gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi polio di puskesmas

Upload: azhar-hr

Post on 05-Apr-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    1/32

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Penyakit polio merupakan salah satu penyakit menular yang dapat

    dicegah dengan imunisasi. Pemerintah telah menargetkan bahwa penyakit

    polio sudah harus terberantas terutama di Jawa, Bali dan Sumatera. Dengan

    mengintensifkan imunisasi polio pada anak-anak yang berumur 2-11 bulan.

    Untuk mencapai maksud tersebut maka, oleh instansi yang berwenang

    sedang dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan pelaksanaan yang

    ada terhadap program imunisasi yang sudah dilaksanakan sekarang ini.

    Beberapa masalah timbul di negara-negara yang sudah lama melaksanakan

    program imunisasi polio dengan oral vaksin. Salah satunya adalah bahwa

    ternyata respon imun terhadap virus vaksin polio dari anak-anak yang tinggal

    di daerah kumuh sangat rendah, yang mungkin disebabkan karena intervensi

    dari virus enterol lain non polio yang prevalensinya didaerah kumuh cukup

    tinggi (Momimes, 2002)

    Menurut data yang ada dari kejadian-kejadian wabah yang terjadi

    selama ini pada kasus paralise karena poliomyelitis paling banyak

    menyerang anak-anak umur dibawah 3 tahun. Hasil-hasil penelitian serologis

    poliomyelitis dibeberapa tempat di Indonesia juga menunjukan bahwa antara

    20-60% anak yang berumur kurang dari 3 tahun tidak mempunyai kekebalan

    sama sekali terhadap ketiga tipe virus polio (Momimes, 2002) .

    1

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    2/32

    Berdasarkan hasil survei demografi kesehatan Indonesia pada tahun

    2002/2003 angka kematian bayi sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup.

    Umumnya bayi yang lahir diperkotaan mempunyai angka kematian lebih

    rendah dari pada yang lahir di pedesaan. Kematian bayi yang menjadi

    penyebab utamanya adalah infeksi oleh sebab itu dapat dicegah dengan

    pemberian imunisasi polio (Nasution,2008)

    Jika dibandingkan dengan angka nasional maka angka kematian bayi di

    Sumatera Utara untuk tahun 2004, relatif lebih tinggi dibandingkan dengan

    angka kematian bayi berkisar 48 per 1000 kelahiran hidup. Pemberian

    imunisasi untuk tumbuh kembang anak sangat penting terutama untuk

    mengurangi morbilitas sebanyak 44 anak dan mortalitas sebanyak 14 anak

    yang tidak mendapat imunisasi polio. Dengan dilaksanakannya imunisasi

    maka kita harapkan dapat dicegah timbulnya penyakit-penyakit yang

    menimbulkan cacat dan kematian. (Soetjiningsih, 1995).Pada umumnya tanggung jawab untuk mengasuh anak diberikan pada

    orang tua khususnya ibu. Pengetahuan ibu tentang dampak anak yang tidak

    mendapat imunisasi polio dipengaruhi oleh faktor pendidikan, tingkat

    penghasilan dan kebiasaan. Sehingga dengan adanya faktor-faktor yang

    mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu diharapkan adanya perubahan

    perilaku yang diharapkan dapat terwujud. Timbulnya kesadaran, kemampuan

    untuk hidup sehat disamping faktor sosial ekonomi masyarakat maupun

    dipihak tenaga kesehatan (Hilman, 2005).

    2

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    3/32

    Menurut data Depkes sampai tanggal 17 juli 2005 telah dilaporkan 291

    kasus lumpuh layu , setelah dilakukan pemeriksaan yang di tunjuk , jumlah

    kasus politik polio liar berjumlah 149 anak dan telah tersebar 10 kabupaten di

    4 provinsi. Di provinsi jawa barat , kasus polio liar di temukan di sukabumi

    bogor , cianjur , bekasi. Di provinsi banten di temukan di lebank , serang

    serta tangerang. Di jawa tengah di kabupaten demak , sedangkan di lampung

    di temui tanggamus dan lampung barat .

    Virus polio liar bisa menybabkan lumph atau kematian . virus ini di bawa

    melalui kotoran manusia dan penyebab melalui air, virus polio liar ini sangat

    menular dan biasanya menyerang anak anak balita . hanya sekitar 20

    tahun yang lalu, polio melumpuhkan 1000 anak setiap harinya dan hampir di

    setipa Negara di dunia tetapi pada tahun 1998 , gerkan anti polio dunia di

    canangkan .

