fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/sunshine-mks.docx · web viewjii melakukan...

21

Upload: duongkien

Post on 16-Mar-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/SUNSHINE-MKS.docx · Web viewJII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI
Page 2: fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/SUNSHINE-MKS.docx · Web viewJII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI
Page 3: fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/SUNSHINE-MKS.docx · Web viewJII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI
Page 4: fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/SUNSHINE-MKS.docx · Web viewJII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI
Page 5: fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/SUNSHINE-MKS.docx · Web viewJII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI
Page 6: fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/SUNSHINE-MKS.docx · Web viewJII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI
Page 7: fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/SUNSHINE-MKS.docx · Web viewJII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI
Page 8: fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/SUNSHINE-MKS.docx · Web viewJII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Syariah

Dosen : Imam Wahyudi

Tanggal : 20 Juni 2014

Pertanyaan 1

A. JII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI No.80 Tahun 2011 dan No.40 Tahun 2003. Proses screening saham syariah di pasar modal Indonesia didasarkan pada dua kriteria utama yaitu kriteria bisnis dan kriteria keuangan. Kriteria bisnis dapat juga dapat juga dikatakan sebagai proses screening secara kualitatif. Yang dimaksud dengan kriteria bisnis ialah bahwa perusahaan dalam cara menjalankan usahanya maupun produknya tidak melanggar peraturan yang diharamkan seperti:

Perjudian

Perdagangan yang dilarang menurut syariah

Jasa keuangan ribawi

Jual beli risiko yang mengandung unsur gharar dan maisir

Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/ atau menyediakan barang atau

jasa yang haram karena zatnya maupun bukan karena zatnya dan yang merusak moral

dan bersifat mudarat

Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap

. Sedangkan secara kuantitatif, perusahaan yang menerbitkan saham syariah maksimal memiliki debt to asset ratio 45% dan memiliki pendapatan non halal terhadap total perndapatan tidak lebih dari 10%

Berbeda halnya menurut Dow Jones Islamic Market Indices, disana telah dijelaskan secara kualitatif bahwa ada industri-industri yang membuat perusahaan tidak bisa masuk dalam kategori syariah, yaitu

Alkohol

Produk yang berkaitan dengan babi

Jasa keuangan konvensional

Hiburan

Tembakau

Persenjataan dan keamanan

Sedangkan dari sisi kuantitatif atau keuangan, ketiga hal dibawah ini harus kurang dari 33%

Page 9: fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/SUNSHINE-MKS.docx · Web viewJII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI

Total utang dibagi rerata kapitalisasi pasar selama 24 bulan terakhir

Jumlah kas dan interest-bearing securities dibagi rerata kapitalisasi pasar selama 24

bulan terakhir

Piutang dibagi rerata kapitalisasi pasar selama 24 bulan terakhir

B. Pada dasarnya, Islam membolehkan kerja sama dalam bentuk penyertaan modal, termasuk berinvestasi dalam pasar modal yang dimana investor tertarik untuk mendapatkan deviden dari perusahaan tempat ia berinvestasi. Namun permasalahan timbul ketika dalam praktiknya, investor yang melakukan investasi dan berdagang di pasar modal tidak berniat untuk berinvestasi di perusahaan yang memang ingin ia kembangkan namun terlebih ingin mendapat untung dari speculative gains. Hal inilah yang nantinya investor-investor ini berkembang menjadi spekulan, begitupun bertumbuhkembangnya hedger dan arbitrager. Para spekulan di pasar saham dapat memanipulasi harga saham (apalagi jika didukung dengan dana yang cukup besar) dan para investor mendapatkan keuntungan dari naik-turunnya harga saham yang ia miliki, dan jika itu ialah niat mereka dalam berinvestasi, maka ini termasuk gharar karena melakukan perdagangan atau transaksi dimana penuh ketidakjelasan. Islam melarang hal-hal spekulatif seperti ini karena dalam jangka panjang memiliki efek multiplier terhadap perekonomian secara keseluruhan seperti bubble economy dsb. Sementara pada dasarnya berinvestasi di pasar modal ialah halal menurut perspektif Islam, kita juga harus memperhatikan cara-cara berdagang agar tidak melanggar syariah, contohnya ialah menghindari short selling.

