giro syariah

9
Akuntansi atas Giro Wadiah Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan. Dengan demikian dikenal istilah giro wadiah dan giro mudharabah. Dalam praktik perbankan, skema umum yang digunakan adalah giro wadiah. Giro wadiah adalah giro yang harus mengikuti fatwa DSN tentang wadiah. Akad wadiah adalah akad penitipan dana dengan ketentuan penitip dana mengizinkan kepada bank untuk memanfaatkan dana yang dititipkan tersebut dan pihak bank wajib mengembalikannya apabila penitip mengambil dana tersebut. Keuntungan atas pengelolaan dan titipan tersebut menjadi milik bank, karena hakikat wadiah adalah qardh dan pada prinsipnya tidak ada bonus yang diberikan oleh bank kepada pemilik dana wadiah, dengan syarat tidak diperjanjikan dimuka. Transaksi Penambahan Rekening Giro Wadiah Rekening giro wadiah dapat bertambah melalui transaksi penyetoran tunai, transfer dari tabungan maupun giro cabang lain dari bank yang sama, penerimaan cek dari nasabah bank lain yang diuangkan oleh nasabah suatu bank, dan penerimaan bonus giro wadiah dari bank syariah. Berikut adalah ilustrasi contoh kasus untuk mempermudah dalam memahami transaksi yang berkaitan dengan penambahan giro wadiah.

Upload: niken-putri-larasati

Post on 14-Apr-2016

68 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

giro syariah

TRANSCRIPT

Page 1: Giro Syariah

Akuntansi atas Giro Wadiah

Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan

cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan. Dengan

demikian dikenal istilah giro wadiah dan giro mudharabah. Dalam praktik perbankan, skema

umum yang digunakan adalah giro wadiah.

Giro wadiah adalah giro yang harus mengikuti fatwa DSN tentang wadiah. Akad wadiah

adalah akad penitipan dana dengan ketentuan penitip dana mengizinkan kepada bank untuk

memanfaatkan dana yang dititipkan tersebut dan pihak bank wajib mengembalikannya

apabila penitip mengambil dana tersebut. Keuntungan atas pengelolaan dan titipan tersebut

menjadi milik bank, karena hakikat wadiah adalah qardh dan pada prinsipnya tidak ada bonus

yang diberikan oleh bank kepada pemilik dana wadiah, dengan syarat tidak diperjanjikan

dimuka.

Transaksi Penambahan Rekening Giro Wadiah

Rekening giro wadiah dapat bertambah melalui transaksi penyetoran tunai, transfer dari

tabungan maupun giro cabang lain dari bank yang sama, penerimaan cek dari nasabah bank

lain yang diuangkan oleh nasabah suatu bank, dan penerimaan bonus giro wadiah dari bank

syariah.

Berikut adalah ilustrasi contoh kasus untuk mempermudah dalam memahami transaksi yang

berkaitan dengan penambahan giro wadiah.

5 Januari 2012 Ahmad, nasabah Bank Syariah Maju (BSM) Cabang Surabaya

melakukan penyetoran tunai giro wadiah sebesar Rp5.000.000 pada

saat pembukuan rekening.

13 Januari 2012 Ahmad menerima transfer sebesar Rp1.000.000 dari Khalid nasabah

BSM Cabang Sidoarjo

17 Januari 2012 Ahmad menerima bilyet giro sebesar Rp2.500.000 dari rekening

nasabah Bnak Mulia Syariah (BMS) atas transaksi pembelian barang.

Selanjutnya, pada hari yang sama, bilyet giro tersebut dicairkan oleh

Ahmad ke BMS untuk dimasukkan ke rekening giro wadiah Ahmad di

BSM.

