geosos.pdf
TRANSCRIPT
MIGRASI SEBAGAI SARANA MOBILITAS PENDUDUK
Dinmas Fitra Sigit Baskara
ABSTRACT
Migrasi merupakan perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat
yang lain dan merupakan bagian dari mobilitas penduduk baik secara
internasional maupun internal (nasional). Bersifat nonpermanen (sementara) dan
permanen (menetap) disebut migrasi. Konsep mobilitas meliputi mobilitas vertikal
maupun horizontal. Lebih spesifik lagi, pada mulanya aktivitas ini dianggap
sebagai suatu proses kolonialisasi. Dipengaruhi oleh faktor pendorong dan penarik
yang merupakan faktor utama yang menyebabkan migrasi serta ada juga faktor
penghambat yang menjadi kendala dalam kegiatan ini.
Kata Kunci : perpindahan, faktor, menetap.
PENDAHULUAN
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke
tempat yang lain. Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas
penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Dalam
mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan
penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi
internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar
wilayah satu negara saja. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen
(sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula
mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut
migrasi. Dalam arti luas, definisi tentang migrasi adalah tempat tinggal mobilitas
penduduk secara geografis yang meliputi semua gerakan (movement) penduduk
yang melintasi batas wilayah tertentu dalam periode tertentu pula (Mantra, 1980:
20). Dengan demikian, migrasi merupakan perpindahan penduduk dari suatu
tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi
dengan tujuan untuk menetap.
PEMBAHASAN
Analisis yang digunakan untuk menjelaskan Pengertian migrasi atau
perpindahan penduduk menggunakan konsep mobilitas penduduk menurut
Tjiptoreijanto (1986) meliputi mobilitas vertikal (perubahan status sosial) maupun
horizontal (tempat/lokasi), namun dalam artikel ini pembahasan difokuskan pada
mobilitas horizontal (migrasi). Secara skematis konsep mobilitas penduduk
nampak pada bagan berikut:
Perpindahan penduduk yang berlangsung dalam masyarakat ada dua macam
sebagai berikut
Perpindahan vertikal, yaitu pindahnya status manusia dari kelas rendah ke
kelas menengah, dari pangkat yang rendah ke pangkat yang lebih tinggi, atau
sebaliknya.
Perpindahan horizontal, yaitu perpindahan secara ruang atau secara
geografis dari suatu tempat ke tempat yang lain. Peristiwa inilah yang sering
disebut dengan migrasi, meskipun tidak setiap gerak horizontal disebut migrasi.
Fenomena migrasi merupakan salah satu dari mobilitas penduduk yang tidak
dapat dilepaskan dari proses perubahan menyeluruh dari kehidupan. Migrasi
adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari satu tempat
ketempat lain melampaui batas politik atau batas negara lain. Pada tataran yang
lebih makro aktivitas ini sesungguhnya berada dalam satu frame dengan peta
perubahan hubungan global, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya maupun
politik.
Oleh karena itu, paling kurang terjadi dua hal yang penting untuk
menjelaskan mengapa aktivitas ini makin berkembang dalam skala yang sulit
untuk diprediksi. Pertama, secara teoritis aktivitas ini sering kali dikaitkan dengan
suatu bentuk perubahan dalam struktur sosial, yaitu suatu aktivitas yang mencoba
menghubungkan antara aktivitas migrasi atau distribusi sumber daya sosial (social
resources). Kedua, bahwa aktivitas ini juga sering dikaitkan dengan suatu proses
relasional dalam suatu proses pembangunan dengan elemen-elemen sosial dan
kelompok-kelompok sosial yang ada dalam suatu komunitas.
Lebih spesifik lagi, pada mulanya aktivitas ini dianggap sebagai suatu
proses kolonialisasi, baik yang dilakukan untuk kepentingan ekonomi maupun
politik. Selain itu ada dua dimensi penting dalam penelahan migrasi ini yaitu
dimensi waktu dan dimensi daerah. Untuk dimensi waktu menurut BPS
batasannya adalah menetap selama 6 bulan didaerah migran tersebut. Sedangkan
untuk dimensi daerah batasannya unit wilayah dibagi dalam beberapa provinsi
menurut BPS.
