SUMBER STRES DAN STRATEGI COPING PADA PELAJAR ATLET BULUTANGKIS
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS PSIKOLOGI UNTUK MEMENUHI
SYARAT-SYARAT MENCAPAI GELAR SARJANA PSIKOLOGI
Disusun Oleh :
HERLIN WIDIANI
NIM : 103070029048
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
ii
SUMBER STRES DAN STRATEGI COPING PADA
PELAJAR ATLET BULUTANGKIS
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
HERLIN WIDIANI NIM : 103070029048
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II Bambang Suryadi, Ph. D Yufi Adriani, M.Psi NIP. 19700529 2003121 002 NIP. 19820918 200901 2006
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
iii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
skripsi saya yang berjudul “Sumber Stres dan Strategi Coping pada Pelajar
Atlet Bulutangkis” adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi manapun.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam skripsi ini, saya
bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademis yang saya sandang dan
sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta, 11 April 2011
Herlin Widiani Nim : 103070029048
Email : [email protected]
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi Yang Berjudul “SUMBER STRES DAN STRATEGI COPING PADA PELAJAR ATLET BULUTANGKIS” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 11 April 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.
Jakarta, 11 April 2011
SIDANG MUNAQASYAH
Dekan/Ketua Pembantu Dekan/Sekretaris Jahja Umar, Ph. D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 130 885 522 NIP. 19561223 198303 2 001
Anggota
Neneng Tati Sumiati, M.Si., Psi Bambang Suryadi, Ph.D NIP.19730328 20000 2003 NIP.19700529 2003121 002
Yufi Adriani, M.Psi
NIP. 19820918 200901 2006
v
MOTTO:
“Tugas Kita Bukanlah Untuk Berhasil. Tugas Kita Adalah Untuk Mencoba, Karena Di dalam Mencoba Itulah Kita Menemukan Dan Belajar Membangun
Kesempatan Untuk Berhasil” (Mario Teguh)
“Janganlah Hanya Mencoba Untuk Menjadi Manusia Sukses, Tetapi Jadilah Manusia Yang Memiliki Otak
Yang Bernilai” (Albert Einstin)
“Duduklah Bersama Orang-Orang Bijak, Baik Mereka Itu Musuh Atau Kawan. Sebab, Akal Bertemu Dengan
Akal” (Imam Ali)
vi
Karya ini kupersembahkan
Untuk kedua orangtuaku terutama untuk Mama yang selalu sabar dan juga kepada
orang-orang yang selalu ada menemani dalam penyelesaian skripsi ini...
vii
ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
(B) April 2011
(C) Herlin Widiani
(D) Sumber Stres Dan Strategi Coping Pada Pelajar Atlet Bulutangkis
(E) Xvi + 85 Halaman + lampiran
Peranan olahraga dalam peningkatan kesehatan badan, pembinaan mental maupun watak semakin lama semakin memegang peranan penting. Dengan olahraga keharuman nama bangsa dapat ditingkatkan. Olahraga bulutangkis merupakan olahraga yang memiliki sumbangan yang besar dalam mengharumkan nama bangsa Indonesia dimata dunia. Oleh karena itu atlet-atlet yang dikirimkan untuk bertanding seharusnya memiliki mentalitas yang tangguh agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan denga keatletannya. Dalam mempersiapkan atlet atau pemain menghadapi pertandingan, arah pembenahan adalah peningkatan faktor fisik yang mencakup kondisi fisiologis, teknis dan psikis. Dengan kata lain, seorang atlet harus dibekali keterampilan motorik (motor skill), kondisi fisiologis serta kesiapan aspek psikologis yang maksimal. Sumber-sumber stres seperti tuntutan terhadap fisik, sosial psikologis maupun endemis. Sedangkan strategi coping merupakan cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, respons terhadap situasi yang mengancam. Berbagai faktor diasumsikan memiliki hubungan dengan strategi coping seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan massa tinggal di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Ragunan Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara sumber stres dengan strategi coping pada pelajar atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan (khusus olahragawan) Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di SMP-SMA Ragunan (khusus olahragawan) Jakarta. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 107 orang. Responden dalam penelitian ini adalah pelajar atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan (khusus olahragawan) Jakarta sebanyak 46 orang yang diambil dengan teknik sampling purposive. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah skala model likert. Skala yang digunakan adalah skala sumber stres dan skala strategi coping. Jumlah item yang valid dalam skala sumber stres sebanyak 27 item, sedangkan item yang valid skala strategi coping sebanyak
viii
35 item. Adapun nilai koefisien reliabilitas kedua skala adalah 0,883 untuk skala sumber stres dan 0,894 untuk skala strategi coping. Kemudian data dianalisis menggunakan program SPSS 13.00 for windows dengan teknik regresi berganda untuk pengujian hipotesis penelitian. Hasil penelitian diperoleh nilai R2 = 0,570. Ini berarti bahwa proporsi varian dari strategi coping secara keseluruhan bisa diterapkan pada 8 variabel ialah sebesar 57%. Atau dengan kata lain, penyebab bervariasinya skor strategi coping yang ditentukan oleh 8 variabel (physical stressor, social stressor, psychological stressor, endemic stressor, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP) secara bersama-sama ialah sebesar 57% sedangkan sisanya 43% disebabkan oleh aspek-aspek lain seperti faktor kepribadian, status sosial ekonomi dan keterampilan memecahkan masalah. Kesimpulannya terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain yang memiliki hubungan lebih besar dengan strategi coping.
Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel (physical stressor, social stressor dan endemic stressor) yang secara signifikan memiliki hubungan dengan strategi coping. Sedangkan variabel psychological stressor, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping. Berdasarkan hasil tersebut disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang sumber stres dan strategi coping dengan melibatkan variabel lain seperti faktor kepribadian, status sosial ekonomi dan keterampilan memecahkan masalah.
(F) Daftar Bacaan : 25 (1984 - 2011 ) + 2 jurnal + 7 pustaka online
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb, Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada sumber segala kebenaran, sumber ilmu pengetahuan, sang cahaya diatas cahaya yang tiada hentinya menyinari hati hamba-hamba-Nya, Allah SWT. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini karena dengan tanpa campur tangan-Nya segala sesuatu tidak akan terlaksana. Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, yang telah menyampaikan ilmu-Nya (kebenaran) kepada kita, umat manusia di dunia. Di balik terselesaikannya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak karena memberikan dukungan dan bimbingan baik moril dan materiil, sehingga karya ini dapat menjadi sumbangsih untuk wacana ilmu pengetahuan khususnya ilmu Psikologi. Perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Yang terhormat Dekan Fakultas Psikologi Jahja Umar, Ph. D Dekan Fakultas
Psikologi, Ibu Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si selaku pembantu dekan bidang akademik beserta jajarannya.
2. Yang terhormat pembimbing I Bambang Suryadi, Ph. D dan Yufi Adriani, M.Psi pembimbing II yang dengan sabar membimbing penulis dan mengarahkan penulis untuk membuat skripsi menjadi karya ilmiah yang baik. Pengarahan dan masukan dari bapak dan ibu membuat penulis lebih semangat untuk menyelesaikan skripsi.
3. Civitas Akademika khususnya Fakultas Psikologi, Bapak, Ibu Dosen, petugas akademik serta kepustakaan yang membantu penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini semoga beragam ilmu dan wawasan yang diberikan selama ini dapat penulis terapkan dan berguna bagi kehidupan yang lebih baik lagi.
4. Kepada Neneng Tati Sumiati, M.Si selaku pengaju skripsi yang telah memberikan sarannya untuk menjadikan skripsi ini menjadi karya ilmiah yang lebih baik.
5. Kepada Sekolah SMP-SMA Ragunan Drs. Asril yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.
6. Yang tercinta kedua orangtuaku, terutama mamahku Siti Hafni A.Wahab dan bapakku Hiqmad dengan kasih sayang yang tulus dan kesabaran yang tidak henti-hentinya dicurahkan untuk penulis.
7. Yang tersayang kakakku Abalan, adik-adikku Hendi, Yayu, Hilda, Firdaus dan juga keluarga besar penulis yang tidak bisa disebut satu-persatu, yang tidak pernah lelah memberikan semangat dan do’a untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku yang selalu ada, Illa, Iyank, Dian, Ipeh, Ida, Roro, Fitkam, Subi, Dwi dan Masriah dengan dukungan dan semangat yang tidak henti-hentinya diberikan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
9. Teman-teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi Dilla, Deden, Hana, dan Nufus terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya dalam proses pengerjaan skripsi penulis. Dan juga M. Agus Noorbani S.Psi, Adiyo R. S.Psi. dan Nursakinah O. S.Psi. yang telah membantu perhitungan dalam skripsi ini.
10. Seluruh teman-teman di Fakultas Psikologi Reguler angkatan 2003 khususnya kelas B yang selalu kompak dan solid, semoga pertemanan kita tidak sampai di Fakultas Psikologi saja.
11. Semua teman-teman yang tak dapat disebutkan satu persatu, Terima kasih. Mengingat kemampuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pihak yang terkait.
Jakarta, 11 April 2011
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi
ABSTRAKSI ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................ 7
1.3.1. Pembatasan Masalah ....................................................... 7
1.3.2. Rumusan Masalah ............................................................ 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 8
1.4.1. Tujuan Penelitian ............................................................. 8
1.4.2. Manfaat Penelitian ........................................................... 9
1.4 Sistematika Penulisan ................................................................ 9
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Stres ........................................................................................... 11
xii
2.1.1 Definisi stres ................................................................... 11
2.1.2 Jenis-jenis Sumber stres .................................................. 14
2.1.3 Gejala-gejala Stres .......................................................... 18
2.1.4 Dampak Stres ................................................................. 21
2.2 Coping ........................................................................................ 21
2.2.1 Pengertian Coping .......................................................... 22
2.2.2 Jenis-jenis Coping .......................................................... 22
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemilihan
Strategi Coping ............................................................... 28
2.3 Atlet Bulutangkis ....................................................................... 30
2.3.1 Definisi Atlet Bulutangkis .............................................. 30
2.3.2 Kepribadian Atlet ............................................................ 32
2.4 Kerangka Berfikir ....................................................................... 34
2.5 Hipotesis Penelitian .................................................................... 37
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................... 39
3.2 Variabel Penelitian ..................................................................... 39
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 41
3.3.1 Populasi ......................................................................... 41
3.3.2 Sampel ........................................................................... 42
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ........................................... 42
3.3.4 Karakteristik Subjek Penelitian ....................................... 43
3.4 Pengumpulan Data ..................................................................... 43
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 43
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 44
3.4.2.1. Skala Sumber Stres ........................................... 45
xiii
3.4.2.2. Skala Strategi Coping ....................................... 46
3.5. Teknik Uji Instrumen ................................................................... 48
3.5.1. Uji Instrumen ................................................................... 48
3.5.2. Hasil Uji Instrumen Penelitian .......................................... 50
3.5.2.1. Uji Validitas Instrumen ...................................... 51
3.5.2.2. Uji Reliabilitas Instrumen .................................. 52
4.6. Metode Analisa Data .................................................................. 53
4.7. Prosedur Penelitian ..................................................................... 55
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA
4.1 Gambaran Umum Responden .................................................... 57
4.2. Presentasi Penelitian ................................................................... 59
4.3. Uji Hipotesis Penelitian .............................................................. 63
4.3.1. Uji Hipotesis 1 ................................................................. 64
4.3.2. Uji Hipotesis 2 ................................................................. 65
4.3.3. Uji Hipotesis 3 ................................................................. 65
4.3.4. Uji Hipotesis 4 ................................................................. 66
4.3.5. Uji Hipotesis 5 ................................................................. 66
4.4 Proporsi Varian ......................................................................... 66
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 74
5.2. Diskusi ..................................................................................... 75
5.3. Saran ........................................................................................ 80
5.3.1. Saran Teoritis ................................................................. 80
5.3.2. Saran Praktis .................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penyekoran Item........................................……………………....... 44 Tabel 3.2 Blue Print Tryout Skala Sumber Stres ........................................... 46 Tabel 3.3 Blue Print Tryout Skala Strategi Coping ....................................... 48 Tabel 3.4 Kaidah Reliabilitas ........................................................................ 49 Tabel 3.5 Blue Print Penelitian Skala Sumber Stres ....................................... 51 Tabel 3.6 Blue Print Penelitian Skala Strategi Coping ................................... 52 Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden ........................................................ 58 Tabel 4.2 Kategorisasi Skala Sumber Stres .................................................. 60 Tabel 4.3 Kategorisasi Skala Strategi Coping .............................................. 61 Tabel 4.4 Kategorisasi Skala Strategi Coping Berdasarkan Jenis Kelamin ..... 61 Tabel 4.5 Jenis Strategi Coping yang digunakan Menghadapi Sumber Stres .. 62 Tabel 4.6 Coefficients .................................................................................. 64 Tabel 4.7 Model Summary ............................................................................ 67 Tabel 4.8 Anova ............................................................................................ 67 Tabel 4.9 Model Summary ............................................................................ 68 Tabel 4.10 Anova Sumber Stres .................................................................... 68 Tabel 4.11 Coefficients .................................................................................. 69 Tabel 4.12 Proporsi Varian yang terkait dengan IV ......................................... 70
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berfikir ................................................................. 37
Gambar 4.1. Gambar Ilustrasi Hubungan Sumber Stres dan Strategi Coping ....... 73
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala sumber stres Lampiran 2 Skala strategi coping Lampiran 3 Hasil data try out sumber stres Lampiran 4 Hasil data try out strategi coping Lampiran 5 Validitas skala sumber stres Lampiran 6 Validitas skala strategi coping Lampiran 7 Reliabilitas skala sumber stres try out Lampiran 8 Reliabilitas skala strategi coping try out Lampiran 9 Surat pernyataan telah melakukan penelitian Lampiran 10 Proporsi Varian
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang Masalah
Peranan olahraga dalam peningkatan kesehatan badan, pembinaan mental
maupun watak semakin lama semakin memegang peranan penting. Dengan
olahraga keharuman nama bangsa dapat ditingkatkan. Olahraga juga memberi
kesempatan yang sangat ideal untuk menyalurkan tenaga dengan jalan yang baik
untuk menjalin persaudaraan dan persahabatan menuju persatuan yang sehat dan
suasana yang akrab dan gembira.
Terdapat berbagai macam cabang olahraga yang tentunya masing-masing
cabang tersebut memiliki karakteristik dan aturan-aturan khusus pula. Kita
mengetahui bahwa ada cabang olahraga yang lebih menuntut kerjasama tim dalam
pertandingan, dan ada pula olahraga yang pertandingannya hanya dijalankan oleh
individu atau perorangan. Dari bermacam-macam cabang olahraga tersebut,
peneliti lebih tertarik untuk melakukan penelitian pada cabang olahraga
bulutangkis.
Semua negara mencoba meningkatkan prestasi olahraganya, karena hal ini
merupakan suatu ukuran kemampuan dan prestasi generasi muda pada suatu
negara. Nama Indonesia mencuat berkat prestasi olahraga pada bidang
bulutangkis atau badminton. Oleh karena itu pembinaan setiap cabang olahraga
2
harus diarahkan ke peningkatan prestasi yang nantinya akan mengharumkan nama
bangsa.
Menjelang tahun 1999 sampai saat ini prestasi bulutangkis Indonesia
mengalami penurunan secara drastis. Hal ini terlihat dari banyaknya pertandingan
yang diikuti oleh Indonesia, tetapi jarang sekali mendapatkan gelar juara
(Adisasmito, 2007). Menurut Gunawan (dalam Adisasmito, 2007) kemampuan
faktor fisik, taktik, dan teknik yang dimiliki atlet Indonesia sama dengan atlet-atlet
negara lain. Namun, ketika dalam kondisi pertandingan atlet Indonesia sering
tidak dapat mengeluarkan seluruh kemampuan yang dimiliki secara maksimal.
Gunarsa dkk (1996) mengatakan bahwa dunia olahraga tidak lagi
mengandalkan pada bakat dan pemunculannya, tidak lagi mengandalkan pada
kelenturan melalui latihan-latihan fisik saja, namun faktor lain yakni faktor
psikologis semakin mendapat tempat dalam pembinaan yang selanjutnya
meningkatkan prestasi atlet. Membina prestasi olahraga seorang atlet tidak dapat
dilakukan dalam waktu satu malam, melainkan melalui berbagai proses dan
tahapan dalam satu kurun waktu tertentu. Sekalipun seorang individu memiliki
bakat khusus pada bidang olahraga tertentu, tanpa latihan yang terarah bakat
tersebut akan tetap tinggal sebagai potensi terpendam. Ketua PB Djarum, Yoppy
Rosimin juga menjelaskan untuk menjadi yang terbaik di bidang olahraga
khususnya bulutangkis tidak cukup hanya unggul di teknik dan fisik (Mustikasari,
2009).
Subardjah (2000) mengemukakan kesiapan aspek psikologis atlet akhir-
akhir ini banyak memperoleh perhatian dalam program pembinaan. Kondisi
3
psikologis dapat dibedakan atas dua macam yaitu yang menunjang penampilan
dan yang menghambat atau mengganggu penampilan atau prestasi. Aspek
psikologis yang menunjang prestasi diantaranya : motivasi tinggi, aspirasi kuat,
kematangan kepribadian. Sedangkan aspek yang mengganggu prestasi
diantaranya: ketegangan dan kecemasan, motivasi rendah, gangguan emosional,
keraguan atau takut.
Sudarwati (2009), mantan atlet yang menulis buku Mental Juara,
mengatakan bahwa pemain kita sering kali lemah di mental bertanding. Mereka
sering kali stuck jika lawan mengubah sedikit saja pola mainnya. Sudarwati
(2009) mengungkapkan bahwa ada tiga elemen yang harus diasah untuk
membentuk pemain yang tangguh, yang meliputi pembinaan fisik, pembinaan
teknik, dan pembinaan mental, pembinaan mental ini yang sering kali kurang
diperhatikan.
Keberhasilan seorang atlet ditentukan oleh kesiapan fisik dan mental.
Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performance atlet baik saat
latihan maupun saat bertanding. Dapat dibayangkan, jika sebelum bertanding sang
atlet mengalami tekanan (stres) dengan keluarganya, amat mungkin situasi itu
mempengaruhi kestabilan emosi, daya konsentrasi dan menguras energi. Contoh
lain, jika sebelum bertanding sang atlet kurang memiliki kesiapan
mental menghadapi lawan yang berat sehingga timbul keraguan yang besar dan
rasa tidak percaya diri yang menghalangi kemampuannya untuk tampil optimal.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika sejak dini, soal membina kesiapan mental
4
atlet menjadi porsi yang penting agar masalah kepribadian dan konflik-konflik
sang atlet dapat dikelola dengan baik sehingga ia tetap tampil optimal.
Sebagai salah satu usaha pemerintah untuk membina calon atlet sedini
mungkin dan guna meningkatkan prestasi olahraga nasional di dirikanlah Pusat
Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) di seluruh propinsi. Para atlet pelajar
terbaik dari seluruh PPLP ditanah air tersebut, kemudian dididik dan dilatih di
Sekolah Khusus Olahragawan SMP-SMA Negeri Ragunan Jakarta. Sesuai dengan
tujuan pendirian sekolah ini, para siswanya dituntut untuk berprestasi tinggi dalam
olahraga yang ditekuninya tanpa mengesampingkan prestasi akademiknya.
Para atlet pelajar SMP-SMA Ragunan yang terdiri dari berbagai cabang
olahraga ini tinggal di asrama dan menjalani latihan pagi dan sore di dalam
kompleks sekolah tersebut. Sekolah ini berskala nasional, oleh karena itu sebagian
besar siswanya berasal dari berbagai penjuru daerah yang jauh dari ibukota
Jakarta. Mereka harus meninggalkan keluarga yang dicintainya untuk berjuang
mempertaruhkan jiwa dan raganya demi dapat mengharumkan nama keluarga,
daerah maupun bangsa yang mengirimnya ke ajang persaingan.
Dengan demikian para atlet pelajar tersebut juga harus siap menghadapi
transisi budaya karena perbedaan adat istiadat, logat bahasa dan kebiasaan,
termasuk juga kebiasaan makan. Selain itu, para atlet juga harus melakukan
penyesuaian diri terhadap suasana latihan termasuk pergantian pelatih dan
program latihan. Perubahan-perubahan suasana atau situasi yang memerlukan
penyesuaian diri ini sangat berpotensi untuk menyebabkan para atlet pelajar
tersebut mengalami stres.
