gangguan disosiasi.docx

Upload: kartini-wulandari-adam

Post on 04-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 GANGGUAN DISOSIASI.docx

    1/4

    GANGGUAN DISOSIASI

    PENGERTIAN

    Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa didefinisikan sebagai adanya kehilangan (

    sebagian atau seluruh) dari integrasi normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu, kesadaranidentitas dan peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta control

    terhadap gerak tubuh.

    Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang menyebabkan kegagalan

    mengkordinasikan identitas, memori persepsi ataupun kesadaran, dan menyebabkan gangguan yang

    bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang.

    Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif, antara lain adalah Amnesia Disosiatif, Fugue Disosiatif,

    Stupor Disosiatif, Gangguan Trans dan Kesurupan, Gangguan Motorik Disosiatif, Konvulsi disosiatif dan juga

    Anestesia dan Kehilangan Sensorik Disosiatif.

    EPIDEMIOLOGI

    Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam masyarakat. Tetapi juga Gangguan

    Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus psikiatri. Prevelensinya hanya 1 berbanding 10.000 kasus dalam

    populasi.Dalam beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-kasus

    gangguan disosiatif yang dilaporkan, dan menambah kesadaran para ahli dalam menegakkan diagnosis,

    menyediakan kriteria yang spesifik, dan menghindari kesalahan diagnosis antara DID, schizophrenia atau

    gangguan personal.

    Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat mudah dihipnotis dan sangat sensitive

    terhadap sugesti dan lingkungan budayanya,namun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan

    tersebut.

    Dalam beberapa studi, mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini mengenai wanita 90% atau lebih, Gangguan

    Disosiasi bisa terkena oleh orang di belahan dunia manapun, walaupun struktur dari gejalanya bervariasi.

    PENYEBAB

    Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya, namun biasanya terjadi akibat trauma masa lalu

    yang berat, namun tidak ada gangguan organik yang dialami. Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak

    namun tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan, dalam perjalanan penyakitnya gangguan disosiatif ini bisa

    terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah terjadi kembali, dan berulang-ulang sehingga terjadinya

    gejala gangguan disosiatif.

    Istilah gangguan disosiatif merujuk pada mekanisme, dissosiasi, yang diduga menjadi penyebabnya. Pemikiran

    dasarnya adalah kesadaran biasanya merupakan kesatuan pengalaman, termasuk kognisi, emosi dan motivasi.

    Namun dalam kondisi stres, memori trauma dapat disimpan dengan suatu cara sehingga di kemudian hari tidak

    dapat diakses oleh kesadaran seiring dengan kembali normalnya kondisi orang yang bersangkutan, sehingga

    kemungkinan akibatnya adalah amnesia atau fugue.

    Pandangan behavioral mengenai gangguan disosiatif agak mirip dengan berbagai spekulasi awal tersebut.

    Secara umum para teoris behavioral menganggap dissosiasi sebagai respon penuh stres dan ingatan akan

  • 8/13/2019 GANGGUAN DISOSIASI.docx

    2/4

    kejadian tersebut.

    Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa :

    - Kepribadian yang Labil.

    - Pelecehan seksual

    - Pelecehan fisik

    - Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )

    - Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan.

    Identitas personal terbentuk selama masa kecil, dan selama itupun, anak-anak lebih mudah melangkah keluar

    dari dirinya dan mengobservasi trauma walaupun itu terjadi pada orang lain.

    TANDA dan GEJALA

    Pada Gangguan disosiatif, kemampuan kendali dibawah kesadaran dan kendali selektif tersebut terganggu

    sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari kehari atau bahkan jam ke jam.

    Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif, meliputi :

    - Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu, kejadian dan orang,

    - Masalah gangguan mental, meliputi depresi dan kecemasan,

    - Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)

    - Identitas yang buram

    - Depersonalisasi

    Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa penggolongan, yaitu:

    Amnesia Disosiatif

    Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik saja dan tidak bersifat

    umum.Informasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa yang menegangkan atau traumatik, dalam

    kehidupan seseorang. Bentuk umum dari amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi

    seseorang, tetapi daya ingat informasiumum adalah utuh.

