gambar 1-1 :kebutuhan rumah di jakarta.thesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-01136-ar bab1001.pdf ·...

14
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini pertumbuhan penduduk di Ibu Kota Jakarta memang sudah terlalu padat. Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di lingkungan perkotaan semakin besar. Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta. Sumber : www.google.co.id Pembangunan kian meningkat membuat lahan perkotaan semakin sempit.Adanya keterbatasan lahan tersebut membuat perkembangan hunian yang merupakan kebutuhan dari masyarakat basisnya dialihkan ke daerah sub-urban.perumahan di pinggir kota tersebut membuat semakin banyaknya kaum urbanism. Banyak masyarakat yang bertempat tinggal di pinggiran kotaseperti di Bogor, Tangerang, bekasi, Depok (biasanya disebut dengan komuter) namun mereka bekerja di Jakarta.Timbulbeberapa fenomenadiantaranya : 1. Waktu tempuh perjalanan yang lebih lama karena jarak dan faktor macet. 2. Bagi pengguna kendaraan pribadi seringnya terjebak macet membuat biaya bahan bakar meningkat. 3. Polusi udara yang berasal dari pembakaran kendaraan menghasilkan polutan yang membahayakan lingkungan hidup dan kesehatan manusia. 4. Penurunan kualitas lingkungan dan pemanasan bumi “Global Warming” Banyak dari kaum komuter adalah usia produktif seperti mahasiswa, karyawan atau usahawan yang memiliki aktivitas di perkotaan dan memerlukan tempat

Upload: phamkhanh

Post on 06-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta.thesis.binus.ac.id/Doc/Bab1/2011-2-01136-AR Bab1001.pdf · Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di ... buatan dan terbanyak

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dewasa ini pertumbuhan penduduk di Ibu Kota Jakarta memang sudah

terlalu padat. Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di

lingkungan perkotaan semakin besar.

Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta.

Sumber : www.google.co.id

Pembangunan kian meningkat membuat lahan perkotaan semakin sempit.Adanya

keterbatasan lahan tersebut membuat perkembangan hunian yang merupakan

kebutuhan dari masyarakat basisnya dialihkan ke daerah sub-urban.perumahan di

pinggir kota tersebut membuat semakin banyaknya kaum urbanism.

Banyak masyarakat yang bertempat tinggal di pinggiran kotaseperti di

Bogor, Tangerang, bekasi, Depok (biasanya disebut dengan komuter) namun

mereka bekerja di Jakarta.Timbulbeberapa fenomenadiantaranya :

1. Waktu tempuh perjalanan yang lebih lama karena jarak dan faktor macet.

2. Bagi pengguna kendaraan pribadi seringnya terjebak macet membuat biaya

bahan bakar meningkat.

3. Polusi udara yang berasal dari pembakaran kendaraan menghasilkan polutan

yang membahayakan lingkungan hidup dan kesehatan manusia.

4. Penurunan kualitas lingkungan dan pemanasan bumi “Global Warming”

Banyak dari kaum komuter adalah usia produktif seperti mahasiswa, karyawan

atau usahawan yang memiliki aktivitas di perkotaan dan memerlukan tempat

Page 2: Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta.thesis.binus.ac.id/Doc/Bab1/2011-2-01136-AR Bab1001.pdf · Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di ... buatan dan terbanyak

2

tinggal sementara untuk jangka waktu tertentuserta dekat dengan pusat kegiatan.

Dalam hal ini mementingkan efisiensi biaya, efisiensi waktu, dan gaya hidup.