C. (i) short selling merupakan bentuk penjualan sekuritas yang tidak dimiliki oleh penjual, atau dimana penjual meminjamnya. Short selling ini dipicu oleh adanya kepercayaan dari spekulan bahwa harga sekuritas tersebut akan turun, sehingga ia dapat membeli kembali pada harga yang lebih murah untuk mendapatkan keuntungan. Hal ini jelas melanggar hukum syariah. Pertama, haram hukumnya menjual barang yang bukan atau belum menjadi miliknya. Kedua, spekulan ini sangat berharap kepada turunnya harga dimana harga di masa depan tingkat ketidakpastiannya sangatlah tinggi sehingga dapat dikategorikan menjadi transaksi yang gharar.

(ii) trading margin ialah fasilitas yang dapat digunakan kepada investor untuk melakukan perdagangan sekuritas namun dengan modal yang lebih dari yang ia miliki. Biasanya merupakan pinjaman dari broker. Trading margin seperti ini mungkin saja tidak menyimpang dari prinsip-prinsip syariah dimana Islam pun mengizinkan adanya pembelian dan penjualan melalui utang (kredit) yang biasa disebut Bai-Muajjal. Namun, hal ini sangat tidak dianjurkan untuk digunakan secara luas karena dapat dilihat sebagai pintu masuknya spekulasi dan perjudian di pasar saham. Itulah mengapa para pembuat kebijkan harus menentukan seberapa besar “margin” yang dapat digunakan untuk dapat menstimulasi pasar namun tidak menyebabkan aktivitas yang bersifat spekulatif. Namun, pada fatwa DSN-MUI telah disebutkan bahwa melakukan transaksi atas efek syariah dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian pembelian efek syariah tersebut ialah termasuk transaksi yang dilarang.

(iii) insider trading ada yang bersifat legal maupun illegal. Menurut Securities and Exchange Commission di AS, insider trading yang legal ialah pada saat corporate insider (manajer, pegawai, dll) membeli dan

Page 10: fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/SUNSHINE-MKS.docx · Web viewJII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI

menjual saham dalam perusaahannya sendiri. Jika terjadi perdagangan seperti ini, mereka wajib melaporkan perdagangan mereka ke SEC. Sedangkan insider trading yang illegal (dimana insider trading yang umumnya diketahui publik ialah illegal) ialah perdagangan yang telah dipengaruhi oleh informasi perusahaan yang secara istimewa dimiliki (biasanya oleh orang dalam korporasi) yang belum diketahui oleh publik. Karena informasi ini tidak tersedia bagi investor yang lain, maka penggunaan informasi ini merupakan keunggulan yang curang. Dalam syariah, insider trading dilarang, karena termasuk mendzalimi orang lain. Selain itu insider trading juga dianggap telah melanggar prinsip-prinsip dalam islam seperti

Prinsip keadilan,

Prinsip kepercayaan, dan

Prinsip kesetaraan, kecukupan, dan keakuratan informasi.

Selain itu akademisi islam juga berpendapat bahwa transaksi harus bersih dari jahalah atau misinterpretasi dalam rangka menjaga kehalalan.

(iv) Window dressing merupakan cara yang digunakan oleh reksa dana atau manajer investasi untuk mempercantik performa portofolio sebelum diserahkan kepada klien atau pemilik saham, umumnya dialukan di akhir tahun atau akhir kuartal. Bentuk-bentuk window dressing ialah dengan menjual saham-saham dengan kerugian besar dan membeli saham bagus pada akhir periode sehingga nantinya saham-saham ini yang dilaporkan dalam kepemilikan portofolio. Tidak ada pelarangan langsung dalam window dressing. Namun, menurut DSN-MUI, transaksi yang mengandung unsur menimbulkan informasi yang menyesatkan (mempercantik performa portofolio) ialah termasuk transaksi yang terlarang. Selain menyesatkan, pelarangan transaksi ini juga karena dianggap telah mendzalimi klien yang mempekerjakan manajer investasi sehingga tidak amanah dalam melakukan pekerjaannya.

Pertanyaan 2

A. Sukuk itu berasal dari bahasa arab yaitu sak (tunggal) dan sukuk (jamak) yang memiliki

arti mirip dengan sertifikat atau note. Menurut Auditing Organization for Islamic

Financial Institutions sukuk adalah sertifikat dari suatu nilai yang dipresentasikan setelah

menutup pendaftaran, bukti terima sertifikat dan menggunakannya sesuai rencana. Pada

dasarnya, sukuk mirip dengan obligasi konvensional, dimana perbedaannya terletak pada

penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai ganti bunga, adanya akad, dll. Jadi

bisa dikatakan bahwa Sukuk itu adalah suatu obligasi dengan dasar-dasar syariah.

