fundamintalisme islam (makalah)

4
.Latar Belakang KemunculannyaIstilah Fundamentalisme tak dikenal dalam literatur Islam, karena Islam tidak pernah mengenyam situasi dan konteks sebagaimana munculnya gerakan fundamentalisme itu sendiri. Fundamentalisme adalah produk budaya Barat yang dipaksakan untuk diterapkan pada situasi-situasi khusus masyarakat muslim modern. Awalnya ia adalah gerakan kristen protestan amerika pada abad 19 M yang lebih dikenal dengan sebutan Gerakan Milenium. Gerakan ini mengimani kembalinya al Masih AS secara fisik dan materi ke dunia, 1000 tahun sebelum datangnya hari kiamat (Imarah, 1999:10) Kemunculan mereka lebih disebabkan adanya penakwilan yang liberal atas teks injil dan penolakan seutuhnya atas kehidupan sekular yang mewabah di Barat pada masa awal abad 19 M. Oleh karena itu mereka mengadakan seminar-seminar dan membentuk organisasi-organisasi untuk memprogand akan ajaran-ajarannya. Seperti pada tahun 1902 Organisasi Kitab Suci telah berhasil mempublikasikan 12 buku dengan judul “Fundamentals”, sebagai pembelaan atas penafsiran injil secara liberal serta menangkal kritik dan penakwilan atas kandungan injil. Lebih lanjut pada tahun 1919 berdirilah Yayasan Fundamentalisme Kristen International. Oleh karena itu sesungguhnya sejarah Islam tidak tampak secara umum bersinggungan dengan gerakan fundamentalisme ini. Dalam kajian keislaman orang yang pertama kali mengintrodusir penggunaan istilah fundamentalisme untuk menamai sejumlah gerakan keagamaan kaum muslimin di Timur tengah adalah Leonard Binder dalam bukunya “The Ideological revolution in The Middle East (New York:Wiley,1964) yang secara umum disetereotypekan pada “Gerakan-gerak an di dunia muslim yang bertujuan membangun tatanan politik Islam dimana syariah diakui secara umum dan dijalankan berdasarkan hukum Islam (Molten, 1999:154) Suatu pelabelan yang menurut Ismail Raji Faruqi adalah suatu tindakan yang salah, sebab istilah yang benar untuk menamai gerakan kebangkitan kaum muslim itu adalah Nahdlah baca: Faruqi :Islamic Renaissance in Contemporary Societies, 1978). Sejarah Kolonialisme-Imperialisme yang dimulai pada abad 16 hingga pertengahan abad 20 itulah yang telah merubah peta umat islam secra drastis. Kolonialisme dengan segala i mplikasi yang ditimbulkannya -yakni Militerisme, Mercandhise, Missionaris- secara langsung atau tidak langsung direspon secara berbeda oleh setiap negara jajahan. Bagi penjajah kegiatan kolonialisme mereka itu dibarengi dengan studi yang intensif dalam skenario besar mereka yang terwujud dalam sebutan “Orientalisme” Penyelidikan Barat atas kehidupan sosial budaya masyarakat jajahannya (bangsa Timur) dengan dalih -Mission Civilisatrice- itu pada gilirannya memunculkan sikap reaksioner dari masyarakat setempat. Munculnya aliran pemikiran kontemporer seperti fundamnetalisme, Modernisme, Messianisme dan Tradisonalisme itu diyakini merupakan bentuk lain dari pergumulan dari konfrontasi sosial budaya dengan arus imperialisme Barat (S.H. Nasr, 1988 dalam Amin Abdullah ,1999) Sebab menurut Edward W. Said kegiatan orientalisme adalah bias cara pandang Barat terhadap Timur (Islam) yang oleh Karel Steenbrink dirinci dalam tiga hal: Prasangka Kristen, Historisme, dan Superioritas ras, sehingga para orientalis cenderung melakukan anomali-anomali dalam penyelidikan mereka atas fenomena-fenomena yang terjadi dalam masyarakat muslim (Amin Abdullah, 1999;213) Pasca Modernisme gerakan pemikiran Islam dalam pandangan Ernest Gellner mewujud dalam 3 kelompok besar: Fundamnentalisme, Relativisme dan Deconstructionisme (Amin; 23) Di sisi l ain Gerakan modernisme Islam yang digagas oleh M. Abduh juga berpengaruh bagi munculnya kelompok fundamentalisme, mereka menolak secara apriori ide-ide Abduh tersebut (Gibb, 1988:52) Gibb menengarai bahwa dari sekian banyak aliran yang muncul baik dalam gerakan pembaharuan Modernisme, Konservativisme , maupun gerakan Thariqah Shufiyah -sekalipun mereka secara ideologi berseberangan- akan tetapi mereka bersatu sikap dalam menghadapi kristenisasi di Asia dan di timur tengah dan ingin lepas dari cengkraman Kolonialisme Barat (Gibb, 1988:57) Motif lain yang menggerakk an faham Fundamentalisme adalah munuculnya kelompok pembaharu baik yang dimulai oleh Abdul wahab (1703 – 1787) Muhammad Ali Pasha (1765 1848) Rifa’ah Badawi Rafi’ al Tahtawi (1801 – 1873) Jamaludin al Afghani (1839 – 1897) M. Abduh (1849 – 1905 ) Rasyid Ridla ( 1865 – 1935) dan lain-lain keseluruhan pembaharu ini mengkritik kondisi umat Islam yang dalam diagnosa mereka peradaban kaum Muslimin

