dewan perwakilan rakyat republik …berkas.dpr.go.id/armus/file/lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04...

15
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KOMISI X DPR RI MENGENAIPEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG GURU DAN DOSEN DALAM RAPAT PARIPURNA DPR RI TANGGAL 6 DESEMBER 2005 Assalamu' alaikum wr. Wb. Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan Yang Terhormat Saudara Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Yang Terhormat Saudara Menteri Pendidikan Nasional RI Yang Terhormat Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, atas perkenan-Nya kita dapat berkumpul dalam melaksanakan tugas konstitusi kita yaitu Rapat Paripurna DPR RI dalam pembicaraan Tingkat II/Pengambilan keputusan atas RUU tentang Guru dan Dosen, dalam keadaan sehat wal afiat. Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan Yang Terhormat Rapat Paripurna DPR RI dalam pembicaran Tingkat II/Pengambilan keputusan atas RUU tentang Guru dan Dosen hari ini merupakan tindak lanjut dari progtam legislasi Nasional dan fungsi legislasi dari Komisi X DPR RI berdasarkan : I. Surat tentang penyampaian RUU Usul InisiatifDPR RI tentang Guru dan Dosen dari Pimpinan Ketua Komisi X DPR RI kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada tanggal 28 April 2005. 122

Upload: others

Post on 06-Jul-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · 2. Penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI pada tanggal 12 Mei 2005, yang

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KOMISI X DPR RI

MENGENAIPEMBAHASAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG GURU DAN DOSEN

DALAM RAPAT PARIPURNA DPR RI

TANGGAL 6 DESEMBER 2005

Assalamu' alaikum wr. Wb. Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan Yang Terhormat Saudara Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Yang Terhormat

Saudara Menteri Pendidikan Nasional RI Yang Terhormat

Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, atas perkenan-Nya kita dapat berkumpul dalam melaksanakan tugas konstitusi kita yaitu Rapat Paripurna DPR RI dalam pembicaraan Tingkat II/Pengambilan keputusan atas RUU tentang Guru dan Dosen, dalam keadaan sehat wal afiat.

Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan Yang Terhormat

Rapat Paripurna DPR RI dalam pembicaran Tingkat II/Pengambilan keputusan atas RUU tentang Guru dan Dosen hari ini merupakan tindak lanjut dari progtam legislasi Nasional dan fungsi legislasi dari Komisi X DPR RI berdasarkan :

I. Surat tentang penyampaian RUU Usul InisiatifDPR RI tentang Guru dan Dosen dari Pimpinan Ketua Komisi X DPR RI kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada tanggal 28 April 2005.

122

Page 2: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · 2. Penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI pada tanggal 12 Mei 2005, yang

2. Penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI pada tanggal 12 Mei 2005, yang menugaskan Komisi X DPR RI, mewakili DPR RI untuk melakukan pembahasan RUU tentang Guru dan Dosen.

3. Keputusan Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 17 Mei 2005, yang menerima secara aklamasi RUU tentang Guru dan Dosen menjadi usul inisiatif DPR RI, untuk diteruskan kepada Presiden RI dan selanjutnya dibahas sesuai dengan peraturan tata-tertib DPR clan peraturan perundang­undangan yang berlaku.

4. Surat ketua DPR RI kepada Presiden Republik Indonesia dengan nomor RU .023/3726/DPR Rl/2005 tanggal 13 Juni 2003 tentang Penyampaian RUU Guru dan Dosen sebagai inisiatif DPR RI

5. Surat Presiden RI Nomor: R.53/Pres/8/2005 tentang penunjukan wakil unruk membahas Rancangan Undang-undang tentang Guru dan Dosen yang menugaskan Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Hukum dan Hak asasi Manusia untuk mewakili pemerintah dalam membahas Rancangan Undang-undang tersebut.

Untuk itu, perkenankan kami sebagai pimpinan Komisi X DPR RI pada kesempatan yang baik ini untuk menyampaikan laporan akhir hasil pembahasan mengenai Rancangan Undang-undangtentang Guru dan Dosen, untuk kemudian mendapatkan pengesahan dari Sidarig Dewan yang terhormat.

Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan Yang Terhormat

Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu komitmen bangsa Indonesia yang dituangkan dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam komitmen terse but tersirat amanat akan pentingnya sistem pendidikan nasional beserta dengan komponen-komponertnya.

Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa yang akan datang adalah manusia yang mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut hanya bisa dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan tidak memuat ketentuan yang mengatur guru dan dosen yang bekerja di sekolah/ perguruan tinggi swasta, karena guru dan dosen tidak dapat dikelompokkan dengan kelompok pekerja, mengingat persyaratan pendidikan dan bidang tugas yang dihadapinya berbeda dengan pekerja. Akan tetapi dalam kenyataan sehari­hari terbukti banyak guru dan dosen yang bekerja di sekolah-sekolah/perguruan tinggi swasta terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) secara sepihak, dan

123

Page 3: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · 2. Penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI pada tanggal 12 Mei 2005, yang

mendapat perlakuan yang sewenang-wenang serta tidak dipenuhi hak-haknya. Oleh karena itu, guru perlu mendapatkan perlindungan dalam menjalankan profesinya.

Meskipun saat ini telah ada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur pendidikan secara umum, namun Undang-undang tersebut tidak mengatur secara komprehensif mengenai Guru dan Dosen. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan citra, harkat dan martabat, profesionalisme, kesejahteraan, rasa am.an dalam pelaksanaan tugas, serta perlakuan adil bagi semua guru dan dosen, perlu disusun satu Undang­Undang tentang Guru dan Dosen.

Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan Yang Terhormat

Berdasarkan uraian diatas, pengakuan kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional mempunyai misi sebagai berikut :

1. mengangkat martabat guru dan dosen;

2. menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen;

3. meningkatkan kompetensi guru dan dosen;

4. memajukan profesi serta karier guru dan dosen;

5. rneningkatkan mutu pembelajaran;

6. meningkatkan mutu pendidikan nasional

7. mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen antardaerah dari segi jumlah, mutu, kualifikasi akademik, dan kompetensi;

8. mengurangi kesenjangan mutu pendidikan antardaerah; dan

9. meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu.

Berdasarkan visi dan misi tersebut, kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat guru serta perannya sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, sedangkan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dosen serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Sejalan dengan fungsi tersebut, kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan sekaligus mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

124

Page 4: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · 2. Penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI pada tanggal 12 Mei 2005, yang

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negarayang demokratis dan bertanggungjawab.

Pengakuan kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional merupakan bagian dari pembaharuan sistem pendidikan nasional yang pelaksanaannya memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikah , kepegawaian, ketenagakerjaan, keuangan, dan pemerintah daerah.

Sehubungan dengan hal itu, diperlukan pengaturan tentang kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional dalam suatu Undang-Undang tentang Guru dan Dosen.

Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan Yang Terhormat

Proses pembahasan rancangan Undang·~Undang tentang Guru dan Dosen, secara efektif dilakukan· selama tiga. bulan, terhitung mulai dari I September 2005, dan diakhiri secara formal di tingkat komisi X, pada 2 Desember 2005. Dalam rentang waktu yang relatif panjang ini, muncul dinamika yang intensif dalam proses pembahasan, dengan melibatkan seluruh stakeholders pendidikan. Di samping pembahasan secara formal oleh Panitia Kerja, pembahasan substansi RUU juga melibatkan seluruh komponen masyarakat baik melalui Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU), audiensi, konsultasi publik, danjuga rapat konsultasi dengan Panitia Ad Hoc (PAH) III .DPD RI. Kesemuanya kemudian dijadikan pijakan untuk merumuskan Draft RUU secara komprehensif dan paripuma.

Secara kronologis, dinamika pembahasan RUU tentang Guru dan Dosen dapat disampaikan sebagai berikut :

I. Secara formal, pembahasan RUU tentang Guru dan Dosen dilaksanakan pertama kali melalui Rapat Kerja (RAKER) Komisi X DPR RI dan Pemerintah dilakukan pada tanggal I September 2005, setelah terlebih dahulµ memperoleh mandat dari BAMUS. Untuk memberikan penajaman terhadap diktum RUU. Raker meyepakati pembentukan Panja RUU GURU DAN DOSEN, secara proporsional. Sementara wakil pemerintah dalam keanggotaan Panja RUU Guru dan Dosen ditetapkan secara tersendiri dengan menyertakan tenaga ahli sesuai kebutuhan pemerintah atas persetuj uan anggota panja DPR-RI. Pembicaraan Tingkat I dengan agenda pembahasan mengenai Rancangan Undang-Undang Guru dan Dosen agak sedikit alot mengingat Pemerintah mengajukan DIM yang banyak berbeda dengan draft DPR, khususnya DIM Judul. Akhirn:ya disepakati untuk dilakukan lobby.

