geo
DESCRIPTION
oyeTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam fisika,pengukuran merupakan salah satu syarat yang
tidak boleh ditinggalkan. Aktivitas mengukur menjadi sesuatu yang
sangat penting untuk selalu dilakukan dalam mempelajari berbagai
fenomena yang sedang dipelajari.
Definisi mengukur adalah membandingkan suatu besaran
dengan besaran lain. Maka dapat dikatakan sebagai usaha untuk
mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif
dan dikaitkan dengan proses penelitian,maka pengukuran menjadi
jalan untuk mencari data-data yang mendukung.
Dengan pengukuran,kemudian dapat memperoleh data-data
numeric yang menunjukkan pola-pola tertentu sebagai bentuk
karakteristik dari fenomena tersebut. Maka, dapat dihasilkan suatu
kesimpulan yang bersifat kualitatif berdasarkan pola-pola yang
dihasilkan oleh data-data kuantitatif dan diketahui penting adanya
pengukurana dalam fisika.
Contoh pengukuran seperti menggunakan jangka
sorong,mikrometer sekrup,neraca ,kalkulator dan lain-lain yang
dapat mendukung perhitungan.
1.2 Tujuan praktikum
a. Dapat menggunakan alat ukur
b. Dapat memahami dan memakai teori alat
c. Dapat menentukan angka penting
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGUKURAN
Untuk mencapai suatu tujuan tertentu didalam fisika, kita
biasanya melakukan pengamatan yang diikuti dengan pengukuran.
Pengamatan suatu gesekan secara umum tidaklah lengkap bila
tidak dilengkapi dengan data kuantitatif yang didapat dari hasil
pengukuran. Lord kelvin,seorang ahli fisika berkata, bila kita dapat
mengukur apa yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya
dengan angka-angka,berarti dapat kita ketahui apa yang sedang
kita bicarakan .
Arti dari pengukuran itu sendiri adalah membandingkan
sesuatu yang sedang diukur dengan besaran sejenis yang
ditetapkan sebagai satuan,misalnya bila kita mendapat data
pengukuran panjang sekitar 7 meter maka artinya benda tersebut
panjangnya 7 kali panjang mistar yang memiliki panjang 1 meter .
dalam hal ini,angka 7 menunjukan nilai dari besaran panjang.
Sedangkan meter menyatakan besaran dari satuan panjang.
Umumnya, sesuatu yang dapat diukur memiliki satuan dan
sesuatau yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka disebut
besaran. Panjang,massa dan waktu termasuk pada besaran karena
dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka-angka.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 2
Tidak semua besaran fisika selalu mempunyai satuan ,ada
beberapa besaran fisika yang tidak memiliki satuan yaitu : indeks
bias ,koefisien gesekan dan massa jenis relatif.
2.2PENGUKURAN PANJANG BENDA
a. Mengukur menggunakan mistar
Untuk mengukur panjang suatu benda,dalam kehidupan
sehari-hari kita bisa menggunakan mistar atau penggaris . terdapat
beberapa jenis mistar sesuai dengan skalanya. Ada mistar yang
sekalanya terkecil yaitu mm (mistas milimeter) dan ada mistar yang
skalanya cm(centimeter) . mistar yang sering kita gunakan
biasanya adalah mistar milimeter.dengan kata lain,mistar itu
mempunyai skala terkecil 1 milimeter dan mempunyai ketelitian 1
milimeter atau 0,1 cm .ketika mengukur dengan menggunakan
mstar,posisi mata hendaknya diperhatikan dan berada di tempat
yang tepat ,yaitu terletak pada garis yang tegak lurus mistar. garis
ini ditarik dari titik yang diukur .jika sampai mata berada diluar
garis tersebut ,panjang benda yang terbaca bisa menjadi salah satu
tersebut dan bisa terbaca lebih besar atau lebih kecil dari nilai yang
sebenarnya .
Gambar mistar 1
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 3
Dimana pada gambar diatas memiliki ketelitian yang berbeda-beda
sesuai ukuran mistar .
b. Mengukur menggunakan jangka sorong
Untuk melakukan pengukuran yang mempunyai
ketelitian 0,1 mm diperlukan jangka sorong. Jangka sorong memiliki
fungsi-fungsi pengukuran yaitu : pengukuran panjang bagian luar
benda ,pengukuran panjang rongga bagian dalam
benda ,pengukuran kedalam lubang dalam benda dimana jangka
sorong sendiri memiliki bagian-bagian sebagai berikut : rahang
yang tetap atau dapat digeser-geser(rahang besar) ,yang memiliki
skala pendek yang disebut nonius atau kernier .
Rahang tetap yaitu memiliki skala panjang yang disebut skala
utama . rahang tetap terdapat skala-skala utama dalam satuan cm
dan mm sedangkan pada rahang geser terdapat skala pendek yang
terbagi menjadi 10 skala nonius itu adalah 9 mm ,sehingga panjang
1 skala nonius adalah 0,9 mm . jadi selisih antara skala nonius dan
skala utama adalah 0,1 mm atau 0.01 cm sehingga dapat ketelitian
jangka sorong adalah 0,1 mm .contoh pengukuran dari jangka
sorong adalah bila di ukur sebuahh benda didapat hasil bahwa skala
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 4
pada jangka sorong terletak antara skala 5,2 cm dan 5,3 cm
sedangkan skala nonius yang keempat berimpit dengan salah satu
skala utama. Mulai dari skala keempat lalu kekiri,selisih antara
skala utama dan skala nonius bertambah 0,1 mm atau 0.01 cm
setiap melewati satu skala. Karena dapa 4 skala
maka,selisih antara skala utama dan skala nonius 0,4 mm atau
0.04cm dengan demikian,dpat ditarik kesimpulan panjang benda
dapat diukur (hasil) adalah 5,24cm .
a. Mengukur menggunakan mIkrometer sekrup
Untuk mengukur benda-benda yang sangat kecil sampai
ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm digunakan alat bernama
mikrometer sekrup . bagian utama dari mikrometer sekrup adalah
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 5
sebuah poros beukuran yang dipasang pada silinder pemutar yang
disebut bijika silinder skala ndal .
Pada ujung silinder pemutar ini terdapat garis-garis skala
yang membagi 50 bagian yang sama . jika bindal digerakkan satu
putaran penuh,maka poros akan maju atau mundur sejauh 0,5 mm
karena silinder pemutar mempunyai 50 skala disekelilingnya ,maka
jika silinder pemutar bergerak satu skala ,poros akan mengukur
mengukur atau bergeser sebesar 0,5 mm .0,01 mm atau 0,001 cm
sangat perlu diketahui ,pada saat mengukur panjag benda dengan
mikrometer sekrup ,bidal diputar sehingga benda dapat diletakkan
antara landasan dan poros . ketika poros hampir menyentuh
benda,maka pemutaran dilakukan dengan menggunakan roda
bergigi agar poros tidak menekan benda.
putaran akan berhenti segera setelah poros menyentuh benda,jika
sampai menyentuh benda yang diukur ,pengukuran menjadi tidak
teliti .
Gambar mikrometer sekrup
b. Mengukur menggunakan massa benda
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 6
Timbangan yang digunakan untuk mengukur massa benda
prinsip kerja pada timbangan yang digunakan untuk mengukur
massa benda dimana prinsip kerja pada timbangan adalah adanya
kesetimbangan pada kedua lengan ,yaitu kesetimbangan antara
massa benda yang diukur dengan anak timbangan yang
digunakan . dalam dunia pendidikan sering sekali digunakan
memakai neraca o’haus yaitu memiliki skala 3 lengan atau 2 lengan
perhatikan :
a. Lengan depan memiliki skala 0-10 g sengan tiap skala bernilai
19 pada neraca o’haus .
b. Lengan tengah berskala sebesar 100 g
c. Lengan belakang dengan skala bernilai 10-100 g pada setiap
skala 10 g.
Gambar massa benda
neraca o’haus
2.1 Sistem Internasional
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 7
Satuan untuk suatu besaran sebenarnya bisa dipilih secara
sembarang. Untuk satuan panjang saja kita bebas untuk
menggunakan centimeter, meter, kaki, mil dan sebagainya. Bahkan
ada orang yang menggunakan satuan hasta sebagai satuan
panjang. Penggunaan berbagai macam satuan ini ternyata bisa
membuat beberapa kesulitan. Misalnya kita akan memerlukan
berbagai macam alat ukur yang berbeda untuk satuan yang
berbeda pula. Kesulitan selanjutnya dalah saat kita akan melakukan
komunikasi ilmiah. Kita mungkin akan kesulitan untuk melakukan
konversi dari sebuah satuan menjadi satuan yang lain.
Dikarenakan hal itulah, maka para ilmuwan dunia sepakat
membuat sebuah satuian internasional untuk menghilangkan
kesulitan-kesulitan itu, dan lahirlah system SI. Dalam satuan SI,
panjang memiliki satuan meter, satuan massa adalah kilogram, dan
satuan waktu adalah sekon yang dikenal juga dengan sbutan sistem
MKS. Selain itu dikenal pula istilah CGS, dengan centimeter sebagai
satuan panjang, gram sebagai satuan massa, dan sekon sebagai
satuan waktu. Setelah ditetapkan secara internasional, sekarang
stiap satuan memiliki standar masing-masing dalam
pengukurannya, yaitu: Satuan standar waktu Satu sekon adalah
waktu yang dibutuhkan oleh atom cesium 133 untuk melakukan
9.192.631.770 periode radiasi ketika melewati tingkat energi yang
paling rendah. Satuan standar panjang Satu meter adalah jarak
yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa udara selama selang
waktu 1/299.792.458 s.
- Satuan standar massa
Satu kilogram adalah massa silinder campuran platinum-
iridium.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 8
- Satuan standar kuat listrik
Satu Ampere adalah kuat arus tetap yang jika dipertahankan
mengalir dalam masing-masing dari dua penghantar lurus
sejajar dengan panjang tak hingga dan penampang lintang
lingkaran yang dapat diabaikan, dengan jarak pemisah 1
meter, dalam ruang hampa akan menghasilkan gaya interaksi
antara kedua penghantar sebesar 2x10 newton setiap meter
penghantar.
- Satuan suhu
Satu Kelvin adalah 1/273,16 kali suhu termodinamika titik
tripel air.
- Satuan intensitas cahaya
Satu kandela adalah intensitas cahaya suatu sumber cahaya
yang memancarkan radiasi monokromatik pada frekuensi
540x10 hertz dengan intensitas sebesar 1/683 watt per
steradian dalam arah tersebut.
- Satuan jumlah zat
Satu mol adalah jumlah zat yang mengandung unsur
elementer zat tersebut
dalam jumlah sebanyak atom karbon dalam 0.,012 kg karbon-
12.
Setelah ditetap secara internasional, setiap satuan memiliki
standar masing-
masing dalam pengukurannya, yaitu :
- Satuan Standar Waktu
Satuan standar waktu adalah 1 sekon. 1 sekon adalah waktu
yang dibutuhkan oleh atom cesium 133 untuk melakukan
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 9
9.192.631.770 periode radiasi ketika melewati tingkat energy
yang paling rendah.
- Satuan Standar Panjang
Satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang
hampa udara selama selang waktu .
- Satuan Standar Massa
Satu kilogram adalah standar massa silinder campuran
platinum-iridium.
- Satuan Standar Kuat Listrik
Satu ampere adalah kuat arus tetap yang jika dipertahankan
mengalir dalam masing-masing dari penghantar lurus sejajar
dengan panjang tak hingga dan penampang lintang lingkaran
yang dapat diabaikan, dengan jarak pemisah 1 meter, dalam
ruang hampa akan mengalami gaya interaksi antara kedua
penghantar sebesar 2x10 newton setiap meter penghantar.
- Satuan Suhu
Satu Kelvin adalah , 1 kali suatu termodinamika titik tripel
air.
- Satuan Intensitas Cahaya
Satu candela adalah intensitas cahaya suatu sumber cahaya
yang memancarkan radiasi monokromatik pada frekuensi
540x10 hertz dengan intensitas sebesar watt/sterodion
dalam arah tersebut.
- Satuan Jumlah Zat
Satu mol adalah jumlah zat yang mengandung unsur
elementer zat tersebut dalam jumlah sebanyak atom karbon
dalam 0,012 kg karbon-12.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 10
2.1 Ketidakpastian Pengukuran
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan berbagai fenomena yang terjadi di alam. Ilmu ini didasarkan
pada pengamatan dan percobaan. Pengamatan merupakan
pengkajian suatu gejala yang terjadi di alam. Hanya saja,
sayangnya suatu gejala alam yang muncul secara alamiah belum
tentu terjadi dalam waktu tertentu, sehingga menyulitkan
pengamatan. Untuk mensiasati ini, maka dilakukan percobaan yang
menyerupai gejala alamiah itu di bawah kendali dan pengawasan
khusus. Tanpa percobaan ini, ilmu fisika tak mungkin berkembang
seperti saat sekarang ini.
Dan selanjutnya, dalam suatu percobaan kita hrus berusaha
menelaah dan mempelajarinya. Caranya, kita harus mempunyai
data kuantitatif atas percobaan yang kita lakukan. Sanada dengan
pendapat Lord Kelvin yang mengungkapkan kalau kita belum
belajar sesuatu bila kita tak bisa mendapatkan sebuah data
kuantitatif. Untuk itulah dalam fisika dibutuhkan sebuah
pengukuran yang akurat. Akan tetapi, ternyata tak ada pengukuran
yang mutlak tepat. Setiap pengukuran pasti memunculkan sebuah
ketidakpastian pengukuran, yaitu perbedaan antara dua hasil
pengukuran. Ketidakpastian juga disebut kesalahan, sebab
menunjukkan perbedaan antara nilai yang diukur dan nilai
sebenarnya. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor itu
dibagi dalam 2 garis besar, yaitu: ketidakpastian bersistem dan
ketidakpastian acak.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 11
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat praktikum
Hari : sabtu
Tanggal : 14 Desember 2013
Waktu : 10.00 – 12.00 wita
Tempat : Laboratorium fisika STT MIGAS
3.2 Alat dan bahan
1. Jangka sorong
Digunakan untuk mengukur panjang
2. Mikrometer sekrup
Digunakan untuk mengukur tebal benda dan mengukur
diameter
3. Timbangan
Digunakan untuk mengukur berat
4. Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur volume larutan
5. Benda yang akan diukur
Digunakan sebagai beban berat
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 12
3.1 Prosedur kerja
1.Diukur dimensi benda-benda yang tersedia dengan
menggunakan jangka
sorong dan mikrometer sekrup .
