gps- global position system

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Semakin pesatnya persaingan didunia usaha menuntut sebuah perusahaan harus benar-benar tahu kebutuhan dan keinginan konsumen, untuk itu perusahaan harus memperhatikan kegiatan pemasaran jasa yang digunakan dengan tepat agar mampu bersaing dengan pesaing dan mampu memasuki pasar sasaran. Pemasaran jasa lebih memfokuskan pada interaksi antara penjual jasa dengan konsumen sebagai pengguna/pemakai jasa yang ditawarkan. Berhasil atau tidaknya proses penjualan jasa dapat dilihat jika konsumen dalam melakukan proses pembelian, melakukan pengulangan pembelian dan bertahannya menjadi pelanggan setia. Untuk mencapai keberhasilan tersebut penjual jasa harus benar-benar tahu dan paham dengan kebutuhan dan keinginan konsumen karena hal tersebut merupakan tanggungjawab penjual jasa dalam berinteraksi dengan konsumen. Dalam usaha memahami konsumen, bukanlah persoalan yang mudah bagi penjual jasa, dalam hal ini penjual jasa tahu dan paham dari karakter dan perilaku konsumen yang dihadapinya. Seperti halnya jasa transportasi, khususnya jasa trasportasi pertaksian. Penjual jasa

Upload: jonassuhardi

Post on 12-Jun-2015

1.368 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

GPS- global position system

TRANSCRIPT

Page 1: GPS- global position system

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Semakin pesatnya persaingan didunia usaha menuntut sebuah perusahaan

harus benar-benar tahu kebutuhan dan keinginan konsumen, untuk itu perusahaan

harus memperhatikan kegiatan pemasaran jasa yang digunakan dengan tepat agar

mampu bersaing dengan pesaing dan mampu memasuki pasar sasaran. Pemasaran

jasa lebih memfokuskan pada interaksi antara penjual jasa dengan konsumen

sebagai pengguna/pemakai jasa yang ditawarkan. Berhasil atau tidaknya proses

penjualan jasa dapat dilihat jika konsumen dalam melakukan proses pembelian,

melakukan pengulangan pembelian dan bertahannya menjadi pelanggan setia.

Untuk mencapai keberhasilan tersebut penjual jasa harus benar-benar tahu dan

paham dengan kebutuhan dan keinginan konsumen karena hal tersebut merupakan

tanggungjawab penjual jasa dalam berinteraksi dengan konsumen.

Dalam usaha memahami konsumen, bukanlah persoalan yang mudah bagi

penjual jasa, dalam hal ini penjual jasa tahu dan paham dari karakter dan perilaku

konsumen yang dihadapinya. Seperti halnya jasa transportasi, khususnya jasa

trasportasi pertaksian. Penjual jasa yang terkait secara aktif dan langsung

berinteraksi dengan konsumen harus benar-benar meniliti apa yang menjadi

kebutuhan dan keinginan pengguna taksi, untuk meniliti kebutuhan dan keinginan

konsumen penjual jasa terlebih dahulu meniliti karakter dan perilaku konsumen

pengguna jasa taksi tersebut.

Namun dalam banyak kasus yang terjadi, operator taksi tidak dapat

memenuhi pemesanan taksi dari konsumen. Sistem yang buruk merupakan

penyebab utama terjadinya kasus tidak terpenuhinya pemesanan karena operator

tidak mengetahui posisi kendaraan sehingga terjadi pemborosan waktu penyebab

tidak terpenuhinya pemesanan tersebut. Kelalaian tersebut adalah sebuah

kesalahan fatal khususnya bagi perusahaan yang bergerak di bidang penjualan

Page 2: GPS- global position system

2

jasa. Konsumen yang merasa tidak puas akan beralih ke taksi lain sehingga akan

berdampak pada pemasukan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, hal tersebutlah yang mendorong peneliti untuk

lebih memahami Global Position System (GPS) melalui judul karangan ilmiah

”PEMANFAATAN GLOBAL POSITION SYSTEM (GPS) UNTUK

MELACAK POSISI TAKSI DI SOLO”. Harapan dari tulisan ini untuk

memberi keuntungan kepada perusahaan taksi untuk memenuhi pemesanan taksi

dari konsumen dan melacak setiap posisi kendaraan sehingga memepermudah

mengontrol segala aktivitas kendaraan dan menejemen perusahaan.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana cara Global Positioning System (GPS) menentukan posisi

kendaraan?