2. Rapat Kerja (RAKER) berikutnya dilaksanakan 14 September 2005 dengan acara penyusunan dan penetapan jadual, mekanisme kerja, dan susunan

125

Page 5: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · 2. Penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI pada tanggal 12 Mei 2005, yang

keanggotaan panja RUU Guru dan Dosen. Dilanjutkan dengan pembahasan DIM RUU yangtelah diperbaiki dan berhasil menyelesaikan sampai dengan DIM 29. Rapat juga menyetujui basil pertemuan konsultasi antara Tim Khusus Komisi X DPR RI dengana Menteri Pendidikan Nasional tanggal 1 September 2005, sebagai berikut :

( l) DPR dan Pemerintah sepakat bahwa pengaturan profesi guru dan dosen dalam bentuk RUU sangat diperlukan.

(2) Untuk membahas ketentuan/pasaVayat tentang dosen, Pemerintah masih memandang perlu dilakukan kosultasi publik dikalangan dosen dan Perguruan Tinggi.

(3) Semua ketentuan/pasal/ayat yang mengatur profesi guru, baik yang spesiflk maupun yang 'common items' dengan dosen, akan dibahas dan diselesaikan pada Masa Sidang I Tahun Sidang 2005-2006

(4) Ketentuan/pasal/ayat yang mengatur profesi dosen yang bersifat 'common items' (hal-hal yang menyangkut ketentuan bersama) dengan guru akan disepakati secara tentatif (Tentative agreement) pada Masa Sidang I Tahun Sidang 2005-2006, sambil menunggu hasil konsultasi publik dengan komunitas perguruan tinggi.

(5) Ketentuan/pasaVayat yang mengatur secara spesifik profesi dosen akan diselesaikan/disepakati pada Masa Sidang II Tahun Sidang 2005-2006

(6) DPR dan Pemerintah sepakat bahwa tanggal 25 November 2005 (Harl Guru Nasional) menjadi benchmark penyelesaian RUU dimaksud.

3. Pada tanggal 16 sampai dengan 18 September 2005, Komisi X DPR RI dan Tim Ahli DPR RI bersama Pemerintah melakukan tugas penyisiran dan singkronisasi DIM R UU Guru dan Dosen serta paralesiasi dan pengklasifikasian DIM-DIM yang common item antara guru dan dosen dan yang secara khusus mengatur guru untuk ditandai dan dibahas dalam masa sidang I, sementara yang khusus mengatur dosen dibahas pada masa sidang kedua setelah konsultasi publik. Dari penyisiran ini, Tim berhasil menyiapkan draft yang akan menjadi acuan pembahasan PANJA. Draft kemudian diperbaiki lagi pada tanggal 21 September 2005.

4. Rapat Panja RUU Guru dan Dosen selanjutnya dilaksanakan pada 21 September 2005 dan berhasil rnenyetujui jadwal acara Rapat-rapat pembahasan RUU tentang Guru dan Dosen. Di samping itu. untuk mensosialisasikan hasil akhir Panja, rapat menyetujui untuk dilakukan

126

Page 6: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · 2. Penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI pada tanggal 12 Mei 2005, yang

konsultasi publik terhadapat draft akhir Panja RUU Guru dan Dosen bagi seluruh Anggota Komisi X DPR-RI ke daerah pemilihan masing-masing yang akan dilaksanakan dalam Masa Reses I Tahun Sidang 2005-2006. Sedang pembahasan Panja RUU Guru dan Dosen mempergunakan DIM Persandingan hasil Draft yang barn tanggal 21 September 2005 sesuai penugasan Rapat Kerja tanggal 14 September 2005.

