geo

149
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam fisika,pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Aktivitas mengukur menjadi sesuatu yang sangat penting untuk selalu dilakukan dalam mempelajari berbagai fenomena yang sedang dipelajari. Definisi mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain. Maka dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif dan dikaitkan dengan proses penelitian,maka pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukung. Dengan pengukuran,kemudian dapat memperoleh data-data numeric yang menunjukkan pola-pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari fenomena tersebut. Maka, dapat dihasilkan suatu kesimpulan yang bersifat kualitatif berdasarkan pola-pola yang dihasilkan oleh data-data kuantitatif dan diketahui penting adanya pengukurana dalam fisika. Teknik Industri A |Laporan Fisika Dasar I| 1

Upload: ferdyghost

Post on 28-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

oye

TRANSCRIPT

Page 1: geo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam fisika,pengukuran merupakan salah satu syarat yang

tidak boleh ditinggalkan. Aktivitas mengukur menjadi sesuatu yang

sangat penting untuk selalu dilakukan dalam mempelajari berbagai

fenomena yang sedang dipelajari.

Definisi mengukur adalah membandingkan suatu besaran

dengan besaran lain. Maka dapat dikatakan sebagai usaha untuk

mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif

dan dikaitkan dengan proses penelitian,maka pengukuran menjadi

jalan untuk mencari data-data yang mendukung.

Dengan pengukuran,kemudian dapat memperoleh data-data

numeric yang menunjukkan pola-pola tertentu sebagai bentuk

karakteristik dari fenomena tersebut. Maka, dapat dihasilkan suatu

kesimpulan yang bersifat kualitatif berdasarkan pola-pola yang

dihasilkan oleh data-data kuantitatif dan diketahui penting adanya

pengukurana dalam fisika.

Contoh pengukuran seperti menggunakan jangka

sorong,mikrometer sekrup,neraca ,kalkulator dan lain-lain yang

dapat mendukung perhitungan.

1.2 Tujuan praktikum

a. Dapat menggunakan alat ukur

b. Dapat memahami dan memakai teori alat

c. Dapat menentukan angka penting

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 1

Page 2: geo

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGUKURAN

Untuk mencapai suatu tujuan tertentu didalam fisika, kita

biasanya melakukan pengamatan yang diikuti dengan pengukuran.

Pengamatan suatu gesekan secara umum tidaklah lengkap bila

tidak dilengkapi dengan data kuantitatif yang didapat dari hasil

pengukuran. Lord kelvin,seorang ahli fisika berkata, bila kita dapat

mengukur apa yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya

dengan angka-angka,berarti dapat kita ketahui apa yang sedang

kita bicarakan .

Arti dari pengukuran itu sendiri adalah membandingkan

sesuatu yang sedang diukur dengan besaran sejenis yang

ditetapkan sebagai satuan,misalnya bila kita mendapat data

pengukuran panjang sekitar 7 meter maka artinya benda tersebut

panjangnya 7 kali panjang mistar yang memiliki panjang 1 meter .

dalam hal ini,angka 7 menunjukan nilai dari besaran panjang.

Sedangkan meter menyatakan besaran dari satuan panjang.

Umumnya, sesuatu yang dapat diukur memiliki satuan dan

sesuatau yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka disebut

besaran. Panjang,massa dan waktu termasuk pada besaran karena

dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka-angka.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 2

Page 3: geo

Tidak semua besaran fisika selalu mempunyai satuan ,ada

beberapa besaran fisika yang tidak memiliki satuan yaitu : indeks

bias ,koefisien gesekan dan massa jenis relatif.

2.2PENGUKURAN PANJANG BENDA

a. Mengukur menggunakan mistar

Untuk mengukur panjang suatu benda,dalam kehidupan

sehari-hari kita bisa menggunakan mistar atau penggaris . terdapat

beberapa jenis mistar sesuai dengan skalanya. Ada mistar yang

sekalanya terkecil yaitu mm (mistas milimeter) dan ada mistar yang

skalanya cm(centimeter) . mistar yang sering kita gunakan

biasanya adalah mistar milimeter.dengan kata lain,mistar itu

mempunyai skala terkecil 1 milimeter dan mempunyai ketelitian 1

milimeter atau 0,1 cm .ketika mengukur dengan menggunakan

mstar,posisi mata hendaknya diperhatikan dan berada di tempat

yang tepat ,yaitu terletak pada garis yang tegak lurus mistar. garis

ini ditarik dari titik yang diukur .jika sampai mata berada diluar

garis tersebut ,panjang benda yang terbaca bisa menjadi salah satu

tersebut dan bisa terbaca lebih besar atau lebih kecil dari nilai yang

sebenarnya .

Gambar mistar 1

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 3

Page 4: geo

Dimana pada gambar diatas memiliki ketelitian yang berbeda-beda

sesuai ukuran mistar .

b. Mengukur menggunakan jangka sorong

Untuk melakukan pengukuran yang mempunyai

ketelitian 0,1 mm diperlukan jangka sorong. Jangka sorong memiliki

fungsi-fungsi pengukuran yaitu : pengukuran panjang bagian luar

benda ,pengukuran panjang rongga bagian dalam

benda ,pengukuran kedalam lubang dalam benda dimana jangka

sorong sendiri memiliki bagian-bagian sebagai berikut : rahang

yang tetap atau dapat digeser-geser(rahang besar) ,yang memiliki

skala pendek yang disebut nonius atau kernier .

Rahang tetap yaitu memiliki skala panjang yang disebut skala

utama . rahang tetap terdapat skala-skala utama dalam satuan cm

dan mm sedangkan pada rahang geser terdapat skala pendek yang

terbagi menjadi 10 skala nonius itu adalah 9 mm ,sehingga panjang

1 skala nonius adalah 0,9 mm . jadi selisih antara skala nonius dan

skala utama adalah 0,1 mm atau 0.01 cm sehingga dapat ketelitian

jangka sorong adalah 0,1 mm .contoh pengukuran dari jangka

sorong adalah bila di ukur sebuahh benda didapat hasil bahwa skala

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 4

Page 5: geo

pada jangka sorong terletak antara skala 5,2 cm dan 5,3 cm

sedangkan skala nonius yang keempat berimpit dengan salah satu

skala utama. Mulai dari skala keempat lalu kekiri,selisih antara

skala utama dan skala nonius bertambah 0,1 mm atau 0.01 cm

setiap melewati satu skala. Karena dapa 4 skala

maka,selisih antara skala utama dan skala nonius 0,4 mm atau

0.04cm dengan demikian,dpat ditarik kesimpulan panjang benda

dapat diukur (hasil) adalah 5,24cm .

a. Mengukur menggunakan mIkrometer sekrup

Untuk mengukur benda-benda yang sangat kecil sampai

ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm digunakan alat bernama

mikrometer sekrup . bagian utama dari mikrometer sekrup adalah

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 5

Page 6: geo

sebuah poros beukuran yang dipasang pada silinder pemutar yang

disebut bijika silinder skala ndal .

Pada ujung silinder pemutar ini terdapat garis-garis skala

yang membagi 50 bagian yang sama . jika bindal digerakkan satu

putaran penuh,maka poros akan maju atau mundur sejauh 0,5 mm

karena silinder pemutar mempunyai 50 skala disekelilingnya ,maka

jika silinder pemutar bergerak satu skala ,poros akan mengukur

mengukur atau bergeser sebesar 0,5 mm .0,01 mm atau 0,001 cm

sangat perlu diketahui ,pada saat mengukur panjag benda dengan

mikrometer sekrup ,bidal diputar sehingga benda dapat diletakkan

antara landasan dan poros . ketika poros hampir menyentuh

benda,maka pemutaran dilakukan dengan menggunakan roda

bergigi agar poros tidak menekan benda.

putaran akan berhenti segera setelah poros menyentuh benda,jika

sampai menyentuh benda yang diukur ,pengukuran menjadi tidak

teliti .

Gambar mikrometer sekrup

b. Mengukur menggunakan massa benda

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 6

Page 7: geo

Timbangan yang digunakan untuk mengukur massa benda

prinsip kerja pada timbangan yang digunakan untuk mengukur

massa benda dimana prinsip kerja pada timbangan adalah adanya

kesetimbangan pada kedua lengan ,yaitu kesetimbangan antara

massa benda yang diukur dengan anak timbangan yang

digunakan . dalam dunia pendidikan sering sekali digunakan

memakai neraca o’haus yaitu memiliki skala 3 lengan atau 2 lengan

perhatikan :

a. Lengan depan memiliki skala 0-10 g sengan tiap skala bernilai

19 pada neraca o’haus .

b. Lengan tengah berskala sebesar 100 g

c. Lengan belakang dengan skala bernilai 10-100 g pada setiap

skala 10 g.

Gambar massa benda

neraca o’haus

2.1 Sistem Internasional

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 7

Page 8: geo

      Satuan untuk suatu besaran sebenarnya bisa dipilih secara

sembarang. Untuk satuan panjang saja kita bebas untuk

menggunakan centimeter, meter, kaki, mil dan sebagainya. Bahkan

ada orang yang menggunakan satuan hasta sebagai satuan

panjang. Penggunaan berbagai macam satuan ini ternyata bisa

membuat beberapa kesulitan. Misalnya kita akan memerlukan

berbagai macam alat ukur yang berbeda untuk satuan yang

berbeda pula. Kesulitan selanjutnya dalah saat kita akan melakukan

komunikasi ilmiah. Kita mungkin akan kesulitan untuk melakukan

konversi dari sebuah satuan menjadi satuan yang lain.

   Dikarenakan hal itulah, maka para ilmuwan dunia sepakat

membuat sebuah satuian internasional untuk menghilangkan

kesulitan-kesulitan itu, dan lahirlah system SI. Dalam satuan SI,

panjang memiliki satuan meter, satuan massa adalah kilogram, dan

satuan waktu adalah sekon yang dikenal juga dengan sbutan sistem

MKS. Selain itu dikenal pula istilah CGS, dengan centimeter sebagai

satuan panjang, gram sebagai satuan massa, dan sekon sebagai

satuan waktu. Setelah ditetapkan secara internasional, sekarang

stiap satuan memiliki standar masing-masing dalam

pengukurannya, yaitu: Satuan standar waktu Satu sekon adalah

waktu yang dibutuhkan oleh atom cesium 133 untuk melakukan

9.192.631.770 periode radiasi ketika melewati tingkat energi yang

paling rendah. Satuan standar panjang Satu meter adalah jarak

yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa udara selama selang

waktu 1/299.792.458 s.

- Satuan standar massa

Satu kilogram adalah massa silinder campuran platinum-

iridium.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 8

Page 9: geo

- Satuan standar kuat listrik

Satu Ampere adalah kuat arus tetap yang jika dipertahankan

mengalir dalam masing-masing dari dua penghantar lurus

sejajar dengan panjang tak hingga dan penampang lintang

lingkaran yang dapat diabaikan, dengan jarak pemisah 1

meter, dalam ruang hampa akan menghasilkan gaya interaksi

antara kedua penghantar sebesar 2x10 newton setiap meter

penghantar.

- Satuan suhu 

 Satu Kelvin adalah 1/273,16 kali suhu termodinamika titik

tripel air.

- Satuan intensitas cahaya 

 Satu kandela adalah intensitas cahaya suatu sumber cahaya

yang memancarkan radiasi monokromatik pada frekuensi

540x10 hertz dengan intensitas sebesar 1/683 watt per

steradian dalam arah tersebut.

- Satuan jumlah zat

Satu mol adalah jumlah zat yang mengandung unsur

elementer zat tersebut

dalam jumlah sebanyak atom karbon dalam 0.,012 kg karbon-

12.

Setelah ditetap secara internasional, setiap satuan memiliki

standar masing-

masing dalam pengukurannya, yaitu :

- Satuan Standar Waktu 

 Satuan standar waktu adalah 1 sekon. 1 sekon adalah waktu

yang dibutuhkan oleh atom cesium 133 untuk melakukan

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 9

Page 10: geo

9.192.631.770 periode radiasi ketika melewati tingkat energy

yang paling rendah.

- Satuan Standar Panjang

Satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang

hampa udara selama selang waktu  .

- Satuan Standar Massa

      Satu kilogram adalah standar massa silinder campuran

platinum-iridium.

- Satuan Standar Kuat Listrik

Satu ampere adalah kuat arus tetap yang jika dipertahankan

mengalir dalam masing-masing dari penghantar lurus sejajar

dengan panjang tak hingga dan penampang lintang lingkaran

yang dapat diabaikan, dengan jarak pemisah 1 meter, dalam

ruang hampa akan mengalami gaya interaksi antara kedua

penghantar sebesar 2x10 newton setiap meter penghantar.

- Satuan Suhu

      Satu Kelvin adalah  , 1 kali suatu termodinamika titik tripel

air.

-   Satuan Intensitas Cahaya

Satu candela adalah intensitas cahaya suatu sumber cahaya

yang memancarkan radiasi monokromatik pada frekuensi

540x10 hertz dengan intensitas sebesar  watt/sterodion

dalam arah tersebut.

- Satuan Jumlah Zat

Satu mol adalah jumlah zat yang mengandung unsur

elementer zat tersebut dalam jumlah sebanyak atom karbon

dalam 0,012 kg karbon-12.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 10

Page 11: geo

2.1 Ketidakpastian Pengukuran

              Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan

dengan berbagai fenomena yang terjadi di alam. Ilmu ini didasarkan

pada pengamatan dan percobaan. Pengamatan merupakan

pengkajian suatu gejala yang terjadi di alam. Hanya saja,

sayangnya suatu gejala alam yang muncul secara alamiah belum

tentu terjadi dalam waktu tertentu, sehingga menyulitkan

pengamatan. Untuk mensiasati ini, maka dilakukan percobaan yang

menyerupai gejala alamiah itu di bawah kendali dan pengawasan

khusus. Tanpa percobaan ini, ilmu fisika tak mungkin berkembang

seperti saat sekarang ini.

