global resiko kesehatan · 2021. 4. 7. · dunia tetapi juga dari segi ekonomi banyak yang...

13
Februari 2021 Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan Foto: © Dog Meat Free Indonesia (DMFI)

Upload: others

Post on 01-Jul-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Global Resiko Kesehatan · 2021. 4. 7. · dunia tetapi juga dari segi ekonomi banyak yang kehilangan ... 8 2.2 Bahaya lain untuk kesehatan masyarakat dan keamanan konsumen ... hewan

Februari 2021

Perdagangan Daging Anjing dan Kucing:Global Resiko Kesehatan

Foto

: © D

og M

eat F

ree

Indo

nesi

a (D

MFI

)

Page 2: Global Resiko Kesehatan · 2021. 4. 7. · dunia tetapi juga dari segi ekonomi banyak yang kehilangan ... 8 2.2 Bahaya lain untuk kesehatan masyarakat dan keamanan konsumen ... hewan

© N

adia

Jan

isz

Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan | 1

Pandemi Covid-19 telah menelan korban secara global. Tidak hanya berdampak terhadap kesehatan di seluruh dunia tetapi juga dari segi ekonomi banyak yang kehilangan pekerjaan sehingga jutaan nyawa orang terancam. Sebagaimana saat ini dunia sedang bergumul dengan penyakit, penting juga untuk mempertimbangkan dan memahami bagaimana hal itu semua terjadi awalnya sehingga tindakan dapat diambil untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pandemi yang lain di kemudian hari.

Covid-19 diyakini berasal dari pasar hewan hidup di Wuhan, Cina, yang berasal dari penularan patogen zoonotik. Banyak ahli patologi dan ahli virus telah memperingatkan kepada pihak yang berwenang sebelumnya tentang bahaya kesehatan masyarakat oleh kondisi ini.

Sedangkan pandemi COVID-19 tentunya bukan yang pertama kali menular penyakit telah dikaitkan dengan aktivitas manusia yang membawa hewan dari berbagai spesies dan sumber menjadi dekat satu sama lain dan dengan manusia, tapi skala dan kehancuran pandemi ini belum pernah terjadi. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa tidak ada tindakan yang diambil untuk mengatasi resiko dari perdagangan hewan ini ketika faktor resiko zoonosis diketahui sangat tinggi.

Sementara perhatian masyarakat dan pemerintah baru-baru ini fokus pada perdagangan satwa liar, sedangkan resiko dari perdagangan daging anjing dan kucing (DCMT) yang ilegal tidak diatur dan terus diabaikan. Dari berbagai bukti yang kami dapatkan hal itu tidak hanya semakin konroversial, tetapi juga menimbulkan ancaman yang sangat nyata bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia dan hewan. Perdagangan ini melibatkan hingga 30 juta anjing dan kucing di seluruh Asia, yang sebagian besar adalah hewan liar yang diambil dari jalanan dan hewan peliharaan yang dicuri. Hewan-hewan ini kemudian

dibawan ke pasar untuk disembelih bersama spesies satwa liar. Di pasar yang umumnya beroperasi ilegal, melanggar hukum dan peraturan yang ada terkait dengan pengendalian penyakit menular, sanitasi, lalu lintas perbatasan, pencurian dan kesejahteraan hewan

Skala sebenarnya dari resiko perdagangan daging anjing dan kucing terhadap kesehatan masyarakat dan hewan sulit diukur mengingat sifat operasi perdagangan, ketergantungan pada pasok hewan dengan status kesehatan dan asal yang tidak diketahui, serta operasi ilegal. Namun ada banyak bukti bahwa perdagangan tersebut menimbulkan resiko yang signifikan terhadap kesehatan global selain resiko zoonosis yang terkenal dari perdagangan yang telah terlihat langsung, seperti rabies dan antraks. Jelas bahwa anjing dan kucing yang diperdagangkan berfungsi sebagai reservoir yang signifikan bagi kemunculan dan penyebaran patogen zoonosis, termasuk virus karena caranya diperlakukan. Meskipun ada peringatan dari ahli terkemuka dalam kesehatan manusia dan hewan, antar pemerintah, organisasi, ahli epidemiologi, mayoritas perdagangan hewan dan pasar di seluruh Asia terus beroperasi tanpa tertandingi, menyediakan lingkungan yang hampir identik hingga virus yang diduga memunculkan Covid-19 dan berpotensi membuat jutaan orang setiap hari terpapar berbagai penyakit zoonosis.

Perdangan hewan yang mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan dan stabilitas nasional dan internasional tidak dapat lagi diabaikan atau dipertahankan sebagai pilihan atau budaya pribadi. Sekarang adalah waktu krisis bagi semua negara di seluruh dunia memperkenalkan dan menerapkan kebijakan yang melarang pembiakan, penangkapan, penjualan, dan penyembelihan anjing dan kucing, untuk mengurangi risiko pandemi di masa depan dan untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan manusia dan hewan.

Ringkasan Berita

© D

MFI

© iS

tock

phot

o / D

omep

itipa

t

Kucing yang dijual di samping ayam di pasar hewan hidup di Indonesia

Pelanggan di restoran daging anjing dan kucing di Vietnam

Page 3: Global Resiko Kesehatan · 2021. 4. 7. · dunia tetapi juga dari segi ekonomi banyak yang kehilangan ... 8 2.2 Bahaya lain untuk kesehatan masyarakat dan keamanan konsumen ... hewan

2 | Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan | 3

Daftar Isi

1. COVID-19 – Dampak global dan pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

1.1 ‘Pasar hewan hidup’ – Sumber kelanjutan dari penyakit menular yang muncul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

1.2 Seruan global untuk perubahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

2. Perdagangan daging anjing dan kucing – Resiko kesehatan masyarakat yang diabaikan . . . . . . . . . . . . . . 6

2.1 Penyebaran rabies dan perdagangan anjing . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

2.2 Bahaya lain untuk kesehatan masyarakat dan keamanan konsumen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

3. Tanggapan regional langsung terhadap pandemi COVID-19 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

4. Mengapa regulasi bukanlah solusi untuk menangani perdagangan daging anjing dan kucing . . . . . . . . . . . 15

5. Legislatif progresif untuk mengakhiri perdagangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15

6. Rekomendasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17

Referensi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

1 Johns Hopkins Coronavirus Resource Center. 20212 The Guardian. 20203 Gopinath, G. 2020

4 World Health Organization. 20035 UNEP & ILRI. 20206 Grace, D. et al. 2012

Dampak COVID-19 dalam hal hilangnya nyawa manusia, kesehatan fisik dan mental, ekonomi global, mata pencaharian, kualitas kehidupan publik, dan hubungan diplomatik sangat memprihatinkan. Pada saat penulisan, COVID-19 telah mengakibatkan lebih dari 107.000.000 terinfeksi dan 2.362.000 kematian di 192 negara/wilayah (11 Februari 2021)1. Perkiraan biaya pandemi COVID-19 yang dihitung bervariasi, dengan Dana Moneter Internasional mempirkirakan kerugian terhadap ekonomi global antara US$12 triliun selama 2020-2021 hingga $28 triliun selama 2020-20252, 3. Jelas bahwa biaya sebenarnya untuk memerangi pandemi global jauh melebihi biaya pencegahannya.

Ketika penyakit zoonosis menyebar dari hewan ke manusia, aktifitas manusia sering menjadi penyebabnya. Pandemi COVID-19 tentunya bukan pertama kalinya penyakit menular dikaitkan aktifitas manusia. Contohnya, antara tahun 2002-2003, ada Severe Acute Respitory Syndrome (SARS) yang mengakibatkan lebih dari 8000 kasus pada manusia di 29 negara dan mengakibatkan 774 kematian4.

Penyakit zoonosis dan patogen lainnya seperti Ebola, MERS, HIV, Tuberkolosis sapi, rabies, Leptospirosis5 juga telah dikaitkan dengan penularan dari hewan-hewan.

Meskipun bukti – bukti semakin meningkat di seluruh dunia pada beberapa dekade terakhir tentang risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan produksi dan perdagangan hewan saat ini terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat, hingga saat ini, hanya sedikit perubahan permanen dan global yang telah dilakukan untuk meminimalkan risiko ini. Mengingat bahwa manajemen dan perawatan hewan telah gagal untuk ditingkatkan, jumlah wabah penyakit menular yang muncul meningkat lebih dari tiga kali lipat setiap dekade sejak tahun 1980-an. Akun asal zoonosis menyumbang sekitar 60% dari semua penyakit menular dan 75% penyakit menular yang muncul pada manusia, menunjukkan peningkatan terjadinya penularan dari hewan – hewan5. Zoonosis bertanggung jawab atas dua miliar kasus penyakit yang terjadi pada manusia dan dua juta kematian manusia setiap tahun6.

1. COVID-19 – Dampak global dan pembelajaran

© iS

tock

phot

o / i

smag

ilov

Hewan peliharaan hasil curian di kandang menunggu penyembelihan

© F

OUR

PAW

S

Page 4: Global Resiko Kesehatan · 2021. 4. 7. · dunia tetapi juga dari segi ekonomi banyak yang kehilangan ... 8 2.2 Bahaya lain untuk kesehatan masyarakat dan keamanan konsumen ... hewan

1.1 ‘Pasar hewan hidup’ – Sumber kelanjutan dari penyakit menular yang muncul

Meskipun terjadi perdebatan tentang sumber pasti dan jalur infeksinya, COVID-19 tampaknya berasal dari 'pasar hewan hidup' di Wuhan, China, pada akhir 2019 yang di akibatkan oleh penularan zoonosis dari inang asli satwa liar, kemungkinan melalui perantara inang hewan, setelah kontak dekat dengan manusia7. Beragam spesies hewan yang berbeda untuk dijual di Pasar Makanan Laut Huanan di Wuhan telah didokumentasikan secara luas.

Pasar hewan hidup adalah tempat di mana daging segar, ikan, hasil bumi, dan barang-barang yang mudah rusak dijual; dan di banyak bagian di Asia, berbagai spesies hewan hidup, termasuk anjing dan kucing, mereka juga dijual dan dipotong berdekatan satu sama lain dan berdekatan dengan manusia pula. Di banyak bagian di wilayah ini, daging segar lebih disukai daripada daging beku, hal ini mendorong pasar hewan hidup terletak di kota-kota yang padat penduduk8.

