full page fax print - uin syarif hidayatullah jakarta

130

Upload: others

Post on 13-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Page 2: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Page 3: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Page 4: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

SUMBER STRES DAN STRATEGI COPING PADA PELAJAR ATLET BULUTANGKIS

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS PSIKOLOGI UNTUK MEMENUHI

SYARAT-SYARAT MENCAPAI GELAR SARJANA PSIKOLOGI

Disusun Oleh :

HERLIN WIDIANI

NIM : 103070029048

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

Page 5: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ii

SUMBER STRES DAN STRATEGI COPING PADA

PELAJAR ATLET BULUTANGKIS

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

HERLIN WIDIANI NIM : 103070029048

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II Bambang Suryadi, Ph. D Yufi Adriani, M.Psi NIP. 19700529 2003121 002 NIP. 19820918 200901 2006

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

Page 6: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

iii

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan dengan sesungguhnya bahwa

skripsi saya yang berjudul “Sumber Stres dan Strategi Coping pada Pelajar

Atlet Bulutangkis” adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari

hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam skripsi ini, saya

bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademis yang saya sandang dan

sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 11 April 2011

Herlin Widiani Nim : 103070029048

Email : [email protected]

Page 7: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Yang Berjudul “SUMBER STRES DAN STRATEGI COPING PADA PELAJAR ATLET BULUTANGKIS” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 11 April 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Jakarta, 11 April 2011

SIDANG MUNAQASYAH

Dekan/Ketua Pembantu Dekan/Sekretaris Jahja Umar, Ph. D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 130 885 522 NIP. 19561223 198303 2 001

Anggota

Neneng Tati Sumiati, M.Si., Psi Bambang Suryadi, Ph.D NIP.19730328 20000 2003 NIP.19700529 2003121 002

Yufi Adriani, M.Psi

NIP. 19820918 200901 2006

Page 8: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

v

MOTTO:

“Tugas Kita Bukanlah Untuk Berhasil. Tugas Kita Adalah Untuk Mencoba, Karena Di dalam Mencoba Itulah Kita Menemukan Dan Belajar Membangun

Kesempatan Untuk Berhasil” (Mario Teguh)

“Janganlah Hanya Mencoba Untuk Menjadi Manusia Sukses, Tetapi Jadilah Manusia Yang Memiliki Otak

Yang Bernilai” (Albert Einstin)

“Duduklah Bersama Orang-Orang Bijak, Baik Mereka Itu Musuh Atau Kawan. Sebab, Akal Bertemu Dengan

Akal” (Imam Ali)

Page 9: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

vi

Karya ini kupersembahkan

Untuk kedua orangtuaku terutama untuk Mama yang selalu sabar dan juga kepada

orang-orang yang selalu ada menemani dalam penyelesaian skripsi ini...

Page 10: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

vii

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) April 2011

(C) Herlin Widiani

(D) Sumber Stres Dan Strategi Coping Pada Pelajar Atlet Bulutangkis

(E) Xvi + 85 Halaman + lampiran

Peranan olahraga dalam peningkatan kesehatan badan, pembinaan mental maupun watak semakin lama semakin memegang peranan penting. Dengan olahraga keharuman nama bangsa dapat ditingkatkan. Olahraga bulutangkis merupakan olahraga yang memiliki sumbangan yang besar dalam mengharumkan nama bangsa Indonesia dimata dunia. Oleh karena itu atlet-atlet yang dikirimkan untuk bertanding seharusnya memiliki mentalitas yang tangguh agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan denga keatletannya. Dalam mempersiapkan atlet atau pemain menghadapi pertandingan, arah pembenahan adalah peningkatan faktor fisik yang mencakup kondisi fisiologis, teknis dan psikis. Dengan kata lain, seorang atlet harus dibekali keterampilan motorik (motor skill), kondisi fisiologis serta kesiapan aspek psikologis yang maksimal. Sumber-sumber stres seperti tuntutan terhadap fisik, sosial psikologis maupun endemis. Sedangkan strategi coping merupakan cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, respons terhadap situasi yang mengancam. Berbagai faktor diasumsikan memiliki hubungan dengan strategi coping seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan massa tinggal di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Ragunan Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara sumber stres dengan strategi coping pada pelajar atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan (khusus olahragawan) Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di SMP-SMA Ragunan (khusus olahragawan) Jakarta. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 107 orang. Responden dalam penelitian ini adalah pelajar atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan (khusus olahragawan) Jakarta sebanyak 46 orang yang diambil dengan teknik sampling purposive. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah skala model likert. Skala yang digunakan adalah skala sumber stres dan skala strategi coping. Jumlah item yang valid dalam skala sumber stres sebanyak 27 item, sedangkan item yang valid skala strategi coping sebanyak

Page 11: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

viii

35 item. Adapun nilai koefisien reliabilitas kedua skala adalah 0,883 untuk skala sumber stres dan 0,894 untuk skala strategi coping. Kemudian data dianalisis menggunakan program SPSS 13.00 for windows dengan teknik regresi berganda untuk pengujian hipotesis penelitian. Hasil penelitian diperoleh nilai R2 = 0,570. Ini berarti bahwa proporsi varian dari strategi coping secara keseluruhan bisa diterapkan pada 8 variabel ialah sebesar 57%. Atau dengan kata lain, penyebab bervariasinya skor strategi coping yang ditentukan oleh 8 variabel (physical stressor, social stressor, psychological stressor, endemic stressor, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP) secara bersama-sama ialah sebesar 57% sedangkan sisanya 43% disebabkan oleh aspek-aspek lain seperti faktor kepribadian, status sosial ekonomi dan keterampilan memecahkan masalah. Kesimpulannya terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain yang memiliki hubungan lebih besar dengan strategi coping.

Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel (physical stressor, social stressor dan endemic stressor) yang secara signifikan memiliki hubungan dengan strategi coping. Sedangkan variabel psychological stressor, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping. Berdasarkan hasil tersebut disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang sumber stres dan strategi coping dengan melibatkan variabel lain seperti faktor kepribadian, status sosial ekonomi dan keterampilan memecahkan masalah.

(F) Daftar Bacaan : 25 (1984 - 2011 ) + 2 jurnal + 7 pustaka online

Page 12: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb, Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada sumber segala kebenaran, sumber ilmu pengetahuan, sang cahaya diatas cahaya yang tiada hentinya menyinari hati hamba-hamba-Nya, Allah SWT. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini karena dengan tanpa campur tangan-Nya segala sesuatu tidak akan terlaksana. Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, yang telah menyampaikan ilmu-Nya (kebenaran) kepada kita, umat manusia di dunia. Di balik terselesaikannya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak karena memberikan dukungan dan bimbingan baik moril dan materiil, sehingga karya ini dapat menjadi sumbangsih untuk wacana ilmu pengetahuan khususnya ilmu Psikologi. Perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Yang terhormat Dekan Fakultas Psikologi Jahja Umar, Ph. D Dekan Fakultas

Psikologi, Ibu Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si selaku pembantu dekan bidang akademik beserta jajarannya.

2. Yang terhormat pembimbing I Bambang Suryadi, Ph. D dan Yufi Adriani, M.Psi pembimbing II yang dengan sabar membimbing penulis dan mengarahkan penulis untuk membuat skripsi menjadi karya ilmiah yang baik. Pengarahan dan masukan dari bapak dan ibu membuat penulis lebih semangat untuk menyelesaikan skripsi.

3. Civitas Akademika khususnya Fakultas Psikologi, Bapak, Ibu Dosen, petugas akademik serta kepustakaan yang membantu penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini semoga beragam ilmu dan wawasan yang diberikan selama ini dapat penulis terapkan dan berguna bagi kehidupan yang lebih baik lagi.

4. Kepada Neneng Tati Sumiati, M.Si selaku pengaju skripsi yang telah memberikan sarannya untuk menjadikan skripsi ini menjadi karya ilmiah yang lebih baik.

5. Kepada Sekolah SMP-SMA Ragunan Drs. Asril yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

6. Yang tercinta kedua orangtuaku, terutama mamahku Siti Hafni A.Wahab dan bapakku Hiqmad dengan kasih sayang yang tulus dan kesabaran yang tidak henti-hentinya dicurahkan untuk penulis.

7. Yang tersayang kakakku Abalan, adik-adikku Hendi, Yayu, Hilda, Firdaus dan juga keluarga besar penulis yang tidak bisa disebut satu-persatu, yang tidak pernah lelah memberikan semangat dan do’a untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabatku yang selalu ada, Illa, Iyank, Dian, Ipeh, Ida, Roro, Fitkam, Subi, Dwi dan Masriah dengan dukungan dan semangat yang tidak henti-hentinya diberikan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 13: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

x

9. Teman-teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi Dilla, Deden, Hana, dan Nufus terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya dalam proses pengerjaan skripsi penulis. Dan juga M. Agus Noorbani S.Psi, Adiyo R. S.Psi. dan Nursakinah O. S.Psi. yang telah membantu perhitungan dalam skripsi ini.

10. Seluruh teman-teman di Fakultas Psikologi Reguler angkatan 2003 khususnya kelas B yang selalu kompak dan solid, semoga pertemanan kita tidak sampai di Fakultas Psikologi saja.

11. Semua teman-teman yang tak dapat disebutkan satu persatu, Terima kasih. Mengingat kemampuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pihak yang terkait.

Jakarta, 11 April 2011

Penulis

Page 14: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi

ABSTRAKSI ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................ 7

1.3.1. Pembatasan Masalah ....................................................... 7

1.3.2. Rumusan Masalah ............................................................ 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 8

1.4.1. Tujuan Penelitian ............................................................. 8

1.4.2. Manfaat Penelitian ........................................................... 9

1.4 Sistematika Penulisan ................................................................ 9

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Stres ........................................................................................... 11

Page 15: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xii

2.1.1 Definisi stres ................................................................... 11

2.1.2 Jenis-jenis Sumber stres .................................................. 14

2.1.3 Gejala-gejala Stres .......................................................... 18

2.1.4 Dampak Stres ................................................................. 21

2.2 Coping ........................................................................................ 21

2.2.1 Pengertian Coping .......................................................... 22

2.2.2 Jenis-jenis Coping .......................................................... 22

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemilihan

Strategi Coping ............................................................... 28

2.3 Atlet Bulutangkis ....................................................................... 30

2.3.1 Definisi Atlet Bulutangkis .............................................. 30

2.3.2 Kepribadian Atlet ............................................................ 32

2.4 Kerangka Berfikir ....................................................................... 34

2.5 Hipotesis Penelitian .................................................................... 37

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian .......................................................................... 39

3.2 Variabel Penelitian ..................................................................... 39

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 41

3.3.1 Populasi ......................................................................... 41

3.3.2 Sampel ........................................................................... 42

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ........................................... 42

3.3.4 Karakteristik Subjek Penelitian ....................................... 43

3.4 Pengumpulan Data ..................................................................... 43

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 43

3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 44

3.4.2.1. Skala Sumber Stres ........................................... 45

Page 16: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xiii

3.4.2.2. Skala Strategi Coping ....................................... 46

3.5. Teknik Uji Instrumen ................................................................... 48

3.5.1. Uji Instrumen ................................................................... 48

3.5.2. Hasil Uji Instrumen Penelitian .......................................... 50

3.5.2.1. Uji Validitas Instrumen ...................................... 51

3.5.2.2. Uji Reliabilitas Instrumen .................................. 52

4.6. Metode Analisa Data .................................................................. 53

4.7. Prosedur Penelitian ..................................................................... 55

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA

4.1 Gambaran Umum Responden .................................................... 57

4.2. Presentasi Penelitian ................................................................... 59

4.3. Uji Hipotesis Penelitian .............................................................. 63

4.3.1. Uji Hipotesis 1 ................................................................. 64

4.3.2. Uji Hipotesis 2 ................................................................. 65

4.3.3. Uji Hipotesis 3 ................................................................. 65

4.3.4. Uji Hipotesis 4 ................................................................. 66

4.3.5. Uji Hipotesis 5 ................................................................. 66

4.4 Proporsi Varian ......................................................................... 66

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ............................................................................... 74

5.2. Diskusi ..................................................................................... 75

5.3. Saran ........................................................................................ 80

5.3.1. Saran Teoritis ................................................................. 80

5.3.2. Saran Praktis .................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83

LAMPIRAN

Page 17: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penyekoran Item........................................……………………....... 44 Tabel 3.2 Blue Print Tryout Skala Sumber Stres ........................................... 46 Tabel 3.3 Blue Print Tryout Skala Strategi Coping ....................................... 48 Tabel 3.4 Kaidah Reliabilitas ........................................................................ 49 Tabel 3.5 Blue Print Penelitian Skala Sumber Stres ....................................... 51 Tabel 3.6 Blue Print Penelitian Skala Strategi Coping ................................... 52 Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden ........................................................ 58 Tabel 4.2 Kategorisasi Skala Sumber Stres .................................................. 60 Tabel 4.3 Kategorisasi Skala Strategi Coping .............................................. 61 Tabel 4.4 Kategorisasi Skala Strategi Coping Berdasarkan Jenis Kelamin ..... 61 Tabel 4.5 Jenis Strategi Coping yang digunakan Menghadapi Sumber Stres .. 62 Tabel 4.6 Coefficients .................................................................................. 64 Tabel 4.7 Model Summary ............................................................................ 67 Tabel 4.8 Anova ............................................................................................ 67 Tabel 4.9 Model Summary ............................................................................ 68 Tabel 4.10 Anova Sumber Stres .................................................................... 68 Tabel 4.11 Coefficients .................................................................................. 69 Tabel 4.12 Proporsi Varian yang terkait dengan IV ......................................... 70

Page 18: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berfikir ................................................................. 37

Gambar 4.1. Gambar Ilustrasi Hubungan Sumber Stres dan Strategi Coping ....... 73

Page 19: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala sumber stres Lampiran 2 Skala strategi coping Lampiran 3 Hasil data try out sumber stres Lampiran 4 Hasil data try out strategi coping Lampiran 5 Validitas skala sumber stres Lampiran 6 Validitas skala strategi coping Lampiran 7 Reliabilitas skala sumber stres try out Lampiran 8 Reliabilitas skala strategi coping try out Lampiran 9 Surat pernyataan telah melakukan penelitian Lampiran 10 Proporsi Varian

Page 20: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang Masalah

Peranan olahraga dalam peningkatan kesehatan badan, pembinaan mental

maupun watak semakin lama semakin memegang peranan penting. Dengan

olahraga keharuman nama bangsa dapat ditingkatkan. Olahraga juga memberi

kesempatan yang sangat ideal untuk menyalurkan tenaga dengan jalan yang baik

untuk menjalin persaudaraan dan persahabatan menuju persatuan yang sehat dan

suasana yang akrab dan gembira.

Terdapat berbagai macam cabang olahraga yang tentunya masing-masing

cabang tersebut memiliki karakteristik dan aturan-aturan khusus pula. Kita

mengetahui bahwa ada cabang olahraga yang lebih menuntut kerjasama tim dalam

pertandingan, dan ada pula olahraga yang pertandingannya hanya dijalankan oleh

individu atau perorangan. Dari bermacam-macam cabang olahraga tersebut,

peneliti lebih tertarik untuk melakukan penelitian pada cabang olahraga

bulutangkis.

Semua negara mencoba meningkatkan prestasi olahraganya, karena hal ini

merupakan suatu ukuran kemampuan dan prestasi generasi muda pada suatu

negara. Nama Indonesia mencuat berkat prestasi olahraga pada bidang

bulutangkis atau badminton. Oleh karena itu pembinaan setiap cabang olahraga

Page 21: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2

harus diarahkan ke peningkatan prestasi yang nantinya akan mengharumkan nama

bangsa.

Menjelang tahun 1999 sampai saat ini prestasi bulutangkis Indonesia

mengalami penurunan secara drastis. Hal ini terlihat dari banyaknya pertandingan

yang diikuti oleh Indonesia, tetapi jarang sekali mendapatkan gelar juara

(Adisasmito, 2007). Menurut Gunawan (dalam Adisasmito, 2007) kemampuan

faktor fisik, taktik, dan teknik yang dimiliki atlet Indonesia sama dengan atlet-atlet

negara lain. Namun, ketika dalam kondisi pertandingan atlet Indonesia sering

tidak dapat mengeluarkan seluruh kemampuan yang dimiliki secara maksimal.

Gunarsa dkk (1996) mengatakan bahwa dunia olahraga tidak lagi

mengandalkan pada bakat dan pemunculannya, tidak lagi mengandalkan pada

kelenturan melalui latihan-latihan fisik saja, namun faktor lain yakni faktor

psikologis semakin mendapat tempat dalam pembinaan yang selanjutnya

meningkatkan prestasi atlet. Membina prestasi olahraga seorang atlet tidak dapat

dilakukan dalam waktu satu malam, melainkan melalui berbagai proses dan

tahapan dalam satu kurun waktu tertentu. Sekalipun seorang individu memiliki

bakat khusus pada bidang olahraga tertentu, tanpa latihan yang terarah bakat

tersebut akan tetap tinggal sebagai potensi terpendam. Ketua PB Djarum, Yoppy

Rosimin juga menjelaskan untuk menjadi yang terbaik di bidang olahraga

khususnya bulutangkis tidak cukup hanya unggul di teknik dan fisik (Mustikasari,

2009).

Subardjah (2000) mengemukakan kesiapan aspek psikologis atlet akhir-

akhir ini banyak memperoleh perhatian dalam program pembinaan. Kondisi

Page 22: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3

psikologis dapat dibedakan atas dua macam yaitu yang menunjang penampilan

dan yang menghambat atau mengganggu penampilan atau prestasi. Aspek

psikologis yang menunjang prestasi diantaranya : motivasi tinggi, aspirasi kuat,

kematangan kepribadian. Sedangkan aspek yang mengganggu prestasi

diantaranya: ketegangan dan kecemasan, motivasi rendah, gangguan emosional,

keraguan atau takut.

Sudarwati (2009), mantan atlet yang menulis buku Mental Juara,

mengatakan bahwa pemain kita sering kali lemah di mental bertanding. Mereka

sering kali stuck jika lawan mengubah sedikit saja pola mainnya. Sudarwati

(2009) mengungkapkan bahwa ada tiga elemen yang harus diasah untuk

membentuk pemain yang tangguh, yang meliputi pembinaan fisik, pembinaan

teknik, dan pembinaan mental, pembinaan mental ini yang sering kali kurang

diperhatikan.

Keberhasilan seorang atlet ditentukan oleh kesiapan fisik dan mental.

Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performance atlet baik saat

latihan maupun saat bertanding. Dapat dibayangkan, jika sebelum bertanding sang

atlet mengalami tekanan (stres) dengan keluarganya, amat mungkin situasi itu

mempengaruhi kestabilan emosi, daya konsentrasi dan menguras energi. Contoh

lain, jika sebelum bertanding sang atlet kurang memiliki kesiapan

mental menghadapi lawan yang berat sehingga timbul keraguan yang besar dan

rasa tidak percaya diri yang menghalangi kemampuannya untuk tampil optimal.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika sejak dini, soal membina kesiapan mental

Page 23: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4

atlet menjadi porsi yang penting agar masalah kepribadian dan konflik-konflik

sang atlet dapat dikelola dengan baik sehingga ia tetap tampil optimal.

Sebagai salah satu usaha pemerintah untuk membina calon atlet sedini

mungkin dan guna meningkatkan prestasi olahraga nasional di dirikanlah Pusat

Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) di seluruh propinsi. Para atlet pelajar

terbaik dari seluruh PPLP ditanah air tersebut, kemudian dididik dan dilatih di

Sekolah Khusus Olahragawan SMP-SMA Negeri Ragunan Jakarta. Sesuai dengan

tujuan pendirian sekolah ini, para siswanya dituntut untuk berprestasi tinggi dalam

olahraga yang ditekuninya tanpa mengesampingkan prestasi akademiknya.

Para atlet pelajar SMP-SMA Ragunan yang terdiri dari berbagai cabang

olahraga ini tinggal di asrama dan menjalani latihan pagi dan sore di dalam

kompleks sekolah tersebut. Sekolah ini berskala nasional, oleh karena itu sebagian

besar siswanya berasal dari berbagai penjuru daerah yang jauh dari ibukota

Jakarta. Mereka harus meninggalkan keluarga yang dicintainya untuk berjuang

mempertaruhkan jiwa dan raganya demi dapat mengharumkan nama keluarga,

daerah maupun bangsa yang mengirimnya ke ajang persaingan.

Dengan demikian para atlet pelajar tersebut juga harus siap menghadapi

transisi budaya karena perbedaan adat istiadat, logat bahasa dan kebiasaan,

termasuk juga kebiasaan makan. Selain itu, para atlet juga harus melakukan

penyesuaian diri terhadap suasana latihan termasuk pergantian pelatih dan

program latihan. Perubahan-perubahan suasana atau situasi yang memerlukan

penyesuaian diri ini sangat berpotensi untuk menyebabkan para atlet pelajar

tersebut mengalami stres.

