geriodontologi 1
TRANSCRIPT
Setelah mengikuti kuliah ini peserta Setelah mengikuti kuliah ini peserta diharapkan mengetahui :diharapkan mengetahui :
1.1. Demographi lanjut usiaDemographi lanjut usia
2.2. Teori penuaanTeori penuaan
3.3. Perubahan fisiologis lanjut usiaPerubahan fisiologis lanjut usia
4.4. Perubahan morfologis dan fisiologis Perubahan morfologis dan fisiologis rongga mulutrongga mulut
GerontologiGerontologi : Ilmu yang mempelajari perubahan – : Ilmu yang mempelajari perubahan – perubahan fisik yang berhubungan dengan proses perubahan fisik yang berhubungan dengan proses penuaan, yang lahir dari kesadaran manusia atas penuaan, yang lahir dari kesadaran manusia atas fenomena kelahiran, kemunduran dan kematian.fenomena kelahiran, kemunduran dan kematian.
GeriodontologiGeriodontologi : Ilmu yang mempelajari tentang : Ilmu yang mempelajari tentang proses ketuaan yang berhubungan dengan proses ketuaan yang berhubungan dengan penyakit dan perubahan – perubahan yang penyakit dan perubahan – perubahan yang terjadi pada rongga mulutterjadi pada rongga mulut
Geriatri ( geros , usia lanjut ; iatreia merawat / mengobati ) Suatu kajian yang mempelajari tentang kesehatan, diagnosis dan pengobatan penyakit yang berhubungan dengan proses penuaan.
GLOBAL AGEINGGLOBAL AGEING
69.6
73.876
82.1
50
55
60
65
70
75
80
85
MALE FEMALE MALE FEMALE
TA
HU
NWORLDWORLD LIFE EXPECTANCYLIFE EXPECTANCY
( 2025 )( 2025 )
NEGARA MAJUNEGARA BERKEMBANG
64.9
69.170.5
75.4
50
55
60
65
70
75
80
MALE FEMALE MALE FEMALE
TA
HU
N
WORLD LIFE EXPECTANCYWORLD LIFE EXPECTANCY( 2025 )( 2025 )
( 1995 – 2000 ) ( 2020 – 2025 )
Usia harapan hidup masy. IndonesiaUsia harapan hidup masy. Indonesia
- Perempuan 71 tahun- Perempuan 71 tahun
- Laki-laki 67 tahun- Laki-laki 67 tahun
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
Indonesia Kenya Brasil India China Jepang Jerman Swedia
Indonesia 414 %
Kenya 347 %
Brasil 255 %
India 242 %
China 220 %
Jepang 129 %
Jerman 66 %
Swedia 33 %
Macam-macam umurMacam-macam umur
Umur kronologis Umur kronologis
Umur biologisUmur biologis
Umur psikologisUmur psikologis
BATASAN USIA LANJUTBATASAN USIA LANJUT
WHO : - middle aged : < 65 tahunWHO : - middle aged : < 65 tahun - junior old aged : 65 – 74 tahun- junior old aged : 65 – 74 tahun - formal old aged : 75 – 90 tahun- formal old aged : 75 – 90 tahun - longevity old aged : 90 – 120 tahun- longevity old aged : 90 – 120 tahun
Setyonegoro, K : - young old : 70 – 75 tahunSetyonegoro, K : - young old : 70 – 75 tahun
- old : 75 – 80 tahun- old : 75 – 80 tahun
- very old : > 80 tahun- very old : > 80 tahun
UU.No.13 / th 1998 (kesejahteraan lansia ) : UU.No.13 / th 1998 (kesejahteraan lansia ) : Usia lanjut adalah seseorang yang mencapai Usia lanjut adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatasusia 60 tahun keatas
Menurut Seno SastroamidjojoMenurut Seno Sastroamidjojo
Dari segi kesehatan individu usia lansia Dari segi kesehatan individu usia lansia dapat dibagi :dapat dibagi :1. Golongan lansia yang bisa mengurus dan 1. Golongan lansia yang bisa mengurus dan
memelihara diri sendiri serta rumah tangganya memelihara diri sendiri serta rumah tangganya
2. Golongan lansia yang keadaan fisik, mental &2. Golongan lansia yang keadaan fisik, mental &
rohaninya tidak lagi sehatrohaninya tidak lagi sehat
3. Golongan lansia yang sakit dan tidak dapat3. Golongan lansia yang sakit dan tidak dapat
meninggalkan rumah atau tempat tidurmeninggalkan rumah atau tempat tidur
Lansia IndonesiaLansia Indonesia
