full-edit.docx

42
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan akan kesehatan gigi dan mulut merupakan mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan gigi dan mulut. Masalah kesehatan gigi dan mlulut menjadi perhatian yang sangat penting dalam pengembangan kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang rendah terhadap kesehatan gigi dan mulut serta gaya hidup. 1 Minuman ringan (soft drink) menjadi salah satu bagian gaya hidup remaja kota-kota besar, karena penyajian kemasan yang menarik, serta iklan-iklan minuman ringan yang dikemas dengan nuansa remaja dan juga slogan-slogan yang mempengaruhi pandangan tentang produk itu sendiri. Wardlaw menegaskan bahwa kalangan remaja cenderung mengkonsumsi minuman ringan berupa soft drink. Pada tahun 1979-1997, Yule menambahkan bahwa jumlah konsumsi harian soft drink mengalami peningkatan sebesar 74% pada remaja putra dan 64% pada remaja putri. 2 Berdasarkan hal tersebut, dapat diperkirakan bahwa pengetahuan para remaja mengenai kesehatan gigi dan mulut masih rendah, oleh karena itu, pengetahuan tersebut harus lebih ditekankan lagi melalui pendidikan kesehatan gigi. Soft drink merupakan minuman berkarbonasi yang diberi tambahan berupa bahan perasa dan pemanis seperti gula. 1

Upload: gowrikrishnarao

Post on 07-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPengetahuan akan kesehatan gigi dan mulut merupakan mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan gigi dan mulut. Masalah kesehatan gigi dan mlulut menjadi perhatian yang sangat penting dalam pengembangan kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang rendah terhadap kesehatan gigi dan mulut serta gaya hidup.1 Minuman ringan (soft drink) menjadi salah satu bagian gaya hidup remaja kota-kota besar, karena penyajian kemasan yang menarik, serta iklan-iklan minuman ringan yang dikemas dengan nuansa remaja dan juga slogan-slogan yang mempengaruhi pandangan tentang produk itu sendiri. Wardlaw menegaskan bahwa kalangan remaja cenderung mengkonsumsi minuman ringan berupa soft drink. Pada tahun 1979-1997, Yule menambahkan bahwa jumlah konsumsi harian soft drink mengalami peningkatan sebesar 74% pada remaja putra dan 64% pada remaja putri.2 Berdasarkan hal tersebut, dapat diperkirakan bahwa pengetahuan para remaja mengenai kesehatan gigi dan mulut masih rendah, oleh karena itu, pengetahuan tersebut harus lebih ditekankan lagi melalui pendidikan kesehatan gigi.Soft drink merupakan minuman berkarbonasi yang diberi tambahan berupa bahan perasa dan pemanis seperti gula. Soft drink terdiri dari sugar-sweetened soft drink dan non-sugar soft drink. Sugar-sweetened soft drink merupakan soft drink dengan zat pemanis yang berasal dari gula, sedangkan non-sugar soft drink merupakan soft drink dengan zat pemanis yang berasal dari pemanis buatan.3 Rasa soft drink yang manis dan menyegarkan memang menjadi candu tersendiri bagi para penikmatnya.2 Pemanis yang terdapat dalam soft drink berjumlah besar yaitu setara dengan 10 sendok teh gula dalam kemasan 12 oz, satu oz setara dengan 30 ml.4Minuman ringan (soft drink) berbahaya bagi enamel karena mengandung karbohidrat yang mudah difermentasi, sangat asam dan mempunyai adesi termodinamik yang sangat tinggi, sehingga minuman ini tidak mudah dihilangkan oleh saliva. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi proses demineralisasi, yaitu jenis dan konsentrasi asam minuman yang tidak berdisosiasi, kandungan karbohidrat dalam minuman, pH dan kapasitas minuman serta kandungan fosfat dan f1uor yang ada di dalam minuman.5Konsumsi soft drink memiliki dampak buruk terhadap kesehatan seperti karies gigi dan erosi. Situs kesehatan Global Healing Center pada tahun 2013 menyatakan bahwa para remaja terpengaruh dengan iklan dan slogan-slogan soft drink, walaupun banyak bukti yang menemukan bahwa minuman ini sangat berbahaya.2 Produksi berbagai jenis minuman ringan yang dipasarkan dan dikonsumsi secara global diketahui dapat menyebabkan demineralisasi enamel yang secara langsung dikenal sebagai erosi dan melalui fermentasi karbohidrat dalam hubungannya dengan aktivitas bakteri yang dikenal sebagai karies gigi. Erosi gigi dan karies gigi mempunyai kesamaan dalam jenis kerusakannya yaitu terjadi demineralisasi jaringan keras yang disebabkan oleh asam.5 Asam penyebab erosi berbeda dengan asam penyebab karies gigi. Erosi gigi berasal dari asam yang bukan sebagai hasil fermentasi bakteri. Karies gigi berasal dari asam yang merupakan hasil fermentasi karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. Erosi terjadi secara merata di permukaan gigi. Hal ini mungkin karena terjadi suatu kelarutan dari elemen anorganik elemen gigi secara perlahan-lahan atau kronis.5 Menurut hasil penelitian Visvanathan AR pada tahun 2011, bahwa terjadi 28,40% erosi gigi pada siswa-siswi kelas VIII SMP karena kebiasaan mengonsumsi minuman ringan.6 Dengan banyaknya penelitian yang telah membuktikan bahwa soft drink berbahaya bagi kesehatan, sudah semestinya pengkonsumsian soft drink menjadi salah satu bagian penelitian kesehatan karena target sasaran konsumen mereka adalah remaja dan soft drink telah menjadi salah satu bagian gaya hidup remaja. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai soft drink serta bahayanya terhadap kesehatan gigi. Sehingga dengan diketahuinya informasi mengenai soft drink ini nantinya dapat dibuat perubahan keputusan-keputusan yang terkait gaya hidup sehat dan terkait dengan kesehatan gigi remaja.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :1. Bagaimanakah pengetahuan siswa SMA Swasta Angkasa tentang dampak minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan gigi?2. Bagaimanakah sikap siswa SMA Swasta Angkasa tentang dampak minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan gigi?3. Bagaimanakah perilaku siswa SMA Swasta Angkasa tentang dampak minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan gigi?

