universitas indonesia fakultas ekonomi dan bisnis...

84

Upload: others

Post on 01-Jul-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal
Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN ILMU EKONOMI UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL

TAHUN AKADEMIK 2019-2020

EKONOMI SYARIAH (ECEU602061)

Pengajar : Tim Pengajar

Hari/Tanggal : Oktober 2019

Waktu : 120 menit

Sifat Ujian : Tutup Buku/Catatan (Closed Books/Notes)

Instruksi : Kerjakan 4 dari 8 soal yang tersedia

No. 1 Bobot soal 25 %

Jelaskan beberapa konsep berikut :

a. Aqidah c. Akhlak e. Huquq

b. Syariah d. Fiqh Muammalah

a. Aqidah

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal dari kata al ‘aqdu yang

artinya berputar sekitar makna kokoh, kuat, dan erat. Adapun secara istilah

umum, kata akidah bermakna keyakinan yang kokoh akan sesuatu, tanpa ada

keraguan. Jika keyakinan tersebut sesuai dengan realitas yang ada maka akidah

tersebut benar, namun jika tidak sesuai maka akidah tersebut bathil.

b. Syariah

Syariah membahas tentang aturan-aturan hukum Allah. Hukum yang

sifatnya ritual seperti ibadah dan juga aturan-aturan seperti pernikahan,

pendidikan, kenegaraan dan sebagainya.

c. Akhlaq

Akhlak adalah berpikir tentang prilaku, baik prilaku hati maupun anggota

badan.

d. Fiqh Muammalah

Fiqh Muamalah dalam pendefinisiannya dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

1. Dalam Arti Luas:

Aturan-aturan/hukum Allah yang mengatur manusia berkaitan dengan

pergaulan duniawi dalam interaksi social.

2. Dalam Arti Khusus/Sempit: Aturan-aturan/hukum Allah yang wajib

ditaati yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam hal

perolehan harta benda, pengembangan dan pendayagunaan harta

e. Huquq

Konsep hak (al-huquq), meliputi hak, sumber hak, perlindungan dan

pembatasan hak dan pembagian jenis- jenis hak.

Dari segi literal kita sudah dapat memaknai bahwa huquq memiliki dua

dimensi hak dan kewajiban. Dengan demikian manusia tidak hanya memiliki

kepentingan pribadi untuk dilayani tetapi juga tanggung jawab sosial secara

bersamaan.

Huquq meliputi seluruh dimensi tidak hanya individu tetapi juga Tuhan,

sosial, dan alam. Dengan demkian segala keputusannya dalam mengalokasikan

sumber daya yang terbatas akan menciptakan Maslahah dan menurunkan

mafsadah.

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

No. 2 Bobot soal 25 %

a. Jelaskan mengapa ekonomi konvensional gagal mencapai tujuan-tujuan

normatif perekonomian?

1. Konflik antara Worldview dan Tujuan

Tujuan ekonomi konvensional

Positivism: membangun teori yang bisa memprediksi secara valid tentang fenomena

yang belum diobservasi

• Menitikberatkan pada realisasi maksimisasi, efisiensi, dan equity pada ekonomi

(cost-benefit analysis)

• Definisi sangat dipengaruhi oleh teori pareto optimum di mana setiap kebijakan

harus mampu membuat situasi menjadi better-off tanpa mempuat individu

manapun worse-off.

Normativism: menitikberatkan pada tercapainya tujuan-tujuan sosial ekonomi

seperti kesejahteraan sosial yang dapat direpresentasikan oleh: Full employment,

equal income distribution, ecological balance, dll.

• Untuk tercapainya tujuan normative diperlukan adjusment dan harmonisasi dari

individu dengan kepentingan social.

Ekonomi positif mengklaim bahwa efisiensi dan equity dapat ditentukan tanpa

“value judgment”. Sementara secara normatif harus merefleksikan dan

mewujudkan nilai-nilai yang diyakini baik oleh masyarakat. Fakta kegagalan

ekonomi konvensional disebabkan karena terjadi konflik antara tujuan-tujuan

ekonomi secara normatif yang diturunkan dari paradigma agama seperti

brotherhood (kebersamaan) dan nilai moral, sedangkan pada sisi lain analisa

ekonomi positif dipengaruhi oleh paradigma sekuler bahwa definisi sebuah

kesejahteraan sangat bergantung pada preferensi individu.

2. Inkonsistensi antara Mikroekonomi dan Makroekonomi

Mikro: utility maximization, profit maximization, self-interest.

Makro: social welfare, income equality, ecological friendly.

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Tujuan-tujuan makroekonomi tidak akan tercapai tanpa didukung framework

mikroekonomi yang konsisten dan searah dengan tujuan makroekonomi.

b. Jelaskan konsep Islamic worldview, perannya dalam kehidupan dan

implikasinya pada perekonomian.

Islamic Worldview: Sebuah gambaran yang komprehensif atau absolut tentang

Islam yang tujuannya adalah untuk menjelaskan secara holistik prinsip-prinsip Islam

dasar secara komprehensif sehingga menjadi dasar untuk pandangan hidup dan

mengakar dalam diri seseorang.

Tuhan menciptakan alam untuk kebaikan seluruh manusia, manusia sebagai

khalifah bertanggungjawab atas penggunaan sumber daya tanpa merusak ciptaan-

Nya. Manfaat ekonomi dan sosial dari sebuah aktivitas harus lebih besar dari biaya

ekonomi dan sosial. Namun barang dan jasa yang diharamkan tidak dapat diproduksi

atau dikonsumsi meskipun manfaat-nya melebihi biaya-nya, asumsi more is better

than less tidak dapat diberlakukan disini.

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

No. 3 Bobot soal 25%

a. Falah, maslahah, dan maqashid syari’ah adalah konsep kunci dalam tujuan

ekonomi Islam. Jelaskan definisi masing-masing dan keterkaitan antar ketiga

konsep tersebut

Falah berasal dari bahasa Arab dari kata kerja aflaha-yuflihu yang berarti

kesuksesan, kemuliaan dan kemenangan. Dalam pengertian literal, falah adalah

kemuliaan dan kemenangan dalam hidup.

Maslahah adalah segala bentuk keadaan, baik material maupun non material, yang

mampu meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia.

Maslahah dasar bagi kehidupan manusia adalah sesuai maqashid syariah yang

terdiri dari lima hal, yaitu agama (dien), jiwa (nafs), intelektual (’aql), keturunan

(nasl), dan material (maal).

Maqashid Syariah

- Dien: dibutuhkan oleh manusia untuk menuntun keyakinan, memberikan

ketentuan/aturan hidup, dan membangun moralitas.

- Nafs: sesuatu yang membantu eksistensinya merupakan kebutuhan, yang

mengancam kehidupan harus dijauhi

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

- ’Aql: Islam mewajibkan menuntut ilmu karena tanpanya manusia akan

mengalami kesulitan dan penderitaan.

- Nasl: Kelangsungan generasi dan kehidupan dunia sangat penting

- Maal: Ia dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan

sebagai sarana untuk ibadah

Dengan terjaganya lima komponen maqashid syariah maka akan mendorong

terciptanya maslahah bagi umat manusia yang kemudian akan membawanya

kepada falah.

b. Dengan menggunakan perspektif ekonomi Islam, bagaimana membedakan

keinginan dan kebutuhan ? berikan contoh

Keinginan manusia jika dituruti bisa menjadi tak terbatas. Namun terkait kebutuhan

sejatinya terbatas pada hal-hal mendasar yang telah dijelaskan melalui konsep

maslahah. Berikut ini tingkatan maslahah terkait pemenuhan kebutuhan:

• Dharûriyyât: hal-hal yang mendasar dimana tanpa-nya akan menimbulkan

kerusakan yang besar bahkan kepunahan kehidupan manusia dan

kebahagiaan akhirat-pun akan hilang.

Contoh: pemenuhan hak-hak dasar manusia yang menjamin

terjaganya maqashid syariah

• Hâjiyyât: segala kebutuhan manusia yang melengkapi hal mendasar

dimana tanpa-nya akan menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam kehidupan

manusia.

Contoh: kebolehan akad mudharabah dan aktivitas ekonomi lainnya

untuk memudahkan kehidupan.

• Tahsiniyyât: segala hal etis yang bernilai baik yang memperbaiki atau

memperindah hal mendasar.

No. 4 Bobot soal 25%

a. Jelaskan argumentasi pelarangan Riba!

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Jenis dan definisi Riba dengan merujuk pada al-Qur’an, as-Sunnah, bisa

disimpulkan bahwa riba terbagi dua :riba qardh dan riba al-buyu’, dan riba al-

buyu’ tersebut mencakup riba al-fadhl dan riba nasi’ah.

Alasan pelarnagan Riba menurut Al-Fakhr al-Raazii (544-606/1149-1209). Al-

Tafsiir al-Kabiir :

(i) Riba memungkinkan seseorang memaksakan pemilikan harta dari orang lain

tanpa ada imbalan. Keuntungan yang akan diperoleh pihak peminjam masih

“dalam perjudian”, belum tentu datang, sedangkan pemungutan “tambahan” dari

peminjam adalah hal yang pasti, tanpa resiko;

(ii) Riba menghalangi pemilik modal ikut serta berusaha mencari rizki, karena ia

dengan mudah membiayai hidupnya cukup dengan bunga. Hal ini akan

membawa kemunduran masyarakat;

(iii) Bila riba diperbolehkan, masyarakat dengan maksud memenuhi kebutuhannya,

tidak segan-segan meminjam uang walau berapapun tinggi bunga-nya. Hal ini

akan merusak tata hidup tolong-menolong, saling menghormati, sifat-sifat baik

manusia dan perasaan berhutang budi;

(iv) Dengan riba, pemilik modal menjadi semakin kaya, peminjam semakin miskin.

Jika riba dibenarkan, orang kaya akan menindas orang miskin dengan cara ini;

(v) Larangan riba sudah ditetapkan oleh nash, dimana tidak harus seluruh rahasia

tuntutannya diketahui manusia

b. Jelaskan mengapa dalam Islam profit diperbolehkan sedangkan riba terlarang.

Dalam transaksi-transaksi berbasis jual beli, seperti Murabahah, ijarah, salam dan

istisna, rate of return adalah positif dan ditetapkan diawal.

Pre-determined rate of return dari transaksi-transaksi berbasis jual beli ini

membuat mereka terlihat sangat mirip dengan instrument berbasis bunga. Hasil

akhir keduanya adalah identik. Namun dalam kenyataannya tidak demikian, terdapat

perbedaan signifikan antara keduanya.

Transaksi jual-beli tidak mengandung pembiayaan langsung dan pinjaman. Mereka

adalah transaksi pembelian, penjualan atau sewa yang mengandung barang dan jasa

riil.

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Syariah menerapkan sejumlah kondisi untuk validitas transaksitransaksi ini untuk

menjamin bahwa penjual (financier) juga berbagi resiko dan untuk menjamin

bahwa transaksi ini tidak berubah menjadi transaksi pembiayaan dan pinjaman

berbasis bunga, seperti adanya ketentuan bahwa penjual harus memiliki dan

menguasai barang yang dijual. Dengan demikian pembiayaan melalui akad Islam

hanya bisa ekspansi seiring dengan kenaikan perekonomian riil.

Yang ditetapkan diawal adalah harga dari barang dan jasa yang dijual, bukan tingkat

bunga. Sekali harga telah ditetapkan, maka hal tersebut tidak bisa dirubah meskipun

terdapat keterlambatan pembayaran terkait hal-hal yang tidak diperkirakan.

No. 5 Bobot soal 25%

a. Jelaskan preferensi konsumen dalam perspektif Islam

Teori perilaku konsumen dalam Islam menganalisis empat tingkatan pilihan

konsumsi.

– Tingkatan pilihan ke-1, seberapa besar konsumsi untuk kebutuhan dunia dan

kebutuhan akhirat.

– Tingkatan pilihan ke-2, untuk kebutuhan dunia, berapa yang dikonsumsi

sekarang dan berapa untuk masa depan.

– Tingkatan pilihan ke-3, untuk kebutuhan sekarang, ditentukan prioritas-nya.

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Prioritas tertinggi adalah pemenuhan 5 kebutuhan pokok (dharuriyyat), kemudian

yang melengkapi-nya (hajiyyat) dan yang memperbaiki-nya (tahsiniyat).

– Tingkatan pilihan ke-4, pilihan di masing-masing kelompok.

Ekonomi konvensional hanya membahas pilihan tingkat ke-2 dan ke-4 saja, dan

mengabaikan pilihan tingkat ke-1 dan ke-3.

– Alat analisis konvensional, hanya dapat diterapkan untuk tingkatan pilihan ke-4

saja.

No. 6. Bobot soal 25%

a. Jelaskan beberapa unsur yg diabaikan dlm teori Perilaku Konsumen yg

konvensional bila ditinjau dari perspektif Ekonomi Islam. Unsur apa yg

terpenting menurut anda? Mengapa?

• Karena perilaku konsumsen Islami berdasarkan rationalitas Islam , maka perilaku

konsumsinya menjadi berbeda dengan konsumsi konvensional

• Rationalitas islam dibangun atas tujuan dan dasar yang lebih baik, maka perilaku

konsumsi akan mencerminkan hal yang lebih baik

• Axioma yang ada tidak cukup sehingga diperlukan axioma tambahan

Berikut axioma yang membedakan:

1. Non-Haram Items : seorang konsumen Islami tidak akan mengkonsumsi

barang haram.

2. Maslahah Oriented : konsumen hanya akan memilih items yang memberikan

maslahah terbaik

3. Higher Income represents higher mashalah : harta/income sebagai unsur

maqashid mencerminkan maslahah yang lebih baik

4. Non-Haram Items :

(i) Aturan Syariah membedakan jenis barang halal dan haram, sehingga

konsumen mengetahui mana barang dan jasa yang boleh dikonsumsi dan

mana yang tidak.

(ii) Maka sangat rasional bagi individu tersebut untuk hanya mengkonsumsi

barang halal

(iii) Jika x = halal , y = haram. Konsumen hanya akan memilih x sehingga yang

terbentuk adalah sebuah equilibrium “corner solution “

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

b. Dengan memperhatikan unsur tsb, apa implikasinya terhadap Fungsi

Permintaan yang konvensional? Jelaskan.

1. Non-Haram Items :

• Aturan Syariah membedakan jenis barang halal dan haram, sehingga

konsumen mengetahui mana barang dan jasa yang boleh dikonsumsi dan

mana yang tidak.

• Maka sangat rasional bagi individu tersebut untuk hanya mengkonsumsi

barang halal

• Jika x = halal , y = haram. Konsumen hanya akan memilih x sehingga

yang terbentuk adalah sebuah equilibrium “corner solution “

2. Maslahah Oriented

• Prilaku konsumsi sesorang yang diasumsikan rasional “Islamic Man” di

mana prilaku konsumsinya tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan

manfaat atau utility dari barang dan jasa yang dikonsumsinya tetapi juga

memperhitungkan maslahah dari barang dan jasa tersebut,

• Jika y hanya memberikan manfaat, sedangkan x juga memberikan

maslahah, maka keranjang basket konsumen akan lebih banyak memilih

x.

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

3. Higher Income represents higher mashalah

• Ingat bahwa maslahah terealisasi dengan penjagaan maqashid syariah.

• Analisis ekonomi membatasi pada salah satu elemen maqashid :

harta/pendapatan.

• Tapi konsep keseimbangan maqashid tetap berlaku untuk 4 elemen lain tetap

dijaga agar penggunaan harta juga terikat pada 4 elemen lain.

• Jika y hanya memberikan manfaat, sedangkan x juga memberikan maslahah,

maka kenaikan pendapatan akan membuat konsumen memperbanyak

konsumsi x, dan mengurangi konsumsi y.

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

No.7 Bobot soal 25%

a. Bagaimana Ekonomi Islam memandang asumsi rasionalitas ?

Satisfaction of wants vs fullfilment of need :

• The right minded man will make a judgement which of his desires "need" to

be satisfied first and which do not need to be satisfied at all

• Sehingga seseorang yang rasional akan memenuhi keinginan yang

merefleksikan kebutuhan , tidak sekedar keinginan

• Apakah keinginan = kebutuhan ? - Dalam menganalisa prilaku konsumsi Islam

perlu dibedakan secara jelas apa yang dimaksud degan kebutuhan (Need) dan

keinginan (want).

• Bagaimana membedakan keinginan dan kebutuhan ?

Human wants are unlimited There is practically no end to human wants

and it is also true that, we are never being able to satisfy them all. As the Holy

Prophet (pbuh) said; if god were to give man a valley full of gold, he would

ask for the second, and if he were given the second, he would ask for the third;

man would never be satisfied until he was dead (Al-Bukhari, 5992-5996).

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

• Kebutuhan dapat diprioritaskan mengikuti 3 level maslahah

1. Keinginan yang jika tidak dipenuhi akan mengancam kehidupan => Prioritas

utama kebutuhan

2. Keinginan yang jika tidak dipenuhi mengganggu kehidupan => Prioritas

kedua

3. Tidak mengganggu jika tidak terpenuhi => Prioritas ketiga

b. Dalam ekonomi Islam, sifat memaksimumkan tujuan secara seimbang adalah

sebuah perilaku alami. Jelaskan!

Manusia rasional akan berusaha mencapai suatu preferensi yang memaksimumkan

kesejahteraan, kesejahteraan ini bisa utilitas/profit/dll. Dalam konteks individu

islam, ini berarti individu tersebut akan berusaha memaksimalkan maslahah untuk

mencapai falah.

• Utilitas dan maslahah

Utilitas: terkait dengan ukuran nilai guna suatu benda, subjektif, bisa sama/berbeda

antar individu

Maslahah: subjektif tapi bisa dibandingkan,konsisten dengan maslahah sosial,

ditetapkan oleh syariah, mengikat, menyatukan seluruh pembangunan ekonomi

• Maslahah dan manfaat

Maslahah lebih obyektif karena diturunkan dari syariah, dan lebih luas karena

mencakup dimensi diluar diri sendiri. Maslahah pasti mengandung unsur manfaat

(utilitas).

• Komponen Maslahah

Maslahah terdiri dari interaksi 4 komponen yakni, (1) Manfaat, (2) Berkah, (3)

Rahmat, dan (4) Pahala. Ekonomi islam berfokus pada komponen dunia

(komponen 1 dan 2) karena komponen akhirat (3 dan 4) adalah hasil dari aktivitas

dunia.

• Maslahah = f (Manfaat, Berkah, Rahmat, Pahala)

Maksimalisasi maslahah dilakukan dengan meningkatkan level maqasid (harta,

jiwa, keturunan, akal, agama). Namun maksimisasi maslahah saja belum cukup

karena perlu juga keseimbangan semua elemen maqashid.

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Ayat-ayat tentang keseimbangan: Ar-Rahman (55):7-9, Al-Hijr (15): 19-21, Al-

Furqan (25): 67.

Manusia pada umumnya cenderung mencari keseimbangan pada aktivitas hidup,

sehingga menjaga keseimbangan merupakan sikap positif. Contohnya adalah pola

hidup sehat ala Rasul dengan mengisi perut dengan udara, air, dan makanan.

Manusia akan cenderung untuk kearah keseimbangan dalam aktivitasnya, tapi

manusia juga bisa tidak seimbang, contohnya sikap hedonis dan destruktif.

No.8 Bobot soal 25%

a. Apakah konsep scarcity dalam ekonomi Islam sama dengan scarcity dalam

ekonomi konvensional? Jelaskan

Scarcity memainkan peranan sangat penting di dalam ilmu ekonomi

konvensional. Keterbatasan akan sumber daya seperti waktu, sumber daya alam,

serta teknologi menjadi landasan bagi individu untuk mengambil pilihan dan

keputusan terbaik bagi dirinya untuk dapat memaksimalkan utilitas yang ingin

dicapainya. Scarcity juga menghantarkan setiap pengambil keputusan untuk

memperhitungkan setiap biaya (cost) yang harus dikorbankan untuk mencapai

keuntungan (benefit) atau tujuan tertentu.

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Secara makro, eksistensi sumber daya diciptakan cukup dan bahkan berlebih

untuk kehidupan manusia di dunia. Jadi tidak ada scarcity secara agregat.

“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang

kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah

dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan

sangat mengingkari (nikmat Allah)” (QS. Ibrahim: 34)

. ”Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah

mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang

dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan)

hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS: Asy-Syuura Ayat: 27)

b. Analisa ekonomi akan tetap ada walaupun misalkan tidak ada scarcity.

Jelaskan, dan tunjukkan juga mengapa hal ini begitu penting dalam ekonomi

Islam ?

Masalah mendasar ekonomi di dalam Islam adalah bagaimana mendorong

individu ke arah taqwa agar setiap keputusan-keputusan yang diambilnya di dalam

aktifitas ekonomi dapat menjamin teralisasinya maqasid syariah. Ekonomi Islam

muncul pada akhirnya untuk menjawab dan menganalisa bagaimana agar tujuan-

tujuan syariah dapat terealisasi dalam aktivitas ekonomi.

Ilmu ekonomi Islam seharusnya tidak hanya membahas penyebab sebuah

keputusan tercipta tetapi juga harus membahas apakah keputusan yang diambil

benar-benar dapat menciptakan masalahah. Preferensi yang cenderung menciptakan

maslahah pada tiap-tiap individu dapat muncul ketika perilaku individu tersebut

selalu cenderung kepada menghindari apa yang dilarang Tuhan dan mengerjakan

apa yang diperintahkanya (Taqwa).

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN

AKADEMIK 2017-2018

EKONOMI SYARIAH (ECEU602061)-B

Pengajar : Yusuf Wibisono / Banu M. Haidhir

Hari/Tanggal : Kamis, 29 Maret 2018

Waktu : 120 menit

Sifat Ujian : Tutup Buku/Catatan (Closed Books/Notes)

Instruksi : - Kerjakan 2 soal bagian A dan 2 soal bagian

B.

- Jawablah soal secara akademis dan

komprehensif !

- Kumpulkan makalah anda bersama lembar

jawaban.

Alokasikan waktu yang tersedia dengan sebaik-baiknya!

SOAL BAGIAN A (Kerjakan 2 dari 7 Soal yang Tersedia)

No. 1 Bobot soal 40% a. Jelaskan mengapa ekonomi konvensional gagal mencapai tujuan-tujuan normatif

perekonomian? Kaitkan jawaban anda dengan worldview, peranan dan implikasinya

dalam kehidupan! Jelaskan dampak secular worldview terhadap perekonomian

Riba berasal dari dua sumber, utang piutang dan jual beli. Utang piutang

yang dapat menyebabkan riba adalah utang yang pengembaliannya melebihi dari

pinjamannya, baik dalam bentuk manfaat material/immaterial (yang diperjanjikan

pada awal akad) atau denda karena terlambatnya pengembalian. Sedangkan jual

beli yang menyebabkan riba adalah jual beli tidak tunai dan tidak seimbang dari

enam barang ribawi, emas, perak, garam, gandum, kurma, dan syair.