    Pada awal maret tahun 2005 , Indonesia muncul kasus polio pertama

    selam satu dasar warsa artinya, reputasi bebas polio yang di sandang

    selama 10 tahun hilang ketika seorang berusia 20 bulan di jawa barat sangat

    terjankau penyakit (Pikas 2005).

    Berdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan

    penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio di

    Puskesmas Pintu Angin Tahun 2008 .

    3

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    4/32

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian

    ini adalah Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

    Polio Di Puskesmas Pintu Angin Tahun 2008?.

    C. Tujuan Penelitian

    C.1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi

    Polio di Puskesmas Pintu Angin Tahun 2008.

    C.2. Tujuan Khusus

    a.Untuk mengetahui pengetahuan ibu balita tentang imunisasi

    Polio di Puskesmas Pintu Angin tahun 2008 berdasarkan Umur.

    b.Untuk mengetahui Pengetahuan ibu tentang imunisasi polio di

    Puskesmas Pintu Angin tahun 2008 berdasarkan Pendidikan.

    c.Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang deteksi anak yang

    tidak dapat Imunisasi Polio di Puskesmas Pintu Angin Pintu

    Angin Tahun 2008 berdasarkan Pekerjaan.

    D. Manfaat Penelitian

    D.1. Bagi Ibu

    4

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    5/32

    Sebagai bahan masukan dan informasi kepada ibu agar lebih

    memahami dan lebih mengetahui Imunisasi polio di Puskesmas Pintu

    Angin tahun 2008.

    D.2. Bagi Peneliti

    Sebagai penambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dan juga

    sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Akademi

    Kebidanan Nauli Husada Sibolga .

    D.3. Bagi Institusi Pendidikan

    Bagi Institusi pendidikan Akbid dapat digunakan sebagai bahan

    bacaan diperpustakaan yang mana dapat dimanfaatkan oleh semua

    mahasiswa/i Akbid Nauli Husada Sibolga .

    5

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    6/32

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengetahuan

    A.1. Defenisi

    Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

    melakukan pengindraan pada satu objek tertentu. Pengindraan terjadi

    melalui panca indra manusia, indra pendengaran, penciuman,

    penglihatan, rasa, raba dan sebagian besar pengetahuan manusia melalui

    mata dan telinga (Sunaryo, 2004).

    Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

    untuk terbentuknya tindakan seseorang. Rogers (1974), mengungkapkan

    bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru dalam diri orang

    tersebut sehingga terjadi suatu proses berurutan (akronim AIETA), yaitu :

    1. Awarenes, (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari

    pengetahuan terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

    2. Interest , (menimbang-nimbang) dimana orang mulai tertarik kepada

    stimulus.

    3. Evaluation, merupakan suatu keadaan mempertimbangkan terhadap

    baik buruknya stimulus tersebut bagi dirinya.

    6

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    7/32

    4. Trial, (mencoba) dimana orang telah mulai mencoba perilaku baik.

    5. Adaptation, individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan

    sikap.

    A.2. Tingkat Pengetahuan

    Tingkat pengetahuan menurut (Sunaryo, 2004) mempunyai 6

    tingkatan yaitu :

    a.Tahu (know)

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

    dari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan ini adalah

    mengingat kembali terhadap suatu yang spefisik dari seluruh bahan

    yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

    b.Memahami (comprehension)

    Memahami diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

    benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan

    materi tersebut secara benar.

    c.Aplikasi (Aplication).

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

    yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

    d.Analisa (Analisa).

    Suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek

    kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur

    organisasai tersebut dan ada kaitannya satu sama lain

    e.Sintesis (Senthesis).

    7

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    8/32

    Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

    atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan

    yang baru.

    f. Evaluasi ( Evaluation)

    Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

    atau penilaian suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu

    berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

    kriteria-kriteria yang telah ada.

    B. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

    1. Umur

    Umur adalah lamanya seseorang hidup sejak dilahirkan sampai

    saat ini. Dalam satuan tahun dan juga merupakan periode terhadap

    pola-pola kehidupan baru demikian bertambah pula umur semakin

    tinggi keinginan seseorang tentang kesehatan (Notoadmojo, 2003)

    Usia dewasa (18-40 tahun) merupakan masa dimana

    seseorang secara maksimal dapat mencapai prestasi yang

    memuasakan dalam karirnya pada usia tengah (41-60 tahun)

    seseorang tinggal mempertahankan prestasi yanh telah dicapainya

    pada usia dewasa sedangkan usia tua (> 60 tahun) adalah usia tidak

    produktif lagi dan hanya menikmati hasil dari prestasi (Hurlock 1998).