2.Ditentukan massa benda-benda tersebut dengan
menggunakan timbangan.
3.Ditibang massa gelas ukur dalam keadaan kosong ,kemudian
diisi air hingga volume tertentu, kemudian timbang dan catat
hasil pengukuran.
4. Dilakukan langkah 3 sebanyak 5x berdasarkan variasi
volume.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL DAN PERHITUNGAN
4.1.1 HASIL PRAKTIKUM
No Nama
benda
Alat ukur Massa
(g)mistar Jangka
sorong
Milimeter
sekrup
1 Kubus
plastik
1,9 20,73 19,10 6,25 g
2 Kubus
almuniu
m
1,8 20,70 20,00 21,4 g
3 Kubus
kayu
2 20,00 20,65 5,4 g
4 Kubus
kuningan
1,9 21,10 15,23 65,8 g
5 Kelereng
besar
2,5 25,60 25,31 21,00 g
6 Kelereng
kecil
1,5 6,10 15,55 5,1 g
7 Bola
besar
4,5 46,10 - 46,25 g
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 14
8 Bola
kecil
1,7 17,50 17,20 2,5 g
4.1.2 HASIL PERHITUNGAN
a. Nilai skala terkecil (NST)
No Nama alat ukur NST ½ NST
1 Mistar 1mm 0,5 mm
2 Jangka sorong 0,1 mm 0,05 mm
3 Mikrometer
sekrup
0,01 mm 0,005 mm
4 Neraca o’haus 1g 0,5 g
b. Data pengukuran
- Kubus menggunakan alat mistar
No Nama benda S(cm) S+ ½ NST S2
1 Kubus kuningan 1,9 2,4 3,61
2 Kubus plastik 1,9 2,4 3,61
3 Kubus almunium 1,8 2,3 3,24
4 Kubus kayu 2 2,5 4
- Kubus menggunakan alat jangka sorong
No Nama benda S(mm) S+ ½ NST S2
1 Kubus kuningan 21,10 21,15 404,01
2 Kubus plastik 20,73 20,78 429,73
3 Kubus almunium 20,70 20,75 428,49
4 Kubus kayu 20,00 20,05 400,00
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 15
- Kubus menggunakan alat mikrometer sekrup
nonnj No Nama benda S(mm) S+ ½ NST S2
1 Kubus kuningan 15,23 15,235 231,952
2 Kubus plastik 19,10 19,105 364,81
3 Kubus almunium 20,00 20,005 400,00
4 Kubus kayu 20,65 20,6552 426,422
- Bola menggunakan alat ukur mistar
No Nama benda d d2 r r2
1 Kelereng b 2,5 6,25 1,25 1,562
2 Kelereng k 1,5 2,25 0,75 0,562
3 Bola karet b 4,5 26,25 2,25 5,062
4 Bola karet k 1,7 2,89 0,85 0,722
- Bola menggunakan alat ukur jangka sorong
No Nama benda d d2 r r2
1 Kelereng b 25,60 655,36 12,8 163,84
2 Kelereng k 6,10 370,21 3,05 9,3025
3 Bola karet b 46,10 2125,21 23,05 531,30
4 Bola karet k 17,50 306,25 8,75 76,162
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 16
- Bola menggunakan alat ukur mikrometer
No Nama Benda d d2 r r2
1 Kelereng b 25,31 640,59 12,655 160,149
2 Kelereng k 15,55 241,80 7,775 60,450
3 Bola karet b - - - -
4 Bola karet k 17,20 295,84 8,6 73,90
c. Perhitungan
A. kubus menggunakan alat ukur mistar (tanpa KTP)
1. KUNINGAN
S = 1,9 = 0,019 m
V= S3=0,000006859 m3
m = 65,84 = 0,0658 kg
l=mv
= 0,06580,000006859
=9550,072kg
m3
2. PLASTIK
S= 19,1 = 0,019 m
V=S3= 0,0000006859 m3
m= 6,25 = 0,00625 kg
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 17
l=mv
= 0,06250,000006859
=911,2115kg
m3
3. ALMUNIUM
S= 1,8 = 0,018 m
V= S3= 0,000005832 m3
m= 21,4 = 0,0214 kg
l=mv
= 0,02140,000005832
=3669,410kg
m3
4. KAYU
S= 2 = 0,2 m
V=S3= 0,000008 m3
m= 0,0054 kg
l=mv
= 0,00540,000008
=675kg
m3
B. Kubus menggunakan alat ukur jangka sorong (tanpa KTP)
1. KUNINGAN
S= 0,211 m
V= 0,009393 m3
m= 0,0658 kg
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 18
l=mv
= 0,06580,009393
=7,0052kg
m3
2. PLASTIK
S = 0,2073 m
V = 0,008968 m3
m= 0,00625 kg
l=mv
= 0,06250,008968
=0,7016kg
m3
3. ALMUNIUM
S= 0,0207 m
V= 0,0000088697 m3
m= 0,0214 kg
l=mv
= 0,02140,0000088697
=2412,708kg
m3
4. KAYU
S = 0,02 m
V = 0,000008 m3
m= 0,0054 kg
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 19
l=mv
= 0,00540,000008
=675kg
m3
C. Kubus menggunakan alat ukur mikrometer sekrup (tanpa KTP)
1. KUNINGAN
S = 15,23 = 0,152 m
V= S3= 0,0035745 m3
m= 65,8 = 0,0658 kg
l=mv
= 0,06580,0035745
=18 ,722kg
m3
2. PLASTIK
S = 19,10 = 0, 191 m
V = S3= 0,0069678 m3
m= 6,25 = 0,00625 kg
l=mv
= 0,006250,0069678
=0,89698kg
m3
3. ALMUNIUM
S = 20,00 = 0,2 m
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 20
V= S3= 0,008 m3
m= 21,4 = 0.0214 kg
l=mv
=0,02140,008
=2,675kg
m3
4. KAYU
S = 20,65 = 0,2065 m
V = S3= 0,008805 m3
m= 5,4 = 0,0054 kg
l=mv
= 0,00540,008805
=0,61328kg
m3
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 21
4.1 Pembahasan
Pada pengukuran dan setiap pengukuran dapat memiliki
kesalahan yang berbeda-beda tergantung kepada keadaan alat
ukur , perbedaan tingkat ketelitian alat ukur ,metode yang
digunakan dalam mengukur ,dan kemampuan orang yang
mengukurnya .Pada saat melakukan pengukuran menggunakan
mistar makamemakai satuan cm(centimeter) . jika menggunakan
jangka sorong ,baik pengukuran diameter luar maupun diameter
dalam, terdapat kesalahan-kesalahan tertentu yang dilakukan oleh
praktikan . Misalnya,kesalahan dalam melihat angka yang berimpit
pada skala nonius dan adapun kesalahan yang dilakukan mungkin
disebabkan parlaks oleh praktikan sehingga tidak dapat melihat
skala yanng yang benar-benar berimpit dan seperti kesalahan yang
tidak mengkonversikan satuan skala nonius dari milimeter ke
centimeter.
Kesalahan dalam menggunakan mistar adalah keterampilan
pengamatan praktikan serta tidak menggunakan titik ukur dari nol.
Menghitung diameter dalam pipa dari angka nol mendapati
/mendekati hasil yang sama yaitu pada ulangan pertama,sampai
dengan ulangan ketiga .seperti menghitung diameter benda
pertama dengan mengawali dengan titik ukur nol dan tidak
mendapat hasil yang sama dan ini terjadi kesalahan pada dari
parlaks dan kesalahan penempatan nol .disinilah kita dapat mrlihat
bahwa jangka sorong memiliki tingkat ketepatan lebih tinggi
dibanding dengan mistar.
Massa,dalam kehidupan sehari-hari masa sering di artikan
dengan berat benda .massa tidak dipengaruhi oleh gravitasi seperti
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 22
timbangan dan neraca o’haus dimana slah satu menunjukan massa
dan berat dan kegunaaan masing-masing.
BAB V
PENUTUP
5.1 Ke
simpulan
Dalam perhitungan suatu benda padat dengan nilai
ketelitiannya ,perhitungannya tidaklah selalu sama dikarenakan
pembulatan .kesalahan pada pengukuran,kesalahan pada
benda,kesalahan hitung/perhitungan dan kesalahan dari sebuah
praktikan itu sendiri jadi harus adanya pengulangan pada saat
menghitung nilai ketelitian benda. Agar mendapat hasil yang bisa
dipertanggung jawabkan.
Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk
mendefinisikan karateristik suatu permasalahan secara
kuantitatif .hasil pengukuran harus dituangkan dalam tabel dengan
baik agar tidak perlu adanya pengulangan yang berlrbihan.
5.2 Sa
ran
1. Asisten praktikum sebaiknya lebih detail lagi menjelaskan
tentang alat-alat yang digunakan dalam kegiatan paktikum
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 23
2. Semoga kedepannya alat-alat dalam laboratorium lebih
lengkap agar mempermudah jalannya praktikum
3. Semoga kedepannya laboratorium lebih nyaman.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 24
DAFTAR PUSTAKA
http// : slideshare.net/hanipahpre/laporan-praktikum-fisika-
dasar-pengukuran-dasar.html (24 desember 2013)
www.fisika.blogspot.com/2013/08/pengertian-dan-aturan-
penulisan.angka.html. (23 desember 2013)
www.gessognce.word.blogspot.com/laporan-pengukuran-
dasar.html.
(23 desember 2013)
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
perlu kita ketahui bahwa secara sadar ataupun tidak
sadar ilmu fisika telah menjadi bagian dari hidup ini sehari-
hari. Misalnya yang terjadi pada diri kita. saat kita
menggerakan tubuh kita energy yang kita keluarkan saat
beraktivitas, bahkan hingga menggerutuk gigi kita terasa
geram.
Contoh lainnya adalah ayunan yang biasa juga kita
sebut dengan pendulum. Pendulum adalah adalah merupakan
cabang dari ilmu fisika. Didalam pendulum kita mempelajari
tentang periode, getaran, frekuensi dan juga beban yang
diperlukan untuk menggetarkan pendulum tersebut secara
sempurna/ lengkap.
Didalam percobaan ini kami menggunakan pendulum
sederhana dan yang menjadi sebagai bebannya adalah
bandul fisis pada dasarnya didalam percobaan ini tak dilepas
dari getaran perlu diketahui juga bahwa getaran yang berlaku
pada praktikum ini adalah getaran sederhana dengan bolak-
balik bandul secara periode melalui titik kesetimbangaan.
1.2 Tujuan praktikum
mengetahui cara kerja dari pendulum
mengetahui manfaat dari gerak pendulum
mengetahui proses identifikasi dan perhitungan apa saja
yang berlaku pada gerak pendulum sederhana
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bandul fisis digunakan untuk menggambarkan berayun dari
bandul yang disebabkan oleh gravitasi untuk membuat bandul
(pendulum) dengan berat (m.g) tergantung dari titik tetap (pivot).
Dengan menarik pendulum kembali dan melepaskannya yang akan
membuat bandul berayun bolak-balik karena adanya tarikan
gravitasi dan tegangan disepanjang tali atau kawat yang
menggantung pada beban tersebut. Gerakan ini akan terus
berlanjut akibat dari inersia.
Menurut hukum dasar inersia, ketika benda dalam keadaan
diam dia akan cenderung terus didalam keadaan diam tersebut,
kecuali jika benda tersebut diberi kekuatan eksternal. Dalam kasus
ini bandul akan terus berayun karena pengaruh dari kekuatan
eksternal tersebut, kecuali kkuatan eksternal tersebut bertindak
sebagai penghenti benda karena benda tersebut tidak akan
berhenti jika tidak ada kekuatan/ tenaga eksternal.hukum fisika
menyatakan bahwa setiap energy dari dalam setiap energy adalah
bernilai konstan. Dengan kata lain sebuah benda tidak dapat
diciptakan atau dihancurkan. Ada banyak macam dan juga jenis-
jenis energy didunia ini.yang mana hokum energy tersebut
menyatakan bahwa sebuah objek/benda dapat dalam bentuk dan
itu merupakan energy dapat diukur dan diamati dalam banduk
fisika.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 27
Ketika bandul berayun, energinya memiliki keadaan yang
berubah- rubah berdasarkan pada tempat busur benda, tetapi
semuanya tetap sama dalam jumlah total potensialnya dan juga
kinetic energy benda yang dengan kata lain adalah energy
kekal.pada titik tertinggi bandul, tidak memiliki kecepatan dan
semua energy dalam system adalah energy potensial. Ketika jatuh
melalui busur benda memperoleh energy kinetic dan kecepatan
sambil kehilangan energy potensialnya. Setelah bandul melalui
bagian bawah busur ulai melambat dan kehilangan energy kinetic
sambil mendapat energy kinetic dan potensialnya bervariasi,
pengukuran fisika bandul menunjukkan bahwa total tetep sama
disetiap titik busur pendulum.
