gambaran gaya belajar mahasiswa...
TRANSCRIPT
GAMBARAN GAYA BELAJAR MAHASISWA
KEPERAWATAN ANGKATAN 2009-2013 UIN
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2014
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana
Keperawatan (S. Kep)
DISUSUN OLEH:
PENTARTI GALUH UTAMI
1110104000034
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2014
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Jakarta, 16 Juli 2014
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Ns. Waras Budi Utomo S. Kep, MKM
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. Dr. (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp. And
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2014
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Nama : Pentarti Galuh Utami
Tempat/Tgl Lahir : Semarang, 26 September 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Cerme Raya 29 RT 7 RW 2 Kel. Lamper Tengah Kec.
Semarang Selatan Kab. Semarang
Telp/email : 087731752433/ [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. TK Lamper Kidul Semarang (1996-1997)
2. SDN Jomblang Semarang (1997-2003)
3. SMPN 8 Semarang (2003-2006)
4. Takhasusiyyah PPMI Assalaam Sukoharjo (2006-2007)
5. SMA PPMI Assalaam Sukoharjo (2007-2010)
6. S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010Sekarang)
Riwayat Organisasi :
1. Anggota CSS MORA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010-Sekarang)
Persembahan Ku
Teruntuk ibuku tersayang “Rusminah Sri Hardiyati”………………….
Alm. Ayah yang sangat aku rindukan “Eko Priyo Hutomo”……..
Terimakasih yang tak terhingga aku ucapkan kepada kedua orang tuaku,
atas kasih saying yang berlimpah, yang telah diberikan, atas doa yang
terus menerus untuk ku, atas pengorbanan , kesabaran, dan motivasi serta
dukungan yang diberikan selama ini, yang semua itu tak ternilai
harganya dan tak akan mampu aku membalasnya.
Teruntuk kakak pertamaku “Dewi Eko Utami dan suaminya”……….
Terimakasih untuk dukungan baik moril dan materil, nasehat, serta kasih
sayang yang telah diberikan.
Teruntuk keluargaku “Mbak Gita, Mas Nunung, Mbak Pon, Mas
Gendut”…………..
Terimakasih untuk dukunga, nasehatnya dan kebahagiaan bersama yang
telah dihadirkan.
Untuk Sahabatku “Rosi Pratiwi”……………………
Terimakasih untuk selalu menemani dalam suka dan duka pembuatan
skripsi ini, memberikan banyak inspirasi serta mengajarkan beberapa
kemampuan yang belum saya miliki sebelumnya.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, 30 Juni 2014
Pentarti Galuh Utami, NIM: 1110104000034
Gambaran Gaya Belajar Mahasiswa PSIK Angkatan 2009-2013 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun Ajaran 2014
ABSTRAK
Studi pendahuluan peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa kesulitan mempelajari
materi pelajaran yang diberikan oleh para dosen. Asumsi terkait masalah ini: dosen
belum menggunakan penyesuaian metode ajar dengan kecenderungan gaya belajar
mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran gaya belajar
mahasiswa PSIK Angatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun Ajaran
2014.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif untuk
menggambarkan kecenderungan gaya belajar mahasiswa. Populasi penelitian ini
adalah seluruh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) angkatan 2009 –
2013 Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun Ajaran 2014 yang
masih aktif menjadi mahasiswa yang berjumlah 235 mahasiswa. Sejumlah 148
mahasiswa terpilih berdasarkan teknik accidental sampling. Data penelitian kemudian
dianalisis menggunakan statistik kuantitatif deskriptif termasuk di dalamnya
presentasi.
Gaya belajar yang dibicarakan dalam penelitian ini adalah gaya belajar VARK yang
dibagi menjadi 2 tipe, sebagai berikut gaya belajar unimodal bertipe visual, auditorial,
read dan kinestetik; serta gaya belajar multimodal bertipe bimodal, trimodal dan
quadmodal
Kata kunci: Gaya belajar, gaya belajar mahasiswa
FACULTY OF MEDICINE AND SCIENCE OF HEALTH
NURSING SCIENCE PROGRAM
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta
Undergraduate Thesis, Juni 30, 2014
Pentarti Galuh Utami, NIM: 1110104000034
Learning Style of College Student of Nursing Science Program in Syarif Hidayatullah
State Islamic University Jakarta 2014
ABSTRACT
Preliminary study of researcher concluded that students learn subject matter provided by the
lecturers difficulty. Assumptions related to this issue: faculty teaching methods not using the
adjustment with the propensity of students' learning styles. This study aims to describe
students' learning styles of nursing science program academic year 2009-2013 of
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta in 2014.
This study is a quantitative descriptive design to describe the tendency of student
learning styles. The study population was all students of Nursing Science academic
year from 2009 to 2013 of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta in
2014 which is still active as a student, amounting to 235 students. Some 148 students
selected by accidental sampling technique. The dataof this study were then analyzed
using quantitative descriptive statistics involving the presentation.
Learning styles are discussed in this study is the VARK learning styles are divided
into 2 types, the following type of learning style unimodal is visual, auditory, and
kinesthetic read; with multimodal learning styles of type bimodal, trimodal and
quadmodal
Key words: Learning style, Learning style of college student
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang disusun guna mendapatkan gelar
Sarjana keperawatan ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan laporan
penelitian ini banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak. Hanya sekedar ucapan terima kasih yang dapat dihaturkan kepada:
1. Prof. Dr. (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) beserta staf yang telah
memberikan ijin penelitian dalam memperlancar penyelesaian skripsi ini.
2. Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep, MKM selaku Kaprodi Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK), yang telah memberikan kemudahan administrasi
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ns. Waras Budi Utomo S. Kep, MKM selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan waktu dan bimbingan.
4. Karyadi PhD selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan waktu,
bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat selaku Dosen Pembimbing 2
yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu Dosen PSIK yang tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan
tetapi juga telah mentransfer nilai-nilai yang berharga selama kuliah.
7. Seluruh staf dan karyawan jurusan PSIK yang telah membantu administrasi
penulis.
8. Kedua orangtua saya, terimakasih yang luar biasa atas keringat perjuangan
demi terwujudnya sebuah harapan.
9. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini.
Semoga laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca pada umumnya.
Ciputat, 30 Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN…………………………………………………..ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………....iii
LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………………iv
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………..…………v
LEMBAR PERSEMBAHAN………………………………………………………..vi
ABSTRAK……………………………………………………………….………….vii
ABSTRACT………………………………………………………...………………viii
KATA PENGANTAR……………………………………………….………………ix
DAFTAR ISI………………………………………………………...……………….xi
DAFTAR BAGAN……………………………………………………….………….xv
DAFTAR TABEL………………………………………………………….……….xvi
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………...…xvii
BAB I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakang……………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………3
C. Batasan Penelitian………………………………………...….……4
D. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum…………………………..…….………..….4
2. Tujuan Khusus…………………………..…………..…….5
E. Manfaat Penelitian…………………………………….…………..5
F. Ruang Lingkup Penelitian……………………………..….……….5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Belajar………………………………………..…………..7
B. Gaya Belajar
1. Definisi Gaya Belajar………….…………………….……8
2. Penelitian Terkait Gaya Belajar……………………….…10
3. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar…..…..11
4. Instrument Pengkajian Gaya Belajar……………………….12
5. Jenis Gaya Belajar………………………………………….13
C. Hasil Belajar………………………………………..………………22
D. Gaya Belajar dan Hasil Belajar………………….…………...…….23
E. Kerangka Teori…………………………………………..…..……..24
BAB III. KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep…………………………………………….….….25
B. Definisi Operasional……………………………………...…….…..26
BAB IV. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian………………………………….…………….…..27
B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel………………………....…28
C. Kriteria Sampel…………………………………………………..…29
D. Tekhnik Pengumpulan Data………………………...……………...29
E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen………...…………...30
F. Prosedur Pengumpulan Data…………………..…………………...30
G. Pengolahan Data………………………..……………………….….31
BAB V. HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Tempat Penelitian…………………………………..…..33
B. Gambaran Umum Responden………………………..………….…35
C. Gambaran Distribusi Gaya Belajar Responden…….…………...…37
BAB VI. PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden……………………….……………….….39
B. Analisis Univariat………………………….……………………….39
C. Keterbatasan Penelitian……………………….……………………41
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………………..43
B. Saran ……………………………………………………………...43
DAFTAR BAGAN
No Bagan
Halaman
II.1. Kerangka
Teori…………………………………………………………….……….24
III. Kerangka
Konsep……………………………………………………………………25
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
III. Definisi Operasional……………………………….……………………….26
V.1. Distribusi Statistik Deskriptif Usia Responden di Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK) Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2014………………………….……………………………36
V.2. Distribusi Statistik Deskriptif Jenis Kelamin Responden di Program Studi
Ilmu Keperawatan (PSIK) Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2014………………………………………………………36
V.3. Distribusi Gaya Belajar VARK di PSIK Angkatan 2009-2013 UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014…………..…………………….37
DAFTAR SINGKATAN
VARK : Visual, Auditory Read and Kinesthetic
LSI : Learning Style Inventory
PEPS : Productivity Environmental Preverence Survey
SPSS : Statistic Package for the Social Science
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap
dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Gaya belajar bukan hanya
berupa aspek ketika menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan
berkata tetapi juga aspek pemrosesan informasi sekuensial, analitik, global atau
otak kiri dan otak kanan. Aspek lain adalah ketika merespon sesuatu atas
lingkungan belajar yang diserap secara abstrak dan konkret (Hasrul, 2009).
