gkat i - dprberkas.dpr.go.id/armus/file/lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di...

73
RISA LAH PEMBAHASAN RANCANGAN Ul\DANG-UNDANG TENT ANG GURU DAN DOSE:\ DALAM PEMBICARAAN Tl:\GKAT I Masa Persidangan Tahun sidang Rapat Ke Jenis Rapat Sifat Rapat Dengan Hari/Tanggal Waktu Tern pat Ketua Rapat Sekretaris A ca ra Had i r Had i r 2005-2006 Rapat Timcil Terbuka Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia 23 September 2005 15.00 \\.IB Ruang Rapat Komisi X DPR RI, Gedung I Ir. H. Heri Achmadi H. Agus Salim, SH/Kabagset Komisi X DPR-RI 1. Pembahasan RUU tentang Guru Guru dan Dosen 2. Lain-lain 3 7 Anggota dari 48 orang Anggota Komisi X DPR RI Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia beserta jajarannya

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

RISA LAH

PEMBAHASAN RANCANGAN Ul\DANG-UNDANG

TENT ANG

GURU DAN DOSE:\

DALAM PEMBICARAAN Tl:\GKAT I

Masa Persidangan Tahun sidang Rapat Ke Jenis Rapat Sifat Rapat Dengan

Hari/Tanggal Waktu Tern pat

Ketua Rapat Sekretaris

A ca ra

Had i r

Had i r

2005-2006

Rapat Timcil Terbuka Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia 23 September 2005 15.00 \\.IB

Ruang Rapat Komisi X DPR RI, Gedung >:usan~ara I Ir. H. Heri Achmadi H. Agus Salim, SH/Kabagset Komisi X DPR-RI 1. Pembahasan RUU tentang Guru

Guru dan Dosen 2. Lain-lain 3 7 Anggota dari 48 orang Anggota Komisi X DPR RI Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia beserta jajarannya

Page 2: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

A. Anggota Fraksi Partai Golkar: I. Prof.Dr.H. Anwar Arifin 2. Antarini Malik. 3. Drg. H. Tonny Aprilani, M.Sc. 4. Ferdiansyah, SE,MM 5. Dra.Hj. Faridah Efendy 6. Drs.H.M. Irsyad Sudiro 7. H.Ebby Djauharie 8. H. Gusti Syamsumin 9. Drs. Trulyanti Habibie Sutrasno, M.Psi.

B. Anggota Fraksi-Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan : 1. H. Heri Akhmadi 2. Drs.H. Soeratal HW 3. Dra. Elviana, M.Si 4. Drs. Eko Waluyo 5. Dra.Hj.Noviantika Nasution 6. Taufan Tampubolon, SE. 7. Deddy Sutomo 8. Drs. H.Djoemad Tjipto Wardojo, MBA.MM

C. Anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan l. DR.H.Muchtar Aziz, MA. 2. Ors. Lukman Hakim 3. H. Daromi Irdjas, SH. M.Si. 4. Drs.H.A. Hafidz Ma'soem D. Anggota Fraksi Partai Demokrat : I. Dr. H. Tata Zainal Muttaqin, MM 2. Drs. Balkan Kaplale

E. Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional : I. Drs. Abdul Hakam Naja 2. M. Joko Santoso, S.Sos 3. Drs. Munawar Sholeh 4. H. Ade Firdaus, SE

F. Anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa : l. H.M. Dachlan Chudorie 2. Masduki Baidlowi 3. Ora. Hj. Anisah Mahfud

2

Page 3: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

4. Drs. Mufid Rahmad 5. Abdul Hamid Wahid, M.Ag.

G. Anggota Fraksi Keadilan Sejahtera : 1. Aan Rohanah, M. Ag. 2. Yusuf Supendi, Le. 3. Zuber Safawi, Shi

H. Anggota Fraksi BPD : 1. Muhammad Zainul Majdi, MA 2. Drs.H.Mudaffar Syah

I. Anggota Fraksi PDS : 1. Ruth Nina M Kendang, SE.

J. Anggota Fraksi PBR : I. H. Is. Anwar Datuk Rajo Perak

KETUA RAPAT (IR. H. HERi ACHMADI):

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Salam sejahtera bagi kita semuanya dan selamat sore.

Kita sudah terlambat 1 jam dari yang kita jadwalkan. Oleh karena itu, ini bisa kita mulai karena rapat ini sesungguhnya tidak membutuhkan kuorum, karena ini hanya bersifat teknis dan keputusannya (suara tidak jelas) melalui Panja. Oleh karena itu, marilah kita bersama membuka rapat ini dengan mengucapkan Bismillahirrahmaanirrahiim.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 15.00 WIB)

Sebelum kita mulai, kita mungkin menyepakati jadwal atau jam kerja kita, kemudian mekanisme dari prosedur. Saya mengusulkan jadwal yang ada itu seperti yang biasa kita 1akukan. Harl ini kita mulai Pukul 14.00 sampai nanti malam kita batasi mak.simum Pukul 22.00, syukur kalau bisa selesai Pukul 21.00. Tapi mungkin kita mulai agak lebih awal, Pukul 19 .00, artinya kita makan malam Pukul 18.30. Besok pagi kita mulai seperti biasa saja, besok Pukul 09.00. Cuma nanti kalau (suara tidak jelas) kita mulai Pukul 10.00 saja, sekitar Pukul 12.00 makan siang, kita mulai Pukul 14.00. Kemudian Pukul 14.00 sampai Pukul l 7.00, selanjutnya Pukul 19.00 sampai Pukul 21.00. Saya kira secara umum seperti itu. Kecuali hari Minggu, kita ... lnsya Allah, tergantung nanti bubamya

3

Page 4: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

ini tanggal berapa. Karena rupanya Pak Andi dan Pak Munawar itu semangat untuk tetap di Millenium itu karena temyata nanti sore ada Pak Amin Rais. Itu mengenai jadwalnya.

Kedua, adalah mengenai mekanisme atau prosedur yang kita tempuh. Kemarin staf sudah mempersiapkan model yang sudah diberikan. Mungkin saya sudah jelaskan bahwa uraian yang bersifat radikal itu materi itu yang kita tayangkan dengan maksud supaya menghasilkan rumusan altematif terhadap pasal-pasal atau ketentuan yang belum dinyatakan tetap, kecuali ada kaitannya dengan dan dosen tadi, sesuai dengan kesepakatan kita sebelumnya Jadi nantinya usulan kita itu akan kita bentuk dalam proses ini. Itu nanti yang akan kita tayangkan pada waktu Rapat Kerja. Jadi tugas kita dalam tim ini adalah menyelesaikan, tentunya dengan memisahkan terlebih dahulu. Yang sudah bersifat tetap, ya sudah tetap. Tetap itu dalam pengertian kalau masih ada kata dan dosen itu tetap kita nyatakan tetap. Namun demikian, kita pahami bahwa tetapnya itu bersifat tentatifkalau domainnya adalah guru dan dosen. Tapi kalau sudah domainnya guru, itu sudah bersifat tetap. Tapi kalau mencakup juga dosen, maka persetujuan tetap itu kita anggap (suara tidakjelas). Jadi kita pilih seperti itu. Saya kira secara umum prosedumya kita pakai yang seperti ini.

Kemarin model pada rapat sebelumnya itu yang sudah disetujui pun kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam kotak ini yang nanti kita sebut dengan istilah draft tunggal. ltu artinya sudah tidak ada macam-macam lagi. Yang kita usulkan sekalipun tetap ditayangkan, tapi yang kita usulkan dibahas di dalam Panja yaitu tentang draft yang merupakan sintesis dari usulan perbaikan yang diajukan (suara tidak jelas) draft aslinya dengan draft usulan Pemerintah. Saya kira demikian.

Saya ingin mencoba, kita akan mulai masuk ke sana langsung pada pasal­pasalnya itu atau mungkin kita melihat terlebih dahulu apa yang sudah disiapkan oleh tim? Pak Faslih mungkin bisa menyampaikan sesuatu?

PEMERINTAH (FASLIH):

Kami mencoba memberikan beberapa warna. Yang merah itu sebetulnya hanya masalah yang tidak terlalu besar, yang hijau itu tambahan, kemudian nanti ada yang biru yang mungkin perlu pembahasan. Saya mengusulkan juga, mungkin nanti yang mana yang masalah balmsa, itu kita serahkan saja kepada ahlinya nanti. Misalnya di sana ada beberapa masalah profesi guru atau guru sebagai profesional, kami sendiri juga berdebat cukup lama. Kalau ini nanti diulang lagi di sini nanti bisa-bisa untuk satu hal yang sebetulnya masalah semantic bahasa bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Jadi kalau boleh kami mengusulkan yang

4

Page 5: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

mana yang substansi itu kita lihat. Kalau misalnya kombinasi antara DPR RI dengan Pemerintah sudah cocok, kita serahkan kepada Tim Penyelaras.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Jadi artinya di dalam Tim Kecil itu nanti masih ada tim di bawahnya, yaitu Tim Penyelaras Bahasa. Intinya yang kita sepakati itu adalah sintesisnya itu substansinya, bukan menyangkut bahasa. Kalau dicari sisi sintesis secara substansinya itu sudah setuju, kita beri catatan. Syukur kalau kalimatnyapun sudah setuju, go ahead. Tapi kalau kalimatnya belum cocok, kita serahkan ke Tim Penyelaras Bahasa.

Mungkin kita bisa mulai atau masih ada? Pak Agus, bisa dikontak? Jadi saya tahu. Mungkin kita mulai. Pak Djoko, berkas saya di mana? Saya sendiri tidak memegang berkas. . ..

Yang kita selesaikan kemarin sampai DIM 40. Jadi kita meningkat ke DIM 41. DIM 40 ini masih ada catatan, tapi saya kira bukan kewenangan dari tim ini untuk merumuskan. Atau mungkin kita beri catatan saja?

Silakan.

PEMERINTAH:

Kami sudah menyiapkan catatan tertulis dan sedang difoto copy. Tapi karena nanti memerlukan pembahasan yang agak lama danjuga mungkin Panja sendiri yang membahas, maka kami sarankan bagaimana kalau ini kita skip dahulu. Perbedaannya hanya antara sertifikat kompetensi kepada sertifikat profesi. Kalau yang lain itu kita sudah sepakat bahwa pengakuannya kita masukkan, kedudukan kita masukkan. Keduanya kita terima.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Saya kira (suara tidakjelas) seperti itu. Catatannya nanti kita bagikan, sore harinya kita baca ketika jam istirahat. Kalau memang nanti malam kita akan memberikan catatan, silakan. Tapi tolong dibaca dahulu.

Kita mulai pada point 41. Ada usul penambahan substansi baru.

Kami persilakan.

5

Page 6: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

PEMERINTAH (FASLI):

lni hanya mempertegas bahwa guru itu dideskripsikan juga dimana dia mengajar. Karena kita berbicara masalah kedudukan. Jadi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (I) tadi bertugas pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Jadi supaya konsisten juga dengan Undang­Undang Sisdiknas. Hanya masalah penekanan dimana dia bertugas.

KETUA RAPAT:

lni hanya guru saj~ karena nanti dosen di perguruan tinggi. Baik, saya kira kalimatnya saya bacakan sekali lagi:

"Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah, sedangkan dosen pada pendidikan tinggi. "

Silakan, Pak Irsyad.

F-PG (DRS. H.M. IRSYAD SUDIRO, M.Si.):

Sebetulnya sepintas lalu memang ini tidak masalah. Cuma di dalam wacana kita secara filosofis sebetulnya dosen itu juga, sehingga kalau disebut demikian maka akan mempertajam.betul-betul bahwa dosen itu bukan guru. Itu termasuk makna kebalikannya. Jadi kalau tidak di usia dini, usia dasar dan usia menengah, itu nanti bukan guru. Sebab dalam proses belajar mengajar pada taraf pendidikan tinggi ada guru besar. Hal seperti itu saya kira nanti akan membuat kagok didalam kita lebih memperdalam menganggap seorang dosen adalah juga seorang guru. Dosen itu dalam posisi sebagai guru, saya kira ini (suara tidakjelas) implikasi (suara tidakjelas).

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Kalau memang ada keinginan j uga guru dicakup, maka nantinya kalimatnya ditambah sedangkan dosen pada perguruan tinggi. Karena itu yang kemarin kita sepakati sejak semula bahwa memang ada perbedaan. Namanya berubah menjadi Undang-Undang Guru dan Dosen karena ada perbedaan, bukan hanya pada tempat mengajamya, tetapi j uga fungsi do sen yang lain sebagai pengembang ilmu, kira-kira begitu. Jadi kalau memang ini yang disebut sebagai yang tadi diutarakan oleh Pak Fasli mengenai tempat mengajamya, maka kalimatnya guru sebagaimana dimaksud pada ayat {I) bertugas pada .. . , sedangkan dosen disebut

6

Page 7: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

pada ayat berapa. Pada ayat (I) juga, itu ada. Ayat (I) itu guru dan dose~ dan dosen bertugas pada perguruan tinggi.

Saya kira nanti kita akan mencoba dalam (suara tidak jelas) mana yang paling mantap kira-kira.

KETUA RAPAT:

Tidak ada masalah, Pak. Artinya, ini pengusulan kalimat. Pengusulan kalimat tadi yang dinyatakan kalau ayat ini hanya mengatur guru. Kalau saya tangkap maksud Pak Irsyad, supaya tidak terlalu dikotomis, maka seyogyanya dosen juga dimasukkan. Kalau sekarang nomenklaturnya sudah dipisahkan, maka otomatis itu memang harus dipisahkan berikutnya. Tapi didalam pelaksanaannya barangkali menjadi ,dosen bertugas pada pendidikan tinggi.

Kalau kita lihat di Pasal I sebetulnya sudah ada juga tuntutan jenjang pendidikan dasar dan menengah dimaksud (suara tidakjelas). (Suara tidakjelas) jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, sehingga ditambah oleh Pemerintah termasukdi bidang (suara tidakjelas). Di Ketentuan Umum Pasal I.

PEMERINTAH (FASLIH):

Memang di Ketentuan Umum penjelasan. Kami hanya mempertegas. Karena kedudukan pertamanya adalah kedudukan dia sebagai profesional, kedudukan kedua adalah tempat dia bekerja. Oleh karena itu, rasanya (suara tidak jelas), tapi kita mempertegas saja. Tapi terserah, kalau Bapak dan lbu merasa bahwa ini redundant, kami siap untuk mencabut kembali.

KETUA RAPAT:

Sebenamya sejak semua dampak pengkonsepsian awal dalam judul pun itu sudah sudah memberikan pengisyaratan itu. Tapi pengertian kita kalau guru itu adalah yang di pendidikan dasar, sedangkan kalau dosen itu pendidikan tinggi.

PEMERINTAH (FASLIH):

Baiklah, kita cabut saja.

7

Page 8: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

KETUA RAPAT:

Baik, secara keseluruhan kita bahas di ... Jangan dihilangkan, diberi catatan saja ...

Kemudian kita masuk kepada DIM 42.

Silakan.

F-PKS (AAN ROHAN AH, M.Ag.):

Mohon dipertimbangkan lagi usulan dari DPR, Icarena ini ada perbedaan antara guru (suara tidakjelas).

KETUA RAPAT:

Sekarang kita mau masuk. Jadi 42 ayat (3) ini dilingkari, seharusnya menjadi ayat tambahan kalau disetujui usulan Pemerintah ini. Tapi kita sudah sepakat untuk didrop. Maka untuk 42-nya:

"Guru dan dosen pada satuan pendidikan yang disetarakan oleh Pemerintah berkedudukan sebagai pegawai Pemerintah Pusat, sedangkan guru dan dosen pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat berkedudukan sebagaimana ditentukan dalam perjanj ian kerja."

Ini ada usulan perubahan ayat (3) Pasal 2 menjadi ayat ( 4) Pasal 2. Ini sistematikanya.

Kemudian perubahan substansinya, kami persilakan kepada Pak Faslih.

PEMERINTAH (FASLIH):

Sebenamya ini juga tidak terlalu tampak keras dari kami. Karena ketika kami melihat ayat ini, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana dengan guru yang diangkat oleh Pemerintah Daerah. Sebetulnya dalam konteks dosen lebih banyak yang Pemerintah Pusat. Tapi ada kemungkinan di sekolah-sekolah tertentu, seperti sekolah unggulan intemasional itu, yang mungkin diangkat oleh Pemerintah Pusat. Tapi banyak guru yang diangkat oleh Pemerintah Daerah. Kita bertanya kepada Undang-Undang Kepegawaian, itu masih ada istilah pegawai Pemerintah Pusat dan pegawai Pemerintah Daerah. Apakah karena tidak ada sama sekali Pemerintah Daerah nanti ada guru yang tidak masuk dalam kategori itu? ltu saja sebetulnya intinya. Kalau memang kita bisa memasukkan di sana, yang di bawah itu mungkin bisa didrop.

8

Page 9: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

KETUA RAPAT:

Jadi masalahnya yang untuk Pemerintah Daerah saja.

Saya persilakan kepada teman-teman dari DPR. Jadi Pemerintah merasa harus tercakup juga posisi guru tadi. Pemerintah dan Pemerintah Daerah, tidak ada istilah Pusat. Jadi seharusnya yang sudah lampau tidak harus pakai pusat. Seharusnya kalau Pemerintah Pusat itu disebut Pemerintah. Guru yang disetarakan oleh Pemerintah berkedudukan sebagai pegawai Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Seperti itu, Pak? . Saya kira usul perbaikannya itu sederhana. Setuju?

