hakikat belajar dan pembelajaran
DESCRIPTION
bnpTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru, sebagai salah satu unsur pendidik harus memiliki kemampuan
memahami bagaimana peserta didik belajar dan kemampuan mengorganisasikan
proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan bentuk
watak peserta didik. Untuk dapat memahami proses belajar yang terjadi pada diri
siswa, guru perlu menguasai hakikat dan konsep dasar belajar. Dengan menguasai
hakekat dan konsep dasar belajar, guru mampu menerapkannya dalam kegiatan
pembelajaran, karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh
dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik.
Istilah pembelajaran sudah mulai dikenal luas oleh masyarakat, lebih-lebih
setelah diundangkannya UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang secara legal memberi pengertian tentang pembelajaran.
Pembelajaran sebagai konsep pedagogik secara teknis dapat diartikan sebagai
upaya sistematik dan sistemik untuk menciptakan lingkungan belajar yang
potensial untuk menghasilkan proses belajar yang bermuara pada berkembangnya
potensi individu sebagai peserta didik.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa antara belajar dan pembelajaran
satu sama lain memiliki keterkaitan substantif dan fungsional. Keterkaitan
substantif belajar dan pembelajaran terletak pada simpulan terjadinya
peerubahan perilaku dalam diri individu. Keterkaitan fungsional pembelajaran
dan belajar adalah bahwa pembelajaran sengaja dilakukan untuk menghasilkan
proses belajar atau dengan kata lain belajar merupakan parameter
pembelajaran. Walaupun demikian perlu diingat bahwa tidak semua proses
belajar merupakan konsekuensi dari pembelajaran. Oleh karena itu dapat pula
dikatakan bahwa akuntabilitas belajar bersifat internal/individual, sedangkan
akuntabilitas pembelajaran bersifat publik.
1
Sehubungan dengan itu sebagai calon pendidik yang baik hendaknya
memahami dan menerapakan konsep dasar belajar dan pembelajaran serta tujuan
dari belajar dan pembelajaran sehingga peserta didik dapat belajar dalam kondisi
pembelajaran yang efektif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut
1. Apa pengertian belajar dan pembelajaran?
2. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran menurut ahli?
3. Bagaimana hakikat belajar dan pembelajaran?
4. Apa perbedaan tujuan pembelajaran dan belajar?
5. Apa unsur-unsur dinamis belajar dan pembelajaran?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Belajar dan Pembelajaran, serta agar mahasiswa dapat
1. Mendeskripsikan pengertian belajar dan pembelajaran
2. Mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran menurut ahli
3. Mendeskripsikan hakikat belajar dan pembelajaran
4. Mendeskripsikan perbedaan tujuan belajar dan pembelajaran
5. Mendeskripsikan unsur-unsur dinamis belajar dan pembelajaran
D. Manfaat
a. Bagi Dosen
Bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peseta
didiknya dapat berprestasi lebih baik dimasa akan datang.
b. Bagi Mahasiswa
Bisa dijadikan bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan
prestasi diri, khususnya meningkatkan pengetahuan tentang hakikat
belajar dan pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan
dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Didalamnya dikembangkan teori –teori
yang meliputi teori tentang tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi
kurikulum, dan modul-modul pengembangan kurikulum. (DR. H Syaiful Sagala,
M.Pd.,2008)
Sedangkan menurut Morgan, et.al (1986) belajar dapat didefinisikan
sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan
dan pengalaman. Pendapat ini serupa dengan pendapat Cronbach (Suryobroto,
1983) yakni “Learning is shown by a change in behavior as results of
experience”, dan pendapat Mazur dan Rocklin (Slavin, 1997) bahwa : “Learning
is usually defined as a change in an individual caused by experience”. Demikian
juga Reber (1988) yang mengemukakan bahwa “Learning is a relatively
permanent change in response potentiality which occurs as a result of reinforced
practice”, belajar merupakan suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif
tetap sebagai hasil latihan yang diperkuat.