Gaya belajar adalah cara dimana mahasiswa merasa lebih efisien dan efektif
dalam proses, mengingat, dan mengulang kembali materi yang sudah dipelajari.
Hal ini sudah menjadi perhatian dalam berbagai macam literatur, termasuk juga
pada mahasiswa kesehatan. Mahasiswa kesehatan mempunyai pilihan gaya belajar
yang unik. Penelitian gaya belajar pada profesi kesehatan terutama di dunia barat,
dan paling banyak berfokus pada keperawatan menunjukkan bahwa gaya belajar di
kalangan perawat meliputi semua 4 gaya belajar yang ada, yaitu akomodator,
assimilator, konvergen dan divergen (Manee et al, 2012).
Gaya belajar penting diketahui baik bagi dosen dan juga mahasiswa.
Mahasiswa dengan pengetahuan tentang gaya belajarnya dapat diberdayakan untuk
mengidentifikasi dan menggunakan tekhnik belajar terbaik sesuai gaya mereka
masing-masing sehingga menghasilkan kepuasan pemahaman belajar yang lebih
efektif, sedangkan bagi dosen dengan mengetahui gaya belajar mahasiswa, beliau
dapat menyesuaikan strategi penyampaian pesan pembelajarannya untuk
mengkorelasikan dengan gaya belajar mahasiswa (Samarakoon et al, 2013).
Strategi penyampaian pesan pembelajaran mempunyai peranan yang cukup
penting dalam menentukan keberhasilan dan meningkatkan kualitas proses
pembelajaran. Kualitas proses pembelajaran di perkuliahan akan semakin
meningkat jika strategi penyampaian pesan pembelajaran yang diterapkan dosen
sesuai dengan karakteristik gaya belajar mahasiswa. Terjadinya kesesuaian antara
strategi penyampaian pesan pembelajaran yang diterapkan dosen dengan
karakteristik gaya belajar mahasiswa akan berpengaruh terhadap meningkatnya
kemampuan mahasiswa dalam menangkap dan memahami pesan pembelajaran
yang disampaikan. Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam memahami dan
menangkap pesan materi yang diterimanya tercermin pada kemampuan mahasiswa
dalam merespon setiap stimulus pesan yang diterimanya. Kemampuan merespon
stimulus pembelajaran tersebut ditandai oleh peningkatan rasa keingintahuan
(curiousity), tingginya motivasi untuk bertanya, kerajinan dalam mengikuti
perkuliahan, dan kemampuan mahasiswa dalam menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan kepadanya (Muhtadi, 2010).
Fakta yang didasarkan pada studi pendahuluan peneliti dengan metode
wawancara pada 5 mahasiswa, peneliti menarik kesimpulan: bahwa mahasiswa
kesulitan mempelajari materi pelajaran yang diberikan oleh para dosen. Asumsi
terkait masalah ini: mahasiwa mengalami kesulitan dalam memahami materi
pembelajaran yang diberikan dosen, karena dosen belum menggunakan
penyesuaian metode ajar dengan kecenderungan gaya belajar mahasiswa. Kondisi
ini terjadi karena dosen belum mengetahui kecenderungan gaya belajar mahasiswa.
Berangkat dari fakta tersebut kiranya peneliti ingin memulai penelitian
tentang gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
melalui beberapa aktivitas penelitian, yang nantinya peneliti berharap hasil dari
penelitian ini dapat menjadi masukan baik bagi mahasiswa maupun dosen dalam
perbaikan efektifitas hasil pembelajaran. Urgensi masalah ini menjadi semakin
terasa, mengingat kualitas pembelajaran di perguruan tinggi sangat penting bagi
upaya meningkatkan kualitas output perguruan tinggi, sementara peningkatan
kualitas pembelajaran tersebut bisa didapatkan dari penyesuaian metode ajar dosen
dengan gaya belajar mahasiswa. Lebih dari itu, berbagai persoalan di seputar
rendahnya mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam percaturan
internasional dapat d dari situasi internal, yaitu dari proses pembelajaran yang
merupakan aktivitas utama dalam dunia perguruan tinggi.
B. Rumusan Masalah
Studi pendahuluan peneliti menarik sebuah kesimpulan bahwa mahasiswa
kesulitan mempelajari materi pelajaran yang diberikan oleh para dosen. Asumsi
terkait masalah ini: dosen belum menggunakan penyesuaian metode ajar dengan
kecenderungan gaya belajar mahasiswa. Kondisi tersebut terjadi karena dosen
belum mengetahui kecenderungan gaya belajar mahasiswa.
Berangkat dari fakta tersebut kiranya peneliti ingin memulai penelitian
tentang gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
melalui beberapa aktivitas penelitian, yang nantinya peneliti berharap hasil dari
penelitian ini dapat menjadi masukan baik bagi mahasiswa maupun dosen dalam
perbaikan efektifitas pembelajaran. Urgensi masalah ini menjadi semakin terasa,
mengingat kualitas pembelajaran di perguruan tinggi sangat penting bagi upaya
meningkatkan kualitas output perguruan tinggi, sementara peningkatan kualitas
pembelajaran tersebut, bisa didapatkan dari penyesuaian metode ajar dosen
dengan gaya belajar mahasiswa.
C. Batasan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, agar permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini dapat lebih terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya, maka perlu
adanya pembatasan masalah, yaitu gaya belajar dalam penelitian ini yang
dibicarakan adalah gaya belajar VARK yang dibagi menjadi 2 tipe, sebagai
berikut gaya belajar unimodal bertipe visual, auditorial, read dan kinestetik; serta
gaya belajar multimodal bertipe bimodal, trimodal dan quadmodal.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang memiliki gaya belajar unimodal, yaitu visual,
auditori, read dan kinestetik.
b. Mengetahui gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang memiliki gaya belajar multimodal, yaitu
bimodal, trimodal dan quadmodal.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
Hasil penelitian dapat memberikan masukan dalam perbaikan mutu metode
pengajaran di institusi pendidikan di bidang kesehatan sehingga melahirkan
tenaga kesehatan yang terdidik dan terampil.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau gambaran untuk
pengembangan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN Jakarta
Manfaat bagi PSIK UIN Jakarta sebagai acuan untuk pelaksanaan praktik
pendidikan keperawatan.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tentang gaya belajar mahasiswa. Adapun
tempat Penelitian dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PSIK angkatan 2009-2013, sedangkan
sampel diambil dengan tekhnik total sampling. Penelitian dilakukan segera
setelah proposal penelitian ini mendapat persetujuan dari dosen pembimbing
skripsi. Penulis memilih melakukan penelitian di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
karena UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah tempat dimana penulis menutut
ilmu, dan diharapkan hasil dari penelitian ini akan dapat menjadi masukan bagi
para dosen dan staff yang bekerja di institusi tersebut diatas. Data dari penelitian
ini diperoleh dari kuisioner Visual, Auditori, Read (membaca) dan Kinestetik
(VARK) test edisi 7.0 yang diadaptasi dari teori Fleming (2002), dan
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Merupakan kuisioner baku yang sudah
digunakan secara internasional, terdiri dari 16 pertanyaan yang bersifat tertutup,
masing- masing kuisioner memiliki 4 pilihan jawaban, dan peserta boleh memilih
lebih dari 1 pilihan jawaban yang tersedia. Masing – masing pilihan jawaban
tersebut mewakili 1 dari 4 pilihan gaya belajar VARK.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar
1. Definisi Belajar
Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai belajar:
a. Slamento dalam Andriansyah (2010) berpendapat bahwa belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
b. Hilgard dan Bower dalam Andriansyah (2010) mengemukakan bahwa
belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu
situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang
dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan
atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan
sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).
c. Gagne dalam Andriansyah (2010) mengemukakan bahwa belajar terjadi
apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi
siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performa-nya) berubah
dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia
mengalami situasi tadi.
Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
perubahan perilaku dalam diri seseorang yang terjadi dalam jangka waktu tertentu
disebabkan oleh pengalaman-pengalaman yang ia dapatkan. Ada 4 fase belajar,
diantarnya: pengalaman yang kongkrit, cerminan dari masing-masing individu,
menghubungkan dengan pengetahuan selanjutnya dan terakhir mencoba
mempraktekkannya di dunia nyata. Berdasar pada tahap belajar tersebut, Masing-
masing orang memiliki gaya belajar spesifik yang berlainan satu dengan yang
lainnya (French et al, 2007).
2. Proses Belajar Mengajar
Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses belajar (JJ. Hasibuan dan Moedjiono, 2002: 3). Menurut
Suryosubroto (2002: 19), mengajar pada hakekatnya adalah melakukan kegiatan
belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan
efisien. Suryosubroto (2005) melanjutkan proses belajar mengajar yaitu meliputi
kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan
sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran. Menurut Martinis
Yamin (2007: 59), proses belajar mengajar merupakan proses yang sistematik,
artinya proses yang dilakukan oleh guru dan siswa di tempat belajar dengan
melibatkan sub-sub, bagian, komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Hamzah (2009:54) sesuai
dengan 4 Pilar UNESCO bahwa dalam proses pembelajaran diperlukan :
a. Learning to know, yaitu peserta didik akan dapat memahami dan menghayati
bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh dari fenomena yang terdapat
dalam lingkungannya.
b. Learning to do, yaitu menerapkan suatu upaya agar peserta didik menghayati
proses belajar dengan melakukan sesuatu yang bermakna.
c. Learning to be, yaitu proses pembelajaran yang memungkinkan lahirnya
manusia terdidik yang mandiri.
d. Learning to life together, yaitu pendekatan melalui penerapan paradigma
ilmu pengetahuan, seperti pendekatan menemukan dan pendekatan
menyelidik akan memungkinkan peserta didik menemukan kebahagiaan
dalam belajar.
Pengajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari
komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu dengan
yang lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan
pengajaran yang ditetapkan sebelumnya (Oemar Hamalik, 2003: 77). Adapun
komponen – komponen pembelajaran tersebut meliputi: Tujuan pendidikan dan
pengajaran Tujuan pengajaran menurut Oemar Hamalik (2005, 108) adalah
sejumlah hasil pengajaran yang dinyatakan dalam artian siswa belajar, yang
secara umum mencakup pengetahuan baru, keterampilan dan kecakapan, serta
sikap-sikap yang baru yang diharapkan oleh guru dicapai oleh siswa sebagai hasil
pengajaran. Oemar Hamalik melanjutkan bahwa tujuan pengajaran adalah suatu
deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah
berlangsung pengajaran. Menurut Martinis Yamin (2007: 147), tujuan
pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran,
serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Tujuan pembelajaran menurut
Hamzah, Nina Lamatenggo, dan Satria Koni (2010: 64) adalah arah yang ingin
dicapai dalam suatu kegiatan belajar dan juga mengefisienkan cara yang
dilakukan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal. Tujuan
pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi yang
dikenal dengan Taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom terdiri dari tiga wilayah
yakni wilayah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Hamzah, Nina Lamatenggo,
dan Satria Koni, 2010: 66).
B. Gaya Belajar
1. Definisi gaya belajar
Menurut James dalam Manee et al (2013) Gaya belajar mengacu pada cara
belajar yang paling efisien dan efektif dari seseorang baik dalam segi
penerimaan, proses, menyimpan memori dan mengingatnya kembali. Gaya
belajar adalah suatu ke-konsistenan dalam hal merespon metode pengajaran
atau berinteraksi dengan stimulus di dalam konteks pembelajaran (Loo, 2004).
Cavanagh dalam Manee et al mengungkapkan bahwa tidak ada strategi
tunggal pembelajaran yang menghasilkan kualitas pembelajaran yang tinggi
untuk setiap orang, keterpaduan diantaranya mengefektifkan penerimaan hasil
belajar.
Gaya belajar atau learning style adalah suatu cara khusus dan biasa
dilakukan seseorang dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap
melalui belajar atau pengalaman (Sadler-Smith, 2006). Gaya belajar adalah
cara seseorang mulai berkonsentrasi, menyerap, memproses, dan menampung
informasi yang baru dan sulit (Dunn & Dunn, 2007). Sementara Keefe dalam
Baykan & Nacar (2007) mendefinisikan gaya belajar sebagai, „composite of
characteristic cognitive, affective and physiological character that serve as
relatively stable indicators of how a learner perceives, interacts with, and
responds to the learning environment’ atau komposisi dari karakteristik
kognitif, affektif, karakter psikologi yang menyajikan indikator yang relatif
stabil dari bagaimana penerimaan hasil belajar seseorang, berinteraksi dan
berespon terhadap lingkungan belajar. Sementara DePorter dalam Muhtadi
(2010) mengungkapkan bahwa Gaya belajar merupakan cara yang konsisten
yang dilakukan oleh seorang siswa dalam menangkap stimulus atau informasi,
cara mengingat, berpikir dan memecahkan soal.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya
belajar merupakan cara yang konsisten yang lebih disukai seseorang dalam
melakukan kegiatan berpikir, menyerap informasi, memproses atau mengolah
dan memahami suatu informasi serta mengingatnya dalam memori. Dengan
demikian efektif tidaknya suatu proses pembelajaran akan sangat terkait
antara metode dan media pembelajaran yang digunakan guru dengan
kecenderungan gaya belajar siswanya.
Teori gaya belajar sering dikaitkan dengan grup professional (Sims and
Sims, 2006). Teori yang paling sering diaplikasikan dalam gaya belajar
profesi kesehatan adalah siklus belajar eksperiental Kolb yang berdasar pada
siklus Lewin. Kolb mengusulkan bahwa masing-masing individu memiliki
pilihan gaya belajar spesifik pada 4 fase belajar Lewin dan dipengaruhi oleh
sifat individu masing-masing (Titiloye and Scott, 2004).
2. Penelitian Terkait Gaya Belajar
Gaya belajar telah diuji secara luas di area pengajaran dan pembelajaran.
Adapun beberapa contoh penelitian terkait gaya belajar: Manee et al (2013)
melakukan studi tentang Gaya belajar pada mahasiswa kesehatan
menggunakan Kolb‟s Learning Style Inventory menyatakan bahwa
kecenderungan gaya belajar mahasiswa kesehatan di Arab adalah Asimilator
yang merupakan kombinasi dari Concrete Experience (CE) dan Abstract
Conzeptualization (AC); Mohr (2010) meneliti tentang Gaya belajar pada
mahasiswa dengan perbedaan budaya menggunakan Kolb’s Learning Style
Inventory, menyimpulkan bahwa ada hubungan antara budaya seseorang
dengan gaya belajar mereka. AlGhasham (2012) meneliti tentang pengaruh
gaya belajar terhadap performa seseorang dalam problem based learning
(PBL) menggunakan Felder’s Learning Style Inventory, menyimpulkan
bahwa pelajar aktif lebih sering mengemukakan pendapat dan berpartisipasi
aktif dalam PBL sementara pelajar reflektif lebih berhati-hati dan aktif
mendengarkan pendapat dari peserta PBL lain; Sugahara (2010) melakukan
studi penelitian perbandingan antara gaya belajar di Jepang dan Australia
menggunakan Kolb’s Learning Style Inventory menyimpulkan bahwa gaya
belajar mahasiswa di Australia memiliki kecenderungan Assimilator
sedangkan gaya belajar mahasiswa di Jepang memiliki kecenderungan gaya
belajar Divergen.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar
Menurut Rita Dunn dalam Muhtadi (2010) ada banyak variable yang
mempengaruhi cara belajar seseorang diantaranya mencakup faktor-faktor
fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sesuai dengan pendapat tersebut,
Adi W. Gunawan (2004) menyatakan bahwa pada dasarnya gaya belajar
setiap orang merupakan kombinasi dari semua lima gaya belajar berikut ini:
1) Lingkungan : suara, cahaya, temperatur, dan kebiasaan belajar;
2) Emosi : motivasi, keuletan, tanggung jawab, dan struktur;
3) Sosiologi : sendiri, berpasangan, kelompok, tim, dan dewasa;
4) Fisik : cara pandang, pemasukan, waktu, dan mobilitas;
5) Psikologis : global/analitik, otak kiri-kanan, dan implusif/reflektif.
