formulasi krim tipe m/a dan a/m repelan minyak/formulas... · perpustakaan.uns.ac.id...

67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK ATSIRI AKAR WANGI (Vetiveria zizanioidesi (L) Nash) dengan EVALUASI SIFAT FISISNYA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi Oleh : DHERY MADYATI MANURUNG M3509018 DIPLOMA 3 FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: volien

Post on 08-Apr-2019

230 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK

ATSIRI AKAR WANGI (Vetiveria zizanioidesi (L) Nash) dengan

EVALUASI SIFAT FISISNYA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi

Oleh :

DHERY MADYATI MANURUNG

M3509018

DIPLOMA 3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir saya yang berjudul

“FORMULASI KRIM TIPE M/A DAN A/M REPELAN MINYAK ATSIRI

AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides (L) Nash) DENGAN EVALUASI SIFAT

FISISNYA” adalah hasil penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar apapun di suatu perguruan tinggi, serta

tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang

lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila dikemudian hari dapat ditemukan adanya unsure penjiplakan maka gelar

yang telah diperoleh dapat ditinjau dan/ dicabut.

Surakarta, Juli 2012

DHERY MADYATI MANURUNG

M3509018

Page 3: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK

ATSIRI AKAR WANGI (Vetiveria zizanioidesi (L) Nash) dengan

EVALUASI SIFAT FISISNYA

DHERY MADYATI MANURUNG

Jurusan D3 Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret

INTISARI

Minyak atsiri akar wangi (Vetiveria zizanoides (L) Nash) mengandung

vetiverol sebagai komponen utama, yaitu senyawa golongan seskuiterpen yang

berpotensi sebagai anti nyamuk (repellan). Tujuan dari penelitian ini adalah

memperoleh sediaan farmasi yang berupa krim minyak atsiri akar wangi yang

berkhasiat sebagai anti nyamuk (repellan) yang stabil selama penyimpanan dan

mengetahui pengaruh basis tipe minyak dalam air (M/A) dan air dalam minyak

(A/M) terhadap stabilitas fisik krim selama 4 minggu.

Krim minyak atsiri akar wangi dibuat 2 formula dengan basis yang

berbeda yaitu F1 (M/A) dan F2 (A/M) dengan konsentrasi minyak atsiri 10%.

Krim diuji sifat fisik meliputi daya sebar, daya lekat, kemampuan proteksi,

homogenitas, organoleptis dan pH. Data yang diperoleh dibandingkan dengan

persyaratan pada literatur. Selain itu, data yang diperoleh dianalisis menggunakan

Independent T test dengan taraf kepercayaan 95% dan data yang tidak

terdistribusi normal diuji kembali menggunakan Mann Whitney test.

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara krim

tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama daya lekat dan pH krim.

Daya lekat yang dimiliki tipe M/A lebih lama jika dibandingkan dengan krim tipe

A/M. Nilai pH pada krim tipe M/A hampir mendekati pH kulit sedangkan krim

tipe A/M memiliki pH yang cukup basa. Krim dengan tipe M/A memiliki

kemampuan proteksi dan daya sebar yang baik, namun tidak demikian dengan

krim tipe A/M.

Kata kunci : krim, repellan, minyak atsiri Vetiveria zizanoides (L) Nash,

vetiverol

Page 4: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

CREAM FORMULATION TYPE O/W and W/O REPELAN FRAGRANT

ROOTS ESSENTIAL OIL (Vetivera zizanioidesi (L) Nash) with PHYSICAL

PROPERTIES EVALUATION

DHERY MADYATI MANURUNG

Department of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Science

Sebelas Maret University

ABSTRACT

Essential oil vetiver (Vetiveria zizanoides (L) Nash) contains vetiverol as

major components, namely the class of sesquiterpene compounds as potential anti-

mosquito (repellan). The purpose of this study was obtained in the form of

pharmaceutical preparations vetiver essential oil cream is efficacious as an anti-

mosquito (repellan) are stable during storage and determine the effect of base oil

in water type (O/W) and water in oil (W/O) against physical stability of the cream

for 4 weeks

Vetiver essential oil cream made two formulas with different bases,

namely F1 (O/W) and F2 (W/O) with 10% concentration of essential oils. Creams

were tested physical properties include scattered power, adhesion, protection

capabilities, homogeneity, organoleptis and pH. In addition, data were analyzed

using the Independent T test with 95% confidence level and the data are not

normally distributed were tested again using the Mann Whitney test.

The results showed a significant difference between the cream of type

O/W and W/O to test the physical properties especially the adhesion and pH

cream. The adhesion cream type O/W for longer when compared with the cream

of type W/O. pH value on the cream of type O/W pH close to the skin while the

cream of type W/O has a fairly alkaline pH. Cream of type O/W has the ability to

protect and the good power of spread, but not so with the cream of type W/O.

Keywords : cream, repellant , Vetiver essential oil, vetiverol

Page 5: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Tidak ada yang terlalu cepat maupun terlalu lambat. Semua

indah pada waktuNya.

(Anonim)

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,

(Pengkhotbah 3 : 11a)

Sebab itu jangan kuatir akan hari besok, karena hari besok

mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari

cukuplah untuk sehari.

(Matius 6 : 34)

Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi

seorang saudara dalam kesukaran.

(Amsal 17 : 17)

Page 6: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini Kupersembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus Kristus yang kasihNya tidak pernah berhenti seperti air mengalir

2. Papa dan Mama yang kusayangi yang telah mencurahkan segalanya untukku

3. Abang tercinta yang mau menghiburku di saat suka dan duka

4. Anak Tuhan yang kukasihi

5. Almamaterku

Page 7: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih yang

telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan Laporan Tugas Akhir dengan judul “FORMULASI KRIM TIPE M/A

DAN A/M REPELAN MINYAK ATSIRI AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides

(L) Nash) DENGAN EVALUASI SIFAT FISISNYA” dengan baik.