Dalam konteks yang lebih luas, meningkatnya arus migrasi dapat
mempengaruhi terjadinya perubahan komposisi penduduk di daerah yang terkait
dan juga mempengaruhi pola komunikasi baik individu maupun kolektif dalam
komunitas yang berbeda. Ini berarti dalam intensitas yang tinggi migarsi dapat
memberikan pengaruh modernisasi pada daerah tujuan migrasi. Sehingga
mendorong percepatan modernisasi dan pengalihan teknologi di daerah tersebut.
Dengan begitu dapat terjadi peningkatan kesejahteraan.
Faktor –faktor terjadinya Migrasi
Kebanyakan migrasi dilakukan guna mendapatkan kesejahteraan yang lebih
baik lagi dibanding daerah asal. Berikut beberapa faktor-faktor pendorong
terjadinya migrasi dari daerah asal :
1. Makin berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya permintaan atas
barangbarang tertentu yang bahan bakunya makin sulit diperoleh seperti
hasil tambang, kayu atau bahan dari pertanian.
2. Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal akibat masuknya
teknologi yang menggunakan mesin-mesin.
3. Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku di daerah
asal.
4. Tidak cocok lagi dengan adat, budaya dan kepercayaan di tempat asal.
5. Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak bisa
mengembangkan karir pribadi.
6. Bencana alam, baik banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau
panjang atau adanya wabah penyakit.
Selain faktor pendorong yang menyebabkan maraknya migrasi, daerah
tujuan juga mengambil bagian yang penting sebagai salah satu faktor terjadinya
migrasi. Berikut beberapa faktor-faktor penarik dari daerah tujuan yang
menyebabkan terjadinya migrasi :
1. Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk
memasuki lapangan pekerjaan yang cocok.
2. Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik
3. Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi
4. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya :
iklim, perumahan, sekolah, dan fasilitas-fasilitas kemasyarakatan lainnya.
5. Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung
6. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat
kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang dari desa atau kota kecil.
Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa faktor pendorong dan
penarik merupakan faktor utama yang menyebabkan migrasi. Selain ada faktor
pendorong dan penarik, ada juga faktor penghambat yang menjadi kendala dalam
kegiatan ini. Faktor-faktor penghambat ini bisa berupa penolakan atas kedatangan
orang lain di daerah mereka sampai pada tahap melakukan isolasi terhadap
daerahnya. Serta pikiran yang takut akan pengambil alihan hasil sumber daya
yang ada kepihak lain. Di masyarakat yang tradisional sumber daya merupakan
warisan dari nenek moyang mereka yang harus di jaga dan di rawat dengan baik.
Karena masih percaya akan kutukan dari nenek moyang. Di tandai dengan masih
adanya istilah tanah adat dalam suatu daerah yang mesti dijaga. Bagi daerah yang
seperti ini sangat sulit sekali adanya orang asing masuk kedaerah tersebut.
Tetapi untuk saat ini, semua daerah bebas di masuki oleh orang lain asalkan
mereka tetap mengikuti tata aturan yang berlaku dikalangan masyarakat.
Keterbukaan ini telah membuat terjaadinya alih teknologi yang dibawa pendatang
kedaerah tersebut.
Alasan atau Penyebab terjadinya Migrasi
Alasan yang menyebabkan manusia melakukan aktifitas migrasi :
1. Alasan Politik
Kondisi perpolitikan suatu daerah yang panas atau bergejolak akan
membuat penduduk menjadi tidak betah atau kerasan tinggal di wilayah tersebut.
2. Alasan Sosial Kemasyarakatan
Adat-istiadat yang menjadi pedoman kebiasaan suatu daerah dapat
menyebabkan seseorang harus bermigrasi ke tempat lain baik dengan paksaan
maupun tidak. Seseorang yang dikucilkan dari suatu pemukiman akan dengan
terpaksa melakukan kegiatan migrasi.
3. Alasan Agama atau Kepercayaan
Adanya tekanan atau paksaan dari suatu ajaran agama untuk berpindah
tempat dapat menyebabkan seseorang melakukan migrasi.
4. Alasan Ekonomi
Biasanya orang miskin atau golongan bawah yang mencoba mencari
peruntungan dengan melakukan migrasi ke kota. Atau bisa juga kebalikan di mana
orang yang kaya pergi ke daerah untuk membangun atau berekspansi bisnis.
