glo me rulo nefritis
DESCRIPTION
GMTRANSCRIPT
1. Pemeriksaan Esbach Adalah pemeriksaan kuantitatif albumin dalam urine dengan cara mencampurkan larutan asam pikrat 1% dalam air dan larutan asam sitrat 2% dalam air dengan urine. Hasil positif di lihat dengan adanya kekeruhan dan tingkat kekeruhan sesuai dengan kuantitatif protein.2. Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 20 mg 40 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang di makan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.3. Kreatinin adalah produk sampingan dari hasil pemecahan fosfokreatin (kreatin) di otot yang dibuang melalui ginjal. Pada pria, normalnya 0,6 1,2 mg/dl. Di atas rentang itu salah satunya mengindikasikan adanya gangguan fungsi ginjal. Tetapi kami rasa angka 1,3 mg/dl masih tergolong normal, walaupun Anda sebaiknya mulai waspada.Glomerulonefritis ialah reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu. Yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus.
Epidemiologi
Sering ditemukan pada usia 3-7 tahun (pada awal usia sekolah). Lebih sering mengenai anak laki-laki dari pada wanita dengan perbandingan 2 : 1.
Patofisiologi
Prokferusi seluler (peningkatan produksi sel endotel ialah yang melapisi glomerulus). Infiltrasi leukosit ke glomerulus atau membran basal menghasilkan jaringan perut dan kehilangan permukaan penyaring. Pada glomerulonefritis ginjal membesar, bengkak dan kongesti. Pada kenyataan kasus, stimulus dari reaksi adalah infeksi oleh kuman streptococcus A pada tenggorokan, yang biasanya mendahului glomerulonefritis sampai interval 2-3 minggu. Produk streptococcus bertindak sebagai antigen, menstimulasi antibodi yang bersirkulasi menyebabkan cedera ginjal (Nettina, 2001).
Manifestasi Klinis
Menurut (Betz, Sowden, 2009) manifestasi klinis dari glomerulonefritis akut antara lain:
Nefritis cenderung memilki periode laten kira-kira 10 hari, dan awitan gejala 10 hari setelah awitan awal.
Tanda-tanda awal adalah wajah yang bengkak, edema periorbital, anoreksia, dan urine gelap.
Edema ini cenderung lebih nyata pada wajah dipagi hari: kemudian menyebar ke abdomen dan ekstremitas disiang hari (edema sedang mungkin tidak terlihat oleh seseorang yang tidak mengenal anak dengan baik)
Halauran urine berkurang
Urine keruh, berwarna, seperti teh atau cola.
Anak pucat, peka rangsang dan lesu.
Anak-anak yang lebih kecil mungkin tampak sakit, tetapi jarang mengeluh.
Anak yang lebih besar mungkin mengeluh sakit, kepala perut tidak nyaman, muntah, dan disuria.
Mungkin terdapat hipertensi ringan sampai sedang.
Pemeriksaan Diagnostik
Menurut (Nettina, 2001) pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien dengan glomerulonefritis akut antara lain:
1) Urinalisis (UA).
2) Laju filtrasi glomerulus (LFG).
3) Nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin serum.
4) Pielogram intravena (PIV).
5) Biopsi ginjal.
6) Titer antistrepsomisin O (ASO).
Pada laboratorium didapatkan:
Hb menurun ( 8-11 )
Ureum dan serum kreatinin meningkat. (Ureum : Laki-laki = 8,84-24,7 mmol/24jam atau 1-2,8 mg/24jam, wanita = 7,9-14,1 mmol/24jam atau 0,9-1,6 mg/24jam, Sedangkan Serum kreatinin : Laki-laki = 55-123 mikromol/L atau 0,6-1,4 mg/dl, wanita = 44-106 mikromol/L atau 0,5-1,2 mg/dl ).