1.3 Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan :1. Untuk mengetahui pengetahuan siswa SMA Swasta Angkasa tentang dampak minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan gigi.2. Untuk mengetahui sikap siswa SMA Swasta Angkasa tentang dampak minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan gigi.3. Untuk mengetahui perilaku siswa siswa SMA Swasta Angkasa tentang dampak minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan gigi.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Meningkatkan pengetahuan siswa SMA Swasta Angkasa tentang dampak minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan gigi2. Memperbaiki sikap siswa SMA Swasta Angkasa tentang dampak minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan gigi.3. Memperbaiki perilaku siswa SMA Swasta Angkasa tentang dampak minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan gigi.4. Sebagai data dasar bagi penelitian lanjutan mengenai dampak negatif dari minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan gigi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan, sikap dan perilaku2.1.1 PengetahuanPengetahuan adalah hasil tahu, dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, baik indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain kognitif yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan dapat diperoleh secara alami maupun terencana yaitu melalui proses pendidikan. Pengetahuan merupakan ranah kognitif yang mempunyai tingkatan, yaitu7,8,9 : 1. Tahu (Know)Tahu, diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau terhadap suatu rangsangan tertentu. 2. Memahami (Comprehension)Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.3. Aplikasi (application)Aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)Analisis, adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih berkaitan satu dengan lainnya. Kemampuan analisis ditandai dengan penggunaan kata kerja diantaranya dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.5. Sintesis (Synthesis)Sintesis, yaitu kemampuan menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis juga dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori yang telah ada.6. Evaluasi (Evaluation)Evaluasi, berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada, misalnya dapat membandingkan, menanggapi, menafsirkan, dan sebagainya.Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan memalui wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur, dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.2.1.2 SikapKrathwohl (1964) sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap mempunyai lima tingkatan yaitu menerima (receiving), merespon (responding ), menghargai (valuing), mengorganisasi (organizing), dan characterization by a value or value complex.7Ada juga yang membagi sikap menjadi empat tingkatan yaitu7,8,9 :1. Menerima, artinya orang (subjek) mau memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).2. Merespon, artinya suatu indikasi sikap pada tingkat kedua, yaitu kemampuan untuk memberikan untuk memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.3. Menghargai, artinya indikasi sikap pada tingkat ketiga yaitu kemampuan untuk mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.4. Bertanggung jawab, artinya suatu indikasi sikap pada tingkat keempat yaitu kemampuan untuk bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala konsekuensinya2.1.3 PerilakuSkiner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Benyamin Blomm, seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku ke dalam tiga domain, ranah atau kawasan yakni kognitif, afektif dan psikomitor. Dalam perkembangan, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni pengetahuan, sikap, dan tindakan.7Penelitian Rogers megungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi suatu perilaku, terjadi proses yang berurutan dalam orang itu, yakni 7,8,9:a) Awareness ( kesadaran )Seseorang menyadari dalam arti mengetahui stimulasi terlebih dahulu.b) Interest ( tertarik )Seseotang mulai tertarik kepada stimulasi dan sikap sudah mulai terbentuk.c) Evaluatin ( mempertimbangkan )Seseorang mempertimbangkan baik buruk dari stimulus kepada dirinya. Hal ini berarti sikap orang itu sudah lebih baik.d) Trial ( mencoba )Seseorang telah mulai mencoba perilaku baru.e) Adoption ( adopsi )Seseorang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kasadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu. Pengukuran dapat juga dilakukan secara langsung, yakni dengan mengamati tindakan atau kegiatan responden.2.2 Minuman ringan (soft drink)Minuman yang besifat asam seperti minuman berkarbonat merupakan salah satu faktor eksternal penyebab erosi. Minuman berkarbonat mengandung 90% air, gula, karbon dioksida (CO2), asam fosfor, asam sitrat, kafein serta bahan perasa dan pewarna. Kadar asam (pH) yang terkandung dalam minuman berkarbonat adalah diantara 2,2-3,7 ini merupakan tahap yang paling asam. Setiap mengonsumsi minuman berkarbonat memerlukan 20 detik untuk bereaksi dengan gigi. Efeknya mengakibatkan permukaan gigi menjadi kasar dan dapat dirasakan dengan menggunakan lidah. Keadaan ini menyebabkan enamel gigi mengalami erosi.5 2.2.1 Jenis dan pH Beberapa Minuman Ringan dan MekanismenyaPada tabel 1 dapat dilihat daftar minuman yang bersifat asam yang umum dikonsumsi oleh masyarakat. Terdapat beberapa jenis jus buah, minuman berkarbonat dan minuman lain yang diketahui mempunyai pH yang sangat rendah.5Tabel 1. Jenis dan pH Beberapa Minuman Ringan6