Dalam bandul fisis. Hambatan udara dan gesekan di
ansumsikan tidak ada atau di abaikan karena energy yang bekerja
pada system bandul adalah kekal,di nyatakan memiliki gerak terus-
menerus yang dapat dilanjutkan tanpa batas selama tidak ada
energy yang hilang kesuatu objek atau lingkungan lainnya fakta
bahwa pendulum akan terus berayun dengan cara yang sam dari
waktu kewaktu adalah mengapa pendulum dan juga hal itu
digunkan dalam jam (jam klasic) untuk menjaga waktu.dan pada
awalnya digunakan untuk melakukan pengukuran gaya gravitasi.
o Periode (T)
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada aynan
sederhana memiliki periode alias waktu yang dibutuhkan
benda untuk melakukan suatu getaran atau satu ayunan
bolak -balik secara lengkap benda melakukan putaran secara
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 28
lengkap apabila benda mulai bergetar atau bergerak dari titik
dimana gerakannya benda itu atau di lepaskan dan kembali
lagi sehingga benda tersebut kembali ke sisi semula jika
periode ayunan(T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk
melakukan suatu getaran dimana benda tersebut melalui titik
awal dan juga akhir getarannya dan kemudian kembali lagi.
satu periode dinyatakan dalam sekon(s) atau detik.
o Frekuensi(F)
Selain periode adanya banyak getaran yang terjadi pada
benda dalam satu detiknya yang disebut dengan frekuensi.
yang dimaksud dengan getaran disini adalah getaran yang
secara lengkap.satuan frekuensi adalah sepersekon s1 yang
disebut juga dengan heartz (hZ) yaitu diambil dari fisikawan
yang benama hertz. jika sebuah benda kecil dan besar kita
gantungkan pada sebuah tali penggantung yang ringan dan
elastic dan berayun dengan sudut simpang kecil,maka
susunan ini kita sebut dengan bandul sistematis.periode dari
bandul sistematis dapat kita tentukan rumus sebagai berikut:
T=2π√ l /g
T= periode
L = panjang tali
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 29
G = percepatan
gravitasi
Bandul sistematis
sebuah benda sembarang yang digantungkan pada
proses horizontal dan berayun tanpa gesekan dengan sudut
simpangan kecil merupakan bandul fisis. Pada pendulum fisis
periodenya dapat kita cari dan tentukan dengan rumus
sebagai berikut:
Dengan mengambil titik A1 sebagai titik gantung yang
periode ayunannya t1 dan titik gantung A2 (pada bagian yang
bersebrangan dengan A1) yang periode ayunannya T2 massa
didapat hubungan:
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 30
π ²g
=(T ₁²+T ₂²)8(a₁+a₂)
+ (T ₁²−T ₂²)8(a₁−a₂)
Pada bandul matematis menjelaskan tentang bagaimana
suatu titik benda digantungkan pada suatu titik tetap dengan
tali. Maka jika ayunan menyimpang sebesar sudut pada garis
vertical maka ayunan dan gaya yang akan
mengembalikkannya sebagai berikut:
F=-m.g. sinϴ
Yaitu dengan ϴ dalam radial yang ϴ kecil maka didapat
sin ϴ =ses
dimana s= busur lintasan bola l= panjang tali.
Sehingga didapat persamaan:
F=−n .g s
l
Jika tidak ada gaya gesekkan da gaya puntiran maka
persamaannya menjadi sebagai berikut:
md ² sdt ²
= m. gl
.s atau md ² sdt ²
+¿ glg=0
dan persamaan diferensial getaran yang selaras dengan
periode adalah:
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 31
t= 2π√1/ x dan g=4 π ² lt ²
harga p dan t dapat diukur pada pelaksanaan percobaan
dengan bola logam yang cukup berat yang digantung dengan
kawat yang sangat ringan.
Beban yang diikat pada ujung tali ringan yang massanya
dapat diabaikan disebut sebagai bandul jika beban ditarik
kesuatu sisi lalu kemudian dilepaskan, maka aan beban atau
bandul terayun melalui titik seimbang pada sisinya dan
mengarah kesisi lain bila amplitudo ayunan kecil,maka bandul
sederhana akan melakukan getaran harmonic gaya
pemulihan adalah komponen yang tegak lurus terhadap tali
F=-m.g.sin ϴ dan F=m.a
Maka kemudian akan diperoleh persamaan:
m.a= -m.g.sin ϴ dan a=-g. sin ϴ
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 32
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat praktikum
Hari/ tanggal : SABTU,7 desember 2013
Waktu : 10.00 – 12.00
Tempat : kampus km 8 STT MIGAS BALIKPAPAN
3.2 Alat dan bahan
Alat : - neraca o’hauss
Untuk mengukur massa beban
-mistar
Untuk mengukur panjang tali/benang
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 33
-benang/tali
Sebagai penghubung bandul dan pendulum
-busur
Untuk mengukur sudut
3.3 prosedur kerja
Digantung pendulum dengan panjang l
Diberi simpangan dengan sudut yang kecil
Dilepas pendulum sehingga biasa bergerak secara
periodic
Dihitung waktunya
Diulangi langkah 2-4 sebanya 5 kali
Dilakukan langkah 1-5 dengan l yang berbeda
Hasil pengukuran dimasukkan kedalam table
Hasil laporan dilaporkan dan dibandingkan
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 34
BAB IV
HASIL DAN PERHITUNGAN
4.1 Hasil praktikum dan perhitungan
4.1.1 hasil praktikum
L= 30cm=0,3m m 24,03 gr= 0,02403kg
no ϴ
t(s) T(s) t² n
1 30 20,65 1,032 1,066 202 45 23,40 1,17 1,368 203 60 24,60 1,23 1,512 20
P 25cm = o,25 m 24,03 gr = 0,02403 kg
no ϴ t(s) T(s) t² n1 30 19,96 0,998 0,996 202 45 21,24 1,062 1,127 203 60 21,49 1,074 1,154 20
4.1.2 hasil perhitungan
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 35
∆t² = t3² - t1² . l 30
= 1,512-1,o66
= 0,6645
∆l = l terpanjang –l terpendek
= 0,3 - 0,25
= 0,05ms
G=4π ² .l
tgϴ
=4(3,14)² . 1
8,92
=39,438 - 1
8,92
= 4,421
L= 25 cm =0,25 m
∆t² = t3² - t1²
=1,154 – 0,996
=0,158
∆l = l terpanjang –l terpendek
= 0,3 - 0,25
= 0,05ms
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 36
T gϴ=∆ t ²∆ l
= 0,1580,05
= 0,16
G = 4π ² .l
tgϴ
= 4(3,14)². 1
3,16
= 39,438 - 1
3,16
=12,48
4.2 pembahasan
Didalam percobaan ini pertama – tama kita harus
mengukur massa bandulnya terlebih dahulu setelah itu kita
harus mengukur panjang tali yang akan kita gunakan untuk
menggantungkan bandul tersebut. Didalam percobaan ini
kita menggunakan dua panjang yaitu.tali pertama dengan
panjang 25 cm dan tali kedua dengan panjang 30 cm.
kemudian diikat bandul dan tali pada statif.
Setelah semua kita ukur, bandul yang tergantung
tersebut kita beri gaya dorongan hingga bandul tersebut
melakukan gerak bolak- balik. Panjang dari tali akan
berpengaruh terhadap waktu tempuh perayunan dari bandul
tersebut setelah kita dapat jumlah ayunan dan juga waktu
tempuhnya maka kemudian kita hitung periode [ t = ta ].
Setelah kita dapat periodenya kemudian kita dapat
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 37
frekuensinya [ f = it ] kemudian setelah itu kita masih perlu
menghitung beberapa hal lagi dengan menggunakan hasil
pengamatan yang telah kita dapat, diantaranya adalah
sebagai berikut:
∆l = l terpanjang –l terpendek
∆t² = t¹ terbesar - t² terkecil
T gϴ=∆ t ²∆ l
G = 4π ² .l
tgϴ
BAB V
PENUTUP
5.1 KEIMPULAN
Cara kerja dari pendulum sederhana adalah dengan
terjadinya gaya pada bagian bandul maka bandul akan
melakukan gerak bolak –balik yang mana satu kali balak
– balik dihitung sebagai 1 ayunan.
Sangat banyak manfaat dari gerak yang terjadi pada
pendulum. Misalnya pada pembuatan ayunan untuk
anak – anak akan dibuat tempat dudukan dan jeda
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 38
lengan penghubungnya dengan gak lebar agar tidak
terlalu berbahaya bagi anak – anak.
Pada gerak pendulum sederhana terdapat periode (T)
yang kita dapat dengan waktu(t) kita bagi dengan
jumlah ayunan yang terjadi pada bandul (n) [ T = tn dan
juga frekuensinya yang bias kita dapat dengan F = IT
.
5.2 SARAN
Ketika kita menhitung panjang dari tali seharunya
diukur dari jarak antara bandul dan lengan
pendulumnya.
Supaya dilaen waktu untuk lebih teliti didalam
menggunakan busur derajat.
DAFTAR PUSTAKA
Scribd.com/com/doc/177276991/semester –
laporan – praktikum – fisika – gerak – dasar – gerak – harmoni
– GHS
ID – Wikipedia – org / wiki / hokum - hooke
Fisika review . wordpress. Com / tag / gaya -
pemulih
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 39
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gerak harmani seberhana linear adalah Gerang benda melalui
suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya
getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan.
Telah terhadap bunyi dan getaran sangat berkait atau
yang disebut juga dengan istilah ossitasi. Gejala ini terjadi
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 40
dalam kehidupan sehari-hari kita. Contohnya adalah gerak
bandul jam, getaran damai getaran saat dipetik, ketiganya
merupakan contoh-contoh dari apa yang disebut sebagai
ayunan.
1.2 Latar Praktikum
Tujuan Praktikum pendulum fisis ini adalah untuk untuk
menetukan konstanta pegas yang bertujuan untuk
mengetahui atau menentukan dan membandingkan suatu
frekuensi getaran pegas hasil perhitungan.
1.3 Tujuan Praktikum
Adanya tujuan praktikum inantara lain.
1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Fisika
dasar I
2. Mengetahui pengertian Pegas
3. Mengetahui penerapan pegas dalam ilmu Fisika
4. Mengetahui menfaat pegas dalam kehidupan kita sehari- hari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengukuran
Gerak harmonikpegas memiliki panjan alami ketika
sebuahbenda dihubungkan dkeujung sebuah pegas. Maka pegas
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 41
akan merenggang (bertambah pajan ) sejauh Y. pegas akan
mencapai titik kesetimbangangjika tidak diberkan gaya luar (ditarik
atau digayang).
Syarat sebuah benda melakukan gerak harmonok sedarhana
adalah apabila gaya pemulih sebanding dengan simpangannya.
Apabila gaya pemulih sembanding dengan simpangan X atau sudut
Ѳ maka pendulum melakukan gerak harmonik sederhana.
Dan gerak harrmonik pada pegas memiliki beberapa sifat:
Elastisitas
Sifat beberapa bahan tertu yang memungkinkan bahan
tersebut kembali keukuran semula setelah tegangan yang
diberikan ditiadakan.
Plastis
Sifat zat padat yang menyebabkan zat padat tersebut
berubah secar permanen dalam ukuran atau bentuk akibat
tegangan yang diberikan melebihi sesuatu nilai ternentu
yang disebut titik luluh (yield elastisitas)
Jika sebuah pegas ditarik maka ia akan bertambah panjang.
Akan tetapi jika tarikan tersebut dihilangkan maka pegas tersebut
maka akan semakin pendek, tetapi jika tekanannya dihilangkan ia
akan kembali kewujud yang semula dan sifat ini disebut dengan
sifat elastic pegas. Akan tetapi jika pegas dilepas takanan atau
titarik secara berlebihan dan jiak dilepaskan pajangnya berubah
maka pehas tersebut telah melampaui batas elastissitasnya
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 42
Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak gambar
diatas. Ketika sebuah benda dihubukang keujung sebuah pegas.
Maka pegas akan merengganga (bertambah penjang) di jauh Y.
pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak di berikan
gaya luar (ditarik atau digoyang).
Besaran Fisika pada ayunan bandul
Benda yang bergarak harmonic sederhana pada ayunan
sederhana memilki priode. Priode ayunan (T) adalah waktu
yang diperlukan benda untuk melakukan satu getaran. Benda
dinyatakan melakukan jika benda bergerak dari titik dimana
benda tersebut mulai bergarak dan kembali lagi ketitik
tersebut. Satuan priode adalah sekon atau detik
Frekuensi (F)
Frekuensi adalah benyaknya getaran yang dilakukan oleh
benda selama satu detik , yang dimaksutkan dengan getaran
disini adalah getaran lengkap satuan frekkuensi adalah hertz.
Hubunagn antara priode dan frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi selama satu
detik. Dengan demikian selangwaktu yang dibutuhkanuntuk
melakukan satu getaran adalah
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 43
(I getaran )F getaran
1 sekon= IF
/sekon
Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getran
addalh priode.
Gaya pemulih
Gaya pemulih dimiliki setiap benda elastic yang terkena gaya
hingga benda elastic tersebut berubah-ubah benduk .
sehingga benda elastic tersebut yang timbul pada benda
elastic untuk menarik kembali benda yang melekat pada yang
disebut gaya pemulih.
Gaya pemulih pada pegas
Pegas adalah salah satu contoh benda elastic oleh sifat
elastisnya ini, suatu pegas yang tekanan atau gaya ranggang
akan kembali pada keadaan kesetimbangannya mula-mula
apabila gaya bekerja padanya dihilangkam. Gaya peemilih
pada pegas banyak menfaatkan dalam bidang tiknik dan
kehidupan sehari hari misalnya didalam shock breaker dan
spring bed. Sebuah pegas berfungsi meredam getaran saat
roda kendaran meledati jalan yang tidak rata pegas –pegas
yang tersusun didalam sprng bed memberikan kenyamanan
saat orang tidur.
Hokum hooke
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 44
Jika gayayang bekerja pada pegas dihilangkan pegas tersebut
akan kembali pada semula.Robert Hookie ilmuaan
berkebangsaan inggrs menyimplkan bahwa sifat elastic egas
sebandi
ng dengan pertambahan panjang pegas.dari penelitian yang
dilakukan di dapatkan dibawah besar gaya pegas pemulih
sebanding dengan di bawah besar gaya pegas.
F=-kΔx,dengan
K=tetapan pegas (N/m)
Tanda (-) diberikan karena arah gayapemulih pada pegas
berawalan dengan arah gerak pegas tersebut susunan pegas.
Konstanta pegas dapat berubah nilainya apabila pegas-pegas
tersebut disusun menjadi rangkaian.besar konstanta
rangkaian pegas bergantung pada jenis rangkaian parallel
yaitu rangkaian pegas seri dan paralel.