Salah satu solusinya adalah membuat hunian vertikal untuk menjawab

masalah harga tanah perkotaan yang mahal. Salah satu wujudnya adalah

apartemen yaitu bangunan yang memuat beberapa grup hunian yang berupa

rumah flat atau rumah bertingkat yang diwujudkan untuk mengatasi masalah

perumahan akibat kepadatan tingkat hunian dan keterbatasan lahan dengan harga

yang terjangkau di perkotaan. Pengertian ‘terjangkau’ ini disesuaikan dengan

sasaran konsumen bagi setiap apartemen.Ada dua kategori apartemen, apartemen

jual dan apartemen sewa. Apartemen jual secara umum dikenal sebagai

apartemen strata title sale atau kondominium. Sedangkan apartemen sewa, lebih

lanjut dibedakan lagi menjadi apartemen sewa tanpa servis dan apartemen

servis.Apartemen servis adalah apartemen sewa yang dilengkapi dengan

pelayanan harian hotel seperti layanan kamar, binatu, dan makanan.Dengan

adanya “tambahan” pelayanan pada apartemen servis umumnya diminati oleh

mereka yang memerlukan akomodasi jangka pendek. Tabel berikut akan

memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai berbagai kelompok

apartemen:

Tabel 1-1: Kategori Apartemen di Jakarta

.

Sumber :Colliers Internasional Indonesia- Riset dan Konsultasi.

Page 3: Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta.thesis.binus.ac.id/Doc/Bab1/2011-2-01136-AR Bab1001.pdf · Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di ... buatan dan terbanyak

3

Apartemen sewa berbasis “serviced apartment”umumnya dibangun di

tempat-tempat yang strategis sebagai solusi terhadap masalah jarak hunian dan

tempat kerja.Apartemen Sewadinilai lebih ekonomis daripada hotel untuk

mewadahi para pekerja/pembisnis dari luar Jakarta yang ingin tinggal dalam

jangka waktu tertentu.

Gambar 1-2 : Grafik Perkembangan Apartemen Sewa di Jakarta

Sumber :ColliersInternasional Indonesia- Riset dan Konsultasi.

Pertimbangan pemilihan lokasi merupakan yang utama dalam suatu

pembangunan. Secara umum terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan

dalam pemilihan lokasi sebuah apartemen menurut Ditjen Cipta Karya, DPU

(1980, p11), yaitu:

1. Waktu tempuh paling lama 30 menit untuk mencapai tempat kerja dan pusat-

pusat pelayanan di perkotaan.

2. Sudah terdapat jaringan infrastruktur yang lengkap. Kelengkapan jaringan

infrastruktur dapat meminimalkan biaya pengadaan jaringan baru pada

pengembangan sebuah apartemen.

3. Aksesibilitas baik, meliputi ketersediaan sarana dan prasaranatransportasi

dengan kualitas baik.

Kawasan yang dipilih pun harus memiliki potensi dan sesuai dengan peruntukan

yang sudah ditetapkan oleh peraturan yang berlaku.Setiap wilayah/kawasan

dalam kota Jakarta memiliki potensi yang berbeda.

Page 4: Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta.thesis.binus.ac.id/Doc/Bab1/2011-2-01136-AR Bab1001.pdf · Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di ... buatan dan terbanyak

4

Peta 1-1 : Peta zona urgensi pengembangan wilayah Jakarta

Sumber :www.tatakota-jakartaku.net

Peta 1-2: Peta rencana struktur ruang daratan di Jakarta

Sumber :www.tatakota-jakartaku.net

Pada ilustrasi peta diatas, terlihat bahwa wilayah pengembangan dan

peremajaan dominan berada pada Jakarta Barat dan Jakarta Timur, terlihat pula

bahwa kawasan Jakarta Barat adalah kawasan yang paling banyak memiliki

sistem transportasi massal terutama pada “ Kawasan Grogol”. Dampak Tata

Ruang DKI Jakarta ”ber-akar” dari Visi dan Misi Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) DKI Jakarta. Komisi berpendapat Visi dan Misi Pembangunan DKI

Jakarta yang tertuang dalam Peraturan Daerah RTRW saat ini, Sebagaimana

ditegaskan pada Pasal 2, Pasal 4 dan Pasal 5 huruf c:

Grogol Pertamburan

Page 5: Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta.thesis.binus.ac.id/Doc/Bab1/2011-2-01136-AR Bab1001.pdf · Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di ... buatan dan terbanyak

5

Pasal 2: Pembangunan Provinsi DKI Jakarta diarahkan menuju visi mewujudkan Jakarta sebagai Kota Jasa yang Sejahtera, Nyaman, dan Berkelanjutan.