Menurut Erika (2006) gaya belajar seseorang dipengaruhi oleh gender,
wanita lebih cenderung memiliki gaya belajar unimodal, sedangkan laki-laki
cenderung memiliki gaya belajar multimodal. Nurhayati (2010) menyatakan
bahwa perempuan mempunyai kemampuan verbal lebih baik daripada laki-
laki baik lisan maupun tertulis. Menurut Dicarlo (2007) wanita cenderung
memilih gaya belajar unimodal, dan yang paling dominan diantara gaya
belajar yang dipilih tersebut adalah gaya belajar kinestetik. Physlol (2011)
meneliti tentang “Gender Differences in Learning Style Preferences of First
Year Medical Students” menemukan bahwa gaya belajar unimodal yang
paling besar di kalangan responden wanita adalah kinestetik yaitu 40%
sedangkan gaya belajar visual paling kecil yaitu 0% atau tidak ada peminat.
Prajapati dkk (2011) menyatakan bahwa mahasiswa perempuan mempunyai
gaya belajar terbanyak adalah auditori.
4. Instrumen Pengkajian pada Gaya Belajar
Ada beberapa instrument untuk mengkaji gaya belajar. :
1) Learning Style Inventory (LSI)
LSI digunakan untuk pelajar pada tingkat 3 sampai 12. Merupakan
instrumen yang paling sering digunakan di dalam institusi
pembelajaran kesehatan (Fahad et al, 2013). Terdiri dari 23 unsur
terkait pilihan lingkungan, emosional, fisik dan sosiologi seperti
dijabarkan pada tabel dibawah. Didasarkan pada 104 item pertanyaan
kuisioner yang dikembangkan melalui konten dan analisis factor. LSI
menggunakan 5 poin skala Likert. Berisi beberapa kunci konsistensi
untuk menyatakan keakuratan masing-masing responden yang telah
menjawab pertanyaan tersebut. Instrument ini memiliki reliabilitas
yang sangat impresif dan validitas yang terprediksi. Data normatif
pada LSI diperoleh dengan melakukan uji pada 1.700 pelajar pada
tingkat 3 sampai 12 mencakup beberapa daerah dan setting (Kirby,
2009).
2) Productivity Environmental Preverence Survey (PEPS)
Menurut Dunn, Dunn & Price dalam Manee et al (2013) PEPS
adalah LSI versi dewasa. Format dan konstruknya mirip dengan LSI.
Data PEPS berasal dari hasil uji 800 orang dewasa yang mencakup
beberapa range pekerjaan. Untuk memudahkan interpretasi, rata-rata
kelompok dan standar deviasi dirubah ke T score.
3) Visual, Auditori, Read write and Kinestetik (VARK)
Penjelasan tentang kuisioner VARK akan dijelaskan di sub bab
selanjutnya.
5. Jenis gaya belajar
Berikut beberapa teori tentang jenis gaya belajar:
1) Teori Reid dalam Muhtadi (2010)
a. Pelajar visual: mereka memilih melihat dalam menulis.
b. Pelajar auditori: mereka memilih mendengarkan.
c. Pelajar kinestetik: mereka memilih partisipasi yang aktif dan
pengalaman.
d. Pelajar taktil: mereka memilih bekerja dengan tangan mereka
sendiri.
e. Pelajar kelompok: mereka memilih belajar atau bekerja bersama
yang lainnya.
f. Pelajar individual: mereka memilih belajar atau bekerja sendiri.
2) Teori Felder & Soloman dalam Donald (2004)
a. Sensing versus Intuitive.
Membandingkan antara seseorang yang memilih suatu metode
pembelajaran yang bersifat kongkrit, praktek nyata dan prosedur,
dengan yang memilih belajar dari konsep dan teoritis.
b. Visual versus Verbal:
Membandingkan individu yang menggunakan metode belajar
dengan gambar, diagram, atau chart, dengan individu yang
memilih menulis dan penjelasan lisan.
c. Active versus Reflektive:
Membandingkan seseorang yang mengggunakan gaya belajar
dengan mencoba sesuatu secara langsung dan bekerja secara
kelompok dengan seseorang yang memilih untuk berfikir dan
bekerja sendiri.
d. Sequential versus Global
Membandingkan antara individu yang memilih gaya belajar
secara linear atau bertahap dengan individu yang lebih nyaman
belajar semua materi atau keseluruhan secara langsung.
3) Teori DePorter & Hernacki dalam Muhtadi (2010)
Banyak ciri-ciri yang dapat digunakan untuk mengenali gaya
belajar seseorang ditinjau dari modalitas belajar atau preferensi sensori
ini. Salah satu pedoman yang dapat digunakan untuk mengenali gaya
belajar seseorang dari tinjauan preferensi sensori yaitu ciri-ciri
perilaku belajar yang dikemukakan oleh DePorter & Hernacki dalam
Muhtadi (2010). Menurut DePorter & Hernacki, beberapa karakteristik
juga berdasarkan gaya belajar:
a. Gaya Visual.
a) Rapi dan teratur dalam segala hal;
b) Biasa berbicara dengan cepat;
c) Memiliki kemampuan sebagai perencana yang baik;
d) Teliti dan detail dalam mengerjakan sesuat;
e) Mementingkan penampilan, pakaian danpresentasi;
f) Pengeja yang baik;
g) Dapat melihat kata-kata dalam pikiran mereka;
h) Lebih banyak mengingat dari apa yang dilihat;
i) Biasa mengingat dengan menggunakan cara asosiasi visual;
j) Saat belajar biasanya tidak terganggu oleh adanya keributan;
k) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal;
l) Mudah mengingat sesuatu yang ditulis;
m) Meminta orang lain untuk mengulangi intruksi verbal;
n) Pembaca yang cepat dan tekun;
o) Lebih suka membaca sendiri dari pada dibacakan;
p) Waspada sebelum secara mental merasa pasti;
q) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon;
r) Mudah lupa jika disuruh menyampaikan pesan verbal;
s) Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat;
t) Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato;
u) Lebih suka seni daripada music;
v) Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan,
w) Tidak pandai memilih kata-kata.
b. Gaya Auditorial
a) Sering membunyikan atau mengucapkan tulisan di buku
dengan keras saat Membaca;
b) Mudah terganggu oleh keributan saat belajar;
c) Berbicara dengan diri sendiri saat bekerja;
d) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan;
e) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan
warna suara;
f) Merasa kesulitan dalam menulis tetapi hebat dalam bercerita;
g) Berbicara dengan irama yang terpola;
h) Biasanya pembicara yang fasih;
i) Lebih suka musik daripada seni;
j) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan daripada yang dilihat;
k) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu
secara panjang lebar;
l) Mempunyai masalah dalam hal pekerjaan yang melibatkan
visualisasi;
m) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya;
n) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.
c. Gaya Kinestetik
a) Berbicara dengan perlahan;
b) Menanggapi perhatian fisik;
c) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka;
d) Berdiri dengan dekat saat berbicara dengan orang;
e) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak;
f) Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar;
g) Belajar melalui memanipulasi dan praktik;
h) Menghapal dengan cara berjalan dan melihat;
i) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca;
j) Banyak menggunakan isyarat tubuh;
k) Tidak dapat diam untuk waktu lama;
l) Sulit mengingat geografi;
m) Biasa menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
4) Teori Jester dalam Donald (2004)
Konsep Jester memuat 4 pilihan gaya belajar yang saling
terkait:
a. Visual verbal: seseorang yang meyukai gambar, diagram dan
chart tetapi lebih efektif apabila mereka belajar dengan
menulis semua penjelasan yang mereka pelajari.
b. Visual nonverbal: adalah seseorang seseorang yang hanya
efektif belajar dengan gambar dan diagram serta tidak
memilih atau meyukai pembelajaran verbal.
c. The Tactile kinesthetic: adalah seseorang yang apabila mereka
menyukai metode pembelajaran bekerja dengan tangan,
mereka menyukai pembelajaran yang aktif.
d. Auditory Verbal: adalah seseorang yang dapat menyerap
materi dengan metode pembelajaran verbal namun lebih
efektif ketika mereka mendengarkan penjelasan materi
tersebut daripada hanya membacanya saja.
