monitoring program imunisasi di tingkat puskesmas

5
 Memahami dan menjelaskan monitoring program imunisasi di tingkat Puskesmas 1. Moni tori ng (D epkes , 2009) a. Monitoring dil aku kan denga n cara supe rvi se suport if mengg una kan cek list dan pelaporan pemakaian vaksin.  b. Pencatatan vaksin ang !ar us ada di Provinsi, "abupaten#"pta dan Puskermas adala!$ 1) %uk u &to k 'a ksi n dig unak an unt uk mencat at enis , umla!, omo r bat c!, mas a kada lua rsa vaks in, kel uar mas uk vaks in, dan kon disi indicator  paparan su!u. 2) %at c! card (kartu &tel lin g) diguna kan untu k me ncat at stok vaksi n sesuai  enis dan nomor batc!. c. Pel apora n pe ma kai an va ksi n seca ra ber e n a ng dikiri m bersa ma den ga n laporan cakupan. 2. al*!a l ang pe rlu dip er!atikan dala m pendis tribus ian vaksi n (Depkes, 2009)$ a. Pe nd istribusian vaks in !a ru s mempe r! at ika n ko nd isi ''M, tangg al kadaluarsa (++-) dan urutan masuk vaksin (++-).  b. &eptiap distribusian vaksin mengguakan cold bo/ ang berisi kotak dingin cair (cool pack) untuk vaksin , D, epatitis % PD dan DP#%, seta kotak beku (coolpack) untuk vaksin %, ampak dan Polio. c. 3pab il a pen dis tri busi an vaksin dala m um la! kecil , dimana vaksi n sensit ive  beku dicampur dengan sensitive panas maka digunakan cold bo/ ang berisi kotak dingin cair (cool pack). d. Pe ng ep akan vaks in se ns it iv e beku !arus dile ngkapi de ng an indicator   pembekuan. 4. 3la t P emantau &u!u 'a ksi n

Upload: khairunnisa-rahadatul-aisy-sodikin

Post on 08-Oct-2015

151 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

CHEM iii

TRANSCRIPT

Memahami dan menjelaskan monitoring program imunisasi di tingkat Puskesmas1. Monitoring (Depkes, 2009)a. Monitoring dilakukan dengan cara supervise suportif menggunakan cek list dan pelaporan pemakaian vaksin.

b. Pencatatan vaksin yang harus ada di Provinsi, Kabupaten/Kpta dan Puskermas adalah:

1) Buku Stok Vaksin digunakan untuk mencatat jenis, jumlah, omor batch, masa kadaluarsa vaksin, keluar masuk vaksin, dan kondisi indicator paparan suhu.

2) Batch card (kartu Stelling) digunakan untuk mencatat stok vaksin sesuai jenis dan nomor batch.

c. Pelaporan pemakaian vaksin secara berjenjang dikirim bersama dengan laporan cakupan.2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendistribusian vaksin (Depkes, 2009):a. Pendistribusian vaksin harus memperhatikan kondisi VVM, tanggal kadaluarsa (FEFO) dan urutan masuk vaksin (FIFO).

b. Septiap distribusian vaksin mengguakan cold box yang berisi kotak dingin cair (cool pack) untuk vaksin TT, DT, Hepatitis B PID dan DTP/HB, seta kotak beku (coolpack) untuk vaksin BCG, Campak dan Polio.

c. Apabila pendistribusian vaksin dalam jumlah kecil, dimana vaksin sensitive beku dicampur dengan sensitive panas maka digunakan cold box yang berisi kotak dingin cair (cool pack).

d. Pengepakan vaksin sensitive beku harus dilengkapi dengan indicator pembekuan.

3. Alat Pemantau Suhu Vaksin

Suatu alat berfungsi untuk memantau keadaan sera kondisi vaksin selama penyimpanan maupun pengiriman terhadap paparan suhu (panas atau dingin) sehingga vaksin dapat diketahui masih mempunyai potensi yang baik atau tidak.

a. Indikator paparan suhu panas (Depkes, 2009)1) VVM (Vaccine Vial Monitor)

Berbagai kondisi VVM serta tindakan penggunanya

2) VCCM (vaccine cold chain monitor)

b. Indikator paparan suhu dingin

Freeze-tag adalah indicator paparan suhu dingin. Apabila terpapar pada suhu 0oC selama 60 menit, maka tanda () akan berubah menjadi tanda (X). Freeze tag ditempatkan pada penyimpanan vaksin yang peka terhadap pembekuan. Apabila pada freeze tag didapatkan tanda (X), maka harus dilakukan shake test pada vaksin DT, TT, Hepatitis B dan DPTHB/HB (Depkes, 2009).

4. Masa Simpan Vaksin (Depkes, 2009)Jenis VaksinSuhu PenyimpananUmur Vaksin

-BCG+2oC s/d +8oC

-15oC s/d -25oC1 tahun

1 tahun

-DPT-H+2oC s/d +8oC2 tahun

-HEPATITIS B+2oC s/d +8oC26 bulan

-TT+2oC s/d +8oC2 tahun

-DT+2oC s/d +8oC2 tahun

-POLIO+2oC s/d +8oC

-15oC s/d -25oC6 bulan

2 tahun

-CAMPAK+2oC s/d +8oC

-15oC s/d -25oC2 tahun

2 tahun

-DPT-HB+2oC s/d +8oC2 tahun

-Pelarut BCGSuhu Kamar5 tahun

-Pelarut CampakSuhu Kamar5 tahun

5. Penanganan Saat Lampu Padam (Depkes, 2009)a. Jangan membuka pintu lemari es/ freezer yang berisi vaksin

b. Periksa suhu pada thermometer, pastikan suhu lemari es diantara +2oC s/d +8oC dan ssuhu freezer diantara -15oC s/d -25oCc. Hidupkan generator bila ada

d. Apabila suhu freezer sudah mendekati -15oC masukkan kotak dingin beku kedalam freezer yang berisi vaksin polio.e. Tindakan ini hanya berlaku selama 2x24 jam

f. Selanjutnya setelah 2x24 jam selamatkan vaksin dengan mengirim ke Kabupaten/Kota terdekat (untuk vaksin di tingkat provinsi), ke puskermas terdekat (untuk tingkat kab/kota) yang membutuhkan/ dapat menampung.

g. Carilah informasi berapa lama aliran listrik kembali normal.

Pemakaian vaksin harus memperhatikan kondisi VVM dan kadaluarsa.

Vaksin yang sudah dipakai di pelayanan statis atau di dalam gedung (RS, Puskermas, BKIA, Praktek swasta) dapat digunakan kembali dengan ketentuan sebagai berikut (Depkes, 2009):

a. Vaksin tidak melewati masa kadaluarsa

b. Vaksin tetap disimpan pada suhu +2oC s/d +8oC

c. Sterilitas vaksin dapat terjamin

d. Vial vaksin tidak pernah terendam dalam air

e. VVM masih menunjukkan ondisi A atau B

f. Jangka waktu maksimal pemakaian vaksin yang sudah dibuka

VAKSINMASA PEMAKAIAN

POLIO2 Minggu

TT4 Minggu

DT4 Minggu

DPT-HB4 Minggu

BCG3 Jam

Campak6 Jam

Jika masih ada sisa vaksin dari komponen lapangan (posyandu, sekolah) maka (Depkes, 2009):a. Yang belum dibuka harus segera dipakai pada pelayanan berikutnya

b. Yang sudah dibuka harus dibuang

Referensi:

Departemen Kesehatan. 2009. Pedoman Pengelolaan Vaksin. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Semuanya dari Depkes, 2009 semua