5. Berikutnya, Rapat Panja pada 22 September 2005 berhasil menyetujui dibentuknya Tim Kecil yang terdiri dari anggota PANJA DPR RI secara sukarela bersama dengan pemerintah dibantu tenaga ahli, yang bertugas untuk menyiapkan bahan Panja guna memisahkan DIM yang bersifat redaksional langsung diserahkan pada Timus, sedang yang bersifat substansi dikembalikan ke PANJA untuk dibahas lebih lanjut. TIM Kecil juga memperoleh mandat agar juga melakukan telaahan atas DIM yang belum dibahas PANJA.

6. Berdasarkan mandat PANJA, Tim Kecil melakukan rapat pada 23 sampai dengan 25 September 2005, dan berhasil menyelesaikan naskah baru sebagaimana diamanatkan PANJA untuk kemudian dijadikan acuan pembahasan dalam PANJA berikutnya. Tanpa jeda waktu, PANJA pada tanggal 26 September 2005 melaksanakan rapat untuk memfinalisasi pembahasan untuk kemudian dihasilkan satu draft tunggal yang siap dijadikan bahan melakukan konsultasi publik di saat reses. Meski agak tersendat karena jadwal persidangan di DPR, termasuk paripurna yang cukup panjang sehingga PANJA masih menyisakan beberapa DIM yang belum dituntaskan. PANJA menyepakati untuk dibawa ke rapat kerja pada tanggal 28 September 2005 pukul 14.00 WIB.

7. Rapat Panja RUU Guru clan Dosen dilaksanakan tanggal 11 s.d 13 November 2005, diawali dengan pelaksanaan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Majelis Rektor PTN, APTISI, dan Kopertis guna mendapatkan masukan, terkait dengan substansi pengaturan mengenai dosen di dalam RUU Guru dan Dosen.

8. Panja RUU Guru dan Dosen menyepakati adanya perubahan sistematika. Sistematika RUU Guru dan Dosen, disederhanakan dan menjadi tiga bagian penting yaitu; (i)Umum (dictum yang memberikan pengaturan secara Common Items antara guru dan dosen; (ii) guru (dictum yang secara khusus mengatur soal ketentuan guru), dan; (iii) dosen (dictum yang secara khusus mengatur soal ketentuan dosen ).

9. Pada tanggal 17 November 2005 dilaksanakan rapat Rapat Intern PANJA RUU Guru dan Dosen clan menyepakati adanya pembentukan Tim Kecil

127

Page 7: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · 2. Penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI pada tanggal 12 Mei 2005, yang

yang bertugas melakukan singkronisasi draft yang dihasilkan oleh Tim Asistensi Ditjen Dikti mengenai pasal-pasal yang terkait dengan "Dosen". Disamping itu disepakati adanya komitmen PANJA untuk menuntaskan pembahasan RUU pada akhir tahun 2005. Untulc itu dibuat dua skenario penyelesaian; skenario I, tanggal 9 Desember 2005, dan jika tidak memungkinkan, maka· dilakukan skenario II, awal Januari 2006. Sebelumnya, pada Rapat Intern Komisi X DPR RI tanggal 15 November 2005 juga telah disepakati adanya penundaan jadwal penyelesaian RUU Guru dan Dosen, dari jadwal semula 22 November 2005 menjadi minggu terakhir November, dengan catatan waktu reses dapat dundur ( catatan : jadwa reses pada awalnya tanggal 3 Desember 2005).

I 0. Rapat Tim Perumus untulc Pembahasn akhir dilaksanakan pada tanggal 23 dan 24 November 2005 siang hari dan diteruskan dengan menyisir kembali secara teknis oleh Tim Perumus dan Tim Singkronisasi untuk memfinalkan NASKAH AKHIR HASIL PEMBAHASAN RUU GURU DAN DOSEN oleh PANJA. Naskah tersebut digunakan untuk bahan Konsultasi Publik kedua di tujuh kota; Medan, Jakarta, Semarang, Manado, Makassar, Bandung dan Denpasartanggal 24 s/d 29 November 2005 oleh anggota PANJA Komis X DPR RI dan Pemerintah.

11. Hasil Konsultasi Publik kemudian dikompilasi dan diverifikasi oleh TIM · AHLI pada tanggal 28 dan 29 November 2005 untuk kemudian disingkronisasi dengan draft RUU.