Upload: maseko-purwanto

Post on 06-Jul-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/7/2018 Fundamintalisme Islam (Makalah) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fundamintalisme-islam-makalah 1/4

 

.Latar Belakang KemunculannyaIstilah Fundamentalisme tak dikenal dalam literatur Islam,karena Islam tidak pernah mengenyam situasi dan konteks sebagaimana munculnya gerakanfundamentalisme itu sendiri.Fundamentalisme adalah produk budaya Barat yang dipaksakan untuk diterapkan padasituasi-situasi khusus masyarakat muslim modern. Awalnya ia adalah gerakan kristenprotestan amerika pada abad 19 M yang lebih dikenal dengan sebutan Gerakan Milenium.Gerakan ini mengimani kembalinya al Masih AS secara fisik dan materi ke dunia, 1000 tahun

sebelum datangnya hari kiamat (Imarah, 1999:10) Kemunculan mereka lebih disebabkanadanya penakwilan yang liberal atas teks injil dan penolakan seutuhnya atas kehidupansekular yang mewabah di Barat pada masa awal abad 19 M. Oleh karena itu merekamengadakan seminar-seminar dan membentuk organisasi-organisasi untuk memprogandakanajaran-ajarannya. Seperti pada tahun 1902 Organisasi Kitab Suci telah berhasilmempublikasikan 12 buku dengan judul “Fundamentals”, sebagai pembelaan atas penafsiraninjil secara liberal serta menangkal kritik dan penakwilan atas kandungan injil. Lebih lanjutpada tahun 1919 berdirilah Yayasan Fundamentalisme Kristen International. Oleh karena itusesungguhnya sejarah Islam tidak tampak secara umum bersinggungan dengan gerakan

fundamentalisme ini.

Dalam kajian keislaman orang yang pertama kali mengintrodusir penggunaan istilahfundamentalisme untuk menamai sejumlah gerakan keagamaan kaum muslimin di Timurtengah adalah Leonard Binder dalam bukunya “The Ideological revolution in The Middle East

(New York:Wiley,1964) yang secara umum disetereotypekan pada “Gerakan-gerakan di duniamuslim yang bertujuan membangun tatanan politik Islam dimana syariah diakui secara umumdan dijalankan berdasarkan hukum Islam (Molten, 1999:154) Suatu pelabelan yang menurutIsmail Raji Faruqi adalah suatu tindakan yang salah, sebab istilah yang benar untuk menamaigerakan kebangkitan kaum muslim itu adalah Nahdlah baca: Faruqi :Islamic Renaissance inContemporary Societies, 1978).