            Dan selanjutnya, dalam suatu percobaan kita hrus berusaha

menelaah dan mempelajarinya. Caranya, kita harus mempunyai

data kuantitatif atas percobaan yang kita lakukan. Sanada dengan

pendapat Lord Kelvin yang mengungkapkan kalau kita belum

belajar sesuatu bila kita tak bisa mendapatkan sebuah data

kuantitatif. Untuk itulah dalam fisika dibutuhkan sebuah

pengukuran yang akurat. Akan tetapi, ternyata tak ada pengukuran

yang mutlak tepat. Setiap pengukuran pasti memunculkan sebuah

ketidakpastian pengukuran, yaitu perbedaan antara dua hasil

pengukuran. Ketidakpastian juga disebut kesalahan, sebab

menunjukkan perbedaan antara nilai yang diukur dan nilai

sebenarnya. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor itu

dibagi dalam 2 garis besar, yaitu: ketidakpastian bersistem dan

ketidakpastian acak.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 11

Page 12: geo

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat praktikum

Hari : sabtu

Tanggal : 14 Desember 2013

Waktu : 10.00 – 12.00 wita

Tempat : Laboratorium fisika STT MIGAS

3.2 Alat dan bahan

1. Jangka sorong

Digunakan untuk mengukur panjang

2. Mikrometer sekrup

Digunakan untuk mengukur tebal benda dan mengukur

diameter

3. Timbangan

Digunakan untuk mengukur berat

4. Gelas Ukur

Digunakan untuk mengukur volume larutan

5. Benda yang akan diukur

Digunakan sebagai beban berat

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 12

Page 13: geo

3.1 Prosedur kerja

1.Diukur dimensi benda-benda yang tersedia dengan

menggunakan jangka

sorong dan mikrometer sekrup .

2.Ditentukan massa benda-benda tersebut dengan

menggunakan timbangan.

3.Ditibang massa gelas ukur dalam keadaan kosong ,kemudian

diisi air hingga volume tertentu, kemudian timbang dan catat

hasil pengukuran.

4. Dilakukan langkah 3 sebanyak 5x berdasarkan variasi

volume.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 13

Page 14: geo

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL DAN PERHITUNGAN

4.1.1 HASIL PRAKTIKUM

No Nama

benda

Alat ukur Massa

(g)mistar Jangka

sorong

Milimeter

sekrup

1 Kubus

plastik

1,9 20,73 19,10 6,25 g

2 Kubus

almuniu

m

1,8 20,70 20,00 21,4 g

3 Kubus

kayu

2 20,00 20,65 5,4 g

4 Kubus

kuningan

1,9 21,10 15,23 65,8 g

5 Kelereng

besar

2,5 25,60 25,31 21,00 g

6 Kelereng

kecil

1,5 6,10 15,55 5,1 g

7 Bola

besar

4,5 46,10 - 46,25 g

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 14

Page 15: geo

8 Bola

kecil

1,7 17,50 17,20 2,5 g

4.1.2 HASIL PERHITUNGAN

a. Nilai skala terkecil (NST)

No Nama alat ukur NST ½ NST

1 Mistar 1mm 0,5 mm

2 Jangka sorong 0,1 mm 0,05 mm

3 Mikrometer

sekrup

0,01 mm 0,005 mm

4 Neraca o’haus 1g 0,5 g

b. Data pengukuran

- Kubus menggunakan alat mistar

No Nama benda S(cm) S+ ½ NST S2

1 Kubus kuningan 1,9 2,4 3,61

2 Kubus plastik 1,9 2,4 3,61

3 Kubus almunium 1,8 2,3 3,24

4 Kubus kayu 2 2,5 4

- Kubus menggunakan alat jangka sorong

No Nama benda S(mm) S+ ½ NST S2

1 Kubus kuningan 21,10 21,15 404,01

2 Kubus plastik 20,73 20,78 429,73

3 Kubus almunium 20,70 20,75 428,49

4 Kubus kayu 20,00 20,05 400,00

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 15

Page 16: geo

- Kubus menggunakan alat mikrometer sekrup

nonnj No Nama benda S(mm) S+ ½ NST S2

1 Kubus kuningan 15,23 15,235 231,952

2 Kubus plastik 19,10 19,105 364,81

3 Kubus almunium 20,00 20,005 400,00

4 Kubus kayu 20,65 20,6552 426,422

- Bola menggunakan alat ukur mistar

No Nama benda d d2 r r2

1 Kelereng b 2,5 6,25 1,25 1,562

2 Kelereng k 1,5 2,25 0,75 0,562

3 Bola karet b 4,5 26,25 2,25 5,062

4 Bola karet k 1,7 2,89 0,85 0,722

- Bola menggunakan alat ukur jangka sorong

No Nama benda d d2 r r2

1 Kelereng b 25,60 655,36 12,8 163,84

2 Kelereng k 6,10 370,21 3,05 9,3025

3 Bola karet b 46,10 2125,21 23,05 531,30

4 Bola karet k 17,50 306,25 8,75 76,162

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 16

Page 17: geo

- Bola menggunakan alat ukur mikrometer

No Nama Benda d d2 r r2

1 Kelereng b 25,31 640,59 12,655 160,149

2 Kelereng k 15,55 241,80 7,775 60,450

3 Bola karet b - - - -

4 Bola karet k 17,20 295,84 8,6 73,90

c. Perhitungan

A. kubus menggunakan alat ukur mistar (tanpa KTP)

1. KUNINGAN

S = 1,9 = 0,019 m

V= S3=0,000006859 m3

m = 65,84 = 0,0658 kg

l=mv

= 0,06580,000006859

=9550,072kg

m3

2. PLASTIK

S= 19,1 = 0,019 m

V=S3= 0,0000006859 m3

m= 6,25 = 0,00625 kg

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 17

Page 18: geo

l=mv

= 0,06250,000006859

=911,2115kg

m3

3. ALMUNIUM

S= 1,8 = 0,018 m

V= S3= 0,000005832 m3

m= 21,4 = 0,0214 kg

l=mv

= 0,02140,000005832

=3669,410kg

m3

4. KAYU

S= 2 = 0,2 m

V=S3= 0,000008 m3

m= 0,0054 kg

l=mv

= 0,00540,000008

=675kg

m3

B. Kubus menggunakan alat ukur jangka sorong (tanpa KTP)

1. KUNINGAN

S= 0,211 m

V= 0,009393 m3

m= 0,0658 kg

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 18

Page 19: geo

l=mv

= 0,06580,009393

=7,0052kg

m3

2. PLASTIK

S = 0,2073 m

V = 0,008968 m3

m= 0,00625 kg

l=mv

= 0,06250,008968

=0,7016kg

m3

3. ALMUNIUM

S= 0,0207 m

V= 0,0000088697 m3

m= 0,0214 kg

l=mv

= 0,02140,0000088697

=2412,708kg

m3

4. KAYU

S = 0,02 m

V = 0,000008 m3

m= 0,0054 kg

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 19

Page 20: geo

l=mv

= 0,00540,000008

=675kg

m3

C. Kubus menggunakan alat ukur mikrometer sekrup (tanpa KTP)

1. KUNINGAN

S = 15,23 = 0,152 m

V= S3= 0,0035745 m3

m= 65,8 = 0,0658 kg

l=mv

= 0,06580,0035745

=18 ,722kg

m3

2. PLASTIK

S = 19,10 = 0, 191 m

V = S3= 0,0069678 m3

m= 6,25 = 0,00625 kg

l=mv

= 0,006250,0069678

=0,89698kg

m3

3. ALMUNIUM

S = 20,00 = 0,2 m

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 20

Page 21: geo

V= S3= 0,008 m3

m= 21,4 = 0.0214 kg

l=mv

=0,02140,008

=2,675kg

m3

4. KAYU

S = 20,65 = 0,2065 m

V = S3= 0,008805 m3

m= 5,4 = 0,0054 kg

l=mv

= 0,00540,008805

=0,61328kg

m3

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 21

Page 22: geo

4.1 Pembahasan

Pada pengukuran dan setiap pengukuran dapat memiliki

kesalahan yang berbeda-beda tergantung kepada keadaan alat

ukur , perbedaan tingkat ketelitian alat ukur ,metode yang

digunakan dalam mengukur ,dan kemampuan orang yang

mengukurnya .Pada saat melakukan pengukuran menggunakan

mistar makamemakai satuan cm(centimeter) . jika menggunakan

jangka sorong ,baik pengukuran diameter luar maupun diameter

dalam, terdapat kesalahan-kesalahan tertentu yang dilakukan oleh

praktikan . Misalnya,kesalahan dalam melihat angka yang berimpit

pada skala nonius dan adapun kesalahan yang dilakukan mungkin

disebabkan parlaks oleh praktikan sehingga tidak dapat melihat

skala yanng yang benar-benar berimpit dan seperti kesalahan yang

tidak mengkonversikan satuan skala nonius dari milimeter ke

centimeter.

Kesalahan dalam menggunakan mistar adalah keterampilan

pengamatan praktikan serta tidak menggunakan titik ukur dari nol.

Menghitung diameter dalam pipa dari angka nol mendapati

/mendekati hasil yang sama yaitu pada ulangan pertama,sampai

dengan ulangan ketiga .seperti menghitung diameter benda

pertama dengan mengawali dengan titik ukur nol dan tidak

mendapat hasil yang sama dan ini terjadi kesalahan pada dari

parlaks dan kesalahan penempatan nol .disinilah kita dapat mrlihat

bahwa jangka sorong memiliki tingkat ketepatan lebih tinggi

dibanding dengan mistar.

Massa,dalam kehidupan sehari-hari masa sering di artikan

dengan berat benda .massa tidak dipengaruhi oleh gravitasi seperti

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 22

Page 23: geo

timbangan dan neraca o’haus dimana slah satu menunjukan massa

dan berat dan kegunaaan masing-masing.

BAB V

PENUTUP

5.1 Ke

simpulan

Dalam perhitungan suatu benda padat dengan nilai

ketelitiannya ,perhitungannya tidaklah selalu sama dikarenakan

pembulatan .kesalahan pada pengukuran,kesalahan pada

benda,kesalahan hitung/perhitungan dan kesalahan dari sebuah

praktikan itu sendiri jadi harus adanya pengulangan pada saat

menghitung nilai ketelitian benda. Agar mendapat hasil yang bisa

dipertanggung jawabkan.

Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk

mendefinisikan karateristik suatu permasalahan secara

kuantitatif .hasil pengukuran harus dituangkan dalam tabel dengan

baik agar tidak perlu adanya pengulangan yang berlrbihan.

5.2 Sa

ran

1. Asisten praktikum sebaiknya lebih detail lagi menjelaskan

tentang alat-alat yang digunakan dalam kegiatan paktikum

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 23

Page 24: geo

2. Semoga kedepannya alat-alat dalam laboratorium lebih

lengkap agar mempermudah jalannya praktikum

3. Semoga kedepannya laboratorium lebih nyaman.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 24

Page 25: geo

DAFTAR PUSTAKA

http// : slideshare.net/hanipahpre/laporan-praktikum-fisika-

dasar-pengukuran-dasar.html (24 desember 2013)

www.fisika.blogspot.com/2013/08/pengertian-dan-aturan-

penulisan.angka.html. (23 desember 2013)

www.gessognce.word.blogspot.com/laporan-pengukuran-

dasar.html.

(23 desember 2013)

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 25

Page 26: geo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

perlu kita ketahui bahwa secara sadar ataupun tidak

sadar ilmu fisika telah menjadi bagian dari hidup ini sehari-

hari. Misalnya yang terjadi pada diri kita. saat kita

menggerakan tubuh kita energy yang kita keluarkan saat

beraktivitas, bahkan hingga menggerutuk gigi kita terasa

geram.

Contoh lainnya adalah ayunan yang biasa juga kita

sebut dengan pendulum. Pendulum adalah adalah merupakan

cabang dari ilmu fisika. Didalam pendulum kita mempelajari

tentang periode, getaran, frekuensi dan juga beban yang

diperlukan untuk menggetarkan pendulum tersebut secara

sempurna/ lengkap.

Didalam percobaan ini kami menggunakan pendulum

sederhana dan yang menjadi sebagai bebannya adalah

bandul fisis pada dasarnya didalam percobaan ini tak dilepas

dari getaran perlu diketahui juga bahwa getaran yang berlaku

pada praktikum ini adalah getaran sederhana dengan bolak-

balik bandul secara periode melalui titik kesetimbangaan.

1.2 Tujuan praktikum

mengetahui cara kerja dari pendulum

mengetahui manfaat dari gerak pendulum

mengetahui proses identifikasi dan perhitungan apa saja

yang berlaku pada gerak pendulum sederhana

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 26

Page 27: geo

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bandul fisis digunakan untuk menggambarkan berayun dari

bandul yang disebabkan oleh gravitasi untuk membuat bandul

(pendulum) dengan berat (m.g) tergantung dari titik tetap (pivot).

Dengan menarik pendulum kembali dan melepaskannya yang akan

membuat bandul berayun bolak-balik karena adanya tarikan

gravitasi dan tegangan disepanjang tali atau kawat yang

menggantung pada beban tersebut. Gerakan ini akan terus

berlanjut akibat dari inersia.

Menurut hukum dasar inersia, ketika benda dalam keadaan

diam dia akan cenderung terus didalam keadaan diam tersebut,

kecuali jika benda tersebut diberi kekuatan eksternal. Dalam kasus

ini bandul akan terus berayun karena pengaruh dari kekuatan

eksternal tersebut, kecuali kkuatan eksternal tersebut bertindak

sebagai penghenti benda karena benda tersebut tidak akan

berhenti jika tidak ada kekuatan/ tenaga eksternal.hukum fisika

menyatakan bahwa setiap energy dari dalam setiap energy adalah

bernilai konstan. Dengan kata lain sebuah benda tidak dapat

diciptakan atau dihancurkan. Ada banyak macam dan juga jenis-

jenis energy didunia ini.yang mana hokum energy tersebut

menyatakan bahwa sebuah objek/benda dapat dalam bentuk dan

itu merupakan energy dapat diukur dan diamati dalam banduk

fisika.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 27

Page 28: geo

Ketika bandul berayun, energinya memiliki keadaan yang

berubah- rubah berdasarkan pada tempat busur benda, tetapi

semuanya tetap sama dalam jumlah total potensialnya dan juga

kinetic energy benda yang dengan kata lain adalah energy

kekal.pada titik tertinggi bandul, tidak memiliki kecepatan dan

semua energy dalam system adalah energy potensial. Ketika jatuh

melalui busur benda memperoleh energy kinetic dan kecepatan

sambil kehilangan energy potensialnya. Setelah bandul melalui

bagian bawah busur ulai melambat dan kehilangan energy kinetic

sambil mendapat energy kinetic dan potensialnya bervariasi,

pengukuran fisika bandul menunjukkan bahwa total tetep sama

disetiap titik busur pendulum.