12. Pada tanggal 30 November 2005, Komisi X DPR.RI melakukan _rapat konsultasi dengan Panitia Ad Hoc (PAH) III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI guna memberikan masukan dan pertimbangan seputar Draft RUU tentang Guru dan Dosen. Masukan dalam -rapat konsultasi, baik secara lisan maupun tertulis dituangkan dalam daftar masukan untuk perbaikan dalam rapatPANJA

13. Pembahasan RUU tentang Guru dan Dosen sandingan basil masukan konsultasi publik dan konsultasi dengan PAH III DPD RI dilaksanakan oleh TIMUS pada 30 November 2005 sampai dengan sore hari 1 Desember 2005 dan dilanjutkan rapat PANJA sampai dengan pukul 20.00.

14. Tanpa henti, pembahasan RUU langsung masuk dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI dengan Pemerintah dengan agenda Pengesahan RUU tentang Guru dan Dosen pada pembicaraan Tk. I di Komisi X. Pembahasan diawali dengan pandangan akhir (mini) fraksi-fraksi dan juga Pemerintah, untuk kemudian memperoleh persetujuan di tingkat komisi. Pembahasan berlangsung lancar dan seluruh fraksi DPR RI serta Pemerintah dapat

128

Page 8: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · 2. Penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI pada tanggal 12 Mei 2005, yang

menerima secara mufakat untuk dapat dibawa ke Pembicaraan Tk, II untuk memperoleh pengesahan pada Rapat Paripurna

Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan Yang Terhormat

Perdebatabn yang cukup mencolok sejak awal sampai akhir adalah terkai dengan pemilahan antara profesi guru dart profesi dosen. Namun, dengan karifan semua pihak, dan sesuai dengan rekomendasi UNESCO-ILi di Paris 11 November tahun 1997 tentangRecommendation Cocerning the Status of higher Education Teaching Personnel, maka keduanya dipilah dan ditempatkan dalam bah yang berbeda. Rekomendasi UNESCO-ILO di Paris 11 November 1997 memilah penyebutan antara pengajar bagi pendidikan dasar-menengah clan pengajar pada perguruan tinggi - yang dalam kelaziman di Indonesia pengajar bagi pendidikan dasar menengah disebut guru dan pengajar pada perguruan tinggi disebut dosen. Oleh karena itulahm substansi yang terkait dengan guru dipisahkan dengan substansi yang terkait dengan dosen.

Hal-hal yang diatur dalam Rancangan Undang-Undang Guru dan Dosen mencakup 8 Bab dan 84 Pasal yang terdiri atas :

Bahl

Bab II

Bab III

Bab IV

BabV

Ketentuan Umum Bab ini memuat tentang batasan pengertian dan istilah-istilah yang digunakan Rancangan Undang-undang ini.

Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Bab ini mengatur tentang kedudukan, fungsi dan tujuan guru dan dosen sebagai tenaga pendidik profesional

Prinsip Profesionalitas Bab ini memuat tentang prinsip­prinsip profesionalitas guru dan dosen dan pemberdayaan profesi guru dan dosen

Guru Bab ini memuat tentang kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi guru, hak dan kewajiban guru wajib kerja dan ikatan dinas, pengangkatan, penempatan, pemindahan dan pemberhentian, serta pembinaan dan pengembangan, penghargaan, perlindungan, cuti, organisasi profesi dan kode etik gUru.

Dosen Bab ini memuat tentang kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi dosen, hak dan kewajiban dosen, wajib kerja dan ikatan dinas, pengangkatan, penempatan, pemindahan dan pemberhentian, serta pembinaan dan pengembangan, penghargaan, perlindungan, dan cuti bagi dosen

129·

Page 9: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · 2. Penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI pada tanggal 12 Mei 2005, yang

Bab VI : Sanksi Bab ini memuat tentang sanksi yang diberikan kepada guru clan dosen yang diangka.t oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat, yang tidak menjalankan kewajibannya.

Bab VII : Ketentuan Peralihan Bab ini memuat tentang penyesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang sudah ad.a, agar tidak timbul pennasalahan antara Rancangan Undang­Undang tentang Guru dan Dosen dengan peraturan perundang-udangan lainnya

Bab VIII : Ketentuan Penutup Bab ini menunjukkan organ atau alat perlengkapan yang melaksanakan Rancangan Undang­Undang tentang Guru dan Dosen ini.