    Fugue Disosiatif

    Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan dan terintegrasi dengan amnesianyadibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif. Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik

    dari rumah dan situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka sebelumnya (

    nama,keluarga, pekerjaan). Pasien tersebut seringkali, tetapi tidak selalu, mengambil identitas dan pekerjaan

    yang sepenuhnya baru, walaupun identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda

    yang terlihat pada gangguan identitas disosiatif.

  • 8/13/2019 GANGGUAN DISOSIASI.docx

    3/4

    Stupor Disosiatif

    Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau hilangnya gerakan gerakan voulunter

    dan respon normal terhadap rangsangan luar, seperti misalnya cahaya, suara, dan perabaan ( sedangkan

    kesadaran dalam artian fisiologis tidak hilang ).

    Gangguan Trans atau Kesurupan

    Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa gangguan ini menunjukkan adanya

    kehilangan sementara aspek penghayatan akan identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya; dalam

    beberapa kejadian, individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan gaib,

    malaikat atau kekuatan lain

    Gangguan Motorik Disosiatif

    Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah ketidakmampuan untuk menggerakkan

    seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak (tangan maupun kaki.

    Konvulsi Disosiatif

    Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip dengan kejang epileptic dalam hal

    gerak-gerakannya, akan tetapi sangat jarang disertai dengan lidah tergigit, luka serius karena jatuh saat

    serangan berlangsung dan mengompol. Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran.

    KOMPLIKASI

    Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami komplikasi, yang terdiri dari :- Mutilasi diri

    - Gangguan seksual

    - Alkoholisme

    - Depresi

    - Gangguan saat tidur,mimpi buruk, insomnia atau berjalan sambil tidur

    - Gangguan kecemasan

    - Gangguan makan

    - Sakit kepala berat

    Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang signifikan. Orang-orang dengan kondisi

    seperti ini sering tidak dapat mengelola emosi dan stress dengan baik. Dan reaksi disosiatifnya dapat

    menyebabkan teman-temannya mengaggap dirinya aneh.

    FAKTOR RESIKO

    Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik, seksual ataupun emosional semasa kecil sangat

    berisko besar mengalami gangguan disosiatif. Anak-ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian

  • 8/13/2019 GANGGUAN DISOSIASI.docx

    4/4

    yang traumatic, semisalnya perang, bencana, penculikan, dan prosedur medis yang infasif juga dapat menjadi

    faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini.

    PENANGANAN

    Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini. Bentuk terapinya berupa terapi bicara,

    konseling atau terapi psikososial, meliputi berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa.

    Terapinya akan membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami.

    Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik seperti hipnotis yang membantu kita

    mengingat trauma yang menimbulkan gejala disosiatif.

    Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi :

    - Terapi kesenian kreatif. Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe terapi ini menggunakan proses

    kreatif untuk membantu pasien yang sulit mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka. Seni kreatif dapat

    membantu meningkatkan kesadaran diri. Terapi seni kreatif meliputi kesenian, tari, drama dan puisi.

    - Terapi kognitif. Terapi kognitif ini bisa membantu untuk mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak

    sehat dan menggantikannya dengan yang positif dan sehat, dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untukmendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa.

    - Terapi obat. Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal, walaupun tidak ada obat yang spesifik

    dalam menangani gangguan disosiatif ini. Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-

    cemas untuk membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini.

    PENGOBATAN ALTERNATIF

    Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang biasanya berupa hypnoterapi atau

    hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan pada gangguan disosiatif.

    Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam pikiran. Saat terhipnotis, pasien dapat

    berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik. Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis.Ada beberapa konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan memori yang

    salah dalam mensugesti.

    PENCEGAHAN

    Anak- anak yang secara fisik, emosional dan seksual mengalami gangguan, sangat beresiko tinggi mengalami

    gangguan mental yang dalam hal ini adalah gangguan disosiatif. Jika terjadi hal yang demikian, maka

    bersegeralah mengobati secara sugesti, agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun obat anti

    stress, karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik terhadap usia belia, maka nantinya akan

    didapatkan hasil yang maksimal, dengan penangan yang minimal.