Pasar hewan hidup yang ditemukan di seluruh wilayah menjual berbagai spesies berbeda untuk disembelih, sering diperdagangkan melintasi perbatasan provinsi dan internasional dan diimpor ke kota-kota padat penduduk, di bawah kondisi yang sangat menegangkan dan brutal serta dalam kurungan yang tertutup. Sementara perhatian internasional difokuskan pada perdagangan dan penjualan spesies satwa liar, namun jutaan anjing dan kucing juga diperdagangkan dan dibunuh di pasar-pasar ini, bersama dengan satwa liar. Hewan-hewan ini adalah hewan peliharaan yang dicuri atau hewan liar yang ditangkap dari jalanan, dengan hingga 30 juta anjing dan kucing disembelih setiap tahun di Asia saja untuk perdagangan daging. Selain masalah kesejahteraan hewan yang jelas, mengingat kondisi tidak higienis di mana hewan diangkut, dikurung dan disembelih serta kurangnya penegakan peraturan kesehatan dan keselamatan, tidak mungkin untuk memastikan bahwa daging yang dijual di pasar ini aman untuk konsumsi manusia. Oleh karena itu, hanya masalah waktu saja sebelum penyakit zoonosis mematikan berikutnya muncul.

Penerimaan secara luas tentang kondisi pasar hewan hidup yang menyediakan lingkungan sempurna untuk rekombinasi virus, dari mana patogen mematikan, termasuk virus dapat muncul dan menyebar ke hewan lain dan manusia; dan banyak ahli patologi dan ahli virus telah memperingatkan pihak berwenang tentang bahaya kesehatan masyarakat yang diwakili oleh kondisi ini9. Beberapa kondisi yang didokumentasikan di atas juga berlaku untuk perusahaan perdagangan daging anjing dan kucing yang berada di luar pasar hidup.

Apakah yang membuat pasar ini sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat bukan dikarenakan kondisi yang tidak sehat dan tidak higienis atau keanekaragaman spesies hewan yang dijual yang berasal dari berbagai sumber, tetapi juga cara beberapa hewan yang disimpan untuk dipamerkan, untuk disembelih dan dibantai ditempat atas permintaan pelanggan. Hewan yang dikurung sering kali dijejalkan ke dalam ruang sempit, ditumpuk keatas satu sama lain, dengan kandang ditingkat terendah terus-menerus yang terkontaminasi oleh kotoran dan darah hewan yang dikurung di atasnya9. Hewan liar juga dijual bersamaan dengan spesies peliharaan, termasuk anjing dan kucing, dan pencampuran reguler dari keragaman patogen menjadi tinggi, dari spesies liar dan domestik, yang imunokompromaisnya berasal dari stres luar biasa yang dialami bahkan sebelum tiba di pasar, membuat kondisi yang sempurna untuk munculnya patogen baru yang dapat menginfeksi pada manusia. Anjing dan kucing yang digunakan untuk diambil dagingnya hampir selalu dijual di pasar hewan hidup atau dalam fasilitas yang memenuhi semua kondisi berbahaya yang ditimbulkan oleh pasar hewan hidup.

Para vendor, pelanggan, dan konsumen dapat terpapar melalui darah, jaringan, dan cairan tubuh yang memfasilitasi penularan patogen terhadap manusia, baik melalui luka, kontaminasi silang makanan, atau melalui aerosol9. Pada gilirannya, tingginya tingkat interaksi antara manusia dan hewan didalam dan diluar pasar ini semakin meningkatkan potensi penularan patogen baru begitu mereka muncul.

4 | Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan | 5

7 Wu, F. et al. 20208 Woo, PC. et al. 20069 Schuck Paim, C. et al. 2020

Selain dari kenyataan permasalahan kesejahteraan hewan yang jelas, mengingat kondisi pengangkutan

hewan tidak higenis, dikurung dan disembelih, dan kurangnya

penegakan peraturan kesehatan dan keselamatan, hal ini tidak mungkin untuk memastikan bahwa daging yang dijual di pasar aman untuk

dikonsumsi oleh manusia.Oleh karena itu, hanya masalah

waktu sebelum penyakit zoonosis mematikan berikutnya akan muncul.

Pasar dan perdagangan hewan hidup menyediakan kondisi yang optimal untuk kemunculan patogen yang mematikan dan menularkan kepada manusia

Sumber berbedaSpesies hewan (termasuk anjingdan kucing) yang diangkut kepasar hewan hidup dapatberasal / sumber yang berbeda.

Beragamspesies hewanBanyak spesies hewan yangberbeda yang diangkut kepasar hewan hidup.

Perdagangan dantransportasiHewan diangkut ke pasar hewanhidup, seringkali di pusat kota,dalam kandang yang padat.

Pasar hewan hidupPraktik yang tidak bersih dankondisi stres menyebabkanjutaan ekskresi patogen. Hal ini membuat lingkunganyang sempurna untukmodifikasi genetik danmunculnya virus baru.

Kemunculandan penularanvirus baruVirus mematikan mampu untuk'melompat' dari hewan kemanusia. Setelah ini terjadi,banyaknya orang yang masukdan keluar pasar dan tempatpenjualan lainnya membuatsituasi yang sempurna untukditularkan ke manusia lainnya.

Negara/Propinsi/

KotaA.

Negara/Propinsi/

KotaB.

Negara/Propinsi/

KotaC.

Negara/Propinsi/

KotaD.

Perdagangan anjing dan kucing untuk dijual

Area kandang / pemotongan merupakan tempat berkembangbiak bagi patogen

Virus yang ditularkan ke manusia

Page 5: Global Resiko Kesehatan · 2021. 4. 7. · dunia tetapi juga dari segi ekonomi banyak yang kehilangan ... 8 2.2 Bahaya lain untuk kesehatan masyarakat dan keamanan konsumen ... hewan

6 | Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan | 7

1.2 Seruan global untuk perubahanPandemi COVID-19 telah menyoroti kebutuhan mendesak banyak negara di seluruh dunia untuk meninjau dan mempertimbangkan kembali kebijakan yang ada terkait dengan produksi, transportasi, penjualan, dan penyembelihan semua spesies hewan yang ditujukan untuk dikonsumsi oleh manusia. Di seluruh dunia, negara-negara bersatu dalam tanggapan kolektif terhadap pandemi COVID-19 yang mematikan, termasuk seruan dari banyak pihak untuk menutup perdagangan dan pasar paling berbahaya yang terkait dengan penularan penyakit

dan munculnya penyakit baru. Namun, meskipun ada peringatan dari pakar kesehatan manusia dan hewan terkemuka, organisasi antarpemerintah dan ahli epidemiologi, perdagangan dan pasar hewan yang tidak diatur di seluruh Asia terus beroperasi sebagian besar menjadi tidak tertandingi, menampilkan lingkungan yang hampir identik dengan tempat asal COVID-19, dan berpotensi mengekspos ratusan ribuan orang setiap hari untuk berbagai penyakit zoonosis.

Setiap tahun, diperkirakan 30 juta anjing dan kucing diperjualbelikan untuk perdagangan daging di Asia, terutama di Cina, Vietnam, Indonesia, Kamboja, Laos, dan Korea Selatan. Dengan pengecualian di Korea Selatan, mayoritas anjing digunakan untuk permintaan kebutuhan pertanian, kebanyakan beberapa negara mengambil anjing dari jalanan atau mencuri hewan peliharaan untuk memenuhi permintaan.

Ada kekhawatiran yang berkembang mengenai risiko perdagangan terhadap kesehatan manusia dan hewan. Perdagangan daging anjing dan kucing hampir universal beroperasi secara ilegal atau melanggar hukum dan peraturan yang ada berkaitan dengan pengendalian penyakit, kesehatan dan kebersihan, serta perlindungan hewan dan hukum pidana.

Mengingat bahwa perdagangan mengandalkan pada pemotongan anjing dan kucing tanpa diketahui status kesehatan dan dari mana asalnya, hal ini sangat mustahil untuk memastikan bahwa daging tersebut aman untuk dikonsumsi oleh manusia. Hewan yang diperdagangkan

sering kali menunjukkan tanda-tanda penyakit klinis atau sedang dalam masa inkubasi. Beberapa hewan bahkan diracuni sebelum dikonsumsi, karena penggunaan zat yang sangat beracun, termasuk strychnine, potassium cyanide, dan succinylcholine, diketahui dapat digunakan untuk menangkap anjing dan kucing. Hewan-hewan ini kemudian diperdagangkan dan disembelih di pasar yang sama dengan pasar yang diyakini tempat sumber dari COVID-19 berasal, yang sangat berimbas pada kesehatan manusia secara global.

Risiko sebenarnya bagi kesehatan masyarakat dan hewan sulit bahkan tidak mungkin dapat diukur, mengingat sifat perdagangan yang tidak diatur dan sifatnya tidak terdokumentasi, ketergantungan pada pasokan hewan dengan status kesehatan dan asal usul yang tidak diketahui, serta operasi ilegal. Anjing dan kucing dalam perdagangan berfungsi sebagai reservoir yang signifikan untuk penyakit zoonosis yang dapat ditularkan ke manusia melalui air liur atau aerosol yang terinfeksi, urin atau feses yang terkontaminasi dan kontak langsung10. Bukti dari seluruh Asia selama beberapa dekade tentang peran perdagangan daging anjing dalam penularan penyakit yang dapat dilaporkan, termasuk kolera dan rabies.