5. Alasan lingkungan
Berkurangnya bahkan sampai rusaknya kualitas lingkungan di daerah asal
baik disebabkan oleh bencana alam maupun pencemaran sebagai akibat dari
aktifitas manusianya.
Jenis−jenis Migrasi dan Pola Perpindahan Penduduk
Secara umum migrasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Migrasi internasional (migrasi antarnegara)
Migrasi internasional (migrasi antarnegara) adalah perpindahan penduduk
dari suatu Negara ke Negara lain. Migrasi internasional meliputi imigrasi,
emigrasi, dan remigrasi.
Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari Negara lain ke suatu Negara dengan
tujuan menetap.
Emigrasi, yaitu berpindahnya penduduk atau keluarnya penduduk dari suatu
Negara ke Negara lain dengan tujuan menetap.
Remigrasi, yaitu kembalinya penduduk dari suatu Negara ke Negara asalnya.
2. Migrasi internal (migrasi nasional)
Migrasi internal (migrasi nasional) adalah perpindahan penduduk yang
masih berada dalam lingkup satu wilayah Negara. Perpindahan yang merupakan
migrasi internal antara lain sebagai berikut.
Urbanisasi, adalah perpindahan dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan.
Berikut faktor-faktor penyebab urbanisasi.
Faktor daya tarik desa ( contohnya : upah tenaga kerja di kota lebih tinggi
daripada desa, lapangan pekerjaan formal maupun informal di kota lebih banyak
daripada di desa, dan banyak hiburan dan fasilitas kehidupan yang lain).
Faktor daya dorong desa ( contohnya : Sempitnya lahan pertanian di desa,
sempitnya lapangan pekerjaan di luar sektor pertanian, rendahnya upah tenaga
kerja di desa, kurangnya fasilitas hburan dan kehidupan, adanya kegiatan
pertanian di desa yang bersifat musiman, dan adanya keinginan penduduk untuk
memperbaiki taraf hidup).
Transmigrasi, adalah perpindahan penduduk, yang diprakarsai dan
diselenggarakan pemerintah, dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang
belum padat penduduknya. Macam-macam transmigrasi :
Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang dibiayai oleh pemerintah
mulai dari daerah asal sampai ke daerah tujuan transmigrasi.
Transmigrasi spontan, yaitu transmigrasi yang dilakukan penduduk atas
biaya, kesadaran, dan kemauan sendiri.
Transmigrasi sektoral,yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung
bersama antar pemerintah daerah asal transmigran dengan pemerintah
daerah yang dituju.
Transmigrasi khusus, yaitu transmigrasi dalam rangka pembangunan
proyek-proyek tertentu, seperti transmigrasi bedol desa dan transmigrasi
pramuka.
Transmigrasi swakarsa, yaitu transmigrasi yang seluruh pembiayaannya
ditanggung oleh transmigran atau pihak lain (bukan pemerintah).
Selain itu ada juga jenis migrasi yang didasarkan pada sifatnya yaitu :
1. Migrasi sirkuler atau migrasi musiman adalah migrasi yang terjadi jika
seseorang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud untuk menetap di
tempat tujuan migrasi.
2. Migrasi ulang-alik adalah orang berpindah setiap hari meninggalkan
tempat tinggalnya pergi ke tempat lain untuk bekerja atau berdagang.
Jenis−jenis migrasi lainnya :
Evakuasi, yaitu perpindahan penduduk karena gangguan bencana alam
atau keamanan.
Weekend, yaitu perginya orang-orang kota untuk mencari tempat
berudara sejuk.
Forensen, yaitu orang-orang yang tinggal di desa tetapi bekerja di kota,
sehinggasetiap hari menglaju (pergi dan pulang).
Turisme, yaitu orang-orangyang bepergian ke luar untuk mengunjungi
tempat-tempat pariwisata di daerah/Negara yang dituju.
Reuralisasi, yaitu kembalinya pelaku urbanisasi ke daerah pedesaan.
Repatriasi, adalah kembalinya suatu warga negara dari negara asing yang
pernah menjadi tempat tinggal menuju tanah asal kewarganegaraannya.
