gastropoda.doc
DESCRIPTION
mTRANSCRIPT
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelas gastropoda yang di kenal sebagai siput adalah kelompok paling besar
dari mollusca, mungkin ada sekitar 90.000 spesies yang sebagian besar hidup di
laut. Gastropoda (yang berarti berkaki perut) dapat di gambarkan sebagai suatu
massa organ vital yang berpilin, ditutupi bagian atas oleh cangkang. Cangkang
ini (biasanya berpilin) menutup kaki yang merangkak di bagian ventral.
(Dall,1900).
Karakteristik umum gastropoda yang meliputi dorsal atas hewan,
pandangan ventral cangkang , tipe operculum, serta orientasi pengukuran
cangkang. Apex adalah ujung cangkang yang pertama terbentuk, biasanya
runcing. Suture adalah garis spiral atau celah permukaan cangkang dimana
gelungan (whorl) di dekatnya bertemu. Spire adalah seluruh gelungan suatu
cangkang, tidak termasuk gelungan terakhir atau gelungan tubuh (body
whorl). Columelia adalah sumbu cangkang yang berpilin, membentuk bagian
anterior dari bibir bagian dalam (inner lip). Umbilicus, bukaan pada dasar
cangkang sekeliling sumbu berpilin ketika columella melompong. Callus
adalah deposit sekunder yang tebal dari bahan kapur, berkilau dan mirip
porselen. Aperture adalah bukaan cangkang. Operculum adalah bagian
meruncing atau berkapur yang menempel pada kaki, menutup apertura ketika
hewan menarik diri ke dalam cangkang. Tipe operculum : multispiral, dengan
banyak putaran atau lingkaran (coils), paucispiral, dengan putaran atau
lingkaan yang relatif sedikit, elliptical, berbentuk ellips, calcarous, berkapur.
1 |
1.2 Tujuan Praktikum
A. Praktikan diharapkan dapat melakukan identifikasi Gastropoda
B. Praktikan diharapkan mampu mengklasifikasikan Gastropoda lebih detail
C. Praktikan mampu melakukan praktikum mengenai Gastropoda dengan
benar
1.3 Manfaat
A. Praktikan dapat melakukan identifikasi Gastropoda
B. Praktikan mahir dalam pengklasifikasian Gastropoda
C. Praktikan mahir melakukan analisis Gastropoda dalam praktikum
laboratorium
2 |
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Gatropoda
Menurut Nybakken (1992) menyatakan empat kelompok organisme yang
dominan menyusun fauna makro didaerah sublitoral, yaitu filum Mollusca,
filum Echinodermata, filum Polycheta, dan filum crustacea. Filum mollusca
sendiri meliputi jenis-jenis siput, kerang-kerangan, dan oktupus. Mollusca
mempunyai bentuk tubuh yang beranekaragamam dari bentuk silindris seperti
cacing dan tidak mempunyai cangkang sampai bentuk hampir bulat tanpa
kepala dan tutup cangkang.
Kingdom : Animalia
Phylum : Molluca
Classis : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Familia : Achatinidae
Genus : Achatina
Species : Achatina fulica
(Jasin, 1984: 141)
Kata gastropoda diambil dari bahasa latin, gastro (perut) dan poda (kaki)
(Pachenik, 1998). Kelas gastropoda sendiri terbagi dalam 3 sub-kelas,
menurut Russel-Hunter (1983). Yaitu:
1.Sub-kelas Prosobranchia, yang terdiri atas 3 ordo ; Archaeogastropoda,
Mesogastropoda, dan Neogastropoda.
3 |
2.Sub-kelas Opisthobranchia terdiri atas 8 ordo ; Chepalaspidae,
Pyramidellacea, Acocchlidioidea, Anapidea atau Aplysiacea, Notaspidea,
Saccoglossa, Thecosomata, dan Gymnosomata.
3.Sub-kelas Pulmonata terdiri atas 2 ordo; Basommathopora,
Stylommathopora.
Di dalam ekosistem mangrove, filum molusca, khususnya kelas
gastropoda merupakan kelompok yang terbesar. Diantara kelas-kelas lain,
kelas gastropoda mempunyai anggota terbanyak dan merupakan kelas yang
paling sukses dan menguasai berbagai habitat yang bervariasi (Barnes, 1988).