5
Stres merupakan gejala keseimbangan diri untuk dapat beradaptasi terhadap
adanya perubahan baik dari luar maupun dari dalam diri sendiri. Smith (dalam
Nasution, 2007) mengatakan jika seseorang berada dalam keadaan stres, maka
seluruh pola hidup dan kesehatannya juga akan terganggu sehingga produktivitas
kerjanya menurun.
Nasution (2007) mengemukakan bahwa stres dalam olahraga dapat
bersumber dari hal yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan
olahraga. Smith (dalam Nasution, 2007) dalam penelitiannya menemukan bahwa
stres yang dialami atlet timbul pada saat latihan, sebelum pertandingan, saat
pertandingan, dan setelah pertandingan. Hal ini senada dengan peneliti Gould et
al. yang juga mengidentifikasi sumber stres yang tidak berhubungan dengan
olahraga (Nasution, 2007).
Adler (dalam Nevid, 2002) mengatakan banyak bukti menunjukkan bahwa
stres membuat seseorang rentan terhadap penyakit karena melemahnya sistem
tubuh, melemahnya sistem kekebalan tubuh membuat seseorang rentan terhadap
penyakit umum seperti demam dan flu dan meningkatkan resiko berkembangnya
penyakit kronis, hal ini juga akan mengakibatkan berpengaruhnya prestasi pada
atlet bulutangkis. Nasution (2007) mendapati berbagai penelitian dalam bidang
psikologi olahraga membuktikan bahwa stres dapat menurunkan prestasi atau
setidaknya mengganggu kelancaran pelaksanaan latihan. Dengan demikian stres
perlu dihindari dan atlet perlu diajarkan cara-cara untuk menangani stres ("coping
with stress").
6
Salah satu faktor yang menentukan seberapa parah seorang individu
mengalami stres dipengaruhi oleh stres yang dirasakannya adalah bagaimana dia
menghadapi peristiwa yang dialaminya. Ada 2 tipe utama yang biasanya dapat
menurunkan stres seperti diungkapkan oleh Lazarus dan Folkman (dalam Fausiah,
2006) yaitu problem-focused coping dan emotion-focused coping.
Individu yang menggunakan problem-focused coping biasanya langsung
mengambil tindakan untuk memecahkan masalah atau mencari informasi yang
berguna untuk membantu pemecahan masalah, sebagai contoh dalam menghadapi
ujian individu akan menyusun jadwal belajar sejak awal semester untuk
menghadapi setiap ujian sehingga ketika menghadapi ujian di akhir semester tidak
lagi terlalu menegangkan.
Di sisi lain, individu dengan emotion-focused coping lebih menekankan
pada usaha menurunkan emosi negatif yang dirasakan ketika menghadapi masalah
atau tekanan. Misalnya mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi dengan
bersantai atau mencari kesenangan dengan pergi ke bioskop, café, berenang dan
lain sebagainya (Fausiah, 2006).
Untuk dapat mengajarkan cara-cara mengatasi stres bagi atlet pelajar
bulutangkis, perlu terlebih dahulu diketahui situasi-situasi bagaimana yang dapat
menimbulkan stres (sumber stres). Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi
mengenai hal-hal atau situasi apa saja yang menjadi surnber stres bagi masing-
masing atlet pelajar tersebut. Smith mengatakan bahwa stres dalam olahraga dapat
bersumber dari hal yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan
olahraga (Nasution, 2007).
7
Dengan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti sumber stres dan
strategi coping pada pelajar atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA (Khusus
Olahragawan) Ragunan Jakarta. Penulis ingin meneliti secara mendalam yang
menjadi sumber stres dan strategi coping pada pelajar atlet Bulutangkis
dikarenakan sampai saat ini peneliti belum menemukan penelitian yang sama
yang diteliti dengan penulis (original).
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, hubungan antara sumber stres dengan strategi coping
khususnya pada pelajat atlet bulutangkis, diteliti dalam lingkup yang dibatasi,
yaitu:
1. Populasi dalam penelitian ini terbatas pada pelajar atlet bulutangkis yang
berada di SMP-SMA Ragunan.
2. Dari semua variabel yang memiliki hubungan dengan strategi coping,
hanya sebagian saja yang diteliti, yaitu yang dapat dikendalikan
(manageable), sesuai kemampuan, waktu, tenaga, dan biaya. Variabel-
variabel itu ialah: sumber stres (mencakup physical stressor, social
stressor, psychological stressor, dan endemic stressor), jenis kelamin,
usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP.
1.2.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan ruang lingkup masalah, maka rumusan
masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini ialah:
8
1. Apakah sumber stres memiliki hubungan secara signifikan dengan strategi
coping ?
a. Apakah physical stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan
strategi coping ?
b. Apakah social stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan
strategi coping ?
c. Apakah psychological stressor memiliki hubungan yang signifikan
dengan strategi coping ?
d. Apakah endemic stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan
strategi coping?
2. Apakah jenis kelamin memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi
coping ?
3. Apakah usia memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping?
4. Apakah tingkat pendidikan memiliki hubungan yang signifikan dengan
strategi coping ?
5. Apakah masa tinggal di PPLP memiliki hubungan yang signifikan dengan
strategi coping ?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Mengacu pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Sumber Stres dan Strategi Coping
pada Pelajar Atlet Bulutangkis”, dan untuk mengetahui sejauh mana hubungan
9
sumber stres (mencakup physical stressor, social stressor, psychological stressor,
dan endemic stressor), jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal
di PPLP dengan strategi coping pada pelajar atlet bulutangkis.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat, diantaranya yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berarti bagi
perkembangan ilmu Psikologi, khususnya psikologi olahraga dengan cara
memberi tambahan data empiris yang sudah teruji secara ilmiah dan
merangsang kepada peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian
pada bidang psikologi olahraga.
2. Manfaat Praktis
Memberi masukan positif bagi konselor, pelatih dan pelajar atlet
bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan dalam menghadapi
sumber stres dan strategi pemecahan masalah (coping).
1.4. Sistematika penulisan
Agar memudahkan pembahasan dalam skripsi ini maka penulis membaginya
dalam lima bab, dimana pada masing-masing bab terdiri dari beberapa sub-sub
yaitu:
1. Bab I merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah,
pembatasan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
10
2. Bab II merupakan kajian pustaka yang terdiri dari definisi stres, jenis-jenis
sumber stres, gejala-gejala stres, pengertian coping, jenis strategi coping,
faktor yang mempengaruhi strategi coping, pengertian atlet, kerangka
berfikir dan uji hipotesis.
3. Bab III merupakan metodologi penelitian yang di dalamnya membahas
mengenai jenis penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel,
metode dan instrumen pengumpulan data, teknik uji instumen, metode
analisa data dan prosedur penelitian.
4. Bab IV menyajikan gambaran umum responden, presentasi penelitian, uji
hipotesis dan proporsi varian.
5. Bab V mencakup kesimpulan, diskusi dan saran
11
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Stres
2.1.1. Definisi stres
Kata stres berasal dari kosa kata bahasa Inggris. Menurut kamus Oxford,
stres memiliki paling tidak enam pengertian, sesuai penggunaannya dibidang-
bidang yang berbeda. Nusantari (2007) menerjemahkan stres diantaranya yaitu:
(1) Tekanan atau kecemasan yang disebabkan oleh masalah-masalah dalam kehidupan seseorang; (2) tekanan yang diberikan kepada suatu benda yang bisa merusak benda itu atau menghilangkan bentuknya; (3) kepentingan khusus yang diarahkan kepada sesuatu; (4) suatu kekuatan ekstra yang dikerahkan ketika mengucapkan suatu kata khusus; (5) suatu kekuatan ekstra yang digunakan untuk membuat suara khusus dalam musik; (6) penyakit yang ditimbulkan oleh kondisi fisik yang terganggu.
Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990) kata stres memiliki arti yaitu
gangguan atau kekacauan mental dan emosional (tekanan), sedangkan dalam
kamus psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin,
konflik: 1) satu stimulus yang menegangkan kapasitas-kapasitas (daya) psikologis
atau fisiologis dari suatu organisme, 2) sejenis frustasi, dimana aktivitas yang
terarah pada pencapaian tujuan telah diganggu oleh atau dipersukar, tetapi tidak
terhalang-halangi; peristiwa ini biasanya disertai oleh perasaan waswas kuatir
dalam pencapaian tujuan, 3) kekuatan yang diterapkan pada suatu sistem; tekanan-
tekanan fisik dan psikologis yang dikenakan pada tubuh dan pribadi, dan 4) satu
12
kondisi ketegangan fisik atau psikologis disebabkan oleh adanya persepsi
ketakutan dan kecemasan (dalam Kartono dan Gulo, 2000).
Selain itu, stres sebagai istilah yang dikenal di dunia psikologi dan
kedokteran memiliki makna yang berbeda-beda, sesuai dengan pandangan
masing-masing pengamat. Nusantari dalam bukunya Life is Beautiful (2007)
mengemukakan diantaranya pakar psikologi mendefinisikan stres sebagai: suatu
kondisi fisik atau ketegangan mental yang menghasilkan perubahan dalam sistem
saraf autonomik (Wolman, 1973); reaksi yang tidak khusus (nonspecific response)
dari tubuh terhadap berbagai tuntutan (Hans Selye, 1976); suatu keadaan yang
dipengaruhi oleh gangguan mental atau emosional (Morst & Furst, 1979); reaksi
tiba-tiba terhadap sekumpulan rangsangan yang berupa kejadian, objek atau
individu (Giardano & Everly, 1986).
Hawari (2002) mengatakan bahwa stres merupakan suatu keadaan yang
timbul sebagai hasil dari persepsi kognisi individu ketika berhadapan dengan
tuntutan atau perubahan-perubahan yang terjadi atas dirinya. Fenomena stres
dalam kehidupan manusia sangat luas sehingga menarik banyak pakar ilmuwan
untuk menelitinya. Salah seorang pakar dalam penelitian terhadap stres, Hans
Selye M.D (dalam Hawari, 2002) memberikan definisi stres dalam terminologi
fisiologis sebagai respon tubuh yang non spesifik terhadap tuntutan beban
atasnya.
Sarafino (dalam Smet, 1994) mendefinisikan stres sebagai: “…Suatu kondisi
disebabkan oleh lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-
13
tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis,
psikologis dan sosial dari seseorang...”.
Sutherland & Cooper (dalam Smet, 1994) memberikan kesimpulan definisi
stres yang dikemukakan oleh Sarafino yang di atas, diantaranya yaitu:
1) Penilaian kognitif (cognitive appraisal): stres adalah pengalaman subjektif
yang (mungkin) didasarkan atau persepsi terhadap situasi yang tidak
semata-mata tampak di lingkungan.
2) Pengalaman (experience): suatu situasi yang tergantung pada tingkat
keakraban dengan situasi, keterbukaan semula (previous exposure), proses
belajar, kemampuan nyata dan konsep reinforcement.
3) Tuntutan (demand): tekanan, tuntutan, keinginan atau rangsangan-
rangsangan yang segera sifatnya yang mempengaruhi cara-cara tuntutan
yang dapat diterima.
4) Pengaruh interpersonal (interpersonal influence) : ada tidaknya seseorang,
faktor situasional dan latar belakang mempengaruhi pengalaman subjektif,
respon dan perilaku coping.
5) Keadaan stres (‘a state of stress): merupakan ketidakseimbangan antara
tuntutan yang dirasakan dengan kemampuan yang dirasakan untuk
menemukan tuntutan tersebut.
Menurut Feldman (dalam Fausiah, 2006) stres adalah suatu proses yang
menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang ataupun
membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis,
emosional, kognitif dan perilaku. Peristiwa yang memunculkan stres dapat saja
14
positif (misalnya merencanakan perkawinan) atau negatif (misalnya kematian
keluarga) atau yang dapat didefinisikan sebagai peristiwa yang menekan (stressful
event) atau tidak, bergantung pada respon yang diberikan oleh individu pada
terhadapnya.
Dari pengertian di atas penulis memberikan gambaran bahwa stres selalu
berhubungan dengan keadaaan situasi atau peristiwa-peristiwa yang tidak
menyenangkan atau menyenangkan, yang dimaknakan memiliki bobot yang
sifatnya “menekan”. Hal ini bukan berarti bahwa setiap yang tidak menyenangkan
dapat merugikan, karena stres dapat menjadi motivasi bagi manusia untuk
berkreasi dan berprestasi yang lebih baik dari sebelumnya.
2.1.2. Jenis-jenis Sumber Stres Stres dipersepsikan secara berbeda oleh masing-masing individu. Apa yang
disebut stres bagi seseorang belum tentu merupakan stres bagi orang yang lain.
Teori stres secara umum menentukan stresor sebagai sekelompok kejadian-
kejadian yang menimbulkan reaksi stres pada individu. Dengan istilah lain yang
lebih sederhana, stresor sering disebut sebagai sumber stres. Selain itu mereka
menambahkan bahwa stresor merupakan tuntutan-tuntutan terhadap individu yang
menimbulkan respon-respon dengan pola-pola tertentu.
Sumber penyebab stres (stresor) menurut Kartono (2000) adalah sesuatu
yang menghasilkan tekanan fisik maupun mental. Stresor merupakan faktor
penekan yang mempunyai potensi menciptakan stres. Faktor penekan
menghasilkan kondisi-kondisi yang menuntut manusia untuk memberikan energi
15
atau perhatian khusus. Turner & Helms (1995) mengelompokkan stresor secara
umum yang dihadapi manusia menjadi 4 bagian, sebagai berikut:
1. Physical stressor, yaitu situasi yang menyebabkan munculnya tuntutan-
tuntutan fisiologis terhadap fisik individu seperti: lapar, haus, gizi yang
buruk, cuaca panas/dingin, dan sebagainya.
2. Social stressor, yaitu stresor yang timbul dari interaksi individu dengan
individu lain, misalnya kebisingan, kepadatan penduduk, kerumunan dan
lain sebagainya.
3. Psychological stressor, yaitu stresor yang timbul dari frustasi, konflik dan
kecemasan.
4. Endemic stressor, merupakan stresor yang sifatnya tidak dapat dihindari,
karena disebabkan oleh faktor di luar kendali individu, misalnya bencana
alam.
Nevid (2002) mengatakan adanya sumber stres fisik seperti udara dingin,
suara keras apabila terjadi secara intens dan dalam jangka waktu yang lama akan
dapat mengurangi fungsi kekebalan. Demikian juga dengan berbagai stresor dari
psikologis, endemis maupun sosial.
Adler (dalam Nevid, 2002) mengatakan banyak bukti menunjukkan bahwa
stres membuat seseorang rentan terhadap penyakit karena melemahnya sistem
tubuh, melemahnya sistem kekebalan tubuh membuat seseorang rentan terhadap
penyakit umum seperti demam dan flu dan meningkatkan resiko berkembangnya
penyakit kronis.
16
Goliszek (2005) mengatakan bahwa persepsi stres dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain usia, kecerdasan, kemampuan fisik, tingkat pendidikan, agama
dan lain sebagainya.
Sumber stres dapat berubah-ubah, sejalan dengan perkembangan manusia
tetapi kondisi stres juga dapat terjadi disetiap saat sepanjang kehidupan. Sarafino
(dalam Smet, 1994) membedakan sumber-sumber stres terbagi menjadi tiga
bagian yaitu:
1. Sumber-sumber stres di dalam diri seseorang
Salah satu sumber stres yang muncul dalam diri individu adalah penyakit,
dimana tingkat stres yang muncul pada keadaan rasa sakit dan umur
individu. Hal lain yang memicu timbulnya stres adalah konflik. Konflik
merupakan sumber stres yang utama.
2. Sumber-sumber stres di dalam keluarga
Sumber stres yang muncul dalam keluarga dapat disebabkan dari interaksi
diantara anggota keluarga, misalnya perselisihan, penambahan anggota
keluarga baru, adakalanya penyakit, cacat atau kematian anggota keluarga.
3. Sumber-sumber stres di dalam komunitas
Penyebab stres dari lingkungan atau komunitas sosial antara lain
temperatur yang ekstrim, kebisingan, mengikuti ujian, terjebak kemacetan
lalu lintas, mengikuti tes medis yang menyakitkan atau berkeluarga.
Menurut Mudji Harsono (dalam Singgih, 1989) mengatakan bahwa sumber
ketegangan (stres) pada atlet dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
17
1. Sumber stres dari dalam
2. Sumber stres dari luar
Sumber stres dari dalam maksudnya adalah penyebab stres yang berasal dari
dalam diri atlet sendiri, yaitu:
a. Atlet sangat tergantung pada kemampuan teknisnya. Bila hanya
mengandalkan kemampuan teknis, ia akan mengalami kesulitan sewaktu
menghadapi situasi pertandingan yang kurang menguntungkan bagi dirinya.
Misalnya, ketika menghadapi lawan yang ulet dan cermat, sehingga lawan
itu mampu mangantisipasi setiap serangan yang ia atau tim lakukan.
Akibatnya, atlet tersebut akan merasa terpepet dan selanjutnya tidak mampu
lagi menguasai situasi yang sedang dihadapinya.
b. Atlet merasa bermain baik sekali atau sebaliknya. Bila perasaan ini
menghinggapi atlet, maka akan menjadi pertanda mulai timbul adanya
sesuatu yang menekan pada dirinya. Perasaan ini memberikan beban mental
pada dirinya. Demikianlah pula perasaan sebaliknya, yang seakan-akan atlet
tersebut telah memvonis dirinya bahwa ia tidak akan mencapai sukses.
c. Adanya pikiran negatif karena dicemooh atau dimarahi. Di cemooh atau
dimarahi akan menimbulkan reaksi pada diri atlet. Reaksi tersebut akan tetap
bertahan, sehingga menjadi sesuatu yang menekan dan menimbulkan
frustasi yang mengganggu penampilannya.
d. Adanya pikiran puas-diri. Bila dalam diri atlet ada pikiran atau rasa puas-
diri, maka ia telah menanamkan benih-benih ketegangan dalam dirinya
sendiri. Atlet akan dituntut oleh diri sendiri untuk mewujudkan sesuatu
18
yang mungkin berada di luar kemampuannya. Bila demikian keadaannya,
maka sebenarnya atlet itu telah menerima tekanan yang tidak disadari.
Sedangkan sumber-sumber stres dari luar adalah sebagai berikut:
a. Rangsangan yang membingungkan. Salah satu bentuk rangsangan yang
membingungkan adalah komentar para officials yang merasa kompeten, baik
atas koreksi, strategi atau taktik yang harus dilakukan maupun petunjuk
yang lain kepada atlet. Menerima beberapa petunjuk dan perintah sekaligus
akan membingungkan atlet.
b. Pengaruh massa. Massa penonton atau pendukung fanatik, terlebih pada atlet
yang masih baru, dapat mempengaruhi kestabilan mental atlet. Penonton
yang berada di tribun sangat berarti dalam suasana pertandingan.
c. Saingan yang bukan tandingannya. Atlet yang mengetahui bahwa lawan
yang akan dihadapi adalah lawan yang lebih unggul dari pada dirinya, maka
dalam hati kecil atlet tersebut telah timbul pengakuan akan
ketidakmampuannya untuk menang. Situasi tersebut akan menyebabkan
berkurangnya kepercayaan pada diri sendiri.
d. Ketidakhadiran pelatih. Kondisi ini akan berakibat pada atlet yang
membutuhkan dukungan, arahan, dan motivasi dari pelatihnya menjadi
terganggu.
2.1.3. Gejala-gejala Stres
Stres juga dapat diketahui dari gejala-gejalanya, stres dapat menimbulkan
perubahan-perubahan, baik kejiwaan maupun fisik. Perubahan ini dapat meliputi
19
seluruh tubuh atau hanya satu atau beberapa bagian tubuh saja. Gejala stres
sebenarnya terjadi setiap hari, karena itu banyak individu yang mengabaikannya
dan menganggapnya sebagai hal yang biasa.
Gejala (simptom) stres akan ditemukan dalam segala sisi dari orang yang
mengalaminya : fisik, emosi, intelektual dan interpersonal. Gejala ini tentu saja
berbeda pada setiap orang karena pengalaman stres sangat individual sifatnya.
