gaky2

85
LAPORAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN MODEL DAN INTERVENSI PEMASARAN SOSIAL GARAM BERYODIUM DI DAERAH ENDEMIK GAKY KAB. ENREKANG SULAWESI SELATAN OLEH : Drs. WATIEF A. RACHMAN, MS FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN

Upload: anna-blind-street

Post on 17-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

gaky

TRANSCRIPT

Page 1: gaky2

LAPORAN HASIL PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODEL DAN INTERVENSI PEMASARAN SOSIAL GARAM BERYODIUM DI DAERAH ENDEMIK GAKY

KAB. ENREKANG SULAWESI SELATAN

OLEH :

Drs. WATIEF A. RACHMAN, MS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN

Page 2: gaky2

LAPORAN AKHIR PENELITIAN

1. a. Judul Penelitian : PENGEMBANGAN MODEL DAN INTERVENSI PEMASARAN SOSIAL GARAM BERYODIUM DI DAERAH ENDEMIK GAKY KAB. ENREKANG SULAWESI SELATAN

b. Macam Penelitian : Deskriptip

c. Kategori : II / III / IV

2. Kepala Proyek Penelitian a. Nama Lengkap : Drs. Watief A. Rachman, MSb. Jenis Kelamin : Laki-laki c. Golongan / NIP : IV / B 131 568 595d. Jabatan : Lektor Kepala e. Fakultas/Jurusan : Kesehatan Masyarakat / PKIP

3. Lokasi Penelitian : Kabupaten Enrekang

4. Jangka Waku Penelitian : 6 (Enam) Bulan

5. Biaya Yang Disetujui : Rp. 5.000.000

Makassar, 16 Nopember 2003Peneliti

Drs. Watief A. Rachman, MSNIP. 131 568 595

Mengetahui,

Dekan Ketua Lembaga Penelitian ub. Pembantu Dekan II ub. Sekretaris

Ir. Nurhayani, M.Kes H. Amran Razak, SE., M.SiNIP. 131 658 801 NIP. 131 568 594

Page 3: gaky2

RINGKASAN

WATIEF A. RACHMAN

PENGEMBANGAN MODEL DAN INTERVENSI PEMASARAN SOSIAL GARAM BERYODIUM DI DAERAH ENDEMIK GAKY KABUPATEN

ENREKANG PROPINSI SULAWESI SELATAN

Salah satu masalah gizi yang ada di Indonesia saat ini adalah Gangguan Akibat

Kekurangan Yodium (GAKY). Pada tahun 1994 terdapat 40 juta jiwa penduduk

Indonesia tinggal di daerah penduduk yang mempunyai resiko mendapat GAKY. Di

Sulawesi Selatan, sesuai dengan hasil pemetaan gondok tahun 1980, terdapat 37

kecamatan pada 11 daerah di tingkat II yang endemis GAKY. Selanjutnya menurut

data survei pemetaan gondok pada anak SD di Sulawesi Selatan tahun 1998, terdapat

96 kecamatan pada 15 daerah tingkat H yang endemis GAKY. Dari 96 kecamatan

tersebut, 71 kecamatan termasuk kategori endemis ringan, 11 kecamatan termasuk

kategori endemis sedang dan 14 kecamatan termasuk kategori endemis berat.

Sedangkan di kabupaten Enrekang, terdapat 3 kecamatan yang endemis GAKY, yaitu

kecamatan Baraka sebagai daerah endemis berat, Kecamatan Anggeraja sebagai

daerah endemis sedang dan kecamatan Alla sebagai daerah endemis ringan.

Dari perspektif pengembangan sumber daya manusia, akibat negatif terhadap susunan

saraf pusat dan kretinisme akan berdampak pada kecerdasan dan perkembangan

sosial. Menyadari hal tersebut diatas, pemerintah telah melakukan program intervensi

penanggulangan GAKY berupa suplementasi langsung larutan minyak yodium,

injeksi lipiodol dan intervensi kapsul yodiol serta distribusi garam beryodium.

Page 4: gaky2

Namun sampai saat ini pengembangan program garam beryodium masih dianggap

bermasalah sehingga belum mampu memberikan basil yang optimal. Pada penelitian

awal ditemukan bahwa masyarakat di kabupaten Enrekang Propinsi Sulawesi Selatan,

masih banyak perilaku masyarakat pengguna garam beryodium yang sangat tidak

sesuai dengan harapan.

Disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat dan masih mengaitkan dengan budaya

setempat.

Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian pada segmen primer di

kecamatan Anggeraja dan kecamatan Baraka kabupaten Enrekang Propinsi Sulawesi

Selatan, untuk mengembangkan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) garam

beryodium melalui multi media sebagai salah satu alternatif intervensi. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang model KIE garam

beryodium yang perlu dikembangkan, pesan dan media KIE yang perlu

dikembangkan dan informasi mengenai intervensi yang akan dilakukan sesuai dengan

kondisi daerah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan

metode wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah terhadap 25 orang

responden dan 2 orang responden sebagai informan kunci.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat akan manfaat

garam beryodium masih belum merata dan belum maksimal, oleh karena itu perlu

ditingkatkan. Keinginan. Masyarakat untuk meningkatkan pengetahuannya akan

manfaat garam beryodium cukup besar. Media billboard (papan pengumuman) dan

leaflet merupakan media yang paling disenangi oleh masyarakat disamping juga

Page 5: gaky2

beberapa media lain seperti film, televisi dan radio sebagai suatu model

pengembangan KIE garam beryodium. Untuk billboard (papan pengumuman) dan

leaflet, pesannya harus dalam bentuk gambar dan tulisan yang memuat semua

dampak negatif GAKY, dengan menggunakan warna terang khususnya warna biru

dan kuning dengan alasan supaya sama dengan kemasan garam beryodium yang

beredar di lokasi penelitian. Sedangkan untuk film, televisi harus disampaikan dalam

bentuk yang lucu dan diperankan oleh tokoh yang terkenal dan mampu menciptakan

suasana segar dan lucu. Sedangkan untuk radio sebaiknya disampaikan dalam bentuk

lagu dangdut dan sandiwara radio yang disiarkan di malam hari sekitar pukul 19.00 -

20.00 WITA. Bahasa yang digunakan dalam media tersebut diatas adalah bahasa

Indonesia.

Dalam pembuatan model KIE garam beryodium diharapkan disesuaikan dengan

kebutuhan daerah setempat.

Kata kunci : Garam beryodium - Model KIE

Page 6: gaky2

I. PENDAHULUAN

Masalah gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) saat ini mendapat perhatian

utama sebagai masalah gizi dan kesehatan yang harus segera ditanggulangi. Melalui

program yodinisasi garam diharapkan masalah GAKY ini bisa dicegah sehingga bisa

dihindari dampak negatif GAKY seperti gondok, kretinisme, dan gangguan

intelegensia. Yang amat mengkhawatirkan dipandang dari segi pengembangan SDM

adalah akibat negatif terhadap susunan saraf pusat yang berdampak pada kecerdasan

dan perkembangan sosial (Stanburg, 1993). Setiap penderita gondok mengalami

defisit 5 IQ point, setiap penderita kretin mengalami defisit 50 IQ point, dan bayi

yang lahir di daerah resiko GAKY akan mengalami defisit 10 IQ point (De Long dkk,

1993, Querido, 1993).

Tahun 1994, angka tersebut diperkirakan telah mencapai 40 juta jiwa. Jumlah ini

meningkat dibandingkan dengan estimasi survei gondok, 750.000-900.000 menderita

kretin endemik, dan 3,5 juta menderita GAKY lainnya. Mereka tersebar sekitar 6.500

desa, 966 kecamatan, 190 kabupaten di 26 propinsi (Depkes, 1996). Walaupun secara

nasional terlihat adanya penurunan prevalensi gondok, tetapi beberapa propinsi

mengalami peningkatan prevalensi. Propinsi yang mengalami peningkatan prevalensi

gondok adalah Sumatera Utara, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,

Kalimantan Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Maluku (Kodyat,

Fallah, Atmaria, 1993).

Di Sulawesi Selatan sesuai dengan pemetaan gondok tahun 1980, terdapat 37

kecamatan pada 11 Daerah Tingkat II yang endemis GAKY. Jumlah penduduk yang

Page 7: gaky2

terancam menurut sasaran rentan (bayi, anak umur 1-6 tahun, laki-laki umur 6-20

tahun, wanita 6-35 tahun dan ibu hamil) sebanyak 964.806 jiwa. Jumlah seluruh

defisit mental akibat GAKY sebesar 9.924.940 point yang berdampak pada

banyaknya anak drop out dari pendidikan wajib belajar 9 tahun (profil kesehatan,

1996).

Pemetaan gondok pada anak SD di Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh Pusat Studi

Gizi dan Pangan Universitas Hasanuddin tahun 1998, didapatkan data terdapat 96

kecamatan pada 15 Daerah Tingkat II yang endemis GAKY. Dari 96 kecamatan

tersebut, 71 termasuk kategori endemis ringan, 11 kecamatan termasuk endemis

sedang dan 14 kecamatan termasuk endemis berat. Sedangkan data untuk kabupaten

Enrekang Baraka tergolong dalam daerah endemis GAKY berat, Kecamatan

Angeraja tergolong daerah endemis GAKY sedang dan kecamatan Alla tergolong

daerah endemik ringan.

Menyadari akan luas dan beratnya dampak negatif GAKY, pemerintah telah

melancarkan program intervensi penanggulangan suplementasi langsung larutan

minyak beryodium. Pada tahun 1974-1992 dilancarkan injeksi lipiodol yang

mencakup lebih 17,5 juta jiwa di 26 propinsi pada daerah endemik. Menyusul pada

tahun 1992-1994 intervensi kapsul iodiol pada endemik daerah berat dan sedang

mencakup lebih dari 13,3 juta jiwa di 12 propinsi (Latief, 1995). Upaya

penanggulangan lainnya adalah dengan portifikasi bahan makanan, terutama garam

dapur, karena dianggap cocok dan memenuhi kriteria untuk diportifikasi. Yodisasi

garam dianggap cara yang paling sederhana, aman dan murah untuk menanggulangi

Page 8: gaky2

GAKY. Akan tetapi, sampai saat ini program yodisasi garam masih dianggap

masalah, sehingga belum dapat memberikan hasi I yang optimal.

