hakikat belajar dan pembelajaran

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru, sebagai salah satu unsur pendidik harus memiliki kemampuan memahami bagaimana peserta didik belajar dan kemampuan mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan bentuk watak peserta didik. Untuk dapat memahami proses belajar yang terjadi pada diri siswa, guru perlu menguasai hakikat dan konsep dasar belajar. Dengan menguasai hakekat dan konsep dasar belajar, guru mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran, karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik. Istilah pembelajaran sudah mulai dikenal luas oleh masyarakat, lebih-lebih setelah diundangkannya UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang secara legal memberi pengertian tentang pembelajaran. Pembelajaran sebagai konsep pedagogik secara teknis dapat diartikan sebagai upaya sistematik dan sistemik untuk menciptakan lingkungan belajar yang potensial untuk menghasilkan proses belajar yang bermuara pada berkembangnya potensi individu sebagai peserta didik. 1

Upload: muhammad-abduh-pf

Post on 06-Aug-2015

113 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

bnp

TRANSCRIPT

Page 1: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru, sebagai salah satu unsur pendidik harus memiliki kemampuan

memahami bagaimana peserta didik belajar dan kemampuan mengorganisasikan

proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan bentuk

watak peserta didik. Untuk dapat memahami proses belajar yang terjadi pada diri

siswa, guru perlu menguasai hakikat dan konsep dasar belajar. Dengan menguasai

hakekat dan konsep dasar belajar, guru mampu menerapkannya dalam kegiatan

pembelajaran, karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh

dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik.

Istilah pembelajaran sudah mulai dikenal luas oleh masyarakat, lebih-lebih

setelah diundangkannya UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, yang secara legal memberi pengertian tentang pembelajaran.

Pembelajaran sebagai konsep pedagogik secara teknis dapat diartikan sebagai

upaya sistematik dan sistemik untuk menciptakan lingkungan belajar yang

potensial untuk menghasilkan proses belajar yang bermuara pada berkembangnya

potensi individu sebagai peserta didik.

Dari pengertian tersebut tampak bahwa antara belajar dan pembelajaran

satu sama lain memiliki keterkaitan substantif dan fungsional. Keterkaitan

substantif belajar dan pembelajaran terletak pada simpulan terjadinya

peerubahan perilaku dalam diri individu. Keterkaitan fungsional pembelajaran

dan belajar adalah bahwa pembelajaran sengaja dilakukan untuk menghasilkan

proses belajar atau dengan kata lain belajar merupakan parameter

pembelajaran. Walaupun demikian perlu diingat bahwa tidak semua proses

belajar merupakan konsekuensi dari pembelajaran. Oleh karena itu dapat pula

dikatakan bahwa akuntabilitas belajar bersifat internal/individual, sedangkan

akuntabilitas pembelajaran bersifat publik.

1

Page 2: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Sehubungan dengan itu sebagai calon pendidik yang baik hendaknya

memahami dan menerapakan konsep dasar belajar dan pembelajaran serta tujuan

dari belajar dan pembelajaran sehingga peserta didik dapat belajar dalam kondisi

pembelajaran yang efektif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai

berikut

1. Apa pengertian belajar dan pembelajaran?

2. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran menurut ahli?

3. Bagaimana hakikat belajar dan pembelajaran?

4. Apa perbedaan tujuan pembelajaran dan belajar?

5. Apa unsur-unsur dinamis belajar dan pembelajaran?

C. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata

kuliah Belajar dan Pembelajaran, serta agar mahasiswa dapat

1. Mendeskripsikan pengertian belajar dan pembelajaran

2. Mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran menurut ahli

3. Mendeskripsikan hakikat belajar dan pembelajaran

4. Mendeskripsikan perbedaan tujuan belajar dan pembelajaran

5. Mendeskripsikan unsur-unsur dinamis belajar dan pembelajaran

D. Manfaat

a. Bagi Dosen

Bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peseta

didiknya dapat berprestasi lebih baik dimasa akan datang.

b. Bagi Mahasiswa

Bisa dijadikan bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan

prestasi diri, khususnya meningkatkan pengetahuan tentang hakikat

belajar dan pembelajaran.