Diperkirakan sekitar 40.000 sampai 75.000 spesies, hidup sebagai keong dan
menyebar mulai dari air laut, tawar, dan darat. Sekitar 75%-80% filum
molusca adalah kelas gastropoda (Pechenik, 1998).
Kelas gastropoda lebih umum disebut siput atau keong dan merupakan
kelompok molusca dengan keong cangkangnya berbentuk tabung yang
melingkar seperti spiral. Gastropoda merupakan molusca paling kaya akan
jenis. Di indonesia terdapat ± 1500 jenis (Nontji, 2003). Menurut Pechenik
(1998) kelas gastropoda memiliki 2 ciri utama yaitu:
1. Massa visceral dan sistem pencernaan (nervous) yang dapat berputar 90-
1800 (peristiwa perputaran torsi) terjadi sejak pembentukan embrio.
2. Memiliki pelindung Proteinaceous pada kaki (operculum) yang mana
digunakan oleh perut yang bersegmen untuk berjalan. Tubuhnya dilengkapi
dengan cangkang yang berbentuk kerucut dari tabung yang melingkar.
Untuk mengelompokkan hewan dasar adalah dengan melihat hubungan
mereka dengan tempat hidupnya. Semua hewan yang hidup diatas permukaan
dasar laut dikenal sebagai organisme epifauna dan yang hidup dengan cara
menggali lubang pada permukaan dasar laut dikenal sebagai organisme
infauna (Hutabarat dan Evans, 1988).
4 |
2.2 Morfologi Gastropoda
Gastropoda Merupakan hewan Mollusca yang berjalan dengan bagian kaki
perut, berasal dari bahasa Yunani (gaster = perut; podas = kaki) artinya hewan
yang memiliki kaki perut. Morfologi Gastropoda terwujud dalam morfologi
cangkangnya. Menurut Oemarjati (1990), hewan kelas gastropoda umumnya
bercangkang tunggal, yang terpilin membentuk spiral, beberapa jenis
diantaranya tidak mempunyai cangkang, kepala jelas, umunya dengan dua
pasang tentakel kaki lebar dan pipih, memiliki rongga mantel dan organ-organ
internal, bagi yang bercangkang, antara kepala dan kaki terputus, insang
berjumlah kurang lebih satu atau dua buah, bernafas dengan paru-paru, organ
reproduksi jumlah satu atau dua fertilasi secara internal dan eksternal.
Sebagian besar cangkangnya terbuat dari bahan kalsium karbonat yang di
bagian luarnya dilapisi periostrakum dan zat tanduk. Cangkang Gastropoda
yang berputar ke arah belakang searah dengan jarum jam disebut dekstral,
sebaliknya bila cangkangnya berputar berlawanan arah dengan jarum jam
disebut sinistral. Siput-siput Gastropoda yang hidup di laut umumnya
berbentuk dekstral dan sedikit sekali ditemukan dalam bentuk sinistral.
Pertumbuhan cangkang yang melilin spiral disebabkan karena pengendapan
bahan cangkang di sebelah luar berlangsung lebih cepat dari yang sebelah
dalam. (Brook, 1998)
Secara umum, anatomi gastropoda prosobranch jantan (tidak berlaku bagi
subkelas lainnya) ditunjukkan dalam gambar di samping.Gastropoda
mempunyai badan yang tidak simetri dengan mantelnya terletak di bagian
depan, cangkangnya berikut isi perutnya terguling spiral kearah belakang.
Letak mantel di bagian belakang inilah yang mengakibatkan gerakan torsi
atau perputaran pada pertumbuhan siput Gastropoda. Proses torsi ini dimulai
sejak dari perkembangan larvanya
5 |
2.3 Ekologi Gatropoda
Siput berkembang biak dengan kawin dan bersifat hemaprodit, tetapi tidak
mempu melakukan autofertilisasi. Alat reproduksinya disebut ovotestis, yaitu
suatu badan penghasil ovum dan sperma. Sperma yang dihasilkan akan
diteruskan ke saluran sperma., ditampung dalam kantung sperma dan
dikeluarkan melalui alat kawin. Sedangkan sel telur yang dihasilkan akan
diteruskan ke saluran telur, reseptakel seminal, dan akhirnya keluar melalui
lubang kelamin.