Penyusunan laporan Tugas Akhir merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Ahli Madya Farnasi pada jurusan D3 Farmasi di Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini penulis telah berusaha semaksimal

mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik. Dan tidak mungkin terwujud

tanpa adanya dorongan, bimbingan, semangat, motivasi serta bantuan baik moril

maupun materiil, dan doa dari berbagai pihak. Karena itu penulis pada

kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc.(Hons), Ph.D., selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt., selaku ketua program studi D3 Farmasi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Estu Retnaningtyas N., S.TP., M.Si., selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan dan arahan selama perkuliahan.

4. Heru Sasongko, S.Farm., Apt., selaku pembimbing tugas akhir atas segala

ketulusan, kesabaran, dan keikhlasannya dalam memberikan arahan,

pengertian, saran, dan ilmu.

Page 8: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Papa, Mama dan Abang yang sangat kukasihi atas segala pengorbanan kalian

untukku selama perkuliahanku.

6. Teman-teman D3 Farmasi angkatan 2009 yang begitu luar biasa, terutama

untuk Arum, Maria, Devita, Farida, Dhista.

7. Sahabat dan saudaraku di PMK MIPA tempatku bertumbuh yang selalu

memberikan dorongan dan semangat sampai saat ini.

8. Teman-teman Naposo HKBP Solo yang telah memberikan semangat dan

dorongan hingga study dapat terselesaikan.

9. Sahabat-sahabat, Vinca, Yohan dan Fani yang selalu memberikan dorongan

agar segera lulus dan segala suka dan duka bersama kalian.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan

Tugas Akhir ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak sehingga akan menjadi bahan pertimbangan dan

masukan untuk penyusunan tugas-tugas selanjutnya. Penulis berharap semoga

laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bekal

bagi penulis dalam pengabdian Ahli Madya Farmasi di masyarakat.

Surakarta, Agustus 2012

Penulis

Page 9: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii

INTISARI .................................................................................................. iv

ABSTRACT .................................................................................................. v

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 4

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 4

1. Minyak Atsiri ........................................................................... 4

a. Pengertian Minyak Atsiri .................................................... 4

b. Komponen Minyak Atsiri ................................................... 5

c. Minyak Atsiri Akar Wangi .................................................. 6

d. Metode Penyulingan ........................................................... 8

e. Penyimpanan Minyak Atsiri ................................................. 11

2. Dosis ........................................................................................ 12

3. Kulit ........................................................................................ 12

a. Anatomi dan Fisiologi Kulit ................................................ 12

Page 10: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hal

b. Faktor yang Mempengaruhi Absorpsi oleh Kulit ................ 16

4. Krim ........................................................................................ 17

a. Pengertian dan Fungsi Krim ................................................. 16

b. Tipe Krim ............................................................................ 18

c. Bahan Dasar Pembuatan Krim ............................................. 19

d. Emulsi dan Emulgator ......................................................... 19

e. Kualitas Dasar Krim ............................................................ 20

f. Teknologi Pembuatan Krim ................................................. 21

g. Kerusakan Krim ................................................................... 22

h. Pembuatan Krim ................................................................... 23

i. Komponen Krim .................................................................... 23

j. Uji Fisik Krim ....................................................................... 27

B. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 29

C. Hipotesis ........................................................................................ 29

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 30

A. Alat dan Bahan .............................................................................. 30

1. Alat ............................................................................................ 30

2. Bahan ......................................................................................... 30

B. Waktu dan Tempat ........................................................................ 30

1. Waktu ........................................................................................ 30

2. Tempat ....................................................................................... 30

C. Metode Penelitian dan Cara Kerja ................................................ 31

1. Metode Penelitian ...................................................................... 31

a. Populasi dan Sampel.............................................................. 31

b. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................. 31

2. Cara Kerja ................................................................................. 32

a. Formulasi Krim ..................................................................... 32

b. Pembuatan Krim Minyak Atsiri Akar Wangi basis M/A ...... 33

c. Pembuatan Krim Minyak Atsiri Akar Wangi basis A/M ...... 33

d. Pemeriksaan Kestabilan Fisik ............................................... 34

Page 11: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hal

D. Analisis Data ................................................................................ 37

1. Pendekatan secara Teoritis ....................................................... 37

2. Pendekatan Statistik ................................................................. 37

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN ............................................................ 38

A. Pemeriksaan Organoleptis Minyak Atsiri ...................................... 38

B. Hasil Pembuatan Krim .................................................................. 38

C. Hasil Pengujian Krim .................................................................... 40

1. Pengamatan Organoleptis Krim ............................................... 40

2. Uji Homogenitas Krim ............................................................. 41

3. Uji Daya Sebar Krim ................................................................ 43

4. Uji Daya Lekat Krim ................................................................ 46

5. Uji pH ....................................................................................... 48

6. Uji Kemampuan Proteksi ......................................................... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 53

A. Kesimpulan .................................................................................... 53

B. Saran .............................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 54

LAMPIRAN ..................................................................................................... 56

Page 12: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Penampang Melintang Kulit Manusia ........................................... 12

Gambar 2. Kemungkinan Jalan Masuk Penetrasi ........................................... 15

Gambar 3. Diagram Hasil Uji Daya Sebar ....................................................... 44

Gambar 4. Diagram Hasil Uji Daya Lekat ....................................................... 47

Gambar 5. Diagram Hasil Uji pH .................................................................... 50

Gambar 6. Hasil Krim Formula 1 ................................................................... 57

Gambar 7. Hasil Krim Formula 2 ................................................................... 57

Gambar 8. Alat Uji Daya lekat ......................................................................... 57

Gambar 9. Alat Uji Daya Sebar ...................................................................... 57

Gambar 10. Alat Uji pH .................................................................................. 58

Gambar 11. Hasil Uji Kemampuan Proteksi Formula 1 ................................. 58

