gout kasus 1

17
DIETETIKA LANJUT ASUHAN GIZI GOUT (Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Dietetika Lanjut, Semester V) Oleh: Ni Wayan Popy Aris Setiani NIM. P07131013049 KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN GIZI

Upload: popyaristya

Post on 01-Feb-2016

855 views

Category:

Documents


86 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gout Kasus 1

DIETETIKA LANJUT

ASUHAN GIZI GOUT

(Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Dietetika Lanjut, Semester V)

Oleh:

Ni Wayan Popy Aris Setiani

NIM. P07131013049

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN GIZI

DENPASAR

2015

Page 2: Gout Kasus 1

Kasus Gout

Bapak Dewa adalah seorang wiraswasta, umur 55 tahun, TB = 167 cm, BB = 90 kg.

Dibawa ke rumah sakit dengan keluhan, secara tiba-tiba badannya terasa panas, demam,

terasa sakit sekali di daerah persendian terutama pada pergelangan kaki, lutut disertai dengan

bengkak sehingga tidak bisa berjalan dengan baik dan siku. Hasil pemeriksaan fisik, klinis

dan laboratorium menunjukkan :

Suhu tubuh : 38,5 0 C

Kadar asam urat : 10,8 mg/dl

Kadar trigliserida darah : 180 mg/dl

Kadar kolesterol darah : 250 mg/dl

Ureum : 6/9 mg/dl

Kreatinin : 1,2 mg/dl

Kultur bakteri cairan negative

Pemeriksaan urine ditemukan asam urat dalam urine

Hasil anamnese riwayat gizi menunjukkan bapak dewa suka mengonsumsi betutu bebek dan

soto daging 1-2 kali seminggu, mempunyai riwayat konsumsi alkohol 1-2 kali seminggu, pola

makan tidak teratur.

Hasil penilaian asupan makanan 2 hari sebelumnya energi : 90 % kebutuhan, protein : 110 %

kebutuhan. Tentukan asuhan gizi pada kasus !

ASUHAN GIZI GOUT

Page 3: Gout Kasus 1

1. PENGKAJIAN GIZI

DATA TERKAIT GIZI STANDAR PEMBANDUNG ATAU NILAI NORMAL

MASALAH

Antropometri :BB = 90 kg, TB = 167 cm, Umur = 55 th, IMT = 31,15

IMT Normal : 18,5 – 25BBI = 60,3 kg

BB > BBI yaitu 29,7 kgIMT = 31,15 (obesitas)

Biokimia : Kadar asam urat : 10,8

mg/gl Kadar trigliserida darah :

180 mg/dl Kadar kolesterol darah :

250 mg/dl Ureum : 6, 9 mg/dl Kreatinin : 1,2 mg/dl Kultur bakteri cairan

negative Pemeriksaan urine

ditemukan asam urat dalam urine

Kadar asam urat = 3,4 - 7 mg/gl

Kadar trigliserida darah : 40 – 155 mg/dl

Kadar kolesterol darah : < 200 mg/dl

Ureum : 10-50 mg/dl Kreatinin : < 1,5 mg/dl

Terjadi perubahan nilai lab terkait gizi yaitu: peningkatan kadar asam

urat, Peningkatan kadar kadar

trigliserida darah, Peningkatan kadar

kolesterol dan penurunan kadar

ureum

Diet/Riwayat Gizi Hasil anamnese riwayat

gizi menunjukkan bapak dewa suka mengonsumsi betutu bebek dan soto daging 1-2 kali seminggu,

Mempunyai riwayat konsumsi alkohol 1-2 kali seminggu,

Pola makan tidak teratur. Hasil penilaian asupan

makanan 2 hari sebelumnya energi : 90 % kebutuhan, protein : 110 % kebutuhan

Kebutuhan : Energi = 2000,53 kkal Protein = 75,01 gram Lemak = 55,57 gram Karbohidrat = 300,08 gram

Kebiasaan makan pasien yang salah dan asupan energi kurang yaitu 90% dari kebutuhan.