Walaupun Gastropoda merupaka organisme hemaprodit, agar terjadi
reproduksi tetap diperlukan dua individu. Reproduksi dimulai ketika dua
Gastropoda saling mendekat dan saling memasukkanpenis masing-masing ke
lubang kelamin pasangannya untuk memindahkan sperma. Setelah itu
keduanya berpisah dan masing-masing Gastropoda meletakkan telur yang
telah dibuahi dan dilindungi oleh zat gelatin pada tempat yang gelap.
Telur yang dibuahi akan terlindung oleh cangkang kapur, diletakkan di atas
bebatuan atau sampah. Karena pengaruh suhu lingkungan, telur akan menetas.
Ketika masih berbentuk larva, tubuh Gastropoda bersimetri bilateral, tetapi
setelah dewasa tubuhnya mengalami pembengkokan sehingga menjadi tidak
simetri (asimetri). ( Agasizz, 1846)
Tubuh terbagi atas kepala, leher, kaki, dan alat-alat dalam(visceral). Pada
kepala terdapat sepasang tentakel pendek sebagai alat pembau dan sepasang
tentakel panjang sebagai alat penglihat. Di bawah kepala terdapat kelenjar
mukosa yang menghasilkan lender yang membasah kaki sehingga mudah
bergerak. Kaki lebar pipih dan selalu basah; berguna untuk berpindah secara
merayap. Kaki sebenarnya merupakan perut yang tersusun oleh otot yang
sangat kuat dan dapat bergerak bergelombang. (Newman, 2000).
Kebanyakan Gastropoda memiliki cangkang berbentuk kerucut biasanya
berulir ke kanan. Di dalam cangkang terdapat organ-organ dalam yang berulir
mengikuti cangkang. Cangkang Gastropoda memiliki lapidan penyusun yang
sama dengan cangkang Bivalvia. Sistem organ dalam tubuh Gastropoda dan
System respirasi Hewan yang hidup di air berespirasi dengan insang,
6 |
sedangkan yang hidup di darat berespirasi dengan rongga mantel yang
berfungsi sebagai paru-paru.
System pencernaan makanan Alat pencernaan meliputi rongga mulut,
kerongkongan, kelenjar ludah, tembolok, lambung kelenjar, anus. Saluran
pencernaan berbentukhuruf U. makanan dipotong-potong oleh rahang tanduk
dan dikunyah oleh radula dan dibasahi dengan lender dari kelenjar ludah.
Kemudian makanan dutelan ke kerongkongan dan berturut-turut menuju
tembolok, lambung, dan dibuang lewat anus yang terdapat di kepala.
System peredaran darah System peredaran darahnya terbuka dengan
jantung dan saluran darah sebagai organ transportasi. Darah (plasma dan butir
darah) tak berwarna dan berfungsi mengedarkan oksigennya ke seluruh tubuh
serta mengangkut sisa pembakaran. Jantung terdiri atas serambi dan bilik yang
dilindungi rongga parikardium System ekskresi Organ ekskresi berupa
nafridium yang terletak di dekat jantung dan saluran ureter yang terletak di
dekat anus.
System saraf Susunan saraf berupa ganglion yang bercabang di seluruh
tubuh. System reproduksi Pada gastropoda ada hewan yang diesis dan ada
yang monoesis. Pada hewan monoesis alat kelamin jantan dan betina terdapat
pada satu hewan, tetapi tidak dapat membuahi sendiri. Untuk melakukan
pembuahan harus didahului dengan kopulasi. Ovotestis menghasilkan sperma
yang disalurkan ke vasa deferensia dan akhirnya masuk ke vagina hewan lain
dengan perantaraan penis yang dapat dikeluarkan dari lubang genital.
Ovotestis juga menghasilkan sel telur. Sel telur ini dibawa lewat saluran
hermafroditus untuk mendapat albumin, kemudian ke uterus lalu ke oviduk; di
oviduk sel telur dibuahi sperma hewan lain.
7 |
III MATERI DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 7 Mei 2013 pukul
11:00 WIB di Laboratorium Biologi Laut Gedung E Lantai 1 FPIK Univesitas
Diponegoro Semarang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
A. Alat tulis
B. Penggaris
C. Nampan Objek gambar
D. Tisu pembersih
E. Kertas gambar dan alasnya
3.2.2 Bahan
A. Objek gambar Kerang Macra violocea
B. Objek gambar Kerang Tridacna squamosa
C. Objek gambar Kerang Vasti cardium oxygonium
D. Objek gambar Kerang Antigona cheminitzii
E. Objek gambar Kerang Anadara granosa
F. Objek gambar Kerang Perna viliaris
3.3 Cara Kerja
1. Untuk tiap objek gambar, tiap – tiapnya digambar dalam dua arah
yang berbeda, ats dan bawah.