Page 24: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5

Stres merupakan gejala keseimbangan diri untuk dapat beradaptasi terhadap

adanya perubahan baik dari luar maupun dari dalam diri sendiri. Smith (dalam

Nasution, 2007) mengatakan jika seseorang berada dalam keadaan stres, maka

seluruh pola hidup dan kesehatannya juga akan terganggu sehingga produktivitas

kerjanya menurun.

Nasution (2007) mengemukakan bahwa stres dalam olahraga dapat

bersumber dari hal yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan

olahraga. Smith (dalam Nasution, 2007) dalam penelitiannya menemukan bahwa

stres yang dialami atlet timbul pada saat latihan, sebelum pertandingan, saat

pertandingan, dan setelah pertandingan. Hal ini senada dengan peneliti Gould et

al. yang juga mengidentifikasi sumber stres yang tidak berhubungan dengan

olahraga (Nasution, 2007).

Adler (dalam Nevid, 2002) mengatakan banyak bukti menunjukkan bahwa

stres membuat seseorang rentan terhadap penyakit karena melemahnya sistem

tubuh, melemahnya sistem kekebalan tubuh membuat seseorang rentan terhadap

penyakit umum seperti demam dan flu dan meningkatkan resiko berkembangnya

penyakit kronis, hal ini juga akan mengakibatkan berpengaruhnya prestasi pada

atlet bulutangkis. Nasution (2007) mendapati berbagai penelitian dalam bidang

psikologi olahraga membuktikan bahwa stres dapat menurunkan prestasi atau

setidaknya mengganggu kelancaran pelaksanaan latihan. Dengan demikian stres

perlu dihindari dan atlet perlu diajarkan cara-cara untuk menangani stres ("coping

with stress").

Page 25: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6

Salah satu faktor yang menentukan seberapa parah seorang individu

mengalami stres dipengaruhi oleh stres yang dirasakannya adalah bagaimana dia

menghadapi peristiwa yang dialaminya. Ada 2 tipe utama yang biasanya dapat

menurunkan stres seperti diungkapkan oleh Lazarus dan Folkman (dalam Fausiah,

2006) yaitu problem-focused coping dan emotion-focused coping.

Individu yang menggunakan problem-focused coping biasanya langsung

mengambil tindakan untuk memecahkan masalah atau mencari informasi yang

berguna untuk membantu pemecahan masalah, sebagai contoh dalam menghadapi

ujian individu akan menyusun jadwal belajar sejak awal semester untuk

menghadapi setiap ujian sehingga ketika menghadapi ujian di akhir semester tidak

lagi terlalu menegangkan.

Di sisi lain, individu dengan emotion-focused coping lebih menekankan

pada usaha menurunkan emosi negatif yang dirasakan ketika menghadapi masalah

atau tekanan. Misalnya mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi dengan

bersantai atau mencari kesenangan dengan pergi ke bioskop, café, berenang dan

lain sebagainya (Fausiah, 2006).

Untuk dapat mengajarkan cara-cara mengatasi stres bagi atlet pelajar

bulutangkis, perlu terlebih dahulu diketahui situasi-situasi bagaimana yang dapat

menimbulkan stres (sumber stres). Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi

mengenai hal-hal atau situasi apa saja yang menjadi surnber stres bagi masing-

masing atlet pelajar tersebut. Smith mengatakan bahwa stres dalam olahraga dapat

bersumber dari hal yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan

olahraga (Nasution, 2007).

Page 26: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7

Dengan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti sumber stres dan

strategi coping pada pelajar atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA (Khusus

Olahragawan) Ragunan Jakarta. Penulis ingin meneliti secara mendalam yang

menjadi sumber stres dan strategi coping pada pelajar atlet Bulutangkis

dikarenakan sampai saat ini peneliti belum menemukan penelitian yang sama

yang diteliti dengan penulis (original).

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, hubungan antara sumber stres dengan strategi coping

khususnya pada pelajat atlet bulutangkis, diteliti dalam lingkup yang dibatasi,

yaitu:

1. Populasi dalam penelitian ini terbatas pada pelajar atlet bulutangkis yang

berada di SMP-SMA Ragunan.

2. Dari semua variabel yang memiliki hubungan dengan strategi coping,

hanya sebagian saja yang diteliti, yaitu yang dapat dikendalikan

(manageable), sesuai kemampuan, waktu, tenaga, dan biaya. Variabel-

variabel itu ialah: sumber stres (mencakup physical stressor, social

stressor, psychological stressor, dan endemic stressor), jenis kelamin,

usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP.

1.2.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan ruang lingkup masalah, maka rumusan

masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini ialah:

Page 27: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

8

1. Apakah sumber stres memiliki hubungan secara signifikan dengan strategi

coping ?

a. Apakah physical stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan

strategi coping ?

b. Apakah social stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan

strategi coping ?

c. Apakah psychological stressor memiliki hubungan yang signifikan

dengan strategi coping ?

d. Apakah endemic stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan

strategi coping?

2. Apakah jenis kelamin memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi

coping ?

3. Apakah usia memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping?

4. Apakah tingkat pendidikan memiliki hubungan yang signifikan dengan

strategi coping ?

5. Apakah masa tinggal di PPLP memiliki hubungan yang signifikan dengan

strategi coping ?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Mengacu pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Sumber Stres dan Strategi Coping

pada Pelajar Atlet Bulutangkis”, dan untuk mengetahui sejauh mana hubungan

Page 28: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

9

sumber stres (mencakup physical stressor, social stressor, psychological stressor,

dan endemic stressor), jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal

di PPLP dengan strategi coping pada pelajar atlet bulutangkis.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat, diantaranya yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berarti bagi

perkembangan ilmu Psikologi, khususnya psikologi olahraga dengan cara

memberi tambahan data empiris yang sudah teruji secara ilmiah dan

merangsang kepada peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian

pada bidang psikologi olahraga.

2. Manfaat Praktis

Memberi masukan positif bagi konselor, pelatih dan pelajar atlet

bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan dalam menghadapi

sumber stres dan strategi pemecahan masalah (coping).

1.4. Sistematika penulisan

Agar memudahkan pembahasan dalam skripsi ini maka penulis membaginya

dalam lima bab, dimana pada masing-masing bab terdiri dari beberapa sub-sub

yaitu:

1. Bab I merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah,

pembatasan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

Page 29: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

10

2. Bab II merupakan kajian pustaka yang terdiri dari definisi stres, jenis-jenis

sumber stres, gejala-gejala stres, pengertian coping, jenis strategi coping,

faktor yang mempengaruhi strategi coping, pengertian atlet, kerangka

berfikir dan uji hipotesis.

3. Bab III merupakan metodologi penelitian yang di dalamnya membahas

mengenai jenis penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel,

metode dan instrumen pengumpulan data, teknik uji instumen, metode

analisa data dan prosedur penelitian.

4. Bab IV menyajikan gambaran umum responden, presentasi penelitian, uji

hipotesis dan proporsi varian.

5. Bab V mencakup kesimpulan, diskusi dan saran

Page 30: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

11

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Stres

2.1.1. Definisi stres

Kata stres berasal dari kosa kata bahasa Inggris. Menurut kamus Oxford,

stres memiliki paling tidak enam pengertian, sesuai penggunaannya dibidang-

bidang yang berbeda. Nusantari (2007) menerjemahkan stres diantaranya yaitu:

(1) Tekanan atau kecemasan yang disebabkan oleh masalah-masalah dalam kehidupan seseorang; (2) tekanan yang diberikan kepada suatu benda yang bisa merusak benda itu atau menghilangkan bentuknya; (3) kepentingan khusus yang diarahkan kepada sesuatu; (4) suatu kekuatan ekstra yang dikerahkan ketika mengucapkan suatu kata khusus; (5) suatu kekuatan ekstra yang digunakan untuk membuat suara khusus dalam musik; (6) penyakit yang ditimbulkan oleh kondisi fisik yang terganggu.

Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990) kata stres memiliki arti yaitu

gangguan atau kekacauan mental dan emosional (tekanan), sedangkan dalam

kamus psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin,

konflik: 1) satu stimulus yang menegangkan kapasitas-kapasitas (daya) psikologis

atau fisiologis dari suatu organisme, 2) sejenis frustasi, dimana aktivitas yang

terarah pada pencapaian tujuan telah diganggu oleh atau dipersukar, tetapi tidak

terhalang-halangi; peristiwa ini biasanya disertai oleh perasaan waswas kuatir

dalam pencapaian tujuan, 3) kekuatan yang diterapkan pada suatu sistem; tekanan-

tekanan fisik dan psikologis yang dikenakan pada tubuh dan pribadi, dan 4) satu

Page 31: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

12

kondisi ketegangan fisik atau psikologis disebabkan oleh adanya persepsi

ketakutan dan kecemasan (dalam Kartono dan Gulo, 2000).

Selain itu, stres sebagai istilah yang dikenal di dunia psikologi dan

kedokteran memiliki makna yang berbeda-beda, sesuai dengan pandangan

masing-masing pengamat. Nusantari dalam bukunya Life is Beautiful (2007)

mengemukakan diantaranya pakar psikologi mendefinisikan stres sebagai: suatu

kondisi fisik atau ketegangan mental yang menghasilkan perubahan dalam sistem

saraf autonomik (Wolman, 1973); reaksi yang tidak khusus (nonspecific response)

dari tubuh terhadap berbagai tuntutan (Hans Selye, 1976); suatu keadaan yang

dipengaruhi oleh gangguan mental atau emosional (Morst & Furst, 1979); reaksi

tiba-tiba terhadap sekumpulan rangsangan yang berupa kejadian, objek atau

individu (Giardano & Everly, 1986).

Hawari (2002) mengatakan bahwa stres merupakan suatu keadaan yang

timbul sebagai hasil dari persepsi kognisi individu ketika berhadapan dengan

tuntutan atau perubahan-perubahan yang terjadi atas dirinya. Fenomena stres

dalam kehidupan manusia sangat luas sehingga menarik banyak pakar ilmuwan

untuk menelitinya. Salah seorang pakar dalam penelitian terhadap stres, Hans

Selye M.D (dalam Hawari, 2002) memberikan definisi stres dalam terminologi

fisiologis sebagai respon tubuh yang non spesifik terhadap tuntutan beban

atasnya.

Sarafino (dalam Smet, 1994) mendefinisikan stres sebagai: “…Suatu kondisi

disebabkan oleh lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-

Page 32: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

13

tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis,

psikologis dan sosial dari seseorang...”.

Sutherland & Cooper (dalam Smet, 1994) memberikan kesimpulan definisi

stres yang dikemukakan oleh Sarafino yang di atas, diantaranya yaitu:

1) Penilaian kognitif (cognitive appraisal): stres adalah pengalaman subjektif

yang (mungkin) didasarkan atau persepsi terhadap situasi yang tidak

semata-mata tampak di lingkungan.

2) Pengalaman (experience): suatu situasi yang tergantung pada tingkat

keakraban dengan situasi, keterbukaan semula (previous exposure), proses

belajar, kemampuan nyata dan konsep reinforcement.

3) Tuntutan (demand): tekanan, tuntutan, keinginan atau rangsangan-

rangsangan yang segera sifatnya yang mempengaruhi cara-cara tuntutan

yang dapat diterima.

4) Pengaruh interpersonal (interpersonal influence) : ada tidaknya seseorang,

faktor situasional dan latar belakang mempengaruhi pengalaman subjektif,

respon dan perilaku coping.

5) Keadaan stres (‘a state of stress): merupakan ketidakseimbangan antara

tuntutan yang dirasakan dengan kemampuan yang dirasakan untuk

menemukan tuntutan tersebut.

Menurut Feldman (dalam Fausiah, 2006) stres adalah suatu proses yang

menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang ataupun

membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis,

emosional, kognitif dan perilaku. Peristiwa yang memunculkan stres dapat saja

Page 33: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

14

positif (misalnya merencanakan perkawinan) atau negatif (misalnya kematian

keluarga) atau yang dapat didefinisikan sebagai peristiwa yang menekan (stressful

event) atau tidak, bergantung pada respon yang diberikan oleh individu pada

terhadapnya.

Dari pengertian di atas penulis memberikan gambaran bahwa stres selalu

berhubungan dengan keadaaan situasi atau peristiwa-peristiwa yang tidak

menyenangkan atau menyenangkan, yang dimaknakan memiliki bobot yang

sifatnya “menekan”. Hal ini bukan berarti bahwa setiap yang tidak menyenangkan

dapat merugikan, karena stres dapat menjadi motivasi bagi manusia untuk

berkreasi dan berprestasi yang lebih baik dari sebelumnya.

2.1.2. Jenis-jenis Sumber Stres Stres dipersepsikan secara berbeda oleh masing-masing individu. Apa yang

disebut stres bagi seseorang belum tentu merupakan stres bagi orang yang lain.

Teori stres secara umum menentukan stresor sebagai sekelompok kejadian-

kejadian yang menimbulkan reaksi stres pada individu. Dengan istilah lain yang

lebih sederhana, stresor sering disebut sebagai sumber stres. Selain itu mereka

menambahkan bahwa stresor merupakan tuntutan-tuntutan terhadap individu yang

menimbulkan respon-respon dengan pola-pola tertentu.

Sumber penyebab stres (stresor) menurut Kartono (2000) adalah sesuatu

yang menghasilkan tekanan fisik maupun mental. Stresor merupakan faktor

penekan yang mempunyai potensi menciptakan stres. Faktor penekan

menghasilkan kondisi-kondisi yang menuntut manusia untuk memberikan energi

Page 34: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

15

atau perhatian khusus. Turner & Helms (1995) mengelompokkan stresor secara

umum yang dihadapi manusia menjadi 4 bagian, sebagai berikut:

1. Physical stressor, yaitu situasi yang menyebabkan munculnya tuntutan-

tuntutan fisiologis terhadap fisik individu seperti: lapar, haus, gizi yang

buruk, cuaca panas/dingin, dan sebagainya.

2. Social stressor, yaitu stresor yang timbul dari interaksi individu dengan

individu lain, misalnya kebisingan, kepadatan penduduk, kerumunan dan

lain sebagainya.

3. Psychological stressor, yaitu stresor yang timbul dari frustasi, konflik dan

kecemasan.

4. Endemic stressor, merupakan stresor yang sifatnya tidak dapat dihindari,

karena disebabkan oleh faktor di luar kendali individu, misalnya bencana

alam.

Nevid (2002) mengatakan adanya sumber stres fisik seperti udara dingin,

suara keras apabila terjadi secara intens dan dalam jangka waktu yang lama akan

dapat mengurangi fungsi kekebalan. Demikian juga dengan berbagai stresor dari

psikologis, endemis maupun sosial.

Adler (dalam Nevid, 2002) mengatakan banyak bukti menunjukkan bahwa

stres membuat seseorang rentan terhadap penyakit karena melemahnya sistem

tubuh, melemahnya sistem kekebalan tubuh membuat seseorang rentan terhadap

penyakit umum seperti demam dan flu dan meningkatkan resiko berkembangnya

penyakit kronis.

Page 35: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

16

Goliszek (2005) mengatakan bahwa persepsi stres dipengaruhi oleh berbagai

faktor, antara lain usia, kecerdasan, kemampuan fisik, tingkat pendidikan, agama

dan lain sebagainya.

Sumber stres dapat berubah-ubah, sejalan dengan perkembangan manusia

tetapi kondisi stres juga dapat terjadi disetiap saat sepanjang kehidupan. Sarafino

(dalam Smet, 1994) membedakan sumber-sumber stres terbagi menjadi tiga

bagian yaitu:

1. Sumber-sumber stres di dalam diri seseorang

Salah satu sumber stres yang muncul dalam diri individu adalah penyakit,

dimana tingkat stres yang muncul pada keadaan rasa sakit dan umur

individu. Hal lain yang memicu timbulnya stres adalah konflik. Konflik

merupakan sumber stres yang utama.

2. Sumber-sumber stres di dalam keluarga

Sumber stres yang muncul dalam keluarga dapat disebabkan dari interaksi

diantara anggota keluarga, misalnya perselisihan, penambahan anggota

keluarga baru, adakalanya penyakit, cacat atau kematian anggota keluarga.

3. Sumber-sumber stres di dalam komunitas

Penyebab stres dari lingkungan atau komunitas sosial antara lain

temperatur yang ekstrim, kebisingan, mengikuti ujian, terjebak kemacetan

lalu lintas, mengikuti tes medis yang menyakitkan atau berkeluarga.

Menurut Mudji Harsono (dalam Singgih, 1989) mengatakan bahwa sumber

ketegangan (stres) pada atlet dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

Page 36: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

17

1. Sumber stres dari dalam

2. Sumber stres dari luar

Sumber stres dari dalam maksudnya adalah penyebab stres yang berasal dari

dalam diri atlet sendiri, yaitu:

a. Atlet sangat tergantung pada kemampuan teknisnya. Bila hanya

mengandalkan kemampuan teknis, ia akan mengalami kesulitan sewaktu

menghadapi situasi pertandingan yang kurang menguntungkan bagi dirinya.

Misalnya, ketika menghadapi lawan yang ulet dan cermat, sehingga lawan

itu mampu mangantisipasi setiap serangan yang ia atau tim lakukan.

Akibatnya, atlet tersebut akan merasa terpepet dan selanjutnya tidak mampu

lagi menguasai situasi yang sedang dihadapinya.

b. Atlet merasa bermain baik sekali atau sebaliknya. Bila perasaan ini

menghinggapi atlet, maka akan menjadi pertanda mulai timbul adanya

sesuatu yang menekan pada dirinya. Perasaan ini memberikan beban mental

pada dirinya. Demikianlah pula perasaan sebaliknya, yang seakan-akan atlet

tersebut telah memvonis dirinya bahwa ia tidak akan mencapai sukses.

c. Adanya pikiran negatif karena dicemooh atau dimarahi. Di cemooh atau

dimarahi akan menimbulkan reaksi pada diri atlet. Reaksi tersebut akan tetap

bertahan, sehingga menjadi sesuatu yang menekan dan menimbulkan

frustasi yang mengganggu penampilannya.

d. Adanya pikiran puas-diri. Bila dalam diri atlet ada pikiran atau rasa puas-

diri, maka ia telah menanamkan benih-benih ketegangan dalam dirinya

sendiri. Atlet akan dituntut oleh diri sendiri untuk mewujudkan sesuatu

Page 37: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

18

yang mungkin berada di luar kemampuannya. Bila demikian keadaannya,

maka sebenarnya atlet itu telah menerima tekanan yang tidak disadari.

Sedangkan sumber-sumber stres dari luar adalah sebagai berikut:

a. Rangsangan yang membingungkan. Salah satu bentuk rangsangan yang

membingungkan adalah komentar para officials yang merasa kompeten, baik

atas koreksi, strategi atau taktik yang harus dilakukan maupun petunjuk

yang lain kepada atlet. Menerima beberapa petunjuk dan perintah sekaligus

akan membingungkan atlet.

b. Pengaruh massa. Massa penonton atau pendukung fanatik, terlebih pada atlet

yang masih baru, dapat mempengaruhi kestabilan mental atlet. Penonton

yang berada di tribun sangat berarti dalam suasana pertandingan.

c. Saingan yang bukan tandingannya. Atlet yang mengetahui bahwa lawan

yang akan dihadapi adalah lawan yang lebih unggul dari pada dirinya, maka

dalam hati kecil atlet tersebut telah timbul pengakuan akan

ketidakmampuannya untuk menang. Situasi tersebut akan menyebabkan

berkurangnya kepercayaan pada diri sendiri.

d. Ketidakhadiran pelatih. Kondisi ini akan berakibat pada atlet yang

membutuhkan dukungan, arahan, dan motivasi dari pelatihnya menjadi

terganggu.

2.1.3. Gejala-gejala Stres

Stres juga dapat diketahui dari gejala-gejalanya, stres dapat menimbulkan

perubahan-perubahan, baik kejiwaan maupun fisik. Perubahan ini dapat meliputi

Page 38: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

19

seluruh tubuh atau hanya satu atau beberapa bagian tubuh saja. Gejala stres

sebenarnya terjadi setiap hari, karena itu banyak individu yang mengabaikannya

dan menganggapnya sebagai hal yang biasa.

Gejala (simptom) stres akan ditemukan dalam segala sisi dari orang yang

mengalaminya : fisik, emosi, intelektual dan interpersonal. Gejala ini tentu saja

berbeda pada setiap orang karena pengalaman stres sangat individual sifatnya.