    2. Pendidikan

    8

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    9/32

    Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh

    kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran, sehingga

    dalam pendidikan itu perlu dipertimbangkan umur (proses

    perkembangan klien) dan hubungan dengan proses belajar. Tingkat

    pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

    persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan tehnologi baru

    (SDKI,1997)

    Pendidikan adalah suatu proses pembentukan kecepatan

    seseorang secara intelektual dan emosional kearah dalam sesama

    manusia . Pendidikan juga diartikan sebagai suatu usaha sendiri untuk

    mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar

    sekolah dan berlansung seumur hidup (Notoamodjo, 2003)

    Pendidikan adalah proses pertumbuhan semua kemampuan

    dan prilaku melalui pengajaran sehingga dalam pendidikan perlu di

    pertimbagkan umur (proses perkembangan )dan hubunganya dengan

    proses belajar tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor

    yang mempengaruhi presepsi seseorang untuk lebih mudah menerima

    ide ide dan teknologi baru (Arinkunto, 2002).

    Tidak dipukirin pendidikan akan menentukan pola piker dan

    wawasan seseorang. Selain itu tingkat pendidikan juga merupakan

    bagian dari pengalaman kerja (Rahmad,1996).

    3. Pekerjaan

    9

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    10/32

    Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan ibu untuk

    memenuhi kebutuhannya, bila kita ingin melihat pekerjaan mayoritas

    dari ibu karena kemungkinan sebagian ibu bukanlah pekerja yang

    berpenghasilan cukup sehingga kebanyakan ibu menganggap sosial

    ekonomi keluarga akan mengganggu dalam pemenuhan nutrisi

    anaknya.Dalam sebuah bidang pada umumnya diperlakukan adanya

    hubungan sosial dan hubungan dengan orang yang baik, setiap orang

    harus bisa bergaul dengan teman sejawat maupun berhubungan

    dengan atasan (Notoadmojo,2003).

    Pekerjaan adalah akifitas yang dilakukan seorang tiap hari

    dalam kehidupanya. Seseorang yang bekerja dapat terjadi sesuatu

    kesakitan , misalnya dari situasi lingkungan dan juga dapat

    menimbulkan stres dalam bekerja sehingga kondisi pekerjaanya pada

    umumnya di perlukan adanya hubungan sosial yang baik dengan

    orang lain , setiap orang harus dapat bergaul dengan teman sejawat

    (Arikunto,2002).

    C. Polio

    C. 1. Defenisi

    Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan

    sebagian besar menyerang anak-anak berusia 5 tahun. Polio tidak ada

    obatnya, pertahanan satu-satunya adalah imunisasi. Virus polio masuk

    ketubuh melalui mulut, dari air atau makanan yang tercemar kotoran

    10

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    11/32

    penderita polio. Juga disebabkan kurang terjaganya kebersihan diri dan

    lingkungannya. Virus ini menyerang sistem syaraf dan bisa menyebabkan

    kelumpuhan seumur hidup dalam waktu beberapa lama.

    Vaksin virus polio yang telah dilemahkan ini sebagai proteksi

    terhadap polio suatu infeksi yang disebabkan virus gastrointesnital yang

    dapat mempengaruhi system syaraf dan menyebabkan kelumpuhan

    permanen. Vaksin ini diberikan dengan injeksi pada usia dua, empat,

    enam, hingga delapan bulan, dan antar usia empat sampai enam tahun.

    (Judarwanto, 2005).

    C.2. Tanda dan gejala :GEJALA KLNIS

    Bila virus polio sudah masuk dalam tubuh manusia, masa inkubasi

    sampai dengan timbulnya gejala adalah antara 4 sampai 35 hari. VPL

    (Vaksin Polio) dapat menimbulkan gejala sebagai berikut :

    1. Asimptomatik tidak menunjukkan gejala.

    2. Sakit ringan seperti flu biasa (minor illness) dengan gejala

    seperti demam, perasaan tidak enak, mengantuk, sakit kepala, mual,

    muntah, konstipasi, dan sakit tenggorokan.