Sedangkan Hardjana (1994) mengemukakan gejala-gejala yang terjadi pada saat
orang mengalami stres, diantaranya yaitu :
1. Gejala fisikal yang terjadi pada saat orang mengalami stres antara lain:
a. Sakit kepala, pusing, pening.
b. Tidur tidak teratur, insomnia (susah tidur), tidur melantur, bangun
terlalu awal.
c. Sakit punggung, terutama dibagian bawah.
d. Mencret-mencret dan radang usus besar.
e. Sulit buang air besar, sembelit.
f. Gatal-gatal pada kulit.
g. Urat tegang-tegang terutama pada leher dan bahu.
h. Terganggu pencernaannya atau bisulan.
i. Tekanan darah tinggi atau serangan jantung.
j. Terlalu banyak mengeluarkan keringat.
k. Perubahan selera makan.
l. Lelah atau kehilangan daya energi.
20
m. Bertambah banyak melakukan kekeliruan atau kesalahan dalam kerja
dan hidup.
2. Gejala emosional stres antara lain :
a. Gelisah atau cemas.
b. Sedih, depresi, mudah menangis.
c. Suasana hati dan jiwanya berubah-ubah dengan cepat.
d. Mudah panas dan mudah marah.
e. Gugup.
f. Rasa harga diri menurun atau merasa tidak aman.
g. Terlalu peka dan mudah tersinggung.
h. Marah-marah.
i. Gampang menyerang orang dan bermusuhan.
j. Emosi mengering atau kehabisan sumber daya mental.
3. Stres juga berdampak pada kerja intelek, dan gejala-gejalanya yaitu :
a. Susah berkonsentrasi atau memusatkan perhatian.
b. Sulit membuat keputusan.
c. Mudah terlupa.
d. Pikiran kacau.
e. Daya ingat menurun.
f. Melamun secara berlebihan.
g. Pikiran dipenuhi oleh satu pikiran saja.
h. Kehilangan rasa humor yang sehat.
i. Produktivitas atau prestasi kerja menurun.
21
j. Mutu kerja rendah/mutu belajar rendah.
k. Bertambahnya jumlah kekeliruan yang dibuat dalam kerja/prestasi.
4. Stres juga mempengaruhi hubungan dengan orang lain, baik didalam
maupun diluar rumah. Gejala-gejala interpersonal antara lain:
a. Kehilangan kepercayaan kepada orang lain.
b. Mudah mempersalahkan orang lain.
c. Mudah membatalkan janji atau tidak memenuhinya.
d. Suka mencari-cari kesalahan orang lain atau menyerang orang dengan
kata-kata.
e. Mengambil sikap terlalu membentengi diri dan mempertahankan diri.
f. “mendiamkan”orang lain.
2.1.4. Dampak Stres
Stres yang tidak diatasi secara efektif dapat menimbulkan berbagai dampak
baik secara fisik maupun secara psikologis, walaupun dampak stres tidak terlalu
buruk. Berdasarkan dampak yang ditimbulkan Tuner dan Helms (1995) membagi
stres menjadi dua bagian yaitu:
1. Eustress, merupakan stres yang memiliki dampak positif karena mampu
mendorong individu untuk melakukan hal yang terbaik untuk menghadapi
masalahnya.
Eustres mendorong manusia untuk lebih berprestasi, lebih tertantang untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya, meningkatkan
produktivitas kerja dan lain-lain.
22
2. Distress, merupakan stres yang berdampak negatif yang memerlukan
energi, menyakitkan bahkan dapat menyebabkan kematian.
2.2. Coping
2.2.1. Pengertian Coping Dalam kamus lengkap Psikologi, coping adalah sembarang perbuatan, dalam
mana individu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya, dengan tujuan
menyelesaikan sesuatu (tugas, masalah), (dalam Chaplin, 2000).
Coping adalah menangani suatu masalah menurut suatu cara; seringkali
dengan cara menghindar, melarikan diri dari, atau mengurangi kesulitan dan
bahaya yang timbul (dalam Kartono dan Gulo, 2000).
Lazarus & Folkman (1984) menggambarkan coping sebagai suatu proses
yang dilakukan individu untuk menghadapi atau mengatasi tuntutan-tuntutan (baik
itu berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan
menggunakan sumber-sumber daya yang dimiliki. Sedangkan Dodds (1993)
mengemukakan strategi coping adalah strategi yang digunakan individu untuk
melakukan penyesuaian antara sumber-sumber yang dimilikinya dengan tuntutan
yang dibebankan lingkungan kepadanya.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa perilaku
coping adalah suatu usaha atau perbuatan yang dilakukan individu untuk
mengatasi tuntutan-tuntutan yang berada diluar kemampuan individu atau situasi
yang penuh stres (stresfulevents) melalui perilaku-perilaku tertentu.
23
2.2.2. Jenis- jenis Coping
Strategi coping menunjuk pada berbagai upaya, baik mental maupun
perilaku, untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan
suatu situasi atau kejadian yang penuh tekanan (Mu’tadin, 2002). Faktor yang
menentukan strategi mana yang paling banyak atau sering digunakan sangat
tergantung pada kepribadian seseorang dan sejauhmana tingkat stres dari suatu
kondisi atau masalah yang dialaminya. Dengan perkataan lain strategi coping
merupakan suatu proses dimana individu berusaha untuk menangani dan
menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang sedang
dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna
memperoleh rasa aman dalam dirinya.
Menurut Shinta (1995) dalam jurnal Psikologi Indonesia, Ia menggolongkan
atas tiga golongan gambaran umum perilaku coping yang pertama yaitu problem
focused coping yang lebih banyak dipakai jika seseorang merasa bahwa sesuatu
yang konstruktif dapat dilakukan, yang kedua adalah coping yang terpusat pada
emosi atau yang dikenal dengan istilah emotional focused coping, coping ini
digunakan jika seseorang merasa bahwa sumber stres adalah sesuatu yang harus
ditoleransi keberadaannya serta yang terakhir dimensi coping yang maladaptive
yang dipercaya tidak berfungsi dan merupakan strategi yang kurang sesuai dalam
situasi apapun untuk jangka waktu panjang.
Carver, Scheier dan Weintraub (1989) mengembangkan strategi coping yang
diadaptasi dari teori Lazarus menjadi 13 bentuk yang lebih spesifik. Dari ke-13
bentuk strategi coping tersebut, 5 diantaranya merupakan bentuk problem solving
24
focussed coping, 5 lainnya merupakan bentuk emotion focussed coping, sementara
3 bentuk terakhir merupakan jenis coping yang dianggap kurang adaptif /
maladaptive coping.
Jenis strategi coping yang termasuk dalam problem solving focussed coping,
sebagai berikut:
1. Active Coping, merupakan proses pengambilan langkah aktif untuk
mengatasi stresor atau mengurangi efek buruk yang ditimbulkan oleh stresor
tersebut. Yang termasuk active coping adalah melakukan tindakan langsung
yang sifatnya untuk mengatasi stres, atau melakukan tindakan-tindakan
secara bertahap.
2. Planning, berkaitan dengan perencanaan mengenai hal-hal yang dapat
dilakukan untuk mengatasi situasi yang menimbulkan stres. Yang dimaksud
planning adalah merancang suatu strategi untuk dilakukan, memikirkan cara
terbaik untuk memecahkan suatu masalah, atau merencanakan langkah
terbaik yang akan diambil untuk menghadapi stresor.
3. Suppression of competing activities, adalah usaha untuk mengesampingkan
hal-hal atau kegiatan lain, mencoba menghindari gangguan dari situasi atau
kejadian lain yang mungkin timbul, untuk dapat berkonsentrasi penuh dalam
menghadapi suatu sumber stres.
4. Restraint coping, yaitu bentuk strategi coping berupa suatu latihan untuk
mengontrol atau mengendalikan diri. Dalam hal ini individu menunggu
sampai pada kesempatan yang tepat untuk bertindak, sehingga ia dapat
mengatasi sumber stres secara efektif. Restraint coping dapat dikatakan
25
sebagai proses yang aktif bila individu memfokuskan pada usaha
menghadapi stresor, tapi juga dapat dikatakan sebagai strategi yang pasif
karena harus menunggu.
5. Seeking social support for instrumental reason, merupakan bentuk strategi
coping berupa upaya untuk mendapatkan dukungan sosial dengan cara
mencari nasehat, bantuan atau informasi dari orang lain.
Sedangkan jenis strategi yang termasuk dalam emotion focussed coping, sebagai
berikut:
1. Seeking social support for emotional reason, merupakan strategi coping
dalam bentuk mencari dukungan moral, simpati, atau pengertian dari orang
lain. Kecendrungan individu untuk mencari dukungan sosial untuk alasan
emosional ini dapat membuat individu yang tadinya merasa tidak aman
karena situasi yang menekan, menjadi merasa aman kembali. Di sisi lain
kecendrungan ini bisa bersifat negatif karena sumber-sumber simpati lebih
banyak dipergunakan sebagai jalan untuk menyalurkan perasaan individu.
Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis coping ini tidak selalu adaptif
dalam mengatasi stres. Meskipun demikian, jenis coping ini dapat menjadi
sesuatu yang positif bila dukungan sosial yang diperoleh individu membuat
ia termotifasi untuk menghadapi dan mengatasi stres secara aktif.
2. Positive reinterpretation and growth, merupakan suatu bentuk coping
dengan cara menilai kembali situasi secara lebih positif. Selanjutnya
penilaian ini dapat mengarahkan individu untuk melakukan tindakan
problem focused coping.
26
3. Denial, merupakan usaha untuk menolak kehadiran sumber stres tersebut
tidak nyata.
4. Turning to religion, yaitu kembali berpaling pada agama apabila seseorang
berada dalam keadaan stres. Perilaku coping ini cukup penting sifatnya bagi
sebagian besar individu. Alasan individu beralih ke agama ketika mengalami
stres adalah:
a. Agama dianggap sebagai alat yang dapat berfungsi sebagai sumber
dukungan emosional.
b. Agama dianggap sebagai alat untuk mengatasi distress emosi dengan
memandang stres yang dihadapi sebagai peristiwa yang ada hikmahnya.
5. Acceptance, merupakan kebalikan dari denial, dan merupakan perilaku
coping yang penting pada situasi dimana seseorang harus menerima atau
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dialaminya. Namun acceptance
bukan merupakan perilaku coping yang adaptif pada situasi dimana sumber
stres dapat diubah secara mudah karena itu kedudukan acceptance sebagai
perilaku coping yang adaptif dan fungsional masih dipertanyakan.
Sedangkan yang termasuk strategi coping maladatif, yaitu:
1. Focusing on and venting of emotions, yaitu merupakan kecenderungan
untuk memusatkan diri pada stres yang bersifat negatif, kekesalan atau
perasaan-perasaan yang dialami oleh individu dan mengungkapkan
kekesalan serta kekesalan-kekesalan tersebut.
2. Behavioral disengagement, merupakan bentuk strategi coping berupa
berkurangnya usaha-usaha yang dilakukan oleh individu dalam mengatasi
27
suatu sumber stres, bahkan menyerah untuk berusaha mencapai tujuan yang
terhambat oleh sumber stres. Strategi coping ini terefleksi pada fenomena
helplessness, yaitu keadaan di mana individu menyerah dan merasa tidak
berdaya untuk mengatasi masalah/stres yang dialami. Oleh karena jenis
coping ini diyakini tidak adaptif dalam berbagai situasi. Secara teoritis, jenis
coping ini mungkin terjadi jika seseorang menduga bahwa cara-cara yang
dilakukannya untuk mengatasi stres tidak membuahkan hasil yang
diharapkan.
3. Mental disengagement, jenis coping ini muncul dalam berbagai bentuk
aktifitas yang pada dasarnya adalah menggunakan aktifitas alternatif untuk
menghilangkan masalah yang sementara sifatnya. Misalnya dengan
berkhayal, tidur ataupun menonton televisi. Meskipun aktifitas alternatif ini
dapat membuat individu melupakan masalah yang dihadapinya untuk
sementara waktu tapi jenis coping ini akan menghambat individu untuk
melakukan yang adaptif.
Dodds (1993) mengemukakan bahwa strategi coping yang lebih adaptif
adalah problem solving focussed coping yang akan berhasil dalam jangka panjang;
sedangkan emotion-focused coping dapat digunakan hanya apabila masalah yang
dihadapi tidak dapat diatasi secara memuaskan. Individu cenderung untuk
menggunakan problem focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang
menurut individu tersebut dapat dikontrolnya. Sebaliknya, individu cenderung
menggunakan emotion focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang
menurutnya sulit untuk dikontrol (Lazarus & Folkman, 1984). Terkadang individu
28
dapat menggunakan kedua strategi tersebut secara bersamaan, namun tidak semua
strategi coping pasti digunakan oleh individu (Taylor, 2006).
2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi Coping
Bentuk strategi coping yang dipilih individu untuk mengurangi dan
mengatasi tekanan yang dialami berbeda antara individu yang satu dengan
individu yang lain, meskipun memiliki tujuan sama. Menurut Taylor (2006)
terdapat empat tujuan melakukan strategi coping, yaitu mempertahankan
keseimbangan emosi, mempertahankan self image yang positif, mengurangi
tekanan lingkungan atau menyesuaikan diri terhadap kajian negatif, dan tetap
melanjutkan hubungan yang memuaskan dengan orang lain.
Perbedaan dalam pemilihan strategi coping tersebut dipengaruhi oleh
beberapa hal. Menurut Lazarus dan Folkman (1984) sumber-sumber individual
seseorang seperti: pengalaman, persepsi, kemampuan intelektual, kesehatan,
kepribadian, pendidikan, dan situasi yang dihadapi sangat menentukan proses
penerimaan suatu stimulus yang kemudian dapat dirasakan sebagai tekanan atau
ancaman.
Menurut Mu’tadin (2002) cara individu menangani situasi yang
mengandung tekanan ditentukan oleh sumber daya individu yang meliputi :
a. Kesehatan Fisik
Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha
mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup
besar
29
b. Keyakinan atau pandangan positif
Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti
keyakinan akan nasib (eksternal locus of control) yang mengerahkan
individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan
menurunkan kemampuan strategi coping tipe : problem-solving focused
coping
c. Keterampilan memecahkan masalah
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi,
menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk
menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif
tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya
melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.
d. Keterampilan sosial
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan
bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial
yang berlaku dimasyarakat.
e. Dukungan sosial
Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan
emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota
keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya
f. Materi
Dukungan ini meliputi sumber daya daya berupa uang, barang barang atau
layanan yang biasanya dapat dibeli.
30
2.3. Atlet Bulutangkis
2.3.1. Pengertian Atlet Bulutangkis Monty (2000) mengartikan bahwa istilah atlet tidak terbatas pada individu
yang berprofesi sebagai olahragawan tetapi juga mencakup individu secara umum
yang melakukan kegiatan olahraga. Sedangkan dalam kamus besar Bahasa
Indonesia, atlet diartikan sebagai olahragawan yang terutama mengikuti
perlombaan atau pertandingan kekuatan, ketangkasan dan kecepatan (Depdikbud,
1990). Sedangkan yang disebut atlet bulutangkis adalah atlet yang menekuni
olahraga cabang bulutangkis.
Tugas utama seorang atlet adalah bertanding. Untuk mempersiapkan diri
agar dapat menampilkan yang terbaik dan mencapai prestasi yang maksimal,
maka seorang atlet haruslah berusaha senantiasa berlatih. Penampilan atlet dalam
permainan atau pertandingan tidak dapat dilepaskan dari tingkah laku dan aspek
psikis yang mendasarnya. Kondisi fisik yang meliputi kekuatan dan kelenturan
otot-otot, struktur anatomis-fisiologis, keterampilan teknis adalah faktor yang
mempengaruhi penampilan dan sekaligus prestasi atlet. Prestasi yang diperoleh
seorang atlet dapat mengharumkan nama bangsa, oleh karena itu untuk menjadi
atlet yang baik tidaklah mudah, dibutuhkan ketekunan, semangat yang tinggi dan
bertanggung jawab.
Seorang atlet adalah individu yang memiliki keunikan tersendiri. Ia
memiliki bakat tersendiri, pola perilaku dan kepribadian tersendiri serta latar
belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada dirinya. Sekalipun
31
dalam beberapa cabang olahraga atlet harus melakukannya secara berkelompok
atau beregu, pertimbangan bahwa seorang atlet sebagai individu yang unik perlu
tetap dijadikan landasan pemikiran. Karena, misalnya di dalam olahraga beregu,
kemampuan adaptif individu untuk melakukan kerjasama kelompok sangat
menentukan perannya kelak di dalam kelompoknya.
Semua atlet akan selalu dihadapkan pada sejumlah stimulus yang
memberikan pengalaman stres terhadap dirinya. Dalam dunia olahraga khususnya
olahraga kompetitif, atlet harus mempunyai kemampuan dalam mengatasi
berbagai stimulus yang berpotensi memberikan pengalaman stres terhadap dirinya
seperti sorakan dan cemoohan penonton, perasaan sakit akibat terjadi cedera,
kekalahan dalam berbagai pertandingan, kelemahan yang dimiliki atlet baik
kelemahan fisik maupun kelemahan mental, atau sumber-sumber lain yang
mengakibatkan terjadinya stres.
Atlet yang aktif dalam dunia olahraga baik atlet daerah, nasional, atau
internasional harus mempunyai kemampuan dalam coping stress, sehingga atlet
mampu dengan cepat mengatasi dan menyesuaikan diri terhadap tuntutan
lingkungan baik internal maupun eksternal, atau berbagai permasalahan dan
aspek-aspek yang kurang menyenangkan yang diterima oleh diri atlet.
Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir mengenai mengapa
mereka berolahraga dan apa yang ingin mereka capai. Setelah tujuannya
diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologis dapat menolong tercapainya
tujuan tersebut.
32
Harris D. Y dari Pennsylvania state university Amerika, mengemukakan
bahwa penampilan seorang atlet adalah hasil dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,
koordinasi, keterampilan dan kemampuan bermain (Gunarsa dkk, 1996).
Karenanya, jika seorang atlet dikuasai oleh pikiran-pikiran yang mengganggu
seperti perasaan khawatir dan cemas berlebihan maka atlet tersebut akan
terganggu konsentrasinya dan selanjutnya penampilan dalam menghadapi
pertandingan atau berolahraga akan sulit diperlihatkan.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa atlet adalah
seseorang yang gemar akan olahraga dan ikut serta dalam suatu
kompetisi olahraga.
2.3.2. Kepribadian atlet
Menurut Monty (2000) para psikolog memandang aspek kepribadian atlet
dari sejumlah sudut pandang yang secara garis besar terdiri dari 3 pendekatan :
1. Pendekatan trait, pandangan ini mengemukakan bahwa seorang juara
misalnya sudah memiliki trait sebagai seorang juara, sehingga ia berupaya
keras dalam latihan, memiliki kebutuhan untuk berprestasi tinggi, tidak
mengenal menyerah dan sebagainya.
2. Pendekatan situasional, pandangan kedua ini dilandasi oleh pandangan
belajar sosial yang mengemukakan bahwa perilaku seseorang ditentukan
oleh proses belajar mencontoh dan adanya penganut sosial. Dan pendekatan
ini berpendapat bahwa perilaku seorang atlet akan berubah jika
lingkungannya mengalami perubahan.
33
3. Pendekatan interaksional, pendekatan ketiga ini berpendapat bahwa faktor
pribadi individu yang bersangkutan dan faktor lingkungan berperan
bersama-sama dalam menentukan tingkah laku atlet.
Penampilan atlet adalah apa yang terlihat atau yang diperlihatkan oleh atlet
dalam suatu pertandingan. Gunarsa (2004) Ada beberapa faktor yang berpengaruh
besar pada penampilan atau kemampuan bermain seorang atlet, diantaranya yaitu:
1. Komponen psikis
Meskipun unsur kegigihan selalu berperan, namun setiap atlet menampilkan
berbagai tingkatan kegigihan. Ada atlet yang sangat gigih sehingga
berfungsi positif terhadap penampilannya, sebaliknya ada juga yang kurang
gigih, kurang menggigit, mudah putus asa, mudah menyerah sehingga
hasilnya menjadi mengecewakan.
2. Jenis olahraga
Jenis olahraga tentunya berpengaruh besar terhadap penampilan atlet yang
bersangkutan. Misalnya, bulutangkis sebagai suatu olahraga yang
penampilan atletnya dipengaruhi oleh banyak faktor seperti unsur motivasi,
emosi dan unsur akal.
3. Tingkatan pertandingan
Yang dimaksud dengan tingkatan pertandingan adalah apakah kejuaraan
tersebut diadakan pada tingkat daerah, nasional, regional atau tingkat
internasional. Tingkatan pertandingan jelas memberikan beban yang
berbeda-beda. Misalnya, pertandingan tingkat daerah, beban yang dirasakan
tentunya relatif ringan dibandingkan pertandingan tingkat nasional.