Gambar 12. Hasil Uji Kemampuan Proteksi Formula 2 ................................. 58

Gambar 13. Hasil Uji Homogenitas Formula 1 .............................................. 58

Gambar 14. Hasil Uji Homogenitas Formula 2 .............................................. 58

Page 13: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel I. Komposisi Minyak Akar Wangi ........................................................ 7

Tabel II. Syarat Mutu Minyak Akar Wangi ..................................................... 7

Tabel III. Sifat Alami dan Kimiawi Minyak Akar Wangi .............................. 7

Tabel IV. Formulasi Krim ............................................................................... 32

Tabel V. Hasil Pemeriksaan Organoleptis Minyak Atsiri ................................ 38

Tabel VI. Hasil Pembuatan Krim .................................................................... 39

Tabel VII. Hasil Pengamatan Organoleptis Krim .......................................... 40

Tabel VIII. Hasil Uji Homogenitas Krim ....................................................... 42

Tabel IX. Hasil Uji Daya Sebar Krim ............................................................. 43

Tabel X. Hasil Uji Daya lekat Krim ................................................................ 46

Tabel XI. Hasil Uji pH Krim ........................................................................... 49

Tabel XII. Hasil Uji Kemampuan Proteksi Krim............................................. 52

Page 14: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Daftar Gambar ............................................................................ 57

Lampiran 2. Diagram Alir Cara Kerja ............................................................ 59

Lampiran 3. Hasil Pengukuran Uji Daya Sebar selama 4 Minggu .................. 61

Lampiran 4. Hasil Pengukuran Uji Daya lekat selama 4 Minggu.................... 62

Lampiran 5. Hasil Pengukuran Uji pH selama 4 Minggu ................................ 63

Lampiran 6. Perhitungan Daya Sebar ............................................................. 64

Lampiran 7. Perhitungan Daya Lekat ............................................................. 66

Lampiran 8. Perhitungan pH ............................................................................ 68

Page 15: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan hayati yang

cukup besar yang dapat dikembangkan terutama untuk obat tradisional

yang merupakan bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan

hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau campuran dari

bahan tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan untuk

pengobatan berdasarkan pengalaman (Wasito, 2011).

Pemanfaatan tanaman obat tersebut semakin meningkat. Hal ini

dikarenakan tanaman obat lebih mudah untuk didapat, ekonomis dan

mempunyai efek samping yang kecil dibandingkan dengan obat kimia.

Tubuh manusia relatif lebih mudah menerima obat dari bahan tanaman

dibandingkan dengan obat kimia (Muhlisah, 2002).

Salah satunya dari tanaman Akar Wangi (Vetiveria zizanioides (L)

Nash). Bagian dari tanaman ini yang digunakan yaitu akar yang berkhasiat

sebagai obat reumatik ataupun untuk mengatasi bau mulut (Raina, 2011).

Penelitian akhir-akhir ini sedang mengembangkan pemakaian akar wangi

sebagai repellen untuk menangkal gigitan nyamuk Aedes albopictus

(Trubus,2011). Akar wangi diketahui memiliki minyak atsiri (vetiverin,

vetiveron, dan veton), humulene hars, dan zat pahit. Minyak atsiri dari

akar wangi ini mampu menolak serangan nyamuk Aedes albopictus

dengan durasi 1 jam dalam konsentrasi 20% (Anggoro, 2003) dan

Page 16: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dikembangkan lagi dengan konsentrasi 10% minyak atsiri dari akar wangi

ini dapat menolak serangan nyamuk Aedes albopictus dengan tidak

mengiritasi kulit (Yuliani, 2005).

Krim adalah suatu salep yang berupa emulsi kental mengandung

tidak kurang 60 % air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim ada

yang A/M dan ada yang M/A. Sebagai pengemulsi dapat berupa surfaktan

anionik-kationik dan non-ionik. Vanishing cream termasuk dalam krim

M/A yang mudah dicuci dengan air, jika digunakan pada kulit, maka akan

terjadi penguapan dan peningkatan konsentrasi dari suatu obat yang larut

dalam air sehingga mendorong penyerapannya ke dalam jaringan

kulit(Anief, Moh, 2007). Krim tipe A/M merupakan sediaan yang sukar

jika dicuci dengan air walaupun dapat menyerap air.

Dari latar belakang masalah diatas, maka dilakukan penelitian

formulasi dan pengujian sifat fisis krim repelan minyak atsiri Akar Wangi

(Vetiveria zizanioides (L) Nash). Untuk dapat dilihat stabilitas dari krim

M/A yang berupa vanishing cream dan krim tipe A/M.

B. Perumusan Masalah

Menurut latar belakang yang telah diuraikan diatas maka didapat

perumusan masalah, yaitu :

1. Apakah minyak atsiri Akar Wangi (Vetiveria zizanioides (L) Nash)

dapat dibuat menjadi sediaan krim yang memenuhi uji stabilitas

fisik?

Page 17: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Apakah terdapat pengaruh basis krim tipe A/M dan M/A terhadap

stabilitas fisik dari sediaan ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Membuat sediaan krim minyak atsiri Akar Wangi (Vetiveria

zizanioides (L) Nash) yang memenuhi uji stabilitas fisik.

2. Mengetahui pengaruh tipe basis A/M dan M/A terhadap stabilitas

fisik sediaan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

lebih lanjut mengenai teknologi sediaan farmasi terutama sediaan krim

dengan tipe basis krim M/A dan A/M.

Page 18: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Minyak Atsiri

a. Pengertian Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak eteris adalah minyak yang bersifat

mudah menguap, yang terdiri dari campuran zat yang mudah menguap,

dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-beda. Pada umumnya

tekanan uap ini sangat rendah untuk titik didih yang sangat tinggi agar

mendapatkan hasil sulingan yang bagus.selanjutnya intensitas suatu bau

(harum yang dihasilkan, dengan beberapa pengecualian pada kondisi

tertentu) (Sani, 2011).