Untuk mensosialisasikan program penggunaan garam beryodium pada kalangan

sasaran yang luas dan beragam, diperlukan strategi pendidikan gizi yang lebih

memadai. Strategi pemasaran sosial yang telah banyak dilakukan untuk program

lainnya masih tepat digunakan untuk garam beryodium. Karena strategi yang baru ini

dapat mengubah strategi pendidikan kesehatan yang lebih menumbuhkan

kemandirian menyangkut dalam hal mencari sesuatu yang paling baik untuk dirinya,

dibandingkan dengan pendidikan gizi konvensional yang selama ini lebih berorientasi

pada provider kesehatan dan bersifat mengajari (preskriptif).

Keunggulan strategi tersebut diatas adalah dalam hal penggabungan informasi dan

penggunaan garam beryodium, sehingga strategi pemasaran sosial ini sangat

diperlukan. Hal ini perlu dalam usaha untuk membentuk pola kebiasaan masyarakat

untuk mengkonsumsi garam tersebut.

Hasil penelitian awal (Syafar, 1997) menunjukkan bahwa masyarakat di Kabupaten

Enrekang Propinsi Sulawesi Selatan, masih banyak perilaku masyarakat pengguna

garam beryodium sangat tidak sesuai dengan harapan. Karena ketidaktahuan

masyarakat dan masih mengaitkan kepercayaan dan budaya setempat.

Agar harapan tersebut dapat diterapkan pada masyarakat, perlu dikembangkan

pemasaran sosial garam beryodium dengan model Komunikasi Informasi Edukasi

(KIE) garam beryodium yang sesuai dengan kondisi masyarakat. Penelitian ini

dilakukan untuk mengidentifikasi model (KIE) garam beryodium yang sesuai dengan

Page 9: gaky2

kondisi masyarakat setempat agar pelaksanaan program dapat berjalan sebagaimana

yang diharapkan.

II. RUMUSAN MASALAH

Garam telah ditetapkan pemerintah sebagai sarana portifikasi yodium dalam rangka

penanggulangan GAKY. Program yodisasi garam telah dilaksanakan sejak tahun

1977, dan pada tahun 1985 dikeluarkan SKB 4 menteri yaitu Menteri Perindustrian,

Menteri Kesehatan, Menteri Perdagangan, dan Menteri Dalam Negeri, maka program

yodisasi garam diberlakukan secara nasional.

Garam yang dikonsumsi di Indonesia, terutama diproduksi oleh petani garam (70%)

disebut garam rakyat, sedangkan 30 % sisanya diproduksi oleh perusahaan garam

pemerintah (Perum garam). Namun masih banyak petani garam membuat garam atas

dasar tradisi yang tidak terdaftar ataupun tidak berada dibawah peraturan pemerintah

(Kepres Nomor 69 Tahun 1994).

Untuk mengantisipasi masalah tersebut, diperlukan suatu strategi tidak langsung

berupa KIE-Gizi yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang mandiri dan

mampu mengatasi masalah-masalah kesehatan dan gizi yang dihadapinya, sehingga

dapat dicapai status gizi dan kesehatan yang optimal. KIE-Gizi merupakan upaya

jangka panjang yang harus dilakukan terus-menerus, sistematik, terencana dan

terorganisasi dengan tepat.

Kodyat (1990), menyebut bahwa berbeda dengan metode pendidikan konvensional

yang selama ini dipakai, maka KIE-Gizi yang lebih relevan untuk menanggulangi

Page 10: gaky2

masalah kesehatan dan gizi adalah memiliki cara-cara sebagai berikut :

1). Berwawasan konsumen, 2). Spesifik dan jelas sasaran maupun pesannya, 3).

Menggunakan Multimedia, 4). Disampaikan oleh provider yang terlatih, 5).

Menarik/mengundang partisipasi masyarakat, 6). Memotivasi masyarakat untuk

melakukan perubahan perilaku sesuai dengan produk yang ditawarkan, dan 7).

Berorientasi kepada peningkatan kemandirian sasaran dalam memecahkan masalah

yang dihadapinya. KIE-Gizi dengan cirri-ciri tersebut diatas dikenal sebagai

pemasaran sosial (Social Marketing).

III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

A. Tujuan

1. Tujuan Umum :

Merumuskan pengembangan model strategi pemasaran sosial dalam usaha

menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam penanggulangan GAKY di daerah

endemis melalui penggunaan garam beryodium.

2. Tujuan Khusus :

Menyusun strategi pemasaran sosial garam beryodium berdasarkan hasil penelitian

awal (Syafar, 1997), yang meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut :

a. Pemilihan media komunikasi yang sesuai dengan karakteristik sasaran sebagai

sarana promosi yang efektif.

b. Perumusan pesan yang tepat untuk setiap media komunikasi yang di pilih untuk

meningkatkan pemahaman terhadap manfaat garam beryodium.

Page 11: gaky2

B. Manfaat penelitian

Tahun pertama ; telah dilakukan penelitian pada tahun anggaran 1997/1998, yaitu :

a. Mendapatkan data awal hasil diagnosis sosial, budaya, epidemiologi perilaku dan

pendidikan.

b. Tersusunnya pesan dan media pemasaran sosial garam beryodium yang spesifik

menurut karakteristik segmen khalayak sasaran.

Tahun kedua : Dilakukan pada tahun anggaran 1998/1999

Tersusunnya strategi pemasaran sosial garam beryodium yang relevan untuk

menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam menanggulangi GAKY di daerah

endemik.

IV. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Garam Beryodium

Garam merupakan bahan makanan yang dikonsumsi oleh semu kelompok umur dan

konsumsinya cenderung konstan dari hari ke hari. Garam juga merupakan satu dari

beberapa komuditas yang dikonsumsi oleh penduduk tanpa memandang status sosial

dan ekonomi. Di banyak daerah endemik, garam adalah satu dari beberapa komoditas

yang diperoleh dari luar daerah. Oleh karena itu portifikasi garam dengan yodium

untuk pencegahan gondok merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan

konsumsi yodium.

Kalium Lolida (K1) dan kalium Iodat (KI03) adalah senyawa yodium yang biasa

digunakan untuk yodisasi garam. Penggunaan KI dianjurkan apabila diportifikasi

Page 12: gaky2

menggunakan garam dengan kualitas baik atau murni. Apabila garam dengan kualitas

rendah digunakan dalam portifikasi maka KI03 dianjurkan untuk digunakan. V adalah

stabil dan tahan terhadap kelembaban yang cukup tinggi. Juga daya larutnya yang

rendah terhadap air menyebabkan senyawa ini tidak mudah hilang dari ikatan garam

yodium. Kualitas garam beryodium akan baik apabila garam yang digunakan untuk

portifikasi adalah garam murni dan kering, kemudian di pak dengan baik (Kartono,

1993).

KIO3 ditetapkan untuk digunakan dalam program yodisasi. Disarankan bahwa standar

kadar yodium untuk konsumsi adalah 40 ppm. Pada tingkat pabrik standar kadar

yodium adalah 40-50 ppm. Pada tingkat pengecer dan konsumen standar kadar

yodium 30-50 ppm. Kadar ini didasarkan pada perkiraan bahwa konsumsi garam

adalah rata-rata 10 gram per orang per hari (Sudjianto, 1995)

B. Tinjauan Umum Tentang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

Manusia memerlukan yodium untuk membuat hormon tiroksin yang diproduksi oleh

kelenjar gondok. Hormon tiroksin berperan dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan normal manusia. Bila manusia tidak memperoleh yodium dalam

jumlah yang cukup, maka ia tidak dapat memproduksi hormon tiroksin dalam jumlah

yang mencukupi. Defisiensi yodium dapat mengakibatkan beberapa gangguan yang

dapat timbul pada semua tingkat perkembangan manusia mulai dari fetus, neonatus,

anak, remaja dan dewasa.

Akibat negatif GAKY jauh lebih luas dari sekedar pembesaran gondok. Yang amat

Page 13: gaky2

mengkhawatirkan dipandang dari segi pengembangan sumber Jaya manusia adalah

akibat negatif terhadap susunan saraf pusat yang berdampak pada kecerdasan dan

perkembangan sosial (Stanburg, 1993). Setiap penderita gondok mengalami defisit 5

IQ point, setiap penderita kretin mengalami defisit 50 IQ point, dan bayi yang lahir di

daerah resiko GAKY akan mengalami defisit 10 IQ point (De Long dkk, 1993,

Querido, 1993). Dengan situasi penderita GAKY dan luasnya GAKY saat ini maka

diperkirakan telah terjadi defisit IQ poin yang disebabkan oleh GAKY sebesar 132,5-

140 juta IQ point. Jika setiap tahun lahir 1 juta bayi di daerah resiko GAKY maka

setiap tahun akan terjadi tambahan kehilangan sebesar 10 juta IQ point (Thaha,

Dachian, Dj afar, 1997).

C. Tinjauan Umum Tentang Studi Khalayak dan KIE

Sejalan dengan perkembangan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, bidang

Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) juga mengalami kemajuan. Hal ini antara

lain ditunjukkan oleh adanya kecenderungan penggunaan penelitian terapan dalam

meningkatkan program komunikasi. Dalam bidang komunikasi kesehatan juga

tumbuh suatu paham bahwa sasaran program komunikasi bukan masyarakat yang

homogen secara keseluruhan. Prinsip ini sejalan dengan azas pemasaran produk

sosial. Sebaliknya sasaran keseluruhan terdiri dari beberapa sub-grub yang lebih

homogen dan setiap kelompok memerlukan desain dan program komunikasi

tersendiri (prinsip segmentasi target populasi) produk komersial. Cara ini

dikembangkan di bidang sosial yang salah satu bentuknya dalam bidang komunikasi

Page 14: gaky2

kesehatan dikenal sebagai studi khalayak (Pratomo, 1993).

Studi khalayak adalah studi terapan di bidang komunikasi kesehatan dengan

mengumpulkan informasi objektif dari target populasi (sasaran) dan menilai situasi

yang relevan dalam rangka perencanaan program KIE yang sistematis (Pratomo,

1993).