Sedangkan Hardjana (1994) mengemukakan gejala-gejala yang terjadi pada saat

orang mengalami stres, diantaranya yaitu :

1. Gejala fisikal yang terjadi pada saat orang mengalami stres antara lain:

a. Sakit kepala, pusing, pening.

b. Tidur tidak teratur, insomnia (susah tidur), tidur melantur, bangun

terlalu awal.

c. Sakit punggung, terutama dibagian bawah.

d. Mencret-mencret dan radang usus besar.

e. Sulit buang air besar, sembelit.

f. Gatal-gatal pada kulit.

g. Urat tegang-tegang terutama pada leher dan bahu.

h. Terganggu pencernaannya atau bisulan.

i. Tekanan darah tinggi atau serangan jantung.

j. Terlalu banyak mengeluarkan keringat.

k. Perubahan selera makan.

l. Lelah atau kehilangan daya energi.

Page 39: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

20

m. Bertambah banyak melakukan kekeliruan atau kesalahan dalam kerja

dan hidup.

2. Gejala emosional stres antara lain :

a. Gelisah atau cemas.

b. Sedih, depresi, mudah menangis.

c. Suasana hati dan jiwanya berubah-ubah dengan cepat.

d. Mudah panas dan mudah marah.

e. Gugup.

f. Rasa harga diri menurun atau merasa tidak aman.

g. Terlalu peka dan mudah tersinggung.

h. Marah-marah.

i. Gampang menyerang orang dan bermusuhan.

j. Emosi mengering atau kehabisan sumber daya mental.

3. Stres juga berdampak pada kerja intelek, dan gejala-gejalanya yaitu :

a. Susah berkonsentrasi atau memusatkan perhatian.

b. Sulit membuat keputusan.

c. Mudah terlupa.

d. Pikiran kacau.

e. Daya ingat menurun.

f. Melamun secara berlebihan.

g. Pikiran dipenuhi oleh satu pikiran saja.

h. Kehilangan rasa humor yang sehat.

i. Produktivitas atau prestasi kerja menurun.

Page 40: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

21

j. Mutu kerja rendah/mutu belajar rendah.

k. Bertambahnya jumlah kekeliruan yang dibuat dalam kerja/prestasi.

4. Stres juga mempengaruhi hubungan dengan orang lain, baik didalam

maupun diluar rumah. Gejala-gejala interpersonal antara lain:

a. Kehilangan kepercayaan kepada orang lain.

b. Mudah mempersalahkan orang lain.

c. Mudah membatalkan janji atau tidak memenuhinya.

d. Suka mencari-cari kesalahan orang lain atau menyerang orang dengan

kata-kata.

e. Mengambil sikap terlalu membentengi diri dan mempertahankan diri.

f. “mendiamkan”orang lain.

2.1.4. Dampak Stres

Stres yang tidak diatasi secara efektif dapat menimbulkan berbagai dampak

baik secara fisik maupun secara psikologis, walaupun dampak stres tidak terlalu

buruk. Berdasarkan dampak yang ditimbulkan Tuner dan Helms (1995) membagi

stres menjadi dua bagian yaitu:

1. Eustress, merupakan stres yang memiliki dampak positif karena mampu

mendorong individu untuk melakukan hal yang terbaik untuk menghadapi

masalahnya.

Eustres mendorong manusia untuk lebih berprestasi, lebih tertantang untuk

menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya, meningkatkan

produktivitas kerja dan lain-lain.

Page 41: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

22

2. Distress, merupakan stres yang berdampak negatif yang memerlukan

energi, menyakitkan bahkan dapat menyebabkan kematian.

2.2. Coping

2.2.1. Pengertian Coping Dalam kamus lengkap Psikologi, coping adalah sembarang perbuatan, dalam

mana individu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya, dengan tujuan

menyelesaikan sesuatu (tugas, masalah), (dalam Chaplin, 2000).

Coping adalah menangani suatu masalah menurut suatu cara; seringkali

dengan cara menghindar, melarikan diri dari, atau mengurangi kesulitan dan

bahaya yang timbul (dalam Kartono dan Gulo, 2000).

Lazarus & Folkman (1984) menggambarkan coping sebagai suatu proses

yang dilakukan individu untuk menghadapi atau mengatasi tuntutan-tuntutan (baik

itu berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan

menggunakan sumber-sumber daya yang dimiliki. Sedangkan Dodds (1993)

mengemukakan strategi coping adalah strategi yang digunakan individu untuk

melakukan penyesuaian antara sumber-sumber yang dimilikinya dengan tuntutan

yang dibebankan lingkungan kepadanya.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa perilaku

coping adalah suatu usaha atau perbuatan yang dilakukan individu untuk

mengatasi tuntutan-tuntutan yang berada diluar kemampuan individu atau situasi

yang penuh stres (stresfulevents) melalui perilaku-perilaku tertentu.

Page 42: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

23

2.2.2. Jenis- jenis Coping

Strategi coping menunjuk pada berbagai upaya, baik mental maupun

perilaku, untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan

suatu situasi atau kejadian yang penuh tekanan (Mu’tadin, 2002). Faktor yang

menentukan strategi mana yang paling banyak atau sering digunakan sangat

tergantung pada kepribadian seseorang dan sejauhmana tingkat stres dari suatu

kondisi atau masalah yang dialaminya. Dengan perkataan lain strategi coping

merupakan suatu proses dimana individu berusaha untuk menangani dan

menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang sedang

dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna

memperoleh rasa aman dalam dirinya.

Menurut Shinta (1995) dalam jurnal Psikologi Indonesia, Ia menggolongkan

atas tiga golongan gambaran umum perilaku coping yang pertama yaitu problem

focused coping yang lebih banyak dipakai jika seseorang merasa bahwa sesuatu

yang konstruktif dapat dilakukan, yang kedua adalah coping yang terpusat pada

emosi atau yang dikenal dengan istilah emotional focused coping, coping ini

digunakan jika seseorang merasa bahwa sumber stres adalah sesuatu yang harus

ditoleransi keberadaannya serta yang terakhir dimensi coping yang maladaptive

yang dipercaya tidak berfungsi dan merupakan strategi yang kurang sesuai dalam

situasi apapun untuk jangka waktu panjang.

Carver, Scheier dan Weintraub (1989) mengembangkan strategi coping yang

diadaptasi dari teori Lazarus menjadi 13 bentuk yang lebih spesifik. Dari ke-13

bentuk strategi coping tersebut, 5 diantaranya merupakan bentuk problem solving

Page 43: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

24

focussed coping, 5 lainnya merupakan bentuk emotion focussed coping, sementara

3 bentuk terakhir merupakan jenis coping yang dianggap kurang adaptif /

maladaptive coping.

Jenis strategi coping yang termasuk dalam problem solving focussed coping,

sebagai berikut:

1. Active Coping, merupakan proses pengambilan langkah aktif untuk

mengatasi stresor atau mengurangi efek buruk yang ditimbulkan oleh stresor

tersebut. Yang termasuk active coping adalah melakukan tindakan langsung

yang sifatnya untuk mengatasi stres, atau melakukan tindakan-tindakan

secara bertahap.

2. Planning, berkaitan dengan perencanaan mengenai hal-hal yang dapat

dilakukan untuk mengatasi situasi yang menimbulkan stres. Yang dimaksud

planning adalah merancang suatu strategi untuk dilakukan, memikirkan cara

terbaik untuk memecahkan suatu masalah, atau merencanakan langkah

terbaik yang akan diambil untuk menghadapi stresor.

3. Suppression of competing activities, adalah usaha untuk mengesampingkan

hal-hal atau kegiatan lain, mencoba menghindari gangguan dari situasi atau

kejadian lain yang mungkin timbul, untuk dapat berkonsentrasi penuh dalam

menghadapi suatu sumber stres.

4. Restraint coping, yaitu bentuk strategi coping berupa suatu latihan untuk

mengontrol atau mengendalikan diri. Dalam hal ini individu menunggu

sampai pada kesempatan yang tepat untuk bertindak, sehingga ia dapat

mengatasi sumber stres secara efektif. Restraint coping dapat dikatakan

Page 44: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

25

sebagai proses yang aktif bila individu memfokuskan pada usaha

menghadapi stresor, tapi juga dapat dikatakan sebagai strategi yang pasif

karena harus menunggu.

5. Seeking social support for instrumental reason, merupakan bentuk strategi

coping berupa upaya untuk mendapatkan dukungan sosial dengan cara

mencari nasehat, bantuan atau informasi dari orang lain.

Sedangkan jenis strategi yang termasuk dalam emotion focussed coping, sebagai

berikut:

1. Seeking social support for emotional reason, merupakan strategi coping

dalam bentuk mencari dukungan moral, simpati, atau pengertian dari orang

lain. Kecendrungan individu untuk mencari dukungan sosial untuk alasan

emosional ini dapat membuat individu yang tadinya merasa tidak aman

karena situasi yang menekan, menjadi merasa aman kembali. Di sisi lain

kecendrungan ini bisa bersifat negatif karena sumber-sumber simpati lebih

banyak dipergunakan sebagai jalan untuk menyalurkan perasaan individu.

Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis coping ini tidak selalu adaptif

dalam mengatasi stres. Meskipun demikian, jenis coping ini dapat menjadi

sesuatu yang positif bila dukungan sosial yang diperoleh individu membuat

ia termotifasi untuk menghadapi dan mengatasi stres secara aktif.

2. Positive reinterpretation and growth, merupakan suatu bentuk coping

dengan cara menilai kembali situasi secara lebih positif. Selanjutnya

penilaian ini dapat mengarahkan individu untuk melakukan tindakan

problem focused coping.

Page 45: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

26

3. Denial, merupakan usaha untuk menolak kehadiran sumber stres tersebut

tidak nyata.

4. Turning to religion, yaitu kembali berpaling pada agama apabila seseorang

berada dalam keadaan stres. Perilaku coping ini cukup penting sifatnya bagi

sebagian besar individu. Alasan individu beralih ke agama ketika mengalami

stres adalah:

a. Agama dianggap sebagai alat yang dapat berfungsi sebagai sumber

dukungan emosional.

b. Agama dianggap sebagai alat untuk mengatasi distress emosi dengan

memandang stres yang dihadapi sebagai peristiwa yang ada hikmahnya.

5. Acceptance, merupakan kebalikan dari denial, dan merupakan perilaku

coping yang penting pada situasi dimana seseorang harus menerima atau

menyesuaikan diri dengan keadaan yang dialaminya. Namun acceptance

bukan merupakan perilaku coping yang adaptif pada situasi dimana sumber

stres dapat diubah secara mudah karena itu kedudukan acceptance sebagai

perilaku coping yang adaptif dan fungsional masih dipertanyakan.

Sedangkan yang termasuk strategi coping maladatif, yaitu:

1. Focusing on and venting of emotions, yaitu merupakan kecenderungan

untuk memusatkan diri pada stres yang bersifat negatif, kekesalan atau

perasaan-perasaan yang dialami oleh individu dan mengungkapkan

kekesalan serta kekesalan-kekesalan tersebut.

2. Behavioral disengagement, merupakan bentuk strategi coping berupa

berkurangnya usaha-usaha yang dilakukan oleh individu dalam mengatasi

Page 46: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

27

suatu sumber stres, bahkan menyerah untuk berusaha mencapai tujuan yang

terhambat oleh sumber stres. Strategi coping ini terefleksi pada fenomena

helplessness, yaitu keadaan di mana individu menyerah dan merasa tidak

berdaya untuk mengatasi masalah/stres yang dialami. Oleh karena jenis

coping ini diyakini tidak adaptif dalam berbagai situasi. Secara teoritis, jenis

coping ini mungkin terjadi jika seseorang menduga bahwa cara-cara yang

dilakukannya untuk mengatasi stres tidak membuahkan hasil yang

diharapkan.

3. Mental disengagement, jenis coping ini muncul dalam berbagai bentuk

aktifitas yang pada dasarnya adalah menggunakan aktifitas alternatif untuk

menghilangkan masalah yang sementara sifatnya. Misalnya dengan

berkhayal, tidur ataupun menonton televisi. Meskipun aktifitas alternatif ini

dapat membuat individu melupakan masalah yang dihadapinya untuk

sementara waktu tapi jenis coping ini akan menghambat individu untuk

melakukan yang adaptif.

Dodds (1993) mengemukakan bahwa strategi coping yang lebih adaptif

adalah problem solving focussed coping yang akan berhasil dalam jangka panjang;

sedangkan emotion-focused coping dapat digunakan hanya apabila masalah yang

dihadapi tidak dapat diatasi secara memuaskan. Individu cenderung untuk

menggunakan problem focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang

menurut individu tersebut dapat dikontrolnya. Sebaliknya, individu cenderung

menggunakan emotion focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang

menurutnya sulit untuk dikontrol (Lazarus & Folkman, 1984). Terkadang individu

Page 47: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

28

dapat menggunakan kedua strategi tersebut secara bersamaan, namun tidak semua

strategi coping pasti digunakan oleh individu (Taylor, 2006).

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi Coping

Bentuk strategi coping yang dipilih individu untuk mengurangi dan

mengatasi tekanan yang dialami berbeda antara individu yang satu dengan

individu yang lain, meskipun memiliki tujuan sama. Menurut Taylor (2006)

terdapat empat tujuan melakukan strategi coping, yaitu mempertahankan

keseimbangan emosi, mempertahankan self image yang positif, mengurangi

tekanan lingkungan atau menyesuaikan diri terhadap kajian negatif, dan tetap

melanjutkan hubungan yang memuaskan dengan orang lain.

Perbedaan dalam pemilihan strategi coping tersebut dipengaruhi oleh

beberapa hal. Menurut Lazarus dan Folkman (1984) sumber-sumber individual

seseorang seperti: pengalaman, persepsi, kemampuan intelektual, kesehatan,

kepribadian, pendidikan, dan situasi yang dihadapi sangat menentukan proses

penerimaan suatu stimulus yang kemudian dapat dirasakan sebagai tekanan atau

ancaman.

Menurut Mu’tadin (2002) cara individu menangani situasi yang

mengandung tekanan ditentukan oleh sumber daya individu yang meliputi :

a. Kesehatan Fisik

Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha

mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup

besar

Page 48: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

29

b. Keyakinan atau pandangan positif

Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti

keyakinan akan nasib (eksternal locus of control) yang mengerahkan

individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan

menurunkan kemampuan strategi coping tipe : problem-solving focused

coping

c. Keterampilan memecahkan masalah

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi,

menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk

menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif

tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya

melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.

d. Keterampilan sosial

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan

bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial

yang berlaku dimasyarakat.

e. Dukungan sosial

Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan

emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota

keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya

f. Materi

Dukungan ini meliputi sumber daya daya berupa uang, barang barang atau

layanan yang biasanya dapat dibeli.

Page 49: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

30

2.3. Atlet Bulutangkis

2.3.1. Pengertian Atlet Bulutangkis Monty (2000) mengartikan bahwa istilah atlet tidak terbatas pada individu

yang berprofesi sebagai olahragawan tetapi juga mencakup individu secara umum

yang melakukan kegiatan olahraga. Sedangkan dalam kamus besar Bahasa

Indonesia, atlet diartikan sebagai olahragawan yang terutama mengikuti

perlombaan atau pertandingan kekuatan, ketangkasan dan kecepatan (Depdikbud,

1990). Sedangkan yang disebut atlet bulutangkis adalah atlet yang menekuni

olahraga cabang bulutangkis.

Tugas utama seorang atlet adalah bertanding. Untuk mempersiapkan diri

agar dapat menampilkan yang terbaik dan mencapai prestasi yang maksimal,

maka seorang atlet haruslah berusaha senantiasa berlatih. Penampilan atlet dalam

permainan atau pertandingan tidak dapat dilepaskan dari tingkah laku dan aspek

psikis yang mendasarnya. Kondisi fisik yang meliputi kekuatan dan kelenturan

otot-otot, struktur anatomis-fisiologis, keterampilan teknis adalah faktor yang

mempengaruhi penampilan dan sekaligus prestasi atlet. Prestasi yang diperoleh

seorang atlet dapat mengharumkan nama bangsa, oleh karena itu untuk menjadi

atlet yang baik tidaklah mudah, dibutuhkan ketekunan, semangat yang tinggi dan

bertanggung jawab.

Seorang atlet adalah individu yang memiliki keunikan tersendiri. Ia

memiliki bakat tersendiri, pola perilaku dan kepribadian tersendiri serta latar

belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada dirinya. Sekalipun

Page 50: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

31

dalam beberapa cabang olahraga atlet harus melakukannya secara berkelompok

atau beregu, pertimbangan bahwa seorang atlet sebagai individu yang unik perlu

tetap dijadikan landasan pemikiran. Karena, misalnya di dalam olahraga beregu,

kemampuan adaptif individu untuk melakukan kerjasama kelompok sangat

menentukan perannya kelak di dalam kelompoknya.

Semua atlet akan selalu dihadapkan pada sejumlah stimulus yang

memberikan pengalaman stres terhadap dirinya. Dalam dunia olahraga khususnya

olahraga kompetitif, atlet harus mempunyai kemampuan dalam mengatasi

berbagai stimulus yang berpotensi memberikan pengalaman stres terhadap dirinya

seperti sorakan dan cemoohan penonton, perasaan sakit akibat terjadi cedera,

kekalahan dalam berbagai pertandingan, kelemahan yang dimiliki atlet baik

kelemahan fisik maupun kelemahan mental, atau sumber-sumber lain yang

mengakibatkan terjadinya stres.

Atlet yang aktif dalam dunia olahraga baik atlet daerah, nasional, atau

internasional harus mempunyai kemampuan dalam coping stress, sehingga atlet

mampu dengan cepat mengatasi dan menyesuaikan diri terhadap tuntutan

lingkungan baik internal maupun eksternal, atau berbagai permasalahan dan

aspek-aspek yang kurang menyenangkan yang diterima oleh diri atlet.

Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir mengenai mengapa

mereka berolahraga dan apa yang ingin mereka capai. Setelah tujuannya

diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologis dapat menolong tercapainya

tujuan tersebut.

Page 51: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

32

Harris D. Y dari Pennsylvania state university Amerika, mengemukakan

bahwa penampilan seorang atlet adalah hasil dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

koordinasi, keterampilan dan kemampuan bermain (Gunarsa dkk, 1996).

Karenanya, jika seorang atlet dikuasai oleh pikiran-pikiran yang mengganggu

seperti perasaan khawatir dan cemas berlebihan maka atlet tersebut akan

terganggu konsentrasinya dan selanjutnya penampilan dalam menghadapi

pertandingan atau berolahraga akan sulit diperlihatkan.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa atlet adalah

seseorang yang gemar akan olahraga dan ikut serta dalam suatu

kompetisi olahraga.

2.3.2. Kepribadian atlet

Menurut Monty (2000) para psikolog memandang aspek kepribadian atlet

dari sejumlah sudut pandang yang secara garis besar terdiri dari 3 pendekatan :

1. Pendekatan trait, pandangan ini mengemukakan bahwa seorang juara

misalnya sudah memiliki trait sebagai seorang juara, sehingga ia berupaya

keras dalam latihan, memiliki kebutuhan untuk berprestasi tinggi, tidak

mengenal menyerah dan sebagainya.

2. Pendekatan situasional, pandangan kedua ini dilandasi oleh pandangan

belajar sosial yang mengemukakan bahwa perilaku seseorang ditentukan

oleh proses belajar mencontoh dan adanya penganut sosial. Dan pendekatan

ini berpendapat bahwa perilaku seorang atlet akan berubah jika

lingkungannya mengalami perubahan.

Page 52: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

33

3. Pendekatan interaksional, pendekatan ketiga ini berpendapat bahwa faktor

pribadi individu yang bersangkutan dan faktor lingkungan berperan

bersama-sama dalam menentukan tingkah laku atlet.

Penampilan atlet adalah apa yang terlihat atau yang diperlihatkan oleh atlet

dalam suatu pertandingan. Gunarsa (2004) Ada beberapa faktor yang berpengaruh

besar pada penampilan atau kemampuan bermain seorang atlet, diantaranya yaitu:

1. Komponen psikis

Meskipun unsur kegigihan selalu berperan, namun setiap atlet menampilkan

berbagai tingkatan kegigihan. Ada atlet yang sangat gigih sehingga

berfungsi positif terhadap penampilannya, sebaliknya ada juga yang kurang

gigih, kurang menggigit, mudah putus asa, mudah menyerah sehingga

hasilnya menjadi mengecewakan.

2. Jenis olahraga

Jenis olahraga tentunya berpengaruh besar terhadap penampilan atlet yang

bersangkutan. Misalnya, bulutangkis sebagai suatu olahraga yang

penampilan atletnya dipengaruhi oleh banyak faktor seperti unsur motivasi,

emosi dan unsur akal.

3. Tingkatan pertandingan

Yang dimaksud dengan tingkatan pertandingan adalah apakah kejuaraan

tersebut diadakan pada tingkat daerah, nasional, regional atau tingkat

internasional. Tingkatan pertandingan jelas memberikan beban yang

berbeda-beda. Misalnya, pertandingan tingkat daerah, beban yang dirasakan

tentunya relatif ringan dibandingkan pertandingan tingkat nasional.