Sukuk Bonds StockBasic Principles Pada sukuk, pemegang

sukuk mempunyai partial ownership di asset yang

Pada bonds, pemegangnya tidak mempunyai kepemilikan

Pada stock, pemegangnya mempunya kepemilikan atas perusahaan yang dia beli sahamnya,

Page 11: fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/SUNSHINE-MKS.docx · Web viewJII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI

tertera pada sukuk tersebut.

apapun, bonds lebih seperti surat hutang dari perusahaan ke pembeli bonds.

kepemilikan itu tergantung pada berapa banyak jumlah saham yang dia punya.

Claims Pemegang sukuk mempunyai hak kepemilikan atas suatu underlying asset yang tertera pada sukuk.

Pemegang bonds mempunyai kepemilikan atas suatu hutang dan bunganya yang tertera pada surat hutang tersebut.

Pemegang saham mempunyai kepemilikan dari perusahaan yang dia beli sahamnya.

Guarantee principal and

result

Tidak dijanjikan oleh penerbit sukuk karena pemegang sukuk mendapatkan untung atau rugi dari underlying asset pada sukuk tersebut.

Dijanjikan oleh penerbit surat hutang.

Tidak dijanjikan keberhasilan mendapatkan return oleh perusahaan yang dibeli sahamnya.

The use of funds Digunakan untuk underlying asset pada sukuk tersebut.

Digunakan untuk kegiatan operasional dari suatu perusahaan.

Digunakan untuk kegiatan operasional suatu perusahaan.

Type of income Penghasilan yang didapatkan dari sukuk bergantung pada underlying asset yang tertera pada sukuk tersebut, lalu adanya juga konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti konsep bunga.

Penghasilan yang didapatkan dari bonds berasal dari penerimaan pembayaran bunga yang pembayarannya dalam setahun sudah ditetapkan dan pembayaran sisa surat utang tersebut pada akhir habisnya surat hutang tersebut.

Penghasilan yang didapatkan dari stock berasal dari pembagian profit yang didapatkan oleh pemegang saham dan penjualan saham tersebut.

The need for underlying asset

Pada sukuk, diperlukan underlying asset karena dari situlah penghasilan pemegang sukuk didapatkan.

Pada bonds, tidak diperlukan underlying asset.

Pada stock, tidak diperlukan underlying asset.

the sharia endorsement

Penerbitan sukuk harus terlebih dahulu mendapatkan pernyataan kesesuaian prinsip syariah (Syariah Compliance Endorsement) untuk meyakinkan investor bahwa sukuk tersebut telah distruktur secara syariah.

Penerbitan Bonds tidak perlu mendapatkan pernyataan kesesuaian prinsip syariah.

Penerbitan Stock tidak perlu mendapatkan pernyataan kesesuaian prinsip syariah.

Pertanyaan 3

Page 12: fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/SUNSHINE-MKS.docx · Web viewJII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI

A. Pasar derivatif merupakan pasar yang menjual produk produk turunan atas underlying aset

tertentu, dimana harga dari produk derivatif ditentukan oleh harga atas underlying aset

tersebut. Oleh karena itu instrumen keuangan tersebut disebut derivatif karena nilainya yang

tergantung turunan atas underlying aset tersebut. Pasar derivatif biasanya dilakukan melalui

bursa dengan clearinghouse sebagai pihak ketiga ataupun ditransaksikan di luar pasar/ over

the counter. Produk prioduk dari instrumen derivatif yaitu :

OptionOption merupakan salah satu instrumen derivatif yang merupakan hak seseorang pemilik

option untuk menjual (put) ataupun membeli (call) suatu aset pada harga tertentu dan

periode waktu yang telah ditentukan. Option dalam mekanismenya memerlukan 2 pihak

yang akan menjadi penjual (short) dan pihak pembeli (long). Option diharamkan dalam

syariah Islam dikarenakan mengandung unsur ketidakjelasan (Gharar) dan unsur spekulasi

(Maysir), dimana transaksi option akan menimbulkan zero sum game dimana keuntungan

suatu pihak merupakan kerugian dari pihak lain.