    3. Meningitis aseptis (nonparalytic poliomyelitis) atau radang

    selaput otak aseptis, biasanya diawali dengan gejala minor illness (1

    sampai 2 hari) seperti demam, sakit tenggorokan, muntah, perasaan

    tidak enak kemudian diikuti kekakuan pada leher dan punggung,

    11

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    12/32

    sakit kepala, nyeri pada tungkai, punggung dan leher. Penyembuhan

    dapat terjadi dengan sendirinya.

    4. Kelumpuhan (paralytic poliomyelitis), biasanya diawali dengan

    minor illness dalam beberapa hari kemudian dengan cepat terjadi

    kelumpuhan yang pemanen/lumpuh layuh akut, disertai demam dan

    nyeri pada daerah yang lumpuh. Kelumpuhan yang terjadi biasanya

    tidak simetris. Kesembuhan total atau sebagian dapat terjadi dan

    hasil kompensasi otot yang masih berfungsi.

    Virus Polio Liar dapat dengan mudah menyerang pada keadaan :

    1. Defisiensi imun yaitu pada anak-anak dengan status imunisasi

    tidak lengkap/tidak pemah diimunisasi.

    2. Defisiensi gizi

    3. Daerah dengan sanitasi dan hygiene yang buruk

    4. Kehamilan pada usia muda atau tua

    (htttp://www.pom.obat.go.id/v2)

    C.3. Cara Pemberian

    1. Tiap botol disertai pipet.

    2. Vaksin dapat diteteskan langsung kedalam mulut anak

    sebanyak 3 tetes (0,5 ml).

    3. Hindari agar ujung pipet tidak tersentuh.

    12

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    13/32

    4. Vaksin polio oral harus diberi secara oral, dan tidak boleh

    diberikan secara parenteral.

    5. kocok dahulu sebelum dipakai.

    C.4. Jadwal Imunisasi

    Tabel : 2. 1

    No. Umur Jenis Imunisasi

    1 0-7 hari Hepatitis B1

    2 1 bulan BCG, Polio 1

    3 2 bulan Hepatitis B2, DPT 1, Polio 2

    4 3 bulan DPT 2, Polio 3

    5 4 bulan DPT 3, Polio 4

    6 7 bulan Hepatitis B2

    7 8 bulan Campak

    (Koesno,2006).

    C.5. Cara Penularan Polio

    Virus masuk melalui mulut dan hidung lalu berkembang biak di

    dalam tenggorokan dan saluran pencernaan atau usus. Selanjutnya,

    diserap dan disebarkan melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh

    getah bening.

    Penularan virus terjadi secara langsung melalui beberapa cara, yaitu:

    1. Fekal-oral (dari tinja ke mulut)

    13

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    14/32

    Maksudnya, melalui minuman atau makanan yang tercemar virus polio

    yang berasal dan tinja penderita lalu masuk ke mulut orang yang

    sehat.

    2. Oral-oral (dari mulut ke mulut)

    Yaitu melalui percikan ludah atau air liur penderita yang masuk ke

    mulut orang sehat lainnya.

    Sebenarnya, kondisi suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus.

    Sebaliknya, pada keadaan beku atau suhu yang rendah justru virus dapat

    bertahan hidup bertahun-tahun. Ketahanan virus ini di dalam tanah dan

    air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan adanya mikroba lain.

    Virus ini dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan

    dapat sampai berkilo-kilometer dari sumber penularan.

    Meskipun cara penularan utama adalah akibat tercemarnya

    lingkungan oleh virus polio dari penderita yang terinfeksi, namun virus ini

    sebenarnya hidup di lingkungan yang terbatas.

    C.6. Efek Samping

    a. Demam

    b. Vaksin sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak yang

    alergi terhadap anti biotika neomycin, streptomycin, atau polyni xin B

    karena bahan tersebut dapat dipakai dalam pembuatan Vaksin.

    14

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    15/32

    C.7. Pencegahan

    Satu-satunya cara untuk mencegah penularan virus polio adalah

    dengan imunisasi. Ada 2 vaksin polio yang dikenal yaitu:

    1) OPV (Oral Polio Vaccine)

    Adalah virus polio yang dilemahkan dan diberikan melalui mulut

    dengan cara diteteskan. OPV mengandung virus polio strain Sabin

    serotype 1, 2 dan 3 yang dibiakan pada kultur sel ginjal monyet,

    antibiotik neomisin dan streptomicyn. Untuk menjamin khasiat dan

    keamanan vaksin polio. Pemberian vaksin OPV sebaiknya diberikan

    pada anak dalam kondisi sehat, tidak boleh diberikan pada anak

    yang mengalami sakit gangguan kekebalan tubuh atau defisiensi

    imun (leukimia, HIV/AIDS dan lain-lain), anak yang mendapat obat

    golongan steroid jangka lama, anak yang sedang dirawat di rumah

    sakit.