1.2.2 Bagaimana cara Global Positioning System (GPS) menentukan posisi

kendaraan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah guna mengatasi serta memberi solusi yang

tepat atas permasalahan-permasalahan yang terjadi terkait dengan:

1.3.1 Mengetahui cara kerja Global Positioning System (GPS) dalam

menentukan posisi kendaraan

1.3.2 Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

(SWOT) menggunakan Global Positioning System (GPS) pada

perusahaan Taksi.

Page 3: GPS- global position system

3

1.4 Manfaat penulisan

Melalui penulisan ini diharapkan dapat diperoleh beberapa manfaat yang

berguna bagi :

1.4.1 Bagi perusahaan taksi, agar perusahaan taksi menggunakan sistem

GPS tracking untuk memantau armada taksi sehingga dapat

meningkatkan efisiensi waktu dan biaya.

1.4.2 Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan mengenai sistem GPS

yang diaplikasikan kepada kendaraan bermotor.

1.4.3 Bagi penulis lainnya, memberikan inspirasi kepada penulis lain agar

tertarik mengenai sistem GPS sehingga dapat memberika informasi

kepada orang lain.

Page 4: GPS- global position system

4

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Global Position Sensor (GPS)

Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang

memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit

yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri

dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan

(www.wekipedia.org). Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa

diterima di seluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah

satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian

sangat tinggi. Nama lengkap GPS adalah NAVSTAR GPS (Navigational satellite

Timing and Ranging Global Positioning System), namun lebih sering dikenal

sebagai GPS.

Setiap satelit GPS akan memancarkan sinyal radio daya rendah (low power

radio signal) pada dua kanal frekuensi (L1 dan L2). Sinyal yang dipancarkan

hanya berdaya sekitar 20-50 Watts saja. Daya ini tergolong rendah, terlebih

melihat jarak orbit satelit yang mencapai 20.000 km di atas permukaan bumi.

Sinyal ini akan di- pancarkan secara line-of-sight (LOS).

2.2 SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi beberapa faktor secara bersamaan untuk

merumuskan strategi di bidang tertentu yang menjadi objek kajian. Analisa

didasar pada logika yang dapat memaksimalkan kemampuan (oppurtinities) dan

kekuatan (strength), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan

(weakness) dan ancaman (threats).

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan

pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan yang menjadi objek kajian.

Dalam penyusunan rencana induk ini dilakukan analisa SWOT yang berguna

untuk menganalisa faktor-faktor yang memberi andil terhadap kegunaan GPS

Page 5: GPS- global position system

5

dalam melacak kendaraan yang mempertimbakan faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhinya

2.3 Taksi

Taksi adalah sarana transportasi umum yang menggunakan argometer

sebagai alat ukur pembayaran atas jasa pengantaran dari satu tempat ke tempat

lain. Pertama kali bisnis taksi berkembang dari bisnis jasa penyewaan kereta kuda

berukuran kecil Hackney Carriage di Paris dan London pada awal abad ke-17.

Taksi modern mulai berkembang dengan ditandai penemuan alat ukur argometer

oleh Wilhelm Bruhn tahun 1891. Taksi berkembang terus di abad 20, dan

perkembangannya bertambah di tahun 1940 dengan digunakannya radio

komunikasi 2 arah sebagai instrumen pelengkap di taksi. Penggunaan radio ini

sangat membantu komunikasi operator dengan pengemudi dalam melayani order

pelanggannya. Taksi menjadi ikon perkembangan kota bisnis dan pariwisata di

dunia.

2.4 Kota Solo

Kota Surakarta (juga Solo, Sala) adalah sebuah kota di Provinsi Jawa

Tengah, Indonesia. Kota Solo terletak sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan

100 km tenggara Semarang. Lokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir

100m di atas permukaan laut) yang diapit Gunung Merapi di barat dan Gunung

Lawu di timur. Agak jauh di selatan terbentang Pegunungan Sewu. Di sebelah

timur mengalir Bengawan Solo dan di bagian utara mengalir Kali Pepe yang

merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Solo.