Page 13: fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/SUNSHINE-MKS.docx · Web viewJII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI

Forward/FuturesBerbeda dengan option, futures/forward merupakan kontrak berjangka dimana pada saat

maturity date darti kontrak tersebut kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli harus

melakukan eksekusi atas kontrak yang telah ditekan sebelumnya. Perbedaaan futures dan

forward yang paling mendasar adalah futures memiliki pihak ketiga sebagai penengah

yaitu clearinghouse berupa bursa berjangka. Di Indonesia clearinghouse untuk futures

market adalah jakarta future index. Sebaliknya transaksi kontrak forward hanya dilakukan

oleh penjual dan pembeli dan biasanya dilakukan diluar pasar (over the counter).

Perbedaan lain yaitu kontrak futeres lebih terstrandar (kualitas, kuantitas, masa pengiriman,

tempat dilakukannya pengiriman). Kontrak futures dan forward diharamkan dalam Islam

karena kedua belah pihak melakukan transaksi diawal, dengan pengiriman barang dan

pembayaran di akhir masa kontrak.

Mekanisme tersebut disebut Bay'ul jakiy bil kaliy yang dilarang oleh Islam karena akan

menimbulkan kewajiban diantara kedua pihak yang melaksanakan kontrak. Selain itu

kontrak berjangka juga akan menimbulkan zero sum game dimana dengan pendekatan

mark to market yang diaut. Apabila suatu pihak merasa ingin membatalkan kontrak

(unwind) maka pihak tersebut akan dikenakan biaya untuk menutup kontrak. Biaya

tersebut menjadi haram karena pihak membayar atas sesuatu barang yang tidak ada dan

melanggar syarat dari akad.

Page 14: fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/SUNSHINE-MKS.docx · Web viewJII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI

Swaps

Swaps merupakan suatu kontrak pertukaran antara 2 pihak ataupun 2 pihak dengan

menggunakan pihak ketiga yaitu bank swap. Bank swap diperlukan karena kontrak swap

memerlukan kesamaan atas banyak aspek. Biasanya swap yang dilakukan adalah swap dari

hutang ataupun swap mata uang. Yang dipertukarkan dari swap adalah cashflow dari kedua

belah pihak. Dimana dalam kontrak swap hutang bisa terjadi karena adanya pihak yang

berbeda pandangan antara hutang yang sifatnya fix ataupun floating. Disini mereka berdua

bertukar cash flow untuk pembayaran hutang dari pihak lain dan akan mendapatkan premi

dari keuntungan swap yang dibagi oleh bank swap. Swap diharamkan karena akan

menimbulkan zero sum game juga dan pertukaran uang dan uang yang dilakukan tidak

sesuai dengan prinsip syariah dimana ilat yang sama seharusnya dilakukan dengan jumlah

yang sama dan dilakukan tunai, sementara pada swap uang yang ditukar jumlahnya

berbeda.

B. (untuk soal a dan b)

Hubungan diantara tiga pihak ( commercial, trader, dan consumer)

Asumsi : Semua komoditas yang diperdagangkan adalah halal, jika tidak dipenuhi maka

haram hukumnya

Hubungan trader dengan traderKetika trader menerima pesanan atas komoditas yang dia tidak miliki trader tersebut

melakukan barter dengan trader lainnya yang memiliki komoditas yang dipesan. --> Trader

melakukan barter dengan akad al-muqayadah. Disini yang dilakukan adalah barter atas

barang komoditas, oleh karena itu kita harus melihat terlebih dahulu apakah barang

komoditas termasuk dalam kategori barang ribawi atau bukan. Karena barang ribawi denga

ilat yang sama dan jenis barang yang sama harus yad'an biyadin dan mislan bi mislin.

Sedangkan jika pertukaran bukan antar barang ribawi maka tidak perlu mislan bi mislin

dan yadan biyadin. Jika semua ketentuan dipenuhi maka transaksi tersebut sah secara

syariah Islam

Page 15: fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/SUNSHINE-MKS.docx · Web viewJII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI

Hubungan consumer dengan commercialCommercial menjadi tempat bagi consumer dalam membeli komoditas. Disini pihak

consumer dengan commercial melakukan jual beli dengan akad murabahah baik secara

tunai ataupun muajal. Dengan begitu kepimilikan barang telah beralih kepihak consumer.

Kondisi ini telah sesuai dengan prinsip syariah.

