etiologi gangguan bipolar - eunike

23
Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar ETIOLOGI GANGGUAN BIPOLAR PENDAHULUAN Gangguan bipolar yang seringkali juga disebut dengan Gangguan Manik-Depresif, merupakan gangguan mood dimana seseorang dapat menampilkan episode manik atau pergantian mood secara ekstrim antara depresi dan euphoria dari manik. Pergeseran yang ekstrim dari mood, motivasi dan energi tersebut dapat menimbulkan disabilitas. Terdapat dua tipe utama pada gangguan ini, dimana fitur yang pertama lebih ditandai dengan mania. Terapi farmakologis untuk gangguan bipolar yang menimbulkan disabilitas adalah stabilator mood (prototipenya adalah garam litium). DEFINISI Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang mengalami kondisi atau episode dari depresi dan/atau manik, hipomanik, dan/atau kondisi campuran. Jika dibiarkan tanpa terapi, akan menghasilakan kondisi psikiatrik dengan disabilitas berat. Perbedaan antara gangguan bipolar dan unipolar (juga dikenal dengan “major depression”) adalah bahwa gangguan bipolar melibatkan kondisi FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 1

Upload: veny-margaretha

Post on 30-Jul-2015

330 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Etiologi Gangguan Bipolar - Eunike

Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar

ETIOLOGI GANGGUAN BIPOLAR

PENDAHULUAN

Gangguan bipolar yang seringkali juga disebut dengan

Gangguan Manik-Depresif, merupakan gangguan mood dimana

seseorang dapat menampilkan episode manik atau pergantian mood

secara ekstrim antara depresi dan euphoria dari manik. Pergeseran

yang ekstrim dari mood, motivasi dan energi tersebut dapat

menimbulkan disabilitas. Terdapat dua tipe utama pada gangguan ini,

dimana fitur yang pertama lebih ditandai dengan mania. Terapi

farmakologis untuk gangguan bipolar yang menimbulkan disabilitas

adalah stabilator mood (prototipenya adalah garam litium).

DEFINISI

Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang

menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana

seseorang mengalami kondisi atau episode dari depresi dan/atau

manik, hipomanik, dan/atau kondisi campuran. Jika dibiarkan tanpa

terapi, akan menghasilakan kondisi psikiatrik dengan disabilitas berat.

Perbedaan antara gangguan bipolar dan unipolar (juga dikenal dengan

“major depression”) adalah bahwa gangguan bipolar melibatkan

kondisi mood yang “energetik” atau “teraktivasi” sebagai tambahan

dari kondisi mood yang depresi.

Durasi dan intensitas dari kondisi mood bervariasi secara luas

diantara orang-orang dengan penyakit tersebut. Fluktuasi dari satu

kondisi mood ke kondisi lainnya disebut dengan “cycling” atau mood

swings. Mood swing menyebabkan kelainan tidak hanya pada mood

seseorang, tetapi juga pada level energi, pola tidur, level aktivitas,

ritme social dan kemampuan berpikir seseorang. Banyak orang yang

FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 1

Page 2: Etiologi Gangguan Bipolar - Eunike

Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar

mengalami disabilitas untuk beberapa waktu lamanya dan ketika hal

tersebut terjadi mereka mengalami gangguan fungsi yang berat.

Gejala dari gangguan bipolar biasanya tetap sama dari satu

episode ke episode lainnya pada seorang pasien, tetapi gejalanya

dapat bertambah buruk atau malah membaik. Gejala dari manik

mencakup euphoria, peningkatan kepercayaan diri, bicara

cepat, pikiran yang berlomba-lomba, iratabilitas yang

berlebihan, peningkatan energi dan berkurangnya kebutuhan

untuk tidur. Gejala dari depresi mencakup kesedihan, hilangnya

minat pada aktifitas sehari-hari, cepat lelah dan adanya

pikiran-pikiran tentang kematian. Gejala psikotik seperti halusinasi

dan waham juga dapat muncul.

Untuk hipomanik, gejalanya biasanya lebih tidak destruktif

seperti mania dan orang-orang dengan hipomanik biasanya mengalami

lebih sedikit gejala daripada mereka yang mengalami manik secara

komplit. Durasinya juga lebih pendek dari pada mania. Hal ini

seringkali menjadi keadaan yang “artistik” dari kelainan ini, karena

terdapat flight of ideas, pemikiran yang brilliant dan peningkatan

energi. Sementara siklotimik menyerupai gejala bipolar campuran,

hanya saja destruktifitasnya tidaklah seperti manik atau depresif dan

perjalanan penyakitnya kronis.

Gangguan bipolar seringkali disalah-diagnosa karena orang yang

sedang manik cenderung untuk tidak mencari pengobatan. Ketika

terapi dicari saat episode depresif, kondisi ini dapat disalah tafsirkan

sebagai gangguan depresi mayor. Diagnosis dari gangguan bipolar

melibatkan sebuah evaluasi tentang kesehatan jiwa. Evaluasi ini

mencakup riwayat lengkap dari gejala, termasuk onset, durasi dan

keparahannya. Penegakan diagnosis juga mencakup pengekslusian

penyebab lain yang dapat menyerupai gejala gangguan bipolar seperti

penggunaan zat terlarang atau kelainan tiroid.

FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 2

Page 3: Etiologi Gangguan Bipolar - Eunike

Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar

KLASIFIKASI

Terdapat empat tipe dari gangguan bipolar, yaitu Ganguan

Bipolar I (296.xx), Gangguan Bipolar II (296.89), Gangguan

Siklotimik (301,12) dan Gangguan Bipolar Tidak Terspesifikasi

(296.80). Dibawah Gangguan Bipolar I terdapat 6 set kriteria yang

terpisah, yaitu, Episode Manik tunggal (296.0x), Episode

Sekarang Hipomanik (296.40), Episode Sekarang Campuran

(296.6x), Episode Sekarang Depresi (296.5x) dan Episode

Sekarang Tidak Terspesifikasi (296.7).

 

KRITERIA DIAGNOSTIK

Menurut American Psychiatric Association (2000) dalam

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi ke-empat,

Teks Revisi. Washington, DC.   Seseorang dapat dianggap untuk

menderita tipe Gangguan Bipolar I (296.xx) jika:

1. Memiliki Episode Manik tanpa Episode Depresif Mayor. (Manik

Tunggal 296.0x)

2. Saat ini memiliki Episode Hipomanik dan pernah memiliki

Episode Manik atau Campuran di masa lalu. (Episode Sekarang

Hipomanik 296.40)

3. Saat ini memiliki Episode Manik dan telah memiliki setidaknya

satu Episode Depresif Mayor, Episode Manik atau Episode

Campuran dimasa lalu. (Episode Sekarang Manik 294.4x)

4. Saat ini sedang dalam Episode Campuran dan telah memiliki

setidaknya satu Episode Depresif Mayor, Episode Manik atau

Episode Campuran. (Episode Sekarang Campuran 296.6x)

FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 3

Page 4: Etiologi Gangguan Bipolar - Eunike

Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar

5. Sedang memiliki Episode Depresif Mayor dan telah memiliki

setidaknya satu Episode Manik atau Campuran (Episode

Sekarang Depresi 296.5x)

6. Sedang memiliki setidaknya sebuah Episode Manik, Hipomanik,

Campuran atau Episode Depresif Mayor dan telah memiliki

setidaknya satu Episode Manik atau Campuran. (Episode

Sekarang Tidak Terspesifikasi 296.7)

Sejalan dengan salah satu dari enam gejala di atas, episode

tersebut harus tidak dapat dijelaskan dengan gangguan mental,

kondisi mental atau zat lainnya. Juga diagnosis baru dapat ditegakkan

jika gejala di atas menyebabkan problem dalam kehidupan sosial, kerja

dan hal-hal penting lainnya dari seseorang individu.

Seseorang dapat dianggap untuk menderita Gangguan Bipolar

II (296.xx) jika menampakkan gejala dibawah ini:

1. Sedang memiliki atau pernah memiliki setidakknya satu Episode

Depresif Mayor.