34
4. Ciri kepribadian
Gambaran kepribadian seorang atlet merupakan hasil pembentukan dari
suatu proses yang menetap di dalam dirinya dan masih bisa berubah. Kita
dapat melihat adanya atlet yang pada dasarnya memang tidak memiliki
motivasi yang kuat untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.
Misalnya ada atlet jika selesai pertandingan mengatakan “menang ya
syukur, kalah ya tidak apa-apa…”
Adapun gambaran kecenderungan psikologis tertentu yang membedakan atlet
bintang dengan atlet bukan bintang atau atlet biasa menurut Monty (2000) yaitu:
1) Keberanian mengambil resiko
2) Haus terhadap tantangan
3) Kompetitif
4) Percaya diri
5) Kemampuan memusatkan perhatian
6) Memiliki harapan untuk sukses
7) Mampu mengatasi tekanan atau stres
2.4. Kerangka Berpikir
Bagi seorang atlet, latihan menjadi menu wajib, terlebih menjelang
pertandingan. Banyak atlet dihadapkan pada suatu pilihan yang sulit, disatu pihak
si atlet harus mengikuti pelatihan yang sungguh-sungguh dilain pihak berbagai
tugas sekolah atau pekerjaan harus segera diselesaikan. Tugas dan kewajiban yang
harus diselesaikan pada waktu yang bersamaan ini sering menimbulkan stres.
35
Oleh sebab itu, banyak atlet yang tidak tahu harus memilih mana yang terbaik
buatnya. Di satu sisi, ia harus mengikuti pertandingan disuatu tempat akan tetapi
tugas sekolah sedang menunggunya.
Gejolak emosi atlet dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis seperti
gemetar, sakit perut, kejang otot, dan sebagainya, ini termasuk ke dalam stresor
internal (yang berasal dari dalam diri sendiri). Dengan terganggunya
keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu, sehingga atlet
tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet mengalami ketegangan yang
memuncak hanya beberapa saat sebelum pertandingan dimulai. Demikian
hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak dapat melakukan awalan dengan
baik. Apalagi jika lawannya dapat menekan dan penonton pun tidak berpihak
padanya, maka dapat dibayangkan atlet tersebut tidak akan dapat bermain baik.
Konsentrasinya akan buyar, strategi yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan,
bahkan ia tidak tahu harus berbuat apa.
Belum lagi jika atlet sedang ingin beristirahat suasana tempat tinggal atau
asrama tidak mendukungnya untuk melakukan istirahat misalnya suasana ramai
baik dari cabang bulutangkis maupun dari cabang olahraga lain. Hal ini juga
membuat atlet menjadi stres yang berasal dari eksternal (luar diri atlet).
Penelitian ini berusaha mengetahui pada sumber stres yang terjadi pada
pelajar atlet bulutangkis dan mengetahui strategi coping yang digunakan
menanggulangi sumber stres pada pelajat atlet bulutangkis. Teori yang digunakan
untuk sumber stres menurut Turner & Helms (1995) yang terbagi menjadi 4
bagian yaitu: pertama, physical stressor, yaitu situasi yang menyebabkan
36
munculnya tuntutan-tuntutan fisiologis terhadap fisik individu seperti: lapar, haus,
gizi yang buruk, cuaca panas/dingin. Kedua, social stressor, yaitu stresor yang
timbul dari interaksi individu dengan individu lain, misalnya kebisingan,
kepadatan penduduk, kerumunan. Ketiga, psychological stressor, yaitu stresor
yang timbul dari frustasi, konflik dan kecemasan. Keempat, endemic stressor,
merupakan stresor yang sifatnya tidak dapat dihindari, karena disebabkan oleh
faktor di luar kendali individu, misalnya bencana alam.
Sedangkan teori cara penanggulangan stres (strategi coping) disadur dari
teori Lazarus yang dikembangkan oleh Carver, Scheier dan Weintraub (1989)
dengan pendekatan problem solving focussed coping, emotion focussed coping
dan maladaptive coping yang digunakan lebih jauh untuk menganalisis data
penelitian ini. Penelitian ini berusaha mengetahui jenis strategi coping yang
digunakan oleh pelajar atlet bulutangkis. Misalnya jika atlet menggunakan
pendekatan problem solving focussed coping biasanya yang akan dilakukannya
yaitu mencari secara aktif penyelesaian masalah untuk menghilangkan kondisi
atau situasi yang menimbulkan stres, dengan cara merencanakan apa yang akan
dilakukan untuk mengatasi stres yang terjadi. Sedangkan emotion focussed coping
digunakan oleh individu atau atlet dalam melibatkan usaha-usaha untuk mengatur
emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan
oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan, dengan cara mencari
dukungan moral, simpati, atau pengertian dari orang lain. Dan maladaptive coping
dilakukan oleh individu dengan melarikan diri dari masalah misalnya dengan
37
menonton televisi dengan waktu yang tidak seperti biasanya, menggunakan obat-
obatan terlarang atau hal-hal yang dapat merugikan
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
2.4. Hipotesis Penelitian
Penelitian ini diuji dengan analisis statistik, maka hipotesis yang akan diuji
adalah hipotesis alternatif yang terdiri dari hipotesis mayor dan minor, yaitu:
Hipotesis Mayor : Ada hubungan yang signifikan antara sumber stres (yang
mencakup variabel physical stressor, social stressor, psychological stressor,
endemic stressor), jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, massa tinggal di PPLP
Pelajar Atlet Bulutangkis
Tuntutan Berprestasi: - Prestasi Olahraga - Prestasi Akademik
Stres
Sumber Stres: - Physical Stressor - Social Stressor - Psychological Stressor - Endemic Stressor
- Jenis Kelamin - Usia - Tingkat Pendidikan - Massa di PPLP
Strategi Coping: - Problem Solving Focussed Coping - Emotion Focussed Coping - Maladaptive Coping
38
dengan strategi coping.
Hipotesis Minor :
H1 : Ada hubungan yang signifikan antara sumber stres (yang mencakup variabel
physical stressor, social stressor, psychological stressor, endemic stressor),
dengan strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.
Hipotesis yang lebih rinci sebagai berikut:
H1.a : Ada hubungan yang signifikan antara physical stressor dengan
strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.
H1.b : Ada hubungan yang signifikan antara social stressor dengan strategi
coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.
H1.c : Ada hubungan yang signifikan antara psychological stressor dengan
strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.
H1.d : Ada hubungan yang signifikan antara endemic stressor dengan
strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.
H2 : Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan strategi coping,
khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.
H3 : Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan strategi coping, khususnya
pada pelajar atlet bulutangkis.
H4 : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan strategi
coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.
H5 : Ada hubungan yang signifikan antara massa tinggal di PPLP Ragunan dengan
strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.
39
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 . Jenis Penelitian
Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan tujuan agar
dapat mengetahui dengan seksama melalui angka-angka dengan perhitungan
statistik.
Adapun alasan peneliti menggunakan pendekatan ini adalah agar
memperoleh gambaran umum yang lebih objektif dan lebih terukur yang
diperoleh dari penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Di mana data dan
hasilnya diolah dan disajikan dalam bentuk angka-angka dan mengeksplor
gambaran dari sampel penelitian mengenai sumber stres dan strategi coping pada
pelajar atlet bulutangkis.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskripsi korelasi (corelational
descriptive study) karena yang menjadi fokus utama adalah pengukuran terhadap
hubungan antara dua fenomena atau lebih. Penelitian korelasi dirancang untuk
menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang diselidiki (Sevilla, at al.,
1993).
3.2 . Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau
sifat yang berdiri sendiri. Kerlinger (dalam Sevilla, 1993) menyebutkan variabel
40
sebagai konstruksi atau sifat (properties) yang diteliti. Variabel dalam penelitian
ini ada dua, yaitu variabel bebas (IV) dan variabel terikat (DV). Sevilla (1993)
mendefinisikan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
mengakibatkan hasil, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
atau hasil dari penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu strategi
coping sebagai variabel terikat (dependent variabel) dan sumber stres sebagai
variabel bebas (independent variabel).
Sesuai judul dalam penelitian ini, yaitu sumber stres dan strategi coping
pada pelajar atlet bulutangkis, maka ada variabel yang diposisikan sebagai akibat,
yang disebut DV (Dependent Variable atau variabel terikat) dan ada variabel yag
diposisikan sebagai penyebab, yang disebut IV (Independent Variable atau
variabel bebas). DV dalam penelitian ini ialah strategi coping, sedangkan IV
dalam penelitian ini ialah sumber stres yang mencakup physical stressor, social
stressor, psychological stressor, endemic stressor, dan variabel tambahan, yaitu
jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP Ragunan yang
diteorikan memiliki hubungan dengan strategi coping.
Adapun definisi operasional dari variabel-variabel yang hendak diukur, yaitu:
1. Sumber stres yang dimaksud adalah suatu keadaan reaksi yang timbul
sebagai hasil dari persepsi individu terhadap tuntutan perubahan atau kondisi
yang dianggap tidak menyenangkan dalam beradaptasi terhadap adanya
perubahan baik dari luar maupun dari dalam diri individu.
2. Strategi coping yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adalah suatu
bentuk usaha yang dilakukan individu untuk mengurangi atau
41
menghilangkan tekanan-tekanan psikologis atau stres dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah.
3. Jenis kelamin adalah ciri jasmani yang membedakan dua makhluk antara
laki-laki dan perempuan.
4. Usia, yaitu banyaknya jumlah tahun dari usia responden yang dihitung mulai
dari tahun lahir sampai pada saat pengumpulan data penelitian.
5. Tingkat pendidikan, yaitu jenjang pendidikan dari para responden yang
terdiri dari tingkat SMP dan SMA.
6. Massa tinggal di PPLP Ragunan, yaitu bilangan yang menunjukkan lamanya
rentang waktu responden tinggal di PPLP Ragunan.
3.3 . Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Menurut
Sugiyono (2007) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut
Kerlinger seperti yang dikutip Sevilla (1993) bahwa populasi adalah keseluruhan
anggota, kejadian, atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet bulutangkis yang berada di
SMP-SMA Ragunan Jakarta. Jumlah atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA
Ragunan sebanyak 107 orang.
42
3.3.2. Sampel Menurut Ferguson (dalam Sevilla, 1993) sampel adalah beberapa bagian
kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah atlet bulutangkis sebanyak 50 orang.
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik sampling yang sesuai dengan
penelitian penulis, yaitu teknik non-probability dengan metode sampling
purposive. Menurut Sugiyono (2007) sampling purposive adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan Arikunto (2006) mengatakan
bahwa sampel bertujuan atau sampling purposive dilakukan dengan cara
mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena
beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana
sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
Pengambilan sampel dengan teknik bertujuan (sampling purposive) ini
cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri sehingga dapat
mewakili populasi. Arikunto (2006) mengatakan bahwa terdapat kelemahan dari
metode ini yaitu peneliti tidak dapat menggunakan statistik parametrik sebagai
teknik analisa data dikarenakan tidak memenuhi persyaratan random.
Selain itu, dikarenakan populasi yang sedikit dan sampel yang terbatas,
maka hasil penelitian tidak bisa diterapkan kecuali pada sampel itu sendiri. Hal ini
43
sesuai yang terjadi pada atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan
Jakarta Selatan yang memiliki populasi 107 orang.
3.3.4. Karakterisitik Subjek Penelitian Untuk mendapatkan sampel yang representatif dalam penelitian ini, maka
peneliti menentukan beberapa karakteristik yang akan digunakan untuk memilih
sampel, antara lain sebagai berikut :
a. Subjek adalah atlet cabang olahraga bulutangkis.
b. Subjek sedang pada masa pendidikan menengah pertama dan menengah atas
(SMP dan SMA)
c. Subjek tinggal di PPLP (Pusat pendidikan dan Pelatihan Olahraga Pelajar)
Ragunan Jakarta minimal 1 tahun
3.4. Pengumpulan Data
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan skala. Penggunaan skala pada pengumpulan data didasarkan
bahwa untuk mengungkap data seperti mengenai sikap terhadap sesuatu. Adapun
skala yang digunakan adalah skala model Likert dengan empat alternatif jawaban.
Selain itu pernyataannya dibuat dengan kategori positif atau kesetujuan
(favorable) dan item yang disebut negatif atau ketidaksetujuan (unfavorable)
(Sevilla, 1993).
44
Pemilihan bentuk skala pilihan jawaban tersebut didasarkan pemikiran
bahwa pilihan jawaban 1 sampai 4 dapat menggambarkan sejauh mana kondisi
(item) dianggap sebagai sumber stres dan strategi coping oleh subjek penelitian.
Alasan lainnya adalah untuk menghindari jawaban yang cenderung mengelompok
ditengah (central tendency) seperti yang biasa terjadi pada skala alternatif
jawaban ganjil. Diantara 4 (empat) pilihan jawaban alternatif skala sumber stres
dan strategi coping yaitu:
1. Sangat setuju (SS)
2. Setuju (S)
3. Tidak setuju (TS)
4. Sangat tidak setuju (STS)
Cara penyekoran item skala sumber stres dan strategi coping adalah SS=4, S=3,
TS=2, STS=1. Untuk lebih jelas, berikut ini disajikan tabel penyekoran item.
Tabel 3.1
Penyekoran Item
Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat
pengumpulan data dalam bentuk skala. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan dua skala yaitu skala sumber stres dan skala strategi coping. Skala
45
sumber stres diadaptasi dari teori Turner & Helms (1995). Sedangkan untuk
mengetahui strategi coping yang digunakan pelajar atlet bulutangkis maka
digunakan skala strategi coping yang diadaptasi dari teori Lazarus dan kemudian
dikembangkan oleh peneliti-peneliti lain diantaranya yaitu Carver, Scheir dan
Weitraub (1989).
Skala atau instrumen penelitian ini akan disebarkan langsung kepada
responden yang menjadi sampel penelitian, yaitu pelajar atlet bulutangkis yang
berada di SMP-SMA Ragunan yang berlokasi di Komplek GOR Ragunan, Jakarta
Selatan.
3.4.2.1. Skala Sumber Stres
Penulis menyusun sendiri alat ukur ini karena berdasarkan pengamatan dan
referensi yang ada, penulis belum menemukan alat ukur yang dipergunakan untuk
mengukur sumber stres pada pelajar atlet bulutangkis. Untuk menyusun alat ukur
ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah mengumpulkan data mengenai
kondisi apa saja yang dapat dianggap sebagai sumber stres oleh pelajar atlet
bulutangkis. Data mengenai kondisi yang dianggap dapat menimbulkan stres
diperoleh dari dua sumber. Pertama, referensi dari berbagai penelitian yang
berkaitan dengan sumber-sumber stres yang ada dan yang kedua adalah dari
kelompok ahli yaitu pelatih bulutangkis dan guru BK (Bimbingan Konseling)
pada SMP-SMA Ragunan.
Item-item dalam alat ukur sumber stres pada pelajar atlet bulutangkis
disusun berdasarkan hasil data dari referensi maupun dari kelompok ahli sebagai
sumber data menyusun alat ukur sumber stres. Penyusunan item dilakukan dengan
46
cara melakukan analisis terhadap hasil kedua sumber data tersebut. Item yang
memiliki persamaan makna akan dilakukan penggabungan. Klasifikasi item
didasarkan pada teori yang dipakai yaitu sumber stres menurut Turner & Helms
(1995) yang terbagi menjadi 4 bagian yaitu: pertama, physical stressor, Kedua,
social stressor, Ketiga, psychological stressor, dan Keempat, endemic stressor.
Untuk memudahkan penulis dalam membuat pernyataan-pernyataan maka penulis
membuat tabel yang terdiri dari aspek yang akan diungkap beserta indikatornya.
Tabel 3.2 Blue Print Try Out Skala Sumber Stres
3.4.2.2. Skala Strategi Coping Langkah untuk menyusun alat ukur strategi coping ini sama dengan langkah
yang dilakukan untuk menyusun alat ukur sumber stres. Langkah-langkah yang
dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai perilaku apa saja yang
Aspek-aspek Indikator No.Item Jumlah
Item F (+) UF (-)
1. Physical
stressor
Tuntutan-tuntutan fisiologis
terhadap fisik
22, 24, 26,
28, 30
1, 3, 5,
7, 9
10
2. Social stressor
Stresor yang timbul dari
interaksi individu dengan
individu lain
32, 34, 36,
38, 40
11, 13, 15,
17, 19
10
3. Psychological
stressor
Stresor yang timbul dari
frustasi, konflik dan kecemasan
2, 4, 6, 8,
10
21, 23, 25,
27, 29
10
4. Endemic
stressor
Stresor yang sifatnya tidak dapat
dihindari/disebabkan oleh faktor
diluar kendali individu
12, 14, 16,
18, 20
31, 33, 35,
37, 39
10
Jumlah 20 20 40
47
ditampilkan pelajar atlet bulutangkis untuk mengatasi atau menanggulangi stres
yang mereka alami dalam perannya sebagai pelajar dan atlet bulutangkis (coping).
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat
pengumpulan data dalam bentuk skala yaitu skala strategi coping. Skala ini
digunakan untuk mengetahui jenis strategi coping yang digunakan pelajar atlet
bulutangkis dalam mengatasi stres yang diadaptasi dari teori Lazarus yang
kemudian dikembangkan oleh peneliti-peneliti lain yaitu Carver, Scheir dan
Weitraub (1989).
Untuk memudahkan penulis dalam membuat pernyataan-pernyataan maka
penulis membuat blue-print yang terdiri dari aspek yang akan diungkap beserta
indikatornya, nomor item, dan jumlah item.
48
Tabel 3.3
Blue Print Try Out Skala Strategi Coping
3.4. Teknik Uji Instrumen
3.5.1. Uji Instrumen Uji instrumen dalam penelitian ini terdiri dari uji validitas dan uji
reliabilitas, dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Uji Validitas
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiyono, 2007). Uji validitas digunakan untuk
Aspek-aspek Indikator No.Item Jumlah
Item F (+) UF (-)
1. Problem
Solving
Focussed
Coping
a. Active Coping
b. Planning
c. Supression of Competiting Active
d. Restrain Coping
e. Seeking Social Support Instrumental
Reasons
2, 4
6, 8
14, 16
10, 12
26, 28
13, 15
49, 51
33, 35
41, 43
9, 11
4
4
4
4
4
2. Emotional
Focussed
Coping
a. Seeking Social for Emotional Reasons
b. Positive Reinterpretatic and Growth
c. Denial
d. Acceptance
e. Turning to Religion
34, 36
38, 40
42, 44
50, 52
18, 20
25, 27
29, 31
17, 19
1, 3
45, 47
4
4
4
4
4
3. Maladaptive
Coping
a. Focusing on and venting of emotions
b. Behavioral disengagement
c. Mental disengagement
22, 24
30, 32
46, 48
5, 7
21, 23
37, 39
4
4
4
Jumlah 26 26 52
49
mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pernyataan dalam
mendefinisikan suatu variabel. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data itu valid (Sugiyono, 2007). Untuk
perhitungannya menggunakan program SPSS 13.0 for Windows. Setelah
didapat sejumlah butir pernyataan yang valid, maka pada masing-masing
skala dilakukan uji reliabilitas melalui teknik alpha cronbach.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana hasil pengukuran
dapat dipercaya, yang mana apabila dilakukan beberapa kali pengukuran
diperoleh hasil yang relatif sama. Azwar (2007) reliabilitas dinyatakan oleh
koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai
dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00
berarti senakin tinggi reliabilitas (Azwar 2007). Untuk perhitungannya
peneliti menggunakan program SPSS 13.0 for Windows.
Untuk menentukan koefisien reliabilitas maka digunakan kaidah reliabilitas
menurut Guilford (Kuncono, 2004), sebagai berikut :
Tabel 3.4
Kaidah Reliabilitas
Besarnya r Interpretasi
> 0,9 Sangat reliabel
> 0,7 Reliabel
> 0,4 Cukup reliabel
> 0,2 Kurang reliabel
< 0,2 Tidak reliabel
50
3.5.2. Hasil Uji Instrumen Penelitian Di dalam penelitian harus digunakan alat ukur yang valid dan reliabel, agar
kesimpulan dalam penelitian yang diperoleh tidak memberikan gambaran yang
jauh berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Pengujian tingkat validitas dan
reliabilitas dari kedua alat ukur dalam penelitian ini dilakukan sebelum diadakan
pengambilan data. Pengujian alat ukur ini dimaksudkan untuk mengetahui
sejauhmana dapat mengungkapkan hal-hal yang semestinya diukur dari suatu
variabel.
