gambaran umum provinsi jambi
Upload: jurnal-paper-skripsi-tesis-publikasi-riset-ekonomi-indonesia-internasional
Post on 26-Oct-2015
200 views
TRANSCRIPT
41
IV . GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI
4.1 Keadaan Umum
Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan
Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak
antara 0º 45’ LS-2º 45’ LS dan 101º 10’BT-104º 55’ BT. Sebelah utara berbatasan
dengan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, sebelah timur dengan Laut Cina
Selatan, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah
barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu. Peta wilayah
Provinsi Jambi disajikan dalam gambar .
Gambar 4.1 Peta Provinsi Jambi
Luas wilayah Provinsi Jambi 53.435 Km² dengan luas daratan 50.160
Km² dan luas perairan sebesar 3.274,95 Km². Provinsi Jambi terdiri dari 11
kabupaten atau kota yaitu yang ditunjukkan pada tabel 4.1 Klasifikasi
42
Kabupaten/kota dan luas wilayah Provinsi Jambi.
Tabel 4.1 Klasifikasi Kabupaten/kota dan luas wilayah Provinsi Jambi No. Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Persentase)
1 Kabupaten Kerinci 3.355,27 km² (6,69%)
2 Kabupaten Merangin 7.679 km² (15,31%)
3 Kabupaten Sarolangun 6.184 km² (12,33%)
4 Kabupaten Batanghari 5.804 km² (11,57%)
5 Kabupaten Muaro Jambi 5.326 km² (10,62%)
6 Kabupaten Tanjung Jabung Timur 5.445 km² (10,86%)
7 Kabupaten Tanjung Jabung Barat 4.649,85 km² (9,27%)
8 Kabupaten Tebo 6.461 km² (12,88%)
9 Kabupaten Bungo 4.659 km² (9,29%)
10 Kota Jambi 205,43 km² (0,41%)
11 Kota Sungai Penuh 391,5 km² (0,78%)
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2011.
Luas wilayah terbesar di Provinsi Jambi berada di Kabupaten Merangin
sebesar 7.679 Km² atau sebesar 15,31 persen dari total luas wilayah Provinsi
Jambi, dikuti oleh Kabupaten Tebo dan Kabupaten Sarolangun masing-masing
sebesar 6.461 Km² dan 6.184 Km².
Secara administratif, jumlah kecamatan dan desa/kelurahan di Provinsi
Jambi tahun 2010 sebanyak 131 kecamatan dan 1.372 desa/kelurahan, dimana
jumlah kecamatan dan desa/kelurahan terbanyak berada di Kabupaten Merangin
yaitu 24 kecamatan dan 212 desa/kelurahan.
Topografi Provinsi Jambi bagian timur umumnya merupakan rawa-rawa
sedangkan wilayah barat pada umumnya tanah daratan (lahan kering) dengan
topografi bervariasi dari datar, bergelombang sampai berbukit. Secara spesifik
daerah hulu merupakan bentangan pegunungan Bukit Barisan, sebagian
43
diantaranya merupakan bagian dari Taman Nasional Kerinci Seblat. Jenis tanah
secara umum didominasi oleh podlosik merah kuning (44,56%). Jenis tanah
lainnya adalah Latosol, termasuk Regosol (18,67%), Gley Humus (10,74%)
sisanya organosol.
Sebagian besar wilayah Provinsi Jambi beriklim tipe B berdasarkan
klasifikasi Schmidt dan Ferguson dengan bulan basah antara 8-10 bulan dan bulan
kering 2-4 bulan. Rata-rata curah hujan bulanan adalah 179-279 mm pada bulan
basah dan 68-106 mm pada bulan kering.
4.2 Kependudukan dan Tenaga Kerja
Berdasarkan hasil sensuk penduduk 2010, jumlah penduduk Provinsi
Jambi tahun 2010 sebanyak 3,09 juta jiwa yang terdiri dari 1,58 juta jiwa laki-laki
dan 1,51 juta jiwa perempuan. Pada tahun 2009 sebanyak 2,86 juta jiwa. Selama
kurun waktu tersebut terjadi pertumbuhan sebesar 9,11%. Berikut diagram jumlah
penduduk menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi 2010.
Gambar 4.2 Jumlah Penyebaran Penduduk Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Jambi 2011
Suku-suku yang mendiami wilayah Provinsi Jambi antara lain Melayu,
Kubu, Minang, Kerinci, Minang, Jawa, Batak dan lain-lain. Sedangkan agama
44
yang banyak dianut oleh penduduk Provinsi Jambi adalah Islam (98,4%), Kristen
(1,1%), Budha (0,36%) dan Hindu (0,117%).