Ormrod (1995) mendeskripsikan adanya dua definisi belajar yang berbeda.
Difinisi pertama menyatakan bahwa, ”Learning is relatively permanent change in
behavior due to experience”, belajar merupakan perubahan perilaku yang relatif
permanen karena pengalaman. Sedangkan definisi kedua menyatakan bahwa,
“Learning is relatively permanent change in mental associations due to
experience”, belajar merupakan perubahan mental yang relative permanen karena
pengalaman. Sehingga, belajar diartikan sebagai tahapan aktivitas yang
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku dan mental yang relatif sebagai
bentuk respon terhadap situasi dan interaksi dengan lingkungan.
3
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Dimyati
dan Mudjiono (1996:7) mengemukakan bahwa penentu dari proses belajar adalah
siswa. Selain itu Hilgard dan Marquis berpendapat bahwa belajar merupakan
proses pencarian ilmu dalam diri sendiri melalu latihan, pembelajaran, dan yang
lainnya sehingga terjadi perubahan dalam diri. James L. Mursell mengemukakan
belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami, mencari, menelusuri dan
memperoleh sendiri apa yang kita inginkan.
Menurut Gage (1984) belajar adalah sebagai suatu proses dimana seorang
individu berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Henry
E. Garret berpendapat, belajar merupakan proses yang terjadi dalam jangka waktu
yang lama melalui latihan yang membawa terjadinya perubahan dalam diri
sendiri. Kemudian Lester D. Crow mengemukakan bahwa belajar ialah upaya
untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap. (DR. H
Syaiful Sagala, M.Pd.,2008)
Selanjutnya berikut ini pendapat beberapa ahli pendidikan dan psikologi
tentang belajar yaitu:
a. Belajar Menurut Pandangan Skinner
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat
orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak
belajar maka responnya menurun.
Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori Kondisioning operan
sebagai berikut :
1. Mempelajari keadaan kelas
2. Membuat daftar penguat positif
3. Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis
penguatnya
4
4. Membuat program pembelajaran
b. Belajar Menurut Gagne
Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar
berupa kapabilitas. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari i) stimulasi
yang berasal dari lingkungan, dan ii) proses kognitif yang dilakukan oleh
pelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang
merubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi
kapabilitas baru.
Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan
sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan
pembelajaran, sebagai berikut:
1. Menarik perhatian (gaining attention)
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives)
3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or
prior learning)
4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus)
5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance)
6. Memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance)
7. memberikan balikan (providing feedback)
8. Menilai hasil belajar (assessing performance)
9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and
transfer)
c. Belajar Menurut Pandangan Piaget
Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu.
Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut
i) Sensorik motor ( 0 - 2 tahun )
5
ii) Pra-operasiona ( 2 – 7 tahun )
iii) Operasional konkret ( 7 – 11 tahun)
iv) Operasi formal ( 11 – keatas )
Menurut Piaget, pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut
1. Menentukan topik yang dapat dipelajari anak didik sendiri.
2. Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut.
3. Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan
pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah.
4. Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan
melakukan revisi.
d. Belajar Menurut Rogers
Menurut pendapatnya, praktek pendidikan menitikberatkan pada segi
pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. Praktek tersebut ditandai oleh
peran guru yang dominan dan siswa hanya menghafalkan pelajaran
Rogers mengemukakan saran tentang langkah-langkah pembelajaran
yang perlu dilakukan oleh guru, yaitu sebagai berikut :
1. Guru memberi kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih belajar
secara terstruktur
2. Guru dan siswa membuat kontrak belajar
3. Guru menggunakan metode inkuiri, atau belajar menemukan(discovery
learning)
4. Guru menggunakan metode simulasi
5. Guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu menghayati
perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain.
6. Guru bertindak sebagai fasilitator
7. Guru sebaiknya menggunakan pengajaran berprogram, agar tercipta
peluang bagi siswa untuk timbulnya kreativitas.