17.767.709 (2005) ---> 25,5 juta (2020)17.767.709 (2005) ---> 25,5 juta (2020)Tidak sejahteraTidak sejahteraPendidikan rendahPendidikan rendahTidak produktifTidak produktifSosial ekonomi rendahSosial ekonomi rendahDerajat kesehatan rendahDerajat kesehatan rendah
Masalah utama lansia Masalah utama lansia
- Ekonomi- Ekonomi
- Kesehatan- Kesehatan
- Psikologi- Psikologi
AGING PROCESSAGING PROCESS
Menua adalah suatu proses menghilangnya Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan normalnya, sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas dan memperbaiki kerusakan terhadap jejas dan memperbaiki kerusakan yang diderita yang diderita
Penuaan merupakan proses yang secara Penuaan merupakan proses yang secara berangsur mengakibatkan perubahan yang berangsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan berakhir pada kematiankumulatif dan berakhir pada kematian
perubahan anatomi maupun penurunan perubahan anatomi maupun penurunan fungsi sel ( fungsi sel ( de-growth )de-growth )
Proses menua (aging) merupakan suatu Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. adanya kemunduran sejalan dengan waktu.
Proses alami yang disertai dengan adanya Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial akan saling berinteraksi satu sama lain sosial akan saling berinteraksi satu sama lain
Proses menua yang terjadi pada lansia Proses menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan (impairment), tiga tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional keterbatasan fungsional (functional limitations), ketidakmampuan (disability), limitations), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses dialami bersamaan dengan proses kemunduran.kemunduran.
1.1. Level genetik : seluruh informasi dan Level genetik : seluruh informasi dan pemeliharaan fungsi sel berada pada DNApemeliharaan fungsi sel berada pada DNA
2.2. Level seluler ; menyangkut pemeliharaan dan Level seluler ; menyangkut pemeliharaan dan integritas sel somaticintegritas sel somatic
3.3. Level organ dan sistem organ ; di mana fungsi Level organ dan sistem organ ; di mana fungsi organ dan organisme dilakukanorgan dan organisme dilakukan
4.4. Level koordinasi, di mana berbagai fungsi Level koordinasi, di mana berbagai fungsi fisiologi dikontrol dan disatukan dalam fungsi fisiologi dikontrol dan disatukan dalam fungsi yang kompleks yang meliputi lebih dari satu yang kompleks yang meliputi lebih dari satu sistem organ.sistem organ.
PROSES BIOLOGIS KETUAAN
TEORI PROSES PENUAANTEORI PROSES PENUAAN
TEORI NUTRISITEORI NUTRISI
• a. kekurangan makanan menyebabkan a. kekurangan makanan menyebabkan perubahan fisiologis dan anatomis yang perubahan fisiologis dan anatomis yang selanjutnya menyebabkan kerusakan dan selanjutnya menyebabkan kerusakan dan terbatasnya regenerasi sel.terbatasnya regenerasi sel.
• b. memegang peranan penting dari b. memegang peranan penting dari beberapa penyebab penyakit degenerasi beberapa penyebab penyakit degenerasi yang menyertai proses ketuaanyang menyertai proses ketuaan
2. Teori sintesa protein2. Teori sintesa protein
Proses ketuaan disebabkan karena Proses ketuaan disebabkan karena gangguan mekanisme sintesa protein. gangguan mekanisme sintesa protein.
Tahapan sintesa protein dipengaruhi oleh Tahapan sintesa protein dipengaruhi oleh aktivitas enzim menyebabkan gangguan aktivitas enzim menyebabkan gangguan
sintesa protein sehingga terbentuk protein sintesa protein sehingga terbentuk protein abnormal.abnormal.