2

Page 3: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan

dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Didalamnya dikembangkan teori –teori

yang meliputi teori tentang tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi

kurikulum, dan modul-modul pengembangan kurikulum. (DR. H Syaiful Sagala,

M.Pd.,2008)

Sedangkan menurut Morgan, et.al (1986) belajar dapat didefinisikan

sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan

dan pengalaman. Pendapat ini serupa dengan pendapat Cronbach (Suryobroto,

1983) yakni “Learning is shown by a change in behavior as results of

experience”, dan pendapat Mazur dan Rocklin (Slavin, 1997) bahwa : “Learning

is usually defined as a change in an individual caused by experience”. Demikian

juga Reber (1988) yang mengemukakan bahwa “Learning is a relatively

permanent change in response potentiality which occurs as a result of reinforced

practice”, belajar merupakan suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif

tetap sebagai hasil latihan yang diperkuat.

Ormrod (1995) mendeskripsikan adanya dua definisi belajar yang berbeda.

Difinisi pertama menyatakan bahwa, ”Learning is relatively permanent change in

behavior due to experience”, belajar merupakan perubahan perilaku yang relatif

permanen karena pengalaman. Sedangkan definisi kedua menyatakan bahwa,

“Learning is relatively permanent change in mental associations due to

experience”, belajar merupakan perubahan mental yang relative permanen karena

pengalaman. Sehingga, belajar diartikan sebagai tahapan aktivitas yang

menyebabkan terjadinya perubahan perilaku dan mental yang relatif sebagai

bentuk respon terhadap situasi dan interaksi dengan lingkungan.

3

Page 4: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Dimyati

dan Mudjiono (1996:7) mengemukakan bahwa penentu dari proses belajar adalah

siswa. Selain itu Hilgard dan Marquis berpendapat bahwa belajar merupakan

proses pencarian ilmu dalam diri sendiri melalu latihan, pembelajaran, dan yang

lainnya sehingga terjadi perubahan dalam diri. James L. Mursell mengemukakan

belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami, mencari, menelusuri dan

memperoleh sendiri apa yang kita inginkan.

Menurut Gage (1984) belajar adalah sebagai suatu proses dimana seorang

individu berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Henry

E. Garret berpendapat, belajar merupakan proses yang terjadi dalam jangka waktu

yang lama melalui latihan yang membawa terjadinya perubahan dalam diri

sendiri. Kemudian Lester D. Crow mengemukakan bahwa belajar ialah upaya

untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap. (DR. H

Syaiful Sagala, M.Pd.,2008)

Selanjutnya berikut ini pendapat beberapa ahli pendidikan dan psikologi

tentang belajar yaitu:

a. Belajar Menurut Pandangan Skinner

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat

orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak

belajar maka responnya menurun.

Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori Kondisioning operan

sebagai berikut :

1. Mempelajari keadaan kelas

2. Membuat daftar penguat positif

3. Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis

penguatnya

4

Page 5: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

4. Membuat program pembelajaran

b. Belajar Menurut Gagne

Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar

berupa kapabilitas. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari i) stimulasi

yang berasal dari lingkungan, dan ii) proses kognitif yang dilakukan oleh

pelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang

merubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi

kapabilitas baru.

Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan

sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan

pembelajaran, sebagai berikut:

1. Menarik perhatian (gaining attention)

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives)

3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or

prior learning)

4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus)

5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance)

6. Memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance)

7. memberikan balikan (providing feedback)

8. Menilai hasil belajar (assessing performance)

9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and

transfer)

c. Belajar Menurut Pandangan Piaget

Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu.

Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut

i) Sensorik motor ( 0 - 2 tahun )

5

Page 6: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

ii) Pra-operasiona ( 2 – 7 tahun )

iii) Operasional konkret ( 7 – 11 tahun)

iv) Operasi formal ( 11 – keatas )

Menurut Piaget, pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut

1. Menentukan topik yang dapat dipelajari anak didik sendiri.

2. Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut.

3. Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan

pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah.

4. Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan

melakukan revisi.

d. Belajar Menurut Rogers

Menurut pendapatnya, praktek pendidikan menitikberatkan pada segi

pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. Praktek tersebut ditandai oleh

peran guru yang dominan dan siswa hanya menghafalkan pelajaran

Rogers mengemukakan saran tentang langkah-langkah pembelajaran

yang perlu dilakukan oleh guru, yaitu sebagai berikut :

1. Guru memberi kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih belajar

secara terstruktur

2. Guru dan siswa membuat kontrak belajar

3. Guru menggunakan metode inkuiri, atau belajar menemukan(discovery

learning)

4. Guru menggunakan metode simulasi

5. Guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu menghayati

perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain.

6. Guru bertindak sebagai fasilitator

7. Guru sebaiknya menggunakan pengajaran berprogram, agar tercipta

peluang bagi siswa untuk timbulnya kreativitas.

6

Page 7: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Bertitik tolak dari pandangan para ahli tersebut yang berbeda-beda, namun

diantara mereka terdapat kesamaan makna dari pengertian belajar yaitu suatu

proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

didalam interaksi dengan lingkungannya.

B. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan

maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh

pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau

murid. (DR. H Syaiful Sagala, M.Pd.,2008).

Pembelajaran juga bisa diartikan sebagai upaya untuk menciptakan kondisi

yang memungkinkan siswa dapat belajar. Menurut Degeng (1984) pembelajaran

merupakan upaya untuk membelajarkan siswa. Sehubungan dengan pelajaran

Matematika, Nikson (1992) mengemukakan bahwa pembelajaran Matematika

adalah suatu upaya dalam membantu siswa untuk mengkontruksi (membangun)

konsep-konsep atau prinsip-prinsip Matematika dengan kemampuannya sendiri

melalui proses internalisasi sehingga konsep atau prinsip itu terbangun kembali.

Dengan demikian pembelajaran dapat didefinisikan sebagai upaya proses

membangun pemahaman siswa. Pembelajaran disini lebih menekankan pada

bagaimana upaya guru untuk mendorong atau memfasilitasi siswa dalam belajar.

Istilah pembelajaran agaknya berkaitan dengan istilah mengajar dalam pengertian

kualitatif menurut Biggs. Biggs (Syah, 1997) membagi konsep mengajar dalam

tiga macam pengertian, yakni:

a.    Pengertian kuantitatif, mengajar berarti the transmission of knowledge, yakni

mengajar merupakan suatu proses transmisi pengetahuan.

7

Page 8: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

b.   Pengertian institusional, mengajar diartikan sebagai the efficient orchestration

of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien.

c.  Pengertian kualitatif, mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning,

yakni upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa.\

Beberapa ciri pembelajaran yang perlu diperhatikan guru adalah sebagai berikut:

a. Mengaktifkan motivasi

b. Memberitahukan tujuan belajar

c. Merancang kegiatan dan perangkat pembelajaran yang memungkinkan siswa

dapat terlibat secara aktif, terutama secara mental

d. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat merangsang berpikir siswa

(provoking question)

e. Memberikan bantuan terbatas kepada siswa tanpa memberikan jawaban final

f. Menghargai hasil kerja siswa dan memberi umpan balik

g. Menyediakan aktivitas dan kondisi yang memungkinkan terjadinya

konstruksi pengetahuan

C. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dikenal dengan istilah

kompentensi. Peserta didik yang kompeten mengandung arti bahwa peserta didik

telah memahami, memaknai, dan memanfaatkan materi pelajaran yang telah

dipelajarinya. Dengan kata lain, peserta didik telah bisa melakukan sesuatu

berdasarkan ilmu yang telah dimilikinya, yang pada tahap selanjutnya menjadi

kecakapan hidup (life skill).

Dalam ilmu pendidikan belajar pada intinya adalah usaha untuk

mewujudkan perubahan tingkah laku. Tingkah laku akan berubah jika

mempelajari sesuatu yang belum pernah diketahui sebelumnya, kemudian

mengetahui, paham, dan mampu menerapkannya. Perubahan tingkah laku ini

yang akan menentukan masa depan setiap orang yang belajar. Inilah hakikat

8

Page 9: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

pembelajaran, yaitu membekali peserta didik untuk bisa hidup mandiri kelak

setelah ia dewasa “tanpa tergantung pada orang lain”, karena ia telah memiliki

kompetensi kecakapan hidup.

Seseorang yang belajar dengan sungguh-sungguh perubahan perilaku akan

terwujud. Menurut Moh. Surya (1997) cirri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu:

1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional)

Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari

individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang

bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan.