Hubungan commercial dengan traderTrader tempat bagi commercial dalam membeli komoditas. Pihak commercial membeli

barang dari trader dengan tunai. Dengan begitu kepemilikan barang telah beralih kepihak

commercial, walaupun barang yang dibeli masih berada dipihak trader. Dengan begitu

kemungkinan akad yang digunakan untuk menyimpan barang tersebut pada trader adalah

akad wadiah (titipan), dimana trader tidak boleh mencharge peserta commercial atas biaya

penyimpanan barang tersebut. Namun pihak komersial bisa memerikan hadiah dengan

ketentuan hadiah tidak dipersyaratkan di awal. Ketika pihak komersial menjual barangnya

pada consumer pihak komersial bisa mewakilkan dirinya kepada trader untuk mengirimkan

barang tersebut kepada consumer dengan akad wakalah. Akad wakalah disini bisa berupa

wakalah bil ujrah ataupun wakalah bil ghairi ujrah.

Hubungan Consumer dengan traderTrader merupakan tempat bagi consumer dalam menjual komoditas dengan JFX sebagai

clearinghouse. Disaat consumer membeli barang kepada pihak komersial, consumer

memiliki 2 pilihan yaitu memilih untuk serat terima secara fisik atau memilih untuk

menjual komoditi tersebut. Jika konsumen memilih untuk serah terima secara fisik, maka

trader akan mengirimkan barang tersebut. Namun jika konsumen memilih untuk menjual

komoditi tersebut maka konsumen akan menjual secara tunai kepada jfx sebagai

clearinghouse. Disini trader mewakilkan dirinya kepada JFX untuk membeli barang

tersebut secara tunai dengan akad wakalah. Kemudian konsumen komoditi akan menerima

pembayaran tunai dari trader dengan akad bai biasa.

Page 16: fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/SUNSHINE-MKS.docx · Web viewJII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI

Keseluruhan kontrak dapat dilaksanakan untuk transaksi diatas apabila kontrak yang satu telah

selesai dan baru dilanjutkan dengan kontrak selanjutnya sehingga masing masing kontrak berdiri

sendiri tanpa bergantung pada kontrak yang lain.

Pertanyaan 4

2003 2004 2005 2006 2007

Penjualan 31,804,700.00

55,241,000.00

88,559,500.00

133,657,940.00

136,927,069.00

HPP 30,161,900.00

52,385,000.00

84,864,870.00

128,214,176.00

131,698,634.00

Biaya umum, adm, dan operasi 597,000.00

746,250.00

797,396.00

798,203.00

800,757.00

Laba operasi 1,045,800.00

2,109,750.00

2,897,234.00

4,645,561.00

4,427,678.00

Biaya penyusutan tanah dan bangunan

97,500.00

97,500.00

97,500.00

97,500.00

97,500.00

Biaya penyusutan mesin dan peralatan

24,948.00

212,660.00

212,660.00

212,660.00

212,660.00

Biaya penyusutan inventaris dan kendaraan

91,500.00

116,500.00

116,500.00

116,500.00

116,500.00

Total biaya penyusutan 213,948.00

426,660.00

426,660.00

426,660.00

426,660.00

EBIT 831,852.00

1,683,090.00

2,470,574.00

4,218,901.00

4,001,018.00

Interest expense 73,000.00

62,400.00

107,548.00

35,997.00

51,005.00

Income tax expense 113,827.00

243,104.00

360,454.00

627,439.00

592,502.00

Net Income 645,025.00

1,377,586.00

2,002,572.00

3,555,465.00

3,357,511.00

Modal disetor 50,000.00

50,000.00

50,000.00

50,000.00

50,000.00

Retained Earnings 5,593,503.00

6,238,528.00

4,565,299.00

5,107,871.00

3,357,511.00

Laba rugi Berjalan 645,025.00

1,377,586.00

2,002,572.00

3,555,465.00

3,357,511.00

Total Equity 6,288,528.00

7,666,114.00

6,617,871.00

8,713,336.00

6,765,022.00

Return On Equity 10.26% 17.97% 30.26% 40.80% 49.63%

Page 17: fsi-febui.comfsi-febui.com/wp-content/uploads/2016/03/SUNSHINE-MKS.docx · Web viewJII melakukan filtrasi terhadap saham yang melakukan listing di BEI dengan merujuk pada fatwa DSN-MUI

Equity t0 5,643,503.00

Net Income t1 645,025.00

Net Income t2 1,377,586.00

Net Income t3 2,002,572.00

Total net Income 4,025,183.00

Expected return 50% 2,821,751.50

Nisbah bagi hasil dalam 3 tahunatas modal 70.10%atas usaha 29.90%

Pengerjaan Oleh: Kemal Ardiansyah