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Jambi pada tahun 2010 mencapai
1.545.683 orang yang terdiri dari 1.462.405 orang bekerja dan 83.278 orang
pencari kerja/pengangguran. Jumlah pencari kerja yang mendaftar di Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2010 sebanyak 15.311 orang atau
turun 11,50% dari tahun sebelumnya.
Tabel 4.2 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja, Mencari Pekerjaan dan Bukan Angkatan Kerja Tahun 2010
No Status Jumlah (orang) %
A Angkatan Kerja 1. Bekerja 1.462.405 94,6 2. Pengangguran 83.278 5,4 Jumlah A 1.545.683 100,00 B Bukan Angkatan Kerja 804.059 Jumlah A dan B 2.349.742
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2011.
Tabel 4.3 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha , 2007-2010
No Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010
1 Pertanian 668.429 (58,7)
688.541 (58,2)
700.340 (55)
670.841 (51,97)
2 Pertambangan dan Penggalian
11.103 (0,95)
23.330 (2,1)
21.713 (1,7)
22.727 (1,76)
3 Industri Pengolahan 50.749 (4,3)
44.892 (3,8)
45.176 (3,6)
34.821 (2,70)
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.045 (0,09)
1.262 (0,1)
3.225 (0,3)
5.268 (0,41)
5 Konstruksi 50.923 (4,4)
39.891 (3,3)
56.385 (4,4)
46.063 (3,57)
6 Perdagangan 179.389 (15,3)
180.281 (15,21)
201.979 (15,9)
211.946 (16,42)
7 Pengangkutan 54.850 (4,7)
65.967 (5,58)
61.584 (4,8)
63.675 (4,93)
8 Lembaga Keuangan dan Jasa Perusahaan
6.741 (0,58)
7.014 (0,59)
6.778 (0,5)
13.526 (1,05)
9 Jasa 128.639 (10,98)
131.495 (11,12)
175.340 (13,8)
221.839 (17,19)
JUMLAH 1.171.868
(100) 1.182.673
(100) 1.272.520
(100) 1.290.706
(100) Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2011.
45
Lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja pada tahun
2010 di Provinsi Jambi adalah sektor pertanian sebanyak 670.841 orang (51,97
%) disusul kemudian sektor jasa sebanyak 221.839 orang (17,19% ), sektor
perdagangan sebanyak 211.946 orang (16,42%) kemudian sektor kontruksi
sebanyak 46.063 orang (3,57%).
4.3 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi
Perkembangan perekonomian Provinsi Jambi yang digambarkan dengan
Produk Domestik Bruto (PDRB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas
dasar harga konstan untuk periode 2007 sampai dengan 2010 menurut lapangan
usaha (sektor perekonomian ) disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.4 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Provinsi Jambi, 2007-2010 (Juta Rupiah)
No Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
8.366.857
2.907.933 3.952.311
461.420 727.148 345.044
9.791.984
3.284.155 4.627.737
538.322 810.602 531.167
12.113.078
3.962.312 5.889.052
682.192 933.820 645.700
15.905.977
4.678.501 8.608.828
845.700 1.043.683
729.264
2. Pertambangan dan Penggalian a. Minyak dan Gas bumi b. Pertambangan tanpa migas c. Penggalian
6.080.193 5.487.462
244.045 348.685
10.525.760 9.337.549
796.247 391.963
8.078.598 6.907.371
730.075 441.151
9.750.652 8.167.976 1.055.887
526.788
3. Industri Pengolahan a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas
3.828.948 395.574
3.433.374
4.568.278 447.710
4.120.567
5.258.204 464.510
4.793.693
5.979.007 555.930
5.423.076
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 289.842 329.358 368.042 479.775
5. Bangunan 1.472.471 1.771.855 2.146.259 2.446.569
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 4.773.912 5.647.973 6.248.163 7.827.567
7. Pengangkutan dan Komunikasi 2.345.293 2.604.261 3.040.654 3.517.311
8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahan
1.340.605 1.805.765 2.283.432 2.767.318
9. Jasa-Jasa 3.578.549 4.011.245 4.410.570 5.142.513
Produk Domestik Regional Bruto 32.076.677 41.056.483 44.127.005 53.816.693
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2011.
46
Produk Domestik Regional Buto (PDRB) Provinsi Jambi tahun 2007-
2010 atas dasar harga berlaku telah berkembang 1,68 kali dari Rp
32.076.677.000.000 pada tahun 2007 menjadi Rp 53.816.693.000.000 pada tahun
2010.