Murabahah merupakan akad jual beli yang nilai pokok barangnya dan

keuntungan penjualannya diketahui oleh pembeli (bersifat tijari‒mencari

keuntungan). Keuntungan yang diperoleh dari murabahah bukan merupakan riba

karena keuntungan tersebut tidak didapatkan dari kelebihan pengembalian

pinjaman ataupun akibat dari penangguhan dan ketidakseimbangan penjualan

barang-barang ribawi, namun merupakan keuntungan dari penjualan barang secara

murabahah.

b. Jelaskan Islamic worldview, perannya dalam kehidupan dan implikasinya pada

perekonomian. Jelaskan pula kaitan Islamic worldview dan Islamisasi ilmu.

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Islamic worldview dapat didefinisikan sebagai “sebuah gambaran yang

komprehensif atau absolut tentang Islam yang tujuannya adalah untuk menjelaskan

secara holistik prinsip-prinsip Islam dasar jujur dan komprehensif sedemikian rupa

sehingga menjadi dasar untuk pandangan hidup dan mengakar dalam diri

seseorang.” Implikasi Islamic Worldview terhadap Ekonomi:

• Aspek dunia dipandang sebagai persiapan untuk aspek akhirat.

• Aspek akhirat memiliki signifikansi yang utama dan final.

• Tidak kesemuanya menunjukkan perilaku pengabaian atau tidak menghiraukan

aspek dunia.

Cara nilai-nilai Islamic Worldview bisa berjalan di perekonomian yang kapitalis:

Ilmu ekonomi konvensional merupakan ilmu yang sudah berevolusi

selama kurang lebih 3 abad. Sebagai sebuah ilmu, ilmu ekonomi konvensional

lebih maju daripada ilmu ekonomi Islam dalam beberapa hal. Oleh karenanya, ada

beberapa “keuntungan” yang bisa kita pelajari dari kemajuan ilmu ekonomi

konvensional untuk mengembangkan ilmu ekonomi Islam. Keuntungan bisa

didapatkan oleh ekonomi Islam dengan cara meninjau kembali teori ekonomi

konvensional yang sudah ada. Hal ini untuk mengetahui bagaimana teori-teori

tersebut dikembangkan sebagai respons terhadap permasalahan ekonomi yang

berlangsung sepanjang waktu. Cara ini akan menarik untuk memeriksa

bagaimana persoalan ini dibahas dalam konteks asumsi yang mencerminkan

filosofi sekuler dalam satu sisi dan kondisi yang berlaku dalam pelaksanaannya.

Dengan demikian, kita bisa mendapatkan beberapa ide tentang bagaimana

menganalisis dan menawarkan solusi terhadap permasalahan ekonomi yang

kita hadapi hari ini dari perspektif Islam.

Cara lain untuk mendapatkan manfaat dari ekonomi konvensional adalah

dari hubungan antara asumsi-asumsi yang diberikan dalam teori dan filosofi

sekuler yang mendasarinya. Hubungan antara asumsi tersebut dapat digunakan

untuk membangun ilmu ekonomi Islam. Asumsi-asumsi yang basis filosofisnya

tidak selaras dengan prinsip dan nilai Islam, akan ditolak. Asumsi lain yang

dasarnya tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam, dapat memenuhi syarat

atau, disesuaikan kapan saja dapat berguna bagi pengembangan ekonomi Islam.

Ekonom Islam dapat juga memperoleh manfaat dari mempelajari seni analisis yang

digunakan dalam ekonomi konvensional. Seni ini termasuk techniques or tools

yang yang dapat meningkatkan keterampilan dan pengalaman dalam berurusan

dengan permasalahan ekonomi yang berbeda. Contohnya kita bisa belajar dari

ekonomi konvensional dari segi klasifikasinya, analisisnya, dan bagaimana

mengukur variabelnya. Contoh dari teknik analisis termasuk juga penggunaan

dari matematika dan statistik untuk mendapatkan hasil analisis yang akurat.

No. 2 Bobot soal 40% a. Jelaskan hakikat ilmu dalam Islam! Jelaskan peran akal dalam Islam! Jelaskan pula

rasionalitas dari Islamisasi ilmu ekonomi

Dalam islam, Ilmu seharusnya menuntun kita pada Tuhan, bukan justru

menyesatkan kita dari-Nya. Ilmu semestinya mendekatkan kita pada kebenaran,

bukan justru menjauhkan kita darinya.

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

“Diantara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu

pengetahuan …” (QS Al-Hajj: 3).

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan

tentangnya …” (Qur’an 17:36)

Dalam Islam, pengetahuan adalah kebenaran tentang hakikat Tuhan, ciptaan-

Nya dan seluruh fenomena kehidupan, yang diperoleh melalui wahyu, pemikiran

dan pengalaman manusia. Setiap ide dan gagasan harus didukung dengan bukti

kebenarannya, bukan sekedar prasangka dan hawa nafsu. Tanpa meyakini

kebenarannya, kita hanya akan berdusta.

“… Adakah kamu memiliki pengetahuan sehingga kamu dapat mengemukakannya

kepada Kami? Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka dan kamu tidak

lain hanyalah berdusta”. (QS Al-An’âm: 148)

Maka, esensi mendasar dari ilmu dan pengetahuan adalah ia harus membawa kita

kepada kebenaran. Untuk menjamin hal ini maka ilmu yang dipelajari dan

dikembangkan harus diperoleh dari sumber yang diyakini pasti kebenarannya,

yaitu Tuhan.

“ … dan (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu.” (QS An-Nisâ: 126)

Peran Akal dalam Islam sangatlah diperhatikan, ada 3 sumber pengetahuan

dalam Islam dan dua diantaranya (rasionalisme dan empirisme) menggunakan dan

menghendaki manusia berpikir dengan akalnya, yaitu : - Wahyu (Pengetahuan

yang diperoleh dari wahyu adalah pengetahuan absolut (haqq al-yaqin), bentuk

pengetahuan yang paling dapat dipercaya)

- Rasionalisme (Pemikiran rasional dapat digunakan untuk mendapatkan

pengetahuan, namun intelektualitas manusia memiliki keterbatasan sehingga tetap

membutuhkan wahyu untuk memastikan kebenarannya)

-Empirisme (Panca indera dapat digunakan untuk mendapatkan pengetahuan (ayn

al yaqin), namun juga memiliki keterbatasan)

Dalam hal ini, rasionalisme dan empirisme semata tidak cukup untuk

menjamin kita sampai pada kebenaran. Keterbatasan akal dan panca indera

manusia akan membuat kebenaran dari pengetahuan manusia selalu bersifat relatif.

Ketika kita bergantung sepenuhnya pada akal dan pada saat yang sama

mengabaikan pengetahuan dari wahyu Tuhan, maka hal itu akan menyesatkan kita

dari kebenaran.

“Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak

lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tidak

berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran.” (QS An-Najm: 28)

Rasionalitas dari Islamisasi Ilmu Ekonomi

Dalam Islam, ilmu, karena bersumber dari Tuhan, seharusnya sempurna,

permanen, netral dan universal. Namun mitos, ketidaksempurnaan akal, serta nilai-

nilai dan paradigma yang tidak benar, telah mengotori ilmu sehingga menjadi tidak

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

sempurna, yang menghalangi kita dari kebenaran tentang Tuhan, ciptaan-Nya,

serta seluruh fenomena hidup dan kehidupan.

Islamisasi ilmu dibutuhkan agar manusia tidak tersesat oleh mitos atau

ketidaksempurnaan akal. Ketika ilmu sempurna, maka ia akan netral dan universal,

sehingga tidak membutuhkan Islamisasi. Berbagai disiplin ilmu modern juga

bersifat tidak bebas nilai: filosofi dan isi pengetahuan merefleksikan paradigma,

nilai dan kepentingan tertentu. Islamisasi dibutuhkan untuk membebaskan ilmu

dari worldview yang tidak Islami ini.

Islamisasi ilmu adalah kebutuhan, bukan kemewahan, intelektual. Ia

bertujuan untuk menjamin isi dan kandungan ilmu tidak bertentangan dengan

semangat dan ajaran Islam, memastikan prosedur, metodologi, dan cara

memperoleh, memvalidasi dan menerapkan ilmu sejalan dengan aturan Islam, serta

membuat sasaran dan tujuan dari upaya memperoleh dan menerapkan ilmu sesuai

dengan ajaran Islam. Ilmu ekonomi dalam Islam harus dimulai dengan nilai-

nilai dan tujuan-tujuan kehidupan yang telah ditentukan oleh Tuhan dan tidak

akan dapat dimaknai tanpa hal tersebut. Ilmu ekonomi dalam Islam, sebagaimana

ilmu lainnya dalam Islam, harus ilmu yang bermanfaat dengan secara pragmatis

mampu memecahkan masalah dan mempromosikan

kesejahteraan umat manusia baik di dunia dan terlebih di akhirat

b. Jelaskan metodologi dan sifat dasar ilmu ekonomi Islam! Gunakan contoh untuk

menguatkan argumentasi anda.

Ilmu Ekonomi Islam berupaya mewujudkan kesejahteraan manusia

melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang langka sesuai dengan maqashid,

tanpa mengekang kebebasan individu secara berlebihan, menimbulkan

ketidakseimbangan makroekonomi dan ekologi, atau melemahkan keluarga dan

solidaritas sosial dan jalinan moral dari masyarakat. Ekonomi Islam berfokus pada

pemenuhan kebutuhan hidup umat manusia dan menjaga keberlangsungan-nya.

Hal ini berbeda secara signifikan dari ekonomi konvensional yang hanya

menitikberatkan pada analisa sisi produksi dan sisi pertukaran yang efisien.

Dengan demikian, ilmu ekonomi Islam mengemban tugas yang jauh lebih

berat dibandingkan ilmu ekonomi konvensional. Dengan tugas berat yang

disandangnya, ilmu ekonomi Islam membutuhkan pendekatan yang menyeluruh,

bergerak menembus batas-batas ilmu ekonomi konvensional, dengan

mempertimbangkan semua variabel yang relevan dalam pencapaian maqashid

syariahmeliputi variabel moral, sosial, ekonomi, politik, dan sejarah.

Dengan ruang lingkup analisis yang lebih luas dan tujuan yang lebih sulit,

pluralisme metodologi nampak menjadi pilihan yang paling banyak dipilih para

ekonom Islam, dengan lebih berfokus pada makna dan tujuan. Meskipun demikian,

sejumlah langkah perlu diambil untuk menerima atau menolak suatu proposisi atau

hipotesis tertentu.

(1) melihat apakah proposisi yang dikemukakan sesuai dengan inti atau struktur

logis dari paradigma Islam?

(2) mengevaluasi kebenaran logis dari proposisi melalui analisis rasional

(ijtihad).

(3) menguji berbagai proposisi yang diturunkan, sejauh mungkin, terhadap catatan

historis dan data statistik yang tersedia bagi masyarakat.

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Sifat Dasar Ekonomi Islam

⚫ Ilmu ekonomi Islam dapat menjadi disiplin ilmu pengetahuan baru karena religious

worldview and vision yang dimilikinya, tidak menghalanginya untuk secara

objektif menentukan hubungan kausal antar variabel yang berbeda (hipotesis).

⚫ Hipotesis dalam ilmu ekonomi Islam sepenuhnya bersumber dan atau

diderivasikan dari Al Qur‟an dan As Sunnah.

Contoh hipotesis ekonomi Islam adalah sebagai berikut :

⚫ Kesejahteraan adalah fungsi dari ketaatan terhadap ketentuan Tuhan,

kesejahteraan = f (ketaatan pada Tuhan). – “Jika sekiranya penduduk negerinegeri

beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah

dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat

Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al-

A‟râf: 96)

⚫ Sebaliknya, penurunan kesejahteraan sosial secara terusmenerus (mahq) adalah

fungsi dari perilaku ekonomi tidaetis, seperti riba, mahq = f (riba). –

“Allah memusnahkan riba …” (QS Al-Baqârah: 276). Mahq (musnah) = a

continuous process of diminishing.– “Sekalipun riba itu banyak, ia akan

berakhir dengan sedikit” (HR Ibnu Majah dan Ahmad)

No. 3 Bobot soal 40% a. Jelaskan pendekatan Islam terhadap ekonomi! Jelaskan peran kesejahteraan non

material dan moralitas dalam perekonomian Islam.

Pendekatan Islam terhadap ekonomi salah satunya melalu pendekatan

perilaku. Konsep perilaku ekonomi dalam Islam akan sangat memperngaruhi

keputusan seseorang dalam melakukan aktivitas ekonomi sehingga memiliki

kecenderungan untuk mengerjakan aktivitas ekonomi yang dianjurkan Islam dan

menjauhi aktivitas ekonomi yang dilarang oleh Islam

Pada dasarnya tujuan hidup setiap manusia adalah untuk mencapai

kesejahteraan, meskipun manusia memaknai ’kesejahteraan’ dengan prespektif

yang berbeda-beda. Sebagian besar paham ekonomi (konvensional) memaknai

kesejahteraan sebagai kesejahteraan material duniawi. Islam memaknai

’kesejahteraan’ dengan istilah falah. Falah berasal dari bahasa Arab dari kata

kerja aflaha-yuflihu yang berarti kesuksesan, kemuliaan dan kemenangan.

Dalam pengertian literal, falah adalah kemuliaan dan kemenangan dalam

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

hidup. Falah dalam hal ini berarti kesejahteraan holistik dan seimbang antara

dimensi:

(1) material-spiritual;

(2) individual-sosial;

(3) kesejahteraan di kehidupan duniawi dan di akhirat.

Sejahtera dunia diartikan sebaga segala yang memberikan kenikmatan

hidup inderawi, baik fisik, intelektual, biologis maupun material, sedangkan

kesejahteraan akhirat diartikan sebagai kenikmatan yang yang diperoleh setelah

kematian manusia. Prilaku manusia di dunia diyakini akan berpengaruh

terhadap kesejahteraan di akhirat yang abadi.

Dalam konteks dunia, falah merupakan konsep yang multidimensi. Ia

memiliki implikasi pada aspek mikro maupun makro. Falah dapat terwujud apabila

terpenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup manusia secara seimbang sehingga

tercipta maslahah. Maslahah adalah segala bentuk keadaan, baik material

maupun non material, yang mampu meningkatkan kedudukan manusia sebagai

makhluk yang paling mulia.

b. Jelaskan harmonisasi self-interest dan sacrifice sebagai sumber motivasi oleh

pelaku ekonomi dan dampaknya terhadap alokasi sumber daya dalam

perekonomian Islam.

Dalam perekonomian Islam definisi kesejahteraan bukan berfokus

pada alokasi sumber daya yang habis digunakan secara maksimal dalam suatu

wilayah pada periode tertentu, karena bisa saja mengindikasikan eksploitasi

sumber daya oleh satu pihak tanpa memberi manfaat kepada pihak yang lain.

Ekonomi Islam meletakan perhatian kepada alokasi sumber daya yang

mampu meningkatkan utilitas banyak pihak dengan pendistribusian sumber

daya yang adil, hal ini dapat tercipta oleh bantuan pemerintah sebagai

pengatur negara, namun terdapat alternatif yang lebih efektif yang dapat

dilakukan oleh masyarakat diantaranya dengan meningkatkan social interest

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

masyarakat berupa secrifice dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat.

Islam telah memiliki isntrumen dalam memfasilitas peningkatan social interest

ini diantaranya melalui aktivitas zakat, wakaf, sedekah dll. Guna meningkatan

kesejahteraan masyarakat dari segi ekonomi mauapun non ekonomi.

No. 4 Bobot soal 40% a. Jelaskan maqashid al-syari’ah, definisi, komponen dan tingkatan prioritas-nya!

Maqashid syariah adalah nilai-nilai dan sasaran syara yang dipandang

sebagai tujuan hukum Islam untuk menciptakan suatu maslahah dan menghindari

mafsadah (kerusakan). Dalam konsep Maqasid-al shari’ah maslahah terdiri dari

beberapa tingkatan untuk dicapai:

1. Daruriyat:

Daruriyah adalah penegakan kemaslahatan agama dan dunia. Artinya ketika

daruriyah itu hilang maka kemaslahatan dunia dan bahkan akhirat juga akan

hilang –munculnya kerusakan. Lima poin penting yang perlu dijaga agar

kebutuhan dasar manusia dapat tercapai dan menjegah terjadinya kerusakan:

⚫ Dien : dibutuhkan oleh manusia untuk menuntun keyakinan, memberikan

ketentuan/aturan hidup, dan membangun moralitas.

⚫ Nafs : sesuatu yang membantu eksistensinya merupakan kebutuhan, yang

mengancam kehidupan harus dijauhi.

⚫ ’Aql : Islam mewajibkan tholabul ilm -> karena tanpanya manusia akan

mengalami kesulitan dan penderitaan.

⚫ Nasl : kelangsungan generasi dan kehidupan dunia sangat penting

⚫ Maal : Ia dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan sebagai

sarana untuk ibadah (banyak ibadah membutuhkan harta)

Mashlahah dapat diwujudkan apabila lima unsur pokok kehidupan (ushûl al-

khamsah) dapat diwujudkan dan dipelihara, yaitu agama (dîn), jiwa (nafs), akal

(‘aql), keturunan (nasl), dan harta (mâl).

2. Hajiyat:

Tahap kedua dari Maqasid al-Shari’ah adalah hajiyah yang didefinisikan sebagai

“hal-hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan kemudahan dan menghilangkan

kesulitan yang dapat menyebabkan bahaya dan ancaman. Bahaya yang

ditimbulkan jika hajiyah tidak ada tidak akan berdampak atau mengganggu

kemaslahatan umum Hajiyah juga dimaknai sebagai kebutuhan sekunder.

3. Tahsiniyat

Tahsiniyah berarti melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan menghindari

yang buruk sesuai dengan apa yang telah diketahui oleh akal sehatnya. Seseorang

jika sudah mencapai tahap tahsiniyah berarti telah mencapai keadaan puas

meskipun tidak menambah efisiensi.

b. Jelaskan peran penting dan dampak maqashid al-syari’ah terhadap alokasi sumber

daya dan struktur perekonomian Islam.

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Dalam struktur perekonomian Islam, aktivitas konsumi dan produksi

menjadi bagian yang harus sesuai dengan tujuan syariat Islam, maka manusia

sebagai trustee to manage nature (Q.S Al-An‘am : 95-103) yang memiliki tujuan

untuk pembangunan/kesejahteraan harus melaksanakannya berdasarkan cara-

cara terbaik sesuai dengan perintahNya

Penerapan Maqasid al-Shari’ah dalam Aktivitas Produksi

Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa produksi barang-barang

kebutuhan dasar secara khusus dipanandang sebagai kewajiban sosial (fard al-

khifayah). Jika sekelompok orang sudah berkecimpung dalam memproduksi

barang-barang tersebut dalam jumlah yang sudah mencukupi kebutuhan

masyarakat, maka kewajiban seluruh masyarakat sudah terpenuhi.

Namun jika tidak ada seseorang pun yang melibatkan diri dalam kegiatan

tersebut atau jumlah yang diproduksi tidak tercukupi maka semua orang akan

diminta pertanggung jawabanya. Kuantitas produksi tidak akan berlebihan,

tetapi hanya sebatas kebutuhan yang wajar. Produksi barang/jasa secara

berlebihan tidak saja menimbulkan mis-alokasi sumber daya ekonomi dan

kemubaziran (wastage), tetapi juga menyebabkan terkurasnya sumber daya

ekonomi secara cepat.

Perekonomian yang tidak berorientasikan pada maslahah kadang

melupakan ke mana produknya mengalir, sepanjang efisiensi ekonomi tercapai

dengan keuntungan yang memadai. Pun jika yang mengkonsumsi barang/jasa

tersebut hanya kalangan tertentu yang berakibat pada timbulnya konsumerisme

dan ketimpangan sosial. Hal ini berbeda dengan nilai-nilai Islam yang

mengaitkan tujuan produksi dengan kemaslahatan. Jika produksi basic needs

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

menjadi suatu prioritas, maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat karena

segala kebutuhan pokok telah terpenuhi.

Penarapan konsep Maqasid al-Shari’ah dalam aktivitas konsumsi

Tujuan akhir dari aktivitas konsumsi dalam ekonomi konvensional adala

utility atau kepuasan. Utility dalam konteks perekonomian, dimaknai sebagai

kegunaan barang dan jasa ketika konsumen mengkonsumsi suatu barang.

Kegunaan ini bisa juga dirasakan sebagai rasa tertolong dari suatu kesulitan

karena mengkonsumsi suatu barang. Dikarenakan adanya rasa ini maka sering

kali utilitas dimaknai sebagai rasa puas yang dirasakan konsumen.Konsumsi

yang belandaskan pada keinginan dan kepuasan akan berujung pada budaya

konsumerisme. Dalam Islam tujuan konsumsi bukanlah utilitas melainkan

maslahah. Pencapaian maslahah tersebut merupakan tujuan dari Maqasid al-

Shariah. Konsep utilitas sangat subjektif karena bertolak belakang pada

pemenuhan wants. Sedangkan konsep maslahah relatif lebih objektif karena

bertolak pada pemenuhan kebutuhan atau needs.

No. 5 Bobot Soal 40% a. Jelaskan peran dan kedudukan syariah dalam perekonomian! Jelaskan maqashid

‘ammah dari perlindungan harta dalam Islam.

Syariah atau aturan Islam adalah dasar dan filter dari setiap transasksi

dalam perekonomian. Setiap kegiatan ekonomi dalam Islam harus sesuai dengan

syariah Islam. Tujuan utama dari syarî’ah Islam (maqâshidal-syarî’ah) adalah

merealisasikan kemanfaatan untuk umat manusia (mashâlih al-’ibâd) baik urusan

dunia maupun urusan akhirat mereka. Syarî’ah tegak diatas prinsip jalb almashâlih

wa dar’u al-mafâsid (mendatangkan mashlahah dan menolak kerusakan). Para

‘ulamâ’ bersepakat tidak ada satupun ketentuan dalam syarî’ah yang tidak

bertujuan untuk melindungi mashlahah. Syarî’ah mendorong mashlahah dunia

beriringan dengan mashlahah akhirat.

