golongan kuinolon

4
GOLONGAN KUINOLON DAN FLUROKUINOLON 1. Pendahuluan Secara garis besar golongan kuinolon dapat dibagi menjadi dua kelompok: 1. Kuinolon: Kelompok ini tidak punya manfaat klinik untuk pengobatan infeksi sistemik karena kadarnya dalam darah terlalu rendah. Selain itu daya bakterinya agak lemah dan resistensi juga cepat timbul. Indikasi kliniknya terbatas sebagai antiseptic saluran kemih. Yang termasuk kelompok ini adalah asam nalidiksat dan asam pipemidat. 2. Fluorokuinolon: Kelompok ini disebut demikian karena adanya atom fluor pada posisi 6 dalam struktur molekulnya. Daya antibakteri fluorokuinolon jauh lebih kuat dibandingkan kelompok kuinolon lama. Selain itu kelompok obat ini diserap dengan baik pada pemberian oral, dan beberapa derivatnya tersedia juga dalam bentuk parenteral sehingga dapat digunakan untuk penanggulangan infeksi berat, khususnya yang disebabkan oleh kuman Gram-negatif. Yang termasuk dalam golongan ini adalah siprofloksasin, pefloksasin, ofloksasin dll. 2. Mekanisme Kerja Fluorokuinolon bekerja dengan mekanisme yang sama dengan kelompok kuinolon terdahulu. Fluorokuinolon menghambat topoisomerase II dan IV pada kuman. Enzim topoisomerase II berfungsi menimbulkan relaksasi pada DNA yang mengalami positif supercoiling (pilihan positif yang berlebihan) pada waktu transkripsi dalam proses replikasi DNA. Topoisomerase IV berfungsi dalam pemisahan DNA baru yang terbentuk setelah proses replikasi DNA kuman selesai. 3. Farmakokinetik Asam nalidiksat diserap baik melalui saluran cerna tetapi diekskresi dengan cepat melalui ginjal. Obat ini tidak bermanfaat untuk infeksi sistemik. Fluorokuinolon diserap lebih baik melalui saluran cerna dibandingkan dengan asam nalidiksat.

Upload: ian-nugroho-wijarso

Post on 13-Aug-2015

951 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

kuinolon

TRANSCRIPT

Page 1: GOLONGAN KUINOLON

GOLONGAN KUINOLON DAN FLUROKUINOLON

1. Pendahuluan Secara garis besar golongan kuinolon dapat dibagi menjadi dua kelompok: 1. Kuinolon: Kelompok ini tidak punya manfaat klinik untuk pengobatan infeksi sistemik karena kadarnya dalam darah terlalu rendah. Selain itu daya bakterinya agak lemah dan resistensi juga cepat timbul. Indikasi kliniknya terbatas sebagai antiseptic saluran kemih. Yang termasuk kelompok ini adalah asam nalidiksat dan asam pipemidat. 2. Fluorokuinolon: Kelompok ini disebut demikian karena adanya atom fluor pada posisi 6 dalam struktur molekulnya. Daya antibakteri fluorokuinolon jauh lebih kuat dibandingkan kelompok kuinolon lama. Selain itu kelompok obat ini diserap dengan baik pada pemberian oral, dan beberapa derivatnya tersedia juga dalam bentuk parenteral sehingga dapat digunakan untuk penanggulangan infeksi berat, khususnya yang disebabkan oleh kuman Gram-negatif. Yang termasuk dalam golongan ini adalah siprofloksasin, pefloksasin, ofloksasin dll.

2. Mekanisme Kerja Fluorokuinolon bekerja dengan mekanisme yang sama dengan kelompok kuinolon terdahulu. Fluorokuinolon menghambat topoisomerase II dan IV pada kuman. Enzim topoisomerase II berfungsi menimbulkan relaksasi pada DNA yang mengalami positif supercoiling (pilihan positif yang berlebihan) pada waktu transkripsi dalam proses replikasi DNA. Topoisomerase IV berfungsi dalam pemisahan DNA baru yang terbentuk setelah proses replikasi DNA kuman selesai.

3. Farmakokinetik Asam nalidiksat diserap baik melalui saluran cerna tetapi diekskresi dengan cepat melalui ginjal. Obat ini tidak bermanfaat untuk infeksi sistemik. Fluorokuinolon diserap lebih baik melalui saluran cerna dibandingkan dengan asam nalidiksat.