Dalam bandul fisis. Hambatan udara dan gesekan di

ansumsikan tidak ada atau di abaikan karena energy yang bekerja

pada system bandul adalah kekal,di nyatakan memiliki gerak terus-

menerus yang dapat dilanjutkan tanpa batas selama tidak ada

energy yang hilang kesuatu objek atau lingkungan lainnya fakta

bahwa pendulum akan terus berayun dengan cara yang sam dari

waktu kewaktu adalah mengapa pendulum dan juga hal itu

digunkan dalam jam (jam klasic) untuk menjaga waktu.dan pada

awalnya digunakan untuk melakukan pengukuran gaya gravitasi.

o Periode (T)

Benda yang bergerak harmonis sederhana pada aynan

sederhana memiliki periode alias waktu yang dibutuhkan

benda untuk melakukan suatu getaran atau satu ayunan

bolak -balik secara lengkap benda melakukan putaran secara

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 28

Page 29: geo

lengkap apabila benda mulai bergetar atau bergerak dari titik

dimana gerakannya benda itu atau di lepaskan dan kembali

lagi sehingga benda tersebut kembali ke sisi semula jika

periode ayunan(T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk

melakukan suatu getaran dimana benda tersebut melalui titik

awal dan juga akhir getarannya dan kemudian kembali lagi.

satu periode dinyatakan dalam sekon(s) atau detik.

o Frekuensi(F)

Selain periode adanya banyak getaran yang terjadi pada

benda dalam satu detiknya yang disebut dengan frekuensi.

yang dimaksud dengan getaran disini adalah getaran yang

secara lengkap.satuan frekuensi adalah sepersekon s1 yang

disebut juga dengan heartz (hZ) yaitu diambil dari fisikawan

yang benama hertz. jika sebuah benda kecil dan besar kita

gantungkan pada sebuah tali penggantung yang ringan dan

elastic dan berayun dengan sudut simpang kecil,maka

susunan ini kita sebut dengan bandul sistematis.periode dari

bandul sistematis dapat kita tentukan rumus sebagai berikut:

T=2π√ l /g

T= periode

L = panjang tali

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 29

Page 30: geo

G = percepatan

gravitasi

Bandul sistematis

sebuah benda sembarang yang digantungkan pada

proses horizontal dan berayun tanpa gesekan dengan sudut

simpangan kecil merupakan bandul fisis. Pada pendulum fisis

periodenya dapat kita cari dan tentukan dengan rumus

sebagai berikut:

Dengan mengambil titik A1 sebagai titik gantung yang

periode ayunannya t1 dan titik gantung A2 (pada bagian yang

bersebrangan dengan A1) yang periode ayunannya T2 massa

didapat hubungan:

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 30

Page 31: geo

π ²g

=(T ₁²+T ₂²)8(a₁+a₂)

+ (T ₁²−T ₂²)8(a₁−a₂)

Pada bandul matematis menjelaskan tentang bagaimana

suatu titik benda digantungkan pada suatu titik tetap dengan

tali. Maka jika ayunan menyimpang sebesar sudut pada garis

vertical maka ayunan dan gaya yang akan

mengembalikkannya sebagai berikut:

F=-m.g. sinϴ

Yaitu dengan ϴ dalam radial yang ϴ kecil maka didapat

sin ϴ =ses

dimana s= busur lintasan bola l= panjang tali.

Sehingga didapat persamaan:

F=−n .g s

l

Jika tidak ada gaya gesekkan da gaya puntiran maka

persamaannya menjadi sebagai berikut:

md ² sdt ²

= m. gl

.s atau md ² sdt ²

+¿ glg=0

dan persamaan diferensial getaran yang selaras dengan

periode adalah:

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 31

Page 32: geo

t= 2π√1/ x dan g=4 π ² lt ²

harga p dan t dapat diukur pada pelaksanaan percobaan

dengan bola logam yang cukup berat yang digantung dengan

kawat yang sangat ringan.

Beban yang diikat pada ujung tali ringan yang massanya

dapat diabaikan disebut sebagai bandul jika beban ditarik

kesuatu sisi lalu kemudian dilepaskan, maka aan beban atau

bandul terayun melalui titik seimbang pada sisinya dan

mengarah kesisi lain bila amplitudo ayunan kecil,maka bandul

sederhana akan melakukan getaran harmonic gaya

pemulihan adalah komponen yang tegak lurus terhadap tali

F=-m.g.sin ϴ dan F=m.a

Maka kemudian akan diperoleh persamaan:

m.a= -m.g.sin ϴ dan a=-g. sin ϴ

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 32

Page 33: geo

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat praktikum

Hari/ tanggal : SABTU,7 desember 2013

Waktu : 10.00 – 12.00

Tempat : kampus km 8 STT MIGAS BALIKPAPAN

3.2 Alat dan bahan

Alat : - neraca o’hauss

Untuk mengukur massa beban

-mistar

Untuk mengukur panjang tali/benang

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 33

Page 34: geo

-benang/tali

Sebagai penghubung bandul dan pendulum

-busur

Untuk mengukur sudut

3.3 prosedur kerja

Digantung pendulum dengan panjang l

Diberi simpangan dengan sudut yang kecil

Dilepas pendulum sehingga biasa bergerak secara

periodic

Dihitung waktunya

Diulangi langkah 2-4 sebanya 5 kali

Dilakukan langkah 1-5 dengan l yang berbeda

Hasil pengukuran dimasukkan kedalam table

Hasil laporan dilaporkan dan dibandingkan

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 34

Page 35: geo

BAB IV

HASIL DAN PERHITUNGAN

4.1 Hasil praktikum dan perhitungan

4.1.1 hasil praktikum

L= 30cm=0,3m m 24,03 gr= 0,02403kg

no ϴ

t(s) T(s) t² n

1 30 20,65 1,032 1,066 202 45 23,40 1,17 1,368 203 60 24,60 1,23 1,512 20

P 25cm = o,25 m 24,03 gr = 0,02403 kg

no ϴ t(s) T(s) t² n1 30 19,96 0,998 0,996 202 45 21,24 1,062 1,127 203 60 21,49 1,074 1,154 20

4.1.2 hasil perhitungan

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 35

Page 36: geo

∆t² = t3² - t1² . l 30

= 1,512-1,o66

= 0,6645

∆l = l terpanjang –l terpendek

= 0,3 - 0,25

= 0,05ms

G=4π ² .l

tgϴ

=4(3,14)² . 1

8,92

=39,438 - 1

8,92

= 4,421

L= 25 cm =0,25 m

∆t² = t3² - t1²

=1,154 – 0,996

=0,158

∆l = l terpanjang –l terpendek

= 0,3 - 0,25

= 0,05ms

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 36

Page 37: geo

T gϴ=∆ t ²∆ l

= 0,1580,05

= 0,16

G = 4π ² .l

tgϴ

= 4(3,14)². 1

3,16

= 39,438 - 1

3,16

=12,48

4.2 pembahasan

Didalam percobaan ini pertama – tama kita harus

mengukur massa bandulnya terlebih dahulu setelah itu kita

harus mengukur panjang tali yang akan kita gunakan untuk

menggantungkan bandul tersebut. Didalam percobaan ini

kita menggunakan dua panjang yaitu.tali pertama dengan

panjang 25 cm dan tali kedua dengan panjang 30 cm.

kemudian diikat bandul dan tali pada statif.

Setelah semua kita ukur, bandul yang tergantung

tersebut kita beri gaya dorongan hingga bandul tersebut

melakukan gerak bolak- balik. Panjang dari tali akan

berpengaruh terhadap waktu tempuh perayunan dari bandul

tersebut setelah kita dapat jumlah ayunan dan juga waktu

tempuhnya maka kemudian kita hitung periode [ t = ta ].

Setelah kita dapat periodenya kemudian kita dapat

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 37

Page 38: geo

frekuensinya [ f = it ] kemudian setelah itu kita masih perlu

menghitung beberapa hal lagi dengan menggunakan hasil

pengamatan yang telah kita dapat, diantaranya adalah

sebagai berikut:

∆l = l terpanjang –l terpendek

∆t² = t¹ terbesar - t² terkecil

T gϴ=∆ t ²∆ l

G = 4π ² .l

tgϴ

BAB V

PENUTUP

5.1 KEIMPULAN

Cara kerja dari pendulum sederhana adalah dengan

terjadinya gaya pada bagian bandul maka bandul akan

melakukan gerak bolak –balik yang mana satu kali balak

– balik dihitung sebagai 1 ayunan.

Sangat banyak manfaat dari gerak yang terjadi pada

pendulum. Misalnya pada pembuatan ayunan untuk

anak – anak akan dibuat tempat dudukan dan jeda

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 38

Page 39: geo

lengan penghubungnya dengan gak lebar agar tidak

terlalu berbahaya bagi anak – anak.

Pada gerak pendulum sederhana terdapat periode (T)

yang kita dapat dengan waktu(t) kita bagi dengan

jumlah ayunan yang terjadi pada bandul (n) [ T = tn dan

juga frekuensinya yang bias kita dapat dengan F = IT

.

5.2 SARAN

Ketika kita menhitung panjang dari tali seharunya

diukur dari jarak antara bandul dan lengan

pendulumnya.

Supaya dilaen waktu untuk lebih teliti didalam

menggunakan busur derajat.

DAFTAR PUSTAKA

Scribd.com/com/doc/177276991/semester –

laporan – praktikum – fisika – gerak – dasar – gerak – harmoni

– GHS

ID – Wikipedia – org / wiki / hokum - hooke

Fisika review . wordpress. Com / tag / gaya -

pemulih

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 39

Page 40: geo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gerak harmani seberhana linear adalah Gerang benda melalui

suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya

getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan.

Telah terhadap bunyi dan getaran sangat berkait atau

yang disebut juga dengan istilah ossitasi. Gejala ini terjadi

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 40

Page 41: geo

dalam kehidupan sehari-hari kita. Contohnya adalah gerak

bandul jam, getaran damai getaran saat dipetik, ketiganya

merupakan contoh-contoh dari apa yang disebut sebagai

ayunan.

1.2 Latar Praktikum

Tujuan Praktikum pendulum fisis ini adalah untuk untuk

menetukan konstanta pegas yang bertujuan untuk

mengetahui atau menentukan dan membandingkan suatu

frekuensi getaran pegas hasil perhitungan.

1.3 Tujuan Praktikum

Adanya tujuan praktikum inantara lain.

1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Fisika

dasar I

2. Mengetahui pengertian Pegas

3. Mengetahui penerapan pegas dalam ilmu Fisika

4. Mengetahui menfaat pegas dalam kehidupan kita sehari- hari

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran

Gerak harmonikpegas memiliki panjan alami ketika

sebuahbenda dihubungkan dkeujung sebuah pegas. Maka pegas

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 41

Page 42: geo

akan merenggang (bertambah pajan ) sejauh Y. pegas akan

mencapai titik kesetimbangangjika tidak diberkan gaya luar (ditarik

atau digayang).

Syarat sebuah benda melakukan gerak harmonok sedarhana

adalah apabila gaya pemulih sebanding dengan simpangannya.

Apabila gaya pemulih sembanding dengan simpangan X atau sudut

Ѳ maka pendulum melakukan gerak harmonik sederhana.

Dan gerak harrmonik pada pegas memiliki beberapa sifat:

Elastisitas

Sifat beberapa bahan tertu yang memungkinkan bahan

tersebut kembali keukuran semula setelah tegangan yang

diberikan ditiadakan.

Plastis

Sifat zat padat yang menyebabkan zat padat tersebut

berubah secar permanen dalam ukuran atau bentuk akibat

tegangan yang diberikan melebihi sesuatu nilai ternentu

yang disebut titik luluh (yield elastisitas)

Jika sebuah pegas ditarik maka ia akan bertambah panjang.

Akan tetapi jika tarikan tersebut dihilangkan maka pegas tersebut

maka akan semakin pendek, tetapi jika tekanannya dihilangkan ia

akan kembali kewujud yang semula dan sifat ini disebut dengan

sifat elastic pegas. Akan tetapi jika pegas dilepas takanan atau

titarik secara berlebihan dan jiak dilepaskan pajangnya berubah

maka pehas tersebut telah melampaui batas elastissitasnya

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 42

Page 43: geo

Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak gambar

diatas. Ketika sebuah benda dihubukang keujung sebuah pegas.

Maka pegas akan merengganga (bertambah penjang) di jauh Y.

pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak di berikan

gaya luar (ditarik atau digoyang).

Besaran Fisika pada ayunan bandul

Benda yang bergarak harmonic sederhana pada ayunan

sederhana memilki priode. Priode ayunan (T) adalah waktu

yang diperlukan benda untuk melakukan satu getaran. Benda

dinyatakan melakukan jika benda bergerak dari titik dimana

benda tersebut mulai bergarak dan kembali lagi ketitik

tersebut. Satuan priode adalah sekon atau detik

Frekuensi (F)

Frekuensi adalah benyaknya getaran yang dilakukan oleh

benda selama satu detik , yang dimaksutkan dengan getaran

disini adalah getaran lengkap satuan frekkuensi adalah hertz.

Hubunagn antara priode dan frekuensi

Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi selama satu

detik. Dengan demikian selangwaktu yang dibutuhkanuntuk

melakukan satu getaran adalah

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 43

Page 44: geo

(I getaran )F getaran

1 sekon= IF

/sekon

Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getran

addalh priode.

Gaya pemulih

Gaya pemulih dimiliki setiap benda elastic yang terkena gaya

hingga benda elastic tersebut berubah-ubah benduk .

sehingga benda elastic tersebut yang timbul pada benda

elastic untuk menarik kembali benda yang melekat pada yang

disebut gaya pemulih.

Gaya pemulih pada pegas

Pegas adalah salah satu contoh benda elastic oleh sifat

elastisnya ini, suatu pegas yang tekanan atau gaya ranggang

akan kembali pada keadaan kesetimbangannya mula-mula

apabila gaya bekerja padanya dihilangkam. Gaya peemilih

pada pegas banyak menfaatkan dalam bidang tiknik dan

kehidupan sehari hari misalnya didalam shock breaker dan

spring bed. Sebuah pegas berfungsi meredam getaran saat

roda kendaran meledati jalan yang tidak rata pegas –pegas

yang tersusun didalam sprng bed memberikan kenyamanan

saat orang tidur.

Hokum hooke

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 44

Page 45: geo

Jika gayayang bekerja pada pegas dihilangkan pegas tersebut

akan kembali pada semula.Robert Hookie ilmuaan

berkebangsaan inggrs menyimplkan bahwa sifat elastic egas

sebandi

ng dengan pertambahan panjang pegas.dari penelitian yang

dilakukan di dapatkan dibawah besar gaya pegas pemulih

sebanding dengan di bawah besar gaya pegas.

F=-kΔx,dengan

K=tetapan pegas (N/m)

Tanda (-) diberikan karena arah gayapemulih pada pegas

berawalan dengan arah gerak pegas tersebut susunan pegas.