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian point 5-nyaada tambahan. DIM 43 ituadalah usulan penambahan substansi.

Kami persilakan.

PEMERINTAH (FASLIH):

Ini hilang dengan sendirinya, ini tidak boleh. Awalnya kita ingin membuat yang Pemerintah saja, kemudian (suara tidakjelas).

KETUA RAPAT:

Jadi DIM 43 dicabut, dimerahkan.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian DIM 44 tetap.

(RAPAT:SETUJU)

DIM 45 perubahan redaksional dan konkordan. Kita serahkan saja kepada Tim Penyelaras, setuju?

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian DIM 46 tetap.

(RAPAT:SETUJU)

9

Page 10: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

DIM 4 7 perubahan redaksional dan konkordan. Oleh karena itu, kita serahkan kepada Tim Penyelaras.

(RAPAT:SETUJU)

DIM 48 tetap.

(RAPAT:SETUJU)

DIM 49 tetap.

(RA PAT: SETUJU)

DIM 50 tetap.

(RAPAT:SETUJU)

DIM 51 ada beberapa parsial. Sekarang yang satu ada yang tidak parsial, yang satunya itu bersifat redaksional. Kata pengantamya itu redaksional, kita serahkan kepada penyelaras.

Kemudian yang d dan e, kami persilakan.

PEMERINTAH (FASLIH):

D, kami hanya ingin menambahkan saja ikatan kesejawatan (colleagiality). Karena salah satu esensi daripada jabatan prof esional ini adalah kesejawatan.

KETUA RAPAT:

Bisa diterima ada kesejawatan? Tambahannya ikatan kesejawatan.

PEMERINTAH (FASLIH):

Jadi memiliki ikatan kesejawatan dan kode etik profesi. Jadi prinsip profesionalitas itu adalah itu.

KETUA RAPAT:

Ada komentar untuk yang d? Kami persilakan. Pak lrsyad?

F-PG (DRS. H.M. IRSYAD SUDIRO, M.Si.):

(Suara tidak jelas) solidaritas (suara tidak jelas) yang senang itu bersama dan susah itu susah bersama. Saya kira bagus.

IO

Page 11: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

KETUA RAPAT:

Ahli Bahasa, katanya kalimatnya kesejawatan sudah oke. Baik, kita terima yang d.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian yang e, saya persilakan.

PEMERINTAH (FASLIH):

Yang e-nya kita mengusulkan ... , dibandingkan hak dan kewajiban. Karena kalau hak itu sudah banyak deskripsinya. Tapi di sini kita mengatakan bahwa bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas profesionalnya. Jadi di sini kita tekankan sebagai prinsip dari profesionalisme tadi. Bukan memperbaiki, tapi mengubah sedikit dari hak-hak dan tanggungjawab. Kalau hak itu sudah banyak, kesejahteraannya dan segala macam. Tapi kita ingin menekankan dari sini bahwa kalau dia profesional, maka dia harus bertanggungjawab atas tugas profesionalnya.

KETUA RAPAT:

Jadi sebenamya ini lebih bukan pada substansi, tapi stressing-nya kepada tanggung jawab yang ditetapkan dianggap mengimbangi hak yang sudah diberikan cukup banyak. Saya kira reasonable, cukup.

(RAPAT:SETUJU)

PEMERINTAH (FASLIH):

i di sini kita perbaiki, karena ketika berdebat masalah badan hukum itu ternyata badan hukum itu kembali (suara tidakjelas) hukum dan haknyaadalah haknya yayasan, PT dan koperasi. Jadi lebih baik terdaftarnya. Kalau terdaftar dia sebagai organisasi kemasyarakatan. Kalau tidak, dia berpindah sewajarnya ke yayasan atau ke PT atau kepada koperasi.

KETUA RAPAT:

Sebuah organisasi yangtidak berbadan hukum bagaimana status (suara tidak jelas) dan bagaimana status kontrak-kontrak yang dia lakukan?

Silakan, Pak. Ini soal tanah yang dimiliki oleh INSA, asosiasi pemilik kapal pelayaran. Itu gedungnya hilang, karena karena dia tidak punya (suara tidak

11

Page 12: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

jelas) kemudian menyerahkan ( suara tidak jelas) kepada seseorang yang temyata seseorang itu tidak (suara tidak jelas).

PEMERINTAH (FASLIH):

Oleh karena itulah, sebagian besar organisasi profesi itu sekarang terpaksa membuat yayasan sebagai bentuk badan hukumnya. Tapi yang organisasinya sendiri tidak pemah berbadan hukum, hanya terdaftar di Departemen Dalam Negeri.

KETUA RAPAT:

Organisasi seperti ormas itu berbadan hukum atau tidak?

Silakan Ibu Aan menjelaskan.

F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHANAH, M.Ag.):

Salah satu contoh Ormas ( suara tidak jelas ), karena kebetulan ketika itu saya Ketua Umumnya. Jadi kalau cuma terdaftar saja banyak hal yang tidak bisa kita urus berhubungan dengan pendanaan, dengan sumbangan-sumbangan, sehingga harus berbadan hukum. Badan hukum inilah nanti yang akan bisa membuat cabang-cabang di tempat Jain.

PEMERINTAH (FASLIH):

Sadan hukumnya apa?

F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHANAH, M.Ag.):

Perkumpulan, kalau di sana masuknya ke organisasi masyarakat. Jadi ke bagian sosial.

PEMERINTAH (FASLIH):

Bahwa dia diakte-notariskan, itu memangya. Tapi tidak kua~ tidak berbadan hukum. Saya tidak tahu. lni kita serahkan saja ke hukum, bagaimana?

F-PG (DRS. H.M. IRSYAD SUDIRO, M.Si.):

Sa ya kira wacananya itu perlu. Saya mendirikan ormas, namanya MKGR. Itu berdiri tahun 1960. Waktu itu ketuanya lapor ke Intel Polisi. Kemudian setelah lahir Undang-Undang Nomor 8 Tahun I 985 kita mendaftar ke Depdagri. Depdagri pada saat belum ada Undang-U ndang Badan Hukum itu cukup melaporkan bahwa kita (suara tidak jelas). Tapi sekarang temyata diminta akte notarisnya dan akte

.12

Page 13: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

notaris itu bisa dalam berbagai bentuk. Notaris itu mewakili Depatemen Hukum dan HAM. Itu yang bisa diwadahkan dengan badan hukum. Oleh karena itu, urusannya yang berbadan hukum dan terdaftar. Karena terdaftar itu registrasinya di Depdagri, dari aspek politisnya di Depdagri, kemudian pembinaan teknis oleh (suara tidakjelas) hukum. Saya kira itu perlu yang berbadan hukum dan terdafiar.

Terima kasih

KETUA RAPAT:

Justru ditambah berbadan hukum dan terdaftar.

F-PG (DRS. H.M. IRSYAD SUDIRO, M.Si.):

Ya, ditambah.

PEMERINTAH (FASLIH):

lebih baik ini domainnya ahli hukum.

KETUA RAPAT:

Kita ini ditugaskan untuk merumuskan. Kalau Tim Kecil ini belum mempunyai kesimpulan, maka dipending sampai nanti ahli hukumnya ini (suara tidakjelas) disini supaya selesai. Jadi nanti kita pertanggungjawabkan

PEMERINTAH (FASLIH):

Karena (suara tidakjelas) itu mengatakan bahwa diakte-notariskan itu tidak otomatis berbadan hukum dalam konteks tadi, ada yayasan, ada PT dan ada Koperasi.

lni bisa dalam bentuk organisasi masyarakat. ltu lalu didaftarkan kemudian di organisasi masyarakat. Yang sekarang terjadi existing nanti itu.

KETUA RAPAT:

Saya mengusulkan kita tunggu penjelasan dari pakar hukum. Diharapkan nanti malam pakar hukumnya bisa datang. Tapi kalau bisa nanti malam ...

PEMERINTAH (FASLIH):

Kita tambahkan saja dahulu. Jadi yang berbadan hukum dan terdaftar dimerahkan supaya tidak lupa.

13

Page 14: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

KETUA RAPAT:

Yang dimerahkan itu adalah yang berbadan hukum dan terdaftar. Kita lanjutkan. Ada yang baru, mohon dijelaskan perbedaannya

PEMERINTAH (FASLIH):

Ini sebetulnya sama dengan ini. Artinya, untuk memudahkan nanti. Sebagian sudah dikotak-kotakkan.

KETUA RAPAT:

Yang tetap sudah dikotakkan. Jadi yang Nomor 51 dipending.

Kemudian ada usul 52 dari Pemerintah untuk dihapus. Tidak perlu dijelaskan. Pak Faslih?

PEMERINTAH (FASLIH):

Ini memang menjadi perdebatan juga di tempat kami bahwa sebetulnya dengan menspesifikasikan kompetensi, kualifikasi akademik, maka dengan sendirinya tidak akan mungkin lagi orang yang tidak memiliki kualifikasi dan kompetensi itu termasuk. Jadi alasannya terlalu (rekaman terputus).

KETUA RAPAT:

(Suara tidak jelas) tercantum di dalam pasal-pasal ini. Secara implisit dan sistemik sudah termuat di dalam pasal-pasalnya. Catatannya saja, Pak. Saya kira dapat kita setujui.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian Pemerintah juga mengusulkan penghapusan pada DIM 53, konkordan.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian DIM 54, kami persilakan usul perubahan. Kami persilakan.

PEMERINTAH (FASLIH):

DIM 54 (suara tidak jelas). Kita hanya menambahkan saja sebetulnya, mengganti nilai profesionalitas itu. Tadi kita sudah bicara prinsip-prinsip profesional. Jadi rasanya kalau mau mengukur kalau kita kaitkan dengan kata­kata dengan menjunjung tinggi, menjunjung tinggi apa? Pertama, menjunjung

14

Page 15: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

tinggi hak asasi manusia, menjunjung tinggi nilai keagamaan, menjunjung tinggi nilai kultural, menjunjung tinggi kemajuan bangsa dan lebih tepat menjunjung tinggi kode etik profesi daripada nilai-nilai profesionalitas.

KETUA RAPAT:

Secara substansi sama. Tapi dengan bahasanya, kalau tadi dianggap kira-kira penjelasan Pemerintah itu kalau nilai profesionalitas itu seperti mengulang lagi sesuatu yang sebenamya sebelumnya sudah dideskripsikan sebagai kode etik.

Kami persilakan. Ibu Aan setuju?

F-PKS (ORA. HJ. AAN ROHANAH, M.Ag.):

Saya rasa setuju, karena maksudnya sama, hanya diubah bahasanya saja. Kalau menurut saya ini justru lebih mudah dipahami untuk dibaca.

KETUA RAPAT:

Karena nilai-nilai profesionalitas itu nanti menjadi (suara tidak jelas), sedangkan kalau kode etik itu sesuatu yang sudah tertulis dan dirumuskan oleh organisasinya itu sendiri.

Sa ya persilakan kepada yang lainnya. Pak Irsyad tidak keberatan? Kita setujui saja. Kalau nanti malam dikeluarkan lagi tidak apa-apa. Kalau nilai profesionalitas itu menjadi abstrak lagi, sedangkan kalau kode etik itu sesuatu yang sudah kompleks dirumuskan, ada (suara tidak jelas) dan ada juga yang mengawasinya. Oke saya kira.

(RAPAT:SETUJU)

Pasal 55 usulan Pemerintah dihapus. Aslinya apa? Jadi langsung saja.

Kemudian pengakuan profesi ditujukan, sama dengan DIM, ketika itu kita bicarakan. Sudah ada, <lulu mau digabung. Seingat Bapak bagaimana?

PEMERINTAH (FASLIH):

Rasanya lebih tepat di sana, ketika kita membicarakan kedudukan, tugas dan fungsi itu, bahwa memang dia harus mempunyai sertifikat kompetensi itu.

KETUA RAPAT:

Sama dengan DIM 40, kita hapus.

15

Page 16: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian DIM 57 tetap.

(RAPAT:SETUJU)

DIM 58 tetap

(RAPAT:SETUJU)

DIM 59, usulan perbaikan menjadi Pasal 6.

(RA PAT: SE TU JU)

Kemudian DIM 60, ini ada usul sesuai dengan (suara tidak jelas) dan konkordan, kalimat lebih padat dan lugas. Usulan substansi dan redaksi

Kami persilakan.

PEMERINTAH (FASLIH):

Sebetulnya tidak juga lebih padat dan lugas .. Tapi kami mengatakan bahwa guru di sini ... , di atas itu guru dan dosen sebagai pendidik profesional (suara tidak jelas) wajib memiliki kuali.fikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran dan transfer ilmu pengetahuan sesuai dengan standar nasional pendidikan. Kami mengusulkan:

"Guru wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional."

ltu untuk semua guru, baik guru swasta maupun guru negeri. Nanti dan dosen.

KETUA RAPAT:

Kita masukkan saja Guru dan Dosen. Standar nasional dihilangkan? Maksudnya?

PEMERINTAH (FASLIH):

Karena ada masukan dari teman-teman dari Hukum, katanya kalau standar nasional seperti itu merujuk kepada PP dan biasanya Undang-Undang jarang yang merujuk kepada PP.

16

Page 17: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

KETUA RAPAT:

Yang lainnya? Ibu Aan, silakan.

F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHANAH, M.Ag.):

Saya setuju dengan usulan dari Pemerintah. Di sini ada tambahanyang lebih menekankan pada kualitas guru dengan adanya sehat jasmani, rohani dan kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

KETUA RAPAT:

Yang lainnya tidak ada? Berarti oke.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian DIM 61, ini perubahan saja. Pasal dihapus.

Kemudain dosen sebagai ilmuwan wajib memiliki. ..

PEMERINTAH (FASLIH):

Semuanya konkordan, Pak. Nanti dibahas pada waktu dosen.

F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHANAH, M.Ag.):

Saya ingin menambahkan boleh?

Masalah dosen ini kalau bisa ditambah dengan pengabdian masyarakat, karena banyak dosen yang menjual hasil pendidikan ini ke tempat lain dan tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

KETUA RAPAT:

Nanti di dalam Dosen, kita belum membahas sekarang. Tapi intinya dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi (suara tidakjelas) dan (suara tidak jelas) melalui penelitian. Kalau diusulkannya boleh saja, dicatat saja usulannya supaya tidak lupa, dan pengabdian pada masyarakat.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian DIM 63, itu perubahan pasal saja.

(RAPAT:SETUJU)

17

Page 18: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

Kemudian DIM 64 penambahan substansi.

Kami persilakan.

PEMERINTAH:

Jadi ini kita menambahkan saja. Penjelasan yang lebih rinci, yang pertama adalah guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai dengan standar pendidikan dan sertifikasi profesi. Jadi nanti begini, yang masuk program profesi guru itu adalah mereka yang S 1 atau D4. Lalu mengambil program profesi dosen yang intinya itu adalah ada 4 kompetensi seperti diatur dalam standar nasional pendidikan, yaitu kompetensi pedagogi, sosial, kepribadian dan profesional.

KETUA RAPAT:

Ini Nomor 64? Jadi nomor 64 itu sebenarnya yang tadi kita ubah, sama dengan yang 60. Kalau menurut saya ini didrop saja.

PEMERINTAH:

Ini kita tambahkan.

KETUA RAPAT:

Tadi juga ada standar nasional pendidikan. Standar nasional pendidikan tadi dikatakan untuk PP. Jadi tidak bisa ( suara tidak jelas ). Kai au begitu yang di atas saja ditambahkan. Jadi koma, memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan serta memiliki sertifikat kompetensi. Begitu saya kira, yang lainnya persis sama.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian usulan perbaikan untuk DIM 65 mengenai kualifikasi guru.

Kami persilakan. Perbedaannya sesuai dengan PP SMP saja. kami persilakan. Bedanya hanya D4 menjadi SI.

PEMERINTAH (FASLIH):

Ke bawahnya kalau tidak salah ini dideskripsikan. Coba lihat dulu ke yang berikutnya. Kembali lagi ke DIM 65, kualifikasi akademik. Kita hanya mengambil kata-kata apa yang sudah ada di SMP saja, bahwa di dalam SMP itu kata-katanya adalah:

18

Page 19: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

"Kualifikasi akademil< sebagaimana dimaksud pada ayat rujukannya diperoleh melalui pendidikan tinggi program Sarjana atau SI atau program Diploma 4."

KETUA RAPAT:

Saya kira ini bukan substansi, ini bahasa saja. Saya kira kita terima, ini bahasa saja.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian DIM 66, itu diusulkan dihapuskan. Tapi ini alasannya karena dosen saja. Jadi ini tetap, kualifikasi akademiknya (suara tidak jelas) sesuai dengan bidang tugasnya. Esensinya sama.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian DIM 67:

"Kompetensi sebagaimana dimaksud Pasal 8 dan 9 meliputi kompetensi pedagogi, (suara tidakjelas) ... dan seterusnya"

Kami persilakan. Ada usul perubahan redaksional. Kalau redaksional dibaca langsung saja. Kemudian kalau setuju, kita setujui dan kalau tidak, kita serahkan ke Tim Penyelaras.

