gtp

34
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang diagnosa, rencana perawatan, dan prognosis GTP Diagnosa GTP Dalam menegakkan suatu diagnose dari pembutuhan gigi tiruan penuh, dibutuhkan pemeriksaan secara keseluruhan besertakan riwayat terdahulu dari pasien, diantaranya: 1. Anamnesis Anamnesis adalah riwayat yang lalu dari suatu penyakit atau kelainan, berdasarkan pada ingatan penderita pada waktu dilakukan wawancara dan pemeriksaan medic/dental. (Lusiana K.B., 1995) Ditinjau dari cara penyampaian cerita, dikenal dua macam anamnesis. Pada auto anamnesis, cerita mengenaikeadaan penyakit disampaikan sendiri oleh pasien. Disamping itu terdapat keadaan dimana cerita mengenai penyakit ini tidak disampaikan oleh pasien yang bersangkutan, melainkan melalui bantuan orang lain. Keadaan seperi ini dijumpai umpamanya pada paien bisu, ada kesulitan bahasa, penderita yang mengalami kecelakaan atau pada anak-anak kecil. Cara in9i disebut allo anamnesis. (Lusiana K.B., 1995) Dai segi inisiatif penyampaian cerita, dikenal pula anamnesis pasif dimana pasien sendirilah yang menceritakan keadaannya kepada si pemeriksa. Sebaliknya, pada anamnesis aktif penderita perlu dbantu pertanyaan-pertanyaan dalam menyampaikan ceritanya. (Lusiana K.B., 1995) Pada saat anamnesis biasanya ditanyakan hal-hal sebagai berikut : - Nama penderita