Konstanta pegas dapat berubah nilainya apabila pegas-pegas

tersebut disusun menjadi rangkaian.besar konstanta

rangkaian pegas bergantung pada jenis rangkaian parallel

yaitu rangkaian pegas seri dan paralel.

Seri/deret

Gaa yang bekerja pada setiap pegas adalah besaran

f,sehingga pegas akan mengalami pertambahan panjang

sebesar Δx,dan Δx2,secara umum,konstanta total pegas yang

disusun seri dengan persamaan

IK total

= 1K1

+ 1K2

+ 1K3

+…+ 1Kn

Dengan Kn=¿ ¿ Konstanta pegas k-n

Pralel

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 45

Page 46: geo

Jikarangkaian pegas ditarik dengan gaya sebesar f .seperti

pegas akan mengalamigaya tarik sebesar F1dan F2

.pertambahan panjang sebesar Δx1danΔx2. Secara umum

konstanta total pegas yang dirangkai paralel diinyatakan

dengan persaman .

k total= K+¿1 K2+K3+…Kn ¿=konstanta pegas ke-n

BAB III

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 46

Page 47: geo

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Hari : Sabtu

Tanggal : 07 Desember 2013

Waktu: 10.00 – 11.30 WITA

Tempat : Laboratorium Fisika STT Migas KM 8

Balikpapan

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat :1. Mistar : mengukur panjang.

2. Stopwatch : menghitung waktu.

3.2.2 bahan : 1. Beban Pemberat.

2. Pegas.

3. Set Statif.

3.3 Prosedur Kerja

1. Dirangkai bandul fisis.

2. Dipasang beban pada pegas.

3. Diukur batang bandul (pegas) yang diberi beban.

4. Dilakukan percobaan.

5. Diulangi langkah 2,3, dan 4 dengan bend yang

berbeda.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 47

Page 48: geo

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum dan Perhitungan

4.1.1 Hasil Praktikum

a. Pengukuran Tunggal

L0 L1 X(cm

)

ω t(s) T F(Hz

)

7,5 11,5 4 70 9,66 0,48

3

2,07

7,5 13,5 6 100 11,1

9

0,55

9

1,79

7,5 16,5 9 130 13,1

0

0,65

5

1,52

b. Pengukuran Berulang

Massa = 80 gr = 0,08 kg

L0 L1 X(cm) t(s) T F(Hz)

7,5 13,3 6,2 10,53 0,526 1,901

7,5 12 5,5 10,70 0,535 1,869

7,5 13 6,5 10,56 0,528 1,893

Massa = 110 gr = 0,11 kg

L0 L1 X(cm) t(s) T F(Hz)

7,5 14 7,5 12,9 0,645 1,55

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 48

Page 49: geo

7,5 14,5 7 11,75 0,588 1,7

7,5 14 7,5 11,26 0,563 1,78

Massa = 140 gr = 0,14 kg

L0 L1 X(cm) t(s) T F(Hz)

7,5 17 10,5 13,30 0,665 1,503

7,5 16,5 9 12,65 0,632 1,582

7,5 17 10,5 13,35 0,667 1,499

4.1.2 Hasil Perhitungan

a. Pengukuran Tunggal

∆T 2 ¿T 32−T 1

2

¿ (0,752 )2− (0,547 )2

¿0,565−0,299

ΔT =0,266

∆ m=m3−¿m1¿

¿0,18−0,08

¿0,1 kg

tg θ=∆T ²∆m

=0,2660,1

=2,66

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 49

Page 50: geo

K=4 π2 .1tgθ

¿4 (3,14 )2 . 1266

¿39,436.1

266

¿14,825

Tanpa KTP

K1=4 π 2 .m1

T 1 ²

¿4 (3,14 )2.0,18

(0,547) ²=3,154

0,299

¿10,548kg /s ²

K2=4 π ².m2

T 2 ²

¿4 (3,14 )2.0,11

(0,046)2 =4,3370,002

¿2168,5kg /s2

K3=4 π ².m3

T3 ²

¿4 (3,14) ².0 ,18

(0,752) ²=7,098

0,565

¿12,562kg /s2

b. Pengukuran berulang

T 3=T3m3+T 2m3+T 1m3

3

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 50

Page 51: geo

¿0,792+0,782+0,787

3

¿2,361

3

¿0,787 s

T 1=T 1m1+T 2m1+T 3m1

3

¿0,565+0,556+0,560

3

¿1,682

3

¿0,560 s

∆T 2=T 3 ²−T 1²

¿ (0,787 )2−(0,560)

¿0,619−0,313

¿0,306 s2

∆m=m3−m1

K=4 π2 .1tgθ

¿0,19−0,09

¿0,1kg

¿4 (3,14 ) . 13,06

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 51

Page 52: geo

¿30,436.1

3,06=12,887

tgθ=∆T 2

∆m ¿

0,3060,1

¿3,06

4.2 Pembahasan

Pada praktikum alat peraga sederhana tentang percobaan

gaya pegas ini di lakukan dua kali percobaan yaitu mencari

konstanta pegas (k) dan mencari frekuensi getaran (f) .Untuk

mengetahui nilai konstanta pegas dapat digunakan perasamaan

k=f/∆ x dan untuk mencari nilai dari frekuensi getaran pegas dapat

digunakan persamaan f=n/t .

Percobaan pertama adalah mencari nilai konstanta pegas

dengan menggunakan 3 buah beben yang digantungkan di pegas ,

masing-masing memiliki berat yang berbeda .setelah dilakukan

praktikum dengan melakukan pengukuran panjang pegas yang

awalnya 7,5cm menjadi 12cm pada beban bermassa 80gr ,14cm

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 52

Page 53: geo

pada benda bermassa 110gr dan 19,5cm pada beban bermassa

180gr .

Percoban kedua mencari frekuensi yang tetap menggunakan

3 bua beban tersebut .Seta]elah dilakukan praktikum maka didapat

banyaknya getaran ayuanan per 20 ayunan adalah 10,05 second

pada beban bermassa 80gr , 11,88 second pada beban bermassa

110gr , dan 15,04 second pada beban bermassa 180gr , jadi dapat

dihitung hasilnya nilai frekuensi didapatkan masing-masing 1,828

Hz ; 21,739 Hz ; 1,329 Hz.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Daripraktikum tersebut kami dapat ,menyimpulakan

bahwa konatanta pegas akan tetap sama walaupun dengan

menggunakan beban yang berbeda ,dan nialai gaya yag bekerja

pada pegas aka bebanding terbalik terhadap frekuensi getarn

pegas .

5.2 Saran

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 53

Page 54: geo

Kepada para praktikan agar lebih bersifat tenang dan

tertib agar laboratorium tidak ramai ,kepada para asisten meja untk

lebih mendampingi praktikannya dan membahas terlebih dahulu

kepada asisten-asisten yang lain,sehingga tidak ada kesalahan atau

bebedaan penyampaian .

DAFTAR PUSTAKA

Jamal,abdul dan thamrin B.A,PINTAR FISIKA UNTUK SMA

KELAS 1,2,3. Gita media press : Jakarta .2005

Kangenan,Martin.FISIKA DASAR SMA JILID 2. Gita Media press :

Jakarta.2009.

Resnick,Haliday,1985,FISIKA JILID 1 EDISI KETIGA . Jakarta :

Erlangga.

Http://www.wikipedia.org//pendulum-fisis.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 54

Page 55: geo

(di akses tanggal 25 desember 2013)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat atau menemui

benda yang mengalami gerak jatuh bebas misalnya gerak buah yang

jatuh dari pohon, gerak benda yang dijatuhkan dariketinggian tertentu

atau bahkan gerak manusia yang jatuh dari atap rumah. Mengapa

bendamengalami gerak jatuh bebas? Gerak Jatuh Bebas alias GJB

merupakan salah satu contoh umum dari gerak lurus beraturan

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 55

Page 56: geo

Apa hubungannya ? Apa yang anda amati ketika melihatbenda

melakukan gerak jatuh bebas? misalnya ketika buah mangga yang

sangat enak, lezat,manis dan bergizi jatuh dari pohonnya. Jika kita

amati secara sepintas, benda yang mengalamigerak jatuh bebas

seolah-olah memiliki kecepatan yang tetap atau dengan kata lain

bendatersebut tidak mengalami percepatan. Kenyataan yang terjadi,

setiap benda yang jatuh bebasmengalami percepatan tetap.

Alasan ini menyebabkan gerak jatuh bebas termasuk contoh

umum GLBB Bagaimana membuktikan bahwa benda yang

mengalami gerak jatuh bebas mengalami percepatan tetap? secara

matematis akan kita buktikan pada pembahasan penurunan

persamaan Gerak Jatuh Bebas Analogi yang mudah untuk

memahami gerak jatuh bebas adalah saat kita menancapkandua

paku di tanah yang lembut, di mana ketinggian kedua paku tersebut

sama terhadappermukaan tanah. Selanjutnya, jatuhkan sebuah batu

(sebaiknya batu yang permukaannya datar) dengan ketinggian

yang berbeda pada masing-masing paku. Anda akan melihat bahwa

paku yangdijatuhi batu dengan ketingian lebih tinggi tertancap lebih

dalam dibandingkan paku yang lain.hal ini menunjukkan bahwa

adanya pertambahan laju atau percepatan pada gerak batu

tersebutsaat jatuh ke tanah.B.

1.2 Tujuan Praktikum

1. Menentukan percepatan gravitasi

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 56

Page 57: geo

2. Mengetahui contoh-contoh gerak jatuh bebas dalam

kehidupan sehari-hari

3. Mengetahui cara mengoperasikan gerak jatuh bebas

dengan rumus GLBB

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Adnan (2009) Menyatakan gerak jatuh bebas adalah gerak

benda akibat tarikan bumi tanpa adanya gaya luar lain yang bekerja

padanya. Tanpa adanya gaya-gaya lain yang bekerja pada benda-

benda yang bergerak di atas bumi gerak benda hanya di pengaruhi

oleh gaya tarik bumi. Pada gerak jatuh bebas  (GJB), memiliki syarat

yaitu kecepatan awal (V0) = 0. Pada gerak jatuh bebas berlaku

hubungan 

 

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 57

Page 58: geo

v = gt dan S = ½ gt2

 dan g adalah percepatan gravitasi bumi. Jadi pada gerkak ini,

benda hanya di pengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi.

Gerak jatuh bebas tejadi pada semua benda dari ketinggian

tanpa memperdulikan masa benda tersebut. Suatu benda yang

berat, yang bias kita analogikan sebuah batu akan memiliki waktu

jatuh yang sama dengan sebuah kertas. Namun tidak semata- mata

benda yang memiliki selisih berat besar dapat jatuh dengan waktu

bersamaan, kedua benda tersebut dapat jatuh bersamaan apabila

tidak ada gaya lain yang bekerja kecuali gaya grafitasi bumi. Jadi

kedua bend tersebut dapat jatuh secara bersamaan pada sebuah

ruangan yang hampa udara. Karena udara secara langsung

mempengaruhi kecepatan benda sampai ke tanah. Sebagai contoh

bila kita menjatuhkan batu dan kertas dari atas gedung, maka batu

akan menyentuh tanah terlebih dahulu sedangkan kertas akan

melayang tertiup angin sehingga akan menyentuh tanah dengan

waktu yang lama.

             Pantur (1985 : 61) menyatakan gerk jatuh bebas adalah

gerak yang mengakibatkan benda melewati lintasan berbentuk

lurus karena pengaruh gravitasi bumi. Gerak jatuh bebas

merupakan gerak yang mengabaikan gesekan dan perubahan kecil

percepatan terhadap ketinggian. Percepatan yang di alami benda

jatuh bebas disebabkan oleh gravitasi yang besarnya 9,8 m/s2 atau

980 cm/s2dan bearah menuju pusat bumi. Gesekan yang dimaksud

di sini adalah gesekan antara benda dan udara. Suatu benda yang

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 58

Page 59: geo

dijatuhkan dari ketinggian tertentu dalam ruangan terbuka akan di

perlambat akibat gaya gesek dengan laju udara.

              Pada percobaan gerak jatuh bebas sering di temukan

bahwa hasil percepatan yang di alami benda tidak sesuai dengan

kecepatan grafitasi bumi, hal tersebut terjadi karena sesunguhnya

benda tersebut telah mengalami perlambatan oleh gaya gesek

udara. Percepatan yang di alami benda pada gerak jatuh bebas

akan sama dengan percepatan grafitasi bila benda tersebut di

jatuhkan pada ruangan hampa udara.

          Sutrisno (1986 : 78) menyatakan bahwa benda dikatakan

melakukan gerak jatuh bebas jika benda tersebut tanpa kecepatan

awal (V0 = 0) dan tidak dipengaruhi oleh gaya dorong melaikan

dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Gerak jatuh bebas (GJB)

termasuk kedalam gerak lurus berubah beraturan di percepat.

Percepatan yang dialami benda ini adalah akibat gaya tarik

gravitasi bumi. Karena syarat gerak jatuh bebas adalah percepatan

awalnya nol maka berlaku persamaan GLBB sebagai berikut:

V = V0 + at

Vt2= V0

2 + 2as

S = V0t + ½ at2

Karena pada gerak jatuh bebas kecepatan awal (V0 = 0) dan

percepatan yang dialami benda adalah percepatan gravitasi bumi,

maka berlaku rumus:

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 59

Page 60: geo

V = at                    

Vt2 = 2as

S = ½ at2

        

Keterangan :

                    V = kecepatan akhir benda (m/s)

                    t   = waktu (s)

                    S  = Jarak yang dilalui benda (m)

                    a  = percepatan yang dialami benda (m/s2)

Abdullah (2012) Bila dua batu yang berbeda beratnya

dijatuhkan tanpa kecepatan awal dari ketinggian yang sama dalam

waktu yang sama, batu manakah yang sampai di tanah duluan?

Peristiwa di atas dalam Fisika disebut sebagai jatuh bebas, yakni

gerak lurus berubah beraturan pada lintasan vertikal. Ciri khasnya

adalah benda jatuh tanpa kecepatan awal (vo = nol). Semakin ke

bawah gerak benda semakin cepat.

batu yang dijatuhkan dari ketinggian yang sama dan dalam waktu

yang sama. Percepatan yang dialami oleh setiap benda jatuh bebas

selalu sama, yakni sama dengan percepatan gravitasi bumi. Pada

materi ini, cukup Anda ketahui bahwa percepatan gravitasi bumi itu

besarnya g = 9,8 dan sering dibulatkan menjadi 10

Pada jatuh bebas ketiga persamaan GLBB dipercepat yang kita

bicarakan pada kegiatan sebelumnya tetap berlaku, hanya

saja vokita hilangkan dari persamaan karena harganya nol dan

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 60

Page 61: geo

lambang spada persamaan-persamaan tersebut kita ganti

dengan h yang menyatakan ketinggian dan a kita ganti dengan g.