Surakarta dibagi menjadi lima kecamatan. Kecamatan di Surakarta:

Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Jebres, Kecamatan Lawiyan (disebut juga

Laweyan), Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Serengan. Setiap kecamatan

dibagi menjadi kelurahan, lalu setiap kelurahan dibagi menjadi kampung-

kampung yang kurang lebih setara dengan Rukun Warga.

Page 6: GPS- global position system

6

Kota Surakarta terletak di pertemuan antara jalur selatan Jawa dan jalur

Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya yang strategis sebagai kota transit.

Jalur kereta api dari jalur utara dan jalur selatan Jawa juga terhubung di kota ini.

Terminal bus besar kota ini bernama Tirtonadi yang beroperasi 24 jam karena

merupakan jalur antara yang menghubungkan angkutan bus dari Jawa Timur

(terutama Surabaya dan Banyuwangi) dan Jawa Barat (Bandung). Kota yang

banyak memanfaatkan fasilitas alat transportasi ini merupakan tempat yang tepat

dikembangkannya teknologi GPS.

Page 7: GPS- global position system

7

BAB III

METODE PENULISAN

Secara garis besar langkah-langkah yang diambil penulis dalam menyusun tulisan

ini adalah :

3.1 Pengumpulan Data

Penulis melakukan pengumpulan data berdasarkan sumber-sumber yang

terkait dengan masalah yang diangkat oleh penulis.

3.2 Pengolahan dan Analisis Data

Data-data yang didapatkan oleh penulis selanjutnya diolah dan dianalisis

sehingga didapatkan materi tulisan yang diinginkan.

3.3 Analisis Hasil Penulisan

Hasil penulisan yang telah didapat selanjutnya dianalisis untuk dapat

melewati fase selanjutnya yang terkait dengan prosedur penulisan.

3.4 Evaluasi Hasil Penulisan

Hasil yang sudah dianalisis untuk selanjutnya dievaluasi untuk

mendapatkan hasil tulisan yang lebih baik.

3.5 Pengambilan Kesimpulan

Tulisan yang telah dievaluasi selanjutnya akan ditarik kesimpulan terkait

masalah yang akan diangkat

3.6 Penyusunan Naskah

Page 8: GPS- global position system

8

BAB IV

ANALISIS dan SINTESIS

4.1 Global Position System (GPS)

Sistem navigasi GPS dengan menggunakan satelit pertama kali diluncurkan

oleh angkatan laut Amerika Serikat pada tahun 1960. Nama satelitnya: Transit,

terdiri dari 5 konstelasi satelit. untuk kepentingan militer Amerika Serikat

dibawah Departemen Pertahanannya. Hingga Maret 2008, sudah ada 31 satelit

yang aktif mendukung sistem GPS yang mengorbit mengelilingi bumi kita.

Kumpulan satelit-satelit itu diberi nama NAVSTAR-GPS. Pengelolaan

penggunaan sistem satelit GPS ini dipegang oleh Angkatan Udara Amerika

Serikat. Selain NAVSTAR-GPS, juga ada konstelasi satelit lain milik negara-

negara tertentu seperti GALILEO milik negara-negara Eropa, COMPASS milik

Cina, GLONASS milik Rusia dan IRNSS milik India.

GPS sebenarnya bukan lagi barang baru di Indonesia. Hal ini terbukti karena

sejak tahun 1999 PT Ratnacahaya Nusawiria yang berpusat di Bandung mampu

mengembangkan sistem aplikasi navigasi berbasis GPS yang tak kalah canggih

dengan aplikasi sejenis, seperti buatan Mapking, Navifone, atau Solomap, yang

sekarang terpasang di beberapa ponsel yang memiliki fitur GPS (Kompas, 30

Agustus 2007). Selain itu, pada bulan Aprill tahun 2000, Pusat Penelitian Antar

Universitas bidang Mikroelektronika bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan

Pengembangan ITENAS menyelenggarakan seminar – workshop tentang Global

Positioning System (GPS) di Hotel Savoy Homann Bandung.