Upload: aulina-refri-rahmi

Post on 10-Nov-2015

51 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

GTP

TRANSCRIPT

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang diagnosa, rencana perawatan, dan prognosis GTP Diagnosa GTPDalam menegakkan suatu diagnose dari pembutuhan gigi tiruan penuh, dibutuhkan pemeriksaan secara keseluruhan besertakan riwayat terdahulu dari pasien, diantaranya:1. AnamnesisAnamnesis adalah riwayat yang lalu dari suatu penyakit atau kelainan, berdasarkan pada ingatan penderita pada waktu dilakukan wawancara dan pemeriksaan medic/dental. (Lusiana K.B., 1995)Ditinjau dari cara penyampaian cerita, dikenal dua macam anamnesis. Pada auto anamnesis, cerita mengenaikeadaan penyakit disampaikan sendiri oleh pasien. Disamping itu terdapat keadaan dimana cerita mengenai penyakit ini tidak disampaikan oleh pasien yang bersangkutan, melainkan melalui bantuan orang lain. Keadaan seperi ini dijumpai umpamanya pada paien bisu, ada kesulitan bahasa, penderita yang mengalami kecelakaan atau pada anak-anak kecil. Cara in9i disebut allo anamnesis. (Lusiana K.B., 1995)Dai segi inisiatif penyampaian cerita, dikenal pula anamnesis pasif dimana pasien sendirilah yang menceritakan keadaannya kepada si pemeriksa. Sebaliknya, pada anamnesis aktif penderita perlu dbantu pertanyaan-pertanyaan dalam menyampaikan ceritanya. (Lusiana K.B., 1995)Pada saat anamnesis biasanya ditanyakan hal-hal sebagai berikut : Nama penderitaHal ini perlu diketahui untuk membedakan seorang penderita dari yang lainnya di samping mengetahui asal suku atau rasnya. Hal terakhir ini penting, karena ras antara lain berhubungan dengan penyusunan gigi depan, contohnya: orang eropa (kas kaukakus) mempunyai profil yang lurus, sedangkan orang Asia (ras Mongoloid)cembung. AlamatDengan mengetahui alamatnya, penderita dapat dihubungi segera bila terjadi sesuatu yang tak diharapkan, umpamanya kekeliruan pemberian obat. Pemanggilan kembali penderita juga dapat dengan mudah dilakukan. Alamat juga dapat membantu kita mengetahui latar belakanglingkungan hidup seorang pasien, sehingga dapat pula diketahui status sosialnya. PekerjaanModifikasi jenis perawatan mungkin perlu dilakukan karena factor jenis pekerjaan. Dengan memahami pekerjaan pasien, keadaan sosial ekonominya juga dapat diketahui. Pada umumnya lebih tinggi kedudukan sosial seseorang lebih besar tuntutannya terhadap faktor estetik. Jenis kelaminSecara jelas sebetulnya tidak terdapat karakteristik konkrit yang berlaku untuk pria dan wanita. Namun demikian hal-hal berikut ini sebaiknya diperhatikan. Wanita pada umumnya cenderung lebih memperhatikan faktor estetik dibanding pria. Sebaliknya pria membutuhkan protesa yang lebih kuat, sebab merekan menunjukkan kekuatan mastikasi yang lebih besar. Pria juga lebih mementingkan rasa enak/nyaman, di samping faktor fungsional geligi tiruan yang dipakainya.Selanjutnya bentuk gigi wanita relatif lebih banyak lengkungan/bulatannya dibanding gigi pria yang memberi kesan lebih kasar dan persegi. Pengelolaan perawatan penderita wanita dalam masa menopouse membutuhkan pertimbangan lebih teliti. Pada periode ini, mulut biasanya terasa lebih kering dan ada rasa seperti terbakar. UsiaPengaruh lanjutnya usia pada perawatan prostodontik harus selalu menjadi bahan pertimbangan. Proses menua mempengaruhi toleransi jaringan, kesehatan mulut, koordinasi otot, mengalirnya saliva, ukuran pulpa gigi serta panjang mahkota klinis. Usia juga menentukan bentuk, warna, serta ukuran gigi seseorang. Pada lanjut usia, lebih sering pula dijumpai pelbagai penyakit seperti hipertensi, jantung dan diabetes melitus.Bila pada orang usia muda lebih sering dijumpai karies dentis, maka pada kelompok usia lanjut penyakit periodontalah yang lebih sering dijumpai.Kemampuan adaptasi penderita usia muda terhadap geligi tiruan biasanya lebih tinggi dibanding penderita usia lanjut. Pada usia di atas empat puluh tahun, adapatasi biasanya mulai berkurang dan akan menjadi sukar setelah usia enampuluhan. Pencabutan Terakhir GigiWaktu dan gigi dibagian mana yang dicabut terakhir perlu diketahui. Apakah gigi tesebut sengaja dicabut atau tanggal sendiri. Bila tanggal sendiri mungkin ada sisa akar yang tertinggal. Lama jangka waktu anatara pencabutan terakhir dengan saat dimulainya pembuatan geligi tiruan akan mempengaruhi hasil perawatan. Pengalaman Memakai Geligi Tiruan Seorang penderita yang pernah memakai geligi tiruan sudah mempunyai pengalaman, sehingga adaptasinya terhadap geligi tiruan baru akan lebih mudah dan cepat. Ia juga sudah mengalami prosedur pembuatannya. Sebaliknya, penderita semacam ini juga sering membanding-bandingkan protesa barunya dengan yang pernah dipakai sebelumnya.Mereka yang belum pernah memakai geligi tiruan, biasanya membutuhkan masa adatasi lebih panjang karena kesulitannya menyesuaikan diri. Kelompok ini belum berpengalaman dalam prsedur pembuatan protesa; seperti pada waktu pencetakan, penentuan gigitan, maupun pada saat awal pemakaian, yang sering kali menimbulkan rasa sakit. Itulah sebabnya penerangan yang diberikan kepada penderita sebelum pembuatan geligi tiruan dilaksanakan menjadi penting sekali. Tujuan Pembuatan Geligi TiruanPenderita perlu ditanyai mengenai tujuan pembuatan geligi tiruannya, apakah dia lebih mementingkan pemenuhan factor estetik atau fungsional. Biasanya konstruksi disesuaikan dengan kebutuhan penderita. Keterangan Lain Penderita ditanyai apakah penderita mempunyai kebiasaan buruk dsb. Kadang-kadang kebiasaan tersebut sulit ditentukan tanpa suatu pengamatan yang intensif. (Lusiana K.B., 1995)2. Pemeriksaan Intra OralMerupakan pemeriksaan yang di lakukan , untuk mengetahui keadaan rongga mulut apakah terdapat kelainan atau tidak yang nantinya di gunakan untuk membantu menegakkan diagnose. Pemeriksaan intra oral dapat meliputi, pemeriksaan jaringan keras dan lunak rongga mulut.a. Pemeriksaan Status Umum (riwayat kesehatan)Riwayat penyakit umum yang pernah diderita sebaiknya ditanyakan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terpilih. Penderita sebaiknya ditanya apakah ia sedang berada dalam perawatan dokter umum/lain dan bila demikian, obat-obat apa saja yang sedang diminum. Hal ini perlu dikatahui karena penyakit dan pengobatan tertentu dapat mempengaruhi jaringan yang terlibat dalam perawatan dental, umpamnya diabetes mellitus, penyakit kardiovaskular, tuberculosis, lues, depresi mental, kecanduan alcohol, dsb. (Lusiana K.B., 1995)b. Jaringan Lunak Rongga MulutFungsi pemeriksaan antara lain untuk mengetahui adanya kelainan, iritasi atau keadaan patologis pada jaringan mukosa rongga mulut. Sebagai rencana awal perawatan pendahuluan. Pemeriksaan yang di lakukan dapat membantu mengidentifikasi inflamasi periradikuler sebagai asal nyeri, meliputi palpasi diatas apeks; tekanan dengan jari pada mukosa rongga mulut, atau menggoyangkan gigi dan perkusi ringan dengan ujung gagang kaca mulut.c. Foto RongentTujuan menggunakan foto ini dalam pembuatan protesa sebagian lepasan adalah untuk:1. Melihat atau memeriksa struktur tulang yang akan menjadi pendukung tulang yang padat akan memberi dukungan yang baik2. Melihat bentuk, panjang, dan jumlah akar gigi.3. Melihat kelainan bentuk pada, residual ridge, umpamanya bila terdapat suatu tonjolan pada prosesus alveolaris.4. Melihat adanya sisa aka rgigi5. Meneliti keadaan vitalitas gigi6. Memeriksan adanya kelainan periapikald. OklusiHubungan gigi gigi 6 dan 3 adalah mesioklusi, neutronklusi