Jadi, ketiga persamaan itu sekarang adalah

vt=g t

vt2=2gh

Persamaan-persamaan jatuh bebas

Keterangan:

g = percepatan gravitasi (m/s2)

h = ketinggian benda (m)

t = waktu (s)

vt = kecepatan pada saat t (m/s)  

Dari persamaan waktu jatuh, terlihat bahwa waktu jatuh benda

bebas hanya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu h =

ketinggian dan g = percepatan gravitasi bumi. Jadi berat dari

besaran-besaran lain tidak mempengaruhi waktu jatuh.Artinya

meskipun berbeda beratnya, dua benda yang jatuh dari ketinggian

yang sama di tempat yang sama akan jatuh dalam waktu yang

bersamaan.

Dalam kehidupan kita sehari-hari mungkin kejadiannya lain.

Benda yang berbeda beratnya, akan jatuh dalam waktu yang tidak

bersamaan. Hal ini dapat terjadi karena adanya gesekan udara.

Percobaan di dalam tabung hampa udara membuktikan bahwa

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 61

Page 62: geo

sehelai bulu ayam dan satu buah koin jatuh dalam waktu

bersamaan.

Percepatan gravitasi adalah percepatan yang dialami oleh

benda yang jatuh bebas dari ketinggian tertentu menuju

permukaan bumi. Berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh

fisikawan, besar percepatan gravitasi bumi adalah 9,8 m/s2. Ini

adalah nilai rata-rata. Besar percepatan gravitasi di beberapa

tempat yang berbeda bisa saja tidak tepat sama dengan 9,8 m/s2.

Untuk mempermudah perhitungan soal-soal, terkadang nilai

percepatan gravitasi 9,8 m/s2 ini dibulatkan menjadi 10 m/s2. Arah

percepatan gravitasi adalah menuju pusat bumi atau tegak lurus

menuju permukaan tanah.

Gerak jatuh bebas dan kaitannya dengan percepatan gravitasi

Gerak jatuh bebas merupakan gerak benda jatuh dari ketinggian

tertentu menuju permukaan tanah tanpa kecepatan awal dan benda

mengalami percepatan gravitasi konstan sebesar 9,8 m/s2.

Percepatan merupakan besaran vektor sehingga mempunyai besar

dan arah. Besar percepatan gravitasi 9,8 m/s2 artinya kelajuan

benda bertambah 9,8 m/s setiap 1 sekon. Setelah jatuh bebas

selama 2 sekon, kelajuan benda bertambah menjadi 19,6 m/s.

Demikian seterusnya. Arah percepatan gravitasi adalah menuju

pusat bumi.

Kelajuan setiap benda yang jatuh bebas bertambah secara teratur

karenanya gerak jatuh bebas merupakan salah satu contoh gerak

lurus berubah beraturan.  Terdapat tiga rumus turunan gerak lurus

berubah beraturan yang digunakan untuk menghitung besaran-

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 62

Page 63: geo

besaran fisika terkait gerak lurus beraturan, seperti jarak,

kecepatan awal dan akhir, selang waktu dan percepatan.

Ketiga rumus tersebut adalah :

vt = vo + a t

s = vo t + ½ a t2

vt2 = vo

2 + 2 a s

di mana vt = kelajuan akhir, vo = kelajuan awal, a =

percepatan benda, t = selang waktu tempuh, s = jarak tempuh,

vo = kelajuan awal.

Gerak jatuh bebas merupakan contoh gerak lurus berubah

beraturan karenanya rumus yang digunakan di gerak jatuh bebas

pada dasarnya sama dengan rumus gerak lurus berubah beraturan

di atas dan disesuaikan lagi dengan situasi dan kondisi pada gerak

jatuh bebas. Ketiga rumus di atas jika diubah menjadi rumus gerak

jatuh bebas maka akan berubah menjadi

vt = g t

h = ½ g t2

vt2 = 2 g h

di mana vt = kelajuan akhir, g = percepatan gravitasi, t = selang

waktu, h = ketinggian atau jarak tempuh pada arah vertikal.

Pada percobaan ini, percepatan gravitasi dihitung menggunakan

salah satu rumus gerak jatuh bebas, yakni

 h = ½ g t 2 .

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 63

Page 64: geo

Kedua rumus lainnya tidak dapat digunakan karena pada

percobaan ini kelajuan akhir (vt) benda tidak dapat diukur. Untuk

menghitung besar percepatan gravitasi, rumus di ubah menjadi

 g = 2 h / t 2 .

BAB III

METODE PRAKTIKUM

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 64

Page 65: geo

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Hari / Tanggal : Sabtu / 07 Desember 2013

Waktu : 10.30-12.00 WITA

Tempat : Laboratorium kampus STT MIGAS Balikpapan

3.2 Alat dan Bahan

Alat :

1. Jangka sorong

Untuk mengukur diameter benda

2. Neraca ohaus

Untuk mencari massa benda

3. Mistar

Untuk mengukur panjang atau ketinggian

4. Mikrometer sekrup

Untuk mengukur ketebalan benda

5. Stopwatch

Untuk mengukur waktu

Bahan :

1. Bola karet besar dan kecil

3.3 Prosedur kerja

1. menimbang massa beban menggunakan neraca ohaus

2. Mengukur diameter benda dengan jangka sorong

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 65

Page 66: geo

3. Menentukan ketinggian

4. Menghitung percepatan benda pada saat dijatuhkan

menggunakan stopwatch

5. Mencatat hasil perhitungan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 66

Page 67: geo

4.1 Hasil Pengamatan Praktikum dan Perhitungan

4.1.1 Hasil Pengamatan

Bahan Diameter Massa

(kg)

h (cm) t (s)

Bola besar 3,97 34,79 100 0,41

Bola kecil 1,57 2,70 100 0,47

4.1.2 Hasil Perhitungan

a. Bola besar

h=100cm=1m

t=0,41 s

g=2h

t 2

¿ 2.1

(0,41)2

¿ 20,168

¿11,898m

s2

b. Bola kecil

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 67

Page 68: geo

h=100cm=1m

t=0,47 s

g=2h

t 2

¿ 2.1

(0,47)2

¿ 20,2209

¿9,054m

s2

4.1 Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan

mengenai gerak jatuh bebas, dengan tujuan untuk

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 68

Page 69: geo

menentukan percepatan gravitasi yang dialami suatu benda

serta membuat grafik dari hasil percobaan tersebut. Sebagai

sarat awal suatu benda mengalami gerakan jatuh bebas maka

saat di jatuhkan benda tersebut memiliki kecepatan awal nol.

Dalam gerak jatuh bebas yang mempengaruhi adalah

massa bendanya dan juga ketinggian jatuhnya. Semakin

cepat benda jatuh ke tanah berarti massa benda tersebut

lebih berat dibanding massa benda lainnya. Ketika ketinggian

jatuh benda semakin tinggi maka gerak jatuh benda akan

semakin cepat, karena dipengaruhi percepatan gravitasi. Jadi

di dalam melakukan percobaan gerak jatuh bebas yang perlu

diukur adalah massa benda (m), ketinggian jatuh benda (h),

waktu jatuh (t) dan diameter bola (d).

Di dalam percobaan ini di dapat hasil bahwa percepatan

jatuh bola 1 adalah 11,898 m

s2 dan bola 2 adalah 9,054 m

s2

BAB V

PENUTUP

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 69

Page 70: geo

5.1 Kesimpulan

⋙ Mekanisme dan cara kerja dari gerak jatuh bebas

ternyat mudah untuk dipahami, yaitu hanya dengan

mengukur ketinggian jatuh benda lalu menghitung

waktunya jatuhnya dan kemudian dimasukan ke dalam

persamaan

⋙ Ketinggian beban dapat mempengaruhi waktu untuk

melakukan gerak jatuh bebas , semakin besar

ketinggian suatu beban dari lantai ,maka semakin besar

pula waktu yang diperlukan untuk melakukan gerak

jatuh bebas. Jadi ketinggian benda berbanding lurus

dengan waktu benda untuk mencapai lantai.

⋙ Dapat mengetahui waktu tempuh dari benda sebagai fungsi

dari jarak. Karena waktusebanding dengan jarak. Dan

dihasilkan gravitasi yang hampir sama dengan gravitasi

sebenarnya

5.2 Saran

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 70

Page 71: geo

Dalam melakukan percobaan harus teliti dan cermat

dalam mengamati waktu dan menghitung kecepatan benda ketika

menyentuh lantai. Jika dalam perhitungan terjadi kesalahan maka

akan berpengaruh pada besarnya percepatan gravitasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 71

Page 72: geo

Abdullah. 2012.Gerak Jatuh Bebas. (online) (http:

//gurufisikamuda .blogspot.com/ 2011/05/gerak-jatuh-bebas-

gaya-gesekan-udara.html)diakses pada 15 Desember 2014

pukul 15.30 wita

Adnan. 2009. Gerak Parabola. (online) (Http://. Guru muda/ gerak

jatuh bebas/ blogspot.com) diases pada 15 Desember 2014

pukul 15.20 wita

Pantur. 1985. FISIKA JILID 1. Jakarta: Erlangga

Sutrisno. 1986. FISIKA DASAR. Bandung: ITB.

BAB I

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 72

Page 73: geo

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Fisika, gaya gesek atau koefisien gesek merupakan

akumulasi intraksi mikro antara kedua permukaan yang saling

bersentuhan. Dimana gaya-gaya yang bekerja antara lain adalah

gaya elektro static pada masing – masing permukaan yang

diyakini bahwa permukaan yang halus akan menyebabkan gaya

gesek (koefisien gesek) menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan

dengan permukaan yang kasar , akan tetapi pada percobaan ini

tidak lagi demikian. Konstruksi mikro (nano) pada permukaan

benda dapat menyebabkan gesekan menjadi minimum, bahkan

cairan tidak lagi membasahinya ( efek lotus ).

Ada beberapa contoh kehidupan sehari-hari kita yang

bersangkutan dengan peristiwa gaya gesek seperti :

“ Jika kita bermain perosotan pada permainan kanak-

kanak dimana kita dapat disebut sebagai benda yang meluncur

pada bidang miring. Menuruni gunung dengan meluncurnya

mobil dari ketinggian gunung.”

1.2 Tujuan Praktikum

1. Mempelajari gaya gesek.

2. Menetukan koefisien gesek statis dan kinetis pada gerak

translasi

3. Menetukan besar koefisien gesekan statis

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 73

Page 74: geo

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya Gesek

Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda

atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek

muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Benda-benda

yang dimaksud disini tidak harus berbentuk padat melainkan

dapat pula berbentuk cair atau gas. Gaya gesek antara dua

buah benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan

kinetis, sedangkan gaya antar benda padat dan cairan serta gas

adalah gaya stokes. Dimana suhu pertama adalah gaya gesek

yang dikenal sebagai gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan

suhu kedua dan ketiga adalah gaya gesek benda dalam fluida.

Gaya gesek dapat merugikan danjuga bermanfaat panas pada

proses atau poros yang berputar, energy yang ditimbulkan

dapat diartikan sebagai engsel pintu dan sepatu yang haus

adalah contoh kerugian yang disebabkan oleh gaya gesekan.

Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak dapat berpindah

tempat karena gesek antara gesekan kakinya hanya akan

menggelincir diatas lantai. Tanpa adanya gaya gesek antara ban

mobil dengan jalan mobil hanya akan selip dan tidak membuat

mobil dapat bergerak. Tanpa adanya gaya gesek juga tidak

dapat terjadinya parasut.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 74

Page 75: geo

Beberapa cara memperkecil gaya gesekan dalam kehidupan

sehari-hari ialah :

1. Memberikan benda bulat dari besi pada poros roda

2. Memberikan pelumas saperti oli atau vaselin pada

mesin

3. Memberikan roda pada bagian bawah benda-benda

yang berat akan mudah dipindahkan, seperti lemari es

atau lemari pakain .

4. Mendesain bentuk kendaraan menjadi lebih

aerodinamis, sehingga gaya gesekannya enjadi

berkurang.

Usaha manusia untuk mengurangi gaya gesekan telah

dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Ilmu yang mempelajari

tentang gaya gesek dan cara untuk mengurangi besarnya gaya

gesek disebut tribology. Didapatkan pada jaman kuno bahawa

bangsa-bangsa peradaban tua seperti mesin dan Assyria sudah

memakai perinsip-perinsip tribology. Diketehui bahwa jaman itu,

ketika memindahkan barang yang berat mereka menggunakan

minyak hewan untuk melicinkan permukaan.

Karena tribology dan gesekan tidak bias dipisahkan maka

untuk menelusuri sejarah manusia modern mencoba membedah

fenomena gesekan yaitu sejenius Leonardo Davinci (1459-1519)

yang mula-mula merumuskan cara mengurangi gaya gesekan

dalam bentuk yang riil dan tertruktur. Diilhami oleh Davinci,

hokum-hukum fisika mengenai gesekan dirumuskan oleh dua

ilmuan secaa terpisah yaitu Amontos(1699) dan selanjutnya

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 75

Page 76: geo

coulomb (1751) dan disebut hokum gesekan Amontons –

coulomb. Yang dimana ini mempunyai kesederhanaan dan

mempunyai isi empat butir postulat yaitu :

1. Gaya gesekan pada permukaan yang bersentuhan

berbanding lurus dengan gaya tegak lurus pada permukaan

tersebut

2. Gaya gesekan tidak bergantung pada luas proyek si

pemukaan yang bersentuhan

3. Gaya gesekan tidak berhubungan dengan kecepatan sliding

permukaan.

4. Gaya gesekan statis ebih besar daripada gesekan dinamis

Postulat 1 dan 2, terbukti dari penelitian (empirically

proved) akurat untuk gesekan benda padat. Sementara 3 dan 4

dalam beberapa kasus tidak sesuai dengan hasil percobaan. Jadi

yang dipakai ialah postulat 1 dan 2 secara luas dan hamper

semua desaign alat mekanik modern menerapkan hokum ini.