Sebagai penutup, bahwa pembahasan RUU Guru dan Dosen ini didalam Panitia kerja dengan seluruh dinamika dan romantikanya, telah menghasilkan sebuah rancangan yang maksimal mengenai RUU tentang Guru dan Dosen, untuk disahkan menjadi Undang-Undang, yang membanggakan, karena sejak awal pembahasan RUU Guru dan Dosen sampai dengan dilakukannya Raker untuk Mendengarkan Pendapat Akhir Mini Fraksi tentang RUU Guru dan Dosen 2 Desember 2005, dapat diCapai kesepakatan tanpa adanya voting.

Akhimya kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah bekerja kera.s terutama anggota Panja RUU Guru dan Dosen sehingga pembahasan RUU Guru clan Dasen rampung sesuaijadwal yang telah disepakati dan sekaligus persembahan ini sebagai kado Ulang Tahun Guru Indonesia

Wassalamu'alaikum wr. Wb.

130

Jakarta, 6 Desember 2005 PIMPINAN KOMISI X DPR-RI

Page 10: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · 2. Penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI pada tanggal 12 Mei 2005, yang

· DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

EXECUTIVE SUMMARY

LAPORAN KOMISI X DPR RI

MENGENAIPEMBAHASAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG GURU DAN DOSEN

DALAM RAPAT PARIPURNA DPR RI

TANGGAL 6 DESEMBER 2005

Assalamu'alaikum wr. Wb. Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan Yang Terhormat Saudara Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Yang Terhonnat Saudara Menteri Pendidikan Nasional RI Yang Terhormat ·

Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas perkenanNya kita dapat berkumpul dalam melaksanakan tugas konstitusi kita yaitu Rapat Paripurna DPR RI dalam Pembicaraan Tingkat 11/Pengambilan Keputusan atasa RUU tentang Sistem Keolahragaan Nasional, dalam keadaan sehat wal afiat.

Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan Yang Terhormat

Rapat Paripuma DPR RI dalam pembicaraan Tingkat 11/Pengambilan Keputusan atas RUU tentang Guru dan Dosen hari ini merupakan tindak lanjut dari Program Legislasi Nasional dan fungsi legislasi dari Komisi X DPR RI.

Untuk itu, perkenankan kami sebagai pimpinan Komisi X DPR RI pada kesempatan yang baik ini untuk menyampaikan laporan akhir basil pembahasan

131

Page 11: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · 2. Penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI pada tanggal 12 Mei 2005, yang

mengenai Rancangan Undang-Undang tentang Guru dan Dosen, untuk kemudian mendapatkan pengesahan dari sidang Dewan yang terhormat.

Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan Yang Terhormat

Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu komitmen bangsa . Indonesia yang dituangkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam komitmen tersebut tersirat amanah akan pentingnya sistem pendidikan nasional beserta dengan komponen-komponennya. Salah satu dari komponen sistem pendidikan Nasional adalah guru dan dosen yang mempunyai peran strategis dalam penyelenggaraan pendidikan.

Kualitasa manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa yang akan datang adalah manusia yang mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas manusia indonesia tersebut hanya bisa dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bennutu. Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik tnerupakan tenaga profesional. Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untulc memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara dalam

· memperoleh pendidikan yang bennutu.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan tidak memuat ketentuan yang mengatur guru dan dosen yang.bekerja di sekolah/ perguruan tinggi swasta, karena gura dan dosen tidak dapat dikelompokkan dengan kelompok pekerja, mengingat persyaratan pendidikan clan bidang tugas yang dihadapinya berbeda dengan pekerja. Akan tetapi dalam kenyataan sehari­hari terbukti banyak guru dan dosen yang bekerja disekolah-sekolah/perguruan tinggi swasta terkena PHK. (Pemutusan Hubungan Kerja) secara sepihak, dan mendapat perlakuan yang sewenang-wenang serta tidak dipenuhi hak-haknya. Oleh karena itu, guru perlu mendapatkan perlindungan dalam menjalankan profesinya.