2. Setelah digambar, Kita menentukan klasifikasi nya sesuai dengan
bentuk morfologinya. Ciri- cirri nya hingga bentuk cangkangnya.
3. Setelah itu ditentukan klasifikasi dalam Genus untuk tiap spesies.
8 |
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Morfologi Murex trapa
Murex adalah salah satu genusgenus dari yang berukuran dar kelas
menengah hingga berukuraan besar dan ada pula yang berukuran seperti siput
laut tropis yang berberan sebagai predator predator. Murex adalahgastropoda
yang sifatnya adalah karnivor, dalam keluarga Muricidae, umumnya Murex
dikenal dengan nama "murexes" atau "siput rock".
Nama umum murex masih digunakan untuk sejumlah besar spesies
dalam keluarga Muricidae dan pada awalnya diberi nama Latin generik Murex,
tetapi baru-baru ini telah dikelompokkan kembali menjadi salah satu genus
baru yang berbeda. Salah satu spesies Murex ini adalah Murex trapa.
Kata murex digunakan oleh Aristoteles dalam referensi untuk jenis-jenis
siput, sehingga menjadikannya sebagai salah satu kerang yang tertua dan
sifatnyamasih klasik digunakan oleh berbagai komunitas ilmiah. Murex
tersebar hamper diseluruh kawasan Indo-Pasifik, seperti yang ditunjukkan oleh
Ponder & Vokes (1988). Spesies dari Atlantik Barat yang sebelumnya dianggap
termasuk dalam genus Murex, kini ditempatkan di Genus Haustellum. Sebagian
besar spesies Murex tinggal di zona subtidal intertidal atau dangkal, di antara
batu dan karang.
Genus ini termasuk yang mencolok karena jumlah anggota nya yang
cukup banyak, cangkang mereka terpahat sendiri oleh alam dan berbentuk
seperti daun yangberduri-duri. Permukaan bagian dalam tempurung hiasan
berwarna cerah. Harga cangkang Murex cukup Mahal dan pernah digunakan
sebagai bahan pembuat warna pewarna ungu Tyrian (atau royal purple) dan
Tekhelet secara historis dibuat oleh Fenisia kuno menggunakan lendir dari
kelenjar hypobranchial dari dua spesies yang biasa disebut sebagai "murex",
Murex Brandaris dan Murex trunculus, yang merupakan nama yang lebih tua
untuk Brandaris Haustellum dan trunculus Hexaplex. (Morton,2000)
9 |
Pewarna ini digunakan sebagai pernak-pernik jubah kerajaan, jenis lain
dari pakaian upacara atau ritual khusus, atau pakaian yang menunjukkan
peringkat tinggi. Hal ini menimbulkan teori bahwa pewarna murex adalah
pewarna yang paling menonjol di Kuil kuno di Yerusalem, pakaian Imam Besar
(atau Kohen Gadol) wasit, kadang-kadang masih digunakan oleh orang-orang
Yahudi di hari ini ritual (tzitzit ) pada. Selama abad ke-19, definisi Murex
dibatasi oleh Lamarck dalam spesies dalam Muricidae, dan kemudian dibatasi
lebih jauh ke subfamilies Muricinae dan Ocenebrinae. Malacologists dari abad
ke-19 termasuk Kiener, Reeve, Kuster & Kobelt dan Sowerby memperlakukan
semua bentuk muricoid sebagai milik Murex. Ini adalah alasan utama mengapa
Murex memiliki begitu banyak sinonim. Daftar Spesies Laut (WoRMS)
mencatat sebnanyak 1065 spesies dari murex, namun, hanya sejumlah kecil
masih diakui sebagai nama diterima spesies Murex.
Gambar 1 : Murex trapa
4.1.a Taksonomi Murex trapa
Tabel 1 adalah tingkatan taksonomi dari Murex trapa
Taxonomic Information
Class GASTROPODA ORTHOGASTROPODA
Order NEOGASTROPODA
SubFamily MURICOIDEA
Family MURICIDAE MURICINAE
10 |
4.2 Morfologi Nassarius dorsatus
Nassarius dorsatus adalah spesies yang sering dipilih untuk laut hiasan
akuarium . Hal ini sering membuat bingung dengan Nassarius obsoletus .
