gangguan obsesif kompulsif bab i

3
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Obsesif kompulsif adalah suatu gangguan cemas yang ditandai dengan adanya suatu ide yang mendesak dan adanya dorongan yang tak dapat ditahan untuk melakukan sesuatu dan dilakukan dengan berulang kali. Dalam manifestasinya, setiap individu dapat bcrbeda-beda, sebagai contoh perasaan cemas akan kcbersihan dirinya, akan tcrwujud dengan perilaku mencuci tangan yang berulang-ulang, perasaan cemas akan keamanan tempat tinggalnya, terwujud dengan pengecekan pintu-pintu secara berulang. 1 Sejumlah peneliti memperkirakan bahwa gangguan ini ditemukan pada 10% pasien rawat jalan di klinik psikiatri. Gambaran ini membuat obsesif komplusif menjadi diagnosis psikiatri keempat terbanyak setelah fobia, gangguan terkait zat dan gangguan depresif berat. Diantara orang dewasa, laki-laki dan perempuan sama-sama cenderung terkena gangguan obsesif kompulsif, tetapi diantara remaja laki-laki lebih lazim terkena dari pada perempuan terhadap gangguan obsesif kompulsif. Usia rerata awitan sekitar 20 tahun. Orang lajang lebih sering mengalami obsesif-komplusif dibandingkan orang yang menikah walaupun temuan ini mungkin mencerminkan kesulitan yang dimiliki orang 1

Upload: clara-dian-pistasari-putri

Post on 03-Feb-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

IKJ

TRANSCRIPT

Page 1: Gangguan obsesif kompulsif bab I

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Obsesif kompulsif adalah suatu gangguan cemas yang ditandai dengan

adanya suatu ide yang mendesak dan adanya dorongan yang tak dapat ditahan

untuk melakukan sesuatu dan dilakukan dengan berulang kali. Dalam

manifestasinya, setiap individu dapat bcrbeda-beda, sebagai contoh perasaan

cemas akan kcbersihan dirinya, akan tcrwujud dengan perilaku mencuci tangan

yang berulang-ulang, perasaan cemas akan keamanan tempat tinggalnya,

terwujud dengan pengecekan pintu-pintu secara berulang.1

Sejumlah peneliti memperkirakan bahwa gangguan ini ditemukan pada 10%

pasien rawat jalan di klinik psikiatri. Gambaran ini membuat obsesif komplusif

menjadi diagnosis psikiatri keempat terbanyak setelah fobia, gangguan terkait zat

dan gangguan depresif berat. Diantara orang dewasa, laki-laki dan perempuan

sama-sama cenderung terkena gangguan obsesif kompulsif, tetapi diantara remaja

laki-laki lebih lazim terkena dari pada perempuan terhadap gangguan obsesif

kompulsif. Usia rerata awitan sekitar 20 tahun. Orang lajang lebih sering

mengalami obsesif-komplusif dibandingkan orang yang menikah walaupun

temuan ini mungkin mencerminkan kesulitan yang dimiliki orang dengan

gangguan ini untuk mempertahankan suatu hubungan. Orang dengan obsesif-

komplusif lazim terkena gangguan jiwa lain, prevalensi seumur hidup gangguan

depresif mayor pada orang dengan obsesif-kompulsif sekitar 67% dan untuk fobia

sosial sekitar 25%.2

Menurut APA & Taylor, gangguan obsesif kompulsif dialami 2 % sampai 3%

masyarakat umum pada suatu saat dalam kehidupan mereka. Menurut Skoog,

suatu studi di Swedia menemukan bahwa meskipun kebanyakan pasien OCD

menunjukkan perbaikan, banyak juga yang terus berlanjut mempunyai simtom

gangguan hidup ini sepanjang hidup mereka. DSM IV membuat diagnosis

gangguan obsesif kompulsif bila orang terganggu oleh obsesi atau kompulsi yang

berulang, atau keduanya sedemikian rupa sehingga menyebabkan tekanan yang

1

Page 2: Gangguan obsesif kompulsif bab I

nyata, memakan waktu lebih dari satu jam dalam sehari, atau secara signifikan

mengganggu hal-hal rutin yang normal, mengganggu fungsi kerja atau sosial.3

1.2 Tujuan

1. Mendeskripsikan tentang definisi obsesif kompulsif

2. Mendeskripsikan tentang epidemiologi obsesif kompulsif

3. Mendeskripsikan tentang etiologi obsesif kompulsif

4. Mendeskripsikan tentang diagnosis obsesif kompulsif

5. Mendeskripsikan tentang diagnosis banding obsesif kompulsif

6. Mendeskripsikan tentang terapi obsesif kompulsif

1.3 Manfaat

1. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan kepada

masyarakat tentang gangguan obsesif kompulsif.

2. Mendorong timbulnya kesadaran pada masyarakat tentang gangguan

obsesif kompulsif.

2