2. Sedang memiliki atau pernah memiliki setidaknya Episode

Hipomanik.

3. Individu tersebut tidak pernah memiliki Episode Manik atau

Campuran.

4. Gejala-gejalanya tidak dapat dijelaskan dengan gangguan

mental lainnya.

5. Gejalanya menyebabkan stress pada kehidupan social, kerja dan

area penting lainnya dari seseorang individu.

 

Seorang individu dapat dianggap untuk memiliki Gangguan

Siklotimik (301.13) jika gejala berikut terlihat:

FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 4

Page 5: Etiologi Gangguan Bipolar - Eunike

Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar

1. Untuk setidaknya dua tahun atau satu tahun pada anak terdapat

banyak periode dari hipomanik dan gejala depresif yang tidak

sesuai dengan criteria dari Episode Depresif Mayor.

2. Selama periode dua tahun atau satu tahun dari masa kanak,

orang tersebut dapat menjalaninya tanpa gejala yang telah

disebutkan dalam criteria 1 untuk lebih dari dua bulan.

3. Tidak terdapat Episode Depresif Mayor, Manik atau Campuran

yang nampak selama 2 tahun pertama dari diagnosis atau 1

tahun dari diagnosis untuk seorang anak. JIka ada maka

Gangguan Bipolar I dan II juga dapat didiagnosa.

4. Gejala-gejala pada no 1 tidak dapat dijelaskan oleh gangguan

mental, kondisi medis atau zat lainnya.

5. Gejala-gejalanya menyebabkan stress yang nyata pada aspek

social, kerja dan aspek penting lainnya dalam hidup.

 

Seseorang dapat dianggap untuk memiliki Gangguan Bipolar Tidak

Terspesifikasi (296.8) jika gejala-gejala tersebut terlihat: 

1. Individu tersebut tidak dapat memenuhi kriteria untuk Gangguan

Bipolar spesifik manapun, tetapi memiliki gejala serupa. Seperti

perubahan yang sangat cepat yang dapat diklasifikasikan

sebagai gejala manik dan depresi jika mereka memenuhi durasi

waktu yang diperlukan untuk diagnosis Gangguan Bipolar.

EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini mengenai sekitar 1% hingga 1,5% dari total populasi

dan mungkin sekitar 2% jika gejala-gejala bipolar II diikutsertakan.

Prevalensi penyakit ini cenderung untuk meningkat dari tahun ke

FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 5

Page 6: Etiologi Gangguan Bipolar - Eunike

Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar

tahun. Wanita dan laki-laki memiliki peluang yang sama untuk terkena

penyakit yang sering kali menimbulkan disabilitas ini, tetapi faktor

hormonal dapat berpengaruh pada perbedaan jenis kelamin dalam

perjalanan klinis penyakit (seperti angka yang lebih tinggi untuk

cycling secara sangat cepat pada wanita).

Kelainannya seringkali muncul pada saat masa remaja atau

dewasa awal (dengan rata-rata usia 25 hingga 35 tahun) dan

berpengaruh terhadap penderita sepanjang sisa hidupnya. Walaupun

sebelumnya dianggap sebagai gangguan pada orang dewasa,

sekarang didapati bahwa anak kecil juga ternyata dapat menderita

dari gangguan bipolar ini. Semakin awal onsetnya, semakin besar pula

kemungkinan dari timbulnya gejala psikotik dan semakin jelas terlihat

pula hubungan genetiknya.

Morbiditas dan mortalitas yang signifikan yang berhubungan

dengan gangguan bipolar inilah yang menjadikan penyakit ini sebagai

problema mayor kesehatan publik. Insidens yang tercatat

kemungkinan kurang dari insidens yang terjadi sebenarnya karena

pelaporan yang kurang dan kurangnya pengenalan akan episode

manik dan hipomanik. Prevalensi bipolar II dan siklotimia adalah

rendah karena kebanyakan penelitian hanya mengikut sertakan

gangguan bipolar I saja. Meskipun ketika pola bipolar II diikut sertakan,

kesulitan untuk menetapkan riwayat dari episode hipomanik mengacu

pada diagnosis yang kurang. Menetapkan diagnosis siklotimia malah

lebih sulit lagi.