Informasi yang bisa diperoleh melalui studi khalayak adalah sebagai berikut

1. Karakteristik target populasi sasaran

2. Membantu menentukan isi/pesan komunikasi

3. Identifikasi media yang efektif

V. METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih adalah daerah endemik yaitu kecamatan Anggeraja dan

Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Propinsi Sulawesi Selatan. Sesuai hasil

Survey Pemetaan GAKY Sulawesi selatan 1998.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

C. Populasi dan Sampel

Populasi yang dipilih pada penelitian ini adalah warga masyarakat di Kelurahan

Baraka kecamatan Baraka dan Desa Dante Marari Kecamatan Anggeraja Kabupaten

Enrekang Propinsi Sulawesi Selatan. Sample yang terpilih sebanyak 25 orang ibu

Page 15: gaky2

rumah tangga dan 2 orang kepala keluarga sekaligus sebagai kepala dusun masing-

masing Kepala Dusun Balla Kelurahan Baraka dan Kepala Dusun Dulang Desa

Tampo Kecamatan Anggeraja sebagai informan kunci.

Tekhnik pengumpulan data didapatkan dari hasil wawancara mendalam kepada 6

orang informan dan diskusi kelompok terarah atau FGD sebanyak dua kelompok.

Masing-masing kelompok dalam FGD satu kelompok terdiri dari 9 orang informan

dan kelompok lainnya terdiri dari 10 orang informan.

Informasi yang dikumpulkan meliputi :

1. Informasi mengenai model KIE garam beryodium yang layak dan efektif dan

dapat diterima oleh masyarakat.

2. Informasi mengenai isi dan pesan media yang cocok bagi pengembangan program

garam beryodium dalam masyarakat.

3. Informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program garam

beryodium dalam masyarakat sehingga dapat ditetapkan model intervensi yang

akan dilakukan untuk mendorong keberhasilan program garam beryodium dalam

masyarakat.

D. Pengolahan Data

Dari hasil wawancara mendalam dan FGD yang telah dikumpulkan selanjutnya

dikelompokkan untuk memperoleh jawaban yang sejenis, sehingga dapat ditentukan

apa tanggapan masyarakat tentang media KIE garam beryodium sesuai dengan

kondisi daerah penelitian. Data dianalisis dengan cara content analysis.

Page 16: gaky2

D.1 Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk narasi tentang hal-hal yang dianalisis yaitu tanggapan

responden terhadap media KIE garam beryodium.

VI. HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan terhadap warga masyarakat di dua kecamatan di Kabupaten

Enrekang, masing-masing yaitu di Dusun Balla Kelurahan Baraka Kecamatan Baraka

dan di Dusun Dulang Desa Tampo dan desa Dante Marari, keduanya di kecamatan

Anggeraja. Pengambilan data diperoleh dengan tehnik wawancara mendalam dan

diskusi kelompok terarah FGD. Responden yang terjaring sebanyak 25 responden

yaitu ibu-ibu rumah tangga dengan perincian 6 orang responden dengan

menggunakan tehnik wawancara mendalam dan 19 responden dengan menggunakan

kelompok diskusi terarah atau FGD yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu satu

kelompok diskusi terdiri dari 9 orang dan satu kelompok lainnya pesertanya sebanyak

10 orang. Selain 25 responden tersebut diatas masih ditambah dengan wawancara

mendalam dengan dua orang sebagai informan kunci, dua orang kepala keluarga

sekaligus kepala dusun masing-masing. Kepala Dusun Balla Kelurahan Baraka

Kecamatan Baraka dan Kepala Dusun Dulang Desa Tampo Kecamatan Anggeraja.

Umur responden bervariasi antara 18-46 tahun dengan perincian 25 orang ibu-ibu

rumah tangga dan ditambah dengan 2 orang kepala keluarga sebagai informan kunci.

Page 17: gaky2

Latar belakang pendidikan responden bervariasi mulai dari pendidikan SD sampai

SMP, dengan perincian 18 responden berpendidikan terakhir SD, dan 7 orang

responden lainnya berpendidikan SMP.

Materi wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan pedoman

wawancara yang telah disusun sebelumnya dan selanjutnya materi tersebut

dikembangkan pada saat melakukan wawancara mendalam maupun pada saat diskusi

kelompok terarah. Hasil selengkapnya dari penelitian ini ditranskripkan dalam bentuk

narasi yang akan dipaparkan berikut ini.

B. Hasil Penelitian

B.1 Pengetahuan Tentang Manfaat Garam Beryodium

Mengenai pengetahuan manfaat garam beryodium ini, semua responden menyatakan

sudah mengetahui manfaat garam. Hal ini tergambar pada jawaban responden yang

mengatakan bahwa garam beryodium bermanfaat untuk mencegah 1) terjadinya

gondok, 2) mencegah terjadinya pertumbuhan yang kerdil, 3) mencegah terjadinya

kebodohan pada anak-anak, walaupun tidak semua responden menyebut secara

lengkap ketiganya. Kebanyakan responden umumnya hanya mengetahui bahwa

garam beryodium dapat mencegah terjadinya gondok. Berikut ini kutipan hasil

wawancara yang dianggap mewakili pernyataan di atas :

“Garam beryodium berguna untuk mencegah supaya orang tidak terkena gondok”

(Ny. Rsm, wawancara mendalam)

“Kalau kita memasak menggunakan garam beryodium bisa membuat anak-anak

Page 18: gaky2

tidak bodoh”

(Ny. Shn, FGD)

“Garam beryodium bisa membuat makanan lebih lezat dan anak-anak tidak

terserang gondok”

(Ny. Yln, wawancara mendalam)

“Dulu, waktunya belum ada garam beryodium banyak sekali anak-anak yang kecil-

kecil, dan bodoh”. “Disamping itu dulu banyak sekali orang yang terkena penyakit

gondok, tetapi sekarang anak-anak sudah bisa sekolah dan mereka pintar-pintar,

mungkin karena sekarang orang banyak menggunakan garam beryodium.”

(Ny. Rsn, FGD)

Selain itu ternyata masih ada ibu rumah tangga yang merasa sudah tabu akan manfaat

garam beryodium dan bahkan cenderung berlebihan sehingga menganggap garam

beryodium dapat berfungsi sebagai obat penyakit gondok. Hal ini dapat terlihat pada

kutipan wawancara berikut :

“garam beryodium berguna untuk mengobati penyakit gondok”

(Ny. Mrd, wawancara mendalam)

B.2 Sumber Informasi Tentang Manfaat Garam Beryodium

Baik dari hasil wawancara mendalam maupun kelompok diskusi terarah atau FGD

didapatkan data bahwa responden rata-rata mengetahui manfaat garam beryodium

dari petugas puskesmas atau melalui posyandu. Ketika ditanyakan lebih jauh pada

mereka, ternyata beberapa responden mengaku pernah mendengar informasi tentang

Page 19: gaky2

manfaat garam beryodium dari televise dan siaran radio. Berikut ini adalah kutipan

hasil wawancara yang dianggap mewakili data di atas :

“Saga mendengar informasi mengenai garam beryodium dari ibu bidan”.

(Ny. Es, Wawancara mendalam)

“Keterangan mengenai manfaat garam beryodium biasanya disampaikan oleh

petugas di Posyandu”.

(Ny. Bc, FGD)

“Biasanya Dokter yang memberikan penyuluhan mengenai garam beryodium di

Posyandu”.

(Ny. Ast, FGD)

“Biasa juga ada petugas dari Jakarta memberi penyuluhan mengenai garam di

Posyandu dua kali setahun, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan garam di

rumah-rumah”.

(Ny, Id, Wawancara Mendalam)

“saya mengetahui kegunaan garam beryodium dari petugas Puskesmas di Posyandu

setiap tanggal 12”.

(Ny. Md, FGD)

“Dulu juga pernah ada siaran di televisi yaitu biasanya RCTI dan Indosiar pada saat

iklan, yang memberikan keterangan mengenai garam beryodium, kalau tidak salah

pemainnya adalah Mandra dan perempuan yang godek itu (Atun), Ulfa dan Aminah

Cendrakasih tetapi sekarang sudah tidak ada lagi, tidak tabu kenapa itu

dihilangkan”.

Page 20: gaky2

(Ny. Sym, FGD)

“Biasa juga ada siaran mengenai garam beryodium di radio Mega Pesona kalau

malam-malam sekitar jam 7 malam, tapi sekarang tidak ad lagi”.

(Ny. Bnt, FGD)

Menyangkut sumber informasi mengenai manfaat garam beryodium di atas, juga

ditegaskan oleh Kepala Dusun Balla sebagai informan kunci sebagai berikut :

“Penduduk di sini terutama ibu-ibu rumah tangga biasanya mengetahui informasi

mengenai garam beryodium dari penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan

dari Puskesmas yang biasa dilakukan pada saat posyandu, dan juga dulu pernah ada

siarannya di radio mega Pesona”.

(Bpk. Shd, Wawancara mendalam)

Sehubungan dengan informasi ini, selanjutnya informan kunci lainnya yaitu seorang

kepala keluarga di Dusun Dulang desa Tampo Kecamatan Angeraja menegaskan

bahwa :

“Setahu saya, ibu-ibu disini biasanya mendengar informasi mengenai manfaat garam

beryodium dari petugas Puskesmas dan di Posyandu”.

(Bpk. A. W. Wawancara mendalam)

B.3 Alternatif Media ME Garam Beryodium

Mengenai penggunaan beberapa media ini, sebelum menggali informasi lebih jauh

dari para responden, terlebih dahulu peneliti dan responden mengenai media yang

sedang ditanyakan atau didiskusikan. Dengan demikian diharapkan jalannya

Page 21: gaky2

wawancara atau diskusi akan lebih mudah dan lebih lancar.

B.3.1 Media Film

Pemutaran film sebagai salah satu cara untuk menyampaikan informasi/pesan

mengenai manfaat garam beryodium ternyata banyak menarik minat para responden.

Alasannya adalah disamping karena masyarakat mendapat hiburan, pesannya

disampaikan dalam bentuk film yang diperankan oleh tokoh yang dikenal masyarakat

dan dianggap menguasai bidangnya sehingga akan mudah diserap oleh para

khalayak/penonton. Karena film bersifat hiburan, maka menurut para responden

jumlah penontonnya akan banyak, apalagi di lokasi penelitian jarang ada hiburan.