atau distoklusi. Hubungan gigi 6 atas dan bawah yang normal (neutroklusi) dicapai bila tonjol mesiobukal gigi 6 atas terletak pada groove bukal gigi 6 bawah. Hubungan gigi 3 atas dan bawah yang normal ( neutroklusi ) dicapai bila tonjol gigi 3 atas terletak diantara dan berkontak dengan lereng distal dari tonjol gigi 3 bawah dan lereng mesial dari tonjol bukal gigi 4 bawah.Hubungan gigi - gigi depan dapat berupa :a) dalam arah horisontal : normal edge to edge atau cross biteb) dalamarah vertical : open bite, deep bite atau steep bite.e. VestibulumMerupakan celah antara mukosa bergerak dan tidak bergerak. Vestibulum diukur dari dasar fornix hingga hingga puncak ridge.1. Cara pemeriksaanDiperiksa menggunakan kaca mulut (nomor 3). Pemeriksaan dilakuka pada regio posterior dan anterior terutama pada bagian yang tak bergigi, dimulai dari fornix sampai puncak ridge. Sedangkan pada daerah yang masih ada giginya, dari dasar fornix sampai ke tepi gingival.a. Vestibulum dalam : Bila kaca mulut terbenam lebih dari setengah diameterb. Vestibulum dangkal : Bila kacamulut yang terbenam kurang dari setengah diameter kacamulut.2. FungsiUntuk retensi dan stabilitas gigi tiruan. Vestibulum yang lebih dalam lebih retentive daripada yang dangkal.f. Bentuk Insisiv Pertama AtasSusunan gigi pada tulang rahang membentuk sebuah lengkung yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda tiap individu. Lengkung gigi adalag garis yang menghubungkan titik kontak antar gigi. Lengkung gigi didukung oleh setiap gigi yang terletak di dalam suatu basis tulang. Bentuk lengkung berdasarkan bagian anterior kurve dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu : ovoid, tepered, dan square. Ketiga bentuk lengkung memiliki kemiripan yang cukup tinggi sehingga sulit dibedakan. Untuk parameter yang digunakan untuk menentukan hal-hal apa saja yang mempengaruhi bentuk rahang yaitu interkaninus, intermolar, tinggi kaninus dan tinggi molar. g. FrenulumFrenulum yaitu lipatan jaringan lunak yang menahan pergerakan organ yang dapat bergerak, termasuk lidah. Frenulum labialis pada rahang atas dan bawah dan frenulum lingualis pada rahang bawah merupakan struktur yang perlekatannya seringkali dekat dengan puncak residual ridge1. Cara PemeriksaanPemeriksaan frenulum meliputi tinggi-rendahnya perlekatan masing-masing. Frenulum lingualis pada rahang bawah dan f.labialis pada rahang atas/bawah merupakan struktur yang perlekatannya seringkali dekat dengan puncak residual ridge. Perlekatan semacam ini akan mengganggu penutupan tepi (seal) dan stabilitas gigi tiruan.Letak perlekatan frenulum dapat digolongkan: Tinggi : bila perlekatannya hampir sampai ke puncak residual ridge. Sedang : bila eprlekatannya kira-kira di tengah antara puncak ridge dan fornix. Rendah : bila perlekatannya dekat dengan fornix.2. Fungsi Untuk retensi dan estetik. Frenulum yang tinggi dapat meng-ganggu penutupan tepi (seal) dan stabilitas geligi tiruan.h. Bentuk RidgeRidge merupakan puncak tulang alveolar.1. Cara pemeriksaanCara memeriksa bentuk ridge adalah dengan palpasi ridge pada bagian edentulus.Terdapat empat macam bentuk ridge antara lain :IMG.jpgsquare : lebih menguntungkan daya retentifnyaovoid : lebih bagus untuk stabilisasitapering : daya retentifnya jelek, tidak menguntungkanflat : tidak menguntungkan2. FungsiBentuk ridge berhubungan dengan retensi dan stabilitas. Bentuk ridge square mempunyai retensi yang paling baik karena mempunyai luas penampang yang luas. Bentuk ridge ovoid mempunyai stabilitas yang baik. Bentuk ridge tapering, memerlukan relief agar dapat retentif . Bentuk ridge flat merupakan bentuk yang paling tidak menguntungkan terhadap retensi dan stabilitas.i. Bentuk Dalam PalatumBerfungsi untuk retensi dan stabilitas. Terdapat empat bentuk palatum, yaitu :1) Square: paling menguntungkan2) Ovoid : menguntungkan3) Tapering : tidak menguntungkan4) Flat : tidak menguntungkanj. Torus PalatinaMerupakan tonjolan tulang yang terdapat pada garis tengah palatum. Fungsinya untuk stabilisasi gigi tiruan. Torus palatina ini ada yang besar, sedang dan kecil. Pemeriksaannya dengan memakai burnisher, denngan menekan beberapa tempat sehingga dapat dirasakan perbedaan kekenyalan jaringan.k. Torus MandibulaCara pemeriksaannya sama seperti torus palatinus, pemeriksaan dengan cara menekan daerah palatum menggunakan burnisher. Bila terasa ada daerah keras dan daerah tersebut berwarna putih bila ditekan maka terdapat torus mandibularis.Kehadiran torus mandibularis dapat mempersulit upaya untuk memperoleh gigi tiruan yang nyaman karena tepi-tepi gigi tiruan langsung menekan mukosa yang menutupi tonjolan tulang tersebut. Dalam hal demikian perlu dilakukan pengambilan torus secara torektomi. Biasanya dilakukan pengambilan pada tulang ini bila pada pemasangan gigi tiruan dirasakan bisa mengganggu kestabilan gigi tiruan tersebut.l. Tuber MaxilarisDisini dapat dilihat besar, sedang atau kecilnya dari satu sisi maupun dua sisi. Bentuk tuber maxilaris yang besar sangat berguna untuk retensi gigi geligi tiruan didaerah undercut. Apabila hanya besar pada satu sisinya dapat diatasi dengan mencari arah pasangnya.m. EksostosisMerupakan tonjolan tulang pada prossesus alveolaris yang berbentuk membulat seperti tonus palatinus, torus mandibula serta tajam akibat pencabutan gigi bila diraba, terasa sakit dan tidak dapat digerakkan.Cara pemeriksaannya dengan melakukan palpasi, bila terdapat eksostosis dan mengganggu fungsi gigi tiruan maka dilakukan tindakan pembedahan (alveolektomi) atau di relief. Fungsi diadakannya pemeriksaan ini untuk mengetahui ada atau tidaknya tulang menonjol dan terasa sakit akibat pencabutan yang tidak beraturan dan dapat mempengaruhi pemakaian gigi tiruan.n. Rongga RetromylohyoidMerupakan perlekatan otot didaerah antara molar 2 dan molar 3 disebelah lingual. Daerah ini penting untuk penting untuk daerah retensi gigi tiruan. Pemeriksaannya dilakukan pada daerah lingual didaerah gigi M2 dan M3 rahang bawah dengan kaca mulut. Kaca mulut yang terbenam lebih setengahnya menunnjukkan daerah retro yang dalam, retro dangkal: kaca mulut terbenam kurang dari setengahnya, retro sedang : kaca mulut terbenam kira-kira setengahnya. Rencana Perawatan GTPTahapan rencana perawatan Preparasi MulutSecara garis besar, sebetulnya ada dua tahapan preparasi mulut, yaitu yang pertama,dalam proses ini biasanya langkah-langkah pendahuluan, seperti tindakan bedah, perawatan periodontal, konservatif termasuk endodontic,bahkan ortodontil perlu dilaksanakan untuk mempersiapkan mulut pasien menerima geligi tiruan yang akan dipakai. Kedua, mulut pasien perlu dipersiapkan untuk pemasangan geligi tiruan yang akan dibuat. Tindakan Bedah Pra ProstetikPersiapan tindakan bedah, seperti pencabutan gigi, pembedahan gigi impaksi, tulang atau jaringan hendaknya dilakukan secepat mungkin. Prosedur bedah ini harus diselesaikan jauh sebelum pembuatan protesa dilakukan, supaya penyembuhan optimal bias tercapai. Perawatan konservatifPerawatan konservatif atau restorative dengan demikian tidak terbatas hanya kepada perawatan karies saja, tetapi juga harus :a. Memberikan kekuatan yang cukup serta cukup tebal untuk preparasi sandaran oklusalb. Mengurangi ruang interproksimal yang berlebihanc. Memberikan ruang oklusal yang cukup luasd. Membentuk daerah gerong untuk retensi, bila daerah ini memang tak adae. Mendukung terpenuhnya factor estetikf. Memberikan kontur gigi yang sesuai Perawatan ortodontik Perawatan periodontik