Page 53: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

34

4. Ciri kepribadian

Gambaran kepribadian seorang atlet merupakan hasil pembentukan dari

suatu proses yang menetap di dalam dirinya dan masih bisa berubah. Kita

dapat melihat adanya atlet yang pada dasarnya memang tidak memiliki

motivasi yang kuat untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.

Misalnya ada atlet jika selesai pertandingan mengatakan “menang ya

syukur, kalah ya tidak apa-apa…”

Adapun gambaran kecenderungan psikologis tertentu yang membedakan atlet

bintang dengan atlet bukan bintang atau atlet biasa menurut Monty (2000) yaitu:

1) Keberanian mengambil resiko

2) Haus terhadap tantangan

3) Kompetitif

4) Percaya diri

5) Kemampuan memusatkan perhatian

6) Memiliki harapan untuk sukses

7) Mampu mengatasi tekanan atau stres

2.4. Kerangka Berpikir

Bagi seorang atlet, latihan menjadi menu wajib, terlebih menjelang

pertandingan. Banyak atlet dihadapkan pada suatu pilihan yang sulit, disatu pihak

si atlet harus mengikuti pelatihan yang sungguh-sungguh dilain pihak berbagai

tugas sekolah atau pekerjaan harus segera diselesaikan. Tugas dan kewajiban yang

harus diselesaikan pada waktu yang bersamaan ini sering menimbulkan stres.

Page 54: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

35

Oleh sebab itu, banyak atlet yang tidak tahu harus memilih mana yang terbaik

buatnya. Di satu sisi, ia harus mengikuti pertandingan disuatu tempat akan tetapi

tugas sekolah sedang menunggunya.

Gejolak emosi atlet dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis seperti

gemetar, sakit perut, kejang otot, dan sebagainya, ini termasuk ke dalam stresor

internal (yang berasal dari dalam diri sendiri). Dengan terganggunya

keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu, sehingga atlet

tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet mengalami ketegangan yang

memuncak hanya beberapa saat sebelum pertandingan dimulai. Demikian

hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak dapat melakukan awalan dengan

baik. Apalagi jika lawannya dapat menekan dan penonton pun tidak berpihak

padanya, maka dapat dibayangkan atlet tersebut tidak akan dapat bermain baik.

Konsentrasinya akan buyar, strategi yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan,

bahkan ia tidak tahu harus berbuat apa.

Belum lagi jika atlet sedang ingin beristirahat suasana tempat tinggal atau

asrama tidak mendukungnya untuk melakukan istirahat misalnya suasana ramai

baik dari cabang bulutangkis maupun dari cabang olahraga lain. Hal ini juga

membuat atlet menjadi stres yang berasal dari eksternal (luar diri atlet).

Penelitian ini berusaha mengetahui pada sumber stres yang terjadi pada

pelajar atlet bulutangkis dan mengetahui strategi coping yang digunakan

menanggulangi sumber stres pada pelajat atlet bulutangkis. Teori yang digunakan

untuk sumber stres menurut Turner & Helms (1995) yang terbagi menjadi 4

bagian yaitu: pertama, physical stressor, yaitu situasi yang menyebabkan

Page 55: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

36

munculnya tuntutan-tuntutan fisiologis terhadap fisik individu seperti: lapar, haus,

gizi yang buruk, cuaca panas/dingin. Kedua, social stressor, yaitu stresor yang

timbul dari interaksi individu dengan individu lain, misalnya kebisingan,

kepadatan penduduk, kerumunan. Ketiga, psychological stressor, yaitu stresor

yang timbul dari frustasi, konflik dan kecemasan. Keempat, endemic stressor,

merupakan stresor yang sifatnya tidak dapat dihindari, karena disebabkan oleh

faktor di luar kendali individu, misalnya bencana alam.

Sedangkan teori cara penanggulangan stres (strategi coping) disadur dari

teori Lazarus yang dikembangkan oleh Carver, Scheier dan Weintraub (1989)

dengan pendekatan problem solving focussed coping, emotion focussed coping

dan maladaptive coping yang digunakan lebih jauh untuk menganalisis data

penelitian ini. Penelitian ini berusaha mengetahui jenis strategi coping yang

digunakan oleh pelajar atlet bulutangkis. Misalnya jika atlet menggunakan

pendekatan problem solving focussed coping biasanya yang akan dilakukannya

yaitu mencari secara aktif penyelesaian masalah untuk menghilangkan kondisi

atau situasi yang menimbulkan stres, dengan cara merencanakan apa yang akan

dilakukan untuk mengatasi stres yang terjadi. Sedangkan emotion focussed coping

digunakan oleh individu atau atlet dalam melibatkan usaha-usaha untuk mengatur

emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan

oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan, dengan cara mencari

dukungan moral, simpati, atau pengertian dari orang lain. Dan maladaptive coping

dilakukan oleh individu dengan melarikan diri dari masalah misalnya dengan

Page 56: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

37

menonton televisi dengan waktu yang tidak seperti biasanya, menggunakan obat-

obatan terlarang atau hal-hal yang dapat merugikan

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

2.4. Hipotesis Penelitian

Penelitian ini diuji dengan analisis statistik, maka hipotesis yang akan diuji

adalah hipotesis alternatif yang terdiri dari hipotesis mayor dan minor, yaitu:

Hipotesis Mayor : Ada hubungan yang signifikan antara sumber stres (yang

mencakup variabel physical stressor, social stressor, psychological stressor,

endemic stressor), jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, massa tinggal di PPLP

Pelajar Atlet Bulutangkis

Tuntutan Berprestasi: - Prestasi Olahraga - Prestasi Akademik

Stres

Sumber Stres: - Physical Stressor - Social Stressor - Psychological Stressor - Endemic Stressor

- Jenis Kelamin - Usia - Tingkat Pendidikan - Massa di PPLP

Strategi Coping: - Problem Solving Focussed Coping - Emotion Focussed Coping - Maladaptive Coping

Page 57: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

38

dengan strategi coping.

Hipotesis Minor :

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara sumber stres (yang mencakup variabel

physical stressor, social stressor, psychological stressor, endemic stressor),

dengan strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.

Hipotesis yang lebih rinci sebagai berikut:

H1.a : Ada hubungan yang signifikan antara physical stressor dengan

strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.

H1.b : Ada hubungan yang signifikan antara social stressor dengan strategi

coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.

H1.c : Ada hubungan yang signifikan antara psychological stressor dengan

strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.

H1.d : Ada hubungan yang signifikan antara endemic stressor dengan

strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.

H2 : Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan strategi coping,

khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.

H3 : Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan strategi coping, khususnya

pada pelajar atlet bulutangkis.

H4 : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan strategi

coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.

H5 : Ada hubungan yang signifikan antara massa tinggal di PPLP Ragunan dengan

strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.

Page 58: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

39

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 . Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan tujuan agar

dapat mengetahui dengan seksama melalui angka-angka dengan perhitungan

statistik.

Adapun alasan peneliti menggunakan pendekatan ini adalah agar

memperoleh gambaran umum yang lebih objektif dan lebih terukur yang

diperoleh dari penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Di mana data dan

hasilnya diolah dan disajikan dalam bentuk angka-angka dan mengeksplor

gambaran dari sampel penelitian mengenai sumber stres dan strategi coping pada

pelajar atlet bulutangkis.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskripsi korelasi (corelational

descriptive study) karena yang menjadi fokus utama adalah pengukuran terhadap

hubungan antara dua fenomena atau lebih. Penelitian korelasi dirancang untuk

menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang diselidiki (Sevilla, at al.,

1993).

3.2 . Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau

sifat yang berdiri sendiri. Kerlinger (dalam Sevilla, 1993) menyebutkan variabel

Page 59: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

40

sebagai konstruksi atau sifat (properties) yang diteliti. Variabel dalam penelitian

ini ada dua, yaitu variabel bebas (IV) dan variabel terikat (DV). Sevilla (1993)

mendefinisikan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

mengakibatkan hasil, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi

atau hasil dari penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu strategi

coping sebagai variabel terikat (dependent variabel) dan sumber stres sebagai

variabel bebas (independent variabel).

Sesuai judul dalam penelitian ini, yaitu sumber stres dan strategi coping

pada pelajar atlet bulutangkis, maka ada variabel yang diposisikan sebagai akibat,

yang disebut DV (Dependent Variable atau variabel terikat) dan ada variabel yag

diposisikan sebagai penyebab, yang disebut IV (Independent Variable atau

variabel bebas). DV dalam penelitian ini ialah strategi coping, sedangkan IV

dalam penelitian ini ialah sumber stres yang mencakup physical stressor, social

stressor, psychological stressor, endemic stressor, dan variabel tambahan, yaitu

jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP Ragunan yang

diteorikan memiliki hubungan dengan strategi coping.

Adapun definisi operasional dari variabel-variabel yang hendak diukur, yaitu:

1. Sumber stres yang dimaksud adalah suatu keadaan reaksi yang timbul

sebagai hasil dari persepsi individu terhadap tuntutan perubahan atau kondisi

yang dianggap tidak menyenangkan dalam beradaptasi terhadap adanya

perubahan baik dari luar maupun dari dalam diri individu.

2. Strategi coping yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adalah suatu

bentuk usaha yang dilakukan individu untuk mengurangi atau

Page 60: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

41

menghilangkan tekanan-tekanan psikologis atau stres dengan tujuan untuk

menyelesaikan masalah.

3. Jenis kelamin adalah ciri jasmani yang membedakan dua makhluk antara

laki-laki dan perempuan.

4. Usia, yaitu banyaknya jumlah tahun dari usia responden yang dihitung mulai

dari tahun lahir sampai pada saat pengumpulan data penelitian.

5. Tingkat pendidikan, yaitu jenjang pendidikan dari para responden yang

terdiri dari tingkat SMP dan SMA.

6. Massa tinggal di PPLP Ragunan, yaitu bilangan yang menunjukkan lamanya

rentang waktu responden tinggal di PPLP Ragunan.

3.3 . Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Menurut

Sugiyono (2007) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut

Kerlinger seperti yang dikutip Sevilla (1993) bahwa populasi adalah keseluruhan

anggota, kejadian, atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet bulutangkis yang berada di

SMP-SMA Ragunan Jakarta. Jumlah atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA

Ragunan sebanyak 107 orang.

Page 61: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

42

3.3.2. Sampel Menurut Ferguson (dalam Sevilla, 1993) sampel adalah beberapa bagian

kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah atlet bulutangkis sebanyak 50 orang.

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik sampling yang sesuai dengan

penelitian penulis, yaitu teknik non-probability dengan metode sampling

purposive. Menurut Sugiyono (2007) sampling purposive adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan Arikunto (2006) mengatakan

bahwa sampel bertujuan atau sampling purposive dilakukan dengan cara

mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi

didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena

beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana

sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.

Pengambilan sampel dengan teknik bertujuan (sampling purposive) ini

cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri sehingga dapat

mewakili populasi. Arikunto (2006) mengatakan bahwa terdapat kelemahan dari

metode ini yaitu peneliti tidak dapat menggunakan statistik parametrik sebagai

teknik analisa data dikarenakan tidak memenuhi persyaratan random.

Selain itu, dikarenakan populasi yang sedikit dan sampel yang terbatas,

maka hasil penelitian tidak bisa diterapkan kecuali pada sampel itu sendiri. Hal ini

Page 62: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

43

sesuai yang terjadi pada atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan

Jakarta Selatan yang memiliki populasi 107 orang.

3.3.4. Karakterisitik Subjek Penelitian Untuk mendapatkan sampel yang representatif dalam penelitian ini, maka

peneliti menentukan beberapa karakteristik yang akan digunakan untuk memilih

sampel, antara lain sebagai berikut :

a. Subjek adalah atlet cabang olahraga bulutangkis.

b. Subjek sedang pada masa pendidikan menengah pertama dan menengah atas

(SMP dan SMA)

c. Subjek tinggal di PPLP (Pusat pendidikan dan Pelatihan Olahraga Pelajar)

Ragunan Jakarta minimal 1 tahun

3.4. Pengumpulan Data

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan skala. Penggunaan skala pada pengumpulan data didasarkan

bahwa untuk mengungkap data seperti mengenai sikap terhadap sesuatu. Adapun

skala yang digunakan adalah skala model Likert dengan empat alternatif jawaban.

Selain itu pernyataannya dibuat dengan kategori positif atau kesetujuan

(favorable) dan item yang disebut negatif atau ketidaksetujuan (unfavorable)

(Sevilla, 1993).

Page 63: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

44

Pemilihan bentuk skala pilihan jawaban tersebut didasarkan pemikiran

bahwa pilihan jawaban 1 sampai 4 dapat menggambarkan sejauh mana kondisi

(item) dianggap sebagai sumber stres dan strategi coping oleh subjek penelitian.

Alasan lainnya adalah untuk menghindari jawaban yang cenderung mengelompok

ditengah (central tendency) seperti yang biasa terjadi pada skala alternatif

jawaban ganjil. Diantara 4 (empat) pilihan jawaban alternatif skala sumber stres

dan strategi coping yaitu:

1. Sangat setuju (SS)

2. Setuju (S)

3. Tidak setuju (TS)

4. Sangat tidak setuju (STS)

Cara penyekoran item skala sumber stres dan strategi coping adalah SS=4, S=3,

TS=2, STS=1. Untuk lebih jelas, berikut ini disajikan tabel penyekoran item.

Tabel 3.1

Penyekoran Item

Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable

Sangat setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak setuju 2 3

Sangat tidak setuju 1 4

3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat

pengumpulan data dalam bentuk skala. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan dua skala yaitu skala sumber stres dan skala strategi coping. Skala

Page 64: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

45

sumber stres diadaptasi dari teori Turner & Helms (1995). Sedangkan untuk

mengetahui strategi coping yang digunakan pelajar atlet bulutangkis maka

digunakan skala strategi coping yang diadaptasi dari teori Lazarus dan kemudian

dikembangkan oleh peneliti-peneliti lain diantaranya yaitu Carver, Scheir dan

Weitraub (1989).

Skala atau instrumen penelitian ini akan disebarkan langsung kepada

responden yang menjadi sampel penelitian, yaitu pelajar atlet bulutangkis yang

berada di SMP-SMA Ragunan yang berlokasi di Komplek GOR Ragunan, Jakarta

Selatan.

3.4.2.1. Skala Sumber Stres

Penulis menyusun sendiri alat ukur ini karena berdasarkan pengamatan dan

referensi yang ada, penulis belum menemukan alat ukur yang dipergunakan untuk

mengukur sumber stres pada pelajar atlet bulutangkis. Untuk menyusun alat ukur

ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah mengumpulkan data mengenai

kondisi apa saja yang dapat dianggap sebagai sumber stres oleh pelajar atlet

bulutangkis. Data mengenai kondisi yang dianggap dapat menimbulkan stres

diperoleh dari dua sumber. Pertama, referensi dari berbagai penelitian yang

berkaitan dengan sumber-sumber stres yang ada dan yang kedua adalah dari

kelompok ahli yaitu pelatih bulutangkis dan guru BK (Bimbingan Konseling)

pada SMP-SMA Ragunan.

Item-item dalam alat ukur sumber stres pada pelajar atlet bulutangkis

disusun berdasarkan hasil data dari referensi maupun dari kelompok ahli sebagai

sumber data menyusun alat ukur sumber stres. Penyusunan item dilakukan dengan

Page 65: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

46

cara melakukan analisis terhadap hasil kedua sumber data tersebut. Item yang

memiliki persamaan makna akan dilakukan penggabungan. Klasifikasi item

didasarkan pada teori yang dipakai yaitu sumber stres menurut Turner & Helms

(1995) yang terbagi menjadi 4 bagian yaitu: pertama, physical stressor, Kedua,

social stressor, Ketiga, psychological stressor, dan Keempat, endemic stressor.

Untuk memudahkan penulis dalam membuat pernyataan-pernyataan maka penulis

membuat tabel yang terdiri dari aspek yang akan diungkap beserta indikatornya.

Tabel 3.2 Blue Print Try Out Skala Sumber Stres

3.4.2.2. Skala Strategi Coping Langkah untuk menyusun alat ukur strategi coping ini sama dengan langkah

yang dilakukan untuk menyusun alat ukur sumber stres. Langkah-langkah yang

dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai perilaku apa saja yang

Aspek-aspek Indikator No.Item Jumlah

Item F (+) UF (-)

1. Physical

stressor

Tuntutan-tuntutan fisiologis

terhadap fisik

22, 24, 26,

28, 30

1, 3, 5,

7, 9

10

2. Social stressor

Stresor yang timbul dari

interaksi individu dengan

individu lain

32, 34, 36,

38, 40

11, 13, 15,

17, 19

10

3. Psychological

stressor

Stresor yang timbul dari

frustasi, konflik dan kecemasan

2, 4, 6, 8,

10

21, 23, 25,

27, 29

10

4. Endemic

stressor

Stresor yang sifatnya tidak dapat

dihindari/disebabkan oleh faktor

diluar kendali individu

12, 14, 16,

18, 20

31, 33, 35,

37, 39

10

Jumlah 20 20 40

Page 66: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

47

ditampilkan pelajar atlet bulutangkis untuk mengatasi atau menanggulangi stres

yang mereka alami dalam perannya sebagai pelajar dan atlet bulutangkis (coping).

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat

pengumpulan data dalam bentuk skala yaitu skala strategi coping. Skala ini

digunakan untuk mengetahui jenis strategi coping yang digunakan pelajar atlet

bulutangkis dalam mengatasi stres yang diadaptasi dari teori Lazarus yang

kemudian dikembangkan oleh peneliti-peneliti lain yaitu Carver, Scheir dan

Weitraub (1989).

Untuk memudahkan penulis dalam membuat pernyataan-pernyataan maka

penulis membuat blue-print yang terdiri dari aspek yang akan diungkap beserta

indikatornya, nomor item, dan jumlah item.

Page 67: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

48

Tabel 3.3

Blue Print Try Out Skala Strategi Coping

3.4. Teknik Uji Instrumen

3.5.1. Uji Instrumen Uji instrumen dalam penelitian ini terdiri dari uji validitas dan uji

reliabilitas, dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur (Sugiyono, 2007). Uji validitas digunakan untuk

Aspek-aspek Indikator No.Item Jumlah

Item F (+) UF (-)

1. Problem

Solving

Focussed

Coping

a. Active Coping

b. Planning

c. Supression of Competiting Active

d. Restrain Coping

e. Seeking Social Support Instrumental

Reasons

2, 4

6, 8

14, 16

10, 12

26, 28

13, 15

49, 51

33, 35

41, 43

9, 11

4

4

4

4

4

2. Emotional

Focussed

Coping

a. Seeking Social for Emotional Reasons

b. Positive Reinterpretatic and Growth

c. Denial

d. Acceptance

e. Turning to Religion

34, 36

38, 40

42, 44

50, 52

18, 20

25, 27

29, 31

17, 19

1, 3

45, 47

4

4

4

4

4

3. Maladaptive

Coping

a. Focusing on and venting of emotions

b. Behavioral disengagement

c. Mental disengagement

22, 24

30, 32

46, 48

5, 7

21, 23

37, 39

4

4

4

Jumlah 26 26 52

Page 68: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

49

mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pernyataan dalam

mendefinisikan suatu variabel. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data itu valid (Sugiyono, 2007). Untuk

perhitungannya menggunakan program SPSS 13.0 for Windows. Setelah

didapat sejumlah butir pernyataan yang valid, maka pada masing-masing

skala dilakukan uji reliabilitas melalui teknik alpha cronbach.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana hasil pengukuran

dapat dipercaya, yang mana apabila dilakukan beberapa kali pengukuran

diperoleh hasil yang relatif sama. Azwar (2007) reliabilitas dinyatakan oleh

koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai

dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00

berarti senakin tinggi reliabilitas (Azwar 2007). Untuk perhitungannya

peneliti menggunakan program SPSS 13.0 for Windows.

Untuk menentukan koefisien reliabilitas maka digunakan kaidah reliabilitas

menurut Guilford (Kuncono, 2004), sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kaidah Reliabilitas

Besarnya r Interpretasi

> 0,9 Sangat reliabel

> 0,7 Reliabel

> 0,4 Cukup reliabel

> 0,2 Kurang reliabel

< 0,2 Tidak reliabel

Page 69: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

50

3.5.2. Hasil Uji Instrumen Penelitian Di dalam penelitian harus digunakan alat ukur yang valid dan reliabel, agar

kesimpulan dalam penelitian yang diperoleh tidak memberikan gambaran yang

jauh berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Pengujian tingkat validitas dan

reliabilitas dari kedua alat ukur dalam penelitian ini dilakukan sebelum diadakan

pengambilan data. Pengujian alat ukur ini dimaksudkan untuk mengetahui

sejauhmana dapat mengungkapkan hal-hal yang semestinya diukur dari suatu

variabel.