Gangguan bipolar secara signifikan mempengaruhi ekonomi. Ia

dapat menghasilkan gangguan dan disabilitas fungsional dan

membebani perusahaan-perusahaan di USA sebanyak 14,1 juta dolar

pertahunnya, menurut NIH. Menurut NAMI penyakit ini menempati

urutan ke-6 dari penyebab utama penyakit yang menimbulkan

FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 6

Page 7: Etiologi Gangguan Bipolar - Eunike

Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar

disabilitas diseluruh dunia dan merupakan diagnosis kesehatan jiwa

yang paling mahal, baik untuk pasien dan penyedia asuransi.

ETIOLOGI GANGGUAN BIPOLAR

Penyebab dan faktor resiko dari gangguan bipolar belum

dimengerti secara keseluruhan. Tetapi kondisi ini tampaknya untuk

berhubungan erat dengan genetik, karena penyakit ini dapat turun

dalam keluarga. Ketidak-seimbangan dari unsur neurotransmitter otak

juga tampaknya memegang peranan penting. Menurut hasil penelitian

NIMH (National Institute of Mental Health), tidak ada penyebab tunggal

dari gangguan bipolar, sebaliknya, banyak faktor yang bekerja secara

bersama-sama untuk menghasilkan gangguan tersebut.

Teori Provokasi (Kindling)

Para ilmuwan percaya bahwa gangguan bipolar yang berulang

dapat merupakan kombinasi dari faktor-faktor biologis dan psikologis.

Paling sering ditemukan bahwa onset dari gangguan ini terkait dengan

kejadian-kejadian dalam hidup yang membuat stres. Menurut teori

provokasi, periode dari depresi, mania atau keadaan “campuran” dari

manik (euphoria) dan gejala depresif seringkali berulang dan dapat

menjadi lebih sering, dan seringkali mengganggu kerja, sekolah,

keluarga dan kehidupan sosial. Tapi mungkin pula terjadi pemunculan

tunggal dari depresi dan mania yang tidak berulang kembali.

Teori provokasi mengemukakan bahwa orang yang secara

genetis rentan terhadap kelainan bipolar mengalami serentetan

kejadian dalam hidup yang mencetuskan stres, yang masing-masing

akan menurunkan batas ambang dimana perubahan mood terjadi.

Kemudian, pada beberapa titik tertentu, perubahan mood ini terjadi

secara spontan. Orang tersebut kemudian akan menjadi “bipolar”. Hal

ini dapat menjelaskan mengapa penyebab dari gangguan bipolar sulit

FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 7

Page 8: Etiologi Gangguan Bipolar - Eunike

Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar

untuk ditelusuri, tetapi lebih terkait kepada penyebab genetik dan/atau

genetik serta lingkungan.

Seseorang dapat juga menjadi rentan terhadap gangguan bipolar

setelah riwayat penggunaan zat terlarang, atau karena kondisi

neurologis atau kerusakan otak. Bagaimanapun juga, jika penggunaan

zat terlarang dapat dikaitkan dengan gejala bipolar, hal ini tidaklah

berulang. Adderal dan zat lain dan amfetamin (termasuk

metamfetamin) telah diketahui untuk menghasilkan mania, meskipun

jika obat tersebut tidaklah berada dalam peredaran darah. Untuk

pasien seperti ini, euphoria dari Adderal dapat tidak melemah secepat

zat lainnya. Mereka dapat memperlihatkan gejala manik ketika dalam

pengaruh obat.

American Psychiatric Association dalam Diagnostic and

Statistical Manual of Mental Disorders mengemukakan bahwa kerabat

tingkat pertama yang terikat secara biologis dari seseorang individu

dengan Gangguan Bipolar apapun memiliki angka kecenderungan

yang tinggi untuk menderita Gangguan Bipolar. Penelitian pada anak

kembar dan adopsi membuktikan bahwa Gangguan Bipolar secara luas

ditentukan oleh genetik.