Prognosis PerawatanPrognosis adalah suatu perdiksi terhadap kemungkinan keberhasilan dalam suatu perawatan yang dibuat berdasarkan pengetahuan tentang patogenesis penyakit dan faktor-faktor resikonya. Prognosis ditentukan sesudah diagnosis ditetapkan dan sebelum perawatan dilakukan. Dalam menentukan prognosis, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, antaralain:a.Faktor klinis, seperti usia pasien, keparahan penyakit dan kerja sama pasien.b.Faktor sistemik, seperti penyakit diabetes dan faktor genetik.c.Faktor lokal seperti oral hygiene, faktor anantomis dan faktor prostetik.Menurut M.M. House (1937), prognosis perawatan di tentukan oleh karakter pasien :1. Philosopical MindoRasional, tenang, seimbang dan percaya pada dokter. oPrognosis : Baik.2. Exacting or Critical MindoSerba teratur, terlalu hati-hati, ingin segala sesuatu secara tepat, kadang-kadang keseehatannya buruk. oPrognosis : Baik jika sikap kritis dan tendensinya sepadan dengan kecerdasannya. 3. Hysterical MindoGugup dan tidak memperdulikan kesehatan mulutnya.oKeputusan relative meragukan.oTidak kooperatif dan sulit menerima alas an. oPrognosis : Relatif, karena penderita cenderung mengeluh dan mencari-cari kesalahan orang yang merawatnya. 4. Indifferent Mind oCuek terhadap penampilan dan mastikasinya.oTidak mau merepotkan diri terhadap pemasangan protesa.oPrognosis : Buruk, kecuali jika penerangan dan instruksi berhasil dengan baik. Menentukan prognosis memerlukan estimasi akurat dari :Penyakit yang terjadi bersamaanKeparahan masalahSikap pasienReaksi sebelumnya yang merugikanKemampuan untuk mematuhi dan berkeja samaBesarnya keutungan melawan biaya dan resiko yang ditimbulkanBeberapa hal yang memepangaruhi prognosis gigi tiruan penuh:1. Karies, kebersihan mulut, penyakit periodontal, plane oklusal, kebiasaan parafungsional, dukungan tulang, keadaan gigi penyangga, status endodontik, dentisi/gigi-gigi yang berlawanan, jumlah dan posisi gigi yang akan digantikan, dan lain-lain.2. Persepsi kebutuhan pasien, dimensi vertikal, bentuk dan ukuran rahang, hubungan rahang, status neuromotorik, refleks muntah, torus, dan lain-lain.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang sindroma kombinasiSindrom kombinasi merupakan suatu perubahan kerusakan oral yang spesifik yang sering terlihat pada pasien yang menggunakan gigi tiruan lengkap rahang atas dan gigi tiruan sebagian rahang bawah dengan perluasan distal. Sindrom kombinasi pertama kali diidentifikasikan oleh Ellsworth Kelly pada tahun 1972. Kondisi ini dibenarkan oleh beberapa ahli prostodonsia yang juga mendefinisikan sindrom kombinasi sebagai gejala khas yang terjadi ketika rahang atas yang ompong berlawanan dengan gigi-gigi anterior rahang bawah yang asli.Adapun sindrom kombinasi klasik mencakup:1.Kehilangan seluruh gigi rahang atas 2.Kehilangan tulang yang parah pada premaksila dengan disertai penggantian jaringan lunak 3.Terdapat enam atau lebih gigi-gigi anterior rahang bawah, kelas 1 Kennedy, dan kehilangan tulang posterior mandibula yang parah 4.Dimensi vertikal yang sangat jauh dari ideal, terdapat pengurangan sekitar 15 mm 5.Gangguan pada estetik wajah