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen sumber

stres dan strategi coping dengan item sebanyak 92 item. Uji instrumen diberikan

pada 38 pelajar atlet bulutangkis di SMP-SMA Ragunan. Adapun tujuan dari

pelaksanaan uji instrumen ini dilakukan dengan maksud:

1. Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan responden dalam

menyelesaikan pengisian instrumen.

2. Mengetahui pemahaman responden terhadap pernyataan atau item-item yang

diberikan.

3. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor tiap item dikorelasikan dengan

skor total.

4. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur

tingkat reliabilitas skala tersebut.

Page 70: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

51

3.5.2.1. Uji Validitas Instrumen Berdasarkan hasil uji validitas skala dengan teknik Product Moment dari

Pearson pada skala sumber stres yang telah diujicobakan, diperoleh 27 item valid

dan 13 item gugur. Item-item yang gugur antara lain : 7, 8, 11, 13, 15, 19, 21, 22,

23, 27, 28, 35, dan 38. Sedangkan item-item yang valid dapat dilihat pada tabel

3.5 dibawah ini:

Tabel 3.5

Blue Print Penelitian Skala Sumber Stres

Sedangkan untuk mengetahui hasil uji validitas skala strategi coping dengan

teknik Product Moment dari Pearson yang telah di ujicobakan, diperoleh 35 item

valid dan 17 item gugur. Item-item yang gugur antara lain : 3, 6, 10, 17, 21, 25,

28, 30,34, 38, 39, 42, 43, 47, 48, 50 dan 51. Sedangkan item-item yang valid

dapat dilihat pada tabel 3.6 dibawah ini:

Aspek-aspek Indikator No.Item Jumlah

Item F (+) UF (-)

1. Physical

stressor

Tuntutan-tuntutan fisiologis

terhadap fisik

24, 26, 30 1, 3, 5,

9

7

2. Social stressor

Stresor yang timbul dari

interaksi individu dengan

individu lain

32, 34, 36,

40

17 5

3. Psychological

stressor

Stresor yang timbul dari

frustasi, konflik dan kecemasan

2, 4, 6, 10 25, 29 6

4. Endemic

stressor

Stresor yang sifatnya tidak dapat

dihindari/disebabkan oleh faktor

di luar kendali individu

12, 14, 16,

18, 20

31, 33,

35, 39

9

Jumlah 16 11 27

Page 71: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

52

Tabel 3.6

Blue Print Penelitian Skala Strategi Coping

3.5.2.2. Uji Reliabilitas Instrumen Setelah dilakukan uji validitas, maka dilakukan uji reliabilitas dengan

menggunakan rumus alpha cronbach dengan menggunakan program SPSS 13.0

for windows. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki

nilai Cronbach Alpha > 0,70.

Aspek-aspek Indikator No.Item Jumlah

Item F (+) UF (-)

1. Problem

Solving

Focussed

Coping

a. Active Coping

b. Planning

c. Supression of Competiting Active

d. Restrain Coping

e. Seeking Social Support Instrumental

Reasons

2, 4

8

14, 16

12

26

13, 15

49

33, 35

41

9, 11

4

2

4

2

3

2. Emotional

Focussed

Coping

a. Seeking Social for Emotional

Reasons

b. Positive Reinterpretatic and Growth

c. Denial

d. Acceptance

e. Turning to Religion

36

40

44

52

18, 20

27

29, 31

19

1

45

2

3

2

2

3

3. Maladaptive

Coping

a. Focusing on and venting of

emotions

b. Behavioral disengagement

c. Mental disengagement

22, 24

32

46

5, 7

23

37

4

2

2

Jumlah 17 18 35

Page 72: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

53

Hasil yang diperoleh untuk skala sumber stres dengan 27 item valid dengan

nilai alpha cronbach sebesar 0,883 maka skala sumber stres ini memiliki

reliabilitas yang baik atau reliabel. Adapun reliabilitas skala strategi coping

dengan 35 item yang valid dengan nilai alpha cronbach 0,894 maka skala strategi

coping memiliki reliabilitas yang baik atau reliabel. Berdasarkan data tersebut

maka dapat dikatakan bahwa kedua instrumen yang digunakan reliabel sesuai

dengan kaidah reliabilitas yang dikemukakan oleh Guilford (dalam Kuncono,

2004) sehingga dapat dipercaya untuk dijadikan sebagai alat ukur.

3.5. Metode Analisa Data Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisa statistik, yaitu:

a. Statistik deskriptif

Di gunakan untuk mengolah gambaran umum responden. Analisis deskriptif

memberikan informasi mengenai sekumpulan data dan mendapatkan

gagasan untuk keperluan analisis selanjutnya dengan mencari mean, modus

dan mediannya.

b. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu

daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Hasil penelitian

yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data

yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas suatu butir

pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS 13.0 for Windows. Menilai

Page 73: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

54

kevalidan masing-masing butir pernyataan dapat dilihat dari nilai Corrected

Item-Total Correlation masing-masing butir pernyataan.

c. Uji reliabilitas

Uji realibilitas dilakukan untuk mengukur kestabilan dan konsistensi

(keajegan) dari jawaban responden terhadap suatu alat ukur psikologis yang

disusun dalam bentuk kuesioner.

d. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan utama

penelitian yang menggunakan teknik analisis regresi berganda. Teknik

analisis regresi berganda ini digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi

dan ditujukan untuk mengetahui besarnya hubungan dari independent

variabel (IV) yaitu sumber stres yang mencakup physical stressor, social

stressor, psychological stressor, endemic stressor, jenis kelamin, usia,

tingkat pendidikan, dan massa tinggal di PPLP Ragunan dengan dependent

variable (DV) yaitu strategi coping.

Regresi berganda merupakan metode statistika yang digunakan untuk

membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan

lebih dari satu variabel bebas (independen; prediktor; X).

Persamaan garis regresi penelitian adalah:

Y' = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8

Page 74: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

55

Keterangan:

Y' = nilai prediksi Y (strategi coping)

a = konstan

b = koefisien regresi yang distandarisasikan untuk masing-masing X

X1 = Physical stressor

X2 = Social stressor

X3 = Psychological stressor

X4 = Endemic stressor

X5 = Jenis kelamin

X6 = Usia

X7 = Tingkat pendidikan

X8 = Massa tinggal di PPLP Ragunan

3.6. Prosedur Penelitian

Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap, yaitu :

1. Tahap persiapan penelitian

a) Merumuskan masalah.

b) Menentukan variabel yang akan diteliti.

c) Menentukan landasan teori yang digunakan.

d) Menentukan dan menyusun instrumen penelitian skala sumber stres dan

skala strategi coping untuk di ujicoba.

e) Menentukan lokasi penelitian dan menyelesaikan administrasi perizinan.

2. Pengujian instrumen (Try Out)

Page 75: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

56

Uji coba instrumen dilakukan dengan tujuan untuk melihat validitas dan

reliabilitas instrumen dan untuk mengetahui berapa lama waktu yang

diperlukan dalam pengisian instrumen.

3. Pelaksanaan penelitian

Responden yang akan diambil untuk dijadikan penelitian adalah pelajar atlet

bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan Jakarta Selatan yang

memenuhi karakteristik penelitian.

4. Pengolahan data

a) Penulis memberikan kode dan melakukan skoring terhadap hasil skala

yang telah diisi oleh responden.

b) Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian

membuat tabel data.

c) Melakukan analisa data dengan menggunakan metode statistika melalui

program SPSS 13.0 for Windows..

d) Membuat kesimpulan dan laporan akhir penelitian.

Page 76: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

57

BAB 4

PRESENTASI DAN ANALISA DATA

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, yang di

dalamnya akan dipaparkan gambaran umum responden, presentasi data, serta

analisis data penelitian.

4.1. Gambaran Umum Responden

Di bawah ini akan diuraikan tentang gambaran umum responden yang

berupa frekuensi dan persentase berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan dan massa tinggal di PPLP. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada

50 responden, namun setelah dilakukan pengkodean ditemukan 4 kuesioner yang

dinyatakan tidak layak untuk dianalisa. dengan masing-masing alasan, diantaranya

yaitu 2 kuesioner tidak memenuhi kategori persyaratan dan 2 kuesioner tidak

melengkapi pengisian skala dan biodata. Dengan demikian kuesioner yang layak

untuk dianalisa sebanyak 46 kuesioner (92%). Gambaran umum responden

berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP

Ragunan digambarkan sebagai berikut :

Page 77: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

58

Tabel 4.1

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia,

Tingkat Pendidikan dan Massa Tinggal di PPLP Ragunan

Dari hasil analisis data di atas, berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-

laki sebanyak 23 orang (50%) dan perempuan sebanyak 23 orang (50%).

No. Latar Belakang Jumlah Persentase

1.

Jenis Kelamin:

- Laki-laki

- Perempuan

23

23

50 %

50 %

Jumlah 46 100 %

2.

Usia Responden :

- 13 tahun

- 14 tahun

- 15 tahun

- 16 tahun

- 17 tahun

- 18 tahun

3

6

16

7

10

4

6.5 %

13 %

34.8 %

15.2 %

21.7 %

8.7 %

Jumlah 46 100 %

3. Tingkat Pendidikan :

- SMP

- SMA

16

30

34.8%

65.2%

Jumlah 46 100 %

4. Massa tinggal di PPLP :

- 1 tahun

- 2 tahun

- 3 tahun

- 4 tahun

- 5 tahun

5

15

12

10

4

10.9 %

32.6 %

26.1 %

21.7 %

8.7 %

Jumlah 46 100 %

Page 78: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

59

Gambaran responden berdasarkan usia memiliki rentang usia antara 13 – 18

tahun, usia 15 tahun sebanyak 16 orang (34,8%), usia 17 tahun sebanyak 10 orang

(21,7%), usia 16 tahun sebanyak 7 orang (15,2%), usia 14 tahun sebanyak 6 orang

(13%), usia 18 tahun sebanyak 4 orang (8,7%) dan usia 13 tahun sebanyak 3

orang (6,5%). Berdasarkan tingkat pendidikan dibagi 2 kelompok, yaitu tingkat

SMP dan tingkat SMA, tingkat SMA sebanyak 30 orang (65,2%) dan tingkat SMP

sebanyak 16 orang (34,8%). Berdasarkan massa tinggal di PPLP memiliki

frekuensi yang berbeda dengan rentang massa tinggal antara 1-5 tahun, massa

tinggal 2 tahun sebanyak 15 orang (32.6%), massa tinggal 3 tahun sebanyak 12

orang (26,1%), massa tinggal 4 tahun sebanyak 10 orang (21,7%), massa tinggal 1

tahun sebanyak 5 orang (10,9%) dan massa tinggal 5 tahun sebanyak 4 orang

(8,7%).

4.2. Presentasi Penelitian Untuk mengkategorikan responden ke dalam skala sumber stres, peneliti

menghitung skor Z untuk setiap indikator sumber stres. Setelah mendapatkan nilai

skor Z pada masing-masing indikator sumber stres, peneliti memformulasikan

data menjadi data skor T, dengan rentangan mean sebesar 50 dan standar deviasi

sebesar 15, hal tersebur berlaku untuk semua aspek sumber stres. Berikut adalah

kedua rumus tersebut:

1. Skor Standar dengan rumus:

Zx = X-X

Sx

Page 79: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

60

Keterangan:

Zx = Skor standar

X = Variabel sumber stres

Sx = Standar deviasi dari X

2. Skor Z yang dihasilkan dikonversi ke dalam skor T (T-score) yang rumus

perhitungannya adalah :

Tx = 50 + (15 * Zx)

Keterangan :

Tx = Skor T

Zx = Skor Z

Berikut hasil perhitungan yang didapatkan pada skala sumber stres di bawah ini :

Tabel 4.2

Kategorisasi Skala Sumber Stres

Dari hasil analisa data di atas dapat dilihat bahwa pelajar atlet bulutangkis

mengalami 4 sumber stres yaitu physical stressor, social stressor, psychological

stressor dan endemic stressor. Sumber stres social stressor sebanyak 15 orang

(32,61%), physical stressor sebanyak 14 orang (30,43%), endemic stressor

No. Sumber Stes Jumlah Persentase

1.

2.

3.

4.

Physical

Social

Psychological

Endemic

14

15

8

9

30.43%

32.61%

17.40%

19.56%

Jumlah 46 100

Page 80: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

61

sebanyak 9 orang (19,56%) dan psychological stressor sebanyak 8 orang

(17,40%).

Untuk mengkategorikan responden ke dalam skala strategi coping, peneliti

menggunakan cara yang sama seperti pada skala sumber stres, berikut gambaran

kategorisasi respoden berdasarkan skala strategi coping :

Tabel 4.3

Kategorisasi Skala Strategi Coping

Dari gambaran hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari sepertiga

responden penelitian menggunakan maladaptive coping (36,96%), sedangkan

problem focused coping (34,78%) dan hanya 28,26% yang menggunakan

emotional focused coping sebagai strategi pemecahan sumber stresnya.

Untuk mengetahui jenis strategi coping yang digunakan oleh pelajar atlet

bulutangkis berdasarkan jenis kelamin, sebagai berikut :

Tabel 4.4

Kategorisasi Skala Strategi Coping Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Strategi Coping Laki-laki Perempuan Jumlah

1.

2.

3.

Problem Focussed Coping

Emotional Focussed Coping

Maladaptive Coping

11

6

6

5

7

11

16

13

17

Jumlah 23 13 46

No. Strategi Coping Jumlah Persentase

1.

2.

3.

Problem Focussed Coping

Emotional Focussed Coping

Maladaptive Coping

16

13

17

34.78%

28.26%

36.96%

Jumlah 46 100

Page 81: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

62

Dari gambaran hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa jenis kelamin laki-laki

menggunakan strategi coping jenis problem focused coping sebanyak 11 orang,

emotional focused coping dan maladaptive coping masing-masing sebanyak 6

orang. Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan menggunakan strategi coping

maladaptive coping sebanyak 11 orang, emotional focused coping sebanyak 7

orang, dan problem focused coping sebanyak 5 orang.

Untuk mengetahui jenis sumber stres dan strategi coping yang digunakan

pelajar atlet bulutangkis maka peneliti menggambarkan dalam sebuah tabel,

sebagai berikut :

Tabel 4.5

Jenis Strategi Coping yang digunakan dalam Menghadapi Sumber Stres

No. Sumber Stres Strategi Coping Jumlah Persentase

1. Physical

Problem Focussed Coping

Emotional Focussed Coping

Maladaptive Coping

6

4

4

13.04%

8.70%

8.70%

2.

Social Problem Focussed Coping

Emotional Focussed Coping

Maladaptive Coping

5

4

6

10.86%

8.70%

13.04%

3. Psychological

Problem Focussed Coping

Emotional Focussed Coping

Maladaptive Coping

4

1

3

8.70%

2.17%

6.52%

4. Endemic Problem Focussed Coping

Emotional Focussed Coping

Maladaptive Coping

1

4

4

2.17%

8.70%

8.70%

Jumlah 46 100

Page 82: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

63

Dari gambaran di atas dapat dilihat sebanyak 13,04% pelajar atlet

bulutangkis yang mengalami sumber stres fisik dan sosial dengan menggunakan

jenis problem focussed coping dan maladaptive coping sebagai strategi

pemecahan masalah, 10,86% responden mengalami sumber stres sosial dan

menggunakan jenis strategi coping problem focussed coping 8,70% responden

mengalami sumber stres fisik, sosial, psikologis dan endemis dengan

menggunakan jenis masing-masing strategi coping problem focussed coping,

emotional focussed coping dan maladaptive coping. Dan hanya 2,17% responden

mengalami sumber stres psikologis dan endemis dengan menggunakan jenis

strategi coping emotional focussed coping dan problem focussed coping sebagai

cara pemecahan sumber stresnya.

4.3. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui hubungan antara masing-masing

IV terhadap DV, dalam penelitian ini analisisnya dilakukan dengan teknik regresi

berganda, sebagai berikut gambarannya:

Page 83: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

64

Tabel 4.6

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 31.636 22.928 1.380 .176

Physical 1.837 .470 .502 3.910 .000

Social 2.357 .712 .476 3.309 .002

Psychological -1.675 .673 -.381 -2.488 .057

Endemic .528 .504 .167 1.047 .008

Jenis Kelamin -.170 .137 -.140 -1.245 .221

Usia .394 .141 .324 2.790 .302

Pendidikan .155 .138 .127 1.119 .271

Massa di PPLP -.212 .144 -.174 -1.470 .150

a. Dependent Variable: Coping

Berdasarkan tabel di atas, persamaan regresi berdasarkan nilai B yaitu:

Strategi coping (y’) = 31,636 + 1,837 Phy + 2,357 Soc – 1,675 Psy + 0,528 End –

0,170 jenis kelamin + 0,394 usia + 0,155 pendidikan - 0,212 Massa di PPLP

Dari persamaan regresi tersebut, bisa dibuat prediksi tentang berapa harga Y

jika nilai setiap IV diketahui.

Sesuai tabel 4.6 di atas juga dapat diketahui signifikan tidaknya masing-

masing IV terhadap DV, hal ini untuk menjawab berbagai hipotesis dalam

penelitian ini, yaitu:

4.3.1. Uji Hipotesis 1 Uji hipotesis 1 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah

ada hubungan yang signifikan antara sumber stres dengan strategi coping. Sumber

stres mencakup 4 faktor, rinciannya ialah sebagai berikut:

Page 84: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

65

a. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk physical stressor = 0,000. Karena p <

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa physical stressor memiliki hubungan

yang signifikan dengan strategi coping.

b. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk social stressor = 0,002. Karena p <

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa social stressor memiliki hubungan

yang signifikan dengan strategi coping.

c. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk psychological stressor = 0,057.

Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa psychological stressor tidak

memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping.

d. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk endemic stressor = 0,008. Karena p <

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa endemic stressor memiliki hubungan

yang signifikan dengan strategi coping.

4.3.2. Uji Hipotesis 2

Uji hipotesis 2 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah

ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan strategi coping. Pada

tabel 4.6 diketahui nilai p untuk jenis kelamin = 0,221. Karena p > 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan

dengan strategi coping.

4.3.3. Uji Hipotesis 3 Uji hipotesis 3 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah

ada hubungan yang signifikan antara usia dengan strategi coping. Pada tabel 4.6.

Page 85: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

66

diketahui nilai p untuk usia = 0,302. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa usia tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping.

4.3.4. Uji Hipotesis 4 Uji hipotesis 4 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah

ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan strategi coping.

Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk tingkat pendidikan = 0,271. Karena p > 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang

signifikan dengan strategi coping.

4.3.5. Uji Hipotesis 5 Uji hipotesis 5 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah

ada hubungan yang signifikan antara massa tinggal di PPLP Ragunan dengan

strategi coping. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk massa tinggal di PPLP

Ragunan = 0,150. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa massa tinggal

di PPLP Ragunan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi

coping.

4.4. Proporsi Varian

Pada sub bab sebelumnya dapat diketahui bahwa hanya 3 IV yang memiliki

hubungan yang signifikan dengan strategi coping, yaitu physical stressor, social

stressor, dan endemic stressor. Hal ini mungkin terjadi karena sedikitnya jumlah

responden dalam penelitian ini. Namun demikian, penulis ingin melihat proporsi

varian dari komponen strategi coping yang secara keseluruhan bisa diterapkan

Page 86: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

67

pada 8 IV. Penulis melakukan uji analisis regresi berganda menggunakan SPSS,

hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.7 Model Summary

Model

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .782a .570 .528 6.36028

a. Predictors: (Constant), MasaPPLP, Psychological, JenisKelamin,

Pendidikan, Usia, Physical, Social, Endemic

Tabel 4.8

Dari tabel 4.7 dan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai R = 0,782, nilai R2 =

0,570 dan nilai signifikan = 0,000. Ini berarti bahwa proporsi varian dari strategi

coping yang secara keseluruhan bisa diterapkan pada 8 variabel ialah sebesar

57%. Atau dengan kata lain, penyebab bervariasinya skor strategi coping yang

ditentukan oleh 8 variabel (physical stressor, social stressor, psychological

stressor, endemic stressor, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa

tinggal di PPLP Ragunan) secara bersama-sama ialah sebesar 57%. Sedangkan

sisanya sebesar 43% disebabkan oleh sebab-sebab atau aspek-aspek lain.

Kesimpulannya, terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain yang memiliki

hubungan lebih besar dengan strategi coping.