6
Bertitik tolak dari pandangan para ahli tersebut yang berbeda-beda, namun
diantara mereka terdapat kesamaan makna dari pengertian belajar yaitu suatu
proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
didalam interaksi dengan lingkungannya.
B. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan
maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau
murid. (DR. H Syaiful Sagala, M.Pd.,2008).
Pembelajaran juga bisa diartikan sebagai upaya untuk menciptakan kondisi
yang memungkinkan siswa dapat belajar. Menurut Degeng (1984) pembelajaran
merupakan upaya untuk membelajarkan siswa. Sehubungan dengan pelajaran
Matematika, Nikson (1992) mengemukakan bahwa pembelajaran Matematika
adalah suatu upaya dalam membantu siswa untuk mengkontruksi (membangun)
konsep-konsep atau prinsip-prinsip Matematika dengan kemampuannya sendiri
melalui proses internalisasi sehingga konsep atau prinsip itu terbangun kembali.
Dengan demikian pembelajaran dapat didefinisikan sebagai upaya proses
membangun pemahaman siswa. Pembelajaran disini lebih menekankan pada
bagaimana upaya guru untuk mendorong atau memfasilitasi siswa dalam belajar.
Istilah pembelajaran agaknya berkaitan dengan istilah mengajar dalam pengertian
kualitatif menurut Biggs. Biggs (Syah, 1997) membagi konsep mengajar dalam
tiga macam pengertian, yakni:
a. Pengertian kuantitatif, mengajar berarti the transmission of knowledge, yakni
mengajar merupakan suatu proses transmisi pengetahuan.
7
b. Pengertian institusional, mengajar diartikan sebagai the efficient orchestration
of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien.
c. Pengertian kualitatif, mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning,
yakni upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa.\
Beberapa ciri pembelajaran yang perlu diperhatikan guru adalah sebagai berikut:
a. Mengaktifkan motivasi
b. Memberitahukan tujuan belajar
c. Merancang kegiatan dan perangkat pembelajaran yang memungkinkan siswa
dapat terlibat secara aktif, terutama secara mental
d. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat merangsang berpikir siswa
(provoking question)
e. Memberikan bantuan terbatas kepada siswa tanpa memberikan jawaban final
f. Menghargai hasil kerja siswa dan memberi umpan balik
g. Menyediakan aktivitas dan kondisi yang memungkinkan terjadinya
konstruksi pengetahuan
C. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dikenal dengan istilah
kompentensi. Peserta didik yang kompeten mengandung arti bahwa peserta didik
telah memahami, memaknai, dan memanfaatkan materi pelajaran yang telah
dipelajarinya. Dengan kata lain, peserta didik telah bisa melakukan sesuatu
berdasarkan ilmu yang telah dimilikinya, yang pada tahap selanjutnya menjadi
kecakapan hidup (life skill).
Dalam ilmu pendidikan belajar pada intinya adalah usaha untuk
mewujudkan perubahan tingkah laku. Tingkah laku akan berubah jika
mempelajari sesuatu yang belum pernah diketahui sebelumnya, kemudian
mengetahui, paham, dan mampu menerapkannya. Perubahan tingkah laku ini
yang akan menentukan masa depan setiap orang yang belajar. Inilah hakikat
8
pembelajaran, yaitu membekali peserta didik untuk bisa hidup mandiri kelak
setelah ia dewasa “tanpa tergantung pada orang lain”, karena ia telah memiliki
kompetensi kecakapan hidup.
Seseorang yang belajar dengan sungguh-sungguh perubahan perilaku akan
terwujud. Menurut Moh. Surya (1997) cirri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu:
1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional)
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari
individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang
bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan.
2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu)
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya
merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh
sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah
diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan
keterampilan berikutnya.
3. Perubahan yang konvensional
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang
maupun masa mendatang.
4. Perubahan yang bersifat positif
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menunjukkan ke arah
kemajuan.
5. Perubahan yang bersifat aktif
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya
melakukan perubahan.