PEMERINTAH (FASLIH):

Dan merujukjuga kepada apa yang tercantum dalam Pasal 8 dan 9, bahwa kompetensi itu meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadaian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi guru yang ditempuh sekurang-kurangnya 36 Sistem Kredit Semester (SKS). Ini yang kita harapkan supaya jelas benar bahwa guru sebagai profesi itu betul-betul harus punya keempat kemampuan tadi. Tidak bisa hanya akademis saja, tapi juga kemampuan personal dan juga kemampuan sosial yang sering dikeluhkan kenapa guru itu tidak bisa digugu dan ditiru lagi seperti guru-guru masa lalu. Ini sudah dimasukkan di dalam standar nasional pendidikan ...

KETUA RAPAT:

Baik. Pertama, soal sistem perujukannya kita terima. Yang sebelumnya Pasal 8, Pasal 9 itu diganti merujuk saja ke ayat (I). Ayat (I) sendiri bunyinya adalah:

"Kualifikasi akademik sebagaimana yang dimaksud ... dan seterusnya."

19

Page 20: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

Kemudian yang berikutnya adalah mengenai..., sebenarnya sama. Cuma sebelumnya disebut dalam standar pendidikan nasional, yang sekarang ini bentuk pendidikannya sudah dieksplisitkan, pendidikan profesi guru yang ditempuh sekurang-kurangnya 36 SKS.

Saya persilakan. Ini lebih eksplisit, konsekuensinya detail sekali. Tapi tadi standar nasional itu PP. Standar nasional ditulis kecil barangkali.. Kalau besar sudah menjadi PP. Undang-undang tidak merujuk ke PP.

PEMERINTAH (FASLIH):

Kalau bedajustru nanti menjadi tidakjelas. Karena kita meminta gaji dua kali lipat, ada tunjang profesi itu betul-betul mengubah cara guru yang dulu hanya D2 atau 03, sekarang harus Sarjana atau minimal D4 tambah bidang profesinya.

KETUA RAPAT:

Substansinya setuju. Yang dipersoalkan oleh teman-teman adalah tempatnya, letaknya pada Undang-Undang ini atau pada SMP? Kalau tempatnya memang di SMP, sudah diatur di situ, maka biarkan di situ.

PEMERINTAH (FASLIH):

Kalau di SMP itu belum diatur. Oleh karena itu, kita merasa inilah kesempatan untuk menunjukkan betapa tidak mudahnya untuk menjadi guru ..

KETUA RAPAT:

Silakan.

36 SKS itu dua semester saja.

PEMERINTAH (FASLIH):

Nanti ditambah. Kalau di SMP itu 15 tahun. Tapi nanti di sini kita buat yang SMA, SMP, SD. Yang SMA itu mereka sudah Sarjana, sudah bisa dalam 5 tahun ini kita (suara tidak jelas).

KETUA RAPAT:

Saya kira ini ada dua usulan. Yang pertama, kalimatnya berhenti pada melalui pendidikan profesi guru; yang kedua, yang ditempuh sekurang-kurangnya 36 SKS. Kita pilih saja, berhenti sampai pendidikan profesi guru atau diteruskan dengan yang ditempuh sekurang-kurangnya 36 SKS.

20

Page 21: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHANAH, M.Ag.):

Tapi mungkin ini kesempatan untulc (suara tidak jelas ).

PEMERINTAH (FASLIH):

Sedangkan Undang-Undang Dasar ada istilah 20%. Mana ada Undang­Undang Dasar yang memakai persen-persen. Di Indonesia saja.

KETUA RAPAT:

Saya menjadi saksi juga di Mahkamah Konstitusi. Jadi yang dipersoalkan itu ada dua, yaitu mengenai Undang-Undang Sisdiknas itu sendiri yang ada penjelasannya (suara tidak jelas) dan definisi tentang pendidikan dasar; yang satu lagi itu langsung, yang dipersoalkan adalah Undang-Undang APBN 2005. Karena belum 20%. Keputusan Mahkamah Konstitusi tidak bisa deal, kacau sekali.

Silakan.

F-PG (DRS. H.M. IRSYAD SUDIRO, M.Si.):

Saya tidak mernpermasalahkan yang ini. Kaitannya mungkin kalau ini disetujui dan dosen. Dosen pun kompetensi sebagai agen pembelajarannya saya kira juga hams begini. Cuma apakah itu rnemadai? Dosen itu paling sedikit hams S2. Kemudian kompetensi pembelajarannya ini apakah harus ditambah lagi dengan ini? Kalau ini usul dari Pemerintah saya cenderung setuju, karena ini nanti tingkat kesulitannya ada di Pemerintah. Pembelajarannya di situ.

PEMERINTAH (FASLIH):

Kalau dosen itu dia otomatis Sarjana, minimal S2. Artinya, di dalarn itulah nanti berbagai kompetensi diperoleh.

KETUA RAPAT:

Pak Faslih, Bapak menyebutnya kompetensi sebagai agen pembelajaran. Dosen boleh doktor. Tetapi kalau tidak punya kompetensi pembelajaran, dia punya kompetensi research, belum tentu pernbelaj aran dia miliki. Dia tetap harus kembali lagi ke IKIP 2 semester. Doktor-doktor nanti IKIP (suara tidakjelas), harus ambil semua.

21

Page 22: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

PEMERINTAH (FASLIH):

Memang untuk dosen belum kita lihat benar seperti apa bahasanya nanti. Karena di dosen itu ada pekerti, ada pendidikan menjadi dosen atau menjadi guru, ada angka 5, itu lebih lama, 6 bulan. Apakah nanti dosen untuk bisa menjadi agen pembelajaran ini hams 36 SKS, memang kami belurn siap untuk jawab, karena belum mendengar pendapat para dosen itu bagaimana memenuhi kompetensi profesional dosen itu. Saat ini di tingkat dosen kalau kita lihat di luar negeri memang mereka itu S3, jadi doctor. Kalau misalnya Master, itu baru as is ten.

KETUA RAPAT:

Kalau (suara tidak jelas) sederhana, ini ditambahkan kata guru. Karena di atas dibedakan, kualifikasi akademik guru dan kualifikasi akademik dosen. Kalau mau aman, (suara tidak jelas), kompetensi guru dan nanti kompetensi dosen nanti bisa sendiri. Seperti itu?

(RAP AT: SE TUJU)

Kemudian kualifikasi dan kompetensi sebagaimanadimaksud Pasal 8 diatur lebih lanjut dalam PP. Ini diatur lagi dalam PP.

PEMERINTAH (FASLIH):

Turunan dari apakah benar yang kompetensi profesional, yang personal dan juga yang sosial itu.

KETUA RAPAT:

Sekarang ini membuat PP itu sama sulitnya dengan membuat ( suara tidak jelas ).

PEMERINTAH (FASLIH):

Itu usulan di atas (suara tidakjelas) dihapus, karena tadi sudah spesifik.

KETUA RAPAT:

Jadi Pemerintah mengusulkan dihapus. Kalau diatur dalam PP nanti panjang sekali. Saya kira sudah cukup. Pak Irsyad setuju dihapus saja?

(RAPAT:SETUJU)

22

Page 23: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

Kemudian DIM 69, ada usulan tambahan, substansi tambahan Pemerintah. Pendidikan profesi, menjelaskan ayat di atasnya.

S ilakan, Pak.

Jadi begini, tadi ayat yang menyangkut 36 SKS itu dijelaskan lagi oleh ayat ini bahwa program pendidikan profesi guru yang tadi di ayat (3) itu diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga pendidikan.

KETUA RAPAT:

Saya kira setuju, ini selaras dengan Undang-Undang Sisdiknas. Saya kira dapat disetujui

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian 5, ini usulan tambahanjuga, kecuali katasertifikatprofesi. Yang sertifikat profesi itu nanti ada pen jelasannya.

Silakan, Pak.

J adi ini menyambung lagi dengan yang tadi. N anti ketika gurunya ikut program yang profesi guru sudah dipandang 5 kompetensi yang 4 tadi itu, maka mereka diberikan sertifikat profesi, di sini dijelaskan. Sertifikat profesi guru sebagaimana dimaksud ayat ( l) diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat.

KETUA RAPAT:

Konsekuensi logis saja. Apakah perlu disampaikan atau tidak diberikan? lmperatif. Jadi organisasi profesi tidak boleh semata-mata memberikan sertifikat profesi sebelum (suara tidakjelas). Yang membuat sertifikat profesi itu asosiasi. Saya kira ini hanya urutan saja, nanti kita jajak lagi (suara tidak jelas) kalau sudah menjadi draft tunggal. Masih ada yang keberatan?

(RAPAT:SETUJU)

Tapi justru yang 6 ini yang tadi diusulkan dihapus. lni dihapus saja.

23

Page 24: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

(RAPAT:SETUJU)

Yang berikutnya, yang 72 ini hanya menambah sebutan pasal.

(RAPAT:SETUJU)

DIM 73 penambahan substansi. Kami persilakan

PEMERINTAH (FASLIH):

Penambahan substansi ini memang agak panjang, karena kita mengambil apa deskripsi di SMP yang membedakan antara Guru Taman Kanak-kanak, Guru SD, Guru SMP, sampai Guru SMA. Dirinci satu-persatu. Ini adalah kata-kata yang kita ambil dari standar nasional pendidikan untuk Guru Taman Kanak­kanak. Karena yang disebut dengan guru adalah yang mengajar di pendidikan anak usia dini formal, TK. J adi pendidikan anak usia dini seperti kelompok bermain dan lain-lain itu yang mengajar bukan guru. Kalau di TK atau (suara tidak jelas ), itu baru guru.

KETUA RAPAT:

Kami persilakan. Ini suatu usulan yang tadi mengikuti konsistensi. Kalau tadi guru itu untuk dasar sampai menengah, dosen untuk pendidikan tinggi, maka di sini dimasukkan guru untuk pra sekolah dengan perincian sebagaimana yang disebut di dalam Undang-Undang yang baru.

Kalau saya mengusulkan begini, kalimatnya disederhanakan saja menjadi Guru Taman Kanak-kanak atau bentuk lain yang sederajat. Jadi Raudhatul, Mustanul dan segala macam itu dihilangkan, bagaimana? Sama saja esensinya. Nanti perbedaannya ini belum muncul istilah resminya bagaimana. lni hanya nama. Islam itu Raudhatul dan ada Mustanul. Merincinya itu saya kira hanya untuk mencoba mendeskripsikan Taman Kanak-Kanak ini seperti apa. Tapi kalau mau disederhanakan Guru Taman Kanak-kanak atau bentuk lain yang sederajat, itu saja.

PEMERINTAH (FASLIH):

Kami hanya mengikuti apayang sudah dimasukkan dalam (suara tidakjelas). Di sini memang dideskripsikan di Pasal 23 ayat (3 ), pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan normal tertentu Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul (suara tidakjelas) serta bentuk lain yang sederajat.

24

Page 25: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

KETUA RAPAT:

Jadi sudah cukup saja, Guru Taman Kanak-kanak atau bentuk lain yang sederajat. Tapi sekarang substansinya, kalau tadi bahasanya. Pengaturan ini disetujui atau tidak? Ini masalah baru.

Silakan.

F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHAN AH, M.Ag.):

Se lama ini yang mengajar di TK itu ( suara tidak jelas ).

KE TUA RAPAT:

Tapi pendidikan TK ini justru pendidikan yang sangat penting dan sangat sulit. (suara tidakjelas). Silakan saja, Pak. Tapi ini ada masa transisinya. Kalau memang ini merupakan Undang-Undang (suara tidakjelas). Sebenamya belum tentu TK lebih ringan. Nanti sertifikasi saja belum siap. Tadi saya tanya, yang SD ini saya kira pekerjaannya (suara tidak jelas ). Jangan-jangan masa transisinya 20 tahun

F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHANAH, M.Ag.):

Begini Pak, guru TK selama ini tidak dianggap guru. Dia hanya dianggap sebagai (suara tidakjelas).

PEMERINTAH (FASLIH):

Betulkah kita mendudukkan mereka sebagai jabatan profesional? Karena begitu kategorinya masuk jabatan profesional, dia sudah di atas S 1. Jadi tidak mungkin dia di bawah S 1. Padahal untuk menjadi profesional itu harus S 1, barn tambah profesinya. Di sini realitanya seperti ini. Tapi kalau kita memang akan memperlakukan dia sebagai guru, sebagai jabatan profesional dan dibayar sesuai denganjabatan profesi itu memang kualifikasi (suara tidakjelas) dan itu memang pekerjaan besar. Tapi itu juga nanti yang membuat kita kalau uang negara terbatas, yang akan dibayar dengan gaji baru ini adalah yang betul-betul punya sertifikasi ditambah masa transisinya kita perlebar

KETUA RAPAT:

Pertanyaan pertamanya adalah soal lingkup Undang-Undang ini. Guru itu memang dari TK sampai SMA (suara tidak jelas). Kalau TK itu memang mau masuk prinsip pertama hams dipenuhi profesi. Standar profesi sudah ditetapkan juga bahwa minimal S 1 plus. Plusnya itu adalah kompetensi pembelajaran. Apa boleh buat, memang Undang-Undang itu konsekuensinya begitu. Tergantung

25

Page 26: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

kebijakan kita, apakah yang TK ini memang kitajadikan bagian dari pengaturan dalam Undang-Undang ini sebagai profesi ataukah TK kita lepaskan saja. Mungkin saja secara sosial sampai dengan 20 tahun lagi mungkin belum (suara tidakjelas), bisa saja.

Silakan.

(Suara tidakjelas), sehingga tidak perlu disyaratkan sebagai profesi. Mungkin (suara tidak jelas) saja yang diatur, jangan profesinya. Mungkin diatur dia D3 atau bagaiman~ sehingga lebih realistik. Nanti begitu ditetapkan temyata 20 tahun tidak bisa memenuhi, nanti menjadi bahan olok-olokan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Sebenarnya saya pun kaget kalau masa transisi Undang-Undang itu 15 tahun. Saya pikir itu sangat tidak rasional. Undang-Undang Dasar pun tidak seperti ini. Tapi kembali lagi, realitas sosial yang IbuAan gambarkan sekarang ini siswa anak usia TK yang sudah tertampung yang sudah mengikuti pendidikan TK baru sekitar 22%. Kalau ini diminta dikualifikasikan Sarjana yang profesi tadi, apakah tidak j ustru mengganggu?

PEMERINTAH (FASLIH):

Dari 22% itu diajar oleh lebih kurang 90.000 guru, 90% itu di bawah Dl, jadi SMA ke bawah. Jadi cenderung PGTK. Jadi SPGTK atau SMA atau SMEA, hanya keinginan mengajar anak-anak, 90%.

KETUA RAPAT:

Saya kira ini membutuhkan .. , karena ini policy, substansi.

Silakan.

(Suara tidakjelas) adanya solusi. Di satu sisi idealismenya (suara tidakjelas), tapi kualitas dia (suara tidak jelas). Menurut saya apakah bisa pengaturan ini gambarannya begini, (suara tidakjelas). Apotek itu penanggungjawabnya adalah Apoteker. Tapi dia punyaAsistenApoteker (suara tidakjelas).

26

Page 27: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

KETUA RAPAT:

Saya kira itu usulan yang sangat simpatik. Taman Kanak-kanak itu beberapa orang? Jadi cuma 20 orang itu (suara tidak.jelas). Apakah usulan Bapak ini bisa sebagai modifikasi? Jadi mungkin guru penanggungjawab. Jadi bukan gurunya. Jadi Guru penanggungjawab Taman Kanak-kanak. Kepala satuan? Yang kita syaratkan itu yang kepalanya saja. Kita menyadari itu.

Isinya struktural dan profesional. Dia struktural atau kalau memang ada bukan Kepala Sekolah, tapi penanggungjawab profesional. Dalam satu TK itu harus ada guru profesional. Bisa j uga dia Kepala Sekolah a tau bisa juga memang guru tanggung jawab Kepala Sekolah.

KETUA RAPAT:

Guru yang bertugas sebagai (suara tidakjelas).

Sekali lagi, apakah kita boleh mereduksi di (suara tidakjelas).

KETUA RAPAT:

Persoalannya bukan apa-apa. Undang-Undang yang tidak berpijak pada realitas sosial juga akan ditertawakan. Kalau Undang-Undang tidak mungkin diwujudkan dalam waktu 20 tahun bagaimana? Misalnya tadi, kita 22%, untuk menjangkau ini ada upaya untuk mempercepat supaya APK-nya bisa mencapai I 00. Bagaimana bisa menjadi I 00 kalau kemudian persyaratan untuk menjadi gurunya begitu ruwet? Itu tidak mungkin juga. Berapa anak TK yang belum tercakup? 19 juta anak TK?

PEMERINTAH (FASLIH):

19 juta anak usia dini. Kalau anak TK, dari 13 juta itu yang tercakup baru 2,5 juta

KETUA RAPAT:

Yang realistis, Pak. ltu tidak mungkin bisa dicapai dalam 20 tahun. Kalau menurut saya ini kita skip saja.

27

Page 28: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHANAH, M.Ag.):

Tapi prinsipnya (suara tidakjelas).

PEMERINTAH (FASLIH):

Karena guru ini 99,9% (suara tidak jelas). Jadi dibayar dua kali lipat gaji pegawai negeri (suara tidakjelas).

