giro syariah
DESCRIPTION
giro syariahTRANSCRIPT
Akuntansi atas Giro Wadiah
Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan. Dengan
demikian dikenal istilah giro wadiah dan giro mudharabah. Dalam praktik perbankan, skema
umum yang digunakan adalah giro wadiah.
Giro wadiah adalah giro yang harus mengikuti fatwa DSN tentang wadiah. Akad wadiah
adalah akad penitipan dana dengan ketentuan penitip dana mengizinkan kepada bank untuk
memanfaatkan dana yang dititipkan tersebut dan pihak bank wajib mengembalikannya
apabila penitip mengambil dana tersebut. Keuntungan atas pengelolaan dan titipan tersebut
menjadi milik bank, karena hakikat wadiah adalah qardh dan pada prinsipnya tidak ada bonus
yang diberikan oleh bank kepada pemilik dana wadiah, dengan syarat tidak diperjanjikan
dimuka.
Transaksi Penambahan Rekening Giro Wadiah
Rekening giro wadiah dapat bertambah melalui transaksi penyetoran tunai, transfer dari
tabungan maupun giro cabang lain dari bank yang sama, penerimaan cek dari nasabah bank
lain yang diuangkan oleh nasabah suatu bank, dan penerimaan bonus giro wadiah dari bank
syariah.
Berikut adalah ilustrasi contoh kasus untuk mempermudah dalam memahami transaksi yang
berkaitan dengan penambahan giro wadiah.
5 Januari 2012 Ahmad, nasabah Bank Syariah Maju (BSM) Cabang Surabaya
melakukan penyetoran tunai giro wadiah sebesar Rp5.000.000 pada
saat pembukuan rekening.
13 Januari 2012 Ahmad menerima transfer sebesar Rp1.000.000 dari Khalid nasabah
BSM Cabang Sidoarjo
17 Januari 2012 Ahmad menerima bilyet giro sebesar Rp2.500.000 dari rekening
nasabah Bnak Mulia Syariah (BMS) atas transaksi pembelian barang.
Selanjutnya, pada hari yang sama, bilyet giro tersebut dicairkan oleh
Ahmad ke BMS untuk dimasukkan ke rekening giro wadiah Ahmad di
BSM.
22 Januari 2012 Ahmad menerima bonus wadiahdari giro wadiah BSM sebesar
Rp30.000
Dari transaksi diatas, maka dapat dibuat jurnal sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debet Kredit
5 Jan 2012 Kas Rp5.000.000
Giro Wadiah-Ahmad Rp5.000.000
13 Jan 2012 RAK Cabang Sidarjo Rp1.000.000
Giro Wadiah-Ahmad Rp1.000.000
17 Jan 2012 Giro pada Bank Indonesia Rp2.500.000
Giro Wadiah-Ahmad Rp2.500.000
22 Jan 2012 Bonus Wadiah Rp30.000
Giro Wadiah-Ahmad Rp30.000
Transaksi Pengurangan Giro Wadiah
Beberapa transaksi yang berakibat terjadi berkurangnya saldo giro wadiah antara lain adalah
penarikan cek oleh nasabah giro wadiah utnuk ditukar secara tunai, penarikan bilyet giro
untuk ditransfer ke cabang lain bank yangs ama atau ke nasabah bank lain, serta potongan
administrasi dan pajak tabungan.
Berikut ini adalah ilustrasi contoh kasus berupa transaksi yang berkaitan dengan pengurangan
rekening giro wadiah.
3 Januari 2012 Ahmad nasabah Bank Syariah Maju (BSM) Cabang Surabaya menarik
cek secara tunai pada rekening giro wadiahnya sebesar Rp2.500.000
10 Januari 2012 Ahmad menggunakan bilyet giro utnuk mentransfer dana sejumlah
Rp500.000 ke rekening nasabah giro wadiah BSM Cabang Sidoarjo
15 Januari 2012 Ahmad menggunakan bilyet giro sebesar Rp250.000 untuk mebayar
pembelian perlengkapan kantor kepada Faishol, nasabah giro Bank
Syariah Mulia
20 Januari 2012 Potongan giro wadiah Ahmad untuk biaya administrasi sebesar
Rp2.000 dan pajak sebesar Rp6.000. pajak dihitung 20% dari bonus
wadiah yang diterima Ahmad (20%×Rp30.000)
Dari transaksi diatas, maka dapat dibuat jurnal sebagai berikut.
Tanggal Rekening Debet Kredit
3 Jan 2012 Giro Wadiah-Ahmad Rp2.500.000
Kas Rp2.500.000
10 Jan 2012 Giro Wadiah-Ahmad Rp500.000
RAK Cabang Sidarjo Rp500.000
15 Jan 2012 Giro Wadiah-Ahmad Rp250.000
Giro pada Bank Indonesia Rp250.000
20 Jan 2012 Giro Wadiah-Ahmad Rp2.000
Pendapatan Administrasi Giro Wadiah Rp2.000
Giro Wadiah-Ahmad Rp6.000
Titipan Kas Negara-Pajak Tabungan Rp6.000
Akuntansi atas Giro Mudharabah
Giro mudharabah merupakan instrumen penghimpunan dana melalui produk giro yang
menggunakan akad mudharabah. Giro mudharabah harus mengikuti fatwa DSN tentang
mudharabah. Akad mudharabah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan akad
yang digunakan dalam perjanjian antara pihak pemilik dana (shohibul maal) dengan
pengelola dana (mudharib) untuk menjalankan kegiatan usaha tertentu dengan pembagian
keuntungan atau hasil usaha sesuai dengan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
Secara prinsip perlakuan akuntansi atas giro mudharabah dengan giro wadiah adalah hampir
sama. Perbedaannya terletak pada intensif yang diterima oleh nasabah. Pada giro
mudharabah, intensif yang diterima nasabah adalah bagi hasil dalam presentase tertentu yang
harus dibayar oleh bank secara periodik sesuai dengan tingkat keuntungan bank syariah.