2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu)

Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya

merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh

sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah

diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan

keterampilan berikutnya.

3. Perubahan yang konvensional

Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang

maupun masa mendatang.

4. Perubahan yang bersifat positif

Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menunjukkan ke arah

kemajuan.

5. Perubahan yang bersifat aktif

Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya

melakukan perubahan.

6. Perubahan yang bersifat permanen

Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan

menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.

9

Page 10: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

7. Perubahan yang bertujuan dan terarah

Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik

tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang

8. Perubahan perilaku secara keseluruhan

Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan

semata, tetapi termasuk memperoleh perubahan dalam sikap dan keterampilan.

D. Tujuan Belajar

Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah

laku dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui

belajar diharapkan dapat terjadi perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek

kognitif, tetapi juga pada aspek lainnya. Selain itu tujuan belajar yang lainnya

adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. Benyamin S

Bloom, menggolongkan bentuk tingkah laku sebagai tujuan belajar atas tiga

ranah, yakni:

1.   Ranah kognitif berkaitan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir,

mengetahui, dan memecahkan masalah. Ranah kognitif menurut Bloom, et.al

(Winkel, 1999; Dimyati & Modjiono, 1994) dibedakan atas 6 tingkatan dari

yang sederhana hingga yang tinggi, yakni:

a.  Pengetahuan (knowledge), meliputi kemampuan ingatan tentang hal yang

telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.

b. Pemahaman (comprehension), meliputi kemampuan menangkap arti dan

makna dari hal yang dipelajari. Ada tiga subkategori dari pemahaman,

yakni:

1)    Translasi, yaitu kemampuan mengubah data yang disajikan dalam suatu

bentuk ke dalam bentuk lain.

2)   Interpretasi, yaitu kemampuan merumuskan pandangan baru

3)    Ekstrapolasi, yaitu kemampuan meramal perluasan trend atau

kemampuan meluaskan trend di luar data yang diberikan

10

Page 11: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

c.  Penerapan (aplication), meliputi kemampuan menerapkan metode dan

kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

d.  Analisis (analysis), meliputi kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam

bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

Analisis dapat pula dibedakan atas tiga jenis, yakni:

1)   Analisis elemen, yaitu kemampuan mengidentifikasi dan merinci

elemen-elemen dari suatu masalah atau dari suatu bagian besar.

2)    Analisis relasi, yaitu kemampuan mengidentifikasi relasi utama antara

elemen-elemen dalam suatu struktur.

3)   Analisis organisasi, yaitu kemampuan mengenal semua elemen dan

relasi dari struktur kompleks.

e.  Sintesis (synthesis), meliputi kemampuan membentuk suatu pola baru

dengan memperhatikan unsur-unsur kecil yang ada atau untuk membentuk

struktur atau sistem baru. Dilihat dari segi produknya, sintesis dapat

dibedakan atas:

1)   Memproduksi komunikasi unik, lisan atau tulisan

2)   Mengembangkan rencana atau sejumlah aktivitas

3)   Menurunkan sekumpulan relasi-relasi abstrak

f.    Evaluasi (evaluation), meliputi kemampuan membentuk pendapat tentang

sesuatu atau beberapa hal dan pertanggungjawabannya berdasarkan kriteria

tertentu.

2. Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat, aspirasi dan

penyesuaian perasaan sosial. Ranah efektif menurut Karthwohl dan Bloom

(Bloom.,et.al,1971) terdiri dari 5 jenis perilaku yang diklasifikasikan dari yang

sederhana hingga yang kompleks, yakni:

a. Penerimaan (reseving) yakni sensitivitas terhadap keberadaan fenomena atau

stimuli tertentu, meliputi kepekaan terhadap hal-hal tertentu, dan kesediaan

untuk memperhatikan hal tersebut.

b. Pemberian respon (responding) yakni kemampuan memberikan respon

secara aktif terhadap fenomena atau stimuli.

11

Page 12: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

c.  Penilaian atau penentuan sikap (valuing) yakni kemampuan untuk dapat

memberikan penilaian atau pertimbangan terhadap suatu objek atau kejadian

tertentu.

d. Organisasi (organization), yakni konseptualisasi dari nilai-nilai untuk

menentukan keterhubungan diantara nilai-nilai.

e.  Karakterisasi, yakni kemampuan yang mengacu pada karakter dan gaya

hidup seseorang.