Maqâshid ‘Ammah (Tujuan Umum) Perlindungan Harta (Mâl) :

• Setiap transaksi ekonomi harus jelas

Kesepakatan bisnis harus diketahui dengan jelas olehsemua pihak agar tidak

menimbulkan perselisihan, karena kontrak bisnis harus didasarkan prinsip

kerelaan. Setiap kesepakatan bisnis diikat (tautsiq) dalam akad, seperti harus

dicatat (kitabah), disaksikan (isyhad), dan boleh adanya garansi.

• Setiap transaksi ekonomi harus adil

Berbisnis dan mendapatkan harta benda harusdilakukan dengan cara yang tidak

zhalim kepada pihaklain. Dalam setiap transaksi bisnis, ada dua kesepakatan

yang harus dipenuhi: kesepakatan pasar (market equilibria) dan kesepakatan rasa

keadilan (fairness equilibria).

• Komitmen dengan kesepakatan

Wajib memenuhi setiap kesepakatan dalam akad, termasuk akad bisnis, yang

berisi hak dan kewajiban setiap peserta akad.

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

• Melindungi hak kepemilikan

Mengambil harta orang lain dengan cara bathil adalahharam dan merupakan

bentuk kejahatan (ta’addi ‘ala amwal) yang dikenakan hukuman.

• Harta itu harus terdistribusi

Harta harus terdistribusi (tadawul) dan dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

Eksistensi berbagai jenis akad bisnis (mu’awadhah) maupun akad

sosial/kebajikan (tabarru’) bertujuan agar harta mudah berpindah kepemilikan.

• Kewajiban bekerja dan berproduksi

Bekerja untuk mencari rezeki Allah SWT di muka Bumi. Mencari rezeki yang

halal menjadi wajib karena hanya dengan-nya kebutuhan terhadap harta benda

akan terpenuhi.

• Kewajiban memproduktifkan harta

Setelah bekerja dan mendapatkan keuntungan danharta, kelebihan harta

(setelah memenuhi kebutuhandan infaq) tidak boleh ditimbun/didiamkan. Harta

tidak boleh ditimbun karena ia bentuk penyianyiaan harta dan merupakan

bentuk kerugian bagi masyarakat (opportunity cost). Pemilik harta harus

berbisnis jika memiliki kecakapan, atau menyerahkan pengelolaan bisnis ke

pihak lain dengan akad kemitraan (mudharabah).

b. Jelaskan secara umum transaksi-transaksi ekonomi yang terlarang dalam Islam.

Secara umum,transaksi terlarang dalam Islam dapat diidentifikasi dengan tiga hal

dibawah ini :

• Objek akad yang tidak halal

➢ Syarat-syarat objek akad (ma’qud ‘alaih):

– (i) harta yang masyru’ (legal)

– (ii) bisa diserahterimakan saat akad

– (iii) jelas diketahui oleh para pihak dalam akad

– (iv) harus ada pada saat akad, kecuali akad salam dan ijarah

➢ Objek akad adalah barang/jasa yang haram dzat-nya (haram li dzatihi)

transaksi dilarang

– Khamr, bangkai, babi, patung, zina

– Serupa dengan barang haram , misalnya Khamr: narkoba, opium, dll

– Tidak memenuhi kaidah syar’iyyah : makanan dan minuman kadaluarsa, media

pornografi, rokok, dll

➢ Objek akad adalah pendapatan non-halal (haram li ghairihi) berasal dari

usaha non-halal

– Pendapatan halal > pendapatan non-halal = pendapatan halal –

Pendapatan halal < pendapatan non-halal = harus dipisahkan.

• Haram cara transaksi-nya

➢ Melanggar prinsip “an Taradin Minkum” (kerelaan antara kedua belah pihak)–

Contoh pelanggaran: Tadlis

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

➢ Melanggar Prinsip “La Tazhlimuna wa la Tuzhlamun” “jangan menzalimi dan

jangan dizalimi”. – Contoh pelanggaran: Taghrir (gharar), Ihtikar, Bai’ Najasy,

Riba, Maysir, Risywah

• Tidak sah/lengkap akad transaksi-nya

Akad merupakan suatu perbuatan yang sengaja dibuat oleh dua orang atau lebih

berdasarkan keridhaan masing-masing pihak. Rukun dan Syarat dalam akad harus

terpenuhi. Rukun adalah sesuatu yang wajib ada dalam sebuah transaksi (necessary

condition). Misal: pelaku, objek, dan ijab-kabul. Syarat adalah sesuatu yang

keberadaannya melengkapi rukun (sufficient condition). Misal: pelaku transaksi

haruslah orang yang cakap hukum (mukallaf).

Suatu transaksi tidak sah/lengkap akad-nya jika: (i) Tidak terpenuhi rukun dan

syarat akad; (ii) Terjadi bay’ atain fi bai’ah atau shafqatain fi al-shafqah (two in

one): dan (iii) Terjadi ta’alluq.

No. 6 Bobot soal 40% a. Jelaskan pelarangan riba, definisi, jenis-jenis, dan praktek modern-nya.

Riba adalah tambahan (manfaat) yang disyaratkan dalam transaksi bisnis

tanpa adanya padanan yang dibenarkan syari’ah atas penambahan tersebut. Dari

sejarah Arab pra-Islam, praktek riba banyak terkait dengan ketidaksanggupan

peminjam mengembalikan hutang pada waktu jatuh tempo, kemudian disepakati

penundaan pelunasan hutang dengan syarat peminjam memberi tambahan atas

jumlah pinjaman ketika pelunasan. Hal ini dikenal sebagai riba jahiliyyah.

Pelarangan riba dalam Islam terdapat pada Al-Qur’an di surat ar-Ruum:

39, surat an-Nisaa: 160-161, surat Ali Imraan: 130, dan surat al-Baqarah: 273280.

Pelarangan riba dalam Yahudi terdapat pada Kitab Exodus (Keluaran) Pasal 22

Ayat 24-25, Deuteronomy (Ulangan) Pasal 23 Ayat 19-23, dan Leviticus (Imamat)

Pasal 25 Ayat 35-37. Sedangkan pelarangan riba dalam Kristen terdapat pada Injil

Lukas Ayat 34-35.

Jenis riba selain riba jahuliyyah adalah Riba nasi’ah, yaitu riba yang

timbul dari transaksi pinjam-meminjam (qardh) dimana utang yang dibayar

melebihi dari pokok pinjaman. Riba ini Melanggar kaidah “kullu qardhin jarra

naf’an fahuwa riba” (setiap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba).

Memberi pinjaman adalah transaksi kebaikan (tabarru’), sedangkan meminta

kompensasi adalah transaksi bisnis (tijarah). Serta Melanggar kaidah “untung

muncul bersama resiko” (al-ghunmu bil ghurmi) dan “hasil usaha muncul bersama

biaya” (al-kharaj bi dhaman). Al-ghunmu dan al-kharaj muncul hanya dengan

berjalan-nya waktu.

Contoh praktik riba di masa kini: bunga kredit, bunga deposito (riba nasi’ah),

bunga kartu kredit yang menunggak (riba jahiliyyah).

Terakhir, ada Riba Fadhl/Buyu’, yaitu riba yang timbul dari transaksi

pertukaran antar barang ribawi (barter) dimana terdapat potensi salah satu pihak

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

menerima tambahan (manfaat) lebih dari yang seharusnya. Terdapat 6 jenis barang

ribawi (amwal ribawiyat) yaitu: emas dan perak (mata uang), gandum, sya’ir,

kurma, dan garam (makanan). Agar terhindar dari riba fadhl, pertukaran barang

ribawi yang sejenis harus sama kualitas - kuantitas (tamatsul) dan dibayar tunai

(taqabudh). Jika pertukaran barang ribawi berbeda jenis , boleh terdapat marjin

namun tetap harus taqabudh. Contoh praktik riba fadl saat ini adalah : jual beli

valas yang tidak tunai (spot).

b. Jelaskan pelarangan maysir dan gharar!

Maysir (qimar) adalah bertaruh/mengadu nasib, dimana peluang menang

atau kalah ditentukan oleh sesuatu yang tidak diketahui. Secara teknis ekonomi,

maysir adalah setiap permainan, baik game of chance, game of skills atau natural

events, yang menempatkan salah satu pihak harus menanggung beban pihak lain

akibat permainan tersebut ( zero sum game). Kriteria maysir: (i) adanya taruhan;

(ii) pelaku mempertaruhkan hartanya; (iii) pemenang mengambil hak pelaku lain

yang kalah; dan (iv) pelaku berniat mencari uang dengan adu nasib.

Gharar adalah ketidakpastian yang membuat objek akad (kuantitas dan

kualitas, harga, dan waktu penyerahan) menjadi tidak pasti. Contoh: menjual anak

sapi yang masih dalam kandungan, kasus ijon, menjual barang yang hilang, dll.

Secara teknis ekonomi, gharar (taghrir) adalah adanya ketidakpastian dari kedua

belah pihak yang bertransaksi (unknown to both parties), Bentuk, jenis, sifat dan

jumlah objek akad tidak diketahui secara jelas dan Objek akad tidak ada dan belum

dimiliki, atau ada namun tidak bisa diserahterimakan serta Harga (tsaman) atau

upah (ujrah) dari objek akad tidak diketahui secara jelas

No. 7 Bobot soal 40% Peran penting ekonomi Islam dalam ekonomi modern sulit dibantah ketika kita melihat

dominan-nya peran Islam dalam kebangkitan Eropa pada abad pertengahan.

a. Jelaskan bagaimana pemikiran ekonomi Islam berbeda. Jelaskan filosofi dan

bentuk-bentuk pemikiran ekonomi Islam.

Basis filosofi pemikiran ekonomi Islam yang terpenting adalah konsep: (i) tauhid;

(ii) risalah; (iii) akhirat; dan (iv) kesejahteraan hidup. Filosofi terakhir ini memberi

kerangka untuk economic achievements, sedangkan filosofi 1 dan 3 mensyaratkan

bahwa seluruh aktivitas ekonomi harus sejalan dengan nilai dan norma Islam yang

terdapat pada filosofi ke-2. Setidaknya terdapat tiga kategori analisa ekonomi

dalam tradisi Islam.

• Pertama, norma dan nilai-nilai ideal ekonomi.

• Kedua, aspek legal dan evaluasi isu-isu ekonomi.

• Dan terakhir adalah analisa dan aplikasi historis.

Kemudian, setidaknya terdapat lima bentuk pemikiran ekonomi Islam.

• Pertama, pembahasan hal-hal ekonomi dalam disiplin Ilmu Tafsir.

• Kedua, pembahasan isu-isu ekonomi dalam disiplin Ilmu Fiqh.

• Ketiga, pemikiran ekonomi dalam konteks sistem etika Islam untuk

pembangunan.

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

• Keempat, pemikiran ilmuwan Islam tentang ekonomi sebagai respon dari

kebutuhan dalam pembuatan kebijakan publik.

• Kelima, analisa obyektif dari perekonomian nyata

b. Jelaskan proses dan fase-fase perkembangan pemikiran ekonomi Islam. Sejarah

pemikiran ekonomi dalam Islam berakar dari sumber hukum Islam paling utama:

Al Qur’an dan As-Sunnah. Keduanya mengandung sejumlah aturan dan prinsip-

prinsip dasar ekonomi yang dapat diterapkan pada berbagai kondisi. Dengan

demikian, pada kehadirannya yang pertama, pemikiran ekonomi Islam adalah

orisinil dan tidak dipengaruhi oleh pemikiran luar karena Al Qur’an dan As-

Sunnah adalah ber-karakter ketuhanan.

Walau demikian, aplikasi dari aturan dan prinsip-prinsip ini pada dunia nyata

berubah dari waktu ke waktu yang melibatkan interpretasi dan pemikiran manusia

sesuai dengan perubahan tempat dan peradaban. Interpretasi dan pemikiran

ilmuwan Muslim terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah inilah yang kemudian

membentuk ‘pemikiran’ ekonomi dalam tradisi Islam. Dalam memecahkan

permasalahan-permasalahan ekonomi ini, para ilmuwan Muslim juga tidak pernah

menafikan pemikiran dan pengalaman dari peradabanperadaban lain, seperti

Yunani, sepanjang tidak bertentangan dengan AlQur’an dan As-Sunnah.

• Fase pembentukan (11-100 H/632-718 M)

➔ Pemikiran-pemikiran awal ekonomi yang berbasis langsung dari sumber

internal Islam, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.

• Fase translasi (abad 2-5 H/ 8-11 M)

➔ ketika ide-ide dari luar di terjemahkan ke dalam bahasa Arab dan

ilmuwan Muslim mendapatkan manfaat dari karya-karya intelektual

negara-negara lain.

• Fase re-translasi & transmisi (abad 6-9 H/12-15 M)

➔ ketika pemikiran Yunani dan Muslim-Arab masuk ke Eropa melalui

penterjemahan dan jalur-jalur kontak lainnya.

• Fase imitasi & stagnasi (abad 10-11 H/16-17 M)

➔ ketika pembentukan ide-ide baru hampir benar-benar terhenti

• Fase kebangkitan & pergerakan (abad 12-13 /18-19)

➔ ketika pemikiran untuk reformasi dan ide-ide baru disuarakan di

berbagai belahan dunia Islam.

• Fase pemikiran ekonomi Islam modern (abad 14/20)

SOAL BAGIAN B (Kerjakan 2 dari 9 Soal yang Tersedia, Bobot

Soal @ 10%)

1. Mengapa kita membutuhkan ilmu ekonomi Islam? Jelaskan relevansi dan

signifikansi ilmu ekonomi Islam.

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Sebenarnya kemapanan ekonomi konvensional mulai dipertanyakan terutama

dalam hal pencapaian kesejahteraan manusia sebagai sebuah tujuan ilmu ekonomi.

Memang ekonomi konvensional, selama beberapa abad awal sejak

kemunculannya, memberikan sebuah fakta pencapaian kesejahteraan terutama di

Amerika Serikat dan Negara-negara Eropa yang menjadi pelopor ekonomi

konvensional. Tetapi mayoritas negara-negara yang mencoba menerapkan

ekonomi konvensional di gelombang berikutnya kebanyakan gagal mencapai apa

yang telah dilakukan di negara pelopor tersebut. Ada pemikiran mungkin karena

perbedaan karakteristik negara sehingga pencapaian implementasi ekonomi

konvensional tidak bisa sama disetiap negara.

Beberapa masalah yang muncul pada perekonomian global dewasa ini adalah

adanya persistensi terjadinya krisis ekonomi, dominasi sektor keuangan di atas

sektor riil, dan ketimpangan pendapatan. Krisis ekonomi yang diuraikan di atas

hanyalah segelintir akibat dari penerapan ekonomi konvensional yang cenderung

mengedepankan sikap self interest, dimana manusia lebih mengedepankan

kepentingan pribadi dengan senantiasa bersikap tamak terhadap materi, ingin

menang sendiri. Karena sifatnya yang demikian ekonomi konvensional juga sering

diasosiasikan dengan sistem kapitalisme dimana aktivitas ekonomi dikuasai

kepemilikan individu dengan tujuan utama profit yang berimplikasi pada

penumpukan kekayaan sebagai tujuan. Hal ini jelas bertentangan dengan

worldview dan tujuan normatif Islam.

Ketidaksesuaian dengan worldview Islam ini berimplikasi pada asumsi yang

terlalu menyederhanakan realitas, dan konflik tujuan dan worldview. Ekonomi

Islam di sisi lain dapat menawarkan beberapa solusi, yaitu adanya konsistensi

worldview dan tujuan, orientasi pada membangun struktur sosial, dan sifat dasar

ekonomi Islam yang merupakan goal-oriented discipline.

2. Jelaskan visi ilmu ekonomi Islam sebagai ilmu yang bermanfaat!

Ilmu ekonomi dalam Islam harus dimulai dengan nilai-nilai dan

tujuantujuan kehidupan yang telah ditentukan oleh Tuhan dan tidak akan dapat

dimaknai tanpa hal tersebut. Ilmu ekonomi dalam Islam, sebagaimana ilmu

lainnya dalam Islam, harus ilmu yang bermanfaat dengan secara pragmatis mampu

memecahkan masalah dan mempromosikan kesejahteraan umat manusia baik di

dunia dan terlebih di akhirat. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt berikut :

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)

negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)

duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah

berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi

… ( 28: 77)”

Selalu terdapat tujuan dibalik penetapan hubungan sebab-akibat. Dalam

ilmu ekonomi Islam, analisis dan prediksi adalah hal yang dibutuhkan, namun

yang jauh lebih penting adalah pencapaian visi kehidupan. Tujuan hakiki dari ilmu

pengetahuan haruslah pemecahan masalah dan mempromosikan kesejahteraan

umat manusia baik di dunia maupun di akhirat adalah ilmu pengetahuan yang

bermanfaat

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

3. Jelaskan model perilaku ekonomi Qur’ani yang mencoba mengintegrasikan perilaku

berbasis maksimisasi utility sebagai panduan pilihan rasional dan perilaku berbasis

maksimisasi iman sebagai prinsip rasionalitas Muslim.

Nilai moral Islam menghubungkan antara individu dengan masyarakat,

dengan menyeimbangkan antara kebebasan individual dan tanggungjawab sosial.

Islam mendorong pencapaian tujuan sosial-nya dengan menekan permintaan yang

berlebihan terhadap sumberdaya yang terbatas. Menjalankan perilaku ekonomi

secara bermoral mendorong pasokan altruisme, namun di saat yang sama Islam

mengizinkan tujuan self-interested sehingga permintaan altruisme tetap terjaga.

Moralitas memiliki dampak signifikan pada perilaku sosial dan ekonomi

individu, dan moralitas relijius jauh lebih efektif dibandingkan moralitas

konvensional. Nilai moral relijius akan menjadi panduan jika dinyatakan secara

eksplisit dan empatik. Nilai moral relijius tidak akan menjadi panduan jika

diinterpretasikan secara tidak tepat dan tidak merespon kebutuhan masyarakat.

Kebijakan publik yang pro-aktif harus menyertai moralitas individual untuk

mencapai hasil kolektif yang optimal.

Untuk menciptakan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan material

dan non material, dibutuhkan pengorbanan (sacrifice) yang lebih besar dari pelaku

ekonomi diatas self-interest. Ilmu ekonomi Islam mengakui pentingnya dua hal ini,

baik memenuhi self-interest maupun keputusan untuk berkorban untuk social-

interest. Masuknya dimensi moral tidak menghalangi self-interest, namun memberi

ruang yang luas untuk pengorbanan dalam rangka mempromosikan social-interest

dan kesejahteraan umat manusia. Selfinterest dan sacrifice keduanya dibutuhkan

untuk mencapai kesejahteraan umat manusia. Institusi terpenting dalam kehidupan

umat manusia, (pasar, keluarga, masyarakat dan pemerintah), tidak dapat

dijalankan hanya dengan self-interest, sacrifice adalah keniscayaan untuk

menjalankan institusi-institusi ini.

Jika moral menjadi bagian penting dalam menentukan perilaku ekonomi

manusia, bagaimana Islam mendorong individu untuk mengejar kepentingan

pribadi mereka di dalam kerangka kepentingan sosial dimana terdapat konflik

antara self-interest dan social interest? Islam mengeliminir hal ini dengan memberi

perspektif jangka panjang bagi kepentingan pribadi – menarik kepentingan pribadi

melebihi jangka waktu dunia ke akhirat. Dengan demikian, faktor keimanan

(spiritualitas) menjadi determinan penting dalam masalah motivasi ini.

4. Jelaskan konsep manusia sebagai ma dan ‘Abd, serta implikasi etis-nya terhadap

ilmu ekonomi dan pembuatan keputusan ekonomi.

Manusia berperan sebagai khalifah di bumi dan Abd (hamba) Allah (Q.S

Albaqarah:30). Peran khalifah menjelaskan bahwa alam semesta beserta isinya

yang dipercayakan kepada manusia untuk dimanfaatkan dan dikelola dengan

sebaik-baiknya, sedangkan peran Abd menjelaskan bahwa manusia tidak memiliki

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

otoritas independen atau hak mutlak selain mengikuti kehendak Allah sebagai

Tuhannya. Kedua peran ini harus dijalani secara bersamaan dan setiap

pengabaiannya salah satunya, mengakibatkan manusia tidak berfungsi sebagai

mana mestinya. Seperti yang dinyatakan oleh Nasr (1990):

“Tidak ada makhluk lebih berbahaya di bumi dari khalifah Allah yang tidak lagi

menganggap dirinya menjadi Abd Allah”

Dengan ini dimaksudkan bahwa jika manusia melupakan siapa dia dalam

hubungan dengan Penciptanya, ia akan berpotensi melakukan kesalahan besar

"kejahatan" karena arrogancenya dengan menjadi "pemimpin" di dunia ini, tetapi

dengan memperhatikan kedua peran tersebut terhadap Allah maka tindakan

manusia kemudian menjadi bagian dari ibadah dan penyerahan kepada Allah (Al

Qur'an 51:56). Hal ini tentu saja benar-benar berbeda dengan

"manusia ekonomi" yang modern yang tidak berkewajiban untuk

mempertimbangkan segala bentuk pengabdian untuk Tuhan.

Manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an, adalah mahluk yang

terbaik dari ciptaan Allah (Qur'an 95: 4) yang telah dijiwai dengan ruh (AlQur'an

15: 28-29). Manusia sekaligus diberkahi dengan potensi fisik, intelektual dan

spiritual yang semua harus dibina dan dikembangkan. Oleh karena itu penerimaan

aspek spiritual manusia sangat penting mendasar dalam visi ekonomi Islam dan

memiliki implikasi jauh untuk meraih epistemologi dan metodologi ekonomi Islam

dan kesejahteraan manusia. Selain itu, hanya manusia yang dianugerahi dengan

akal yang dipertimbangkan dalam Islam menjadi dasarnya substansi spiritual.

Dalam hal ini, akal bila digunakan secara maksimal dan memungkinkan manusia

untuk memahami posisinya dan tujuananya diciptakan dan bertindak sesuai dengan

syariat yang Allah tentukan.

5. Bagaimanakah cara kita melakukan identifikasi terhadap maqashid al-syari’ah

(mashlahah dan mafsadah) dan jelaskan bagaimana maqashid digunakan dalam

pembentukan hukum baru (ijtihad)?

Mashlahah pada dasarnya adalah konsep rasional dan hampir seluruh

kemanfaatan di dunia (mashâlih al-dunyâ) dapat diidentifikasi oleh intelektualitas,

pengalaman dan kebiasaan manusia. Syarî’ah hanya memberikan kriteria dan

panduan untuk mencegah kebingungan antara prasangka individu dan mashlahah.

Namun untuk kemanfaatan di akhirat dan kemanfaatan yang merupakan kombinasi

kemanfaatan di dunia dan akhirat, hanya dapat diidentifikasi oleh syarî’ah.