5) Teori Fleming dalam Manee et al (2013)
Salah satu kategori gaya belajar yang berdasarkan modalitas
sensorik, adalah gaya belajar Visual, Auditori, Read (membaca)
dan Kinestetik (VARK) yang dikembangkan oleh Neil D Fleming
(1992). Model VARK Neil Fleming adalah salah satu representasi
paling populer pada tahun 1987. Fleming mengembangkan suatu
inventarisasi yang dirancang untuk membantu siswa dan yang
lainnya belajar lebih lanjut tentang pilihan gaya belajar individual
mereka. Dalam model Fleming, yang disebut gaya belajar VARK,
peserta didik diidentifikasi apakah mereka memiliki gaya belajar
visual (gambar, film , diagram), belajar auditori (musik, diskusi,
ceramah), membaca dan menulis (membuat daftar, membaca buku,
mencatat), atau belajar kinestetik (gerakan, eksperimen, kegiatan
tangan). Adapun penjelasan masing-masing gaya belajar:
a. Pelajar Visual
Siswa yang gaya belajarnya visual menyukai penggunaan
gambar, simbol, grafik, diagram alir, poster, slide dan peta
konsep. Mereka menyukai apabila diberi soal yang meminta
mereka menggambar, membuat diagram atau mendeskripsikan
penampakan sesuatu. Pelajar visual belajar terbaik dengan
melihat tampilan seperti, handout dan video. Orang-orang yang
lebih memilih jenis pembelajaran ini, lebih suka melihat
informasi yang disajikan dalam visual daripada dalam bentuk
tertulis.
b. Pelajar Auditori
Pelajar ini belajar terbaik dengan mendengar informasi.
Mereka cenderung untuk mendapatkan banyak materi
perkuliahan dan pandai mengingat hal-hal lewat suara.
c. Pelajar Membaca dan Menulis
Pelajar ini lebih memilih untuk menerima informasi yang
ditampilkan sebagai kata-kata. Materi pembelajaran terutama
berbasis teks yang sangat disukai oleh pelajar ini.
d. Pelajar Kinestetik
Kinestetik (atau taktil). Peserta didik ini belajar terbaik
dengan menyentuh dan melakukan. Pengalaman Hands-on
penting untuk pelajar kinestetik.
Gaya belajar VARK yang dikembangkan oleh Fleming ini
pada dasarnya merupakan pengembangan dari gaya belajar visual,
audiotri dan kinesthetic (VAK) yang diciptakan pada tahun 1970
an oleh Bandler dan Ginder (Prashnig, 2007). Hasil penelitian
Fleming (2006) menunjukan terdapat perbedaan yang nyata ketika
siswa yang gaya belajarnya visual menggunakan teks tertulis dan
diagram atau peta. Dua kecenderungan gaya belajar ini tidak selalu
ditemukan pada orang yang sama. Oleh karena itu Fleming
kemudian mengembangkan gaya belajar VAK dengan
menambahkan satu gaya belajar lagi, yaitu read write, sehingga
namanya berubah menjadi visual, auditori, read write, (membaca
menulis) dan kinestetik atau yang disingkat dengan VARK.
Gaya belajar ini, dibagi menjadi dua sub besar yaitu unimodal
dan multimodal. Gaya belajar unimodal dibagi menjadi tiga sub
kelompok, yaitu mild, strong dan very strong. Demikian pula gaya
belajar multimodal dibagi tiga sub kelompok, yaitu bimodal, untuk
yang memiliki dua preferensi, trirmodal untuk yang memiliki tiga
preferensi, dan quadmodal untuk yang memiliki empat preferensi.
Gaya balajar bimodal misalnya kombinasi visual kinestetik. Gaya
belajar trimodal misalnya kombinasi read/write-audiotori-
kinestetik. Gaya belajar quadmodal merupakan kombinasi keempat
gaya belajar misalnya read/write-viasual-kinetsteti-auditori.
Untuk mengidentifikasi gaya belajar Fleming mengembangkan
instrument VARK yang disebut the VARK Questionnaire.
Kuesioner ini terus menerus dikembangkan dan sekarang versi
terbaru adalah The VARK Questionnaire Version 7.0 (Fleming,
2008). Menurut Fleming dan Baume (2006), kuesiner VARK
bukan untuk mendiagnosis, mengukur atau mengkotak kotakan
inidvidu ke dalam gaya belajar tertentu, melainkan sebagai suatu
katalis untuk metakognisi, refeleksi dan bahan diskusi untuk
memperbaiki proses pembelajaran.
Kuesioner VARK berisi 16 item penyataan yang merefleksikan
situasi dalam kehidupan sehari hari. Kuesioner ini sengaja dibuat
pendek untuk menghindari kelelahan reponden dalam mengisi
kuesioner. Pada setiap nomor disediakan empat pilihan jawaban,
dimana setiap jawaban berkaitan dengan satu macam gaya belajar
(V, A, R, atau K). Dalam mengisi kuesioner VARK responden
diperbolehkan memilih lebih dari satu jawaban untuk setiap
pertanyaan atau mengabaikan pertanyaan yang sama sekali tidak
sesuai. Jumlah pertanyaan yang diabikan sebaiknya tidak lebih dari
dua karena akan membuat hasil menjadi bias.
C. Hasil belajar
Bloom dalam Sardiman (2004) merumuskan tiga domain hasil belajar atau
yang dikenal dengan istilah taksonomi Bloom, yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Masing-masing domain ini dirinci lagi menjadi beberapa tingkat
kemampuan (level of competence). Domain kognitif terbagi menjadi: pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application),
menguraikan (analysis), menyusun kembali (synthesis), dan menilai (evaluation).
Domain afektif menurut Bloom dalam Sadirman (2004) terdiri dari
penerimaan (receiving), merespon (responding), menghargai (valuing),
mengorganisasi (organizing), dan karakterisasi (characterization). Domain
psikomotor terdiri dari tingkat permulaan (initiatory level), tingkat prarutin
(preroutine level), dan tingkat rutin (routinized level).
Kemudian Anderson dan Krathwohl dalam Pickard (2007) merevisi pendapat
Bloom dengan memisahkan dimensi pengetahuan (knowledge), dan dimensi
proses kognitif (cognitive process). Dimensi pengetahuan dikelompokkan ke
dalam empat kelompok yaitu faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif.
Dimensi proses kognitif terdiri dari: mengingat (remember), memahami
(understand), menerapkan (applying), menganalisis (analyze), menilai (evaluate)
dan mencipta (create).
D. Gaya Belajar dan Hasil Belajar
Pengetahuan tentang gaya belajar dapat membantu para dosen untuk
menciptakan lingkungan belajar yang bersifat multi-indrawi, yang melayani
sebaik mungkin kebutuhan individual setiap mahasiswa. Dengan memanfaatkan
konsep keberagaman dan menerima gaya yang berbeda, para guru menjadi lebih
efektif dalam menentukan strategi-strategi pengajaran dan siswa akan menjadi
pelajar yang lebih percaya diri dan lebih puas dengan kemajuan belajar mereka
(Prashing, 2007).
Miller (2007) menemukan bahwa skor ujian (kognitif) dan skor sikap (afektif)
akan lebih tinggi secara signifikan ketika penyampaian bahan pelajaran
disesuaikan dengan gaya belajar siswa. Hayes dan Allison dalam Brown et, al
(2008) berpendapat bahwa hal ini hanya terjadi pada sekolah-sekolah kejuruan.
Sementara itu, Baykan dan Nacar (2007) membandingkan prestasi belajar siswa
yang gaya belajarnya unimodal dan multimodal. Hasilnya menunjukkan bahwa
tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan diantara keduannya.