KETUA RAPAT:

Maksud saya bisa juga tidak diatur dalam Undang-Undang ini, tapi nanti bisa diatur di dalam Keputusan Menteri atau Peraturan Pemerintah. Tapi kalau tetap diatur di sini juga nanti akan menjadi belenggu untuk menyediakan I 0 juta kursi di Taman Kanak-kanak. Tentu itu pekerjaan (suara tidak jelas). Saya ingat sekali pada tahun 1977 ketika saya mahasiswa kita membuat gerakan anti kebodohan. Pada waktu itu 6 juta anak usia SD yang tidak tertampung itu barn terpenuhi sekitar 15 tahun dari tahun 1977. Kemudian ada SD Impres, akhimya bisa tercover. Untuk Taman Kanak-kanak ini bagaimana dengan kita sendiri? Masih mau kejar wajib belajar? Tapi silakan saja. Saya kira ini menyangkut substansi saja. Yang tidak diatur itu bukan berarti diabaikan, hanya tingkat pengaturannya bisa diturunkan pada level ...

Si lakan, Pak.

Walaupun diatur (suara tidakjelas). Ketika kelompok guru itu nanti merasa dianaktirikan, itu adajaminan hukum bahwa akan diatur. Jadi bisa, Pak. Karena saya juga khawatir ketika guru TK tidak masuk di situ, nanti ada orang yang usil lalu (suara tidak jelas).

F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHANAH, M.Ag.):

(Suara tidalqelas). Tapi kalau misalnya guru juga bertugas sebagai (suara tidak jelas).

KETUA RAPAT:

Saya kira kita masukkan saja dahulu, toh nanti kita akan sosialisasikan kembali. Kita masukkan usulan dari Pak lrsyad Sudiro tadi. Jadi Kepala Sekolahnya saja yang harus (suara tidak jelas), yang lainnya itu boleh menjadi Asisten Apoteker atau asisten yang sifatnya tidak profesional sekali dan tidak juga bisa disebut sebagai guru profesi. Karena ada ketentuan yang lainnya, mulai dari kompetensi (suara tidak jelas). Mungkin kita usulkan saja kalimatnya, guru yang bertugas.

28

Page 29: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

Berikutnya juga konkordan saja di bawahnya Ini kita drop dahulu. Kualifikasinya ini benar, D4 dan S 1? Baik.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian yang berikutnya ini konkordannya adalah guru. Tadi diubah menjadi Guru TK yang bertugas harus memiliki sertifikat profesi guru atau pendidikan anak usia dini. Ini perlu atau tidak? Apakah itu tidak terlalu berat? Saya mengusulkan yang ini dihilangkan saj a. J adi dihapus.

(RAPAT:SETUJU)

Saya yakin menyiapkan tampungan untuk 10 juta anak siswa itu adalah pekerjaan nasional yang luar biasa.

Ini sebagai brainstorming saja, Ketua. (Suara tidakjelas).

KETUA RAPAT:

Si lakan, Pak Muchtar.

F-PPP (DR. H. MUCHTAR AZIZ, MA.):

Saya sebenarnya ingin bertanya terlebih dahulu. TK ini perlu dimasukkan ke dalam standar untuk mencerdaskan bangsa. Yang dimaksud tadi adalah SD, SMP, SMA.

KETUARAPAT:

Sisdiknas kita masuk, Pak.

F-PPP(DR. H. MUCHTARAZIZ, MA.):

Saya kira kita biarkan dia berkembang. Dalam perkembangannya nanti akan ada (suara tidak jelas ).

KETUA RAPAT:

Itu sudah diatur di Sisdiknas, karena itu dianggap menjadi bagian dari sistem, disebutnya sistem pra sekolah atau usia dini.

Baik, yang 74 dihapus.

29

Page 30: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian ada penambahan substansi. Kami persilakan kepada Pemerintah.

PEMERINTAH (FASLIH):

Sebetulnya ini untuk mencegah, artinya memungk.inkan orang-orang yang kalau karena keahlian atau bakatnya, walaupun dia belum memenuhi kualifikasi it14 maka masih dibenarkan. Jadi keahlian khusus yang (suara tidakjelas).

F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHAN AH, M.Ag.):

Jadi dia fleksibel. Walaupun dia tidak punya ijazah (suara tidak jelas), tapi dia tetap punya peluang karena dia punya keahlian.

PEMERINTAH (FASLIH):

Nanti ini yang ditetapkan Menteri nanti.

KETUARAPAT:

Jadi ini escape clausul kalau syarat-syarat yang tadi tidak bisa dipenuhi? Baik. (Suara tidakjelas). lni adalah escape clausul untuk guru biasa, sedangkan yang untuk Kepala Sekolah itu saya kira tidak ada escape clausul-nya.

F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHAN AH, M.Ag.):

Kalau misalnya untuk Kepala Sekolah, maka ayat ini tidak berlaku. Ayat ini justru untuk meringankan yang tadi. Kalau ini tidak perlu ada (suara tidak jelas). Jadi ini justru untuk meringankan ayat yang di atas. (Suara tidak jelas).

PEMERINTAH (FASLIH):

Sebetulnya tidak di-mainstream sekarang, karena temyata pendidikan anak usia dini itu sedemikian vitalnya. 50% dari potensi (suara tidak jelas) justru dibangun pada waktu sebelum umur 5 tahun itu. Akibatnya, mainstream dunia itu sekarang justru memprofesionalkan pendidikan di bawah itu. Gerakan di dunia sekarang, di Singapura saja 100% anaknya masuk pendidikan usia dini dan formal. Artinya, betul-betul diurus oleh pengelola yang profesional. Oleh karena itu, kita juga mencoba Pendidikan ini sudah dibuka di berbagai LPTK yang bemama Pendidikan Anak Usia Dini. Jadi sudah ada SI, bahkan ada S2 dan S3 khusus untuk anak usia dini ini. Tapi Pak Menteri juga melihat bahwa Psikolog pun sebetulnya kalau dia sudah Sarjana Psikologi, apalagi perkembangan atau psikologi pendidikan, itu bisa juga mengajar tanpa melalui IKIP. Jadi dia

30

Page 31: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

bisa Sarjana Pendidikan (suara tidakjelas) atau psikologi. Kemarin kita berdebat, akhimya psikologi hilang. Masih ad.a? Tapi di sini kenapa hilang, menjadi sertifikasi profesi untuk pendidikan anak usia dini atau psikologi. Karena ini keras. Tapi kita mengantisipasi kecenderungan dunia Untuk i~ kita membuat escape clausul­nya itu kalau misalnya ada orang-orang yang karena mempunyai keahlian khusus tapi tidak memenuhi standar yang di atas boleh, tapi harus diakui. Siapa yang mengakui? Itu diatur oleh Keputusan Menteri.

KETUARAPAT:

Sekarang kembali lagi ke sini. Kalau saya mengusulkan yang diusulkan oleh Pak Irsyad tadi tetap saja seperti i~ sedangkan ayat ini berubah dan ada bagian yang dihilangkan. Di belakang ayat (I), dan/atau sertifilcat profesi dima/csud pada ayat (2) itu hilang. Jadi di belakang ayat (I) itu langsung tetapi. Jadi tetap saj~ nanti kita debatkan lagi apakah guru atau yang kualifikasi Kepala Sekolah saja. Karena saya kira kalau sekarang ini jumlah guru SD dan TK itu sekitar 90.000, itu barn tertampung 22%. Artinya, kalau dikalikan 5 berarti ada 400.000 guru TK yang kalau memang itu hams Sarjana, mungkin boleh. Karena dalam waktu 20 tahun belum tentu bisa dicapai. Jadi nanti kalau lbu masih menjadi Anggota OPR 20 tahun lagi kita revisi.

Bai~ saya kira 75 oke.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian masih ada tambahan lagi. Kami persilakan.

PEMERINTAH (FASLIH):

Yang ditetapkan oleh Menteri tadi, pengakuan terhadap orang yang (suara tidak jelas).

KETUA RAPAT:

SK Menteri saja? Cukup, tidakjauh-jauh. Apakah dapat disetujui?

(RAPAT:SETUJU) Kemudian 76 oke.

Selanjutnya 77.

31

Page 32: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

PEMERINTAH (FASLIH):

Ini kembali Guru Sekolah Dasar. Ini penambahan pasal, yaitu Guru Sekolah Dasar. Ini kita ambil dari SMP. Jadi Guru Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtida 'iyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma 4 atau Sarjana di bidang pendidikan SD, MI atau bentuk lain yang sederajat, kependidikan lain atau psikologi. Karena begini, SD ini memang memerlukan ilmu pedagogi yang kuat. Oleh karena itu, tidak boleh Sarjana biasa dengan angka empat mengajar di SD. Sarjana lain yang angka empat boleh mengajar di SMP, SMA, SMK. Yang untuk SD ini keahlian pedagoginya sangat vital. Oleh karena itu, hanya boleh pendidikan SD. Jadi PGSD sekarang sudah ada PGSD itu S 1, atau pendidikan kependidikan yang lain, misalnya Guru Sejarah dan guru yang lain-lain itu boleh atau dia lulusan psikologi. Karena psikologi perkembangan ini penting sekali untuk SD, bukan subjek semata.

KETUARAPAT:

Silakan, lbu Nina.

F-PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE):

Mohon maaf terlambat.

lni pertanyaan yang datang dari orang yang sangat awam. Saya berpikir secara logika bahwa seseorang menjadi guru itu berarti lulus dari perguruan tinggi yang khusus di bi dang guru. Sa ya menganggap bahwa psikologi itu untuk praktek, apakah itu di segmen pasar ataukah di market atau di mana. Tapi saya tidak melihat relevansi antara psikologi dengan guru, maksudnya between psichology and teacher. Mungkin bisa me-refresh, mungkin memberi masukan pada saya sebagai seorang awam.

Terima kasih.

PEMERINTAH (FASLIH):

Tidak, Ibu Nina benar sekali. Kita pun banyak perdebatan. Akhimya Guru SD itu harus guru yang dididik untuk mengajar SD. Oleh karena itu, kata-kata pertama adalah dibidang pendidikan SD, dahulu namanya D2PGSD, sekarang sudah ada S 1 PGSD. Tapi guru-guru kependidikan yang lain, seperti Guru IPS, Guru IPA dan Guru Matematika mulai di SD, asal dia lulusan LPTK. Hanya satu saja tambahannya yang diluar daripada pendidikan itu atau psikologi. Karena di psikologi itu, terutama psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan, dia

32

Page 33: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

cocok untuk menjadi guru SD. Karena di SD ini banyak sekali masalah, misalnya perhatian kepada pertumbuhan dan perkembangan anak. Tapi kalau kita merasa

KETUARAPAT:

Pak, itu bisa kontradiksi. Tadi kita tahu bahwa kalau sampai sekarang Guru SD itu (suara tidakjelas). Kalau berubah, kecuali kemampuan pedagogig, dia juga ada kompetensi dalam bidang materi (suara tidakjelas) Jadi kalau seorang ahli Psikologi, bagaimana dia mengetahui ada psikopat dari (suara tidakjelas).

PEMERINTAH:

Jadi kita drop saja? Seluruhnya didrop?

KETUA RAPAT:

Kalau didrop berarti bahasanya masih kurang sempurna.

Silakan Pak.

Jadi secara hukum di muka ini juga tidak akan berbondong-bondong sebenarnya, tetapi ada jalan bahwa kalau memang dia lebih berkembang dan lebih perkembangan dan lebih (suara tidakjelas), pemuatan substansinya akan dicegah di profesi ini. Jadi kalau dia tidak lulus ujian (suara tidakjelas).

KETUARAPAT:

Maksud saya kalau misalkan itu dikhususkan untuk bimbingan dan counseling saya setuju. Tapi itu memang harus spesifik mengarah ke sana.

Silakan, Pak.

PEMERINTAH:

Saya dari Pemerintah yang sebetulnya tidak setuju. Karena saya tahu bahwa di psikologi itu mereka tidak belajar tentang substansi subjeknya itu. Itu juga berat, karena tidak sekedar untuk mengajar di SD. Meskipun itu matematika, itu bukan matematika untuk science, tapi harus di-drive menjadi bahan mengajar. Kalau di psikologi itu tidak ada seperti itu. Tadi Bapak mengatakan bahwa itu dicegat di profesinya. Menurut bayangan saya, itu sebagai properties. Praktek mengajar berbulan-bulan. Ini lebih kritis. Tapi kemarin sebetulnya saya minoritas.

33

Page 34: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

KETUA RAPAT:

Di sini menjadi mayoritas.

PEMERINTAH (FASLIH):

Ini kita drop?

(RAPAT:SETUJU)

KETUARAPAT:

Maksud saya begini, kalau kita lihat kebijakan (suara tidakjelas), kita ingin guru itu juga menjadi program profesi yang juga dihargai mulai dari proses pendidikannya. Dengan demikian, siapa tahu 5 tahun Iagi universitas-universitas negeri yang dahulu itu nanti menjadi IKIP lagi, itu labih bagus. ITB juga pernah merasa perlu menjadi universitas tekhnogi.

Silakan.

Saya ingin menanyakan, Ketua.

KETUA RAPAT:

Silak.an. IbuAan terlebih dahulu.

F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHAN AH, M.Ag.):

(Suara tidak jelas ).

KETUARAPAT:

Yang banyak dibicarakan ini adalah guru kelas.

Baik, kita cabut saja. Kalau ada yang perkecualian, nanti bisa saja dikecualikan. Nantinya di SD itu harus ada dokternya juga.

Sedikit saja, Pak.

Atau bentuk yang lain yang sederajat. Yang sederajat yang mana?

34

Page 35: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

PEMERINTAH (FASLIH):

(Suara tidakjelas).

KETUARAPAT:

Sekarang MI saja sudah menjadi SD Islam. Nanti itu berubah. Karena kalau MI diurus Departemen Agama kelihatannya tidak mau. Maksud saya adalah ini soal bangsa, to long dirujuk saja bagaimana bunyinya. Bun yin ya seperti apa, kita ikuti saja.

PEMERINTAH (FASLIH):

(Suara tidak jelas) di jenjang pendidikan SD, MI atau (suara tidak jelas). Kalau tadi disimak ada kata-kata tambahan (suara tidakjelas). Jadi kalau memang dihilangkan (suara tidakjelas), di bawahnya dihilangkanjuga, maka bahasanya akan lebih bagus.

F-PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE.):

Maaf, Pak. Sebetulnya sqya kurang setuju. Maksudnya itu adalah satu prinsip dasar. Kalau memang ada bentuk-bentuk lain yang sederajat dengan SD ataupun MI kenapa harus dihilangkan. Jadi sesuatu yang tidak perlu dihilangkan itu tidak perlu dihilangkan.

KETUA RAPAT:

Dikembalikan saja ke Undang-Undang. Di Undang-Undang bunyinya apa, sehingga cuma SD dan MI. Sekarang MI pun banyak berubah menjadi SD Islam. Semuanya kalau diurus oleh Departemen Agama juga nanti repot.

PEMERINTAH (FASLIH):

(Suara tidak jelas) SD, MI dan bentuk lain.

KETUA RAPAT:

Itu yang diikuti. Kalau ada kekurangan bahasa nanti diserahkan ke (suara tidakjelas).

Berarti pasalnya hanya sampai sederajat.

35

Page 36: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

PEMERINTAH (FASLIH):

Karena selain dari peringkat SD itu (suara tidakjelas), pendidikan SD, ML Tapi boleh misalnya di (suara tidakjelas) itu membuat matematika, fisika, kimia.

KETUARAPAT:

Harus lulusan IKIP.

PEMERINTAH (FASLIH):

(Suara tidak jelas) bidang kependidikan. Kalau di TK terutama pendidikan anak usia dini atau psikologi. Sekarang banyak Psikolog-psikologyang mengajar di TK. Jadi bidang pendidikan. (Suara tidakjelas) yang itu dihasilkan oleh IAIN, tidak oleh IKIP.

KETUA RAPAT:

Saya kira ini sudah baik. Itu lebih bagus, jadi tidak mengulang. Pokoknya yang bisa mengajar itu hanya lulusan IKIP.

(RAPAT:SETUJU)

Berikutnya adalah 79, tambahanjuga.

Silakan, Pak.

PEMERINTAH (FASLIH):

Sama saja, harus memiliki sertifikasi tadi.

KETUA RAPAT:

Baik

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian usulan tambahan

PEMERINTAH (FASLIH):

Keahlian khusus tadi. Karena SD di daerah-daerah terpencil (suara tidakjelas).

KETUA RAPAT:

Escape clausul atau tidak?

36

Page 37: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

F-PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE.):

Sebelumnya saya melihat bahwa kebijakan TK itu berbeda, bukan kebijakan pendidikan dasar. Sementara pendidikan dasar 9 tahun itu suatu sasaran. SD dan SMP. Kalau misalnya dalam rangka mencanangkan wajib belajar clan dalam rangka mensukseskan guru sebagai profesi tapi ada satu escape c/ausul yang terlalu besardan terlalu menganga, saya rasa ini agak missed dari tujuan Undang­Undang Guru dan Dosen khususnya untuk Guru SD. Jadi take with the rule. Kalau misalnya memang ada satu jalur formal, maka itu saja, tidak dibuka celah­celah lain.

KETUARAPAT:

Saya kira yang di sini harus jelas, saya setuju dengan Ibu Nina. Karena Undang-Undang Dasar sendiri menyebutnya adalah pendidikan dasar yang dijadikan garis besar. Masyarakat wajib mengikuti pendidikan dasar dan negara wajib menyediakan dan wajib membiayainya Jadi kalau ini harus lebih fokus.