Pasal 4: Pembangunan Kota Jakarta diarahkan dengan visi mewujudkan Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia yang sejajar dengan kota-kota besar negara maju, dihuni oleh masyarakat yang sejahtera dan berbudaya dalam lingkungan kehidupan yang berkelanjutan.

Pasal 5: Untuk mewujudkan visi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, maka arahan penataan ruang wilayah akan ditujukan untuk melaksanakan 2 (dua) misi utama, yaitu:

a. membangun Jakarta yang berbasis pada masyarakat; b. mengembangkan lingkungan kehidupan perkotaan yang berkelanjutan

Berdasarkan kajian data nilai perkembangan komponen variable di

Jakarta bahwa terdapat 5 komponen yang masih dibawah 20% dan dari data

tersebut tercermin bahwa kota Jakarta memiliki 3 faktor yang dibawah 10%

tingkat kelayakan yaitu :

Gambar1-3 :Components of Livable City Indezx

(LCI)of Jakarta (Djonoputro et al., 2011.

1) Tingkat Biaya Hidup 7%

(Ekonomi)

2) Tingkat Pencemaran

Lingkungan 9% (Lingkungan)

3) Jumlah Ruang Terbuka 9%

(Lingkungan)

Page 6: Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta.thesis.binus.ac.id/Doc/Bab1/2011-2-01136-AR Bab1001.pdf · Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di ... buatan dan terbanyak

6

Permasalahan yang menjadi topik dari isu lingkungan di Jakarta adalah

kemacetan dan banjir.Jakarta sendiri masih belum mencapai kebijakan 30%,

pengerasan permukaan lahan di Jakarta akibat pembangunan untuk menunjang

pertumbuhan kebutuhan masyarakat menimbulkan masalah ekosistem. Salah

satunya adalah siklus air, seiringnya peningkatan jumlah penduduk maka

kebutuhan akan hunian semakin meningkat pula dampak dalam peningkatan

konsumsi SDA salah satunya sumber daya air, dalam hal pembangunan di

Jakarta sendiri banyak menggunakan air tanah besar-besaran dan itu merupakan

salah satu faktor yang menyebabkan penurunan muka tanah di wilayah Jakarta.

Tabel 1-2 : Data penurunan permukaan tanah pada 5 wilayah DKI Jakarta dari 1993 sampai 2005.

Sumber: Dinas Pertambangan DKI-Jakarta 2005.

Untuk mengendalikan kualitas air dan penyediaan air tanah, maka bagi setiap

bangunan baik yang telah ataupun akan membangun disyaratkan untuk membuat

resapan air. Hal ini sangat penting artinya untuk menjaga agar kawasan

terbangun kota, tinggi muka air tanah agar tidak makin menurun.

Gambar1-4 :Ilustrasi peningkatan air hujan yang run off akibat pembangunan.

Sumber : www.google.co.id

Page 7: Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta.thesis.binus.ac.id/Doc/Bab1/2011-2-01136-AR Bab1001.pdf · Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di ... buatan dan terbanyak

7

Dalam meningkatkan daya resap air ke dalam tanah, maka perlu dikembangkan

kawasan resapan air yang menampung buangan air hujan dari saluran drainase.

Upaya lain yang perlu dilakukan adalah dengan memanfaatkan air hujan untuk

memenuhi kebutuhan keseharian di hunian.Pada kebutuhan sehari-hari, “Air”

sebagai sumber daya yang sangat penting bagi manusia, dilihat dari sisi aktivitas

hunian di apartemen misalnya saja dalam penggunaan air untuk mandi, flush

toilet, cuci tangan, cuci piring, cuci baju, pengairan pada taman.