Sejarah Kolonialisme-Imperialisme yang dimulai pada abad 16 hingga pertengahan abad 20itulah yang telah merubah peta umat islam secra drastis. Kolonialisme dengan segala implikasiyang ditimbulkannya -yakni Militerisme, Mercandhise, Missionaris- secara langsung atau tidaklangsung direspon secara berbeda oleh setiap negara jajahan. Bagi penjajah kegiatankolonialisme mereka itu dibarengi dengan studi yang intensif dalam skenario besar merekayang terwujud dalam sebutan “Orientalisme” Penyelidikan Barat atas kehidupan sosial budayamasyarakat jajahannya (bangsa Timur) dengan dalih -Mission Civilisatrice- itu pada gilirannyamemunculkan sikap reaksioner dari masyarakat setempat. Munculnya aliran pemikirankontemporer seperti fundamnetalisme, Modernisme, Messianisme dan Tradisonalisme itudiyakini merupakan bentuk lain dari pergumulan dari konfrontasi sosial budaya dengan arusimperialisme Barat (S.H. Nasr, 1988 dalam Amin Abdullah ,1999) Sebab menurut Edward W.Said kegiatan orientalisme adalah bias cara pandang Barat terhadap Timur (Islam) yang olehKarel Steenbrink dirinci dalam tiga hal: Prasangka Kristen, Historisme, dan Superioritas ras,sehingga para orientalis cenderung melakukan anomali-anomali dalam penyelidikan merekaatas fenomena-fenomena yang terjadi dalam masyarakat muslim (Amin Abdullah, 1999;213)Pasca Modernisme gerakan pemikiran Islam dalam pandangan Ernest Gellner mewujud dalam3 kelompok besar: Fundamnentalisme, Relativisme dan Deconstructionisme (Amin; 23)

Di sisi lain Gerakan modernisme Islam yang digagas oleh M. Abduh juga berpengaruh bagimunculnya kelompok fundamentalisme, mereka menolak secara apriori ide-ide Abduh tersebut(Gibb, 1988:52) Gibb menengarai bahwa dari sekian banyak aliran yang muncul baik dalamgerakan pembaharuan Modernisme, Konservativisme, maupun gerakan Thariqah Shufiyah-sekalipun mereka secara ideologi berseberangan- akan tetapi mereka bersatu sikap dalammenghadapi kristenisasi di Asia dan di timur tengah dan ingin lepas dari cengkraman

Kolonialisme Barat (Gibb, 1988:57)

Motif lain yang menggerakkan faham Fundamentalisme adalah munuculnya kelompokpembaharu baik yang dimulai oleh Abdul wahab (1703 – 1787) Muhammad Ali Pasha (1765 –1848) Rifa’ah Badawi Rafi’ al Tahtawi (1801 – 1873) Jamaludin al Afghani (1839 – 1897) M.Abduh (1849 – 1905 ) Rasyid Ridla ( 1865 – 1935) dan lain-lain keseluruhan pembaharu inimengkritik kondisi umat Islam yang dalam diagnosa mereka peradaban kaum Muslimin

5/7/2018 Fundamintalisme Islam (Makalah) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fundamintalisme-islam-makalah 2/4

 

sedang terserang penyakit TBC (Harun Nasution,1985;95-100). Muhammad Abduh danmodernis lainnya berusaha menafsir ulang terhadap teks-teks normatif dengan menyesuaikanpada perkembangan dan perubahan-perubahan sosial kemasyarakatan, lebih-lebih denganpenggunaan basis rasional (aqal) agar diperoleh ajaran-ajaran yang fleksibel dan yangsifatnya adaptatif dengan perkembangan zaman dan peradaban. Gerakan-gerakan kelompokmodernisme inilah yang pada akhirnya membentuk sekelompok umat Islam untukmeresponnya dengan kekuatan lain semisal, Konservatisme, Tradisonalisme yang kemudian

berubah wujud menjadi gerakan fundamentalisme –radikalisme.

Sedangkan di belahan dunia Islam yang lain pembaharuan juga sedang digalakkan seperti diwilayah Turki Usmani yang dimulai pada masa Sultah Mahmud II (1808 – 1839) dan SadikRif’at (1807 – 1856) . Konsentrasi gerakan mengarah pada pemberdayaan ilmu Pengetahuan ,ekonomi dan industri. Zaman ini dikenal dengan istilah periode Tanzhimat. Oleh karenapembaharuan periode ini tidak memuaskan, muncul periode baru dalam Tuki modern yaknimasa Usmani Muda , yakni Namik Kemal (1840 – 1888) konsentrasi gerakan padarekonstruksi Konstitusi Ustmani. Selanjutnya estafet pembaharuan beralih ke tangan gerakan

Turki Muda, ada tiga golongan yang timbul: kelompok yang berorientasi Barat, Nasionalis danIslamis. Nasionalisme Turki akhirnya menjadi pemenang sebagai dasar pembaharuan moderndi bawah kendali Zia Gokalp (1875 – 1924 ) dan mencapai puncaknya pada masa MusthafaKemal at Taturk.