Kemanfaatan murni (naf’ khâlish) dan keburukan absolut (dhurr khâlish)

umumnya jarang ditemui. Yang lebih menjadi tujuan aturan syarî’ah adalah

kesadaran tentang mashlahah. Mafsadah yang tidak signifikan tidak mempengaruhi

jalannya kehidupan yang dipenuhi dengan mashlahah, dan sebaliknya mashlahah

yang tidak signifikan menjadi tidak berarti di tengah kehidupan yang dipenuhi

mafsadah.

Ketika unsur mashlahah dan mafsadah dari satu perkara saling berbenturan,

maka menolak unsur mafsadah lebih diutamakan daripada upaya mendatangkan

mashlahah, terlebih ketika unsur mafsadah jauh melebihi unsur mashlahah. Hal ini

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

karena syarî’ah lebih banyak memperhatikan larangan daripada perintah, sesuai

dengan kaidah dar’u al-mafâsid aula min jalb almanâfi’ (menolak kerusakan lebih

utama daripada menarik manfaat). Mashlahah harus termasuk salah satu dari ushûl

al-khamsah dalam maqâshid al-syarî’ah, yaitu memenuhi pemeliharaan dan

perlindungan agama (dîn), jiwa

(nafs), akal (‘aql), keturunan (nasl), dan harta (mâl). Berdasarkan istiqra’ (telaah),

seluruh hukum-hukum furu’ (juz’iyyah) memiliki tujuan yang sama, yaitu

melindungi ushûl al-khamsah Mashlahah sebagai muatan hukum (alfaru’) tidak

boleh bertentangan dengan al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber hukum-nya

(al-ashl). Jika terdapat beberapa mashlahah, maka mashlahah yang lebih kecil akan

dikalahkan dan batal oleh mashlahah yang lebih besar.

Shatibi menekankan pengetahuan maqasid sebagai prasyarat untuk pencapaian

pangkat menjadi seorang mujtahid. Mereka yang tidak menguasai maqasid akan

seringkali melakukan kesalahan, bahkan membahayakan diri sendiri dan orang

lain, dalam melakukan ijtihad. Mereka mengambil pendekatan yang terfragmentasi

dan teratomisasi terhadap teks Al Quran sehingga gagal mengikat bagian-bagian

yang relevan dari teks itu secara komprehensif. Para 'ulama' terkemuka

memandang Syari'ah sebagai satu kesatuan di mana aturanaturan terperinci harus

dipahami premis-premis dan tujuan-tujuannya secara lebih luas.

Pada beberapa kesempatan-kesempatan mujtahid pernah mengeluarkan

keputusan dalam hal-hal yang disengketakan dimana ditemukan bahwa sebuah

kasus sengketa tersebut tidak harmonis dengan tujuan syariah. Maqashid syariah

berperan agar sebuah kasus harmonis dengan tujuan syariah yang sebenarnya.

Peran lain dari maqashid syariah yang penting bagi sebuah ijtihad adalah perhatian

yang harus diberikan oleh mujtahid kepada hasil akhir dan konsekuensi dari

keputusannya.

6. Jelaskan konsep peran penting dalam fiqh Islam!

Harta (Maal) secara bahasa adalah apa yang diraih dan dimiliki. Kalangan

Hanafiyyah menyatakan bahwa harta adalah segala sesuatu yang disukai oleh

tabiat manusia dan bisa disimpan untuk digunakan pada saat dibutuhkan.

Menurut Prof. Ahmad Mushthofa Az-Zarqo: harta adalah segala sesuatu

yang memiliki nilai material di mata manusia.Dalam Islam, harta dikatakan

bernilai jika harta tersebut halal menurut syari’at. Harta yang tidak halal (seperti

babi, minuman keras, bunga riba, dsb) tidak bisa dikatakan sebagai harta yang

bernilai.

Harta bukanlah tujuan utama dalam kehidupan dunia Alloh ta’ala

berfirman: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah

permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara

kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan

yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu

menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di

akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Alloh serta keridhoan-Nya.

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadid

[57]: 20).

Penguasa dan pemilik mutlak terhadap dunia dan segala isinya, termasuk harta

benda adalah Alloh subhanahu wa ta’ala. Kepemilikan manusia

bersifat relatif, artinya harta benda yang dimiliki oleh manusia pada hakikatnya

adalah titipan (amanah) dari Alloh untuk dikelola dan dimanfaatkan sesuai dengan

ketentuan syari’at. Sebagian manusia hanya fokus mencari rizki, namun tidak

mengingat Sang Pemberi Rizki Alloh Ar-Rozzaq.

Status harta yang dimiliki manusia adalah sebagai berikut:

a) sebagai bekal dan perhiasan hidup yang memungkinkan manusia untuk

menikmatinya dengan baik tanpa berlebihan;

b) sebagai ujian keimanan, terutama menyangkut cara mendapatkan dan

memanfaatkannya; dan

c) sebagai bekal ibadah, yakni untuk melaksanakan perintah-Nya dan

melaksanakan mu’amalah dengan sesama manusia.

Terdapat 3 cara untuk mendapatkan/memiliki harta:

• Menyewakan aset yang dimiliki, seperti tanah, tenaga kerja dan modal •

Menciptakan nilai tambah atau membuat keuntungan melalui aktivitas ekonomi

dengan menanggung resiko (risk-bearing) / kewirausahaan, dengan

mengkombinasikan tanah, tenaga kerja dan modal

• Melalui transfer dari pemiliknya sebagai hasil dari transaksi pertukaran,

pembayaran hak ke pihak lain, warisan dan wasiat, serta hibah tak bersyarat

seperti infâq dan wakaf.

7. Jelaskan transaksi gharar dapat diidentifikasi sebagai zero-sum game with uncertain

payoff, serta jelaskan ukuran gharar dalam nonzero-sum game.

Definisi zero sum game adalah ketika hasil yang didapatkan oleh pihak

yang menang atau untung diambil dari harta pihak yang dikalahkan atau dirugikan.

Sementara itu, gharar adalah ketidakjelasan dalam transaksi. Transaksi yang

mengandung ketidakjelasan dapat diidentifikasi sebagai zero sum game karena

informasi asimetris dari transaksi ini kemungkinan besar akan menguntungkan

salah satu pihak dan merugikan pihak lainnya. Misal, ketika seseorang membeli isi

dari sebuah kotak yang tidak diketahui barang dan nilai barangnya dengan

sejumlah uang. Penjual kemungkinan mengetahui isi dari kotak tersebut dan harga

aslinya, yang bisa saja jauh lebih rendah dari harga yang dibayarkan oleh pembeli.

Gharar dapat diterima hanya dalam beberapa kriteria, yaitu:

a. Tidak terdapat pada objek utama akad atau merupakan bonus dari transaksi

b. Gharar bukan menjadi karakteristik transaksi dan wajar terjadi dalam

transaksi sehari-hari, misal beras dalam karung

c. Gharar pada akad yang bersifat tabarru (tolong menolong), bukan tijari

(mencari keuntungan)

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

8. Jelaskan bai’ al ‘inah dan tawarruq sebagai contoh dari bentuk transaksi yang

menyerupai riba.

Bai’ al ‘inah adalah akad jual beli di mana seseorang membeli barang

dengan mencicil lalu menjual kembali barang tersebut pada penjualnya dengan

harga yang lebih murah. Bai’ al ‘inah dilarang menurut hukum Islam karena sama

seperti meminjamkan uang dengan riba dengan kedok jual beli. Berikut merupakan

contoh skema dari bai’ al ‘inah yang dilakukan oleh bank.

Secara teknis, tawarruq adalah membeli barang dengan cara tidak tunai,

kemudian menjualnya kembali kepada pihak ketiga dengan harga tunai. Akad ini

dinamakan dengan bai’al-tawarruq karena pembeli ketika membeli barang tidak

bertujuan untuk memiliki dan menggunakan barang itu, tetapi bertujuan untuk

mendapatkan wariq (uang dirham) dengan cara menjualnya kembali kepada pihak

lain secara tunai.

9. Jelaskan perbedaan antara keuntungan (profit) dan riba! Jelaskan mengapa dalam

Islam profit diperbolehkan sedangkan riba terlarang.

Bunga sering dipandang sebagai laba, dan sebaliknya. Bunga sebagai

marginal productivity of capital. Marginal productivity semestinya dipisahkan dari

bunga. Marginal utiliy memperhitungkan valuasi dan harga dari barang konsumer.

Sedangkan rent dari setiap faktor produksi ditentukan oleh produktivitas-nya

dalam memproduksi barang konsumer. Bunga yang muncul dari kapitalisasi future

rent dari durable goods, sejalan dengan time preference. Marginal productivity

menjelaskan rental price dari faktor produksi. Rent ini didiscount untuk

mendapatkan nilai kapitalisasi saat ini dari faktor produksi tersebut, dengan

• Menjual logam kepada A dengan harga Rp7jt secara tangguh

B

• Mendapatkan Rp5jt dalam bentuk liquid

A • Membeli logam dari A dengan harga Rp5jt secara tuna

C

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

menggunakan prinsip time preference, social rate dimana orang memilih present

goods dibandingkan future goods.

Dalam banyak perekonomian, suku bunga ditetapkan oleh bank sentral

melalui rate pasar uang. Hal ini menciptakan distorsi antara tingkat suku bunga

uang dengan tingkat suku bunga natural yang non-observed yang terkait dengan

capital market equilibrium. Hal ini mengizinkan financial capital untuk bertambah

secara independen dari physical capital. Jika market rate dibawah natural rate, akan

terjadi ekspansi kredit bank dan ledakan harga komodistas. Gelembung spekulatif

akan selalu berakhir dengan pecahnya gelembung dengan krisis finansial. Jika

market rate diatas natural rate, akan terjadi kontraksi kredit dan turunnya harga

komoditas. Dalam krisis ekonomi yang berpanjangan, terjadi kerugian efisiensi

dan misalokasi sumber daya yang signifikan dalam perekonomian.

Terdapat 3 cara untuk mendapatkan/memiliki harta:

• Menyewakan aset yang dimiliki, seperti tanah, tenaga kerja dan modal

• Menciptakan nilai tambah atau membuat keuntungan melalui aktivitas ekonomi

dengan menanggung resiko (risk-bearing) / kewirausahaan, dengan

mengkombinasikan tanah, tenaga kerja dan modal

• Melalui transfer dari pemiliknya sebagai hasil dari transaksi pertukaran,

pembayaran hak ke pihak lain, warisan dan wasiat, serta hibah tak bersyarat seperti

infâq dan wakaf.

Uang merepresentasikan klaim yang dimonetisasi pemiliknya terhadap hak

milik yang diperoleh dari ke-tiga cara pemilikan harta. Keuntungan adalah

kompensasi / penghargaan atas aktivitas penciptaan nilai tambah ekonomi dengan

menanggung resiko. Karena itu keuntungan tidak bisa fixed dan predetermined.

Modal finansial diperbolehkan meng-klaim keuntungan jika ia bersedia terlibat

dalam aktivitas investasi, dan karenanya menanggung resiko kerugian. Mengambil

keuntungan dari meminjamkan modal finansial (utang) dimana pokok pinjaman

dijamin untuk dikembalikan, adalah tidak diperbolehkan. Setiap keuntungan atas

pokok pinjaman yang dijamin kembali adalah predetermined positive time-value of

money yang terlarang. Bunga pada pinjaman merepresentasikan penciptaan yang

tidak dapat dibenarkan dalam Islam atas hak milik secara instan.

Riba dilarang karena tidak ada padanan nilai pertukaran yang dapat

dibenarkan Keuntungan dibolehkan karena ada padanan nilai yang setara

(‘iwad)

•Effort (al-Kasb); mengambil atau mengolah tanah dan sumber daya alam lainnya

secara langsung

•Risk (al-Ghurm); keuntungan hanya dapat dibenarkan ketika faktor produksi

bersedia menanggung resiko kerugian (al-ghunm bi al-ghurm)

•Liability (al-Dhaman); hasil usaha hanya dapat dibenarkan ketika faktor produksi

menanggung beban atau kewajiban (al-kharâj bi al-dhamân)

Al-Qur‟ân 2: 275 menegaskan bahwa jual beli adalah halâl sedangkan ribâ

adalah harâm. Ketika al-Qur‟ân melarang ribâ, para pelaku ribâ awalnya menolak

ketentuan ini. Mereka menganggap bahwa jual beli dan ribâ adalah sama, dengan

alasan bahwa tambahan dari harga tunai dalam jual beli secara tangguh adalah

serupa dengan tambahan dari pokok pinjaman, yaitu adanya tambahan keuntungan

dari harga awal karena adanya penangguhan waktu.

Transaksi jual-beli tidak mengandung pembiayaan langsung dan pinjaman,

yaitu transaksi pembelian, penjualan atau sewa yang mengandung barang dan jasa

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

riil. Syarî’ah menerapkan sejumlah kondisi untuk validitas transaksi-transaksi ini

untuk menjamin bahwa penjual (financier) juga berbagi resiko dan untuk

menjamin bahwa transaksi ini tidak berubah menjadi transaksi pembiayaan dan

pinjaman berbasis bunga, seperti adanya ketentuan bahwa penjual harus memiliki

dan menguasai barang yang dijual. Dengan demikian pembiayaan melalui akad

jual beli hanya bisa mengalami ekspansi seiring dengan kenaikan kapasitas

perekonomian riil. Yang ditetapkan diawal adalah harga dari barang dan jasa yang

dijual, bukan tingkat bunga. Sekali harga telah ditetapkan, maka hal tersebut tidak

bisa dirubah meskipun terdapat keterlambatan pembayaran terkait hal-hal yang

tidak diperkirakan.

*** Selamat Bekerja Sendiri & Jangan Lupa Berdo’a ***

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

EKONOMI SYARIAH (ECEU602061)-C

Pengajar : Mohammad Soleh Nurzaman, PhD

Tanggal : 2017

Waktu : 120 menit

Sifat Ujian : Closed Book

Instruksi : - Kerjakan Semua Pertanyaan (5 soal )

secara singkat, padat, dan jelas

Q1 (15%)

a. Menurut anda, apakah ada ilmu ekonomi islam ? jelaskan

Apabila dibandingkan dengan pengetahuan, maka ilmu pengetahuan terdapat tiga

perbedaan:

• Berdasarkan informasi dan fakta yang diperoleh, ilmu pengetahuan diuji secara

kritis yang berlandaskan fakta-fakta yang merujuk pada prinsip-prinsip lain yang

juga sudah teruji.

• Berdasarkan kebenaran informasi, kebenaran pada ilmu pengetahuan akan selalu

diuji melalui metode-metode seperti studi pustaka, observasi, dan eksperimen.

• Berdasarkan prosedur mendapatkan pengetahuan, ilmu pengetahuan berangkat dari

sejumlah metode ilmiah yaitu pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi.

Sistematika dalam ilmu pengetahuan menjadikan ilmu pengetahuan lebih dipahami.

Sisitematika tersebut merupakan kumpulan dari tahapan dalam proses mencari

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

kesimpulan. Dari runtutan sebuah teori dalam ilmu pengetahuan dapat disimpulkan

perlunya sebuah proses yang melalui tahapan-tahapan untuk mengeluarkan hasil akhir

berupa yang sesuai dengan keadaan fakta yang secara umum terjadi.

Berdasarkan penjelasan diatas, Ekonomi Islam saat ini dapat dikatakan belum layak

disebut sebagai ilmu pengetahuan seperti halnya ekonomi konvensional. Ekonomi

Islam masih disebut sebagai pengetahuan karena bisa merujuk pada sejarah zaman

dahulu, tetapi masih belum bisa dibuktikan pada era saat ini. Ekonomi Islam masih

sebatas pengetahuan yang relatif karena belum memiliki konsep, sistematika, dan

hubungan dengan bidang – bidang yang lain yang terstandar dan memiliki pengujian

ilmiah yang konsisten

Sementara pada sisi lain, ekonomi konvensional telah melalui proses–proses untuk

menjadi ilmu pengetahuan hal ini dikarenakan ekonomi konvensional telah melalui

empirical evidence process untuk menjadi sebuah ilmu pengetahuan. Dalam

mempelajari ilmu pengetahuan ada metode riset untuk menunjukkan bahwa sebuah

pengetahuan ada ujiannya untuk mengetahui validitasnya. Karena itu untuk

menjadikan ekonomi Islam sebagai sebuah ilmu pengetahuan, harus dibuktikan

dengan kajian ataupun riset yang tidak hanya mengatakan bahwa misalnya riba itu

haram ataupun spekulasi itu haram.

b. Bagaimana worldview berperan penting dalam analisa ekonomi ?

Worldview juga sangat mempengaruhi paradigma seseorang. Worldview membentuk

kepentingan para ilmuwan dan membantu menentukan pertanyaan yang mereka

tanyakan, permasalahan yang mereka kira penting, jawaban yang mereka anggap

dapat diterima, kebenaran dari teori, pilihan mereka akan fakta yang sesuai, dan

hipotesis yang mereka ajukan.

• Contoh 1: Pilihan topik yang akan diambil dalam training, maupun pembelajaran di

kelas: buku dan cakupan periode data yang dipilih sebagai sumber rujukan oleh

dosen adalah sesuai dengan kebutuhan menurut ukuran subjektivitas dosen

• Contoh 2: Pilihan variabel dan asumsi dalam teori ekonomi : adopsi teori menuju

pada klasifikasi variable tentu akan dipilih dari sekian banyak yang tersedia. Dalam

hal ini tentu kriterianya tidak bebas nilai

• Contoh 3: Pilihan metode :kualitatif vs kuantitatif adalah judgement yang subjektif

menurut peneliti

• Contoh 4: Pilihan sarana dan tujuan : misalkan konsep efisiensi apakah ukuran yang

bebas nilai?

• Contoh 5: Pilihan rumusan kebijakan : terdapat berbagai pilihan “school of

economics” yang secara fundamental berbeda pemahaman yang mendasarinya

c. Bagaimana anda membedakan worldview islam dan worldview sekuler

Tabel 3.2. Secular Worldview vs Islamic Worldview

Secular Worldview Islamic Worldview

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Menitikberatkan pada aspek

material dari kesejahteraan

manusia

Al-Qur’an dan As-sunah merupakan

sumber rujukan yang paling utama

dalam suatu masyarakat dan peran

rasionalitas merupakan subordinat dari

wahyu.

Agama merupakan masalah

privat dan tidak memiliki

peran dalam ruang publik

Menitikberatkan pada aspek material

dan spirituil dari manusia

Agama tidak dipahami sebagai

petunjuk

Ekonomi merupakan bagian dari Islam

sebagai sebuah sistem yang

menyeluruh

Penalaran manusia merupakan

sumber paling utama

Islamic Man

Self interest & market system

Berorientasi tidak hanya pada diri

sendiri tetapi pada sosial dan Tuhan

(Huquq), market system and

government intervention

Agama menjadi tidak sacral

Pemilihan nilai adalah fungsi

dari proses demokrasi dan

bersifat fleksibel secara tak

terbatas, yang bergantung

pada pandangan umum.

Shura (konsultasi) adalah dasar dari

pemilihan nilai. Fleksibilitasnya

terbatas pada apa yang diperbolehkan

oleh syariah.

Penekanan pada duniawi

menjadi faktor penentu.

Pertimbangan terhadap akhirat

menjadi elemen utama yang mengatur

perilaku ekonomi manusia.

Dalam Islam memperturutkan dalam

mengejar materi diperbolehkan,

namun bukanlah sebuah akhir dari

pengejaran itu sendiri. Ia dimaksudkan

untuk akhir yang lebih mulia – pelipur

lara di akhirat kelak. Tujuannya tidak

sekedar memuaskan keinginan

manusia yang bersifat tidak berujung,

tapi untuk menyenangkan Allah

terlebih dahulu dan hamba-hambaNya

di muka bumi.

Q3 (20%)

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

a. Falah, maslahah, dan maqashid syari’ah adalah konsep kunci dalam tujuan ekonomi

Islam. Jelaskan keterkaitan ketiga konsep tersebut

Secara literal Maqashid al-syariah bermakna tujuan dari hukum Islam. Imam Al-

Ghazali memaknai Maqashid al-Syariah sebagai “penjagaan terhadap maksud dan

Tujuan syari’ah adalah upaya mendasar untuk bertahan hidup, menahan faktor-

faktor kerusakan dan mendorong terjainya kesejahteraan.” Para ulama bersepakat

bahwa setiap hukum syari’ah pasti memiliki alasan (illah) dan juga tujuan

(Maqashid). Tujuan dan alasannya adalah untuk membangun dan menjaga

kemaslahatan manusia. Ibnu Qayim berpendapat bahwa syari’ah adalah suatu

kebajikan dan tercapainya perlindungan bagi setiap orang pada kehidupan dunia

dan akhirat. Dengan ditegakkanya syariah Islam di dalam berbagai sendi

kehidupann diharapkan tujuan-tujuan atau Maqashid syariah dapat tercapai. Ide

sentral dari perlindungan terhadap tujuantujuan syariah atau Maqashid al-syariah

adalah terciptanya maslahah. Kemaslahan yang hendak dicapai oleh syari’ah

adalah bersifat umum atau universal. Maslahah sendiri bermakna segala sesuatu

yang bermanfaat bagi manusia, yang dapat diraih oleh manusia dengan cara

memperolehnya maupun menghindarinya.

Terwujudnya maslahah dalam segala aktivitas manusia dengan terealisasikanya

tujuan-tujuan syari’ah akan menciptakan kesejahteraan (well-being) yang

menyeluruh (holistik). Ada lima poin penting yang menjadi ruang lingkup

Maqashid Syariah. 5 poin ini menjadi indikator tercapainnya tujuan syariah :

• Dien (Agama) o dibutuhkan oleh manusia untuk

menuntun keyakinan, memberikan ketentuan atau aturan hidup,

dan membangun moralitas.

• Nafs (Jiwa)

o sesuatu yang membantu eksistensinya merupakan kebutuhan, yang

mengancam kehidupan harus dijauhi

• ’Aql (Akal)

o Islam mewajibkan tholabul ’ilm karena tanpanya manusia akan

mengalami kesulitan dan penderitaan.

• Nasl (Keturunan)

o kelangsungan generasi dan kehidupan dunia sangat penting

• Maal (Harta)

o Ia dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan

sebagai sarana untuk ibadah (banyak ibadah membutuhkan

harta)

Islam memaknai “kesejahteraan” dengan istilah falah. Informasi mengenai konsep

kesejahteraan ini hanya dapat diperoleh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu

melalui ajaran yang diwahyukan dalam Alquran dan Sunnah. Istilah falah

disebutkan dalam beberapa ayat Alquran sebagai ungkapan atas orang-orang yang

sukses. Falah berasal dari bahasa Arab dari kata kerja aflahayuflihu yang berarti

kesuksesan, kemuliaan dan kemenangan. Dalam pengertian literal, falah adalah

kemuliaan dan kemenangan dalam hidup.