Hunian mempunyai konstribusi fisik yang terbesar pada lingkungan

buatan dan terbanyak menempati ruang kota, karena itu hunian di suatu kawasan

berpengaruh terhadap keberlanjutan kota dan berperan besardalam menciptakan

pembangunan yang berkelanjutan.Maka itu perlu dilakukan efisiensi air dengan

cara memanfaatkan lagi air yang ada dan melakukan penyerapan air

hujan.Berdasarkan data klimatologi di kawasan DKI Jakarta, intensitas hujan di

Jakarta cukup tinggi yaitu berkisar 2.000 – 4.000 mm setiap tahunnya dengan

durasi yang lama. Curah hujan ini selanjutnya akan menciptakan limpasan air

yang deras ketika jatuh di atas daerah tangkapan air (catchment) seluas 850

kilometer persegi di hulu Jakarta. Daerah tangkapan ini juga mencakup Cianjur,

Bogor, Depok dan DKI Jakarta.Pembangunan besar-besaran di kawasan ini juga

menambah debit limpasan permukaan yang akhirnya juga menambah potensi

banjir di kawasan hilir sungai.

Sekedar contoh, pada tahun 2010 Jakarta mengalami curah hujan

ekstrem, misalnya di Jakarta Barat, Stasiun Pos Betung mencatat curah hujan

ekstrim mencapai 317 mm sementara di Jakarta mencapai 193 milimeter.

Seminar nasional penanggulangan banjir diadakan akhir 2009 oleh Direktorat

Jenderal Sumber Daya Air dan JICA menyatakan paradigma lama bahwa air

hujan di salurkan secepat-cepatnya keluar kavling bangunan dan yang terjadi

run-off air hujan dialirkan ke drainase perkotaan. Paradigma sekarang justru air

hujan ditahan sebisa mungkin pada lingkungan bangunan gedung dan

dimanfaatkan.Melalui kajian kondisi-kondisi yang terpapar diatas sebelumnya,

maka penulis berkesimpulan untuk mengadakan penerapan sustainable design

melalui konsep arsitektur hijau dengan pendekatan pemanfaatan air hujanyang

memanfaatkan potensi iklim Indonesia yang memiliki curah hujan yang

Page 8: Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta.thesis.binus.ac.id/Doc/Bab1/2011-2-01136-AR Bab1001.pdf · Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di ... buatan dan terbanyak

8

tinggiyang bertujuan mendukung visi-misi RTRW 2030 Jakarta kearah

pembangunan berkelanjutan.

Tabel 1-3 :Visi –Misi RTRW Jakarta 2030

Visi Misi Tujuan Kebijakan Strategi

Berkelanjutan Mengoptimasikan produktivitas

kota;

Terwujudnya pemanfaatan kawasan budidaya Kota Jakarta secara optimal dalam rangka meningkatkan produktivitas dan nilai tambah perkotaan;

a)Pengarahan perkembangan kawasan perumahan sesuai dengan kaerakteristik kawasan; b)Peran serta dalam mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim

1. Mengembangan perumahan vertikal maupun horisontal yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana kota yang memadai. 2. Mengembangkan kawasan permukiman dengan intensitas tinggi yang mempunyai akses terhadap prasarana angkutan umum massal 3. Melakukan peremajaan kota pada kawasankawasan bersejarah yang perlu

dilestarikan.

1. Menerapkan konsep bangunan ramah lingkungan (greenbuilding) dan konsep perancangan kota yang berkelanjutan (sustainable urban design); 2. Membangun tanggul laut guna mencegah kenaikan muka air laut 3. Mengarahkan pemanfaatan ruang kawasan untuk kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi tinggi.