Sebagaimana diketahui, enamel gigi terdiri atas kalsium hidroksi apatit (Ca10(PO4)6(OH)2) dan sebagian kecil fluor apatit serta beberapa ion tambahan seperti ion karbonat dan fluoride. pH kritis enamel gigi adalah 5,5. Ketika seseorang mengkonsumsi minuman ringan, maka minuman tersebut akan berada dalam rongga mulut untuk sementara waktu. Adanya kandungan zat asam dalam minuman ringan kan menyebabkan perubhan pH saliva sehingga permukaan gigi menjadi sedikit kasar. Menurut Freguson apabila pH lebih kecil dari pH kritis enamel, akan mengakibatkan saliva berada di titik jenuh sehingga terjadi pengurangan kristal apatit, mineral dipermukaan gigi menjadi hilang, lalu enamel gigi mengalami proses demineralisasi.5Perubahan patologis erosi gigi berupa demineralisasi permukaan jaringan keras gigi, pertama-tama terjadi pelarutan kristal apatit. Pelarutan ini dapat terjadi oleh karena adanya zat asam kuat, misalnya asam klorida, asam sitrat dan asam fosfor pada minuman ringan yang melekat pada permukaan gigi.. Pada erosi gigi, demineralisasi terjadi pada prisma enamel berlanjut sampai ke daerah batang prisma dan interprimatik membentuk struktur seperti sarang lebah. Struktur prisma enamel menjadi tidak beraturan diikuti dengan hilangnya enamel yang bervariasi.5Hubungan antara kadar asam (pH) pada permukaan gigi dan waktu konsumsi minuman ditunjukkan dalam kurva Stephan. Dimana pH rendah menunjukkan kondisi asam, pH tinggi menunjukkan kondisi alkanitas. Ketika pH pada permukaan gigi di bawah 5,5 (pH kritis) permukaan gigi mengalami kerusakan. Kurva Stephen menunjukkan peningkatan akumulasi asam pada permukaan gigi (penurunan pH) segera setelah kita makan atau minum sesuatu. Setelah menelan saliva akan mengencerkan sisa-sisa yang tertinggal di mulut, dengan ini dapat mengurangi potensi kerusakan permukaan gigi. Diperlukan sekitar 20 menit untuk saliva menyingkirkan cairan erosif yang berkontak dengan permukaan gigi sampai pH melebihi 5,5.