Fisik / KliniBadannya terasa panas, demam, terasa sakit sekali di daerah persendian terutama pada pergelangan kaki, lutut disertai dengan bengkak

Suhu normal : 36 – 37 0 C Adanya gangguan klinis yaitu demam, sakit pada daerah persendian terutama kaki, lutut dan siku yang disertai dengan

Page 4: Gout Kasus 1

sehingga tidak bisa berjalan dengan baik dan siku. Suhu tubuh : 38,5 0 C

bengkak

Riwayat IndividuPasien seorang wiraswasta berumur 55 tahun

2. DIAGNOSA GIZI

No Problem Etiologi Tanda Gejala1 Kelebihan BB atau Obes

(N.C.3.3)Pola makan pasien salah dan tidak teratur serta kurangnya aktifitas tubuh atau olahraga

BB > BBI yaitu 29,7 kgIMT = 31,15( status gizi obesitas)

2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (NC.2.2)

Terjadinya gangguan fungsi fisiologis akibat ketidakseimbangan kadar asam urat didalam tubuh

Terjadi perubahan nilai lab terkait gizi yaitu:

- Peningkatan Kadar asam urat : 10,8 mg/dl,

- Peningkatan Kadar trigliserida darah : 180 mg/dl,

- Peningkatan Kadar kolesterol darah : 250 mg/dl

- Penurunan kadar Ureum : 6,9 mg/dl

3 Asupan energi tidak adekuat (NI.1.4)

Kurangnya asupan energi dan zat gizi serta hilangnya nafsu makan akibat penyakit komplikasi

Pola makan pasien tidak teratur dimana asupan energi kurang yaitu 90% dari kebutuhan.

3. Intervensi Gizi

No Diagnosis Gizi Intervensi1 P (Problem)

E (Etiologi)

Kelebihan BB atau Obes (N.C.3.3)

Pola makan yang salah dan tidak teratur serta kurangnya aktifitas tubuh atau olahraga

Tujuan :Menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan normal

Cara :Mengatur pola makan pasien sesuai dengan syarat diet Rendah Purin dengan mengurangi mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi purin seperti kuah soto atau bakso dan kacang-kacangan perbanyak

Page 5: Gout Kasus 1

S (Sign/Simptom) BB > BBI yaitu 29,7 kgIMT = 31,15(status gizi obesitas)

mengonsumsi buah dan sayur serat selalu berpedoman pada gizi seimbang

Target :Menurunkan berat badan hingga mencapai ideal sebesar 0,5 kg/minggu.

2 P (Problem)

E (Etiologi)

S (Sign/Simptom)

Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (NC.2.2)

Terjadinya gangguan fungsi fisiologis akibat ketidakseimbangan kadar asam urat didalam tubuh

Terjadi perubahan nilai lab terkait gizi yaitu peningkatan kadar asam urat : 10,8 mg/dl, kadar trigliserida darah : 180 mg/dl, kadar kolesterol darah : 250 mg/dl dan penurunan ureum : 6,9 mg/dl

Tujuan :Menstabilkan nilai laboratorium hingga mencapai normal.

Cara :Mengatur pola makan yang sesuai dengan diet Rendah Purin dengan tidak memberikan makanan yang mengandung purin tinggi dan makanan yang mengandung kolesterol tinggi seperti kuah soto, bakso dan kacang-kacangan, berikan sayur dan buah serta sesuai pedoman dengan gizi seimbang

Target :Menstabilkan nilai laboratorium hingga mencapai normal dalam waktu 1 minggu

3 P (Problem)

E (Etiologi)

Asupan energi tidak

adekuat (NI.1.4)

Kurangnya asupan energi dan zat gizi serta hilangnya nafsu makan akibat penyakit komplikasi

Tujuan :Meningkatkan asupan energi hingga mencapai kebutuhan dari pasien

Cara :Mengatur pola makan pasien sesuai dengan syarat diet Rendah Purin dengan mengurangi mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi purin dan kolesterol tinggi, memperbanyak mengonsumsi buah dan sayur serat selalu berpedoman pada gizi

Page 6: Gout Kasus 1

S (Sign/Simptom)Ditandai dengan pola makan tidak teratur dimana asupan energi kurang yaitu 90% dari kebutuhan

seimbang

Target :Meningkatkan asupan energi dan zat gizi yaitu protein, lemak, dan karbohidrat hingga mencapai 100 % dalam waktu 2 minggu

Prekripsi Diet

a. Jenis Diet : Diet Purin Rendah II / DPR II (1700 kkal )

b. Tujuan Diet :

Tujuan Diet Purin Rendah II/ DPR II (1700 kkal ) adalah untuk mencapai dan

mempertahankan status gizi optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah

dan urin dengan cara :

1. Meningkatkan asupan energi dan zat gizi hingga mencapai normal

2. Menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan normal

3. Menstabilkan nilai laboratorium hingga mencapai normal

c. Syarat Diet :

1. Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bila berar badan berlebih atau kegemukan

asupan energi sehari dikurangi secara bertahap sebanyak 500 kkal dari kebutuhan

normal hingga tercapai berat badan normal yaitu sebesar 1610,85 kkal.