Seri/deret
Gaa yang bekerja pada setiap pegas adalah besaran
f,sehingga pegas akan mengalami pertambahan panjang
sebesar Δx,dan Δx2,secara umum,konstanta total pegas yang
disusun seri dengan persamaan
IK total
= 1K1
+ 1K2
+ 1K3
+…+ 1Kn
Dengan Kn=¿ ¿ Konstanta pegas k-n
Pralel
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 45
Jikarangkaian pegas ditarik dengan gaya sebesar f .seperti
pegas akan mengalamigaya tarik sebesar F1dan F2
.pertambahan panjang sebesar Δx1danΔx2. Secara umum
konstanta total pegas yang dirangkai paralel diinyatakan
dengan persaman .
k total= K+¿1 K2+K3+…Kn ¿=konstanta pegas ke-n
BAB III
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 46
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari : Sabtu
Tanggal : 07 Desember 2013
Waktu: 10.00 – 11.30 WITA
Tempat : Laboratorium Fisika STT Migas KM 8
Balikpapan
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat :1. Mistar : mengukur panjang.
2. Stopwatch : menghitung waktu.
3.2.2 bahan : 1. Beban Pemberat.
2. Pegas.
3. Set Statif.
3.3 Prosedur Kerja
1. Dirangkai bandul fisis.
2. Dipasang beban pada pegas.
3. Diukur batang bandul (pegas) yang diberi beban.
4. Dilakukan percobaan.
5. Diulangi langkah 2,3, dan 4 dengan bend yang
berbeda.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 47
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum dan Perhitungan
4.1.1 Hasil Praktikum
a. Pengukuran Tunggal
L0 L1 X(cm
)
ω t(s) T F(Hz
)
7,5 11,5 4 70 9,66 0,48
3
2,07
7,5 13,5 6 100 11,1
9
0,55
9
1,79
7,5 16,5 9 130 13,1
0
0,65
5
1,52
b. Pengukuran Berulang
Massa = 80 gr = 0,08 kg
L0 L1 X(cm) t(s) T F(Hz)
7,5 13,3 6,2 10,53 0,526 1,901
7,5 12 5,5 10,70 0,535 1,869
7,5 13 6,5 10,56 0,528 1,893
Massa = 110 gr = 0,11 kg
L0 L1 X(cm) t(s) T F(Hz)
7,5 14 7,5 12,9 0,645 1,55
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 48
7,5 14,5 7 11,75 0,588 1,7
7,5 14 7,5 11,26 0,563 1,78
Massa = 140 gr = 0,14 kg
L0 L1 X(cm) t(s) T F(Hz)
7,5 17 10,5 13,30 0,665 1,503
7,5 16,5 9 12,65 0,632 1,582
7,5 17 10,5 13,35 0,667 1,499
4.1.2 Hasil Perhitungan
a. Pengukuran Tunggal
∆T 2 ¿T 32−T 1
2
¿ (0,752 )2− (0,547 )2
¿0,565−0,299
ΔT =0,266
∆ m=m3−¿m1¿
¿0,18−0,08
¿0,1 kg
tg θ=∆T ²∆m
=0,2660,1
=2,66
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 49
K=4 π2 .1tgθ
¿4 (3,14 )2 . 1266
¿39,436.1
266
¿14,825
Tanpa KTP
K1=4 π 2 .m1
T 1 ²
¿4 (3,14 )2.0,18
(0,547) ²=3,154
0,299
¿10,548kg /s ²
K2=4 π ².m2
T 2 ²
¿4 (3,14 )2.0,11
(0,046)2 =4,3370,002
¿2168,5kg /s2
K3=4 π ².m3
T3 ²
¿4 (3,14) ².0 ,18
(0,752) ²=7,098
0,565
¿12,562kg /s2
b. Pengukuran berulang
T 3=T3m3+T 2m3+T 1m3
3
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 50
¿0,792+0,782+0,787
3
¿2,361
3
¿0,787 s
T 1=T 1m1+T 2m1+T 3m1
3
¿0,565+0,556+0,560
3
¿1,682
3
¿0,560 s
∆T 2=T 3 ²−T 1²
¿ (0,787 )2−(0,560)
¿0,619−0,313
¿0,306 s2
∆m=m3−m1
K=4 π2 .1tgθ
¿0,19−0,09
¿0,1kg
¿4 (3,14 ) . 13,06
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 51
¿30,436.1
3,06=12,887
tgθ=∆T 2
∆m ¿
0,3060,1
¿3,06
4.2 Pembahasan
Pada praktikum alat peraga sederhana tentang percobaan
gaya pegas ini di lakukan dua kali percobaan yaitu mencari
konstanta pegas (k) dan mencari frekuensi getaran (f) .Untuk
mengetahui nilai konstanta pegas dapat digunakan perasamaan
k=f/∆ x dan untuk mencari nilai dari frekuensi getaran pegas dapat
digunakan persamaan f=n/t .
Percobaan pertama adalah mencari nilai konstanta pegas
dengan menggunakan 3 buah beben yang digantungkan di pegas ,
masing-masing memiliki berat yang berbeda .setelah dilakukan
praktikum dengan melakukan pengukuran panjang pegas yang
awalnya 7,5cm menjadi 12cm pada beban bermassa 80gr ,14cm
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 52
pada benda bermassa 110gr dan 19,5cm pada beban bermassa
180gr .
Percoban kedua mencari frekuensi yang tetap menggunakan
3 bua beban tersebut .Seta]elah dilakukan praktikum maka didapat
banyaknya getaran ayuanan per 20 ayunan adalah 10,05 second
pada beban bermassa 80gr , 11,88 second pada beban bermassa
110gr , dan 15,04 second pada beban bermassa 180gr , jadi dapat
dihitung hasilnya nilai frekuensi didapatkan masing-masing 1,828
Hz ; 21,739 Hz ; 1,329 Hz.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Daripraktikum tersebut kami dapat ,menyimpulakan
bahwa konatanta pegas akan tetap sama walaupun dengan
menggunakan beban yang berbeda ,dan nialai gaya yag bekerja
pada pegas aka bebanding terbalik terhadap frekuensi getarn
pegas .
5.2 Saran
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 53
Kepada para praktikan agar lebih bersifat tenang dan
tertib agar laboratorium tidak ramai ,kepada para asisten meja untk
lebih mendampingi praktikannya dan membahas terlebih dahulu
kepada asisten-asisten yang lain,sehingga tidak ada kesalahan atau
bebedaan penyampaian .
DAFTAR PUSTAKA
Jamal,abdul dan thamrin B.A,PINTAR FISIKA UNTUK SMA
KELAS 1,2,3. Gita media press : Jakarta .2005
Kangenan,Martin.FISIKA DASAR SMA JILID 2. Gita Media press :
Jakarta.2009.
Resnick,Haliday,1985,FISIKA JILID 1 EDISI KETIGA . Jakarta :
Erlangga.
Http://www.wikipedia.org//pendulum-fisis.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 54
(di akses tanggal 25 desember 2013)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat atau menemui
benda yang mengalami gerak jatuh bebas misalnya gerak buah yang
jatuh dari pohon, gerak benda yang dijatuhkan dariketinggian tertentu
atau bahkan gerak manusia yang jatuh dari atap rumah. Mengapa
bendamengalami gerak jatuh bebas? Gerak Jatuh Bebas alias GJB
merupakan salah satu contoh umum dari gerak lurus beraturan
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 55
Apa hubungannya ? Apa yang anda amati ketika melihatbenda
melakukan gerak jatuh bebas? misalnya ketika buah mangga yang
sangat enak, lezat,manis dan bergizi jatuh dari pohonnya. Jika kita
amati secara sepintas, benda yang mengalamigerak jatuh bebas
seolah-olah memiliki kecepatan yang tetap atau dengan kata lain
bendatersebut tidak mengalami percepatan. Kenyataan yang terjadi,
setiap benda yang jatuh bebasmengalami percepatan tetap.
Alasan ini menyebabkan gerak jatuh bebas termasuk contoh
umum GLBB Bagaimana membuktikan bahwa benda yang
mengalami gerak jatuh bebas mengalami percepatan tetap? secara
matematis akan kita buktikan pada pembahasan penurunan
persamaan Gerak Jatuh Bebas Analogi yang mudah untuk
memahami gerak jatuh bebas adalah saat kita menancapkandua
paku di tanah yang lembut, di mana ketinggian kedua paku tersebut
sama terhadappermukaan tanah. Selanjutnya, jatuhkan sebuah batu
(sebaiknya batu yang permukaannya datar) dengan ketinggian
yang berbeda pada masing-masing paku. Anda akan melihat bahwa
paku yangdijatuhi batu dengan ketingian lebih tinggi tertancap lebih
dalam dibandingkan paku yang lain.hal ini menunjukkan bahwa
adanya pertambahan laju atau percepatan pada gerak batu
tersebutsaat jatuh ke tanah.B.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Menentukan percepatan gravitasi
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 56
2. Mengetahui contoh-contoh gerak jatuh bebas dalam
kehidupan sehari-hari
3. Mengetahui cara mengoperasikan gerak jatuh bebas
dengan rumus GLBB
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adnan (2009) Menyatakan gerak jatuh bebas adalah gerak
benda akibat tarikan bumi tanpa adanya gaya luar lain yang bekerja
padanya. Tanpa adanya gaya-gaya lain yang bekerja pada benda-
benda yang bergerak di atas bumi gerak benda hanya di pengaruhi
oleh gaya tarik bumi. Pada gerak jatuh bebas (GJB), memiliki syarat
yaitu kecepatan awal (V0) = 0. Pada gerak jatuh bebas berlaku
hubungan
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 57
v = gt dan S = ½ gt2
dan g adalah percepatan gravitasi bumi. Jadi pada gerkak ini,
benda hanya di pengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi.
Gerak jatuh bebas tejadi pada semua benda dari ketinggian
tanpa memperdulikan masa benda tersebut. Suatu benda yang
berat, yang bias kita analogikan sebuah batu akan memiliki waktu
jatuh yang sama dengan sebuah kertas. Namun tidak semata- mata
benda yang memiliki selisih berat besar dapat jatuh dengan waktu
bersamaan, kedua benda tersebut dapat jatuh bersamaan apabila
tidak ada gaya lain yang bekerja kecuali gaya grafitasi bumi. Jadi
kedua bend tersebut dapat jatuh secara bersamaan pada sebuah
ruangan yang hampa udara. Karena udara secara langsung
mempengaruhi kecepatan benda sampai ke tanah. Sebagai contoh
bila kita menjatuhkan batu dan kertas dari atas gedung, maka batu
akan menyentuh tanah terlebih dahulu sedangkan kertas akan
melayang tertiup angin sehingga akan menyentuh tanah dengan
waktu yang lama.
Pantur (1985 : 61) menyatakan gerk jatuh bebas adalah
gerak yang mengakibatkan benda melewati lintasan berbentuk
lurus karena pengaruh gravitasi bumi. Gerak jatuh bebas
merupakan gerak yang mengabaikan gesekan dan perubahan kecil
percepatan terhadap ketinggian. Percepatan yang di alami benda
jatuh bebas disebabkan oleh gravitasi yang besarnya 9,8 m/s2 atau
980 cm/s2dan bearah menuju pusat bumi. Gesekan yang dimaksud
di sini adalah gesekan antara benda dan udara. Suatu benda yang
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 58
dijatuhkan dari ketinggian tertentu dalam ruangan terbuka akan di
perlambat akibat gaya gesek dengan laju udara.
Pada percobaan gerak jatuh bebas sering di temukan
bahwa hasil percepatan yang di alami benda tidak sesuai dengan
kecepatan grafitasi bumi, hal tersebut terjadi karena sesunguhnya
benda tersebut telah mengalami perlambatan oleh gaya gesek
udara. Percepatan yang di alami benda pada gerak jatuh bebas
akan sama dengan percepatan grafitasi bila benda tersebut di
jatuhkan pada ruangan hampa udara.
Sutrisno (1986 : 78) menyatakan bahwa benda dikatakan
melakukan gerak jatuh bebas jika benda tersebut tanpa kecepatan
awal (V0 = 0) dan tidak dipengaruhi oleh gaya dorong melaikan
dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Gerak jatuh bebas (GJB)
termasuk kedalam gerak lurus berubah beraturan di percepat.
Percepatan yang dialami benda ini adalah akibat gaya tarik
gravitasi bumi. Karena syarat gerak jatuh bebas adalah percepatan
awalnya nol maka berlaku persamaan GLBB sebagai berikut:
V = V0 + at
Vt2= V0
2 + 2as
S = V0t + ½ at2
Karena pada gerak jatuh bebas kecepatan awal (V0 = 0) dan
percepatan yang dialami benda adalah percepatan gravitasi bumi,
maka berlaku rumus:
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 59
V = at
Vt2 = 2as
S = ½ at2
Keterangan :
V = kecepatan akhir benda (m/s)
t = waktu (s)
S = Jarak yang dilalui benda (m)
a = percepatan yang dialami benda (m/s2)
Abdullah (2012) Bila dua batu yang berbeda beratnya
dijatuhkan tanpa kecepatan awal dari ketinggian yang sama dalam
waktu yang sama, batu manakah yang sampai di tanah duluan?
Peristiwa di atas dalam Fisika disebut sebagai jatuh bebas, yakni
gerak lurus berubah beraturan pada lintasan vertikal. Ciri khasnya
adalah benda jatuh tanpa kecepatan awal (vo = nol). Semakin ke
bawah gerak benda semakin cepat.
batu yang dijatuhkan dari ketinggian yang sama dan dalam waktu
yang sama. Percepatan yang dialami oleh setiap benda jatuh bebas
selalu sama, yakni sama dengan percepatan gravitasi bumi. Pada
materi ini, cukup Anda ketahui bahwa percepatan gravitasi bumi itu
besarnya g = 9,8 dan sering dibulatkan menjadi 10
Pada jatuh bebas ketiga persamaan GLBB dipercepat yang kita
bicarakan pada kegiatan sebelumnya tetap berlaku, hanya
saja vokita hilangkan dari persamaan karena harganya nol dan
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 60
lambang spada persamaan-persamaan tersebut kita ganti
dengan h yang menyatakan ketinggian dan a kita ganti dengan g.