Pola Perpindahan (Mobilitas) Penduduk Suatu Daerah
Pola perpindahan (Mobilitas) penduduk dibedakan menjadi empat macam
sebagai berikut.
1. Pola perpindahan harian, yaitu perpindahan penduduk setiap hari dari
desa ke kota untuk mencari makan. Setiap hari melakukan perjalanan pergi
pulang/nglaju (pergi pada pagi hari dan pulang pada sore hari).
2. Pola perpindahan musiman, yaitu perpindahan tempat tinggal penduduk
yang dilakukan pada musim-musim tertentu. Contoh : perpindahan
penduduk dari kaki pegunungan Himalaya, bila musim dingin turun ke
daerah lembah, sedangkan saat musim panas mereka akan kembali ke
daerah semula.
3. Pola perpindahan menetap, yaitu perpindahan penduduk dari satu
tempat ke tempat lain dengan tujuan menetap sekurang-kurangnya enam
bulan lamanya.
4. Pola perpindahan tidak menetap, yaitu perpindahan penduduk Dallam
jangka waktu pendek, tidak begitu teratur waktunya, dan hanya
berdasarkan kebutuhan, contoh : salesman atau pedagang keliling yang
melakukan promosi produk dari suatu perusahaan.
Dampak Positif dan Negatif Migrasi serta Usaha Penanggulangannya
Dampak positif migrasi terhadap daerah yang ditinggalkan
Berkurangnya jumlah penduduk sehingga mengurangi jumlah
pengangguran.
Meningkatnya kesejahteraan keluarga di desa, karena mendapat kiriman
dari yang pergi, terutama dari yang sudah hidup layak.
“Seimbangnya” lapangan pekerjaan di desa dengan angkatan kerja yang
tersisa, karena banyak orang yang meninggalkan desa.
Dampak negatif migrasi terhadap daerah yang ditinggalkan
Berkurangnya tenaga kerja muda daerah.
Kurang kuatnya stabilitas keamanan karena hanya tinggal penduduk tua.
Semakin berkurangnya tenaga penggerak pembangunan di desa.
Terbatasnya jumlah kaum intelektual di desa karena penduduk desa yang
berhasil memperoleh pendidikan tinggi di kota pada umunya enggan
kembali ke desa.
Dampak positif migrasi terhadap daerah yang dituju
Jumlah tenaga kerja bertambah.
Integrasi penduduk desa-kota semakin tampak.
Dampak negatif terhadap daerah yang dituju
Semakin padat jumlah penduduknya.
Banyak terdapat pemukiman kumuh.
Lalu lintas jalan semakin padat.
Lapangan kerja semakin berkurang sehingga banyak dijumpai
pengangguran tuna wisma, tuna susila, dan tindak kejahatan.
Terdapat kesenjangan ekonomi dalam kehidupan di masyarakat.
PENUTUP
Kesimpulan
1. migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah
(negara) ke daerah (negara) lain.
2. Jenis migrasi adalah pengelompokan migrasi berdasarkan dua dimensi penting
dalam analisis migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.
Dalam konteks ruang terdapat dua jenis migrasi yaitu migrasi internasional dan
mograsi internal.
3. Selain itu migrasi dapat dibedakan berdasarkan dimensi waktunya. Migran
menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ke tempat lain dengan
tujuan untuk menetap dalam waktu enam bulan atau lebih. Migran sirkuler
(migrasi musiman) dan commuter. Sementara itu menurut versi BPS, ada tiga
kriteria migran: seumur hidup, srisen, dan total (dikutip dari
http://demografi.bps.go.id/versi1)
DAFTAR RUJUKAN
http://muhsakirmsg.blogspot.com/2013/03/makalah-kependudukan-tentang-
migrasi.html (online), diakses pada 13 Oktober 2014
http://tonytrisetiawan.blogspot.com/2013/05/pengertian-migrasi-secara-
umum.html (online), diakses pada 13 Oktober 2014
Faturochman, “Why People Move: A Psychological Analysis Of Urban
Migration”, Populasi, 1992.
Tjiptoheriijanto Prijono, “ Mobilitas Penduduk Dan Pembangunan Ekonomi”,
Warta Demografi, 2000
Shryllock and Siegel dalam Munir, Dasar – Dasar Demografi edisi 2000, Jakarta,
Universitas Indonesia, 2000.