Falah dalam hal ini berarti kesejahteraan holistik dan seimbang antara dimensi:

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

(1) material-spiritual;

(2) individual-sosial;

(3) kesejahteraan di kehidupan duniawi dan di akhirat

Sejahtera dunia diartikan sebagai segala yang memberikan kenikmatan hidup

inderawi, baik fisik, intelektual, biologis maupun material. Sedangkan

kesejahteraan akhirat diartikan sebagai kenikmatan yang yang diperoleh setelah

kematian manusia. Perilaku manusia di dunia diyakini akan berpengaruh terhadap

kesejahteraan di akhirat yang abadi. Dalam konteks dunia, falah merupakan

konsep yang multidimensi. Ia memiliki implikasi pada aspek mikro maupun

makro.

b. Bagaimana maslahah membantu manusia dalam menentukan prioritas kegiatan

ekonominya ? berikan contoh

Mashlahah membawa ekonomi Islam pada konsep pemenuhan kebutuhan

daripada memuaskan keinginan. Dalam ekonomi Islam, permasalahan ekonomi

tidak sekedar masalah pilihan individu untuk memuaskan keinginan, namun

bagaimana memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat.

Pada tataran kebijakan publik, konsep mashlahah memberi basis untuk

perbandingan kebutuhan interpersonal, dan karenanya memberi basis untuk

pengukuran kesejahteraan sosial, sesuatu yang sulit dilakukan ekonomi

konvensional yang menghadapi masalah dalam komparasi utility interpersonal.

Zarqa (1980) berargumen bahwa hampir semua konsep fungsi

kesejahteraan sosial yang lama dicari ekonom modern, dapat kita temukan dalam

konsep mashlahah (public/social interest) dari al-Ghazali (1058-1111). Jika

pilihan-pilihan sosial hanya terdiri dari hal-hal wajib dan haram, maka masalah

dalam pilihan sosial tidak akan terjadi dan fungsi kesejahteraan sosial dapat

dicapai dengan mudah.

Namun jika dalam pilihan sosial terdapat aktivitas mubah, maka masalah

pilihan sosial dalam masyarakat Islam dapat dimitigasi dengan mengklasifikasi

barang dan jasa sosial ke dalam kategori dharûriyyât, hâjiyyât, dan tahsiniyyât.

Q4 (15%)

a. Bagaimana Ekonomi Islam memandang asumsi rasionalitas ?

Islamic rational man adalah orang yang memilih pilihan yang tepat dalam

aktivitas ekonominya, dalam aspek self maupun social interest. Perbedaan

rasionalitas dalam islam dengan konvensional adalah social interest merupakan

bagian dari private dan self interest, berarti adanya hak bagi orang lain dalam hak

pribadi.

Ketika seseorang memiliki Worldview islam, ia akan memiliki rasionalitas

yang berbeda yang disebut dengan Huquq. Singkatnya, Huquq membentuk seorang

muslim untuk tidak hanya termotivasi oleh keinginan dirinya sendiri (self-interest)

namun juga oleh kewajiban dan pengorbanan diri untuk masyarakat dan naluri

alamiah untuk memberi, peduli, menjaga, dan membangun. Proses pembuatan

keputusan dalam huquq dibuat berdasarkan pertimbangan islami atas moral

(akhlaq), kebermanfaatan (maslahah) dan kehidupan hari akhir (akhirah) sehingga

membentuk kepentingan/keinginan pribadi (self-interest) yang tidak absolut,

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

melainkan dibatasi oleh kepentingan/kepentingan pihak lain (other’s interest) yaitu

Allah SWT, masyarakat umum, dan alam semesta (Furqani, 2015).

b. Dalam ekonomi Islam, sifat memaksimumkan tujuan secara seimbang adalah

sebuah perilaku alami. Jelaskan

Konsep seimbang ini juga yang membentuk konsep diminishing marginal

maslahah. Secara kasat mata mungkin kita memahami bahwa maslahah tidak

mungkin mengalami diminishing marginal karena maslahah adalah kebaikan.

Berbeda dengan utitility yang merupakan kepuasan. Secara konsep, tentu semakin

banyak seseorang mengonsumsi suatu barang, seiring barang yang dikonsumsi

bertambah, maka nilai pertambahan kepuasannya akan menurun. Jika dianalogikan

dengan maslahah, tentu maslahah dan utility adalah hal yang berbeda sehingga

tidak bisa dianalogikan.

Untuk menjelaskan lebih lanjut konsep diminishing marginal maslahah,

kita perlu memahami konsep maslahah itu sendiri. Maslahah adalah ketika kita

merealisasikan perlindungan terhadap kelima komponen maqashid syariah.

Namun maksimisasi maslahah saja belum cukup karena perlu juga keseimbangan

semua elemen maqashid. Berikut ini adalah ayat Quran yang berkaitan dengan

keseimbangan diantaranya: Ar-Rahman (55):7-9, Al-Hijr (15): 19-21, Al-Furqan

(25): 67

Jika seseorang hanya memaksimalkan satu komponen saja dari Maqashid

Syariah, sebagai contoh memaksimalkan perlindungan terhadap jiwa saja. Tentu ia

tidak seimbang dalam menjaga komponen lainnya. Melindungi jiwa tentu

menciptakan maslahah, namun membiarkan komponen lainnya tidak terlindungi

tidak menciptakan maslahah sehingga kita harus menyeimbangkan diri kita dalam

melindungi kelima komponen maqashid syariah.

Manusia pada umumnya cenderung mencari keseimbangan pada aktivitas

hidup, sehingga menjaga keseimbangan merupakan sikap positif. Contohnya

adalah pola hidup sehat ala Rasul dengan mengisi perut dengan udara, air, dan

makanan. Manusia akan cenderung untuk kearah keseimbangan dalam

aktivitasnya, tapi manusia juga bisa tidak seimbang, contohnya sikap hedonis dan

destruktif.

Q4 (30%)

Dalam kaidah muamalah yang menjadi dasar aturan transaksi ekonomi Islam, segala

aktivitas ekonomi adalah dibolehkan kecuali yang jelas dilarang. Karena itu memahami

ekonomi dan keuangan Islam lebih mudah dibentuk dengan mengetahui apa saja yang

terlarang dalam aktivitasnya.

a. Jelaskan tiga alasan atau cara identifikasi transaksi yang terlarang dalam ekonomi

Islam

➢ Riba adalah tambahan (manfaat) yang disyaratkan dalam transaksi bisnis

tanpa adanya padanan yang dibenarkan syari’ah atas penambahan tersebut.

Riba bisa terjadi baik karena adanya faktor waktu (riba jahiliyyah/nasi’ah)

maupun perbedaan jenis barang yang dipertukarkan (riba fadhl/buyu’),

terutama pada barang ribawi (emas, perak, kurma, syair, gandum, dan

garam). Contoh dari riba nasi’ah adalah bunga yang ditetapkan pada saat

aktivitas pinjam-meminjam. Contoh dari riba fadhl adalah aktivitas

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

pertukaran dollar dengan rupiah yang tidak dilakukan secara spot dan

pertukaran uang rupiah dengan rupiah yang berbeda nilainya dalam jumlah

yang tidak sepadan.

➢ Maysir adalah bertaruh/mengadu nasib, dimana peluang menang atau kalah

ditentukan oleh sesuatu yang tidak diketahui. Kemenangan didapatkan

dengan memberikan beban kepada pihak yang lain atau zerosum game.

Maysir memiliki kriteria antara lain: (i) adanya taruhan; (ii) pelaku

mempertaruhkan hartanya; (iii) pemenang mengambil hak pelaku lain yang

kalah; dan (iv) pelaku berniat mencari uang dengan adu nasib. Contoh

maysir adalah saat melakukan taruhan dari pertandingan sepak bola.

➢ Gharar adalah ketidakpastian yang membuat objek akad (kuantitas dan

kualitas, harga, dan waktu penyerahan) menjadi tidak pasti. Contoh gharar

adalah menjual buah yang masih belum matang atau dari pohon yang belum

berbuah.

Pada dasarnya, pelarangan terhadap ketiga hal ini bertujuan untuk melindungi

manusia dari mafsadah dan menghindarkan manusia dari perselisihan karena

ketidakadilan yang dihasilkan dari transaksi. Dampak masif yang disebabkan dari

ketiga hal di atas adalah ketidakstabilan perekonomian. Yang pertama, dengan

adanya riba dalam perekonomian, artinya ada proses penciptaan uang yang tidak

didasarkan pada kegiatan sebenarnya di sektor riil sehingga kemudian dapat

menyebabkan inflasi. Selain itu, riba juga dapat menjadi penyebab distribusi yang

tidak merata karena harta orang kaya bisa bertumbuh dari kesusahan yang dialami

oleh peminjam yang notabene orang miskin. Kemudian yang kedua, maysir dapat

memiliki implikasi adanya eksploitasi dari salah satu pihak terhadap pihak yang

lain, di mana ketika maysir dilakukan dalam skala besar dan oleh institusi

keuangan, maka masyarakatlah yang menjadi korban dari kegiatan maysir ini.

Yang terakhir, transaksi yang bersifat gharar juga akan merusak perekonomian.

Dengan adanya gharar, maka ada kemungkinan para pelaku ekonomi untuk

menipu dalam transaksi yang dilakukan.

b. Dari tiga alasan tersebut, alasan yang mana yang menjadi inti pengembangan produk

keuangan Islam sehingga para ahli keuangan Islam saat ini memfokuskannya.

Jelaskan

Dari ketiga hal tersebut, yang menjadi fokus utama dalam pengembangan

produk keuangan Islam adalah riba. Alasannya, dari sisi konvensional sendiri tidak

sepenuhnya mendukung praktek maysir dan gharar, namun riba masih dianggap

menjadi satu-satunya sistem keuangan yang dapat diterapkan. Kemudian, riba

memiliki dampak yang besar, mulai dari penciptaan uang yang menyebabkan

ketidakseimbangan antara output dan uang yang beredar, hingga memperparah

ketimpangan dengan memberikan peluang bagi pemilik modal untuk

mengeksploitasi masyarakat yang membutuhkan pinjaman.

c. Jelaskan dua metode transaksi yang diberikan oleh ekonomi Islam sehingga bisa

menjadi alternatif transaksi yang dilarang khususnya pada pertanyaan 2b di atas.

(1) Mudharabah

(2) Musyarakah

Q5 (20%)

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Sistem finansial Islam secara umum dicirikan oleh dua karakter utama: (i) Pelarangan

riba; dan (ii) Pelarangan gharar.

a. Jelaskan argumentasi mengapa karakater utama di atas menjadi ciri sistem keuangan

Islam ?

Riba merupakan kelebihan pembayaran yang ditetapkan pada transaksi

utang piutang. Pelarangan ribâ secara efektif menghapus praktek komoditisasi

uang: mengambil keuntungan dari uang dengan cara memperdagangkannya pada

“tingkat harga” (bunga) tertentu. Ketika uang berfungsi sebagai ukuran nilai dan

alat tukar, maka menetapkan harga berupa bunga pada uang menjadi sebuah hal

yang paradoks. Bunga membuat uang yang seharusnya memfasilitasi pertukaran,

sebagai ukuran nilai bagi seluruh komoditas, justru menjadi obyek pertukaran.

Dengan melarang ribâ maka Islam melindungi fungsi dasar uang sebagai ukuran

nilai dan alat tukar. Pelarangan ribâ juga menjamin tidak akan ada ekspansi

moneter yang tidak memiliki padanan dengan penciptaan nilai tambah ekonomi di

sektor riil, sehingga secara efektif akan menjaga keterkaitan sektor moneter dengan

sektor riil, dan karenanya menjaga stabilitas harga dan inflasi.

Pelarangan Riba secara esensial bermakna pelarangan “trading in credit”.

Trading in credit bermakna pemutusan waktu dari transaksi riil. –Ketika waktu

dipisahkan dari transaksi riil melalui pinjaman berbasis bunga, Hal ini membuat

tingkat utang meningkat sehingga biaya pembiayaan lebih besar melalui cost of

debt services yang lebih tinggi. Bunga yang terakumulasi membuat utang terus

tumbuh dan menjauhkan sektor keuangan dari sektor riil. Biaya bunga yang

berlipat ganda telah membebani perekonomian jauh lebih besar dari biaya

pembiayaan riil sebenarnya.

Gharar berarti ketidakjelasan atau hal-hal yang tidak diketahui hasilnya

atau tidak diketahui hakikat dan ukurannya. Maqashid dari pelarangan gharar

sendiri adalah agar tidak ada pihak berakad yang dirugikan karena haknya yang

tidak terpenuhi dan untuk menghindari perselisihan karena terjadinya kerugian

tersebut. Pelarangan gharar, bersama-sama dengan pelarangan ribâ, membuat

demand for money sepenuhnya berasal dari kebutuhan riil perekonomian. Dengan

meminimalkan permintaan uang yang tidak riil, maka permintaan uang akan stabil,

sehingga akan menstabilkan pasokan uang. Gharar memisahkan risiko dari

aktivitas ekonomi riil karena transaksi yang mengandung gharar mendapatkan

keuntungan dari kerugian yang dialami oleh orang lain. Sehingga, keadaan

perekonomian tidak berpengaruh secara langsung terhadap untung rugi yang

dihadapi oleh pelaku transaksi gharar.

Trading in risk bermakna pemutusan resiko dari sektor riil. Pemutusan

resiko dari sektor riil membawa pada resiko yang lebih besar dan biaya manajemen

resiko lebih tinggi. Komoditisasi resiko membuat sektor keuangan berlipat ganda

dan bergerak semakin jauh dari transaksi riil. Biaya komoditisasi resiko juga

membebani perekonomian jauh lebih besar dari biaya resiko riil.

b. Jelaskan perbedaan Riba dan Profit dalam konteks keuangan Islam ?

Riba berasal dari dua sumber, utang piutang dan jual beli. Utang piutang

yang dapat menyebabkan riba adalah utang yang pengembaliannya melebihi dari

pinjamannya, baik dalam bentuk manfaat material/immaterial (yang diperjanjikan

pada awal akad) atau denda karena terlambatnya pengembalian. Sedangkan jual

beli yang menyebabkan riba adalah jual beli tidak tunai dan tidak seimbang dari

enam barang ribawi, emas, perak, garam, gandum, kurma, dan syair.

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Murabahah merupakan akad jual beli yang nilai pokok barangnya dan

keuntungan penjualannya diketahui oleh pembeli (bersifat tijari‒mencari

keuntungan). Keuntungan yang diperoleh dari murabahah bukan merupakan riba

karena keuntungan tersebut tidak didapatkan dari kelebihan pengembalian

pinjaman ataupun akibat dari penangguhan dan ketidakseimbangan penjualan

barang-barang ribawi, namun merupakan keuntungan dari penjualan barang secara

murabahah.

Semoga Mendapatkan Maslahah Terbaik

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Kompilasi Soal Ujian Tengah Semester Genap T.A. 2016-2017

Mata Kuliah Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

Soal 1

Dalam salah satu pernyataannya, Milton Friedman menyatakan bahwa sebagai sebuah

ilmu positif, ilmu ekonomi pada dasarnya bersifat independen dari segala macam nilai-

nilai etika atau penilaian normatif (Proctor, 1991).

a. Berdasarkan pernyataan di atas, setujukan Anda bahwa ilmu ekonomi bersifat value

neutral?

b. Jelaskan bagaimana peran worldview dalam membentuk ilmu ekonomi. (Hint:

kaitkan dengan perbandingan worldview dalam ekonomi konvensional dan ekonomi

Islam)

Jawaban:

a. Ilmu ekonomi tidaklah bersifat value neutral.

Selama ini, para ekonom menganggap bahwa ilmu ekonomi merupakan ilmu

positif, yaitu ilmu yang didasarkan pada sesuatu yang sudah terjadi, sehingga

analisis dari kejadian tersebut dianggap objektif. Namun, hal ini memiliki

perbedaan di bidang makro dan mikro ekonomi di mana pada teori-teori mikro

ekonomi, terdapat sekulerisasi antara kehidupan manusia di dunia dan kehidupan

setelahnya. Sementara itu, pada teori-teori makroekonomi, tujuan yang ingin

dicapai bersifat normatif yang mana tentunya tujuan normatif ini didasarkan pada

nilai yang dimiliki seseorang. Hal ini didasari pada fakta bahwa pemikiran

manusia tidak dapat terbebas dari nilai-nilai yang ia anut. Fakta yang terjadi bisa

memiliki pemaknaan yang berbeda-beda bagi setiap orang. Sehingga, meskipun

dikatakan ilmu ekonomi bersifat value neutral, ilmu ekonomi memiliki value dari

pemikiran yang sudah dianggap biasa atau normal, yaitu pemikiran ekonomi

konvensional dengan prinsip ekonomi profit-maximization.

b. Worldview merupakan cara pandang seseorang terhadap dunia. Worldview dari ilmu

ekonomi konvensioanl adalah bahwa kehidupan dunia berbeda dengan kehidupan

akhirat

(sekulerisasi), sehingga, aktivitas ekonomi juga tidak dapat dikaitkan dengan nilai-

nilai moral atau kepercayaan. Sementara itu, worldview Islam memandang bahwa

agama perlu dilibatkan dalam setiap kegiatan manusia di dunia karena adanya

kepercayaan pada hari akhir. Oleh karena itu, ekonomi Islam memandang penting

adanya moral dan nilai-nilai Islam dalam menjalankan aktivitas ekonomi sehari-

hari.

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Soal 2

Tujuan utama dari syari’ah Islam (maqashid al-syari’ah) adalah merealisasikan

kemanfaatan untuk umat manusia (mashalih al- ‘ibad) baik urusan dunia maupun urusan

akhirat mereka. Melalui pemahaman Anda, jelaskan keterikatan antara maqashid al-

syari’ah, maslahah, serta konsep huquq yang menjadi asumsi perilaku individu dalam

ekonomi Islam.

Jawaban:

Maqashid al-syari’ah berarti tujuan syariah. Maqashid al-syari’ah yang diajukan

oleh AlGhazali terdiri dari lima komponen, yaitu perlindungan terhadap agama (dien),

jiwa (nafs), akal (aql), keturunan (nasl), dan harta (maal), di mana ketika ada salah satu

komponen yang tidak terjaga, maka maqashid al-syari’ah tidak tercapai. Maqashid

memiliki peran penting dalam alokasi dan distribusi sumber daya karena seluruh barang

dan jasa yang mempromosikan maslahah merupakan kebutuhan manusia. Sementara itu,

maslahah adalah substansi dari maqashid al-syari’ah, yaitu kemanfaatan untuk manusia

baik di dunia maupun akhirat di mana maslahah dapat diwujudkan dengan terpeliharanya

kelima maqashid al-syari’ah. Huquq merupakan kata jamak dari hak, yang berarti bahwa

dalam kegiatan manusia terdapat hak-hak yang harus dipenuhi, antara lain hak terhadap

Tuhan, hak terhadap diri sendiri, hak terhadap masyarakat, dan hak terhadap lingkungan.

Asumsi perilaku individu dalam ekonomi Islam adalah bahwa manusia bertujuan

untuk mencapai maslahah yang artinya Islam membawa manusia pada konsep pemenuhan

kebutuhan, baik individu maupun masyarakat, daripada memuaskan keinginan. Maka

dalam hal ini, maqashid alsyari’ah dan huquq memberikan koridor tentang hal-hal apa

saja yang perlu dipenuhi oleh manusia untuk dapat mencapai maslahah. Dengan tujuan

pencapaian maslahah, manusia akan memilih untuk mementingkan kebutuhan sosial

daripada dirinya, sehingga preferensi individu tidak berbenturan dengan preferensi sosial.

Soal 3 Riba, Maysir, dan Gharar merupakan beberapa contoh transaksi terlarang dalam Islam.

Menurut pemahaman Anda, berikan pengertian serta contoh dari transaksi ekonomi dan

keuangan yang mengandung unsur terlarang tersebut serta jelaskan mengenai dampak

transaksi terlarang tersebut kepada perekonomian!

Jawaban:

Riba adalah tambahan (manfaat) yang disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa

adanya padanan yang dibenarkan syari’ah atas penambahan tersebut. Riba bisa terjadi baik

karena adanya faktor waktu (riba jahiliyyah/nasi’ah) maupun perbedaan jenis barang yang

dipertukarkan (riba fadhl/buyu’), terutama pada barang ribawi (emas, perak, kurma, syair,

gandum, dan garam). Contoh dari riba nasi’ah adalah bunga yang ditetapkan pada saat

aktivitas pinjam-meminjam. Contoh dari riba fadhl adalah aktivitas pertukaran dollar

dengan rupiah yang tidak dilakukan secara spot dan pertukaran uang rupiah dengan rupiah

yang berbeda nilainya dalam jumlah yang tidak sepadan.

Maysir adalah bertaruh/mengadu nasib, dimana peluang menang atau kalah

ditentukan oleh sesuatu yang tidak diketahui. Kemenangan didapatkan dengan

memberikan beban kepada pihak yang lain atau zero-sum game. Maysir memiliki kriteria

antara lain: (i) adanya taruhan; (ii) pelaku mempertaruhkan hartanya; (iii) pemenang

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

mengambil hak pelaku lain yang kalah; dan (iv) pelaku berniat mencari uang dengan adu

nasib. Contoh maysir adalah saat melakukan taruhan dari pertandingan sepak bola.

Gharar adalah ketidakpastian yang membuat objek akad (kuantitas dan kualitas,

harga, dan waktu penyerahan) menjadi tidak pasti. Contoh gharar adalah menjual buah

yang masih belum matang atau dari pohon yang belum berbuah.

Pada dasarnya, pelarangan terhadap ketiga hal ini bertujuan untuk melindungi

manusia dari mafsadah dan menghindarkan manusia dari perselisihan karena

ketidakadilan yang dihasilkan dari transaksi. Dampak masif yang disebabkan dari ketiga

hal di atas adalah ketidakstabilan perekonomian. Yang pertama, dengan adanya riba

dalam perekonomian, artinya ada proses penciptaan uang yang tidak didasarkan pada

kegiatan sebenarnya di sektor riil sehingga kemudian dapat menyebabkan inflasi. Selain

itu, riba juga dapat menjadi penyebab distribusi yang tidak merata karena harta orang

kaya bisa bertumbuh dari kesusahan yang dialami oleh peminjam yang notabene orang

miskin. Kemudian yang kedua, maysir dapat memiliki implikasi adanya eksploitasi dari

salah satu pihak terhadap pihak yang lain, di mana ketika maysir dilakukan dalam skala

besar dan oleh institusi keuangan, maka masyarakatlah yang menjadi korban dari kegiatan

maysir ini. Yang terakhir, transaksi yang bersifat gharar juga akan merusak

perekonomian. Dengan adanya gharar, maka ada kemungkinan para pelaku ekonomi

untuk menipu dalam transaksi yang dilakukan.

