fungsi normal dan mekanisme stomagtonatik

18
FUNGSI NORMAL DAN MEKANISME STOMAGTONATIK 1. Berbicara adalah cara komunikasi individu ke individu lain ; proses pengeluaran suara ; memberkan informasi ke orang lain. a. Struktur Melibatkan rongga mulut, seperti saluran nafas, laring, faring, gigi, palatum, lidah, paru-paru (berfungsi menyaring udara yang nantinya dapat membangkitkan suara). i. Respirasi, dengan struktur meliputi trachea, bronkus, paru- paru. ii. Laring yang mencakup, plica vokalis dan plica vestibularis. iii. Ligament-ligamen, yang berfungsi membantu pada saat berbicara. iv. Gerakan mandibula, epiglottis. b. Muskulus yang menyertai pada saat berbicara, yaitu i. Muskulus pada plica vokalis, yang mencakup, M. Cricotiroid, M. Arytenoid transverses, M. Cricoaritenoid lateral, M. Tiroaritenoid. Otot-otot yang berperan dalam berbicara 1. Otot Larynx n o Otot Origo Insersio Fungsi Inervasi M. cricothyroideus Arcus cartilaginis cricoidea Lamina cartilaginis tyroidea Menegangk an pita suara n. laryngeus eksternal

Upload: khairunnisa-rasyidin

Post on 20-Oct-2015

81 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fungsi Normal Dan Mekanisme Stomagtonatik

FUNGSI NORMAL DAN MEKANISME STOMAGTONATIK

1. Berbicara

adalah cara komunikasi individu ke individu lain ; proses pengeluaran suara ; memberkan

informasi ke orang lain.

a. Struktur

Melibatkan rongga mulut, seperti saluran nafas, laring, faring, gigi, palatum, lidah, paru-paru

(berfungsi menyaring udara yang nantinya dapat membangkitkan suara).

i. Respirasi, dengan struktur meliputi trachea, bronkus, paru-paru.

ii. Laring yang mencakup, plica vokalis dan plica vestibularis.

iii. Ligament-ligamen, yang berfungsi membantu pada saat berbicara.

iv. Gerakan mandibula, epiglottis.

b. Muskulus yang menyertai pada saat berbicara, yaitu

i. Muskulus pada plica vokalis, yang mencakup, M. Cricotiroid, M. Arytenoid transverses, M.

Cricoaritenoid lateral, M. Tiroaritenoid.

Otot-otot yang berperan dalam berbicara

1. Otot Larynx no Otot Origo Insersio Fungsi Inervasi M. cricothyroideus

Arcus cartilaginis cricoidea

Lamina cartilaginis tyroidea

Menegangkan pita suara

n. laryngeus eksternal

M.arytenoideus Transversus

cartilago arytenoidea (tepi lateral dan permukaan posterior)

Cartilago arytenoidea dari sisi yang berlawanan (tepi lateral dan permukaan posterior)

Menutup rima glotis

n. laryngeus recurrent

M. cricoarylenoideus posterior

Lamina cartilaginis cricoideae (permukaan belakang)

Processus muskularis cartilaginis arytenoudeae dan permukaan belakang cartilago arytenoidea

abduksi pita suara

n. laryngeus recurrent

M. cricoarytenoideus lateralis

Arcus cartilaginis cricoidea

Processus muskularis cartilaginis arytenoideae

adduksi pita suara

n. laryngeus recurrent

M. thyroarytenoideus

Angle of hyoid thyroid cartolago

Arytenoid (vocal process)

relaksasi pita suara

n. laryngeus recurrent

M. vocalis Cartilago Procesus vocalis dan Menegakkan n. laryngeus

Page 2: Fungsi Normal Dan Mekanisme Stomagtonatik

tyroidea fovea oblonga cartilaginis arytenoida

pita suara dan membentuk tepi bibir pita suara

recurrent

2. Otot- otot lidah

Otot Origo Insersio Fungsi Inervasi 1. ekstrinsik M. Genioglossus

Spina mentalis mandibula

Aponeurosis lingua

Mendorong lidah kedepan, pemindahan kebawah, penggerakan ujung lidah

n. hypoglossus

M. Hyoglossus Cornu majus dan corpus os hyoideus

Aponeurosis lingua (daerah lateral)

Menarik balik lidah, menurunkan punggung lidah, dan dasar lidah

n. hypoglossus

M. Styloglossus Proccesus stylohyoideus os temporalis (tepi depan), ligamen stylomandibulare dan ligamen stylohyoideum

Tepi samping lidah (posteriorsuperior lingual)