    OPV diberikan pada anak-anak dengan 4 dosis terbagi (masing

    masing 2 tetes) sebelum usia 1 tahun yaitu pada usia 0 bulan, saat

    pulang dan rumah bersalin, dilanjutkan pada usia 3, 4 dan 5 bulan.

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan

    memberikan tambahan dosis pada umur 18 bulan dan 5 tahun untuk

    meyakinkan anak mendapatkan dosis yang cukup. Total pemberian

    OPV adalah 6 dosis sebelum 5 tahun untuk mencapai dosis

    15

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    16/32

    kekebalan maksimal. OPV membentuk antibodi dalam darah, dapat

    mencegah penyebaran virus ke sistem saraf, dan segera dapat

    membentuk kekebalan lokal sementara (selama 100 hari) di usus.

    Setelah mendapat 4 dosis atau lebih, baru terjadi kekebalan tubuh

    secara menyeluruh. Sistem kekebalan tersebut akan mencegah

    penyebaran virus dari satu-orang ke orang lain, karena dapat

    mencegah multiplikasi virus polio. Keuntungan OPV adalah mudah

    diberikan oleh sukarelawan tidak memerlukan keahlian khusus

    dalam pemberiannya, tidak memerlukan peralatan suntik yang steril,

    relatif lebih murah, dapat digunakan dalam waktu bersamaan di

    daerah yang sangat luas termasuk daerah dengan kondisi sanitasi

    yang kurang baik. OPV dapat mencegah penyebaran virus polio liar

    pada daerah yang mengalami wabah (daerah KLB) polio.

    2) IPV (Inactivated Polio Vaccine)

    IPV ini diberikan secara suntikan hanya sedikit memberikan

    kekebalan lokal di usus, tetapi memberikan kekebalan yang kuat di

    seluruh tubuh pada orang yang telah mendapat dosis lengkap. Total

    dosis yang diberikan adalah 4 dosis. Diberikan pada anak yang

    mempunyai halangan/kontraindikasi untuk mendapat OPV, pasien di

    luar daerah wabah, pasien yang ragu-ragu tentang status imunisasi

    anak, orang dewasa yang melakukan penjalanan ke daerah

    KLB/wabah, pekerja laboratorium yang menangani virus polio dan

    16

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    17/32

    petugas kesehatan yang merawat pasien polio. IPV tidak dapat

    mencegah penyebaran virus polio karena tidak dapat mencegah

    terjadinya multiplikasi virus polio di usus seperti pada OPV. (pusdatin

    2005 ).

    C.8. Pengobatan

    Belum ada ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit

    polio. Satu-satunya cara untuk dapat mencegah penyakit polio adalah

    dengan imunisasi polio sebanyak 4 kali. Dampak anak yang tidak

    mendapat imunisasi polio adalah sebagai berikut :

    1. Kerusakan tulang punggung.

    2. Kerusakan susunan saraf pusat (otak)

    3. Kelumpuhan.

    C.9. Manfaat Imunisasi Polio

    a. Supaya anak sehat

    b. Supaya anak kebal

    c. Supaya anak tidak sakit

    C.10. Akibat Terjadinya tidak Mendapatkan Imunisasi Polio

    a. Mudah terserang penyakit

    b. Anak menjadi lemah

    c. Tidak ada pengaruh

    17

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    18/32

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Kerangka Konsep

    Adapun kerangka konsep penelitian ini yang berjudul Gambaran

    Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Polio di Puskesmas Pintu Angin Tahun

    2008 adalah sebagai berikut :

    Bagan 3.A .1

    VariabelIndependent Variabel Dependent

    B. Defenisi Operasional

    1. Pengetahuan

    Adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang dampak

    anak yang tidak mendapat imunisasi polio, dengan ketegori :

    a. Baik 76%-100% (bila jumlah yang benar 16-20 dari 20

    pertanyaan yang diberikan).