3. Teori radikal bebas3. Teori radikal bebas
Adanya fragmen molekul yang disebut Adanya fragmen molekul yang disebut radikal bebas yang bereaksi dengan asam radikal bebas yang bereaksi dengan asam lemak tidak jenuh pada membran sel untuk lemak tidak jenuh pada membran sel untuk membentuk produk peroksidasi.membentuk produk peroksidasi. Radikal bebas sangat aktif dan sangat Radikal bebas sangat aktif dan sangat mudah terikat dengan DNA dan RNA pada mudah terikat dengan DNA dan RNA pada inti sel, sehingga terbentuk protein yang inti sel, sehingga terbentuk protein yang abnormal dan menimbulkan gangguan abnormal dan menimbulkan gangguan fungsi sel.fungsi sel.
4. Teori Immunologi4. Teori Immunologi
Proses ketuaan disebabkan karena Proses ketuaan disebabkan karena kerusakan secara perlahan-lahan pada kerusakan secara perlahan-lahan pada
proses immunologi.proses immunologi.
Hal ini dibuktikan dengan menurunnya Hal ini dibuktikan dengan menurunnya sintesa antibodi dalam tubuh dan sintesa antibodi dalam tubuh dan
pembentukan auto antibodi.pembentukan auto antibodi.
5. Teori Genetika5. Teori Genetika
Kegagalan regulasi genetik menyebabkan Kegagalan regulasi genetik menyebabkan menurunnya fungsi genetika pada lansia. menurunnya fungsi genetika pada lansia.
Ini diakibatkan karena tidak cukupnya Ini diakibatkan karena tidak cukupnya perbaikan DNA yang rusak secara spontan, perbaikan DNA yang rusak secara spontan,
mutasi dalam sel somatik dan besarnya mutasi dalam sel somatik dan besarnya kesalahan dari DNA itu sendirikesalahan dari DNA itu sendiri
Genetic clockGenetic clock
PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA LANSIA
1.1. Perubahan pada selPerubahan pada sel
Proses penuaan pada sel dapat dibagi Proses penuaan pada sel dapat dibagi pada tiga bagian yaitu sel-sel yang pada tiga bagian yaitu sel-sel yang membelah diri secara terus menerus, membelah diri secara terus menerus, sel-sel yang dirangsang untuk membelah sel-sel yang dirangsang untuk membelah dan sel-sel yang secara keseluruhan dan sel-sel yang secara keseluruhan melewati fase replikasimelewati fase replikasi
Jumlahnya berkurang dan Ukurannya lebih besar
2. Perubahan pada cairan tubuh2. Perubahan pada cairan tubuh
Komposisi tubuh akan berubah seiring Komposisi tubuh akan berubah seiring proses penuaan, cairan tubuh total akan proses penuaan, cairan tubuh total akan berkurang lebih dari 15%. Hal ini berkurang lebih dari 15%. Hal ini disebabkan karena menurunnya massa disebabkan karena menurunnya massa bebas lemak (lean body mass) dan bebas lemak (lean body mass) dan meningkatnya lemak tubuhmeningkatnya lemak tubuh
3. Perubahan pada sistem kardiovaskuler3. Perubahan pada sistem kardiovaskuler
Perubahan sistem kardiovaskuler meliputi Perubahan sistem kardiovaskuler meliputi jantung dan pembuluh darah. jantung dan pembuluh darah. TTerjadi fibrosis erjadi fibrosis miokard dengan penebalan ventrikel kiri. Katup-miokard dengan penebalan ventrikel kiri. Katup-katup jantung, terutama mitral dan aorta akan katup jantung, terutama mitral dan aorta akan mengalami penebalan akibat kalsifikasi, juga mengalami penebalan akibat kalsifikasi, juga terjadi perkapuran pada septum interventrikulerterjadi perkapuran pada septum interventrikuler
Pada usia 75 tahun bahkan sel pacu jantung di Pada usia 75 tahun bahkan sel pacu jantung di
nodus sino-auricular tinggal 10% saja nodus sino-auricular tinggal 10% saja dibandingkan usia dewasa muda dibandingkan usia dewasa muda
4. Perubahan pada sistem gastrointestinal4. Perubahan pada sistem gastrointestinal
a. Rongga mulut a. Rongga mulut Terjadi atrofi jaringan , proliferasi duktus dan Terjadi atrofi jaringan , proliferasi duktus dan
berbagai perubahan degeneratif kelenjar berbagai perubahan degeneratif kelenjar salivasaliva
Sensasi taktil dalam mulut menurun sesuai Sensasi taktil dalam mulut menurun sesuai
usia, jumlah papilla lidah dan putik kecap usia, jumlah papilla lidah dan putik kecap (taste bud)(taste bud) menurun, sebaliknya ambang menurun, sebaliknya ambang rasa asin dan rasa pahit meningkat. rasa asin dan rasa pahit meningkat.