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2356.101 8 294.513 7.280 .000a

Residual 1496.769 37 40.453

Total 3852.870 45

a. Predictors: (Constant), MassaPPLP, Psychological, JenisKelamin, Pendidikan, Usia, Physical, Social, Endemic

b. Dependent Variable: Coping

Page 87: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

68

Sedangkan untuk mengetahui proporsi varian dari sumber stres (4 variabel)

dengan strategi coping dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.9 Model Summary

Model

R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate 1 .688a .473 .422 7.03743 a. Predictors: (Constant), Endemic, Physical, Social, Psychological

Tabel 4.10

Berdasarkan tabel 4.9 dan 4.10 dapat diketahui nilai R = 0,688 nilai R2 =

0,473 dan nilai signifikansi = 0,000. Maka dapat dikatakan bahwa ke-4 faktor

sumber stres bisa meramalkan 47,3% dari bervariasinya strategi coping. Ini

berarti, penyebab bervariasinya skor strategi coping yang ditentukan oleh variabel

sumber stres yang mencakup physical stressor, social stressor, psychological

stressor dan endemic stressor adalah sebesar 47,3%. Sedangkan sisanya sebesar

52,7% disebabkan oleh aspek-aspek lain. Pada pembahasan sebelumnya

bervariasinya strategi coping sebesar 9,7% secara bersama-sama memiliki

hubungan dengan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di

PPLP Ragunan. Kesimpulannya, terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1822.328 4 455.582 9.199 .000a

Residual 2030.541 41 49.525 Total 3852.870 45

a. Predictors: (Constant), Endemic, Physical, Social, Psychological

b. Dependent Variable: Coping

Page 88: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

69

yang memiliki hubungan lebih besar terhadap strategi coping, seperti faktor

kepribadian, sosial-ekonomi dan lain sebagainya.

Berikut ini disajikan tabel coefficient analisis regresi dari ke-4 sumber stres,

sebagai berikut :

Tabel 4.11 Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 49.420 10.884 4.540 .000

Physical 1.546 .489 .423 3.160 .003

Social 2.694 .764 .544 3.526 .001

Psychological -1.445 .732 -.329 -1.973 .055

Endemic .226 .498 .071 .453 .653

a. Dependent Variable: Coping

Adapun persamaan regresi berdasarkan nilai B pada tabel 4.11 di atas yaitu:

Strategi coping (y’) = 49,420 + 1,546 Phy + 2,694 Soc - 1,445 Psy + 0,226 End

Dari persamaan regresi di atas, bisa dibuat prediksi tentang berapa harga Y jika

nilai setiap IV diketahui.

Setelah mengetahui proporsi varian dari ke-8 variabel secara bersama-sama

maupun dari ke-4 variabel sumber stres, peneliti ingin menguraikan dan menguji

secara statistik untuk melihat IV mana yang memiliki kontribusi paling tinggi dengan

strategi coping. Oleh karena itu peneliti melakukan analisis regresi secara

hirarikal. Di sini mula-mula penulis menghitung satu IV, kemudian menambahkan

satu IV lagi, begitu seterusnya hingga seluruh IV (8 variabel). Setelah itu peneliti

menghitung berapa besarnya pertambahan R2 yang dihasilkan setiap kali

Page 89: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

70

dilakukan penambahan IV (dengan melihat R2 change). Adapun hasil

lengkapnya disajikan pada tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12

Proporsi varian DV yang terkait dengan IV

Keterangan :

X1 = Physical stressor

X2 = Social stressor

X3 = Psychological stressor

X4 = Endemic stressor

X5 = Jenis kelamin

X6 = Usia

X7 = Tingkat pendidikan

X8 = Massa tinggal di PPLP Ragunan

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui kontribusi masing-masingsumber

stres dengan strategi coping, sebagai berikut :

IV R2 R2 change /

Kontribusi Varian

Signifikansi

X1 0.296 29.6% Signifikan

X12 0.421 12.5% Signifikan

X123 0.470 4.9% Tidak Signifikan

X1234 0.473 0.3% Signifikan

X12345 0.485 1.2% Tidak Signifikan

X123456 0.504 1.9% Tidak Signifikan

X1234567 0.561 5.7% Tidak Signifikan

X12345678 0.570 0.9% Tidak Signifikan

Total 57%

Page 90: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

71

1. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk physical stressor = 0,544, R2 =

0,296 dan Sig = 0,000. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 29,6% yang

memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 70,4%

memiliki hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi physical stressor seseorang, maka

semakin tinggi pula strategi coping dengan kriteria signifikan.

2. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk social stressor = 0,553, R2 = 0,125

dan Sig = 0,000. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 12,5% yang

memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 87,5%

memiliki hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi social stressor seseorang, maka semakin

tinggi pula strategi coping dengan kriteria signifikan.

3. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk psychological stressor = 0,255, R2

= 0,065 dan Sig = 0,087. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 4,9% yang

berarti memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 95,1%

memiliki hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi psychological stressor seseorang, maka

semakin rendah pula strategi coping, namun hal tersebut tidak signifikan.

4. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk endemic stressor = 0,366, R2 =

0,003 dan Sig = 0,012. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 0.3% yang

berarti memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 99,7%

memiliki hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat

Page 91: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

72

disimpulkan bahwa semakin tinggi endemic stressor seseorang, maka

semakin tinggi pula strategi coping dengan kriteria signifikan.

5. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk jenis kelamin = 0,109, R2 = 0,012.

Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 1,2% yang memiliki hubungan

dengan strategi coping. Selain itu, pada tabel 4.6 dapat diperoleh nilai

sebesar -0,170 yang berarti bahwa jenis kelamin secara negatif

mempengaruhi strategi coping dengan kriteria tidak signifikan. Dalam

penelitian ini coding yang digunakan untuk perempuan adalah 1, sedangkan

untuk laki-laki adalah 0. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa laki-laki

memiliki strategi coping yang lebih tinggi dari perempuan, namun

perbedaannya tidak signifikan.

6. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk usia = 0,138, R2 = 0,019 dan Sig =

0,360. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 1,9% yang memiliki

kontribusi dengan strategi coping, sedangkan sisanya 98,1% memiliki

hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat disimpulkan

bahwa semakin tinggi usia seseorang, maka semakin rendah strategi coping,

namun hal tersebut tidak signifikan.

7. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk tingkat pendidikan = 0,239, R2 =

0,057 dan Sig = 0,110. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 5,7% yang

memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 94,3%

memiliki hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka

semakin rendah pula strategi coping, namun hal tersebut tidak signifikan.

Page 92: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

73

8. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk massa tinggal di PPLP = 0,096, R2 =

0,009 dan Sig = 0,525. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 0,9 % yang

memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 99,1%

disebabkan oleh aspek-aspek lain diluar penelitian ini. Dapat disimpulkan

bahwa semakin tinggi massa tinggal di PPLP seseorang, maka semakin

rendah pula strategi coping, walaupun dalam hal ini secara statistik tidak

signifikan.

Gambar 4.1

ILUSTRASI HUBUNGAN SUMBER STRES DENGAN STRATEGI

COPING PADA PELAJAR ATLET BULUTANGKIS

Keterangan

Signifikan = Not Signifikan =

Physical Stressor

Social Stressor

Psychological Stressor

Endemic Stressor

Jenis Kelamin

Tingkat Pendidikan

Masa Di PPLP

Strategi Coping: - Problem Solving Focussed

Coping - Emotion Focussed Coping - Maladaptive Coping

Usia

29,6%

12,5%

4,9 %

0,3 %

5,9 %

1,2 %

1,9 %

5,7 %

0,9 %

Page 93: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

74

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,

maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Sumber stres memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping,

khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.

Rinciannya ialah sebagai berikut:

a. Physical stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi

coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi

sumbangan sebesar 29,6%.

b. Social stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi

coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi

sumbangan sebesar 12,5%.

c. Psychological stressor tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan

strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis dengan

kontribusi sumbangan sebesar 4,9%.

d. Endemic stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi

coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi

sumbangan sebesar 0,3 %.

Page 94: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

75

2. Jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi

coping, khususnya pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi sumbangan

sebesar 1,2%.

3. Usia memiliki tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi

coping, khususnya pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi sumbangan

sebesar 1,9%.

4. Tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan

strategi coping, khususnya pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi

sumbangan sebesar 5,7%.

5. Massa tinggal di PPLP Ragunan tidak memiliki hubungan yang signifikan

dengan strategi coping, khususnya pelajar atlet bulutangkis dengan

kontribusi sumbangan sebesar 0,9%.

5.2. Diskusi

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa olahragawan atau atlet

menghadapi berbagai sumber stres. Sumber stres tersebut terutama berasal dari

kehidupan sehari-hari, baik sebagai pelajar maupun atlet yang harus berprestasi

dalam bidang akademik maupun olahraganya. Agar para atlet dapat berprestasi

maksimal, maka hal-hal yang dapat menyebabkan stres tersebut perlu

ditanggulangi dengan cara yang sesuai dan baik (strategi coping).

Sebagaimana telah diuraikan pada bab 4, hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa sumber stres yang terjadi pada pelajar atlet bulutangkis bervariasi. Sumber

stres yang diteliti pada penelitian ini mencakup 4 sumber yaitu physical stressor,

Page 95: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

76

social stressor, psychological stressor dan endemic stressor. Dan untuk strategi

coping yang digunakan terdiri dari 3 aspek yang diukur yaitu problem solving

focused coping, emotional focused coping dan maladaptive coping.

Berdasarkan hasil data penelitian terdapat 2 sumber stres yang sering

dialami pelajar atlet bulutangkis yaitu social stressor sebanyak 15 orang (32,61%)

dan physical stressor sebanyak 14 orang (30,43%). Hal ini mengindikasikan

bahwa pelajar atlet bulutangkis mengalami sumber stres yang berasal dari

interaksi individu dengan individu lainnya (lingkungan sosial) dan stresor yang

timbul dari tuntutan fisiologis terhadap fisik (seperti : lapar, haus, gizi yang buruk,

dan sebagainya).

Strategi coping yang lebih banyak digunakan pelajar atlet bulutangkis dalam

menghadapi stres adalah maladaptive coping sebanyak 17 orang (36,96%) dan

problem solving focused coping 16 orang (34,78%). Dengan demikian dapat

diketahui bahwa pelajar atlet bulutangkis menggunakan strategi coping

maladaptive coping atau strategi coping yang kurang sesuai dalam situasi apapun

untuk jangka waktu panjang. Sedangkan strategi coping problem solving focused

coping adalah cara penanggulangan masalah dimana individu secara aktif mencari

penyelesaian dari masalah tersebut untuk menghilangkan kondisi yang dapat

menimbulkan stres. Hal ini senada dengan pernyataan dari Folkman dan Lazarus

(dalam Nevid, dkk, 2005), yang mengemukakan bahwa individu akan cendrung

menggunakan strategi yang berorientasi pada masalah (problem solving focused

coping) apabila ia menilai masalah tersebut dapat dikendalikannya dengan

mengubah stressor.

Page 96: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

77

Lazarus dan Folkman (1984) mengatakan bahwa “jika individu menilai atau

menganggap situasi stresor dapat ditangani, maka mereka cenderung akan lebih

sering menampilkan perilaku coping dari aspek problem solving focused coping”.

Situasi stresor yang ada dapat diatasi dengan menggabungkan perilaku aktif

(problem solving focused coping) dan usaha-usaha mengatur emosi (emotional

focused coping) guna menghindari dan menyelesaikan sumber stres.

Hasil menunjukkan bahwa variabel sumber stres yang berisi 4 jenis sumber

stres (physical stressor, social stressor, psychological stressor dan endemic

stressor) memberikan sumbangan kontribusi sebesar 47,3% dengan strategi

coping. Dari ke-4 sumber stres terdapat 3 jenis sumber stres yang signifikan yaitu

physical stressor, social stressor dan endemic stressor yang secara positif

memiliki hubungan dengan strategi coping.

Selanjutnya, jika dilihat dari ke-8 variabel independen dapat diketahui hanya

variabel physical stressor, social stressor dan endemic stressor yang memiliki

hubungan yang signifikan dengan strategi coping. Sedangkan variabel

psychological stressor, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan massa tinggal

di PPLP Ragunan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi

coping.

Perbedaan gender juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

seseorang memilih jenis strategi coping yang digunakan dalam menghadapi

masalah (stres). Dari hasil data penelitian diketahui bahwa dari 46 responden

penelitian, sebanyak 11 responden laki-laki menggunakan strategi coping aspek

problem solving focused coping dan 5 responden perempuan menggunakan jenis

Page 97: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

78

strategi coping emotional focused coping. Hal ini Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hamilton dan Fagot (dalam Lestarianita dan Fakhrurrozi, 2007)

yang mengungkap bahwa perempuan lebih sering menggunakan strategi coping

aspek emotional focused coping, sedangkan laki-laki lebih sering menggunakan

aspek problem solving focused coping.

Variabel jenis kelamin dalam penelitian ini memiliki kontribusi hubungan

dengan strategi coping sebesar 1,2%. Sedangkan hasil koefisien regresi

menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin secara negatif berhubungan dengan

strategi coping. Dapat diartikan bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan

dengan strategi coping, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Darusman (2010) bahwa variabel jenis kelamin tidak memiliki hubungan dengan

strategi coping.

Untuk variabel usia didapatkan hasil yang tidak signifikan dalam hubungan

dengan strategi coping. Sampel dalam penelitian ini berada pada kisaran usia 13-

18 tahun, sekitar 34,8% responden berusia 15 tahun dan persentase terkecil adalah

6,5% untuk usia 13 tahun. Hasil tidak signifikan yang berarti tidak memiliki

hubungan antara strategi coping dengan usia. Dengan kata lain, pelajar atlet

bulutangkis dengan usia yang lebih matang secara signifikan memiliki strategi

coping yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelajar atlet bulutangkis yang

usianya lebih muda. Hal ini tidak sejalan dengan teori oleh Goliszek (2005) yang

mengemukakan bahwa persepsi stres dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain

usia, kecerdasan, kemampuan fisik, tingkat pendidikan, agama dan lain

sebagainya.

Page 98: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

79

Tingkat pendidikan juga merupakan hal terpenting dalam menghadapi

sumber stres khususnya yang dialami oleh pelajar atlet bulutangkis, semakin

tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pengalaman hidup yang

dilaluinya sehingga akan lebih siap menghadapi masalah yang terjadi. Menurut

Pramadi dan Lasmono (dalam Eka Sari, 2010) bahwa seseorang yang memiliki

tingkat pendidikan yang tinggi memiliki pola pikir yang berani dalam mengambil

sikap untuk mengatasi masalah dan tidak menunda-nunda. Akan tetapi hasil

penelitian ini tidak menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pendidikan dengan strategi coping.

Tidak adanya hubungan yang signifikan antara antara tingkat pendidikan

dengan strategi coping, hal ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh

Goliszek (2005) yang mengatakan bahwa persepsi stres dipengaruhi oleh berbagai

faktor, antara lain usia, kecerdasan, kemampuan fisik, tingkat pendidikan, agama

dan lain sebagainya. Selain itu juga tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Darusman (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara tingkat pendidikan dengan strategi coping.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Dengan

kuesioner responden diminta untuk menanggapi setiap butir pernyataan yang

paling sesuai dengan dirinya. Instrumen dengan metode angket dapat memberikan

kesempatan untuk responden untuk memilih jawaban yang tidak sesuai dengan

keadaan dirinya yang sebenarnya. Responden biasanya cenderung menjawab

pernyataan-pernyataan normatif yang tidak menggambarkan keadaan yang

sebenarnya. Selain itu, penelitian ini adanya faking good yaitu responden atau

Page 99: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

80

atlet lebih cenderung memilih pendapat yang baik, sehingga data yang dihasilkan

memiliki kecenderungan bahwa data penelitian baik yang bukan berarti bahwa

keadaan dilapangan itu juga baik.

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menyadari bahwa masih ada

kekurangan dan keterbatasan, selain referensi yang masih kurang dalam penulisan

ini juga masih banyaknya kuesioner dalam penelitian ini yang masih terlalu

umum, penulis berharap apabila ada penelitian yang mengambil variabel yang

sama dengan penelitian ini dapat mengambil item-item atau pernyataan yang lebih

spesifik lagi sesuai dengan tujuan penelitian.

5.3. Saran

Berdasarkan penelitian dan dari hasil penelitian, maka peneliti memberikan

saran sebagai berikut :

5.3.1. Saran Metodologis

Peneliti juga merasa masih banyak kekurangan dan kelemahan penelitian ini,

namun kiranya ada manfaat-manfaat baik metodologis maupun praktis yang dapat

diambil dari skripsi ini. Oleh karena itu peneliti menyarankan bagi yang tertarik

terhadap permasalahan sumber stres dan strategi coping pada pelajar atlet

khususnya cabang bulutangkis untuk mengadakan penelitian seperti dibawah ini :

1. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam penggambaran sumber stres dan

strategi coping yang digunakan pelajar atlet bulutangkis dengan

mempertimbangkan faktor jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa

tinggal di PPLP Ragunan, maka untuk penelitian selanjutnya dianjurkan

Page 100: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

81

untuk melakukan penelitian strategi coping atlet bulutangkis dari satu

golongan tingkat pendidikan. Misalnya tingkat pendidikan SMP atau SMA

saja, karena menurut peneliti bahwa terdapat perbedaan cara berpikir

(perkembangan kognitif) dalam mengatasi masalah.

2. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pengambilan sampel bulutangkis

yang hanya berada di SMP-SMA Ragunan Jakarta, diharapkan bagi

penelitian selanjutnya untuk meneliti di sekolah bulutangkis yang lain

misalnya PB Djarum di Kudus, karena hasilnya pun akan berbeda sumber

stres dan strategi coping yang berada di SMP-SMA Ragunan Jakarta.

3. Variasi variabel dari ke-8 IV yang ada menyumbang 57% sisanya sebanyak

43%, kemungkinan memiliki hubungan dengan variabel lain. Oleh sebab itu

disarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti atau menganalisa

hubungan variabel-variabel lain yang memiliki hubungan dengan sumber

stres, khususnya yang ada di dalam teori yang telah dipaparkan pada bab 2

namun tidak digunakan dalam penelitian ini seperti faktor kepribadian,

status ekonomi sosial, dan kematangan emosional.

5.3.2. Saran Praktis

Mengingat pentingnya memahami sumber stres dan strategi coping pada

pelajar atlet bulutangkis maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Bagi pelajar atlet yang berada di SMP-SMA Ragunan khususnya atlet

bulutangkis perlu didampingi oleh konselor guna membantu dan

memfasilitasi atlet dalam menyelesaikan kesulitan atau masalah yang terjadi.

Page 101: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

82

2. Bagi konselor atau guru bimbingan konseling (BK) agar aktif memberikan

waktu konseling tidak hanya pada jam sekolah, hal ini bertujuan agar

kondisi mental pelajar atlet dapat berkonsentrasi dalam mencapai prestasi

bidang olahraga dan akademik.

3. Bagi pihak sekolah terutama kepala sekolah agar menambah guru bimbingan

konseling (BK) yang saat ini jumlahnya belum memadai. Hal ini akan

berdampak terhadap tidak maksimalnya peran konselor atau guru BK.

Page 102: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

83

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, L.S. (2007). Mental juara modal atlet berprestasi. Jakarta: Raja

Grafindo Perasada. Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:

Rineka Cipta. Azwar, S. (2007). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta:Pustaka Belajar. Brat, S. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo. Carver, C.S.,Weintroub, J.K., and Scheiner, M.F.. (1989). Assessing coping

strategies: a theoritically based approach. Journal of Personality and Social Psychology. Volume 56 No.2, hal 267-283.

Chaplin, J.P.(2002). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: P.T. Raja Grafindo

Persada. Darusman. (2010). Strategi coping. Diakses tanggal 25 Februari 2011 dari

http://publikasi.umy.ac.id/index.php/psik/article/view/2511. Depdikbud. (1990). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Dodds, A. (1993). Rehabilitating blind and visually impaired people: a

psychological approach. London: Chapman& Hall. Eka S.G.P.. (2010). Strategi coping. Diakses tanggal 25 Februari 2011 dari

http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/168730609201001441.pdf. Fausiah, F dan Widuri, J. (2006). Psikologi abnormal:klinis dewasa. Jakarta: UI

Press. Goliszek, A. (2005). 60 Second manajemen stress; cara tercepat untuk rileks dan

menghilangkan rasa cemas. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.

Gunarsa, S.D. (dkk). (1989). Psikologi olahraga. Jakarta: PT. BPK Gunung

Mulia.

. (1996). Psikologi olahraga teori dan praktik. Jakarta: P.T. BPK Gunung Mulia.

. (2004). Psikologi olahraga prestasi. Jakarta: P.T. BPK

Page 103: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

84

Gunung Mulia. Hardjana, A.M.. (1994). Stres tanpa distres: seni mengolah stres.Yogyakarta:

Kanisius.

Hawari, D.. (1997). Al-Qur’an: ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa. Jakarta: PT. Dana Bakti Prima Yasa.