Berikut adalah kutipan wawancara yang dianggap mewakili :

“Bagus sekali kalau film, jadi kita akan mendapat hiburan”.

(Ny. Es, Wawancara mendalam)

“Baik kalau ada film, disamping kita terhibur, juga mendapat pengetahuan mengenai

manfaat garam beryodium”.

(Ny. Rsn, wawancara mendalam)

“Di sini kan jarang ada hiburan apalagi pemutaran film, jadi pasti banyak yang

nonton asalkan diputar di dekat sini”.

(Ny. Sms, FGD)

“Biasnya yang main film itu kan orang pinta dan terkenal seperti doyok atau Mandra

misalnya, pasti akan selalu diingat karena mereka lucu-lucu”.

(Ny. Asd, wawancara mendalam)

Page 22: gaky2

Mengenai frekuensi pemutaran film, para responden memberikan jawaban yang

berbeda-beda, ada yang mengatakan sebaiknya diputar tiap tiga bulan, tiap bulan

bahkan ada responden yang mengatakan sebaiknya film diputar setiap minggu.

Mengenai teknik penampilan pesan mengenai manfaat garam beryodium para

responden juga memberikan jawaban yang berbeda. Ada yang menginginkan

disampaikan dalam bentuk cerita yang diperankan oleh artis tertentu, atau langsung

gambar seorang dokter yang sedang memberikan ceramah mengenai manfaat garam

beryodium dan bahkan ada responden yang meminta langsung ditayangkan gambar

orang gondok, orang kerdil (kretin) dan orang yang mengalami defisit IQ dan

kemudian diberikan penjelasan baik dalam bentuk kalimat atau tulisan oleh para artis

atau dokter. Pada umumnya para responden menginginkan film yang diputar itu

judulnya berbeda-beda asalkan ceritanya lucu, kemudian di setiap waktu diselingi

oleh tayangan informasi mengenai manfaat garam beryodium. Berikut adalah kutipan

wawancara atau petikan diskusi dalam diskusi kelompok terarah sehubungan dengan

hal di atas :

“Sebaiknya film itu diputar setiap tiga bulan”.

(Ny. Rip, FGD)

“Bogus kalau diputar setiap bulan, supaya diingat terus”.

(Ny. Rsm, Wawancara mendalam)

“Biar iklan mengenai garam beryodium itu tetap tidak berubah, tidak apa-apa itu,

yang penting cerita filmnya berganti-ganti, dan kalau bisa sebaiknya cerita dan

pemainnya yang lucu-lucu karena orang disini suka yang luculucu”.

Page 23: gaky2

(Ny. Rsn, wawancara mendalam)

“Makin sering makin bagus, tiap minggu misalnya, asal filmnya ganti-ganti, kan

enak kita selalu mendapat hiburan, selain itu pengetahuan kita tentang garam

beryodium bertambah”.

(Ny. Sm, FGD)

“Sebaiknya iklan mengenai garam beryodium itu ditayangkan pada saat pemutaran

film, kemudian filmnya dilanjutkan lagi, seperti di Tv itu”.

(Ny. Sm, FGD)

“Bogus kalau langsung ditayangkan gambar orang gondok, kemudian diberi

penjelasan dengan tulisan atau dengan kata-kata, misalnya beginilah akibat

kekurangan zat yodium”.

(Ny. Srn, FGD)

“Tapi kalau ditayangkan langsung orang yang gondok, bisa-bisa orang yang kena

gondok akan tersinggung dan tidak mau lagi menonton film”.

(Ny. Kdr, FGD)

“Bisa juga disitu ditayangkan seorang dokter yang memberikan penjelasan mengenai

manfaat garam beryodium sehingga masyarakat akan lebih mengerti”.

(Ny. Jml, FGD)

Mengenai bahasa yang digunakan dalam penyampaian informasi/pesan manfaat

garam beryodium umunya para responden mengusulkan menggunakan bahasa

Indonesia dengan alasan masyarakat sudah mengerti bahasa Indonesia. Sedangkan

redaksi narasi atau tulisan yang ditayangkan pada umunya para responden tidak

Page 24: gaky2

mampu untuk merumuskan sendiri dan mereka menyerahkan pada pembuat pecan

untuk membahasakannya dengan alasan para pembuat itu lebih mengetahuinya,

dengan catatan harus disampaikan dalam bentuk tayangan yang lucu.

“pakai bahasa Indonesia saja, soalnya kalau pakai bahasa daerah kurang lucu,

sedangkan orang disini suka yang lucu-lucu”.

(Ny. Rsn, Wcnvancara mendalam)

“Jangan mi pakai bahasa Duni, bahasa Indonesia saja, orang disini bisa mengerti

itu”.

(Ny. Rsm, wawancara mendalam)

“Bagus kalau kata-katanya dokter saja yang buat, kan Dokter lebih tabu, yang

penting disampaikan dengan lucu”.

(Ny. Dr. FGD)

B. 3.2 Media Radio

Mengenai penggunaan radio sebagai media penyampaian informasi mengenai

manfaat garam beryodium, para responden memberikan tanggapan yang beragam.

Berikut adalah kutipan wawancara yang dianggap mewakili :

“Bagus juga disiarkan lewat radio, asal diselang-selingi dengan acara lain”.

(Ny. Shn, FGD)

“Boleh juga menggunakan radio, api disini jarang orang mendengarkan radio.

Apalagi biasanya ibu-ibu itu kalau siang ada di sawah”.

(Ny. Sk, FGD)

“Ah, tidak usah mi pakai radio, karena jarang orang mendengarkan radio, apalagi

Page 25: gaky2

kalau pagi, biasanya orang sedang di sawah”.

(Ny. Rst, FGD)

“Saya tidak suka mendengarkan radio”.

(Ny. Bc, FGD)

Mengenai program siaran yang cocok untuk menggunakan radio sebagai media

penyampaian informasi manfaat garam beryodium, umumnya beberapa responden

yang menyetujui penggunaan radio mengatakan sebaiknya dalam bentuk lagu

dangdut dengan alasan supaya tidak membosankan. Bahkan dengan alasan yang sama

yaitu supaya kelihatan menarik dan tidak membosankan, para responden

mengusulkan sebaiknya yang menyanyikan lagu dangdut itu adalah penyanyi wanita.

Berikut ini kutipan wawancara yang dianggap mewakili :

“Bagus kalau disampaikan dalam bentuk lagu, lagu dangdut supaya orang tidak

bosan”.

(Ny. Rsn, wawancara mendalam)

“Dalam bentuk lagu saja, supaya orang tertarik dan mudah diingat”.

(Ny. Es, wawancara mendalam)

“Kalau menurut saya bagus kalau dilagukan saja”.

(Ny. Ast, FGD)

Namun demikian ternyata ada juga responden yang mengusulkan agar pesan

mengenai garam beryodium disampaikan dalam bentuk sandiwara radio.

“Bagus juga kalau disiarkan dalam bentuk sandiwara”.

(Ny. Yln, FGD)

Page 26: gaky2

Mengenai penggunaan bahasa daerah dalam penyampaian pesan informasi mengenai

garam beryodium, umumnya para responden menolak untuk disiarkan dalam bentuk

bahasa daerah setempat (bahasa Duri). Mereka menyatakan sebaiknya menggunakan

bahasa Indonesia karena orang-orang di lokasi penelitian rata-rata sudah mengerti dan

dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia. Berikut adalah kutipan

wawancara sehubungan dengan penggunaan bahasa di siaran radio :

“Pakai bahasa Indonesia saja, karena orang sini sudah mengerti semua bahasa

Indonesia”.

(Ny. Rsn, Wawancara mendalam)

“ Kalau saya setuju kalau menggunakan bahasa Indonesia”.

(Ny. Jms, FGD)

“ Tidak lucu kalau menggunakan bahasa Duri, baik kalau bahasa Indonesia”.

(Ny. Bnt, FGD)

Mengenai penggunaan bahasa Indonesia, dipertegas oleh pernyataan Bapak kepala

Dusun Balla sebagai informasn kunci dan penegasan seorang kepala keluarga di desa

dusun Dulang desa Tampo :

“Orang disini rata-rata mengerti bahasa Indonesia, walaupun ada beberapa ibu-ibu

yang juga kurang bisa kalau mengucapkan bahasa Indonesia, tetapi mengerti kalau

orang bicara bahasa Indonesia”.

(Bpk. Shd, wawancara mendalam)

“Pakai bahasa Indonesia saja, orang disini mengerti itu”.

(Bpk. Aw, wawancara mendalam)

Page 27: gaky2

Mengenai stasiun radio yang biasa didengarkan oleh responden beberapa responden

mengusulkan stasiun radio swasta yang ada di kota Enrekang yaitu radio Mega

Pesona. Disamping itu satu responden menyebutkan stasiun RI. Mengenai waktu

penyiaran yang paling cocok adalandi malam hari sehabis shalat Isya.

“Radio Mega Pesona saja”.

(Ny. Srn, FGD)

“Bagus kalau menggunakan radio Mega Pesona, karena orang disini biasa

mendengarkan radio Mega Pesona”.

(Ny. Rsn, Wawancara mendalam)

“Kalau saya bagus kalau RRI, karena saya biasa mendengarkan RRI kalau malam”.

(Ny. Rsm, wawancara mendalam)

“Bagus kala disiarkan malam hari, ya kira-kira jam delapan malam”.

(Ny. Sin, FGD)

“saya mendengarkan radio kalau habis sembahyang Isya”.

(Ny. Bc, FGD)

B. 3.3 Media Televisi

Para responden terutama yang memiliki pesawat televisi umumnya mengaku pernah

melihat tayangan informasi mengenai manfaat garam beryodium di televisi. Bahkan

ada responden yang dapat menyebut secara lancar nama pemeran dalam tayangan

tersebut seperti Maria Ulfa, Mandra, Atun (Suti Karno) dan Aminah Cendrakasih.

Namun demikian ada juga responden yang mengaku belum tahu kalau pernah ada

Page 28: gaky2

tayangan di televisi yang menyajikan informasi mengenai manfaat garam beryodium.