Bagaimanapun juga, ini bukanlah merupakan cara yang pasti

untuk menentukan siapa yang akan mengembangkan gangguan

bipolar ini. Sebagai contoh, jika salah satu dari kembar identik memiliki

gangguan tersebut, anak lainnya memiliki peningkatan resiko untuk

mengembangkan penyakit tersebut, tetapi dapat pula tidak pernah

demikian. Beberapa penelitian percaya bahwa beberapa orang

mewarisi kecenderungan untuk mengembangkan penyakit tersebut

yang dapat kemudian dipicu oleh faktor lingkungan (kejadian hidup

yang mencetuskan stress, gangguan pada ritme sirkadian musiman).

Pemicu lainnya yang mungkin adalah kekurangan tidur dan

FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 8

Page 9: Etiologi Gangguan Bipolar - Eunike

Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar

pengobatan dengan antidepresan dan beberapa suplemen herbal dan

diet lainnya.

A. Faktor Biokimia

Meskipun terdapat banyak perbedaan dalam indikator biokimia

yang telah ditemukan ketika pasien dengan gangguan bipolar

dibandingkan dengan subjek kontrol yang normal, tidaklah terdapat

persetujuaan tentang perubahan mana yang memiliki signifikansi

etiologis dan yang mana yang merupakan efek sekunder atau

epifenomena. Karena perubahan dari depresi menjadi m ania (dan

sebaliknya) dapat terjadi dalam menit, usaha telah dibuat untuk

mengidentifikasi perubahan biokimia yang mungkin berhubungan

dengan perubahan tersebut.

Perubahan spesifik pada metabolisme neurotransmiter

monoamin di otak dan fungsi reseptor tampak untuk menjadi

mekanisme yang paling mungkin. Walaupun sekarang dianggap terlalu

simple, hipotesis katekolamin mengemukakan bahwa defisiensi

katekolamin (terutama norepinefrin) berhubungan dengan retardasi

motor dan depresi, dimana kelebihan katekolamin dapat menghasilkan

kegairahan dan euphoria.

Karena semua sistem dari neurotransmitter utama terkait

secara fungsional, tidaklah mengherankan bahwa perubahan dalam

system neurotransmitter utama lain juga dapat ditemukan. Perubahan

pada fungsi dopaminergik, regulasi GABA dan ketidak-seimbangan

sistem adrenergik-kolinergik telah ditemukan ketika episode manik

berlangsung. Perubahan pada uptake serotonin trombosit, metabolit

serotonin pada cairan likuor serebro-spinal dan respon endokrin

terhadap agonis serotonergik yang terkait gen juga telah ditemukan

pada pasien-pasien dengan gangguan bipolar.

FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 9

Page 10: Etiologi Gangguan Bipolar - Eunike

Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar

Hasil pencitraan telah mendokumentasikan sejumlah

abnormalitas, termasuk perubahan pada amigydala, thalamus,

hipokampus dan volume korteks prefrontal dan peningkatan lesi

subtansia alba pada area subkortikal. Secara keseluruhan,

bagaimanapun juga, hany terdapat sedikit penelitian biologis dari

mania, karena perjalanan penyakit dari sindrom tersebut membuat

kepatuhan dari prosedur penelitian menjadi sulit. Penelitian dari

mekanisme aksi dari lithium telah menunjukkan fungsi regulator

penting dari sistem second messenger, terutama siklus phospatidil-

inositol, dan juga modulasi dari aktifitas glutamat.

Ilustrasi pelepasan neurotransmiter pada akhir synaps

Gangguan elektrolit juga telah ditemukan pada pasien dengan

gangguan bipolar dan dapat melambangkan sebuah defek dari fungsi

membran seluler. Secara umum, retensi natrium dan kalium dan

ekskresi H2O meningkat ketika depresi dan berkurang ketika interval

manik. Homeostasis abnormal dari kalsium juga telah ditemukan.

Variasi dari perubahan neuro-endokrin juga telah ditemukan untuk

FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 10

Page 11: Etiologi Gangguan Bipolar - Eunike

Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar

pasien dengan gangguan bipolar yang berada dalam fase depresi.