Menarik balik dan mengangkat lidah

n. hypoglossus

2. intrinsikM. Longitudinal

Apex lingue Radix lingue

Menarik balik lidah dan juga perluasan gerakan lidah yang berhubungan dengannya

n. hypogloss

M. Transversus linguae

Tepi samping lidah;septum lingua

Tepi samping lidah;aponeurosis lingua

Pengerutan lidah dan juga yang berhubungan dengan gerakan menjulurkan lidah

n. hypoglossus

M. vertical linguae

Dorsum linguae Permukaan inferior linguae

Mendatarkan dan melebarkan lingua

n. hypoglossus

Otot mastikator

Nama otot origo insersio Fungsi Inervasi

Page 3: Fungsi Normal Dan Mekanisme Stomagtonatik

M. masseter Superficialis.

Tepi inferior ⅔ depan arcus zygomaticus.

Angulus mandibulae & bag. bawah permukaan lateral ramus.

Mengangkat, pergerakan lateral dan retrusi

n. trigeminus cab. Mandibularis

M. masseter Profunda

Tepi inferior ⅓ belakang arcus zygomaticus.

Angulus mandibulae & bag. bawah permukaan lateral ramus.

Mengangkat, pergerakan lateral dan retrusi

n. trigeminus cab. Mandibularis

M. temporalis. Fossa temporalis di bawah linea temporalis dan Linea temporalis inferior yg melengkung.

permukaan medial proc. Coronoideus & tepi antero-medial ramus mandibulae.

Tonus istirahat, elevasi, retrusi dan gerak ipsilateral

n. trigeminus cab. Mandibularis

M. Pterygoideus medialis

Permukaan medial lamina lateralis proc. Pterygoideus. Sebagian serabut keluar dari tuber maxillae

permukaan medial ramus mandibula melebar ke bawah sulcus mylohyoideus ditepi inferior & angulus mandibula

Elevasi,protrusi dan gerak kontralateral

n. trigeminus cab. Mandibularis

M. Pterygoideus lateralis

Caput superior, berupa serabut dari seluruh atap fossa infratemporals

Caput inferior, ke posterior, ke superior dan sedikit ke lateral kemudian berinsertio pada fovea pterygoideus di permukaan anterior collum mandibula

Protrusi, depresi dan gerak kontralateral

n. trigeminus cab. mandibularis

Otot ekspresi wajah

Page 4: Fungsi Normal Dan Mekanisme Stomagtonatik

M. orbicularis oris

serabut ekstrinsik: dari insersio otot sirkumolar serabut intrinsik: dari fossa incisiva mandibula

serabut ekstrinsik: serabut melintasi cavum oris di dalam pipi sebagai spinchter serabut intrinsik: serabut berjalan oblik ke depan dan masuk ke kutis labium oris

mulut menutup, menekan labium oris terhadap gigi dan memajukan labium oris

n. facialis

M. levator anguli oris

Fossa canina maxillae di bawah foramen infraorbitale

sudut mulut mengangkat sudut mulut.

n. facialis

M. depressor anguli oris

linea obique mandibulae

sudut mulut menarik sudut mulut ke bawah

n. facialis

M. Buccinator

Raphe pterygomandibularis , Processus alveolaris superior, Processus alveolaris inferior

Serabut otot berjalan ke depan melalui pipi sebagai suatu lapisan datar. Pada waktu mendekati sudut mulut, serabut superior berjalan ke inferior, sedang serabut inferior ke superior untuk bergabung dengan m. orbicularis oris.

n. facialis

Page 5: Fungsi Normal Dan Mekanisme Stomagtonatik

Berikut merupakan proses hingga dapat terjadinya bicara, yaitu :

1. Respirasi

Respirasi merupakan suatu proses inhalasi dan ekhalasi. Pada bicara apparatus pernapasan

selama ekhalasi menyediakan aliran udara yang merupakan awal dari proses bicara. Organ

yang berpengaruh dalam proses ini adalah trakea, bronkus dan paru-paru. Udara dari paru-

paru keluar dari glottis dan menggetarkan plica vocalis dan menjadi gelombang suara

2. Phonasi

Phonasi adalah suara yang dihasilkan dari aliran udara yang keluar melalui laring. Didaloam

laring pitasuara mengubah aliran udara ini dengan mengatur kedua pita suara kiri dan kanan

dan juga jaraknya sehingga terbentuk suatu celah sempit yang besar dan konturns bervariasi

segingga menimbulkan tahanan terhadap aliran udara dan menimbulkan suara atau bunyi.