PEMERINTAH (FASLIH):

Faktanya adalah saat ini ada I,2juta Guru SD/ML 400.000 dari mereka itu di bawah D2, jadi artinya mereka hanya lulus SMP. Kalau kita melihat sekolah­sekolah terpencil seperti (suara tidak jelas) itu memang guru di sini mengajar SD dan tidak ada yang lain masuk ke sana. Dalam konteks ini, apakah dia terus­menerus melawan Undang-Undang atau (suara tidakjelas). Karena tidak akan mudah mengatakan bahwa ini adalah (suara tidak jelas). Kita punya peluang untuk (suara tidak jelas) mengajar di tempat yang tidak ada guru yang (suara tidakjelas). Tapi dia sudah melakukan tugas dan dia (suara tidakjelas).

KETUARAPAT:

Maksud saya adalah kegiatan didalam (suara tidakjelas) tidak perlu, sebab terlalu konvensional dalam bentuk training-training. Salah satunya (suara tidak jelas) Mutendiklah yang kemudian mensponsori 600.000 guru itu untuk mengikuti pendidikan kesarjanaan melalui S2. Tapi IKIP sendiri membuka pendidikan sarjana lewat (suara tidakjeias). Apa boleh buat. Kalau memang kita committed untuk melaksanakan peningkatan mutu itu sepertinya ini tidak ( rekaman terputus ).

PEMERINTAH (FASLIH):

Dan itu lulusan pesantren, tadinya di MI. Sebetulnya untuk karakteristik MI itu sudah bagus, bahkan Iebih baik dari 02 (suara tidakjelas). Untuk mereka ini apakah kita boleh (suara tidak jelas). Tapi kalau misalnya setuju dihilarrgkan, tidak apa-apa.

37

Page 38: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

KETUA RAPAT:

Saya kira ini akan menjadi keputusan politik yang sangat penting, apakah kita akan berkompromi terhadap kualitas pendidikan dasar kita yang tidak dalam 5 atau I 0 tahun mendatang setelah masa transisinya selesai.

Sa ya juga setuju dihilangkan, karena tahun 2009 nanti 20% dari APBN itu (suara tidak jelas).

KETU A RAPAT:

Termasuk menyekolahkan sarjana 600.000 dosen itu saya kira hams dijadikan program yang instensif.

Silakan.

Sebentar, Pimpinan.

Saya pernah mencoba sosialisasi itu di (suara tidak jelas). itu mayoritas guru SD dan mereka semua belum sarjana. Ketika saya mensosialisasikan Undang-U ndang dan dengan segala kesejahteraannya, mereka sangat antusias dan dia sanggup dalam tempo 3-4 tahun sudah selesai, asalkan betul-betul (suara tidakjelas) dan mereka akan fokus pada pendidikan guru. Karena diberi beasiswa oleh Mutendik. Saya kira mungkin dalam tempo beberapa tahun (suara tidak jelas). Saya berpacu dengan (suara tidak jelas).

PEMERINTAH (FASLIH):

Sebetulnya (suara tidak jelas) sudah dibuka. Kalau kita sepakat untuk dihilangkan, maka hilangkan.

KETUA RAPAT:

Tapi sebelumnya mungkin dari Pak Yanto (suara tidakjelas).

F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHAN AH, M.Ag.):

(suara tidak jelas) melihat kenyataan di lapangan bahwa untuk membuat (suara tidak jelas).

38

Page 39: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

KETUA RAPAT:

Tapi mempunyai kemampuan untuk belajar selama masa transisi untuk menjadi sarjana itu. Jadi harus diberi beasiswa .. Oleh karena itu, tadi saya ingin bertanya, adakah suatu program yang dalam waktu 5 tahun atau 10 tahun mampu menjadikan 600.000 guru yang disebut Pak Faslih tadi menjadi sarjana?

Kalau ditangani oleh 10 (suara tidakjelas), itu tidak mampu.

KETUARAPAT:

Ada distant learning, apakah melalui Universitas Terbuka atau apa ....

PEMERINTAH (FASLIH):

Kebetulan saya 4 tahun menjadi Kepala Biro Pendidikan. Waktu kita me­launching program (suara tidak jelas) bagi SD, dana tidak terbatas, berapa (suara tidakjelas), berapa universitas yang menyangkut dengan daerah-daerah cakupannya. Karena kalau di IKIP itu hams (suara tidak jelas), itu sampai sekarang 50% belum dibuat Pada saat saya menjadi Biro itu sudah tahun keenam. Jadi dari 4 tahun, 10 tahun, sampai sekarang 15 tahun program itu 50% belum ...

KETUARAPAT:

Padahal anggaran pendidikan belum (suara tidakjelas).

PEMERINTAH (FASLIH):

Bukan masalah uang saja, tapi masalah keterpencilan mereka, masalah fasilitas masjid. Jadi itu yang membuat. Padahal pada waktu itu, tahun 2003, kita sudah bertekad semuanya sudah (suara tidakjelas). Tapi tidak apa-apa, ini semangat. Kalau kita tidak setuju, ini hanya (suara tidak jelas). Ini juga disusun karena sekarang guru kesenian itu juga sulit, guru olahraga juga sulit. Banyak guru kesenian dan guru olahraga yang worker-worker jenius. Artinya, yang pintar mengajar di SD. Dia tidak punya latar belakang, tapi dia yang mengajar multi guna dalam konteks itu, apakah mereka itu (suara tidakjelas) atau mereka diakui saja dengan mempunyai keahlian. (Suara tidakjelas).

KETUA RAPAT:

Kalau pengertiannya untuk jenius saya kira bisa diterima. Tapi kalau kemudian penjelasannya untuk melegalisasi 600.000 Guru SD yang belum Sarjana tetap mengajar, saya kira tidak bisa diterima.

39

Page 40: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

PEMERINTAH (FASLIH):

Karena kata-kata itu memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan, artinya yang diakui dan diperlukan saja.

KETUARAPAT:

Jadi dibatasi. Ini boleh escape clausul, tapi pengertiannya lebih dibatasi. Ini rumusan kata. Kita setujui, tapi to long dirumuskan bahasanya. Jadi di penjelasan.

(RAPAT:SETUJU)

Kembali lagi, mungkin ini omong kosong. Kalau tadi 15 tahun menjadi 02 saja, itu tidak bisa. Handicap-nya apa?

PEMERINTAH (FASLIH):

Kapasitas. Misalnya kita harus tanya (suara tidakjelas) berapa (suara tidak jelas). Dia itu (suara tidakjelas) dua pertiga masa (suara tidakjelas) itu adalah Guru SD. Tapi kadang-kadang karena proses belajar, karena euphoria, ujian dan segala macam banyak di antara mereka yang baru lulus setelah 6 atau 7 tahun, jarang yang 2 tahun itu lulus.

KETUARAPAT:

Untuk itu, umumnya di daerah itu harus di IKIP. Tidak untuk dijadikan lebih besar lagi sampai (suara tidak jelas) menghasilkan 60.000. Artinya, 1 tahun itu sekitar 60.000 (suara tidakjelas). Ini exercise, mungkin nanti dituntutjuga kira­kira membutuhkan biaya berapa (suara tidakjelas).

PEMERINTAH (FASLIH):

Karena dahulu memang IKIP itu tidak diperbolehkan melakukan (suara tidak jelas). Akibatnya, hanya peserta aktif saja yang bisa (suara tidakjelas). Sekarang Tarbiyah ini sudah ikut. Bahkan Tarbiyah ini lebih ambisius lagi.

KETUARAPAT:

Baik. Saya kira masih mungkin 10 tahun atau 15 tahun untuk bisa dicapai. Tapi kalau kita tidak ingin (suara tidakjelas) pendidikan dasar kita lalu bagaimana?

Kita masih punya l 0 menit.

40

Page 41: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

F-PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE.):

Pak Heri, ada dua hal. Jadi keahlian khusus untuk SD itu dibatasi dengan penjelasan. Kemudian mengenai agak-agak mundur ini saya agak tidak mengerti, seseorang yang tidak memiliki ijazah sebagaimana dimaksud pada (suara tidak jelas) dan/atau sertifikat profesi. Jadi kalau misalnya dia punya ijazah tapi tidak _ lulus sertifikat profesi lalu dia boleh diangkat? Itu bagaimana?.

KETUA RAPAT:

Dan/atau, bisa saja keduanya atau salah satu.

F-PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE.):

Tapi bukankah ketentuan umum itu sertifikat profesi itu can pulse, dalam arti wajib?

KETUA RAPAT:

ltu ada tes kelayakannya. lni sifatnya khusus. Yang namanya escape clausul itu keadaannya keadaan khusus, keadaan yang (suara tidakjelas). (Suara tidak jelas) inilah SK Menteri menggunakan kewenangannya untuk melakukan uji kelayakan dan uji (suara tidak jelas). Jadi ini tidak dalam skala masif, Skala masifnya tetap dalam jalur normal, Mutendik, tidak boleh seenaknya.

Jadi 81 itu saya kira konkordan, karena sama dengan sebelumnya. Ayat (3)­nya ada. Jadi di sini ada, tapi dengan catatan yang tadi.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian ayat (2) itu hanya merupakan penggeseran Pasal.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian tambahan substansi, ini menyangkut SMP dan Madrasah Tsanawiyah. Saya kira ini konkordan.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian selain kualifikasi akademik, ini juga sama, tapi dengan catatan juga. Jadi ditambah catatan di bawahnya.

(RAPAT: SETUJU)

41

Page 42: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

Kemudian yang ke 3-nya juga konkordan, kelayakan.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian ke 4-nya juga sama, atas dasar Ketetapan Menteri. Jadi nanti kira-kira akan ada surat Keputusan Menteri mengenai uj i kelayakan dan kesetaraan tentang kualifikasi guru yang bersifat khusus tadi. Saya kira sudah.

Kemudian 87 itu pergeseran pasal, itu Timsin saja.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian masuk ke SMA. SMA ini saya kira sama.Semuanya kita setujui saja, nanti kita tinjau kembali sampai terakhirnya draft 90, 91, 92 dan 93 pergeseran pasal kita setujui.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian 94, itu tambahan. Pasal baru kemudian ada tambahan. Kami persilakan.

PEMERINTAH (FASLIH):

Jadi ini hanya menjelaskan apa itu kompetensi pedagogi. Jadi dari empat kompetensi tadi kita rinci itu saja Pak. Yang pedagogi itu adalah mengelola pembelajaran meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. lnilah yang kompetensi pedagogi, penjelasan saja.

KETUARAPAT:

S ilakan, Pak.

Ada yang terlupa. Seingat saya harus itu diganti wajib . .

KETUA RAPAT:

Kalau wajib itu ada sanksi. Terserah saja.

Silakan, ada yang ingin memberi komentar? Substansinya ini diusulkan substansi baru. Yang di depan tadi ada kompetensi pembelajaran, di sini ada

42

Page 43: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, begitu kira-kira. Dari ketiganya itu kita mulai dari 1994 mengenai kompetensi pedagogi. Isinya menjelaskan, saya bacakan saja:

"Guru harus memiliki kompetensi pedagogi yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya"

Saya kira rumusannya bagus sekali. Saya kira oke.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian yang berikutnya kompetensi kepribadian, saya bacakan:

"Guru wajib memiliki kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia."

Maksud saya diganti berbudi luhur, dan berbudi luhur. Bagaimana, oke?

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian kompetensi profesional, ini tidak tahu apakah mengulang atau tidak.

"Guru wajib memiliki kompetensi profesional yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik, memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan."

lni mencapai tujuan pendidikan. Jadi diubah, tidak boleh merujuk ke PP, untuk mencapai tujuan pendidikan. Pak Irsyad, masih ada yang ditanyakan? IbuNina?

(RAPAT:SETUJU)

Ada penambahan substansi lagi. Sekarang kompetensi sosial.

"Guru wajib memiliki kompetensi sosial yaitu kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar."

43

Page 44: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru ditetapkan o/eh Menteri atau PP.

PEMERINTAH (FASLIH):

Karena nanti ini berkembang agak dinamis, sehingga lebih baik diberi penekanan. Jadi konkordan.

KETUARAPAT:

Sa ya persilakan kepada teman-teman sekalian. Jadi nanti standar kompetensi itu sudah ada di SMP untuk PP-nya. Di dalamnya itu nanti rinciannya. Mengenai bebagai macam kompetensi, itu hams di dalam PP. Bisa disetujui?

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian perubahan 99-nya adalah penggantian pasal. Ini kita setujui saja

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian angka 100, hanya penambahan guru atau dosen pada satuan pendidikan tertentu. Jadi hanya tambahan itu saja, redaksional. Ini langsung kita terima saja.

(RAPAT:SETUJU)

Maka l 00 point kita selesaikan pada kilometer I 00. Jadi marilah kita istirahat dan akan kita mulai lagi pada Pukul 19.00. Makan malam sudah tersedia pada Pukul 18.30.

Bapak/Ibu sekalian,

Terima kasih atas perhatiannya.

Kita akan skors rapat kita ini sampai dengan Pukul 19.00 malam nanti. Kita mulai tepat waktu, sehingga kita akan selesaikan pada Pukul 21.00 malam. Kita harapkan Pukul 2 I .00 malam nanti kita bisa pada kilometer 200. Namun, kita skors. Tapi ada yang tidak boleh skors, tidak boleh istirahat. Jadi Bapak dari Sekretariat sampai pasal pada DIM I 00 ini to long dibuatkan draft tunggalnya sebagai hasil dari rapat ini supaya nanti konsistensi isinya dan segala macam bisa kita (suara tidak jelas).

44

Page 45: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

Marilah kita tutup, kita skors. Sebelum kita skors rapat ini, maka kita berdoa bersama, A lhamdulillahirrobbil 'alamiin.

Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

(RAPAT DISKORS PUKUL .•.••. WIB)

PEMERINTAH (FASLIH):

(Suara tidakjelas). Karena nanti akan masuk ke sana, tapi (suara tidakjelas) kode etik profesi guru dan peraturan perundangan yang berlaku serta nilai-nilai etika.

KETUARAPAT:

Kalau sudah ada peraturan perundangan yang berlaku tidak perlu standar nasional pendidikan. Standar nasional pendidikan itu adalah peraturan (suara tidakjelas).

PEMERINTAH (FASLIH):

(Suara tidak jelas) kode etik dalam kebebasan dia memberi (suara tidak jelas) dengan tetap berpegang pada kode etik profesinya.

F-PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE.):

(Suara tidakjelas). Maksudnya banyak sekali peraturan ini, standar nasional pendidikan, kode etik. Apakah tidak cukup dengan peraturan perundangan yang berlaku?

KETUARAPAT:

Saya kira perlu saya usulkan. (Suara tidak jelas) itu saya kira harus tetap masuk. Kalau memang ditambah boleh, kode etik profesi guru, peraturan perundangan yang berlaku dan nilai-nilai etika. Standar nasional pendidikan ini \lilang. (Suara tidakjelas), kode etik profesi guru, peraturan perundangan yang berlaku dan nilai-nilai etika. (Suara tidak j el as). kaidah pendidikan dan peraturan perundangan yang berlaku, sudah. Undang-Undang itu (suara tidak jelas) berdasarkan nilai (suara tidak jelas). Di Undang-Undang itu adalah nilai-nilai yang sudah dituangkan menjadi (suara tidak jelas). (Suara tidak jelas) sesuai dengan kaidah pendidikan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

F-PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE.):

Kalau boleh mengusulkan (suara tidakjelas).

45

Page 46: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

KETUA RAPAT:

Karena kode etik profesi itu sebenamya bagian dari peraturan perundangan. Peraturan perundangan yang mengatur kode etik. (Suara tidak jelas ).

Silakan, lbu Nina.

F-PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE.):

Undang-Undang ini dalam arti seefisien mungkin dan tidak menyusahkan siapapun. Kalau seperti ini kenapa (suara tidakjelas) Apakah tidak cukup berat (suara tidakjelas) kaidah pendidikan dan peraturan perundang-undangan? Kalau ditambah lagi dengan nilai-nilai etika dan kode etik profesi guru (suara tidak jelas). Saya rasa ini sudah cukup mengikat sebagai suatu kaidah hukum. (Suara tidakjelas ).

(Suara tidakjelas) sebenamya sudah tepat. Bahwa tadi dia mekanismenya mengatur (suara tidak jelas). Karena melanggar kode etik guru (suara tidak jelas) itu tidak terkena di Undang-Undangnya, hanya (suara tidakjelas) peraturan organisasi profesinya. (Suara tidak jelas).

Tadi itu kebebasan, kebebasan dalam menilai (suara tidak jelas). Nanti koridomya ada, yang pertama adalah kaidah pendidikan, yang kedua adalah peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan yang ketiga adalah etika profesi. Karena banyak yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan itu tapi melanggar etika profesinya. Nanti dia akan terkena oleh Majelis Kode Etiknya. (Suara tidakjelas), tapi dia melanggar hal-hal yang kode etik. Oleh karena itu, tidak selalu identik antara peraturan perundangan dengan kode etik profesi. Di sini bisa lebih spesifik dan biasanya tingkatnya itu (suara tidakjelas) tidak sampai ke pengadilan, tapi dia dihukum oleh profesinya. Apakah kita mau memberikan kebebasan kepada guru? (Suara tidakjelas). Jangan seenaknya saja dia memberi sanksi kepada murid. Nanti dia lewat dari peraturan, dia lewat dari kaidah pendidikan, berarti kode etiknya yang di langgar.

KETUARAPAT:

Baik, saya kira cukup. Nilai-nilai etika-nya dibuang, setuju? Nilai-nilai etika-nya dihilangkan.

(RAPAT:SETUJU)

46

Page 47: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

Berikutnya DIM 126, ada usul perubahan redaksional.