Minyak atsiri adalah senyawa mudah menguap yang tidak larut di

dalam air yang berasal dari tanaman. Minyak atsiri dapat dipisahkan dari

jaringan tanaman melalui proses destilasi. Pada proses ini jaringan

tanaman dipanasi dengan air atau uap air. Minyak atsiri akan menguap dari

jaringan bersama uap air yang terbentuk atau bersama uap air yang

dilewatkan pada bahan. Campuran uap air dan minyak atsiri

dikondensasikan pada suatu saluran yang suhunya relatif rendah. Hasil

kondensasi berupa campuran air dan minyak atsiri yang sangat mudah

dipisahkan kerena kedua bahan tidak dapat saling melarutkan (Anonim,

2001).

Page 19: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Komponen Minyak Atsiri

Pada umumnya perbedaan komposisi minyak atsiri disebabkan

perbedaan jenis tanaman penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh,

umur panenan, metode ekstraksi yang digunakan dan cara penyimpanan

minyak.

Minyak atsiri biasanya terdiri dari berbagai campuran

persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H),

dan oksigen (O). Pada umumnya komponen kimia minyak atsiri dibagi

menjadi dua golongan yaitu Hidrokarbon (yang terutama terdiri dari

persenyawaan terpen) dan Hidrokarbon teroksigenasi.

a. Golongan hidrokarbon

Persenyawaan yang termasuk golongan ini terbentuk dari

unsur Karbon (C) dan Hidrogen (H). Jenis hidrokarbon yang

terdapat dalam minyak atsiri sebagian besar terdiri dari monoterpen

(2 unit isopren), sesquiterpen (3 unit isopren), diterpen (4 unit

isopren) dan politerpen.

b. Golongan hidrokarbon teroksigenasi

Komponen kimia dari golongan persenyawaan ini terbentuk

dari unsure Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O).

Persenyawaan yang termasuk dalam golongan ini adalah

persenyawaan alcohol, aldehid, keton, ester, eter, dan fenol. Ikatan

karbon yang terdapat dalam molekulnya dapat terdiri dari ikatan

Page 20: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tunggal, ikatan rangkap dua, dan ikatan rangkap tiga. Terpen

mengandung ikatan tunggal dan ikatan rangkap dua.

Senyawa terpen memiliki aroma kurang wangi, sukar larut dalam

alkohol encer dan jika disimpan dalam waktu lama akan membentuk resin.

Golongan hidrokarbon teroksigenasi merupakan senyawa yang penting

dalam minyak atsiri karena umumnya aroma yang lebih wangi. Fraksi

terpen perlu dipisahkan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk pembuatan

parfum, sehingga didapatkan minyak atsiri yang bebas terpen (Naibaho,

2008).

c. Minyak Atsiri Akar Wangi

Akar wangi yang kering bermutu baik menghasilkan rendemen

minyak sekitar 1,5% - 2% berat kering, dan jarang mencapai rendemen

sampai 3 %. Akar segar (belum kering) menghasilkan rendemen minyak

lebih kecil.

Mutu akar minyak wangi tidak tergantung pada umur akar, tetapi

terhadap lamanya penyulingan. Semakin lama penyulingan, maka minyak

yang dihasilkan semakin bermutu baik. Umumnya minyak yang dihasilkan

dengan proses penyulingan yang lama berwarna gelap, lebih pekat, dan

memiliki nilai bobot jenis dan putaran optic yang tinggi (Sani, 2011).

Page 21: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel I. Komposisi Minyak Akar Wangi (Sani, 2011)

Komponen %

Vetivenol 60-75

Vetiveron 7,8 – 35,1

Vetivena, Asam palmitat,

Asam benzoat, Asam

Vetivenat

0,28

Tabel II. Syarat Mutu Minyak Akar Wangi (Sani, 2011)

Karakteristik Syarat

Warna Kecoklat – coklatan sampai coklat

kemerah-merahan

Berat jenis pada 250C

0,978 – 1,038

Bilangan ester 5-25

Bilangan ester setelah asetilasi 100 – 150

Kelarutan dalam etanol 95 % Perbandingan volume 1 : ½

Alkohol tambahan Negatif

Minyak lemak Negatif

Minyak pelican Negatif

Tabel III. Sifat Alami dan Kimiawi Minyak Akar Wangi (Sani, 2011)

Karakteristik Syarat

Penampilan dan bau Cairan tidak gelap berwarna coklat

kemerah-merahan, bau aroma agak

berbau kayu

Berat jenis pada 250C

0,984 – 1,035

Putaran optik + 15

0 sampai + 45

0

Refractive index pada 250C

1,5200 sampai 1,5280

Kelarutan dalam alcohol 80% Larutan dalam 1 sampai 3 volume

Bilangan ester setelah asetilasi 110 - 165

Page 22: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut penelitian Rahmawati, senyawa vetiverol yang terdapat

pada minyak atsiri akar wangi (Vetiveria zizanoides (L) Nash) termasuk ke

dalam golongan seskuiterpen. Seskuiterpenoid merupakan senyawa

terpenoid yang dibangun oleh 3 unit isopren yang terdiri dari kerangka

asiklik dan bisiklik dengan kerangka dasar naftalen.

Senyawa seskuiterpenoid ini mempunyai bioaktifitas yang cukup

besar, diantaranya adalah sebagai antifeedant, hormon, antimikroba,

antibiotik, insect antifectan atau repellan dan toksin serta regulator

pertumbuhan tanaman dan pemanis (Lenny, 2006).

d. Metode Penyulingan

Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa

cairan atau padatan dari 2 macam campuran atau lebih, berdasarkan

perbedaan titik uapnya dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri

yang tidak larut dalam air. Jumlah minyak yang menguap bersama-sama

dengan uap air ditentukan 3 faktor yaitu besarnya tekanan uap yang

digunakan, berat molekul masing-masing komponen dalam minyak dan

kecepatan minyak yang keluar dari bahan yang mengandung minyak

(Guenther, 1987).