Ketika sebuah benda berguling diatas suatu permukaan

(misalnya roda kendaraan yang berputar atau bola yang

berguling di tanah), gaya gesekan tetap ada walaupun lebih

kecil dibandingkan dengan ketika benda tersebut meluncur

diatas permukaan benda lain. Gaya gesekan yang bekerja pada

bendayang berguling diatas permukaan lainnya dikenal sebagai

gaya gesekan rotasi. Sedangkan gaya gesekan yang bekerja

pada permukaan benda yang meluncur diatas permukaan benda

lain (misalnya buku yang di dorong diatas permukaan meja)

disebut sebagai gaya gesek translasi yaitu gaya gesekan yang

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 76

Page 77: geo

bekerja pada benda padat yang meluncur diatas benda padat

lainnya. Jenis gaya ada dua yaitu :

1. Gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya gesek

statis dimana cenderung mempertahankan keadaan diam

benda sedangkan gaya gesek kinetis cenderung

mempertahankan gerak dari suatu benda.

a. Gaya Gesek Statis

Gaya ini terjadi antara dua permukaan benda diam atau

adanya gerak relatife yang diam (tidak ada gerakan) antara satu

benda dengan benda yang lainnya. Saat suatu benda ditarik dengan

sebuah gaya dan benda tersebut belum bergerak, maka berarti ada

gaya yang berlawanan arah dengan arah gerak benda tersebut.

Gaya itu adalah gaya gesekan static (Fs) dimana gaya tarik

diperbesar dan balok belum bergerak, berarti gaya gesekan statis

(Fs) bertambah besar mencapai harga maksimum. Hasil percobaan

menunjukkan bahwa gaya gesekan static maksimim (Fsmaks)

sebanding dengan gaya normal (N). harga kesebandingan ini

disebut koefisien gesekan static (Ms). Koefisien gesekan merupakan

tetapan yang menunjukkan tingkat kekerasan benda. Gaya gesekan

statis mempunyai nlai yang terletak anatara nol sampai nilai

maksimum sebesar Msn.

Rumus à Fs = Ms.N

Fs (Max) = Ms.N

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 77

Page 78: geo

BAB III

METODE PRAKTIKUM

1.1 Waktu dan tempat praktikum

Hari Praktikum : Sabtu

Tanggal Praktikum: 7 Desember 2013

Tempat Praktikum : Laboraorium Fisika, STT Migas

Balikpapan

Waktu Praktikum : 10.30 - 12.30 wita

1.2 Alat dan Bahan

1.2.1 Alat – alat dan Bahan

a. Bidang Miring, digunakan untuk mencari kemiringan sudut

dimana koefisien gesek bekerja oleh balok.

b. Busur, digunakan untuk mengukur sudut dimana koefisien

gesek bekerja pada tiap balok.

c. Neraca Ohauss, Untuk mengukur massa balok.

d. Balok kayu dan logam, sebagai media percobaan.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 78

Page 79: geo

1.3 Prosedur Kerja

a. Disiapkan beberapa balok kayu dan logam.

b. Digukur massa tiap balok menggunakan neraca ohauss

c. Diletakkan balok diatas bidang miring dan diukur

menggunakan busur

d. Dicatat hasil analisis

e. Dibandingkan hasil dan dibuat hasil analisi

BAB IV

HASIL DAN PERHITUNGAN

4.1 Hasil Praktikum dan Perhitungan

4.1.1 Hasil Praktikum

No Benda M (gr) θ

1 Kubus

Kuningan

61,13 26°

2 Kubus

Tembaga

58,94 35°

3 Kubus Besi 57,65 27°

4 Kubus Kayu 0,58 43°

5 Kubus

Alumunium

18,44 30°

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 79

Page 80: geo

4.1.2 Hasil Perhitungan

Benda M (gr) θ μ

Kubus

Kuningan

61,13 26° 0,488

Kubus

Tembaga

58,94 35° 0,700

Kubus Besi 57,65 27° 0,510

Kubus Kayu 0,58 43° 0,933

Kubus

Alumunium

18,44 30° 0,577

Menghitung koefisien gesekan

Kubus Kuningan (μs₁¿

μs1=¿tan 26°

¿0,488

Kubus Tembaga (μs₂¿

(μs₂¿ = tan 35°

= 0,700

Kubus Besi (μs₃¿

(μs₃¿ = tan 27°

= 0,510

Kubus Kayu (μs₄¿

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 80

Page 81: geo

(μs₄¿ = tan 43°

= 0,933

Kubus Alumunium (μs₅¿

(μs₅¿ = tan 30°

= 0,577

4.2 Pembahasan

Dalam percobaan kali ini, kita diberi 5 buah kasus

dengan massa (m) yang berbeda-beda massa tiap benda

harus lah dihitung terlebih dahulu dengan neraca ohauss,

setelah didapat, barulah pada peralatan bidang miring .

belokkan sudut ɵ hingga kubus bergerak dan keluar dari

peralatan bidang miring.

Setelah semua data didapat, dalam perhitungan cari lah nilai

koefisien gesek (μs) dari tiap kubus dengan rumus. Lalu

dubuat grafik berdasar data dan perhitungan.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 81

Page 82: geo

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan praktikum mengenai koefisien yang

tealah dilaksanakan, dapat di ambil kesimpulan bahwa :

1) Nilai koefisien gesek dapat diperoleh jika kita mengetahui

massa benda kemudian nilai sudut yang diperlukan agar

benda jatuh dari lintasan, lalu nilai-nilai tersebut

dimasukkan dalam rumus.

2) Gaya gesek ada yang menguntukan da nada pula yang

merugikan.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 82

Page 83: geo

3) Semakin berat massa benda maka semakin kecil koefisien

geseknya.

5.2 Saran

Sebaiknya waktu dan tempat telah dikoordinir dengan baik

agar praktikum berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, R Adi.2010. Jakarta : PT Wahyu Media Umami, Nurul, 2012

http:// newinspiration 89. Blogspot.com/2012/09/koefisien

gesek.html

Surya Yohannes. Mekanik dan Fluida 1. PT Kandal : Jakarta

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 83

Page 84: geo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap fluida, gas ataupun cairan, memiliki sifat yang dikenal

sebagai viskositas, yang dapat didevinisikan sebagai tahanan

yang dilakukan suatu lapisan lainya. Salh satu cara untuk

menentukan viskositas cairan adalalah metode kapiler dari

perseull, metode osuald merupakan suatu variasi dari metode

poiseulle.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 84

Page 85: geo

Viskositas merupakan ukuran gesekan dibagian dalam suatu

fliuida, fluida sebenarnya terdiri dari beberapa lapisan, karena

adanya viskositas diperlukan gaya untuk meluncurkan auatu

lapisan fluida diatas fluida lainnya.

Dalam fluida ternyata gaya yang dibutuhkan (F), sebanding

dengan luas fluida yang bersentuhan dengan setiap lempeng

(A), dan dengan laju (v) dan berbanding terbalik dengan jarak

antar lempeng (l). Besar gaya F yang diperlukan untuk

menggerakan suatu lapisan fluid dengan kelajuan tetap v

untuk luas penampang keping A adalah F.An

1.2 Tujuan Prktikum

1. Dapat memahai bahwa benda yang bergerak dalam fluida

akan mendapt gaya gesekan yang di sebabkan kekentalan

fluida

2. Dapat mengetahui factor apa saja yang mempengarui

viskositas

3. Mencari cara menghitung koefisien gesekan pada fluida.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Viskositas

Sifat- sifat fluida, viskositas memerlukan perhatian yang

terbesar dalam telaahan tentang aliran fluida.Viskositas

adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tahanan

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 85

Page 86: geo

terhadap tekanan geser oleh fluida tersebut. Hukum

viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan

bentuk sudut fluida yang terten tu maka tekanan geser

berbanding lurus dengan viskositas.

Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu

carian atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang

berhubungan eat dengan hambatan untuk mengalir.

Beberapa cairan ada yang dapat mengali rcepat, sedangkan

lainnya mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat

seperti contohnya air, alkohol, dan bensin karena memiliki

nilai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat

seperti gliserin, minyakasto, dan madu karena mempunyai

viskosita sbesar.Jadi viskosita stidak lain menentukan

kecepatan mengalirnya suatucairan.

Viskositas (kekentalan) cairan akan menimbulkan gesekan

antar- bagianataulapisancairan yang bergeraksatuterhadap

yang lain. Hambatan atau gesekan yang terjadi ditimbulkan

oleh gaya kohesi di dalam zat cair. Viskositas gas ditimbulkan

oleh peristiwatu mbukan yang terjadi antar amolekul-molekul

gas.

Kekentalan disebabkan karena kohesi antara patikel

zatcair.Zatcair ideal tidak mempunyai kekentalan. Zat cair

mempunyai beberapa sifat sebagai berikut.

a. Apabila ruangan lebih besardari volume zat cair akan

terbentuk permukaan bebas horizontal yang berhubungan

dengan atmosfer.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 86

Page 87: geo

b. Mempunyair dapat masa dan berat jenis.

c. Dapat dianggap tidak termam patkan.

d. Mempunyai viskositas (kekentalan).

e. Mempunyaikohesi, adesidanteganganpermukaan.

Viskositas adalah salah satu sifat polimer yang sangat berpengaruh

dalam pembentukan suatu membran, karena viskositas ini

menggambarkan cepa tatau lambatnya cairan tersebut mengalir.

Dalam pembuatan membrane serat berongga ada batasan

viskositas larutan polimer minimal yang harus dimiliki oleh larutan

yang akan dipintal.

2.2 faktor- Faktor Yang MempengaruhiViskositas

Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut

(Bird, 1987):

a. Tekanan

Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan

viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.

b. Temperatur

Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan

viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair

menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh

energi.Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya

interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas

cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.

c. Kehadiran zat lain.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 87

Page 88: geo

Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya

bahan tambahan seperpi bahan suspensime naikkan

viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya

penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun

karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu

alirnya semakin cepat.

d. Ukuran dan berat molekul

Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju

aliran alcohol cepat, larutan minyak laju aliran nya lambat

dan kekentalannya tinggi seta laju aliran lambat sehingga

viskositas juga tinggi.

e. Beratmolekul

Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.

f. Kekuatan antar molekul

Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen,

viskositas CPO dengan gugus OH padat rigliseri dan naik pada

keadaan yang sama.

2.3 Metode Pengukuran Viskositas dengan Metode Ostwald

Metode ini ditentukan berdasarkan hokum Poisulle menggunakan

alat viscometer oswaltd. Penetapannya dilakukan dengan jalan

mengukur waktu yang diper lukan untuk mengalirkan cairan dalam

pipa kapiler dari a ke b. Sejumlah cairan yang akan diukur

viskositasnya dimasukkan kedalam viskometer yang diletakkan

pada thermostat. Cairan kemudian diisap degan pompa kedalam

bola sampai diatas tanda a. Cairan dibiarkan mengalir kebawah dan

waktu yang diperlukan dari a ke b dicatat menggunakan stopwatch

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 88

Page 89: geo

2.4 konsepviskositas

Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda

memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias

kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-

molekul yang menyusun suatu fluida. Jadimolekul-molekul yang

membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida

tersebut mengalir.Pada zat cair, viskositas disebabkan karena

adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis).

Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan

antara molekul.

2.5 PengertianFluida

Fluida adalah zat yang berubah bentuk secara terus menerus bilater

kena tegangan gesek suatu fluida adalah suatu zat yang

mengembang hingga memenuhi bejana .fluida selalu mengalir bila

dikenai bekas pengubah zatcair, fluidad iartikan dengan

mempunyai volume tertentu itu mengalir menyusuaikan dengan

bentuk wadah zat cair mempunyai volume tertentu. Dalam fluidater

nyata gesek yang dibutuhkan (F), sebaiknya dengan luas fluida

yang bersentuhan dengan setiap lempeng (A), dan dengan laju (v)

untuk luas penamping keeping A dan F

2.6 Hukum stokes

DimanDiketahui

Fs = Gaya gesek (N)

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 89

Page 90: geo

Fa = Gaya kental (N)

W = beratbendaterhadapgravitasibumi (N)

Hokum stokes berbunyi : “bila sebuah bola bergerak dalam

suatu fluida yang diam, maka terhadap bola itu akan bekerja gaya

gesek dalam bentuk gaya gesek dalam bentuk gaya gesekan yang

arahnya berlawanan dengan arah gerak bola tersebut

Syarat syaratberlakunya hokum stokes

1. Rang tempuh fluida bergerak terbatas

2. Tidak adda turblesh. Didalamfluida

3. Kecepatan (v) tidak besar, sehingga aliran masih linear

Jika sebuah benda berbentuk bola (kelereng) jatuh bebas dalam

suatu fluida kental, kecepatantannya terbesar akan berambah

karena pengaruh gaya gravitasi bumi hingga mencapai suatu

kecepatan terbesar yang tetapi kecepatan terbesar yang tetap

tersebut dinamakan kecepatan terminal. Pada saat kecepatan

terminal tercmpur, berlaku keadaan F=0

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 90

Page 91: geo

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat praktikum

Hari/tanggal : sabtu/7 desember 2013

Waktu : 10:00-12:00

Tempat: Lab kampus STT-MIGAS BALIKPAPAN, KM 9 Karang Joang

3.2 Alat dan bahan

1. OliDigunakan sebagai fluida

2. BebanUntuk mengetahui pengaruh beban terhadap viskositas fluida

3. Gelas bekerDigunakan sebagai tempat penampungan oli

4. Bola, dan kelerangSebagai bahan yang akan di ujikan

5. Jangka sorongDigunakan untuk mengukur diameter benda dengan ketelitai 0,1mm

6. Neraca O’housDigunakn untuk mengukur massa benda

7. Mistar Digunakan untuk mengukur ketinggian tabung

8. Micrometer secrupDigunakan untuk mengukur diameter benda dengan ketelitian 0,01mm

9. Stop watch

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 91

Page 92: geo

Digunakan untuk mengukur waktu yang diperlukan benda untuk mencapai dasar tabung

3.3 Prosedur kerja

1. memasukan fluida kedalam gelas beker2. menimbang massa benda3. mengukur diameter menggunakan micro meter

secrup dan jangka sorong4. menggunakan mistar untuk mengukur tinggi

penampungan fluida5. memasukanbenda kedalam cairan fluida6. mengukur kecepatan benda mulai dari bibir tabung,

menggunakan stopwatch7. mengukur perubahan ketinggian fluida setelah

dimasukan fluida8. mengulang langka 1-7 dengan benda yang berbeda

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 92

Page 93: geo

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 hasil praktikum dan perhitungan