Pengetahuan yang berkembang tentang penularan penyakit dan kemunculannya menunjukkan bahwa ada umum risiko kematian terjadi di semua tahap perdagangan daging anjing dan kucing - mulai dari pengadaan hingga pengangkutan, penjualan, penyembelihan, pemotongan, dan konsumsi. Kurangnya penerapan hingga prinsip-prinsip dasar kesejahteraan hewan dapat menimbulkan stres berat dan penderitaan yang luar biasa, yang

2. Perdagangan daging anjing dan kucing merupakan resiko kesehatan bagi masyarakat yang terabaikan

10 Ghasemzadeh, I. et al. 2015

© F

OUR

PAW

S

berkontribusi pada penekanan kekebalan dan pemulihan beragam infeksi bakteri, virus dan parasit. Kegiatan tertentu dalam perdagangan memiliki potensi menimbulkan stres tingkat tinggi, memfasilitasi dalam penularan penyakit, dan memperburuk penyebaran penyakit, termasuk dalam berikut ini:

■ Pengumpulan dan pengangkutan hewan: Jutaan anjing dan kucing dengan penyakit yang tidak diketahui dan status vaksinasi dijadikan satu secara brutal dari jalan atau dicuri yang diambil dari berbagai wilayah atau provinsi dalam suatu negara (terkadang juga secara internasional), dijejalkan ke dalam kandang kecil di atas truk dan diangkut dengan jarak yang jauh ke area penampungan yang padat atau langsung ke pasar dan rumah jagal yang tidak higienis.

■ Diberi Makan paksa: Dalam upaya meningkatkan berat badan anjing dan harga pasar, pedagang sering kali memasukkan pipa ke dalam perut anjing dengan paksa dan memompa air untuk menambah berat badan anjing. Air yang digunakan biasanya air limbah tercemar dan berbau busuk. Proses ini tidak hanya menyebabkan stres dan rasa sakit luar biasa pada hewan, juga menyebabkan kematian pada beberapa anjing selama proses tersebut, dan juga berpotensi menularkan patogen yang terbawa air seperti kolera, yang terkait erat dengan praktik perdagangan daging anjing.

■ Holding: Anjing dan kucing yang ditangkap disimpan dengan berdesakan, di fasilitas yang tidak higienis, seringkali selama berhari-hari atau berminggu-minggu, menunggu transportasi atau pembantaian selanjutnya. Dari sudut pandang penularan penyakit, tempat tersebut meningkatkan paparan terhadap patogen dan kerentanan infeksi, sehingga memperbesar potensi penularan penyakit. Tingkat kontak patogen yang tinggi disebabkan oleh kepadatan yang berlebihan dibuktikan dengan kontribusi patogen pada pernapasan anjing seperti yang terlibat secara kompleks pada penyakit pernapasan menular pada anjing (CIRDC), yang mencakup berbagai patogen bakteri virus mulai dari parainfluenza hingga Bordetella bronchiseptica dan flu anjing (H3N8 dan H3N2)11.

■ Penjualan dan penyembelihan: Di pasar dan rumah jagal, anjing dan kucing dikurung dengan atau di samping sejenis atau spesies lain; disimpan berdekatan dengan orang; mengalami penanganan yang kasar; dan diberi makanan atau air yang tidak memadai atau tidak ada sama sekali. Penyembelihan dan pemotongan dilakukan di lantai dan permukaan terkontaminasi limbah organik, dikelilingi oleh hewan hidup yang disembelih dari spesies yang sama atau berbeda dari berbagai sumber asal yang tidak diketahui.

Tingkatan stres yang sangat besar pada hewan yang mengalami gangguan kekebalan, dan hal ini, ditambah dengan kondisi yang tidak higienis, dapat meningkatkan kerentanan pada hewan terhadap infeksi patogen dan kemungkinan mereka akan menyebarkan patogen. Hal ini dapat menekankan meningkatnya risiko penularan terhadap hewan dan manusia lain12, menyediakan ruang berkembang biak yang sempurna untuk bencana kesehatan masyarakat yang serius berikutnya.

Selain itu, ada banyak peluang untuk terpapar penyakit secara langsung bagi pedagang yang bekerja di pasar, dan mereka yang berkunjung, termasuk wisatawan. Pasar hewan hidup secara khusus berpotensi memaparkan ratusan ribu orang setiap hari ke berbagai penyakit zoonosis, terutama mengingat kondisi yang tidak higienis, penuh sesak, dan penuh tekanan pada hewan-hewan yang dipelihara dan disembelih. Situasi dimana paparan penyakit yang dapat terjadi antara lain:

■ Seorang pedagang yang menangani atau menjagal anjing dan kucing: mengingat kondisi anjing dan kucing yang sangat stres dan menanganinya dengan kasar dilakukan oleh pedagang dan tukang daging, risiko tinggi untuk menggigit dan mencakar serta kontak dengan air liur dan cairan tubuh lainnya di penanganan dan penyembelihan hewan tersebut. Proses pembantaian seringkali brutal, dengan banyak percikan darah dan bahan organik. Jarang sekali, jika pernah, tukang daging mengenakan pakaian atau peralatan pelindung diri apa pun atau mengikuti pedoman atau peraturan kesehatan dan keselamatan.

■ Seorang konsumen yang memakan daging anjing atau kucing yang terkontaminasi silang.

■ Pengunjung yang menghirup tetesan darah atau air liur mikroskopis dari hewan yang terluka atau disembelih.

■ Turis yang digigit atau dicakar oleh anjing atau kucing yang dikurung di pasar yang sedang menunggu penyembelihan.

11 Sykes, JE. et al. 2013 12 Broom, DM. et al. 2019

© F

OUR

PAW

S

Anjing yang akan disembelih diangkut dengan mobil van di Kamboja

Pengumpulan anjing hidup didalam kandang dengan anjing mati diatas di Indonesia

Page 6: Global Resiko Kesehatan · 2021. 4. 7. · dunia tetapi juga dari segi ekonomi banyak yang kehilangan ... 8 2.2 Bahaya lain untuk kesehatan masyarakat dan keamanan konsumen ... hewan

2.1 Penyebaran rabies dan perdagangandaging anjingWalaupun pemberantasan rabies telah ditandai sebagai prioritas kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan meskipun protokol pemberantasannya terdokumentasi dengan baik dan program berhasil dilaksanakan di negara-negara seluruh dunia, setiap tahun sekitar 59.000 orang masih meninggal dikarenakan oleh rabies – 45% di Asia – dengan perkiraan biaya global sebesar US$ 8,6 miliar per tahun13.

Penyebaran virus rabies lintas provinsi dan lintas negara dipercaya sebagai salah satu aspek yang bertanggung jawab memperburuk epizootik rabies anjing di Indonesia14 dan Cina15, dan WHO telah secara eksplisit menyoroti perdagangan anjing untuk dikonsumsi oleh manusia sebagai faktor penyebab penyebaran dari rabies16. Dengan pengetahuan yang luas tentang virus rabies, tidak mengherankan bahwa perdagangan daging anjing hanya diperdagangkan di Asia yang mendorong pergerakan massal jutaan anjing yang tidak diketahui penyakit dan vaksinasinya melintasi perbatasan provinsi bahkan internasional pada setiap tahunnya. Gerakan perpindahan massal ini dan gangguan populasi tersebut melanggar rekomendasi dari semua pakar kesehatan manusia dan hewan terkemuka tentang pedoman pengendalian dan eliminasi rabies – termasuk WHO, Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO), Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) – menetapkan vaksinasi anjing massal dan membatasi perpindahan anjing sebagai persyaratan minimum untuk perlunya menciptakan kekebalan kawanan anjing yang diperlukan dan membatasi risiko masuknya infeksi baru.

© iS

tock

phot

o / m

embi

o

8 | Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan | 9

13 Hampson, K. et al. 201514 Clifton, M. 201015 Tao, XY. et al. 2009

16 Dog Meat Free Indonesia. 202017 GAVI – The Vaccine Alliance. 202018 OIE – World Health Organisation. 2020

Apa itu imunitas pada kawanan?'Imunitas kawanan', juga dikenal sebagai 'imunitas populasi', mengacu pada perlindungan tidak langsung diberikan oleh populasi manusia atau hewan ketika proporsi tertentu imun terhadap penyakit, baik melalui vaksinasi atau infeksi sebelumnya. Ambang batas tingkat populasi dihitung di mana imunitas kawanan dapat tercapai – yang berarti individu, seperti anjing, yang tidak imun terhadap penyakit tertentu dilindungi karena imun individu lain bertindak sebagai penyangga antara mereka dan individu yang sedang terinfeksi17.

Setelah imunitas kawanan terbentuk dan digabungkan dengan upaya lain untuk mencegah penyebaran penyakit, hal ini dapat mengarah pada hilangnya penyakit – salah satu contohnya adalah cacar.

Ambang batas umum vaksinasi yang diterima pada anjing untuk imunitas kawanan rabies – yang diperlukan untuk memberantas penyakit – adalah 70%18. Namun karena Perdagangan Daging Anjing menghilangkan sejumlah besar anjing (termasuk anjing yang divaksinasi) dari populasi, hal ini mengakibatkan imunitas mencapai 70% menjadi, bahkan tidak mungkin terjadi.

Perdagangan Daging Anjing merusak upaya suatu negara untuk memberantas rabies pada anjing melalui program vaksinasi.

© F

OUR

PAW

S

Selain itu, terdapat bukti yang terdokumentasi dengan baik tentang anjing positif rabies yang diperdagangkan dan disembelih untuk dikonsumsi oleh manusia di pasar umum, rumah jagal, dan bahkan restoran di Cina19, 15, Vietnam20 dan Indonesia21, hingga 20%22 anjing yang dites positif mengidap penyakit rabies. Dalam banyak kasus tersebut, anjing dilaporkan tidak menunjukkan gejala rabies.

Dalam pembicaraan pribadi dengan koalisi Dog Meat Free Indonesia, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menjelaskan, “Ada laporan bahwa pasar daging anjing memiliki tingkat rabies yang lebih tinggi daripada populasi anjing pada umumnya, karena orang sering menjual anjing yang terlihat sakit ke pasar; beberapa dari anjing yang sakit ini mengidap rabies. Beberapa laporan menemukan bahwa sebanyak 5% anjing yang memasuki pasar daging anjing mengalami rabies di negara-negara endemik, merupakan risiko yang sangat tinggi mengingat penyakit ini hampir 100% berakibat fatal. Selain itu, setidaknya ada tiga laporan yang diterbitkan tentang manusia yang tertular rabies dari aktivitas yang terkait dengan pasar daging anjing, yang menekankan bahwa risikonya sangatlah nyata.”

Terdapat risiko yang signifikan terpapar rabies bagi pedagang, penyembelihan/penjagal dan konsumen, misalnya:

■ Pedagang yang menangani anjing terinfeksi terkena gigitan, cakaran, dll.

