hadist (pengetian dan jenis-jenis)
DESCRIPTION
Materi Pendidikan Agama Islam Kelas X Semester 1TRANSCRIPT
HadistAyu Wiji Safitri 4
Frisalia Briliantika D 13Ilma Ratnawati 15
Nabilla Ersya Audina 19
Materi• Macam-macam hadist• Jenis-jenis hadist• Cara pelestarian hadist• Sikap dan Upaya yang Mencerminkan
Pemahaman Hadist
Macam-Macam Hadist
a. Hadist berdasarkan bentuknyab. Hadist berdasarkan Matan, Perawi, dan jumlah
Sanadnyac. Hadist ditinjau dari segi kualitas diterima atau ditolak
A. Hadis Berdasarkan Bentuknya
1. Hadis qauliyahyaitu segala ucapan (perkataan) Nabi
Muhammad saw. yang didengar oleh sahabat Nabi kemudian disampaikan kepada orang lain.2. Hadis fi’liyah
yaitu hadis atas dasar perilaku (perbuatan) Nabi Muhammad saw. yang dilihat oleh sahabatnya kemudian disampaikan kepada orang lain melalui ucapan sahabat tersebut.
3. Hadis taqririyahyaitu hadis atas dasar persetujuan Nabi
Muhammad saw. terhadap apa yang dilakukan oleh para sahabatnya.
Artinya, Nabi Muhammad saw. Membenarkan penafsiran atas perbuatan yang dilakukan sahabatnya, seperti saat Nabi Muhammad saw. Diam sebagai tanda persertujuan (boleh) atas perbuatan para sahabat.
B. Hadist berdasarkan Matan, Perawi, dan jumlah Sanadnya
1. Hadist Mutawatir, yaitu hadist yang memiliki tingkat kualitas kebenaran tinggi karena memiliki banyak sanad. Tingkat keotentikannya berada satu tingkat di bawah Al-Qur’an. Ada dua macam Hadist Mutawatir, yaitu Mutawatir Lafdzi dan Mutawatir Amali.
2. Hadist Masyhur, yaitu hadist yang diriwayatkan dari tiga sanad yang berlainan dan tingkat kualitas keotentikannya satu tingkat di bawah Hadist Mutawatir.
3. Hadist Ahad, yaitu hadist yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih perawi yang tidak memenuhi persyaratan Hadist Mutawatir. Hadist ini dapat diamalkan selama memenuhi persyaratan. Tingkat kualitas keotentikannya di bawah Hadist Masyhur.
C. Hadist ditinjau dari segi kualitas diterima atau ditolak
1) Hadist Sahih2) Hadist Hasan3) Hadist daif
1) Hadist Sahih• Yakni hadist yang cukup sanad-nya dari awal sampai
akhir dan orang-orangnya sangat sempurna hafalannya (ingatannya)
• Syarat-syarat hadist sahih :a) Sanad-nya harus bersambung b) Perawi-nya sudah dewasa (baligh)c) Berakald) Tidak mengerjakan dosa, terhindar dari cacate) Sempurna hafalannyaf) Perawi yang ada dalam sanad itu harus adil
(istiqomah) dan hadist yang diriwayatkan tidak bertentangan dengan hadist mutawatir atau Al-Qur’an
• Macam-macam hadist sahih:a) Sahih Lizatihi adalah hadist
yang sahih dengan sendirinya tanpa diperkuat dengan keterangan lain
b) Sahih Lighairihi adalah hadist yang sahihnya karena diperkuat dengan keterangan lain
2) Hadist Hasan• Yakni hadist yang memiliki semua
persyaratan hadist sahih tetapi dari segi hafalannya tidak sebagus hadist sahih (perawi-nya sebagian atau seluruhnya kurang kuat)
• Kualitas hadist ini di bawah hadist sahih, termasuk hadist maqbul (diterima)
• Macam-macam hadist hasan:a) Sahih Lizatihi adalah hadist yang dengan
sendirinya dikatakan hasanb) Sahih Lighairihi adalah hadist yang dibantu
keterangan lain
3) Hadist Daif• Yakni hadist yang tidak bersambung sanad-nya
atau di antara sanad-nya orang yang cacat. • Cacat yang dimaksud adalah rawi-nya bukan
orang Islam atau belm baligh atau tidak dikenal orang atau pelupa/pendusta/fasik dan suka berbuat dosa
• Semua hadist daif disebut juga hadist mardud (ditolak). Hadist sejenis yaitu hadist maudlu adalah hadist palsu karena dinasabkan kepada Rasulullah saw. dengan cara dibuat-buat dan didustakan dari apa yang dikatakan, dikerjakan, dan ditetapkan beliau.