2. Protein cukup, yaitu 15 % dari kebutuhan energi total yaitu sebesar 60,41 gram

3. Hindari makanan yang bersumber protein yang mempunyai kandungan purin >

150 mg/100 gram

4. Lemak sedang yaitu 20 % kebutuhan energi total yaitu sebesar 35,80 gram. Lemak

berlebih dapat menghambat pengeluaran asam urat atau purin melalui urin

5. Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak yaitu 65% sisa dari kebutuha energi

total yaitu sebesar 261,76 gram. Karena kebanyakan pasien gout mempunyai berat

badan lebih maka dianjurkan untuk menggunakan sumber karbohidrat kompleks

6. Cukup vitamin dan mineral, apabila asupan dari makanan cukup penambahan

vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan

7. Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap pasien. Rata-rata asupan

cairan yang dianjurkan adalah 2 – 2 ½ liter per hari

d. Bentuk makanan : Makanan lunak karena pasien mengalami demam

Page 7: Gout Kasus 1

e. Jalur pemberian : Oral (lewat mulut)

f. Frekuensi : 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan selingan.

g. Perhitungan energi dan nilai gizi sesuai kebutuhan :

1. Energi

BEE = 66 + (13,7 x BBI) + ( 5 x TB ) - (6,8 x U )

= 66 + (13,7 x 60,3) + (5 x 167 ) – (6,8 x 55)

= 66 + (826,11) + (835) + (374)

= 1353,11

TEE = BEE x AF x FS

= 1353,11 x 1,2 x 1,3

= 2110,85 kkal

Karena pasien memiliki berat badan berlebih maka energi dikurangi 500 kkal

menjadi 1610,85 kkal

2. Protein = 15 % x 1610,85 kkal

= 60,41 gram

3. Lemak = 20 % x 1610,85 kkal

= 35,80 gram

4. Karbohidrat = 65 % x 1610,85 kkal

= 261,76 gram

Edukasi Gizi

a. Tujuan : Meningkatkan pemahaman tentang penyakit Gout serta perubahan perilaku

pola makan pada pasien.

b. Konten materi

A. Gambaran UmumGout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat

yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian

atas, pergelangan dan kaki bagian tengah..Gout merupakan penyakit metabolic yang

ditandai oleh penumpukan asam urat yang menyebabkan nyeri pada sendi.

Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungandengan

defek genetik pada metabolism purin atau hiperurisemia. Jadi dapat disimpulkan

Gout Artritis (asam urat)adalah suatu penyakit gangguanmetabolik dimana tubuh

Page 8: Gout Kasus 1

tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang

menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

B. Etiologi

Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal

asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan

metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan

ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.Beberapa factor lain yang mendukung, seperti:

a. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam urat

berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.

b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, gangguan ginjal

yang akan menyebabkan pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.

c.   Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat sepertiaspirin,

diuretik, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid dan etambutol.

d. Mengkomsumsi makanan yang  mengandung kadar purin yang tinggi adalah jeroan yang

dapat ditemukan pada hewan misalnya sapi, kambing dan kerbau.

C. Klasifikasi

3 klasifikasi berdasarkan manifestasi klinik:

1. Stadium artritis gout akut

Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan

serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari.

Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau

kena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan

pemeriksaan lanjutan. Pada serangan akut yang tidak berat, keluhan-keluhan dapat

hilang dalam beberapa jam atau hari. Pada serangan akut berat dapat sembuh

dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.

Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi

purin, kelelahan fisik, stres, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik atau

penurunan dan peningkatan asam urat.

2. Stadium interkritikal

Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu.

Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu

Page 9: Gout Kasus 1

tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2 tahun.

Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah

menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan pertama kali dahulu tak

ada hubungannya dengan penyakit gout.

Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda akut, namun pada

aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses

peradangan tetap berlanjut, walaupun tanpa keluhan. Dengan  manajemen yang

tidak baik , maka keadaan interkritik akan berlajut menjadi stadium dengan

pembentukan tofi.

3. Stadium artritis gout menahun (kronik)

Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini

terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap

ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang

disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti

kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan

mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Pada stadium ini

kadang-kadang disertai batu saluran kemih. pirai menahun dan berat, yang

menyebabkan terjadinya kelainan bentuk sendi.

Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan

menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras

dari kristal urat (tofi) diendapkan di bawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa

terbentuk di dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar

sikut. Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan

massa kristal yang menyerupai kapur.

D. Patofisiologi

Pada penyakit gout-arthritis, terdapat gangguan kesetimbangan metabolisme

(pembentukan dan ekskresi) dari asam urat tersebut, meliputi:

1. Penurunan ekskresi asam urat secara idiopatik

2. Penurunan eksreksi asam urat sekunder, misalnya karena gagal ginjal

3. Peningkatan produksi asam urat, misalnya disebabkan oleh tumor (yang

meningkatkan cellular turnover) atau peningkatan sintesis purin (karena defek

enzim-enzim atau mekanisme umpan balik inhibisi yang berperan).

4. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin

Page 10: Gout Kasus 1

E. Kelompok Purin dalam Bahan Makanan

Kelompok I Kelompok II Kelompok III(sebaiknya dihindari) kandungan purin tinggi (100 – 1000 mg/100 g) yaitu otak, hati, jantung, paru, ginjal, jeroan, ekstrak daging/kaldu bebek, kornet sapi, sardine, udang kecil, alkohol, ragi

Purin sedang (9 – 100 mg purin/100 g). Bahan makanan dibatasi maksimal 50 -75 gr ( 1 – 1,5 potong ) daging, ikan, ayam, udang, ungags selain kelompok 1. Kacang-kacangan kering maks 35 gr/hari dan hasil olahan seperti tahu dan tempe (50 gr / hari ), 1 mangkok sayuran (20- 100 gram) seperti asparagus, kembang kol, kapri, jamur, bayam, daun singkong, kangkung dan daun biji melinjo

Purin rendah, seperti nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mi, bihun, tepung beras, cake, kue kering, pudding, susu, keju, lemak dan minyak terbatas, gula, sayuran dan buah-buahan kecuali buah dan sayur kelompok 2, teh, minuman soda

Metode :

Dengan melakukan konseling gizi langsung dengan pasien.

4. Monitoring dan Evaluasi

Page 11: Gout Kasus 1

ParameterTarget Tujuan

Capaian / Hasil MonitorEvaluasi

Tindak Lanjut

Tgl 11- 11 -2015

Tgl 14 – 11 -2015

Tgl 17 – 11 -2015

BB berlebih atau obes

Menurunkan BB hingga normal sebanyak 0,5 kg dalam waktu 1 minggu

90 kg 89,5 kg 89 kg Penurunan BB dalam seminggu sudah tercapai namun belum mencapai BBI

Melanjutkan diet dan memodifikasi diet serta merujuk pasien ke ahli gizi senior atau dokter.

Perubahan nilai laboratorium terkait gizi

Menstabilkan nilai laboratorium hingga mencapai normal dalam waktu 1 minggu

Kadar asam urat : 10,8 mg/dlKadar trig\liserida darah : 180 mg/dlKadar kolesterol darah : 250 mg/dlUreum : 6,9 mg/dl

Kadar asam urat : 8,8 mg/dlKadar trigliserida darah : 160 mg/dlKadar kolesterol darah : 200 mg/dlUreum : 7,9 mg/dl

Kadar asam urat : 6,8 mg/dlKadar trigliserida darah : 140 mg/dlKadar kolesterol darah : 150 mg/dlUreum : 8,9 mg/dl

Penurunan nilai laboratorium sudah mencapai normal

Melanjutkan diet sesuai dengan penyakit yang diderita serta konseling gizi.

Asupan energi tidak adekuat

Meningkatkan asupan energi dan zat gizi yaitu protein, lemak, dan karbohidrat hingga mencapai 100 % dalam waktu 2 minggu

Energi : 90 %

Energi : 95 %

Energi : 100 %

Peningkatan asupan energi sudah mencapai target

Melanjutkan diet dan memodifikasi diet serta merujuk pasien ke ahli gizi senior atau dokter.