Soal 4 a. Jelaskan perbedaan motivasi dan preferensi konsumsi dalam perspektif Islam dengan

perspektif konvensional!

b. Dalam pola produksi dalam Islam, kegiatan produksi diarahkan kepada produksi

barang-barang kebutuhan dasar (atau dharuriyyat). Dengan demikian, apakah Anda

setuju bahwa sektor produksi dalam perekonomian Islam hanya ‘terjebak’ dalam

barang-barang primer saja? Selain itu, apakah motif profit-maximization oleh produsen

menjadi terlarang dalam Islam? Berikan argumen Anda yang disertai dengan penjelasan

grafik yang mendukung.

Jawaban:

a. Dalam ekonomi konvensional, konsumsi ditentukan oleh keinginan (wants) yang

ditentukan oleh manfaatnya (utility) sebagai indikator dari kepuasan konsumsi

seseorang. Sehingga, tujuan dari konsumsi adalah mendapatkan kepuasan yang

sebesar-besarnya dengan batasan berupa pendapatan dan ketersediaan barang.

Prinsip konsumsi dalam ekonomi konvensional antara lain completeness,

transitivity, dan more is better than less. Dari motivasi yang berupa maksimisasi

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

utilitas, konsumsi dalam ekonomi konvensional menjadi susah diukur. Alasannya,

utilitas merupakan sesuatu yang subjektif, ambivalen, tidak terukur, dan tidak

terbatas. Sehingga, untuk menilai keoptimalan dari konsumsi menjadi sesuatu yang

incomparable. Lebih jauh lagi, dalam konvensional terdapat perspektif positive time

preference theory, yaitu bahwa konsumsi saat ini dipengaruhi oleh konsumsi di

masa depan melalui perhitungan tingkat tabungan dengan rate of time preference

dan rate of interest.

Sementara itu, menurut ekonomi Islam, motivasi dari konsumsi adalah

pemenuhan kebutuhan yang sesuai dengan pemenuhan maqashid al-syari’ah yaitu

maslahah dan berkah, yaitu kebaikan dari Tuhan yang diberikan dalam sesuatu.

Keberkahan ini menjadi preferensi dari konsumsi seorang muslim. Dengan adanya

maqashid al-syari’ah yang memberikan kerangka pola konsumsi, maka kepuasan

dan keberkahan yang didapatkan dari konsumsi menjadi lebih mudah diukur dan

diperbandingkan karena maqashid al-syari’ah bersifat objektif, positif, terukur,

dan terbatas. Selanjutnya, konsumsi tidak boleh dilakukan dengan berlebih-

lebihan, boros, mubadzir, dan tidak bermewah-mewahan. Perbedaan lain dengan

konvensional adalah pada intertemporal consumption, manusia mendasarkan

pilihannya pada adanya zakat, ajaran moderasi konsumsi, dan larangan riba, yaitu

manusia tidak memperhitungkan bunga tabungan.

b. Sesuai dengan kebutuhannya, maka konsumsi yang dilakukan harus berdasarkan

urutan kepentingannya, mulai dari dharuriyyat, hajiyyat, dan tahsiniyyat.

Kebutuhan dharuriyyat menjadi kebutuhan yang perlu tersedia terlebih dahulu,

karena ketiadaan barang dharuriyyat dapat membahayakan kelangsungan hidup

seseorang. Kemudian, apabila kebutuhan dhariyyat dapat terpenuhi, maka

seseorang dapat meningkatkan konsumsinya menjadi pola konsumsi hajiyyat, yaitu

barang-barang yang sifatnya hanya untuk mempermudah kehidupan manusia.

Terakhir, setelah barang tahsiniyyat bisa terjangkau, maka diperbolehkan untuk

mengonsumsinya.

Dari pola konsumsi seperti ini, maka pola produksi juga akan mengikuti.

Ketika barang dharuriyyat dibutuhkan, maka produksi yang paling mendesak

adalah produksi barang dharuriyyat. Namun, apabila barang-barang dharuriyyat

telah dapat dipenuhi, maka industri untuk menghasilkan barang hajiyyat dan

tahsiniyyat diperbolehkan dengan tujuan memenuhi kebutuhan manusia yang

diatur dengan maqashid al-syariah’ah. Selama barang yang diproduksi sesuai

dengan kebutuhan dan dapat memelihara serta tidak bertentangan dengan

maqashid al-syari’ah dan maslahah yang lebih besar, maka kegiatan produksi

tersebut diperbolekan.

Profit maximization yang menjadi motif utama kegiatan produksi tidak

relevan dengan ekonomi Islam. Dengan pola produksi yang mengikuti pola

konsumsi, maka single goal dari maksimalisasi profit rentan untuk memproduksi

barang yang tidak sesuai dengan kriteria Islam (sisi haram-halalnya), barang

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

tahsiniyyat menjadi produksi utama, dan kurangnya produksi barang dharuriyyat.

Oleh karena itu, kegiatan produksi dalam pandangan Islam bertujuan untuk

mencapai maslahah, yaitu hanya memproduksi yang halal dan lebih banyak fokus

pada produksi barang yang bersifat dharuriyyat.

Soal 5

a. Dalam suatu hadits dikatakan bahwa:

Orang-orang berkata: “Wahai Rasulullah, harga mulai mahal. Patoklah harga untuk

kami!” Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah-lah yang mematok harga,

yang menyempitkan dan yang melapangkan rizki, dan aku sungguh berharap untuk

bertemu Allah dalam kondisi tidak seorangpun dari kalian yang menuntut kepadaku

dengan suatu kezhaliman-pun dalam darah dan harta.” HR Abu Dawud, at-Tirmidzi,

Ibnu Majah, dan asy-Syaukani)

Dari hadits di atas, apakah dapat dikatakan bahwa Islam melarang adanya segala

bentuk intervensi dan membiarkan market mechanism berjalan dengan sepenuhnya?

Berikan argumen Anda.

b. Jelaskan pandangan Islam mengenai struktur pasar yang bersifat monopoli. Apakah

struktur pasar monopoli diperbolehkan dalam Islam? Berikan argumen Anda.

Jawaban:

a. Hadits di atas menerangkan bahwa Islam mendukung mekanisme pasar dan melarang

adanya intervensi pada harga pasar. Namun demikian, Islam tidak melarang adanya

intervensi pemerintah dalam pasar. Bentuk intervensi yang diperbolehkan adalah

intervensi dalam kuantitas barang di pasar untuk memengaruhi harga, contohnya

melakukan impor untuk menambah kuantitas di pasar sehingga harga barang bisa turun.

Intervensi dalam bentuk penentuan harga dilarang karena hal tersebut merupakan hal

yang dzalim dengan merugikan orang lain (bisa pembeli maupun penjual) yaitu

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

memaksakan harga yang tidak sesuai sehingga dapat menimbulkan perasaan tidak

ikhlas dan tidak adil dalam bertransaksi.

Mekanisme pasar didukung dalam Islam karena dalam penentuan harganya,

pembeli dan penjual dapat melakukan kesepakatan harga sehingga kedua belah pihak

sama-sama merasa ikhlas dan ridha atas transaksi yang mereka lakukan. Hal ini sesuai

dengan kaidah sukarela (antaradim minkum) Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas

mekanisme pasar yang sesuai dengan Islam, maka kondisi-kondisi yang harus

terpenuhi antara lain:

(1) harmoni antara kepentingan individu dan sosial

(2) terdapat distribusi pendapatan dan kesejahteraan yang merata

(3) pencerminana dari urgensi keinginan oleh harga

(4) persaingan sempurna

Namun, merujuk pada Ibnu Taimiyyah, intervensi harga diperbolehkan hanya

apabila produsen menjual harganya lebih tinggi dari harga pasar, sehingga diperlukan

ketegasan pemerintah untuk pedagang/produsen menurunkan harganya.

b. Struktur pasar monopoli merupakan struktur pasar di mana hanya ada 1 produsen,

dengan barang yang unik dan tidak memiliki subtitusi, terdapat barrier to entry, dan

memiliki kontrol terhadap harga. Kelebihan pada industri yang bersifat monopoli adalah

harga yang lebih rendah dan output lebih besar karena tercapainya economics of scale

dan perbaikan kualitas produk dengan teknologi. Menurut pandangan Islam, pasar

monopoli pada dasarnya diperbolehkan, namun tidak diperbolehkan untuk mengambil

keuntungan di atas keuntungan normal, apalagi bila dikombinasikan dengan perilaku

ihtikar atau menimbun agar harga pasar menjadi naik. Dengan menggunakan worldview

Islam bahwa dalam pasar tidak diperkenankan untuk memberikan mafsadah pada

masyarakat sehingga monopoli akan hilang karakter anti-sosialnya dan menggunakan

kekuatan pasarnya untuk kebaikan masyarakat.

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Kompilasi Soal Ujian Tengah Semester Tahun 2015-2016

Mata Kuliah Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

1. Jelaskan mengapa ekonomi konvensional gagal mencapai tujuan-tujuan normatif

perekonomian! Kaitkan jawaban anda dengan worldview ,peranan dan implikasinya

dalan kehidupan ! Jelaskan dampak secular worldview terhadap perekonomian !

2. Jelaskan mengenai Islamic worldview, perannya dalam kehidupan dan implikasinya pada perekonomian! Bagaimana caranya nilai-nilai Islamic Worldview bisa berjalan di

perekonomian yang kapitalis ? Jelaskan pula kaitan Islamic Worldview dan Islamisasi

ilmu!

3. Jelaskan pendekatan Islam terhadap ekonomi ! Jelaskan peran kesejahteraan non

material dan moralitas dalam perekonomian Islam !

4. Jelaskan harmonisasi self-interest dan sacrifice sebagai sumber motivasi oleh pelaku

ekonomi dan dampaknya terhadap terhadap alokasi sumber daya dalam perekonomian

Islam!

5. Jelaskan maqashid al-syariah, defenisi, komponen dan tingkatan prioritasnya!

6. Jelaskan peran penting dan dampak maqashid al-syariah terhadap alokasi sumber daya

dan struktur perekonomian Islam! Jelaskan bagaimana maqashid al-syariah digunakan

dalam pembentukan hukum baru !

7. Jelaskan transaksi-transaksi ekonomi yang terlarang dalam Islam ! Jelaskan pelarangan

riba,definisi,jenis dan praktek modern-nya ! Jelaskan pelarangan maysir dan gharar !

8. Jelaskan homo economicus sebagai model perilaku ekonomi manusia dalam ekonomi

konvensional ! Bedakan dengan homo ethicus dan homo Islamicus !

9. Jelaskan konsep produksi konvensional ! Jelaskan bagaimana mereka bertentangan

dengan prinsip-prinsip Islam!

10. Jelaskan filosofi dari kewajiban bekerja dan motivasi melakukan aktivitas ekonomi

produktif dalam Islam! Jelaskan apakah motivasi profit maximization mendapatkan

pembenaran dalam Islam!

11. Jelaskan intervensi pasar dalam Islam ! Bedakanlah market intervention dan price

intervention dalam perekonomian Islam!

12. Jelaskan cara identifikasi mashlahah dan mafsadah dalam perekonomian Islam!

13. Jelaskan dampak pelarangan riba dan perintah zakat terhadap konsumsi agregat dalam

perekonomian Islam!

14. Jelaskan mengapa Islam tidak melarang monopoli namun melarang ihktikar

(monopoly’s rent-seeking behaviour) !

15. Apakah konsep rasionalitas dalam ekonomi Islam dapat diterima ? Jelaskan !

16. Apakah aksioma dalam konsumsi Islam ? Jelaskan !

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

JAWABAN

1) Jelaskan mengapa ekonomi konvensional gagal mencapai tujuan-tujuan normatif

perekonomian! Kaitkan jawaban anda dengan worldview ,peranan dan implikasinya

dalam kehidupan ! Jelaskan dampak secular worldview terhadap perekonomian !

Alasan ekonomi konvensional gagal mencapai tujuan-tujuan normatif perekonomian:

1. Konflik antara Worldview dan Tujuan

Tujuan ekonomi konvensional terdiri dari 2 hal yakni tujuan positif dan normative.

Positivism bertujuan membangun teori yang bisa memprediksi secara valid

tentang fenomena yang belum diobservasi, menitikberatkan pada realisasi

maksimisasi, efisiensi dan equity pada ekonomi (cost-benefit analysis). Sedangkan

normativism bertujuan menitikberatkan pada tercapainya tujuan-tujuan sosial

ekonomi seperti kesejahteraan sosial yang dapat direpresentasikan oleh Full

employment, equal income distribution, ecological balance dll

Untuk tercapainya tujuan normative diperlukan adjusment dan harmonisasi dari

individu dengan kepentingan social karena kkonomi positif mengklaim bahwa

efisiensi dan equity dapat ditentukan tanpa “ value judgment”. Sementara secara

normatif harus merefleksikan dan mewujudkan nilai-nilai yang diyakini baik oleh

masyarakat. Fakta kegagalan konvensional disebabkan terjadi konflik antara

tujuan-tujuan ekonomi yang diturunkan dari paradigma agama seperti brotherhood

(kebersamaan) dan nilai moral, sedangkan pada sisi lain analisa ekonomi positif

dipengaruhi oleh paradigma sekuler bahwa definisi sebuah kesejahteraan sangat

bergantung pada preferensi individu.

Dampak dari Konflik:

1. Disharmoni antara Peferensi Individu dan Preferensi Sosial

Dengan dikedepankanya paradigma sekuler dalam mewujudkan tujuan normatif

yang direpresentasikan oleh konsep homo economicus di mana manusia cenderung

untuk memuaskan kepentingan pribadinya (self interest) di dalam analisa positif

maka sulit untuk mendapatkan suatu kondisi di mana terjadi harmoni antara

preferensi pribadi dan sosial.

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

2. Inequality of Distribution of Income and Wealth

Dengan mengedepankan kepentingan pribadi dan pemuasan preferensi pribadi,

maka kondisi equal distribution and wealth relatif sangat sulit untuk dicapai.

Karena setiap individu terutama yang kaya akan terus menerus untuk cenderung

memuasakan preferensi pribadinya sehingga mempengaruhi setiap keputusan

yang diambil oleh produsen. Karena hanya si kaya yang memiliki daya beli dan

memiliki akses yang luas terhadap kredit.

3. Refleksi Wants dari Majority Citizen di dalam Pembentukan Harga

Dengan terjadinya ketimpangan pendapatan dan harta yang sangat mencolok

diakibatkan dua faktor sebelumnya maka harga tidak lagi mencerimkan keinginan

masyarakat luas terhadap barang dan jasa. Harga yang tinggi terhadap suatu

produk bisa jadi hanya merepresentasikan seglinter elit masyarakat.

4. Tidak Terwujudnya Pasar Persaingan Sempurna

Dengan ketimpangan yang tinggi serta distorsi terhadap pembentukan harga maka

tujuan mikroekonomi untuk mencipatakan pasar bersaing yang sehat sulit untuk

dapat terwujud. Hal ini disebabkan karena hanya segelintir elit masyarakat yang

memiliki sumber daya untuk melaksanakan aktivitas produksi maupun konsumsi.

2. Inkonsistensi antara Mikroekonomi dan Makroekonomi

Kegagalan ekonomi konvensional dalam mewujudkan kerangka mikroekonomi

yang benar berdampak luas terhadap tujuan-tujuan ekonomi pada level makro.

Kondisi full empolyment, ecological sustainable, serta equal income distribution

tidak akan dapat terjadi karena inkonsistensi antara Mikroekonomi dan

Makroekonomi di mana tujuan-tujuan Makroekonomi tidak akan tercapai dengan

mengandalkan kebebasan individu dan peran pasar bebas .

Dampak secular worldview terhadap perekonomian !

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Secular worldview yang berfokus pada kehidupan saat ini saja (duniawi) mengakibatkan

kondisi pemilik world view tersebut hanya menitikberatkan pada aspek material dari

kesejahteraan manusia dan aktivitas ekonomi dihayati sebagai transaksi cost and benefit

semata, oleh sebab itu tak heran jika menumpukan harta/kekayaan menjadi tujuan utama

dari secular worldview yang terwujud dalam perekonomian dengan istilah dominasi

financial economy atas real economy. Dampak Luas Dominasi Sektor Keuangan terhadap

Ekonomi adalah sebagai berikut:

-Dominasi sektor keuangan terhadap perekonomian membuat sistem ekonomi begitu

rentan terhadap gejolak krisis keuangan seperti yang terjadi tahun 1997 (asian financial

crisis) dan krisis keuangan global 2008.

-Selain itu, ketimpangan pendapatan antara sektor keuangan dan sektor riil

2) Jelaskan mengenai Islamic worldview, perannya dalam kehidupan dan implikasinya

pada perekonomian! Bagaimana caranya nilai-nilai Islamic Worldview bisa berjalan di perekonomian yang kapitalis ? Jelaskan pula kaitan Islamic Worldview dan

Islamisasi ilmu!

Islamic worldview dapat didefinisikan sebagai “sebuah gambaran yang komprehensif atau

absolut tentang Islam yang tujuannya adalah untuk menjelaskan secara holistik prinsip-prinsip Islam dasar jujur dan komprehensif sedemikian rupa sehingga menjadi dasar

untuk pandangan hidup dan mengakar dalam diri seseorang.”

Implikasi Islamic Worldview terhadap Ekonomi:

• Aspek dunia dipandang sebagai persiapan untuk aspek akhirat.

• Aspek akhirat memiliki signifikansi yang utama dan final.

• Tidak kesemuanya menunjukkan perilaku pengabaian atau tidak menghiraukan aspek

dunia.

Cara nilai-nilai Islamic Worldview bisa berjalan di perekonomian yang kapitalis:

Ilmu ekonomi konvensional merupakan ilmu yang sudah berevolusi selama kurang

lebih 3 abad. Sebagai sebuah ilmu, ilmu ekonomi konvensional lebih maju daripada

ilmu ekonomi Islam dalam beberapa hal. Oleh karenanya, ada beberapa “keuntungan”

yang bisa kita pelajari dari kemajuan ilmu ekonomi konvensional untuk

mengembangkan ilmu ekonomi Islam. Keuntungan bisa didapatkan oleh ekonomi

Islam dengan cara meninjau kembali teori ekonomi konvensional yang sudah ada. Hal

ini untuk mengetahui bagaimana teori-teori tersebut dikembangkan sebagai respons

terhadap permasalahan ekonomi yang berlangsung sepanjang waktu. Cara ini akan

menarik untuk memeriksa bagaimana persoalan ini dibahas dalam konteks asumsi

yang mencerminkan filosofi sekuler dalam satu sisi dan kondisi yang berlaku dalam

pelaksanaannya. Dengan demikian, kita bisa mendapatkan beberapa ide tentang

bagaimana menganalisis dan menawarkan solusi terhadap permasalahan ekonomi

yang kita hadapi hari ini dari perspektif Islam.

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Cara lain untuk mendapatkan manfaat dari ekonomi konvensional adalah dari

hubungan antara asumsi-asumsi yang diberikan dalam teori dan filosofi sekuler yang

mendasarinya. Hubungan antara asumsi tersebut dapat digunakan untuk membangun

ilmu ekonomi Islam. Asumsi-asumsi yang basis filosofisnya tidak selaras dengan

prinsip dan nilai Islam, akan ditolak. Asumsi lain yang dasarnya tidak bertentangan

dengan nilai-nilai Islam, dapat memenuhi syarat atau, disesuaikan kapan saja dapat

berguna bagi pengembangan ekonomi Islam. Ekonom Islam dapat juga memperoleh

manfaat dari mempelajari seni analisis yang digunakan dalam ekonomi konvensional.

Seni ini termasuk techniques or tools yang yang dapat meningkatkan keterampilan

dan pengalaman dalam berurusan dengan permasalahan ekonomi yang berbeda.

Contohnya kita bisa belajar dari ekonomi konvensional dari segi klasifikasinya,

analisisnya, dan bagaimana mengukur variabelnya. Contoh dari teknik analisis

termasuk juga penggunaan dari matematika dan statistik untuk mendapatkan hasil

analisis yang akurat.

Jelaskan pula kaitan Islamic Worldview dan Islamisasi ilmu!

Ekonomi konvensional tidak bebas nilai juga tidak bebas bebas ideologi dan

memiliki ’foundations' yang mewakili sejarah dan pengalaman Eropa (sekuler).

Aspek ini mungkin tidak sejalan dengan beberapa worldview Islam, oleh sebab itu

dilakukanlah Islamisasi ilmu yang bertujuan sebagai “Proses penyusunan kembali

ilmu pengetahuan, yang berhubungan dengan Islam” (Faruqi 1982). IOE (Islamization

of Economics) berimplikasi adanya “critical interaction” dengan ekonomi

konvensional

Bagian dari agenda besar Islamization of knowledge adalah pengembangan ekonomi

islam sebagai sebuah disiplin tidak dimulai dari nol, tetapi akan mengutilisasi konsep

ekonomi mainstream yang memang lebih maju secara teori dan praktik, dan

mengadjust compatibilitinya dengan kerangka dan prinsip Islam. “de-westernisasi”

ekonomi konvensional dan kemudian menanamkan nilai-nilai / prinsip Islam.

Sehingga membentuk kembali ekonomi modern dengan menghilangkan, mengubah,

menafsirkan dan menyesuaikan komponen sesuai dengan pandangan Islam dan nilai-

nilainya. Fokus IOE (Islamization of Economics) sepatutnya pada proses

epistemologis dan metodologis yang memerlukan semacam integrasi pengetahuan.

Secara umum proses interaksi dan integrasi akan mengambil dua area:

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

3) Jelaskan pendekatan Islam terhadap ekonomi ! Jelaskan peran kesejahteraan non material

dan moralitas dalam perekonomian Islam !

Pendekatan Islam terhadap ekonomi salah satunya melalu pendekatan perilaku.