Penyulingan didefinisikan sebagai pemisahan komponen-

komponen suatu campuran dari dua jenis cairan atau lebih berdasarkan

perbedaan tekanan uap dari masing-masing zat tersebut. Penyulingan

adalah salah satu cara untuk mendapatkan minyak atsiri dengan cara

mendidihkan bahan baku yang dimaksudkan ke dalam ketel hingga

Page 23: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terdapat uap yang diperlukan, atau dengan cara mengalirkan uap dari ketel

pendidih air ke dalam ketel penyulingan. Penyulingan bertujuan untuk

memisahkan zat-zat bertitik didih tinggi dari zat-zat yang tidak dapat

menguap (Sani, 2011).

Proses pengolahan minyak atsiri dapat dilakukan dengan proses :

a. Proses Penyulingan

Pada proses penyulingan menunjukkan mekanisme uap

dapat memisahkan minyak atsiri dari tanaman aromatis. Proses ini

cocok untuk akar, kulit batang, kayu, biji. Misalnya : minyak akar

wangi, minyak cendana, minyak kayu manis. Proses penyulingan

itu sendiri dibagi menjadi tiga metode, yaitu:

1. Kohobasi atau penyulingan dengan air Proses

penyulingan dengan air ini cocok untuk mengolah minyak atsiri

dari bunga mawar, bunga kenanga, bunga jeruk varietas tertentu

dan bahan yang berupa bubuk halus (almon) sebab bahan ini dapat

bebas melayang dalam air.

2. Penyulingan dengan air dan uap. Proses penyulingan

dengan uap dan air ini cocok untuk mengolah minyak atsiri dari

bahan baku berupa biji, kulit batang, kayu, akar dan rimpang.

Misalnya : minyak atsiri akar wangi, minyak cendana, minyak

kayu manis.

3. Penyulingan dengan uap air. Proses penyulingan dengan

uap air ini cocok untuk bahan berupa daun dan tumbuhan bentuk

Page 24: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perdu dan semak. Misalnya : Minyak serai wangi, minyak kayu

putih, minyak kemangi.

Pada dasarnya tidak adanya perbedaan yang signifikan pada ketiga

alat penyulingan tersebut. Namun demikian pemilihan tergantung pada

cara yang digunakan, karena reaksi tertentu dapat terjadi selama

penyulingan (Sastrohamidjojo, 2001).

b. Proses Kempa, Peras atau Pres

Proses kempa ini cocok untuk minyak atsiri yang akan

rusak jika terkena air panas. Contoh : berbagai macam minyak

jeruk, misalnya : citrus, lemon, orange, serta minyak atsiri dari

buah anggur.

c. Proses Enflorasi (Enfleurage)

Proses enflorasi cocok untuk jenis minyak atsiri yang

mudah rusak oleh air dan suhu panas, terutama untuk minyak

bunga yang biosintesisnya masih berlangsung terus setelah dipetik.

Contoh : Minyak atsiri dari bunga (bunga melati dan bunga

tuberosa / sedap malam)

d. Proses Maserasi

Proses maserasi biasa di pakai untuk jenis bunga yang

biosintetisnya tidak berlangsung terus setelah dipetik. Contoh :

bunga mawar, bunga jeruk, bunga acasia dan bunga mimosa.

Page 25: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Proses Ekstraksi dengan Pelarut Menguap

Proses ekstraksi biasanya digunakan untuk mengekstraksi

berbagai jenis minyak atsiri bunga.

Dari uraian berbagai cara proses pengambilan minyak akar wangi

yang cocok untuk mengolah minyak atsiri dari akar wangi adalah dengan

metode penyulingan dengan menggunakan uap dan air. Kelebihan dari

metode ini dari metode penyulingan lain yaitu metode ini mencegah

gosongnya bahan yang disuling, karena suhu pemanasan tidak melebihi

uap jenuh pada tekanan atmosfir (pada tekanan atmosfir suhu uap air tidak

lebih dari 100oC) sehingga dapat memperkecil kerusakan minyak atsiri

karena proses dekomposisi minyak (hidrolisis, polimerisasi). Pada waktu

penyimpanan, minyak atsiri harus dipisahkan dari benda-benda asing

seperti logam, dijernihkan dan dibebaskan dari air terlebih dahulu, karena

air merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap

kerusakan minyak atsiri. Minyak atsiri juga ditempatkan dalam wadah

tertutup rapat dan berwarna gelap. Minyak atsiri dapat didehidrasi dengan

menambahkan natrium sulfat anhidrat, lalu dikocok, kemudian didiamkan

dan disaring (Guenther, 1987).

e. Penyimpanan Minyak Atsiri

Minyak atsiri disimpan dalam wadah yang tertutup rapat pada suhu

kamar yang terlindung dari cahaya , penyimpanan minyak dalam jumlah

kecil sangat baikm dilakukan dalam botol dan gelas berwarna gelap,

sedangkan dalam jumlah yang lebih besar dapat disimpan dalam drum

Page 26: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang dilapisi dengan timah atau bahan yang tidak bereaksi dengan minyak

atsiri. Penyemprotan gas karbon dioksida atau nitrogen ke dalam drum

sebelum ditutup akan mengusir gas oksigen dari permukaan minyak,

sehingga minyak akan terlindung dari kerusakan akibat oksidasi (Sani,

2011).

2. Dosis

Dosis didapat dari penelitian sebelumnya yang menyatakan tentang

konsentrasi repelan minyak atsiri akar wangi yang dapat berfungsi sebagai

antinyamuk adalah 10%(Yuliani, 2005).