Bunyi tersebut dikenal sebagai suara laring atau vocal.

3. Resonansi

Resonansi adalah memberikan kualitas karakteristik pada bunyi gelombang suara yang

ditimbulkan pita suara. Organ yang berfungsi adalah sinus baik itu maksila, paranasal dan

juga frontalis, rongga pharynk yaitu orofaring dan nasofaring , rongga mulut, rongga dinding

dan rongga dada.

4. Artikulasi

Artikulasi adalah proses penghasilan suara dalam berbicara oleh pergerakan bibir, mandibula,

lidah dan mekanisme palatopharingeal dalam koordinasi dengan respirasi dan phonasi. Organ

yang berfungsi adalah bibir yang berguna untuk membendung suara pada saat pembentukan

suara letup, palatum molle dan durum yang berguna untuk mengawasi proses artikulasi, lidah

yang berguna untuk membentuk suara dengan mengangkat, menarik, menipis, menonjol, dan

mendatar, pipi yang berguna untuk membendung suara di bagian bukal dan gigi yang berguna

untuk menahan aliran udara dalam membentuk konsonan labiodental dan apiko alveolar.

Page 6: Fungsi Normal Dan Mekanisme Stomagtonatik

2. Pengunyahan

Pengunyahan adalah suatu proses penghancuran partikel makanan di dalam mulut dengan

bantuan dari saliva untuk mengubah ukuran dan konsistensi makanan yang pada akhirnya

akan membentuk bolus sehingga mudah untuk ditelan. Proses penghancuran makanan

tersebut dilakukan oleh gigi-geligi dibantu dengan otot- otot mastikasi dan pergerakan dari

kondilus melalui artikulasi temporomandibula.

Proses pengunyahan terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap membuka mandibula, tahap

menutup manduibula dan tahap berkontaknya gigi antagonis satu sama lain atau kontak

antara gigi dengan bolus makanan, dimana setiap tahap mengunyah berakhir 0,5-1,2 detik.

Otot yang bertanggung jawab untuk menggerakan mandibula selama proses pengunyahan

adalah muskulus masseter, muskulus temporalis, muskulus pterygoideus medialis dan

muskulus pterygoideus lateralis. Adapun beberapa otot tambahan pada kavum oris yaitu

muskulus mylohyoideus, muskulus geniohyoideus, muskulus stylohyoideus, muskulus

infrahyoideus dan muskulus bucinator.

Selama proses pengunyahan otot yang berperan aktif dalam gerakan membuka mandibula

adalah muskulus pterygoideus lateralis, pada saat membuka mandibula tersebut muskulus

pterygoideus lateralis berkontraksi sedangkan muskulus pterygoideus medialis, muskulus

masseter dan muskulus temporalis berada dalam keadaan relaksasi. Begitupula pada gerakan

menutup mandibula terjadi berkebalikan dari proses membuka mandibula yaitu muskulus

masseter, muskulus temporalis dan muskulus pterygoideus medialis berkontraksi sedangkan

muskulus pterygoideus lateralis dalam keadaan relaksasi. Sementara mandibula tertutup

perlahan, muskulus temporalis dan muskulus masseter juga berkontraksi untuk membantu

gigi-geligi saling berkontak pada oklusi normal.

Berikut adalah adalah penjelasan dari otot-otot serta fungsinya dari otot mastikasi, yaitu:

Otot Origo Insersio Fungsi Inervasi M. Temporalis Os temporal di

bawah linea temporalis inferior, lapisan dalam fascia

Apex dan permukaan medial proc. Coronoideuss mandibulae

Serabut anterior menutup mulut, serabut posterior menarik mandibula

Nn. Temporales profundi (N. mandibularis (V/3)

M. Masseter Pars superficialis: 2/3 anterior margo inferior arcus zygomaticus, pars profunda: sepertiga

Pars superficialis : angulus mandibulae, tuberositas masseterica, pars profunda : margo inferior

menutup mulut N. massetericus (N. mandibula

Page 7: Fungsi Normal Dan Mekanisme Stomagtonatik

posterior permukaan dalam arcus zygomaticus

madibulae

M. Pterygoideus medialis

Fossa pterygoidea, permukaan medial lamina lateralis proc. Pyramidalis

Margo inferior mandibulae, tuberositas pterygoidea

menutup mulut N. pterygoideus medialis (N. mandibularis (V/3)