■ Penyembelihan dan pemotongan (yang menangani bangkai hewan yang terinfeksi) dapat menyebabkan penularan rabies. Dua survei pada orang yang bekerja di rumah jagal anjing di Nigeria masing-masing melaporkan 18/19 dan 8/12 digigit selama menangani pekerjaan mereka23, 24. Mempertim-bangkan kesamaan dalam praktik di DCMT antara Nigeria dan Asia, angka yang sama mungkin terjadi di Asia. Penularan rabies melalui kontak dengan daging hewan yang terinfeksi telah disorot oleh beberapa penelitian22, 25, dan pembantaian spesies reservoir rabies yang tidak divaksinasi (termasuk anjing) di daerah endemik perlu benar – benar dipertimbangkan sebagai keterpapparan kategori III (parah), yang membutuhkan profilaksis22.

■ Mengkonsumsi anjing dan kucing yang terinfeksi rabies. WHO dan USCDC tidak menyarankan mengkonsumsi daging dari hewan yang dicurigai terjangkit rabies. Terdapat pula laporan sejarah dari Cina26, Vietnam20,27, dan Filipina28 dengan pasien yang memiliki tanda-tanda terjangkit infeksi rabies dengan memiliki riwayat menyiapkan dan mengonsumsi anjing dan kucing yang mungkin telah terinfeksi.

■ Orang-orang, termasuk turis, mengunjungi pasar yang menjual hewan yang terinfeksi rabies dapat berhubungan dengan virus tanpa disadari.

19 Hu, RL. et al. 200820 Nguyen, AKT. et al. 201121 Adiani, S. et al. 2009

22 Wertheim, HFL. et al. 200923 Mshelbwala, PP. et al. 201324 Otolorin, G. et al. 2014

25 Tariq, WU. et al. 199126 Kureishi, A. et al. 199227 Asia Canine Protection Alliance. 2013

28 Dimaano, EM. et al. 2011

© F

OUR

PAW

S/Aa

ron

Geko

sk

Pedagang menurunkan anjing yang siap dipotong

Anjing divaksin rabies di Kamboja

Page 7: Global Resiko Kesehatan · 2021. 4. 7. · dunia tetapi juga dari segi ekonomi banyak yang kehilangan ... 8 2.2 Bahaya lain untuk kesehatan masyarakat dan keamanan konsumen ... hewan

10 | Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan | 11

Studi kasus : Vietnam

Pada tahun 2009, Wertheim et al. menerbitkan studi kasus dari 2 pria yang meninggal karena rabies meskipun tidak ada pasien yang mungkin menjadi sumber infeksi22. Kedua kasus dibagikan kesamaan termasuk, pembunuhan, penyembelihan, persiapan dan makan daging anjing dan kucing.

Pasien 1 memotong dan mengonsumsi daging anjing lalu terkena kecelakaan lalu lintas.

Pasien 2 memotong dan mengonsumsi daging kucing lalu sakit selama 3 hari.

Ada beberapa kemungkinan terbesar mereka terkena rabies dan mati, semua karena praktek perdagangan daging anjing dan kucing. Kedua pasien lalu sakit dalam waktu inkubasi yang terpapar selama pemotongan, dan para peneliti proses pengeluaran/pengangkatan otak anjing dan kucing menghasilkan virus rabies yang bisa terjadi melalui konjungtiva atau mukosa mulut. Pasien mungkin saja terinfeksi melalui luka luar atau lecet setelah bangkai yang terinfeksi. Infeksi Rabies melalui luka terbuka setelah penanganan bangkai yang terinfeksi telah dilaporkan sebelumnya25. Kedua kasus tersebut jelas menun-jukkan bahwa perdagangan daging anjing dan kucing bisa sangat fatal terhadap manusia.

2 kasus rabies di Vietnam

Studi kasus: Kamboja

Kerajaan Kamboja adalah tempat perdagangan daging anjing tidak terkendali dan endemik dari rabies. Diperkirakan bahwa rabies membunuh 800 orang setiap tahun di Kamboja; namun, hal ini mungkin menjadi perkiraan yang terlalu rendah. Sejak tahun 2000, Institut Pasteur di Kamboja, otoritas

terkemuka terkait rabies di negara tersebut, telah menguji rata-rata 200 anjing yang menggigit setiap tahunnya. Hampir 50% dari anjing yang diuji diidentifikasi terinfeksi rabies29. Terlepas dari kenyataan risiko kesehatan pada masyarakat, perdagangan daging anjing terus berlanjut tanpa henti di sebagian besar negara, melibatkan lebih dari 3 juta anjing dalam per tahunnya, berpotensi mengekspos puluhan ribu orang termasuk pedagang, penjual grosir, tukang daging, dan orang lain yang berpotensi terpapar anjing selama proses berlangsung. Untuk mencapai pemberantasan rabies dan pengurangan risiko penularan ke manusia, diperlukan program vaksinasi anjing yang diikuti dengan larangan perdagangan daging anjing.

Perdagangan daging anjing dan rabies di Kamboja

29 Institut Pasteur. 2017

© F

OUR

PAW

FOU

R PA

WS

2.2 Bahaya lain untuk kesehatan masyarakat dan keamanan konsumenMengingat pengolahan daging anjing dan kucing tidak memiliki aturan, tidak ada pedoman atau praktik resmi untuk memastikan bahwa daging disiapkan secara aman dengan higienis atau aman untuk dikonsumsi manusia –termasuk memastikan tidak terkontaminasi zoonosis patogen atau racun yang digunakan pedagang untuk melumpuhkan atau membunuh anjing, termasuk kalium sianida. Selain itu, fasilitas dalam pemrosesan daging anjing dan kucing mengundang sejumlah besar lalat, serangga lain, serta hewan pengerat, dalam mencemari produk daging dan berpotensi berkontribusi pada penyebaran penyakit.

Penyakit menular lainnyaSelain rabies, mengonsumsi daging anjing dan kucing juga dapat mengakibatkan risiko terinfeksi penyakit mematikan lainnya termasuk E.coli dan Salmonella spp., yang biasa ditemukan pada daging yang terkontaminasi; dan perdagangan daging anjing juga berhubungan dengan penularan sejumlah penyakit penting lainnya, termasuk antraks, brucellosis, hepatitis, kolera dan trichinellosis.

KoleraKolera adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Vibriocholerae dapat menyebar dengan cepat yang menyebabkan diare berair dalam jumlah banyak, muntah, atau bahkan gagal ginjal dan kematian akut jika tidak ditangani. Wabah penyakit dapat berlangsung selama berbulan-bulan dan menjadi beban masalah kesehatan masyarakat yang signifikan. Wabah kolera dikaitkan dengan adanya perdagangan daging anjing di seluruh Vietnam Utara30, bakteri Kolera ditemukan pada sampel daging anjing, peralatan di rumah jagal dan restoran, serta didalam air limbah yang dikeluarkan dari rumah jagal anjing di Hanoi31.

Pada Juli 2010, 60 restoran daging anjing dan rumah jagal di sekitar kota Hanoi ditutup di tengah kekhawatiran terhadap kesehatan manusia – terutama penjualan daging anjing yang terkontaminasi dengan bakteri vibrio cholerae – pejabat kesehatan Hanoi menyatakan bahwa dalam tujuh bulan pertama di tahun 2010, lebih dari 60% kasus kolera yang dilaporkan di Hanoi (121 dari 200) berkaitan dengan daging anjing32.

30 Ngo, TC. et al. 201131 Vietnam Culture. 200932 Thanh Nien News. 2010

33 Ehara. 201134 Trần, ND. et al. 200935 World Health Organization. 2008

Studi kasus: Vietnam

Dari Oktober 2007 sampai Juni 2009, wabah diare akut parah menyerang ribuan orang di 22 kota dan provinsi di seluruh Vietnam Utara. Lebih dari 1.500 kultur positif untuk V cholerae O1 ketika sampel tinja diuji di Departemen Bakteriologi, Institut Nasional Higiene dan Epidemiologi (NIHE) di Hanoi. Menurut sebuah penelitian pengamatan impor anjing sebagai kemungkinan penyebab vektor Vibrio cholerae O1, mayoritas pasien mengawali wabah telah mengonsumsi daging anjing baik di rumah mereka atau di restoran daging anjing33.

Di Huong Noi Commune (Hanoi), 37 sampel dikumpulkan dari empat rumah pemotongan hewan

pada 8 Mei 2009, dengan 11 sampel ditemukan positif V. cholerae O1. Kemudian pada bulan tersebut, 54 sampel dikumpulkan dari rumah pemotongan anjing di provinsi Thanh Hoa, dengan 3 sampel dinyatakan positif 33.

Analisis yang dilakukan oleh NIHE tentang gelombang epidemi kolera antara tahun 2007 dan 2010 mengidentifikasi daging anjing sebagai makanan yang dicurigai dapat menyebabkan kolera di lebih dari 64% kasus pada tahun 2007 dan lebih dari 83% kasus pada tahun 2008. Menariknya, para peneliti juga menyimpulkan bahwa tradisi orang Vietnam tidak mengkonsumsi daging anjing pada awal bulan lunar, dikarenakan takhayul, dapat terlihat dari rendahnya kasus diare akut yang juga terlihat pada dua minggu pertama kalender lunar. Analisis faktor risiko yang terkait dengan infeksi 34 menghasilkan peringatan dari WHO bahwa mengkonsumsi daging anjing, atau makanan lain dari warung yang menyajikannya, terkait dengan peningkatan risiko 20 kali lipat terjangkit infeksi35.

Wabah kolera di Vietnam berkaitan dengan daging anjing

© F

OUR

PAW

S

Page 8: Global Resiko Kesehatan · 2021. 4. 7. · dunia tetapi juga dari segi ekonomi banyak yang kehilangan ... 8 2.2 Bahaya lain untuk kesehatan masyarakat dan keamanan konsumen ... hewan

12 | Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan | 13

TrichinellosisTrichinellosis adalah penularan parasit melalui makanan yang disebabkan oleh mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang mengandung larva infektif dari nematoda trichinella. Infeksi yang terjadi manusia di tahap dewasa atau larva trichinella, yang dikenal sebagai trichinellosis, adalah akibat langsung dari menelan larva trichinella. Trichinellosis, jika tidak segera diobati, bisa berakibat fatal. Sumber infeksi yang paling umum pada manusia adalah babi domestik; namun, trichinellosis juga dapat terjadi dikarenakan mengkonsumsi daging yang tidak diolah dengan benar dari yang hewan lain, termasuk anjing.