Dalam akuarium, Nassarius dianggap hampir sangat diperlukan untuk menjaga
tempat pasir agar bersih, karena siput ini cenderung hidup di bagian liang dan
bergerak melalui lapisan atas dengan cara mencampurkan seluruh bagian pasir
yang dilaluinya sehingga tidak terjadi penumpukan kotoran, menjaga alga dan
detritus yang tampak di permukaan.
Kerang dari berbagai jenis Nassarius sangat populer dengan oleh kolektor,
dan kadang-kadang digunakan dalam bentuk perhiasan dan dekorasi.
Gambar 2 : Cangkang Nassarius dorsatus
4.2. a Taksonomi Nassarius dorsatus
Informasi taksonomi Naassarius dorsatus disediakan pada tabel 2
berikut.
Informasi Taksonomi
Class GASTROPODA
11 |
ORTHOGASTROPODA
Order NEOGASTROPODA
SubFamily BUCCINOIDEA
FamilyNASSARIIDAE
NASSARIINAE
4.3. Morfologi Scalptia crossei
Ukuran Protoconch dari Scalptia crossei 1 ½ sampai 1 ¾ lebarnya,
berbentuk asimetris, bagian ulir utama yang terletak pada bagian pangkalnya
setengah terendam. Bagian Teleoconch yang atas sangatlah tajam apabila
dipukul, apabila bejalan, gastropoda jenis ini berjalan miring yang dibantu
oleh aksial tulang rusuk, tulang rusuk berpinggiran lemah dibagian bahu
cangkang. Cangkang Axial rusuknya kuat, sekitar delapanbuah pada tubuh
bagian dalam, menebal atau dan membulat, terdapat nodul lamellose di bahu
cangkang. Memiliki Spiral cangkang yang seperti benang halus. Umbilikus
bagian tubuh cukup lebar, columella terdiri dari tiga anyaman yang kuat, bibir
tubuh bagian depan tercermin sebagian lagi di umbilikus. Bibir luar tubuh
sekitar 11 linier yang termasuk kedalam jaringa internal, sedangkan bagian
linier yang posterior hanya memiliki satu bagian saja yang termasuk kedalam
bagian jaringan internal. Warna gastropoda jenis ini adalah didominasi oleh
warna cokelat dengan beberapa pita coklat dan putih yang melintang pada
lekukan-lekukan garis linier cangkangnya.
Ukuran gastropoda ini bias mencapai dengan 16 mm. Terdistribusi cukup
Endemik di daerah Australia: Tweed Heads, NSW, selatan menuju Twofold
Bay, NSW. Habitat yang mampu menopang hidupnya adalah pada kedalaman
berpasir hingga yang berlumpur dengan kedalaman 9-91 m, dan jarang
ditemukan pada daerah pesisir dekat karang pantai. Perbandingan Spesies ini
mudah dibedakan dari spesies lain di daerah Pasifik Indo-Barat. Scalptia
memiliki protoconch yang paucispiral hanya 1 ½ sampai 1 ¾ saja , sangat
12 |
asimetris, dengan setengah lingkaran pertama yang cenderung tenggelam dan
memiliki umbilikus yang cukup lebar. (Kirekendale, 2009).
4.3.a Taksonomi Scalptia crossei
Berikut adalah table 3, yaitu struktur taksonomi dari Scalptia
crossei
Kingdom:Animalia (195,185 species)
Phylum: Mollusca (38,753 species)
Class: Gastropoda (27,722 species)
Order: Neogastropoda (12,286 species
Family: Cancellariidae (355 species)
Genus: Scalptia (24 species)
Gambar 3. Scalptia crossei
4.4. Morfologi Turritella communis
Gastropoda jenis ini adalah jenis gastropoda yang paling tinggi dari semua
gastropoda yang saya amati, tajam dan runcing, berbentuk kerucut, dengan 16-
20 lekukan yang seperi membengakan. Lekukan-lekukan tersebut terbagi atas
13 |
berbagai proporsi, mulai dari tiga (atau sampai dengan enam) biasanya lebih
menonjol dari yang lain, garis pertumbuhan berliku-liku dan dapat berinteraksi
dengan lekukan spiral lainnya untuk memberikan efek penampilan seperti
manik-manik. Ujung Aperture kecil pada bagian posterior, meligkar dan luar
bibir sedikit membuka dan lebar dari bagian posterior. Tidak terdapat umbilikus
pada jenis gastropoda ini.