Page 2: Giro Syariah

22 Januari 2012 Ahmad menerima bonus wadiahdari giro wadiah BSM sebesar

Rp30.000

Dari transaksi diatas, maka dapat dibuat jurnal sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debet Kredit

5 Jan 2012 Kas Rp5.000.000

Giro Wadiah-Ahmad Rp5.000.000

13 Jan 2012 RAK Cabang Sidarjo Rp1.000.000

Giro Wadiah-Ahmad Rp1.000.000

17 Jan 2012 Giro pada Bank Indonesia Rp2.500.000

Giro Wadiah-Ahmad Rp2.500.000

22 Jan 2012 Bonus Wadiah Rp30.000

Giro Wadiah-Ahmad Rp30.000

Transaksi Pengurangan Giro Wadiah

Beberapa transaksi yang berakibat terjadi berkurangnya saldo giro wadiah antara lain adalah

penarikan cek oleh nasabah giro wadiah utnuk ditukar secara tunai, penarikan bilyet giro

untuk ditransfer ke cabang lain bank yangs ama atau ke nasabah bank lain, serta potongan

administrasi dan pajak tabungan.

Berikut ini adalah ilustrasi contoh kasus berupa transaksi yang berkaitan dengan pengurangan

rekening giro wadiah.

3 Januari 2012 Ahmad nasabah Bank Syariah Maju (BSM) Cabang Surabaya menarik

cek secara tunai pada rekening giro wadiahnya sebesar Rp2.500.000

10 Januari 2012 Ahmad menggunakan bilyet giro utnuk mentransfer dana sejumlah

Rp500.000 ke rekening nasabah giro wadiah BSM Cabang Sidoarjo

15 Januari 2012 Ahmad menggunakan bilyet giro sebesar Rp250.000 untuk mebayar

pembelian perlengkapan kantor kepada Faishol, nasabah giro Bank

Syariah Mulia

Page 3: Giro Syariah

20 Januari 2012 Potongan giro wadiah Ahmad untuk biaya administrasi sebesar

Rp2.000 dan pajak sebesar Rp6.000. pajak dihitung 20% dari bonus

wadiah yang diterima Ahmad (20%×Rp30.000)

Dari transaksi diatas, maka dapat dibuat jurnal sebagai berikut.

Tanggal Rekening Debet Kredit

3 Jan 2012 Giro Wadiah-Ahmad Rp2.500.000

Kas Rp2.500.000

10 Jan 2012 Giro Wadiah-Ahmad Rp500.000

RAK Cabang Sidarjo Rp500.000

15 Jan 2012 Giro Wadiah-Ahmad Rp250.000

Giro pada Bank Indonesia Rp250.000

20 Jan 2012 Giro Wadiah-Ahmad Rp2.000

Pendapatan Administrasi Giro Wadiah Rp2.000

Giro Wadiah-Ahmad Rp6.000

Titipan Kas Negara-Pajak Tabungan Rp6.000

Akuntansi atas Giro Mudharabah

Giro mudharabah merupakan instrumen penghimpunan dana melalui produk giro yang

menggunakan akad mudharabah. Giro mudharabah harus mengikuti fatwa DSN tentang

mudharabah. Akad mudharabah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan akad

yang digunakan dalam perjanjian antara pihak pemilik dana (shohibul maal) dengan

pengelola dana (mudharib) untuk menjalankan kegiatan usaha tertentu dengan pembagian

keuntungan atau hasil usaha sesuai dengan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

Page 4: Giro Syariah

Secara prinsip perlakuan akuntansi atas giro mudharabah dengan giro wadiah adalah hampir

sama. Perbedaannya terletak pada intensif yang diterima oleh nasabah. Pada giro

mudharabah, intensif yang diterima nasabah adalah bagi hasil dalam presentase tertentu yang

harus dibayar oleh bank secara periodik sesuai dengan tingkat keuntungan bank syariah.

Adapun untuk giro wadiah, intensif yang diterima nasabah dikemas dalam bentuk giro bonus

wadiah yang bersifat sukarela diisyaratkan dimuka.

Transaksi Penambahan Rekening Giro Mudharabah

Rekening giro mudharabah dapat bertambah melalui transaksi penyetoran tunai, transfer dari

tabungan maupun giro cabang lain dari bank yang sama, penerimaan cek dari nasabah bank

lain yang diuangkan oleh nasabah suatu bank, dan penerimaan bagi hasil giro mudharabah

dari bank syariah.