Gambar 1. Pasien dengan kehilangan seluruh gigi rahang atas dan hanya terdapat gigi-gigi anterior pada rahang bawah

Gejala Klinis Sindrom Kombinasi Secara umum, terdapat tujuh karakteristik yang khas berhubungan dengan sindrom ini, yaitu:2 1. Kehilangan tulang pada bagian anterior dari linggir maksila2. Tuberositas yang menonjol 3. Hiperplasia papila dari mukosa palatum keras 4. Ekstrusi dari gigi-gigi anterior rahang bawah 5. Kehilangan tulang alveolar dan ketinggian linggir di bawah landasan gigi tiruan lepasan rahang bawah 6. Gangguan estetik 7. Penurunan tinggi dimensi vertikal

Dilihat dari karakteristik tersebut, sindrom kombinasi ini juga disebut sindrom hiperfungsi anterior. Ellsworth Kelly, sebagai orang yang pertama kali menggunakan istilah sindrom kombinasi menjelaskan terdapat lima tanda atau gejala yang umum terjadi pada sindrom ini, yaitu:1. Kehilangan tulang dari linggir maksila anterior 2. Pertumbuhan yang berlebih dari tuberositas 3. Hiperplasia papila pada palatum keras 4. Ekstrusi gigi-gigi anterior rahang bawah 5. Kehilangan tulang di bawah landasan gigi tiruan sebagian

Gambar 2. Lima tanda klinis sindrom kombinasi

Sedangkan, Saunders et al menjelaskan terdapat enam tanda atau gejala klinis yang berhubungan dengan sindrom ini, yaitu: 1.Kehilangan dimensi vertikal dari oklusi 2.Perubahan dataran oklusal 3.Reposisi mandibula ke anterior 4.Adaptasi yang buruk dari gigi tiruan 5.Epulis fissuratum 6.Perubahan periodontal

Gambar 3. Enam tanda klinis yang sering ditemukan pada pasien dengan kehilangan seluruh gigi rahang atas dan kehilangan sebagian gigi rahang bawah

Patogenesis Sindrom KombinasiSindrom kombinasi meningkat sejalan dengan kebiasaan yang berturut-turut. Menurut Kelly, awal dari kehilangan tulang bagian anterior atas merupakan kunci dari perubahan yang lain dari sindrom kombinasi. Perubahan bentuk dan kesehatan jaringan lunak pada sindrom ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Karena hanya gigi-gigi asli anterior rahang bawah yang masih tersisa, pasien cenderung memakai gigi-gigi ini lebih sering sebab lebih dapat menghasilkan daya yang maksimum. Fungsi anterior yang berlebih dan gerakan yang menyimpang ini terlalu menekan linggir anterior rahang atas sehingga resorpsi tulang alveolar terjadi. Dengan hilangnya tulang di bagian anterior, jaringan ikat hiperplastik yang flabby terbentuk pada linggir anterior. Jaringan hiperSindrom plastik ini tidak dapat mendukung landasan gigi tiruan dan dapat tergulung menjadi epulis fissuratum pada sulkus labial rahang atas.

Gambar 4. Hiperplasia pada palatum keras dan linggir

Gambar 5. Epulis fissuratum pada sulkus labial rahang atas

Ketika ketinggian tulang dan linggir di bagian anterior berkurang, tuberositas di bagian posterior turun ke bawah. Ada teori yang menyebutkan bahwa tekanan negatif dari gigi tiruan lengkap rahang atas menarik tuberositas ke bawah seiring dengan naiknya linggir anterior karena oklusi di bagian anterior. Linggir bagian posterior rahang atas akan menjadi lebih lebar sesuai dengan perkembangan tuberositas fibrous yang membesar. Menurunnya tuberositas menghasilkan tekanan berlebih pada linggir posterior rahang bawah dan menyebabkan resorpsi pada linggir posterior rahang bawah. Dengan adanya perubahan ini, dataran oklusal berpindah lebih ke atas pada regio anterior dan ke bawah pada regio posterior.

Gambar 6. Pertumbuhan berlebih pada tuberositas maksila

Gambar 7. Model diagnostik yang memperlihatkan penurunan linggir pada regio anterior rahang atas dan regio posterior rahang bawah, serta membesarnya tuberositas maksila

Gambar 8. Gambaran radiografis pasien sindrom kombinasiGerakan tipping pada bagian anterior gigi tiruan lengkap rahang atas dan gerakan yang lebih menurun pada bagian posterior akan mengurangi kontak pada gigi-gigi anterior rahang bawah, sehingga setelah beberapa lama gigi-gigi anterior rahang bawah akan ekstrusi. Kemudian terjadi ketidaksesuaian dataran oklusal dan pasien dapat mengalami kehilangan dimensi vertikal yang sesuai. Estetik menjadi buruk karena pada pasien tidak tampak gigi-gigi anterior rahang atas, akan tetapi gigi-gigi anterior rahang bawah justru lebih banyak terlihat dan dataran oklusal turun untuk membebaskan gigi-gigi posterior rahang bawah.