Daging anjing adalah sumber utama infeksi trichinella pada manusia di China, dan kemungkinan besar juga terjadi di negara lain dimana daging anjing biasa ditemukan. Survei dilakukan di sembilan provinsi atau Daerah Otonomi China di antara 19.662 sampel anjing. Prevalensi trichinellosis anjing berkisar dari 7% di Henan hingga 39,5% di Heilongjiang, dengan prevalensi keseluruhan 21,1%36. Daging anjing juga menjadi penyebab trichinellosis pada manusia di Thailand37. Pada sebuah survei menunjukkan 7 anjing yang terinfeksi dari 421 anjing di salah satu pasar daging anjing38.

Zat beracunUntuk memudahkan dalam penangkapan anjing, berbagai racun dan / atau obat penenang terkadang dimasukkan ke dalam umpan oleh pedagang untuk melumpuhkan atau membunuh anjing. Tidak ada cara untuk memastikan bahwa daging dari anjing yang diracuni tidak terkontaminasi

dan aman untuk dikonsumsi oleh manusia. Racun yang umum digunakan termasuk kalium sianida dan strychnine, serta pelemas otot, seperti suxamethonium. Racun dan immobilizer ini tidak hanya sangat kejam bagi hewan yang menjadi sasaran, tetapi juga dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi pengkonsumsi dagingnya. Misalnya, pada tahun 2014, 11 orang dijatuhi hukuman penjara di Cina karena menjual daging dari hampir 1.000 anjing yang dibunuh dengan racun menggunakan dart yang mengandung succinylcholine chloride39. Pada Juni 2020, sepasang suami istri ditangkap di Vietnam Tengah setelah mencampur makanan dengan sianida untuk membunuh dan mencuri anjing dan kucing untuk diperdagangkan40.

36 Cui, J. et al. 200137 Chalermchaikit, T. et al. 200138 Khamboonruang, C. 1991

39 Jinran, Z. et at. 201440 VnExpress. 2020

Untuk memudahkan penangkapan anjing, berbagai racun dan / atau

obat penenang terkadang dimasukkan ke dalam umpan oleh

pedagang untuk melumpuhkan atau membunuh anjing. Tidak ada

cara untuk memastikan bahwa daging dari anjing diracun tidak terkontaminasi dan aman untuk

dikonsumsi manusia.

© D

MFI

41 World Health Organization. 202042 Shenzhen News Network. 202043 Boyle, L. 2020

44 South China Morning Post. 2020

Sejak munculnya COVID-19, pemerintah nasional dan masyarakat serta organisasi kesehatan hewan antarpemerintah dan para ahli telah menyerukan kepada negara-negara di seluruh dunia untuk meninjau kebijakan dan mengadopsi langkah-langkah yang ketat dan mendesak untuk menangani perdagangan dan industri melibatkan hewan, yang dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia.

Dengan sorotan global pada pasar hewan hidup yang menjual satwa liar bersama spesies domestik, termasuk anjing dan kucing untuk diambil dagingnya, komunitas global dan pemangku kepentingan utama kesehatan masyarakat telah meminta pemerintah untuk menangani perdagangan yang tidak diatur pada satwa liar serta perdagangan daging anjing dan kucing tidak hanya menjadi alasan kesehatan bagi manusia dan hewan tetapi juga etika, diakui bahwa anjing dan kucing di seluruh dunia secara luas dianggap sebagai 'hewan teman' dan bukan 'hewan ternak' atau 'hewan konsumsi’.

Skema progresif dan inovatif serta undang-undang yang disahkan dengan cepat yang sebelumnya belum pernah terjadi untuk menangani perdagangan satwa liar. Bahkan sebelum WHO mengklasifikasikan COVID-19 sebagai 'pandemi global'41, China menanggapi wabah tersebut dengan larangan inovatif pada perdagangan satwa liar yang memiliki efek secara langsung, dengan kota-kota mengadopsi langkah-langkah tambahan yang melarang mengkonsumsi satwa liar untuk menjaga kesehatan manusia, termasuk Wuhan dan Beijing, Kota Shenzhen, misalnya, mengeluarkan undang-undang yang secara permanen melarang mengkonsumsi, pembiakan, dan penjualan satwa liar seperti ular, kadal, dan hewan liar lainnya untuk dikonsumsi oleh manusia, dengan denda berat hingga 150.000 yuan (> US $ 20.000)42.

Skema pertama nasional dari jenisnya di China sedang membuat program untuk membantu pedagang satwa liar beralih ke mata pencaharian alternatif lain, seperti menanam buah-buahan, sayuran, tanaman teh, dan

3. Penyegeraan respon regional terhadap pandemi COVID-19

© D

MFI

Hewan yang disembelih di pasar hewan hidup di Indonesia

Pencampuran hewan hidup dan mati dari berbagai spesies di pasar hewan hidup di Indonesia

Page 9: Global Resiko Kesehatan · 2021. 4. 7. · dunia tetapi juga dari segi ekonomi banyak yang kehilangan ... 8 2.2 Bahaya lain untuk kesehatan masyarakat dan keamanan konsumen ... hewan

14 | Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan | 15

herbal43. Perubahan ini terjadi meskipun perdagangan satwa liar dan industri konsumsi China dihargai 520 miliar yuan44 (US $ 74 miliar) oleh Akademi Teknik China pada tahun 2017, dengan menyadari ancaman yang dapat ditimbulkan oleh industri ini terhadap kesehatan global pada manusia.

Langkah serupa diambil pada Juli 2020 oleh Vietnam untuk "mengurangi risiko pandemi baru" melalui publikasi arahan yang berlaku secara langsung, melarang pasar satwa liar dan perdagangan satwa liar (termasuk impor hewan liar hidup dan produk satwa liar); dan memperkuat penegakan larangan perburuan dan perdagangan hewan liar secara ilegal, termasuk penjualan online.

Selama bulan-bulan berikutnya, Kementerian Pertanian China dan dua kota besar China mengadopsi langkah-langkah ini untuk mengatasi perdagangan daging anjing dan kucing di tengah meningkatnya kekhawatiran nasional dan internasional serta penegakkannya. Baik di tingkat nasional maupun kota, dasar dari reformasi legislatif adalah bahwa anjing adalah 'hewan teman' bukan 'hewan ternak', dan menyadari perlunya undang-undang untuk mencerminkan sentimen dari publik.

Shenzhen, Provinsi GuangdongPada 31 Maret 2020, Shenzhen menjadi kota pertama di daratan China yang secara permanen melarang konsumsi anjing, kucing, dan satwa liar. Undang-undang keamanan pangan ('Peraturan Kawasan Ekonomi Khusus Shenzhen tentang Larangan Komprehensif Konsumsi Alam Liar Hewan')42 diusulkan pada Februari 2020 oleh Legislator Shenzhen dan mulai berlaku pada 1 Mei 2020. Undang-undang melarang konsumsi daging anjing dan kucing dengan mencantumkan spesies yang diizinkan untuk dikonsumsi, anjing dan kucing tidak termasuk dalam list tersebut45. Mulai 1 Mei 2020, perdagangan kucing dan anjing untuk dikonsumsi oleh manusia telah dilarang di restoran dan toko di seluruh kota Shenzhen, dan perdagangan kucing dan anjing hidup untuk dikonsumsi di pasar juga telah dilarang.

Selama pengumuman terobosan undang-undang tersebut, juru bicara pemerintah Shenzhen menyatakan: “… anjing dan kucing sebagai hewan peliharaan telah menjalin hubungan yang jauh lebih dekat dengan manusia daripada semua hewan lainnya, dan melarang mengkonsumsi anjing dan kucing serta hewan peliharaan lainnya adalah hal yang umum yang dipraktekkan di negara maju dan di HongKong serta Taiwan. Larangan ini juga menanggapi tuntutan dan semangat peradaban dari manusia46.”

Legislasi NasionalPada 27 Mei 2020, Katalog Nasional Sumber Daya Genetik Ternak dan Unggas45 telah diperbarui oleh pemerintah nasional (Kementerian Pertanian). Katalog tersebut mencakup daftar hewan yang dianggap 'ternak'. Baik anjing maupun kucing tidak termasuk dalam daftar, dan untuk pertama kalinya, dokumen tersebut menyertakan penjelasan untuk tidak mencantumkan anjing, dan secara resmi mengklasifikasikan ulang mereka sebagai 'hewan teman': “Dengan kemajuan peradaban manusia dan perhatian serta preferensi publik untuk perlindungan hewan, anjing telah berubah dari hewan peliharaan domestik menjadi hewan teman. Anjing dalam lingkup umum di seluruh dunia tidak dianggap sebagai hewan ternak dan unggas, dan China juga tidak boleh mengelola anjing sebagai hewan ternak dan unggas47.”

Zhuhai, Provinsi GuangdongPada tanggal 15 April 2020, mengikuti perilisan pembaharuan draft Katalog Nasional Sumber Daya Genetik Ternak dan Unggas45, kota Zhuhai menjadi kota kedua di daratan China yang secara permanen melarang untuk mengkonsumsi anjing, kucing, dan satwa liar. Komite Tetap Kongres Rakyat Kota Zhuhai menyatakan bahwa pembuat undang-undang harus mematuhi 'daftar putih' hewan ternak di China untuk dikonsumsi oleh manusia48, di mana anjing dan kucing tidak termasuk.