Gambar 1. Kurva Stephen yng menunjukkan hubungan antara kadar asam (pH) pada permukaan gigi dan waktu konsumsi minuman

2.2.2 Kandungan Minuman RinganEko Prayitno pada tahun 2011 memaparkan beberapa saja dari komposisi tersebut, yaitu air Berkarbonasi (Air CO2), Natrium Benzoat, Kafein, dan pewarna makanan.1 1. Air Berkarbonasi (Air CO2) Minuman berkarbonasi adalah minuman yang tidak memiliki kandungan alkohol. Di seluruh belahan bumi, minuman berkarbonasi memiliki beberapa nama populer yang berbeda-beda. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, dikenal dengan nama soda, soda pop, pop atau tonik, di Inggris dikenal dengan fizzy drinks, di Canada dikenal dengan Soda atau Pop saja. Sedangkan di daerah Ireland, mereka menyebutnya Minerals. Pada 1770-an, seorang ilmuwan berhasil menciptakan suatu proses untuk menghasilkan air mineral berkarbonasi. Adalah seorang berkebangsaan Inggris bernama Joseph Priestley yang berhasil memproses air hasil destilasi dan mencampurnya dengan CO2. Ilmuwan Inggris yang lain John Mervin Nooth, berhasil memperbaiki hasil penemuan Priestley dan menjualnya secara komersial alat untuk memproduksi air soda yang pertama untuk digunakan di bidang farmasi. Karbonasi terjadi ketika gas CO2 terlarut secara sempurna dalam air. Proses ini akan menghasilkan sensasi karbonasi "Fizz" pada air berkarbonasi dan sparkling mineral water. Hal tersebut diikuti dengan reaksi keluarnya buih pada minuman soda yang tidak lain adalah proses pelepasan kandungan CO2 terlarut di dalam air. CO2 digunakan untuk menambahkan rasa menggelitik di rongga mulut saat mengkonsumsi soda. Reaksi CO2 menimbulkan rasa asam.2. Pengawet Natrium Benzoat Benzoat (acidum benzoicum atau flores benzoes atau benzoic acid). Benzoat yang biasa diperdagangkan adalah garam natrium benzoate. Ciri-ciri berbentuk serbuk atau kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa payau, dan pada pemanasan yang tinggi akan meleleh lalu terbakar. Natrium benzoat merupakan zat tambahan (eksipien) yang digunakan sebagai pengawet. Natrium benzoat memiliki ambang batas penggunaan 600 mg/l. (Dyah Arofah, 2006). Natrium benzoat digunakan secara luas dalam industri minuman. Di Inggris natrium benzoat digunakan oleh minuman bermerek Britvic, termasuk Britvic 55 rasa apel dan jeruk, Pennine Spring, dan Shandy Bass. Belum diketahui apakah produk-produk ini juga merupakan produk yang dites.Manfaat lain dari Natrium Benzoat adalah sebagai bahan pengawet agar tidak berbau tengik, tidak cepat rusak, menjaga rasa makanan, dan sebagainya.3. Kafein Kafein adalah zat kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan sistem saraf. Kafein tergolong jenis alkaloid yang juga dikenal sebagai trimetilsantin. Selain pada kopi, kafein juga banyak ditemukan dalam minuman teh, soda, cokelat, minuman berenergi maupun obat-obatan. Bagi orang yang sering mengonsumsi soda, kadar gula dan kafein akan tinggi diikuti jumlah kalori berlebihan. Namun, banyak penikmat soda yang belum menyadarinya.