Beberapa responden memberi tanggapan yang positif dan menyatakan setuju kalau

penyampaian informasi/pesan mengenai garam beryodium disampaikan melalui

televisi. Tetapi beberapa responden lainnya kurang setuju dengan alasan tidak semua

responden memiliki pesawat televisi dan dianggap kurang efektif karena biasanya

akan dipindahkan ke stasiun televisi lainnya begitu tayangan informasi manfaat

garam beryodium ditayangkan, karena menurutnya acara televisi bagus-bagus.

Berikut ini adalah petikan wawancara mengenai hal tersebut di atas :

“Dulu juga pernah ada siaran di televisi yaitu biasanya RCTI dan Indosiar pada saat

iklan, yang memberikan keterangan mengenai garam beryodium, kalau tidak salah

pemainnya adalah Mandra dan perempuan yang godek itu(Atun), Ulfa dan Aminah

Cendrakasih tetapi sekarang sudah tidak ada lagi, tidak tabu kenapa itu

dihilangkan”.

(Ny. Rsm, wawancara mendalam)

“Saya belum pernah lihat karena saya tidak punya Tv”.

(Ny. Rst, FGD)

“Bagus juga kalau disiarkan di Tv, tapi biasanya kalau itu muncul akan dipindahkan

ke yang lainnya karena sekarang acara Tv bagus-bagus”.

(Ny. Rsn, Wawancara mendalam)

“Bagus juga kalau di Tv, kita bisa melihat langsung gambar atau katakatanya”.

(Ny. Bc, FGD)

“Enak kalau di Tv, kita bisa enak-enak duduk di rumah sambil melihat pengetahuan

Page 29: gaky2

mengenai manfaat gaam beryodium, jadi kita tidak repot lagi”.

(Ny. Md, FGD)

“Jangan mi disiarkan di Tv, soalnya saya tidak punya Tv dan juga banyak orang

yang tidak punya Tv”.

(Ny. Hlm, FGD)

Bagi responden yang setuju dengan penggunaan televisi sebagai media penyampaian

pesan/informasi manfaat garam beryodium ketika ditanyakan bagaimana sebaiknya

format dan materi tayangannya, mereka menyebutkan bahwa program yang pernah

disiarkan di televisi sebelumnya sudah cukup memadai dan cukup komunikatif.

Hanya raja ada responden yang mengusulkan supaya tokoh Doyok bisa ikut jadi

pemeran dalam tayangan tersebut dengan alasan mereka menyukai Doyok dan

mampu menyegarkan suasana karena kemampuannya tampil secara lucu. Yang

dimaksud seperti yang pernah ada adalah tayangan di televisi yang melibatkan

pemeran seperti Maria Ulfa, Mandra, Atun (Suti Karno) dan Aminah Cendrakasih

yang menceritakan tentang manfaat garam beryodium di warungnya Mak Nyak

(Aminah Cendrakasih) pada saat terjadi proses transaksi pembelian garam. Berikut

adalah kutipan wawancara yang dianggap mewakili :

“Itu yang dulu bagus sekali, dipromosikan (diiklankan; peneliti) di Tv, mereka itu

lucu-lucu, hanya sayang Doyok tidak masuk”.

(Ny. Rsn, Wawancara mendalam)

“Seperti yang dulu saja, sudah bagus itu”.

(Ny. Bnt, FGD)

Page 30: gaky2

“Bagus kalau Doyok juga masuk disitu, soalnya dia lucu sekali”.

(Ny. Es, wawancara mendalam)

“Ya, seperti yang dulu saja, saya bisa mengerti maksudnya”.

(Ny. Rsm, Wawancara mendalam)

B.3.4 Media Slide Proyektor

Pada umumnya responden mengaku belum pernah tahu mengenai slide proyektor,

bahkan walaupun telah dijelaskan oleh peneliti apa dan seperti apa sebenarnya slide

proyektor. Setelah dijelaskan, mereka tetap mengatakan tidak mengerti dan menolak

penggunaan slide proyektor sebagai salah satu media untuk menyampaikan

informasi/pesan manfaat garam beryodium. Alasannya adalah disamping tidak

mengerti mengenai media tersebut juga dianggap tidak praktis dan terlalu rumit.

Berikut adalah kutipan wawancara yang mewakili mengenai penggunaan media slide

proyektor :

“Saya tidak tahu apa itu”.

(Ny. Rst, FGD)

“Kalau foto seperti itu tidak bagus, bagus kalau seperti di Tv kita bisa langsung

mengerti”.

(Ny. Smr, FGD)

“Jangan mi pakai itu, terlalu susah dan kabur-kabur pengertiannya”.

(Ny. Aft, FGD)

Page 31: gaky2

B.3.5 Media Gambar (Poster, Billboard dan Leaflet atau lembar Balik)

Mengenai penggunaan beberapa media di atas sebagai salah satu media untuk

menyampaikan informasi/pesan manfaat garam beryodium, pada umumnya para

responden menyambut baik. Walaupun telah dijelaskan mengenai masing-masing

jenis media di atas, tetapi kenyataannya pare responden kadang-kadang masih

menyamakan antara poster dan leaflet. Oleh karena itu dalam penyajian narasi berikut

terkadang tumpang tindih atau kekaburan aplikasi dari kedua media tersebut. Berikut

adalah kutipan wawancara yang dianggap mewakili media-media di atas :

“Bagus kalau menggunakan papan besar dan ditempel ditempat umum, orang akan

melihatnya terus”.

(Ny. Rsn, wawancara mendalam)

“Cocok kalau pakai papan seperti iklan rokok yang ditaruh dipinggir jalan itu”.

(Ny. Jml, FGD)

“Kalau saya sangat setuju kalau dipasang papan bergambar di tempat orang banyak

seperti di pasar misalnya”.

(Ny. Rsm, awancara mendalam)

“Lebih bogus lagi kalau itu di kertas dan di temple di rumah di dapur”.

(Ny. Rsm, Wawancara mendalam)

“Kalau saya suka yang di rumah kemudian ditempel di depan meja makan”.

(Ny. Rst, FGD)

“Balk itu kalau dalam bentuk poster kemudian ditempel di tiap-tiap rumah”.

(Ny. Ast, FGD)

Page 32: gaky2

“Bisa juga kertas bergambar itu ditempel di tempat umum, tapi masih lebih bagus

kalau di papan atau yang ditempel di rumah”.

(Ny. Njs, wawancara mendalam)

“Saya rasa bisa ji ditempelkan di pete-pete, tapi kalau saya tetap lebih suka kalau

yang ditempel di tiap-tiap rumah”.

(Ny. Sm, FGD)

“Jangan mi pakai poster atau gambar yang ditempel ditembok-tembok atau pete-

pete, kurang bagus itu”.

(Ny. Shn, FGD)

“Tidak usah pakai poster yang ditempel di pete-pete atau di tembok-tembok, cukup

papan atau kertas bergambar yang diberikan di tiap-tiap rumah saja, itu lebih

bagus”.

(Ny. Md, FGD)

Alasan mereka menyetujui dan menyukai media gambar di atas terutama billboard

dan poster yang dibagikan di setiap rumah dan kemudian ditempel di rumah masing-

masing adalah karena : pertama, mudah dilihat dan diperhatikan sehingga tidak

mudah lupa atau masyarakat akan selalu melihat gambar tersebut sehingga

efektifitasnya lebih baik. Kedua, adalah karena dengan menggunakan gambar dan

kemudian diberikan penjelasan mengenai maksud dari gambar yang ada akan lebih

mudah dimengerti, bahkan bagi mereka yang tidak bisa membaca sekalipun akan bisa

mengerti maksud dari pesan yang disampaikan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan

wawancara berikut :

Page 33: gaky2

“Kalau papan yang di pasang di pinggir jalan atau di tempat umum, pasti banyak

orang yang melihat dan memperhatikan. Sehingga setiap orang pasti akan

melihatnya”.

(Ny. Rsn, wawancara mendalam)

“Kalau papan bergambar itu bagus sekali, karena orang-orang akan selalu

memperhatikan”.

(Ny. Ast, FGD)

“Biar mi orang tidak bisa membaca, orang akan mengerti, yang penting gambarnya

jelas. Apalagi kalau langsung gambar orang yang kena gondok disitu, pasti orang

akan mengerti maksudnya”.

(Ny. Rsm, wawancara mendalam)

“Lebih bagus lagi kalau yang di bagikan ke tiap-tiap rumah, orang akan selalu

melihatnya setiap saat. Jadi tidak akan mudah lupa”.

(Ny. Rsm, wawancara mendalam)

“Kalau yang ditempel di rumah-rumah itu menurut saya itu mi yang bagus, karena

semua orang rumah akan selalu melihat dan memperhatikannya. Jadi itu yang

menurut saya akan membuat cepat mengerti”.

(Ny. Shn, FGD)

Sedangkan mengenai media poster yang ditempel di tempat-tempat umum, pada

umumnya responden mengatakan bisa digunakan sebagai salah satu alternatif media

penyampaian informasi garam beryodium, tetapi menganggap kurang efektif dengan

alasan ukurannya pasti kecil, mudah rusak dan tidak setiap orang akan

Page 34: gaky2

memperhatikan poster tersebut. Berikut adalah kutipan wawancara yang dianggap

mewakili :

“Bisa juga, tapi kalau ditempel di mobil kan tidak setiap orang memperhatikan,

apalagi kalau gambar dan tulisannya kecil”.

(Ny. Id, wawancara mendalam)

“Kalau ditempel di pete-pete, itu kan mudah dilepas baik oleh supir atau

penumpang”.

(Ny. Bc, FGD)

“Jangan mi pakai poster yang di tempel di tembok-tembok, pasti cepat rusak karena

akan dilepas oleh anak-anak muda disini, atau rusak kalau kena hujan”.

(Ny. Md. FGD)

Seperti pada media lainnya, para responden umumnya lebih memilih bahasa

Indonesia untuk digunakan menjelaskan gambar. Alasannya adalah selain

masyarakat sudah bisa mengerti bahasa Indonesia, kalau menggunakan bahasa Duri

akan terkesan lucu karena pasti cara bacanya tidak akan sesuai dengan lafal aslinya.