    18

    ~ Umur

    ~ Pendidikan~ Pekerjaan

    Pengetahuan Ibu Tentang

    Imunisasi Polio

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    19/32

    b. Cukup 56% - 75% (bila jumlah yang benar 12-15) dari 20

    pertanyaan yang diberikan).

    c. Kurang 55% (bila jumlah yang benar

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    20/32

    Alat Ukur : Kuesioner

    4. Pekerjaan

    Adalah aktivitas yang dilakukan ibu untuk memperoleh penghasilan

    guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, dengan ketegori :

    a. Pegawai negri sipil (PNS)

    b. IRT

    c. Wiraswsta

    Skala ukur : Nominal

    Alat ukur : Kuesioner

    C. Jenis Penelitian

    Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran

    pengetahuan ibu tentang imunisasi polio di Puskesmas Pintu Angin tahun

    2008.

    D. Lokasi dan Waktu Penelitian

    D.1. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Pintu Angin karena lokasi

    tersebut mudah dijangkau dan lebih menghemat biaya, serta sampel

    untuk penelitian ini mencukupi di daerah tersebut.

    D.2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan mulai bulan April sampai Juli 2008.

    20

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    21/32

    E. Populasi dan Sampel

    E.1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memberikan

    imunisasi yang berkunjung ke Puskesmas Pintu Angin sebanyak 35

    orang.

    E.2. Sampel

    Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai

    anak sebanyak 35 orang dengan cara total populasi.

    F. Metode Pengumpulan data

    Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner

    kepada responden kemudian kuesioner akan dikumpulkan oleh peneliti

    setelah kuesioner tersebut telah di isi oleh responden .

    G. Tehnik Pengolahan Data dan Analisa Data

    G.1. Tehnik Pengolahan data

    Data terkumpul diolah dengan cara manual dengan langkah-langkah

    sebagai berikut :

    a. Editing

    Memeriksa data yang terkumpul bila terdapat data yang kurang maka

    dilakukan pengumpulan data kembali.

    b. Coding

    21

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    22/32

    Mengklasifikasikan jawaban responden kedalam bentuk kode yang

    telah ditetapkan untuk mempermudah pengolahan data.

    c. Tabulating

    Untuk mempermudah analisa data untuk dimasukkan kedalam tabel

    distribusi frekuensi.

    G.2. Analisa Data

    Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat presentase

    data yang terkumpul dan disajikan dengan tabel distribusi frekuensi

    kemudian dicari dasar presentasi jawaban masing-masing responden dan

    selanjutnya dilakukan dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada.

    22

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    23/32

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Dari hasil penelitian yang berjudul Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang

    Imunisasi Polio di Puskesmas Pintu Angin Kota Sibolga Tahun 2008

    mendapatkan hasil sebagai berikut :

    Tabel A.1.Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Polio di

    Puskesmas Pintu Angin Kota Sibolga Tahun 2008.

    No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

    1

    2

    3

    Baik

    Cukup

    Kurang

    4

    3

    28

    11,42

    8,58

    80

    Jumlah 35 100%

    Dari tabel A.1. dapat diketahui bahwa mayoritas responden

    berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 28 orang (80%) dan minoritas

    berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang (8,58%).

    23

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    24/32

    Tabel A.2.Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Polio

    Berdasarkan Umur di Puskesmas Pintu Angin KotaSibolga Tahun 2008.

    No Umur

    Tingkat Pengetahuan Total

    Baik Cukup Kurangf % f % f % f %

    1

    2

    3

    4

    21 - 25 tahun

    26 - 30 tahun

    31 - 35 tahun

    36 - 40 tahun

    2

    2

    -

    -

    12,5

    12,5

    -

    -

    -

    3

    -

    -

    -

    18,75

    -

    -

    14

    11

    1

    2

    87,5

    68,75

    100

    100

    16

    16

    1

    2

    100

    100

    100

    100

    Dari tabel A.2. diatas dapat diketahui mayoritas responden memiliki

    tingkat pengetahuan kurang yaitu pada umur 31-35 tahun yaitu sebanyak

    1responden (100%) dan umur 36-40 tahun sebanyak 2 orang ( 100%), dan

    minoritas responden dengan umur 21-25 tahun dan 26-30 tahun memiliki

    tingkat pengetahuan baik sebanyak masing- masing 2 orang (12,5%).

    Tabel A.3.

    Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi PolioBerdasarkan Pendidikan di Puskesmas Pintu Angin Kota

    Sibolga Tahun 2008.