Jadi, ketiga persamaan itu sekarang adalah
vt=g t
vt2=2gh
Persamaan-persamaan jatuh bebas
Keterangan:
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian benda (m)
t = waktu (s)
vt = kecepatan pada saat t (m/s)
Dari persamaan waktu jatuh, terlihat bahwa waktu jatuh benda
bebas hanya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu h =
ketinggian dan g = percepatan gravitasi bumi. Jadi berat dari
besaran-besaran lain tidak mempengaruhi waktu jatuh.Artinya
meskipun berbeda beratnya, dua benda yang jatuh dari ketinggian
yang sama di tempat yang sama akan jatuh dalam waktu yang
bersamaan.
Dalam kehidupan kita sehari-hari mungkin kejadiannya lain.
Benda yang berbeda beratnya, akan jatuh dalam waktu yang tidak
bersamaan. Hal ini dapat terjadi karena adanya gesekan udara.
Percobaan di dalam tabung hampa udara membuktikan bahwa
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 61
sehelai bulu ayam dan satu buah koin jatuh dalam waktu
bersamaan.
Percepatan gravitasi adalah percepatan yang dialami oleh
benda yang jatuh bebas dari ketinggian tertentu menuju
permukaan bumi. Berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh
fisikawan, besar percepatan gravitasi bumi adalah 9,8 m/s2. Ini
adalah nilai rata-rata. Besar percepatan gravitasi di beberapa
tempat yang berbeda bisa saja tidak tepat sama dengan 9,8 m/s2.
Untuk mempermudah perhitungan soal-soal, terkadang nilai
percepatan gravitasi 9,8 m/s2 ini dibulatkan menjadi 10 m/s2. Arah
percepatan gravitasi adalah menuju pusat bumi atau tegak lurus
menuju permukaan tanah.
Gerak jatuh bebas dan kaitannya dengan percepatan gravitasi
Gerak jatuh bebas merupakan gerak benda jatuh dari ketinggian
tertentu menuju permukaan tanah tanpa kecepatan awal dan benda
mengalami percepatan gravitasi konstan sebesar 9,8 m/s2.
Percepatan merupakan besaran vektor sehingga mempunyai besar
dan arah. Besar percepatan gravitasi 9,8 m/s2 artinya kelajuan
benda bertambah 9,8 m/s setiap 1 sekon. Setelah jatuh bebas
selama 2 sekon, kelajuan benda bertambah menjadi 19,6 m/s.
Demikian seterusnya. Arah percepatan gravitasi adalah menuju
pusat bumi.
Kelajuan setiap benda yang jatuh bebas bertambah secara teratur
karenanya gerak jatuh bebas merupakan salah satu contoh gerak
lurus berubah beraturan. Terdapat tiga rumus turunan gerak lurus
berubah beraturan yang digunakan untuk menghitung besaran-
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 62
besaran fisika terkait gerak lurus beraturan, seperti jarak,
kecepatan awal dan akhir, selang waktu dan percepatan.
Ketiga rumus tersebut adalah :
vt = vo + a t
s = vo t + ½ a t2
vt2 = vo
2 + 2 a s
di mana vt = kelajuan akhir, vo = kelajuan awal, a =
percepatan benda, t = selang waktu tempuh, s = jarak tempuh,
vo = kelajuan awal.
Gerak jatuh bebas merupakan contoh gerak lurus berubah
beraturan karenanya rumus yang digunakan di gerak jatuh bebas
pada dasarnya sama dengan rumus gerak lurus berubah beraturan
di atas dan disesuaikan lagi dengan situasi dan kondisi pada gerak
jatuh bebas. Ketiga rumus di atas jika diubah menjadi rumus gerak
jatuh bebas maka akan berubah menjadi
vt = g t
h = ½ g t2
vt2 = 2 g h
di mana vt = kelajuan akhir, g = percepatan gravitasi, t = selang
waktu, h = ketinggian atau jarak tempuh pada arah vertikal.
Pada percobaan ini, percepatan gravitasi dihitung menggunakan
salah satu rumus gerak jatuh bebas, yakni
h = ½ g t 2 .
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 63
Kedua rumus lainnya tidak dapat digunakan karena pada
percobaan ini kelajuan akhir (vt) benda tidak dapat diukur. Untuk
menghitung besar percepatan gravitasi, rumus di ubah menjadi
g = 2 h / t 2 .
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 64
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari / Tanggal : Sabtu / 07 Desember 2013
Waktu : 10.30-12.00 WITA
Tempat : Laboratorium kampus STT MIGAS Balikpapan
3.2 Alat dan Bahan
Alat :
1. Jangka sorong
Untuk mengukur diameter benda
2. Neraca ohaus
Untuk mencari massa benda
3. Mistar
Untuk mengukur panjang atau ketinggian
4. Mikrometer sekrup
Untuk mengukur ketebalan benda
5. Stopwatch
Untuk mengukur waktu
Bahan :
1. Bola karet besar dan kecil
3.3 Prosedur kerja
1. menimbang massa beban menggunakan neraca ohaus
2. Mengukur diameter benda dengan jangka sorong
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 65
3. Menentukan ketinggian
4. Menghitung percepatan benda pada saat dijatuhkan
menggunakan stopwatch
5. Mencatat hasil perhitungan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 66
4.1 Hasil Pengamatan Praktikum dan Perhitungan
4.1.1 Hasil Pengamatan
Bahan Diameter Massa
(kg)
h (cm) t (s)
Bola besar 3,97 34,79 100 0,41
Bola kecil 1,57 2,70 100 0,47
4.1.2 Hasil Perhitungan
a. Bola besar
h=100cm=1m
t=0,41 s
g=2h
t 2
¿ 2.1
(0,41)2
¿ 20,168
¿11,898m
s2
b. Bola kecil
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 67
h=100cm=1m
t=0,47 s
g=2h
t 2
¿ 2.1
(0,47)2
¿ 20,2209
¿9,054m
s2
4.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan
mengenai gerak jatuh bebas, dengan tujuan untuk
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 68
menentukan percepatan gravitasi yang dialami suatu benda
serta membuat grafik dari hasil percobaan tersebut. Sebagai
sarat awal suatu benda mengalami gerakan jatuh bebas maka
saat di jatuhkan benda tersebut memiliki kecepatan awal nol.
Dalam gerak jatuh bebas yang mempengaruhi adalah
massa bendanya dan juga ketinggian jatuhnya. Semakin
cepat benda jatuh ke tanah berarti massa benda tersebut
lebih berat dibanding massa benda lainnya. Ketika ketinggian
jatuh benda semakin tinggi maka gerak jatuh benda akan
semakin cepat, karena dipengaruhi percepatan gravitasi. Jadi
di dalam melakukan percobaan gerak jatuh bebas yang perlu
diukur adalah massa benda (m), ketinggian jatuh benda (h),
waktu jatuh (t) dan diameter bola (d).
Di dalam percobaan ini di dapat hasil bahwa percepatan
jatuh bola 1 adalah 11,898 m
s2 dan bola 2 adalah 9,054 m
s2
BAB V
PENUTUP
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 69
5.1 Kesimpulan
⋙ Mekanisme dan cara kerja dari gerak jatuh bebas
ternyat mudah untuk dipahami, yaitu hanya dengan
mengukur ketinggian jatuh benda lalu menghitung
waktunya jatuhnya dan kemudian dimasukan ke dalam
persamaan
⋙ Ketinggian beban dapat mempengaruhi waktu untuk
melakukan gerak jatuh bebas , semakin besar
ketinggian suatu beban dari lantai ,maka semakin besar
pula waktu yang diperlukan untuk melakukan gerak
jatuh bebas. Jadi ketinggian benda berbanding lurus
dengan waktu benda untuk mencapai lantai.
⋙ Dapat mengetahui waktu tempuh dari benda sebagai fungsi
dari jarak. Karena waktusebanding dengan jarak. Dan
dihasilkan gravitasi yang hampir sama dengan gravitasi
sebenarnya
5.2 Saran
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 70
Dalam melakukan percobaan harus teliti dan cermat
dalam mengamati waktu dan menghitung kecepatan benda ketika
menyentuh lantai. Jika dalam perhitungan terjadi kesalahan maka
akan berpengaruh pada besarnya percepatan gravitasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 71
Abdullah. 2012.Gerak Jatuh Bebas. (online) (http:
//gurufisikamuda .blogspot.com/ 2011/05/gerak-jatuh-bebas-
gaya-gesekan-udara.html)diakses pada 15 Desember 2014
pukul 15.30 wita
Adnan. 2009. Gerak Parabola. (online) (Http://. Guru muda/ gerak
jatuh bebas/ blogspot.com) diases pada 15 Desember 2014
pukul 15.20 wita
Pantur. 1985. FISIKA JILID 1. Jakarta: Erlangga
Sutrisno. 1986. FISIKA DASAR. Bandung: ITB.
BAB I
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 72
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Fisika, gaya gesek atau koefisien gesek merupakan
akumulasi intraksi mikro antara kedua permukaan yang saling
bersentuhan. Dimana gaya-gaya yang bekerja antara lain adalah
gaya elektro static pada masing – masing permukaan yang
diyakini bahwa permukaan yang halus akan menyebabkan gaya
gesek (koefisien gesek) menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan
dengan permukaan yang kasar , akan tetapi pada percobaan ini
tidak lagi demikian. Konstruksi mikro (nano) pada permukaan
benda dapat menyebabkan gesekan menjadi minimum, bahkan
cairan tidak lagi membasahinya ( efek lotus ).
Ada beberapa contoh kehidupan sehari-hari kita yang
bersangkutan dengan peristiwa gaya gesek seperti :
“ Jika kita bermain perosotan pada permainan kanak-
kanak dimana kita dapat disebut sebagai benda yang meluncur
pada bidang miring. Menuruni gunung dengan meluncurnya
mobil dari ketinggian gunung.”
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mempelajari gaya gesek.
2. Menetukan koefisien gesek statis dan kinetis pada gerak
translasi
3. Menetukan besar koefisien gesekan statis
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 73
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda
atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek
muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Benda-benda
yang dimaksud disini tidak harus berbentuk padat melainkan
dapat pula berbentuk cair atau gas. Gaya gesek antara dua
buah benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan
kinetis, sedangkan gaya antar benda padat dan cairan serta gas
adalah gaya stokes. Dimana suhu pertama adalah gaya gesek
yang dikenal sebagai gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan
suhu kedua dan ketiga adalah gaya gesek benda dalam fluida.
Gaya gesek dapat merugikan danjuga bermanfaat panas pada
proses atau poros yang berputar, energy yang ditimbulkan
dapat diartikan sebagai engsel pintu dan sepatu yang haus
adalah contoh kerugian yang disebabkan oleh gaya gesekan.
Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak dapat berpindah
tempat karena gesek antara gesekan kakinya hanya akan
menggelincir diatas lantai. Tanpa adanya gaya gesek antara ban
mobil dengan jalan mobil hanya akan selip dan tidak membuat
mobil dapat bergerak. Tanpa adanya gaya gesek juga tidak
dapat terjadinya parasut.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 74
Beberapa cara memperkecil gaya gesekan dalam kehidupan
sehari-hari ialah :
1. Memberikan benda bulat dari besi pada poros roda
2. Memberikan pelumas saperti oli atau vaselin pada
mesin
3. Memberikan roda pada bagian bawah benda-benda
yang berat akan mudah dipindahkan, seperti lemari es
atau lemari pakain .
4. Mendesain bentuk kendaraan menjadi lebih
aerodinamis, sehingga gaya gesekannya enjadi
berkurang.
Usaha manusia untuk mengurangi gaya gesekan telah
dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Ilmu yang mempelajari
tentang gaya gesek dan cara untuk mengurangi besarnya gaya
gesek disebut tribology. Didapatkan pada jaman kuno bahawa
bangsa-bangsa peradaban tua seperti mesin dan Assyria sudah
memakai perinsip-perinsip tribology. Diketehui bahwa jaman itu,
ketika memindahkan barang yang berat mereka menggunakan
minyak hewan untuk melicinkan permukaan.
Karena tribology dan gesekan tidak bias dipisahkan maka
untuk menelusuri sejarah manusia modern mencoba membedah
fenomena gesekan yaitu sejenius Leonardo Davinci (1459-1519)
yang mula-mula merumuskan cara mengurangi gaya gesekan
dalam bentuk yang riil dan tertruktur. Diilhami oleh Davinci,
hokum-hukum fisika mengenai gesekan dirumuskan oleh dua
ilmuan secaa terpisah yaitu Amontos(1699) dan selanjutnya
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 75
coulomb (1751) dan disebut hokum gesekan Amontons –
coulomb. Yang dimana ini mempunyai kesederhanaan dan
mempunyai isi empat butir postulat yaitu :
1. Gaya gesekan pada permukaan yang bersentuhan
berbanding lurus dengan gaya tegak lurus pada permukaan
tersebut
2. Gaya gesekan tidak bergantung pada luas proyek si
pemukaan yang bersentuhan
3. Gaya gesekan tidak berhubungan dengan kecepatan sliding
permukaan.
4. Gaya gesekan statis ebih besar daripada gesekan dinamis
Postulat 1 dan 2, terbukti dari penelitian (empirically
proved) akurat untuk gesekan benda padat. Sementara 3 dan 4
dalam beberapa kasus tidak sesuai dengan hasil percobaan. Jadi
yang dipakai ialah postulat 1 dan 2 secara luas dan hamper
semua desaign alat mekanik modern menerapkan hokum ini.