4. Pewarna Makanan Secara umum bahan pewarna yang sering digunakan dalam makanan olahan terbagi atas pewarna natural (alami) dan pewarna sintetis (buatan). a) Pewarna Makanan Alami Pewarna alami merupakan pewarna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan yang lebih aman untuk dikonsumsi. Contohnya karotenoid adalah kelompok zat warna yang meliputi warna kuning, oranye, dan merah. Biasanya terdapat pada tomat, wortel, cabai merah, dan jeruk. Sedangkan dari hewan terdapat dalam lobster dan kulit udang. b) Pewarna Sintesis Pewarna sintetis pada umumnya terbuat dari bahan-bahan kimia. Misalnya tartrazin untuk warna kuning, allura red untuk warna merah, dan seterusnya. Kadang-kadang pengusaha yang nakal juga menggunakan pewarna bukan makanan untuk memberikan warna pada makanan. Pewarna buatan/sintetis adalah pewarna yang biasanya dibuat di pabrik-pabrik dan berasal dari suatu zat kimia. Pewarna ini digolongkan kepada zat berbahaya apabila dicampurkan ke dalam makanan. Pewarna sintetis dapat menyebabkan gangguan kesehatan terutama pada fungsi hati dalam tubuh. Jenis pewarna yang masuk dalam komposisi soda sebagaimana yang sudah geDoor Lab lihat adalah pewarna Kuning FCF 15985, Karmoisin CI 14720, Karamel, dan Allura. Sesuai izin dari Kementerian Kesehatan, pewarna yang diperbolehkan adalah pewarna alami seperti Anato CI 75120, Beta Apo-8, Karotenal CI 80820, Kanta santin CI 40850, Karmin CI 75470, Beta Karoten CI 75130, Karamel, dan lain sebagainya. Jenis-jenis kandungan yang terdapat dalam soft drink menurut Australian Beverages Council (2004), meliputi antara lain,11. Carbonated water (air soda) Air soda merupakan kandungan utama yang terdapat dalam soft drink yaitu sekitar 86%. Air soda berperan sebagai salah satu sumber air pada tubuh manusia. Di dalam air soda, terdapat kandungan gas berupa karbon dioksida (CO2).12. Bahan pemanis Rasa manis yang terdapat dalam soft drink dapat berasal dari sukrosa atau pemanis buatan. Sukrosa merupakan perpaduan antara fruktosa dan glukosa yang termasuk dalam karbohidrat. Jumlah sukrosa yang terdapat dalam soft drink sekitar 10%. Pemanis buatan yang sering dipakai dalam soft drink ialah aspartam. Aspartam dibentuk dari perpaduan asam aspartat dengan fenilalanin dan bersifat 200 kali lebih manis dari gula sehingga hanya sedikit jumlah aspartam yang terkandung dalam soft drink.13. Bahan perasa Bahan perasa terdiri dari bahan perasa alami dan bahan perasa buatan. Bahan perasa alami berasal dari buah-buahan, sayuran, kacang, daun, tanaman herbal, dan bahan alami lainnya. Bahan perasa buatan digunakan agar soft drink memberi rasa yang lebih baik.1 4. Asam Asam berperan dalam menambah kesegaran dan kualitas pada soft drink. Asam yang dipergunakan yaitu asam sitrat dan asam fosfor.15. Kafein Kafein berperan dalam meningkatkan rasa yang terkandung dalam soft drink. Kafein yang terkandung dalam soft drink berjumlah sampai dari jumlah kafein yang terkandung dalam kopi.16. Pewarna Pewarna bersamaan dengan gas CO2 merupakan bagian dari karakteristik soft drink. Pewarna terdiri dari pewarna alami dan pewarna buatan yang dapat digunakan. Warna yang ada dalam minuman seperti Coca-cola, Pepsi atau minuman sejenis lainnya berasal dari zat yang disebut dengan methylimidazole (4-MI).1