Mengenai bentuk isi pesan yang cocok disampaikan di media gambar, para

responden umumnya meminta sebaiknya diberikan ilustrasi gambar yang kemudian

disertai dengan pesan tertulis yang menerangkan maksud dari ilustrasi gambar

tersebut. Hal ini dapat dilihat pada kutipan wawancara berikut :

“Bagus kalau langsung diperlihatkan gambar orang yang gondok kemudian

diberikan penjelasan di tulisan di bawahnya, itu kan nyata, jadi orang gampang

mengerti”.

Page 35: gaky2

(Ny. Njs, Wawancara mendalam)

“Langsung saja tiga macam gambar dalam satu papan, yaitu gambar orang gondok,

gambar orang kate (kerdil) dan gambar orang bodo-bodo, kemudian dipasang juga

gambar garam beryodium. Dan diberi mi keterangan dari tiap gambar itu”.

(Ny. Ast, FGD)

“Bagus kalau dikasih gambar Bapaknya tinggi besar, ibunya juga besar, tapi

anaknya kate (kerdil), kemudian diberikan penjelasan; Inilah akibat kekurangan zat

yodium”.

(Ny. Es, Wawancara mendalam)

“Sama saja seperti yang saya bilang tadi, baik itu di papan maupun poster yang

ditempel di dalam rumah, gambarnya sama ya itu tiga-tiganya lengkap kemudian

diberi penjelasan”.

(Ny. Rsn, wawancara mendalam)

“Samakan saja baik itu yang gambar dan keterangan yang di papan atau poster yang

ditempelkan di dalam rumah”.

(Ny. Dr, FGD)

“Kalau tidak menggunakan bahas Indonesia, pasti lucu dan tidak karuan karena

pasti bacanya tidak cocok dengan bunyi bahasa di sini”.

(Ny. Rsn, wawancara mendalam)

Page 36: gaky2

Disamping itu responden juga mengusulkan agar warna dari gambar baik billboard

maupun poster (leaflet) sebaiknya warna yang terang menyala sehingga menarik

perhatian. Beberapa responden mengusulkan warna merah dan putih. Bahkan

beberapa responden yang mengusulkan warna biru dan kuning karena warna tulisan

di kemasan garam beryodium adalah warna biru dan kuning. Demikian juga

mengenai ukurannya, responden mengusulkan untuk billboard ukurannya kira-kira 2

x 3 meter sedangkan untuk poster yang ditempel di rumah ukurannya sekitar 30 x 40

cm. berikut adalah petikan wawancara mengenai hal tersebut diatas :

“Warnanya harus terang menyala, supaya mudah dilihat”.

(Ny. Rst, FGD)

“Bagus kalau warna terang, merah dan putih itu bagus sekali”.

(Ny. Rsn, wawancara mendalam)

“Warna terang, bagus kalau kuning dan biru biar sama dengan warna Tulisan di

pembungkus garam beryodium yang dibeli oleh ibu-ibu”.

(Ny. Ast, FGD)

“Kalau papan, bagus ukurannya seperti pintu”.

(Ny. Him, FGD)

“Ya, seperti pintu bagus, kira-kira ukuran 2 x 3 meter, tapi makin besar makin baik

supaya gampang terlihat”.

(Ny. Smr, FGD)

“Kalau poster yang dirumah bagus seperti gambar itu (rsponden menunjuk gambar

foto artis Desy Ratnasari yang ditempel di dinding), kira-kira ukuran 3 Ox40cm “.

Page 37: gaky2

(Ny. Sk, FGD)

Tentang lokasi tempat pemasangan papan, pars responden umunya menyebutkan

pasar sebagai tempat yang paling bagus karena di pasar tempat berkumpulnya orang.

Di samping itu ada yang mengusulkan di pasang di pinggir jalan dan di Puskesmas

dan Posyandu. Hal ini dilihat pada petikan wawancara berikut :

“Di pasar bagus, disitu kan ramai. Jadi, gampang dilihat”.

(Ny. Ast, FGD)

“Sebaiknya dipasang di pasar dan bagus juga kalau di pinggir jalan. Makin banyak

makin bagus”.

(Ny. Rsn, wawancara mendalam)

“Selain di pasar, di Posyandu juga bagus, karena disitu kan ibu-ibu selalu datang

pertemuan, jadi gampang dilihat. Atau di depan Puskesmas”.

(Ny. Shn,)

C. Media ME Garam Beryodium Yang Paling Sesuai Dengan Kondisi Masyarakat.

Setelah dilakukan wawancara mendalam dan diskusi terarah dalam FGD, kemudian

peneliti berusaha menggali lebih jauh informasi mengenai media apa yang paling

diminati dan sesuai dengan kondisi para responden. Para responden umumnya

menyetujui bahwa semua media yang telah dipaparkan dia atas dapat digunakan

sebagai model KIE garam beryodium, kecuali media slide proyektor. Menurut hampir

semua responden, media billboard yang ditempel di tempat-tempat umu seperti di

pasar, Puskesmas, atau Posyandu dan di pinggir-pinggir jalan serta leaflet (poster)

Page 38: gaky2

bergambar dengan penjelasannya yang ditempelkan di tiap-tiap rumah merupakan

media yang paling balk dan sesuai dengan keinginan mereka. Alasannya adalah

karena kedua media gambar tersebut gampang terlihat dan diperhatikan oleh

khalayak. Selain itu kedua media gambar tersebut juga akan memberikan visualisasi

gambar dan tulisan yang akan membuat para responden dan khalayak lainnya mudah

menangkap dan menghayati pesan tentang manfaat garam beryodium karena selalu

mudah dilihat dan diperhatikan setiap saat. Berikut adalah petikan wawancara

maupun jawaban responden dalam diskusi kelompok terarah atau FGD.

“kalau menurut saya, yang paling bagus itu papan bergambar”.

(Ny. Ast, FGD)

“Papan yang paling mudah dimengerti”.

(Ny. Es, wawancara mendalam)

“Balk kalau papan yang bergambar itu dipasang disini, karena akan gambarnya kan

besar, sehingga gampang dilihat dan selalu diperhatikan”.

(Ny. Rsn, wawancara mendalam)

“Kalau saya poster yang ditempel di rumah”.

(Ny. Dr, FGD)

“Poster yang ditempel di rumah itu yang saya senangi, karena saya akan melihatnya

terus sehingga tidak akan lupa, dan kalau lupa bisa gampang dilihat lagi”.

(Ny. Rsm, wawancara mendalam)

“Lebih balk lagi kalau menggunakan keduanya, papan yang ditempat umum, dan

gambar poster yang ditempel disetiap rumah”.

Page 39: gaky2

(Ny. Kd, FGD)

Pendapat para responder tersebut mendapat dukungan dari dua orang informan kunci

dengan mengatakan :

“Bagus kalau papan bergambar yang diletakkan di pasar dan di pinggir jalan serta

setiap rumah diberikan poster bergambar dan penjelasannya. Kan itu gampang

diperhatikan dan mudah dimengerti oleh masyarakat”.

(Bpk. Shd, wawancara mendalam)

“Kalau saya dua-duanya gambar dan papan yang paling cocok disini”.

(Bpk. Aw, wawancara mendalam)

VII. PEMBAHASAN

A. Pengetahuan Masyarakat tentang Garam Beryodium dan Sumber Informasi Mengenai Garam Beryodium

Dari data hasil wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah atau FGD

menunjukkan bahwa responden belum sepenuhnya mengerti akan manfaat

penggunaan garam beryodium dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini tampak

dari beberapa jawaban responden ternyata masih belum sepenuhnya mampu

menjelaskan dengan baik setiap pertanyaan mengenai manfaat garam beryodium.

Responden pada umunya hanya mengerti dan mengetahui bahwa garam beryodium

berguna untuk mencegah terjadinya gondok. Sedangkan mengenai fenomena

kretinisme dan defisit IQ tidak semua responden mampu menyebutkan dan

menjelaskan dengan baik.

Oleh karena itu masih diperlukan intervensi yang sistematis, terarah dan terencana

Page 40: gaky2

untuk meningkatkan pengetahuan mereka. Tindakan ini diperlukan supaya

pengetahuan mereka akan menjadi lebih baik, sehingga dengan demikian diharapkan

pandangan, sikap dan perilaku mereka khususnya terhadap garam beryodium akan

berubah menjadi lebih apresiatif dan menyadari bahwa penggunaan garam beryodium

merupakan suatu keharusan.

Jenis intervensi yang seharusnya diterapkan pada mereka adalah intervensi yang

memungkinkan mereka menjadi lebih mandiri dan mampu memecahkan masalahnya

sehari-hari dengan baik terutama sehubungan dengan pola konsumsi garam

beryodium, atau dengan kata lain perlu usaha untuk memasyarakatkan model

pemasaran sosial atau model KIE garam beryodium. Sebab selama ini pengetahuan

mereka tentang garam beryodium lebih dominant didapatkan dari para petugas

kesehatan yang cenderung bersifat mengajari (preskriptif), tanpa menumbuhkan sikap

mereka untuk lebih mandiri dalam usaha pencarian informasi mengenai manfaat

garam beryodium. Bisa disimpulkan bahwa metode yang bersifat preskriptif selama

ini masih belum berhasil atau gagal meningkatkan taraf pengetahuan mereka akan

manfaat garam beryodium, dan kalaupun mereka memahami manfaat gaam

beryodium, umumnya sangat terbatas atau tidak komprehensif.

Menurut hasil survey pemetaan GAKY wilayah Sulawesi yang dilakukan oleh pusat

studi Gizi dan Pangan Universitas Hasanuddin 1998, didapatkan data bahwa

kabupaten Enrekang merupakan daerah endemis GAKY ringan dengan kecamatan

Baraka sebagai tempat penelitian ini tercatat sebagai daerah endemis berat dan

Kecamatan Anggeraja sebagai daerah endemis sedang. Dan mengherankan, seperti di

Page 41: gaky2

Kecamatan Baraka misalnya yang tergolong sebagai daerah endemik berat, ternyata

usaha penyampaian informasi mengenai manfaat garam beryodium belum berjalan

secara optimal. Menurut pengamatan peneliti, di dua kecamatan tempat penelitian

tidak satupun yang berusaha mencoba mengembangkan KIE garam beryodium di

masyarakat dengan memanfaatkan beberapa medoa informasi seperti billboard atau

poster dan leaflet.

Model KIE yang bisa diterapkan disini adalah salah satunya dengan mencoba

memanfaatkan beberapa media sebagai alternatif model KIE garam beryodium. Pada

bahasan selanjutnya akan dipaparkan beberapa media yang dapat digunakan sebagai

alternatif model pengembangan KIE garam beryodium di masyarakat sesuai dengan

hasil penelitian.

B. Pengembangan Model KIE di Masyarakat dengan Pemanfaatan Media Informasi

Beberapa jenis media informasi dapat dicoba untuk dikembangkan sebagai alternatif

model KIE garam beryodium di masyarakat. Diantaranya adalah penggunaan media

elektronik dan media gambar. Berikut akan dibahas mengenai kemungkinan

pemanfaatan kedua jenis kelompok media diatas sesuai dengan penelitian di

lapangan.

1. Media Elektronik

a. Media Film

media film sebagai bagian dari media elektronik ternyata cukup disukai

Page 42: gaky2

oleh masyarakat. Hal ini ditunjukkan dari data yang diperoleh dari hasil

wawancara mendalam maupun jawaban responden dalam FGD, dimana

mereka pada umumnya menyambut positif dan menyetujui pemutaran film

layer lebar sebagai salah satu alternatif untuk pengembangan pemasaran

sosial garam beryodium. Alasannya adalah di samping bersifat hiburan,

film juga dapat mengemban muatan edukatif untuk menyampaikan pesan

atau informasi mengenai manfaat garam beryodium pada masyarakat.

Selain itu adanya visualisasi gambar dan suara yang menjelaskan akan

manfaat garam beryodium akan mempermudah masyarakat untuk

menangkap isi pesan/informasi yang disampaikan.

Sesuai dengan data yang diperoleh dari penelitian ini, ternyata masyarakat

mengharapkan pemutaran film yang bersifat komedi, kemudian selama

pemutaran film itu sesekali diselingi oleh spot iklan yang memberikan

penjelasan mengenai manfaat garam beryodium.

Mengenai materi dari spot iklan itu antara lain adalah harus

menvisualisasikan semua hal yang terjadi sebagai dampak negatif GAKY

seperti tayangan langsung orang terkena gondok, kretinisme dan defisit IQ,

sembari diberi keterangan atau penjelasan bahwa hal tersebut diatas dapat

dicegah melalui penggunaan garam beryodium dalam pola konsumsi

masyarakat. Disamping itu, harus tampak pula gambar mengenai garam

beryodium itu sendiri dalam tayangan tersebut. Menurut responden, akan

lebih baik lagi kalau spot iklan itu diperankan oleh tokoh artis yang selama

Page 43: gaky2

ini cukup dikenal oleh masyarakat dan mampu untuk menciptakan komedi

dalam penyampaian pesan tersebut. Masyarakat menunjuk beberapa tokoh

artis yang mereka senangi seperti Mandra, Atun (Suti karno), Mak Nyak

(Aminah Cendrakasih), Doyok dan Maria Ulfa.

Menurut para responden semakin sering pemutaran film dilakukan semakin

baik, dengan alasan akan semakin sering dilihat atau diperhatikan oleh

masyarakat sehingga pesan/informasi mengenai semua hal yang berkaitan

dengan manfaat garam beryodium bisa diserap dengan baik.

b. Media Televisi

Dari data hasil penelitian, para responden dapat menerima bahkan

mengatakan media televisi cukup baik untuk digunakan sebagai media

pemasaran sosial garam beryodium. Mengenai materi dan bentuk

penyampaiannya adalah sama dengan apa yang telah dipaparkan pada

bahasan film di atas.

Keuntungan media televisi adalah dari segi kepraktisannya dimana

masyarakat tidak perlu keluar rumah untuk menyaksikan tayangan tersebut.

Keuntungan lainnya adalah aspek hiburan dalam media televisi cukup

menonjol sehingga memungkinkan untuk ditonton oleh semua kalangan

masyarakat.

Keuntungan lain dari penggunaan media televisi dan mungkin juga film

adalah disamping sebagai sarana hiburan, dari segi penggarapan keduanya

Page 44: gaky2

dilakukan oleh orang-orang yang berprofesional dibidangnya. Materi yang

akan ditayangankan tentunya telah melalui tahapan seleksi yang cukup ketat

mulai dari ide dasar sampai pada tekhnik penyajiannya yang dikemas sebaik

mungkin oleh pengarah acara. Sehingga dengan penyiapan dan teknik

penyajian yang lebih baik tersebut diharapkan hasilnya akan lebih baik

pula.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa media audio visual seperti film

dan televisi mempunyai kemampuan yang sangat besar dalam

mempengaruhi atau mengubah aspek kognitif, afektif dan motorik

masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya untuk menampilkan

pesan melalui gambar, tulisan dan suara secara simultan dengan baik dan

terencana sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu

penggunaan media televisi dan film sebagai salahsatu strategi pemasaran

sosial garam beryodium layak untuk dipertimbangkan dan dicoba untuk

dikembangkan, khususnya di lokasi penelitian ini.

Kelemahan media televisi ini, khususnya dilokasi penelitian adalah tidak

semua keluarga memiliki televisi.

c. Media Radio

Penggunaan radio sebagai alternatif media pemasaran sosial garam

beryodium sebenarnya sangat cocok untuk daerah pedesaan seperti di lokasi

penelitian ini. Tetapi ternyata walaupun para responden menyatakan bahwa

Page 45: gaky2

radio bisa dipakai sebagai media, tetapi responden tampaknya tidak begitu

menyambutnya dengan baik. Kalaupun harus disampaikan melalui radio,

para responden mengusulkan disampaikan dalam bentuk lagu yang

dinyanyikan oleh artis penyanyi wanita, atau bisa juga melalui sandiwara

radio. Alasan pemilihan format penyampaian pesan/informasi manfaat

garam beryodium melalui lagu dan sandiwara radio adalah supaya terjadi

keseimbangan antara muatan hiburan dan muatan edukasinya. Dengan

demikian maka penyampaian pesan/informasi mengenai manfaat garam

beryodium tidak membosankan. Alasan pemilihan lagu dangdut adalah

karena umumnya para responden lebih menyukai lagu dangdut daripada

jenis lainnya.

d. Media Slide Proyektor

Media slide proyektor dapat digunakan sebagai salah satu media pemasaran

sosial garam beryodium. Biasanya media ini cocok untuk kalangan yang

berpendidikan menengah ke atas. Sehingga dengan bantuan penjelasan yang

balk dari tenaga yang memenuhi syarat media ini dapat digunakan sebagai

salah satu alternatif media pemasaran garam beryodium.

Kelemahan dari media ini adalah tergantung dari siapa yang menjadi

pemandu yang akan menjelaskan gambar foto yang ditampilkan. Disamping

itu aspek hiburan dalam media ini tidak ada sehingga bisa membosankan.

Dari hasil penelitian, para responden tampak tidak menyukai slide

Page 46: gaky2

proyektor untuk digunakan sebagai media pemasaran sosial garam

beryodium. Barangkali karena para responden masih belum mengerti

dengan baik tentang slide proyektor ini sehingga responden tampak kurang

menyukai media ini.

2. Media Gambar

Gambar mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membantu pemahaman

seseorang terhadap suatu obyek yang sedang dibahas. Beberapa media yang dapat

digolongkan dalam media gambar ini adalah papan pengumuman (billboard), leaflet,

dan poster. Gambar-gambar tersebut biasanya dibuat sedemikian rupa sebagai suatu

karya seni sehingga mempunyai daya tarik tersendiri. Melalui gambar, konsep

pemikiran seseorang dapat dipengaruhi dengan adanya penekanan terhadap hal-hal

tertentu yang ingin ditonjolkan sebagai suatu masalah dalam kegiatan penyuluhan,

apalagi apabila disertai dengan tulisan sebagai penjelas dari gambar yang ada.

Sehingga dengan demikian media gambar itu akan sangat membantu sebagai suatu

metode penyuluhan.

Dari hasil penelitian terungkap bahwa responden pada umumnya sangat tertarik pada

media gambar ini, kecuali poster yang diletakkan di tempat-tempat umum menurut

masyarakat kurang baik. Alasannya adalah poster tidak praktis, biasanya ukurannya

kecil sehingga kurang menarik perhatian dan tidak tahan lama karena mudah rusak

atau dilepas oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Terhadap penggunaan leaflet (lembar balik) dan papan pengumuman sebagai salah

satu alternatif media pemasaran sosial garam beryodium, pada umumnya responden

Page 47: gaky2

sangat setuju dan mereka sangat mengharapkan media tersebut bisa ada di lokasi

penelitian. Alasannya adalah bahwa media tersebut mudah dilihat dan diperhatikan

oleh khalayak, disertai oleh gambar dan penjelasan sehingga mudah dimengerti atau

dipahami oleh masyarakat. Khusus untuk leaflet, para responden menganggap sama

dengan poster, hanya saja menurut responden, leaflet tersebut dapat ditempel di

rumah tiap-tiap penduduk seperti di dapur atau di ruang makan. Dengan demikian

leaflet akan mudah dan selalu dilihat terutama oleh ibu-ibu sehingga aspek edukasi

dari leaflet ini bernilai tinggi.

Sedangkan papan pengumuman (billboard) para responden pada penelitian ini

menyarankan untuk diletakkan di tempat-tempat ramai seperti pasar, di depan

puskesmas, atau posyandu.

Sesuai dengan keinginan responden, maka sebaiknya warna dari kedua media gambar

itu harus berwarna terang supaya menarik perhatian, gambar yang dipasang harus

mampu menvisualisasikan seluruh dampak negatif GAKY dan disertai dengan tulisan

sebagai penjelas dari gambar yang ada.

Ukuran papan pengumuman (billboard) harus besar sehingga mampu

mengakomodasi semua gambar akibat negatif dari kekurangan yodium. Sedangkan

untuk leaflet (lembar balik) responden mengusulkan ukuran 30 x 40 cm. permintaan

tersebut cukup beralasan karena idealnya bahwa ukuran media tersebut harus cukup

besar dan memadai sehingga mudah dilihat dan dimengerti oleh masyarakat.

Page 48: gaky2

C. Media Yang lebih Disenangi Masyarakat

Dari semua media informasi yang ditawarkan untuk dijadikan sebuah model

pengembangan KIE garam beryodium, para responden pada umumnya bisa menerima

hampir semua jenis media yang ditawarkan kecuali poster atau slide proyektor.

Alasan penolakan responden terhadap poster dan slide proyektor telah dijelaskan

pada bahasan sebelumnya.

Para responden umumnya menyebutkan media papan pengumuman (billboard) dan

leaflet (lembar balik) yang dibagikan ke setiap rumah untuk ditempelkan di rumah

masing. Alasannya adalah media tersebut paling praktis, mudah dimengerti karena

disertai gambar dan tulisan sebagai penjelas gambar. Yang paling penting dari kedua

media tersebut adalah mudah dilihat oleh orang banyak karena diletakkan di tempat-

tempat umum dan setiap rumah sehingga cakupannya akan lebih luas.

Dengan menyebutkan keunggulan dan kelemahan masing-masing media seperti yang

telah dipaparkan di atas, para responden menganggap kedua media itu paling layak

untuk dikembangkan sebagai model pengembangan KIE sebagai salah satu strategi

pemasaran sosial garam beryodium.

D. Bahasa Yang digunakan Dalam media Pengembangan Model KIE Garam Beryodium

Sesuai data penelitian, para responden umumnya menyarankan bahwa bahasa

Indonesia yang paling efektif untuk digunakan sebagai alat komunikasi penyampaian

informasi manfaat garam beryodium baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Alasannya adalah karena masyarakat disekitar lokasi penelitian hampir semua bisa

Page 49: gaky2

berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Selain bahasa daerah dianggap tidak

mampu menciptakan suasana yang lucu, apabila menggunakan bahasa daerah

setempat dikhawatirkan akan mendistorsi makna informasi atau pesan yang

disampaikan. Misalnya apabila penyampaian pesan/informasi tulisan sebagai penjelas

dari gambar yang ada pada media billboard dan leaflet (poster) menggunakan bahasa

daerah, responden mengkhawatirkan terjadi kesalahan penulisan ataupun kesalahan

cara membaca oleh masyarakat. Para responden menyakini bahwa vokalisasi huruf

dalam bahasa Indonesia akan lebih tepat diucapkan untuk bahasa Indonesia daripada

bahasa daerah setempat.

Kenyataan ini mungkin disebabkan oleh semakin baiknya tingkat pendidikan

masyarakat baik secara formal maupun informal, sehingga kemampuan bahasa

Indonesia masyarakat semakin baik.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Billboard (papan pengumuman) yang ditempatkan di tempat-tempat umum seperti

di pasar, di pinggir-pinggir jalan, puskesmas dan posyandu serta tempat umum

lainnya dan leaflet yang ditempel disetiap rumah merupakan media yang paling

disenangi oleh masyarakat di lokasi penelitian sebagai media untuk

menyampaikan pesan/informasi mengenai manfaat garam beryodium.

Page 50: gaky2

2. Isi pesan/informasi dalam media billboard dan leaflet harus ditampilkan dalam

bentuk gambar yang memuat keseluruhan dampak negatif GAKY dan disertai

tulisan sebagai penjelas dari gambar yang ada. Warna dari gambar dan tulisan

dalam kedua media di atas harus warna terang. Ukuran billboard sebesar 2 x 3

meter sedangkan untuk leaflet ukuran 30 x 40 cm.

3. Media film, televisi dan radio adalah beberapa media yang dapat diterima oleh

masyarakat disamping billboard dan leaflet, serta layak untuk dikembangkan

sebagai alternatif model pengembangan KIE manfaat garam beryodium. Untuk

media film dan televisi harus ditampilkan dalam bentuk yang lucu dan diperankan

oleh tokoh yang disukai masyarakat di lokasi penelitian ini seperti Mandra,

Doyok, Suti Karno (Atun), Aminah Cendrakasih dan Maria Ulfa. Sedangkan

untuk media radio, yang paling baik adalah disampaikan dalam bentuk lagu

dangdut oleh penyanyi wanita dan sandiwara. Waktu penyiarannya adalah di

malam hari.

4. Pengetahuan masyarakat terhadap manfaat garam beryodium belum merata dan

belum maksimal oleh karena itu perlu ditingkatkan.

5. Masyarakat di lokasi penelitian selama ini mendapatkan informasi mengenai

manfaat garam beryodium dari lebih banyak dari petugas Puskesmas dan

Posyandu. Oleh karena itu diperlukan intervensi secara terarah, sistematis, dan

terencana untuk pengembangan pemasaran social garam beryodium dengan

memanfaatkan multi media.

6. Keinginan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuannya akan manfaat garam

Page 51: gaky2

beryodium dengan menggunakan beberapa media informasi cukup besar.

7. Sehubungan dengan penggunaan media informasi sebagai model pengembangan

KIE garam beryodium, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang lebih disukai

oleh masyarakat.

B. Saran-Saran

1. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat akan manfaat garam

beryodium, pemerintah perlu untuk mengembangkan model KIE garam

beryodium dengan memanfaatkan media informasi sebagaimana temuan

penelitian ini.

2. Perlu dilakukan ujicoba pengembangan model KIE garam beryodium dengan

memanfaatkan media informasi yang ada di daerah tertentu.

3. Perlu penelitian lanjut untuk lebih mempertajam dan mengembangkan hasil

penelitian ini.

Page 52: gaky2

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Laporan Hasil Survey Pemetaan GAKY Wilayah VI Sulawesi, 1998: Pusat Studi Gizi dan Pangan Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.

Depkes (Departemen Kesehatan), 1993: Health and Nutrition Performance Indonesia, Depkes, Jakarta.

Depkes (Departemen kesehatan), 1996. Strategi Penanggulangan Masalah Gizi. Makalah Disampaikan Oleh Kadit Bina Gizi Masyarakat pada seminar Hasil Pemetaan GAKY Propinsi di Ambon. 16 April 1996.

Dirjen pembinaan Kesehatan Masyarakat Depkes RI, 1993: Program Penanggulangan GAKY pada PELITA VI dan PJP II, Makalah Simposium GAKY. Badan Penerbit UNDIP, Semarang.

Debus M, Porter. ( ), Buku Panduan Diskusi Kelompok Terarah

Kodyat, Benny A, 1992 : Kebijakan Bidang Gizi menyongsong Era Lepas Landas dan Abad XXI dalam proseding Pelatihan KIE Petugas Gizi Tingkat Propinsi Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Kartono, DJ 1993 : Garam Beryodium dan Gondok Endemik, PusatPenelitian pengembangan Gizi, Medika No. 8, Jakarta.

Latief DK, 1995 : Recent Progress in IDD Elimination on Indonesia. Paper Presented in The International symposium on Iodine, Nutrition an Human Development, Dhaka, Bangladesh. 10 April 1995.

Notoatmodjo S. 1993 : Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi Ofset Jakarta.

Pratomo H. 1993 : Audience Research (Riset Khalayak) sebagai metode Penelitian Komunikasi Terapan di Bidang Kesehatan. Dalam : Riset Khalayak, Jakarta.

Stanburg JB. (d), 1993 : The Damage Brain of Iodine Defeciency. Cognizat Communication Corporation, New York.

Sudjianto T, 1995 : Penanggulangan GAKY sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, Balai POM Surabaya, Majalah Kesehatan Indonesia, Tahun XXIII, No. 5, 1995.

Page 53: gaky2

Syafar M, Arsyad M, 1997 : Strategi Pemasaran Sosial Garam Yodium di daerah Endemik GAKY, Lembaga penelitian Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.

Thaha, RA. Dachlan MD, Djafar N. 1997: Studi Analisis Faktor-Faktor Resiko dan Intervensi Penanggulangan GAKY di Wilayah Pantai Kepulauan Maluku, Bagian Proyek Pengembangan Kesehatan dan Gizi masyarakat, Depdikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Ujung Pandang.

Page 54: gaky2

PEDOMAN WAWANCARA

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang garam beryodium? (ditanya lebih

mendalam)

2. Darimana Bapak/Ibu mendapatkan informasi garam beryodium? (tahu dari siapa

dan dalam bentuk apa)

3. Bila ingin menyebarkan informasi tentang garam beryodium, menurut Bapak/Ibu

media apa yang paling cocok untuk digunakan (poster, leaflet, billboard, slide,

film, Radio dan Televisi dll).

4. Bila poster, menurut anda bagaimana seharusnya (besar/ukurannya, warnanya,

dan ditempatkan dimana).

5. Bila leaflet, menurut anda bagaimana seharusnya (besar/ukurannya, warnanya,

dan disampaikan kepada siapa).

6. Bila billboard, menurut anda bagaimana seharusnya (besar/ukurannya, warnanya,

dan disimpan dimana, model pesannya bagaimana).

7. Bila slide, menurut anda bagaimana seharusnya (siapa sasarannya, kapan

waktunya, dan dimana tempatnya).

8. Bila film, menurut anda bagaimana seharusnya (kapan waktu pemutarannya,

dimana tempat pemutaran film dan siapa sasarannya).

9. Bila radio, menurut anda bagaimana seharusnya (dalam bentuk program apa,

kapan waktu paling tepat untuk disiarkan).

10. Bila televisi, menurut anda bagaimana seharusnya (dalam program apa, kapan

Page 55: gaky2

waktu penayangannya).

11. Diantara berbagai media di atas, menurut anda media apa yang paling dapat

diterima dan efektif untuk menyampaikan manfaat garam beryodium? Apa

alasannya?

12. Dari media yang paling efektif tersebut diatas, menurut anda bagaimana

seharusnya (isi pesan, bahasa, waktu penyampaian pesan, tempat dan

sebagainya).

13. Bila ingin menyampaikan informasi tentang garam beryodium, bagaimana

sebaiknya isi pesan/informasi tersebut? (kalimat bahasa daerah, kalimat bahasa

Indonesia, gambar, atau kombinasi keduanya).