b. Lambungb. Lambung
Kerusakan sel mukosa lambung Kerusakan sel mukosa lambung biasanya diikuti dengan regenerasi, atrofi biasanya diikuti dengan regenerasi, atrofi dan berkurangnya sekresi lambung dan berkurangnya sekresi lambung seperti HCl dan pepsin. Penurunan seperti HCl dan pepsin. Penurunan kemampuan regenerasi sel mukosa kemampuan regenerasi sel mukosa lambung adalah akibat berkurangnya lambung adalah akibat berkurangnya suplay darah ke lambung serta suplay darah ke lambung serta menurunnya metabolisme energi sel menurunnya metabolisme energi sel mukosa lambung mukosa lambung
c. Hepar, Pankreas dan Usus Halusc. Hepar, Pankreas dan Usus Halus
Berkurangnya asam lambung akan Berkurangnya asam lambung akan berpengaruh terhadap peningkatan berpengaruh terhadap peningkatan populasi bakteri mikroflora, utamanya populasi bakteri mikroflora, utamanya laktobasilus dan streptokokus pada laktobasilus dan streptokokus pada bagian proksimal usus halus. Amilase, bagian proksimal usus halus. Amilase, lipase, prote-ase dan bikarbonat yang lipase, prote-ase dan bikarbonat yang diproduksi pankreas mengalami diproduksi pankreas mengalami penurunan hingga 40%.penurunan hingga 40%.
d. Digesti dan Absorbsid. Digesti dan Absorbsi
Asupan lemak lebih dari 100 gram Asupan lemak lebih dari 100 gram perhari pada lansia, absorbsinya tidak perhari pada lansia, absorbsinya tidak seefektif orang muda. Hal ini seefektif orang muda. Hal ini disebabkan lambatnya pengosongan dan disebabkan lambatnya pengosongan dan menurunnya aktivitas enzim lipase. menurunnya aktivitas enzim lipase. Digesti dan absorbsi protein, vitamin dan Digesti dan absorbsi protein, vitamin dan karbohidrat dilaporkan tidak terlalu karbohidrat dilaporkan tidak terlalu berbeda antara orang muda dan lanjut berbeda antara orang muda dan lanjut usiausia..
SELJumlahnya berkurangUkurannya lebih besar
Cairan tubuh berkurang
BB dan TB berkurang
KULITKeriput
Elastisitas berkurang
OTOTAtrofi serabut ototTendon mengkerut
Sklerosis
Kulit kaku, bergelambir shg elastisitas kurang baik
Pergerakan lambanMudah kram dan tremor
PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA LANSIA
SYARAFBerat otak berkurangSel korteks otak berkurangSaraf panca indera mengecil
MATAPupil mengecilLensa mata keruh
Jawaban psikomotor kurang, kecerdasan berkurang, penglihatan, pendengaran, penciuman, sensivitas, rasa berkurang
Penglihatan berkurang
TELINGADegenerasi alat pendengaranPenyempitan tuba eustachi, atrofi liang telinga dan cochlear, saraf pendengaran berkurang.
Pendengaran berkurang
JANTUNG & PMB. DARAH
Penebalan tunika intima, vibrosis tunika media, arteri-arteri memanjang & berkelok kelok, katup-katup jantung mengeras, arteriosklerosis serebral
Kegagalan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi darah, perubahan neuropsikiatrik (kecemasan)
ENDOKRINKadar hormon dan testosteron menurun, kadar insulin darah, paratormon, norephineprin dan vasopresin meningkat.