Konsep perilaku ekonomi dalam Islam akan sangat memperngaruhi keputusan

seseorang dalam melakukan aktivitas ekonomi sehingga memiliki kecenderungan

untuk mengerjakan aktivitas ekonomi yang dianjurkan Islam dan menjauhi aktivitas

ekonomi yang dilarang oleh Islam

NILAI PERILAKU EKONOMI

Mencari keuntungan

Profit

Menabung berdasarkan motif

bunga

Peduli masa

depan /

keluarga

Menabung hanya untuk

simpanan

Ketaatan

Agama

Menabung untuk Ibadah haji

Pada dasarnya tujuan hidup setiap manusia adalah untuk mencapai kesejahteraan,

meskipun manusia memaknai ’kesejahteraan’ dengan prespektif yang berbeda-beda.

Sebagian besar paham ekonomi (konvensional) memaknai kesejahteraan sebagai

kesejahteraan material duniawi. Islam memaknai ’kesejahteraan’ dengan istilah falah.

Falah berasal dari bahasa Arab dari kata kerja aflaha-yuflihu yang berarti

kesuksesan, kemuliaan dan kemenangan. Dalam pengertian literal, falah adalah

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

kemuliaan dan kemenangan dalam hidup. Falah dalam hal ini berarti kesejahteraan

holistik dan seimbang antara dimensi:

(1) material-spiritual;

(2) individual-sosial;

(3) kesejahteraan di kehidupan duniawi dan di akhirat.

Sejahtera dunia diartikan sebaga segala yang memberikan kenikmatan hidup

inderawi, baik fisik, intelektual, biologis maupun material, sedangkan kesejahteraan

akhirat diartikan sebagai kenikmatan yang yang diperoleh setelah kematian manusia.

Prilaku manusia di dunia diyakini akan berpengaruh terhadap kesejahteraan di akhirat

yang abadi.

Dalam konteks dunia, falah merupakan konsep yang multidimensi. Ia memiliki

implikasi pada aspek mikro maupun makro. Falah dapat terwujud apabila terpenuhi

kebutuhan-kebutuhan hidup manusia secara seimbang sehingga tercipta maslahah.

Maslahah adalah segala bentuk keadaan, baik material maupun non material, yang

mampu meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia.

4) Jelaskan harmonisasi self-interest dan sacrifice sebagai sumber motivasi oleh pelaku

ekonomi dan dampaknya terhadap terhadap alokasi sumber daya dalam perekonomian

Islam!

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Dalam perekonomian Islam definisi kesejahteraan bukan berfokus pada alokasi

sumber daya yang habis digunakan secara maksimal dalam suatu wilayah pada periode

tertentu, karena bisa saja mengindikasikan eksploitasi sumber daya oleh satu pihak tanpa

memberi manfaat kepada pihak yang lain. Ekonomi Islam meletakan perhatian kepada

alokasi sumber daya yang mampu meningkatkan utilitas banyak pihak dengan

pendistribusian sumber daya yang adil, hal ini dapat tercipta oleh bantuan pemerintah

sebagai pengatur negara, namun terdapat alternatif yang lebih efektif yang dapat

dilakukan oleh masyarakat diantaranya dengan meningkatkan social interest masyarakat

berupa secrifice dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat. Islam telah memiliki

isntrumen dalam memfasilitas peningkatan social interest ini diantaranya melalui

aktivitas zakat, wakaf, sedekah dll. Guna meningkatan kesejahteraan masyarakat dari segi

ekonomi mauapun non ekonomi.

5) Jelaskan maqashid al-syariah, defenisi, komponen dan tingkatan prioritasnya!

Maqashid syariah adalah nilai-nilai dan sasaran syara yang dipandang sebagai tujuan hukum

Islam untuk menciptakan suatu maslahah dan menghindari mafsadah (kerusakan)

Dalam konsep Maqasid-al shari’ah maslahah terdiri dari beberapa tingkatan untuk di capai:

(1) Daruriyat:

Daruriyah adalah penegakan kemaslahatan agama dan dunia. Artinya ketika

daruriyah itu hilang maka kemaslahatan dunia dan bahkan akhirat juga akan

hilang –munculnya kerusakan-

Lima poin penting yang perlu dijaga agar kebutuhan dasar manusia dapat tercapai dan

menjegah terjadinya kerusakan:

Dien →→ dibutuhkan oleh manusia →→ menuntun keyakinan, memberikan

ketentuan/aturan hidup, dan membangun moralitas.

Nafs →→ sesuatu yang membantu eksistensinya merupakan kebutuhan, yang

mengancam kehidupan harus dijauhi

’Aql →→ Islam mewajibkan tholabul ilm →→ karena tanpanya manusia akan

mengalami kesulitan dan penderitaan.

Nasl →→ kelangsungan generasi dan kehidupan dunia sangat penting

Maal →→ Ia dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan

sebagai sarana untuk ibadah (banyak ibadah membutuhkan harta)

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Mashlahah dapat diwujudkan apabila lima unsur pokok kehidupan (ushûl al-

khamsah) dapat diwujudkan dan dipelihara, yaitu agama (dîn), jiwa (nafs), akal

(‘aql), keturunan (nasl), dan harta (mâl).

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

2. Hajiyat:

Tahap kedua dari Maqasid al-Shari’ah adalah hajiyah yang didefinisikan sebagai

“hal-hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan kemudahan dan menghilangkan

kesulitan yang dapat menyebabkan bahaya dan ancaman. Bahaya yang

ditimbulkan jika hajiyah tidak ada tidak akan berdampak atau mengganggu

kemaslahatan umum Hajiyah juga dimaknai sebagai kebutuhan sekunder.

3. Tahsiniyat

Tahsiniyah berarti melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan menghindari

yang buruk sesuai dengan apa yang telah diketahui oleh akal sehatnya. Seseorang

jika sudah mencapai tahap tahsiniyah berarti telah mencapai keadaan puas

meskipun tidak menambah efisiensi

6) Jelaskan peran penting dan dampak maqashid al-syariah terhadap alokasi sumber daya dan struktur perekonomian Islam! Jelaskan bagaimana maqashid al-syariah

digunakan dalam pembentukan hukum baru !

Dalam struktur perekonomian Islam, aktivitas konsumi dan produksi menjadi

bagian yang harus sesuai dengan tujuan syariat Islam, maka manusia sebagai

trustee to manage nature (Q.S Al-An‘am : 95-103) yang memiliki tujuan untuk

pembangunan/kesejahteraan harus melaksanakannya berdasarkan cara-cara

terbaik sesuai dengan perintahNya

Penerapan Maqasid al-Shari’ah dalam Aktivitas Produksi

Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa produksi barang-barang kebutuhan dasar

secara khusus dipanandang sebagai kewajiban sosial (fard al-khifayah). Jika

sekelompok orang sudah berkecimpung dalam memproduksi barang-barang

tersebut dalam jumlah yang sudah mencukupi kebutuhan masyarakat, maka

kewajiban seluruh masyarakat sudah terpenuhi. Namun jika tidak ada seseorang

pun yang melibatkan diri dalam kegiatan tersebut atau jumlah yang diproduksi

tidak tercukupi maka semua orang akan diminta pertanggung jawabanya.

Kuantitas produksi tidak akan berlebihan, tetapi hanya sebatas kebutuhan yang

wajar. Produksi barang/jasa secara berlebihan tidak saja menimbulkan mis-alokasi

sumber daya ekonomi dan kemubaziran (wastage), tetapi juga menyebabkan

terkurasnya sumber daya ekonomi secara cepat.

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Hirarki Aktivitas Produksi … Imam Al-Ghazali (1058-

1111)

Perekonomian yang tidak berorientasikan pada maslahah kadang melupakan ke mana

produknya mengalir, sepanjang efisiensi ekonomi tercapai dengan keuntungan yang

memadai. Pun jika yang mengkonsumsi barang/jasa tersebut hanya kalangan tertentu

yang berakibat pada timbulnya konsumerisme dan ketimpangan sosial. Hal ini

berbeda dengan nilai-nilai Islam yang mengaitkan tujuan produksi dengan

kemaslahatan. Jika produksi basic needs menjadi suatu prioritas, maka kesejahteraan

masyarakat akan meningkat karena segala kebutuhan pokok telah terpenuhi.

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Penarapan konsep Maqasid al-Shari’ah dalam aktivitas konsumsi

Tujuan akhir dari aktivitas konsumsi dalam ekonomi konvensional adala utility atau

kepuasan. Utility dalam konteks perekonomian, dimaknai sebagai kegunaan barang

dan jasa ketika konsumen mengkonsumsi suatu barang. Kegunaan ini bisa juga

dirasakan sebagai rasa tertolong dari suatu kesulitan karena mengkonsumsi suatu

barang. Dikarenakan adanya rasa ini maka sering kali utilitas dimaknai sebagai rasa

puas yang dirasakan konsumen.Konsumsi yang belandaskan pada keinginan dan

kepuasan akan berujung pada budaya konsumerisme. Dalam Islam tujuan konsumsi

bukanlah utilitas melainkan maslahah. Pencapaian maslahah tersebut merupakan

tujuan dari Maqasid al-Shariah. Konsep utilitas sangat subjektif karena bertolak

belakang pada pemenuhan wants. Sedangkan konsep maslahah relatif lebih objektif

karena bertolak pada pemenuhan kebutuhan atau needs.

7) Jelaskan transaksi-transaksi ekonomi yang terlarang dalam Islam !

Riba

Secara bahasa, riba ( االلرربباا ) berarti ziyadah ( االلززييااددةة ) yaitu tambahan, bisa juga

diartikan sebagai kelebihan, atau pertumbuhan. Dari sudut pandang teknis, riba adalah

pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil. Sedangkan dari

segi istilah, menurut Dr. Yusuf Al-Qaradhawi riba adalah ‘Setiap pinjaman yang di

dalamnya disyaratkan adanya tambahan tertentu.’

Secara garis besar riba terbagi dua:

1. Riba Nasi’ah

Nasi’ah berasal dari kata nasa’a yang berarti menunda, menangguhkan atau

menunggu dan merujuk pada waktu yang diberikan kepada peminjam untuk

membayar kembali pinjamannya dengan imbalan ‘tambahan’ atau premium. Jadi

Riba Nasi’ah sama dengan bunga yang dikenakan atas pinjaman

2. Riba Fadhl

Dari segi bahasa, fadhl adalah ‘lebihan’. Sedangkan dari istilah riba fadhl adalah,

lebihan atau penambahan kuantitas dalam transaksi pertukaran atau jual beli

barang yang jenisnya sama, seperti emas dengan emas, perak dengan perak,

gandum dengan gandum dsb, yang jumlahnya tidak sama.

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal
Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Hukum Pelarangan Riba ( Q.S AL-Baqarah:278-279)

Serta Hadist:

Riba al-Qardh dan Bunga Bank

Dilihat dari illat pengharaman riba al-qardh:

– Illat dari riba al-qardh adalah tambahan atas pinjaman, bukan besar kecilnya

tambahan

– Bank dengan debitur diikat dengan transaksi pinjaman dimana bank

bertindak sebagai pemilik dana (pemberi pinjaman) dan debitur sebagai

peminjam

Dengan menggunakan illat dan kaidah fiqh dapat disimpulkan bahwa bunga bank

adalah tambahan (manfaat) atas pinjaman dan oleh karena itu diharamkan

Terdapat beberapa pendapat para ulama atau cendekiawan muslim yang

mengatakan bahwa bunga bank bukan riba dengan argumentasi sebagai berikut:

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

1. Bunga bank tidak berlipat ganda sehingga tidak termasuk dalam cakupan

dalil riba (Al-Baqarah ayat 275) dan tidak termasuk dalam riba jahiliyyah

2. Riba al-qardh yang diharamkan adalah tambahan atas pinjaman konsumsi.

Tambahan atas pinjaman yang digunakan untuk membiayai kegiatan

investasi tidak diharamkan karena investasi menghasilkan keuntungan yang

besar

3. Bunga pinjaman adalah suatu tuntutan kebutuhan riil sehingga

diperbolehkan meskipun mengandung kemudharatan dengan menggunakan

kaidah maslahat yang lebih besar lebih diutamakan ketimbang

kemudharatan. Maslahat riba dianggap lebih besar dari mudharatnya

4. Bank adalah sebuah kebutuhan penting dalam sistem perekonomian

sehingga tidak mungkin dihilangkan

5. Bunga bank menjadi kompensasi atas terjadinya inflasi

Sanggahan atas argumentasi tersebut:

1. Nash dalam surat Al-Baqarah: 275 berlaku untuk seluruh riba, baik yang

sedikit ataupun yang banyak. Dan dalam ayat 279 dikatakan “Tetapi jika

kamu bertobat, maka kamu berhak atas pokok hartamu”. Yang dihalalkan

hanya pokok harta dan bukan tambahan meskipun nilainya kecil. Selain itu,

besar kecilnya tambahan bukan merupakan illat riba al-qardh dan oleh

karenanya tidak bisa dijadikan landasan dalam menentukan hukum

2. Dalil pelarangan riba oleh Al-Qur’an dan Sunnah mencakup seluruh jenis

riba, tanpa kecuali.

3. Illat riba adalah tambahan atas pinjaman, baik itu pinjaman konsumsi

maupun investasi. Sifat dan peruntukan dari pinjaman bukan merupakan

illat dari riba. Bedakan hikmah dengan illat, hikmah tidak dapat dijadikan

landasan hukum

4. Kaidah yang benar adalah “mencegah kemudharatan lebih diutamakan

daripada menarik kemaslahatan”. Dan sebuah maslahat diambil hanya jika

tidak bertentangan dengan syariat

Gharar

Imam Isnawi dari mazhab Syafi’i mengatakan bahwa gharar adalah jual beli

yang mengandung dua kemungkinan dan kemingkinan besarnya adalah adanya

ketidakjelasan di dalamnya. Imam Ibnu Taimiyah mendefinisikan gharar sebagai

jual beli yang tidak diketahui akibatnya. Ibnu Qayyim mengatakn bahwa gharar

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

adalah jual beli dimana barang tidak bisa diserahkan baik barang itu ada maupun

tidak ada, seperti menjual budak yang lari atau unta yang terlantar. Ibnu Hazm

mendefinisikan gharar sebagai transaki dimana pembeli tidak tahu barang apa

yang dijualnya.

Mayoritas ulama fiqh sepakat bahwa transaksi yang mengandung gharar dianggap

tidak sah. Syarat-syarat dari gharar yang dapat menjadikan sebuah akad menjadi

tidak sahih:

1 Gharar terjadi pada kontrak transaksi finansial

2 Tingkat gharar cukup tinggi (gharar fahisy)

3 Gharar terjadi pada objek akad

4 Transaksi tersebut tidak ada kepentingan yang melatarbelakanginya

Qimar dalam arti aslinya adalah taruhan dengan menggunakan instrumen khusus

Maysir merupakan salah satu jenis permainan yang marak pada masa jahiliyah,

dan sering disebut sebgai qimar jahiliyah. Sehingga, qimar memiliki cakupan

yang lebih besar dari maysir. Al-Dareer melihat bahwa qimar dan maysir menjadi

bagian dari gharar karena gharar memiliki arti yang lebih luas dari keduanya.

8) Jelaskan homo economicus sebagai model perilaku ekonomi manusia dalam ekonomi

konvensional ! Bedakan dengan homo ethicus dan homo Islamicus !

Homo economicus dalam kerangka ekonomi konvensional adalah keinginan manusia

akan barang dan jasa untuk mencukupi kebutuhan dan mencapai kesejahteraan, dalam

praktiknya homo economicus dibagi menjadi 2, yakni yang bermoral (homo eticus)

dan yang tidak bermoral.

Sedangkan homo Islamicus adalah peran manusia yang meliputi komponen hamba,

kholifah (peneglola bumi), besaudara dan memiliki sifat rasional serta spiritual.

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

9) Jelaskan konsep produksi konvensional ! Jelaskan bagaimana mereka bertentangan

dengan prinsip-prinsip Islam!

Dalam ekonomi konvensional, perusahaan/ produsen selalu diasumsikan untuk

memaksimumkan keuntungan (profit maximization assumption) dalam produksi=

profit sebagai motif tunggal. Ada hubungan kuat antara profit maximization dengan

propensity to monopolize, baik di pasar barang maupun di pasar faktor.

Berkut adalah konsep produksi dalam ekonomi konvensional dan evaluasinya:

Evaluasi Konsep Pareto Optimality ➢➢ Adanya “Pareto Optimality” yang berimplikasi pada pengabaian masalah

distribusi pendapatan.

➢➢ Kriteria pareto tidak dapat diterapkan untuk setiap rencana meningkatkan output diatas level maximum profit yang akan menguntungkan orang kaya diatas beban orang

miskin.

Evaluasi Konsep Given Demand Hypothesis ➢➢ Ekonomi konvensional secara implisit mengasumsikan bahwa demand bersifat

given (as it is).

➢➢ Dalam perekonomian dengan distribusi pendapatan yang tidak merata dimana

sebagian besar masyarakat adalah miskin, kebutuhan riil masyarakat sering tidak

tercermin dalam permintaan pasar. Misalnya, produksi lebih ditekankan pada

luxury goods yang hanya dapat dijangkau oleh the rich, dan justru yang menjadi

kebutuhan dasar bagi masyarakat secara keseluruhan tidak diproduksi secara

optimal.

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

➢➢ Permintaan pasar juga tidak selalu mencerminkan permintaan masyarakat yang

sesungguhnya.

➢➢ Perusahaan besar memiliki kemampuan dan kekuatan yang dibutuhkan untuk

memanipulasi permintaan pasar seperti melalui iklan hingga mengkooptasi

kebijakan pemerintah.

Profit maximization sebagai motivasi tunggal produksi adalah inconsistent with islamic

rationality karena produksi tidak hanya semata-mata untuk untuk mencapai kepuasan

materi/profit tetapi juga sebagai sarana untuk tujuan lain (huquq)

Berkut adalah prinsip produksi dalam islam:

1. Kegiatan produksi harus dilandasi dari nilai-nilai Islam, yaitu sesuai dengan

Maqashid Syari’ah →→ Maslahah

2. Prioritas produksi harus sesuai dengan prioritas kebutuhan, yaitu dharuriyah,

hajiyah, dan tahsiniyah.

3. Kegiatan produksi harus memperhatikan keadilan, aspek sosial, kemasyarakatan,

memenuhi kewajiban zakat, sedekah, infaq dan waqaf (huquq)

4. Mengelola sumber daya alam secara optimal, tidak boros, berlebihan, dan merusak

lingkungan.

5. Distribusi keuntungan yang adil antara pemiliki, pengelola, manajemen dengan

buruh →→ sehingga tidak ada ketimpangan pendapatan

10) Jelaskan filosofi dari kewajiban bekerja dan motivasi melakukan aktivitas ekonomi

produktif dalam Islam! Jelaskan apakah motivasi profit maximization mendapatkan

pembenaran dalam Islam!

Manusia adalah khalifah di muka bumi ini, sehingga tujuan dari manusia (termasuk

perusahaan) adalah untuk mencapai maslahah. Produsen Islami akan tetap

memproduksi dengan kerangka profit maximization. Namun, keputusan

berproduksinya juga akan berdasarkan konsep maslahah bagi society. Oleh karena itu,

opportunity cost memproduksi barang kebutuhan pokok adalah kecil (karena

maslahah-nya besar) dan opportunity cost untuk memproduksi barang kebutuhan

tersier adalah tinggi (karena seharusnya faktor produksi bisa digunakan untuk

memproduksi barang kebutuhan pokok yang lebih penting untuk kemaslahatan umat).

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Fungsi profit (π) = π (q) = R (q) – C (q) ;

Total Revenue (R) = R (q) = P (q) . (q) ;

Total Economic Cost (C) = C = E (q) + I (q) ;

dimana E = total explicit cost dan I = total implicit cost atau opportunity cost.

Opportunity Cost untuk Produsen Konvensional (Ic) = Ic (q)

Opportunity Cost untuk Produsen Islami (Is) = Is (q) = α (q) + Ic (q)

dimana α adalah Islamic valuation dari opportunity cost of the good berdasarkan

maslahah. Untuk produksi barang primer, α’(q) < 0 dimana q > 0. Untuk produksi

barang kebutuhan tersier, α’(q) > 0 dimana q > 0.

11) Jelaskan intervensi pasar dalam Islam ! Bedakanlah market intervention dan price

intervention dalam perekonomian Islam!

Direct Tools dalam Intervensi Pasar:

1. Pricing

- Protecting economic freedom and justice in fair play of market forces is a

major criterion of market regulation in the Islamic system

- Intervensi harga dan minimum wage

2. Licensing and Registration

Restrict import, export, or entry to certain markets

3. Subsidies

4. Pengaturan Currency →→ Stabilitas Harga

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

12) Jelaskan cara identifikasi mashlahah dan mafsadah dalam perekonomian Islam!

Identifikasi mashlahah dan mafsadah parameternya adalah melalui Maqashid syariah.

Apabila terjadi pemenuhan atas 5 maqashid syariah yang terdiri dari agama, jiawa, akal, harta dan keturunan maka akan tercapai kondisi maslahah, Begitu pula sebaliknya jika

satu dari kelima maqashid syariah ada yang tidak terpenuhi atau terabaikan makan

kondisi tersebut masuk dalam kondisi mafasadah (kerusakan).

13) Jelaskan dampak perintah zakat terhadap konsumsi agregat dalam perekonomian

Islam!

Zakat yang diterima oleh mustahik menyebabkan meningkatnya autonomous

comsumption dari mustahik. Dengan asumsi bahwa zakat yang diterima berupa fixed

transfer of income (Bo-B1), kurva kurva konsumsi mustahik bergeser dari C menjadi

C+Z

Zakat yang dikenakan kepada Muzakki mengakibatkan dispossible income muzakki menjadi berkurang,

dita ndai dengan berkurangnya konsumsi sebesar rate dari zakat. Akibatnya Kurva konsumsi muzakki

berotasi dari C menjadi Caz.

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Secara agregat (Mustahik dan Muzakki), kurva konsumsi berotasi dari C menjadi C+Z

atau telah terjadi peningkatan konsumsi agregat. Dalam jangka menengah, hal ini juga

akan mendorong peningkatan output.

14) Jelaskan mengapa Islam tidak melarang monopoli namun melarang ihktikar

(monopoly’s rent-seeking behaviour) !

Islam membolehkan siapapun berusaha, sesuai prinsip kebebasan ekonomi, tanpa melihat apakah dia satu-satunya produsen (monopoli) atau ada produsen lain..

Monopoli menjanjikan banyak manfaat bagi perekonomian, diantaranya perusahaan

menjadi monopolist karena karena mencapai economices of scale dimana biaya produksi yang lebih rendah dan skala produksi yang besar sehingga : Harga lebih

rendah dan output lebih banyak, dampak terusannya adalah perbaikan kualitas

produk, perbaikan teknologi melalui R&D, dan efisiensi.