Kartono, K. & Gulo, D. (2000). Kamus psikologi. Bandung: Pionir Jaya. Kuncono, T. (2004). Aplikasi komputer psikologi edisi Ke II. Universitas Persada

Indonesia Y.A.I. Jakarta. Lazarus, R.S. & Folkman, S.. (1984). Stress, appraisal, and coping. New York:

Springer Publishing Company, Inc. Lestratianita, P. dan Fakhrurrozi, M. (2007). Perbedaan coping stres pada

perawat pria dan wanita. Jurnal Penelitian Psikologi. No. I, volume 12. Diakses tanggal 12 Januari 2011 dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/12076870.pdf

Monty P.S. (2000). Dasar-dasar psikologi olahraga. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan. Mustikasari, D. (2009). Mental atlet. Diakses tanggal 26 Desember 2009 dari

http://www.jurnas.com/news/17863/_Asah_Mental_Juara_dengan_Softskills/1/Olahraga/Raket/Badminton

Mu’tadin, Z. (2002).Strategi coping. Diakses tanggal 25 Februari 2011 dari

http:// www.e-psikologi.com/remaja/080107.htm Nasution, Y. (2007). Sumber stres. Diakses tanggal 8 Februari 2009 dari

http://www.depdiknas.go.id/publikasi/Buletin/SegJas/Edisi_14_th_VII_2000/Sumber_stres.htm

Nevid, J.S., Rathus, S.A., Greene, B.. (2002). Psikologi abnormal. Jakarta:

Erlangga. Nusantari, A. (2007). Life is beautiful: hidup tanpa tekanan stres. Jakarta: Pena

Pundi Aksara. Sevilla, C. (et-all). (1993). Pengantar metodologi penelitian. Jakarta: UI Press. Shinta, E. (1995). Strategi coping. Jurnal Psikologi Indonesia. No. 1. Fakultas

Psikologi Universitas Indonesia. Depok.

Page 104: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

85

Subardjah, H. (2000). Psikologi olahraga. Jakarta: Depdiknas. Sudarwati, L. (2009). Atlet bulutangkis. Diakses tanggal 25 April 2010 dari

http://www.fisip.ui.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=424

Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d. Bandung:

Alfabeta. Taylor, E. S. (2006). Health psychology 6th edition. Mc Graw Hill: Los Angeles.

Turner, J.S. & Helms, D.B.. (1995). Lifespan development. 5th edition.

New York: Harcourt Brace College Publisher.

Page 105: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No. Responden Usia JK PPLP Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 141 1 13 L 1 Tahun VII 2 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 2 22 2 14 L 2 Tahun VIII 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 33 3 15 P 3 Tahun IX 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 34 4 14 L 2 Tahun IX 2 4 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 35 5 15 P 2 Tahun IX 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 36 6 15 P 2 Tahun X 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 47 7 13 L 1 Tahun VII 3 3 3 4 2 2 3 3 2 4 3 2 3 28 8 16 P 3 Tahun X 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 9 15 P 3 Tahun IX 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 4 3 310 10 15 L 3 Tahun X 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 311 11 14 L 2 Tahun VIII 2 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 4 3 412 12 14 L 2 Tahun VIII 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 213 13 16 L 3 Tahun XI 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 314 14 17 L 4 Tahun XI 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 315 15 17 P 4 Tahun XI 2 4 3 4 1 2 2 2 2 4 4 2 4 216 16 15 L 3 Tahun IX 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 317 17 14 P 2 Tahun IX 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 2 318 18 16 L 4 Tahun XI 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 219 19 15 P 2 Tahun X 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 320 20 16 P 4 Tahun XI 3 4 2 3 1 3 3 2 3 3 4 3 4 121 21 17 P 5 Tahun XI 2 3 3 3 2 2 2 3 2 4 3 2 2 222 22 14 P 2 Tahun VIII 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 223 23 15 P 2 Tahun XI 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 2 2 224 24 15 P 3 Tahun X 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 425 25 16 P 1 Tahun XI 2 1 2 4 2 3 2 3 3 3 1 3 3 326 26 18 P 5 Tahun XII 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 327 27 15 L 3 Tahun IX 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 328 28 17 L 4 Tahun XII 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 329 29 17 L 4 Tahun XII 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 230 30 15 P 1 Tahun X 2 4 2 4 2 3 2 3 2 3 4 3 2 331 31 15 L 3 Tahun X 2 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 2 4 232 32 18 L 4 Tahun XII 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 333 33 13 P 2 Tahun VIII 2 2 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 234 34 17 L 2 Tahun XII 4 3 3 4 4 3 4 4 2 4 4 2 3 335 35 15 L 2 Tahun X 3 3 3 4 2 4 3 2 4 3 3 3 2 436 36 17 L 4 Tahun XII 2 2 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 2 437 37 15 P 3 Tahun IX 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 2 2 438 38 18 P 5 Tahun XII 2 3 3 3 2 4 2 2 3 3 4 3 4 339 39 17 L 1 Tahun XI 4 4 2 2 2 3 4 3 3 2 2 3 2 240 40 17 P 4 Tahun XII 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 341 41 15 L 2 Tahun IX 4 2 1 1 1 3 2 3 3 2 2 3 3 342 42 15 P 3 Tahun X 3 3 2 2 2 3 2 3 4 3 2 3 3 343 43 16 P 3 Tahun X 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 2 2 444 44 16 L 2 Tahun X 4 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 245 45 17 P 4 Tahun XI 4 3 2 4 2 3 1 2 4 2 2 4 2 246 46 18 P 5 Tahun XII 3 3 1 3 1 2 2 4 4 3 4 3 3 4

Data Skoring PenelitianSkala Sumber Stres

Page 106: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Data Skoring PenelitianSkala Strategi Coping

No. Responden Usia JK PPLP Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 141 1 13 L 1 Tahun VII 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 42 2 14 L 2 Tahun VIII 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 1 33 3 15 P 3 Tahun IX 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 34 4 14 L 2 Tahun IX 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 2 3 3 45 5 15 P 2 Tahun IX 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 46 6 15 P 2 Tahun X 3 4 3 2 3 2 2 3 2 4 3 3 2 37 7 13 L 1 Tahun VII 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 48 8 16 P 3 Tahun X 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 49 9 15 P 3 Tahun IX 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 410 10 15 3 3 Tahun X 3 3 2 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 411 11 14 L 2 Tahun VIII 2 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 412 12 14 L 2 Tahun VIII 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 413 13 16 L 3 Tahun XI 2 3 2 2 4 3 3 2 2 3 2 2 3 414 14 17 L 4 Tahun XI 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 415 15 17 P 4 Tahun XI 2 3 2 2 3 3 4 2 4 3 4 2 3 416 16 15 L 3 Tahun IX 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 317 17 14 P 2 Tahun IX 4 4 3 2 2 2 3 4 3 3 2 3 2 418 18 16 L 4 Tahun XI 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 419 19 15 P 2 Tahun X 4 3 2 4 3 2 3 4 3 3 2 3 2 320 20 16 P 4 Tahun XI 3 2 3 2 4 2 2 3 3 2 4 2 2 321 21 17 P 5 Tahun XI 2 3 2 4 3 3 2 2 3 3 2 2 3 422 22 14 P 2 Tahun VIII 2 4 2 3 3 4 3 2 3 4 2 3 4 423 23 15 P 2 Tahun XI 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 2 424 24 15 P 3 Tahun X 4 2 2 2 2 2 2 4 2 3 4 4 2 425 25 16 P 1 Tahun XI 2 3 3 3 2 2 2 2 4 2 3 3 2 426 26 18 P 5 Tahun XII 4 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 4 2 427 27 15 L 3 Tahun IX 2 1 2 2 1 1 2 2 2 4 3 2 1 428 28 17 L 4 Tahun XII 2 3 2 4 2 2 1 2 2 3 2 3 2 429 29 17 L 4 Tahun XII 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 2 3 1 330 30 15 P 1 Tahun X 2 3 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 1 431 31 15 L 3 Tahun X 2 3 4 3 2 2 1 2 3 4 2 3 2 432 32 18 L 4 Tahun XII 2 4 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 333 33 13 P 2 Tahun VIII 2 4 2 2 3 4 2 2 3 3 2 3 4 334 34 17 L 2 Tahun XII 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 435 35 15 L 2 Tahun X 3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 2 2 3 436 36 17 L 4 Tahun XII 2 3 3 4 2 3 3 2 3 2 2 4 3 337 37 15 P 3 Tahun IX 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 338 38 18 P 5 Tahun XII 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 4 2 3 439 39 17 L 1 Tahun XI 4 3 4 3 4 2 3 4 4 2 1 4 2 440 40 17 P 4 Tahun XII 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 441 41 15 L 2 Tahun IX 2 4 3 4 3 2 3 4 2 3 2 3 2 342 42 15 P 3 Tahun X 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 443 43 16 P 3 Tahun X 2 2 2 2 3 4 2 3 2 2 1 3 4 444 44 16 L 2 Tahun X 3 3 1 2 3 3 4 4 2 2 2 2 3 345 45 17 P 4 Tahun XI 1 3 1 2 3 2 3 4 2 2 3 3 2 346 46 18 P 5 Tahun XII 2 2 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 4

Page 107: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Total3 1 2 3 2 3 2 2 2 4 4 2 3 723 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 823 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 813 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 863 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 834 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 983 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 803 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 813 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 963 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 853 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 853 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 783 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 773 2 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 822 2 2 4 4 4 3 4 2 4 3 4 2 783 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 763 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 863 3 2 2 3 2 2 3 2 2 4 3 2 643 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 832 2 2 4 3 2 3 3 4 4 4 3 1 763 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 723 2 3 2 3 2 4 3 2 2 2 3 2 654 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 762 1 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 2 883 2 2 1 4 2 3 4 1 1 3 4 3 683 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 783 1 2 2 3 3 3 3 1 2 4 3 3 672 2 4 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 703 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 693 3 2 4 4 3 2 4 2 4 3 4 3 802 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 863 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 802 3 2 4 2 2 4 2 3 2 3 2 4 683 2 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 873 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 854 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 823 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 843 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 823 4 2 2 3 3 3 4 2 4 3 3 3 773 3 2 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 722 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 693 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 732 3 2 2 2 4 3 2 2 3 3 2 3 713 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 2 792 2 2 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 702 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 75

Page 108: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Total3 3 2 1 2 3 3 3 2 2 2 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 1014 4 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 1 1083 3 2 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1001 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 3 3 3 3 4 2 3 933 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1023 4 1 1 2 3 4 2 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 4 3 2 1012 4 3 3 2 4 3 3 2 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1033 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1123 4 4 2 3 4 4 3 2 3 3 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 1192 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 2 4 3 3 3 4 3 3 1092 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 1 3 4 4 3 2 3 1044 4 3 3 3 2 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 3 3 1124 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 2 3 3 3 4 2 3 1003 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 1163 4 3 4 4 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 972 4 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 992 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 4 2 3 2 4 2 963 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 2 3 2 3 903 4 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 1024 4 2 2 2 4 2 2 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 1003 3 3 3 2 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 963 4 2 4 3 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 3 2 2 3 2 4 1042 3 3 3 4 2 4 2 2 2 2 3 3 2 1 4 3 2 4 3 2 942 3 4 4 2 4 4 2 4 2 2 4 4 2 4 4 3 4 2 4 2 1052 4 2 2 2 4 3 3 2 1 1 4 4 2 2 3 4 3 4 2 2 933 4 2 2 2 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 1041 4 3 2 2 2 3 2 2 1 1 4 4 3 4 3 3 3 3 2 1 822 3 2 1 1 3 2 4 2 1 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 822 3 2 1 2 4 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 1 821 3 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 1 752 3 3 2 1 3 2 3 3 4 4 4 4 2 1 2 3 2 4 2 2 932 3 3 1 2 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 913 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 913 4 3 2 4 2 3 2 4 3 3 4 4 2 3 4 3 2 4 4 3 1143 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 984 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 1063 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 973 4 2 3 3 2 3 2 2 3 3 4 4 3 4 2 4 3 3 2 3 1012 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 2 982 4 2 3 2 4 4 2 3 2 2 2 3 1 3 2 3 3 3 2 3 903 4 2 2 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1013 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 924 4 2 4 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 2 3 2 2 2 4 903 4 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 993 3 2 3 3 4 3 2 2 1 1 3 2 2 4 2 3 4 3 1 2 872 3 2 3 2 2 1 3 3 2 2 3 3 2 2 4 2 3 4 2 3 91

Page 109: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil Perhitungan T score Skala Sumber Stres

Responden TPS TSS TPSI TES 1 743.17 746.68 737.31 734.82 2 749.1 762.74 751.55 760.49 3 755.03 754.71 758.67 750.22 4 749.1 762.74 765.78 770.77 5 755.03 762.74 751.55 760.49 6 778.75 778.79 794.26 775.9 7 760.96 746.68 744.43 755.36 8 760.96 762.74 744.43 750.22 9 778.75 786.82 772.9 775.9

10 749.1 762.74 772.9 760.49 11 749.1 770.76 765.78 760.49 12 755.03 754.71 751.55 739.95 13 743.17 762.74 744.43 745.09 14 749.1 762.74 758.67 755.36 15 731.31 738.66 751.55 770.77 16 749.1 746.68 751.55 739.95 17 772.82 746.68 765.78 760.49 18 737.24 714.58 730.19 724.55 19 760.96 762.74 751.55 755.36 20 731.31 754.71 751.55 750.22 21 749.1 730.63 737.31 739.95 22 743.17 730.63 723.07 719.41 23 760.96 738.66 751.55 734.82 24 778.75 754.71 737.31 781.04 25 737.24 722.6 723.07 745.09 26 760.96 746.68 744.43 745.09 27 731.31 730.63 723.07 739.95 28 743.17 730.63 737.31 734.82 29 749.1 722.6 737.31 729.68 30 737.24 746.68 772.9 755.36 31 760.96 762.74 758.67 765.63 32 743.17 762.74 758.67 750.22 33 731.31 754.71 744.43 714.27 34 784.68 746.68 758.67 760.49 35 755.03 770.76 758.67 760.49 36 766.89 754.71 744.43 755.36 37 760.96 746.68 772.9 755.36 38 743.17 746.68 765.78 765.63 39 755.03 754.71 751.55 734.82 40 743.17 754.71 730.19 734.82 41 725.38 754.71 730.19 734.82 42 737.24 738.66 744.43 745.09 43 725.38 738.66 737.31 750.22 44 760.96 738.66 744.43 755.36 45 731.31 738.66 744.43 734.82 46 725.38 738.66 751.55 760.49

Jumlah 14 15 8 9

Page 110: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil Perhitungan T score Skala Strategi Coping Responden Tfocussed Temotion Tmaladaptif

1 759.68 759.55 737.67 2 769.23 754.78 764.42 3 746.96 754.78 759.07 4 743.77 740.45 743.02 5 750.14 754.78 764.42 6 759.68 759.55 737.67 7 762.87 750 753.72 8 769.23 769.1 769.77 9 778.78 778.65 780.47

10 769.23 759.55 764.42 11 753.32 764.33 759.07 12 766.05 769.1 775.12 13 743.77 750 769.77 14 778.78 769.1 775.12 15 746.96 735.67 764.42 16 759.68 745.22 743.02 17 759.68 740.45 732.32 18 734.23 750 732.32 19 753.32 754.78 759.07 20 750.14 754.78 753.72 21 737.41 750 759.07 22 759.68 754.78 759.07 23 746.96 730.9 753.72 24 759.68 773.88 743.02 25 743.77 750 732.32 26 756.5 769.1 748.37 27 718.32 740.45 726.97 28 721.5 740.45 721.62 29 734.23 721.35 721.62 30 715.14 711.8 726.97 31 746.96 730.9 748.37 32 750.14 726.12 737.67 33 750.14 726.12 737.67 34 781.96 769.1 759.07 35 740.59 745.22 769.77 36 750.14 773.88 764.42 37 753.32 745.22 743.02 38 746.96 764.33 753.72 39 756.5 745.22 743.02 40 731.05 754.78 732.32 41 753.32 754.78 753.72 42 737.41 750 737.67 43 734.23 740.45 743.02 44 750.14 750 753.72 45 731.05 735.67 737.67 46 737.41 730.9 753.72

Jumlah 16 13 17

Page 111: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Strategi Coping Yang Digunakan Dalam Mengatasi Sumber Stres

Responden Sumber Stres Strategi Coping 1 Sosial Focussed 2 Sosial Focussed 3 Psikologi Maladaptif 4 Endemis Focussed 5 Sosial Maladaptif 6 Psikologi Focussed 7 Fisik Focussed 8 Sosial Maladaptif 9 Sosial Maladaptif

10 Psikologi Focussed 11 Sosial Emotion 12 Fisik Maladaptif 13 Sosial Maladaptif 14 Sosial Focussed 15 Endemis Maladaptif 16 Psikologi Focussed 17 Fisik Focussed 18 Fisik Emotion 19 Sosial Maladaptif 20 Sosial Emotion 21 Fisik Maladaptif 22 Fisik Focussed 23 Fisik Maladaptif 24 Endemis Emotion 25 Endemis Emotion 26 Fisik Emotion 27 Endemis Emotion 28 Fisik Emotion 29 Fisik Focussed 30 Psikologi Maladaptif 31 Endemis Maladaptif 32 Sosial Focussed 33 Sosial Focussed 34 Fisik Focussed 35 Sosial Maladaptif 36 Fisik Emotion 37 Psikologi Focussed 38 Psikologi Emotion 39 Fisik focussed 40 Sosial Emotion 41 Sosial Emotion 42 Endemis Emotion 43 Endemis Maladaptif 44 Fisik Maladaptif 45 Psikologi Maladaptif 46 Endemis Maladaptif

Page 112: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ke 4 Sumber Stres

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .544a .296 .280 7.85072 .296 18.512 1 44 .000

2 .649b .421 .394 7.20137 .125 9.293 1 43 .004

3 .686c .470 .433 6.97054 .049 3.895 1 42 .055

4 .688d .473 .422 7.03743 .003 .205 1 41 .653

a. Predictors: (Constant), physical

b. Predictors: (Constant), physical, social

c. Predictors: (Constant), physical, social, psychological

d. Predictors: (Constant), physical, social, psychological, endemic

ANOVAe

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1140.982 1 1140.982 18.512 .000a

Residual 2711.888 44 61.634

Total 3852.870 45

2 Regression 1622.899 2 811.449 15.647 .000b

Residual 2229.971 43 51.860

Total 3852.870 45

3 Regression 1812.153 3 604.051 12.432 .000c

Residual 2040.716 42 48.588

Total 3852.870 45

4 Regression 1822.328 4 455.582 9.199 .000d

Residual 2030.541 41 49.525

Total 3852.870 45

a. Predictors: (Constant), physical

b. Predictors: (Constant), physical, social

c. Predictors: (Constant), physical, social, psychological

d. Predictors: (Constant), physical, social, psychological, endemic

e. Dependent Variable: koping

Page 113: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 60.136 8.936 6.729 .000

physical 1.991 .463 .544 4.303 .000

2 (Constant) 43.949 9.767 4.500 .000

physical 1.377 .470 .377 2.933 .005

social 1.938 .636 .391 3.048 .004

3 (Constant) 51.113 10.127 5.047 .000

physical 1.603 .469 .438 3.419 .001

social 2.760 .743 .557 3.714 .001

psychological -1.312 .665 -.299 -1.974 .055

4 (Constant) 49.420 10.884 4.540 .000

physical 1.546 .489 .423 3.160 .003

social 2.694 .764 .544 3.526 .001

psychological -1.445 .732 -.329 -1.973 .055

endemic .226 .498 .071 .453 .653

a. Dependent Variable: koping

Excluded Variablesd

Model Beta In t Sig. Partial Correlation

Collinearity

Statistics

Tolerance

1 social .391a 3.048 .004 .422 .817

psychological .016a .115 .909 .018 .803

endemic .134a .923 .361 .139 .765

2 psychological -.299b -1.974 .055 -.291 .551

endemic -.053b -.356 .724 -.055 .619

3 endemic .071c .453 .653 .071 .519

a. Predictors in the Model: (Constant), physical

b. Predictors in the Model: (Constant), physical, social

c. Predictors in the Model: (Constant), physical, social, psychological

d. Dependent Variable: koping

Page 114: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jenis kelamin

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .109a .012 -.011 9.30160

a. Predictors: (Constant), jeniskelamin

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 46.000 1 46.000 .532 .470a

Residual 3806.870 44 86.520

Total 3852.870 45

a. Predictors: (Constant), jeniskelamin

b. Dependent Variable: Koping

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 99.261 1.940 51.178 .000

jeniskelamin -2.000 2.743 -.109 -.729 .470

a. Dependent Variable: Koping Usia

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .138a .019 -.003 9.26810

a. Predictors: (Constant), usia

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 73.373 1 73.373 .854 .360a

Residual 3779.497 44 85.898

Total 3852.870 45

a. Predictors: (Constant), usia

b. Dependent Variable: koping

Page 115: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 101.591 3.853 26.366 .000

usia -.928 1.004 -.138 -.924 .360

a. Dependent Variable: koping Pendidikan

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .239a .057 .035 9.08737

a. Predictors: (Constant), pendidikan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 219.334 1 219.334 2.656 .110a