Sumber : www.rtrw2030.com

Page 9: Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta.thesis.binus.ac.id/Doc/Bab1/2011-2-01136-AR Bab1001.pdf · Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di ... buatan dan terbanyak

9

I.2Maksud dan Tujuan

� Maksud arsitektural dari proyek:

Memanfaatkan potensi tapak dan iklim Indonesia yang memiliki curah hujan

tinggi dengan pendekatan basic prinsip manajemen efisiensi air (water

management) dengan mengadakan rainwater haversting pada bangunan

� Tujuan arsitektural dari proyek :

Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas binaan lingkungan dengan

pemenuhan kebutuhan air sehari-hari penghuni apartemen sewa dari sistem

rainwater haversting.

I.3Lingkup Pembahasan

JJeenniiss pprrooyyeekkApartemen Sewa yang berbasis “Serviced Apartment”yang berlokasi

di kawasan Grogol-Jakarta Barat dengan temapenerapan konsep Green

Architecture yang fokus pada pemecahan masalahdengan beberapa poin solusi

yaitu:pemanfaatan potensi tapak kawasan lingkungan, meminimalkan

pencemaran lingkungan dengan prinsip manajemen pengelolahan air.Luas

bangunan proyek yang harus direncanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

adalah sekurang-kurangnya 4000 m2 dan maksimal 15.000 m2.

aa)) PPeemmii ll iikk PPrrooyyeekk

Swasta :Kosmo Group, PT. Sinar Sahara Real Estate Developer.

Foto 1-1 : Papan nama pemilik tapak

Sumber : Dokumentasi pribadi

Page 10: Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta.thesis.binus.ac.id/Doc/Bab1/2011-2-01136-AR Bab1001.pdf · Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di ... buatan dan terbanyak

10

bb)) LLookkaassii PPrrooyyeekk

Peta 1-3 : Peta kawasan Grogol Pertamburan.

Sumber :www.tatakota-jakartaku.net.

Lokasi proyek berada di Jalan Latumenten Raya No.19 Jakarta Barat yang

merupakan tanah milik Kosmo Group PT. Sinar Sahara Real Estate

Developer yang menamakan lokasi tapak dengan nama Kota Grogol Permai

yang fungsi lahan diperuntukan khusus untuk perkantoran dan perumahan.

cc)) LLaahhaann TTaappaakk

Peta 1-4 :Lahan kosong tapak.

Sumber :www.tatakota-jakartaku.net.

U

Page 11: Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta.thesis.binus.ac.id/Doc/Bab1/2011-2-01136-AR Bab1001.pdf · Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di ... buatan dan terbanyak

11

Gambar 1-5 : LRK Tapak

Sumber :www.tatakota-jakartaku.net

Luas Efektif Lahan = 13.700 m2

GSB = 10 m2 Jumlah Lantai yang boleh dibangun = 16 Lantai

Luas Lantai Dasar yang boleh dibangun KDB x Luas Efektif Lahan = 50% x 13.700 m2

= 6.850 m2

Luas TotalLantai yang boleh dibangun KLB x Luas Efektif Lahan = 3.5 x 13.700 m2

= 47.950 m2

U

Page 12: Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta.thesis.binus.ac.id/Doc/Bab1/2011-2-01136-AR Bab1001.pdf · Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di ... buatan dan terbanyak

12

• Batas Area Lahan

- Utara :SPBU

- Selatan : Perkantoran dan area komersil

- Timur : Jalan Raya Latumenten dan Busway Grogol

- Barat :Perumahan Rakyat

Foto 1-2 : Batasan wilayah tapak

Utara Selatan Timur Barat

Sumber : dokumentasi pribadi (survey lapangan)

• Tata Ruang Lahan : Dengan tipe masa bangunan tunggal dan

sebagian besar tata ruang untuk perkantoran,

hunian, dan komersil.

• Peruntukan Lahan :Kkt (Karya Perkantoran),

Kdg (Kantor Perdagangan)

• Kontur Lahan : Topografi lahan secara garis besar relatif datar

• Kondisi Eksisting Lahan :Merupakan lahan kosong.