Selain Turki, angin pembaharuan juga berhembus ke India saat Syah Waliyullah al Dahlawiy(1703 – 1762) menyatakan perang terhadap kondisi praktik takhayul dan mistik India yang jauh dari ruh Islam. gerakan Syah Waliyullah masih dalam taraf idealisme sementara yangmewujudkannya dalam tataran praksis adalah Sayyid Ahmad Syahid (1752 – 1831) yangkemudian berlanjut pada kelompok revivalis lainnya seperti Sayyid Ahmad Khan (1817 –1898) juga yang semasa dengan nya yakni gerakan Haji Syari’atullah ((1817 – 1898 )kemudian safari pembaharuan itu berlanjut di tangan Bapak Pakistan Modern Muhammad AliJinah (1876 – 1948). Sekalipun demikian tidak bisa dilupakan jasa besar tokoh-tokoh pramodernis lain seperti M. Iqbal (1873 – 1938). Di tempat lain angin pembaharuan itu jugamenerpa Aljazair saat Tokoh perhimpunan Ulama Aljazair, Abu Hamid Bin Badis menyatakanperang terhadap gerakan tashawuf dan praktik khurafat yang mewabah di wilayah Aljazair.Semua pembaharuan yang mengepung dunia Islam kala itu merangsang sebagian kelompokummat Islam untuk bersikap reaksioner untuk menyikapi aksi modernis itu. Pengamat Baratmelihat gerakan reaksioner itu sebagai cikal bakal bagi tumbuhnya gerakan fundamentalisme.

b.Karakter Fundamentalisme.

Fundamentalisme identik dengan perilaku taqlid, memusuhi aqal, anti dengan penafsiran yangsifatnya metafor, ta’wil dan penggunaan qiyas serta menarik diri dari masa kini danmembatasi diri pada penafsiran literal nash. Adapun ciri-ciri umumnya (dalam tradisi Barat)adalah sebagai berikut:a.stagnan, menolak menyesuaikan diri, menolak pertumbuhan dan perkembangan dalammasyarakat rielb.kembali pada masa lalu dan menisbatkan diri kepada warisan lamac.tidak toleran, mengisolasi diri, kebekuan mazhab melawan dan membangkang

Dalam tradsisi Islam karakter Fundamnetalisme dicirikan sebagai berikut:

a.Mereka yang digerakkan oleh kebencian yang besar kepada Baratb.Mereka bersikeras mengembalikan peradaban Islam masa lalu dengan membangkitkanromantisisme masa lalu.

c.mereka bertujuan mengaplikasikan syariat Islam secara sempurna Keyakinan kuat bahwaIslam adalah perpaduan antara agama dan Negara, masa lalu yang bukan menjadi tujuan,tapi penuntun pada masa depan, mereka bukan konservatif tapi orang-orang revolusioner( dikutip dari Seize Moment karya mantan presiden USA: Richard Nixon)

D. Fundamentalisme Sunni dan Syi’ah

5/7/2018 Fundamintalisme Islam (Makalah) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fundamintalisme-islam-makalah 3/4

 

1.Fundamentalisme Sunni.

Menurut HAR Gibb dalam bukunya Modern Trends in Islam akar fundamentalisme klasik bisaditemukan pada gerakan rasionalisme yang diusung oleh Ibn Taimiyyah. Pemikiran ibnTaimiyah ini mempompakan darah segar bagi berkembangnya gerakan fundamentalisme didunia islam. Beberapa gerakan sosio-religius berikut ini bisa dikategorikan sebagai gerakanfundamnetalisme, yakni:

a.Jihad Sokoto di Negeria, yang mulai berembus pada awal abad 19 dengan titik tekangerakan pada pemurnian keimanan dan praktik-praktik islam yang telah dicemari olehkebiasaan-kebiasaan non Islam. Gerakan in diarsietki oleh Syaih Ustman bin Muhammad fudi(1754 –1817) terkenal dengan sebutan : Syaikh Usman Dau fodio dan berhasil menciptakansistem pemerintahan yang didasarkan pada syari’at yang kemudian dikenal dengans ebuatanKhilafah Sokoto.