Tetapi Dalam banyak kasus monopoli diciptakan oleh hambatan dan praktik

yang tidak adil diantaranya;

Suap

membeli pesaing

kampanye iklan palsu

pemaksaan dari pemasok bahan baku

Diskriminasi harga

Ini terjadi ketika profit maximization sebagai tujuan tunggal akan membuat

monopolis memproduksi lebih sedikit dengan harga lebih tinggi dari apa yang ada di

pasar persaingan sempurna. Kondisi seperti ini membuat struktur monopoli menjadi

merugikan masyarakat. Dalam Islam, mengambil keuntungan diatas keuntungan

normal dengan cara menjual barang lebih adalah seperti perilaku ikhtikar. Ikhtikar

adalah terlarang

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Syarat ikhtikar:

(i) objek penimbunan merupakan barang-barang kebutuhan masyarakat →→

kriteria kebutuhan adalah sesuai maqashid

(ii) tujuan penimbunan adalah untuk meraih keuntungan diatas keuntungan

normal bukan sebagai sekedar persediaan

Ihtikar: mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara menjual

lebih sedikit barang untuk harga lebih tinggi (monopoly’s rent seeking).

Sebenarnya produsen dapat produksi pada tingkat harga S=D (atau MC=AR).

Selisih Kotak PmXYZ dan ABCD – monopoly’s rent seeking yang diharamkan

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

15) Apakah konsep rasionalitas dalam ekonomi Islam dapat diterima ? Jelaskan !

Dalam ekonomi konvensional dilandasi oleh motivasi self interest untuk mencapai

utilitas yang merepresentasikan preferensi terbaik. Islamic rational man (right

minded/ rashiid/berakal) is a person who applies right judgment with respect to his

economic activities and economic decision-making. Application of right judgments

refers to both private and social interest as well as to observance of Shariah rules.

Karena itu One distinguishing feature of islamic rationality compared to conventional

concept of rationality is that pursuit of social interest is part of private and selfish

interest. There is right of others within one’s own private property right

Self interest adalah hal yang mungkin terjadi pada manusia sebagaimana di sebutkan

dalam QS Hud/11 :87 dan QS Al Isra/17: 100. Tapi adanya social interest adalah

lebih baik (QS Al Imran/3 : 14, 17)

16) Apakah aksioma dalam konsumsi Islam ? Jelaskan !

Karena perilaku konsumsen Islami berdasarkan rationalitas Islam , maka perilaku

konsumsinya menjadi berbeda dengan konsumsi konvensional. Rationalitas islam dibangun atas tujuan dan dasar yang lebih baik, maka perilaku konsumsi akan

mencerminkan hal yang lebih baik Axioma yang ada dalam ekonomi

konvensional tidaklah cukup dan diperlukan axioma tambahan

Berikut axioma dalam konsumsi Islam:

1. Non-Haram Items : seorang konsumen Islami tidak akan mengkonsumsi

barang haram.

Aturan Syariah membedakan jenis barang halal dan haram, sehingga konsumen mengetahui mana barang dan jasa yang boleh dikonsumsi dan mana yang tidak.

maka sangat rasional bagi individu tersebut untuk hanya mengkonsumsi barang

halal

2. Maslahah Oriented : konsumen hanya akan memilih items yang memberikan

maslahah terbaik

Prilaku konsumsi sesorang yang diasumsikan rasional “Islamic Man” di mana prilaku konsumsinya tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan manfaat atau

utility dari barang dan jasa yang dikonsumsinya tetapi juga memperhitungkan

maslahah dari barang dan jasa tersebut,

3. Higher Income represents higher mashalah : harta/income sebagai unsur

maqashid mencerminkan maslahah yang lebih baik

Ingat bahwa maslahah terealisasi dengan penjagaan maqashid syariah

Analisis ekonomi membatasi pada salah satu elemen maqashid : harta/pendapatan

Tapi konsep keseimbangan maqashid tetap berlaku

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

UNIVERSITAS

INDONESIA

FAKULTAS

EKONOMI

UJIAN TENGAH

SEMESTER GENAP

TAHUN AKADEMIK

2014/2015

EKONOMI SYARIAH (ECON 12061) Pengajar • Yusuf Wibisono

Hari/Tanggal Kamis, 2 April 2015

Waktu 1 50 menit

Sifat Ujian Tutup Buku/Catatan (Closed Books/Notes)

Instruksi - Kerjakan 4 soal dari soal yang tersedia.

- Jawablah soal secara sistematis dan akademis!

Alokasikan waktu yang tersedia dengan sebaik-baiknya!

No. I Bobot soal 25% Ekonomi konvensional gagal dalam memenuhi kebutuhan dasar, efisiensi

penggunaan sumber daya, memberi kesejahteraan secara merata, dan melindungi

lingkungan hidup. a. Jelaskan Islamic worldview, peranannya dan implikasinya bagi

perekonomian! Bandingkan U/ pula dengan secular worldview.

b. Jelaskan pendekatan Islam terhadap ekonomi! Jelaskan peran kesejahteraan

non material, moralitas dan sacrifice terhadap pelaku ekonomi dan alokasi

sumber daya dalam sistem Islam.

No. 2 Bobot soal 25% a. Jelaskan moqashid al-syari'ah, definisi, komponen dan tingkatan-

tingkatannya! b. Jelaskan peran penting dan dampak maqashid al-syari'ah terhadap alokasi

sumber daya dan struktur perekonomian Islam.

No. 3 Bobot soal 25% a. Jelaskan dan bandingkan konsep utility/profit dan mashlahah! Tunjukkan

perbedaan dan superioritas maksimisasi mashlahah sebagai motivasi

konsumsi/produksi dibandingkan dengan maksimisasi utility/profit.

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

b. Jelaskan bagaimana anda membedakan antara keinginan (wants) dan

kebutuhan (needs) berdasarkan konsep mashlahah.

No. 4 Bobot soal 25% Aturan mu'amalah Islam, termasuk ekonomi dan bisnis di dalamnya, sangat

fleksibel sehingga selalu relevan di setiap waktu dan tempat.

a. Jelaskan secara umum transaksi-transaksi ekonomi yang terlarang dalam Islam. b. Jelaskan pelarangan riba dan gharar dalam hukum Islam.

No. 5 Bobot Soal 25% Konsumsi dalam ekonomi Islam ditujukan untuk mencapai mashlahah.

a. Jelaskan 4 tingkatan preferensi konsumsi dalam Islam! Jelaskan bagaimana

preferensi tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan

b. Jelaskan determinan konsumsi dalam perekonomian Islam!

Bandingkan pula dengan determinan konsumsi konvensional.

No. 6 Bobot soal 25%

Produksi dalam ekonomi Islam dibebankan tugas untuk memenuhi kebutuhan

individu dan membangun peradaban ummat.

a. Jelaskan konsep produksi konvensional dan bagaimana ia bertentangan

dengan prinsipprinsip Islam.

b. Jelaskan prinsip bekerja dan motivasi produksi dalam Islam! Jelaskan

apakah profit maximization mendapat pembenaran dalam Islam.

No. 7 Bobot soal 25%

Mekanisme pasar adalah salah satu instrument yang paling efektif dalam

mengalokasikan dan mendistribusikan sumber daya secara efisien.

a. Jelaskan mekanisme pasar Islam! Jelaskan prasyarat yang harus

dipenuhi agar mekanisme pasar konvensional mampu memenuhi

tujuan-tujuan normatif.

b. Jelaskan bagaimana ukuran efisiensi dan pemerataan pasar didefinisikan

dalam Islam! Keseimbangan pasar seperti apakah yang dapat diterima

dalam Islam?

No. 8 Bobot soal 25%

Peran penting ekonomi Islam dalam ekonomi modern sulit dibantah ketika

kita melihat dominannya peran Islam dalam kebangkitan Eropa pada abad

pertengahan.

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

a. Jelaskan bagaimana pemikiran ekonomi Islam berbeda dari

pemikiran ekonomi konvensional! Jelaskan dan berikan contoh yang

relevan tentang pemikiran-pemikiran ekonomi dalam Al-Qur'an dan

Hadits.

b. Jelaskan proses dan fase-fase perkembangan pemikiran ekonomi

Islam! Tunjukkan peran peradaban Islam dalam rantai sejarah

pemikiran ekonomi dari masa Yunani klasik ke asaEropa modern,

SOAL BONUS (Kerjakan jika hanya ada sisa waktu): Bobot soal @ 5%

a. Jelaskan produksi dalam kerangka institusi Islam! Jelaskan bagaimana

supply of labor alam perekonomian Islam merupakan hasil dari proses

memilih antara menjadi+FP atau EFP.

b. Jelaskan intervensi pasar dalam sistem Islam! Bedakanlah market

intervention dan price intervention dalam perekonomian Islam.

c. Jelaskan perbedaan antara keuntungan (profit) dan riba! Jelaskan

mengapa dalam Islam profit diperbolehkan sedangkan riba terlarang.

d. Jelaskan mengapa Islam tidak melarang monopoli namun melarang

ihtikar (monopoly's rent seeking behaviour)!

e. Jika konsumsi dan produksi berbasis mashlahah, bagaimanakah

struktur perekonomian Islam yang akan tercipta? Bedakan dengan

struktur perekonomian konvensional yang berbasis utiliy dan profit

(sektor primer, sekunder dan tersier).

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

SUNSHINE JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL

TAHUN AKADEMIK 2014/2015

EKONOMI SYARIAH

No.

1 a.

Aspek Islamic World View Secular World View

Islamic Worldview (ru’yat al-

Islam li al-wujud) berbasis

pada pandangan hidup bahwa

Tuhan menciptakan manusia

hanya untuk beribadah pada-

Nya, mencakup seluruh

tujuan dan aktivitas manusia

sebagai bagian dari bentuk

ibadah

(penghambaan diri).

Perspektif dunia yang sekuler

berbasis pada scientific

worldview yang memandang

alam semesta sebagai mesin

yang bekerja secara otomatis

mengikuti hukum alam

(deterministik) bahkan ketika

Tuhan tetap dipertahankan

sebagai Sang Pencipta.

Tujuan utama aktivitas

ekonomi

Mengejar tujuan spiritual;

ketaatan kepada aturan

Tuhan sebagai bentuk

penghambaan

tertinggi (falah)

Mengejar self-interest dengan

rasionalitas sempurna sebagai

kondisi dan kriteria yang

tidak dapat diganggu gugat.

Penggerak utama Kerjasama dan semangat

persaudaraan

Individualisme

Perhatian utama Kesejahteraan seluruh umat

manusia

Maksimisasi keuntungan

personal

b. Dalam perspektif Islam, kesejahteraan manusia tidak dipandang sebagai sesuatu yang

sepenuhnya bergantung pada maksimisasi kekayaan, namun dibutuhkan kepuasan

yang seimbang antara kebutuhan material dan spiritual dari manusia. Ekonomi Islam

berbasis pada paradigma dimana keadilan ekonomi-sosial menjadi tujuan utama.

Semua sumber daya ekonomi pada hakikatnya adalah titipan dari Sang Pencipta yang

penggunaannya harus dipertanggungjawabkan di akhirat nanti. Nilai moral Islam

menghubungkan antara individu dengan masyarakat, dengan menyeimbangkan antara

kebebasan individual dan tanggungjawab sosial. Self-interest dan sacrifice keduanya

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

dibutuhkan untuk mencapai kesejahteraan umat manusia. Institusi terpenting dalam

kehidupan umat manusia, (pasar, keluarga, masyarakat dan pemerintah), tidak dapat

dijalankan hanya dengan self-interest, sacrifice adalah keniscayaan untuk

menjalankan institusiinstitusi ini.

No. 2

a. Tujuan utama dari syarî‟ah Islam (maqâshid al-syarî’ah) adalah merealisasikan

kemanfaatan untuk umat manusia (mashâlih al-’ibâd) baik urusan dunia maupun urusan

akhirat mereka. Mashlahah dapat diwujudkan apabila lima unsur pokok kehidupan

(ushûl al-khamsah) dapat diwujudkan dan dipelihara, yaitu agama (dîn), jiwa (nafs),

akal (‘aql), keturunan (nasl), dan harta (mâl).

b. Peran penting dan dampak maqashid syariah dalam alokasi sumber daya dan struktur

perekonomian adalah melindungi lima perkara yang disebutkan sebelumnya (agama,

jiwa, akal, keturunan, harta) di mana apa saja yang menjamin terlindunginya lima

perkara ini berarti melindungi kepentingan umum (maslahah) dan dikehendaki. Seluruh

barang dan jasa yang mempromosikan mashlahah maka dikatakan sebagai kebutuhan

manusia.

No. 3

a. Maslahah bersifat subyektif dalam arti masing-masing individu yang menentukan

apakah sebuah barang/jasa memiliki maslahah untuk-nya. Namun kriteria maslahah

ditentukan secara obyektif oleh syariah. Sedangkan utility tidak memiliki kriteria

yang jelas, sepenuhnya subyektif. Konsep maslahah mendasari seluruh aktivitas

ekonomi, tidak hanya konsumsi namun juga produksi dan perdagangan. Utility

hanya tujuan konsumsi, sedangkan tujuan produksi adalah laba.

b.

Ekonomi Konvensional Ekonomi Syariah

Konsumsi ditentukan oleh keinginan

(want), dan keinginan ditentukan oleh

Utility

Konsumsi ditentukan oleh kebutuhan

(need), dan kebutuhan ditentukan oleh

Maslahah.

No. 4

a. Transaksi yang dilarang dalam Islam

• Riba: Tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya padanan

yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut.

• Maysir: Salah satu pihak harus menanggung beban pihak yang lain (zero sum

game)

• Risywah: Memberi sesuatu kepada pihak lain untuk mendapatkan sesuatu yang

bukan hak-nya

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

• Taghrir (gharar): Adanya ketidakpastian dari kedua belah pihak yang

bertransaksi (unknown to both parties)

• Ikhtikar : Seorang produsen/penjual mengambil keuntungan diatas keuntungan

normal dengan cara mengurangi supply agar harga produk yang dijualnya naik.

• Bai’ Najasy: Seorang produsen (pembeli) menciptakan permintaan palsu,

seolah-olah ada banyak permintaan sehingga harga jual produk akan naik.

b. Ayat pertama yang berbicara tentang riba adalah surah ar-Ruum: 39, turun pada

periode Makkah. Ayat-ayat riba lainnya turun pada periode Madinah yaitu surah

an-Nisaa: 160-161, surah Ali Imraan: 130, dan surah alBaqarah: 273-280. Terlihat

bahwa pelarangan riba datang secara bertahap.

No. 5

a. Teori perilaku konsumen dalam Islam menganalisis empat tingkatan pilihan

konsumsi.

• Tingkatan pilihan ke-1, seberapa besar konsumsi untuk kebutuhan dunia dan

kebutuhan akhirat.

• Tingkatan pilihan ke-2, untuk kebutuhan dunia, berapa yang dikonsumsi

sekarang dan berapa untuk masa depan.

• Tingkatan pilihan ke-3, untuk kebutuhan sekarang, ditentukan prioritas-nya.

Prioritas tertinggi adalah pemenuhan 5 kebutuhan pokok (dharuriyyat),

kemudian yang melengkapi-nya (hajiyyat) dan yang memperbaiki-nya

(tahsiniyat).

• Tingkatan pilihan ke-4, pilihan di masing-masing kelompok.

b.

Determinan Konsumsi Konvensional Determinan Konsumsi Islam

Dalam teori konsumsi Keynesian

tradisional, konsumsi semata-mata

ditentukan oleh tingkat pendapatan

saat ini (“absolute income hypothesis”).

Islam memiliki jawaban berbeda terkait

penentuan alokasi pendapatan untuk

konsumsi saat ini dan untuk konsumsi

masa depan, yang tidak berbasis positive

time preference theory.

Dalam teori konsumsi modern,

konsumen dianggap rasional penuh dan

akan menjaga pola konsumsi yang

relatif stabil sepanjang hidup mereka.

Perbedaan konsumsi dalam

perekonomian konvensional dan Islam

antara lain dipengaruhi oleh beberapa

hal antara lain:

– Penerapan Zakat

– Ajaran moderasi konsumsi

yang sangat kuat dalam Islam

– Larangan Riba

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Dalam menentukan berapa pendapatan

yang dialokasikan untuk konsumsi saat

ini dan berapa yang ditabung untuk

konsumsi masa depan, teori

konvensional menjelaskannya dalam

perspektif positive time preference

theory.

Dalam perekonomian Islam dimana

terdapat larangan israf (berlebih-

lebihan) dan tabdhir (pemborosan),

maka MPC dan APC akan lebih rendah

dibandingkan dengan perekonomian

konvensional. Lebih jauh lagi, Islam

melarang konsumsi barangbarang

tertentu.

No. 6

a.

Konsep Produksi Konvensional Konsep Produksi Islam

Profit maximization assumption

Dalam ekonomi konvensional, laba

adalah motif tunggal dari kegiatan

produksi. Motif laba maksimum secara

alamiah akan membuat laba normal.

Dalam pasar persaingan sempurna akan

terakumulasi melalui proses profit

multiplication sehingga perusahaan

menjadi

Aktivitas ekonomi termasuk bagian dari

ibadah dan menjadi tugas manusia di

muka Bumi.

besar dan akan mentransformasi

pasar persaingan sempurna

menjadi monopoli.

Terdapat hubungan yang kuat antara

profit maximization dengan propensity

to monopolize, baik di pasar barang

maupun di pasar faktor

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

Given Demand Hypotesis

Ekonomi konvensional implisit

mengasumsikan bahwa produsen akan

dan harus selalu merespon permintaan

pasar.

Dalam perekonomian dengan distribusi

pendapatan yang tidak merata dimana

sebagian besar masyarakat adalah

miskin, kebutuhan riil masyarakat

sering tidak tercermin dalam

permintaan pasar.

Permintaan pasar juga tidak selalu

mencerminkan permintaan masyarakat

yang sesungguhnya.

Kerja merupakan unsur produksi

terpenting, dengannya Bumi diolah dan

dikeluarkan segala kebaikan dan

kemanfaatan hidup.

Pareto Optimality

Di definisikan sebagai kondisi

pencapaian efisiensi (efisiensi alokatif)

yang terwujud ketika “no one can be

made better off without making

someone else worse off”

Secara teoritis hal ini berimplikasi pada

pengabaian masalah distribusi

pendapatan.

Kriteria pareto tidak dapat di terapkan

untuk setiap rencana menaikkan output

diatas level laba maksimum yang akan

menguntungkan orang miskin diatas

beban orang kaya.

Kerja merupakan unsur produksi

terpenting, dengannya Bumi diolah dan

dikeluarkan segala kebaikan dan

kemanfaatan hidup.

b. Prinsip bekerja dalam Islam

• bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup sendiri

• bekerja untuk kemashlahatan keluarga

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

• bekerja untuk kemashlahatan masyarakat

• bekerja untuk kehidupan dan untuk semua yang hidup

• bekerja untuk memakmurkan Bumi

• bekerja untuk pekerjaan itu sendiri

Motivasi produksi dalam Islam dimana profit maximization sebagai motivasi

tunggal produksi, sulit diterima, tidak rasional dan tidak realistis. Keuntungan

hanya salah satu motivasi, yang lebih dominan adalah motivasi untuk melayani

masyarakat dan Tuhan dengan memproduksi barang dan jasa yang mengandung

mashlahah. Semakin tinggi mashlahah yang dikandung, semakin tinggi motivasi

produksi. Tingkat keuntungan yang lebih rendah yang dikombinasikan dengan

serangkaian tujuan sosial yang disepakati (maqashid), adalah dimungkinkan.

No. 7

a. Alternatif Mekanisme Pasar Islami: perpaduan konsep effective need based

demand dan potential capacity based supply (Mannan 1992)

– effective need based demand dibentuk dari:

▪ effective demand (sebagaimana dikenal pada sistem pasar konvensional),

dan; ▪ basic need dari masyarakat miskin.

– potential capacity based supply bersumber dari:

▪ penawaran produsen sebagaimana dalam sistem pasar konvensional,

ditambah dengan

▪ supply yang harus diadakan terkait dengan tujuan-tujuan produksi islami.

b. Permintaan dan Penawaran dalam Islam adalah semua barang dan jasa yang

merupakan kondisi penting bagi terpenuhinya tujuan akhir kehidupan manusia di

dunia dan akhirat, yang berakar pada konsep Islam tentang keadilan sosial dan

pemerataan (Maqashid Syari‟ah). Keseimbangan pasar terjadi ketika permintaan

bertemu penawaran secara bebas („antaradin minkum). Ibn Taymiyyah selalu

membedakan dua jenis harga keseimbangan, yaitu : [i] harga yang tidak adil dan

terlarang; [ii] harga yang adil dan disukai

No. 8

a. Basis filosofi pemikiran ekonomi Islam yang terpenting adalah konsep: (i) tauhid;

(ii) risalah; (iii) akhirat; dan (iv) kesejahteraan hidup.

Setidaknya terdapat lima bentuk pemikiran ekonomi

Islam. – Pertama, pembahasan hal-hal ekonomi

dalam disiplin Ilmu Tafsir – Kedua, pembahasan isu-isu

ekonomi dalam disiplin Ilmu Fiqh.

– Ketiga, pemikiran ekonomi dalam konteks sistem etika Islam untuk

pembangunan.

– Keempat, pemikiran ilmuwan Islam tentang ekonomi sebagai respon dari

kebutuhan dalam pembuatan kebijakan publik.

– Kelima, analisa obyektif dari perekonomian nyata

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ...fsifebui.com/wp-content/uploads/2020/03/SUNSHINE... · Fiqh Muammalah a. Aqidah . Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal

b. Fase pembentukan (11-100 H/632-718 M)

➔ pemikiran-pemikiran awal ekonomi yang berbasis langsung dari sumber

internal Islam, yaitu Al-Qur‟an dan As-Sunnah.

Fase translasi (abad 2-5 H/ 8-11 M)

➔ ketika ide-ide dari luar di terjemahkan ke dalam bahasa Arab dan ilmuwan

Muslim mendapatkan manfaat dari karya-karya intelektual negara-negara lain.

Fase re-translasi & transmisi (abad 6-9 H/12-15 M)

➔ ketika pemikiran Yunani dan Muslim-Arab masuk ke Eropa melalui

penterjemahan dan jalur-jalur kontak lainnya.

Fase imitasi & stagnasi (abad 10-11 H/16-17 M)

➔ ketika pembentukan ide-ide baru hampir benarbenar terhenti

Fase kebangkitan & pergerakan (abad 12-13 /1819)

➔ ketika pemikiran untuk reformasi dan ide-ide baru disuarakan di berbagai

belahan dunia Islam.

Fase pemikiran ekonomi Islam modern (abad 14/20)