Residual 3633.535 44 82.580

Total 3852.870 45

a. Predictors: (Constant), pendidikan

b. Dependent Variable: Koping

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 101.400 2.346 43.216 .000

pendidikan -4.658 2.858 -.239 -1.630 .110

a. Dependent Variable: Koping Massa tinggal di PPLP Ragunan

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .096a .009 -.013 9.31433

Page 116: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .096a .009 -.013 9.31433

a. Predictors: (Constant), pplp

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 35.573 1 35.573 .410 .525a

Residual 3817.297 44 86.757

Total 3852.870 45

a. Predictors: (Constant), pplp

b. Dependent Variable: koping

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 100.455 3.691 27.214 .000

pplp -.770 1.203 -.096 -.640 .525

a. Dependent Variable: koping

Page 117: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

T-Test Jenis Kelamin Group Statistics

Jeniskelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Coping laki 23 99.2609 9.66821 2.01596

perempuan 23 97.2609 8.91993 1.85993

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence

Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

Coping Equal variances assumed .220 .642 .729 44 .470 2.00000 2.74289 -3.52794 7.52794

Equal variances not

assumed .729 43.718 .470 2.00000 2.74289 -3.52894 7.52894

Page 118: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Validitas Skala Sumber Stres

Case Processing Summary

38 100.00 .0

38 100.0

ValidExcluded a

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.883 40

Cronbach'sAlpha N of Items

Scale Statistics

153.5263 174.688 13.21698 52Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 119: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Item-Total Statistics

116.0789 126.399 .385 .881115.8421 125.704 .489 .879115.8421 130.191 .325 .882115.4211 126.791 .597 .878116.3684 125.158 .507 .878115.8421 125.974 .473 .879115.5526 130.686 .209 .884115.6842 130.762 .207 .884115.4737 127.337 .582 .878115.7105 128.482 .426 .880115.8421 130.137 .223 .884115.6053 127.975 .432 .880115.8421 129.704 .283 .882115.5263 128.472 .392 .881115.6316 130.185 .244 .883115.6053 128.191 .387 .881115.7895 125.414 .561 .878115.8684 125.144 .489 .879115.7632 130.942 .222 .883115.8421 125.596 .496 .879115.9474 128.105 .280 .883115.3947 131.489 .236 .883115.5789 130.845 .221 .883115.6842 129.195 .430 .880115.6842 129.033 .367 .881115.8947 126.745 .435 .880115.6053 130.245 .250 .883115.9211 129.210 .227 .884115.5789 129.007 .323 .882115.6842 129.195 .430 .880115.8684 124.280 .598 .877115.4474 128.470 .324 .882115.4737 127.337 .582 .878116.0000 127.351 .452 .880115.9474 130.808 .225 .883115.6053 128.029 .351 .881115.2632 129.767 .356 .881115.6579 130.123 .239 .883115.4737 127.337 .582 .878115.8421 125.596 .496 .879

VAR00001VAR00002VAR00003VAR00004VAR00005VAR00006VAR00007VAR00008VAR00009VAR00010VAR00011VAR00012VAR00013VAR00014VAR00015VAR00016VAR00017VAR00018VAR00019VAR00020VAR00021VAR00022VAR00023VAR00024VAR00025VAR00026VAR00027VAR00028VAR00029VAR00030VAR00031VAR00032VAR00033VAR00034VAR00035VAR00036VAR00037VAR00038VAR00039VAR00040

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Scale Statistics

118.6842 134.546 11.59941 40Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 120: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Reliabilitas Skala Sumber Stres

Case Processing Summary

38 100.00 .0

38 100.0

ValidExcludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.894 27

Cronbach'sAlpha N of Items

Item-Total Statistics

77.5526 81.821 .280 .89577.3158 80.006 .468 .89077.3158 83.519 .308 .89376.8947 80.529 .609 .88777.8421 78.893 .538 .88877.3158 78.708 .569 .88776.9474 80.862 .606 .88877.1842 81.289 .492 .88977.0789 81.372 .449 .89077.0000 82.216 .369 .89277.0789 82.453 .326 .89377.2632 79.713 .545 .88877.3421 79.691 .459 .89077.3158 78.384 .594 .88777.1579 81.758 .517 .88977.1579 83.110 .304 .89377.3684 79.320 .532 .88877.0526 83.024 .270 .89477.1579 81.758 .517 .88977.3421 78.555 .603 .88776.9211 81.642 .345 .89376.9474 80.862 .606 .88877.4737 81.013 .457 .89077.0789 81.210 .379 .89276.7368 83.496 .307 .89376.9474 80.862 .606 .88877.3158 78.384 .594 .887

VAR00001VAR00002VAR00003VAR00004VAR00005VAR00006VAR00009VAR00010VAR00012VAR00014VAR00016VAR00017VAR00018VAR00020VAR00024VAR00025VAR00026VAR00029VAR00030VAR00031VAR00032VAR00033VAR00034VAR00036VAR00037VAR00039VAR00040

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Scale Statistics

80.1579 86.893 9.32166 27Mean Variance Std. Deviation N of Items

Jadi Nilai Reliabilitasnya 0,894

Page 121: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Validitas Skala Strategi Koping

Case Processing Summary

38 100.00 .0

38 100.0

ValidExcludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.893 52

Cronbach'sAlpha N of Items

Page 122: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Item-Total Statistics

151.1842 199.938 .405 .891150.5000 202.635 .346 .892150.8158 205.019 .163 .894151.3421 199.042 .516 .890150.6842 202.492 .405 .891151.1842 204.046 .234 .893151.3158 196.708 .474 .890150.7368 202.794 .337 .892150.9211 199.372 .505 .890151.0263 205.756 .129 .894150.8684 198.280 .449 .890150.8158 201.452 .364 .891150.4737 201.121 .475 .890151.0789 196.723 .512 .889150.9474 201.078 .426 .891151.1842 201.938 .326 .892151.1316 200.658 .309 .892150.2105 204.117 .335 .892151.1579 197.380 .427 .890150.6579 200.015 .390 .891150.9211 202.561 .240 .893151.1053 197.610 .543 .889151.3421 198.718 .372 .891150.9474 199.997 .455 .890150.8421 205.001 .169 .894150.7632 201.699 .333 .892150.6579 202.934 .407 .891150.5526 203.227 .239 .893151.0526 203.078 .352 .892150.6316 202.942 .261 .893151.5789 197.494 .494 .889151.3684 198.942 .377 .891151.2105 197.684 .485 .890150.8158 203.073 .260 .893150.8947 201.935 .407 .891150.6316 200.455 .437 .890151.3421 197.853 .464 .890150.6053 205.164 .208 .893150.8158 202.479 .273 .892151.3158 200.006 .334 .892151.4737 200.905 .326 .892150.6842 203.195 .228 .893151.1053 202.043 .316 .892150.8947 203.178 .365 .891150.4737 201.121 .475 .890150.6842 199.898 .453 .890150.2368 203.807 .199 .894150.7895 202.333 .308 .892151.0526 203.078 .352 .892151.1579 200.569 .297 .892151.2368 204.294 .232 .893151.2105 200.711 .411 .891

VAR00001VAR00002VAR00003VAR00004VAR00005VAR00006VAR00007VAR00008VAR00009VAR00010VAR00011VAR00012VAR00013VAR00014VAR00015VAR00016VAR00017VAR00018VAR00019VAR00020VAR00021VAR00022VAR00023VAR00024VAR00025VAR00026VAR00027VAR00028VAR00029VAR00030VAR00031VAR00032VAR00033VAR00034VAR00035VAR00036VAR00037VAR00038VAR00039VAR00040VAR00041VAR00042VAR00043VAR00044VAR00045VAR00046VAR00047VAR00048VAR00049VAR00050VAR00051VAR00052

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Scale Statistics

153.8947 208.853 14.45176 52Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 123: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Reliabilitas Skala Strategi Coping

Case Processing Summary

38 100.00 .0

38 100.0

ValidExcludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.894 35

Cronbach'sAlpha N of Items

Page 124: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Item-Total Statistics

99.5263 119.932 .394 .89198.8421 122.191 .322 .89299.6842 119.249 .505 .88999.0263 122.134 .374 .89299.6579 116.880 .494 .88999.0789 122.940 .265 .89399.2632 119.875 .467 .89099.2105 119.036 .414 .89199.1579 122.839 .234 .89498.8158 119.884 .546 .88999.4211 116.953 .531 .88999.2895 120.211 .461 .89099.5263 121.445 .317 .89398.5526 123.659 .277 .89399.5000 117.014 .466 .89099.0000 119.135 .432 .89199.4474 118.686 .496 .88999.6842 117.844 .421 .89199.2895 119.887 .450 .89099.1053 121.286 .322 .89299.0000 122.649 .359 .89299.3947 121.435 .419 .89199.9211 116.777 .562 .88899.7105 118.644 .394 .89299.5526 117.876 .494 .88999.2368 121.861 .365 .89298.9737 120.459 .417 .89199.6842 117.087 .527 .88999.6579 120.610 .288 .89499.8158 119.073 .409 .89199.2368 122.348 .362 .89298.8158 119.884 .546 .88999.0263 119.648 .461 .89099.3947 121.435 .419 .89199.5526 119.605 .465 .890

VAR00001VAR00002VAR00004VAR00005VAR00007VAR00008VAR00009VAR00011VAR00012VAR00013VAR00014VAR00015VAR00016VAR00018VAR00019VAR00020VAR00022VAR00023VAR00024VAR00026VAR00027VAR00029VAR00031VAR00032VAR00033VAR00035VAR00036VAR00037VAR00040VAR00041VAR00044VAR00045VAR00046VAR00049VAR00052

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Scale Statistics

102.2368 126.780 11.25967 35Mean Variance Std. Deviation N of Items

Jadi Nilai Reliabilitasnya 0,894

Page 125: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Assalamualaikum Wr.Wb dan Salam Sejahtera

Segala puji bagi Tuhan YME yang telah memberikan karunia-Nya sehingga kita masih

dapat menjalankan segala aktivitas sehari-hari amin.

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir (skripsi) untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada

Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah maka saya:

Nama : Herlin Widiani

NIM : 103070029048

Semester : XIII (Tiga Belas)

Fakultas : Psikologi

Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Sumber stres dan strategi coping pada

pelajar atlet bulutangkis”. Oleh karena itu, saya memohon bantuan saudara untuk mengisi kuesioner

dibawah ini.

Hasil penelitian ini sifatnya rahasia oleh karena itu saya berharap agar saudara menjawab

dengan sebenar-benarnya, tanpa meragukan kerahasiaan dari jawaban yang saudara berikan.

Setelah selesai mengisi kuesioner ini, mohon periksa lagi jangan sampai ada pertanyaan

yang terlewatkan. Atas bantuan, kerjasama dan partisipasinya dengan menjadi responden penelitian

ini saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, November 2009

Penulis

Page 126: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PETUNJUK PENGISIAN

1. Dibawah ini terdapat 40 buah pernyataan skala sumber stres dan 52 skala strategi coping. Pada

kolom samping kanan terdapat empat pilihan jawaban.

2. Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan seksama kemudian berikan jawaban saudara

sesuai dengan keadaan yang saudara rasakan, dengan cara memberikan tanda silang (X) didalam

kolom yang telah tersedia.

3. Adapun pilihan jawaban adalah sebagai berikut:

SS : Jika pernyataan tersebut sangat setuju dengan diri saudara

S : Jika pernyataan tersebut setuju dengan diri saudara

TS : Jika pernyataan tersebut tidak setuju dengan diri saudara

STS : Jika pernyataan tersebut sangat tidak setuju dengan diri saudara

4. Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap salah

karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda.

5. Setelah selesai mengerjakan harap diperiksa kembali, jangan sampai ada pernyataan yang tidak

dijawab atau terlewat.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama (Inisial) :

Jenis Kelamin : L / P

Usia : a. 13 Tahun b. 14 Tahun c. 15 Tahun d. 16 Tahun

e. 17 Tahun f. 18 Tahun

Pendidikan : SMP/SMA Kelas ….

Lama di PPLP : a. 1 Tahun b. 2 Tahun c. 3 Tahun d. 4 Tahun

e. 5 Tahun f. Lainnya (Belum 1 Tahun)

Page 127: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

SKALA SUMBER STRES No PERNYATAAN SS S TS STS

1 Kurangnya waktu istirahat membuat prestasi saya menurun

2 Saya tidak mudah dilanda kepanikan jika dihadapkan kepada berbagai hal

3 Saya merasa latihan yang saya jalani tidak memberikan efek yang baik buat saya

4 Saya tidak sering menangis jika mengingat masalah saya yang belum diselesaikan

5 Akibat konsentrasi menurun membuat tangan saya terkilir saat latihan

6 Walau saya sedang stres saya tidak pernah melamun 7 Menurut saya, makanan yang disediakan tidak sesuai gizi

sebagai seorang atlet

8 Padatnya jadwal latihan membuat saya sering melupakan tugas sekolah

9 Saya merasa lebih cepat lelah ketika latihan dibanding dengan teman-teman yang lain

10 Saya tidak mudah tersinggung saat sedang ada masalah 11 Saya merasa bahwa temen-teman disini tidak bisa diajak

curhat

12 Setiap hari saya menanti waktu untuk latihan walaupun hujan deras

13 Saya mudah tersinggung jika teman-teman membicarakan saya

14 Saya tetap pergi latihan walau gedung terkena banjir 15 Saya tidak memiliki teman untuk mencurahkan

permasalahan saya

16 Saya tetap pergi latihan walaupun sedang terjadi hujan deras

17 Suasana tempat tinggal yang bising membuat konsentrasi belajar saya terganggu

18 Bagi saya tidak terpengaruh adanya gempa saya tetap bisa berkonsentrasi latihan

19 Saat saya sedang ada masalah saya merasa dijauhkan oleh teman-teman saya

20 Pada cuaca panas saya lebih baik bolos latihan fisik (lari) daripada berjemur dengan panasnya matahari

21 Saya sering kesal karena kurangnya waktu untuk beristirahat sebagai atlet

22 Saat sedang tertekan saya sering buang air kecil 23 Merasa lebih suka menjadi pelajar pada umumnya

daripada menjadi pelajar atlet bulutangkis

24 Nafsu makan saya hilang saat saya stres 25 Saya mudah marah apabila sedang menghadapi

Page 128: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pertandingan 26 Denyut jantung saya seperti terdengar oleh orang lain saat

saya sedang stres

27 Padatnya jadwal latihan membuat saya ingin berhenti menjadi atlet bulutangkis

28 Saya sering jalan mondar-mandir tanpa tujuan yang jelas 29 Setiap kali menghadapi pertandingan saya merasa tertekan 30 Makan saya banyak diluar porsi biasanya saat saya

tertekan

31 Saya tidak dapat konsentrasi latihan akibat adanya gempa 32 Saya merasa dijauhkan oleh teman-teman saat saya ada

persoalan

33 Hujan yang deras membuat tempat latihan menjadi banjir 34 Saya percaya bahwa teman-temanatau pelatih memahami

sifat saya jika sedang tertekan

35 Akibat tidak adanya renovasi gedung sehingga gedung menjadi roboh dan saya tidak bisa latihan

36 Suasana tempat saya tinggal yang tenang membuat konsentrasi belajar saya tidak terganggu

37 Saya tidak dapat pergi latihan karena atapnya hancur terkena pohon yang roboh

38 Ada rasa saling pengertian diantara teman-teman atau pelatih jika saya sedang stres

39 Saya tidak dapat pergi latihan karena gedung tempat saya berlatih terbakar

40 Saya memiliki teman untuk diajak curhat SKALA STRATEGI COPING No PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya tidak dapat menerima kenyataan bahwa masalah yang membuat saya stres benar-benar ada

2 Saya aktif melakukan usaha-usaha untuk menyelesaikan masalah yang saya hadapi

3 Saya menyesuaikan diri untuk hidup bersama dengan situasi yang penuh tekanan

4 Saya mengambil tindakan langsung untuk menghadapi masalah yang membuat saya tertekan

5 Saya merasa tidak sanggup (letih/lelah) mengatasi stres yang sedang saya rasakan

6 Saya membuat strategi untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi

7 Saat saya sedang stres saya tidak pernah mengekspresikan (mengeluarkan) perasaan saya

8 Saya memikirkan mengenai langkah-langkah apa yang harus saya ambil dalam mengatasi permasalahan saya

Page 129: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

9 Bagi saya, saran dari orang lain tidak dapat membantu saya dalam memecahkan permasalahan saya

10 Saya tidak terburu-buru dalam mengambil tindakan untuk mengatasi masalah saya

11 Saya dapat memecahkan masalah saya tanpa meminta saran/pendapat dari orang lain

12 Saya menunggu waktu yang tepat dalam mengambil tindakan untuk mengatasi masalah saya

13 Saya tidak melakukan usaha-usaha untuk menyelesaikan masalah yang saya hadapi

14 Dalam menghadapi situasi yang penuh dengan tekanan biasanya saya mencari sumber stres (penyebab) timbulnya stres

15 Saya tidak mengambil tindakan langsung untuk menghadapi masalah yang saya hadapi

16 Saya mendahulukan memecahkan permasalahan saya daripada aktivitas-aktivitas biasa yang saya jalani

17 Saya tidak sadar bahwa saya sedang menghadapi masalah yang membuat saya tertekan

18 Saya selalu berdoa memohon petunjuk Tuhan YME untuk memecahkan permasalahan saya

19 Saya meyakinkan diri bahwa permasalahan ini tidak mungkin terjadi

20 Jika saya sedang stres, saya akan mencurahkan isi hati saya kepada Pencipta (Tuhan YME)

21 Terkadang saya tidak mampu lagi menghadapi situasi yang penuh tekanan

22 Jika saya merasakan stres yang berlebihan saya akan mengeluarkan perasaan saya

23 Saat sedang stres saya melakukan hal-hal yang negatif (misalnya membanting sesuatu, melampiaskan kemarahan pada orang lain, dll)

24 Saat saya sedang stres, saya mengungkapkan kekesalan dengan membanting sesuatu atau marah kepada orang lain

25 Saya berusaha berpikir positif terhadap masalah yang menimpa saya

26 Saya meminta nasihat pada orang yang memiliki pengalaman yang sama dengan permasalahan saya

27 Saya tidak menceritakan permasalah yang sangat menekan saya kepada teman maupun keluarga saya

28 Saya mencari informasi atau nasihat tentang apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi masalah yang sedang terjadi

29 Saya mencoba melihat dari sisi yang negatif dalam mengartikan setiap masalah

30 Saya dapat mengatasi situasi yang penuh dengan tekanan 31 Permasalahan yang saya hadapi membuat saya menjadi

Page 130: Full page fax print - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

seperti anak kecil 32 Saya mampu menghadapi stres yang sedang saya rasakan 33 Saya menghindari kegiatan-kegiatan yang dapat

mengganggu konsentrasi saya dalam memecahkan permasalah yang sedang saya hadapi

34 Saya mencoba untuk mencari simpati atau dukungan emosional dari orang lain

35 Saya menghindari kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu konsentrasi saya dalam memecahkan masalah

36 Saya mencurahkan isi hati mengenai apa yang saya rasakan

37 Walaupun saya sedang stres, saya tidak pernah melarikan diri dengan makan yang tidak seperti biasanya (melebihi/mengurangi porsi dari biasanya)

38 Saya tidak perlu meminta nasihat kepada orang lain untuk membantu memecahkan permasalahan saya

39 Saya merasa nyaman jika melampiaskan kemarahan kepada orang lain karena dapat menghilangkan stres yang saya rasakan

40 Saya mencoba mengambil hikmah atas apa yang terjadi 41 Saya merasa tidak perlu menunggu waktu yang tepat

untuk menyelesaikan permasalahan saya

42 Saya menerima bahwa masalah ini dapat terjadi 43 Saya tidak perlu menunggu sampai ada kesempatan yang

tepat untuk bertindak memecahkan permasalahan saya

44 Saya mencoba menerima kenyataan bahwa masalah ini memang terjadi

45 Bagi saya tidak ada gunanya berdoa kepada Tuhan YME 46 Pada saat sedang stres saya akan melarikan diri dengan

menonton tv dan makan yang banyak

47 Saya tidak perlu meminta petunjuk Tuhan YME jika saya sedang stres

48 Saya mencari pelarian dengan melampiaskan kemarahan kepada orang lain karena dapat menghilangkan stres yang saya rasakan

49 Saya tidak perlu merencanakan strategi apa yang harus saya lakukan dalam mengatasi permasalahan saya

50 Saya dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang penuh dengan tekanan (stres)

51 Saya tidak perlu berpikir keras mengenai langkah apa yang harus diambil dalam menanggulangi stres yang terjadi pada diri saya

52 Saya dapat hidup bersama dengan situasi yang penuh dengan tekanan