Meskipun saat ini telah ada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur pendidikan secara umum, namun Undang-undang tersebut tidak mengatur secara komprehensif mengenai Guru dan Dosen. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan citra, harkat dan martabat, profesionalisme, kesejahteraan, rasa aman dalam pelaksanaan tugas, serta perlakuan adil bagi semua guru dan dosen, perlu disusun satu Undang­Undang tentang Guru dan Dosen.

132

Page 12: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · 2. Penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI pada tanggal 12 Mei 2005, yang

Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan Yang Terhormat

Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat guru serta perannya sebagai agen pembelajaran untulc meningkatkan mutu pendidikan n~ional, sedangkan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dosen serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Sejalan dengan fungsi tersebut, kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional clan sekaligus mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggUng jawab.

Pengakuan kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional merupakan bagian dari pembaharuan sistem pendidikan nasional yang pelaksanaannya memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan , kepegawaian, ketenagakerjaan, keuangan, dan pemerintah daerah.

· Sehubungan dengan hal itu, diperlukan pengaturan tentang kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional dalam suatu Undang-Undang tentang Guru danDosen.

Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan Yang Terhormat

Proses pembahasan rancangan Undang-Undang tentang Guru dan Dosen, secara efektif dilakukan selama tiga bulan, terhitung muh1i darl 1 September 2005, dan diakhiri secara formal di tingkat komisi X, pada 2 Desember 2005. Dalam rentang waktu yang relatif panjang ini, muncul dinamika yang intensif dalam proses pembahasan, dengan melib~tkan seluruh ~takeholders pendidikan. Di samping pembahasan secara formal oleh Panitia Keija, pembahasan substansi RUU juga melibatkan seluruh komponen masyarakat baik melalui Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU), audiensi, konsultasi publik, danjuga rapat konsultasi dengan Panitia Ad Hoc (PAH) III DPD RI. Kesemuanya kemudian dijadikan pijakan untuk merumuskan Draft RUU secara komprehenslf dan paripurna.

Secara fonnal, pembahasan RUU tentang Guru dan Dosen dilaksanakan pertama kali melalui Rapat Kerja (RAKER) Komisi X DPR RI dan Pemerintah dilakukan pada tanggal I September 2005, setelah terlebih dahulu memperoleh mandat dari BAMUS. Untuk memberikan penajaman terhadap diktum RUU. Raker meyepakati pembentukan Panja RUU GURU DAN DOSEN, secara

133

Page 13: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · 2. Penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI pada tanggal 12 Mei 2005, yang

proporsional. Sementara wakil pemerintah dalam keanggotaan Panja RUU Guru dan Dosen ditetapkan secara tersendiri dengan menyertakan tenaga ahli sesuai kebutuhan pemerintah atas persetujuan anggota panja DPR-RI. Pembicaraan Tingkat I dengan agenda pembahasan mengenai Rancangan Undang-Undang Guru dan Dosen agak sedikit alot mengingat Pemerintah mengajukan DIM yang banyak berbeda dengan draft DPR, khususnya DIM Judul.

Selanjutnya, melalui pembahasan yang panjang, dan marathon, PANJA berhasil merampung draft RUU untuk kemudian dilakukan konsultasi publik, guna memperoleh umpan balik dari stakeholders. Konsultasi publik dilak:ukan sebanyak dua tahap. Tahap pertama menggunakan Draft RUU hasil PANJA tertanggal 28 September 2005. Hasil konsultasi publik atas Draft RUU diolah kembali untuk memberikan penajaman, dalam pembahasan PANJA RUU.

Terakhir, hasil Draft kedua RUU tentang Guru dan Dosen (tertanggal 24 November 2005), setelah dilakukan konsultasi publik, diolah kembali dalam rapat pembahasan RUU tentang Guru dan Dosen oleh TIMUS pada 30 November 2005 sampai dengan siang hari 1 Desember 2005, dan dilanjutkan rapat PANJA sempai dengan · pukul 20.00. Tanpa henti, pembahasan RUU langsung masuk dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI dengan Pemerintah dengan agenda P~ngesahan RUU tentang Guru dan Dosen pada pembicaraan Tk. I _di Komisi X. Pembahasan diawali dengan pandangan akhir (mini) fraksi-fraksi dan juga Pemerintah, untuk kemudian memperoleh persetujuan di tingkat komisi.