4.1.1 hasil praktikum

N

O

Nama benda D1 D2 M (gr) Waktu (s)

h =40

cm

h =50

cm

1 Kelereng

besar

24,9 20,14 21,41 0,61 0,88

2 Kelereng

sedang

15,66 14,35 6,73 0,78 0,72

3 Kelereng

kecil

10,81 11,81 3,81 1,39 1,32

4 Bola kecil 16,7 15,72 4,36 26,62 23,67

4.1.2 hasil perhitungan

a. menghitung volume benda

Kelereng besar

d1= 24,9 mm = 24,9 x 10-3m

v1=16 π.d13 =

16.3,14 (24,9 x 10-3)3

=8,07 x 10-6 m3

Kelereng sedang

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 93

Page 94: geo

d2=15,66 mm =15,66 x 10-3m

v2=16 π.d13 =

16.3,14 (15,66 x 10-3)3

=2,01 x 10-6 m3

Kelereng kecil

d3=10,81 mm = 10,81x10-3 m

v3=16 π.d13 =

16.3,14 (10,81 x 10-3)3

=6,610 x 10-7 m3

Bola kecil

d4=16,7 mm = 16,77 x 10-3 m

v4=16 π.d13 =

16.3,14 (16,77 x 10-3)3

=2,937 x 10-6 m3

b. menghitung rata-rata volume benda

v = ∑ v

n=v 1+v 2+v3+v 4

4

=

8,07 x10−6m3+2,01x 10−6m3+6,610 x10−7m3+2,937 x10−6m3

4=3,2945x

10-6 m3

c. menghitung ∆ vmasing –masing benda

Kelereng besar (jangka sorong)

d1 = 24,9 x 10-3 m ± 10 x 10-4

∆ v1=v 1( 3.∆dd 1 )

= 8,07 x 10-6 m3 ( 3 x1.10−4

24.9×10−3 ) Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 94

Page 95: geo

= 9,722 x 10-8 m3

Kelereng sedang (micrometer secrup)

∆ v2=v 2( 3.∆dd 2 )

= 2,01 x 10-6 m3 ( 3 x1.10−5

15,66×10−3 ) = 3,85 x 10-9 m3

Kelereng kecil (micrometer secrup

d3=10,81 mm ±0,01mm=1×10-5

∆ v3=v3( 3.∆dd 3 )

= 6,610 x 10-7 m3 ( 3 x1.10−5

10,81×10−3 ) = 1,83 x 10-9 m3

Bola kecil (Jangka sorong)

d4 = 16,7 x 10-3 + 0,1 mm = 1 x 10-4

∆ v 4=v 4 ( 3.∆dd 4 )

∆ v 4=2,437( 3×1×10−4

16,7×10−3 )=2,437×10−6( 3×1×104

16×7×10−3 )∆ v 4=4,377×10−8

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 95

Page 96: geo

d. menghitung KTP mutlak

Kelereng besar

v1±∆v 1→8,07×10−6m3±9,722×10−8m3

Kelereng sedang

v2±∆v 2→2,01×10−6m3±1,83×10−4m3

Kelereng kecil

v3±∆ v3→6,610×10−7m3±1,83×10−8m3

Bola kecil

v 4±∆v 4→2,437×10−6m3±4,377×10−8m3

e. menghitung KTP relative

Kelereng besar

v1±(∆v 1v 1 )×100 %

v1±( 9,722×10−8

8,07×10−6 )×100 %

v1± (0,012×100 %)

v1±1,2 %=8,07×10−6m3±1,2 %

Keleren sedang

v2±(∆ v2v 2 )×100 %

v2±( 3,85×10−9

2,01×10−6 )×100 %

v2± (0,002×100 %)

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 96

Page 97: geo

v2±0,2%=2,01×10−6m3±0,2 %

Kelereng kecil

v3±(∆ v3v3 )×100 %

v3±( 1,83×10−8

6,610×10−6 )×100 %

v3± (0,03×100 % )

v3±0,03 %=6,610×10−7m3±0,3 %

Bola kecil

v 4±(∆ v 4v 4 )×100 %

v 4±( 4,377×10−8

2,437×10−6 )×100 %

v 4± (0,018×100 % )=v 4 ±1,8 %=2,437×10−6m3±1,8 %

f. menghitung massa jenis

ρ1−m1v 1

=21,41×10×−38,07×10−6 =2,653×103 kg

m3

ρ2−m2v 2

=6,73×10×−32,01×10−6 =3,398×103 kg

m3

ρ3−m 3v 3

=3,81×10×−36,610×10−7 =5,763×103 kg

m3

ρ4−m 4v 4

=4,36×10×−32,432×10−6 =1,789×103 kg

m3

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 97

Page 98: geo

g.menghitun massa jenis oli

suhu=400

SG=141,50

1,310+Aρi= 141,50

1310+400 =825kgm3

ρ=SG×1grml

=0,825grml

=825kg

m3

h.menghitung koefisien kekentalan zat cair (N)

Kelereng besar

d 1=24,9×10−3

g=9,8ms

ρb=2,653×103

ρf=825kg

m3

−h1=40cm

t 1=0,6 s

π= g .t 1.d2

18.h1 ( ρb− ρf )

¿9,8×0,615× ( 24,9×10−3 )2

18×40×10−2 ¿)

¿ 3,70×10−3

7.2=1825

kgm3

¿0,939k g−11 s−11

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 98

Page 99: geo

h2=50 cm

t 2=0,88 s

π= g .t 1.d2

18.h1 ( ρb− ρf )

¿9,8×0,615× ( 24,9×10−3 )2

18×50×102 ¿)

¿ 5,346×10−3

9=18,25

kgm3

¿1,085k g−11 s−11

Kelereng sedang

d=15,66×10−3m

g=9,8m

s2

ρb=3,348×103kgm3

ρf=825kg

m3

h1=40cm

π= g .t 1.d2

18.h1 ( ρb− ρf )

¿9,8×0,785 (15,66×10−3 )2

18×40×102 ¿)

¿ 1,874×10−3

7,2=25,23

kgm3

¿0,656k g−1 s−1

h2=50 cm

t 2=0,725

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 99

Page 100: geo

π= g .t 1.d2

18.h1 ( ρb− ρf )

¿9,8×0,725× (15,66×10−3 )2

18×50×102 ¿)

¿ 1,730×10−3

9=25,23

kgm3

¿0,484 k g−1 s−1

Kelereng kecil

d=10,81×10−3m

g=9,8m

s2

ρb=5,763×103kgm3

ρf=825kg

m3

h1=40cm

π= g .t 1.d2

18.h1 ( ρb− ρf )

¿9,8×1,395 (10,81×10−3 )2

18×40×102 ¿)

¿ 1,591×10−3

7,2=49,11

kgm3

¿1,085k g−1 s−1

h2=50 cm

π= g .t 1.d2

18.h1 ( ρb− ρf )

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 100

Page 101: geo

¿9,8×1,325 (10,81×10−3 )2

18×50×102 ¿)

¿ 1,511×10−3

9=49,11

kgm3

¿0,824 k g−1 s−1

Kelereng kecil

d=16,7×10−3m

g=9,8m

s2

ρb=1,789×103 kgm3

ρf=825kg

m3

h1=40cm

t=26,23 s

π= g .t 1.d2

18h1. ( ρb−ρf )

¿9,8×26,33 (16,7×10−3 )2

18×40×102 ¿)

¿ 7,168×10−3

7,2=9,64

kgm3

¿9,597 k g−1 s−1

h2=50 cm

t 2=23,67 s

π= g .t 1.d2

18.h1 ( ρb− ρf )

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 101

Page 102: geo

¿9,8×23,67 (16,7×10−3 )2

18×50×102 ¿)

¿ 6,469×10−3

9=9,64

kgm3

¿0,692k g−1 s−1

4.3 pembahasan

Dalam percoban ini, diketahui bahwa viskositas dapat

mempengaruhi laju dari suatu benda, dan dalam viskositas

massa sangat mempengaruhi laju benda. Semakin besar

massa benda maka semakinlambat laju benda. Semakin

ringan benda semakin cepat laju benda. Semakin ringan

benda maka semakin lambat laju benda-0benda. Semakin

besar bidang permukaan akan semakin lambat.

Dan diketahui juga viskositas tiap benda berbeda sehingga

nilai yang dimililki fluida semakin fluida harus dihitung

terlebih dahuu untuk megetahuinya.

Dalamperitungan yang di cari adalah T tiap benda. Koefisien

gesek (k. Y/x) massa (m rata-rata, volume (m3) massa jenis

( ρ ) ,∆ ρsetiap benda ∆ ρ=(11v )

2

(∆m )2+(−mv )(∆v2)

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 102

Page 103: geo

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menentukan koefisien viskositas dapat dihitung dengan rumus

π=2 πg(ρ2−ρ1)

Batu yang dijatuhkan dalm minyak pelumas (oli) ternyata

mempunyai kecepatan konstan. Hal ini membuktikan bahwa

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 103

Page 104: geo

minyak pelumas (oli) mempunyai angka kekentalan yang

tinggi

5.2 saran

Dilakukan perhitungan yang akurat agar tidak terjadi

kesalahan dalm pengisian laporan

DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, R Adi.2010. Jakarta : PT Wahyu Media Umami, Nurul, 2012

http:// newinspiration 89. Blogspot.com/2012/09/HUKUM

STOKES.html

Surya Yohannes. Mekanik dan Fluida 1. PT Kandal : Jakarta

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 104

Page 105: geo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, gerak yang banyak

dijumpai adalah yang tidak beraturan. Gerak mobil kadang-

kadang cepat, kadang-kadang lambat, bergantung pada

situasi dan kondisi jalan. Pada jalan lurus tanpa hambatan,

mobil dapat bergerak cepat. Akan tetapi, pada jalan yang

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 105

Page 106: geo

ramai mobil akan bergerak lambat. Di jalan tol mungkin kita

dapat mempertahankan kelajuan tetap untuk beberapa saat,

misalnya 100 km/jam. Gerak pesawat terbang ketika berada

pada ketinggian tertentu dapat dipandang sebagai gerak

dengan kelajuan tetap. Pada ketinggian tertentu, gaya-gaya

yang bekerja pada pesawat berada dalam keseimbangan.

Pada saat itu, pesawat melakukan gerak lurus beraturan.

Untuk lebih mengetahui mengenai gerak lurus

beraturan seperti yang terjadi pada mobil bergerak dan

pesawat ketika terbang dengan gerak lurus beraturan. Maka

kami melakukan praktikum ini yang berhubungan dengan

gerak lurus beraturan.

1.2. Tujuan Praktikum

Adapan tujuan dari praktikum ini, antara lain:

1. Menentukan percepatan benda.

2. Menerangkan faktor yang mempengaruhi percepatan

benda.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Gerak lurus beraturan adalah gerak benda pada titik yang

membuat lintasan berbentuk garis lurusdengan sifat bahwa gerak

yang ditempuh tiap satu satuan waktuadalah tetap, baik besar

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 106

Page 107: geo

maupun arahnya. adalah rata-rata, jadi pada gerak lurus

beraturan rata-rata sama dengan sesaat yang tetap, baik besar

maupun arahnya. Dengan kata lain, kecepatan rata-rata pada gerak

lurus beraturan tidak bergantung pada interval atau jangka waktu

yang dipilih.

Gerak lurus adalah gerak yang mempunyai lintasan lurus.

Sebenarnya tidak ada benda yang bergerak dengan lintasan yang

betul-betul lurus. Istilah ini digunakan dalam rangka

menyederhanakan masalah. Sebenarnya semua gerak yang terjadi

di permukaan bumi merupakan gerak lengkung. Hal ini disebabkan

karena bentuk bumi kita bulat, bukan datar. Adapun yang dimaksud

dengan gerak lurus beraturan adalah gerak lurus dengan kecepatan

tetap.

http://qboysiidreamer.blogspot.com/2012/05/laporan-gerak-lurus-beraturan.html

Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan kostan pada

suatu lintasan garis lurus, maka dikatakan bahwa benda tersebut

bergerak lurus beraturan. Jarak yang ditempuh s selama waktu t

dengan kelajuan v adalah

s = vt

dengan

s = jarak tempuh (m)

v = kelajuan (m/s)

t = waktu tempuh (s)

Pada gerak lurus beraturan, kecepatan benda setiap saat

selalu konstan, artinya kecepatan awal sama dengan kecepatan

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 107

Page 108: geo

akhir. Oleh karena itu, jarak yang ditempuh benda berbanding lurus

dengan waktu.

Supriyanto. 2007. Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta.

Salah satu jenis gerak yang dipelajari dalam fisika adalah

gerak dalam lintasan lurus dengan kecepatan atau laju tetap. Gerak

yang demikian disebut dengan gerak lurus beraturan. Sebuah

benda yang bergerak lurus beraturan akan menempuh jarak yang

sama dalam selang waktu yang sama.

Meskipun konsep gerak lurus beraturan ini hanya sebuah

konsep ideal, tetapi asumsi-asumsi dari konsep ini sangat

bermanfaat. Benda yang bergerak lurus beraturan mempunyai

kecepatan (laju) tetap.

Sunardi dan Irawan, Etsa Indra. 2007. Fisika Bilingual SMA/MA Untuk

SMA/MA Kelas X. Bandung: CV.YRAMA WIDYA.

Pada gerak lurus beraturan (biasanya disingkat GLB), lintasan

yang ditempuh benda berupa garis lurus da arah geraknya selalu

tetap. Oleh karena itu, perpindahan dapat diganti dengan jarak dan

kecepatan tetap dapat diganti dengan kelajuan tetap. Benda

bergerak dengan kecepatan tetap, artinya benda menempuh jarak

yang sama dalam selang waktu yang sama. Oleh karena itu, gerak

lurus beraturan didefinisikan sebagai gerak yang lintasannya lurus

dan pada selang waktu yang sama menempuh jarak yang sama.

Ruwanto, Bambang. 2006. Asas-Asas Fisika 1A Sekolah Menengah

Atas Kelas X Semester Pertama. Jakarta: Yudhistira.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 108

Page 109: geo

Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang

lintasannya lurus dan kecepatannya tetap. Dalam gerak lurus

beraturan, kecepatan rata-rata sama dengan kecepatan benda.

Pada gerak lurus beraturan (GLB) berlaku rumus sebagai

berikut.

v= st atau s = v.t

Tim Penyusun. 2002. PR Fisika Kelas 1 SLTP. Klaten: Intan Pariwara.

Gerak lurus beraturan atau sering disingkat glb adalah suatu

jenis gerak di mana kecepatan benda yang bergerak selalu konstan.