3.  Ranah psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan

(skill) yang bersifat manual dan motorik. Ranah psikomotor menurut Simpson

(Winkel, 1999;Fleishman & Quaintance, 1984) dapat diklasifikasikan atas:

a.   Persepsi (perception), meliputi kemampuan memilah-milah 2 perangsang

atau lebih berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada

masing-masing perangsang.

b.   Kesiapan melakukan suatu pekerjaan (set), meliputi kemampuan

menempatkan diri dalam keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau

rangkaian gerakan.

c.   Gerakan terbimbing (mechanism), meliputi kemampuan melakukan gerakan

sesuai contoh atau gerak peniruan.

d.   Gerakan terbiasa, meliputi kemampuan melakukan suatu rangkaian gerakan

dengan lancar, karena sudah dilatih sebelumnya.

e.   Gerakan kompleks (complex overt response), meliputi kemampuan untuk

melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari beberapa komponen

secara lancar, tepat, dan efisien.

f.    Penyesuaian pola gerakan (adaptation), meliputi kemampuan mengadakan

perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus

yang berlaku.

g.  Kreativitas, meliputi kemampuan melahirkan pola gerak-gerik yang baru

atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.

12

Page 13: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

E. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran pada hakekatnya mempunyai kedudukan yang sangat

penting. Tujuan pembelajaran ini merupakan landasan bagi:

a.       Penentuan isi (materi) bahan ajar.

b.      Penentuan dan pengembangan strategi pembelajaran.

c.       Penentuan dan pengembangan alat evaluasi.

Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan atas tujuan umum dan tujuan

khusus. Tujuan umum adalah pernyataan umum tentang hasil pembelajaran yang

diinginkan yang mengacu pada struktur orientasi, sedangkan tujuan khusus adalah

pernyataan khusus tentang hasil pembelajaran yang diinginkan yang mengacu

pada konstruk tertentu.

Tujuan umum pembelajaran dapat dibedakan atas:

1.    Tujuan yang bersifat orientatif, dapat diklasifikasikan pula atas 3 tujuan,

yakni:

a) Tujuan orientatif konseptual

Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa

memahami konsep-konsep penting yang tercakup dalam suatu bidang

studi.

b) Tujuan orientatif prosedural

Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa belajar

menampilkan prosedur.

c) Tujuan orientatif teoritik

Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa

memahami hubungan kausal penting yang tercakup dalam suatu bidang

studi.

2.    Tujuan pendukung dapat diklasifikasikan menjadi 2 tujuan, yakni:

13

Page 14: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

a) Tujuan pendukung prasyarat, yaitu tujuan pendukung yang menunjukkan

apa yang harus diketahui oleh siswa agar dapat mempelajari tugas yang

didukungnya.

b) Tujuan pendukung konteks, yaitu tujuan pendukung yang membantu

menunjukkan konteks dari suatu tujuan tertentu dengan tujuan yang

didukungnya.

Selain tujuan umum dan tujuan khusus di atas, terdapat pula tujuan

pembelajaran yang lain yaitu untuk mengembangkan kemampuan,

membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

pencerdasan kehidupan bangsa.

F. Unsur-Unsur Dinamis Dalam Belajar

a. Motivasi

Keinginan untuk mencapai suatu hal tentu berdasarkan pada motivasi

tertentu. Begitu pula halnya dengan seseorang yang melakukan kegiatan

belajar. Dalam hal belajar memang dibutuhkan motivasi. Untuk itu ada

berbagai macam motivasi. Tetapi motivasi ingin berprestasi merupakan

motivasi yang terpenting. Bila pebelajar tidak mempunyai motivasi untuk

belajar, pengajar hendaknya memberi penjelasan sedemikian rupa sehingga

dapat timbul motivasi yang dibutuhkan.