2.3 Dampak Soft Drink Terhadap Kesehatan GigiSecara umum dijelaskan bahwa pengkonsumsian soft drink memiliki dampak bagi kesehatan gigi, antara laina) Karies GigiKonsumsi soft drink memiliki banyak potensi untuk masalah kesehatan. Kandungan asam dan gula dalam soft drink memiliki potensi untuk menimbulkan karies gigi dan erosi lapisan enamel. Karies gigi ialah suatu penyakit pada gigi yang ditandai adanya kerusakan jaringan gigi. Asam terutama asam fosfor sebagai penyebab kehilangan total enamel gigi. Asam fosfor menurunkan pH saliva dari 7,4 menjadi suasana asam. Agar dapat meningkatkan level pH kembali di atas 7, tubuh akan berusaha menarik ion kalsium dari gigi sehingga lapisan enamel gigi menjadi sangat berkurang, ditandai dengan gigi yang terlihat berwarna kekuningan.

b) ErosiMinuman yang bersifat asam seperti minuman berkarbonat merupakan salah satu faktor eksternal penyebab erosi. Padadasarnya, semua jenis zat asam baik yang bersumber dari dalam (zat asam intrinsik) maupun luar tubuh (zat asam ekstrinsik) dapat mengakibatkan demineralisasi pada enamel dan dentin. Zat asam instrinsik berasal dari isi lambung yang naik ke esophagus dan mencapai rongga mulut seperti yang terjadi pada penderita GERD (Gastro-esophageal Reflux Disease) dan bulimia, sedangkan zat asam ekstrinsik adalah zat-zat asam yang terdapat pada makanan, minuman, dan obat-obatan. Kebanyakan buah-buahan dan jus buah memiliki pH rendah (keasaman tinggi) sehingga sangat berpotensi menyebabkan terjadinya erosi gigi. Selain itu, beberapa makanan seperti makanan vegetarian dengan kandungan buah-buahan 6%, beberapa jenis bir dan teh herbal dengan pH rendah, makanan yang diawetkan serta minuman ringan yang mengandung kafein juga dapat menyebabkan erosi gigi.

Gambar 2 : Gambaran erosi oleh karena minuman ringan. Permukaan enamel yang halus menjadi permukaan yang luas, cekung dan mengkilap

2.4 Cara pencegahan Sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pabrik pembuatan minuman ringan dengan mencoba memodifikasikan komposisi minuman ringan untuk mengurangi efeknya pada gigi. Caranya adalah dengan menambah atau mengurangi komponen tertentu dalam minuman ringan. Ada beberapa hal yang disarankan agar bisa mengkonsumsi minuman ringan dengan aman yaitu:a) Mengikuti anjuran pabrik pembuatannya, apakah bisa diminum langsung atau harus diencerkan.b) Konsumsi minuman ringan hanya pada waktu makanc) Waktu minum tidak boleh lamad) Sebaiknya menggunakan sedotane) Meminum minuman yang didinginkan karena sifat erosive yang kurangf) Tidak boleh mengulum minuman dalam mulut g) Jangan menyikat gigi segera setelah mengkonsumsi minuman ringan h) Usahakan minum susu, air putih atau makan keju setelah mengkonsumsi minuman ringan yang mengandung asam bagi menetralkan pH rongga mulut.i) Bila memungkinkan, sebaiknya mengganti minuman ringan mengandung asam dengan minuman lain yang kurang bersifat erosive, seperti air putih.2.5 PerawatanPerawatan erosi gigi dapat dilakukan berdasarkan tingkat keparahannya. Jika erosi hanya terdapat pada bagian enamel yaitu erosi ringan, dapat dilakukan aplikasi flour atau ditambal dengan menggunakn bahan restorative komposit. Bagi erosi pada bagian labial yaitu erosi sedang, dilakukan pemasangan veener keramik atau overlay mahkota, serta pada erosi berat dilakukan pemasangan mahkota, bridge atau overdenture. Bagi mempertahan perawatan ini, etiologi erosi perlu disingkirkan seminimal mungkin.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Jenis PenelitianJenis penelitian adalah survei deskriptif untuk menggambarkan perilaku, sikap dan pengetahuan siswa SMA Swasta Angkasa Lanud tentang dampak minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan gigi Tahun 2015.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian3.2.1 Lokasi PenelitianLokasi penelitian ini adalah di Sekolah SMA Swasta Angkasa Lanud Medan.3.2.2 Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan pada 20 April 2015 22 Mei 2015.