Metabolisme tubuh dan kekebalan berkurang
Perubahan PsikologisPerubahan Psikologis
Tipe konstruktifTipe konstruktifTipe ketergantunganTipe ketergantunganTipe defensifTipe defensifTipe bermusuhan Tipe bermusuhan Tipe membenci Tipe membenci
PENYAKIT YANG DIJUMPAIPENYAKIT YANG DIJUMPAI PADA LANSIA PADA LANSIA
10 Penyakit kronis yang biasanya dijumpai 10 Penyakit kronis yang biasanya dijumpai pada lansia :pada lansia :
1.1. ArthritisArthritis2.2. HipertensiHipertensi3.3. Gangguan pendengaranGangguan pendengaran4.4. Penyakit jantungPenyakit jantung5.5. Kelainan orthopediKelainan orthopedi6.6. KatarakKatarak7.7. Sinusitis kronikSinusitis kronik8.8. DMDM9.9. Gangguan PenglihatanGangguan Penglihatan10.10. TinnitusTinnitus
Perubahan Jaringan Periodontal LansiaPerubahan Jaringan Periodontal Lansia
1. Gingiva1. Gingiva Pada lanjut usia, gingiva bertambah Pada lanjut usia, gingiva bertambah
fibrotik, epitel gingiva menjadi lebih tipis, fibrotik, epitel gingiva menjadi lebih tipis, keratinisasi berkurang dan terjadi keratinisasi berkurang dan terjadi pergerakan epitel junctional kearah pergerakan epitel junctional kearah apikal sehingga terjadi resesi gingiva, apikal sehingga terjadi resesi gingiva, vaskularisasi gingiva berkurangvaskularisasi gingiva berkurang
2. Ligamentum Periodontal 2. Ligamentum Periodontal
Akibat penuaan akan terjadi penurunan Akibat penuaan akan terjadi penurunan vaskularisasi, oleh karena terjadinya vaskularisasi, oleh karena terjadinya atherosklerosis. Hal lain yaitu serabut-atherosklerosis. Hal lain yaitu serabut-serabut utama ligamen menjadi lebih serabut utama ligamen menjadi lebih tebal, strukturnya menjadi kurang teratur, tebal, strukturnya menjadi kurang teratur, kasar dan bergelombang, juga terjadi kasar dan bergelombang, juga terjadi penurunan produksi matrik organikpenurunan produksi matrik organik
3. Sementum3. Sementum
Komposisi sementum mengalami Komposisi sementum mengalami perubahan dengan bertambahnya usia, perubahan dengan bertambahnya usia, misalnya kandungan flourida dan misalnya kandungan flourida dan magnesium. konsentrasi magnesium magnesium. konsentrasi magnesium lebih rendah pada pemukaan sementum, lebih rendah pada pemukaan sementum, tetapi meningkat pada ke arah tetapi meningkat pada ke arah cemento-cemento-dentino junctiondentino junction, sebaliknya konsentrasi , sebaliknya konsentrasi flourida lebih tinggi pada permukaan flourida lebih tinggi pada permukaan sementum dan cenderung menurun sementum dan cenderung menurun kearah kearah cemento-dentino junction. cemento-dentino junction.
Tulang AlveolarTulang Alveolar
Perubahan yang terjadi pada tulang Perubahan yang terjadi pada tulang alveolar dengan bertambahnya usia alveolar dengan bertambahnya usia sama dengan perubahan pada sistem sama dengan perubahan pada sistem skeletal, termasuk osteo-porosis, skeletal, termasuk osteo-porosis, menurunnya vaskularisasi dan menurunnya vaskularisasi dan menurunnya metabolisme. Resorpsi menurunnya metabolisme. Resorpsi paling besar terjadi pada mandibula paling besar terjadi pada mandibula dibandingkan maksiladibandingkan maksila
Perubahan Morfologis Dan Fisiologis Perubahan Morfologis Dan Fisiologis Jaringan Rongga Mulut Pada Usia LanjutJaringan Rongga Mulut Pada Usia Lanjut
Penderita usia lanjut biasanya mengalami Penderita usia lanjut biasanya mengalami
- penurunan higiene mulut- penurunan higiene mulut
- bekurangnya jumlah gigi- bekurangnya jumlah gigi
- penurunan sensitifitas mukosa RM- penurunan sensitifitas mukosa RM
- kelemahan jaringan penyangga gigi- kelemahan jaringan penyangga gigi