Page 13: Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta.thesis.binus.ac.id/Doc/Bab1/2011-2-01136-AR Bab1001.pdf · Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di ... buatan dan terbanyak

13

I.4Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penyusunan karya tulis tugas akhir ini

dibedakan menjadi 5 bagian besar, yaitu :

� BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I ini membahastentang latar belakang proyek, maksud dan tujuan

arsitektural dari proyek. Bagian ini juga memuat lingkup pembahasan yang

meliputi gambaran proyek, Selain itu, bagian ini pun memuat sistematika

pembahasan dan kerangka berpikir dari.

� BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

Pada Bab II membahas tentangtinjauan umum dari proyek, tinjauan khusus

topik dan tema, kelengkapan data lainnya, dan relevansi pustaka pendukung

(landasan teori, studi literatur, dan studi banding).

� BAB III PERMASALAHAN

Pada Bab III membahas tentang identifikasi permasalahan arsitektural yang

dikaji dari hasil tinjauan referensi dan landasan teori. Bagian ini pun memuat

rumusan permasalahan arsitektural yang merupakan hasil dari identifikasi

permasalahan arsitektural tersebut.

� BAB IV ANALISIS

Pada Bab IV membahas tentang identifikasi ketajaman dan relevansi

pendekatan perancangan arsitektural sesuai dengan topik.yang meliputi :

analisis kondisi dan potensi lingkungan (pengolahan lokasi, tapak, orientasi,

sirkulasi, dan sebagainya), analisis kegiatan dan sistem ruang (hubungan

kegiatan, kebutuhan ruang, hubungan ruang, program ruang, bentuk ruang,

dan sebagainya), dan analisis sistem bangunan (bentuk bangunan, struktur,

dan utilitas bangunan).

� BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Pada Bab V membahas tentang identifikasi dasar perencanaan dan

perancangan, konsep perencanaan dan perancangan lokasi, tapak, ruang,

estetika bangunan, struktur, dan utilitas bangunan. Penekanan khusus dari

konsep perencanaan dan perancangan, dan tuntutan rancangan.

Page 14: Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta.thesis.binus.ac.id/Doc/Bab1/2011-2-01136-AR Bab1001.pdf · Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di ... buatan dan terbanyak

14

I.5 Kerangka Berpikir

Tabel 1-4 : Skema kerangka berpikir

Latar Belakang Proyek dan Tema

Menyediakan apartemen sewa yang dapat menyediakan kebutuhan air sendiri untuk efisiensi air

Permasalahan Pemenuhan kebutuhan air harian dengan memanfaatkan air hujan

Curah hujan

Kebutuhan air di apartemen sewa,

apa saja yang akan diganti oleh

air hujan

Arsitektur Berkelanjutan

Water Efficiency

Rainwater Harvesting

Sustainable Architecture Module: Introduction to Sustainable Design Jong-Jin Kim and Brenda Rigdon Water conservation: • Reduce • Reuse

o Rainwater collection o Graywater collection

Rainwater Harvesting • Memanfaatkan air hujan untuk

water efficiency • Pengolahan selubung bangunan

dengan sistem rainwater harvesting untuk memenuhi kebutuhan air harian

Pemenuhan kebutuhan air harian dengan memanfaatkan

air hujan

Analisis Kebutuhan air di apartemen sewa.

Pengolahan massa bangunan dengan sistem penangkap air hujan.

Konsep Perancangan

Landasan Teori GREENSHIP • Sustainable sites • Water efficiency • Energy and atmosphere • Material and resources • Indoor environment quality • Innovation and design process • Regional environmental priorities

Sustainable Architecture Module: Introduction to Sustainable Design Jong-Jin Kimand Brenda Rigdon • Economy of resources

o Energy Conservation o Water conservation o Material conservation

• Life cycle • Humane design