45 Ministry of Agriculture and Rural Affairs of the People’s Republic of China. 202046 Shenzhen News Network. 2020

47 Ministry of Agriculture and Rural Affairs of the People’s Republic of China. 202048 China News Network. 2020

© F

OUR

PAW

S

4. Mengapa regulasi bukanlah solusi untuk menangani perdagangan daging anjing dan kucing

49 Humane Society International. 202050 FOUR PAWS International. 2020

51 FOUR PAWS International. 202052 Kim. 2018

© F

OUR

PAW

S

Memasak daging anjing di Kamboja

© F

OUR

PAW

S

Telapak anjing di barbeque di Kamboja

Daging anjing dan kucing untuk diperjualbelikan di pasar Vietnam

Perdagangan daging anjing dan kucing tidak hanya semakin kontroversial dan mengakibatkan perpecahan, tetapi juga menimbulkan ancaman yang sangat nyata bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia dan hewan. Selain itu, hal itu dapat berdampak signifikan secara negatif pada reputasi internasional suatu negara dengan intoleransi global yang terus tumbuh dan vokal terhadap kekejaman terhadap hewan termasuk meningkatnya penentangan lokal terhadap perdagangan, terutama di kalangan generasi muda.

Sampai saat ini, tidak ada negara yang secara resmi melegalkan atau mengatur perdagangan anjing dan kucing untuk dikonsumsi; dan secara jelas bahwa setiap upaya untuk mengatur perdagangan yang melanggar hukum yang telah ada (termasuk peraturan kesehatan dan keselamatan), dan bergantung pada kurangnya penegakan hukum akan gagal. Tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa regulasi produksi daging anjing dan kucing akan menyelesaikan kekejaman sistemik yang terlibat atau mengurangi semua risiko yang ditimbulkan pada kesehatan manusia. Selain itu, baik pemerintah atau organisasi antar-pemerintah tidak menemukan cara yang aman dan manusiawi dalam memelihara dan menyembelih anjing dan kucing untuk produksi daging komersial, dan dalam upaya apa pun untuk melakukannya pasti tidak sejalan dengan yang lain, di mana anjing dan kucing dianggap sebagai sahabat.

Penelitian dan investigasi dari seluruh Asia menunjukkan bahwa di mana pun hal tersebut lazim, mengkonsumsi daging anjing dan kucing sangat kontroversial dan biasanya hanya dilakukan oleh – pemberi keuntungan finansial kepada – sebagian kecil populasi, sementara perdagan-

gannya berdampak negatif pada seluruh populasi dalam hal kesehatan, ekonomi, dan reputasi.

Misalnya, hewan berteman tidak pernah menjadi bagian dari arus utama kuliner China, dan survei menunjukkan bahwa daging anjing hanya dimakan – jarang – oleh kurang dari 20% populasi di China49. Hal ini mencerminkan survei dan investigasi serupa di Kamboja, di mana diperkirakan hanya 12% orang Kamboja yang secara teratur mengonsumsi daging anjing, dan mengkonsumsinya secara teratur menjadi praktik kontroversial di kalangan masyarakat Khmer50; dan di Indonesia, yang diperkirakan oleh koalisi Dog Meat Free Indonesia bahwa kurang dari 7% populasi mengonsumsi daging anjing. Di Korea Selatan, konsumsi daging anjing menurun, terutama di kalangan yang generasi muda, dan kebanyakan orang Korea tidak memakannya secara teratur. Di Vietnam, sebuah studi riset pasar menemukan bahwa prevalensi konsumsi daging anjing sangat bervariasi berdasarkan lokasi. Di Hanoi misalnya, kota yang terkenal memiliki prevalensi mengkonsumsi daging anjing yang tinggi, survei menemukan bahwa hanya 11% orang yang mengkonsumsi daging anjing secara teratur, dan di Kota Ho Chi Minh bahkan lebih sedikit, hanya 1,5%. Selain itu, di Kota Ho Chi Minh, 88%51 dari mereka yang disurvei menjawab bahwa mereka akan menolak makan daging anjing. Sebuah survei dilakukan oleh Gallup Korea pada Juni 2018 menunjukkan bahwa 70% dari orang Korea Selatan mengatakan mereka tidak akan makan daging anjing di masa depan52. Oleh karena itu – untuk mengakhiri perdagangan yang akan berdampak pada kaum minoritas tetapi menguntungkan populasi mayoritas yang lebih luas.

Page 10: Global Resiko Kesehatan · 2021. 4. 7. · dunia tetapi juga dari segi ekonomi banyak yang kehilangan ... 8 2.2 Bahaya lain untuk kesehatan masyarakat dan keamanan konsumen ... hewan

16 | Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan | 17

Sebagai pengakuan atas kebutuhan kejelasan hukum, semakin banyak negara dan wilayah telah mengeluarkan undang-undang progresif yang secara eksplisit mengakui anjing dan kucing sebagai 'hewan teman', bukan sebagai 'hewan ternak' atau 'hewan konsumsi', dan menghapusnya dari daftar 'spesies ternak' dalam pearturan hukum. Misalnya, Filipina, Taiwan, dan Hong Kong telah mengeluarkan undang-undang, peraturan, dan tata cara yang secara eksplisit melarang penyembelihan, penjualan, dan mengkonsumsi anjing, sejalan dengan sentimen publik, komitmen untuk melindungi kesejahteraan hewan, dan sejalan dengan kepiawaan global dalam pengendalian rabies dan persyaratan penghapusan, dengan mengambil berbagai pendekatan hukum. Di Taiwan dan Hong Kong, penyembelihan, penjualan, dan konsumsi kucing juga dilarang secara eksplisit, sedangkan di Filipina, kucing tidak terdaftar sebagai spesies yang dapat dikonsumsi, yang secara efektif juga menghalangi mereka untuk mengkonsumsi daging kucing.

Di negara lain, seperti India, tidak ada larangan eksplisit melainkan dianggap ilegal berdasarkan Peraturan Standar dan Keamanan Pangan (Standar dan Aditif Produk Makanan)53, yang tidak mengakui anjing sebagai makanan konsumsi, sebagai Peraturan Nasional Pencegahan Kekejaman Terhadap Hewan Act54 (1960); dan di Singapura55, undang-undang perlindungan hewan dan keamanan pangan melarang penyembelihan dan konsumsi anjing

dan kucing, yang tidak diakui sebagai 'hewan konsumsi'. Rute hukum untuk mendefinisikan 'hewan konsumsi’- yang dianggap dapat dikonsumsi oleh manusia – adalah pendekatan yang juga diadopsi di Thailand dan Indonesia; dan tercermin dari langkah-langkah yang diambil oleh China sejak pandemi COVID-19 dalam menuntut peninjauan kembali kebijakan yang terkait dengan praktik perdagangan dan konsumsi hewan.

53 Food Safety and Standards Authority of India. 201154 Animal Welfare Board of India. 196055 Singapore Government. 2002

© F

OUR

PAW

S

Jutaan anjing dan kucing telah diambil, diperdagangkan, dan disembelih untuk dikonsumsi setiap tahun di sebagian besar Asia, dan mengingat ancaman kesehatan masyarakat yang serius dapat ditimbulkan dari perdagangan ini, menjadi tanggung jawab pemerintah regional dan nasional di seluruh dunia untuk melakukan segalanya dengan kekuatan untuk menghilangkan sumber wabah penyakit ini. Kebijakan dan praktik apa pun yang menopang perdagangan daging anjing dan kucing tidak hanya untuk melarang upaya apa pun memberantas rabies – mengingat perdagangan daging anjing dan kucing dan program eliminasi rabies tidak sesuai – tetapi juga membawa risiko kesehatan masyarakat yang besar dan tidak dapat diprediksi dapat menyebabkan wabah dan pandemi penyakit zoonosis di masa depan di antara populasi manusia.

Oleh karena itu, pemerintah di seluruh Asia berkewajiban untuk ikut menangani perdagangan daging anjing dan kucing meskipun tidak dianggap sebagai asal mula COVID-19, yang tidak diragukan lagi dapat menimbulkan risiko kesehatan manusia yang signifikan, termasuk penyebaran trichinellosis, kolera, dan rabies yang membunuh puluhan ribu orang setiap tahun.

Akibatnya, langkah-langkah yang semakin progresif dan ketat diperlukan untuk secara langsung meningkatnya keprihatinan nasional dan global atas risiko yang ditimbulkan oleh perdagangan anjing dan kucing yang dikonsumsi oleh manusia terhadap kesehatan dan keselamatan publik; dan untuk secara langsung mengembangkan kesadaran global tentang tanggung jawab kita untuk melindungi kesejahteraan hewan dengan lebih baik melalui ketentuan undang-undang yang memadai untuk mencegah kekejaman terjadi terhadap hewan. Selanjutnya, beban ekonomi perdagangan harus dipertimbangkan baik dari segi biaya ekonomi maupun sosial. Kisaran ini dari biaya yang terkait dengan peran perdagangan dalam mempertahankan dan memperburuk penularan penyakit, terutama rabies, hingga yang terkait dengan reputasi internasional negara dan pariwisata serta industri dan peluang investasi lainnya yang terdampak.

Penting bagi pemerintah di seluruh dunia untuk bertindak untuk mengatasi sumber patogen zoonosis yang mematikan – yang diyakini dalam kasus COVID-19 sebagai pasar hewan hidup manusia dan berbagai spesies hewan saling berdekatan – untuk memastikan mereka bukanlah titik asal pandemi berikutnya. Jika tindakan tidak diambil, pertanyaannya bukan apakah pandemi serupa akan muncul, tetapi kapan. Mengingat dampak bencana pandemi COVID-19, sebuah pendekatan yang hati-hati diperlukan untuk membatasi semua risiko yang akan terjadi.

Perdagangan hewan yang mempengaruhi kesejahteraan dan stabilitas nasional maupun internasional tidak dapat lagi diabaikan atau dipertahankan sebagai pilihan atau budaya pribadi. Sekarang adalah waktu yang kritis bagi negara-negara di seluruh dunia untuk meninjau dan mempertimbangkan kembali kebijakan mereka terkait dengan pembiakan / penangkapan, pemeliharaan, pengangkutan, penjualan, dan penyembelihan semua spesies hewan yang diperuntukkan untuk konsumsi manusia, termasuk anjing dan kucing.

Berdasarkan bukti ilmiah dan rekomendasi para ahli, kami mendesak pemerintah di seluruh daerah untuk mengambil tindakan pencegahan segera dengan cara:

■ Menerbitkan Undang-undang atau Arahan komprehensif yang melarang semua aspek perdagangan daging anjing dan kucing, termasuk perdagangan, penjualan, penyembelihan, dan konsumsi.