- terjadi infeksi rongga mulut- terjadi infeksi rongga mulut
- kadang – kadang terjadi keganasan RM - kadang – kadang terjadi keganasan RM
Organ Tubuh
Perubahan Fisik Perubahan Fungsi
Gigi - Konsentrasi N dan F pada enamel meningkat
- Komposisi bahan penyusun gigi beubah
- Pembentukan dentin sekunder terutama di atap dan ruang dasar pulpa, ketebalan dentin bertambah
- Pembentukan dentin peritubular : ruang pulpa menyempit, jumlah pembuluh darah berkurang sehingga sirkulasi darah ke pulpa berkurang
- Peningkatan jumlah serabut-serabut kolagen terutama di daerah mahkota
- Sklerosis/ kalsifikasi akar - Ketebalan sementum bertambah
- Gigi cenderung mudah patah
- Ketahanan terhadap karies meningkat
- Dimensi vertikal rahang berkurang
- Sensitifitas dentin berkurang
- Ketahanan terhadap radang berkurang
Organ Tubuh
Perubahan Fisik Perubahan Fungsi
Tulang Alveolar
- Jumlah lamela interstitial meningkat
- Jumlah sel berkurang - Permukaan periodontal tulang alveolar bergerigi
- Serabut – serabut kolagen kurang melekat baik pada tulang
- Resorbsi tulang alveolar meningkat
Organ Tubuh
Perubahan Fisik Perubahan Fungsi
Jaringan Periodontal
- Epitel rongga mulut berkurang, keratinisasi sedikit, densitas sel bertambah, perlekatan epitel dengan sementum semakin ke apikal
- Jaringan ikat berkerut, elastisitas jaringan berkurang, jumlah lemak subkutan dan jumlah sel berkurang
- Komponen serabut dan sel jaringan periodontal berkurang, struktur ligamen tidak teratur, densitas sel, produksi matriks organik dan aktivitas mitosis berkurang, lebar periodontal ligamen bertambah.
- Sementum menebal, permukaan tidak teratur
- Perlindungan terhadap gigi berkurang sehingga gigi mudah bergerak (lepas), resesi ginggiva, sementum terbuka, plak mudah melekat dan mudah terserang karies terutama karies akar.
Organ Tubuh
Perubahan Fisik Perubahan Fungsi
Mukosa rongga mulut
- Proliferasi sel dan ketebalan epitel berkurang
- Proses keratinisasi yang berjalan sangat lambat
- Serabut elastin pada lamina propria ketebalannya meningkat
- Sel mukosa rongga mulut mudah rusak
- Sensitifitas dan rasa menurun
Organ Tubuh
Perubahan Fisik Perubahan Fungsi
Kelenjar ludah
- Produksi saliva menurun (Sindroma mulut kering)
- Mulut kering - Kesulitan bicara - Sukar mengunyah/ menelan
- Sakit pada lidah/ mukosa
- Karies yang cepat (kehilangan gigi)
- Gangguan pengecapan
Organ Tubuh
Perubahan Fisik Perubahan Fungsi
Otot - Ukuran dan jumlah serabut otot berkurang
- Jumlah motor unit berkurang
- Jumlah jaringan lemak otot meningkat
- Kecepatan kontraksi (membuka dan menutup mulut) menurun
- Waktu kontraksi semakin panjang
- Kekuatan kontraksi (mengunyah) menurun.
Masalah rongga mulut lansiaMasalah rongga mulut lansia
1.1. Kelenjar ludah ( serostomia)Kelenjar ludah ( serostomia)
Volume ludah berkurang, makanan Volume ludah berkurang, makanan terselip disela gigi, rasa terbakar, terselip disela gigi, rasa terbakar, sariawan, glosodinia, glositis atrofik, sariawan, glosodinia, glositis atrofik, gangguan pengecapan, susah gangguan pengecapan, susah menggunakan gigi palsu, iritasi dan menggunakan gigi palsu, iritasi dan ulserasi mulutulserasi mulut
2. Gigi (karies, atrisi, ompong)2. Gigi (karies, atrisi, ompong)
Efisiensi mengunyah berkurang, sendi Efisiensi mengunyah berkurang, sendi rahang terganggu, nyeri dalam mulut, gigi rahang terganggu, nyeri dalam mulut, gigi hipersensitif, efisisensi mengunyah hipersensitif, efisisensi mengunyah berkurang, pengecapan tak nyamanberkurang, pengecapan tak nyaman
3. Periodontium (gingivitis, periodontitis)3. Periodontium (gingivitis, periodontitis)