Tabel 4.5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Provinsi Jambi, 2007-2010 (Juta Rupiah)
No Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010
1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
4.437.448
1.618.932 2.072.372
299.188 274.831 172.123
4.691.195
1.731.837 2.197.097
306.362 270.900 184.998
5.003.441
1.843.834 2.368.323
326.041 264.386 200.855
5.259.855
1.916.070 2.531.684
344.590 256.161 211.380
2. Pertambangan dan Penggalian a. Minyak dan Gas bumi b. Pertambangan tanpa migas c. Penggalian
1.614.206 1.371.324
75.550 167.332
1.851.478 1.447.701
224.678 179.098
1.875.312 1.486.589
196.397 192.325
2.146.442 1.666.001
268.732 211.708
3. Industri Pengolahan a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas
1.948.460 128.770
1.819.690
2.058.252 133.612
1.924.639
2.137.363 113.055
2.024.307
2.233.275 127.244
2.106.030
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 109.743 117.730 128.645 145.523
5. Bangunan 654.223 721.482 782.474 835.368
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.464.412 2.562.858 2.764.830 3.045.833
7. Pengangkutan dan Komunikasi 1.159.479 1.198.512 1.268.174 1.318.769
8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahan
609.271 754.770 889.519 997.305
9. Jasa-Jasa 1.277.715 1.341.488 1.425.145 1.428.880
Produk Domestik Regional Bruto 14.275.161 15.297.770 16.274.907 17.465.253
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2011.
Produk Domestik Regional Buto (PDRB) Provinsi Jambi tahun 2007-
2010 atas dasar harga konstan telah berkembang 1,22 kali dari Rp
14.275.161.000.000 pada tahun 2007 menjadi Rp 17.465.253.000.000 pada
tahun 2010. Perkembangan ini merupakan pertumbuhan perekonomian secara riil
dimana faktor inflasi/deflasi sudah dihilangkan.
47
Tabel 4.6 dibawah ini menujukkan bahwa laju pertumbuhan PDRB
Provinsi Jambi dan PDB Nasional menurut lapangan usaha dari tahun 2008
hingga 2010 mengalami fluktuasi yaitu pada tahun 2008 laju pertumbuhan PDRB
Provinsi Jambi bernilai 7,16% dan laju pertumbuhan PDB Nasional bernilai
6,1%, namun pada tahun 2009 laju pertumbuahn baik PDRB Provinsi Jambi
maupun PDB Nasional mengalami penurunan yaitu masing-masing menjadi
6,39% dan 4,5%. Selanjutnya, di tahun 2010, laju pertumbuhan PDRB Provinsi
Jambi dan PDB Nasional kembali meningkat menjadi 7,31% dan 6,1%.
Tabel 4.6 Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi dan PDB Nasional menurut Lapangan Usaha, 2008-2010 ( Persen)
Sumber : BPS Pusat, 2008-2010.
4.4 Kebijakan Pembangunan Provinsi Jambi
Berdasarkan amanat pembangunan daerah yang tercantum dalam UU No.
32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan memperhatikan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 serta Pembukaan UUD 1945,
maka Visi Pembangunan Provinsi Jambi tahun 2005-2025 adalah mewujudkan
Jambi yang maju, mandiri, adil, dan sejahtera. Tingkat kemajuan dan
SEKTOR
Laju Pertumbuhan Provinsi Jambi
Laju Pertumbuhan Nasional
2008 2009 2010 2008 2009 2010
1. Pertanian 5,72 6,66 5,12 4,8 4,1 2,9
2. Pertambangan dan Penggalian 14,70 1,29 14,46 0,5 4,4 3,5
3. Industri Pengolahan 5,63 3,84 4,49 3,7 2,1 4,5
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 7,28 9,27 13,12 10,9 13,8 5,3
5. Bangunan 10,28 8,45 6,76 7,3 7,1 7,0
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,99 7,88 10,16 7,2 1,1 8,7
7. Pengangkutan dan Komunikasi 3,37 5,81 3,99 16,7 15,5 13,5
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
23,88 17,85 12,12 8,2 5,0 5,7
9. Jasa 4,99 6,24 4,05 6,4 6,4 6,0
TOTAL 7,16 6,39 7,31 6,1 4,5 6,1
48
kesejahteraan suatu daerah dapat dinilai berdasarkan berbagai indikator. Ditinjau
dari tingkat perkembangan ekonomi kemajuan suatu daerah diukur dari tingkat
kemakmurannya yang tercermin pada tingkat pendapatan dan distribusinya.
Tingginya tingkat pendapatan rata-rata yang diiringi dengan distribusi yang
merata pada suatu daerah, maka dapat dikatakan daerah tersebut makmur, dan
dengan demikian dikategorikan sebagai daerah yang maju dan sejahtera.
