpisah dari SSP.Untuk WP yang membayar PPh pasal 25, maka SSP yang didalamnya sudah tertera NTPN tersebut dianggap sebagai pelaporan SPT Masa PPh Pasal 25, sehingga WP tidak perlu lagi melaporkan SSP yang sudah diterakan NTPN tsb ke KPP tempat WP terdaftar. (Pasal 4 ayat (1) PER 22/PJ/2008).Kantor Pos Persepsi : SSP lembar ke-1 dan ke-3 yang yang didalamnya sudah tertera NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) dan NTP (Nomor Transaksi Pos) (Pasal 2 ayat (5) PER 148/PJ/2007). Untuk WP yang membayar PPh pasal 25, maka SSP yang didalamnya sudah tertera NTPN tersebut dianggap sebagai pelaporan SPT Masa PPh Pasal 25, sehingga WP tidak perlu lagi melaporkan SSP yang sudah diterakan NTPN tsb ke KPP tempat WP terdaftar. (Pasal 4 ayat (1) PER 22/PJ/2008).Menurut yang di poskan oleh Haris dalam blognya pada tanggal 28 Apr 2011 Pukul 14:01 WIB Untuk membayar seperti bisa melalui pos, atau bank persepsi yang telah ditunjuk oleh KPP biasanya kalau untuk SPT massa menggunakan SSP bila dia pekerja bebas dibayar setiap bulan, dan untuk wp bekerja sebagai pegewai tetap akan dibayarkan oleh pemberi kerja tiap bulan dan WP OP hanya menghitung, membayar dan menyetorkan spt tahunan aja, dan untuk denda keterlambatan dikenakan sanksi untuk wp sebesar Rp1.000.000,-.

2.5 JENIS-JENIS SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)Jenis Surat Pemberitahuan dilihat dari periode pelaporan terdiri dari Surat Pemberitahuan Tahunan dan Surat Pemberitahuan Masa.a. Surat Pemberitahuan Tahunan.Surat Pemberitahuan Tahunan terbagi dalam beberapa bentuk formulir sesuai dengan Wajib Pajak yang melaporkannya, yaitu:1. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Badan (formulir 1771).2. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Badan bagi Wajib Pajak yang diizinkan menyelenggarakan pembukuan dalam Mata Uang Dolar AS (formulir 1771 $).3. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (formulir 1770).4. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Sederhana (formulir 1770 S). 5. Surat Pemberitahuan Tahunan Paj ak Penghasilan Orang Pribadi Sangat Sederhana (formulir 1770 SS).

b. Surat Pemberitahuan Masa Surat Pemberitahuan Masa terbagi dal am beberapa bentuk formulir sesuai dengan jenis pajak yang dil aporkan, yaitu: 1. SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 (formulir 1721).2. SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 22.3. SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 dan Pasal 26.4. SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 25.5. SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2).6. SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 15.7. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai (formulir 1111).8. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut.9. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran yang menggunakan nilai lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak (formulir 1111 DM).10. SPT Masa Pajak Penjualan atas Barang Mewah.11. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan.12. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan yang diizinkan menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat.13. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi.14. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21.(Bahan Ajar KUP Prodip 1 Keuangan Spesialisasi Pajak Tahun 2013)

2.6 BENTUK-BENTUK SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)Bentuk Surat Pemberitahuan dilihat darifisik Surat Pemberitahuan terdiri dari formulir kertas(hardcopy) dan e-SPT. 1. Formulir kertas (hardcopy). Merupakan formulir dalam bentuk kertas yang dapat diisi oleh Wajib Pajak sebagaimana formulir pada umumnya.2. e-SPT Merupakan data Surat Pemberitahuan Wajib Pajak dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh Wajib Pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

2.7 SANKSI PELAKSANAAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)Sanksi bagi WP yang tidak menyampaikan/tidak melaksanakan SPT, dapat berupa sanksi administrasi ataupun sanksi pidana. Sanksi administrasi dapat berupa denda sebagaimana diatur dalam Pasal 7 UU KUP atau berupa kenaikan sebagaimana diatur dalam Pasal 13 ayat 3 UU KUP. Sanksi pidana dapat berupa kurungan atas tindak pidana kealpaan sebagaimana diatur dalam Pasal 38 UU KUP ataupun penjara atas tindak pidana kesengajaan sebagaimana diatur dalam Pasal 39 UU KUP.1. Surat Teguran atas SPT yang tidak disampaikan.Apabila SPT tidak disampaikan sesuai batas waktu yang ditentukan atau batas waktu perpanjangan penyampaian SPT Tahunan, dapat diterbitkan Surat Teguran (Pasal 3 ayat 5a UU KUP). Penerbitan Surat Teguran, disamping merupakan bentuk pembinaan terhadap WP, juga merupakan syarat bagi dikenainya WP yang bersangkutan dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 1 huruf b dan Pasal 13 ayat 3 UU KUP.

2. Sanksi administrasi berupa denda.Pasal 7 ayat (1) UU KUP menyatakan apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya atau batas waktu perpanjangan penyampaian SPT, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar:Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk SPT Masa PPN,Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk SPT Masa lainnya,Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk SPT Tahunan PPh WP BadanRp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi.

Ayat (2) menyatakan bahwa sanksi administrasi berupa denda diatas tidak dilakukan terhadap:a. WP Orang Pribadi yang telah meninggal dunia;b. WP Orang Pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas;c. WP Orang Pribadi yg berstatus sebagai W N A yg tidak tinggal lagi di Indonesia;d. BUT yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia;e. WP Badan yg tidak melakukan usaha lagi tetapi belum bubar sesuai dengan ketentuannyaf. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi;g. WP yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan atauh. WP lain yg diatur dengan atau berdasarkan PMK.