b. Bahan belajar

Bahan atau hal yang dipelajari akan menentukan bagaimana proses belajar

itu terjadi dan akan menentukan pula kuantitas maupun kualitas hasil

belajar. Mempelajari informasi atau fakta berbeda caranya dengan

mempelajari konsep atau prinsip. Demikian pula mempelajari keterampilan

akan berbeda dengan mempelajari sikap. Tiap jenis bahan yang dipelajari

apakah itu fakta, konsep, prinsip, keterampilan atau sikap memiliki

14

Page 15: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

karakteristik tersendiri sama lain. Pengajar perlu memahami berbagai

macam kondisi belajar yang merupakan prasyarat dapat terjadinya proses

belajar yang efektif untuk tiap jenis bahan yang dipelajari.

c. Suasana Belajar

Suasana belajar memegang peranan penting dalam kegiatan belajar. Suasana

yang kondusif dan menyenangkan, suasana yang membuat pebelajar

menjadi kerasan, akan sangat membantu mereka dalam mencapai tujuan

belajar. Sebaliknya, suasana yang menakutkan, tegang dan tidak luwes

menyebabkan pebelajar banyak mengalami hambatan-hambatan dalam

belajar. Tugas pengajar adalah menciptakan suasana belajar sedemikian

rupa sehingga memungkinkan pebelajar dapat melakukan kegiatan

belajarnya dengan tenang dan aman, sehingga tidak terjadi hambatan-

hambatan yang berakibat terjadinya kegagalan dalam mencapai tujuan

belajar yang ingin dicapai.

d. Media Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran sebagai suatu sistem memandang bahwa media

merupakan bagian integral dalam kegiatan tersebut. Dengan fungsi media

seperti itu, kedudukan media sama pentingnya dengan komponen-

komponen lain dalam sistem pembelajaran, strategi pembelajaran, evaluasi

hasil belajar.

Penggunaan media pembelajaran hendaknya mempunyai tujuan tertentu dan

dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas pebelajar. Penggunaan media

belajar yang dirancang secara matang dan terintegrasi, tidak saja dapat

membantu siswa belajar tetapi yang lebih penting membantu dalam

mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Melihat pentingnya fungsi dan

kedudukan media pembelajaran tersebut, hendaknya pengajar benar-benar

15

Page 16: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

dapat memilih dan menggunakan sesuai dengan tujuan belajar yang ingin

dicapai pebelajar.

e. Kondisi subyek yang belajar

Kondisi subyek yang belajar (pelajar) sangat mempengaruhi kegiatan

belajar, kondisi subyek ini dapat berkenaan dengan kondisi jasmaniah,

kondisi psikologis dan kelelahan.

16

Page 17: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Belajar diartikan sebagai tahapan aktivitas yang menyebabkan terjadinya

perubahan perilaku dan mental yang relatif sebagai bentuk respon terhadap situasi

dan interaksi dengan lingkungan berdasarkan pengalaman. Sedangkan,

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai upaya proses membangun pemahaman

siswa. Pembelajaran disini lebih menekankan pada bagaimana upaya guru untuk

mendorong atau memfasilitasi siswa dalam belajar.

Tujuan dari belajar adalah untuk memperoleh hasil belajar dan

pengalaman hidup. Tujuan dari pembelajaran adalah untuk mengembangkan

kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka pencerdasan kehidupan bangsa.

B.   Saran

Sistem pendidikan, khususnya sistem belajar yang telah ditetapkan

sebaiknya dijadikan pedoman karena sistem itulah yang menjadi standar

pengukuran atau indikator keberhasilan dalam proses pendidikan. Mencapai

keberhasilan pendidikan tidak akan pernah terlepas dari belajar dan pembelajaran,

karena kedua hal itulah yang menjadi dasar dan modal utama dalam pendidikan.

Jadi hakikat belajar dan pembelajaran harus benar-benar diketahui, dipahami, dan

diwujudkan secara nyata bukan teoritis.

17

Page 18: HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Joegolan. 2009. Belajar. Diakses melalui http://joegolan.wordpress.c om/ 2009 /04/13/pengertian-belajar/ pada tanggal 19 September 2012

Wira , Gusti N. 2012. Pengertian dan Tujuan dari Belajar dan Pembelajaran. Diakses melalui http://sainsmatika.blogspot.com/2012/03/pengertian-dan-tujuan-dari-belajar-dan.html pada tanggal 17 September 2012

_______.2011.Unsur-Unsur Dinamis Dalam Belajar. Diakses melalui http://blog.tp.ac.id/unsur-unsur-dinamis-dalam-belajar pada tanggal 20 September 2012

18