Ketika sebuah benda berguling diatas suatu permukaan
(misalnya roda kendaraan yang berputar atau bola yang
berguling di tanah), gaya gesekan tetap ada walaupun lebih
kecil dibandingkan dengan ketika benda tersebut meluncur
diatas permukaan benda lain. Gaya gesekan yang bekerja pada
bendayang berguling diatas permukaan lainnya dikenal sebagai
gaya gesekan rotasi. Sedangkan gaya gesekan yang bekerja
pada permukaan benda yang meluncur diatas permukaan benda
lain (misalnya buku yang di dorong diatas permukaan meja)
disebut sebagai gaya gesek translasi yaitu gaya gesekan yang
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 76
bekerja pada benda padat yang meluncur diatas benda padat
lainnya. Jenis gaya ada dua yaitu :
1. Gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya gesek
statis dimana cenderung mempertahankan keadaan diam
benda sedangkan gaya gesek kinetis cenderung
mempertahankan gerak dari suatu benda.
a. Gaya Gesek Statis
Gaya ini terjadi antara dua permukaan benda diam atau
adanya gerak relatife yang diam (tidak ada gerakan) antara satu
benda dengan benda yang lainnya. Saat suatu benda ditarik dengan
sebuah gaya dan benda tersebut belum bergerak, maka berarti ada
gaya yang berlawanan arah dengan arah gerak benda tersebut.
Gaya itu adalah gaya gesekan static (Fs) dimana gaya tarik
diperbesar dan balok belum bergerak, berarti gaya gesekan statis
(Fs) bertambah besar mencapai harga maksimum. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa gaya gesekan static maksimim (Fsmaks)
sebanding dengan gaya normal (N). harga kesebandingan ini
disebut koefisien gesekan static (Ms). Koefisien gesekan merupakan
tetapan yang menunjukkan tingkat kekerasan benda. Gaya gesekan
statis mempunyai nlai yang terletak anatara nol sampai nilai
maksimum sebesar Msn.
Rumus à Fs = Ms.N
Fs (Max) = Ms.N
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 77
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1.1 Waktu dan tempat praktikum
Hari Praktikum : Sabtu
Tanggal Praktikum: 7 Desember 2013
Tempat Praktikum : Laboraorium Fisika, STT Migas
Balikpapan
Waktu Praktikum : 10.30 - 12.30 wita
1.2 Alat dan Bahan
1.2.1 Alat – alat dan Bahan
a. Bidang Miring, digunakan untuk mencari kemiringan sudut
dimana koefisien gesek bekerja oleh balok.
b. Busur, digunakan untuk mengukur sudut dimana koefisien
gesek bekerja pada tiap balok.
c. Neraca Ohauss, Untuk mengukur massa balok.
d. Balok kayu dan logam, sebagai media percobaan.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 78
1.3 Prosedur Kerja
a. Disiapkan beberapa balok kayu dan logam.
b. Digukur massa tiap balok menggunakan neraca ohauss
c. Diletakkan balok diatas bidang miring dan diukur
menggunakan busur
d. Dicatat hasil analisis
e. Dibandingkan hasil dan dibuat hasil analisi
BAB IV
HASIL DAN PERHITUNGAN
4.1 Hasil Praktikum dan Perhitungan
4.1.1 Hasil Praktikum
No Benda M (gr) θ
1 Kubus
Kuningan
61,13 26°
2 Kubus
Tembaga
58,94 35°
3 Kubus Besi 57,65 27°
4 Kubus Kayu 0,58 43°
5 Kubus
Alumunium
18,44 30°
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 79
4.1.2 Hasil Perhitungan
Benda M (gr) θ μ
Kubus
Kuningan
61,13 26° 0,488
Kubus
Tembaga
58,94 35° 0,700
Kubus Besi 57,65 27° 0,510
Kubus Kayu 0,58 43° 0,933
Kubus
Alumunium
18,44 30° 0,577
Menghitung koefisien gesekan
Kubus Kuningan (μs₁¿
μs1=¿tan 26°
¿0,488
Kubus Tembaga (μs₂¿
(μs₂¿ = tan 35°
= 0,700
Kubus Besi (μs₃¿
(μs₃¿ = tan 27°
= 0,510
Kubus Kayu (μs₄¿
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 80
(μs₄¿ = tan 43°
= 0,933
Kubus Alumunium (μs₅¿
(μs₅¿ = tan 30°
= 0,577
4.2 Pembahasan
Dalam percobaan kali ini, kita diberi 5 buah kasus
dengan massa (m) yang berbeda-beda massa tiap benda
harus lah dihitung terlebih dahulu dengan neraca ohauss,
setelah didapat, barulah pada peralatan bidang miring .
belokkan sudut ɵ hingga kubus bergerak dan keluar dari
peralatan bidang miring.
Setelah semua data didapat, dalam perhitungan cari lah nilai
koefisien gesek (μs) dari tiap kubus dengan rumus. Lalu
dubuat grafik berdasar data dan perhitungan.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 81
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktikum mengenai koefisien yang
tealah dilaksanakan, dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1) Nilai koefisien gesek dapat diperoleh jika kita mengetahui
massa benda kemudian nilai sudut yang diperlukan agar
benda jatuh dari lintasan, lalu nilai-nilai tersebut
dimasukkan dalam rumus.
2) Gaya gesek ada yang menguntukan da nada pula yang
merugikan.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 82
3) Semakin berat massa benda maka semakin kecil koefisien
geseknya.
5.2 Saran
Sebaiknya waktu dan tempat telah dikoordinir dengan baik
agar praktikum berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, R Adi.2010. Jakarta : PT Wahyu Media Umami, Nurul, 2012
http:// newinspiration 89. Blogspot.com/2012/09/koefisien
gesek.html
Surya Yohannes. Mekanik dan Fluida 1. PT Kandal : Jakarta
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 83
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap fluida, gas ataupun cairan, memiliki sifat yang dikenal
sebagai viskositas, yang dapat didevinisikan sebagai tahanan
yang dilakukan suatu lapisan lainya. Salh satu cara untuk
menentukan viskositas cairan adalalah metode kapiler dari
perseull, metode osuald merupakan suatu variasi dari metode
poiseulle.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 84
Viskositas merupakan ukuran gesekan dibagian dalam suatu
fliuida, fluida sebenarnya terdiri dari beberapa lapisan, karena
adanya viskositas diperlukan gaya untuk meluncurkan auatu
lapisan fluida diatas fluida lainnya.
Dalam fluida ternyata gaya yang dibutuhkan (F), sebanding
dengan luas fluida yang bersentuhan dengan setiap lempeng
(A), dan dengan laju (v) dan berbanding terbalik dengan jarak
antar lempeng (l). Besar gaya F yang diperlukan untuk
menggerakan suatu lapisan fluid dengan kelajuan tetap v
untuk luas penampang keping A adalah F.An
1.2 Tujuan Prktikum
1. Dapat memahai bahwa benda yang bergerak dalam fluida
akan mendapt gaya gesekan yang di sebabkan kekentalan
fluida
2. Dapat mengetahui factor apa saja yang mempengarui
viskositas
3. Mencari cara menghitung koefisien gesekan pada fluida.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Viskositas
Sifat- sifat fluida, viskositas memerlukan perhatian yang
terbesar dalam telaahan tentang aliran fluida.Viskositas
adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tahanan
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 85
terhadap tekanan geser oleh fluida tersebut. Hukum
viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan
bentuk sudut fluida yang terten tu maka tekanan geser
berbanding lurus dengan viskositas.
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu
carian atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang
berhubungan eat dengan hambatan untuk mengalir.
Beberapa cairan ada yang dapat mengali rcepat, sedangkan
lainnya mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat
seperti contohnya air, alkohol, dan bensin karena memiliki
nilai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat
seperti gliserin, minyakasto, dan madu karena mempunyai
viskosita sbesar.Jadi viskosita stidak lain menentukan
kecepatan mengalirnya suatucairan.
Viskositas (kekentalan) cairan akan menimbulkan gesekan
antar- bagianataulapisancairan yang bergeraksatuterhadap
yang lain. Hambatan atau gesekan yang terjadi ditimbulkan
oleh gaya kohesi di dalam zat cair. Viskositas gas ditimbulkan
oleh peristiwatu mbukan yang terjadi antar amolekul-molekul
gas.
Kekentalan disebabkan karena kohesi antara patikel
zatcair.Zatcair ideal tidak mempunyai kekentalan. Zat cair
mempunyai beberapa sifat sebagai berikut.
a. Apabila ruangan lebih besardari volume zat cair akan
terbentuk permukaan bebas horizontal yang berhubungan
dengan atmosfer.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 86
b. Mempunyair dapat masa dan berat jenis.
c. Dapat dianggap tidak termam patkan.
d. Mempunyai viskositas (kekentalan).
e. Mempunyaikohesi, adesidanteganganpermukaan.
Viskositas adalah salah satu sifat polimer yang sangat berpengaruh
dalam pembentukan suatu membran, karena viskositas ini
menggambarkan cepa tatau lambatnya cairan tersebut mengalir.
Dalam pembuatan membrane serat berongga ada batasan
viskositas larutan polimer minimal yang harus dimiliki oleh larutan
yang akan dipintal.
2.2 faktor- Faktor Yang MempengaruhiViskositas
Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut
(Bird, 1987):
a. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan
viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.
b. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan
viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair
menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh
energi.Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya
interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas
cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.
c. Kehadiran zat lain.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 87
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya
bahan tambahan seperpi bahan suspensime naikkan
viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya
penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun
karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu
alirnya semakin cepat.
d. Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju
aliran alcohol cepat, larutan minyak laju aliran nya lambat
dan kekentalannya tinggi seta laju aliran lambat sehingga
viskositas juga tinggi.
e. Beratmolekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
f. Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen,
viskositas CPO dengan gugus OH padat rigliseri dan naik pada
keadaan yang sama.
2.3 Metode Pengukuran Viskositas dengan Metode Ostwald
Metode ini ditentukan berdasarkan hokum Poisulle menggunakan
alat viscometer oswaltd. Penetapannya dilakukan dengan jalan
mengukur waktu yang diper lukan untuk mengalirkan cairan dalam
pipa kapiler dari a ke b. Sejumlah cairan yang akan diukur
viskositasnya dimasukkan kedalam viskometer yang diletakkan
pada thermostat. Cairan kemudian diisap degan pompa kedalam
bola sampai diatas tanda a. Cairan dibiarkan mengalir kebawah dan
waktu yang diperlukan dari a ke b dicatat menggunakan stopwatch
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 88
2.4 konsepviskositas
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda
memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias
kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-
molekul yang menyusun suatu fluida. Jadimolekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida
tersebut mengalir.Pada zat cair, viskositas disebabkan karena
adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis).
Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan
antara molekul.