■ Memastikan penutupan semua pasar dan fasilitas yang menjual dan / atau menyembelih anjing dan kucing secara hidup.

■ Mengeluarkan pernyataan publik tentang bahaya kesehatan masyarakat dari penyembelihan dan konsumsi anjing dan kucing.

■ Mengambil tindakan tegas untuk memastikan penegakan hukum, peraturan, dan arahan yang ada untuk mengakhiri perdagangan daging anjing dan kucing.

6. Rekomendasi

Sangatlah penting bagi pemerintah di seluruh dunia untuk

bertindak segera mengatasi sumber patogen zoonosis yang mematikan, yang diyakini dari

kasus COVID-19 dari pasar hewan hidup dimana manusia dan hewan berdekatan – untuk memastikan

bahwa mereka bukan pembawa ke pandemi selanjutnya.

5. Legislasi progresif untuk mengakhiri perdagangan

Dampak perdagangan terhadap pemilik hewan peliharaan dan masyarakatPerdagangan daging anjing tidak hanya melanggar hukum yang berlaku, tetapi juga menyebabkan keresahan dan ketidakpuasan masyarakat dikarenakan pencurian dan pedagang anjing semakin bertentangan dengan komunitas pemilik hewan peliharaan dan pecinta hewan peliharaan yang terus berkembang. Di China dan Vietnam, misalnya, laporan tentang pedagang yang mencoba untuk mencuri hewan peliharaan yang terluka parah bahkan dibunuh selama bentrokan selalu ditampilkan di media, dengan pemilik hewan peliharaan menjadi semakin frustrasi dengan kurangnya penegakan hukum dan mengambil tindakan sendiri untuk melindungi hewan peliharaan mereka.

Pejabat pemerintah Kamboja menunjukkan kesediaan mereka untuk mengambil tindakan terhadap perdagangan daging anjing

Page 11: Global Resiko Kesehatan · 2021. 4. 7. · dunia tetapi juga dari segi ekonomi banyak yang kehilangan ... 8 2.2 Bahaya lain untuk kesehatan masyarakat dan keamanan konsumen ... hewan

Referensi

■ 1. Johns Hopkins Coronavirus Resource Center. COVID-19 Map. Johns Hopkins Coronavirus Resource Center. 2021 Feb 11 [accessed 2020 Feb 11]. https://coronavirus.jhu.edu/map.html

■ 2. The Guardian. IMF estimates global Covid cost at $28tn in lost output. The Guardian [accessed 2021 Feb 17]. https://www.theguardian.com/business/2020/oct/13/imf-covid-cost-world-economic-outlook

■ 3. Gopinath G. Reopening from the Great Lockdown: Uneven and Uncertain Recovery. [Blog]. IMFBlog – Insights and Analysis on Economics and Finance. [accessed 2021 Feb 17]. https://blogs.imf.org/2020/06/24/reopening-from-the-great-lockdown-uneven-and-uncertain-recovery/

■ 4. World Health Organization. WHO | Summary of probable SARS cases with onset of illness from 1 November 2002 to 31 July 2003. WHO. 2003 Dec 31 [accessed 2020 Oct 19]. https://www.who.int/csr/sars/country/table2004_04_21/en/

■ 5. United Nations Environment Programme, International Livestock Research Institute. Preventing the next pandemic – Zoonotic diseases and how to break the chain of transmission. 2020

■ 6. Grace D, Mutua F, Ochungo P, Kruska R, Jones K, Brierley L, Lapar L, Said M, Herrero M, Phuc PD, et al. Mapping of poverty and likely zoonoses hotspots. Mapping of poverty and likely zoonoses hotspots. 2012 [accessed 2020 Oct 19]. https://www.zotero.org/fpsu/collections/58NEDDNK/items/Q2TP74ND/collection

■ 7. Wu F, Zhao S, Yu B, Chen Y-M, Wang W, Song Z-G, Hu Y, Tao Z-W, Tian J-H, Pei Y-Y, et al. A new coronavirus associated with human respiratory disease in China. Nature. 2020;579(7798):265–269. doi:10.1038/s41586-020-2008-3

■ 8. Woo PC, Lau SK, Yuen K. Infectious diseases emerging from Chinese wet-markets: zoonotic origins of severe respiratory viral infections. Current Opinion in Infectious Diseases. 2006;19(5):401–407. doi:10.1097/01.qco.0000244043.08264.fc

■ 9. Schuck Paim C, Alonso WJ. Pandemics, global health and consumer choices. 1st ed. Cria Mineira Empreendimentos Ltda.; 2020.

■ 10. Ghasemzadeh I, Namazi S. Review of bacterial and viral zoonotic infections transmitted by dogs. Journal of Medicine and Life. 2015;8(Spec Iss 4):1–5.

■ 11. Sykes JE, Greene CE. Infectious Diseases of the Dog and Cat – E-Book. Elsevier Health Sciences; 2013.

■ 12. Broom DM, Johnson KG. Stress and Animal Welfare: Key Issues in the Biology of Humans and Other Animals, 2nd edn. Stress and Animal Welfare: Key Issues in the Biology of Humans and Other Animals, 2nd edn. 2019 [accessed 2020 Oct 19]. https://www.academia.edu/41640480/Stress_and_Animal_Welfare_Key_Issues_in_the_Biology_of_Humans_and_Other_Animals_2nd_edn

■ 13. Hampson K, Coudeville L, Lembo T, Sambo M, Kieffer A, Attlan M, Barrat J, Blanton JD, Briggs DJ, Cleaveland S, et al. Estimating the Global Burden of Endemic Canine Rabies. PLOS Neglected Tropical Diseases. 2015;9(4):e0003709. doi: https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0003709" 10.1371/journal.pntd.0003709

■ 14. Clifton M. How not to fight a rabies epidemic: A history in Bali. Asian Biomedicine. 2010; 4: 663–670. doi:10.2478/abm-2010-0086

■ 15. Tao XY, Tang Q, Li H, Mo ZJ, Zhang H, Wang DM, Zhang Q, Song M, Velasco-Villa A, Wu X, et al. Molecular epidemiology of rabies in Southern People’s Republic of China. Emerging Infectious Diseases. 2009;15(8):1192–1198. doi:10.3201/eid1508.081551

■ 16. Dog Meat Free Indonesia. Dog Meat Free Indonesia | Take Action Now. Dog Meat Free Indonesia. 2020 Oct [accessed 2020 Oct 19]. https://www.dogmeatfreeindonesia.org/

■ 17. GAVI – The Vaccine Alliance. What is herd immunity? 2020 Mar [accessed 2020 Dec 17]. https://www.gavi.org/vaccineswork/what-herd-immunity

■ 18. OIE – World Health Organisation. Rabies Portal: OIE – World Organisation for Animal Health. 2020 [accessed 2020 Dec 17]. https://www.oie.int/animal-health-in-the-world/rabies-portal/

18 | Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan | 19

■ 19. Hu RL, Fooks AR, Zhang SF, Liu Y, Zhang F. Inferior rabies vaccine quality and low immunization coverage in dogs (Canis familiaris) in China. Epidemiology and Infection. 2008;136(11):1556–1563. doi:10.1017/S0950268807000131

■ 20. Nguyen AKT, Nguyen DV, Ngo GC, Nguyen TT, Inoue S, Yamanda A, Dinh XK, Nguyen DV, Phan TX, Pham BQ, et al. Molecular epidemiology of rabies virus in Vietnam (2006-2009). – Abstract – Europe PMC. Japanese Journal of Infectious Diseases. 2011 Jan 1:64(5):391-396.

■ 21. Adiani S, Tangkere E. Rabies Case Study On Dog’s Head (Canis Familiaris) In Manado, Airmadidi & Langowan Wet Markets. Journal of Agriculture and Rural Development in the Tropics and Subtropics (J AGR RURAL DEV TROP). 2009 Jan 1.

■ 22. Wertheim HFL, Nguyen TQ, Nguyen KAT, de Jong MD, Taylor WRJ, Le TV, Nguyen HH, Nguyen HTH, Farrar J, Horby P, et al. Furious rabies after an atypical exposure. PLoS medicine. 2009;6(3):e44. doi:10.1371/journal.pmed.1000044

■ 23. Mshelbwala PP, Ogunkoya AB, Maikai BV. Detection of Rabies Antigen in the Saliva and Brains of Apparently Healthy Dogs Slaughtered for Human Consumption and Its Public Health Implications in Abia State, Nigeria. ISRN Veterinary Science. 2013 Dec 12 [accessed 2021 Feb 12];2013:e468043. https://www.hindawi.com/journals/isrn/2013/468043/. doi: https://doi.org/10.1155/2013/468043

■ 24. Otolorin GR, Umoh JU, Dzikwi A. Prevalence of Rabies Antigen in Brain Tissue of Dogs Slaughtered for Human Consumption and Evaluation of Vaccination of Dogs Against Rabies in Aba, Abia State Nigeria. undefined. 2014 [accessed 2021 Feb 12]. https://doi.org/paper/Prevalence-of-Rabies-Antigen-in-Brain-Tissue-of-for-Otolorin-Umoh/0194b116f2943c57cf21bb7ff7e8eb3a71c65f74" /paper/Prevalence-of-Rabies-Antigen-in-Brain-Tissue-of-for-Otolorin-Umoh/0194b116f2943c57cf21bb7ff7e8eb3a71c65f74

■ 25. Tariq WU, Shafi MS, Jamal S, Ahmad M. Rabies in man handling infected calf. Lancet (London, England). 1991;337(8751):1224. doi:10.1016/0140-6736(91)92895-9

■ 26. Kureishi A, Xu LZ, Wu H, Stiver HG. Rabies in China: recommendations for control. Bulletin of the World Health Organization. 1992;70(4):443–450.

■ 27. Asia Canine Protection Alliance (ACPA). Risk Assessment – The Risk The Dog Meat Trade Poses to Rabies Transmission and the ASEAN Plus 3 Countries’ Pledge to Eliminate Rabies by 2020. 2013.