6. Perubahan yang bersifat permanen
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan
menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
9
7. Perubahan yang bertujuan dan terarah
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik
tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang
8. Perubahan perilaku secara keseluruhan
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan
semata, tetapi termasuk memperoleh perubahan dalam sikap dan keterampilan.
D. Tujuan Belajar
Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah
laku dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui
belajar diharapkan dapat terjadi perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek
kognitif, tetapi juga pada aspek lainnya. Selain itu tujuan belajar yang lainnya
adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. Benyamin S
Bloom, menggolongkan bentuk tingkah laku sebagai tujuan belajar atas tiga
ranah, yakni:
1. Ranah kognitif berkaitan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir,
mengetahui, dan memecahkan masalah. Ranah kognitif menurut Bloom, et.al
(Winkel, 1999; Dimyati & Modjiono, 1994) dibedakan atas 6 tingkatan dari
yang sederhana hingga yang tinggi, yakni:
a. Pengetahuan (knowledge), meliputi kemampuan ingatan tentang hal yang
telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.
b. Pemahaman (comprehension), meliputi kemampuan menangkap arti dan
makna dari hal yang dipelajari. Ada tiga subkategori dari pemahaman,
yakni:
1) Translasi, yaitu kemampuan mengubah data yang disajikan dalam suatu
bentuk ke dalam bentuk lain.
2) Interpretasi, yaitu kemampuan merumuskan pandangan baru
3) Ekstrapolasi, yaitu kemampuan meramal perluasan trend atau
kemampuan meluaskan trend di luar data yang diberikan
10
c. Penerapan (aplication), meliputi kemampuan menerapkan metode dan
kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
d. Analisis (analysis), meliputi kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
Analisis dapat pula dibedakan atas tiga jenis, yakni:
1) Analisis elemen, yaitu kemampuan mengidentifikasi dan merinci
elemen-elemen dari suatu masalah atau dari suatu bagian besar.
2) Analisis relasi, yaitu kemampuan mengidentifikasi relasi utama antara
elemen-elemen dalam suatu struktur.
3) Analisis organisasi, yaitu kemampuan mengenal semua elemen dan
relasi dari struktur kompleks.
e. Sintesis (synthesis), meliputi kemampuan membentuk suatu pola baru
dengan memperhatikan unsur-unsur kecil yang ada atau untuk membentuk
struktur atau sistem baru. Dilihat dari segi produknya, sintesis dapat
dibedakan atas:
1) Memproduksi komunikasi unik, lisan atau tulisan
2) Mengembangkan rencana atau sejumlah aktivitas
3) Menurunkan sekumpulan relasi-relasi abstrak
f. Evaluasi (evaluation), meliputi kemampuan membentuk pendapat tentang
sesuatu atau beberapa hal dan pertanggungjawabannya berdasarkan kriteria
tertentu.
2. Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat, aspirasi dan
penyesuaian perasaan sosial. Ranah efektif menurut Karthwohl dan Bloom
(Bloom.,et.al,1971) terdiri dari 5 jenis perilaku yang diklasifikasikan dari yang
sederhana hingga yang kompleks, yakni:
a. Penerimaan (reseving) yakni sensitivitas terhadap keberadaan fenomena atau
stimuli tertentu, meliputi kepekaan terhadap hal-hal tertentu, dan kesediaan
untuk memperhatikan hal tersebut.
b. Pemberian respon (responding) yakni kemampuan memberikan respon
secara aktif terhadap fenomena atau stimuli.
11
c. Penilaian atau penentuan sikap (valuing) yakni kemampuan untuk dapat
memberikan penilaian atau pertimbangan terhadap suatu objek atau kejadian
tertentu.
d. Organisasi (organization), yakni konseptualisasi dari nilai-nilai untuk
menentukan keterhubungan diantara nilai-nilai.
e. Karakterisasi, yakni kemampuan yang mengacu pada karakter dan gaya
hidup seseorang.