b.Gerakan Mahdi di Sudan. Gerakan ini dipimpin oleh Muhammad bin Abdullah (1834 – 1885)

yang bertujuan untuk menentang penguasa Ustmani yang tidak memberlakukan syari’ah dandan bertujuan utnuk memurnikan keyakinan-keyakinan dan praktik Islam dan menggulingkanpemerintahan yang korup dan bid’ah dan diganti dengan sistem pemerintahan yang menirucontoh Negara Madinah. Upayanya berhasil selama kurang lebih 14 tahun menegakkan sistempemerintahan dimaksud samapai akhirnya dikalahkan oleh kekuasaan Ustmani pada tahun

1899.

c.Ikhwanul Muslimin di Mesir yang digags oleh Hasan al Bana ( 1906 – 1949 ) yang mendapatinspirasi dari Muhammad Syaukani (1760 – 1824) ulama Yaman dari sekte Syi’ah Zaidiyah,yang menolak taqlid kepada siapapun dan menekankan perlunya ijtihad dalam persoalankontemporer. Belakangan gerakan ini berubah menadi gerakan politik yang keras dan antikompromi dan bahkan pengaruhnya sampai keluar Mesir. demikian pula Gerakan Khaksars diIndia, didirikan pad atahun 1931 oleh Inayatullah Khan Masyriqi. Gerakan ini bercorak sosio-religius dan sosio-kultural. Tujuan utama meningkatkan taraf hidup rakyat , cinta damai,persamaan dan keadilan.

d. Ahlul Hadis di India sebuah gerakan tradisionalis – fundamnetalisme yang berdiri di akhirabad 19 dan snagat dipengaruhi oleh pemikiran Syah Wliyullah. Mereka berpegang pada alqur’an dan as sunnah dan tidak mau mengikuti pendapat par aulama dan fuqaha abadpertengahan bila pendapat tersebut tidak disandarkan pada kedua sumber tersebut.

e.Jama’at Islami di dirikan di Pakistan oleh sayyid Abul A’la al Maududi pada tahun 1941sebagai suatu gerakan ideologi sekalipun tidak bisa meninggalkan kesannya sebagaiorganisasi dengan basis politik yang kuat. Islam, bagi Maududi adalah jalan hidup yanguniversal dan komprehensif ia adalah sistem yang tertata dengan baik, keseluruhan yangkonsisten dengan seperangkat jawaban bagi semua persoalan. Negara Islam dikonsepsikansebagai bentuk pemerintahan yang teo-demokratik sebuah perpaduam gaya Barat dan Islamyang kental.

f.Tokoh-tokoh personal yang mendapat predikat sebagai pengusung faham fundamentalismediantaranya adalah Sayyid Qutb. Sebagaian orang beranggapan dalam sikap dan pemikiranhukumnya yang tertuang dalam tafsir monumentalnya – Fi Zilal al Qur’an – ada kesan beliauberfaham Misogini dan konservatif dalam metodologi tafsirny6a. Sesuatu yang dibantah olehulama pada masa-masa berikutnya seperti disertsi abu Fayyad al Khalidy yang merasakanadanya metodologi pergerakan (Manhaj al Harakiy)dalam keseluruhan metode tafsir yangdigagas oleh Sayyid Qutb.

g.Pada masa Post Modernisme gerakan-gerakan Fundamentalis menyatukan langkah dalamsebuah gerakan politik (kekuatan bersenjata) untuk melawan hegemaoni Barat (Amerika)yang semakin hari semakin kuat mencengkeramkan kuku kekuasaan/dominasinya ke berbagaiwilayah, terutama negara-negara muslim yang sedang berkembang. Semisal kelompok;Jamah Islamiyah di kawasan Asia Tenggara, Gerakan Thaliban di Afghanistan, Gerakan alQaidah al Islamiyah di Timur Tengah, partai FIS di aljazair dan lain-lain.