Saya persilakan.

PEMERINTAH (FASLIB):

(Suara tidakjelas).

KETUARAPAT:

Sama. (Suara tidakjelas)

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian memiliki kebebasan untuk berserikat di dalam bidang profesi guru. Perubahan redaksional, berserikat di dalam organisasi profesi. Setuju?

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian DIM 128, ada perubahan redaksional.

Kami persilakan.

PEMERINTAH (FASLIH):

(Suara tidak jelas ).

KETUARAPAT:

Lain, Pak. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas kemampuan profesional. Lain substansinya. Tetap?

(RAPAT:SETUJU)

Ada usul tambahan. Saya persilakan.

Kita ingin kalau sebagai organisasi profesi ini seseorang harus memelihara kemampuan profesionalnya terus-menerus, biasanya dengan mengambil (suara tidakjelas). Dia harus mengambil paling tidak 40 jam pendidikan (suara tidak jelas). Nanti itu diatur oleh organisasi profesinya. Jadi paling sedikit 40 jam dalam setahun. (Suara tidakjelas).

47

Page 48: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

KETUA RAPAT:

DIM 129 oke.

(RAPAT:SETUJU)

Memperoleh cuti (suara tidakjelas), cuti panjang. Atau kalau memang sudah ada cuti besar itu cuti besar khusus. (Suara tidak jelas). Yang usulan dari DPR itu hanya memperoleh cuti (suara tidakjelas). (suara tidakjelas) ini dicari kata­katanya (suara tidakjelas). Bagaimana, ahli bahasa? Untuksementarakita gunakan saja cuti besar khusus, bagaimana? Cuti besar ini intinya kira-kira serupa, tapi ini khusus untuk guru (suara tidak jelas). Jadi memperoleh cuti besar khusus paling sedikit 6 (enam) bu/an dengan tetap memperoleh gaji (suara tidakjelas) secara berkelanjutan paling sedikit selama 6 (enam) tahun dan dapat (suara tidak jelas). Jadi setiap 6 tahun sekali. (Suara tidak jelas)?

(RAPAT:SETUJU)

A tau 6 bulannya (suara tidakjelas). Atau (suara tidakjelas), nanti kita (suara tidakjelas) dalam Peraturan Pemerintah. (Suara tidakjelas).

KETUARAPAT:

Kalau nanti ditetapkan di Undang-Undang (suara tidakjelas). Ketika saya berkunjung ke Surabaya kemarin saya melihat (suara tidak jelas) yang untuk swasta. 80% itu jatuhnya adalah gaji guru. (Suara tidak jelas). Tapi kalau di swasta tidak. 60%-80% itujatuhnya di gaji guru. Artinya, kalau dengan 6 bulan (suara tidakjelas), maka sekolah-sekolah bisa melihat. Jadi saya kira lebih baik ini saja, usulan tetap.

(RAPAT:SETUJU)

DIM 13 l (suara tidak jelas) mengenai guru dan dosen sebagaimana dimaksud diatur dengan (suara tidak jelas). Setuju?

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian DIM 132 adalah perubahan nomor pasal.

(RAPAT:SETUJU)

48

Page 49: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

Kemudian penambahan usulan substansi.

Kami persilakan.

PEMERINTAH (FASLIH):

Ini kita tambahkan berdasarkan tata cara (suara tidakjelas), yaitu kenaikan pangkat atau golongan dan jabatan (suara tidakjelas) ditetapkan berdasarkan masa kerja golongan dan angka kredit. Jadi ada masa kerja golongan dan angka kredit. Angka kredit (suara tidak jelas). Tapi bisa dipakai atau dipinjam oleh swasta. (Suara tidakjelas).

Sekarang pertanyaan umumnya terlebih dahulu yang ingin saya sampaikan. Pemerintah mengusulkan adanya pasal baru yang mengatur mengenai proses atau mekanisme dalam penilaian untuk menaikkan pangkat. (Suara tidakjelas).

KETUARAPAT:

Barangkali pertanyaannya tepat (Suara tidakjelas). Di sini mengatur kenaikan golongan seperti apa dan segala macam. Tapi apakah domainnya untuk mengatur? Bukankah seharusnya itu masuk pada Kepegawaian? Karena Undang-Undang Kepegawaian belum mengatur kenaikan berdasarkan golongan, ini harus diusulkan (suara tidakjelas). Perjanjian kerja dan segala macam itu (suara tidak jelas ). Jadi kalau nanti sudah ada Undang-Undang Kepegawaian yang mengatur ini berarti (suara tidakjelas). Adakah yang memahami apakah Undang-Undang Kepegawaian mengatur atau tidak?

Yang saya tahu Undang-Undang Kepegawaian (suara tidakjelas).

KETUARAPAT:

Sebenarnya ayat (3 )-nya itu kenaikan pangkat dan jabatan sehagaimana dimaksud pada ayat (I) diatur dalam Peraturan Pemerintak

PEMERINTAH (FASLIH):

(Suara tidakjelas) apakah guru ini persis sama dengan jabatan fungsional yang lain. (Suara tidak jelas). Padahal sebagai profesi itu (suara tidak jelas) dengan fungsional. (Suara tidakjelas). Jadi lebih cocok kalau di PP. Kita ingin (suara tidak jelas) payungnya saja. Jadi kalau tadi sudah memadai, saya kira kami menarik kembali.

49

Page 50: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

KETUA RAPAT:

Jadi saya rasa domainnya masuk ke sini. Jadi Pasal 16 secara keseluruhan yangterdiri dari DIM 133, 134, 135, 136 dan 137 itudidrop. (Suara tidakjelas).

Pasal 14 mengenai usul perbaikan. (Suara tidakjelas).

PEMERINTAH (FASLIH):

(Suara tidak jelas). Karena yang ditunggu-tunggu oleh (suara tidak jelas) adalah kejelasan (suara tidak jelas). Itu kita mulai dengan statement bahwa penghasilan yang layak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (I) meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, tunjangan khusus (suara tidak jelas) dan/atau penghasilan lainnya yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan (suara tidak jelas). Artinya, gaji pokok sebagaimana yang dimaksud itu adalah sedikitnya dua kali gaji pokok (suara tidakjelas).

Ayat (2): "Tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk guru PNS sebesar limapu/uh persen dari gaji pokoksebagaimana dimaksud pada (suara tidak jelas). "

Kemudian:

"Tunjangan khusus bagi guru PNS yang bertugas di daerah terpencil atau daerah khusus sebesar(suara tidakjelas) dari gaji pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)."

Selanj utnya:

"Guru PNS daerah khusus berhak atas rumah dinas yang disediakan (suara tidak jelas) sesuai (suara tidak jelas). "

Ini agar guru dapat melaksanakan tugasnya (suara tidakjelas). Tunjangan yang lain akan diaturoleh Peraturan Pemerintah. (Suara tidakjelas). Tapi bahwa Pemerintah tidak membuat (suara tidakjelas).

KETUA RAPAT:

Saya hanya ingin mengintakan bahwa (suara tidak jelas) bahwa anggaran pendidikan itu di luar gaji guru. Secara praktek, maka pengalokasiannya adalah melalui DAU. Nantijangansampai (suara tidakjelas). Kitacobaperhatikan, kita simak satu-persatu. Secara keseluruhan (suara tidak jelas).

50

~i

Page 51: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

Silakan.

(Suara tidakjelas).

KETUA RAPAT:

Kita mulai satu-persatu. Saya kira yang satu ini menyangkut prinsip. Dari sisi prinsip pun ini sudah bisa (suara tidak jelas). Pertam~ penghasilan yang layak sebagaimana dimaksud (suara tidak jelas meliputi, gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, tunjangan khusus, penghasilan sampingan danlatau penghasilan lainnya yang terkait dengan tugasnya sebagai guru. U sul say a yang ( suara tidak jelas ), kemudian selebihnya adalah danlatau. Jadi misalnya meliputi gaji pokok dan tunjangan yang melekat dengan gaji danlatau tunjangan profesi, turtjangan khusus, penghasilan sampingan dan penghasilan lainnya. Jadi sesungguhnya (suara tidakjelas) itu hanya meliputi gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji.

Kalau misalnya kita (suara tidakjelas). Tadi Bapak menjelaskan (suara tidak jelas) dan segala macam. (Suara tidak jelas). Tadi yang (suara tidak jelas) ini kompetensi pedagogi, sosial, profesional, tapi gaj in ya ( suara tidak jelas ).

KETUARAPAT:

Dari kacamata Pemerintah ini bisa (suara tidak jelas), tapi sangat berat. Data yang kita peroleh dari Kantor Mendiknas itu pendidikan dasar ini 20% sampai 25% masih ada di swasta, untuk pendidikan menengah itu 30% sampai 40% ada di swasta, pendidikan (suara tidak jelas) separuh berada di swasta. Kalau ini nanti kita tetapkan sebagai Undang-Undang, apakah tidak (suara tidak jelas)?

Ayat (1) ini (suara tidak jelas). Penghasilan lainnya yang terkait dengan tugasnya sebagai guru itu sudah (suara tidakjelas ). Kita mempunyai keinginan, kita mempunyai political will untuk memberikan penghargaan untuk mendorong (suara tidakjelas). Kuncinya antara lain kualitas pendidikan. Kunci dari kualitas pendidikan adalah kualitas guru dan (suara tidak jelas). Sekarang kita bicara kualitas guru. Kualitas guru ini memang harus mendapat dukungan, salah satunya adalah penghasilan yang layak. (Suara tidak jelas ), betapapun kita merumuskan ini mungkin juga kurang. Tapi kita betul-betul menginginkan guru ini (suara

51

Page 52: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

tidakjelas), seperti professor diAmerika itu, bagaimana dia terhonnatnya dengan penghasilannya (suara tidakjelas).

Ada beberapa hal yang perlu kita ingin. Pertama, adalah kemampuan Pemerintah; kedua, adalah asas keadilan dan kesetaraan dengan teknis Iain. Contohnya dokter, perawat, peneliti dan lain-lain, apakah itujuga tidak penting untuk kualitas bangsa dan segala macam? (Suara tidak jelas). Ketiga, adalah pembangunan masyarakat kaitannya dengan penyelenggaraan yang dilakukan oleh masyarakat. Kalau seperti ini gambarannya nanti seorang guru itu bisa mendapat gaji Rp 5 juta-Rp I 0 juta. (Suara tidak jelas). Yayasan-yayasan atau penyelenggara-penyelenggara pendidikan pada tingkat (suara tidakjelas) pada umumnya yang (suara tidak jelas). Kalau nanti itu dihadapkan dengan diundangkannya Undang-UndangGuru yang kemudian untuk guru sendiri (suara tidakjelas), apakah nanti kita tidak diprotes oleh (suara tidakjelas)? Kita tetap berjanji untuk bisa meningkatkan harkat, martabat dan kesejahteraan. Yang ditunggu-tunggu oleh (suara tidakjelas). (Suara tidakjelas) kira-kira soal Guru SD, tahun pertama hingga tahun kelima atau tahun ke sepuluh itu bisa berapa · 1

dengan kemampuan yayasan yang terbaik untuk bisa menggaji berapa. Saya kira kita perlu matang dalam (suara tidakjelas). Kalau kita kurang dari harapan rata-rata guru, kita juga akan dihujat. Tapi kalau berlebih, sedangkan yang lain juga perlu keadilan, mungkin kitajuga akan diprotes.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Jadi saya ingin mengusulkanjalan keluamya, yaitu pasal ini kita ingin adanya suatu substansi. Sebaiknya secara (suara tidakjelas), gaji guru yang kita anggap layak itu seperti apa dan exercise-nya itu dibuat dengan besaran guru negeri sebanyak (suara tidakjelas), kira-kira beban negara ... Toh Pemerintah Daerah itu sumbemya DAU juga. Apakah kita memang (suara tidak jelas) itu? Jadi dengan exercise seperti itu.

Kedua, kemudian kita harus mengasumsikan untuk swasta. Kalau kita meng­asumsikan guru swasta itujuga memperoleh gaji yang sama dengan gaji (suara tidakjelas), dalam exercise itu yang hams kita pikirkan adalah berapa kira-kira yayasan yang masih akan (suara idak jelas). Saya kira saya sendiri (suara tidak jelas) (Suara tidak jelas) untuk membaca kembali supaya kita tidak melanggar prinsip kepegawaian yang sudah diatur oleh Undang-Undang Kepegawaian. Kalau misalkan ketentuan (suara tidakjelas) bersifat mengistimewakan ini, nanti bisa saja. Kalau tiba-tiba Komisi IX kemudian mengajukan Undang-Undang Kedokteran atau apa yang kemudian meralat (suara tidakjelas), semuanya bisa

52

Page 53: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

berlomba seperti itu. (Suara tidakjelas). Terus terang saya tidak berani memasuki wilayah ini. Kita ada suatu kelemahan (suara tidakjelas).

PEMERINTAH (FASLIH):

Kita memang menyadari (suara tidak jelas) menjadi guru yang profesional dengan sertifikasi (suara tidakjelas), sementara yang lain itu akan tetap dengan tunjangan yang biasa. Tapi yang mana yang mau menunjukkan kompetensinya dan memenuhi syarat-syarat tadi, itu kita contain juga dengan kemampuan Pemerintah (suara tidakjelas), ini yang kita lakukan. Sebagai contoh DKI, DKI sudah memberikan di atas gaji, sudah memberikan Rp I juta. Tahun depan akan dinaikkan menjadi Rp 2 juta. Dengan demikian, rata-rata gaji Guru di DKI itu sudah di atas Rp 3,2 juta-Rp 3,5 juta. Padahal seorang pegawai negeri barn itu saat ini gajinya adalah Rp 900 ribu, kalau dua kali berarti baru Rp 1,8 juta. Kalau ditambah dengan tunjangan fungsional baru Rp 2,4 juta. Rp 2,4 juta itu kalau kita lihat uang lauk pauk tentara dan segala macam, hakim, jaksa, sebenamya itu bukanlah suatu jumlah yang terlalu luar biasa. Tidak otomatis semua guru itu akan mendapatkan itu. Itulah gunanya kita kontrol, hanya yang memenuhi sertifikasi profesi tadi. Jadi ada kesempatan bagi kita untuk memfilter benar. Guru-guru yang benar ini, kalau kita ingin dia mengajar dan mengabdi dengan baik, maka paling tidak menjual kemampuan itu sudah minimal, itu sudah sama dengan I tahunnya BI. Kalau kita (suara tidak jelas) karena jumlahnya, nanti berapa kemampuan Pemerintah.

KETUARAPAT:

Kalau kita lihat contoh exercise (suara tidakjelas), kita punya suatu (suara tidak jelas). Katakanlah maksimum nanti 1,5 dari qualified untuk yang (suara tidak jelas) dengan 3 juta untuk I bulan, berarti I tahun itu 36 juta. 36 juta dikalikan 1,5 juta yaitu 48 trilyun.

PEMERINTAH (FASLIH):

Sekarang ini untuk gaji guru itu di semua daerah, kalau kita kumpulkan DAU-DAU dan segala macam, itu sudah ada sekitar 30 trilyun-36 trilyun. (Suara tidak jelas). Jadi berapa gaji guru yang kita pindahkan dari pusat ke daerah di tam bah dengan Guru SD yang sudah lama di sana ditambah dengan kenaikan­kenaikan berkala (suara tidak jelas). Tapi 48 triltyun itu belum ditambahkan dengan yang separuh dari gaji biasa. Jadi 48 trilyun itu adalah dari separuh gaji baru, sementara yang separuh lagi tetap dengan gaji lama. Kalau kita ambil sepertiga saja berarti ditambah kira-kira 12 trilyun-15 trilyun, sehingga kira-kira menjadi 62 trilyun. Kalau 62 trilyun ini dengan kenaikan DAU nanti, DAU ini

53

Page 54: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

hams 25% dari total APBN. Nanti misalnya pada waktu APBN 500 trilyun, berarti sudah ada 125 trilyun yang akan dialihkan kepada DAU. Wajar jika setiap penambahan DAU itu tetap digunakan sebagian untuk menerima guru yang sudah pindah ke (suara tidakjelas). ltu tidak masuk dalam perhitungan, karena DAU tidak masuk dalam sektor pendidikan. Sepanjang gaji guru masih masuk dalam DAU, maka kita aman. Tapi kalau dipindahkan ke pusat, maka dia tidak masuk dalam perhitungan APBN 20% (suara tidak jelas) menurut Undang-Undang Sisdiknas. Tapi kalau menurut Undang-Undang Dasar tidak dibedakan antara gaji guru dengan non-gaji guru.

KETUARAPAT:

Barangkali (suara tidakjelas), nanti kita exercise yang swasta.

Pemerintah tidak ( suara tidak jelas ). Kalau tadi contohnya adalah DK.I mungkin bisa, tapi APBD-nya DKI itu Rp 18 trilyun. Sekarang kalau kita lihat ke Yogya, kalau kita lihat kemungkinan untuk diperolehnya guru yang qualified secara sertifikasi, kompetensi dan sebagainya, pasti Yogya tidak kalah dengan Jakarta. Tapi kemampuan APBD-nya saya kira jauh. Untuk itu, pasti menghitungnya harus kasus demi kasus kalau kaitannya dengan bagaimana guru itu ( suara tidak jelas) dalam kaitannya dengan standar gaji pegawai negeri, itu akan berat sekali (suara tidakjelas). Oleh karena itu, kalau nanti bisa exercise, cari sample-sample yang mempunyai perbedaan-perbedaan kemampuan anggaran daerahnya.