Gambar 9. Ekstrusi pada gigi anterior rahang bawah

Gambar 10. Gigi tiruan anterior rahang atas tidak terlihat di bawah bibir atas pasien

Pencegahan dan Perawatan Sindrom Kombinasi1.Pencegahan Sindrom Kombinasi Sindrom kombinasi dapat dicegah dengan cara:1.Menghindari kombinasi dari gigi tiruan lengkap rahang atas yang berkontak dengan gigi rahang bawah kelas 1 Kennedy 2.Mempertahankan gigi-gigi posterior yang lemah sebagai penyangga dengan rekomendasi perawatan endodontik dan periodontik 3.Membuat overdenture pada rahang bawah

2.Perawatan Sindrom Kombinasi Adapun hal-hal yang berkaitan dengan munculnya sindrom kombinasi antara lain:1.Riwayat kesehatan umum dan kesehatan gigi 2.Evaluasi klinis dan radiografis baik jaringan keras maupun lunak yang berhubungan dengan penggunaan gigi tiruan 3.Gambaran dari beberapa tanda-tanda inflamasi, jika ada 4.Pemeriksaan kemungkinan dari karies pada pasien-pasien pengguna gigi tiruan, status periodontal, dan kebersihan mulutnya 5.Faktor-faktor yang diperlukan gigi sebagai penyangga (vitalitas gigi, perubahan morfologi gigi, jumlah akar, dukungan tulang, kegoyangan gigi, perbandingan mahkota-akar, ada/tidak dan posisi restorasi, posisi gigi di dalam lengkung, kemampuan retensi dan guide plane)

Perawatan konvensional sindrom kombinasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu hanya dengan perawatan prostodontik saja, atau dengan kombinasi perawatan prostodontik dan bedah pra-prostetik. Perawatan Dasar dari Sindrom Kombinasi Saunders et al tahun 1979 menyatakan bahwa perawatan dasar yang objektif dalam merawat pasien-pasien sindrom kombinasi adalah untuk mendapatkan dataran oklusal yang lebih baik yang mana terjadi penekanan oklusal pada regio anterior rahang atas, baik pada posisi sentrik maupun eksentrik.1 Beberapa perawatan objektif khusus yang disebutkan antara lain:1. Gigi tiruan sebagian lepasan rahang bawah harus memberikan dukungan oklusal yang positif dari gigi-gigi asli dan memiliki penutupan maksimal pada landasan yang diperluas ke arah distal. Hal ini sebanding dengan pendapat Kelly, yaitu landasan gigi tiruan sebagian rahang bawah sebaiknya diperluas seluruhnya dan harus menutupi retromolar pad dan area buccal shelf 2. Desain gigi tiruan harus kaku dan menghasilkan stabilitas yang maksimal 3. Dataran oklusalnya harus berada tepat saat posisi relasi sentrik dan sesuai dengan dimensi vertikal 4. Gigi-gigi anterior sebaiknya hanya digunakan untuk kebutuhan fonetik dan estetik saja 5. Gigi-gigi posterior sebaiknya dalam oklusi yang berimbang Pada tahun 1985, Stephen M. Schmitt menjelaskan pendekatan perawatan yang dapat meminimalkan perubahan atau kerusakan, dengan menggunakan perawatan objektif yang dikemukakan Saunders et al, yaitu: 1.Gigi tiruan dibuat dalam 2 tahap 2.Gigi tiruan sebagian rahang bawah dibuat terlebih dahulu 3.Gigi resin akrilik digunakan untuk menggantikan gigi anterior rahang atas 4.Melapisi permukaan oklusal gigi artifisial posterior dengan cast gold Agar pasien dapat melakukan gerakan menggiling dengan baik, inklinasi cuspal tidak mungkin sama dengan pasien-pasien lainnya, dan diperlukan teknik pembuatan khusus untuk bagian oklusal gigi tiruan rahang atas. Lapisan cast gold pada bagian oklusal dapat digunakan, tetapi harganya mahal dan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pembuatannya. Pendekatan lain, yang telah berhasil dilakukan, adalah mengubah anatomi oklusal gigi tiruan rahang atas dengan menggunakan light-cured resin komposit, atau amalgam. Kombinasi Bedah Pra Prostetik dan Prostodontik Kelly berpendapat bahwa sebelum dilakukan perawatan dengan menggunakan gigi tiruan, perubahan-perubahan besar yang sudah ada sebaiknya dilakukan perawatan bedah terlebih dahulu. Kondisi ini termasuk jaringan flabby (hiperplastik), hiperplasia papila, dan tuberositas yang membesar. Gigi tiruan lengkap rahang bawah menghasilkan prognosis yang lebih baik pada pasien sindrom kombinasi dan gigi-gigi asli anterior rahang bawah ada keterlibatan periodontal. Gigi tiruan dengan penyangga implant menghasilkan retensi, stabilisasi, fungsi, dan kenyamanan bagi pasien serta lebih stabil saat oklusi. Untuk melakukan prosedur ini prostodontis harus berkonsultasi dengan ahli bedah mulut. Tahun 2001, Wennerberg et al melaporkan keberhasilan jangka panjang penggunaan implant di rahang bawah sebagai penyangga protesa fixed yang berlawanan dengan gigi tiruan lengkap lepasan rahang atas.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang komponen GTPKomponen komponen gigi tiruan lengkap antara lain :1. BasisMerupakan bagian gigi yang menggantikan tulang alveolaryang sudah hilang, dan berfungsi mendukung (elemen) gigi tiruan. Di desain sesuai di atas sisa alveolar ridge dan disekitar gingiva.2. FlangeBagian dari basis yang membentang diatas mukosa, melekat dari margin servikal gigi hingga batas gigi tiruan