2.5 PengertianFluida
Fluida adalah zat yang berubah bentuk secara terus menerus bilater
kena tegangan gesek suatu fluida adalah suatu zat yang
mengembang hingga memenuhi bejana .fluida selalu mengalir bila
dikenai bekas pengubah zatcair, fluidad iartikan dengan
mempunyai volume tertentu itu mengalir menyusuaikan dengan
bentuk wadah zat cair mempunyai volume tertentu. Dalam fluidater
nyata gesek yang dibutuhkan (F), sebaiknya dengan luas fluida
yang bersentuhan dengan setiap lempeng (A), dan dengan laju (v)
untuk luas penamping keeping A dan F
2.6 Hukum stokes
DimanDiketahui
Fs = Gaya gesek (N)
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 89
Fa = Gaya kental (N)
W = beratbendaterhadapgravitasibumi (N)
Hokum stokes berbunyi : “bila sebuah bola bergerak dalam
suatu fluida yang diam, maka terhadap bola itu akan bekerja gaya
gesek dalam bentuk gaya gesek dalam bentuk gaya gesekan yang
arahnya berlawanan dengan arah gerak bola tersebut
Syarat syaratberlakunya hokum stokes
1. Rang tempuh fluida bergerak terbatas
2. Tidak adda turblesh. Didalamfluida
3. Kecepatan (v) tidak besar, sehingga aliran masih linear
Jika sebuah benda berbentuk bola (kelereng) jatuh bebas dalam
suatu fluida kental, kecepatantannya terbesar akan berambah
karena pengaruh gaya gravitasi bumi hingga mencapai suatu
kecepatan terbesar yang tetapi kecepatan terbesar yang tetap
tersebut dinamakan kecepatan terminal. Pada saat kecepatan
terminal tercmpur, berlaku keadaan F=0
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 90
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat praktikum
Hari/tanggal : sabtu/7 desember 2013
Waktu : 10:00-12:00
Tempat: Lab kampus STT-MIGAS BALIKPAPAN, KM 9 Karang Joang
3.2 Alat dan bahan
1. OliDigunakan sebagai fluida
2. BebanUntuk mengetahui pengaruh beban terhadap viskositas fluida
3. Gelas bekerDigunakan sebagai tempat penampungan oli
4. Bola, dan kelerangSebagai bahan yang akan di ujikan
5. Jangka sorongDigunakan untuk mengukur diameter benda dengan ketelitai 0,1mm
6. Neraca O’housDigunakn untuk mengukur massa benda
7. Mistar Digunakan untuk mengukur ketinggian tabung
8. Micrometer secrupDigunakan untuk mengukur diameter benda dengan ketelitian 0,01mm
9. Stop watch
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 91
Digunakan untuk mengukur waktu yang diperlukan benda untuk mencapai dasar tabung
3.3 Prosedur kerja
1. memasukan fluida kedalam gelas beker2. menimbang massa benda3. mengukur diameter menggunakan micro meter
secrup dan jangka sorong4. menggunakan mistar untuk mengukur tinggi
penampungan fluida5. memasukanbenda kedalam cairan fluida6. mengukur kecepatan benda mulai dari bibir tabung,
menggunakan stopwatch7. mengukur perubahan ketinggian fluida setelah
dimasukan fluida8. mengulang langka 1-7 dengan benda yang berbeda
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 92
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 hasil praktikum dan perhitungan
4.1.1 hasil praktikum
N
O
Nama benda D1 D2 M (gr) Waktu (s)
h =40
cm
h =50
cm
1 Kelereng
besar
24,9 20,14 21,41 0,61 0,88
2 Kelereng
sedang
15,66 14,35 6,73 0,78 0,72
3 Kelereng
kecil
10,81 11,81 3,81 1,39 1,32
4 Bola kecil 16,7 15,72 4,36 26,62 23,67
4.1.2 hasil perhitungan
a. menghitung volume benda
Kelereng besar
d1= 24,9 mm = 24,9 x 10-3m
v1=16 π.d13 =
16.3,14 (24,9 x 10-3)3
=8,07 x 10-6 m3
Kelereng sedang
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 93
d2=15,66 mm =15,66 x 10-3m
v2=16 π.d13 =
16.3,14 (15,66 x 10-3)3
=2,01 x 10-6 m3
Kelereng kecil
d3=10,81 mm = 10,81x10-3 m
v3=16 π.d13 =
16.3,14 (10,81 x 10-3)3
=6,610 x 10-7 m3
Bola kecil
d4=16,7 mm = 16,77 x 10-3 m
v4=16 π.d13 =
16.3,14 (16,77 x 10-3)3
=2,937 x 10-6 m3
b. menghitung rata-rata volume benda
v = ∑ v
n=v 1+v 2+v3+v 4
4
=
8,07 x10−6m3+2,01x 10−6m3+6,610 x10−7m3+2,937 x10−6m3
4=3,2945x
10-6 m3
c. menghitung ∆ vmasing –masing benda
Kelereng besar (jangka sorong)
d1 = 24,9 x 10-3 m ± 10 x 10-4
∆ v1=v 1( 3.∆dd 1 )
= 8,07 x 10-6 m3 ( 3 x1.10−4
24.9×10−3 ) Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 94
= 9,722 x 10-8 m3
Kelereng sedang (micrometer secrup)
∆ v2=v 2( 3.∆dd 2 )
= 2,01 x 10-6 m3 ( 3 x1.10−5
15,66×10−3 ) = 3,85 x 10-9 m3
Kelereng kecil (micrometer secrup
d3=10,81 mm ±0,01mm=1×10-5
∆ v3=v3( 3.∆dd 3 )
= 6,610 x 10-7 m3 ( 3 x1.10−5
10,81×10−3 ) = 1,83 x 10-9 m3
Bola kecil (Jangka sorong)
d4 = 16,7 x 10-3 + 0,1 mm = 1 x 10-4
∆ v 4=v 4 ( 3.∆dd 4 )
∆ v 4=2,437( 3×1×10−4
16,7×10−3 )=2,437×10−6( 3×1×104
16×7×10−3 )∆ v 4=4,377×10−8
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 95
d. menghitung KTP mutlak
Kelereng besar
v1±∆v 1→8,07×10−6m3±9,722×10−8m3
Kelereng sedang
v2±∆v 2→2,01×10−6m3±1,83×10−4m3
Kelereng kecil
v3±∆ v3→6,610×10−7m3±1,83×10−8m3
Bola kecil
v 4±∆v 4→2,437×10−6m3±4,377×10−8m3
e. menghitung KTP relative
Kelereng besar
v1±(∆v 1v 1 )×100 %
v1±( 9,722×10−8
8,07×10−6 )×100 %
v1± (0,012×100 %)
v1±1,2 %=8,07×10−6m3±1,2 %
Keleren sedang
v2±(∆ v2v 2 )×100 %
v2±( 3,85×10−9
2,01×10−6 )×100 %
v2± (0,002×100 %)
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 96
v2±0,2%=2,01×10−6m3±0,2 %
Kelereng kecil
v3±(∆ v3v3 )×100 %
v3±( 1,83×10−8
6,610×10−6 )×100 %
v3± (0,03×100 % )
v3±0,03 %=6,610×10−7m3±0,3 %
Bola kecil
v 4±(∆ v 4v 4 )×100 %
v 4±( 4,377×10−8
2,437×10−6 )×100 %
v 4± (0,018×100 % )=v 4 ±1,8 %=2,437×10−6m3±1,8 %
f. menghitung massa jenis
ρ1−m1v 1
=21,41×10×−38,07×10−6 =2,653×103 kg
m3
ρ2−m2v 2
=6,73×10×−32,01×10−6 =3,398×103 kg
m3
ρ3−m 3v 3
=3,81×10×−36,610×10−7 =5,763×103 kg
m3
ρ4−m 4v 4
=4,36×10×−32,432×10−6 =1,789×103 kg
m3
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 97
g.menghitun massa jenis oli
suhu=400
SG=141,50
1,310+Aρi= 141,50
1310+400 =825kgm3
ρ=SG×1grml
=0,825grml
=825kg
m3
h.menghitung koefisien kekentalan zat cair (N)
Kelereng besar
d 1=24,9×10−3
g=9,8ms
ρb=2,653×103
ρf=825kg
m3
−h1=40cm
t 1=0,6 s
π= g .t 1.d2
18.h1 ( ρb− ρf )
¿9,8×0,615× ( 24,9×10−3 )2
18×40×10−2 ¿)
¿ 3,70×10−3
7.2=1825
kgm3
¿0,939k g−11 s−11
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 98
h2=50 cm
t 2=0,88 s
π= g .t 1.d2
18.h1 ( ρb− ρf )
¿9,8×0,615× ( 24,9×10−3 )2
18×50×102 ¿)
¿ 5,346×10−3
9=18,25
kgm3
¿1,085k g−11 s−11
Kelereng sedang
d=15,66×10−3m
g=9,8m
s2
ρb=3,348×103kgm3
ρf=825kg
m3
h1=40cm
π= g .t 1.d2
18.h1 ( ρb− ρf )
¿9,8×0,785 (15,66×10−3 )2
18×40×102 ¿)
¿ 1,874×10−3
7,2=25,23
kgm3
¿0,656k g−1 s−1
h2=50 cm
t 2=0,725
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 99
π= g .t 1.d2
18.h1 ( ρb− ρf )
¿9,8×0,725× (15,66×10−3 )2
18×50×102 ¿)
¿ 1,730×10−3
9=25,23
kgm3
¿0,484 k g−1 s−1
Kelereng kecil
d=10,81×10−3m
g=9,8m
s2
ρb=5,763×103kgm3
ρf=825kg
m3
h1=40cm
π= g .t 1.d2
18.h1 ( ρb− ρf )
¿9,8×1,395 (10,81×10−3 )2
18×40×102 ¿)
¿ 1,591×10−3
7,2=49,11
kgm3
¿1,085k g−1 s−1
h2=50 cm
π= g .t 1.d2
18.h1 ( ρb− ρf )
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 100
¿9,8×1,325 (10,81×10−3 )2
18×50×102 ¿)
¿ 1,511×10−3
9=49,11
kgm3
¿0,824 k g−1 s−1
Kelereng kecil
d=16,7×10−3m
g=9,8m
s2
ρb=1,789×103 kgm3
ρf=825kg
m3
h1=40cm
t=26,23 s
π= g .t 1.d2
18h1. ( ρb−ρf )
¿9,8×26,33 (16,7×10−3 )2
18×40×102 ¿)
¿ 7,168×10−3
7,2=9,64
kgm3
¿9,597 k g−1 s−1
h2=50 cm
t 2=23,67 s
π= g .t 1.d2
18.h1 ( ρb− ρf )
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 101
¿9,8×23,67 (16,7×10−3 )2
18×50×102 ¿)
¿ 6,469×10−3
9=9,64
kgm3
¿0,692k g−1 s−1
4.3 pembahasan
Dalam percoban ini, diketahui bahwa viskositas dapat
mempengaruhi laju dari suatu benda, dan dalam viskositas
massa sangat mempengaruhi laju benda. Semakin besar
massa benda maka semakinlambat laju benda. Semakin
ringan benda semakin cepat laju benda. Semakin ringan
benda maka semakin lambat laju benda-0benda. Semakin
besar bidang permukaan akan semakin lambat.
Dan diketahui juga viskositas tiap benda berbeda sehingga
nilai yang dimililki fluida semakin fluida harus dihitung
terlebih dahuu untuk megetahuinya.
Dalamperitungan yang di cari adalah T tiap benda. Koefisien
gesek (k. Y/x) massa (m rata-rata, volume (m3) massa jenis
( ρ ) ,∆ ρsetiap benda ∆ ρ=(11v )
2
(∆m )2+(−mv )(∆v2)
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 102
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Menentukan koefisien viskositas dapat dihitung dengan rumus
π=2 πg(ρ2−ρ1)
Batu yang dijatuhkan dalm minyak pelumas (oli) ternyata
mempunyai kecepatan konstan. Hal ini membuktikan bahwa
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 103
minyak pelumas (oli) mempunyai angka kekentalan yang
tinggi
5.2 saran
Dilakukan perhitungan yang akurat agar tidak terjadi
kesalahan dalm pengisian laporan
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, R Adi.2010. Jakarta : PT Wahyu Media Umami, Nurul, 2012
http:// newinspiration 89. Blogspot.com/2012/09/HUKUM
STOKES.html
Surya Yohannes. Mekanik dan Fluida 1. PT Kandal : Jakarta
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 104
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, gerak yang banyak
dijumpai adalah yang tidak beraturan. Gerak mobil kadang-
kadang cepat, kadang-kadang lambat, bergantung pada
situasi dan kondisi jalan. Pada jalan lurus tanpa hambatan,
mobil dapat bergerak cepat. Akan tetapi, pada jalan yang
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 105
ramai mobil akan bergerak lambat. Di jalan tol mungkin kita
dapat mempertahankan kelajuan tetap untuk beberapa saat,
misalnya 100 km/jam. Gerak pesawat terbang ketika berada
pada ketinggian tertentu dapat dipandang sebagai gerak
dengan kelajuan tetap. Pada ketinggian tertentu, gaya-gaya
yang bekerja pada pesawat berada dalam keseimbangan.
Pada saat itu, pesawat melakukan gerak lurus beraturan.
Untuk lebih mengetahui mengenai gerak lurus
beraturan seperti yang terjadi pada mobil bergerak dan
pesawat ketika terbang dengan gerak lurus beraturan. Maka
kami melakukan praktikum ini yang berhubungan dengan
gerak lurus beraturan.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapan tujuan dari praktikum ini, antara lain:
1. Menentukan percepatan benda.
2. Menerangkan faktor yang mempengaruhi percepatan
benda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gerak lurus beraturan adalah gerak benda pada titik yang
membuat lintasan berbentuk garis lurusdengan sifat bahwa gerak
yang ditempuh tiap satu satuan waktuadalah tetap, baik besar
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 106
maupun arahnya. adalah rata-rata, jadi pada gerak lurus
beraturan rata-rata sama dengan sesaat yang tetap, baik besar
maupun arahnya. Dengan kata lain, kecepatan rata-rata pada gerak
lurus beraturan tidak bergantung pada interval atau jangka waktu
yang dipilih.
Gerak lurus adalah gerak yang mempunyai lintasan lurus.
Sebenarnya tidak ada benda yang bergerak dengan lintasan yang
betul-betul lurus. Istilah ini digunakan dalam rangka
menyederhanakan masalah. Sebenarnya semua gerak yang terjadi
di permukaan bumi merupakan gerak lengkung. Hal ini disebabkan
karena bentuk bumi kita bulat, bukan datar. Adapun yang dimaksud
dengan gerak lurus beraturan adalah gerak lurus dengan kecepatan
tetap.
http://qboysiidreamer.blogspot.com/2012/05/laporan-gerak-lurus-beraturan.html
Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan kostan pada
suatu lintasan garis lurus, maka dikatakan bahwa benda tersebut
bergerak lurus beraturan. Jarak yang ditempuh s selama waktu t
dengan kelajuan v adalah
s = vt
dengan
s = jarak tempuh (m)
v = kelajuan (m/s)
t = waktu tempuh (s)
Pada gerak lurus beraturan, kecepatan benda setiap saat
selalu konstan, artinya kecepatan awal sama dengan kecepatan
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 107
akhir. Oleh karena itu, jarak yang ditempuh benda berbanding lurus
dengan waktu.
Supriyanto. 2007. Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta.
Salah satu jenis gerak yang dipelajari dalam fisika adalah
gerak dalam lintasan lurus dengan kecepatan atau laju tetap. Gerak
yang demikian disebut dengan gerak lurus beraturan. Sebuah
benda yang bergerak lurus beraturan akan menempuh jarak yang
sama dalam selang waktu yang sama.
Meskipun konsep gerak lurus beraturan ini hanya sebuah
konsep ideal, tetapi asumsi-asumsi dari konsep ini sangat
bermanfaat. Benda yang bergerak lurus beraturan mempunyai
kecepatan (laju) tetap.
Sunardi dan Irawan, Etsa Indra. 2007. Fisika Bilingual SMA/MA Untuk
SMA/MA Kelas X. Bandung: CV.YRAMA WIDYA.
Pada gerak lurus beraturan (biasanya disingkat GLB), lintasan
yang ditempuh benda berupa garis lurus da arah geraknya selalu
tetap. Oleh karena itu, perpindahan dapat diganti dengan jarak dan
kecepatan tetap dapat diganti dengan kelajuan tetap. Benda
bergerak dengan kecepatan tetap, artinya benda menempuh jarak
yang sama dalam selang waktu yang sama. Oleh karena itu, gerak
lurus beraturan didefinisikan sebagai gerak yang lintasannya lurus
dan pada selang waktu yang sama menempuh jarak yang sama.
Ruwanto, Bambang. 2006. Asas-Asas Fisika 1A Sekolah Menengah
Atas Kelas X Semester Pertama. Jakarta: Yudhistira.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 108
Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang
lintasannya lurus dan kecepatannya tetap. Dalam gerak lurus
beraturan, kecepatan rata-rata sama dengan kecepatan benda.
Pada gerak lurus beraturan (GLB) berlaku rumus sebagai
berikut.
v= st atau s = v.t
Tim Penyusun. 2002. PR Fisika Kelas 1 SLTP. Klaten: Intan Pariwara.
Gerak lurus beraturan atau sering disingkat glb adalah suatu
jenis gerak di mana kecepatan benda yang bergerak selalu konstan.
Kecepatan merupakan besaran vektor karenanya kecepatan terdiri
dari besar kecepatan dan arah kecepatan. Arah kecepatan = arah
perpindahan = arah gerakan. Arah kecepatan benda konstan =
arah gerakan benda konstan atau arah gerakan benda tetap =
benda bergerak lurus. Besar kecepatan atau kelajuan konstan =
besar kecepatan atau kelajuan selalu sama sepanjang waktu. Jika
kelajuan benda = 10 m/s maka selama benda tersebut bergerak,
kelajuannya tetap 10 m/s.