Terima kasih.

KETUARAPAT:

Ada suatu contoh di (suara tidakjelas), dimana ada satu SD yanggaji gurunya itu kalau tidak salah sebesar 180 sekian untuk 6 orang atau 118 juta untuk 1 tahun. Kemudian BOS itu keluamya menjadi 50 sekian. Sedangkan bantuan (suara tidak jelas) sebesar 30 juta sekian. Total seluruh (suara tidak jelas), sekolahnya itu sekitar 200 sekian. Itu kita sudah bisa dalam (suara tidak jelas) dengan sebagian BOS itu dikenakan juga untuk tambahan kesejahteraan guru. (Suara tidak jelas). Bantuan Pemerintah itu digunakan · untuk tambahan kesejahteraan guru. Kalau saya melihat itu, porsi gaji Guru di dalam SD itu dari Rp 200, maka porsi gaji guru di sekolah itu mencapai sekitar 60% lebih.

Kemarin ada suatu pesantren di Surabaya yang memperagakan dengan membayar guru lebih banyak. Ketika itu saya tanya berapa income untuk 1 bulannya. Pegawai Negeri itu sekitar Rp 1 juta kurang sedikit. Kalau yang di

54

Page 55: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

swasta itu ada suatu pondok pesantren yang menggaji gurunya sebesar Rp 1,5 juta. Orang-orang itu mengatakan bahwa mereka itu memang memulai untuk (suara tidakjelas) gaji. Karena unggul~ semuanya lulus. Tidak ada yang lulus di pesantren itu. Di pesantren itujuga diterapkan (suara tidakjelas). Ada Hari Bahasa Indonesia, Hari Bahasa Inggris dan Hari Bahasa Arab. Dengan Rp 1,5 juta sajamereka sudah bisa(suara tidakjelas).Apakah bisajika Undang-Undang ini juga mengatur adanya perbedaan, adanya variasi (suara tidak jelas) kalau yang kita kerjakan itu minimum sudah tercapai dalam pengertian kesejahteraannya? Ternyata untuk guru di pesantren, yang mendapat Rp 1,5 juta itu sudah sangat berterirna kasih. Sementara kita menargetkan sampai Rp 3 juta. Kalau Pemerintah mampu, bagaimana dengan swastanya? Apakah nantinya Pemerintah akan bisa menutup kekurangan gaj i atau semacam subsidi BOS? Cost tertingginya tetap bukan pada biaya operasional. Cost tertingginya adalah kepada gaji guru. Jadi saya khawatir diskusi kita pada awal dahulu sewaktu kita menyusun draft yang awal yang kita sebut sebagai tsunami. Kalau kita tetapkan ketentuan-ketentuan yang rumit, ini bisa menjadi tsunami bagi sekolah-sekolah swasta, kecuali kita menetapkan minimum. Terus terang ketika itu saya bisik­bisik dengan Pak Masduki, "Pak Masduki, setelah BOS kelihatannya yang harus (suara tidakjelas) adalah Guru SD dan SMP itu harus (suara tidakjelas)." Karena konstitusi kita mengatakan demikian. Kecuali sekolah yang sudah benar-benar mampu yang tidak mau menerima BOS atau tidak mau menerima Guru Pegawai Negeri, silakan. Tetapi mandat dari Undang-Undang Dasar kita bahwa rakyat wajib pendidikan dasar dan negara wajib untuk membiayai, bukan memfasilitasi. Bahasa konstitusinya adalah membiayai. Artinya, guru pendidikan dasar dan SMP itu menurut mandat Undang-Undang Dasar kita adalah hams dibiayai oleh negara. (Suara tidak jelas). Pak Mustofa Bisri mengatakan,"Justru kami (suara tidak jelas ). Dengan cara kamu seperti ini, maka inisiatif masyarakat akan ma ti.~' Ada bahayanya juga. Jadi diskusi ini sangat substantif sekali. Atau begini saja, kalau ingin aman ini diterima dahulu sebagai usulan dari Pemerintah saja.

Saya kira begitu saja, Pak.

KETUARAPAT:

Kita diskusi di Panja. Jadi usulan Pemerintah seperti ini, kita katakan (suara tidakjelas). Kita minta Pemerintah untuk memberikan semacam exercise tentang bagaimana model pelaksanaannya yang ideal dan Iain sebagainya.

Silakan, lbu Aan.

55

Page 56: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHANAH, M.Ag.):

Terima kasih.

Sa ya sependapat ini ditunda Melihat dari Pasal 21 ke depan, di sini juga ada satu yang bisa memberatkan Pemerintah seandainya ini dipertahankan. Sebab di Pasal 21 ini DPR mengusulkan Pemerintah dan pemerintahan daerah wajib meningkatkan pengabdian guru dan dosen yang diangkat oleh penyelenggara satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat yang memberikan bantuan (suara tidakjelas) atau kesejahteraan. Jadi kalau seandainya yang tadi masuk dan yang ini juga bisa masuk, saya rasa negarajuga tidak sanggup.

PEMERINTAH (FASLIH):

Kalau menurut lbu-ibu dan Bapak-bapak, apa yang (suara tidakjelas) sebagai tambahan untuk guru profesional ini?

F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHAN AH, M.Ag.):

Saya rasa di nomor 1 itu tadi sudah ada usulan dari Pak Heri untuk menjadi jalan keluar. Tapi yang ke bawah itu jangan rinci harus sekian persen. Karena yang memberatkan justru yang di bawah itu. Kalau yang di atas itu nanti bisa pilihan setelah sampai ketiga, gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi. Kai au misalnya tidak sanggup (suara tidak jelas ). Tapi kalau sekolah yang sanggup, dia bisa tambah lagi dengan dana atau tunjangan dan seterusnya. Sementara yang ke bawahnya itu tidap perlu dirinci hams sekian persen dan segala macam, karena justru ini yang berat.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

(Suara tidak jelas). Jadi normatifnya itu di batas bawahnya. Batas bawah guru itu bisa bekerja dengan nyaman tanpa harus memikirkan (suara tidakjelas). Maksud saya begini, maksudnya Undang-Undang ini tidak sekedar gaji, tetapi (suara tidak jelas) sebagai profesi, kemudian mengenai perlindungannya, mengenai pendidikan yang berkelanjutan (suara tidak jelas). Sebenarnya dari situ itu, sekalipun itu belum (suara tidak jelas), tapi itu sudah dianggap suatu insentiftertentujuga, sehinggajanganjuga terlalu (suara tidakjelas) kepada gaji yang bisajadi gaji ini akan membunuh sejumlah (suara tidakjelas).

Silakan.

56

Page 57: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

Saya usul, Pimpinan.

(Suara tidakjelas). Karena diskusi ini tidak akan selesai, karena kita tidak adajalan keluar yang pas. (Suara tidakjelas). Jadi saya kira ini dipending, (suara tidakjelas).

KETUA RAPAT:

Karena kita ingin draft yang tunggal, tolong ini nanti dimasukkan, tetapi dikotaki bahwa ini adalah usulan baru dari Pemerintah. Saya kira ini harus dibahas dengan sangat dalam. Nanti kita minta kepada Pemerintah untuk exercise. J angan hanya dari sisi kemampuan Pemerintah, tapi juga memperhitungkan ... Satu hal lagi, kebetulan yang gaji guru Rp 1,5 juta itu pondok pesantrennya NU. Saya datangjuga ke SD Muhammadiyah. Berapa biaya gaji gurunya? Rp 440.000,- di Surabaya. Ini sangat pelik Oleh karena itu, ( suara tidak jelas) saya khawatir nanti sekolah-sekolah kita ini rontok. Tolongjuga Pak Faslih memikirkan model seperti BOS, tetapi untuk komponen gaji guru bagi swasta. Kalau negeri itu tidak. (suara tidak jelas) barangkali nanti bentuknya tunjangan profesi guru, bisa saja. Itu bukan gaji. Kalau tunjangan boleh masuk dari pusat. Sekarang pun kelebihan jam kerja itu kita lihat dari (suara tidak jelas). Mungkin di exercise begitu saja. Apakah ada tunjangan yang dipisahkan, diberikan perorangan guru (tidak swasta dan tidak negeri) khususnya untuk SD dan SMP dalam rangka wajib belajar pendidikan dasar ini? Saya kira ini kita lewati. Kita sudah tidak akan membahas lagi, karena (suara tidakjelas) dari Panja.

Mulai dari DIM 148 itu penambahan pasal baru, masih soal gaji lagi. Ini usulan tambahan lagi, dikotakkan saja. Ada 2 ( dua) ayat baru. Sebenamya DIM 152 itu tetap. Jadi nanti dan dosen-nya itu diberi garis bawah atau apa.

Sekarang kita masuk ke pasal yang mengatur tentang kewajiban guru. Nanti kewaj iban dosen ada tersendiri.

Silakan.

PEMERINTAH (FASLIH):

(Suara tidakjelas).

KETUARAPAT:

Baik, saya bacakan saja. 152 itu kewajiban gurunya, 153 itu tetap.

(RAPAT:SETUJU)

57

Page 58: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

154 tetap.

(RAPAT:SETUJU)

155 tetap.

(RAPAT:SETUJU)

156 ada perubahan redaksional. Saya persilakan. 156 ini adalah pemindahan dari substansi tugas guru, dipindahkan ke huruf b.

Saya persilakan.

PEMERINTAH (FASLIH):

Tadi ditugasnya ada merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran sesuai dengan standar nasional pendidikan.

KETUARAPAT:

Kita setujui?

(RAPAT:SETUJU)

Berikutnya ini juga pindahan, tapi bahasanya dipersingkat.

PEMERINTAH (FASLIH):

Karena tadi kita sudah mengatakan bahwa salah satu hak dia itu adalah untuk mengembangkan kompetensinya, maka di sana kita tidak lagi terlalu banyak mengatakan sertifikat kompetensi dan segala macam, hanya meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan. Itu adalah bagian dari kewajiban.

KETUARAPAT:

Jadi karena sertifikasi itu sudah ada di sebelumnya, maka yang dimasukkan di sini bahasanya disingkat menjadi mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan. Karena ini sebagai kewajiban. lni menggantikan yang di atasnya itu. Yang di atasnya itu kalimatnya adalah mengembanglcan lcemampuan profesional guru dan memperbaharui sertifikat kompetensi secara berlcala untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kalau kalimat terakhimya itu saya kira boleh

58

Page 59: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

diikutkan, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan telcnologi. Saya mengusulkan yang asli usulan dari DPR itu yang bagian belakangnya masih tetap diambil. Jadi meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dapat disetujui?

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian 158 penambahan substansi. Kami persilakan.

PEMERINTAH (FASLIH):

Kalau nanti sertifikat profesi ini memang akan diulang secara berkal~ maka salah satu kewaj ibannya adalah memperbaharui sertifikat kewenangan mengajar secara berkala melalui uji kompetensi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

KETUARAPAT:

Jadi memang sertifikat itu biasanya ada batasnya. Sertifikat dokter saja ada batasnya 5 tahun. Di bidang saya, di Biologi itu, juga selama 5 tahun (suara tidak jelas). DIM 158 tambahan substansi sudah oke .

. . . . . . . . . .. (Suara tidak jelas).

PEMERINTAH (FASLIH):

Nanti terlama ini bisa (suara tidakjelas).

KETUA RAPAT:

Pengertian berkalanya ini (suara tidak jelas), apakah ini 5 tahun atau 10 tahun. Tidak ada profesi yang lebih dari 5 tahun (suara tidakjelas). Yang tidak mungkin notaris.

PEMERINTAH (FASLIH):

N otaris ada j uga.

KETUARAPAT:

Berapa tahun?

59

Page 60: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

Ini nanti dibahas lagi, dikonsultasi-publikkan. Sekarang kita sepakati terlebih dahulu, point yang di atas yang dari DPR itu tetap sangat penting. Itu bahasanya tetap. ltu istilahnya daerah khusus.

PEMERINTAH (FASLIH):

Kalimatnya yang punya DPR saja.

KETUARAPAT:

Jadi nomomya diganti, itu 165A dan 1658. A-nya tetap, 8-nya tambahan. Guru dan dosen yang bertugas di daerah khusus. Daerah khusus adalah daerah (suara tidak jelas) secara sosial dan tidak mampu dari sisi ekonomi. Kalau perbatasan bisa saja, daerah khusus dan daerah perbatasan. Saya kira itu untuk 165A, kemudian ditambahkan I 65B. Jadi tahunnya saja yang diubah, tahunnya menjadi 6 tahun.

Kemudian masuk ke 166, tambahan. Jadi setelah 4 tahun. Dapat disetujui?

(RAPAT:SETUJU)

Berikutnya adalah penambahan substansi, Pemerintah Daerah atau Pemerintah yang mengangkat Guru PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib menyediakan guru pengganti, sehingga keberlanjutan proses pembelajaran di sektor pendidikan yang bersangkutan tidak terganggu. Saya kira ini setuju.

(RAPAT:SETUJU)

Berikutnya 168, tadi daerah khusus dan tunjangan itu sudah.

PEMERINTAH (FASLIH):

Sudah. Ini dihilangkan saja.

KETUA RAPAT:

Tapi kalau ingin dikhususkan, di sana nanti justru dihilangkan. Saya mengusulkan yang di sana itu dihilangkan. Karena ini daerah khusus.

PEMERINTAH (FASLIH):

Ini semua adalah hak-haknya.

60

Page 61: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

KETUA RAPAT:

Kalau saya mengusulkan yang di sini tetap, sedangkan yang di Pasal 16 itu dihilangkan. Nanti kita pelajari kembali. Saya kira dilewati saja, nanti yang mana yang lebih cocok.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian 169 ada penambahan lagi,pulang kampung setahun sekali dengan biaya. Ini PNS. Kalau misalkan ada sebuah yayasan yang bekerja untuk daerah terpencil, apakah (suara tidakjelas).

PEMERINTAH (FASLIH):

(Suara tidakjelas).

KETUA RAPAT:

Kalau gurunya itu adalah Guru SD atau SMP saya kira sekarang tidak bisa lagi dikatakan seperti itu. Tapi kita ambil saja dulu.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian ada penambahan lagi. Ayat berikutnya adalah yang non-PNS, hak untuk pulang kampung setahun sekali dengan biaya yang ditanggung oleh badan hukum penyelenggara pendidikan.

PEMERINTAH (FASLIH):

Karena searching daerah khusus itu tidak banyak juga dimaknai.

KETUA RAPAT:

Saya kira biarkan saja dul~ nanti kita lihat lagi. Nanti dikeluarkan seperti halaman yang sudah satu draft tunggal itu supaya bisa kita baca apakah kalimatnya masuk akal atau tidak. Walaupun itu tidak masuk ak.al, besok kita periksa kembali.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian 171, ketentuan lebih lanjut tentang guru di daerah terpencil ini diatur di dalam PP Dapat disetujui? Perlu di PP atau tidak? Kalau menunggu PP lalu kapanjadinya? Baik.

(RAPAT:SETUJU)

61

Page 62: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

Perubahan bah, babnya digeser dan dihapuskan. Kemudian babnya berubah menjadi Hak dan Kewajiban Pemerintah Daerah. Kalau dihapus bagaimana? Ini TlDlSin, ini sinkronisasinya Karena tidak ada perubahanjudul, hanya penggeseran saja. Jadi ini sinkronisasi. Tolong dicatat bahwa 173 itu Timsin. Usul untuk Perdanya juga Timsin, itu pergeseran.

(RAPAT:SETUJU)

Ini ada usul penghapusan. Tolong dijelaskan.

PEMERINTAH (FASLIH):

Itu hanya penyesuaian nomor pasal saja.

KETUA RAPAT:

175, dituangkan di dalam Pasal 25, pergeseran. Tapi sepenuhnya materi dipindahkan?

PEMERINTAH (FASLIH):

Ya.

KETUA RAPAT:

Tapi tidak ada perubahan?

PEMERINTAH (FASLIH):

Tidak.

KETUA RAPAT:

Pasal 75 usulan perbaikan.

PEMERINTAH (FASLIH):

Coba dilihat saja Pasal 25.

KETUA RAPAT:

Sama. Tolong dihapus. Jadi kalimatnya menjadi ini, kita bandingkan. Saya bacakan yang versi DPR:

"Pemerintah berhak menugaskan dan!atau memindahkan guru dan dosen pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah secara lintas

62

Page 63: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

daerah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia demi menjamin keber/anjutan proses pembelajaran pasal satuan pendidikan di daerah terpencil, daerah rawan konflilc, perbatasan, daerah tertingga/ dan daerah pennasalah.an lainnya berdasarkan perjanjian-kerja dan peraturan·peronaangan yang berlaku."

Diubah menjadi:

"Guru PNS dapat dipindah-tugaskan antar provinsi, antar kabupatenlkota, antar kecamatan maupun antar satuan pendidikan kerena alasan kepentingan pelaksanaan tugas kedinasan (suara tidak jelas) darzlatau profesi. "

Yang menentukan itu Pemerintah, itu wewenang Pemerintah. Kalau kita bandingkan bahasanya lebih enak yang mana? Tadi katanya substansinya ingin dipindah ke sini. Tapi di sini ini bab tentang pemindahan juga. Saya kira substansinya ini memang benar harus dipindah. Sekarang kita lihat satu-persatu.