Ukuran nya bisa mencapai 55 x 16 mm, namun pada umumnya adalah
hanya 30 x 10 mm saja. Warna pada bagian Buff atau luar lekukannya
diwarnai dengan warna sedikit kecokelatan ringan, dan beberapa juga ada yang
memiliki warna ungu pada bagian cangkang yang berbentuk serat. Moncong
pada bagian depannya luas, hanay memiliki tentakel yang sedikit dan
pendek,berbentuk silinder. Tepi Mantel tubuhnya banyak terdapat tentakel
pallial, pendek, sering seringnya berjumlah dua higga kelipatannya atau juga
tiga, posisinya lebih menyirip ke arah kiri. Alur pada bagian pallial mendalam
melintasi mantel dari kiri, dan juga bekembangbiak di bagian dasar yang
berlumpur lembut pada bagian atasnya kadang-kadang juga dibagia celah-celah
karang. Gastropoda jenis ini tersebar di daerah mulai dari Afrika Utara dan
Mediterania hingga di Kepulauan Lofoten (Distr. T.Communis,2011).
4.4.a Taksonomi Turritella communis
Berikut adalah Tabel 4, Struktur Taksonomi Turritella communis
Kingdom Animalia
Phylum Mollusca
Class Gastropoda
Subclass Prosobranchia
Superorder Caenogastropoda
Order Neotaenioglossa
Family Turritellidae
Genus Turritella
Species Turritella communis
14 |
Gambar 4 : Turritella communis
4.5 Morfologi Babylonia spirata
Gastropoda Babylonia memiliki cangkang yang sangat tebal mengkilap
dari dalam dan luar, pada bagian luarnya sering juga ditemukan bintik-bintik
cokelat agak kehitam-hitaman (di luar tubuh). Gastropoda jenis ini sangat
primer dalam menghuni daerah Pasifik tropis di wilayah Indo_Pacific yang
membentang dari kawasan Samudra Hindia Timur dan daerah lain timur ke
pantai Utara Australia dan juga Selandia Baru. Mereka lebih banyak hidup
terdapat pada perairan yang dangkal dan pada substrat air laut berpasir atau
juga berlumpur. Gastropoda Babylonia ini termasuk kedalam famili dari
Buccinidae, spesies Babilonia Spirata. Mereka umumnya memiliki dinding
cangkang yang tebal, berat, aiai pada bagian tubuhnya hampir berbentuk flush
(bagian luar shell disekitar sumbu imajiner). Terdapat sebuah tonjolan kecil
seperti menara yang dipisahkan oleh saluran yang dalam dan terbungkus di
sekitar lingkaran luar tubuh. Gatropoda jenis ini memiliki cincin corak
cangkang yang berwarna coklat dan warna krim spiral di seluruh tubuhnya.
Gatropoda jenis Babylonia ini umum tersebar di Samudera Hindia dan telah
dan juga tersebar pula didaerah timur kawasan wilayah Indo-Pasifik.
Babylonia Japonica agak sedikit lebih tebal dengan tonjolan yang agak sedikit
lebih tinggi. Bentuk tubuhnya membulat dan berwarna krem dengan bintik-
bintik cokelat dan bercak-bercak. Gastropoda jenis ini memiliki dua buah
15 |
bintik spiral disekitar cangkang. Dahulu, Gastropoda ini menjadi alat untuk
anak-anak jepang bermain. Spesies ini pun lebih memilih perairan yang
dangkal di pasir berlumpur.
4.5. a Taksonomi Babylonia spirata
Berikut adalah disajikan taksonomi Babylonia spirata dalam table 5.
Informasi Taksonomi
Class Gastropoda orthogastropoda
Ordo Neogastropoda
Sub Famili Muricoidea
Family Babylonidae
Gambar 5 Babylonia spirata
16 |
4.6. Morfologi Orania fischerina
Orania fischerina adalah spesies yang sering dipilih untuk laut hiasan
akuarium . Hal ini sering membuat bingung dengan Orania jenis yang lainnya.