Berikut ini adalah ilustrasi contoh kasus transaksi yang berkaitan dengan penambahan giro

mudharabah.

5 Maret 2012 Mahmud nasabah Bank Syariah Maju (BSM) Cabang Surabaya

melakukan penyetoran tunai giro mudharabah sebesar Rp10.000.000

pada saat pembukaan rekening.

13 Maret 2012 mahmud menerima transfer sebesar Rp1.000.000 dari Khalid nasabah

BSM Cabang Sidoarjo.

17 Maret 2012 Mahmud menerima bilyet giro sebesar Rp2.500.000 dari rekening

nasabah Bank Mulia Syariah (BMS) atas transaksi pembelian barang

yang telah dilakukan 2 hari yang lalu. Selanjutnya, pada hari yang

sama, bilyet giro tersebut dicairkan Mahmud ke BMS untuk

dimasukkan ke rekening giro mudharabah Ahmad di BSM

22 Maret 2012 Mahmud menerima bagi hasil dari rekening giro mudharabah BSM

sebesar Rp40.000

Dari transaksi diatas, maka dapat dibuat jurnal sebagai berikut

Tanggal Rekening Debet Kredit

5 Mar 2012 Kas Rp10.000.000

Page 5: Giro Syariah

Giro Mudharabah-Mahmud Rp10.000.000

13 Mar 2012 RAK Cabang Sidarjo Rp1.000.000

Giro Mudharabah-Mahmud Rp1.000.000

17 Mar 2012 Giro pada Bank Indonesia Rp2.500.000

Giro Mudharabah-Mahmud Rp2.500.000

22 Mar 2012 Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Rp40.000

Giro Mudharabah-Mahmud Rp40.000

Transaksi Pengurangan Rekening Giro Mudharabah

Beberapa transaksi yang berakibat terjadinya berkurangnya saldo giro mudharabah antara lain

adalah penarikan cek oleh nasabah giro mudharabah untuk ditukar secara tunai, penarikan

bilyet giro untuk ditransfer ke cabang lain bank yang sama atau ke nasabah bank lain, serta

potongan administrasi dan pajak tabungan.

Berikut adalah ilustrasi contoh kasus berupa transaksi yang berkaitan dengan

oenguranganrekening giro mudharabah.

3 Mar 2012 Mahmud, nasabah Bank Syariah Maju (BSM) Cabang Surabaya menarik cek

secara tunai pada rekening giro mudharabahnya sebesar Rp2.000.000

10 Mar 2012 Mahmud menggunakan bilyet giro untuk mentransfer dana sejumlah

Rp750.000 ke rekening nasabah giro wadiah BSM Cabang Sidoarjo

15 Mar 2012 Mahmud menggunakan bilyet giro sebesar Rp2.500.000 untuk membayar

pembelian komputer kantor kepada Faishol, nasabah giro Bank Syariah Mulia

20 Mar 2012 Potongan giro mudharabah Mahmud untuk biaya adminsitrasi sebesar

Rp2.000 dan pajak sebesar Rp8.000. Pajak dihitung 20% dari bonus wadiah

yang diterima Ahmad (20%×Rp40.000)

Dari transaksi diatas, maka dapat dibuat jurnal sebagai berikut

Page 6: Giro Syariah

Tanggal Rekening Debet Kredit

3 Mar 2012 Giro Mudharabah-Mahmud Rp2.000.000

Kas Rp2.000.000

10 Mar 2012 Giro Mudharabah-Mahmud Rp750.000

RAK Cabang Sidarjo Rp750.000

15 Mar 2012 Giro Mudharabah-Mahmud Rp2.500.000

Giro pada Bank Indonesia Rp2.500.000

20 Mar 2012 Giro Mudharabah-Mahmud Rp2.000

Pendapatan Administrasi Giro

Wadiah

Rp2.000

Giro Mudharabah-Mahmud Rp8.000

Titipan Kas Negara-Pajak Tabungan Rp8.000