Untuk lebih memudahkan dalam memahami hubungan antara hasil belajar
dengan gaya belajar, berikut ini penulis sajikan skema hubungan tersebut dalam
bentuk kerangka teori.
E. Kerangka Teori
Gaya belajar adalah cara belajar yang paling efisien dan efektif dari seseorang
baik dalam segi penerimaan, proses, menyimpan memori dan mengingatnya
kembali. Dengan memanfaatkan konsep keberagaman gaya belajar yang berbeda
dari murid, para guru menjadi lebih efektif dalam menentukan strategi-strategi
pengajaran dan siswa akan menjadi pelajar yang lebih efektif dan efisien dalam
penerimaan hasil pembelajaran. Adapun kerangka teori dari penelitian ini
mengadopsi dari penelitian Duman (2010).
Bagan 2.1. Kerangka Teori
(Hasrul, 2009); (Loo, 2004); (Sadler-Smith, 2006); (Samarakoon, 2012); Slamento
dalam Andriansyah (2010); (Suryosubroto, 2005); Gagne dalam Andriansyah (2010)
Gaya Belajar Proses belajar-
mengajar
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Penelitian ini didasarkan pada teori Fleming (2002), gaya belajar seseorang
terbagi menjadi empat area yaitu Visual, Auditori, Read atau Write dan Kinestetik
(VARK) yang secara mutlak dipengaruhi oleh stimulus fisik yang disebut otak.
Fleming mengungkapkan bahwa penyesuaian metode pembelajaran dengan gaya
belajar murid akan menghasilkan pemahaman belajar yang lebih baik, efektif dan
efisien. Berikut di bawah ini kerangka konsep dari penelitian ini:
Bagan 2.2. Kerangka Konsep
Gambaran Gaya Belajar
1. Visual
2. Auditori
3. Read
4. Kinestetik
B. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda maka diperlukan
penjelasan mengenai beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian
melalui definisi operasional.
Tabel 3.
Definisi Operasional
No Variable Definisi
operasional
Alat ukur Kategori Hasil ukur Skala
1 Gaya
belajar
Gaya
belajar:
adalah cara
dimana
mahasiswa
merasa
lebih
efisien dan
efektif
dalam
proses,
mengingat
dan
mengulang
kembali
materi yang
sudah
dipelajari.
Mengguna-kan
Kuisioner
VARK test
edisi 7.0.
Terdiri dari 16
pertanyaan.
Unimodal
terdiri dari:
visual, auditori,
read (membaca)
dan kinestetik.
multimodal
terdiri dari:
bimodal,
trimodal dan
quadmodal.
Gaya belajar
VARK dibagi
menjadi 2
kelompok
besar. Yaitu
unimodal:
hanya
menggunakan
satu gaya.
Multimodal:
menggunakan
lebih dari 1
gaya.
Unimodal: bila
hanya ada pilihan
1 gaya belajar
(visual, auditori,
read atau
kinestetik) yang
skornya paling
dominan
Multimodal:
bimodal= bila ada
2 gaya belajar
yang skornya
paling dominan;
trimodal= bila ada
3 gaya belajar
yang paling
dominan,
quadmodal= bila 4
gaya belajar yang
skornya dominan
(Vark test edisi
7.0)
Nomi-
nal
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif.
Penelitian ini memaparkan fenomena yang terdapat pada subyek penelitian tanpa
meneliti justifikasi bagaimana atau mengapa fenomena itu terjadi serta tidak ada
analisis hubungan antar variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat. Hanya
memiliki satu variabel, bersifat umum dan yang membutuhkan jawaban kapan,
dimana, berapa banyak, siapa, serta analisis yang digunakan adalah tekhnik
analisis deskriptif (Aziz, 2007; Dharma, 2011).
Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian survei. Penelitian yang
digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki mengapa
gejala-gejala tersebut terjadi, dan menggunakan data hasil penelitian untuk
pemecahan masalah (Umar, 2011). Penelitian survei dapat dilakukan pada seluruh
populasi, dinamakan penelitian sensus dan sebagian dari populasi, dinamakan
survei sampel. Penelitain survei dapat dilakukan untuk meneliti hal-hal yang
dapat diamati oleh mata secara langsung (survey of tangibles), dan sebaliknya
(survey of in tangibles). Berdasarkan jenis data yang diambil, penelitian ini
merupakan penelitian census of in tangibles, yaitu penelitian yang datanya didapat
dari keseluruhan populasi berupa persepsi dan tidak bisa dilihat dengan kasat
mata (Arikunto, 2010).
B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel
a. Populasi
Menurut Sugiyono (2004), populasi adalah objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi ilmu keperawatan
(PSIK) Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta yang masih
aktif menjadi mahasiswa angkatan 2009 – 2013 yang berjumlah 235
mahasiswa.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari polulasi. Adapun pengambilan sampel
minimum dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin dalam Setiadi
(2007) dan menggunakan tekhnik simple random sampling. Tehknik
simple random sampling ini adalah pengambilan sampling yang dilakukan
secara acak. Caranya adalah dimasukkan semua nama orang yang termasuk
dalam populasi diletakkan dikotak, setelah semuanya terkumpul, baru kita
ambil beberapa jumlah bagian untuk dijadikan sampel. Adapun
penghitungan sampel adalah sebagai berikut:
Keterangan:
N = Besar Populasi
n = Jumlah sampel minimum
d = Tingkat kepercayaan yang digunakan
(Solvin dalam Setiadi 2007)
= 148
C. Kriteria Sampel
Kriteria sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa PSIK angkatan 2009-2013 yang masih aktif menjadi
mahasiswa.
2. Bersedia menjadi responden.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dari penelitian ini diperoleh dari kuisioner Visual, Auditori, Read
(membaca) dan Kinestetik (VARK) test edisi 7.0 yang diadaptasi dari teori
Fleming (2002). Merupakan kuisioner baku yang sudah digunakan secara
internasional, diberikan kepada mahasiswa yang berkuliah di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Terdiri dari 16 pertanyaan yang bersifat tertutup, masing-
masing kuisioner memiliki 4 pilihan jawaban, dan peserta boleh memilih lebih
dari 1 pilihan jawaban yang tersedia. Masing – masing pilihan jawaban tersebut
mewakili 1 dari 4 pilihan gaya belajar VARK. Penelitian berfokus pada
mahasiswa pendidikan S1 Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Adapun pelaksanaannya adalah segera setelah
proposal penelitian disetujui oleh dosen pembimbing skripsi.
E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Kuisioner ini belum divalidasi secara statistic. Peneliti di bidang pendidikan
telah mencoba menemukan cara untuk memvalidasi VARK. Sayangnya, mereka
belum mampu menemukan metode statistik yang memuaskan yang memvalidasi
model empat faktor yang merupakan dasar dari VARK. Untuk mengatasi masalah
ini, pencetus kuesioner meminta setiap orang yang menyelesaikan kuesioner di
situs web mereka (http://www.vark-learn.com/english/index.asp) untuk
memberikan informasi tentang diri mereka sendiri. Kebanyakan dilakukan. Satu
pertanyaan menanyakan apakah profil VARK mereka sesuai persepsi mereka
tentang preferensi mereka untuk belajar. Pilihan tersebut adalah ”cocok”, “tidak
tahu” dan “tidak cocok”. Persentase untuk mereka yang berusia 19 atau lebih tua
adalah sebagai berikut: cocok = 58%, tidak tahu = 38%, dan tidak cocok = 4%.
Meskipun persepsi diri ini tidak selalu dapat diandalkan, hasil ini mendukung
nilai kuesioner VARK. Kuisioner VARK ini diterjemahkan oleh pusat bahasa, uji
validitas konten telah dilakukan oleh pusat bahasa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
F. Prosedur Pengumpulan Data
Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian melalui beberapa
tahap yaitu:
1. Membuat surat perizinan untuk mengadakan penelitian di kampus
2. Meminta perizinan untuk mengadakan penelitian di kampus
3. Setelah mendapat perizinan, mencari hari dan waktu yang tepat untuk
melakukan penelitian.
4. Memasuki kelas calon responden dan menjelaskan mengenai tujuan dan
manfaat penelitian.
5. Memberikan lembar persetujuan (inform consent), memberikan kuisioner
gaya belajar visual, auditori, read, dan kinestetik (VARK) test untuk ditanda
tangani oleh calon responden apabila setuju menjadi responden penelitian.
6. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian kuisioner.
7. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti
apabila ada yang tidak jelas dengan kuisioner.
8. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuisioner.
9. Responden menyerahkan kembali.
G. Pengolahan Data
Kuisioner yang memenuhi syarat pengisian kemudian dilakukan identifikasi
selanjutnya melalui pengolahan data agar data tersebut tidak hanya dapat
dipahami oleh peneliti namun juga oleh pembaca. Dalam proses pengolahan data
terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya:
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan pada tahap pengumpulan
data atau setelah data terkumpul.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting
bila pengolahan dan analisis data menggunakan computer. Biasanya dalam
pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code
book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari
suatu variable.
3. Scoring
Tahap ini meliputi masing-masing pertanyaan dan penjumlahan hasil
scoring dari semua pertanyaan.
4. Entry Data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel
kontingensi.
5. Cleaning Data
Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah
di entry, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin terjadi pada
saat meng-entry data ke komputer.
6. Melakukan Tekhnik Analisis
Dalam melakukan tekhnik analisis, khususnya terhadap data penelitian
akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dianalisis. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dimana
akan menggunakan analisis deskriptif. Tekhnik analisis deskriptif berfungsi
untuk meringkas, mengklasifikasikan dan menyajikan data. Analisis ini
merupakan langkah awal untuk melakukan analisis dan uji statistik lebih
lanjut.
H. Analisis Data
Data dari penelitian ini dianalisa dan ditampilkan dengan presentasi dalam
bentuk tampilan tabel, dan diagram batang yang menggambarkan frekuensi gaya
belajar mahasiswa PSIK. Adapun variable yang akan ditampilkan adalah gaya
belajar mahasiswa, yang terbagi menjadi 2 aspek yaitu unimodal (visual, auditori,
read atau kinestetik) dan multi modal (bimodal, trimodal atau quadmodal).
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Tempat Penelitian
a. Sejarah PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam upaya memenuhi kebutuhan terhadap pendidikan tinggi yang
sesuai dengan tuntutan masyarakat, Universitas Islam Negri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta mulai membuka program studi baruuntuk mendukung
perkembangan UIN dalam mengintegrasikan ilmu keislaman dengan ilmu-
ilmu umum. Untuk mempercepat pengintegrasian tersebut, siding senat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 Desember 2002
mempertimbangkan pentingnya pembukaan program studi baru dalam bidang
kedokteran dan kesehatan. Pendirian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
(FKIK) dimaksudkan untuk menjawab tantangan dalam mewujudkan konsep
Indonesia sehat 2010 yang dicanangkan pemerintah yang membutuhkan
banyak tenaga dokter, apoteker, perawat dan tenaga kesehatan masyarakat.
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun akademik 2005-
2006 memiliki empat program studi, yaitu Program Studi Kesehatan
Masyarakat (PSKM), Program Studi Farmasi (PSF), Program Studi
Pendidikan Dokter (PSPD), Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK). Proses
pendirian PSIK dipimpin oleh dekan FKIK dengan anggota ibu Tien Gartinah
MN.
b. Tujuan PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Tujuan Umum
Menghasilkan profesi Ners (Ns) dengan kualifikasi akademik
Sarjana Keperawatan yang beriman dan bertaqwa, berintegritas
tinggi, mempunyai keunggulan yang kompetitif dalam persaingan
global serta mampu mengintergasikan ilmu keperawatan dengan ilmu
pengetahuan islam sehingga mampu berkontribusi dalam peningkatan
kualitas derajat kesehatan bangsa Indonesia.
2. Tujuan Khusus
1) Memiliki sikap professional dan Islami;
2) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan;
3) Mampu mengelola pelayanan keperawatan ruang rawat
inap;
4) Mampu melaksanakan penelitian sederhana;
5) Mampu berperan sebagai pendidik tenaga keperawatan yang
berada di ruang lingkup tanggung jawabnya.
c. Kurikulum PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan kurikulum
nasional yang berbasis kepada kompetensi, yaitu kompetensi dasar,
utama dan pendukung
d. Tahap Akademik PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pada tahap akademik mempunyai beban studi sebanyak 151 SKS
yang diselesaikan dalam 8 semester.
e. Tahap Profesi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pendidikan profesi keperawatan dilaksanakan setelah menempuh
tahap akademik, bobot 25 SKS yang ditempuh dalam 2 semester.
B. Gambaran Umum Responden
Penelitian ini menyajikan hasil penelitian data tentang gaya belajar mahasiswa
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jumlah sampel
minimal adalah 148 mahasiswa. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2009-2013. Responden dalam penelitian ini berusia rata-rata 17-23 tahun
yang dominan adalah perempuan. Berikut tabel karakteristik responden:
Tabel 5.1.
Distribusi Statistik Deskriptif Usia Responden di Program Studi Ilmu Keperawatan
(PSIK) Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014
Berdasarkan data tabel diatas didapatkan bahwa rentang usia
mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2009-2013 adalah
berkisar antara 17-23 tahun. Dimana usia 19 tahun merupakan populasi
terbanyak sebesar 36,8%
Tabel 5. 2.
Distribusi Statistik Deskriptif Jenis Kelamin Responden di PSIK Angkatan
2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa
PSIK adalah perempuan, yaitu sebesar 94,3% dari 106 mahasiswa.
Usia N %
17 1 .9
18 21 19.8
19 39 36.8
20 20 18.9
21 17 16.0
22 7 6.6
23 1 .9
Total 106 100.0
Jenis Kelamin N %
Laki-laki 6 5.7
Perempuan 100 94.3
Total 106 100.0
C. Gambaran Distribusi Gaya Belajar Responden
Dari 148 kuisioner yang dibagikan, terdapat 42 kuisioner yang tidak dapat
dianalisis karena berbagai alasan, sebagian besar karena tidak valid dalam
pengisian. Sejumlah 106 kuisioner lainnya dianalisis dan diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 5.3.
Distribusi Gaya Belajar VARK di PSIK Angkatan 2009-2013 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2014
Gaya Belajar Jumlah Persen(%)
Unimodal (V, A, R,
ATAU K) 95 89.6
Multimodal (Bimodal) 11 10.4
Total 106 100.0
Gaya Belajar Jumlah Persen
(%)
Unimodal
V 15 14.2
A 28 26.4
R 24 22.6
K 29 27.4
Multimodal
VA 1 .9
VR 1 .9
VK 1 .9
AR 2 1.9
AK 3 2.8
RK 2 1.9
Total 106 100.0
Berdasarkan tabel 5.2, didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa
menunjukkan gaya belajar unimodal, yaitu sebanyak 89,6% atau 95 orang,
sedangkan sisanya sebanyak 14,2% menunjukkan gaya belajar multimodal.
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran gaya belajar mahasiswa
PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melibatkan 148 responden dengan media
kuisioner gaya belajar VARK test edisi 7.0 yang telah dipergunakan secara
internasional dan teruji baik validitas maupun reliabilitasnya. Sejumlah 106
kuisioner diantaranya dinyatakan valid dalam pengisian serta dapat dianalisis.
Kararteristik 106 responden yang diteliti didapatkan bahwa umur mahasiswa
PSIK Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah 17-23 tahun.
Responden wanita berjumlah 100 mahasiswa (94,6%), dan responden berjenis
kelamin laki-laki 6 mahasiswa (5,8%). Responden berjenis kelamin wanita lebih
dominan dibandingkan responden berjenis kelamin laki-laki.
Mahasiswa angkatan 2009-2011 belajar menggunakan sistem Satuan Kredit
Semester (SKS) sedangkan angkatan 2012 dan 2013 belajar menggunakan sistem
modul. Menurut Suryo dalam Tanta (2010) sistem SKS adalah suatu sistem
pembelajaran memungkinkan mahasiswa untuk memilih sendiri mata kuliah yang
akan ia ambil dalam satu semester. Seorang pelajar dikatakan lulus apabila telah
menyelesaikan jumlah sks tertentu. Sistem modul adalah bahan ajar cetak yang
dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta belajar. Di dalamnya
terdapat petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya pembelajar dapat melakukan
kegiatan belajar mandiri tanpa mengalami banyak kesulitan.