3. Post DamBerupa pembuatan bendungan di depan vibrating line yang menghubungkan kedua hamular notch. Postdam dibuat berbentuk bead/alur dengan lebar 2 mm kedalaman 1-1,5 mm dan semakin landai ke arah anterior. Ini merupakan bagian retensi dari gigi tiruan rahang atas yang tergantung dari suction seal.4. Gigi tiruan (anasir)Elemen atau gigi tiruan merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang. Dalam seleksi elemen ada metode pemilihan gigi anterior dan posterior serta faktor-faktor yang harus diperhatikan, yaitu ukuran, bentuk, tekstur permukaan, warna, dan bahan elemen.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang anatomi pendukungSalah satu cara untuk menanggulangi kekurangan dari basis gigi tiruan lepas resin akrilik adalah dengan penggunaan bahan pelapis lunak yang diaplikasikan pada permukaan anatomis basis gigi tiruan lepas. Bahan pelapis lunak permanen yang bersifat elastis dan kenyal dapat diaplikasikan pada permukaan anatomis basis gigi tiruan lepas, sehingga akan diperoleh daya tahan ridge terhadap tekanan pengunyahan, karena tekanan akan didistribusikan secara merata. Alveolar RidgeAlveolar ridge adalah jaringan pendukung utama basis gigi tiruan lepas untuk menahan tekanan pengunyahan. Alveolar ridge terdiri dari mukosa yang menghadap gigi tiruan, submukosa, periosteum dan tulang alveolar dibawahnya.(O Boucher Carl, 1975:7). Alveolar ridge yang tajam adalah alveolar ridge yang bentuk puncaknya kecil dan sangat tajam akibatnya tidak mampu menahan tekanan sebanyak alveolar yang masih lebar.(Zarb GA, 2002:78) Resorpsialveolar biasanya terjadi secara merata, tetapi kadang-kadang resorbsi terjadi secara tidak teratur dan berlebihan pada salah satu dimensi, sehingga alveolar ridge yang terbentuk tidak sesuai untuk mendukung gigi tiruan sebagian lepas.(Hopkins, 1989:26). Alveolar ridge permukaannya ditutupi oleh mukosa tipis yang atropi danbila terkena tekanan pengunyahan akan menimbulkan rasa sakit sehingga pasien merasa tidak nyaman.Macam-macam Bentuk Alveolar RidgeMenurut (Itjiningsi, 1996:8, Sudiono & Anggraeni,2001:166) macam-macam bentuk alveolar ridge adalah sebagai berikut:

1. Alveolar ridge dengan bentuk U yaitu dimana permukaan labial atau bukal sejajar dengan permukaan lingual atau palatal.(gambar 1)2. Alveolar ridge dengan bentuk V yaitu dimana ridge dengan puncak sempit, dan kadang-kadang tajam seperti pisau.(gambar 2)3. Alveolar ridge dengan bentuk jamur atau bulbous atau omega yaitu dimana bentuknya membesar atau melebar di puncaknya. Bentuk jamur berleher dan menimbulkan undercut.(gambar 3)

Gambar 1 Alveolar Ridge bentuk U

Gambar 2 Alveolar Ridge bentuk V

Gambar 3 Alveolar Ridge bentuk OmegaKepentingan bentuk lingir (1) Bentuk U yang paling menguntungkan dibandingkan dengan bentuk lainnya. Makin lebar puncak lingir makin dapat menahan daya kunyah. Sisi yang sejajar dapat menahan daya ungkit dan perpindahan tempat akibat daya horisontal (2) BentukV kurang menguntungkan dibandingkan dengan bentuk U terutama bila tajam seperti pisau. Geligi tiruan yang dipasang akan menimbulkan rasa sakit, karena mukoperiosteum sekitar lingir terasa terjepit. Untuk mengatasi dapat kita lakukan peredaan pada bagian anatomi landasan di daerah sekitar tadi. (3) Bentuk Jamur (Bulbous) mempunyai keuntungan yang sama seperti bentuk U tetapi adanya gerong akan menyulitkan dan menimbulkan rasa sakit pada saat geligi tiruan dipasang ataupun saat dilepas. Bila dilakukan peredaan akan menjadi tempat penimbunan sisa makanan dan kebocoran karena seal terganggu. Akibatnya geligi tiruan akan kehilangan kekokohannya. Bila terdapat bentuk Jamur pada kedua sisi harus dikoreksi secara bedah.

Menurut (Syafrinani dan ismet, 2001 : 249, Sudiono dan Anggraini, 2001:165) pada dasarnya factor-faktor yang mempengaruhi resorpsi dapat dikelompokan dalam tiga kelompok,yaitu :1.Faktor anatomik ; termasuk dalam factor ini adalah struktur tulang alveolar, ukuran dan bentuk residual alveolar ridge, kualitas tulang alveolar, serta kualitas mukosa diatas tulang alveolar.2.Factor biologic/metabolic ; meliputi usia, seks dan hormonal.3.Factor mekanik/fungsi ; dipengaruhi oleh besar,arah dan frekuensi tekanan yang bekerja pada jaringan pendukung geligi tiruan.