Efisiensi mengunyah berkurang, sendi Efisiensi mengunyah berkurang, sendi rahang terganggu, gigi goyah dan tanggalrahang terganggu, gigi goyah dan tanggal
4. Tulang alveolar (osteoporosis)4. Tulang alveolar (osteoporosis)
Sulit menggunakan gigi palsu, Nyeri sendi, Sulit menggunakan gigi palsu, Nyeri sendi, trismus, efisiensi mengunyah berkurangtrismus, efisiensi mengunyah berkurang
5. Sendi rahang (TMJ disorder)5. Sendi rahang (TMJ disorder)
Efisisensi mengunyah berkurang, disfagia, Efisisensi mengunyah berkurang, disfagia, sulit menggunakan gigi palsusulit menggunakan gigi palsu
6. Otot mulut dan muka6. Otot mulut dan muka
Efisiensi mengunyah berkurang, disfagiaEfisiensi mengunyah berkurang, disfagiaKemampuan mengecap hilang, nyeri Kemampuan mengecap hilang, nyeri
mulut, odinofagiamulut, odinofagia
7. Lidah (glositis)7. Lidah (glositis)Efisiensi mengunyah berkurang, Efisiensi mengunyah berkurang,
glosodinia, daya kecap bekurangglosodinia, daya kecap bekurang
FARMAKOKINETIKFARMAKOKINETIK
Absorbsi Absorbsi Umumnya pemberian secara oral Umumnya pemberian secara oral Perubahan efek obat diakibatkan karena : Perubahan efek obat diakibatkan karena : - peningkatan pH gastric- peningkatan pH gastric- penurunan absorbsi- penurunan absorbsi- penurunan pengosongan gastric- penurunan pengosongan gastric- penurunan aliran darah “spanchnie”- penurunan aliran darah “spanchnie”- kerusakan intestinal motility- kerusakan intestinal motility
DistribusiDistribusi
Distribusi obat terjadi setelah diabsorbsi Distribusi obat terjadi setelah diabsorbsi melalui gastrointestinal traktus disalurkan melalui gastrointestinal traktus disalurkan ke pembuluh darah. ke pembuluh darah.
Distribusi obat dipengaruhi oleh : Distribusi obat dipengaruhi oleh : - komposisi tubuh- komposisi tubuh- protein dinding plasma- protein dinding plasma- aliran darah ke organ-organ- aliran darah ke organ-organ
Hal-hal yang dapat mempengaruhi Hal-hal yang dapat mempengaruhi distribusi obat pada lansia adalah :distribusi obat pada lansia adalah :
- penurunan lean body mass- penurunan lean body mass- penurunan kandungan air tubuh- penurunan kandungan air tubuh
- peningkatan lemak- peningkatan lemak
- penurunan output- penurunan output jantungjantung
MetabolismeMetabolisme
Faktor-faktor yang mempengaruhi Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme obat pada lansia : metabolisme obat pada lansia :
- penurunan mass liver - penurunan mass liver
- aliran darah hepatik yang menurun- aliran darah hepatik yang menurun
EkskresiEkskresi
Eliminasi obat pada lansia dipengaruhi Eliminasi obat pada lansia dipengaruhi oleh : oleh :
- penurunan aliran darah ginjal- penurunan aliran darah ginjal
- penurunan filtrasi glomelorus- penurunan filtrasi glomelorus
- penurunan sekresi tubular- penurunan sekresi tubular
PERUBAHAN NUTRISI PADA PERUBAHAN NUTRISI PADA LANSIALANSIA
Pengaruh nutrisi pada lansia Pengaruh nutrisi pada lansia menyebabkan terjadinya perubahan menyebabkan terjadinya perubahan biologik baik dalam RM maupun biologik baik dalam RM maupun pada sal. gastrointestinal.pada sal. gastrointestinal.
Gangguan nutrisi memberi pengaruh pada :Gangguan nutrisi memberi pengaruh pada :- fungsi sel-sel- fungsi sel-sel- berkurangnya kapasitas fungsionil sel- berkurangnya kapasitas fungsionil sel
dan sistem syaraf. dan sistem syaraf. - mengurangi kekuatan mengunyah pada otot- mengurangi kekuatan mengunyah pada otot
skeletalskeletal- mengurangi indera penciuman dan indera- mengurangi indera penciuman dan indera
rasa shg menyebabkan kurangnya nafsurasa shg menyebabkan kurangnya nafsu makanmakan Defisiensi nutrisiDefisiensi nutrisi