3. Kulit

a. Anatomi dan Fisiologi Kulit

Kulit tersusun oleh banyak macam jaringan, termasuk pembuluh

darah, kelenjar lemak, kelenjar keringat, organ pembuluh perasa dan urat

syaraf, jaringan pengikat, otot polos dan lemak. Diperkirakan luas

permukaan kulit ± 18 kaki kuadrat. Berat kulit tanpa lemak adalah ± 8

pound. Kulit manusia terdiri dari 3 lapisan yang berbeda yaitu epidermis,

dermis dan jaringan subkutan yang berlemak.

Gambar 1. Penampang Melintang Kulit Manusia

Page 27: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Epidermis, merupakan lapisan luar, dengan tebal 0,16 mm pada

pelupuk mata sampai 0,8 mm pada telapak tangan telapak kaki.

Epidermis dapat dibagi menjadi 5 lapisan :

i. Stratum corneum (lapisan tanduk)

ii. Stratum lucidum (daerah rintangan)

iii. Stratum granulosum (lapisan seperti butir)

iv. Stratum spinosum (lapisan sel duri)

v. Stratum germinativum (lapisan sel basal)

Fungsi epidermis adalah sebagai sawar pelindung terhadap

bakteri, iritasi kimia, alergi dan lain-lain. Stratum korneum paling tebal

pada telapak kaki dan paling tipis pada pelupuk mata, pipi dan dahi.

Meliputi stratum korneum ada lapisan permukaan lipid teremulsi, film

pelindung ini mempunyai pH 4,5-6,5, disebut mantel asam yang terdiri

asam laktat dan asam amino dikarboksilat dalam sekresi keringat,

campur dengan substansi lipoid dari sebasea. Perubahan drastis pH

mantel ini menyebabkan meningkatnya pemasukan bakteri dari

bermacam-macam penyakit kulit.

Stratum korneum terdiri dari sel mati berkeratin berbentuk dan

tersusun berlapis-lapis. Stratum korneum diduga merupakan sawar kulit

pokok terhadap kehilangana air. Beberapa lapis sel mati berkeratin

sangat hidrofil dan bila tercelup dalam air akan mengembang, hal ini

menjaga permukaan kulit tetap halus dan lentur. Lapisan film

Page 28: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

permukaan lipid teremulsi pada permukaan kulit, membantu menahan

air tetap dalam kulit, walaupun bukan merupakan mantel penutup.

Stratum lucidum menunjukkan sebagai daerah sawar hanya

terlihat pada telapak kaki dan telapak kanan. Stratum granulosum

berpartisipasi aktif dalam proses keratinisasi, hanya mekanismenya

belum diketahui jelas. Stratum spinosum dan stratum germinativum

disebut lapisan malpighi. Sedang lapisan basal berfungsi membentuk

lapisan yang menyusun epidermis.

2. Dermis atau corium tebalnya 3-5 mm, merupakan anyaman

serabut kolagen dan elastin yang bertanggung jawab untuk sifat-

sifat penting dari kulit. Dermis mengandung pembuluh darah,

pembuluh limfe, gelembung rambut, kelenjar lemak (sebasea),

kelenjar keringat, otot dan serabut syaraf dan korpus pacini.

Daerah atas dari korium terdapat papil. Lapisan papil mengandung

akhir syaraf yang dipengaruhi oleh perubahan suhu dan aplikasi

anestetika lokal dan iritasi.

3. Jaringan subkutan berlemak bekerja sebagai bantalan dan isolator

panas.

Kulit yang utuh merupakan sawar yang efektif terhadap penetrasi.

Absorbsi obat terutama tergantung pada keadaan fisiologi kulit dan sifat

fisika-kimia pada obat dan sedikit sekali tergantung pada dasar salep

dimana obat berada. Absorpsi melalui kulit dapat terjadi menembus darah

anatomi seperti :

Page 29: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i. Menembus langsung epidermis utuh

ii. Masuk di antara atau menembus sel stratum korneum atau

iii. Menembus kulit tambahan seperti kelenjar keringat,

kelenjar lemak dan gelembung rambut.

Gambar 2. Kemungkinan Jalan Masuk Penetrasi

Bila obat menembus kulit maka terjadi perubahan aktivitas faali

dari kulit, sedang dasar salep sendiri jarang merubah fungsi faali kulit.

Dasar salep mempengaruhi penetrasi obat dalam kulit hanya berpengaruh

secara tak langsung pada faali dari kulit. Sediaan salep yang digunakan

pada kulit dapat mempengaruhi kulit berdasarkan sifat-sifat fisika dan

fisika kimia.

Dasar-dasar absorpsi perkutan belum sepenuhnya dapat dipahami.

Dari segi faktor fisiologi, yang mempengaruhi kecepatan atau besarnya

absorpsi perkutan ialah keadaan kulit, luas daerah pemakaian dan

banyaknya pemakaian. Pada kulit yang sakit atau lecet, sering terjadi

kenaikan kecepatan dan besarnya absorpsi kecil. Bila sawar kulit rusak

pengaruh dasar salep pada absorpsi kecil. Pada daerah kulit yang tebal

seperti telapak kaki dan telapak tangan penetrasi berjalan lambat dan

Page 30: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penetrasi berjalan cepat pada daerah keratinnya tipis misalnya pada muka

dan pelupuk mata.

Menurut Higuchi dan Wagner, hubungan fisika dan kimia antara

obat dan dasar salep dimana obat berada berpengaruh lebih besar

dibanding sifat-sifat penetrasi dasar salep sendiri dalam absorpsi perkutan.

Difusi melintasi stratum korneum merupakan tahap penentuan kecepatan

dalam absorpsi perkutan melalui kulit yang utuh (Anief, 2007).

b. Faktor yang Mempengaruhi Absorbsi oleh Kulit

Banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan atau besarnya

absorbsi obat ke dalam kulit, faktor yang utama adalah penetrasi dan cara

pemakaian, temperatur dari kulit, pengaruh basis krim, sifat-sifat dari

obatnya, lama pemakaian, kondisi atau keadaan kulit(Anief, 2007).