Batas Anantomis merupakan batas-batas yang harus didapatkan pada saat mencetak untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi pada gigi tiruan. Adapun batas batas anatomis dari rahang itu sendiri diabagi menjadi dua bagian yaitu :

Rahang Atas : 1. Frenulum labii superior2. Ruggae palatina3. Frenulum buccalis4. Tuberositas maxillae5. Hamular notch6. Vibrating line7. Processus alveolaris8. Incisivus papilae9. Fornix10. Vovea palatine

Rahang bawah :1. Frenulum labii inferior2. Frenulum buccalis3. Vestibulum buccalis4. Retromolar pad5. Frenulum lingualis6. Processus alveolaris7. Mylohyoid lineBatas-Batas Anatomis a. Rahang atas Frenulum Labialis Terlihat sebagai lipatan dari membrane mukosa meluas dari lapisan mukosa bibir kearah puncak sisa ridge permukaan labial.frenulum ini dapat sempit atau lebar,pada hasil cetakan terliahat sebagai cekungan berbentuk V. Vestibulum labialis Terletak disebelah kiri dan kanan dari frenulum labialis.Disebelah distal dibatasi oleh frenulum bukalis.Daerah ini harus terisi dengan sempurna untuk mendapatkan retensi tetapi tidak boleh berlebihan sehingga mengubah penampilan pada hasil cetakan akan terlihat sebagai suatu penonjolan yang memanjang.

Frenulum bukalisTerletak disebelah bukal prossesus alvolaris,di sebalah anterior vestibulum bukalis dan disebelah posterior vestibulum labialis frenulum ini akan bergerak kearah anterior dan posterior otot otot anguli oris,buksinator dan obricularis oris.Cekungan yang terbentuk pada hasil cetakan akan memberikan kebebasan gerak otot-otot wajah untik mencegah lepasnya gigitiruan. Vestibulum bukalisTerletak disebelah distal dari frenulum bukalis dan mesial dari hamular notch. Proccecus alveolarisResobsi alveolaris setelah pencabutan gigi dapat merubah bentuk sisa alveolar,terjadinya resorbsi secara progresif pada sisa elveolar menjadi terjadi lebih sempit dan lebih pendek sedangkan sisa alveolar yang ideal mempunyai yang lebar dan lereng yang sejajar.Menyempitnya sisa alveolar puncak menjadi lebih tajam akibatnya tidak mampu menahan tekanan kunyah.jika tulang alveolar sempit sebaiknya gunakan teknik mencetak dengan sedikit tekanan . Tuber maxilarisSuatu penonjolan pada bagian posterior rahang atas yang terletak pada regio M1,M2 dan M3 yang berfungsi sebagai retensi pada rahang atas. Pemeriksaan juga mengggunkan kaca mulut untuk melihat sedang dan dangkal. Alveolar tuberkelTerletak disebelah disebelah distal dari sisa ridge.di sayap bukal didaerah disto bukal dari tuberkel,kadang terletak perlekatan otot yang kecil.di dapat bila pasien membuka mulut dan menggerakan rahang ke lateral, akan terbentuk sayap disto bukal oleh tepi anterior dari prossesus koronoideus.dihasil cetakan terlihat sebagai suatu peninjolan yang halus sesuai dengan besar/lebar vestinulum Fossa pterygo-maxillaris /hamular notchTerletak disebelah distal alv.tuberkel.suatu cekungan yang sempit terdiri dari jaringan ikat kendor.Dihasil cetakan akan terliahat sebagai suatu tonjolan disebelah distal dari alveolar tuberkel.Hamular notch berfungsi untuk memberikan kenyamanan dan retensi pada pasien .pemeriksaan dapat menggunakan kaca mulut dengan menekan palatum lunak. Posterior palatal sealBatas posterior viting survace adalah vibrating line(AH Linekan garis khayal yang menandai batas akhir permukaan palatum. Vibrating line ada 2 regio Vibrating line anterior(VLH)Garis khayal terletak pada batas palatum durum dan palatum molle. Vibrating line posterior(VLP)Merupakan batas atau garis khayal antara bagian palatum molle yang gerakanya sedikit(kecil dan terbatas ) dengan bagian palatum molle yang jelas waktu gerakan fungsional(aktif)

b. Rahang bawah Frenulum labialisTerlihat sebagai lipatan dari membrana mukosa.dihasil cetakan berupa suatu cekungan sisa ridge dihasil cetakan terlihat sebagai cekungan. Frenulum bukalisMerupakan lipatan membrane mukosa yang meluas dari refleksi membrana mukosa sebelah bukal ke lereng atau puncak sisa ridge di daerah sebelah distal tonjolan kaninus. Retromolar padDaerah berbentuk buah per kecil,hasil cetakanya terlihat sebagai cekungan berbentuk per disebelah distal alveolar groove. Ruang retromylohioidTerdapat pada bagian distal dari sulkus lingualis. Ruangan ini menjadi satu di bagian mesial dengan bagian anterior pilar tonsilar,dibagian posterior oleh retromilohyoid yang dibentuk dibagian posterior oleh konstriktor superior, bagian lateral oleh mandibula dan raphe mandibulla,dianterior oleh tuberositas lingualis,disebelah inferior oleh oto t mylohioyd. Di hasil cetakan ruangan retromilohyoid terlihat sebagai suatu eminentia atau tonjolan. Frenulum lingualisBila ujung lidah diangkat,dapat terlihat lipatan membran mukosa yang terletak diatas otot glenioiglosus dan origo nya dibagian atas dari spina genial mandibula. Dihasil cetakan terlihat sebagai cekungan.