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen sumber
stres dan strategi coping dengan item sebanyak 92 item. Uji instrumen diberikan
pada 38 pelajar atlet bulutangkis di SMP-SMA Ragunan. Adapun tujuan dari
pelaksanaan uji instrumen ini dilakukan dengan maksud:
1. Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan responden dalam
menyelesaikan pengisian instrumen.
2. Mengetahui pemahaman responden terhadap pernyataan atau item-item yang
diberikan.
3. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor tiap item dikorelasikan dengan
skor total.
4. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur
tingkat reliabilitas skala tersebut.
51
3.5.2.1. Uji Validitas Instrumen Berdasarkan hasil uji validitas skala dengan teknik Product Moment dari
Pearson pada skala sumber stres yang telah diujicobakan, diperoleh 27 item valid
dan 13 item gugur. Item-item yang gugur antara lain : 7, 8, 11, 13, 15, 19, 21, 22,
23, 27, 28, 35, dan 38. Sedangkan item-item yang valid dapat dilihat pada tabel
3.5 dibawah ini:
Tabel 3.5
Blue Print Penelitian Skala Sumber Stres
Sedangkan untuk mengetahui hasil uji validitas skala strategi coping dengan
teknik Product Moment dari Pearson yang telah di ujicobakan, diperoleh 35 item
valid dan 17 item gugur. Item-item yang gugur antara lain : 3, 6, 10, 17, 21, 25,
28, 30,34, 38, 39, 42, 43, 47, 48, 50 dan 51. Sedangkan item-item yang valid
dapat dilihat pada tabel 3.6 dibawah ini:
Aspek-aspek Indikator No.Item Jumlah
Item F (+) UF (-)
1. Physical
stressor
Tuntutan-tuntutan fisiologis
terhadap fisik
24, 26, 30 1, 3, 5,
9
7
2. Social stressor
Stresor yang timbul dari
interaksi individu dengan
individu lain
32, 34, 36,
40
17 5
3. Psychological
stressor
Stresor yang timbul dari
frustasi, konflik dan kecemasan
2, 4, 6, 10 25, 29 6
4. Endemic
stressor
Stresor yang sifatnya tidak dapat
dihindari/disebabkan oleh faktor
di luar kendali individu
12, 14, 16,
18, 20
31, 33,
35, 39
9
Jumlah 16 11 27
52
Tabel 3.6
Blue Print Penelitian Skala Strategi Coping
3.5.2.2. Uji Reliabilitas Instrumen Setelah dilakukan uji validitas, maka dilakukan uji reliabilitas dengan
menggunakan rumus alpha cronbach dengan menggunakan program SPSS 13.0
for windows. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki
nilai Cronbach Alpha > 0,70.
Aspek-aspek Indikator No.Item Jumlah
Item F (+) UF (-)
1. Problem
Solving
Focussed
Coping
a. Active Coping
b. Planning
c. Supression of Competiting Active
d. Restrain Coping
e. Seeking Social Support Instrumental
Reasons
2, 4
8
14, 16
12
26
13, 15
49
33, 35
41
9, 11
4
2
4
2
3
2. Emotional
Focussed
Coping
a. Seeking Social for Emotional
Reasons
b. Positive Reinterpretatic and Growth
c. Denial
d. Acceptance
e. Turning to Religion
36
40
44
52
18, 20
27
29, 31
19
1
45
2
3
2
2
3
3. Maladaptive
Coping
a. Focusing on and venting of
emotions
b. Behavioral disengagement
c. Mental disengagement
22, 24
32
46
5, 7
23
37
4
2
2
Jumlah 17 18 35
53
Hasil yang diperoleh untuk skala sumber stres dengan 27 item valid dengan
nilai alpha cronbach sebesar 0,883 maka skala sumber stres ini memiliki
reliabilitas yang baik atau reliabel. Adapun reliabilitas skala strategi coping
dengan 35 item yang valid dengan nilai alpha cronbach 0,894 maka skala strategi
coping memiliki reliabilitas yang baik atau reliabel. Berdasarkan data tersebut
maka dapat dikatakan bahwa kedua instrumen yang digunakan reliabel sesuai
dengan kaidah reliabilitas yang dikemukakan oleh Guilford (dalam Kuncono,
2004) sehingga dapat dipercaya untuk dijadikan sebagai alat ukur.
3.5. Metode Analisa Data Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisa statistik, yaitu:
a. Statistik deskriptif
Di gunakan untuk mengolah gambaran umum responden. Analisis deskriptif
memberikan informasi mengenai sekumpulan data dan mendapatkan
gagasan untuk keperluan analisis selanjutnya dengan mencari mean, modus
dan mediannya.
b. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu
daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Hasil penelitian
yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data
yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas suatu butir
pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS 13.0 for Windows. Menilai
54
kevalidan masing-masing butir pernyataan dapat dilihat dari nilai Corrected
Item-Total Correlation masing-masing butir pernyataan.
c. Uji reliabilitas
Uji realibilitas dilakukan untuk mengukur kestabilan dan konsistensi
(keajegan) dari jawaban responden terhadap suatu alat ukur psikologis yang
disusun dalam bentuk kuesioner.
d. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan utama
penelitian yang menggunakan teknik analisis regresi berganda. Teknik
analisis regresi berganda ini digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi
dan ditujukan untuk mengetahui besarnya hubungan dari independent
variabel (IV) yaitu sumber stres yang mencakup physical stressor, social
stressor, psychological stressor, endemic stressor, jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan, dan massa tinggal di PPLP Ragunan dengan dependent
variable (DV) yaitu strategi coping.
Regresi berganda merupakan metode statistika yang digunakan untuk
membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan
lebih dari satu variabel bebas (independen; prediktor; X).
Persamaan garis regresi penelitian adalah:
Y' = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8
55
Keterangan:
Y' = nilai prediksi Y (strategi coping)
a = konstan
b = koefisien regresi yang distandarisasikan untuk masing-masing X
X1 = Physical stressor
X2 = Social stressor
X3 = Psychological stressor
X4 = Endemic stressor
X5 = Jenis kelamin
X6 = Usia
X7 = Tingkat pendidikan
X8 = Massa tinggal di PPLP Ragunan
3.6. Prosedur Penelitian
Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap, yaitu :
1. Tahap persiapan penelitian
a) Merumuskan masalah.
b) Menentukan variabel yang akan diteliti.
c) Menentukan landasan teori yang digunakan.
d) Menentukan dan menyusun instrumen penelitian skala sumber stres dan
skala strategi coping untuk di ujicoba.
e) Menentukan lokasi penelitian dan menyelesaikan administrasi perizinan.
2. Pengujian instrumen (Try Out)
56
Uji coba instrumen dilakukan dengan tujuan untuk melihat validitas dan
reliabilitas instrumen dan untuk mengetahui berapa lama waktu yang
diperlukan dalam pengisian instrumen.
3. Pelaksanaan penelitian
Responden yang akan diambil untuk dijadikan penelitian adalah pelajar atlet
bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan Jakarta Selatan yang
memenuhi karakteristik penelitian.
4. Pengolahan data
a) Penulis memberikan kode dan melakukan skoring terhadap hasil skala
yang telah diisi oleh responden.
b) Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian
membuat tabel data.
c) Melakukan analisa data dengan menggunakan metode statistika melalui
program SPSS 13.0 for Windows..
d) Membuat kesimpulan dan laporan akhir penelitian.
57
BAB 4
PRESENTASI DAN ANALISA DATA
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, yang di
dalamnya akan dipaparkan gambaran umum responden, presentasi data, serta
analisis data penelitian.
4.1. Gambaran Umum Responden
Di bawah ini akan diuraikan tentang gambaran umum responden yang
berupa frekuensi dan persentase berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan dan massa tinggal di PPLP. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada
50 responden, namun setelah dilakukan pengkodean ditemukan 4 kuesioner yang
dinyatakan tidak layak untuk dianalisa. dengan masing-masing alasan, diantaranya
yaitu 2 kuesioner tidak memenuhi kategori persyaratan dan 2 kuesioner tidak
melengkapi pengisian skala dan biodata. Dengan demikian kuesioner yang layak
untuk dianalisa sebanyak 46 kuesioner (92%). Gambaran umum responden
berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP
Ragunan digambarkan sebagai berikut :
58
Tabel 4.1
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia,
Tingkat Pendidikan dan Massa Tinggal di PPLP Ragunan
Dari hasil analisis data di atas, berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-
laki sebanyak 23 orang (50%) dan perempuan sebanyak 23 orang (50%).
No. Latar Belakang Jumlah Persentase
1.
Jenis Kelamin:
- Laki-laki
- Perempuan
23
23
50 %
50 %
Jumlah 46 100 %
2.
Usia Responden :
- 13 tahun
- 14 tahun
- 15 tahun
- 16 tahun
- 17 tahun
- 18 tahun
3
6
16
7
10
4
6.5 %
13 %
34.8 %
15.2 %
21.7 %
8.7 %
Jumlah 46 100 %
3. Tingkat Pendidikan :
- SMP
- SMA
16
30
34.8%
65.2%
Jumlah 46 100 %
4. Massa tinggal di PPLP :
- 1 tahun
- 2 tahun
- 3 tahun
- 4 tahun
- 5 tahun
5
15
12
10
4
10.9 %
32.6 %
26.1 %
21.7 %
8.7 %
Jumlah 46 100 %
59
Gambaran responden berdasarkan usia memiliki rentang usia antara 13 – 18
tahun, usia 15 tahun sebanyak 16 orang (34,8%), usia 17 tahun sebanyak 10 orang
(21,7%), usia 16 tahun sebanyak 7 orang (15,2%), usia 14 tahun sebanyak 6 orang
(13%), usia 18 tahun sebanyak 4 orang (8,7%) dan usia 13 tahun sebanyak 3
orang (6,5%). Berdasarkan tingkat pendidikan dibagi 2 kelompok, yaitu tingkat
SMP dan tingkat SMA, tingkat SMA sebanyak 30 orang (65,2%) dan tingkat SMP
sebanyak 16 orang (34,8%). Berdasarkan massa tinggal di PPLP memiliki
frekuensi yang berbeda dengan rentang massa tinggal antara 1-5 tahun, massa
tinggal 2 tahun sebanyak 15 orang (32.6%), massa tinggal 3 tahun sebanyak 12
orang (26,1%), massa tinggal 4 tahun sebanyak 10 orang (21,7%), massa tinggal 1
tahun sebanyak 5 orang (10,9%) dan massa tinggal 5 tahun sebanyak 4 orang
(8,7%).
4.2. Presentasi Penelitian Untuk mengkategorikan responden ke dalam skala sumber stres, peneliti
menghitung skor Z untuk setiap indikator sumber stres. Setelah mendapatkan nilai
skor Z pada masing-masing indikator sumber stres, peneliti memformulasikan
data menjadi data skor T, dengan rentangan mean sebesar 50 dan standar deviasi
sebesar 15, hal tersebur berlaku untuk semua aspek sumber stres. Berikut adalah
kedua rumus tersebut:
1. Skor Standar dengan rumus:
Zx = X-X
Sx
60
Keterangan:
Zx = Skor standar
X = Variabel sumber stres
Sx = Standar deviasi dari X
2. Skor Z yang dihasilkan dikonversi ke dalam skor T (T-score) yang rumus
perhitungannya adalah :
Tx = 50 + (15 * Zx)
Keterangan :
Tx = Skor T
Zx = Skor Z
Berikut hasil perhitungan yang didapatkan pada skala sumber stres di bawah ini :
Tabel 4.2
Kategorisasi Skala Sumber Stres
Dari hasil analisa data di atas dapat dilihat bahwa pelajar atlet bulutangkis
mengalami 4 sumber stres yaitu physical stressor, social stressor, psychological
stressor dan endemic stressor. Sumber stres social stressor sebanyak 15 orang
(32,61%), physical stressor sebanyak 14 orang (30,43%), endemic stressor
No. Sumber Stes Jumlah Persentase
1.
2.
3.
4.
Physical
Social
Psychological
Endemic
14
15
8
9
30.43%
32.61%
17.40%
19.56%
Jumlah 46 100
61
sebanyak 9 orang (19,56%) dan psychological stressor sebanyak 8 orang
(17,40%).
Untuk mengkategorikan responden ke dalam skala strategi coping, peneliti
menggunakan cara yang sama seperti pada skala sumber stres, berikut gambaran
kategorisasi respoden berdasarkan skala strategi coping :
Tabel 4.3
Kategorisasi Skala Strategi Coping
Dari gambaran hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari sepertiga
responden penelitian menggunakan maladaptive coping (36,96%), sedangkan
problem focused coping (34,78%) dan hanya 28,26% yang menggunakan
emotional focused coping sebagai strategi pemecahan sumber stresnya.
Untuk mengetahui jenis strategi coping yang digunakan oleh pelajar atlet
bulutangkis berdasarkan jenis kelamin, sebagai berikut :
Tabel 4.4
Kategorisasi Skala Strategi Coping Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Strategi Coping Laki-laki Perempuan Jumlah
1.
2.
3.
Problem Focussed Coping
Emotional Focussed Coping
Maladaptive Coping
11
6
6
5
7
11
16
13
17
Jumlah 23 13 46
No. Strategi Coping Jumlah Persentase
1.
2.
3.
Problem Focussed Coping
Emotional Focussed Coping
Maladaptive Coping
16
13
17
34.78%
28.26%
36.96%
Jumlah 46 100
62
Dari gambaran hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa jenis kelamin laki-laki
menggunakan strategi coping jenis problem focused coping sebanyak 11 orang,
emotional focused coping dan maladaptive coping masing-masing sebanyak 6
orang. Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan menggunakan strategi coping
maladaptive coping sebanyak 11 orang, emotional focused coping sebanyak 7
orang, dan problem focused coping sebanyak 5 orang.
Untuk mengetahui jenis sumber stres dan strategi coping yang digunakan
pelajar atlet bulutangkis maka peneliti menggambarkan dalam sebuah tabel,
sebagai berikut :
Tabel 4.5
Jenis Strategi Coping yang digunakan dalam Menghadapi Sumber Stres
No. Sumber Stres Strategi Coping Jumlah Persentase
1. Physical
Problem Focussed Coping
Emotional Focussed Coping
Maladaptive Coping
6
4
4
13.04%
8.70%
8.70%
2.
Social Problem Focussed Coping
Emotional Focussed Coping
Maladaptive Coping
5
4
6
10.86%
8.70%
13.04%
3. Psychological
Problem Focussed Coping
Emotional Focussed Coping
Maladaptive Coping
4
1
3
8.70%
2.17%
6.52%
4. Endemic Problem Focussed Coping
Emotional Focussed Coping
Maladaptive Coping
1
4
4
2.17%
8.70%
8.70%
Jumlah 46 100
63
Dari gambaran di atas dapat dilihat sebanyak 13,04% pelajar atlet
bulutangkis yang mengalami sumber stres fisik dan sosial dengan menggunakan
jenis problem focussed coping dan maladaptive coping sebagai strategi
pemecahan masalah, 10,86% responden mengalami sumber stres sosial dan
menggunakan jenis strategi coping problem focussed coping 8,70% responden
mengalami sumber stres fisik, sosial, psikologis dan endemis dengan
menggunakan jenis masing-masing strategi coping problem focussed coping,
emotional focussed coping dan maladaptive coping. Dan hanya 2,17% responden
mengalami sumber stres psikologis dan endemis dengan menggunakan jenis
strategi coping emotional focussed coping dan problem focussed coping sebagai
cara pemecahan sumber stresnya.
4.3. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui hubungan antara masing-masing
IV terhadap DV, dalam penelitian ini analisisnya dilakukan dengan teknik regresi
berganda, sebagai berikut gambarannya:
64
Tabel 4.6
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 31.636 22.928 1.380 .176
Physical 1.837 .470 .502 3.910 .000
Social 2.357 .712 .476 3.309 .002
Psychological -1.675 .673 -.381 -2.488 .057
Endemic .528 .504 .167 1.047 .008
Jenis Kelamin -.170 .137 -.140 -1.245 .221
Usia .394 .141 .324 2.790 .302
Pendidikan .155 .138 .127 1.119 .271
Massa di PPLP -.212 .144 -.174 -1.470 .150
a. Dependent Variable: Coping
Berdasarkan tabel di atas, persamaan regresi berdasarkan nilai B yaitu:
Strategi coping (y’) = 31,636 + 1,837 Phy + 2,357 Soc – 1,675 Psy + 0,528 End –
0,170 jenis kelamin + 0,394 usia + 0,155 pendidikan - 0,212 Massa di PPLP
Dari persamaan regresi tersebut, bisa dibuat prediksi tentang berapa harga Y
jika nilai setiap IV diketahui.
Sesuai tabel 4.6 di atas juga dapat diketahui signifikan tidaknya masing-
masing IV terhadap DV, hal ini untuk menjawab berbagai hipotesis dalam
penelitian ini, yaitu:
4.3.1. Uji Hipotesis 1 Uji hipotesis 1 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah
ada hubungan yang signifikan antara sumber stres dengan strategi coping. Sumber
stres mencakup 4 faktor, rinciannya ialah sebagai berikut:
65
a. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk physical stressor = 0,000. Karena p <
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa physical stressor memiliki hubungan
yang signifikan dengan strategi coping.
b. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk social stressor = 0,002. Karena p <
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa social stressor memiliki hubungan
yang signifikan dengan strategi coping.
c. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk psychological stressor = 0,057.
Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa psychological stressor tidak
memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping.
d. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk endemic stressor = 0,008. Karena p <
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa endemic stressor memiliki hubungan
yang signifikan dengan strategi coping.
4.3.2. Uji Hipotesis 2
Uji hipotesis 2 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah
ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan strategi coping. Pada
tabel 4.6 diketahui nilai p untuk jenis kelamin = 0,221. Karena p > 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan
dengan strategi coping.
4.3.3. Uji Hipotesis 3 Uji hipotesis 3 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah
ada hubungan yang signifikan antara usia dengan strategi coping. Pada tabel 4.6.
66
diketahui nilai p untuk usia = 0,302. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa usia tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping.
4.3.4. Uji Hipotesis 4 Uji hipotesis 4 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah
ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan strategi coping.
Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk tingkat pendidikan = 0,271. Karena p > 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan strategi coping.
4.3.5. Uji Hipotesis 5 Uji hipotesis 5 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah
ada hubungan yang signifikan antara massa tinggal di PPLP Ragunan dengan
strategi coping. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk massa tinggal di PPLP
Ragunan = 0,150. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa massa tinggal
di PPLP Ragunan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi
coping.
4.4. Proporsi Varian
Pada sub bab sebelumnya dapat diketahui bahwa hanya 3 IV yang memiliki
hubungan yang signifikan dengan strategi coping, yaitu physical stressor, social
stressor, dan endemic stressor. Hal ini mungkin terjadi karena sedikitnya jumlah
responden dalam penelitian ini. Namun demikian, penulis ingin melihat proporsi
varian dari komponen strategi coping yang secara keseluruhan bisa diterapkan
67
pada 8 IV. Penulis melakukan uji analisis regresi berganda menggunakan SPSS,
hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.7 Model Summary
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .782a .570 .528 6.36028
a. Predictors: (Constant), MasaPPLP, Psychological, JenisKelamin,
Pendidikan, Usia, Physical, Social, Endemic
Tabel 4.8
Dari tabel 4.7 dan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai R = 0,782, nilai R2 =
0,570 dan nilai signifikan = 0,000. Ini berarti bahwa proporsi varian dari strategi
coping yang secara keseluruhan bisa diterapkan pada 8 variabel ialah sebesar
57%. Atau dengan kata lain, penyebab bervariasinya skor strategi coping yang
ditentukan oleh 8 variabel (physical stressor, social stressor, psychological
stressor, endemic stressor, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa
tinggal di PPLP Ragunan) secara bersama-sama ialah sebesar 57%. Sedangkan
sisanya sebesar 43% disebabkan oleh sebab-sebab atau aspek-aspek lain.