Ayat (1) yang asli:

"Pemindahan guru dan dosen dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan: ... "

Pemerintah mengusulkan yang macam-macam itu dijadikan satu. Kemudian ayat (2)-nya bagaimana? Jadi dijadikan satu ayat saja. Bagaimana, pilih yang a, b, c atau pilih yang ini? Yang Pemerintah saja? Baik.

(RAPAT:SETUJU)

Berikutnya ayat (2 )-nya:

4'PNS yang berstatus suami istri dapat (suara tidak jelas) pada satuan pendidikan atau ... "

PEMERINTAH (FASLIH):

Kalau di dalam satuan pendidikan yang sama itu KKN-nya tinggi.

KETUARAPAT:

Atau begini, pada satuan pendidikan yang berdekatan. Itu lebih masuk akal, jangan satu sekolah.

(RAPAT:SETUJU}

Kemudian ayat (3 ):

63

Page 64: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

"(Suaratidakjelas)antarprovinsi,antarkabupaten/kota(suaratidakjelas)."

(RAPAT:SETUJU)

Berikutnya:

"Dalam ha! usu! Pemerintah dikabulkan, Pemerintah dan Pemerintah Daerah (suara tidak jelas). "

PEMERINTAH (FASLIH):

Kadang-kadang dia ingin pindahnya diberi, tapi uang transport untuk kemudahan untuk diterima di tempat yang baru ( suara tidak jelas ).

KETUA RAPAT:

Kembali lagi ke sebelumnya tadi. Sekarang 176, 176 ini adalah perubahan nomor pasal. Jadi Timsin.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian 177, Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing. Berhak-nya dihilangkan saja. Dapat disetujui?

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian 178 perubahan pasal. Itu Timsin.

(RAPAT:SETUJU)

179 adalah usulan perubahan (suara tidakjelas) di luar yang guru dan dosen. Guru dan dosen-nya masih tetap.

Silakan, Pak.

PEMERINTAH (FASLIH):

Ini sebetulnya hanya penempatan Pasal 38 saja, perubahan redaksional sedikit dan penempatannya menjadi Pasal 38. Perbedaannya adalah kalau yang di atas itu Guru PNS. Di sana Guru PNS saja yang kita jamin, karena melalui APBN dan APBD. Sedangkan yang di atas guru saja dan dosen.

64

'\

Page 65: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

KETUA RAPAT:

Silakan. Sebenamya perubahannya ini substans~ bukan redaksional. DPR mengusulkan APBN dan APBD juga mengalokasikan untulc gaji.

PEMERINTAH (FASLIH):

Memang Pemerintah Pusat ya Kalaupun di atas gaji guru clan dosen, maka APBN danAPBD menjadi relevan. Tapi kalau Guru PNS memang lebih banyak dariAPBD.

KETUARAPAT:

Persoalannya adalah soal guru atau Guru PNS. Perbedaan yang diusulkan oleh Pemerintah itu substansinya adalah pada gwu atau Guru PNS.

PEMERINTAH (FASLIH):

Karena di atasnya itu Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyedialcan anggaran untuk gaji dan penghasilan lainnya bagi guru. (Suara tidakjelas).

KETUA RAPAT:

Kalimatnya gaji, tunjangan danlatau kesejahteraan lainnya. DPR tidak membatasi pada guru negeri (PNS).

(Suara tidakjelas).

KETUA RAPAT:

Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan anggaran untuk tunjangan danlatau kesejahteraan lain hagi guru yang dialokasikan melalui APBN dan APBD. Nanti kalau kita semua PNS dan non-PNS (suara tidak jelas). Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyedia/can anggaran unluk tunjangan danlatau lcesejahteraan lainnya bagi gul1l pig dialokasikan melalui APBN dan APBD.

PEMERINTAH (FASLIH):

Ini kewajiban Pemerintah dengan Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, kalau untuk daerah itu (suara tidakjelas).

65

Page 66: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

KETUA RAPAT:

(Suara tidakjelas), maka dia sudah pasti mendapat gaji. Gajinya yang diatur di sini. Kalau tunjangannya saja, (suara tidakjelas).

PEMERINTAH (FASLIH):

Sekarang apakah sama statement ( suara tidak jelas) dalam konteks kewaj iban Pemerintah dan Pemerintah Daerah atau kita ubah menjadi tunjangan, sehingga berlaku (suara tidakjelas).

KETUARAPAT:

Karena kalau hak gaji itu jelas digaji oleh Pemerintah. Itu sudah otomatis, tidak perlu dibicarakan lagi. Kemarin ketika saya ke Balikpapan dan berdiskusi dengan guru swasta di sana, mengapa Pemerintah Daerah itu hanya memberikan tunjangan lebarannya kepada pegawai negeri saja? Padahal ketentuan di dalam Sisdiknas itu sendiri sebenarnya tidak diskriminatif seperti itu. Jadi untuk bahasanya barangkali kita menggunakan yang dari Pemerintah dengan sedikit perubahan. Saya mengusulkan:

"Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan anggaran untuk tunjangan danlatau kesejahteraan lain bagi guru yang dialokasikan melalui APBN dan APBD."

Artinya, keleqihan jam mengajar itu bisa juga diberikan ke sekolah swasta, seperti model BOS itu. Judul di atas itu Kewajiban. Ini bab tentang kewajiban. Kalau swasta itu kata wajib-nyajustru dihilangkan. Jadi kata wajib-nya masuk. Jadi guru dan dosen.

(RAPAT:SETUJU)

Berikutnya yang 180 itu Tims in, perubahan judul saja.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian 181, Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan anggaran untuk sertifikasi. lni diubah menjadi Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan anggaran untuk sertifikasi bagi PNS. Saya setuju dengan yang asli punya DPR. Jadi tetap saja, dalam rangka melaksanakan program wajib belajar. Artinya, sertifikasi yang dibiayai oleh Pemerintah itu SD dan SMP.

66

Page 67: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

PEMERINTAH (FASLIH):

Karena nanti tidak mungkinjuga kita (suara tidakjelas) Guru SMA, SMK dan Madrasah Aliyah.

KETUARAPAT:

Kalau begitu dalam rang/ca melaksanakan dihilangkan. Jadi Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan anggaran untuk sertifikasi profesi guru. Sertifikasi-nya itu dianggap masih perdebatan. Semua yang terkait dengan sertifikasi guru itu masih beli fixed

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian 182, itu penyusunan pasal. Jadi ini Timsin.

(RAPAT:SETUJU)

Kemudian usulan Pemerintah yang berbunyi Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib meningkatkan pengabdian guru dan dosen diangkat, ini diusulkan oleh Pemerintah untuk dihapus.

Silakan.

PEMERINTAH (FASLIH):

Karena dikatakan pengabdian itu sebetulnya Pemerintah ini lebih memberikan dukungan saja, bagaimana cara Pemerintah meningkatkan pengabdian guru dan dosen diangkat oleh penyelenggara satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.

KETUARAPAT:

Saya kira 183 ini memang tidak jelas. Saya kira ini dihapus saja. Coba kita baca sekali lagi:

"Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib meningkatkan pengabdian guru dan dosen yang diangkat oleh penye/enggara satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan memberikan bantuan dana untuk gaji danlatau kesejahteraan. "

Pemerintah jangan memberi gaji ke swasta. Kalau tunjangan boleh saja

Silakan.

67

Page 68: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

F-PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE.):

(Suara tidak jelas).

KETUARAPAT:

(Suara tidak jelas). Sertifikasi itu bukan sekedar ujiannya, karena ada program trainingnya

PEMERINTAH (FASLIH):

(Suara tidakjelas) kompetensi awal, ada kompetensi (suara tidakjelas), ada (suara tidak jelas).

KETUA RAPAT:

Karenajustru yang mahalnya itu bukan (suara tidakjelas). Yang mahal itu adalah persiapan untuk (suara tidakjelas). Saya kira ini dihapus saja.

(Suara tidak jelas).

KETUA RAPAT:

Ini agak sulit kalau menyangkut perjanjian kerja. Di atas sudah disebutkan bahwa swasta membuat perjanjian kerja. Kalau perjanjian kerj~ maka gaji itu harus tetap terikat dalam kontrak. Pemerintah juga tidak bisa mencampuri perjanjian kerja itu. Yang bisa adalah Pemerintah memberikan tunjangan.

Silakan.

(Suara tidak jelas).

KETUA RAPAT:

Tadi itu guru saja. (Suara tidak jelas). Jadi guru saja, tidak ada guru PNS atau guru yang diangkat oleh swasta. Jadi guru dan dosen. Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajih menyediakan anggaran untuk tunjangan danlatau kesejahteraan lainnya bagi guru dan dosen yang dialokasikan melalui APBN dan APBD.

68

Page 69: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

PEMERINTAH (FASLIH):

Atau supaya tidak aneh (suara tidakjelas). Bagaimana kalau guru ini guru swasta saja?

KETUARAPAT:

Justru jangan muncul statement guru swasta.

PEMERINTAH (FASLIH):

Karena statement ini sebetulnya hanya melindungi swasta. Kalau guru PNS justru kurang. Jadi daripada rancu ...

KETUARAPAT:

Jadi dicek kembali yang sebelumnya. Yang namanya guru negeri yang diangkat oleh Pemerintah itu otomatis Undang-Undang pun mengatakan bahwa gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan di dalam APBN dan APBD. ltu sudah ada di dalam Undang-Undang Sisdiknas. Mengapa harus diulang lagi? Undang-Undang ini lebih khusus.

PEMERINTAH (FASLIH):

Betul, karena lebih khusus kepada guru swasta.

KETUARAPAT:

Undang-Undang Sisdiknas hanya bicara soal gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah yang dialokasikan melalui APBN danAPBD. Sekarang ini katanya lex specialist. Lex specialist-nya Pemerintah wajib menyediakan anggaran untuk tunjangan dan/atau kesejahteraan lainya gaji guru dan dosen yang dialokasikan melalui APBN danAPBD. Atau ditambah satu ayat lagi. Tapi jangan disebut kata-kata PNS, guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah. Jadi jangan dimunculkan lagi dikotomi PNS.

F-PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE.):

Saya tertarik dengan kata-kata Pak Irsyad. Saya rasa ini sudah kondisi yang paling bagus dan paling perfect, ini mengatur suatu kondisi yang general. Kemudian ada satu pasal lagi yang diedit dari usulan dari DPR itu mengenai apakah Pemerintah dan Pemerintah Daerah memberikan bantuan. Jadi bukan untuk gaji atau tunjangan, melainkan bantuan kepada guru yang diangkat oleh satuan pendidikan. (Suara tidakjelas). Jadi ini tidak(suara tidakjelas), tapi ada

69

Page 70: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

satu pasal yang eksplisit bahwa Undang-Undang Guru inijuga melindungi guru swasta.

KETUA RAPAT:

(Suara tidak jelas). Ibu Nina juga berpikir demikian. Guru yang diangkat oleh Pemerintah itu sudah ada di dalam Undang-Undang Kepegawaian, sudah ada di Sisdiknas, itu hal-hal yang memang sifatnya khusus. Menurut saya Pak Faslih tidak perlu khawatir apakah ini nanti (suara tidakjelas) atau tidak. Karena sudahjelas Undang-Undangnya dan Kepegawaian (suara tidakjelas).

PEMERINTAH (FASLIH):

Tadi ketika ada gaji, ada tunjangan dan penghasilan lainnya itu kita menganggap bahwa ini kewaj iban dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah, yang pertama adalah itu PNS. Kalau itu sudah implisit. Kalau sekarang ini membela yang swasta. Oleh karena itu, gaji itu kita hilangkan menjadi tunjangan dan kesejahteraan. Dalam konteks itu sebetulnya guru yang (suara tidakjelas) oleh masyarakat ini tepat. Kalau Guru PNS itu tidak pas, karena komponennya tidak lengkap.

KETUA RAPAT:

Kalau begituditambahkan ayat yang sebe1umnya, mengulang saja. Apa yang (suara tidak jelas) dimasukkan lagi. Atau begini, Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan di dalam APBN. Jadi aslinya seperti itu, ayat yang di atasnya. Jadi ditambahkan satu ayat Iagi. Yang usul Pemerintah itu adalah point l, kemudian yang satunya itu formatnya menjadi 2. Yang satunya diambilkan persis guru dalam Sisdiknas. Tolong dibacakan bunyinya.

70

Pasal 49 ayat (2):

"Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. "

KETUARAPAT:

Tidak terlalu penting. Aslinya besar atau kecil?

Besar.

Page 71: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

KETUA RAPAT:

Seharusnya kecil. Karena sekarang itu (suara tidakjelas) diatur (suara tidak jelas). Ya sudah, apa adanya saja teks aslinya.

PEMERINTAH (FASLIH):

Ini kewajiban. (Suara tidak jelas ).

KETUARAPAT:

Kalau kalimatnya dibalik menjadi:

Ayat(l):

"Pemerintah wajib mengalokasikan gaji guru dan dosen ... "

Sebenamya dialokasikan di APBN, kemudian dimasukkan dalam (suara tidakjelas).

KETUA RAPAT:

"Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan anggaran untuk tunjangan dan/atau kesejahteraan lainnya bagi guru dan dosen ... "

Nanti bahasanya disamakan. Ada masalah bahasa. Nanti tolong disamakan saja. Pemerintah wajib mengalokasikan anggaran untuk tunjangan danlatau kesejahteraan lainnya bagi guru dan dosen melalui AP BN Silakan dilihat kembali. Kalau sudah, kita tutup dahulu karena semuanya sudah mengantuk.

Silakan, Ibu Aan.

PEMERINTAH (FASLIH):

(suara tidak jelas).

KETUARAPAT:

Tadi sudah lompat. Bapak lupa. Tadi kita sudah di atas, tadi sampai 200.

Silakan, lbu Aan.

F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHANAH, M.Ag.):

Mohon maaf, Pak Heri. Mungkin saya perlu menjelaskanjuga (suara tidak jelas)yangaslidari DPR, kenapadahulu kitamencantumkan ... BahwaPemerintah

71

Page 72: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

itu harus menyediakan anggaran untuk menaikkan kesejahteraan pada guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat karena memang untuk meningkatkan pengabdian mereka. Kalau misalnya nanti dilihat yang swasta ini gajinya kecil-kecil, sedangkan kalau melihat gaji guru negeri yang gajinya besar-besar, maka otomatis ada kecemburuan sosial dan mungkin akan berpengaruh pada semangat pengabdian mereka. Jadi bagaimana supaya mereka mempunyai semangat pengabdian yang terjaga, sehingga harus ada kewajiban Pemerintah untuk meningkatkan tunjangan dan kesejahteraan itu.

KETUARAPAT:

Usul konkret saya begini, pasal ini tetap ada, tetapi tidak gaji. Pemerintah tidak mungkin membayar gaji swasta. Kalau tunjangan masih boleh. Tapi nanti formulasinya diubah, nanti itu menjadi ayat (3). Bunyinya bukan untuk gaji. Nanti Tims in saja. Oleh karena itu, maksud saya tadi yang di bawah ini menjadi ayat (3).

F-PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE.):

A tau begini saja, yang ayat (2) ini bagi guru yang diangkat oleh masyarakat.

KETUARAPAT:

Itu sudah ada. (Suara tidakjelas). Jadi (I), (2), dan ini yang ke (3). Nanti kalau sudah dibuat menjadi suatu draft tunggal itu sudah kelihatan rumusannya. Kalau belum yakin, ( l) itu untuk pegawai negeri waj ib disediakan melalui APBN. Kemudian (2) itu adalah umum, Pemerintah wajib menganggarkan untuk kesejahteraan guru dan dosen. Yang (3) itu lebih khusus lagi, meningkatkan pengabdian dengan memberikan bantuan dana untuk tunjangan atau kesejahteraan lainnya. Saya kira tidak ada masalah. Nanti kalau (suara tidakjelas) tinggal kita coret atau kita hilangkan saja. Dapat disetujui?

PEMERINTAH (FASLIH):

(Suara tidak jelas ).

KETUARAPAT:

(Suara tidakjelas).

Sekarang persis Pukul 21.30. Supaya kita masih sempat membaca yang sudah kita tetapkan tadi siang, besok pagi kita bagikan hasil kerja kita hari ini. Jadi malam ini saya minta tolong untuk diperiksa kembali, besok pagi kita akan mulai memeriksa yang ini terlebih dahulu kalau ada masukan perubahan atau

72

Page 73: GKAT I - DPRberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · kemudian masuk di dalam kotak yang kuning ini. Model yang seperti ini yang kita setujui. Di dalam

perbaikan. Jadi draft ini adalah draft versi 23 September mengenai pasal-pasal yang sudah kita setujui yang nantinya (suara tidakjelas).

Kami persilakan kalau masih ada tambahan atau komentar. Sebenamya hari ini kita membahas lebih dari 200. Pak Faslih ada tambahan?

PEMERINTAH (FASLIH):

(Suara tidakjelas).

KETUA RAPAT:

Saya lupa menyampaikan bahwa hari ini Pak Yanto izin, karena mewakili (suara tidakjelas) ke Hotel Sari Pasific untuk acara (suara tidakjelas).

Kalau sudah tidak ada lagi, maka rapat kita skors dan kita tutup rapat pada malam hari ini dengan mengucapkanA/hamdulillah, puji syukurkepada Tuhan Yang Maha Esa.

Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

(RAPAT DISKORS PUKUL ..•... WIB)

Jakarta, 23 September 2005 KABAGSET KOMISI X DPR RI

ttd

H. AGUS SALIM, SH NIP.210001036

73