4. Krim

a. Pengertian dan Fungsi Krim

Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung

air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar

(Anonim,1979). Krim adalah suatu salep yang berupa emulsi kental

mengandung tidak kurang 60 % air, dimaksudkan untuk pemakaian

luar(Anief, 2007).

Krim bisa digunakan sebagai pelindung, pelunak kulit dan sebagai

vehiculum (pembawa). Krim yang baik seharusnya stabil dalam

penyimpanan, lunak, mudah dipakai, protektif, basis yang cocok dan

homogen. Pelepasan obat dari basis krim secara invitro dapat digambarkan

Page 31: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan kecepatan pelarutan obat yang dikandungnya dalam medium

tertentu. Ini disebabkan karena kecepatan pelarutan merupakan langkah

yang menentukan dalam proses berikutnya. Faktor yang mempengaruhi

pelepasan obat dari basis yaitu kelarutan obat dalam basis, konsentrasi

obat, koefisien obat dalam basis medium pelepasan (Anief, 2000).

Krim terdiri dari basis krim yang berupa sistem sederhana atau dari

komposisi yang lebih kompleks bermassa bahan aktif atau kombinasi atau

bahan aktif (Voigt, 1984). Basis krim merupakan pembawa dalam

penyiapan krim menjadi obat (Ansel, 1989). Maka, sebaiknya basis krim

memiliki daya sebar yang baik dan dapat menjamin pelepasan bahan obat

pada daerah yang diobati, dan tidak menimbulkan rasa panas, juga tidak

ada hambatan pada pernafasan kulit (Voigt, 1984).

Sediaan krim berupa cairan kental atau emulsi setengah padat dan

dapat berupa tipe air dalam minyak atau minyak dalam air. Bahan-bahan

dasar pembantu dalam pembuatan krim pada dasarnya hampir sama

dengan salep, namun komposisi berbentuk cair yang lebih banyak

sehingga sediaannya lebih encer jika dibandingkan dengan salep. Cara

pembuatannya juga hampir sama dengan salep. Dan pada umumnya

sediaan krim lebih mudah menyebar secara merata serta krim dalam

bentuk emulsi minyak dalam air lebih mudah untuk dibersihkan daripada

bentuk salep (Wasito, 2011).

Tipe krim ada yang A/M dan ada yang M/A. Sebagai pengemulsi

dapat berupa surfaktan anionik, kationik dan non-ionik. Untuk krim tipe

Page 32: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

A/M digunakan sabun polivalen, Span, Adeps Lanae, Cholesterol, Cera.

Untuk krim tipe M/A digunakan Sabun Monovalen (seperti TEA, Natrium

Stearat, Kalium Stearat, Ammonium Stearat. Untuk penstabilan krim

ditambah zat antioksidan dan zat pengawet. Zat pengawet yang sering

digunakan ialah Nipagin 0,12%-0,18%, Nipasol 0,02%-0,05% (Anief,

2000).

Fungsi krim antara lain : sebagai bahan pembawa substansi obat

untuk pengobatan kulit, bahan pelumas bagi kulit, dan pelindung untuk

kulit seperti menceggah kontak permukaan kulit dengan larutan berair dan

rangsang kulit(Anief, 2000).

b. Tipe Krim

1. Dasar Salep Emulsi Tipe A/M

Dasar salep emulsi tipe A/M seperti Lanolin dan Cold Cream. Sifat

dasar salep terhadap air yaitu berair, hidrofil, tidak larut dalam air, tak

tercuci dalam air, tipe emulsi A/M (Anief, 2007).

2. Dasar Salep Emulsi Tipe M/A

Dasar salep emulsi tipe M/A seperti vanishing cream dan

Hydrophillic ointment. Vanishing Cream, sebagai dasar untuk kosmetik

dengan tujuan pengobatan kulit. Kandungan asam stearat berlebihan dan

merupakan lapisan film asam stearat yang tinggal pada kulit bila krim

digunakan dan airnya menguap. Sifat dasar salep terhadap air yaitu berair,

dapat menyerap air, tak larut dalam air, tercuci dan tipe emulsi M/A

(Anief, 2007).

Page 33: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Bahan Dasar Pembuatan Krim

Bahan dasar merupakan bahan pembantu yang dapat memperbaiki

sifat suatu sediaan obat. Pemakaian bahan dasar harus mengingat kerja

dari bahan obat, pengaturan kerja, sifat luar (penampilan bahan, bau dan

rasa), daya tahan dan pengembangan jenis baru.

Krim mempunyai komposisi yang komplek yang berbeda dengan

salep karena pada pembuatan krim dilakukan penambahan emulgator pada

zat aktif, selain itu bahan dasar krim menentukan berlangsungnya terapi.

Pemilihan bahan dasar perlu diperhatikan sifat-sifat fisika dan kimia dari

bahan aktif. Bahan dasar harus menunjukkan stabilitas yang memuaskan

dan harus tersatukan dengan bahan berkhasiat. Bahan dasar sebaiknya

harus memiliki daya sebar yang baik dan menjamin suatu pemberian obat

yang sangat memuaskan (Ansel, 1989).

d. Emulsi dan Emulgator

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau

larutan obat terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat

pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Emulsi merupakan sediaan yang

mengandung 2 zat yang tidak campur, biasanya air dan minyak dimana

cairan yang satu terdispersi menjadi butiran-butiran kecil dalam cairan

lain. Konstitusi emulsi sangat beragam dari cairan yang mudah dituang

sampai krim setengah padat(Anonim, 1995).

Membuat suatu emulsi yang stabil diperlukan adanya pengemulsi

demikian juga halnya dengan krim. Zat pengemulsi harus disesuaikan

Page 34: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan jenis dan sifat dari krim agar berguna dalam preparat farmasi,

maka zat pengemulsi harus mempunyai kualitas tertentu, misal harus dapat

bercampur dengan bahan lain, tidak mengganggu stabilitas obat, tidak

toksis, berbau lemah, berasa dan berwarna lemah (Ansel, 1989).