Kesimpulannya, terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain yang memiliki
hubungan lebih besar dengan strategi coping.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2356.101 8 294.513 7.280 .000a
Residual 1496.769 37 40.453
Total 3852.870 45
a. Predictors: (Constant), MassaPPLP, Psychological, JenisKelamin, Pendidikan, Usia, Physical, Social, Endemic
b. Dependent Variable: Coping
68
Sedangkan untuk mengetahui proporsi varian dari sumber stres (4 variabel)
dengan strategi coping dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.9 Model Summary
Model
R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1 .688a .473 .422 7.03743 a. Predictors: (Constant), Endemic, Physical, Social, Psychological
Tabel 4.10
Berdasarkan tabel 4.9 dan 4.10 dapat diketahui nilai R = 0,688 nilai R2 =
0,473 dan nilai signifikansi = 0,000. Maka dapat dikatakan bahwa ke-4 faktor
sumber stres bisa meramalkan 47,3% dari bervariasinya strategi coping. Ini
berarti, penyebab bervariasinya skor strategi coping yang ditentukan oleh variabel
sumber stres yang mencakup physical stressor, social stressor, psychological
stressor dan endemic stressor adalah sebesar 47,3%. Sedangkan sisanya sebesar
52,7% disebabkan oleh aspek-aspek lain. Pada pembahasan sebelumnya
bervariasinya strategi coping sebesar 9,7% secara bersama-sama memiliki
hubungan dengan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di
PPLP Ragunan. Kesimpulannya, terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1822.328 4 455.582 9.199 .000a
Residual 2030.541 41 49.525 Total 3852.870 45
a. Predictors: (Constant), Endemic, Physical, Social, Psychological
b. Dependent Variable: Coping
69
yang memiliki hubungan lebih besar terhadap strategi coping, seperti faktor
kepribadian, sosial-ekonomi dan lain sebagainya.
Berikut ini disajikan tabel coefficient analisis regresi dari ke-4 sumber stres,
sebagai berikut :
Tabel 4.11 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 49.420 10.884 4.540 .000
Physical 1.546 .489 .423 3.160 .003
Social 2.694 .764 .544 3.526 .001
Psychological -1.445 .732 -.329 -1.973 .055
Endemic .226 .498 .071 .453 .653
a. Dependent Variable: Coping
Adapun persamaan regresi berdasarkan nilai B pada tabel 4.11 di atas yaitu:
Strategi coping (y’) = 49,420 + 1,546 Phy + 2,694 Soc - 1,445 Psy + 0,226 End
Dari persamaan regresi di atas, bisa dibuat prediksi tentang berapa harga Y jika
nilai setiap IV diketahui.
Setelah mengetahui proporsi varian dari ke-8 variabel secara bersama-sama
maupun dari ke-4 variabel sumber stres, peneliti ingin menguraikan dan menguji
secara statistik untuk melihat IV mana yang memiliki kontribusi paling tinggi dengan
strategi coping. Oleh karena itu peneliti melakukan analisis regresi secara
hirarikal. Di sini mula-mula penulis menghitung satu IV, kemudian menambahkan
satu IV lagi, begitu seterusnya hingga seluruh IV (8 variabel). Setelah itu peneliti
menghitung berapa besarnya pertambahan R2 yang dihasilkan setiap kali
70
dilakukan penambahan IV (dengan melihat R2 change). Adapun hasil
lengkapnya disajikan pada tabel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12
Proporsi varian DV yang terkait dengan IV
Keterangan :
X1 = Physical stressor
X2 = Social stressor
X3 = Psychological stressor
X4 = Endemic stressor
X5 = Jenis kelamin
X6 = Usia
X7 = Tingkat pendidikan
X8 = Massa tinggal di PPLP Ragunan
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui kontribusi masing-masingsumber
stres dengan strategi coping, sebagai berikut :
IV R2 R2 change /
Kontribusi Varian
Signifikansi
X1 0.296 29.6% Signifikan
X12 0.421 12.5% Signifikan
X123 0.470 4.9% Tidak Signifikan
X1234 0.473 0.3% Signifikan
X12345 0.485 1.2% Tidak Signifikan
X123456 0.504 1.9% Tidak Signifikan
X1234567 0.561 5.7% Tidak Signifikan
X12345678 0.570 0.9% Tidak Signifikan
Total 57%
71
1. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk physical stressor = 0,544, R2 =
0,296 dan Sig = 0,000. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 29,6% yang
memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 70,4%
memiliki hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi physical stressor seseorang, maka
semakin tinggi pula strategi coping dengan kriteria signifikan.
2. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk social stressor = 0,553, R2 = 0,125
dan Sig = 0,000. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 12,5% yang
memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 87,5%
memiliki hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi social stressor seseorang, maka semakin
tinggi pula strategi coping dengan kriteria signifikan.
3. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk psychological stressor = 0,255, R2
= 0,065 dan Sig = 0,087. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 4,9% yang
berarti memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 95,1%
memiliki hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi psychological stressor seseorang, maka
semakin rendah pula strategi coping, namun hal tersebut tidak signifikan.
4. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk endemic stressor = 0,366, R2 =
0,003 dan Sig = 0,012. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 0.3% yang
berarti memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 99,7%
memiliki hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat
72
disimpulkan bahwa semakin tinggi endemic stressor seseorang, maka
semakin tinggi pula strategi coping dengan kriteria signifikan.
5. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk jenis kelamin = 0,109, R2 = 0,012.
Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 1,2% yang memiliki hubungan
dengan strategi coping. Selain itu, pada tabel 4.6 dapat diperoleh nilai
sebesar -0,170 yang berarti bahwa jenis kelamin secara negatif
mempengaruhi strategi coping dengan kriteria tidak signifikan. Dalam
penelitian ini coding yang digunakan untuk perempuan adalah 1, sedangkan
untuk laki-laki adalah 0. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa laki-laki
memiliki strategi coping yang lebih tinggi dari perempuan, namun
perbedaannya tidak signifikan.
6. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk usia = 0,138, R2 = 0,019 dan Sig =
0,360. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 1,9% yang memiliki
kontribusi dengan strategi coping, sedangkan sisanya 98,1% memiliki
hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi usia seseorang, maka semakin rendah strategi coping,
namun hal tersebut tidak signifikan.
7. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk tingkat pendidikan = 0,239, R2 =
0,057 dan Sig = 0,110. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 5,7% yang
memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 94,3%
memiliki hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka
semakin rendah pula strategi coping, namun hal tersebut tidak signifikan.
73
8. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk massa tinggal di PPLP = 0,096, R2 =
0,009 dan Sig = 0,525. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 0,9 % yang
memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 99,1%
disebabkan oleh aspek-aspek lain diluar penelitian ini. Dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi massa tinggal di PPLP seseorang, maka semakin
rendah pula strategi coping, walaupun dalam hal ini secara statistik tidak
signifikan.
Gambar 4.1
ILUSTRASI HUBUNGAN SUMBER STRES DENGAN STRATEGI
COPING PADA PELAJAR ATLET BULUTANGKIS
Keterangan
Signifikan = Not Signifikan =
Physical Stressor
Social Stressor
Psychological Stressor
Endemic Stressor
Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan
Masa Di PPLP
Strategi Coping: - Problem Solving Focussed
Coping - Emotion Focussed Coping - Maladaptive Coping
Usia
29,6%
12,5%
4,9 %
0,3 %
5,9 %
1,2 %
1,9 %
5,7 %
0,9 %
74
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,
maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Sumber stres memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping,
khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.
Rinciannya ialah sebagai berikut:
a. Physical stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi
coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi
sumbangan sebesar 29,6%.
b. Social stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi
coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi
sumbangan sebesar 12,5%.
c. Psychological stressor tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis dengan
kontribusi sumbangan sebesar 4,9%.
d. Endemic stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi
coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi
sumbangan sebesar 0,3 %.
75
2. Jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi
coping, khususnya pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi sumbangan
sebesar 1,2%.
3. Usia memiliki tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi
coping, khususnya pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi sumbangan
sebesar 1,9%.
4. Tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
strategi coping, khususnya pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi
sumbangan sebesar 5,7%.
5. Massa tinggal di PPLP Ragunan tidak memiliki hubungan yang signifikan
dengan strategi coping, khususnya pelajar atlet bulutangkis dengan
kontribusi sumbangan sebesar 0,9%.
5.2. Diskusi
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa olahragawan atau atlet
menghadapi berbagai sumber stres. Sumber stres tersebut terutama berasal dari
kehidupan sehari-hari, baik sebagai pelajar maupun atlet yang harus berprestasi
dalam bidang akademik maupun olahraganya. Agar para atlet dapat berprestasi
maksimal, maka hal-hal yang dapat menyebabkan stres tersebut perlu
ditanggulangi dengan cara yang sesuai dan baik (strategi coping).
Sebagaimana telah diuraikan pada bab 4, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa sumber stres yang terjadi pada pelajar atlet bulutangkis bervariasi. Sumber
stres yang diteliti pada penelitian ini mencakup 4 sumber yaitu physical stressor,
76
social stressor, psychological stressor dan endemic stressor. Dan untuk strategi
coping yang digunakan terdiri dari 3 aspek yang diukur yaitu problem solving
focused coping, emotional focused coping dan maladaptive coping.
Berdasarkan hasil data penelitian terdapat 2 sumber stres yang sering
dialami pelajar atlet bulutangkis yaitu social stressor sebanyak 15 orang (32,61%)
dan physical stressor sebanyak 14 orang (30,43%). Hal ini mengindikasikan
bahwa pelajar atlet bulutangkis mengalami sumber stres yang berasal dari
interaksi individu dengan individu lainnya (lingkungan sosial) dan stresor yang
timbul dari tuntutan fisiologis terhadap fisik (seperti : lapar, haus, gizi yang buruk,
dan sebagainya).
Strategi coping yang lebih banyak digunakan pelajar atlet bulutangkis dalam
menghadapi stres adalah maladaptive coping sebanyak 17 orang (36,96%) dan
problem solving focused coping 16 orang (34,78%). Dengan demikian dapat
diketahui bahwa pelajar atlet bulutangkis menggunakan strategi coping
maladaptive coping atau strategi coping yang kurang sesuai dalam situasi apapun
untuk jangka waktu panjang. Sedangkan strategi coping problem solving focused
coping adalah cara penanggulangan masalah dimana individu secara aktif mencari
penyelesaian dari masalah tersebut untuk menghilangkan kondisi yang dapat
menimbulkan stres. Hal ini senada dengan pernyataan dari Folkman dan Lazarus
(dalam Nevid, dkk, 2005), yang mengemukakan bahwa individu akan cendrung
menggunakan strategi yang berorientasi pada masalah (problem solving focused
coping) apabila ia menilai masalah tersebut dapat dikendalikannya dengan
mengubah stressor.
77
Lazarus dan Folkman (1984) mengatakan bahwa “jika individu menilai atau
menganggap situasi stresor dapat ditangani, maka mereka cenderung akan lebih
sering menampilkan perilaku coping dari aspek problem solving focused coping”.
Situasi stresor yang ada dapat diatasi dengan menggabungkan perilaku aktif
(problem solving focused coping) dan usaha-usaha mengatur emosi (emotional
focused coping) guna menghindari dan menyelesaikan sumber stres.
Hasil menunjukkan bahwa variabel sumber stres yang berisi 4 jenis sumber
stres (physical stressor, social stressor, psychological stressor dan endemic
stressor) memberikan sumbangan kontribusi sebesar 47,3% dengan strategi
coping. Dari ke-4 sumber stres terdapat 3 jenis sumber stres yang signifikan yaitu
physical stressor, social stressor dan endemic stressor yang secara positif
memiliki hubungan dengan strategi coping.
Selanjutnya, jika dilihat dari ke-8 variabel independen dapat diketahui hanya
variabel physical stressor, social stressor dan endemic stressor yang memiliki
hubungan yang signifikan dengan strategi coping. Sedangkan variabel
psychological stressor, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan massa tinggal
di PPLP Ragunan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi
coping.
Perbedaan gender juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
seseorang memilih jenis strategi coping yang digunakan dalam menghadapi
masalah (stres). Dari hasil data penelitian diketahui bahwa dari 46 responden
penelitian, sebanyak 11 responden laki-laki menggunakan strategi coping aspek
problem solving focused coping dan 5 responden perempuan menggunakan jenis
78
strategi coping emotional focused coping. Hal ini Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hamilton dan Fagot (dalam Lestarianita dan Fakhrurrozi, 2007)
yang mengungkap bahwa perempuan lebih sering menggunakan strategi coping
aspek emotional focused coping, sedangkan laki-laki lebih sering menggunakan
aspek problem solving focused coping.
Variabel jenis kelamin dalam penelitian ini memiliki kontribusi hubungan
dengan strategi coping sebesar 1,2%. Sedangkan hasil koefisien regresi
menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin secara negatif berhubungan dengan
strategi coping. Dapat diartikan bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan
dengan strategi coping, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Darusman (2010) bahwa variabel jenis kelamin tidak memiliki hubungan dengan
strategi coping.
Untuk variabel usia didapatkan hasil yang tidak signifikan dalam hubungan
dengan strategi coping. Sampel dalam penelitian ini berada pada kisaran usia 13-
18 tahun, sekitar 34,8% responden berusia 15 tahun dan persentase terkecil adalah
6,5% untuk usia 13 tahun. Hasil tidak signifikan yang berarti tidak memiliki
hubungan antara strategi coping dengan usia. Dengan kata lain, pelajar atlet
bulutangkis dengan usia yang lebih matang secara signifikan memiliki strategi
coping yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelajar atlet bulutangkis yang
usianya lebih muda. Hal ini tidak sejalan dengan teori oleh Goliszek (2005) yang
mengemukakan bahwa persepsi stres dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
usia, kecerdasan, kemampuan fisik, tingkat pendidikan, agama dan lain
sebagainya.
79
Tingkat pendidikan juga merupakan hal terpenting dalam menghadapi
sumber stres khususnya yang dialami oleh pelajar atlet bulutangkis, semakin
tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pengalaman hidup yang
dilaluinya sehingga akan lebih siap menghadapi masalah yang terjadi. Menurut
Pramadi dan Lasmono (dalam Eka Sari, 2010) bahwa seseorang yang memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi memiliki pola pikir yang berani dalam mengambil
sikap untuk mengatasi masalah dan tidak menunda-nunda. Akan tetapi hasil
penelitian ini tidak menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pendidikan dengan strategi coping.
Tidak adanya hubungan yang signifikan antara antara tingkat pendidikan
dengan strategi coping, hal ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh
Goliszek (2005) yang mengatakan bahwa persepsi stres dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain usia, kecerdasan, kemampuan fisik, tingkat pendidikan, agama
dan lain sebagainya. Selain itu juga tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Darusman (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pendidikan dengan strategi coping.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Dengan
kuesioner responden diminta untuk menanggapi setiap butir pernyataan yang
paling sesuai dengan dirinya. Instrumen dengan metode angket dapat memberikan
kesempatan untuk responden untuk memilih jawaban yang tidak sesuai dengan
keadaan dirinya yang sebenarnya. Responden biasanya cenderung menjawab
pernyataan-pernyataan normatif yang tidak menggambarkan keadaan yang
sebenarnya. Selain itu, penelitian ini adanya faking good yaitu responden atau
80
atlet lebih cenderung memilih pendapat yang baik, sehingga data yang dihasilkan
memiliki kecenderungan bahwa data penelitian baik yang bukan berarti bahwa
keadaan dilapangan itu juga baik.
Dalam melakukan penelitian ini peneliti menyadari bahwa masih ada
kekurangan dan keterbatasan, selain referensi yang masih kurang dalam penulisan
ini juga masih banyaknya kuesioner dalam penelitian ini yang masih terlalu
umum, penulis berharap apabila ada penelitian yang mengambil variabel yang
sama dengan penelitian ini dapat mengambil item-item atau pernyataan yang lebih
spesifik lagi sesuai dengan tujuan penelitian.
5.3. Saran
Berdasarkan penelitian dan dari hasil penelitian, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut :
5.3.1. Saran Metodologis
Peneliti juga merasa masih banyak kekurangan dan kelemahan penelitian ini,
namun kiranya ada manfaat-manfaat baik metodologis maupun praktis yang dapat
diambil dari skripsi ini. Oleh karena itu peneliti menyarankan bagi yang tertarik
terhadap permasalahan sumber stres dan strategi coping pada pelajar atlet
khususnya cabang bulutangkis untuk mengadakan penelitian seperti dibawah ini :
1. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam penggambaran sumber stres dan
strategi coping yang digunakan pelajar atlet bulutangkis dengan
mempertimbangkan faktor jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa
tinggal di PPLP Ragunan, maka untuk penelitian selanjutnya dianjurkan
81
untuk melakukan penelitian strategi coping atlet bulutangkis dari satu
golongan tingkat pendidikan. Misalnya tingkat pendidikan SMP atau SMA
saja, karena menurut peneliti bahwa terdapat perbedaan cara berpikir
(perkembangan kognitif) dalam mengatasi masalah.
2. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pengambilan sampel bulutangkis
yang hanya berada di SMP-SMA Ragunan Jakarta, diharapkan bagi
penelitian selanjutnya untuk meneliti di sekolah bulutangkis yang lain
misalnya PB Djarum di Kudus, karena hasilnya pun akan berbeda sumber
stres dan strategi coping yang berada di SMP-SMA Ragunan Jakarta.
3. Variasi variabel dari ke-8 IV yang ada menyumbang 57% sisanya sebanyak
43%, kemungkinan memiliki hubungan dengan variabel lain. Oleh sebab itu
disarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti atau menganalisa
hubungan variabel-variabel lain yang memiliki hubungan dengan sumber
stres, khususnya yang ada di dalam teori yang telah dipaparkan pada bab 2
namun tidak digunakan dalam penelitian ini seperti faktor kepribadian,
status ekonomi sosial, dan kematangan emosional.
5.3.2. Saran Praktis
Mengingat pentingnya memahami sumber stres dan strategi coping pada
pelajar atlet bulutangkis maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Bagi pelajar atlet yang berada di SMP-SMA Ragunan khususnya atlet
bulutangkis perlu didampingi oleh konselor guna membantu dan
memfasilitasi atlet dalam menyelesaikan kesulitan atau masalah yang terjadi.
82
2. Bagi konselor atau guru bimbingan konseling (BK) agar aktif memberikan
waktu konseling tidak hanya pada jam sekolah, hal ini bertujuan agar
kondisi mental pelajar atlet dapat berkonsentrasi dalam mencapai prestasi
bidang olahraga dan akademik.
3. Bagi pihak sekolah terutama kepala sekolah agar menambah guru bimbingan
konseling (BK) yang saat ini jumlahnya belum memadai. Hal ini akan
berdampak terhadap tidak maksimalnya peran konselor atau guru BK.
83
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, L.S. (2007). Mental juara modal atlet berprestasi. Jakarta: Raja
Grafindo Perasada. Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Azwar, S. (2007). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta:Pustaka Belajar. Brat, S. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo. Carver, C.S.,Weintroub, J.K., and Scheiner, M.F.. (1989). Assessing coping
strategies: a theoritically based approach. Journal of Personality and Social Psychology. Volume 56 No.2, hal 267-283.
Chaplin, J.P.(2002). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: P.T. Raja Grafindo
Persada. Darusman. (2010). Strategi coping. Diakses tanggal 25 Februari 2011 dari
http://publikasi.umy.ac.id/index.php/psik/article/view/2511. Depdikbud. (1990). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Dodds, A. (1993). Rehabilitating blind and visually impaired people: a
psychological approach. London: Chapman& Hall. Eka S.G.P.. (2010). Strategi coping. Diakses tanggal 25 Februari 2011 dari
http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/168730609201001441.pdf. Fausiah, F dan Widuri, J. (2006). Psikologi abnormal:klinis dewasa. Jakarta: UI
Press. Goliszek, A. (2005). 60 Second manajemen stress; cara tercepat untuk rileks dan
menghilangkan rasa cemas. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.
Gunarsa, S.D. (dkk). (1989). Psikologi olahraga. Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia.
. (1996). Psikologi olahraga teori dan praktik. Jakarta: P.T. BPK Gunung Mulia.
. (2004). Psikologi olahraga prestasi. Jakarta: P.T. BPK
84
Gunung Mulia. Hardjana, A.M.. (1994). Stres tanpa distres: seni mengolah stres.Yogyakarta:
Kanisius.
Hawari, D.. (1997). Al-Qur’an: ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa. Jakarta: PT. Dana Bakti Prima Yasa.