Pimpinan Sidang dao Anggota Dewan Yang Terhormat

Perdebatan yang cukup mencolok sejak awal sampai akhir adalah terkai dengan pemilahan antara profesi guru dan profesi dosen. Namun, dengan karifan semua pihak, dan sesuai dengan rekomendasi UNESCO-ILi di Paris 11 November tahun 1997 tentang Recommendation Cocerning the Status of higher Education Teaching Personnel, maka keduanya dipilah dan.ditempatkan dalam bab yang berbeda. Rekomendasi UNESCO-ILO di Paris 11 November 1997 memilah penyebutan antara pengajar bagi pendidikan dasar-menengah dan pengajar pada perguruan tinggi - yang dalam kelaziman di Indonesia pengajar bagi pendidikan dasar menengah disebut guru dan pengajar pada perguruan tinggi disebut dosen. Oleh karena itulahm substansi yang terkait dengan guru dipisahkan dengan substansi yang terkait dengan dosen.

Hal-hal yang diatur dalam Rancangan Undang-Undang Guru dan Dosen mencakup 8 Bab· dan 84 Pasal yang terdiri atas :

134

Page 14: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · 2. Penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI pada tanggal 12 Mei 2005, yang

Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

BabV

Bab VI

Bab VII

Bab VIII

Ketentuan Umum Bab ini mernuat tentang batasan pengertian clan istilah-istilah yang digunakan Rancangan Undang-undang ini.

Kedudukan,. Fungsi dan Tujuan Bab ini rnengatur tentang kedudukan, fungsi dan tujuan guru dan dosen sebagai tenaga pendidik profesional

Prinsip Profesionalitas Bab ini memuat tentang prinsip­prinsip profesionalitas guru dan dosen dan pemberdayaan profesi guru dan dosen

Guru Bab ini memuat tentang kualifikasi, kornpetensi dan sertifikasi guru, hale dan kewajiban guru, wajib kerja dan ikatan dinas, pengangkatan, penempatan, pemindahan dan pemberhentian, serta pernbinaan · dan pengembangan, penghargaan, perlindungan, cuti, organisasi profesi dan kode etik guru.

: Dosen Bab ini memuat tentang kualifikasi, kornpetensi dan sertifikasi dosen, hak dan kewajiban dosen, wajib kerja dan ikatan dinas, pengangkatan, penernpatan, pemindahan dan pemberhentian, serta pembinaan dan pengembangan, penghargaan, perlindungan, dan cuti bagi dosen

: Sanksi Bab ini memuat tentang sanksi yang diberikan kepada guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat, yang tidak menjalankan kewajibannya.

: Ketentuan Peralihan Bab ini mernuat tentang penyesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang sudah ada, agar tidak timbul permasalahan antara Rancangan Undang­Undang tentang Guru dan Dosen dengan peraturan perundang-udanganlainnya

: Ketentuan Penutup Bab ini menunjukkan organ atau alat perlengkapan yang melaksanakan Rancangan Undang­Undang tentang Guru dan Dosen ini.

Sebagai penutup, bahwa pembahasan RUU Guru dan Dosen ini didalam Panitia kerja dengan seluruh dinamika dan romantikanya, telah menghasilkan sebuah rancangan yang maksimal mengenai RUU tentang Guru dan Dosen,

135'

Page 15: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200204...2020/02/04  · 2. Penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI pada tanggal 12 Mei 2005, yang

untuk disahkan menjadi Undang-Undang, yang membanggakan, karena sejak awal pembahasan RUU Guru dan Dosen sampai dengan dilakukannya Raker untuk Mendengarkan PendapatAkhir Mini Fraksi tentang RUU Guru dan Dosen 2 Desember 2005, dapat dicapai kesepakatan tanpa adanya voting.

Akhimya kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah bekerja keras terutama anggota Panja RUU Guru dan Dosen sehingga pembahasan RUU Guru dan Dosen rampung sesuaijadwal yang telah disepakati dan sekaligus persembahan ini sebagai kado Ulang Tahun Guru Indonesia.

Wassalamu'alaikum wr. Wb.

136

Jakarta, 6 Desember 2005 PIMPINAN KOMISI X DPR-RI ·

KETUA

ttd

ZUBER SAFA WI, SHI.