5/7/2018 Fundamintalisme Islam (Makalah) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fundamintalisme-islam-makalah 4/4

 

2.Fundamentalisme Syi'ah.

Fundamentalisme Iran dikobarkan oleh Ayatullah Ruhullah Musawi al Khomeini denganrevolusi yang terkenal pada tahun 1979. Bagi Khomeini Islam adalah kode etik sempurnayang harus ditegakkan di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu revolusi iran bisadifahami akibat regim Syah Pahlevi yang tidak menegakkan syariat Islam dengan sempurna.

bagi Khomeini revolusi yang ditujukan pada regim Syah itu secara Individual dan komunaladalah wujud kewajiban terhadap Islam. Selain itu Khomeini juga merasakan adanyakerinduan pada romantisisme Kekhalifahan Rasyidun terutama terinspirasikan oleh Modelkhilafah Ali.. Dan pada saat yang sama Iran modern sedang berlangsung suatu pemerintahanabsoluth-Monarkhi . Oleh karena itu Khomeini mengajak untuk menegakkan jihad sebab Islamadalah agamanya orang-orang militan dan komitmen pada kebenaran dan keadilan dan lebih-lebih ia adalah mazhab bagi orang yang berjuang melawan Imperialisme.Metode yang digunakan Khomeini untuk keberhasilan revolusinya antara lain:

a.Perlawanan yang menyeluruh dan tanpa kompromi terhadap regim Syahb.Perlawanan itu didasari pada asumsi bahwa Syah adalah boneka Pemerintahan USA danIsraelc.Khomeini menolak pembaharuan setengah-setengah dan tidak menyeluruhd.Ia mengobarkan revolusinya dengan memobilisasi masa lewat ceramah-ceramah yang

direkam dalam kaset, sehingga terkenal ungkapan “revolusi Via Kaset” ( Motif gerakan fundamentalisme Iran yang lebih representatif bisa dibaca pada: NikkieKiddie : Roots of Revolutions : An Interpretation History of Modern Iran, New Haven:YaleUniversity Press, 1981)

Kesimpulan:

1.Fundamentalime bukan produk sejarah/peradaban masyarakat Muslim2.Pelabelan fundamentalisme terhadap fenomena pembaharuan /gerakan kebangkitan Islamlebih disebabkan oleh cara pandang yang salah ( Bias Perspectiv ) yang dilakukan olehilmuwan Barat3.Geneologi Fundamentalisme berakar pada dua motif:a.Fundamentalisme Pra-Modernis: kemunculannya dimotivasi oleh faktor internal, berupaPurifikasi terhadap berbagai praktik-praktik keagamaan yang menyimpang dari bunyi teksyang normatif b.Fundamentalisme Post-Modernisme, kemunculannya dimotivsi oleh faktor eksternal berupamerebaknya hegemoni Barat dan kenyatan tentang ketertinggalan , keterbelakangan dankemunduran peradaban Islam terhadap dominasi Barat4.Fundamentalisme pada masa Post-Modernisme cenderung bercorak politik denganmengusung agenda besarnya berupa gerakan menentang supremasi Amerika sebagi polisidunia. Mereka memilki angkatan bersenjata dengan didukung organisasi yang militan, kuatdan laten. dalam menghadapi Hegemoni Amerika mereka bersikap sangat ekstrim-radikal danmenerapkan prinsip Zero Tolerance.

DAFTAR RUJUKAN

1.Amin Abdullah, 1999, studi agama Normativitas dan Historitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar2.M. Imarah, 1999, al Ushuliyah Baina al Garb Wa al Islam, Jakarta : gema Insani Press3.HAR Gibb, 1983, Mohammadanisme, Jakarta: Bhatara Karya Aksara4._________ , 1995, Modern Trends in Islam, jakarta; Raja Grafindo Pustaka5.Abdul Rashid Moten, 2001, Political Science; an Islamic Perspective, Jakarta : Pustaka

6.Roger Garaudy, 1985, Promesses de L’Islam, jakarta: Bulan Bintang7.Harun Nasution, 1985, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press8.Mumtaz Ahmad (ed.), 1994, Politics and Islam, Indianapolis:Americans Trust Publicationerna Hadi (penerjemah)9.Fazlurrahman, 1968, Islam, New York: anchor Books, Ahsin Muhammad (Penerjemah)