Kartono, K. & Gulo, D. (2000). Kamus psikologi. Bandung: Pionir Jaya. Kuncono, T. (2004). Aplikasi komputer psikologi edisi Ke II. Universitas Persada
Indonesia Y.A.I. Jakarta. Lazarus, R.S. & Folkman, S.. (1984). Stress, appraisal, and coping. New York:
Springer Publishing Company, Inc. Lestratianita, P. dan Fakhrurrozi, M. (2007). Perbedaan coping stres pada
perawat pria dan wanita. Jurnal Penelitian Psikologi. No. I, volume 12. Diakses tanggal 12 Januari 2011 dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/12076870.pdf
Monty P.S. (2000). Dasar-dasar psikologi olahraga. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan. Mustikasari, D. (2009). Mental atlet. Diakses tanggal 26 Desember 2009 dari
http://www.jurnas.com/news/17863/_Asah_Mental_Juara_dengan_Softskills/1/Olahraga/Raket/Badminton
Mu’tadin, Z. (2002).Strategi coping. Diakses tanggal 25 Februari 2011 dari
http:// www.e-psikologi.com/remaja/080107.htm Nasution, Y. (2007). Sumber stres. Diakses tanggal 8 Februari 2009 dari
http://www.depdiknas.go.id/publikasi/Buletin/SegJas/Edisi_14_th_VII_2000/Sumber_stres.htm
Nevid, J.S., Rathus, S.A., Greene, B.. (2002). Psikologi abnormal. Jakarta:
Erlangga. Nusantari, A. (2007). Life is beautiful: hidup tanpa tekanan stres. Jakarta: Pena
Pundi Aksara. Sevilla, C. (et-all). (1993). Pengantar metodologi penelitian. Jakarta: UI Press. Shinta, E. (1995). Strategi coping. Jurnal Psikologi Indonesia. No. 1. Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia. Depok.
85
Subardjah, H. (2000). Psikologi olahraga. Jakarta: Depdiknas. Sudarwati, L. (2009). Atlet bulutangkis. Diakses tanggal 25 April 2010 dari
http://www.fisip.ui.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=424
Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d. Bandung:
Alfabeta. Taylor, E. S. (2006). Health psychology 6th edition. Mc Graw Hill: Los Angeles.
Turner, J.S. & Helms, D.B.. (1995). Lifespan development. 5th edition.
New York: Harcourt Brace College Publisher.
No. Responden Usia JK PPLP Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 141 1 13 L 1 Tahun VII 2 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 2 22 2 14 L 2 Tahun VIII 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 33 3 15 P 3 Tahun IX 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 34 4 14 L 2 Tahun IX 2 4 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 35 5 15 P 2 Tahun IX 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 36 6 15 P 2 Tahun X 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 47 7 13 L 1 Tahun VII 3 3 3 4 2 2 3 3 2 4 3 2 3 28 8 16 P 3 Tahun X 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 9 15 P 3 Tahun IX 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 4 3 310 10 15 L 3 Tahun X 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 311 11 14 L 2 Tahun VIII 2 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 4 3 412 12 14 L 2 Tahun VIII 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 213 13 16 L 3 Tahun XI 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 314 14 17 L 4 Tahun XI 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 315 15 17 P 4 Tahun XI 2 4 3 4 1 2 2 2 2 4 4 2 4 216 16 15 L 3 Tahun IX 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 317 17 14 P 2 Tahun IX 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 2 318 18 16 L 4 Tahun XI 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 219 19 15 P 2 Tahun X 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 320 20 16 P 4 Tahun XI 3 4 2 3 1 3 3 2 3 3 4 3 4 121 21 17 P 5 Tahun XI 2 3 3 3 2 2 2 3 2 4 3 2 2 222 22 14 P 2 Tahun VIII 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 223 23 15 P 2 Tahun XI 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 2 2 224 24 15 P 3 Tahun X 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 425 25 16 P 1 Tahun XI 2 1 2 4 2 3 2 3 3 3 1 3 3 326 26 18 P 5 Tahun XII 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 327 27 15 L 3 Tahun IX 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 328 28 17 L 4 Tahun XII 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 329 29 17 L 4 Tahun XII 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 230 30 15 P 1 Tahun X 2 4 2 4 2 3 2 3 2 3 4 3 2 331 31 15 L 3 Tahun X 2 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 2 4 232 32 18 L 4 Tahun XII 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 333 33 13 P 2 Tahun VIII 2 2 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 234 34 17 L 2 Tahun XII 4 3 3 4 4 3 4 4 2 4 4 2 3 335 35 15 L 2 Tahun X 3 3 3 4 2 4 3 2 4 3 3 3 2 436 36 17 L 4 Tahun XII 2 2 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 2 437 37 15 P 3 Tahun IX 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 2 2 438 38 18 P 5 Tahun XII 2 3 3 3 2 4 2 2 3 3 4 3 4 339 39 17 L 1 Tahun XI 4 4 2 2 2 3 4 3 3 2 2 3 2 240 40 17 P 4 Tahun XII 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 341 41 15 L 2 Tahun IX 4 2 1 1 1 3 2 3 3 2 2 3 3 342 42 15 P 3 Tahun X 3 3 2 2 2 3 2 3 4 3 2 3 3 343 43 16 P 3 Tahun X 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 2 2 444 44 16 L 2 Tahun X 4 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 245 45 17 P 4 Tahun XI 4 3 2 4 2 3 1 2 4 2 2 4 2 246 46 18 P 5 Tahun XII 3 3 1 3 1 2 2 4 4 3 4 3 3 4
Data Skoring PenelitianSkala Sumber Stres
Data Skoring PenelitianSkala Strategi Coping
No. Responden Usia JK PPLP Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 141 1 13 L 1 Tahun VII 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 42 2 14 L 2 Tahun VIII 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 1 33 3 15 P 3 Tahun IX 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 34 4 14 L 2 Tahun IX 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 2 3 3 45 5 15 P 2 Tahun IX 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 46 6 15 P 2 Tahun X 3 4 3 2 3 2 2 3 2 4 3 3 2 37 7 13 L 1 Tahun VII 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 48 8 16 P 3 Tahun X 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 49 9 15 P 3 Tahun IX 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 410 10 15 3 3 Tahun X 3 3 2 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 411 11 14 L 2 Tahun VIII 2 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 412 12 14 L 2 Tahun VIII 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 413 13 16 L 3 Tahun XI 2 3 2 2 4 3 3 2 2 3 2 2 3 414 14 17 L 4 Tahun XI 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 415 15 17 P 4 Tahun XI 2 3 2 2 3 3 4 2 4 3 4 2 3 416 16 15 L 3 Tahun IX 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 317 17 14 P 2 Tahun IX 4 4 3 2 2 2 3 4 3 3 2 3 2 418 18 16 L 4 Tahun XI 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 419 19 15 P 2 Tahun X 4 3 2 4 3 2 3 4 3 3 2 3 2 320 20 16 P 4 Tahun XI 3 2 3 2 4 2 2 3 3 2 4 2 2 321 21 17 P 5 Tahun XI 2 3 2 4 3 3 2 2 3 3 2 2 3 422 22 14 P 2 Tahun VIII 2 4 2 3 3 4 3 2 3 4 2 3 4 423 23 15 P 2 Tahun XI 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 2 424 24 15 P 3 Tahun X 4 2 2 2 2 2 2 4 2 3 4 4 2 425 25 16 P 1 Tahun XI 2 3 3 3 2 2 2 2 4 2 3 3 2 426 26 18 P 5 Tahun XII 4 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 4 2 427 27 15 L 3 Tahun IX 2 1 2 2 1 1 2 2 2 4 3 2 1 428 28 17 L 4 Tahun XII 2 3 2 4 2 2 1 2 2 3 2 3 2 429 29 17 L 4 Tahun XII 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 2 3 1 330 30 15 P 1 Tahun X 2 3 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 1 431 31 15 L 3 Tahun X 2 3 4 3 2 2 1 2 3 4 2 3 2 432 32 18 L 4 Tahun XII 2 4 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 333 33 13 P 2 Tahun VIII 2 4 2 2 3 4 2 2 3 3 2 3 4 334 34 17 L 2 Tahun XII 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 435 35 15 L 2 Tahun X 3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 2 2 3 436 36 17 L 4 Tahun XII 2 3 3 4 2 3 3 2 3 2 2 4 3 337 37 15 P 3 Tahun IX 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 338 38 18 P 5 Tahun XII 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 4 2 3 439 39 17 L 1 Tahun XI 4 3 4 3 4 2 3 4 4 2 1 4 2 440 40 17 P 4 Tahun XII 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 441 41 15 L 2 Tahun IX 2 4 3 4 3 2 3 4 2 3 2 3 2 342 42 15 P 3 Tahun X 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 443 43 16 P 3 Tahun X 2 2 2 2 3 4 2 3 2 2 1 3 4 444 44 16 L 2 Tahun X 3 3 1 2 3 3 4 4 2 2 2 2 3 345 45 17 P 4 Tahun XI 1 3 1 2 3 2 3 4 2 2 3 3 2 346 46 18 P 5 Tahun XII 2 2 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 4
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Total3 1 2 3 2 3 2 2 2 4 4 2 3 723 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 823 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 813 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 863 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 834 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 983 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 803 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 813 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 963 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 853 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 853 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 783 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 773 2 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 822 2 2 4 4 4 3 4 2 4 3 4 2 783 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 763 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 863 3 2 2 3 2 2 3 2 2 4 3 2 643 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 832 2 2 4 3 2 3 3 4 4 4 3 1 763 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 723 2 3 2 3 2 4 3 2 2 2 3 2 654 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 762 1 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 2 883 2 2 1 4 2 3 4 1 1 3 4 3 683 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 783 1 2 2 3 3 3 3 1 2 4 3 3 672 2 4 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 703 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 693 3 2 4 4 3 2 4 2 4 3 4 3 802 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 863 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 802 3 2 4 2 2 4 2 3 2 3 2 4 683 2 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 873 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 854 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 823 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 843 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 823 4 2 2 3 3 3 4 2 4 3 3 3 773 3 2 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 722 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 693 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 732 3 2 2 2 4 3 2 2 3 3 2 3 713 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 2 792 2 2 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 702 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 75
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Total3 3 2 1 2 3 3 3 2 2 2 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 1014 4 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 1 1083 3 2 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1001 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 3 3 3 3 4 2 3 933 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1023 4 1 1 2 3 4 2 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 4 3 2 1012 4 3 3 2 4 3 3 2 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1033 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1123 4 4 2 3 4 4 3 2 3 3 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 1192 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 2 4 3 3 3 4 3 3 1092 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 1 3 4 4 3 2 3 1044 4 3 3 3 2 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 3 3 1124 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 2 3 3 3 4 2 3 1003 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 1163 4 3 4 4 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 972 4 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 992 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 4 2 3 2 4 2 963 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 2 3 2 3 903 4 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 1024 4 2 2 2 4 2 2 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 1003 3 3 3 2 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 963 4 2 4 3 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 3 2 2 3 2 4 1042 3 3 3 4 2 4 2 2 2 2 3 3 2 1 4 3 2 4 3 2 942 3 4 4 2 4 4 2 4 2 2 4 4 2 4 4 3 4 2 4 2 1052 4 2 2 2 4 3 3 2 1 1 4 4 2 2 3 4 3 4 2 2 933 4 2 2 2 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 1041 4 3 2 2 2 3 2 2 1 1 4 4 3 4 3 3 3 3 2 1 822 3 2 1 1 3 2 4 2 1 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 822 3 2 1 2 4 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 1 821 3 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 1 752 3 3 2 1 3 2 3 3 4 4 4 4 2 1 2 3 2 4 2 2 932 3 3 1 2 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 913 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 913 4 3 2 4 2 3 2 4 3 3 4 4 2 3 4 3 2 4 4 3 1143 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 984 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 1063 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 973 4 2 3 3 2 3 2 2 3 3 4 4 3 4 2 4 3 3 2 3 1012 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 2 982 4 2 3 2 4 4 2 3 2 2 2 3 1 3 2 3 3 3 2 3 903 4 2 2 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1013 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 924 4 2 4 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 2 3 2 2 2 4 903 4 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 993 3 2 3 3 4 3 2 2 1 1 3 2 2 4 2 3 4 3 1 2 872 3 2 3 2 2 1 3 3 2 2 3 3 2 2 4 2 3 4 2 3 91
Hasil Perhitungan T score Skala Sumber Stres
Responden TPS TSS TPSI TES 1 743.17 746.68 737.31 734.82 2 749.1 762.74 751.55 760.49 3 755.03 754.71 758.67 750.22 4 749.1 762.74 765.78 770.77 5 755.03 762.74 751.55 760.49 6 778.75 778.79 794.26 775.9 7 760.96 746.68 744.43 755.36 8 760.96 762.74 744.43 750.22 9 778.75 786.82 772.9 775.9
10 749.1 762.74 772.9 760.49 11 749.1 770.76 765.78 760.49 12 755.03 754.71 751.55 739.95 13 743.17 762.74 744.43 745.09 14 749.1 762.74 758.67 755.36 15 731.31 738.66 751.55 770.77 16 749.1 746.68 751.55 739.95 17 772.82 746.68 765.78 760.49 18 737.24 714.58 730.19 724.55 19 760.96 762.74 751.55 755.36 20 731.31 754.71 751.55 750.22 21 749.1 730.63 737.31 739.95 22 743.17 730.63 723.07 719.41 23 760.96 738.66 751.55 734.82 24 778.75 754.71 737.31 781.04 25 737.24 722.6 723.07 745.09 26 760.96 746.68 744.43 745.09 27 731.31 730.63 723.07 739.95 28 743.17 730.63 737.31 734.82 29 749.1 722.6 737.31 729.68 30 737.24 746.68 772.9 755.36 31 760.96 762.74 758.67 765.63 32 743.17 762.74 758.67 750.22 33 731.31 754.71 744.43 714.27 34 784.68 746.68 758.67 760.49 35 755.03 770.76 758.67 760.49 36 766.89 754.71 744.43 755.36 37 760.96 746.68 772.9 755.36 38 743.17 746.68 765.78 765.63 39 755.03 754.71 751.55 734.82 40 743.17 754.71 730.19 734.82 41 725.38 754.71 730.19 734.82 42 737.24 738.66 744.43 745.09 43 725.38 738.66 737.31 750.22 44 760.96 738.66 744.43 755.36 45 731.31 738.66 744.43 734.82 46 725.38 738.66 751.55 760.49
Jumlah 14 15 8 9
Hasil Perhitungan T score Skala Strategi Coping Responden Tfocussed Temotion Tmaladaptif
1 759.68 759.55 737.67 2 769.23 754.78 764.42 3 746.96 754.78 759.07 4 743.77 740.45 743.02 5 750.14 754.78 764.42 6 759.68 759.55 737.67 7 762.87 750 753.72 8 769.23 769.1 769.77 9 778.78 778.65 780.47
10 769.23 759.55 764.42 11 753.32 764.33 759.07 12 766.05 769.1 775.12 13 743.77 750 769.77 14 778.78 769.1 775.12 15 746.96 735.67 764.42 16 759.68 745.22 743.02 17 759.68 740.45 732.32 18 734.23 750 732.32 19 753.32 754.78 759.07 20 750.14 754.78 753.72 21 737.41 750 759.07 22 759.68 754.78 759.07 23 746.96 730.9 753.72 24 759.68 773.88 743.02 25 743.77 750 732.32 26 756.5 769.1 748.37 27 718.32 740.45 726.97 28 721.5 740.45 721.62 29 734.23 721.35 721.62 30 715.14 711.8 726.97 31 746.96 730.9 748.37 32 750.14 726.12 737.67 33 750.14 726.12 737.67 34 781.96 769.1 759.07 35 740.59 745.22 769.77 36 750.14 773.88 764.42 37 753.32 745.22 743.02 38 746.96 764.33 753.72 39 756.5 745.22 743.02 40 731.05 754.78 732.32 41 753.32 754.78 753.72 42 737.41 750 737.67 43 734.23 740.45 743.02 44 750.14 750 753.72 45 731.05 735.67 737.67 46 737.41 730.9 753.72
Jumlah 16 13 17
Strategi Coping Yang Digunakan Dalam Mengatasi Sumber Stres
Responden Sumber Stres Strategi Coping 1 Sosial Focussed 2 Sosial Focussed 3 Psikologi Maladaptif 4 Endemis Focussed 5 Sosial Maladaptif 6 Psikologi Focussed 7 Fisik Focussed 8 Sosial Maladaptif 9 Sosial Maladaptif
10 Psikologi Focussed 11 Sosial Emotion 12 Fisik Maladaptif 13 Sosial Maladaptif 14 Sosial Focussed 15 Endemis Maladaptif 16 Psikologi Focussed 17 Fisik Focussed 18 Fisik Emotion 19 Sosial Maladaptif 20 Sosial Emotion 21 Fisik Maladaptif 22 Fisik Focussed 23 Fisik Maladaptif 24 Endemis Emotion 25 Endemis Emotion 26 Fisik Emotion 27 Endemis Emotion 28 Fisik Emotion 29 Fisik Focussed 30 Psikologi Maladaptif 31 Endemis Maladaptif 32 Sosial Focussed 33 Sosial Focussed 34 Fisik Focussed 35 Sosial Maladaptif 36 Fisik Emotion 37 Psikologi Focussed 38 Psikologi Emotion 39 Fisik focussed 40 Sosial Emotion 41 Sosial Emotion 42 Endemis Emotion 43 Endemis Maladaptif 44 Fisik Maladaptif 45 Psikologi Maladaptif 46 Endemis Maladaptif
Ke 4 Sumber Stres
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .544a .296 .280 7.85072 .296 18.512 1 44 .000
2 .649b .421 .394 7.20137 .125 9.293 1 43 .004
3 .686c .470 .433 6.97054 .049 3.895 1 42 .055
4 .688d .473 .422 7.03743 .003 .205 1 41 .653
a. Predictors: (Constant), physical
b. Predictors: (Constant), physical, social
c. Predictors: (Constant), physical, social, psychological
d. Predictors: (Constant), physical, social, psychological, endemic
ANOVAe
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1140.982 1 1140.982 18.512 .000a
Residual 2711.888 44 61.634
Total 3852.870 45
2 Regression 1622.899 2 811.449 15.647 .000b
Residual 2229.971 43 51.860
Total 3852.870 45
3 Regression 1812.153 3 604.051 12.432 .000c
Residual 2040.716 42 48.588
Total 3852.870 45
4 Regression 1822.328 4 455.582 9.199 .000d
Residual 2030.541 41 49.525
Total 3852.870 45
a. Predictors: (Constant), physical
b. Predictors: (Constant), physical, social
c. Predictors: (Constant), physical, social, psychological
d. Predictors: (Constant), physical, social, psychological, endemic
e. Dependent Variable: koping
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 60.136 8.936 6.729 .000
physical 1.991 .463 .544 4.303 .000
2 (Constant) 43.949 9.767 4.500 .000
physical 1.377 .470 .377 2.933 .005
social 1.938 .636 .391 3.048 .004
3 (Constant) 51.113 10.127 5.047 .000
physical 1.603 .469 .438 3.419 .001
social 2.760 .743 .557 3.714 .001
psychological -1.312 .665 -.299 -1.974 .055
4 (Constant) 49.420 10.884 4.540 .000
physical 1.546 .489 .423 3.160 .003
social 2.694 .764 .544 3.526 .001
psychological -1.445 .732 -.329 -1.973 .055
endemic .226 .498 .071 .453 .653
a. Dependent Variable: koping
Excluded Variablesd
Model Beta In t Sig. Partial Correlation
Collinearity