3. Ranah psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) yang bersifat manual dan motorik. Ranah psikomotor menurut Simpson
(Winkel, 1999;Fleishman & Quaintance, 1984) dapat diklasifikasikan atas:
a. Persepsi (perception), meliputi kemampuan memilah-milah 2 perangsang
atau lebih berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada
masing-masing perangsang.
b. Kesiapan melakukan suatu pekerjaan (set), meliputi kemampuan
menempatkan diri dalam keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau
rangkaian gerakan.
c. Gerakan terbimbing (mechanism), meliputi kemampuan melakukan gerakan
sesuai contoh atau gerak peniruan.
d. Gerakan terbiasa, meliputi kemampuan melakukan suatu rangkaian gerakan
dengan lancar, karena sudah dilatih sebelumnya.
e. Gerakan kompleks (complex overt response), meliputi kemampuan untuk
melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari beberapa komponen
secara lancar, tepat, dan efisien.
f. Penyesuaian pola gerakan (adaptation), meliputi kemampuan mengadakan
perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus
yang berlaku.
g. Kreativitas, meliputi kemampuan melahirkan pola gerak-gerik yang baru
atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.
12
E. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada hakekatnya mempunyai kedudukan yang sangat
penting. Tujuan pembelajaran ini merupakan landasan bagi:
a. Penentuan isi (materi) bahan ajar.
b. Penentuan dan pengembangan strategi pembelajaran.
c. Penentuan dan pengembangan alat evaluasi.
Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan atas tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum adalah pernyataan umum tentang hasil pembelajaran yang
diinginkan yang mengacu pada struktur orientasi, sedangkan tujuan khusus adalah
pernyataan khusus tentang hasil pembelajaran yang diinginkan yang mengacu
pada konstruk tertentu.
Tujuan umum pembelajaran dapat dibedakan atas:
1. Tujuan yang bersifat orientatif, dapat diklasifikasikan pula atas 3 tujuan,
yakni:
a) Tujuan orientatif konseptual
Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa
memahami konsep-konsep penting yang tercakup dalam suatu bidang
studi.
b) Tujuan orientatif prosedural
Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa belajar
menampilkan prosedur.
c) Tujuan orientatif teoritik
Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa
memahami hubungan kausal penting yang tercakup dalam suatu bidang
studi.
2. Tujuan pendukung dapat diklasifikasikan menjadi 2 tujuan, yakni:
13
a) Tujuan pendukung prasyarat, yaitu tujuan pendukung yang menunjukkan
apa yang harus diketahui oleh siswa agar dapat mempelajari tugas yang
didukungnya.
b) Tujuan pendukung konteks, yaitu tujuan pendukung yang membantu
menunjukkan konteks dari suatu tujuan tertentu dengan tujuan yang
didukungnya.
Selain tujuan umum dan tujuan khusus di atas, terdapat pula tujuan
pembelajaran yang lain yaitu untuk mengembangkan kemampuan,
membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
pencerdasan kehidupan bangsa.
F. Unsur-Unsur Dinamis Dalam Belajar
a. Motivasi
Keinginan untuk mencapai suatu hal tentu berdasarkan pada motivasi
tertentu. Begitu pula halnya dengan seseorang yang melakukan kegiatan
belajar. Dalam hal belajar memang dibutuhkan motivasi. Untuk itu ada
berbagai macam motivasi. Tetapi motivasi ingin berprestasi merupakan
motivasi yang terpenting. Bila pebelajar tidak mempunyai motivasi untuk
belajar, pengajar hendaknya memberi penjelasan sedemikian rupa sehingga
dapat timbul motivasi yang dibutuhkan.
b. Bahan belajar
Bahan atau hal yang dipelajari akan menentukan bagaimana proses belajar
itu terjadi dan akan menentukan pula kuantitas maupun kualitas hasil
belajar. Mempelajari informasi atau fakta berbeda caranya dengan
mempelajari konsep atau prinsip. Demikian pula mempelajari keterampilan
akan berbeda dengan mempelajari sikap. Tiap jenis bahan yang dipelajari
apakah itu fakta, konsep, prinsip, keterampilan atau sikap memiliki
14
karakteristik tersendiri sama lain. Pengajar perlu memahami berbagai
macam kondisi belajar yang merupakan prasyarat dapat terjadinya proses
belajar yang efektif untuk tiap jenis bahan yang dipelajari.