B. Gaya Belajar Responden
Hasil pengolahan data melalui perangkat lunak computer Statistic Package for
the Social Science (SPSS edisi 20) menunjukkan bahwa responden memiliki
variasi gaya belajar meliputi 4 gaya belajar visual, auditory, read, dan kinesthetic
(VARK) baik unimodal maupun multimodal (bimodal). Gaya belajar unimodal
terdapat 95 mahasiswa (89,4%). 11 mahasiswa (10,6%) memiliki gaya belajar
multimodal. gaya belajar unimodal lebih dominan repndennya dari gaya belajar
multimodal.
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Rika (2012).
Penelitian tersebut adalah tentang hubugan gaya belajar dan prestasi belajar
mahasiswa di Universitas Lampung Fakultas Kedokteran. Jumlah responden 51
laki- laki dan 111 lainnya adalah perempuan. Menyatakan bahwa gaya belajar
terbanyak dalam kalangan mahasiswa tersebut adalah unimodal yaitu berjumlah
140 atau 86,2%, sedangkan sisanya sebanyak 22 atau 13,8% responden memiliki
gaya belajar multimodal.
Hasil penelitian ini hampir menunjukkan kesamaan karena adanya kesamaan
karakteristik responden. Kesamaan ini terdapat pada jenis kelamin responden
yang dominan adalah perempuan. Adapun teori yang mendukung hasil penelitian
ini adalah pernyataan Erika (2007) yang menyatakan bahwa mahasiswa
perempuan akan secara dominan memiliki gaya belajar unimodal karena mereka
cenderung sulit untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran yang berganti-
ganti atau bervariasi dan cenderung menyukai penyampaian materi pembelajaran
dengan hanya satu metode.
Hasil penelitian ini mengidentifikasi pula, bahwa gaya belajar unimodal yang
paling dominan adalah kinestetik. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan
hasil penelitian Lena (2012) di Mid Sweden University tentang perbandingan
antara gaya belajar mahasiswa keperawatan dan mahasiswa keguruan menyatakan
bahwa mahasiswa keperawatan cenderung memiliki gaya belajar kinestetik. Hasil
penelitian ini tidak jauh berbeda karena adanya kesamaan karakteristik
respondennya: berasal dari jurusan atau bidang yang sama, yaitu keperawatan.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Prajapati dkk (2011) di
Universitas Negri Yogyakarta (UNY) yang menyatakan bahwa mahasiswa
perempuan mempunyai gaya belajar terbanyak adalah auditori. Perbedaan ini bisa
terjadi kemungkinan karena adanya perubahan kebiasaan belajar pada mahasiswa
keperawatan, karena pada dasarnya gaya belajar juga dapat terbentuk karena
perubahan kebiasaan belajar dalam waktu yang lama. Mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan lebih banyak belajar berupa praktek keperawatan. Praktek
keperawatan ini yang membiasakan mereka untuk mencoba mempraktekkan
semua ketrampilan baru yang diajarkan oleh dosen. Ini sesuai dengan gaya belajar
kinestetik yaitu belajar melalui praktek.
C. Keterbatasan Penelitian
Kuisioner dari penelitian ini belum divalidasi secara statistik dan ini
merupakan keterbatasan penelitian ini. Peneliti di bidang pendidikan telah
mencoba untuk menemukan cara untuk memvalidasi VARK. Sayangnya, mereka
belum mampu menemukan metode statistik yang memuaskan yang memvalidasi
model empat faktor yang merupakan dasar dari VARK.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
a. Karakteristik responden mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
(PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah: responden berusia 17-23
tahun. Responden perempuan lebih dominan yaitu 100 responden,
sedangkan responden laki-lakinya lebih kecil yaitu 6 responden.
b. Gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
adalah bevariasi meliputi semua gaya belajar visual, auditori, read dan
kinestetik baik unimodal maupun multimodal. Gaya belajar paling dominan
adalah gaya belajar unimodal sebesar 89,4%, dari gaya belajar unimodal
yang paling dominan adalah gaya belajar kinestetik sebesar 27,4%.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian merekomendasi beberapa hal yaitu:
a. Bagi Mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bagi mahasiswa PSIK disarankan untuk belajar sesuai gaya belajarnya
masing-masing agar hasil belajar yang diperoleh lebih maksimal.
b. Bagi Dosen PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bagi dosen PSIK disarankan untuk membuat suatu inovasi metode
pengajaran yang mampu menampung variasi gaya belajar mahasiswa,
sehingga hasil belajar yang didapatkan lebih optimal.
c. Bagi Peneliti lain
Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan desain penelitian yang
lebih mendalam misalnya case control yang membahas tentang hubungan
antara gaya belajar, metode pengajaran tertentu dan prestasi belajar
mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
AlGhasham A. (2012). Effect of student‟s learning style on classroom performance in
problem-based learning, Medical Teacher.
Adriansyah. (2010). Hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran ips SMP islam YKS Depok.
Alimul A. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis Data, Cetakan 3,
Salemba Medika, Jakarta; h. 107-110.
Arikunto S. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Cetakan 11, h. 234-236.
Baykan Z, Nacar M. (2007). Learning style of first-year medical students attending Erclyes
University in Kayseri Turkey. Adv Physial Educ, 31(2):158-160.
Cole, M, et al. (2005). The Development of Children. Worth Publishers. New York:
DePorter et al. (2005). Hernacki terjemah Alwiyah Abdurrahman. Quantum Learning
membiasakan nyaman dan menyenangkan (Bandung: Kaifa).
DiCarlo. (2007). Advanced in Physiology Education. Vol. 31 no. 153-157
Effendy, Sofyan. (2006). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Cetakan 18, h. 140-143.
Erika A. 2006. Advanced in Physiology Education. Vol. 31 no. 153-157.
Fleming N. (2008). Teaching and Learning Style: VARK strategies. N. D. felming.
Christchurch (NZ).
French G et al. (2007). Learning style preferences of Australian occupational therapy student.
Austral Occup Ther J54(SI): S58-S65.
Gunawan, Adi. (2004). Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan
Accelerated Learning. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Cet. 2.
Hasrul. (2009). Pemahaman Tentang Gaya Belajar. Jurnal Medtek. Vol 1, no 2.
Kirby, P. (2009). Cognitive Styles, Learning Style and Transfer Skill. Columbus.
Lena. (2012). Learning Style Differences between Nursing and Teaching Students in
Sweden: A Comparative Study. International Journal of Higher Education. Mid
Sweden University.
Loo, R. (2004). A meta-analytic examination of Kolb‟s learning style preferences among
business major. Journal of Education for Business 77(5), 252-256.
Manee et al. (2012). Learning style of alliaed health sciences student at Kuwait University.
International journal of therapy and reahabilitation.
Margiono, S. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Cetakan 6, h.
121
Mohr T. (2010). Cultural determinants of learning style preferences. Academy of
Management Learning & Education 9(4): 622-637.
Physlol. (2011). Gender Differences in Learning Style Preferences of First Year Medical
Students.
Prashnig, Barbara. (2006). Learning Style in Action. MPG books.
Rika L. (2012). Hubungan Gaya Belajar dan Prestasi Belajar Mahasiswa. Department of
Medical Education. Lampung University Faculty of Medicine.
Richard J. (2010). Learning style instrument: reason why research evidence might have a
weak influence on practicioner choice. No 15: 119-129.
Romi. (2013). Internet. Gaya Belajar. Yogyakarta:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/GAYA%20BELAJAR.pdf
Samarakoon et al. (2013). learning style and approaches to learning among medical
undergraduates and postgraduates. BMC medical student, 13:42.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Surabaya.
Sims R, Sims S. (2006). Learning Style and learning: A key to meeting the accountability
demands in education. Nova Science Pub Inc, Hauppauge NY.
Sugahara, Satoshi. (2010). the role of cultural factors in the learning style preferences of
accounting students: a comparative study between Japan and Australia. Accounting
Education: an international journal 19, no.3, 235-255.
Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sujarwo, Delnitawati. (2012). Internet. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Belajar
terhadap Prestasi Mahasiswa. Medan: http://www.umnaw.ac.id/wp-
content/uploads/2013/01/LAPORAN-SUJARWO.pdf
Tanta. (2010). Pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah
biologi umum program studi pendidikan biologi universitas cendrawasih, Jurnal
Kependidikan Dasar vol.1 no.1.
Titiloye VM, Scott AH. (2004). Occupational therapy students‟ learning styles and application to professional academic training. Occup Ther Health Care 15(1-2): 145-
155.
Umar H. (2011). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.
Cetakan 11. h. 22-23.