Statistics
Tolerance
1 social .391a 3.048 .004 .422 .817
psychological .016a .115 .909 .018 .803
endemic .134a .923 .361 .139 .765
2 psychological -.299b -1.974 .055 -.291 .551
endemic -.053b -.356 .724 -.055 .619
3 endemic .071c .453 .653 .071 .519
a. Predictors in the Model: (Constant), physical
b. Predictors in the Model: (Constant), physical, social
c. Predictors in the Model: (Constant), physical, social, psychological
d. Dependent Variable: koping
Jenis kelamin
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .109a .012 -.011 9.30160
a. Predictors: (Constant), jeniskelamin
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 46.000 1 46.000 .532 .470a
Residual 3806.870 44 86.520
Total 3852.870 45
a. Predictors: (Constant), jeniskelamin
b. Dependent Variable: Koping
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 99.261 1.940 51.178 .000
jeniskelamin -2.000 2.743 -.109 -.729 .470
a. Dependent Variable: Koping Usia
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .138a .019 -.003 9.26810
a. Predictors: (Constant), usia
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 73.373 1 73.373 .854 .360a
Residual 3779.497 44 85.898
Total 3852.870 45
a. Predictors: (Constant), usia
b. Dependent Variable: koping
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 101.591 3.853 26.366 .000
usia -.928 1.004 -.138 -.924 .360
a. Dependent Variable: koping Pendidikan
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .239a .057 .035 9.08737
a. Predictors: (Constant), pendidikan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 219.334 1 219.334 2.656 .110a
Residual 3633.535 44 82.580
Total 3852.870 45
a. Predictors: (Constant), pendidikan
b. Dependent Variable: Koping
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 101.400 2.346 43.216 .000
pendidikan -4.658 2.858 -.239 -1.630 .110
a. Dependent Variable: Koping Massa tinggal di PPLP Ragunan
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .096a .009 -.013 9.31433
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .096a .009 -.013 9.31433
a. Predictors: (Constant), pplp
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 35.573 1 35.573 .410 .525a
Residual 3817.297 44 86.757
Total 3852.870 45
a. Predictors: (Constant), pplp
b. Dependent Variable: koping
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 100.455 3.691 27.214 .000
pplp -.770 1.203 -.096 -.640 .525
a. Dependent Variable: koping
T-Test Jenis Kelamin Group Statistics
Jeniskelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Coping laki 23 99.2609 9.66821 2.01596
perempuan 23 97.2609 8.91993 1.85993
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Coping Equal variances assumed .220 .642 .729 44 .470 2.00000 2.74289 -3.52794 7.52794
Equal variances not
assumed .729 43.718 .470 2.00000 2.74289 -3.52894 7.52894
Validitas Skala Sumber Stres
Case Processing Summary
38 100.00 .0
38 100.0
ValidExcluded a
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.883 40
Cronbach'sAlpha N of Items
Scale Statistics
153.5263 174.688 13.21698 52Mean Variance Std. Deviation N of Items
Item-Total Statistics
116.0789 126.399 .385 .881115.8421 125.704 .489 .879115.8421 130.191 .325 .882115.4211 126.791 .597 .878116.3684 125.158 .507 .878115.8421 125.974 .473 .879115.5526 130.686 .209 .884115.6842 130.762 .207 .884115.4737 127.337 .582 .878115.7105 128.482 .426 .880115.8421 130.137 .223 .884115.6053 127.975 .432 .880115.8421 129.704 .283 .882115.5263 128.472 .392 .881115.6316 130.185 .244 .883115.6053 128.191 .387 .881115.7895 125.414 .561 .878115.8684 125.144 .489 .879115.7632 130.942 .222 .883115.8421 125.596 .496 .879115.9474 128.105 .280 .883115.3947 131.489 .236 .883115.5789 130.845 .221 .883115.6842 129.195 .430 .880115.6842 129.033 .367 .881115.8947 126.745 .435 .880115.6053 130.245 .250 .883115.9211 129.210 .227 .884115.5789 129.007 .323 .882115.6842 129.195 .430 .880115.8684 124.280 .598 .877115.4474 128.470 .324 .882115.4737 127.337 .582 .878116.0000 127.351 .452 .880115.9474 130.808 .225 .883115.6053 128.029 .351 .881115.2632 129.767 .356 .881115.6579 130.123 .239 .883115.4737 127.337 .582 .878115.8421 125.596 .496 .879
VAR00001VAR00002VAR00003VAR00004VAR00005VAR00006VAR00007VAR00008VAR00009VAR00010VAR00011VAR00012VAR00013VAR00014VAR00015VAR00016VAR00017VAR00018VAR00019VAR00020VAR00021VAR00022VAR00023VAR00024VAR00025VAR00026VAR00027VAR00028VAR00029VAR00030VAR00031VAR00032VAR00033VAR00034VAR00035VAR00036VAR00037VAR00038VAR00039VAR00040
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
118.6842 134.546 11.59941 40Mean Variance Std. Deviation N of Items
Reliabilitas Skala Sumber Stres
Case Processing Summary
38 100.00 .0
38 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.894 27
Cronbach'sAlpha N of Items
Item-Total Statistics
77.5526 81.821 .280 .89577.3158 80.006 .468 .89077.3158 83.519 .308 .89376.8947 80.529 .609 .88777.8421 78.893 .538 .88877.3158 78.708 .569 .88776.9474 80.862 .606 .88877.1842 81.289 .492 .88977.0789 81.372 .449 .89077.0000 82.216 .369 .89277.0789 82.453 .326 .89377.2632 79.713 .545 .88877.3421 79.691 .459 .89077.3158 78.384 .594 .88777.1579 81.758 .517 .88977.1579 83.110 .304 .89377.3684 79.320 .532 .88877.0526 83.024 .270 .89477.1579 81.758 .517 .88977.3421 78.555 .603 .88776.9211 81.642 .345 .89376.9474 80.862 .606 .88877.4737 81.013 .457 .89077.0789 81.210 .379 .89276.7368 83.496 .307 .89376.9474 80.862 .606 .88877.3158 78.384 .594 .887
VAR00001VAR00002VAR00003VAR00004VAR00005VAR00006VAR00009VAR00010VAR00012VAR00014VAR00016VAR00017VAR00018VAR00020VAR00024VAR00025VAR00026VAR00029VAR00030VAR00031VAR00032VAR00033VAR00034VAR00036VAR00037VAR00039VAR00040
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
80.1579 86.893 9.32166 27Mean Variance Std. Deviation N of Items
Jadi Nilai Reliabilitasnya 0,894
Validitas Skala Strategi Koping
Case Processing Summary
38 100.00 .0
38 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.893 52
Cronbach'sAlpha N of Items
Item-Total Statistics
151.1842 199.938 .405 .891150.5000 202.635 .346 .892150.8158 205.019 .163 .894151.3421 199.042 .516 .890150.6842 202.492 .405 .891151.1842 204.046 .234 .893151.3158 196.708 .474 .890150.7368 202.794 .337 .892150.9211 199.372 .505 .890151.0263 205.756 .129 .894150.8684 198.280 .449 .890150.8158 201.452 .364 .891150.4737 201.121 .475 .890151.0789 196.723 .512 .889150.9474 201.078 .426 .891151.1842 201.938 .326 .892151.1316 200.658 .309 .892150.2105 204.117 .335 .892151.1579 197.380 .427 .890150.6579 200.015 .390 .891150.9211 202.561 .240 .893151.1053 197.610 .543 .889151.3421 198.718 .372 .891150.9474 199.997 .455 .890150.8421 205.001 .169 .894150.7632 201.699 .333 .892150.6579 202.934 .407 .891150.5526 203.227 .239 .893151.0526 203.078 .352 .892150.6316 202.942 .261 .893151.5789 197.494 .494 .889151.3684 198.942 .377 .891151.2105 197.684 .485 .890150.8158 203.073 .260 .893150.8947 201.935 .407 .891150.6316 200.455 .437 .890151.3421 197.853 .464 .890150.6053 205.164 .208 .893150.8158 202.479 .273 .892151.3158 200.006 .334 .892151.4737 200.905 .326 .892150.6842 203.195 .228 .893151.1053 202.043 .316 .892150.8947 203.178 .365 .891150.4737 201.121 .475 .890150.6842 199.898 .453 .890150.2368 203.807 .199 .894150.7895 202.333 .308 .892151.0526 203.078 .352 .892151.1579 200.569 .297 .892151.2368 204.294 .232 .893151.2105 200.711 .411 .891
VAR00001VAR00002VAR00003VAR00004VAR00005VAR00006VAR00007VAR00008VAR00009VAR00010VAR00011VAR00012VAR00013VAR00014VAR00015VAR00016VAR00017VAR00018VAR00019VAR00020VAR00021VAR00022VAR00023VAR00024VAR00025VAR00026VAR00027VAR00028VAR00029VAR00030VAR00031VAR00032VAR00033VAR00034VAR00035VAR00036VAR00037VAR00038VAR00039VAR00040VAR00041VAR00042VAR00043VAR00044VAR00045VAR00046VAR00047VAR00048VAR00049VAR00050VAR00051VAR00052
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
153.8947 208.853 14.45176 52Mean Variance Std. Deviation N of Items
Reliabilitas Skala Strategi Coping
Case Processing Summary
38 100.00 .0
38 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.894 35
Cronbach'sAlpha N of Items
Item-Total Statistics
99.5263 119.932 .394 .89198.8421 122.191 .322 .89299.6842 119.249 .505 .88999.0263 122.134 .374 .89299.6579 116.880 .494 .88999.0789 122.940 .265 .89399.2632 119.875 .467 .89099.2105 119.036 .414 .89199.1579 122.839 .234 .89498.8158 119.884 .546 .88999.4211 116.953 .531 .88999.2895 120.211 .461 .89099.5263 121.445 .317 .89398.5526 123.659 .277 .89399.5000 117.014 .466 .89099.0000 119.135 .432 .89199.4474 118.686 .496 .88999.6842 117.844 .421 .89199.2895 119.887 .450 .89099.1053 121.286 .322 .89299.0000 122.649 .359 .89299.3947 121.435 .419 .89199.9211 116.777 .562 .88899.7105 118.644 .394 .89299.5526 117.876 .494 .88999.2368 121.861 .365 .89298.9737 120.459 .417 .89199.6842 117.087 .527 .88999.6579 120.610 .288 .89499.8158 119.073 .409 .89199.2368 122.348 .362 .89298.8158 119.884 .546 .88999.0263 119.648 .461 .89099.3947 121.435 .419 .89199.5526 119.605 .465 .890
VAR00001VAR00002VAR00004VAR00005VAR00007VAR00008VAR00009VAR00011VAR00012VAR00013VAR00014VAR00015VAR00016VAR00018VAR00019VAR00020VAR00022VAR00023VAR00024VAR00026VAR00027VAR00029VAR00031VAR00032VAR00033VAR00035VAR00036VAR00037VAR00040VAR00041VAR00044VAR00045VAR00046VAR00049VAR00052
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
102.2368 126.780 11.25967 35Mean Variance Std. Deviation N of Items
Jadi Nilai Reliabilitasnya 0,894
Assalamualaikum Wr.Wb dan Salam Sejahtera
Segala puji bagi Tuhan YME yang telah memberikan karunia-Nya sehingga kita masih
dapat menjalankan segala aktivitas sehari-hari amin.
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir (skripsi) untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah maka saya:
Nama : Herlin Widiani
NIM : 103070029048
Semester : XIII (Tiga Belas)
Fakultas : Psikologi
Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Sumber stres dan strategi coping pada
pelajar atlet bulutangkis”. Oleh karena itu, saya memohon bantuan saudara untuk mengisi kuesioner
dibawah ini.
Hasil penelitian ini sifatnya rahasia oleh karena itu saya berharap agar saudara menjawab
dengan sebenar-benarnya, tanpa meragukan kerahasiaan dari jawaban yang saudara berikan.
Setelah selesai mengisi kuesioner ini, mohon periksa lagi jangan sampai ada pertanyaan
yang terlewatkan. Atas bantuan, kerjasama dan partisipasinya dengan menjadi responden penelitian
ini saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, November 2009
Penulis
PETUNJUK PENGISIAN
1. Dibawah ini terdapat 40 buah pernyataan skala sumber stres dan 52 skala strategi coping. Pada
kolom samping kanan terdapat empat pilihan jawaban.
2. Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan seksama kemudian berikan jawaban saudara
sesuai dengan keadaan yang saudara rasakan, dengan cara memberikan tanda silang (X) didalam
kolom yang telah tersedia.
3. Adapun pilihan jawaban adalah sebagai berikut:
SS : Jika pernyataan tersebut sangat setuju dengan diri saudara
S : Jika pernyataan tersebut setuju dengan diri saudara
TS : Jika pernyataan tersebut tidak setuju dengan diri saudara
STS : Jika pernyataan tersebut sangat tidak setuju dengan diri saudara
4. Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap salah
karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda.
5. Setelah selesai mengerjakan harap diperiksa kembali, jangan sampai ada pernyataan yang tidak
dijawab atau terlewat.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama (Inisial) :
Jenis Kelamin : L / P
Usia : a. 13 Tahun b. 14 Tahun c. 15 Tahun d. 16 Tahun
e. 17 Tahun f. 18 Tahun
Pendidikan : SMP/SMA Kelas ….
Lama di PPLP : a. 1 Tahun b. 2 Tahun c. 3 Tahun d. 4 Tahun
e. 5 Tahun f. Lainnya (Belum 1 Tahun)
SKALA SUMBER STRES No PERNYATAAN SS S TS STS
1 Kurangnya waktu istirahat membuat prestasi saya menurun
2 Saya tidak mudah dilanda kepanikan jika dihadapkan kepada berbagai hal
3 Saya merasa latihan yang saya jalani tidak memberikan efek yang baik buat saya
4 Saya tidak sering menangis jika mengingat masalah saya yang belum diselesaikan
5 Akibat konsentrasi menurun membuat tangan saya terkilir saat latihan
6 Walau saya sedang stres saya tidak pernah melamun 7 Menurut saya, makanan yang disediakan tidak sesuai gizi
sebagai seorang atlet
8 Padatnya jadwal latihan membuat saya sering melupakan tugas sekolah
9 Saya merasa lebih cepat lelah ketika latihan dibanding dengan teman-teman yang lain
10 Saya tidak mudah tersinggung saat sedang ada masalah 11 Saya merasa bahwa temen-teman disini tidak bisa diajak
curhat
12 Setiap hari saya menanti waktu untuk latihan walaupun hujan deras
13 Saya mudah tersinggung jika teman-teman membicarakan saya
14 Saya tetap pergi latihan walau gedung terkena banjir 15 Saya tidak memiliki teman untuk mencurahkan
permasalahan saya
16 Saya tetap pergi latihan walaupun sedang terjadi hujan deras
17 Suasana tempat tinggal yang bising membuat konsentrasi belajar saya terganggu
18 Bagi saya tidak terpengaruh adanya gempa saya tetap bisa berkonsentrasi latihan
19 Saat saya sedang ada masalah saya merasa dijauhkan oleh teman-teman saya
20 Pada cuaca panas saya lebih baik bolos latihan fisik (lari) daripada berjemur dengan panasnya matahari
21 Saya sering kesal karena kurangnya waktu untuk beristirahat sebagai atlet
22 Saat sedang tertekan saya sering buang air kecil 23 Merasa lebih suka menjadi pelajar pada umumnya
daripada menjadi pelajar atlet bulutangkis
24 Nafsu makan saya hilang saat saya stres 25 Saya mudah marah apabila sedang menghadapi
pertandingan 26 Denyut jantung saya seperti terdengar oleh orang lain saat
saya sedang stres
27 Padatnya jadwal latihan membuat saya ingin berhenti menjadi atlet bulutangkis
28 Saya sering jalan mondar-mandir tanpa tujuan yang jelas 29 Setiap kali menghadapi pertandingan saya merasa tertekan 30 Makan saya banyak diluar porsi biasanya saat saya
tertekan
31 Saya tidak dapat konsentrasi latihan akibat adanya gempa 32 Saya merasa dijauhkan oleh teman-teman saat saya ada
persoalan
33 Hujan yang deras membuat tempat latihan menjadi banjir 34 Saya percaya bahwa teman-temanatau pelatih memahami
sifat saya jika sedang tertekan
35 Akibat tidak adanya renovasi gedung sehingga gedung menjadi roboh dan saya tidak bisa latihan
36 Suasana tempat saya tinggal yang tenang membuat konsentrasi belajar saya tidak terganggu
37 Saya tidak dapat pergi latihan karena atapnya hancur terkena pohon yang roboh
38 Ada rasa saling pengertian diantara teman-teman atau pelatih jika saya sedang stres
39 Saya tidak dapat pergi latihan karena gedung tempat saya berlatih terbakar
40 Saya memiliki teman untuk diajak curhat SKALA STRATEGI COPING No PERNYATAAN SS S TS STS
1 Saya tidak dapat menerima kenyataan bahwa masalah yang membuat saya stres benar-benar ada
2 Saya aktif melakukan usaha-usaha untuk menyelesaikan masalah yang saya hadapi
3 Saya menyesuaikan diri untuk hidup bersama dengan situasi yang penuh tekanan
4 Saya mengambil tindakan langsung untuk menghadapi masalah yang membuat saya tertekan
5 Saya merasa tidak sanggup (letih/lelah) mengatasi stres yang sedang saya rasakan
6 Saya membuat strategi untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi
7 Saat saya sedang stres saya tidak pernah mengekspresikan (mengeluarkan) perasaan saya
8 Saya memikirkan mengenai langkah-langkah apa yang harus saya ambil dalam mengatasi permasalahan saya
9 Bagi saya, saran dari orang lain tidak dapat membantu saya dalam memecahkan permasalahan saya
10 Saya tidak terburu-buru dalam mengambil tindakan untuk mengatasi masalah saya
11 Saya dapat memecahkan masalah saya tanpa meminta saran/pendapat dari orang lain
12 Saya menunggu waktu yang tepat dalam mengambil tindakan untuk mengatasi masalah saya
13 Saya tidak melakukan usaha-usaha untuk menyelesaikan masalah yang saya hadapi
14 Dalam menghadapi situasi yang penuh dengan tekanan biasanya saya mencari sumber stres (penyebab) timbulnya stres
15 Saya tidak mengambil tindakan langsung untuk menghadapi masalah yang saya hadapi
16 Saya mendahulukan memecahkan permasalahan saya daripada aktivitas-aktivitas biasa yang saya jalani
17 Saya tidak sadar bahwa saya sedang menghadapi masalah yang membuat saya tertekan
18 Saya selalu berdoa memohon petunjuk Tuhan YME untuk memecahkan permasalahan saya
19 Saya meyakinkan diri bahwa permasalahan ini tidak mungkin terjadi
20 Jika saya sedang stres, saya akan mencurahkan isi hati saya kepada Pencipta (Tuhan YME)
21 Terkadang saya tidak mampu lagi menghadapi situasi yang penuh tekanan
22 Jika saya merasakan stres yang berlebihan saya akan mengeluarkan perasaan saya
23 Saat sedang stres saya melakukan hal-hal yang negatif (misalnya membanting sesuatu, melampiaskan kemarahan pada orang lain, dll)
24 Saat saya sedang stres, saya mengungkapkan kekesalan dengan membanting sesuatu atau marah kepada orang lain
25 Saya berusaha berpikir positif terhadap masalah yang menimpa saya
26 Saya meminta nasihat pada orang yang memiliki pengalaman yang sama dengan permasalahan saya
27 Saya tidak menceritakan permasalah yang sangat menekan saya kepada teman maupun keluarga saya
28 Saya mencari informasi atau nasihat tentang apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi masalah yang sedang terjadi
29 Saya mencoba melihat dari sisi yang negatif dalam mengartikan setiap masalah
30 Saya dapat mengatasi situasi yang penuh dengan tekanan 31 Permasalahan yang saya hadapi membuat saya menjadi
seperti anak kecil 32 Saya mampu menghadapi stres yang sedang saya rasakan 33 Saya menghindari kegiatan-kegiatan yang dapat
mengganggu konsentrasi saya dalam memecahkan permasalah yang sedang saya hadapi
34 Saya mencoba untuk mencari simpati atau dukungan emosional dari orang lain
35 Saya menghindari kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu konsentrasi saya dalam memecahkan masalah
36 Saya mencurahkan isi hati mengenai apa yang saya rasakan
37 Walaupun saya sedang stres, saya tidak pernah melarikan diri dengan makan yang tidak seperti biasanya (melebihi/mengurangi porsi dari biasanya)
38 Saya tidak perlu meminta nasihat kepada orang lain untuk membantu memecahkan permasalahan saya
39 Saya merasa nyaman jika melampiaskan kemarahan kepada orang lain karena dapat menghilangkan stres yang saya rasakan
40 Saya mencoba mengambil hikmah atas apa yang terjadi 41 Saya merasa tidak perlu menunggu waktu yang tepat
untuk menyelesaikan permasalahan saya
42 Saya menerima bahwa masalah ini dapat terjadi 43 Saya tidak perlu menunggu sampai ada kesempatan yang
tepat untuk bertindak memecahkan permasalahan saya
44 Saya mencoba menerima kenyataan bahwa masalah ini memang terjadi
45 Bagi saya tidak ada gunanya berdoa kepada Tuhan YME 46 Pada saat sedang stres saya akan melarikan diri dengan
menonton tv dan makan yang banyak
47 Saya tidak perlu meminta petunjuk Tuhan YME jika saya sedang stres
48 Saya mencari pelarian dengan melampiaskan kemarahan kepada orang lain karena dapat menghilangkan stres yang saya rasakan
49 Saya tidak perlu merencanakan strategi apa yang harus saya lakukan dalam mengatasi permasalahan saya
50 Saya dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang penuh dengan tekanan (stres)
51 Saya tidak perlu berpikir keras mengenai langkah apa yang harus diambil dalam menanggulangi stres yang terjadi pada diri saya
52 Saya dapat hidup bersama dengan situasi yang penuh dengan tekanan