Satelit GPS memancarkan sinyal dengan frekuensi L1 pada Ultra High

Frequency (UHF) di 1552,42 MHz. Sinyal yang dikirimkan ini akan memiliki

pola tertentu (pseudorandom). Setelah receiver GPS menerima sinyal dari satelit,

maka dimulailah proses penghitungan yang cukup kompleks untuk menentukan

lokasi GPS. Perjalanan sinyal dari satelit sampai ke GPS yang juga sering disebut

sebagai Time of Arrival (TOA) merupakan kunci. Sesuai dengan prinsip fisika,

jarak antara GPS dengan satelit bisa didapat dari hasil penghitungan cepat rambat

sinyal (sekitar 300.000 km/detik) dikalikan dengan waktu perjalanan (TOA).

Page 9: GPS- global position system

9

Sebuah GPS membutuhkan minimal 3 buah satelit untuk menentukan posisi

secara 2 dimensi dan 4 satelit untuk menentukan posisi 3 dimensi. Setelah GPS

mendapat minimal 3sampai 4 satelit, maka proses penghitungan posisi sudah bisa

dimulai. Setiap satelit yang sudah tertangkap oleh GPS akan membentuk

lingkaran dengan satelit sebagai pusatnya. Titik perpotongan antara lingkaran-

lingkaran dari setiap satelit akan menentukan lokasi GPS. Tentu saja semakin

banyak satelit, maka akan semakin banyak titik potong yang menyebabkan

penentuan lokasi akan. Metode tersebut sering disebut metode triangulasi.

Gambar 1 : proses pengiriman dan pengolahan data GPS

Tracking ialah suatu proses pelacakan koordinat receiver secara terus

menerus yang kemudian ditampilkan di dalam peta. Konsep dalam melakukan

tracking ialah sebagai berikut:

Page 10: GPS- global position system

10

1. Satelit GPS memancarkan sinyal Satelit GPS mengirim dua sinyal

transmisi gelombang radio dengan emisi "Code-Phase"dan "Carrier-Phase"

dengan frekuensi L1(1,57542 GHz )

2. Receiver GPS menghitung timing waktu rambatan gelombang dari satelite

Navstar dengan menghitung selisih timing pulsa antara "pseudo random

code" dari Receiver GPS bangkitkan dengan sinyal yang identik dari

satelit GPS Navstar. Kemudian receiver GPS mengirim data-data tersebut

ke operator GSM dalam bentuk Short Message Service (sms).

3. Operator GSM yang merupakan sebagai sarana untuk mengirim data

melalui internet ke data base operator GPS Receiver. Operator GPS

Receiver bertugas mengkalkulasi data-data yang berbentuk SMS untuk

diubah menjadi titik koordinat di peta (waypoint). Data dalam bentuk

waypoint kemudian dipublikasikan ke situs resmi penyedia receiver.

4. Konsumen selaku operator taksi yang telah di beri password untuk

membuka situs milik operator GPS , cukup melihat posisi kendaraan yang

telah di tunjukan dalam bentuk peta.

4.2 SWOT Analisis

4.2.1. Kekuatan (Strength)

4.2.1.1. Mengurangi Waktu Tunggu (Waiting Time) konsumen

Pepatah mengatakan “pembeli adalah raja” merupakan hukum

tak tertulis untuk setiap pelaku bisnis. Kepuasaan konsumen menjadi

target tersendiri yang harus diraih untuk memaksimalkan potensi

bisnis. Global Position System (GPS) memungkinkan terwujudnya

kepuasaan konsumen karena menerapkan pelacakan (tracking) secara

real time. Operator taksi dapat memberi kepastian akan datangnya

taksi pesanan sehingga dapat memberi pelayanan yang berkualitas dan

menjaga loyalitas konsumen.

4.2.1.2. Efisiensi Biaya

Keuntungan yang besar akan tercapai bila pengeluaran ditekan

serendah mungkin. Real time tracking akan memberi informasi

Page 11: GPS- global position system

11

mengenai jalur yang diambil supir taksi dan menunjukan panjangnya

jarak yang di tempuh kendaraan. Perusahaan taksi dapat menggunakan

data tersebut untuk mencari secara akurat penyebab keborosan yang

terjadi dalam mengefisiensikan penggunaan bahan bakar dan lifetime

sparepart. Mengingat bahan bakar dan sparepart dapat mengurangi

jumlah pemasukan hingga 25% (www.kompas.com).