c. Suasana Belajar
Suasana belajar memegang peranan penting dalam kegiatan belajar. Suasana
yang kondusif dan menyenangkan, suasana yang membuat pebelajar
menjadi kerasan, akan sangat membantu mereka dalam mencapai tujuan
belajar. Sebaliknya, suasana yang menakutkan, tegang dan tidak luwes
menyebabkan pebelajar banyak mengalami hambatan-hambatan dalam
belajar. Tugas pengajar adalah menciptakan suasana belajar sedemikian
rupa sehingga memungkinkan pebelajar dapat melakukan kegiatan
belajarnya dengan tenang dan aman, sehingga tidak terjadi hambatan-
hambatan yang berakibat terjadinya kegagalan dalam mencapai tujuan
belajar yang ingin dicapai.
d. Media Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran sebagai suatu sistem memandang bahwa media
merupakan bagian integral dalam kegiatan tersebut. Dengan fungsi media
seperti itu, kedudukan media sama pentingnya dengan komponen-
komponen lain dalam sistem pembelajaran, strategi pembelajaran, evaluasi
hasil belajar.
Penggunaan media pembelajaran hendaknya mempunyai tujuan tertentu dan
dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas pebelajar. Penggunaan media
belajar yang dirancang secara matang dan terintegrasi, tidak saja dapat
membantu siswa belajar tetapi yang lebih penting membantu dalam
mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Melihat pentingnya fungsi dan
kedudukan media pembelajaran tersebut, hendaknya pengajar benar-benar
15
dapat memilih dan menggunakan sesuai dengan tujuan belajar yang ingin
dicapai pebelajar.
e. Kondisi subyek yang belajar
Kondisi subyek yang belajar (pelajar) sangat mempengaruhi kegiatan
belajar, kondisi subyek ini dapat berkenaan dengan kondisi jasmaniah,
kondisi psikologis dan kelelahan.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar diartikan sebagai tahapan aktivitas yang menyebabkan terjadinya
perubahan perilaku dan mental yang relatif sebagai bentuk respon terhadap situasi
dan interaksi dengan lingkungan berdasarkan pengalaman. Sedangkan,
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai upaya proses membangun pemahaman
siswa. Pembelajaran disini lebih menekankan pada bagaimana upaya guru untuk
mendorong atau memfasilitasi siswa dalam belajar.
Tujuan dari belajar adalah untuk memperoleh hasil belajar dan
pengalaman hidup. Tujuan dari pembelajaran adalah untuk mengembangkan
kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka pencerdasan kehidupan bangsa.
B. Saran
Sistem pendidikan, khususnya sistem belajar yang telah ditetapkan
sebaiknya dijadikan pedoman karena sistem itulah yang menjadi standar
pengukuran atau indikator keberhasilan dalam proses pendidikan. Mencapai
keberhasilan pendidikan tidak akan pernah terlepas dari belajar dan pembelajaran,
karena kedua hal itulah yang menjadi dasar dan modal utama dalam pendidikan.
Jadi hakikat belajar dan pembelajaran harus benar-benar diketahui, dipahami, dan
diwujudkan secara nyata bukan teoritis.
17
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Joegolan. 2009. Belajar. Diakses melalui http://joegolan.wordpress.c om/ 2009 /04/13/pengertian-belajar/ pada tanggal 19 September 2012
Wira , Gusti N. 2012. Pengertian dan Tujuan dari Belajar dan Pembelajaran. Diakses melalui http://sainsmatika.blogspot.com/2012/03/pengertian-dan-tujuan-dari-belajar-dan.html pada tanggal 17 September 2012
_______.2011.Unsur-Unsur Dinamis Dalam Belajar. Diakses melalui http://blog.tp.ac.id/unsur-unsur-dinamis-dalam-belajar pada tanggal 20 September 2012
18