Elektrolit serum (natrium meningkat, normalnya 1100 g) Urinalisis (BJ. Urine meningkat : 1,015-1,025 , albumin , Eritrosit , leukosit ) Pemeriksaan HistopatologiMakroskopis ginjal tampak agak membesar, pucat dan terdapat titik-titik perdarahan pada korteks. Mikroskopis tampak hampir semua glomerulus terkena, sehingga dapat disebut glomerulonefritis difusa. Tampak proliferasi sel endotel glomerulus yang keras sehingga mengakibatkan lumen kapiler dan ruang simpai Bowman menutup. Di samping itu terdapat pula infiltrasi sel epitel kapsul, infiltrasi sel polimorfonukleus dan monosit. Pada pemeriksaan mikroskop elektron akan tampak membrana basalis menebal tidak teratur. Terdapat gumpalan humps di subepitelium yang mungkin dibentuk oleh globulin-gama, komplemen dan antigen Streptococcus. Ultrasonografi ginjal diperlukan untuk menilai ukuran ginjal dan menyingkirkan kelainan lain,seperti obstruksi sistem pelviokalises.Biopsi ginjal diperlukan untuk menegakkan diagnosi secara hispatologi dan dapat digunakan sebagai pedoman pengobatan.
Penatalaksanaan
Menurut (Suddarth. 2001), tujuan dari penatalaksanaan adalah untuk memulihkan fungsi ginjal dan untuk mengobati komplikasi dengan cepat.
1. Penatalaksanaan medis
Penisilin untuk infeksi streptokokus residual
Preparat diuretik dan antihipertensif
Pertukaran plasma / plasmaferesis (Plasmapheresis adalah proses mekanis yang menghilangkan antibodi dari darah dengan beberapa plasma darah keluar dari darah dan menggantinya dengan cairan lain atau plasma donor) dan pengobatan dengan obat-obat steroid dan sitotoksik untuk mengurangi respon inflamasi, pada penyakit yang berkembang pesat.
Kadang diperlukan dialysis
Tirah baring selama fase akut sampai urine jernih dan BUN kreatinin, dan tekanan darah kembali normal.
2. Nutrisi
Diit protein dibatasi pada peningkatan BUN
Narium dibatasi pada hipertensi, edema dan gagal jantung kongestif
Karbohidrat untuk energi dan penurunan protein katabolisme
Cairan diberikan sesuai kehilangan cairan dan berat badan harian (masukan dan halauaran)
Komplikasi
Glomerulonefritis kronik sebagai kelanjutan dari glomerulonefritis akut yang tidak mendapat pengobatan secara tuntas.
Gagal ginjal akut dengan manifestasi oliguria sampai anuria yang dapat berkurangnya filtrasi glomerulus. Gambaran seperti insufiiensi ginjal akut dengan uremia, hiperfosfatemia, hiperkalemia. Walaupun oliguria atau anuria yang lama jarang terdapat pada anak, jika hal ini terjadi diperlukan peritoneum dialysis (bila perlu).
Enselopati hipertensi merupakan gejala serebrum karena hipertensi. Terdapat gejala berupa gangguan penglihatan, pusing, muntah dan kejang-kejang. Hal ini disebabkan karena spasme pembuluh darah local dengan anoksia dan edema otak.
Gangguan sirkulasi berupa dispnea, ortopnea, terdapatnya ronkhi basah, pembesaran jantung dan meningginya tekanan darah yang buka saja disebabkan spasme pembuluh darah, tetapi juga disebabkan oleh bertambahnya volume plasma. Jantung dapat membesar dan terjadi gagal jantung akibat hipertensi yang menetap dan kelainan di miokardium.
Anemia yang timbul karena adanya hipovolemia disamping sintesis eritropoetik yang menurun.
Prognosis
Diperkirakan 95% pasien akan sembuh sempurna,25% meninggal selama fase akan dan 2% menjadi glomerulus nefritis kronik.
Namun jarang fase akut dapat menjadi sangat berat dan menimbulkan hialinasasi glomerulus dan Isufisiensi ginjal kronis mortalitas pada fase akut dapat dihindari dengan manajemen yang tepat pada gagal ginjal atau gagal jantung akut
Kekambuhan sangat jarang terjadi
Etiologi
Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan Glomerulonefritis adalah:
A. Infeksi
1. Glomerulonefritis Post-streptokokus.
Glomerulonefritis dapat muncul satu atau dua minggu setelah sembuh dari infeksi tenggorokan atau infeksi kulit. Kelebihan produksi antibodi yang dirangsang oleh infeksi akhirnya menetap di glomerulus dan menyebabkan peradangan.