Apabila sebuah benda bergerak dengan kelajuan konstan sebesar
10 m/s, misalnya, maka benda tersebut bergerak sejauh 10 meter
setiap satu sekon. Satu sekon kemudian, benda tersebut bergerak
sejauh 10 meter dari posisinya semula ketika benda tersebut mulai
bergerak dengan kelajuan konstan 10 m/s. Dua sekon kemudian,
benda tersebut bergerak sejauh 20 meter dari posisinya semula.
http://gurumuda.net/tag/contoh-gerak-lurus-beraturan
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 109
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang
menempuh lintasan lurus yang dalam waktu sama benda
menempuh jarak yang sama. Gerak lurus beraturan (GLB) juga
dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang menempuh
lintasan lurus dengan kelajuan tetap.
Dalam kehidupan sehari-hari, jarang ditemui contoh benda yang
bergerak lurus dengan kecepatan tetap. Misalnya, sebuah mobil
yang bergerak dengan kelajuan 80 km/jam, kadang-kadang harus
memperlambat kendaraannya ketika ada kendaraan lain di
depannya atau bahkan dipercepat untuk mendahuluinya.
Gerak lurus kereta api dan gerak mobil di jalan tol yang bergerak
secara stabil bisa dianggap sebagai contoh gerak lurus dalam
keseharian.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut.
Kedudukan sebuah mobil yang sedang bergerak lurus
beraturan
Dari gambar di atas, tampak bahwa setiap perubahan 1 sekon,
mobil tersebut menempuh jarak yang sama, yaitu 10 m.
Dengan kata lain mobil tersebut mempunyai kecepatan yang sama,
yaitu 10 m/s.
Grafik jarak terhadap waktu untuk gerak lurus beraturan
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 110
Sebuah mobil bergerak lurus dengan kecepatan tetap yaitu 10 m/s
dapat ditunjukkan dengan tabel dan grafik sebagai berikut.
Tabel hubungan waktu dan jarak
pada GLB
Grafik hubungan waktu dan jarak
pada GLB
Pada gerak luru beraturan, berlaku persamaan :
dengan
v = kecepatan (m/s)
s = perpindahan (m) Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I|
111
t = waktu yang diperlukan (s)
Dari persamaan itu, dapat dicari posisi suatu benda yang
dirumuskan dengan :
s = v.t
http://arsyadriyadi.blogspot.com/2012/09/gerak-lurus-beraturan-glb.html
Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak lurus dari suatu
objek dengan kecepatan tetap sehingga jarak yang ditempuh bisa
dihitung dengan rumus kecepatan berbanding dengan waktu. Pada
GLB ini percepatannya adalah nol, karena pada objek tersebut tidak
terjadi perubahan kecepatan. Jadi percepatan itu sendiri berbeda
dengan kecepatan, dimana kecepatan didapat dari besarnya jarak
yang ditempuh berbanding waktu, sedangkan percepatan didapat
dari besarnya perubahan kecepatan terhadap waktu. Makanya jika
suatu benda atau objek bergerak dengan kecepatan tetap maka
precepatannya tidak ada.
Untuk contoh gerak lurus beraturan dalam kehidupan sehari-
hari cukup banyak dan merupakan kegiatan kita pada umumnya
yang dilakukan setiap hari. Contohnya seseorang naik motor melaju
lurus dengan kecepatan tetap 60 km/jam pada suatu jalan yang
lurus. Orang yang naik motor tersebut bisa dikateogorikan sebagai
GLB pada fisika karena motor itu juga sebagai objek yang bergerak
dengan laju tetap yaitu 60 km/jam. Jadi jika kita hitung jarak yang
ditempuh oleh orang bermotor tersebut maka ia akan menempuh
jarak sepanjang 60 km dalam waktu satu jam. Atau jika jalan motor
tersebut hanya sepanjang 1 km, maka jarak tersebut bisa ditempuh
hanya dalam waktu 1 menit.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 112
Di dalam fisika, rumus gerak lurus beraturan adalah sebagai berikut
:
v = s / tDimana,
v = Kecepatan benda / kecepatan objek yang bergerak
s = Jarak yang ditempuh oleh objek tersebut
t = Waktu yang ditempuh
http://smartinyourhand.blogspot.com/2012/05/gerak-lurus-beraturan-glb.html
Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang
lintasannya berupa garis lurus dan kecepatannya tetap. Misalnya
sebuah mobil bergerak dijalan tol yang lurus dengan kecepatan
tetap 80 km/jam. Apabila suatu benda yang melakukan gerak lurus
beraturan diselidiki dengan pewaktu ketik (ticker time) akan
diperoleh untuk selang waktu yang sama benda menempuh jarak
yang sama.
Tamrin dan Jamal, Abdul. 2003. Rahasia Penerapan Rumus-Rumus
Fisika SMA. Jakarta: Gita Media Press
Gerak lurus beraturan adalah gerak yang lintasannya lurus
dan kecepatannya tetap.
Cirinya adalah kecepatannya konstan dan percepatannya sama
dengan nol.
Rumus :
v= st
Keterangan:
v = kecepatan (m/s)
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 113
t = waktu (s)
s = jarak tempuh (m)
Sunaryo dan Ahmad, Taufiq. 2010. Super Tips & Trik Fisika SMA. Jakarta: Wahyumedia.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Hari Praktikum : Sabtu
Tanggal Praktikum : 7 Desember 2013
Tempat Praktikum : Laboratorium Fisika, STT MIGAS
BALIKPAPAN
Waktu Praktikum : 11.00 WITA – 13.00 WITA
3.2. Alat dan Bahan
1. Ticker time
Alat sederhana yang dapat digunakan untuk menentukan
kelajuan sesaat dan percepatan benda.
2. Power supply
Alat yang dapat digunakan untuk menggerakkan tiker time.
3. Benang
Alat yang digunakan untuk mengikat beban dan mobil
mainan.
4. Beban Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I|
114
Sebagai beban yang digunakan pada praktikum ini.
5. Pita kertas
Alat yang dapat digunakan untuk merekam hasil yang
dihasilkan oleh beberapa macam gerakan yang berupa titik-
titik hitam.
6. Mobil mainan
Alat yang digunakan untuk menghasilkan gerak lurus
beraturan serta penghubung pita kertas.
7. Katrol
Alat yang digunakan untuk menggantungkan beban yang
terikat benang.
3.3. Prosedur Kerja
1. Diikat beban di ujung benang, sedangkan ujung lainnya
diikat dengan mobil mainan.
2. Dipasang benang di atas lintasan dengan jarak yang telah
ditentukan, lalu digantung beban melalui katrol.
3. Bagian belakang mobil mainan diikatkan pita kertas dan
dimasukkan pada lubang pita di ticker timer.
4. Dihidupkan power supply, lalu dilepas mobil mainan hingga
bergerak.
5. Diamati pita ticker timer, lalu dipotong tiap lima ketikan
dan diurut.
6. Ditempel urutan pita tadi pada kertas grafik.
7. Diganti beban dengan beban yang lebih besar, diulangi
langkah 2-6.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 115
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
a. Panjang lintasan 60 cm
No
.
Panjang
(cm)
Beban
(gram)
Waktu
(sekon)
1. 60 50 0,055
2. 60 70 0,062
3. 60 90 0,069
b. Panjang lintasan 75 cm
No
.
Panjang
(cm)
Beban
(gram)
Waktu
(sekon)
1. 75 50 0,035
2. 75 70 0,038
3. 75 90 0,041
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 116
c. Panjang lintasan 85 cm
No
.
Panjang
(cm)
Beban
(gram)
Waktu
(sekon)
1. 85 50 0,071
2. 85 70 0,076
3. 85 90 0,085
4..2. Hasil Perhitungan
1. a. Panjang lintasan 60 cm
Vt2 = 02 + 2as
Vt2 = 02 + 2.10 m/s2. 60.10-2 m
Vt2 = 12 m2/s2
Vt = 3,46 m/s
b. Panjang lintasan 75 cm
Vt2 = 02 + 2as
Vt2 = 02 + 2.10 m/s2. 75.10-2 m
Vt2 = 15 m2/s2
Vt = 3,87 m/s
c. Panjang lintasan 85 cm
Vt2 = 02 + 2as
Vt2 = 02 + 2.10 m/s2. 85.10-2 m
Vt2 = 17 m2/s2
Vt = 4,12 m/s
Vt=3,46
ms+3,87
ms+4,12
ms
3=
11,45m /s3
=3,18 m/s
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 117
2. SD1 = (3,46 m/s – 3,81 m/s)2
= (-0,35 m/s)2
= 0,1225 m2/s2
SD2 = (3,87 m/s – 3,81 m/s)2
= (0,06 m/s)2
= 0,0036 m2/s2
SD3 = (4,12 m/s – 3,81 m/s)2
= (0,31 m/s)2
= 0,0961 m2/s2
SD=0,1225
m2
s2 +0,0036m2
s2 +0,0961m2
s2
3=
0,2546m2
s2
3=0,02828ms/ s2
3. NP = Vt + SD
= 3,81 + 0,02828
= 3,83828
4. KR = SDVt
x 100%
= 0,02828
3,81 x 100%
= 0,74 %
5. KP = 100% - KR
= 100% - 0,74%
= 99,26%
4.3. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan percepatan
benda dan menerangkan faktor yang mempengaruhi percepatan
benda. Percepatan benda dapat dipengaruhi oleh adanya gaya
(F) dan masssa (m).
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 118
Percobaan dilakukan dengan pertama diikat beban di
ujung benang, sedangkan di ujung lainnya dengan mobil main.
Kemudian digantung beban melalui katrol. Bagian belakang
mobil mainan diikat pita kertas dan dimasukkan pada lubang
pita di ticker timer. Power supply dihidupkan dan dilepaskan
mobil mainan hingga bergerak. Pita ticker timer dipotong tiap
lima ketikan dan diurutkan serta ditempelkan pada kertas grafik.
Setiap panjang lintasan dan beban akan menghasilkan
hasil yang berbeda. Percobaan pertama pada panjang lintasan
60 cm. Pada beban 50 gram menghasilkan waktu tempuh 0,055
sekon. Pada beban 70 gram menghasilkan waktu tempuh 0,062
sekon. Pada beban 90 gram menghasilkan waktu tempuh 0,069
sekon. Percobaan kedua pada panjang lintasan 75 cm. Pada
beban 50 gram menghasilkan waktu tempuh 0,035 sekon. Pada
beban 70 gram menghasilkan waktu tempuh 0,038 sekon. Pada
beban 90 gram menghasilkan waktu tempuh 0,041 sekon.
Percobaan ketiga pada panjang lintasan 85 cm. Pada beban 50
gram menghasilkan waktu tempuh 0,071 sekon. Pada beban 70
gram menghasilkan waktu tempuh 0,076 sekon. Pada beban 90
gram menghasilkan waktu tempuh 0,085 sekon.
Dari hasil data tersebut dapat ditentukan Vt (kecepatan
akhir) , SD, NP (nilai pengukuran), KR (kesalahan relatif) dan KP
(kesalahan praktikum) dari ketiga percobaan tersebut. Setelah
dilakukan perhitungan, maka hasil Vt1 = 3,46 m/s, Vt2 = 3,87
m/s, dan Vt1 = 4,12 m/s. Hasil SD1 = 0,1225 m2/s2, SD2 = 0,0036
m2/s2, dan SD3 = 0,0961 m2/s2. Hasil NP = 3,83828, KR = 0,74%
dan KP = 99,26%.
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 119
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum ini maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dalam praktikum ini untuk menentukan percepatan benda
dapat digunakan rumus:
a = Fm
Keterangan:
a = percepatan benda (m/s2)
F = gaya (N)
m = massa (kg)
2. Faktor yang mempengahuri percepatan dapat dipengaruhi
oleh beberapa hal diantaranya gaya (F) dan massa (m).
5.2. Saran Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I|
120
Sebelum percobaan dilakukan, sebaiknya alat-alat serta
bahan-bahan yang digunakan diperiksa terlebih dahulu,
apaka berfungsi dengan baik atau tidak. Metode-metode yang
digunakan dalam percobaan ada baiknya lebih bervariasi lagi
sehingga lebih mudah dimengerti dan dipahami.
Untuk mendapat data yang akurat, dalam membaca
skalu utama dibutuhkan ketelitian. Serta pengolahan data
dilakukan secara cermat dan teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Ruwanto, Bambang. 2006. Asas-Asas Fisika 1A Sekolah
Menengah Atas Kelas X Semester Pertama. Jakarta:
Yudhistira.
Tamrin dan Jamal, Abdul. 2003. Rahasia Penerapan Rumus-
Rumus Fisika SMA. Jakarta: Gita Media Press
Tim Penyusun. 2002. PR Fisika Kelas 1 SLTP. Klaten: Intan
Pariwara.
Sunardi dan Irawan, Etsa Indra. 2007. Fisika Bilingual SMA/MA
Untuk SMA/MA Kelas X. Bandung: CV.YRAMA WIDYA.
Sunaryo dan Ahmad, Taufiq. 2010. Super Tips & Trik Fisika SMA. Jakarta: Wahyumedia.
Supriyanto. 2007. Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta:
Phibeta.
http://arsyadriyadi.blogspot.com/2012/09/gerak-lurus- beraturan-glb.html (Diakses pada tanggal 20 Juni 2013 pada pukul 18:27 WITA)
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 121
http://gurumuda.net/tag/contoh-gerak-lurus-beraturan (Diakses pada tanggal 20 Juni 2013 pada pukul 18:24 WITA)
http://qboysiidreamer.blogspot.com/2012/05/laporan-gerak- lurus-beraturan.html (Diakses pada tanggal 20 Juni 2013 pada pukul 18:17 WITA)
http://smartinyourhand.blogspot.com/2012/05/gerak-lurus- beraturan-glb.html (Diakses pada tanggal 20 Juni 2013 pada pukul 18:27 WITA)
Teknik IndustriA|Laporan Fisika Dasar I| 122