    No

    PendidikanTingkat Pengetahuan Total

    Baik Cukup Kurang

    f % f % f % f %

    24

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    25/32

    1

    2

    3

    Pendidikan Dasar

    Pendidikan Menengah

    Pendidikan Tinggi

    -

    -

    4

    -

    -

    100

    1

    2

    -

    5,88

    14,28

    -

    16

    12

    -

    94,12

    85,72

    -

    17

    14

    4

    100

    100

    100

    Dari tabel A.3. dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang

    memiliki pengetahuan baik yaitu yang berpendidikan Menengah sebanyak 4

    orang (100%), dan minoritas responden memiliki pengetahuan cukup yang

    berpendidikan Dasar sebanyak 1orang (5,88%).

    Tabel A.4.Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Polio

    Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Pintu Angin KotaSibolga Tahun 2008.

    No PekerjaanTingkat Pengetahuan Total

    Baik Cukup Kurang

    f % f % f % f %1

    2

    3

    PNS

    IRT

    Wiraswasta

    4

    -

    -

    100

    -

    -

    -

    3

    -

    15,78

    -

    -

    16

    12

    -

    84,22

    100

    4

    19

    12

    100

    100

    100

    Dari tabel A.4. dapat dilihat mayoritas responden memiliki pengetahuan

    baik yaitu pada pekerjaan sebagai PNS sebanyak 4 orang (100%) dan

    pekerja wiraswsta dengan berpengetahuan kurang sebanyak 12 orang

    (100%), dan minoritas memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu pada

    pekerjaan IRT sebanyak 3 orang (15,78%).

    25

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    26/32

    .

    B. Pembahasan

    Dari hasil penelitian yang berjudul Gambaran Pengetahuan Ibu

    Tentang Imunisasi Polio di Puskesmas Pintu Angin Kota Sibolga Tahun

    2008 adalah sebagai berikut :

    B.1. Tingkat Pengetahuan

    Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden

    berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 28 orang (80%) dan minoritas

    berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang (8,58%). Padahal pengetahuan ibu

    dapat mempengaruhi keingintahuan untuk maju dan berkembang seperti teori

    yang dikatakan oleh Notoadmodjo (2003) bahwa pengetahuan merupakan

    hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

    suatu objek tertentu, pengetahuan ibu yang baik cenderung memberikan

    dampak yang lebih baik dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan

    anak.

    Menurut asumsi penulis dari hasil penelitian yang dilakukan mayoritas

    responden memiliki pengetahuan kurang. Hal ini disebabkan oleh kurang

    26

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    27/32

    informasi mengenai imunisasi polio sehingga ibu masih banyak yang belum

    mengetahui tentang manfaat imunisasi polio yang berfungsi untuk

    memberikan ketahanan terhadap suatu penyakit.

    B.2. Pengetahuan Berdasarkan Umur

    Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur

    21-25 tahun pengetahuan kurang yaitu sebanyak 14 responden (87,5%) dan

    terdapat 1 orang (100%) dan minoritas berpengetahuan kurang pada umur

    31-35 tahun.

    Dalam kaitannya dengan umur, maka seperti yang di kemukakan oleh

    manuaba dimana usia yanh ideal untuka melahirkan adalah 26-30 tahun da

    ibu yang berusia >35 tahun sebaiknya tidak melahirkan karena faktor fisik

    dan kemampuan untuk merawat anak. Semakin bertambah umur seseorang

    akan semakin tinggi keinginannya tentang kesehatan.

    Menurut asumsi penulis, hasil penelitian ini tidak ada kesenjangan antara

    hasil penelitian dengan teori yang ada. Hal ini disebabkan karena kurangnya

    pengetahuan ibu karena ibu masih berumur rendah sehingga ibu masih

    kurang mendapatkan informasi tentang imunisasi polio pada bayi dan tenaga

    kesehatan.

    B.3. Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan

    27

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    28/32

    Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden

    bependidikan SMA yaitu sebanyak 12 orang (85,72% berpengetahuan

    kurang dan minoritas berpendidikan SD sebanyak 1 orang (11,11%)

    berpengetahuan cukup.

    Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh

    kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran sehingga dalam

    pendidikan itu perlu dipertimbangkan umur (proses perkembangan klien) dan

    hubungan dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah

    satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima

    ide-ide dan tehnologi baru semakin meningkatnya pendidikan seseorang

    akan bertambah pengalaman yang mempengaruhi wawasan, dan

    pengetahuan ( penelitin, pendapat, konsep konsep ), sikap persepsi serta

    tingkah laku kebiasan yang baru (Notoadmojo, 2003).

    Dalam kaitannya dengan imunisasi polio, menurut soejaningsih bahwa

    pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam

    imunisasi polio. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat

    menerima segala informasi dari luar tentang pengasuhan anaknya,

    pendidikannya, dan sebagainya.