Gejalanya meliputi pembengkakan, pengeluaran urin sedikit, dan masuknya darah dalam urin. Anak-anak lebih mungkin untuk terserang glomerulonefritis post-streptokokus daripada orang dewasa, namun mereka juga lebih cepat pulih.
2. Bakteri endokarditis.
Bakteri ini bisa menyebar melalui aliran darah dan menetap di dalam hati, menyebabkan infeksi pada katup jantung. Orang yang berisiko besar terserang penyakit ini adalah orang-orang yang memiliki cacat jantung.
Bakteri endokarditis berkaitan dengan penyakit glomerulus, tetapi hubungan yang jelas antara keduanya masih belum ditemukan.
3. Infeksi virus.
Virus yang dapat memicu glomerulonefritis adalah infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan virus penyebab hepatitis B dan hepatitis C.
B. Penyakit Sistem Kekebalan Tubuh
Penyakit sistem kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan Glomerulonefritis adalah:
1. Lupus Eritomatosus Sistemik (SLE/systemic lupus erythematosus)
Lupus yang kronis dapat menyebabkan peradangan pada banyak bagian tubuh, termasuk kulit, persendian, ginjal, sel darah, jantung dan paru-paru.
2. Sindrom Goodpasture.
Adalah gangguan imunologi pada paru-paru yang jarang dijumpai. Sindrom Goodpasture menyebabkan perdarahan pada paru-paru dan glomerulonefritis.
3. Nefropati IgA.
Ditandai dengan masuknya darah dalam urine secara berulang-ulang. Penyakit glomerulus primer ini disebabkan oleh penumpukan imunoglobulin A (IgA) dalam glomerulus. Nefropati IgA dapat muncul selama bertahun-tahun tanpa menampakkan gejala. Kelainan ini tampaknya lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita.
C. Vaskulitis
Adalah gangguan yang ditandai oleh kerusakan pembuluh darah karena peradangan, pembuluh darah arteri maupun vena.
Jenis-jenis vaskulitis yang menyebabkan Glomerulonefritis antara lain:
1. Polyarteritis. Vaskulitis yang menyerang pembuluh darah kecil dan menengah di beberapa bagian tubuh seperti, ginjal, hati, dan usus.
2. Granulomatosis Wegener. Vaskulitis yang menyerang pembuluh darah kecil dan menengah pada paru-paru, saluran udara bagian, atas dan ginjal.
D. Kondisi yang cenderung menyebabkan luka pada glomerulus
1. Tekanan darah tinggi.
Kerusakan ginjal dan kemampuannya dalam melakukan fungsi normal dapat berkurang akibat tekanan darah tinggi. Sebaliknya, glomerulonefritis juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi karena mengurangi fungsi ginjal.
2. Penyakit diabetes ginjal.
Penyakit diabetes ginjal dapat mempengaruhi penderita diabetes. Nefropati diabetes biasanya memakan waktu bertahun-tahun untuk bisa muncul. Pengaturan kadar gula darah dan tekanan darah dapat mencegah atau memperlambat kerusakan ginjal.
3. Focal segmental glomerulosclerosis.
Ditandai dengan jaringan luka yang tersebar dari beberapa glomerulus, kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit lain atau tanpa alasan yang diketahui.
Glomerulonefritis kronis terkadang muncul setelah serangan glomerulonefritis akut. Beberapa pasien bahkan tidak memiliki riwayat penyakit ginjal, sehingga tanda awal glomerulonefritis kronis adalah gagal ginjal kronis.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh banyak hal. Jika yang terjadi hanya glomerulonefritis saja, maka disebut sebagai glomerulonefritis primer. Jika penyakit lain seperti lupus atau diabetes adalah penyebabnya, maka disebut glomerulonefritis sekunder. Jika parah atau berkepanjangan, radang akibat glomerulonefritis dapat merusak ginjal