M. Pterygoideus lateralis

Caput superius : permukaan luar lamina lateralis proc. Pterygoidei, tuber maxillae (accessorius), Caput inferius : Facies temporalis alae majoris ossis sphenoidalis

Caput superius : discus et capsula articulationis temporamandibularis, Caput inferius : Fovea pterygoidea proc. Condylaris mandibulae

Caput inferius: menarik mandibula kearah dalam

N. Pterygoideus lateralis (N. mandibularis (V/3)

Lidah ikut berperan serta pula pada proses pengunyahan karena lidah berfungsi membawa

makanan diantara permukaan oklusi gigi-geligi, membuang objek seperti biji, benda asing,

fragmen tulang, dan substansi yang tidak enak rasanya serta berfungsi untuk membawa massa

makanan yang sudah dikunyah ke palatum sebelum akhirnya ditelan. Selain itu lidah juga

berperan penting dalam mempertahankan kebersihan mulut yaitu untuk menghilangkan

debris makanan pada gingiva, vestibulum dan dasar mulut.

Peranan dari gigi-geligi pada proses pengunyahan juga sangat berpengaruh. Susunan gigi-

geligi yag lengkap pada oklusi sangat penting karena menghasilkan proses pencernaan

makanan yang baik, dimana dengan penghancuran makanan oleh gigi-geligi sebelum

penelanan akan membantu pemeliharaan kesehatan gigi yang baik. Oklusi yang baik dan

penggantian gigi yang hilang dengan gigi tiruan akan menjaga estetis dan kesehatan rongga

mulut. Dikatakan juga oleh Larsen (1957) bahwa dengan mengunyah dan memberikan latihan

untuk otot-otot dalam mempertahankan fungsi dan kesehatan jaringan periodontal.

Page 8: Fungsi Normal Dan Mekanisme Stomagtonatik

Tonjol gigi pada arkus dentalis superior dan inferior terletak pada posisi oklusi yang normal,

dimana hal ini akan menghasilkan kontak yang maksimal antara tonjol dan fossa serta

interkusipidasi maksimal. Oklusi umunya bervariasi anatara individu satu dengan yang

lainnya, sehingga ada beberapa individu yang benar-benar mempunyai oklusi ideal. Oklusi

ideal dimana terdapat hubungan yang tepat dari gigi gigi mmolar pertama tetap pada bidang

sagital. Selama proses pengunyahan gigi-geligi cenderung kembali ke posisi istirahat, dimana

pada posisi ini semua otot yang mengontrol posisi mandibula berada dalam keadaan istirahat,

disebut free way space dan dalam upaya mencapai keadaan tersebut gigi-geligi akan

memberikan efek mekanis yang maksimal terhadap bahan makanan.

Proses pengunyahan tersebut dapat dijelaskan menjadi proses seperti berikut yaitu, pada

makanan berkonsentrasi keras akan dipotong kemudian gigi insisivus menutup dalam

hubungan edge to edge tetapi tidak pada posisi kontak yang sebenarnya. Mandibula bergerak

ke depan sampai makanan berkontak dengan gigi sebagai tanda dimulainya proses

pemotongan lalu setelah itu mandibula retrusi. Retrusi mandibula berhenti ketika resistensi

terhadap pemotongan makanan dijumpai. Pada saat gigi rahang bawah menekan makanan,

tegangan otot akan meningkat dan pergerakan gigi akan berubah dalam bentuk gerakan

beraturan yang terus-menerus. Makanan yang telah dipotong oleh gigi anterior (insisivus)

kemudian dihancurkan atau digiling dengan gigi posterior (molar) kemudian dihancurkan dan

dibawa ke posterior oleh lidah. Dengan demikian gigi insisivus berada dalam hubungan edge

to edge selama pemotongan makanan.

Selain organ yang telah disebutkan diatas, sendi temporomadibula juga berperan penting

dalam proses pemgunyahan. Selama gerakan mandibula, kondilus mandibula melakukan

gerakan memutar dan meluncur, hal ini mengakibatkan mandibula membuka dan menutup.

Pergerakan kondilus terjadi pada saat kondilus bergerak ke bawah dan ke atas sepanjang

eminansia artikularis dari tulang temporal. Kondilus dan tulang temporal dipisahkan oleh

rongga persendian dan meniskus, dimana meniskus terbagi atas rongga bagian atas dan

bawah.