TABEL PARAMETER FARMAKOKINETIK BEBERAPA FLUOROKUINOLON SETELAH PEMBERIAN PER ORAL

Obat Dosis(mg)

Cmax(mg/L)

Bioavailabilitasoral(%)

Vd(L/kg)

T½(jam)

Eliminasi Renal(%)

Siprofloksasin 500 1,5-3 60-80 2,5-5 3-5 30-50Ofloksasin 400 3,5-5,5 85-95 1,2 5-7 70-85Pefloksasin 400 4 >90 1,5-2 10 30-60

Levofloksasin 200 2 >90 1,5 4,6 85-90Norfloksasin 400 1,5-2 40 1,5 4,5 25-40

Moksifloksasin 400 2,5-5 82-89 2,5-3,6 12,5 26Gatifloksasin 400 3,8 96 1,5 7,8 72

Page 2: GOLONGAN KUINOLON

4. Indikasi Asam nalidiksat dan asam pipemidat hanya digunakan sebagai antiseptik saluran kemih, khususnya untuk sistitis akut tanpa komplikasi pada wanita. Fluorokuinolon digunakan untuk indikasi yang jauh lebih luas antara lain:a. Infeksi Saluran Kemih (ISK)b. Infeksi Saluran Nafasc. Infeksi tulang dan sendi

TABEL DOSIS DAN SEDIAAN BEBERAPA KUINOLON DAN FLUOROKUINOLONObat Sediaan Dosis per hari

Oral ParenteralAsam Nalidiksat Tablet 500 mg 4 kali 500-1000 mgAsam pipemidat Tablet 400 mg 2-4 kali 400 mgSiprofloksasin - Tablet 250, 500 dan 750

mg2 kali 250-500 mg 2 kali 200-400mg IV

- Infus 400 mg/5ml, 400mg/125 ml

Untuk gonore:1x250 mg

Pefloksasin - Tablet 400 mg 2 kali 400 mg 2 kali 400 mg IV- Infus 400 mg/5ml,

400mg/125mlOfloksasin - Tablet 200 dan 400 mg 1-3 kali 100-200mg 1-3 kali 100-200 mg IV

- Injeksi 200mg/200mlNorfloksasin Tablet 400 mg 2-3 kali 200-400 mgLevofloksasin - Tablet 250 dan 500 mg 1 kali 250-500 mg 1 x 500 mg IV tiap 24

jam- Infus 500 mg/100 ml

Moksifloksasin - Tablet 400 mg 1 kali 400 mg 1 x 400 mg IV tiap 24 jam

- Infus 400 mg/mlGatifloksasin - Tablet 400 mg 1 kali 400 mg 1 kali 400 mg IV

- Infus 400 mg/250 mlDiberikan dengan infus lambat (± 60 menit)

5. Efek Sampinga. Saluran Cerna (mual, muntah dan rasa tidak enak di perut)b. Susunan saraf pusat (sakit kepala dan pusing)c. Hepatotoksisitasd. Hiperglikemiae. Hipoglikemia

Page 3: GOLONGAN KUINOLON

6. Interaksi Obata. Antasid dan preparat besi Absorbsi kuinolon dan Fluorokuinolon dapat berkurang hingga 50% atau lebih. Karena itu pemberian antasid dan preparat besi harus diberikan dengan selang waktu 3 jam.

b. Teofilin Beberapa kuinolon misalnya siprofloksasin, pefloksasin dan enoksasin menghambat metabolisme teofilin dan meningkatkan kadar teofilin dalam darah sehingga dapat terjadi intoksikasi. Karena itu pemberian kombinasi kedua golongan obat ini perlu dihindarkan.

c. Obat-obat yang dapat memperpanjang interval QTc Golongan kuinolon sebaiknya tidak dikombinasikan dengan obat-obat yang dapat memperpanjang QTc interval, antara lain obat anti aritmia kelas IA (co. kuinidin, prokainamid) dan golongan III (co. amiodaron, sotalol), terfenadin dan sisaprid.

Daftar Pustaka1. Ganiswara. 1995. Farmakologi dan Terapi. EGC:Jakarta2. Muhlis, M. 2006. Drug Interaction. Jakarta.3. Munaf, S. 1994. Catatan Kuliah Farmakologi. EGC:Jakarta