4.2.1.3. Keselamatan Kerja

Pemantauan terhadap taksi yang kebut-kebutan akan dapat

dipantau oleh operator taksi. Sehingga peringatan awal terhadap

kecepatan kendaraan dapat dipantau lebih awal dan operator taksi

dapat menyarankan supir taksi untuk menurunkan kecepatannya.

Keselamatan supir taksi , penumpang dan asset perusahaan akan tetap

terjaga.

4.2.1.4. Peoduktivitas Meningkat

Pemesanan yang datang akan di prosess dengan cepat karena

penginformasiaan kepada konsumen taksi akan lebih akurat. Operator

taksi dapat memberikan order kepada supir taksi yang paling dekat

jaraknya terhadap konsumen sehingga produktivitas kerja karyawan

akan meningkat.

4.2.1.5. Membantu Manajemen Perusahaan

Manejemen perusahaan merupakan dasar perhitungan bagi

perusahaan untuk menentukan untung rugi perusahaan. Manajemen

yang baik harus didukung oleh data yang rapi serta akurat.

Pemantauan secara real time akan memberi data akurat mengenai

aktivitas kendaraan, seperti pemakaian bahan bakar, pemakaian rute

efektif, produktivitas karyawan sehingga data menjelaskan

pengeluaran dan pemasukan setiap kendaraan.Kelemahan

(Weakness)

4.2.1.6. Teknologi GPS Masih Merupakan Barang Mahal

Mahalnya harga pemasangan GPS merupakan tantangan yang

dihadapi oleh penyedia transportasi di Indonesia. Harga minimal

Page 12: GPS- global position system

12

sebuah perangkat GPS berkisar Rp. 2.500.000

(www.pondokiklan.com. 25 Maret 2009). Harga tersebut belum

termasuk harga pembelian Komputer dan berlangganan koneksi

internet yang harus dibaayar tiap bulan.

4.2.1.7. Kesadaran Pengusaha Taksi

Sebagian besar masyarakat Indonesia masih awam dengan

gadget canggih yang satu ini. Hal ini mungkin dikarenakan

penggunaan GPS hanya digunakan untuk pesawat terbang dan

pemetaan di Indonesia. Pengusaha taksi kurang peka melihat

kemudahan yang diberikan dan merasa pemantauan terhadap

kendaraan cukup secara manual atau bergantung kepercayaan pada

supir.

4.2.2. Kesempatan (Opportunities)

4.2.2.1. Global Position System (GPS) Belum Diterapkan Taksi di

Solo

Pengusaha taksi di Solo terdiri dari: Kosti, Solo Taksi, Angkasa

Taksi, Centris Solo , Solo Central Taksi. Belum menggunakan

perangkat GPS untuk memantau kondisi taksinya.

4.2.2.2. Heterogenitas Budaya di Solo

Surakarta, yang sangat dikenal dengan sebutan Solo,

merupakan sebuah kota yang menjadi jantung budaya Jawa. Sosok

keraton yang menjadi simbol budaya Jawa, sampai saat ini masih

kokoh eksis baik secara fisik, komunitas maupun ritualnya. Pariwisata

Solo, banyak berkaitan dengan sejarah, budaya serta ritual keraton.

Selain wisata budaya, terdapat pula beberapa tempat dan event-event

lain yang menarik untuk dinikmati. Selain itu, sesuai dengan

perkembangan jaman, wisata modern yang kita  kenal sebagai wisata

belanja dan kuliner tersedia lengkap pula di Solo.

Keanekaragaman budaya di Solo mengundang banyak

wisatawan yang datang ke Solo. Data dari dinas pariwisata

Page 13: GPS- global position system

13

menunjukan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Solo baik dari

wisatawan domestic maupun wisatawan manca Negara pada tahun

2007 mencapai 873.431 orang ([email protected].

22april 2009). Wisatawan yang ingin menulusuri kota akan

memerlukan angkutan transportasi sehingga kebutuhan transportasi

khususnya kebutuhan taksi di Solo tergolong tinggi.