JENIS-JENIS HADIS YANG
PERLU DIKAJI ULANG
a. Hadis mudha’af, yang contohnya adalah hadis yang artinya “Asal setiap penyakit adalah dingin” (HR Anas)
b. Hadis marfu adalah hadis yang harus diselidiki lebih dahulu dalam kitab-kitab hadis ,apakah itu perkataan nabi/sahabat.Umpamanya hadis yang artinya : “Ibnu Mas’ud berkata: rasulullah melaknati orang yang menghalalkan dan orang yang dihalalkan untuknya.” (HR Ahmad bin Hambal, Nasa’i dan At Tirmizi). Hadis tersebut berarti dari sahabat. Namun Ibnu Mas’ud menyandarkan kepada Nabi dengan kata: “Rasulullah melaknati...”
c. Hadis Musnad, adalah hadis yang sanad nya bersambung kepada Nabi atau sampai pada sahabat saja. Namun, perawi nya oranng yang tidak adil, pelupa atau fasik. Umpamanya hadis yang artinya:m “Barangsiapa mati karena mempertahankan hartanya, maka ia mati shahid. (Hr Bukhari dan Muslim)
d. Hadis maqthu, adalah perkataan,perbuatan dan takrir tabi’in. Misalnya perkataan seorang tabi’in bernama A’masy: “Haji yang sempurna adalah dengan mengendarai unta”.
e. Hadis Mursal, adalah hadis yang diriwayatkan oleh tabi’in dengan menyebutkan bahwa ia menerimanya darik nabi. Padahal, tabi’in tidaklah bertemu nabi.
PELESTARIAN HADIS
Upaya pemeliharaan hadis berbeda dengan Al Qur’an. Hadis dilakukan dengan hafalan para sahabat. Nabi Muhammad saw. melarang penulisan hadis sebab beliau khawatir akan tercampur dengan Al Qur’an. 3 orang sahabat Nabi Muhammad saw. yang hafal hadis, yaitu:1. Abu Hurairah – 5.374 buah hadis2. Abdullah bin Umar bin Khatab -2.630 hadis3. Anas bin Malik – 2.286
Pembukuan hadis pertama kali dilakukan pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Atas perintah Khalifah, hadis ditulis dan dibukukan.4. Kitab “Al Jami’ As Shahih” karya Imam Bukhari5. Kitab “Al Jami’ As Shahih” karya Imam Muslim6. Kitab “Sunnah An Nasa’I” karya Imam An Nasa’i
Sikap dan Upaya yang Mencerminkan Pemahaman Hadist
• Membaca dan mempelajari hadist, khususnya hadist sahih untuk diterapkan sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
• Dapat menghafal hadist-hadist pendek untuk dijadikan bahan latihan berdakwah/khotbah.
• Menghindari hadist-hadist palsu agar tidak salah dalam beribadah dan beramal saleh.
• Mengetahui sejarah hadist atau memiliki beberapa buku hadist.
• Menempatkan hadist sebagai sumber hukum kedua dan menjauhi dari sikap perilaku ingkar terhadap kedudukan hadist sebagai sumber hukum Islam.
• Berusaha menjaga kemurnian hadist.• Berusaha membaca hadist dengan benar.• Berusaha menerapkan ajaran hadist dalam
kehidupan sehari-hari.• Memiliki kepedulian apabila melihat lembaran yang
bertuliskan hadist berceceran dengan mengumpulkan.
• Menjadikan hadist sebagai dasar dalam segala tindakan dan cara berfikir.