Sekitar setengah dari kedua pasien bipolar dan unipolar yang depresi

memperlihatkan bukti bahwa terdapat satu atau semua dari hal

dibawah ini ketika episode depresi berat sedang berlangsung:

peningkatan dari fungsi glukokortikoid adrenal, penurunan respon TSH

terhadap TRH, penerunan level basal prolaktin dan penurunan respon

growth hormone terhadap insulin.

Karena kepararelan dari epilepsi lobus temporal dan respon yang

benefisial terhadap beberapa agen antikonvulsan, beberapa peneliti

telah menghipotesa bahwa episode mood bipolar yang berulang

besumber dari provokasi endogen dari bangkitan listrik pada area

limbik di otak. Peneliti lain menekankan kepada pola perubahan dari

ritme sirkadian. Sejauh ini hasil studi dalam molekuler genetik belum

dapat memberikan suatu kesimpulan. Bagian pada kromosom 18p dan

18q dan pada kromosom 4 dan 21 telah menerima dukungan

terbanyak, meskipun tidak ada gen spesifik yang telah diisolasi lebih

jauh untuk menyakinkan teori akan adanya kelainan multigen

kompleks.

B. Faktor Psikososial

Tidak terdapat bukti yang benar-benar kuat bahwa faktor

psikososial menyebabkan ganguan bipolar, meskipun stress dalam

hidup dapam mempresipitasi kondisi bipolar manik atau depresi dan

mungkin memang diperlukan untuk dapat menghasilkan gejala-gejala

yang ada pada sindroma bipolar yang ringan. Prevalensi jangka

panjang dari komorbidits penggunaan zat melebihi 60%. Penelitian

terkini dalam ritme sirkadian biologis mengemukakan bahwa sedikit

perubahan pada siklus gelap-terang (misalnya variasi musim)

merupakan faktor predisposisi tambahan.

FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 11

Page 12: Etiologi Gangguan Bipolar - Eunike

Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar

Menurut teori psikoanalisa yang terdepan, etiologi dari gangguan

mood bipolar adalah konsep dari yang rendah. Episode depresi

merefleksikan hal ini secara langsung. Episode manik merefleksikan

pertahanan terhadap konsep diri yang rendah dengan berakting

sebaliknya, atau dapat kita katakan sebagai sebuah tipe dari formasi

reaksi. Bukti bagi teori ini datang dari penelitian kognitif yang telah

menunjukkan bahwa pasien bipolar dalam episode manik secara

eksplisit melaporkan adanya rasa percaya diri yang lebih tinggi

dibanding dengan individu yang berada dalam episode depresif, setara

dengan individu tanpa gangguan mood. Tetapi, dalam pengukuran

implisit, pasien bipolar sesungguhnya menampilkan rasa percaya diri

yang lebih rendah baik pada episode manik maupun depresif

dibandingkan dengan kontrol yang normal.

Faktor Resiko

Terdapat bukti yang kuat untuk faktor predisposisi yang

diwariskan secara genetik pada gangguan bipolar pada kebanyakan

pasien. Hampir duapertiga dari pasien memiliki riwayat keluarga yang

positif untuk penyakit gangguan afek. Jika 1 orang tua memiliki

penyakit gangguan afek mayor, resiko bagi keturunannya adalah

sekitar 25% hingga 30%. Jika dua orang tua memiliki penyakit

gangguan afek dan satunya adalah bipolar resiko penyakit gangguan

afek pada keturunannya dapat menjadi sebesar 50% hingga 75%.

Resiko ini malah semakin besar jika terdapat riwayat multigenerasi

ekstensif dari penyakit bipolar. Kerabat dari seseorang yang menderita

penyakit bipolar seringkali memiliki penyakit unipolar dan riwayat

penggunaan zat terlarang.

Episode seringkali musiman pada orang-orang tertentu, dengan

depresi yang lebih sering terjadi pada saat musim semi (Maret hingga

FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 12

Page 13: Etiologi Gangguan Bipolar - Eunike

Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar

Mei) dan gugur (September hingga November), sedang episode manik

lebih sering terjadi ketika musim panas.

