gema pembebasan khilafah sebagai solusi dan kebaikan negeri indonesia
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Kamis, 27 Maret 2014 - 03:48:55 WIB
Khilafah sebagai Solusi dan Kebaikan Negeri Indonesia
Diposting Oleh Pengurus: GEMA Pembebasan Wilayah Sulselbar
Rubrik: Reportase Kegiatan - Dibaca: 14 kali
Gema Pembebasan, Makassar – Gerakan Mahasiswa
Pembebasan komsat Unhas diundang sebagai pemateri
dalam kegiatan kajian rutin yang diselenggarakan
Senat Fakultas Teknik Unhas pada hari Selasa, 25
Maret 2014, pukul 16.45-18.15 WITA. Indrawirawan
selaku ketua gema pembebasan komsat Unhas
mewakili undangan tersebut dengan materi “Sesuaikah
Sistem Khilafah di Indonesia?”. Hadir pula beberapa
pengurus gema pembebasan komsat Unhas.
Dalam kajian tersebut dihadiri oleh belasan pengurus
senat dan beberapa perwakilan HMJ (Himpunan
Mahasiswa Jurusan) dalam lingkup fakultas teknik.
Dalam pemaparan awal, Indra menjelaskan bahwa
sistem khilafah dapat diterapkan di Indonesia dengan
banyak merujuk fakta-fakta sejarah perjalanan dakwah
Rasulullah SAW (sirah nabawiyah) sampai mendirikan
negara (daulah) Islam pertama di Madinah. Selain itu
dipaparkan pula bagaimana negara Islam mampu
mengakomodir agama-agama lain di luar Islam. “Daulah
Islam mampu merangkul dan hidup damai dengan
semua agama-agama di luar Islam. Sebagai contoh,
pada masa Islam di Spanyol (Andalusia), tiga agama
besar yakni Islam, Kristen dan Yahudi dapat hidup berdampingan secara damai sehingga Spanyol (Andalusia)
dijuluk i sebagai “Spain in three religions with chalipate”.
Pemaparan awal hanya berkisar 30 menit untuk memberikan kesempatan yang besar kepada peserta untuk
berdiskusi. Kemudian sambung menyambung pertanyaan dari peserta. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
berkisar pada permasalahan keraguan mereka tentang sistem khilafah dapat ditegakkan di Indonesia, landasan
sistem khilafah sebagai solusi permasalahan ummat dan terkait penerapan Islam lewat jalan parlemen.
“Di dalam Al Quran, Allah SWT memerintahkan k ita untuk taat kepada Allah dan RasulNya beserta ulil amri
(pemerintah). Bukankah k ita sudah punya pemerintah hari ini dan wajib taat kepada mereka?” tanya salah satu
peserta diskusi.
“Dalam ayat tersebut, kewajiban taat kepada ulil amri jika ulil amri itu kemudian taat atau menjalankan perintah
Allah dan RasulNya. Jika mereka tidak taat kepada Allah dan RasulNya, maka tiada kewajiban bagi k ita untuk taat.
Justru kewajiban k ita adalah menasehati", jawab Indra. Lebih jauh dipaparkan bahwa gema pembebasan selalu
membawa solusi Islam dengan khilafah Islamiyah dikarenakan Islam akan tegak lewat adanya negara yang
melaksanakan hukum-hukum Allah, selain pilar ketakwaan individu dan adanya golongan (kelompok) dalam
masyarakat yang melakukan koreksi. Pilar negara menjadi penting dikarenakan banyak hukum-hukum Islam tidak
bisa terlaksana tanpa adanya institusi negara. Kewajiban ini tidak bisa dilakukan oleh kelompok ataupun individu.
Umpan balik begitu terasa disaat sesi kedua diskusi. Adanya segolongan orang yang menyeru kepada sistem
khilafah karena Islam adalah solusi dari setiap permasalahan ummat. Echal, salah satu anggota gema pembebasan
Unhas menjelaskan dengan penuh semangat bahwa tuntutan penegakan khilafah hari ini bukan semata karena
dorongan akidah, namun dikarenakan ketidak mampuan ideologi di luar Islam; sosialisme dan kapitalisme dalam
menjawab permasalahan ummat manusia. “Khilafah adalah solusi permasalahan dan untuk kebaikan negeri ini”,
terang Echal.
Diskusi berakhir menjelang shalat maghrib. Peserta kemudian saling bersalaman dan ketua senat mewakili
pengurus menyatakan terima kasih atas kehadiran kawan-kawan dari gema pembebasan komsat Unhas.
[] Dzakwan.
Share:
0
Baca juga:
Kongres Mahasiswa Indonesia 2014 Satu Dasawarsa GEMA Pembebasan & Momen Penyatuan Sikap Politik Mhs
Gema Pembebasan Sulsel: Kapitalisme-Demokrasi Diambang Kehancuran
Catatan Akhir Tahun 2013
Dialogika #10 Unhas, Bahas Sosialisme Komunisme
Mahasiswa Serukan Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah