gabungan bab ii ikm

103
BAB II HASIL PENGAMATAN 2.1. Hasil Pengamatan Upaya Promosi Kesehatan Disusun oleh Encep Ivan Setiawan (12010011008) 2.1.1 Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan Kegiatan-kegiatan upaya promosi kesehatan dilakukan oleh penanggung jawab upaya promosi kesehatan yang dipegang oleh bidan Elis Susilawati S.ST dengan bantuan dan peran serta para kader di setiap desa yang telah dilatih dan diberi pengarahan untuk dapat melakukan pencatatan sesuai dengan indikator sehat dari setiap kegiatan tersebut. Dana untuk pelaksanaan kegiatan tersebut didapatkan dari Biaya Operasional Kesehatan (BOK). Upaya promosi kesehatan di Puskesmas Banjaran DTP pada tahun 2011 terdiri dari lima kegiatan utama, yaitu :

Upload: erwansyah1990

Post on 14-Jan-2016

238 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Gabungan Bab II Ikm

TRANSCRIPT

Page 1: Gabungan Bab II Ikm

BAB II

HASIL PENGAMATAN

2.1. Hasil Pengamatan Upaya Promosi Kesehatan

Disusun oleh Encep Ivan Setiawan (12010011008)

2.1.1 Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan

Kegiatan-kegiatan upaya promosi kesehatan dilakukan oleh penanggung

jawab upaya promosi kesehatan yang dipegang oleh bidan Elis Susilawati S.ST

dengan bantuan dan peran serta para kader di setiap desa yang telah dilatih dan diberi

pengarahan untuk dapat melakukan pencatatan sesuai dengan indikator sehat dari

setiap kegiatan tersebut. Dana untuk pelaksanaan kegiatan tersebut didapatkan dari

Biaya Operasional Kesehatan (BOK).

Upaya promosi kesehatan di Puskesmas Banjaran DTP pada tahun 2011

terdiri dari lima kegiatan utama, yaitu :

1. Pengkajian dan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku

yang diperaktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang

menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang

kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat.

Klasifikasi rumah tangga sehat adalah apabila rumah tangga tersebut

memenuhi 7 indikator PHBS dan 3 indikator gerakan hidup sehat (GHS), atau

Page 2: Gabungan Bab II Ikm

memenuhi 4 indikator PHBS dan 3 indikator GHS bagi keluarga yang tidak

mempunyai ibu melahirkan atau balita. Target yang harus dicapai adalah terdapat

≥ 65% rumah tangga sehat (ber-PHBS).

Selain itu juga, tiap desa akan di klasifikasikan berdasarkan strata PHBS

yang ada, yaitu:

Strata I (Pratama) apabila rumah tangga sehat mencapai < 25%

Strata II (Madya) apabila rumah tangga sehat mencapai 25% - 49%

Strata III (Purnama) apabila rumah tangga sehat mencapai 50%-75%

Strata IV (Mandiri) apabila rumah tangga sehat mencapai > 75%.

Untuk mengetahui terwujudnya masyarakat yang sehat serta peduli dan

tanggap terhadap permasalahan kesehatan dilakukan pendataan PHBS yang

dilaksanakan setahun sekali. Hasil pendataan ini diharapkan dapat memberikan

gambaran tentang tingkat kesehatan masyarakat.

Puskesmas Banjaran DTP telah melaksanakan pendataan PHBS di enam

desa yang merupakan wilayah kerjanya yaitu Desa Batukarut, Desa Lebakwangi,

Desa Wargaluyu, Desa Mangunjaya, Desa Baros, Desa Mekarjaya. Pendataan

dilakukan pada minggu ke empat bulan November 2011 yang dilaksanakan oleh

18 kader. Masing-masing desa diambil sampel sebanyak 210 kepala keluarga

untuk didata sehingga secara keseluruhan terdapat 1260 kepala keluarga yang

didata. Pengkajian dan pembinaan hanya dilakukan pada sampel dikarenakan

keterbatasan anggaran dan SDM yang ada. Data lengkap tentang PHBS rumah

tangga terdapat pada lampiran…halaman…. (Tabel 2.1.).

Page 3: Gabungan Bab II Ikm

Berdasarkan data di atas, Desa Batukarut, Wargaluyu dan Mekarjaya

masuk ke dalam Strata III (Purnama), Desa Lebakwangi masuk ke dalam Strata II

(Madya), Desa Mangunjaya dan Baros masuk ke dalam Strata IV (Mandiri).

2. Pengkajian dan Pembinaan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) adalah keluarga yang mampu mengenali,

mencegah dan mengatasi masalah gizi serta menerapkan prilaku sadar gizi yang

baik untuk seluruh anggota keluarganya.

Suatu keluarga disebut Kadarzi apabila telah memenuhi lima indikator

status Kadarzi. Target yang harus dicapai adalah terdapat 100% status Kadarzi.

Setiap desa akan di klasifikasikan berdasarkan strata status Kadarzi yang

ada, yaitu:

Strata I (Pratama) apabila rumah tangga sehat mencapai < 25%

Strata II (Madya) apabila rumah tangga sehat mencapai 25% - 49%

Strata III (Purnama) apabila rumah tangga sehat mencapai 50%-75%

Strata IV (Mandiri) apabila rumah tangga sehat mencapai > 75%.

Puskesmas Banjaran DTP telah melaksanakan pendataan status Kadarzi

ini bersamaan dengan pendataan PHBS yang dilakukan di enam desa yang

merupakan wilayah kerjanya. Data lengkap tentang status Kadarzi terdapat pada

lampiran…halaman… (Tabel 2.2.).

Berdasarkan data di atas, Desa Lebakwangi adalah satu-satunya Desa

yang memiliki Strata II (Madya), sedangkan Desa Batukarut, Desa Wargaluyu,

Page 4: Gabungan Bab II Ikm

Desa Mangunjaya, Desa Baros, Desa Mekarjaya masuk ke Strata IV (Mandiri).

Hanya dua Desa yang mencapai target status Kadarzi adalah Desa Batukarut dan

Desa Baros.

3. Pembentukan Desa Siaga

Sesuai dengan program Pemerintah dalam rangka percepatan pencapaian

Visi Indonesia Sehat, maka dibentuklah Desa Siaga dengan tujuan terwujudnya

desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan dan

kegawatdaruratan kesehatan yang ada di desanya sendiri. Desa/Kelurahan Siaga

Aktif adalah Desa/Kelurahan yang memiliki komponen (1) Pelayanan kesehatan

dasar, (2) Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM dan

mendorong upaya survailans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan

penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan, (3) Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS).

Desa/Kelurahan Siaga dibagi ke dalam empat tahapan atau katagori yaitu

pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Pentahapan atau katagori ini dilihat

berdasarkan terlaksananya delapan kriteria Desa/Kelurahan Siaga Aktif. Kriteria

dan pentahapan Desa/Kelurahan Siaga Aktif dapat dilihat pada

lampiran….halaman….(Tabel 2.3.)

Pembentukan Desa Siaga dilakukan di enam desa yang merupakan

wilayah kerja Puskesmas DTP Banjaran, yaitu Desa Batukarut, Desa Lebakwangi,

Desa Wargaluyu, Desa Mangunjaya, Desa Baros, Desa Mekarjaya.

Page 5: Gabungan Bab II Ikm

Program Desa Siaga di enam desa tersebut terdiri dari tiga kegiatan, yaitu

Pertemuan Tingkat Desa, Survey Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat

Desa (MMD) yang dilaksanakan satu tahun sekali.

Pada Pertemuan Tingkat Desa dibentuk tim pengurus desa, kemudian

diadakan SMD dengan tujuan mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan dan

selanjutnya diadakan MMD untuk mencari alternatif penyelesaian masalah

kesehatan hasil dari SMD dengan mengacu pada delapan indikator desa siaga di

atas.

Sasaran yang harus dicapai tiap desa untuk menjadi desa siaga aktif pada

tahun 2011 adalah seluruh desa telah melaksanakan minimal lima indikator dari

delapan indikator desa siaga di atas. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa dari

enam desa yang termasuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Banjaran DTP,

masing-masing memiliki pentahapan yang berbeda-beda. Bahkan pada beberapa

Desa masih terdapat beberapa indikator tertentu yang belum aktif. Dari enam

Desa yang ada hanya satu Desa yang belum memenuhi lima indikator Desa Siaga

Aktif yaitu Desa Wargaluyu. Desa Batukarut dan Desa Mekarjaya adalah Desa

yang memiliki ke delapan indikator Desa Siaga.

(data nya liat di LAMPRAN…..hal….Tabel 2.4.) .

4. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) adalah salah satu

wujud peran serta masyarakat dalam pembanguna kesehatan. Puskesmas Banjaran

Page 6: Gabungan Bab II Ikm

DTP memiliki beberapa UKBM yang tersebar di enam Desa yang menjadi

wilayah kerjanya yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Data penyebaran Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

di Puskesmas Banjaran DTP dapat dilihat pada Tabel 2.5. di

lampiran….halaman….

Dari UKBM yang ada yang Posyandu merupakan UKBM yang masih

berjaan dan yang dapat dinilai perkembangannya.

4.1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

Merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat

dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh

pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu

dan bayi.

Klasifikasi Posyandu dapat dilihat pada Tabel 2.6. pada Lampiran…

halaman….

Posyandu merupakan jenis UKBM yang paling digiatkan di

Puskesmas Banjaran DTP dibandingkan dengan UKBM lainnya. Strata

perkembangan Posyandu di Puskesmas Banjaran DTP disajikan dalam tabel

2.7. pada lampiran…halaman….

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pencapaian strata

posyandu di Puskesmas Banjaran DTP pada tahun 2011 dengan strata Pratama

Page 7: Gabungan Bab II Ikm

adalah 35 (44.87%), strata Madya 20 (25.64%), sedangkan strata Purnama 23

(28.75%), sementara untuk strata Mandiri belum ada di Puskesmas Banjaran

DTP.

5. Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang ada di

tiap desa. Penyuluhan biasanya dilakukan di dalam gedung maupun luar gedung

puskesmas yang merupakan sasaran dari program penyuluhan. Selama tahun 2011

di Puskesmas Banjaran DTP melaksanakan beberapa kali penyuluhan baik yang

bersifat individu maupun komunitas akan tetapi tidak tercatat secara rapi sehingga

tidak ada data yang dapat disajikan.

2.1.2 Identifikasi Masalah

Dalam pelaksanaan kegiatan upaya promosi kesehatan di Puskesmas Banjaran

DTP terdapat beberapa kesenjangan, diantaranya:

1. Pengkajian dan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Pada tahun 2011, PHBS di tatanan rumah tangga di wilayah kerja

Puskesmas Banjaran DTP belum memenuhi target RT sehat, dimana terdapat

beberapa indikator yang jauh dari kategori sehat. Dari ke sepuluh indikator PHBS,

cakupan yang paling kecil adalah indikator tidak merokok dengan persentase

37.2%. Identifikasi masalah pengkajian dan pembinaan PHBS rumah tangga di

wilayah kerja Puskesmas Banjaran DTP dapat dilihat pada tabel 2.8.

2. Pengkajian dan Pembinaan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

Page 8: Gabungan Bab II Ikm

Pada tahun 2011, Status Kadarzi di wilayah kerja Puskesmas Banjaran

DTP secara umum belum mencapai target, dimana terdapat beberapa indikator

yang jauh dari kategori status Kadarzi. Dari ke lima indikator status Kadarzi,

cakupan yang paling kecil adalah indikator memberikan suplemen dengan

persentase 67.2%.

3. Pembentukan Desa Siaga

Pembentukan Desa Siaga di Puskesmas Banjaran DTP dilakukan di enam

desa, yaitu di Desa Batukarut, Desa Lebakwangi, Desa Wargaluyu, Desa

Mangunjaya, Desa Baros, Desa Mekarjaya. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa

dari enam desa yang termasuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Banjaran DTP,

masing-masing memiliki pentahapan yang berbeda-beda. Bahkan pada beberapa

Desa masih terdapat beberapa indikator tertentu yang belum aktif. Dari enam

Desa yang ada hanya satu Desa yang belum memenuhi lima indikator Desa Siaga

Aktif yaitu Desa Wargaluyu. Desa Batukarut dan Desa Mekarjaya adalah Desa

yang memiliki ke delapan indikator Desa Siaga. Identifikasi masalah program

desa siaga di Puskesmas Banjaran DTP dapat dilihat pada tabel 2.8.

4. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Pencapaian strata posyandu di Puskesmas Banjaran DTP pada tahun 2011

dengan strata Purnama 28.75%, masih jauh dari target, sedangkan untuk strata

Page 9: Gabungan Bab II Ikm

Mandiri masih belum ada. Identifikasi masalah UKBM di Puskesmas Banjaran

DTP dapat dilihat pada tabel 2.8.

5. Penyuluhan

Kegiatan lainnya untuk upaya promosi kesehatan di Puskesmas Banjaran

DTP adalah penyuluhan yang dilakukan di dalam maupun di luar gedung

puskesmas, dimana pada tahun 2011 diselenggarakan beberapa kegiatan

penyuluhan hanya tidak tercatat secara rapi. Identifikasi masalah program

penyuluhan dapat dilihat pada tabel 2.8.

Berdasarkan tabel 2.8. di atas, ditemukan beberapa masalah, diantaranya :

a. Tidak terpenuhinya target PHBS rumah tangga (terutama indikator tidak

merokok), hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya kesadaran setiap

individu untuk berprilaku hidup bersih dan sehat.

b. Tidak terpenuhinya target status Kadarzi (Kecuali indikator makanan

beraneka ragam dan menggunakan garam beriodium) dengan cakupan yang

paling kecil adalah indikator memberikan suplemen, hal ini kemungkinan

disebabkan oleh kurangnya kesadaran setiap individu mengenai pentingnya

gizi.

c. Belum aktifnya desa siaga di seluruh desa, hal ini kemungkinan disebabkan

oleh kurangnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya desa siaga, serta

kurangnya koordinasi antar anggota penyelenggara desa siaga.

Page 10: Gabungan Bab II Ikm

d. Tidak terpenuhinya target posyandu Purnama dan belum adanya Posyandu

Mandiri, hal ini kemungkinan karena kurangnya jumlah kader dan belum

adanya dana sehat.

e. Tidak tercatatnya kegiatan penyuluhan yang dilakukan, hal ini kemungkinan

karena kurang terencananya kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan dan

kurangnya kesadaran khsusnya pemegang program untuk melakukan

pencatatan terhadap penyuluhan yang telah dilakukan ataupun dari pihak-

pihak yang terlibat untuk melaporkan kegiatan penyuluhan yang telah

dilakukan.

Analisa penyebab masalah serta rencana pemecahan masalah dari ke lima

masalah di atas dapat dilihat pada lampiran (tabel 2.9.).

2.1.3 Penentuan Prioritas Masalah

Dari beberapa kegiatan dalam upaya promosi kesehatan, didapatkan beberapa

masalah yang perlu diperhatikan. Dari beberapa masalah tersebut dilakukan

perhitungan dengan menggunakan matriks, sehingga didapatkan dua prioritas

masalah utama yaitu Tidak terpenuhinya target PHBS Rumah Tangga (terutama

indikator Tidak Merokok) dan Tidak terpenuhinya target status Kadarzi (terutama

indikator memberikan suplemen).

. Perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.10. di lampiran.

1.1. Hasil Pengamatan Upaya Kesehatan Lingkungan

Page 11: Gabungan Bab II Ikm

Disusun oleh Asyifaa Purnamiwulan (12010011043)

2.2.1 Kegiatan Upaya Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang

optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang

optimum. Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas

lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan

setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Berdasarkan

Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, lingkungan sehat mencakup

lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas

umum.

Ruang lingkup Upaya Pengawasan Lingkungan berdasarkan Undang-Undang

Kesehatan No 23 Tahun 1992 pasal 22 ayat 3 adalah kesehatan lingkungan yang

meliputi Pengawasan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah

gas, radiasi, kebisingan, pengembalian vektor penyakit, dan Pengawasan atau

pengamanan lainnya. Pengawasan atau pengamanan dilaksanakan pada tempat

umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan

lainnya dengan substansi yang diawasi meliputi fisik, kimia, biologis termasuk

perubahan perilaku.

Berdasarkan Keputusan Mentri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No

19/KEP/M.PAN/II/2000, tugas dan pokok sanitarian adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan pengamatan kesehatan lingkungan

2. Pengawasan kesehatan lingkungan

Page 12: Gabungan Bab II Ikm

3. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas Kesehatan

Lingkungan untuk dapat memelihara< melindungi dan meningkatkan cara-

cara hidup bersih dan sehat.

Adapun kegiatan upaya penyehatan lingkungan yang dilaksanakan Puskesmas

Banjaran DTP adalah sebagai berikut :

1. Pengawasan Rumah Sehat

Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah sehat adalah bangunan rumah

tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban

sehat, sarana air bersih, pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah,

ventilasi yang baik, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan

lantai yang tidak terbuat dari tanah (kedap air). Syarat rumah sehat adalah

sebagai berikut :

a. Pencahayaan : cukup terang disemua ruangan untuk membaca

b. Atap : tidak bocor

c. Dinding : bersih dan kering

d. Tersedia jamban keluarga yang sehat

e. Tersedia air bersih

f. Pengudaraan : segar, banyak udara yang masuk

g. Lantai : bersih, teratur, rapih, ada dinding pemisah, bebas tikus dan

nyamuk

h. Ada sarana pembuangan air limbah

Page 13: Gabungan Bab II Ikm

Kegiatan Pengawasan rumah terdiri dari pencatatan jumlah rumah dan

cakupan rumah sehat, inspeksi rumah yang memenuhi syarat kesehatan, dan

pembinaan kelompok. Cakupan rumah sehat adalah presentase jumlah rumah

sehat yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun.

Sasarannya adalah jumlah rumah penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas

dalam kurun waktu 1 tahun. Target Pengawasan rumah tahun 2011 adalah

sebanyak 75%. Jumlah rumah yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas

Banjaran DTP tahun 2011 adalah sebanyak 13.719 rumah. Kegiatan inspeksi

rumah sehat dilakukan berdasarkan atas laporan atau temuan klinis adanya

penyakit yang berbasis lingkungan dan juga dilakukan pada wilayah yang belum

mendapatkan inspeksi pada tahun sebelumnya.

2. Pengawasan Sarana Air bersih

Air bersih merupakan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari,

seperti minum atau memasak serta mandi/cuci dan lain-lain. Persyaratan fisik air

bersih adalah jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Sedangkan persyaratan

bakteriologis adalah tidak mengandung E. Coli. Air bersih dapat diperoleh dari

sarana air bersih berupa: sarana air non-perpipaan seperti Sumur Gali (SGL),

Sumur Pompa Tangan (SPT); sarana air perpipaan (seperti: kran umum, hidran

umum, terminal air); penampungan mata air (PAH), dan lain-lain.

Kegiatan Pengawasan air ini terdiri dari pendataan jumlah dan cakupan

Sarana Air Bersih (SAB), Inspeksi sanitasi Sarana Air Bersih (SAB), dan

Pembinaan kelompok masyarakat/kelompok pemakai air. Cakupan pengawasan

Page 14: Gabungan Bab II Ikm

air bersih adalah persentase jumlah sarana air bersih yang diperiksa di wilayah

kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun. Sasarannya adalah sarana air

bersih yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun,

dimana pada Puskesmas Banjaran DTP terdapat 7.095 sarana SAB. Target dari

Pengawasan air tahun 2011 adalah 80%.

3. Pengawasan Jamban Keluarga

Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang digunakan oleh

keluarga (1 jamban untuk 5 orang). Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan

tinja dan menggunakan septic tank dengan sarana air bersih. Jamban terdiri dari 3

bagian : rumah jamban, lubang jamban dan tempat penampungan tinja yang

disebut septic tank.

Kriteria jamban sehat adalah, ruangan cukup leluasa untuk bergerak,

pencahayaan dan ventilasi cukup, lantai tidak licin, tidak menjadi sarang

serangga, septic tank sekurang-kurangnya 10m dari sumber air.

Kegiatan Pengawasan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga terdiri

dari pemeriksaan keluarga yang menghuni rumah yang memenuhi syarat

kesehatan, pendataan jumlah sarana dan cakupan jamban keluarga, dan

pendataan jamban keluarga yang memnuhi syarat sanitasi. Cakupan pengawasan

jamban adalah persentase jumlah jamban yang diperiksa di wilayah kerja

Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun. Sasarannya jumlah sarana jamban

yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun,di wilayah

Page 15: Gabungan Bab II Ikm

kerja Puskesmas Banjaran terdapat sebanyak 4.782 jamban. Target yang

diharapkan pada tahun 2011 adalah 75%.

4. Pengawasan Tempat Pembuangan Sampah dan Sarana Pengelolaan Air Limbah

(SPAL)

Sarana Pengelolaan Air Limbah (SPAL) merupakan sarana untuk

pembuangan air limbah rumah tangga. SPAL yang sehat adalah fasilitas

pembuangan air limbah yang sifatnya tertutup dan tidak mencemari.

Kegiatan Pengawasan tempat pembuangan sampah dan SPAL terdiri dari

pendataan jumlah kepala keluarga yang memiliki tempat pembuangan sampah

dan SPAL, inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah dan air limbah serta

pembinaan sarana pembuangan sampah dan limbah. Cakupan pengawasan SPAL

adalah persentase jumlah SPAL yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas

dalam kurun waktu satu tahun. Sasarannya adalah jumlah SPAL rumah tangga

yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun. Di wilayah

kerja Puskesmas Banjaran DTP saat ini memiliki sebanyak 5.558 SPAL. Adapun

target cakupan kegiatan ini adalah 80%.

5. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengolahan Makanan

Tempat umum adalah suatu bangunan atau tempat yang dipergunakan

untuk sarana pelayanan umum. Tempat umum yang memenuhi syarat adalah

terpenuhinya sanitasi dasar (seperti air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya

pengendalian vektor, pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria atau

persyaratan atau standar kesehatan.

Page 16: Gabungan Bab II Ikm

Tempat pengolahan makanan (TPM) adalah suatu bangunan yang

dipergunakan untuk mengelola makanan. TPM yang memenuhi syarat adalah

terpenuhinya sanitasi dasar (seperti : air, jamban< limbah<sampah),

terlaksananya pengendalian vektor, higiene sanitasi makanan minuman,

pencahayaan, dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan atau standar

kesehatan.

Kegiatan pengawasan ini terdiri dari beberapa kegiatan inspeksi sanitasi

tempat-tempat umum, dan pembinaan tempat-tempat umum. Cakupan

pengawasan TTU adalah persentase jumlah TTU yang diperiksa di wilayah kerja

Puskesmas pada kurun waktu satu tahun. Sasarannya adalah jumlah TTU yang

ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun. Cakupan

pengawasan TPM adalah persentase jumlah TPM yang diperiksa di wilayah kerja

Puskesmas pada kurun waktu satu tahun. Sasarannya jumlah TPM yang ada di

wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun. Di wilayah kerja

Puskesmas Banjaran DTP terdapat sebanyak 124 TTU dan 40 TPM. Diharapkan

dari kedua kegiatan tersebut target yang dicapai pada tahun 2011 adalah 75%.

6. Pengawasan Industri

Industri adalah industri rumah tangga yang mengelola makanan dan

minuman atau disebut Perusahaan Industri Rumah Tangga (PIRT). Industri

Rumah Tangga (IRT) adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di

tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi

Page 17: Gabungan Bab II Ikm

otomatis. Pengawasan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dilaksanakan

sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.

Pengawasan kesehatan lingkungan kerja meliputi penyehatan air,

penyehatan udara, pengelolaan limbah, pencahayaan, kebisingan, getaran,

radiasi, pengendalian vektor penyakit, penyehatan ruang dan bangunan, instalasi

serta pengawasan kebersihan toilet dan lain-lain yang dianggap perlu baik secara

fisik maupun laboratories dengan menggunakan formulir pengawasan.

Cakupan pengawasan industri adalah persentase pengawasan industri

yang dilaksanakan oleh petugas Puskesmas yang ada di wilayah kerja Puskesmas

dalam kurun waktu satu tahun. Sasarannya adalah jumlah industri yang ada di

wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun. Saat ini industri yang

ada di wilayah kerja Puskesmas Banjaran sebanyak 30 industri yang terdiri dari 7

industri besar dan 23 industri rumah tangga. Target dari kegiatan ini pada tahun

2011 adalah 75%.

7. Klinik Sanitasi

Klinik sanitasi merupakan suatu wahana yang berfungsi mengatasi

masalah kesehatan lingkungan untuk pencegahan penyakit dengan bimbingan,

penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas Puskesmas melalui proses konseling

dan kunjungan rumah penderita berbasis lingkungan dan klien. Klinik sanitasi di

Puskesmas Banjaran DTP buka setiap hari Senin dan Kamis pukul 09.00-12.00.

Cakupan konseling klinik sanitasi adalah persentase yang diberikan oleh

petugas Puskesmas pada penderita penyakit berbasis lingkungan/klien di

Page 18: Gabungan Bab II Ikm

Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun. Sasarannya adalah penderita penyakit

berbasis lingkungandan klien di Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.

Semua kegiatan dari upaya kesehatan lingkungan ini dilakukan di dalam dan

di luar gedung. Adapun kegiatan yang dilakukan diantaranya:

1. Kegiatan di Dalam Gedung

a) Konsultasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan lingkungan.

b) Identifikasi masalah kesehatan lingkungan.

c) Membahas permasalahan, pemecahan masalah, evaluasi dan

perencanaan klinik sanitasi dalam mini lokakarya puskesmas.

2. Kegiatan di Luar Gedung

a) Kunjungan rumah/lokasi sebagai tindak lanjut kunjungan pasien/klien

b) Pemantauan lingkungan

c) Pembinaan peran serta masyarakat dalam pemecahan masalah

kesehatan lingkungan

d) Mengusulkan kegiatan pembangunan sarana sanitasi dasar yang

diperlukan kepada instansi terkait.

Dalam melaksanakan upaya kesehatan lingkungannya, Puskesmas Banjaran

DTP memiliki 1 orang tenaga inti di bidang kesehatan lingkungan yang juga

menjabat sebagai Ketua Program Kesehatan Lingkungan yaitu Yulvia

Widhiyaningsih, AMKL.

Page 19: Gabungan Bab II Ikm

Sarana dan Prasarana yang menunjang dalam menjalankan upaya kesehatan

lingkungan di Puskesmas Banjaran DTP ini terdiri dari: 1 Ruangan yang digunakan

untuk kegiatan Klinik Sanitasi, yang dipakai untuk kegiatan konsultasi, wawancara,

konseling; Peralatan berupa Kit sanitarian, meteran, lux meter, termos untuk

pengambilan sampel keracunan, maket rumah sehat dan sarana air bersih, alat peraga

penyuluhan, visualisasi data, formulir-formulir untuk wawancara, konseling,

kunjungan rumah, laporan.

Sumber dana untuk mendukung upaya Pengawasan lingkungan ini didapatkan

dari dana operasional Puskesmas, dan APBD yang diturunkan dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Bandung.

2.2.2 Hasil Kegiatan dan Identifikasi Masalah Upaya Kesehatan Lingkungan

Tahun 2011

Hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh upaya kesehatan lingkungan

Puskesmas Banjaran DTP pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 20: Gabungan Bab II Ikm

Tabel 2.1 Identifikasi Masalah Kegiatan Upaya Pengawasan Lingkungan

Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011

No Jenis Kegiatan Sasaran Target Cakupan

Masalah%

nominal

%Nomina

l1 Peyehatan Rumah

Inspeksi Rumah Sehat

Rumah sehat yang memenuhi syarat

Rumah Penduduk(13.719)

Rumah yang diperiksa

(440)

75%

75%

10.289

330

3,21%

25,15%

440

83

-71,79

-49,85

2 Pengawasan Air

Inspeksi SAB

SAB yang memenuhi syarat

Sarana(7095)

Sarana yang diperiksa

(440)

80%

80%

5676

352

6.20%

73,18%

440

322

-73,79

-6,82

3 Pengawasan Jamban Keluarga

Inspeksi Jamban Keluarga

Jamban Keluarga yang memenuhi syarat

Sarana(4782)

Sarana yang diperiksa

(269)

75%

75%

3586

160

5.62%

59,48%

269

160

-69,37

-15,52

4 Pengawasan SPALInspeksi SPAL

SPAL yang memenuhi

Sarana(5558)

Sarana yang

80%

80%

4446

118

5.78%

22.11%

321

71

-74,22

-57,88

Page 21: Gabungan Bab II Ikm

syarat diperiksa(321)

5 Pengawasan Sanitasi TTU & TPM

Inspeksi TTU & TPM

TTU & TPM yang memenuhi syarat

Sarana(164)

Sarana yang diperiksa

(26)

75%

75%

123

20

21,13%

19,23%

26

5

-53,86

-55,77

6 Pengawasan IndustriInspeksi industri

Industri yang memenuhi syarat

Industri(31)

Industri yang diperiksa

(6)

75%

75%

23

4

19,35%

100%

6

6

-55,64

+25

Berdasarkan tabel di atas, ditemukan beberapa masalah diantaranya sebagai

berikut :

1. Rendahnya cakupan Pengawasan rumah yang memenuhi syarat rumah sehat,

hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya dana yang dibutuhkan untuk

melakukan kegiatan tersebut, sehingga dalam pelaksanaannya hanya rumah-

rumah tertentu pada wilayah kerja tertentu yang dilakukan inspeksi.

Penentuan wilayah inspeksi berdasarkan atas laporan atau penemuan klinis di

Puskesmas adanya penyakit-penyakit yang penularannya berhubungan dengan

lingkungan. Selain itu juga rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya

rumah sehat bagi kesehatan dan jumlah SDM yang tidak sebanding dengan

luas wilayah kerja Puskesmas Banjaran DTP.

Page 22: Gabungan Bab II Ikm

2. Rendahnya cakupan Sarana Air Bersih dan yang memenuhi syarat sanitasi, hal

ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya dana yang dibutuhkan untuk

melakukan kegiatan tersebut, sehingga dalam pelaksanaannya hanya wilayah

kerja tertentu yang dilakukan inspeksi. Penentuan wilayah inspeksi

berdasarkan atas laporan atau penemuan klinis di Puskesmas adanya penyakit-

penyakit yang penularannya berhubungan dengan lingkungan. Selain itu juga

rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan air bersih bagi

kesehatan. Selain itu juga jumlah SDM yang tidak sebanding dengan luas

wilayah cakupan kerja Puskesmas Banjaran DTP mengakibatkan kesulitan

dalam melakukan pengawasan dan pembinaan kepada warga.

3. Rendahnya cakupan keluarga yang memiliki jamban keluarga dan yang

memenuhi syarat sanitasi, kurangnya dana yang dibutuhkan untuk melakukan

kegiatan tersebut, sehingga dalam pelaksanaannya hanya wilayah kerja

tertentu yang dilakukan inspeksi. Penentuan wilayah inspeksi berdasarkan atas

laporan atau penemuan klinis di Puskesmas adanya penyakit-penyakit yang

penularannya berhubungan dengan lingkungan. Selain itu juga rendahnya

kesadaran masyarakat akan pentingnya jamban keluarga yang memenuhi

syarat sanitasi bagi kesehatan. Selain itu juga jumlah SDM yang tidak

sebanding dengan luas wilayah cakupan kerja Puskesmas Banjaran DTP

mengakibatkan kesulitan dalam melakukan pengawasan dan pembinaan

kepada warga.

Page 23: Gabungan Bab II Ikm

4. Rendahnya cakupan pengawasan SPAL yang memenuhi syarat sanitasi, hal

ini disebabkan oleh keterbatasan dana untuk melakukan kegiatan tersebut.

Selain itu juga adanya perilaku warga yang kurang sadar akan kebersihan

lingkungan. Selain itu juga jumlah SDM yang tidak sebanding dengan luas

wilayah cakupan kerja Puskesmas Banjaran DTP mengakibatkan kesulitan

dalam melakukan pengawasan dan pembinaan kepada warga.

5. Pengawasan dan pembinaan terhadap TTU belum mencapai target,

kemungkinan disebabkan oleh keterbatasan dana, jumlah SDM yang tidak

sebanding dengan luas wilayah cakupan kerja Puskesmas.

6. Pengawasan terhadap industri belum memenuhi target, hal ini disebabkan

karena keterbatasan dana, jumlah SDM yang tidak sebanding dengan luas

wilayah cakupan kerja Puskesmas, dan kurang terbukanya pengusaha industri

terhadap petugas ketika akan dilakukan inspeksi.

2.2.3 Penentuan Prioritas Masalah

Dari beberapa masalah tersebut dilakukan perhitungan dengan menggunakan

matriks, sehingga didapatkan prioritas masalah utama yaitu rendahnya cakupan

rumah sehat dan yang memenuhi sanitasi. Perhitungan tersebut dapat dilihat pada

tabel yang terdapat dalam tabe berikut

Tabel 2.2 Penentuan Prioritas Masalah Upaya Penyehatan Lingkungan dengan Metode Criteria Matrix Technique

N Masala I T R Jumla Peringk

Page 24: Gabungan Bab II Ikm

o hh (IxTxR)

atP S

RI

DU

SB

PB

PC

1 A 5 5 5 3 5 2 1 4 4 416 12 B 5 4 4 1 5 1 2 3 2 132 33 C 5 4 4 2 5 2 2 3 3 216 24 D 3 3 3 1 4 1 1 4 1 64 45 E 4 3 3 1 4 1 1 3 1 51 56 F 3 3 2 1 3 1 2 2 1 30 6

Keterangan: P = Prevalence, menunjukkan besarnya masalah yang timbul. S = Severity, menunjukkan akibat yang ditimbulkan oleh masalah. RI = Rate of increase, menunjukkan kenaikan besarnya masalah. DU= Degree of unmeet need, menunjukkan derajat keinginan masyarakat yang

tidak terpenuhi. SB = Social benefit, menunjukkan keuntungan sosial karena selesainya masalah. PB = Public concern, menunjukkan rasa prihatin masyarakat terhadap masalah. PC = Political climate, menunjukkan suasana politik yang berkaitan. T = Technical feasibility, menunjukkan kelayakan teknologi yang tersedia yang

dapat dipakai untuk mengatasi masalah. R = Resources availability, menunjukkan sumber daya yang dapat dipakai untuk

mengatasi masalah.

2.3 Hasil Pengamatan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak – Keluarga

Berencana (KIA KB)

Disusun oleh Tri Ayu Nurnaida (12010011018)

2.3.1 Kegiatan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak – Keluarga Berencana (KIA

KB)

Upaya KIA KB merupakan upaya yang mempunyai tujuan antara lain

meningkatkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak.

Kegiatan upaya program KIA-KB yang dilaksanakan di Puskesmas Banjaran

DTP pada tahun 2011 adalah :

Page 25: Gabungan Bab II Ikm

1. Kegiatan kesehatan ibu dan bayi (KIA) yang dapat dibagi menjadi:

a. Pemeriksaan ibu hamil K1dan K4

b. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

c. Penanganan komplikasi kebidanan

d. Pelayanan neonatal (KN2) sesuai standar

e. Penanganan BBLR

f. Imunisasi

2. Kegiatan pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang dapat dibagi menjadi:

a. Pelayanan KB aktif di Puskesmas

b. Pelayanan KB aktif dengan komplikasi

c. Pelayanan KB aktif dengan kegagalan

Berdasarkan tempat pelayanan, kegiatan upaya KIA KB di Puskesmas

Banjaran DTP dapat dibagi menjadi :

1. KIA-KB di Dalam Gedung Puskesmas

KIA-KB yang dilakukan di dalam gedung Puskesmas Banjaran DTP

meliputi :

a. Pemeriksaan

Pemeriksaan ibu hamil dilakukan pada hari Selasadan kamis yang

dilakukan di Klinik PONED KIA-KB Puskesmas Banjaran DTP.

K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil pada trimester pertama.

Pelayanan ibu hamil K1 terdiri dari 10T, yaitu timbang berat badan, tinggi

Page 26: Gabungan Bab II Ikm

badan, tensi, taksiran gizi dengan lingkar lengan atas, tentukan presentasi bayi

dan denyut jantung janin, imunisasi tetanus toxoid, tablet Fe, tes laboratorium

rutin, tata laksana kasus, dan temu wicara penyakit dan KB setelah

melahirkan; dan program K4 yang mencakup ibu hamil yang telah

mendapatkan pelayanan antenatal. Selain itu dilakukan juga pemeriksaan

untuk ibu nifas yang terdiri dari pemeriksaan tensi, nadi, dan suhu, tinggi

fundus uteri, lochia, pemeriksaan payudara dan konseling ASI eksklusif.

Kontak minimal 4 kali selama masa kehamilan untuk mendapatkan

pelayanan ANC yang terdiri 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada

trimester ke dua dan 2 kali pada trimester ke tiga. Rendahnya K4

menunjukkan rendahnya kesempatan untuk menjaring dan menangani risiko

tinggi obstetri.

Pelayanan Neonatal (KN2) yaitu Kontak dengan tenaga kesehatan

minimal 2 kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan

neonatal baik di dalam maupun luar gedung puskesmas. KN1 pada usia 0-7

hari dan KN2 pada usia 8-28 hari.

Cakupan BBLR ditangani yaitu bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama

setelah lahir telah kontak dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan

pelayanan pemeriksaan sesuai standar.

b. Imunisasi

Page 27: Gabungan Bab II Ikm

Imunisasi bayi dilakukan setiap hari Senin yang bertempat di Klinik

PONED KIA-KB Puskesmas Banjaran DTP.

c. Pelayanan KB

Pelayanan KB dilakukan setiap hari Jumat yang bertempat di Klinik

PONED KIA-KB Puskesmas Banjaran DTP.

2. KIA KB di Luar Gedung Puskesmas

KIA KB yang dilakukan di luar gedung Puskesmas Banjaran DTP

meliputi:

a. Posyandu

Posyandu dilakukan sesuai dengan peraturan di setiap wilayah

kerja Puskesmas Banjaran DTP seperti Batukarut.

b. Kelas Ibu dan Balita

Kelas ibu dan balita merupakan program luar gedung yang baru dan

sudah mulai berjalan. Hal yang dilakukan dalam program ini adalah dengan

cara mengunjungi setiap desa di wilayah kerja Puskesmas Banjaran DTP

kemudian mengumpulkan 10 ibu hamil dengan usia kehamilan 20 minggu

sampai 30 minggu dan 10 balita. Kegiatannya berupa memberikan penyuluhan

sesuai dengan buku KIA yang sudah dimiliki oleh ibu hamil dengan tujuan

menambah pengertian dan pengetahuan tentang kehamilannya.

2.3.2 Identifikasi Masalah

Page 28: Gabungan Bab II Ikm

Dari beberapa kegiatan yang dilakukan pada upaya kesehatan ibu dan

anak-keluarga berencana didapatkan beberapa masalah yang disimpulkan dalam

tabel 2.3 di bawah ini.

Tabel 2.3. Identifikasi Masalah Kegiatan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak – Keluarga Berencana Puskesmas Banjaran DTP Bulan Januari-November Tahun 2011

No Kegiatan Sasaran Target Nominal %

CakupanNominal %

Masalah Keterangan

1. Pemeriksaan ibu hamil (K1)

Ibu hamil (1542)

1339 86.9 1294 83.9 -3 Kurangnya pemeriksaan ibu hamil (K1)

2. Pemeriksaan ibu hamil min 3x(K4)

Ibu Hamil(1542)

1238 80.3 1224 79.4 -0.9 Kurangnya pemeriksaan ibu hamil min 3x(K4)

3. Persalinan oleh Nakes (LINAKES)

Ibu bersalin(1472)

1150 78.1 1092 74.2 -3.9 Rendahnya Persalinan oleh Nakes (LINAKES)

4. Pelayanan Neonatus pertama (KN1)

Neonatus(1424)

1143 80.3 1092 76.6 -3.7 Rendahnya pelayanan neonatus pertama

5. Pelayanan kesehatan Neonatus (KN Lengkap)

Neonatus(1424)

1143 80.3 1092 76.6 -3.7 Rendahnya pelayanan kesehatan neonatus

6. Pelayanan KB aktif di Puskesmas

Pasangan usia subur(10472)

7624 72.8

9004 85.9

+13 Banyaknya pelayanan KB aktif di Puskesmas

Dari Tabel 2.4 terlihat secara kumulatif belum tercapai target K-1 ( 86.9 % )

pencapaian 83.9 % dan K-4 ( 80.3 % ) pencapaian 73.9 % sedangkan untuk

persalinan oleh Nakes (78.1%) yaitu 74.2%, KN1 maupun KN lengkap (80.3%)

hanya mencapai 76.6%, Pelayanan KB aktif di puskesmas (72.8%) mencapai 85.9% .

Berdasarkan tabel 2.4. di atas ditemukan beberapa masalah sehingga Analisa

penyebab masalah serta rencana pemecahan masalah dari kelima masalah di atas

Page 29: Gabungan Bab II Ikm

dapat dilihat pada tabel 2.4. Data lengkap tentang kegiatan upaya KIA-KB di

Puskesmas Banjaran DTP dapat dilihat pada lampiran (tabel 21-28).

Tabel 2.4 Analisa Penyebab Masalah dan Rencana Pemecahan Masalah Upaya Kesehatan Ibu dan Anak – Keluarga Berencana

No Masalah yang Ditemukan Analisa Penyebab Masalah Rencana Pemecahan Masalah

A Pemeriksaan ibu hamil (K1) Kurangnya kunjungan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan pertama pada trimester pertama.

Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah kerja puskesmasserta penyuluhan tentang pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja puskesmas.

B Pemeriksaan ibu hamil min 4x(K4)

Kurangnya kunjungan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan minimal 4x selama kehamilannya.

Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah kerja puskesmasserta penyuluhan tentang pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja puskesmas.

C Persalinan oleh Nakes (LINAKES)

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan.

Meningkatkan koordinasi, kerjasama maupun komunikasi dalam membentuk kemitraan dengan tenaga nonkesehatan seperti paraji.

D Pelayanan Neonatus pertama (KN1)

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pelayanan neonatus pertama.

Penyuluhan tentang

pentingnya pelayanan kesehatan

dasar neonatus seperti

pemeriksaan bayi baru lahir.

E Pelayanan kesehatan Neonatus (KN Lengkap)

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pelayanan kesehatan neonatus.

Penyuluhan tentang

pentingnya pelayanan kesehatan

dasar neonatus.

F Pelayanan KB aktif di

Puskesmas

Banyaknya peserta usia subur yang datang ke pelayanan KB dari luar wilayah kerja puskesmas

Pencatatan jumlah pasangan usia subur yang merupakan pendatang disekitar wilayah kerja puskesmas bekerja sama dengan bidan desa untuk pencatatan jumlah penduduk

2.3.3 Penentuan Prioritas Masalah

Page 30: Gabungan Bab II Ikm

Dari beberapa masalah tersebut dilakukan perhitungan dengan menggunakan

matriks, sehingga didapatkan dua prioritas masalah utama yaitu pemeriksaan ibu

hamil (K1) dan pelayanan KB aktif di wilayah kerja puskesmas yang datang ke

puskesmas. Perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.5 yang terdapat dalam

lampiran.

Tabel 2.5 Penentuan Prioritas Masalah Upaya Kesehatan Ibu dan Anak – Keluarga Berencana dengan Metode Criteria Matrix Technique

No Masalah Importance T R Jumlah 1xTxR

Peringkat

P S RI DU SB PB PC1 A 4 5 3 3 5 3 4 3 3 243 22 B 3 3 3 4 5 3 2 2 4 184 43 C 5 3 3 3 4 3 3 3 4 288 14 D 4 4 3 3 4 3 3 2 3 138 35 E 3 3 2 3 4 2 2 3 3 171 56 F 4 5 3 3 2 2 3 3 3 198 6

Keterangan:P = Prevalence, besarnya masalah yang timbulS = Severity, akibat yang ditimbulkan oleh masalahRI = Rate of Increase, kenaikan besarnya masalahDU = Degree of Unmeet Need, derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhiSB = Social Benefit, keuntungan sosial karenan selesainya masalahPB = Public Concern, rasa prihatin masyarakat terhadap masalahPC = Political climate, suasana politik yang berkaitanT = Technical feasibility, kelayakan teknologi yang tersedia yang dapat dipakai untuk mengatasi

masalahR= Resources availability, sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah1 = sangat tidak penting2 = tidak penting3 = cukup4 = penting5 = sangat penting

Prioritas masalah pada upaya KIA-KB yang akan dicarikan jalan keluarnya adalah

persalinan oleh tenaga kesehatan (LINAKES).

2.4 kosong......

Page 31: Gabungan Bab II Ikm

2.5. Hasil Pengamatan Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Menular (P3M)

Disusun oleh Multi Soebakti Wisudasari (12010011061)

2.5.1 Kegiatan Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

(P3M)

Kegiatan upaya kesehatan dalam program ini bertujuan mencegah terjadinya

penularan penyakit, mengurangi terjadinya kesakitan dan mengurangi terjadinya

kematian. Upaya P3M di Puskesmas Banjaran DTP dipegang oleh 5 petugas

puskesmas yang bertanggung jawab atas masing-masing program yang berbeda.

Kegiatan upaya P3M di Puskesmas Banjaran DTP terdiri dari:

1. Surveillans

Surveillans di Puskesmas Banjaran DTP dipegang oleh Bapak Farid

Setiadi, A.MK. Surveillans di Puskesmas Banjaran DTP memiliki kegiatan

mendata dan mengamati kasus baru dari jenis penyakit menular berbasis

puskesmas yang terdiri dari penyakit kolera, diare, diare berdarah, tifus perut

klinis, TBC paru (BTA +), tersangka TBC Paru, kusta PB, kusta MB, campak,

difteri, batuk rejan, tetanus, hepatitis klinis, malaria klinis, malaria vivak, malaria

falsifarum, malaria miks, demam berdarah Dengue, demam Dengue, pneumonia,

sifilis, gonorhoe, frambusia, filariasis dan influenza. Data didapatkan dari 2

tempat yaitu melalui pencatatan di dalam gedung dan di luar gedung. Di dalam

Page 32: Gabungan Bab II Ikm

gedung sumber data diambil dari register BP yang berasal dari rekam medik

pasien yang berkunjung ke puskesmas. Sedangkan sumber data di luar gedung

berasal dari laporan kader. Pelaporan kasus baru dilakukan setiap minggu yang

ditulis dalam form W-2 untuk mengamati terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB)

dan setiap bulannya ditulis ke dalam form 7. Tebel survaillens terpadu penyakit

berbasis puskesmas kasus baru periode bulan Januari-November tahun 2011

terlampir halaman Sekian.

2. Imunisasi

Imunisasi di Puskesmas Banjaran DTP dikelola oleh bapak Agus B,

A.MK. Imunisasi dilakukan setiap hari Senin di puskesmas dan di posyandu

sesuai jadwal masing- masing RW setempat.

Pelayanan imunisasi yang dilakukan di Puskesmas Banjaran DTP terdiri

dari pelayanan imunisasi dasar (BCG, HB, DPT-HB Combo, Polio dan Campak),

pelayanan imunisasi lanjut (DT sekolah Dasar, TT Sekolah Dasar, dan Campak

Sekolah Dasar), pelayanan imunisasi TT bagi wanita hamil serta calon penganti

wanita.

Imunisasi anak sekolah yang dilakukan puskesmas Banjaran DTP

terangkai dalam kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang dijalankan

setiap bulan Juli dan November. Pada bulan Juli imunisasi yang dilakukan adalah

imunisasi campak ulang dan sasarannya adalah siswa sekolah dasar kelas satu.

Sedangkan bulan November imunisasi yang dilakukan adalah imunisasi DT

Page 33: Gabungan Bab II Ikm

untuk siswa kelas satu SD dan imunisasi TT untuk siswa sekolah dasar kelas dua

dan tiga.

Data imunisasi didapatkan dari sarana kesehatan swasta (Dokter, bidan,

klinik dan balai pengobatan), kader posyandu dan register BP. Vaksin yang

digunakan di Puskesmas Banjaran DTP didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Purwakarta sesuai permintaan yang diajukan oleh pihak puskesmas. Tabel hasil

imunisasi periode bulan Januari-November terlampir pada halaman sekian.

3. Tuberkulosis (TB)

Penanggulangan TB di Puskesmas Banjaran DTP dikelola oleh Ibu

Agastyawati, A.MK. Kegiatan berupa penemuan penderita dan memberikan

pengobatan. Penemuan penderita berawal dari penjaringan dan pemeriksaan

penderita suspek TB. Penjaringan kasus baru dilakukan melalui balai pengobatan

Puskesmas Banjaran DTP. Pasien yang datang ke balai pengobatan dengan batuk

lebih dari 10 hari dinyatakan sebagai pasien tersangka TB. Penderita tersangka

TB yang ditemukan akan dilakukan pemeriksaan dahak untuk BTA oleh petugas

laboratorium. Jika hasilnya negatif maka pasien akan diberikan pengobatan

dengan antibiotik yang disesuaikan dan diminta untuk melakukan pemeriksaan

BTA ulang 2 minggu kemudian jika keluhan masih menetap. Jika hasilnya tetap

negatif selanjutnya pasien akan diminta untuk dilakukan pemeriksaan foto toraks.

Penderita yang telah dipastikan menderita TB akan diobati dan diberi pengarahan

mengenai penyakit TB serta kepentingan untuk mematuhi proses pengobatan.

Page 34: Gabungan Bab II Ikm

Penderita akan diberikan kartu TB-02 yang dipegang oleh pasien untuk

status pengobatan dan harus datang bersama orang terdekatnya yang akan

menjadi pengawas minum obat (PMO) sebagai pengontrol pengobatan penderita

TB. Petugas puskesmas mencatat pengobatan penderita pada kartu TB-01. Obat

TB diberikan secara berkala, yaitu fase awal dan fase lanjutan. Tiap fase,

pemberian obat dilakukan 2-4 kali pemberian agar pengobatan terkontrol dan

mencegah terjadinya drop out (DO). Pencatatan penderita terus dilakukan sampai

dikatakan sembuh. Tabel rekapitulasi data penemuan TB Paru BTA (+) dan

Angka Kesembuhan periode bulan Januari-November tahun 2011 terlapir

halaman sekian.

Gambar 2.1 Alur Diagnosis TB Paru

Page 35: Gabungan Bab II Ikm

Sumber: Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2007

4. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

Kegiatan dalam kasus ISPA dikelola oleh Bapak H. Nasrudin, A.MK

yang berupa penemuan kasus pneumonia, pneumonia berat, dan bukan

pneumonia pada bayi dan balita. Data didapatkan dari penjaringan kasus oleh

balai pengobatan Puskesmas Banjaran DTP dan kader di tiap Desa. Tabel laporan

penyakit ISPA di Puskesmas Banjaran DTP periode bulan Januari-November

tahun 2011 terlampir halaman sekian.

5. Diare

Penanggulangan diare di Puskesman Banjaran DTP dipegang oleh bapak

H. Uus Usmana, A.MK. Kegiatan dalam penyakit diare mencakup penjaringan

kasus diare yang digolongkan berdasarkan golongan umur dan pemberian oralit

pada kasus diare. Data didapat dari penjaringan kasus melalui balai pengobatan

Puskesmas dan didapat dari kader saat Posyandu. Tabel laporan penyakit diare di

Puskesmas Banjaran DTP periode bulan Januari-November tahun 2011terlampir

halam sekian.

6. Pengobatan

Pengobatan untuk kasus menular yang terdapata di Puskesmas Banjaran

DTP dilakukan di Balai Pengobatan (BP) kecuali untuk TB yang dilakukan di

klinik TB.

7. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)

Page 36: Gabungan Bab II Ikm

Dalam menanggulangi KLB, setiap penyakit menular didata dan diamati

setiap minggunya melalui form W2 yang seperti yang telah diuraikan di atas.

Selain itu, Puskesmas Banjaran DTP juga melakukan pemeriksaan jentik di

sekitar wilayah kerjanya. Adapun form W-1 yang digunakan untuk kasus-kasus

baru penyakit menular potensi wabah, pelaporan dengan form ini harus segera

dalam waktu 24 jam kepada Dinkes Kabupaten/kotamdya.

2.5.2 Identifikasi Masalah

Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, Puskesmas

Banjaran DTP telah melakukan berbagai kegiatan selama tahun 2011 yang

perinciannya dapat dilihat pada tabel 2.6. berikut ini.

Tabel 2.6. Identifikasi Masalah Kegiatan Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Puskesmas Banjaran DTP Periode Bulan Januari-November Tahun 2011

No Kegiatan Sasaran Target Hasil Masalah Keterangan1. Surveillans:

- Penemuan kasus dan kewaspadaan dini terhadap penyakit berpotensi KLB

- Survaillens terpadu penyakit

- Pengendalian kejadian KLB

48minggu

11 bulan

Jumlah KLB dalam 1 tahun

82.5 %

91.7%

100%

75%36 minggu

72.7%8 bulan

-

-7.5

-19

-

Randahnya pengamatan terhadap penyakit menular.

Rendahnya pendataan dalam penemuan kasus baru

-

Page 37: Gabungan Bab II Ikm

2. Imunisasi:a. Pelayanan imunisasi

dasar- HB 0-7 hari

- BCG

- DPT-HB I COMBO

II

III

- Polio I

II

III

IV

- Campak

Bayi1.375

Bayi 1.375

Bayi 1.375

Bayi 1.375

Bayi 1.375

Bayi 1.375

Bayi 1.375

Bayi 1.375

Bayi 1.375

Bayi 1.375

82.5%1.134 bayi

89.8%1.234 bayi

89.8%1.234 bayi

87%1.196

85.2%1.171

89.8%1.234 bayi

87%1.196

85.2%1.171

82.5%1.134 bayi

82.4%1.134 bayi

54.9%755

88.1%1.211

88.1%1.211

85.7%1.178

86.9%1.195

69.5%956

65.2%897

68.9%947

68.0%935

72,5%997

-27.6

-1.7

-1.7

-1.3

+1.7

-20.3

-21.8

-16.3

-14.5

-10

Rendahnya cakupan imnuisasi HB 0-7 hari

Rendahnya cakupan imnuisasi BCG

Rendahnya cakupan imnuisasi DPT-HB COMBO I

Rendahnya cakupan imnuisasi DPT-HB COMBO II

Tingginya cakupan imnuisasi DPT-HB COMBO III

Rendahnya cakupan imnuisasi Polio I

Rendahnya cakupan imnuisasi Polio II

Rendahnya cakupan imnuisasi Polio III

Rendahnya cakupan imnuisasi Polio IV

Rendahnya cakupan imnuisasi Campak

Page 38: Gabungan Bab II Ikm

b. Pelayanan imunisasi lanjut:

- DT Sekolah Dasar

- TT Sekolah Dasar

- Campak Sekolah Dasar

c. Pelayanan imunisasi ibu hamil TT dan calon pengantin wanita

- Ibu hamil T1

- Ibu hamil T2

- Calon pengantin

Siswa kelas 1 SD/MI/sederajat

Siswa kelas 1 & 2 SD/MI/Sederajat

Siswa kelas 1 SD/MI/sederajat

Ibu hamil1.513

Ibu hamil1.513

Calon pengantin

95%

95%

95%

82.5%1.248

77.9%1.286

84.2%1.274

81.7%1.236

7

+1.7

+3.8

Tingginya cakupan imnuisasi TT 1

Tingginya cakupan imnuisasi TT 2

3. TB PARU- Penemuan Kasus

baru TB BTA (+)

- Kesembuhan Pasien TB BTA (+)

107/100.000 jumlah penduduk

Jumlah pasien baru TB BTA (+) yang diobati

73.5%70

77.9%32

44.6%29

93,7%30

-28.7

+8.7

Rendahnya cakupan Penemuan Kasus baru TB BTA (+)

Tingginya kupan kesembuhan pasien TB BTA (+)

4. ISPAPenemuan kasus pneumonia dan pneumonia berat

Jumlah perkiraan penderita pneumonia balita(5.618)

78.8%562

54%307

-32 Rendahnya cakupan Penemuan kasus Pneumonia dan Pneumonia berat

Page 39: Gabungan Bab II Ikm

5. Penemuan kasus diare Data sampai Agustus 411/1000

jumlah penduduk X 10%

75%1993

56%1120

-19 Rendahnya cakupan Penemuan kasus Diare

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011

Berdasarkan tabel 2.6. di atas, ditemukan beberapa masalah, antara lain:

1. Rendahnya pengamatan dan pendataan terhadap kasus baru penyakit menular,

menurut pemegang program surveillans terjadi karena sulitnya dalam

mengkoordinasi kader dengan petugas puskesmas dan adanya penggantian

petugas oleh petugas yang baru harus diberikan pelatihan dari awal.

Rencana pemecahan masalah:

- Menjalin dan meningkatkan koordinasi antara petugas puskesmas dengan

kader dalam meningkatkan upaya pengamatan dan pendataan terhadap kasus

baru penyakit menular.

- Penggantian petugas untuk pemegang program tidak dilakukan sesering

mungkin dalam jangka waktu yang dekat.

2. Rendahnya cakupan imnuisasi dasar menurut pemegang program, kesenjangan

ini terjadi karena penduduk belum menyadari akan kemanfaatan dari imunisasi,

tingginya kunjungan imunisasi dari luar wilayah dan ketidak sediaan vaksin

dalam pelayanan imunisasi.

Rencana pemecahan masalah:

- Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya imunisasi.

Page 40: Gabungan Bab II Ikm

- Memberikan selembaran (flamlet) akibat dari tidak dilakukannya imunisasi.

- Memberikan informasi visual (video) mengenai tidak dilakukannya imunisasi

3. Rendahnya cakupan penemuan kasus suspek TB BTA (+), menurut pemegang

program hal ini disebabkan untuk sasarannya, data jumlah penduduk tidak

menggunakan data jumlah penduduk faktual tetapi data proyeksikan dalam

jumlah 70.000, selain itu pengetahuan masyarakat masih kurang akan penyakit

TBC.

Rencana pemecahan masalah:

- Untuk penemuan kasus suspek TB BTA (+) dalam pemenuhan target

sebaiknya menggunakan jumlah penduduk yang faktual, agar kesenjangan

yang ditemukan tidak terlalu besar.

- Memberikan penyuluhan mengenai penyakit TB paru.

4. Rendahnya cakupan penemuan kasus Pneumonia dan Pneumonia berat, menurut

pemegang program surveillans tejadi karena kurangnya tehnik pemeriksaan

dalam mendiagnosis penyakit tersebut.

Rencana pemecahan masalah:

- Meningkatkan pengetahuan tehnik pemeriksaan dalam bentuk pemberian

informasi (penyuluhan) dan keterampilan dengan pelatihan.

2.5.3 Penentuan Prioritas Masalah

Dari beberapa masalah tersebut dilakukan perhitungan dengan menggunakan

matriks, sehingga didapatkan prioritas masalah utama.

Page 41: Gabungan Bab II Ikm

Tabel 2.7 Masalah Upaya Kesehatan P2MNo. MasalahA Rendahnya pengamatan dan pendataan terhadap kasus baru penyakit

menularB Rendahnya Cakupan imunisasi dasarC Rendahnya penjaringan penderita TBD Rendahnya cakupan Penemuan kasus Pneumonia dan Pneumonia berat

Tabel 2.8 Metode Matriks Penentuan Prioritas Masalah pada Upaya Pelayanan Kesehatan P2M

No Masalah Importance jumlah

P S RI DU SB PB PC T R IxTxR1. A 3 4 4 3 3 3 2 3 3 1982. B 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3003. C 3 3 5 2 4 3 3 4 3 2764. D 3 2 3 2 3 2 2 3 3 153

Prioritas masalah pada upaya pelayanan kesehatan P3M yang akan dicarikan

jalan keluarnya adalah rendahnya cakupan imunisasi dasar.

2.6 Hasil Pengamatan Program Upaya Pengobatan

Disusun oleh Megasari (12010011056)

2.6.1 Kegiatan Upaya Pengobatan

Page 42: Gabungan Bab II Ikm

Berikut adalah kegiatan upaya pengobatan yang dilaksanakan di Puskesmas Banjaran

DTP :

1. Upaya Pengobatan

Upaya pengobatan yang dilaksanakan di Puskesmas Banjaran DTP adalah:

Pengobatan

a. Dalam gedung :

- Rawat jalan : poli umum, poli lansia, poli balita, poli imunisasi, poli

KIA, poli TBC paru

- Rawat inap

- Unit Gawat Darurat

- Pemeriksaan Laboratorium

Pelayanan pengobatan di Puskesmas Banjaran DTP buka setiap hari

Senin-Sabtu, mulai pukul 07.00 – 11.00.

b. Luar gedung :

- Puskesmas Pembantu (setiap hari selasa, rabu dan kamis)

- Puskesmas Keliling (setiap hari selasa)

Kegiatan pada balai pengobatan di Puskesmas Banjaran DTP meliputi

pemeriksaan pasien anak serta dewasa, penapisan pasien paru-paru, serta pemberian

obat. Kegiatan ini dilakukan oleh tenaga dokter, perawat serta asisten apoteker.

Kegiatan diluar Puskesmas dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti bidan dan

perawat.

Pada upaya pengobatan ini, dalam menyelenggarakan kegiatannya terdiri dari:

Page 43: Gabungan Bab II Ikm

1. Kodinator program upaya pengobatan : Neneng Widaningsih

(perawat)

2. Dokter umum : 2 orang

3. Perawat : 7 orang

4. Petugas laboratorium : 1 orang

5. Petugas farmasi : 1 orang

6. Petugas pendaftaran : 2 orang

Sarana kesehatan yang mendukung kegitan upaya pengobatan di dalam

gedung Puskesmas Banjaran DTP, yakni :

1. Ruang balai pengobatan untuk umum : 1 ruangan

2. Ruang balai pengobatan untuk lansia : 1 ruangan

3. Ruang balai pengobatan untuk UGD : 1 ruangan

4. Ruang imunisasi : 1 ruangan

5. Ruang balai pengobatan untuk anak : 1 ruangan

6. Ruang balai pengobatan untuk TBC paru : 1 ruangan

7. Ruanganobat : 1 ruangan

8. Laboratorium : 1 ruangan

9. Pendaftaran : 1 ruangan

Data pada upaya pengobatan didapatkan dari beberapa laporan, yaitu:

1. Laporan register BP harian : laporan yang memuat daftar pasien meliputi

nama, usia, alamat, diagnosis, dan terapi yang diberikan dalam sehari.

Page 44: Gabungan Bab II Ikm

2. Laporan kunjungan tahunan Puskesmas : laporan yang memuat tentang

jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas Banjaran DTP dalam kurun waktu 1

tahun.

Alur pelaporan awal berasal dari catatan bagian pendaftaran yang mendata

jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas, lalu kunjungan dibagi berdasarkan

kepentingan pasien, kemudian yang akan dikumpulkan per bulan dan disatukan di

akhir tahun, selanjutnya akan dilaporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten melalui

Kepala Puskesmas. Data pasien yang mengunjungi balai pengobatan dan poli gigi

beserta diagnosisnya akan tercatat dalam register pasien per harinya yang dimasukkan

ke dalam laporan bulanan. Tiap bulan data pasien akan dikumpulkan menjadi 10 pola

penyakit utama.

Page 45: Gabungan Bab II Ikm

Gambar 2.2 Bagan Alur Pelaporan Dari Upaya Pengobatan

Tabel pada lampiran memperlihatkan bahwa target SPM untuk upaya

pelayanan pengobatan di Puskesmas Banjaran DTP, yakni indikator cakupan rawat

jalan melampaui target yang telah ditentukan, dengan angka 212,37 %. Hal ini dapat

menunjukkan bahwa masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Banjaran

DTP memiliki derajat kesehatan yang rendah, atau dapat dikarenakan program

pemerintah yang memudahkan seseorang mendapatkan pelayanan kesehatan dalam

upaya pengobatan individual.

Jumlah kunjungan rawat jalan di Puskesmas Banjaran DTP selama periode

Januari hingga November 2011 secara umum terlihat fluktuatif (dapat dilihat pada

tabel di lampiran). Jumlah kunjungan rawat jalan tersebut tidak termasuk jumlah

Page 46: Gabungan Bab II Ikm

pasien poli gigi. Jumlah kunjungan rawat jalan dalam satu tahun sebesar 16507 orang.

Kunjungan paling tinggi ada pada bulan april yaitu 1669 orang, kunjungan terbanyak

dari desa batu karut sebanyak 6970, hal ini kemungkinan karea jarak atau akses desa

batu karut paling dekat dengan Puskesmas. sedangkan paling sedikit berkunjung dari

desa mekar jaya yaitu sebanyak 429 orang, hal ini kemungkinan dikarenakan jarak

antara desa dan Puskesmas yang paling jauh.

Jumlah kunjungan rawat inap pada puskesmas Banjaran DTP tahun 2011 terlihat

fluktuatif (tabel lampiran). Terdapat indikator untuk menilai pelayanan rawat inap seperti

menilai BOR, LOS, BTO. Bed Occupancy Rate (BOR) adalah angka penggunaan

tempat tidur BOR digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur.

Angka BOR yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan

oleh masyarakat. Angka BOR yang tinggi (lebih dari 85 %) menunjukkan tingkat

pemanfaatan tempat tidur yang tinggi sehingga perlu pengembangan rumah sakit atau

penambahan tempat tidur, pada Puskesmas Banjaran DTP pemanfaatannya masih

kurang. Length Of Stay (LOS) atau lamanya dirawat digunakan untuk mengukur

efisiensi pelayanan rumah sakit yang tidak dapat dilakukan sendiri tetapi harus

bersama dengan interpretasi BTO dan TOI. Pada Puskesmas Banjaran DTP rata-rata

pasien dirawat selama 3-4 hari. Bed Turn Over (BTO) adalah frekuensi penggunaan

tempat tidur bersama-sama indikator TOI dan LOS dapat digunakan untuk

mengetahui tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur rumah sakit. Kunjungan rawat

inap dalam satu tahun sebanyak 1249 orang. Kunjungan terbanyak sebanyak dari desa

batu karut sebanyak 360 orang, dan terkecil dari desa mekarjaya sebanyak 89 orang.

Page 47: Gabungan Bab II Ikm

Jumlah kunjungan UGD pada puskesmas DTP befluktuatif, dalam tahun2011

kunjungan sebanyak 1141 pasien, dimana kunjungan terbanyak terjadi pada bulan

maret sebanyak 142 pasien.

Jumlah kunjungan pemeriksaan laboratorium pada tabel lampiran, menunjukan

belum tercapainya target, hal tersebut dapat dikarenakan pasien dirujuk, atau

dikarenakan beberapa pasien sudah dapat ditegakan diagnosanya tanpa dilakukan

pemeriksaan lab. Sedangkan jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan di Puskesmas

Banjaran DTP dapat dilihat pada tabel di lampiran.

Gambaran kesehatan masyarakat dapat dilihat dari 10 pola penyakit tersering

di Puskesmas Banjaran DTP. Penyakit yang berhubungan dengan kebersihan

lingkungan masih mendominasi penyakit yang tersering pada Puskesmas Banjaran

DTP, yaitu ISPA, Influenza. Data ini diperoleh dari data diagnosis pasien di

Puskesmas Banjaran DTP yang dapat dilihat pada tabel lampiran.

2.6.2 Identifikasi Masalah

Tabel di bawah ini merupakan tabel yang menjelaskan tentang identifikasi

masalah di Upaya Pengobatan Puskesmas Banjaran DTP pada tahun 2011.

Tabel 2.9 Identifikasi Masalah Upaya Pengobatan Puskesmas Banjaran DTP tahun 2011

No Kegiatan Sasaran Target Cakupan 2011

Masalah Ket

1. Kunjungan Rawat Jalan

15% dari jumlah

91.66 % 212.37 % +120.71 % Cakupan Berlebih

Page 48: Gabungan Bab II Ikm

Balai Pengobatan

penduduk di wilayah kerja

puskesmas dalam 1 tahun

2 Kunjungan Lab

Jumlah kunjungan pasien ke

puskesmas dalam kurun

waktu 1 tahun

18.33 17,57 % - 0.76% Cakupan kurang

Berdasarkan tabel di atas, ditemukan beberapa masalah diantaranya:

1. Pencapaian kunjungan rawat jalan melebihi target, hal ini kemungkinan

disebabkan oleh salah pencatatan oleh petugas, derajat kesehatan mayarakat

yang rendah, terjadinya wabah, atau dapat disebabkan juga oleh kebijakan

pemerintah yang memudahkan seseorang mendapatkan pelayanan kesehatan.

2. Kurangnya pencapaian pemeriksaan laboratorium, hal ini kemungkinan

disebabkan oleh sejumlah pasien yang dirujuk, atau beberapa pasien sudah

dapat ditegakan diagnosanya tanpa dilakukan pemeriksaan lab.

2.6.3 Penentuan Prioritas Masalah

1. Dari beberapa masalah tersebut dilakukan perhitungan dengan

menggunakan matriks, sehingga didapatkan prioritas masalah utama yaitu

pencapaian kunjungan rawat jalan yang melampaui target, hal ini

kemungkinan disebabkan salah pencatatan oleh petugas, derajat kesehatan

mayarakat yang rendah, terjadinya wabah, atau dapat disebabkan juga oleh

Page 49: Gabungan Bab II Ikm

program pemerintah yang memudahkan seseorang mendapatkan

pelayanan kesehatan.

2.7. Hasil Pengamatan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)

Disusun oleh Yusup Kurnia Wijaya (12010011031)

2.7.1 Kegiatan Upaya Kesehatan Sekolah di Puskesmas Banjaran DTP

Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) adalah segala usaha yang dilakukan untuk

meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang

pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMU/SMA/MA. Tujuan UKS adalah untuk

meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan

meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik

dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan

perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia

Indonesia seutuhnya.

Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi :

1. Sasaran primer : peserta didik

2. Sasaran sekunder : guru, pamong belajar/tutor orang tua,

pengelola

pendidikan dan pengelola kesehatan, serta TP

UKS

disetiap jenjang.

Page 50: Gabungan Bab II Ikm

3. Sasaran tertier :

a. Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai pada

sekolah lanjutan tingkat atas. termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan

perguruan agama serta pondok pesantren beserta lingkungannya.

b. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.

c. Lingkungan, yang meliputi :

1) Lingkungan sekolah;

2) Lingkungan keluarga; dan

3) Lingkungan masyarakat sekitar sekolah .

Upaya Kesehatan Sekolah di Puskesmas Banjaran DTP dipegang oleh Ibu

Wiwin, yang bertugas dalam menyusun dan melaksanakan rencana-rencana program

usaha kesehatan sekolah di seluruh wilayah kerja Puskesmas Banjaran DTP. Secara

umum kegiatan program UKS Puskesmas Banjaran DTP sesuai dengan pedoman

pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.

Kegiatan pada Upaya Kesehatan Sekolah di Puskesmas Banjaran DTP

meliputi :

1. Kegiatan penjaringan yang dilakukan satu tahun sekali kepada siswa

TK, SD, SMP dan SMA yang baru masuk yang dilakukan pada bulan Juli-

Agustus, meliputi :

a. Pemeriksaan status gizi

Page 51: Gabungan Bab II Ikm

b. Pemeriksaan status Hb

c. Pemeriksaan tes kesegaran jasmani

d. Pemeriksaan kesehatan

e. Pemeriksaan sepuluh penyakit yang ditemukan

2. Pemeriksaan berkala yang terdiri dari pemeriksan rutin anak sekolah

dan penyuluhan di beberapa sekolah, meliputi :

a. Pemeriksaan status gizi

b. Pemeriksaan status Hb

c. Pemeriksaan kesehatan (mata, telinga, gigi, mulut, kulit, rambut,kuku)

d. Jumlah perilaku bermasalah

e. Penyuluhan ke sekolah (pemilihan dokter kecil/kader UKS)

Semua data yang didapatkan dari kegiatan lapangan akan direkapitulasi dalam

Laporan Bulanan 1 yang akan dilaporkan kepada kepala puskesmas yang nantinya

akan diteruskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. Alur Pencatatan ini dapat

di lihat pada bagan berikut.

Gambar 2.3 Bagan Alur Pencatatan dan pelaporan Upaya Kesehatan Sekolah

2.7.2 Identifikasi Masalah

Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung

Kepala Puskesmas

Bagian UKS Puskesmas (LB1)

Kegiatan Lapangan

Page 52: Gabungan Bab II Ikm

Dalam upaya kesehatan sekolah, Puskesmas Banjaran DTP telah melakukan

berbagai kegiatan selama tahun 2011 yang perinciannya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 2.10 Identifikasi Masalah Kegiatan Upaya Kesehatan Sekolah Puskesmas Banjaran Tahun 2011

No

KegiatanSasaran

TargetCakupan

Tahun 2011 MasalahKeterangan

1 Kegiatan penjaringan - Pemeriksaan status gizi - Pemeriksaan Hb - Pemeriksaan tes kesegaran jasmani - Pemeriksaan kesehatan- Pemeriksaan 10 Penyakit yang ditemukan

Semua murid TK, kelas 1 SD, SMP, SMA

-TK: 100% -SD: 100 % -SMP: 100%-SMA:100%

TK: 18 % SD:100 % SMP:72%SMA:86%

TK:-82% SD : -SMP:-28%SMA:-14%

Masih rendahnya angka cakupan kegiatan penjaringan di TK, SMP dan SMA

2 Pemeriksaan berkala - Pemeriksaan status gizi - Pemeriksaan status Hb - Pemeriksaan kesehatan (mata, telinga, gigi, mulut, kulit, rambut,kuku)- Jumlah perilaku bermasalah - Penyuluhan ke sekolah (dokter kecil/ kader UKS)

Semua murid TK, kelas 1 SD, SMP, SMA

-TK: 100% -SD: 100% -SMP: 100%-SMA: 100%

TK: 0% SD: 100 % SMP: 0%SMA: 0%

TK:-100% SD : -SMP:-100%SMA:-100%

- Masih rendahnya angka cakupan pemeriksaan berkala di TK, SMP dan SMA- Masih rendahnya Upaya Kesehatan Sekolah berupa penyuluhan-penyuluhan di SMP dan SMA

Page 53: Gabungan Bab II Ikm

Berdasarkan data yang terlampir pada tabel di atas, dalam pelaksanaan

kegiatan Upaya Kesehatan Sekolah di Puskesmas Banjaran DTP terdapat beberapa

kesenjangan, antara lain :

1. Masih rendahnya angka cakupan kegiatan penjaringan di TK,SMP

dan SMA

2. Masih rendahnya angka cakupan pemeriksaan berkala di TK,SMP dan

SMA

3. Masih rendahnya Upaya Kesehatan Sekolah berupa penyuluhan-

penyuluhan di SMP dan SMA.

2.7.3 Penentuan Prioritas Masalah

Dari beberapa kegiatan dalam Upaya Kesehatan Sekolah, didapatkan beberapa

masalah yang perlu diperhatikan. Dari beberapa masalah tersebut di dapatkan

prioritas masalah utama, yaitu masih rendahnya angka cakupan kegiatan penjaringan

di TK, SMP dan SMA.

2.8 Penentuan Prioritas Masalah dan Alternatif Jalan Keluar Permasalahan

Upaya Puskesmas Banjaran DTP

2.8.1 Prioritas Masalah

Identifikasi permasalahan dari seluruh program di Puskesmas Banjaran DTP

dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Page 54: Gabungan Bab II Ikm

Tabel 2.8 Permasalahan di Puskesmas Banjaran DTP

No Permasalahan

A Tidak terpenuhinya target PHBS Rumah Tangga (terutama indikator Tidak Merokok).

B Rendahnya cakupan rumah sehat yang memenuhi syarat

C Rendahnya Persalinan oleh Nakes (LINAKES)

D

E Rendahnya cakupan imunisasi dasar

F Pencapaian kunjungan rawat jalan yang melampaui target

G Masih rendahnya angka cakupan kegiatan penjaringan di TK, SMP dan SMA

Tabel 2.8 Metode Matriks Penentuan Prioritas Masalah No Masalah Importance jumlah

P S RI DU SB PB PC T R IxTxR1. A 5 4 3 3 4 3 4 3 4 3122. B 5 5 5 3 5 2 1 4 4 416

3. C 5 3 3 3 4 3 3 3 4 288

4.5.6.7.

D E F G

435

335

432

324

415

314

423

322

444

300120224

Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan metode kriteria matriks

didapatkan nilai prioritas terbesar, maka terpilihlah masalah yang akan dicari jalan

Page 55: Gabungan Bab II Ikm

keluarnya yaitu “Tidak terpenuhinya target PHBS Rumah Tangga (terutama indikator

tidak merokok)“ dan “Rendahnya cakupan imunisasi dasar”. Tabel perhitungan

matriks penentuan prioritas masalah dapat dilihat pada tabel diatas.

Dari dua prioritas masalah tersebut, didapatkan beberapa alternatif pemecahan

masalah yang kemudian diambil dua pemecahan masalah dengan menggunakan

metode matriks, yaitu “Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya berperilaku

hidup bersih dan sehat” dan “Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya

imunisasi”.

Page 56: Gabungan Bab II Ikm
Page 57: Gabungan Bab II Ikm
Page 58: Gabungan Bab II Ikm

Tabel 2.1. Rekapitulasi Hasil Survey Cepat PHBS Rumah Tangga di Wilayah Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011

NO INDIKATOR PHBSHASIL PENCAPAIAN DESA

RESPPencapaian PuskesmasBatukarut Lebakwangi Wargaluyu Mangunjaya Baros Mekarjaya

ABS % ABS % ABS % ABS % ABS % ABS %

1 Persalinan Nakes 166 100 32 88.9 28 100 15 65.2 22 91.6 28 100 305 291 95.4

2 ASI ekslusif<6bl 74 100 15 100 21 70 6 40 6 100 12 85.7 152 134 88.1

  Lulus ASI ekslusif 96 100 15 65.2 9 90 7 63.6 10 100 16 88.9 168 153 91

3 Menimbang Bayi &Balita 186 100 84 97.7 74 90.2 68 74 57 100 73 100 576 542 94

4 Menggunakan Air Bersih 210 100 210 100 197 93.8 210 100 210 100 209 99.5 1260 1246 98.9

5 Mencuci tangan benar 210 100 210 100 206 98.1 187 89 202 96.2 202 96.2 1260 1217 96.6

6 Menggunakan Jamban sehat 210 100 210 100 154 73.3 181 86.2 184 87.6 141 67.1 1260 1080 85.7

7 Memberantas jentik 210 100 210 100 204 97.1 203 96.7 203 96.6 203 96.6 1260 1233 97.8

8 Makan Buah & Sayur 210 100 210 100 210 100 210 100 208 99 203 96.7 1260 1251 99.3

9 Melakukan aktifitas fisik 210 100 210 100 210 100 210 100 206 98 209 99.5 1260 1255 99.6

10 Tidak Merokok dalam rumah 123 58.6 76 36.2 35 16.7 33 15.7 150 71.4 52 24.8 1260 469 37.2

11 Status Keluarga Sehat 210 100 207 98.6 210 100 206 98 210 100 203 96.7 1260 1246 98.9

12 Status Rumah Sehat 123 59.1 88 42.1 114 54.3 163 77.6 178 84.7 127 60.5 1257 793 63.1

Sumber : laporan tahunan Puskesmas Banjaran DTP 2011

Tabel 2.2. Rekapitulasi Hasil Survey Cepat status Kadarzi di Wilayah Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011

NO INDIKATOR KADARZIHASIL PENCAPAIAN DESA

RESPBatukarut Lebakwangi Wargaluyu Mangunjaya Baros MekarjayaABS % ABS % ABS % ABS % ABS % ABS %

1 Menimbang Bayi &Balita 186 100 84 97.7 74 90.2 68 74 57 100 73 100 5762 ASI ekslusif<6bln 74 100 15 100 21 70 6 40 6 100 12 85.7 152  Lulus ASI ekslusif 96 100 15 65.2 9 90 7 63.6 10 100 16 88.9 1683 Makanan Aneka Ragam 210 100 207 98.6 210 100 206 98 210 100 203 96.7 1260 1260

Page 59: Gabungan Bab II Ikm

4 Menggunakan Garam Iodium 210 100 210 100 210 100 210 100 210 100 210 100 1260 1260

5Memberikan Suplemen Vit.A/Fe 184 100 193 91.9 143 68 197 93.8 57 27.1 73 34.8 1260

6 Status KADARZI 210 100 89 42.3 189 90 165 78.5 210 100 181 86.2 1260 1044Sumber : laporan tahunan Puskesmas Banjaran DTP 2011

Page 60: Gabungan Bab II Ikm

Tabel 2.3. Kriteria dan Pentahapan Desa/Kelurahan Siaga AktifKRITERIA/INDIKATOR

PETAHAPAN DESA/KELURAHAN SIAGA AKTIF

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI1.Forum Desa /

Kelurahan Ada, tetapi belum berjalan

Berjalan, tetapi belum rutin setiap Triwulan

Berjalan setiap Triwulan

Berjalan setiap bulan

2.KPM/Kader Kesehatan

Sudah ada minimal 2 Orang

Sudah ada 3-5 Orang

Sudah ada 6-8 orang

Sudah ada 9 orang atau lebih

3.Kemudahan Akses pelayanan Kesehatan Dasar

Ya Ya Ya Ya

4.Posyandu & UKBM lainnyaaktif

Posyandu ya, UKBM lainnya tidak aktif

Posyandu & 2 UKBM lainnya aktif

Posyandu & 3 UKBM lainnya aktif

Posyandu & 4 UKBM lainnya aktif

5.Dukungan dana untuk kegiatan kesehatan di Desa dan Kelurahan :- Pemerintah

Desa dan Kelurahan

- Masyarakat- Dunia usaha

Sudah ada dana dari Pemerintah, Desa dan Kelurahan serta belum ada sumber dana lainnya.

Sudah ada dana dari Pemerintah, Desa dan Kelurahan serta satu sumber dana lainnya.

Sudah ada dana dari Pemerintah, Desa dan Kelurahan serta dua sumber dana lainnya.

Sudah ada dana dari Pemerintah, Desa dan Kelurahan serta dua sumber dana lainnya.

6.Peranserta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan

Ada peran aktif masyarakat dan tidak ada peran aktif ormas

Ada peran aktif masyarakat dan peran aktif satu ormas

Ada peran aktif masyarakat dan peran aktif dua ormas

Ada peran aktif masyarakat dan peran aktif lebih dari dua ormas

7.Peraturan kepala desa atau peraturan Bupati /Walikota

Belum ada Ada, belum direalisasikan

Ada, sudah direalisasikan

Ada, sudah direalisasikan

8.Pembinaan PHBS di Rumah Tangga

Pembinaan PHBS ≤ 20% rumah tangga yang ada

Pembinaan PHBS minimal 20% rumah tangga yang ada

Pembinaan PHBS minimal 40% rumah tangga yang ada

Pembinaan PHBS minimal 70% rumah tangga yang ada

Sumber : Pedoman umum pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif DinKes Kab.Bandung 2011

Page 61: Gabungan Bab II Ikm

Tabel 2.4. Distribusi frekuensi strata desa berdasarkan indikator desa siaga aktif di puskesmas banjaran DTP pada tahun 2011

NO.

Pencapaian Desa

Indikator desa

siaga aktif

Batu

karut

Lebak

wangi

Wargaluyu Mangunjaya Baros Mekarjaya

1

.

Forum

desa/kelurahan

Pratama Pratama Belum

Aktif

Pratama Belum

Aktif

Pratama

2

.

Kader pembangunan

masyarakat/kader

kesehatan

Mandiri Purnama Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri

3

.

Kemudahan akses

pelayanan kesehatan

dasar

Madya Purnama Madya Purnama Madya Madya

4

.

Posyandu dan UKBM

lainnya aktif

Madya Pratama Belum

Aktif

Pratama Pratama Pratama

5

.

Dukungan dana untuk

kegiatan kesehatan di

desa

Pratama Belum

Aktif

Belum

Aktif

Belum Aktif Belum

Aktif

Pratama

6

.

Peran serta

masyarakat &

organisasi

kemasyarakatan

Purnama Pratama Belum

Aktif

Pratama Pratama Pratama

7

.

Peraturan kepala

desa/lurah/bupati/wali

kota

Mandiri Madya Pratama Pratama Pratama Pratama

8

.

Pembinaan PHBS

rumah tangga

Pratama Belum

Aktif

Belum

Aktif

Belum Aktif Pratama Pratama

Sumber : Laporan tahunan Puskesmas Banjaran DTP 2011

Page 62: Gabungan Bab II Ikm
Page 63: Gabungan Bab II Ikm

Tabel 2.5. Penyebaran Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di Puskesmas Banjaran DTP

1. Posyandu 78 Unit2. Polindes 2 Unit3. Bidan desa 6 Orang4. Posbindu 6 Unit5. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) 797 Unit6. Pengobatan Tradisional (Batra) -7. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) 1 Unit8. Pos kesehatan Desa 1 Unit9. Kader Kesehatan 398 Orang

Sumber : laporan tahunan Puskesmas Banjaran DTP 2011

Tabel 2.6. Klasifikasi posyanduKlasifikasi Kriteria

a. Posyandu pratama Posyandu tingkat pratama adalah posyandu

yang masih belum mantap, kegiatannya belum

bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya

terbatas.

b. Posyandu Madya Posyandu pada tingkat madya sudah dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali

pertahun, dengan rata rata jumlah kader tugas 5

orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program

utamanya ( KB, KIA, Gizi dan Imunisasi )

masih rendah yaitu kurang dari 50%.

c. Posyandu purnama Posyandu pada tingkat purnama adalah

posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali

pertahun, rata rata jumlah kader tugas 5 orang

atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya

Page 64: Gabungan Bab II Ikm

( KB, KIA, Gizi dan Imunisasi ) lebih 50%.

Sudah ada program tambahan, bahkan

mungkin sudah ada dana sehat tetapi masih

sederhana.

d. Posyandu Mandiri Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan

kegiatan secara teratur. Cakupan 5 program

utama sudah bagus, ada program tambahan dan

dana sehat telah menjangkau lebih dari 50%

KK.

Sumber : DepKes RI, 2001

Tabel 2.7. Strata perkembangan posyandu Puskesmas Banjaran DTP 2011

NO. DESAPencapaian Strata Posyandu

JumlahPratama Madya Purnama Mandiri1. Batukarut 4 (28.6%) 4 (28.6%) 6 (42.8%) - 142. Lebakwangi 2 (14.3%) 7 (50%) 5 (35.7%) - 143. Wargaluyu 7 (70%) 2 (20%) 1 (10%) - 104. Mangunjaya 10 (71.4%) 2 (14.3%) 2 (14.3%) - 145. Baros 12 (85.7%) 1 (7.14%) 1 (7.14%) - 146. Mekarjaya - 4 (33.3%) 8 (66.7%) - 12

JUMLAH35

(44.87%)20

(25.64%)23

(28.75%)- 78

Sumber : Laporan tahunan Puskesmas Banjaran DTP 2011

Tabel 2.8. Identifikasi Masalah Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011

NoKegiata

nSasaran Target

Cakupan Tahun 2011

MasalahKeteranga

n

1 Pengkajian dan Pembinaan PHBS Rumah Tangga

210 KK per Desa

(total 1260 KK)

≥65% RT sehat dan100% pada tiap indikator

63.1% (793

KK)

- 1.9% Tidak terpenuhinya target PHBS Rumah Tangga (terutama indikator Tidak

Page 65: Gabungan Bab II Ikm

Merokok).

2 Pengkajian dan Pembinaan Kadarzi

210 KK per Desa

(total 1260 KK)

100% Status Kadarzi

82.8% (1044 KK)

-17.2% Tidak terpenuhinya target status Kadarzi (Kecuali indikator makanan beraneka ragam dan menggunakan garam beriodium) dengan cakupan paling kecil yaitu indikator memberikan suplemen.

3 Program Desa Siaga

Seluruh Desa

100%(6 desa)

83.33%(5desa)

- 16.7 % Belum aktifnya desa siaga di seluruh desa

4 UKBM Posyandu Purnama & Mandiri

Seluruh Posyandu di wilayah

kerja

65%(6 desa)

28.75% -36.25% Tidak terpenuhinya target posyandu Purnama dan belum adanya Posyandu Mandiri

5 Penyuluhan Masyarakat 100 % - - Tidak tercatatnya kegiatan penyuluhan yang dilakukan.

Page 66: Gabungan Bab II Ikm

Tabel 2.9. Analisa Penyebab Masalah dan Rencana Pemecahan Masalah Upaya Promosi Kesehatan

No. Masalah yang ditemukanAnalisa

penyebab masalahRencana

pemecahan masalah

A Tidak terpenuhinya target PHBS Rumah Tangga (terutama indikator Tidak Merokok).

Faktor utama penyebab masalah ini adalah kurangnya kesadaran setiap individu untuk berprilaku hidup bersih dan sehat.

Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat.

B Tidak terpenuhinya target status Kadarzi (terutama indikator memberikan suplemen).

Faktor utama penyebab masalah ini adalah kurangnya kesadaran setiap individu mengenai pentingnya gizi.

Memberikan penyuluhan mengenai gizi.

C Belum aktifnya desa siaga di seluruh desa

Faktor utama penyebab masalah ini adalah kurangnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya desa siaga, serta kurangnya koordinasi antar anggota penyelenggara desa siaga

Memberikan penyuluhan, pelatihan dan pembinaan kepada kader tiap desa mengenai desa siaga.

D Tidak terpenuhinya target posyandu Purnama dan belum adanya Posyandu Mandiri

Faktor utama penyebab masalah ini adalah kurangnya jumlah kader dan belum adanya dana sehat

Melakukan pencarian dan pelatihan kader baru dan melakukan pembinaan untuk pengumpulan dan pengelolaan dana sehat.

E Tidak dapat dinilai. Faktor utama Mencatat kegiatan

Page 67: Gabungan Bab II Ikm

penyebab masalah ini adalah tidak tercatatnya kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan

penyuluhan yang akan dilakukan.

Tabel 2.10 Penentuan Prioritas Masalah Upaya Promosi Kesehatan Dengan Metode Criteria Matrix Technique

No MasalahI

T RJumlahIxTxR

PeringkatP S RI DU SB PB PC

1. A 5 4 3 3 4 3 4 3 4 312 1

2. B 5 4 3 3 4 3 4 2 4 208 2

3. C 4 4 4 4 4 3 3 2 3 156 4

4. D 5 4 4 4 5 3 3 3 2 168 3

5. E 4 4 3 3 4 1 5 2 2 96 5

Keterangan: P = Prevalence, menunjukkan besarnya masalah yang timbul. S = Severity, menunjukkan akibat yang ditimbulkan oleh masalah. RI = Rate of increase, menunjukkan kenaikan besarnya masalah. DU= Degree of unmeet need, menunjukkan derajat keinginan masyarakat yang tidak

terpenuhi. SB = Social benefit, menunjukkan keuntungan sosial karena selesainya masalah. PB = Public concern, menunjukkan rasa prihatin masyarakat terhadap masalah. PC = Political climate, menunjukkan suasana politik yang berkaitan. T = Technical feasibility, menunjukkan kelayakan teknologi yang tersedia yang dapat dipakai

untuk mengatasi masalah. R = Resources availability, menunjukkan sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi

masalah.LAMPIRAN UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK - KELUARGA BERENCANA (KIA– KB)

Page 68: Gabungan Bab II Ikm

Tabel 21 Data Jumlah Penduduk Kelompok Khusus (Bumil, Bulin, Bayi, Balita, Neonatus dan Buteki) di Puskesmas Banjaran DTP bulan Januari-November Tahun 2011

No Desa Jumlah Proyeksi

Bumil Bulin

1. Batukarut 327 3122. Lebakwangi 332 3173. Mangunjaya 194 1854. Wargahayu 222 2125. Baros 262 2506. Mekarjaya 176 168

1513 1444 (Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011)

Tabel 22 Data Sasaran Program KIA-KB Tahun 2011 di Puskesmas Banjaran DTP bulan Januari-November Tahun 2011No Desa Sasaran

Bumil Bulin PK Bayi Balita Neo PUS1. Batukarut 331 315 66 300 1184 305 22692. Lebakwangi 335 319 67 303 1225 308 23423. Mangunjaya 199 189 40 181 717 183 14114. Wargahayu 220 209 44 200 802 202 15355. Baros 279 272 56 256 949 263 16686. Mekarjaya 178 168 36 161 640 163 1247

1542 1472 309 1401 5517 1424 10472(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011)

Tabel 23 Data Kunjungan Ibu Hamil (K1, K4) dan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Puskesmas Banjaran DTP bulan Januari-November Tahun 2011

No Desa K1 K4Nom % Nom %

1. Batukarut 268 80.9 260 78.52. Lebakwangi 284 84.7 269 80.33. Mangunjaya 178 89.4 161 80.94. Wargahayu 185 84.1 167 75.95. Baros 224 80.2 221 79.26. Mekarjaya 155 87 146 82

1294 83.9 1224 79.4 (Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011)

Tabel 24 Data Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Puskesmas Banjaran DTP bulan Januari-November Tahun 2011

No Desa LINAKESNom %

1. Batukarut 244 77.52. Lebakwangi 241 75.53. Mangunjaya 136 71.94. Wargahayu 150 71.45. Baros 195 71.7

Page 69: Gabungan Bab II Ikm

6. Mekarjaya 126 751092 74.2

(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011)

Tabel 25 Data Cakupan Kunjungan Nifas Lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Banjaran DTP bulan Januari-November Tahun 2011

No Desa KF lengkapNom %

1. Batukarut 244 77.52. Lebakwangi 241 75.53. Mangunjaya 136 71.94. Wargahayu 150 71.45. Baros 195 71.76. Mekarjaya 126 75

1092 74.2(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011)

Tabel 26 Data Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1, Fe3 Menurut Desa Puskesmas Banjaran DTP bulan Januari-November Tahun 2011

No Desa Jumlah Ibu Hamil Fe1 Fe31. Batukarut 331 241 73.7 233 71.2

2. Lebakwangi 335 257 77.4 236 71.1

3. Mangunjaya 199 185 95.4 190 97.9

4. Wargahayu 220 185 83.3 186 83.8

5. Baros 279 200 76.3 196 74.8

6. Mekarjaya 178 156 88.6 135 76.7

1542 1224 80.9 1176 77.7

(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011)

Tabel 27 Data Cakupan Kunjungan Neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas Banjaran DTP bulan Januari-November Tahun 2011

No Desa KN1 KN LengkapNom % Nom %

1. Batukarut 244 77.5 244 77.52. Lebakwangi 241 75.5 241 75.53. Mangunjaya 136 71.9 136 71.94. Wargahayu 150 71.4 150 71.45. Baros 195 71.7 195 71.76. Mekarjaya 126 77.3 126 77.3

1092 76.6 1092 76.6 (Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011)

Page 70: Gabungan Bab II Ikm

Tabel 28 Data Cakupan Kunjungan Bayi dan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banjaran DTP bulan Januari-November Tahun 2011

No Desa BAYINom %

1. Batukarut 244 77.52. Lebakwangi 241 75.53. Mangunjaya 136 71.94. Wargahayu 150 71.45. Baros 195 71.76. Mekarjaya 126 77.3

1092 76.6(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011)