Hubungan biologis antara episode depresif dan episode manik

campuran dalam gangguan bipolar adalah frekensi yang tinggi dari

peningkatan level kortisol, contrast dengan level yang normal pada

mood yang mengalami elasi atau manik murni.

TERAPI

Terapi dari gangguan bipolar terkait secara langsung dengan

fase dari episode dan keparahan dari fase tersebut. Sebagai contoh,

seseorang yang mengalami depresi berat dan memperlihatkan tingkah

laku yang cenderung untuk bunuh diri memerlukan rawat inap,

sedangkan individu dengan depresi ringan yang masih dapat bekerja,

dapat diberlakukan sebagai pasien rawat jalan.

Farmakoterapi

Obat yang paling sering digunakan adalah golongan mood

stabilizers, dengan prototipenya lithium. Lithium biasa digunakan

sebagai profilaksis dan terapi pada stadium manik. Penelitian

mengemukakan bahwa lithum dapat juga berperan sebagai

neuroprotektor. Golongan lainnya adalah antikonvulsan. Golongan ini

telah menunjukkan efektivitas untuk mencegah mood swings pada

gangguan bipolar, terutama pasien dengan cycle yang sangat cepat.

Antikonvulsan yang sering dipakai untuk penyakit ini adalah

karbamazepin, sodium divalproat dan lamotrigine. Agen antipsikotik

atypikal sekarang meningkat penggunaannya baik untuk mania akut

maupun sebagai mood stabilator.

FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 13

Page 14: Etiologi Gangguan Bipolar - Eunike

Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar

Psikoterapi

Sejalan dengan pengobatan, psikoterapi atau terapi “wicara”

merupakan bagian yang penting dari terapi keseluruhan untuk

gangguan bipolar. Selama terapi, pasien dapat membahas mengenai

perasaan, pikiran dan tingkah laku yang membuat masalah.

Psikoterapi dapat membantu pasien untuk mengerti dan menguasai

problem-problem apa yang dapat berdampak kepada kemampuan

mereka untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan. Terapi tersebut

juga membantu dalam hal kepatuhan obat dan membantu pasien

untuk tahan menghadapi efek dari gangguan bipolar dalam kehidupan

sosial dan kerjanya. Juga membantu untuk mempertahankan gambar

diri yang positif.

Tipe psikoterapi yang digunakan untuk menterapi gangguan

bipolar, termasuk diantaranya:

Terapi prilaku. Terapi ini mengfokuskan diri pada tingkah laku

yang dapat mengurangi stress.

Terapi kognitif. Tipe pendekatan ini melibatkan pembelajaran

untuk mengidentifikasi dan memodifikasi pola berpikir yang

menyertai perubahan mood.

Terapi Interpersonal. Terapi ini mencakup hubungan dengan

sesama dan bertujuan untuk mengurangi kerusakan yang

disebabkan oleh penyakit tersebut.

Terapi ritme sosial. Terapi ini membantu pasien untuk

mengembangkan dan mempertahankan rutinitas sehari-hari.

Support Group jugalah membantu bagi orang dengan kelainan

bipolar. Pasien akan menerima penguatan dan belajar cara untuk

beradaptasi dan membagi pemikiran. Juga pasien akan merasa tidak

terisolasi. Anggota keluarga dan teman juga dapat mendapat

keuntungan dari support group. Mereka dapat memperoleh pengertian

yang lebih baik tentang penyakit dan membagi pemikiran mereka dan

FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 14

Page 15: Etiologi Gangguan Bipolar - Eunike

Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar

juga relajar untuk mendukung terkasih mereka dengan gangguan

bipolar.

Pendidikan adalah salah satu bagian terintegral dari terapi

untuk pasien dan keluarga. Pasien dengan gangguan bipolar (deserta

keluarganya) seringkali mendapat keuntungan dari mempelajari

tentang gangguan tersebut- gejalanya, tanda awal dari episode dan

tipe terapi.

Juga, mengambil langkah dibawah ini dapatlah membantu:

Mengembangkan rutinitas. Pola tidur, makan dan aktifitas

yang rutin tampak membantu bagi pasien dengan gangguan

bipolar untuk mengontrol mood mereka.

