fraktur tulang maksila
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 FRAKTUR TULANG MAKSILA
1/4
FRAKTUR TULANG MAKSILA
Jika terjadi fraktur tulang maksila maka harus segera dilakukan tindakan untuk mendapatkan
fungsi normal dan efek kosmetik yang baik. Tujuan tindakan penanggulangan ini adalah
untuk memperoleh fungsi normal pada waktu menutup mulut atau oklusi gigi dan
memperoleh kontur muka yang baik. Harus juga diperhatikan jalan napas serta profilaksis
kemungkinan terjadinya infeksi.
Edema faring dapat menimbulkan gangguan jalan napas sehingga mungkin dilakukan
tindakan trakeostomi. Perdarahan hebat yang berasal dari arteri maksilaris interna atau arteri
ethmoidalis anterior sering terdapat fraktur maksila dan harus segera diatasi. Jika tidak
berhasil, dilakukan pengikatan arteri maksilaris interna atau arteri karotis eksterna atau arteri
ethmoidalis anterior.
Jika kondisi pasien cukup baik sesudah trauma tersebut, reduksi fraktur maksila biasanya
tidak sulit dikerjakan kecuali kerusakan pada tulang sangat hebat atau terdapatnya infeksi.
Reduksi trauma maksila mengalami kesulitan jika pasien dating terlambat atau kerusakan
sangat hebat yang disertai dengan fraktur servikal atau terdapatnya kelainan pada kepala yang
tidak terdeteksi. Garis fraktur yang timbul harus diperiksa dan dilakukan fiksasi.1
Etiologi
Fraktur maksila biasanya terjadi karena adanya trauma tumpul berkekuatan tinggi pada tulang
wajah. Mekanisme trauma tersering adalah kecelakan lalu lintas, jatuh, dan perkelahian.
Dengan meningkatnya peraturan yang mengatur penggunaan sabuk pengaman, luka
penggendara bergeser dari trauma dada ke trauma wajah.2
Klasifikasi fraktur maksila
Mathog menggunakan pembagian klasifikasi fraktur maksila Le Fort dalam 3 kategori yaitu
fraktur Le Fort I, II, III dan masih dipakai sampai sekarang. Klasifikasi ini dimodifikasi
palatal split dan maksila media.1
1. Fraktur maksila Le Fort IFraktur Le Fort I (fraktur Guerin) meliputi fraktur horizontal bagian bawah antara maksila
dan palatum/arkus alveolar kompleks. Garis fraktur berjalan ke belakang melalui lamina
pterigoid. Fraktur ini bisa unilateral atau bilateral. Kerusakan pada fraktur Le Fort akibatarah trauma dari anteroposterior bawah yang dapat mengenai:
-
7/22/2019 FRAKTUR TULANG MAKSILA
2/4
- Nasomaksila dan zigomatikomaksila vertical buttress- Bagian bawah lamina pterigoid- Anterolateral maksila- Palatum durum- Dasar hidung- Septum- Aperture piriformisGerakan tidak normal akibat fraktur ini dapat dirasakan dengan menggerakkan dengan
jari pada saat pemeriksaan palpasi. Garis fraktur yang mengarah ke vertical, yang
biasanya terdapat pada garis tengah, membagi muka menjadi dua bagian (palatal split).
2. Fraktur maksila Le Fort IIGaris fraktur Le Fort II (fraktur piramid) berjalan melalui tulang hidung dan diteruskan ke
tulang lakrimalis, dasar orbita pinggir infraorbita, dan menyebrang ke bagian atas dari
sinus maksilaris juga kearah lamina pterigoid sampai ke fossa pterigopalatina. Fraktur
pada lamina cribiformis dan atap sel ethmoid dapat merusak system lakrimalis. Karena
fraktur ini sangat mudah digerakkan maka disebut floating maxilla.