Daerah yang mandiri adalah yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar
dan sederajat dengan daerah lain yang telah maju dengan mengandalkan pada
kemampuan dan kekuatan sendiri. Oleh karena itu, untuk membangun
kemandirian, mutlak harus dibangun kemajuan ekonomi. Kemampuan untuk
berdaya saing menjadi kunci untuk mencapai kemajuan sekaligus kemandirian.
Kemandirian suatu daerah tercermin antara lain dari Sumberdaya Manusia (SDM)
yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan
pembangunannya, pembiayaan pembangunan bersumber dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD) yang berarti sumber pembiayaan pembangunan daerah tidak
semata-mata tergantung dari pembiayaan yang bersumber dari APBN, dan
kemampuan memenuhi sendiri kebutuhan pokok daerahnya. Pembangunan
Provinsi Jambi bukan hanya untuk mencapai kemajuan dan kemandirian, tetapi
juga untuk mewujudkan keadilan. Sebagai pelaksana dan penggerak
pembangunan sekaligus objek pembangunan, rakyat mempunyai hak baik dalam
melaksanakan maupun dalam menikmati hasil pembangunan. Pembangunan
haruslah dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Oleh karena itu,
masalah keadilan merupakan ciri menonjol pula dalam meningkatkan taraf
hidupnya dan memperoleh lapangan pekerjaan, mendapatkan pelayanan sosial,
49
pendidikan dan kesehatan, mengemukakan pendapat dan melaksanakan hak
politiknya, serta perlindungan dan persamaan di depan hukum, tidak ada
diskriminasi dalam bentuk apapun baik antar individu, gender, dan wilayah.
Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut ditempuh melalui misi
pembangunan Provinsi Jambi diantaranya mewujudkan daerah yang memiliki
keunggulan kompetitif dengan memperkuat perekonomian daerah berbasis
keunggulan komperatif masing-masing wilayah. Oleh karena itu, untuk
memperkuat perekonomian daerah berbasis keunggulan komperatif menuju
perekonomian yang kompetitif maka kegiatan pembangunan yang dapat
dilaksanakan sebagai berikut :
1) Perekonomian dikembangkan dengan memperkuat perekonomian daerah
yang berorientasi pasar. Untuk itu dilakukan transformasi bertahap dari
perekonomian berbasis keunggulan komparatif Sumber Daya Alam (SDA)
menjadi perekonomian yang berkeunggulan kompetitif. Memperkuat
struktur perekonomian daerah dan meningkatkan pembangunan ekonomi
melalui pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan perubahan struktur
(structure transformation) ekonomi dan sosial masyarakat.
2) Memperkuat struktur industri daerah melalui dukungan kuat pemerintah
daerah untuk menghilangkan praktik-praktik yang menciptakan ekonomi
biaya tinggi, komitmen untuk memajukan potensi lokal, konsistensi
program dan infrastruktur yang mendukung.
3) Struktur perekonomian daerah diperkuat dengan mendudukkan sektor
industri berbasis agribisnis sebagai motor penggerak yang didukung oleh
kegiatan pertanian dalam arti luas, kelautan dan pertambangan yang
50
menghasilkan produk-produk secara efisien, modern dan berkelanjutan,
serta jasa-jasa pelayanan yang efektif, yang menerapkan praktik terbaik
dan tata kelola yang baik, agar terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh.
4) Jasa, termasuk jasa konstruksi dan perbankan daerah, dikembangkan
sesuai dengan kebijakan pengembangan ekonomi daerah agar mampu
mendukung secara efektif peningkatan produksi dan daya saing regional
dan global.
5) Perdagangan luar negeri diarahkan untuk mendukung perekonomian
daerah agar mampu meningkatkan ekspor untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi melalui : (a) peningkatan daya saing dan akses pasar ekspor (b)
pengembangan spesifikasi lokal, standar produk barang dan jasa yang
berkualitas ekspor yang didukung dengan ketersediaan fasilitasi pelabuhan
ekspor yang representatif.
7) Perdagangan antar daerah diarahkan untuk memperkokoh sistem distribusi
yang efisiensi dan efektif dan menjamin kepastian berusaha untuk
mewujudkan, (a) berkembangnya kelembagaan perdagangan yang efektif
dalam perlindungan konsumen dan persaingan usaha secara sehat, (b)
terintegrasi aktivitas perekonomian daerah dan terbangunnya kesadaran
penggunaan produksi lokal, (c) meningkatkan perdagangan antar wilayah,
dan (d) terjaminnya ketersediaan bahan pokok dengan harga yang
terjangkau.