3.3 Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I dan II SMA Angkasa Lanud yaitu 206 orang. Karena populasi diketahui, cara menentukan sampel dari populasi adalah dengan rumus estimasi proporsi. Rumus tersebut adalah sebagai berikut (Notoatmodjo, 2010):

Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh sampel yang diteliti sebanyak 96 orang. Untuk mengantisipasi kesalahan dalam pengambilan sampel maka jumlah sampel ditambah 10%. Jadi jumlah sampel total 110 orang.

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

Tabel 2. Variabel dan Definisi OperasionalNo.VariabelDefinisi Operasional

1.

2.

2.

3. Pengetahuan

a. Definisi soft drink

b. Kandungan soft drink

c. Dampak soft drink terhadap kesehatan gigi

d. Cara mengonsumsi soft drink

Sikap

a. Dampak soft drink terhadap kesehatan gigi - Cara mengonsumsi soft drink

Perilaku

a. Cara mengonsumsi soft drink

b. Efek soft drink terhadap kesehatan gigi

Pengetahuan responden tentang dampak minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan gigi meliputi definisi minuman ringan (soft drink), kandungan soft drink, dampak soft drink terhadap kesehatan gigi dan cara mengonsumsi soft drink

Soft drink merupakan minuman yang tidak mengandung alkohol yang terdiri atas minuman ringan berkarbonasi dan tidak berkarbonasi serta menyegarkan.

Soft drink mengandung gula, zat pewarna, asam, air soda dan kafein

Akibat meminum minuman ringan atau soft drink yang menyebabkan gigi berlubang dan terkikis (erosi)

Cara yang baik dalam meminum soft drink yaitu dengan cara menggunakan sedotan.

Respon siswa SMA yang ditentukan dari pendapat siswa SMA tentang dampak soft drink terhadap kesehatan gigi dan cara siswa SMA dalam mengonsumsi soft drink.

Sikap setuju atau tidak setuju siswa bahwa soft drink memiliki dampak terhadap kesehatan gigi.Sikap setuju atau tidak setuju siswa bahwa cara mengonsumsi soft drink yang benar adalah menggunakan sedotan.

Wujud perbuatan nyata responden dalam mengonsumsi minuman ringan (soft drink)

Suatu cara dalam mengonsumsi soft drink yang benar yaitu dengan menggunakan sedotan.Rasa ngilu yang dialami oleh responden yang disebabkan karena kebiasaan menonsumsi soft drink

3.5 Metode Pengumpulan DataData dikumpul dengan cara penyebaran kuesioner, dimana kuesioner diberikan secara langsung kepada siswa SMA dan diisi langsung oleh siswa SMA. Kuesioner yang diberikan terdiri dari empat bagian yaitu pertanyaan berhubungan dengan pengetahuan siswa mengenai dampak minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan gigi, berhubungan dengan siswa mengenai sikap dampak minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan gigi, pertanyaan berhubungan dengan perilaku siswa mengenai dampak minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan gigi dan lembar pemeriksaan erosi gigi yang diisi oleh peneliti.

3.6 Pengolahan dan Analisis DataData yang diperoleh dalam penelitian ini diolah secara komputerisasi dan dihitung dalam bentuk persentase.

3.7 Pengukuran Dataa. Tingkat pengetahuanUntuk mengetahui pengetahuan siswa SMA mengenai dampak minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan gigi diukur melalui 5 pertanyaan. Pertanyaan dengan jawaban yang benar, nilainya 1 dan pertanyaan dengan jawaban yang salah, nilainya 0. Sehingga nilai tertinggi dari 5 pertanyaan yang diberikan adalah 5. Kemudian nilai selanjutnya dikategorikan dengan pengetahuan baik, cukup dan kurang. Katagori baik apabila mendapatkan nilai benar 76%-100%, kategori cukup apabila mendapatkan nilai benar 56%-75% dan kategori kurang apabila mendapatkan nilai benar 40%-55%.38

Tabel 3. Kategori Nilai PengetahuanAlat UkurHasil UkurKatagori PenilaianSkor

Kuesioner (5 pertanyaan)Jawaban tidak tepat = 0Jawaban yang tepat = 1Baik : jawaban benar 76%-100% dari seluruh pertanyaan.4-5

Cukup : jawaban benar 56%-75% dari seluruh pertanyaan.3

Kurang : jawaban benar 0%-55% dari seluruh pertanyaan.