    Menurut asumsi penulis pendidikan yang tinggi yang dimiliki oleh ibu

    harus sejalan dengan kemauan ibu untuk mendapatkan informasi tentang

    imunisasi polio baik dari tenaga kesehatan atau bidan yang bertugas di

    tempat tersebut maupun informasi dari media cetak atau elektronik.

    28

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    29/32

    B.4. Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan

    Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden bekerja

    sebagai IRT yaitu sebanyak 16 orang (84,22%) berpengetahuan kurang ,

    minoritas yang bekerja sebagai IRT sebanyak 3 orang (15,78%)

    berpengetahuan cukup.

    Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan ibu untuk

    memenuhi kebutuhannya, bila kita ingin melihat pekerjaan mayoritas dari ibu

    karena kemungkinan sebagian ibu bukanlah pekerja yang berpenghasilan

    cukup sehingga kebanyakan ibu menganggap sosial ekonomi keluarga akan

    mengganggu dalam pemenuhan nutrisi anaknya.Dalam sebuah bidang pada

    umumnya diperlakukan adanya hubungan sosial dan hubungan dengan

    orang yang baik, setiap orang harus bisa bergaul dengan teman sejawat

    maupun berhubungan dengan atasan (Notoadmojo,2003)..

    Menurut asumsi penulis hal ini sesuai dengan teori yaitu pekerjaan

    mempengaruhi pengetahuan, dimana apabila tingkat pengetahuan

    responden terhadap pekerjaannya lebih baik maka pengalaman dan

    pengetahuan akan semakin luas pula.

    Menurut Hurlock ,2002 yang mengatakan bahwa kecocokan pekerjaan

    seseorang dan menimbulkan kepuasan dan keinginantahuan terhadap

    29

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    30/32

    sesuatu .responden yang bekerja memiliki pengetahuan yang lebih

    dibandingkan dengan yang tidak bekerja.

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul Gambaran

    Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio di Puskesmas Pintu Angin Kota

    Sibolga Tahun 2008 dengan jumlah responden 35 orang dan pengolahan

    data yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

    A.1. Mayoritas responden berpengetahuan pengetahuan kurang sebanyak

    28 orang (80%) dan minoritas berpengetahuan cukup sebanyak 3

    orang (8,58%).

    A.2. Mayoritas responden berpengetahuan kurang yaitu pada umur 31-35

    tahun sebanyak 1 responden (100%) dan umur 36-40 sebanyak 2 orang

    (100%) , minoritas responden dengan umur 21- 25 tahun dan 26-30

    tahun memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak masing masing 2

    orang (12,5%).

    A.3. Mayoritas responden yang memiliki pengetahuan baik yang

    berpendidikan Menengah sebanyak 4 orang (100%), dan minoritas

    30

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    31/32

    responden memiliki pengetahuan cukup yang berpendidikan dasar

    sebanyak 1 orang (5,88%).

    A.4. Mayoritas responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu pada

    pekerjaan sebagai PNS sebanyak 4 orang (100%), dan pekerja

    wiraswasta dengan berpengetahuan kurang sebanyak 12 orang (100%)

    dan minoritas memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu pada pekerjaan

    IRT sebanyak 3 orang (15,78%).

    B. Saran

    Berdasarkan kesimpulan dari peneliti maka saran yang diberikan adalah

    sebagai berikut :

    B.1. Bagi Ibu di Puskesmas Pintu Angin Kota Sibolga

    Dianjurkan kepada ibu supaya lebih banyak mencari sumber informasi

    atau menambah pengetahuan khususnya tentang imunisasi polio yang

    terjadi pada bayi dengan sering mengikuti penyuluha-penyuluhan yang

    diadakan oleh puskesmas. Kepada ibu yang mempunyai bayi supaya

    ikut serta apabila ada program imunisasi yang diadakan oleh tenaga

    kesehatan atau puskesmas.

    B.2. Bagi Petugas Kesehatan

    31

  • 7/31/2019 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

    32/32

    Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat bekerjasama

    dengan keluarga dalam menjaga dan meningkatkan kepeduliannya

    terhadap pentingnya imunisasi polio khususnya pada bayi.

    B.3. Bagi Peneliti

    Diharapkan kepada peneliti yang akan datang penelitian selanjutnya

    dikembangkan dengan menggunakan sampel yang lebih luas sehingga

    diperoleh lebih baik terhadap pengetahuan ibu tentang imunisasi polio.