4.2.2.3. Pengalaman Perusahaan Taksi yang Menerapkan Gps di

Taksi

Blue Bird Group (BBG) merupakan satu-satunya perusahaan

taksi di Indonesia yang menerapkan teknologi GPS untuk melacak

kondisi armada taksinya. Menurut Vice President Business

Development Blue Bird Group, Noni S. A. Purnomo, “aplikasi ini

nyatanya mampu memenuhi 90% dari seluruh pemesanan. Selain itu

image BBG terus meningkat”.(www.lintasarta.com. edisi 15).

Blue Bird Group sendiri tidak akan beroperasi di Solo karena

pemerintah menilai jumlah armada saat ini telah memenuhi kebutuhan

manyarakat di Solo sehingga ijin penambahan armada taksi baru tidak

akan diberikan.(www.wawasandigital.com. 21 November 2008).

Keuntungan yang didapat dari BBG dapat dijadikan pengalaman

untuk menjdi pembelajaran bagi pengusaha taksi di Solo mengenai

keuntungan yang diberikan aplikasi GPS terhadap keuntungan

perusahaan taksi.

4.2.3. Ancaman (Threats)

4.2.3.1. Persaingan Antar Perusahaan Taksi

Untuk memenuhi kepuasaan konsumen maka perusahaan taksi

telah melakukan inovasi-inovasi. Contohnya Blue Bird Group yang

menerapkan GPS, membayar biaya taksi dengan menggunakan credit

card, menggunakan sistem audio canggih di dalam taksi untuk

menarik perhatian konsumen. Hal tersebut mengakibatkan perusahaan

Page 14: GPS- global position system

14

taksi lokal di Solo terancam akan ketinggalan perkembangan

teknologi yang ada.

4.2.3.2. Jumlah Kendaraan Sepeda Motor Meningkat

Bertambahnya pemakaian kendaraan roda dua memberi dampak

negatif terhadap pemesanan taksi. Konsumen cenderung

menggunakan motor untuk beraktivitas dibandingkan menggunakan

taksi karena harganya yang dianggap lebih murah dan lebih fleksibel

untuk dikendarai. Akibatnya, minat masyarakat untuk menggunakan

taksi dalam melakukan aktivitas menjadi menurun.

BAB V

Page 15: GPS- global position system

15

KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Tracking atau pemantauan kendaraan bekerja dengan menggunakan

satelit GPS yang memancarkan data tentang posisi suatu objek (dalam

bentuk angka, posisi, waktu, dan kecepatan) yang kemudian diterima

oleh GPS Receiver yang terpasang didalam kendaraan. Data tersebut

diproses oleh perangkat keras GPS Receiver, untuk kemudian

dikirimkan ke Database Server yang telah teraplikasikan dengan sistem

/ software dan peta digital, dengan menggunakan sarana komunikasi

GSM melalui SMS / GPRS. Kemudian data ini diproses dan disimpan

yang lalu ditampilkan dalam bentuk titik (node) pada peta elektronis

yang terdapat dalam database server, yang selanjutnya informasi

tersebut diakses oleh internal client base (pc's), web browser

(internet). Data base server ini dapat memberikan informasi data

tampilan pemantauan saat terkini (real-time) maupun lampau

(recorded data).

5.1.2 Berdasarkan analisa SWOT terhadap penggunaan Global Position

System (GPS) di Solo menunjukan perangkat tersebut sangat

dibutuhkan untuk diimplementasikan oleh perusahaan taksi di Solo

demi memenuhi kepuasaan pelanggan akan pelayanan yang berkualitas

dan menaggulangi persaingan antar perusahaan taksi.

5.2 Saran

5.2.1 Bertambahnya kesadaran penggusaha taksi dalam melihat kegunaan

GPS dalam membantu proses pemantauan dan pengontrolan kendaraan

demi terciptanya suatu sistem pengelolaan yang efektif dan efisien.

5.2.2 Perlunya kombinasi antar sistem transportasi khususnya taksi dengan

teknologi canggih seperti GPS agar dapat tetap bersaingan dengan

perusahaan lain dan memberi pelayanan terbaik kepada konsumen.