■ 28. Dimaano EM, Scholand SJ, Alera MTP, Belandres DB. Clinical and epidemiological features of human rabies cases in the Philippines: a review from 1987 to 2006. International Journal of Infectious Diseases. 2011;15(7): e495–e499. doi:10.1016/j.ijid.2011.03.023

■ 29. Institut Pasteur. Rabies in Cambodia. Institut Pasteur. 2017 Mar 29 [accessed 2020 Oct 19]. https://www.pasteur.fr/en/research-journal/news/rabies-cambodia

■ 30. Ngo TC, Nguyen DT, Huy tran H, Le T, Hoai Thu N, Diep T, Weiss L, Nguyen B, DuongTran N, Yamashiro T, et al. Imported Dogs as Possible Vehicles of Vibrio Cholerae O1 Causing Cholera Outbreaks in Northern Vietnam. The Open Infectious Diseases Journal. 2011;2011, 5, 127–134:1874–2793. doi:10.2174/1874279301105010127

■ 31. Vietnam Culture. Dog meat restaurants closed amid cholera outbreak fears – Health – News. Vietnam Culture. 2009 May 14 [accessed 2020 Oct 19]. http://travel.org.vn/news/health/2009/05/dog-meat-restaurants-closed-amid-cholera-outbreak-fears.html

■ 32. Thanh Nien News. A dog’s life | Society | Thanh Nien Daily. Thanh Nien News. 2010 Jul 16 [accessed 2020 Oct 19]. http://www.thanhniennews.com/society/a-dogs-life-15632.html

■ 33. Ehara M. Imported Dogs as Possible Vehicles of Vibrio Cholerae O1 Causing Cholera Outbreaks in Northern Vietnam. The Open Infectious Diseases Journal. 2011;5(1):127–134. doi:10.2174/1874279301105010127

■ 34. Trần ND, Nguyễn TTY, Nguyễn TBM, Phạm TCH, Nguyễn QM, Nguyễn TH. Risk factors for cholera outbreak in northern Vietnam in 2008. Health Prevention Magazine. 2009; No.5((104)).

■ 35. World Health Organization. Severe Acute Watery Diarrhoea with Vibrio cholerae in Viet Nam. 2008 Apr 21 [accessed 2020 Oct 20]. https://www.who.int/vietnam/news/detail/21-04-2008-severe-acute-watery-diarrhoea-with-vibrio-cholerae-in-viet-nam

■ 36. Cui J, Wang ZQ. Outbreaks of human trichinellosis caused by consumption of dog meat in China. Parasite (Paris, France). 2001;8(2 Suppl): S 74-77. doi:10.1051/parasite/200108s2074

Page 12: Global Resiko Kesehatan · 2021. 4. 7. · dunia tetapi juga dari segi ekonomi banyak yang kehilangan ... 8 2.2 Bahaya lain untuk kesehatan masyarakat dan keamanan konsumen ... hewan

© F

OUR

PAW

S

20 | Perdagangan Daging Anjing dan Kucing: Global Resiko Kesehatan

■ 37. Chalermchaikit T, A-Kanee Navarat (Chulalongkorn Univ. B (Thailand) F of VSD of VM). Epidemiological surveillance of Trichinosis outbreak in Phetchabun province [Thailand, swine]. Wetchasan Sattawaphaet. 1982 [accessed 2020 Oct 20]. https://agris.fao.org/agris-search/search.do?recordID=XB8220286

■ 38. Khamboonruang C. The present status of trichinellosis in Thailand. 1991.

■ 39. Jinran Z, Zhiwei F. Dog killers sentenced to prison. China Daily. 2014 Apr 15 [accessed 2020 Oct 19]. https://www.chinadaily.com.cn/china/2014-05/15/content_17508441.htm

■ 40. VnExpress, Hoang L. Couple poisoned hundreds of dogs, cats with cyanide: police. VnExpress International – Latest news, business, travel and analysis from Vietnam. 2020 [accessed 2020 Oct 19]. https://e.vnexpress.net/news/news/couple-poisoned-hundreds-of-dogs-cats-with-cyanide-police-4115926.html

■ 41. World Health Organization. WHO Director-General’s opening remarks at the media briefing on COVID-19 – 11 March 2020. 2020 Mar 11 [accessed 2020 Oct 19]. https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-general-s-opening-remarks-at-the-media-briefing-on-covid-19---11-march-2020

■ 42. Shenzhen News Network. Shenzhen Special Economic Region Regulation on a Comprehensive Ban on the Consumption of Wild Animals. Shenzhen News Network. 2020 Apr 1 [accessed 2020 Oct 19]. http://www.sznews.com/news/content/2020-04/01/content_23021431.htm

■ 43. Boyle L. China’s farmers offered buy-out to grow plants instead of breeding wild species in coronavirus clampdown. The Independent. 2020 May 18 [accessed 2021 Feb 12]. https://www.independent.co.uk/climate-change/news/coronavirus-china-wildlife-trade-buyout-farmers-plants-a9520786.html

■ 44. South China Morning Post. China’s wildlife trade. 2020 Mar [accessed 2020 Dec 17]. https://multimedia.scmp.com/infographics/news/china/article/3064927/wildlife-ban/index.html

■ 45. Ministry of Agriculture and Rural Affairs of the People’s Republic of China. National Directory of Genetic Resources for Livestock and Poultry. Ministry of Agriculture and Rural Affairs of the People’s Republic of China. 2020 May 29 [accessed 2020 Oct 19]. http://www.moa.gov.cn/govpublic/nybzzj1/202005/t20200529_6345518.htm

■ 46. Shenzhen News Network. Shenzhen completely banned the consumption of wild animals, these problems you need to know. Shenzhen News Network. 2020 Apr 1 [accessed 2020 Oct 19]. http://mp.weixin.qq.com/s?_biz= MjM5MjE0ODY2MA==&mid=2651243767&idx=1&sn=f0dec17325be96461f4602a8d21cd92d&chksm=bd58d92c8a2f

503a33b5afc937616a7aebe56870eb621df73983f25c3c1d7428d2cd07e1de6c#rd

■ 47. Ministry of Agriculture and Rural Affairs of the People’s Republic of China. Explanations the National Livestock and Poultry Genetic Resources Catalogue. Ministry of Agriculture and Rural Affairs of the People’s Republic of China. 2020 Apr 8 [accessed 2020 Oct 19]. http://www.moa.gov.cn/hd/zqyj/202004/t20200408_6341067.htm

■ 48. China News Network. Zhuhai will implement the ‘strictest ever’ fasting wildlife regulations. China News Network. 2020 Apr 14 [accessed 2020 Oct 19]. http://www.chinanews.com/sh/2020/04-14/9156890.shtml

■ 49. Humane Society International. Humane Society International/India and People for Animals welcome ‘major turning point’ in campaign to end dog meat cruelty. Humane Society International. 2020 [accessed 2020 Oct 19]. https://www.hsi.org/news-media/tag/dog-meat/

■ 50. FOUR PAWS International. A summary report on dog meat consumption in Cambodia. End the Dog and Cat Meat Trade – a FOUR PAWS Campaign. 2020a Jul 23 [accessed 2020 Oct 19]. https://dogcatmeat.four-paws.org/the-truth/a-summary-report-on-dog-meat-consumption-in-cambodia

■ 51. FOUR PAWS International. The Dog and Cat Meat Trade in Southeast Asia: A Threat to Animals and People. 2020b. https://media.4-paws.org/8/0/0/3/80039a8956751c7b9bf934c35993858592182db3/FOURPAWS_Big_DCMT_ Report_GB.pdf

■ 52. Kim H-J. ´Redundant` animal rights activists announce result of dog meat survey... 74% eat with a nearby invitation. Topstarnews. 2018 Jul 27 [accessed 2020 Oct 19]. http://www.topstarnews.net/news/articleView.html?idxno=454226

■ 53. Food Safety and Standards Authority of India. Food Safety and Standards (Food Products Standards and Food Additives) Regulations. 2011.

■ 54. Animal Welfare Board of India. The Prevention of cruelty to Animals Act. 1960.

■ 55. Singapore Government. Animals and Birds Act – Singapore Statutes Online. 2002 [accessed 2020 Dec 16]. https://sso.agc.gov.sg/Act/ABA1965

Ketika zoonosis menyebar dari hewan ke manusia, maka itu

manusia akan cepat menyebarkan melalui kegiatan

diluar. Pandemi COVID-19 bukanlah penyakit menular pertama yang berasal dari

kegiatan manusia yang dibawa dari berbagai spesies hewan.

Page 13: Global Resiko Kesehatan · 2021. 4. 7. · dunia tetapi juga dari segi ekonomi banyak yang kehilangan ... 8 2.2 Bahaya lain untuk kesehatan masyarakat dan keamanan konsumen ... hewan

VIER PFOTEN International / FOUR PAWS InternationalLinke Wienzeile 2361150 Vienna, Austriaphone: +43-1-545 50 [email protected]

four-paws.org facebook.com/fourpaws.org twitter.com/fourpawsint youtube.com/fourpawsinternational instagram.com/four_paws_international Di

sain

: Virt

ualit

y.

Four Paws adalah organisasi untuk kesejahteraan hewan global hewan dibwah pengaruh langsung manusia, yang mengungkapkan penderitaan, menyelamatkan hewan yang membutuhkan dan melindungi mereka. FOUR PAWS didirikan pada tahun 1988 di Wina oleh Heli Dungler, organisasi ini mengadvokasi dunia tempat manusia memperlakukan hewan dengan rasa hormat, empati dan pengertian. Kampanye dan projek FOUR PAWS yang berkelanjutan pada hewan teman/hewan peliharaan termasuk anjing, kucing yang berkeliaran, hewan ternak

dan satwa liar seperti beruang, kucing besar, Orangutan, Gajah yang dipelihara dengan tidak pantas kondisi serta zona bencana dan konflik. FOUR PAWS mempunyai kantor di Australia, Austria, Belgium, Bulgaria, Jerman, Kosovo, Belanda, Switzerland, Afrika Selatan, Thailand, Ukraina, Hungaria, Inggris, Amerika dan Vietnam sebagai tempat perlindungan/rehabilitasi penyelamatan satwa di 12 negara, FOUR PAWS menyelamatkan secara cepat dan untuk jangka panjang.

Tentang FOUR PAWS

© iS

tock

phot

o/Th

itare

eSar

mka

sat

© iF

OUR

PAW

S