Dalam akuarium, orania dianggap hampir sangat diperlukan untuk menjaga
tempat pasir agar bersih, karena siput ini cenderung hidup di bagian liang dan
bergerak melalui lapisan atas dengan cara mencampurkan seluruh bagian pasir
yang dilaluinya sehingga tidak terjadi penumpukan kotoran, menjaga alga dan
detritus yang tampak di permukaan.
Kerang dari berbagai jenis orania sangat populer dengan oleh kolektor, dan
kadang-kadang digunakan dalam bentuk perhiasan dan dekorasi.
4.6 a Taksonomi Orania fischerina
Berikut adalah tabel 6 Taksonomi Orania fischerina
Informasi Taksonomi
Class GASTROPODA ORTHOGASTROPODA
Order NEOGASTROPODA
SubFamily MURICOIDEA
Family MURICIDAE ERGALATAXINAE
Gambar 6. Orania fischerina
17 |
V PENUTUP
I. Kesimpulan
1. Setelah mengamati seluruh jenis Gastropoda yang kami lakukan, bahwa
didapatkan tiap jenis Gastropoda terbagi atas beberapa sub kelas, dan
didalam subkelas tersebut terdapat ordo nya masing-masing.
2. Untuk tiap-tiap speciesnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
3. Gastropoda adalah sejenis hewan yang alat geraknya terhugung langsung
dengan bagian tubuhnya, sehingga disebut pula hewan yang berjalan
menggunakan perut.
II. Saran
Praktikum sebaiknya dalam melaksanakan prosedur praktikum lebih
berhati hati lagi dan mengikuti seluruh prosedur yang diberikan asisten,
sehingga hasil yang didapatkan lebih maksimal lagi.
18 |
DAFTAR PUSTAKA
Agasizz, L.J.R., 1846. Nomenclatoris zoologici index universalis:
continens nomina systematica classium, ordinum, familiarumet generum
animalium omnium. Fasc. 9-10 (Nomina systematica generum molluscorum): i-
viii, 1-393. Soloduri.
Brook, F.J. & B.A. MARSHALL, 1998. Checklist of benthic coastal marine
chitons, bivalves, gastropods and cephalopods of the northern Kermadec Islands.
In: F.J. BROOK. The coastal molluscan fauna of the northern Kermadec Islands,
Southwest Pacific Ocean. — Journal of The Royal Society of New Zealand 28
(2): 185-233.
Dall, W.H., 1900. Contributions to the Tertiary fauna of Florida with especial
reference to the Silex beds of Tampa and the Pliocene beds of the Caloosahatchie
River, including in many cases a complete revision of the generic groups treated
of and their American Tertiary species. Part V. Teledesmacea: Solen to
Diplodonta. — Transactions of the Wagner Free Institute of Sciences,
Philadelphia 3 (5): 949-1218, pl. 36-47.
Heros, V., P. LOZOUET, P. MAESTRATI, R. VON COSEL, D. BRABANT &
P. BOUCHET, 2007. Mollusca of New Caledonia. In: C.E. PAYRI & B.
RICHER DE FORGES (eds). Compendium of marine species from New
Caledonia. Documents scientifiques et techniques. II7, 2nd ed., IRD Noumea 199-
254, pl. 12.
Kirekendale, L., 2009. Their Day in the Sun: molecular phylogenetics
and origin of photosymbiosis in the ‘other’ group of photosymbiotic marine
bivalves (Cardiidae: Fraginae). Biological Journal of the Linnean Society 97: 448-
465.
19 |
Morton, B., 2000. The biology and functional morphology of Fragum erugatum
(Bivalvia: Cardiidae) from Shark Bay, Western Australia: the significance of its
relationship with entrained zooxanthellae. — Journal of Zoology (London) 251:
39-52.
Newman, W.A. & E.D. Gomez, 2000. On the status of giant clams, relics of
Tethys (Mollusca: Bivalvia: Tridacninae). — Proceedings 9th International Coral
Reef Symposium, Bali, Indonesia 23-27 October 2000. 2: 927-936. PAULAY, G.,
2001. Benthic ecology and biota of Tarawa atoll lagoon: influence of equatorial
upwelling, circulation, and human harvest. — Atoll Research Bulletin 487: 1-41.
20 |
21 |