Pergerakan dari pembukaan mandibula diikuti oleh peluncuran dari processus kondilaris dan

meniskus ke depan dan ke belakang sepanjang tuberkulum artikularis di dalam fossa

mandibula bersama dengan pergerakan serat. Pergerakan dari memajukan mandibula terjadi

karena tertariknya kondilus dan meniskus ke depan sepanjang tuberkulum artikularis.

Pergerakan dari memundurkan mandibula oleh serat-serat posterior dari muskulus temporalis

yang menarik kondilus dan meniskus ke belakang dan ke atas sepanjang tuberkulum

artikularis, muskulus masseter mempertahankan kontak gigi-geligi. Pergerakan mandibula ke

Page 9: Fungsi Normal Dan Mekanisme Stomagtonatik

samping oleh aktivitas muskulus pterygoideus medialis dan muskulus pterygoideus lateralis

pada satu sisi, dimana processus kondilaris dan diskus artikularis akan terdorong ke depan

dan ke eminansia artikularis.

3. Menelan

Proses penelanan adalah aktivitas terkoordinasi yang melibatkan beberapa macam otot dalam

mulut, otot palatum lunak, otot faring dan otot laring. Aktivitas otot penelanan di mulai

sebagai kerja volunter dan kemudian berubah menjadi refleks infolunter. Holinshead,

loogmore (1985) menyatakan bahwa peristiwa menelan adalah peristiwa yang terjadi setelah

proses pengunyahan selesai di dalam mulut, kemudian mulut menutup. Lidah bagian ventral

bergerak ke arah palatum sehingga mendorong bolus ke arah istmus fausium menuju faring

untuk selanjutnya di teruskan ke esofagus.

1. Aktivitas otot

Berkovits (1995) dan wiliams (1995) menyatakan bahwa otot otot yang berperan dalam

proses penelanan adalah otot otot di dalam kavum oris propium yang bekerja secara volunter,

otot otot faring dan otot otot laring bekerja secara involunter. Kavum oris terbagi menjadi 2

bagian yaitu vestibulum oris dan kavum oris proprium.

a. Otot otot di dalam kavum oris proprium

Otot yang termasuk dalam kelompok ini adalah otot otot lidah dan otot otot palatum lunak.

Otot otot lidah terdiri dari otot otot intrinsik dan ekstrinsik.otot intrinsik lidah merupakan otot

yang membentuk lidah itu sendiri yaitu muskulus longitudinalis linguasuperfisialis, muskulus

longitudinalis lingua profunda, muskulus transversus lingua dan muskulus vertikalis lingua.

Otot ekstrinsik lidah merupakan merupakan otot yang berada di bawah lidah yaitu muskulus

genioglossus untuk menggerakan bagian tengah lidah ke belakang. Sedangkan otot oto

palatum lunak yaitu muskulus tensor dan muskulus levator vely palatini untuk mengangkat

faring dan muskulus palatoglosus yang menyebabkan terangkatnya uvula.

b. Otot oto faring

Terbagi menjadi 2 golongan yaitu otot otot yang jalanya melingkar dan otot oto membujur

faring. Otot otot melingkar terdiri dari muskulus konstriktot faringis superior, muskulus

Page 10: Fungsi Normal Dan Mekanisme Stomagtonatik

konstriktor faringis media, muskulus konstriktor faringis inferior. Sedangkan otot otot

membujur terdiri dari muskulus stylofaringeus. Faring tertarik ke arah medial untuk saling

mendekat. Setelah itu lipatan lipatan faring membentuk celah sagital yang akan di lewati

makanan menuju ke dalam fsring posterior, celah ini melakukan kerja selektif sehingga

makannan yang telah di kunyah dapat lewat dengan mudah.

c. Otot laring

Terbagi menjadi 2 bagian yaitu otot laring intrinsik dan otot laring ekstrinsik. Otot laring

ekstrinsik yaitu muskulus cricotiroideus. Sedangkan otot otot laring intrinsik yaitu muskulus

cricoaritenoideus psterior, muskulus cricoaritenoideus lateral.muskulus tiroaritinoideus,

muskulus vokalis, muskulus tiroepiglotikus dan muskulus aritenoideus. Pada laring terdapat 2

sfrinngter yaitu aditus laringis dan rima glotidis. Aditus laringis berfungsi hanya pada saat

menelan. Ketika bolus makanan di pindahkan ke belakang diantara lidah dan palatum mole,

laring tertarik ke atas. Aditus laringis dipersempit oleh kerja muskulus aritenoideus oblique

dan muskulus ariepiglotikus. Bolus makanan atau cairan, kini masuk ke esofagus dengan

menggelincir di atas epiglotis atau turun lewat alur pada sisi sisi aditus laringis. Rima glotidis

berfungsi sebagai sfringter pada saat batuk atau bersin tetapi yang terpenting adalah epiglotis

membantu mencegah makanan agar sejauh mungkin dari pita suara, di mana akan

mempengaruhi tegangan pita suara pada waktu bicara.