Yang dimaksud dengan WP lain tersebut pada huruf h berdasarkan PMK No. 186/PMK.03/2007 adalah WP yg tidak dapat menyampaikan SPT dalam jangka waktu yg telah ditentukan karena keadaan antara lain : a. kerusuhan massal; b. kebakaran; c. ledakan bom atau aksi terorisme; d. perang antar suku; atau e. kegagalan sistem komputer administrasi penerimaan negara atau perpajakan.Penetapan WP tersebut dilakukan dengan Keputusan Dirjen Pajak.

3. Sanksi administrasi berupa kenaikan.Sanksi administrasi berupa kenaikan dapat dikenakan melaui penerbitan SKP KB apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya dan setelah ditegur secara tertulis, tetap tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran (Pasal 13 ayat 1 huruf b UU KUP). Dari Jumlah pajak dalam SKP KB yang diterbitkan ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sesuai dengan Pasal 13 ayat 3 UU KUP.4. Sanksi pidana kurungan.Pidana kurungan dalam Pasal 38 UU KUP dikenakan terhadap setiap orang yang karena kealpaannya tidak menyampaian SPT.Pasal 38 UU KUP tersebut berbunyi: Setiap orang yang karena kealpaannya: a. tidak menyampaikan SPT; atau b. menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yg isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan perbuatan tersebut merupakan perbuatan setelah perbuatan yang pertama kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A, didenda paling sedikit 1 kali jumlah pajak terutang yg tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 kali jumlah pajak terutang yg tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 bulan atau paling lama 1 tahun.

Yang dimaksud dengan perbuatan yang pertama kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A adalah WP yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, tidak dikenai sanksi pidana apabila kealpaan tersebut pertama kali dilakukan oleh WP dan WP tersebut wajib melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200 % dari jumlah pajak yg kurang dibayar yang ditetapkan melalui penerbitan SKP KB.5. Sanksi pidana penjara.Pasal 39 ayat 1 huruf c dan d UU KUP menyatakan Setiap orang yang dengan sengaja: a. tidak menyampaikan SPT; b. menyampaikan SPT dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap, terkena sanksi pidana antara 6 bulan s/d 6 tahun dan denda antara 2 s/d 4 kali.(Mengenal sanksi SPT Posted on April 18, 2011 by Aris Aviantara dan Sumber : Indonesian Tax Review)

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN3.1 KESIMPULAN1. Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.2. Dasar hukum SPT sesuai dengan Keputusan Dirjen Pajak, Undang-undang KUP dan Keputusan dari Menteri Keuangan.3. Fungsi SPTditujukan pada 3 subjek, yaitu Wajib Pajak PPh, Pengusaha Kena Pajak dan Pemotong/Pemungut Pajak.4. Tata cara pelaporan/penyampaian SPT menyangkut dengan Ketentuan Tentang Penyampaian SPT dan Penyampaian SPT melalui Elekttronik (e-SPT) yang dalam hal ini penyampaian SPT melalui elektronik (e-SPT) dapat dilakukan dengan Secara langsung, Melalui Posdengan Bukti Pengiriman Surat ke KPP tempat WP terdaftar, Melalui Perusahaan Jasa Ekspedisi atau Kurir dengan Bukti Pengiriman ke KPP tempat WP terdaftar dan juga E-Filling melalui website DJP (www.pajak.go.id) atau jasa Penyedia ASP.5. Jenis SPT ada dua macam, yaitu SPT Tahunan dan SPT Masa.6. Dalam SPT dikenal dua bentuk SPT yaitu Formulir Kertas (hardcopy) dan e-SPT.7. Adapun sanksi dalam pelaksanaan SPT adalah Surat teguran atas SPT yang tidak disampaikan, Sanksi administrasi berupa denda, Sanksi administrasi berupa kenaikan, Sanksi pidana kurungan dan Sanksi pidana penjara.3.2 SARANBerdasarkan Uraian diatas, maka yang dapat kami sarankan adalah :1. Sebaikanya dilakukan sosialisasi yang lebih efektif dalam hal pemberitahuan karena tidak sedikit juga WP yang tidak mengetahui tentang SPT tersebut.2. Menyiapkan Drop Box lebih banyak lagi pada tempat-tempat umum yang strategis beserta petugas penerima dan penelitiannya untuk memudahkan penyampaian dan sebagai bentuk pelayanan kepada WP.

DAFTAR PUSTAKA

P, Handayanto T.2013.Bahan Ajar Ketentuan Umum Perpajakan Prodip I Keuangan Spesialisasi Pajak.JakartaSoemitro, Rochmat.1991.Asas dan Dasar Perpajakan.Bandung: Eresco

Sumber:Indonesian Tax Reviewhttp://id.wikipedia.org/wiki/SPThttp://www.pajak.go.idhttp://sicentol.wordpress.com/2007/11/02/tata-cara-pelaporan-spt/http://pelayanan-pajak.blogspot.com/2013/01/bagaimana-cara-menyampaikan-spt-tahunan.htmlpelayanan-pajak.blogspot.com/2009/04/surat-pemberitahuan-spt.htmlhttp://aviantara.wordpress.com/http://mhs.blog.ui.ac.id/henry.truman/2012/11/26/tata-cara-pembayaran-pajak/http://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=22830http://www.kaskus.co.id/thread/51a70f718127cfee35000014/ask-bgmna-cara-membuat-pembayaran-spt-paypallhttp://armodasworld.blogspot.com/2012/05/pengertian-spt-dan-spp-lengkap.htmlhttp://ibiitaxcentre.wordpress.com/spt/

16