gangguan bipolar

3
DEFINISI Gangguan bipolar yaitu gangguan mood yang kronis dan berat yang ditandai dengan episode mania, hipomania, campuran, dan depresi. Sebelumnya, gangguan bipolar disebut dengan manik depresif, gangguan afektif bipolar, atau gangguan spektrum bipolar. Kriteria Diagnosis Diagnosis gangguan bipolar dibuat berdasarkan gambaran klinis. Alat penapis atau skala diagnostik dapat digunakan. Ada dua skema diagnosis yang dapat dipakai yaitu the International Classification of Disease of the World Health Organkation (ICD- 10) dan the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders of the American Psychiatric Association (4th edition, text revisions; DSM-IV-1R). Tabel 1 di bawah ini adalah gangguan mood menurut DSM-IV-TR Episode Mood Menurut DSM-IV-TR Ada empat jenis episode mood yaitu episode manik, hipomanik, depresi, dan campuran. Selain itu, DSM-IV-TR mem-berikan pula

Upload: m-fitrah-hidayat

Post on 09-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Gangguan BipolarGangguan Bipolar Buku FK UI

TRANSCRIPT

Page 1: Gangguan Bipolar

DEFINISI

Gangguan bipolar yaitu gangguan mood yang kronis dan berat yang ditandai dengan episode mania, hipomania, campuran, dan depresi. Sebelumnya, gangguan bipolar disebut dengan manik depresif, gangguan afektif bipolar, atau gangguan spektrum bipolar.

Kriteria Diagnosis

Diagnosis gangguan bipolar dibuat berdasarkan gambaran klinis. Alat penapis atau skala diagnostik dapat digunakan. Ada dua skema diagnosis yang dapat dipakai yaitu the International Classification of Disease of the World Health Organkation (ICD-10) dan the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders of the American Psychiatric Association (4th edition, text revisions; DSM-IV-1R). Tabel 1 di bawah ini adalah gangguan mood menurut DSM-IV-TR

Episode Mood Menurut DSM-IV-TR

Ada empat jenis episode mood yaitu episode manik, hipomanik, depresi, dan campuran. Selain itu, DSM-IV-TR mem-berikan pula spesifikasi beratnya episode, gambaran psikotik, dan gambaran episode tambahan lainnya. Dalam DSM-IV¬TR juga diberikan spesifikasi mengenai episode remisi untuk menunjukkan kea¬daan mood (non sindrom) yang ditandai dengan berbagai tingkat remisi gejala mood.

Episode Manik

Episode manik ditandai dengan adanya eforia yang signifikan, ekspansif, atau iritabilitas yang disertai dengan paling sedikit tiga gejala tambahan (empat, bila mood hanya iritabel),

Page 2: Gangguan Bipolar

berlangsung paling sedikit satu minggu (atau waktunya bisa lebih pendek bila pasien dirawat). Gejala tambahan yaitu meningkatnya kepercayaan berkurangny-a kebutuhan tidur, banyak bicara, loncat gagasan, distraktibilitas, meningkatnya aktivitas bertujuan atau agitasi psikomotor, dan impulsivitas. Episode manik, bila derajatnya berat, dapat disertai gejala psikotik, hendaya berat pada fungsi social dan pekerjaan, memerlukan hospitalisasi.

Mood iritabel pada mania dapat muncul dalam bentuk perilaku yang suka membantah terutama bila pasien tersebut diperlakukan kasar. Grandiositas yang jelas dengan gambaran paranoid sering terlihat pada mania. Keadaan ini berkontribusi dalam terjadinya agresi.

Penggunaan alkohol dapat pula ditemukan pada sekitar 50% pasien de-ngan GB I, terutama selama fase mania. Penvalahgunaan alkohol tersebut dapat menyebabkan terjadinya perilaku disin hibisi sehingga membahayakan pasien. Pasien dapat menyerang atau melukai orang-orang sekitarnya atau dirinya.

Waham dan halusinasi sering pula ditemukan pada keadaan mania. Gang-guan ini ditemukan pada pasien GB de-ngan ciri psikotik. Kebingungan atau pseudodemensia dapat pula terjadi. Begitu pula dengan negativisme, sering terlihat pada mania.

Mania Sekunder

Mania pasca persalinan tanpa riwayat depresiberbeda dengan GB. Ia tidak dapat dimasukkan sebagai diagnosis gangguan mood tersendiri. Ia hanya dispesifikasi pada GB. Mania tanpa adanya riwayat bipolaritas sebelumnya dapat terjadi pada keadaan sakit fisik seperti tirotoksikosis, systemic lupus egthematosis (SLR) atau pada pengobatan SLE dengan steroid. Selain itu, mania dapat pula ditemukan pada khorea reumatoid, multiple scele¬rosi s, Huntington'disease, penyakit serebro-vaskuler, tumor ventrikel III, sifilis, dan AIDS. Predisposisi genetik jarang pada kasus-kasus ini dan risiko terjadinya kekambuhan sangat rendah.

Bentuk yang jarang ditemui yaitu mania reaktif. Mania reaktif dicetuskan oleh adanya kehilangan Secara psiko-dinamik, mania terjadi karena adanya usaha penyangkalan terhadap kehilangan tersebut. Mania juga dapat diinduksi oleh obat-obat stimulansia, terapi dengan antidepresan, atau deprivasi tidur. Episode mania pertama dapat pula ditemukan pada seorang pengguna alkohol kronik (lebih dari satu dekade) yang secara tiba-tiba menghentikannya.