3. Fraktur maksila Le Fort IIIFraktur Le Fort III (craniofacial dysjunction) adalah suatu fraktur yang memisahkan
secara lengkap antara tulang dan tulang cranial. Garis fraktur berjalan melalui sutura
nasofrontal diteruskan sepanjang ethmoid junction melalui fisura orbitalis superior
melintang kearah dinding lateral kearah orbita, sutura zigomatiko frontal dan sutura
temporo zigomatik. Fraktur Le Fort III ini biasanya bersifat komunitif yang disebut
kelainan dishface. Fraktur maksila Le Fort III ini sering menimbulkan komplikasi intra
cranial seperti timbulnya pengeluaran cairan otak melalui atap sel ethmoid dan lamina
cribiformis.
Anamnesis
Perlu dikumpulkan infiormasi mengenai mekanisme kecelakaan, lokasi, arah, dan besarnya
kekuatan saat kecelakaan. Riwayat perubahan status mental atau pingsan harus dipirkan
cidera intracranial. Adanya defisiensi fungsional seperti jalan napas, penglihatan, saraf
cranial, oklusi, atau pendengaran dapat memberikan petunjuk lokasi fraktur dan akibat dari
cidera nonosseous.2
-
7/22/2019 FRAKTUR TULANG MAKSILA
3/4
Pemeriksaan fisik
Evaluasi maksila dan tulang wajah dapat diperiksa sesudah keadaan pasien stabil khususnya
yang harus diprioritaskkan adalah jalan napas dan cidera intracranial.
Secara umum, pasien dengan fraktur wajah mengaburkan arsitektur tulang karena
pembengkakan jaringan lunak, ekomosis, perdarahan, dan hematoma. Area pembengkakan
dan hematoma dapat menimpa fraktur yang terisolasi. Bengakak periorbita mengindikasikan
Le Fort II atau III. Retrusi semua bagian posterior wajah tengah membuat penampakan rata
pada wajah. Dishface atau panface timbuh setelah fraktur Le Fort II atau III yang luas.
Segemen maksilaris bergeser ke posterior dan inferior. Dalam kasus yang berat, saluran napas
atas mungkin terganggu. Dalam situasi ini, forsep diperlukan untuk diletakkan pada dasar
hidung dan palatum durum untuk menarik segmen tulang kedepan untuk mempatensikan
jalan napas.
Wajah dan cranium harus dipalpasi untuk menilai iregularitas tulang, step off, krepitasi, dan
gangguan sensoris. Pergerakan wajah tengah dapat dites dengan memegang lengkungan
alveolar anterior dan ditarik kedepan sambil menstabilisasi pasien dengan tangan yang lain.
Ukuran dan lokasi segmen yang dapat digerakakkan tersebut dapat mengidentifikasi jenis Le
Fort.
Pemeriksaan hidung dan intraoral harus dikerjakan. Pemeriksaan intranasal mungkin akan
didapatkan darah segar atau bekuan darah, hematoma septum, dan rinore berupa LCS.
Pemeriksaan intraoral harus menilai oklusi, stabilisasi alveolar dan palatum, dan jaringan
lunak. Palpasi pada kontur maksila secara intraoral dapat dilakukan.
Lakukan juga pemeriksaan pada mata dan tulang orbita seperti dasar orbita, penglihatan,
pergerakan mata, posisi bola mata, dan jarak intercantus. Gangguan penglihatan dapat
dikaitkan dengan gangguan pada canalis opticus, bola mata, retina, atau lesi neurologi yang
lain.2
Penanggulangan
Penanggulan fraktur maksila (mid facial fracture) sangat ditekankan agar rahang atas dan
rahang bawah dapat menutup. Dilakukan fiksasi inter maksilar sehingga oklusi gigi menjadi
sempurna.1
-
7/22/2019 FRAKTUR TULANG MAKSILA
4/4
1. Buku hijau2. Maxillary and Le Fort Fracture. http://emedicine.medscape.com/article/1283568-
overview.cited at 25 June 2013.
http://emedicine.medscape.com/article/1283568-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1283568-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1283568-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1283568-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1283568-overview