Mengenali gejala. Meskipun tanda awal dari episode

pendekatan dapat bervariasi dari satu orang ke orang lainnya,

bersama-sama dengan bantuan psikiater pasien dapat mencoba

untuk mengenali tingkah laku apa yang memberi tanda dari

onset sebuah episode untuk pasien tersebut. Hal itu dapat

berupa insomnia, belanja secara berlebihan atau tiba-tiba

terlibat dalam kegiatan keagamaan.

Adaptasi. Hal ini dapat membatu untuk menghindari prilaku

yang memalukan ketika episode manik dan menetapkan gol

yang realistik bagi terapi. Bagian penting dari adaptasi adalah

untuk mengerti tipe dari stress yang dapat menyebabkan

episode dan perubahan gaya hidup yang dapat menguranginya.

Mempertahankan pola tidur yang regular. Pergi tidur dan

bangun sekitar jam-jam yang sama setiap harinya. Perubahan

dalam tidur dapat menyebabkan perubahan kimia pada otak

yang potensial untuk memicu episode mood.

Jangan menggunakan alkohol atau obat-obat terlarang.

Zat-Zat ini dapat memicu episode mood. Juga dapat

berinteferensi dengan efektivitas dari pengobatan. Sekitar 40%

FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 15

Page 16: Etiologi Gangguan Bipolar - Eunike

Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar

dari penderita gangguan bipolar yang tidak mendapat terapi

memiliki riwayat penggunaan zat pada akhirnya.

KESIMPULAN

Tidaklah terdapat etiologi tunggal dalam penyakit gangguan

bipolar. Penyakit ini merupakan penyakit yang multifaktorial dan

membutuhkan faktor predisposisi untuk dapat mencetuskan episode

penyakit. Saat ini dipercaya faktor genetik merupakan faktor etiologi

yang terutama. Defek pada gen yang dimanifestasikan dalam berbagai

ketidak-seimbangan biokimiawi terekam pada penderita gangguan

bipolar. Stress dalam hidup dan kepribadian yang rapuh merupakan

faktor predisposisi dalam mencetuskan gangguan ini. Faktor

predisposisi lain yang ditemukan adalah perubahan pola irama

sirkadian dan perubahan pola tidur.

DAFTAR PUSTAKA

Bowden, Charles L. “Update on Bipolar Disorder: Epidemiology,

Etiology, Diagnosis, and Prognosis”. Medscape Psychiatry &

Mental Health eJournal 2(3), 1997. © 1997 Medscape Portals, Inc

FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 16

Page 17: Etiologi Gangguan Bipolar - Eunike

Referat Psikiatri Etiologi Gangguan Bipolar

Miller, Kimberly. Bipolar Disorder: Etiology, Diagnosis, and

Management. Journal of the American Academy of Nurse

Practitioners, Volume 18, Number 8, August 2006, pp. 368-

373(6)

Geller, B; Luby, J. (1997, Sept.). Child and adolescent Bipolar Disorder:

a review of the past 10 years. Journal of the American Academy

of Child & Adolescent Psychiatry. 36(9):1168-1176.

American Psychiatric Association. 2000. General Description of Bipolar

Disorder. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders,

Fourth editon, Text Revision. Washington, DC.

Recurrent Depression Article Review. Bipolar Disorder Etiology &

Pathogenesis. 08 Aug 2006, 04:46+04:00.

http://www.recurrentdepression.com/site/more/63

Soreff, Stephen and McInnes, Lynne Alison. Bipolar Affective Disorder.

Article review on Emedicine Specialites: Pyschiatric. October 30,

2006.

Cardno AG, Rijsdijk FV, Sham PC et al: A twin study of genetic

relationships between psychotic symptoms. Am J Psychiatry 2002

Apr; 159(4): 539-45

David H. Fram. Reviewed by the doctors at The Cleveland Clinic

Department of Psychiatry and Psychology. Nondrug Treatments

for Bipolar Disorder. Review Date:  December 19, 2006.

FK-UPH Sanatorium Dharmawangsa 17