Adapun untuk giro wadiah, intensif yang diterima nasabah dikemas dalam bentuk giro bonus
wadiah yang bersifat sukarela diisyaratkan dimuka.
Transaksi Penambahan Rekening Giro Mudharabah
Rekening giro mudharabah dapat bertambah melalui transaksi penyetoran tunai, transfer dari
tabungan maupun giro cabang lain dari bank yang sama, penerimaan cek dari nasabah bank
lain yang diuangkan oleh nasabah suatu bank, dan penerimaan bagi hasil giro mudharabah
dari bank syariah.
Berikut ini adalah ilustrasi contoh kasus transaksi yang berkaitan dengan penambahan giro
mudharabah.
5 Maret 2012 Mahmud nasabah Bank Syariah Maju (BSM) Cabang Surabaya
melakukan penyetoran tunai giro mudharabah sebesar Rp10.000.000
pada saat pembukaan rekening.
13 Maret 2012 mahmud menerima transfer sebesar Rp1.000.000 dari Khalid nasabah
BSM Cabang Sidoarjo.
17 Maret 2012 Mahmud menerima bilyet giro sebesar Rp2.500.000 dari rekening
nasabah Bank Mulia Syariah (BMS) atas transaksi pembelian barang
yang telah dilakukan 2 hari yang lalu. Selanjutnya, pada hari yang
sama, bilyet giro tersebut dicairkan Mahmud ke BMS untuk
dimasukkan ke rekening giro mudharabah Ahmad di BSM
22 Maret 2012 Mahmud menerima bagi hasil dari rekening giro mudharabah BSM
sebesar Rp40.000
Dari transaksi diatas, maka dapat dibuat jurnal sebagai berikut
Tanggal Rekening Debet Kredit
5 Mar 2012 Kas Rp10.000.000
Giro Mudharabah-Mahmud Rp10.000.000
13 Mar 2012 RAK Cabang Sidarjo Rp1.000.000
Giro Mudharabah-Mahmud Rp1.000.000
17 Mar 2012 Giro pada Bank Indonesia Rp2.500.000
Giro Mudharabah-Mahmud Rp2.500.000
22 Mar 2012 Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Rp40.000
Giro Mudharabah-Mahmud Rp40.000
Transaksi Pengurangan Rekening Giro Mudharabah
Beberapa transaksi yang berakibat terjadinya berkurangnya saldo giro mudharabah antara lain
adalah penarikan cek oleh nasabah giro mudharabah untuk ditukar secara tunai, penarikan
bilyet giro untuk ditransfer ke cabang lain bank yang sama atau ke nasabah bank lain, serta
potongan administrasi dan pajak tabungan.
Berikut adalah ilustrasi contoh kasus berupa transaksi yang berkaitan dengan
oenguranganrekening giro mudharabah.
3 Mar 2012 Mahmud, nasabah Bank Syariah Maju (BSM) Cabang Surabaya menarik cek
secara tunai pada rekening giro mudharabahnya sebesar Rp2.000.000
10 Mar 2012 Mahmud menggunakan bilyet giro untuk mentransfer dana sejumlah
Rp750.000 ke rekening nasabah giro wadiah BSM Cabang Sidoarjo
15 Mar 2012 Mahmud menggunakan bilyet giro sebesar Rp2.500.000 untuk membayar
pembelian komputer kantor kepada Faishol, nasabah giro Bank Syariah Mulia
20 Mar 2012 Potongan giro mudharabah Mahmud untuk biaya adminsitrasi sebesar
Rp2.000 dan pajak sebesar Rp8.000. Pajak dihitung 20% dari bonus wadiah
yang diterima Ahmad (20%×Rp40.000)
Dari transaksi diatas, maka dapat dibuat jurnal sebagai berikut
Tanggal Rekening Debet Kredit
3 Mar 2012 Giro Mudharabah-Mahmud Rp2.000.000
Kas Rp2.000.000
10 Mar 2012 Giro Mudharabah-Mahmud Rp750.000
RAK Cabang Sidarjo Rp750.000
15 Mar 2012 Giro Mudharabah-Mahmud Rp2.500.000
Giro pada Bank Indonesia Rp2.500.000
20 Mar 2012 Giro Mudharabah-Mahmud Rp2.000
Pendapatan Administrasi Giro
Wadiah
Rp2.000
Giro Mudharabah-Mahmud Rp8.000
Titipan Kas Negara-Pajak Tabungan Rp8.000