3. Persarafan

Pada tahap menelan, daerah posterior mulut dan faring merupakan daerah yang paling

sensitif. Pada faring terdapat suatu cincin yang mengelilingi pembukaan faring dan

mempunyai sensitifitas terbesar pada tiang tiang tonsil. Inpuls di jalarkan dari daerah ini

melalui bagian sensori saraf trigerminal dan syaraf glosofaringeal ke daerah medula

oblongata yang berhubungan erat dengan traktus salifarius yang terutama menerima impuls

sensori dari mulut.

Secara otomatis proses menelan diatur oleh daerah daerah neuron di batang otak yang

didistribusikan ke seluruh substansia retikularis medula dan bagian bawah pond. Daerah

medula dan bagian pons bagian bawah mengatur penelanan secara keseluruhan disebut pusat

menelan atau deglutasi.

Page 11: Fungsi Normal Dan Mekanisme Stomagtonatik

impuls motorik dari pusat menelan ke faring dan esofagus bagian atas menyebabkan menelan

dijalarkan oleh saraf kranial, yaitu saraf trigeminal, saraf glossofaringeal, saraf vagus dan

saraf hipoglossal.

Berikut ini merpakan tahap-tahap mekanisme penelanan makanan:

Penelanan makanan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap volunter atau tahap oral atau tahap

bukal, tahap faringeal atau involunter, dan tahap esophageal. Tahap-tahap ini melakukan

gerakan yang berkesinambungan dan berlangsung secara cepat.

Tahap oral atau volunter berlansung setelah makanan dikunyah dan berbentuk bolus sehingga

mudah untuk ditelan. Lidah akan bergerak secara vertikal dan mendorong bolus tersebut ke

arah isthmus fausium. Ishtmus fausium merupakan daerah posterior dari cavum oris yang

dibatasi oleh palatum mole pada bagian superior dan radiks lidah pada bagian inferior. Ketika

bolus akan melewati isthmus fausium, muskulus palatoglossus berkontraksi untuk

menyempitkan isthmus fausium sehingga makanan tidakdapat kembali ke dalam cavum oris.

Setelah makanan sampai pada orofaring, muskulus levator veli palatini, muskulus tensor veli

palatine, dan muskulus palatofaringeus untuk menutup nasofaring agar makanan tidak masuk

ke dalam nasofaring dan terdorongke dalam orofaring.

Pada tahap faringeal atau involunter dimulai peranan faring dalam proses penelanan.

Muskulus stylofaringeus dan muskulus palatofaringeus berkontraksi sehingga menarik faring

kea rah kranial yang memungkinkan makanan terdorong kea rah laringofaring. Pada saat

bersamaan otot-otot laring yaitu muskulus sritenoideus obliqus dan muskulus transversus

serta muskulus cricoaritenoideus lateral berkontraksi yang menyebabkan penyempitan aditus

laringis. Kedua cartilagom aritenoidea berkontraksi, kemudian tertarik dan saling mendekati

sampai bertemu dengan epiglottis, rima glotidis tertutup sehingga makanan tidak masuk ke

dalam laring tetapi berada dalam laringofaring.

Pada tahap esophagus, muskulus constrictor faring berkontraksi berganti dari atas ke bawah

mendorong bolus makanan ke bawah melewati laring. Dengan terangkatnya laring dan

relaksasi dari sfingter faringoesofageal, seluruh otot-otot pada dinding faring berkontraksi.

Makanan yang telah memasuki esophagus, akan dialirkan

ke lambung melalui gerak peristaltik. Gerak peristaltic pada esophagus terbagi menjadi dua

tipe, yaitu peristaltik primer dan peristaltik sekunder. Gerak peristaltik primer merupakan

gelombang peristaltikyang mendorong makanan di faring menuju esophagus selama tahap

faringeal. Jika setelah gelombang peristaltik primer masih terdapat sisa makanan yang belum

terdorong ke lambung, maka akan timbul gelombang peristaltik sekunder yang dihasilkan

Page 12: Fungsi Normal Dan Mekanisme Stomagtonatik

dari peregangan esophagus oleh makanan yang tertahan akan mendorong sisa makanan

tersebut ke lambung.