Kecepatan merupakan besaran vektor karenanya kecepatan terdiri

dari besar kecepatan dan arah kecepatan. Arah kecepatan = arah

perpindahan = arah gerakan. Arah kecepatan benda konstan =

arah gerakan benda konstan atau arah gerakan benda tetap =

benda bergerak lurus. Besar kecepatan atau kelajuan konstan =

besar kecepatan atau kelajuan selalu sama sepanjang waktu. Jika

kelajuan benda = 10 m/s maka selama benda tersebut bergerak,

kelajuannya tetap 10 m/s.

Apabila sebuah benda bergerak dengan kelajuan konstan sebesar

10 m/s, misalnya, maka benda tersebut bergerak sejauh 10 meter

setiap satu sekon. Satu sekon kemudian, benda tersebut bergerak

sejauh 10 meter dari posisinya semula ketika benda tersebut mulai

bergerak dengan kelajuan konstan 10 m/s. Dua sekon kemudian,

benda tersebut bergerak sejauh 20 meter dari posisinya semula.

http://gurumuda.net/tag/contoh-gerak-lurus-beraturan

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 109

Page 110: geo

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang

menempuh lintasan lurus yang dalam waktu sama benda

menempuh jarak yang sama. Gerak lurus beraturan (GLB) juga

dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang menempuh

lintasan lurus dengan kelajuan tetap.

Dalam kehidupan sehari-hari, jarang ditemui contoh benda yang

bergerak lurus dengan kecepatan tetap. Misalnya, sebuah mobil

yang bergerak dengan kelajuan 80 km/jam, kadang-kadang harus

memperlambat kendaraannya ketika ada kendaraan lain di

depannya atau bahkan dipercepat untuk mendahuluinya.

Gerak lurus kereta api dan gerak mobil di jalan tol yang bergerak

secara stabil bisa dianggap sebagai contoh  gerak lurus dalam

keseharian.

Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut.

Kedudukan sebuah mobil yang sedang bergerak lurus

beraturan

Dari gambar di atas, tampak bahwa setiap perubahan 1 sekon,

mobil tersebut menempuh jarak yang sama, yaitu 10 m.

Dengan kata lain mobil tersebut mempunyai kecepatan yang sama,

yaitu 10 m/s.

Grafik jarak terhadap waktu untuk gerak lurus beraturan

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 110

Page 111: geo

Sebuah mobil bergerak lurus dengan kecepatan tetap yaitu 10 m/s

dapat ditunjukkan dengan tabel dan grafik sebagai berikut.

Tabel hubungan waktu dan jarak

pada GLB

Grafik hubungan waktu dan jarak

pada GLB

Pada gerak luru beraturan, berlaku persamaan :

dengan

v = kecepatan (m/s)

s = perpindahan (m) Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I|

111

Page 112: geo

t = waktu yang diperlukan (s)

Dari persamaan itu, dapat dicari posisi suatu benda yang

dirumuskan dengan :

s = v.t

http://arsyadriyadi.blogspot.com/2012/09/gerak-lurus-beraturan-glb.html

Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak lurus dari suatu

objek dengan kecepatan tetap sehingga jarak yang ditempuh bisa

dihitung dengan rumus kecepatan berbanding dengan waktu. Pada

GLB ini percepatannya adalah nol, karena pada objek tersebut tidak

terjadi perubahan kecepatan. Jadi percepatan itu sendiri berbeda

dengan kecepatan, dimana kecepatan didapat dari besarnya jarak

yang ditempuh berbanding waktu, sedangkan percepatan didapat

dari besarnya perubahan kecepatan terhadap waktu. Makanya jika

suatu benda atau objek bergerak dengan kecepatan tetap maka

precepatannya tidak ada.

Untuk contoh gerak lurus beraturan dalam kehidupan sehari-

hari cukup banyak dan merupakan kegiatan kita pada umumnya

yang dilakukan setiap hari. Contohnya seseorang naik motor melaju

lurus dengan kecepatan tetap 60 km/jam pada suatu jalan yang

lurus. Orang yang naik motor tersebut bisa dikateogorikan sebagai

GLB pada fisika karena motor itu juga sebagai objek yang bergerak

dengan laju tetap yaitu 60 km/jam. Jadi jika kita hitung jarak yang

ditempuh oleh orang bermotor tersebut maka ia akan menempuh

jarak sepanjang 60 km dalam waktu satu jam. Atau jika jalan motor

tersebut hanya sepanjang 1 km, maka jarak tersebut bisa ditempuh

hanya dalam waktu 1 menit.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 112

Page 113: geo

Di dalam fisika, rumus gerak lurus beraturan adalah sebagai berikut

:

v = s / tDimana,

v = Kecepatan benda / kecepatan objek yang bergerak

s = Jarak yang ditempuh oleh objek tersebut

t = Waktu yang ditempuh

http://smartinyourhand.blogspot.com/2012/05/gerak-lurus-beraturan-glb.html

Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang

lintasannya berupa garis lurus dan kecepatannya tetap. Misalnya

sebuah mobil bergerak dijalan tol yang lurus dengan kecepatan

tetap 80 km/jam. Apabila suatu benda yang melakukan gerak lurus

beraturan diselidiki dengan pewaktu ketik (ticker time) akan

diperoleh untuk selang waktu yang sama benda menempuh jarak

yang sama.

Tamrin dan Jamal, Abdul. 2003. Rahasia Penerapan Rumus-Rumus

Fisika SMA. Jakarta: Gita Media Press

Gerak lurus beraturan adalah gerak yang lintasannya lurus

dan kecepatannya tetap.

Cirinya adalah kecepatannya konstan dan percepatannya sama

dengan nol.

Rumus :

v= st

Keterangan:

v = kecepatan (m/s)

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 113

Page 114: geo

t = waktu (s)

s = jarak tempuh (m)

Sunaryo dan Ahmad, Taufiq. 2010. Super Tips & Trik Fisika SMA. Jakarta: Wahyumedia.

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum

Hari Praktikum : Sabtu

Tanggal Praktikum : 7 Desember 2013

Tempat Praktikum : Laboratorium Fisika, STT MIGAS

BALIKPAPAN

Waktu Praktikum : 11.00 WITA – 13.00 WITA

3.2. Alat dan Bahan

1. Ticker time

Alat sederhana yang dapat digunakan untuk menentukan

kelajuan sesaat dan percepatan benda.

2. Power supply

Alat yang dapat digunakan untuk menggerakkan tiker time.

3. Benang

Alat yang digunakan untuk mengikat beban dan mobil

mainan.

4. Beban Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I|

114

Page 115: geo

Sebagai beban yang digunakan pada praktikum ini.

5. Pita kertas

Alat yang dapat digunakan untuk merekam hasil yang

dihasilkan oleh beberapa macam gerakan yang berupa titik-

titik hitam.

6. Mobil mainan

Alat yang digunakan untuk menghasilkan gerak lurus

beraturan serta penghubung pita kertas.

7. Katrol

Alat yang digunakan untuk menggantungkan beban yang

terikat benang.

3.3. Prosedur Kerja

1. Diikat beban di ujung benang, sedangkan ujung lainnya

diikat dengan mobil mainan.

2. Dipasang benang di atas lintasan dengan jarak yang telah

ditentukan, lalu digantung beban melalui katrol.

3. Bagian belakang mobil mainan diikatkan pita kertas dan

dimasukkan pada lubang pita di ticker timer.

4. Dihidupkan power supply, lalu dilepas mobil mainan hingga

bergerak.

5. Diamati pita ticker timer, lalu dipotong tiap lima ketikan

dan diurut.

6. Ditempel urutan pita tadi pada kertas grafik.

7. Diganti beban dengan beban yang lebih besar, diulangi

langkah 2-6.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 115

Page 116: geo

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

a. Panjang lintasan 60 cm

No

.

Panjang

(cm)

Beban

(gram)

Waktu

(sekon)

1. 60 50 0,055

2. 60 70 0,062

3. 60 90 0,069

b. Panjang lintasan 75 cm

No

.

Panjang

(cm)

Beban

(gram)

Waktu

(sekon)

1. 75 50 0,035

2. 75 70 0,038

3. 75 90 0,041

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 116

Page 117: geo

c. Panjang lintasan 85 cm

No

.

Panjang

(cm)

Beban

(gram)

Waktu

(sekon)

1. 85 50 0,071

2. 85 70 0,076

3. 85 90 0,085

4..2. Hasil Perhitungan

1. a. Panjang lintasan 60 cm

Vt2 = 02 + 2as

Vt2 = 02 + 2.10 m/s2. 60.10-2 m

Vt2 = 12 m2/s2

Vt = 3,46 m/s

b. Panjang lintasan 75 cm

Vt2 = 02 + 2as

Vt2 = 02 + 2.10 m/s2. 75.10-2 m

Vt2 = 15 m2/s2

Vt = 3,87 m/s

c. Panjang lintasan 85 cm

Vt2 = 02 + 2as

Vt2 = 02 + 2.10 m/s2. 85.10-2 m

Vt2 = 17 m2/s2

Vt = 4,12 m/s

Vt=3,46

ms+3,87

ms+4,12

ms

3=

11,45m /s3

=3,18 m/s

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 117

Page 118: geo

2. SD1 = (3,46 m/s – 3,81 m/s)2

= (-0,35 m/s)2

= 0,1225 m2/s2

SD2 = (3,87 m/s – 3,81 m/s)2

= (0,06 m/s)2

= 0,0036 m2/s2

SD3 = (4,12 m/s – 3,81 m/s)2

= (0,31 m/s)2

= 0,0961 m2/s2

SD=0,1225

m2

s2 +0,0036m2

s2 +0,0961m2

s2

3=

0,2546m2

s2

3=0,02828ms/ s2

3. NP = Vt + SD

= 3,81 + 0,02828

= 3,83828

4. KR = SDVt

x 100%

= 0,02828

3,81 x 100%

= 0,74 %

5. KP = 100% - KR

= 100% - 0,74%

= 99,26%

4.3. Pembahasan

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan percepatan

benda dan menerangkan faktor yang mempengaruhi percepatan

benda. Percepatan benda dapat dipengaruhi oleh adanya gaya

(F) dan masssa (m).

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 118

Page 119: geo

Percobaan dilakukan dengan pertama diikat beban di

ujung benang, sedangkan di ujung lainnya dengan mobil main.

Kemudian digantung beban melalui katrol. Bagian belakang

mobil mainan diikat pita kertas dan dimasukkan pada lubang

pita di ticker timer. Power supply dihidupkan dan dilepaskan

mobil mainan hingga bergerak. Pita ticker timer dipotong tiap

lima ketikan dan diurutkan serta ditempelkan pada kertas grafik.

Setiap panjang lintasan dan beban akan menghasilkan

hasil yang berbeda. Percobaan pertama pada panjang lintasan

60 cm. Pada beban 50 gram menghasilkan waktu tempuh 0,055

sekon. Pada beban 70 gram menghasilkan waktu tempuh 0,062

sekon. Pada beban 90 gram menghasilkan waktu tempuh 0,069

sekon. Percobaan kedua pada panjang lintasan 75 cm. Pada

beban 50 gram menghasilkan waktu tempuh 0,035 sekon. Pada

beban 70 gram menghasilkan waktu tempuh 0,038 sekon. Pada

beban 90 gram menghasilkan waktu tempuh 0,041 sekon.

Percobaan ketiga pada panjang lintasan 85 cm. Pada beban 50

gram menghasilkan waktu tempuh 0,071 sekon. Pada beban 70

gram menghasilkan waktu tempuh 0,076 sekon. Pada beban 90

gram menghasilkan waktu tempuh 0,085 sekon.

Dari hasil data tersebut dapat ditentukan Vt (kecepatan

akhir) , SD, NP (nilai pengukuran), KR (kesalahan relatif) dan KP

(kesalahan praktikum) dari ketiga percobaan tersebut. Setelah

dilakukan perhitungan, maka hasil Vt1 = 3,46 m/s, Vt2 = 3,87

m/s, dan Vt1 = 4,12 m/s. Hasil SD1 = 0,1225 m2/s2, SD2 = 0,0036

m2/s2, dan SD3 = 0,0961 m2/s2. Hasil NP = 3,83828, KR = 0,74%

dan KP = 99,26%.

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 119

Page 120: geo

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari praktikum ini maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Dalam praktikum ini untuk menentukan percepatan benda

dapat digunakan rumus:

a = Fm

Keterangan:

a = percepatan benda (m/s2)

F = gaya (N)

m = massa (kg)

2. Faktor yang mempengahuri percepatan dapat dipengaruhi

oleh beberapa hal diantaranya gaya (F) dan massa (m).

5.2. Saran Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I|

120

Page 121: geo

Sebelum percobaan dilakukan, sebaiknya alat-alat serta

bahan-bahan yang digunakan diperiksa terlebih dahulu,

apaka berfungsi dengan baik atau tidak. Metode-metode yang

digunakan dalam percobaan ada baiknya lebih bervariasi lagi

sehingga lebih mudah dimengerti dan dipahami.

Untuk mendapat data yang akurat, dalam membaca

skalu utama dibutuhkan ketelitian. Serta pengolahan data

dilakukan secara cermat dan teliti.

DAFTAR PUSTAKA

Ruwanto, Bambang. 2006. Asas-Asas Fisika 1A Sekolah

Menengah Atas Kelas X Semester Pertama. Jakarta:

Yudhistira.

Tamrin dan Jamal, Abdul. 2003. Rahasia Penerapan Rumus-

Rumus Fisika SMA. Jakarta: Gita Media Press

Tim Penyusun. 2002. PR Fisika Kelas 1 SLTP. Klaten: Intan

Pariwara.

Sunardi dan Irawan, Etsa Indra. 2007. Fisika Bilingual SMA/MA

Untuk SMA/MA Kelas X. Bandung: CV.YRAMA WIDYA.

Sunaryo dan Ahmad, Taufiq. 2010. Super Tips & Trik Fisika SMA. Jakarta: Wahyumedia.

Supriyanto. 2007. Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta:

Phibeta.

http://arsyadriyadi.blogspot.com/2012/09/gerak-lurus- beraturan-glb.html (Diakses pada tanggal 20 Juni 2013 pada pukul 18:27 WITA)

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 121

Page 122: geo

http://gurumuda.net/tag/contoh-gerak-lurus-beraturan (Diakses pada tanggal 20 Juni 2013 pada pukul 18:24 WITA)

http://qboysiidreamer.blogspot.com/2012/05/laporan-gerak- lurus-beraturan.html (Diakses pada tanggal 20 Juni 2013 pada pukul 18:17 WITA)

http://smartinyourhand.blogspot.com/2012/05/gerak-lurus- beraturan-glb.html (Diakses pada tanggal 20 Juni 2013 pada pukul 18:27 WITA)

Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 122