Pembuatan krim digunakan zat pengemulsi, pemilihan zat

pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang

dikehendaki(Anonim, 1979). Krim tipe A/M digunakan sebagai polivalen,

span, adeps lanae, cholesterol, cera (Anief, 2000). Krim tipe M/A

digunakan zat pengemulsi sabun monovalen (seperti triethanolaminum

stearat, natrium stearat, kalium stearat, ammonium stearat), tween, natrium

lauryl sulfat, kuning telur, gelatin, caseinum, CMC, pectinum, emulgidum

(Anief, 2000).

e. Kualitas Dasar Krim

i. Stabilitas

Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas

dari inkompabilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada

dalam kamar.

ii. Homogenitas

Setiap komponen yang ada dalam krim dapat menyebar merata dan

homogen.

Page 35: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii. Kelunakan

Lunak, yaitu semua zst dalam keadaan halus dan seluruh produk

menjadi lunak dan homogen, sebab salep digunakan untuk kulit yang

teriritasi, inflamasi dan ekskoriasi.

iv. Mudah Digunakan

Umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan

dihilangkan dari kulit.

v. Basis Cocok

Dasar salep harus kompatibel secara fisika dan kimia dengan obat

yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh merusak atau menghambat

aksi terapi dari obat yang mampu melepas obatnya pada daerah yang

diobati.

vi. Terdistribusi Merata

Terdistribusi merata, obat harus terdistribusi merata melalui dasar

salep padat atau cair pada pengobatan (Anief, 2007).

f. Teknologi Pembuatan Krim

Metode pembuatan secara umum meliputi proses peleburan dan

emulsifikasi komponen yang tidak campur air, misalnya minyak dan lilin,

fase minyak dilebur di atas waterbath, begitu juga dengan fase air dengan

temperatur 90o – 75

o C. Sementara larutan berair yang tahan pemanasan

dan larut dalam air dipanaskan dalam temperatur yang sama dengan

komponen yang berlemak. Kemudian larutan berair ditambah perlahan-

lahan disertai pengadukan yang konstan, untuk menjaga kristalisasi dari

Page 36: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lilin dan minyak, campuran didinginkan dengan pengadukan terus menerus

sampai homogen dan mengental. Bahan yang mudah menguap

ditambahkan terakhir kali. Penambahan serbuk yang tidak larut biasanya

digerus dengan sebagian basis (Ansel, 1989).

g. Kerusakan Krim

Penyimpanan krim dalam waktu yang lama akan mengakibatkan

kerusakan krim atau stabilitas krim berkurang. Ada 3 macam kerusakan

krim, yaitu :

1. Flokulasi dan Creaming

Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan,

dimana masing-masing lapisan mengandung fase dispers yang

berbeda. Creaming bersifar reversible artinya bila digojog

perlahan-lahan akan homogen kembali.

2. Koalesen dan Cracking/Breaking

Cracking/breaking yaitu pecahnya emulsi karena film

yang meliputi partikel sudah rusak dan butir-butir minyaknya

akan berkoalesen. Cracking bersifat irreversible yaitu

penggojokan sederhana tidak dapat terbentuk kembali emulsi

yang stabil.

3. Inversi

Inversi yaitu peristiwa berubahnya sekonyong-konyong

tipe emulsi M/A menjadi tipe A/M atau sebaliknya (Anief,

2000).

Page 37: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

h. Pembuatan Krim

Krim dibuat dengan dua metode umum : campuran dan pelelehan.

Metode untuk pembuatan tertentu terutama tergantung pada sifat-sifat

bahannya.

1. Pencampuran

Dalam metode pencampuran, komponen dari dasar krim

dicampur dengan penumbukan dan pengadukan yang kuat

sampai sediaan yang rata tercapai.

2. Peleburan

Dicampurkan dengan melebur bersama-sama dan

didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai

mengental. Komponen-komponen yang tidak dicairkan

biasanya ditambahkan pada cairan yang sedang mengental

setelah didinginkan. Bahan yang mudah menguap ditambahkan

terakhir bila temperatur dari campuran telah cukup rendah tidak

menyebabkan penguraian atau penguapan dari komponen

(Ansel,1989).

i. Komponen Krim

1. Asam Stearat

Pemerian zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan

hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin. Kelarutan

praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian etanol

Page 38: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter

P. Sebagai zat tambahan (Anonim, 1979).

2. Cera Alba

Pemerian zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan;

bau khas lemah. Kelarutan praktis tidak larut dalam air; agak

sukar larut dalam etanol (95%) P dingin; larut dalam kloroform

P, dalam eter P hangat, dalam minyak lemak dan dalam

minyak atsiri. Sebagai zat tambahan (Anonim, 1979).

3. Vaselin Album

Pemerian massa lunak, lengket, bening, putih; sifat ini tetap

setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa

diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan; tidak

berbau; hampir tidak berasa. Kelarutan praktis tidak larut

dalam air dan dalam etanol (95%) P ; larut dalam kloroform P,

dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang-

kadang beropalesensi lemah. Sebagai zat tambahan (Anonim,

1979).

4. Trietanolamin

Pemerian cairan kental; tidak berwarna hingga kuning

pucat; bau lemah mirip amoniak; higroskopik. Kelarutan

mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P ; larut dalam

kloroform P. Sebagai zat tambahan (Anonim, 1979).

Page 39: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Propilenglikol

Pemerian cairan kental, jernih, tidak berwarna; tidak

berbau; rasa agak manis; higroskopik. Kelarutan dapat campur

dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan kloroform P;

larut dalam 6 bagian eter P; tidak dapat campur dengan eter

minyak tanah P dan dengan minyak lemak P. Sebagai zat

tambahan; pelarut (Anonim, 1979).

6. Cetil Alkohol

Serpihan putih licin, granul, atau kubus, putih ; bau khas

lemah; rasalemak. Tidak larut air, larut dalam etanol dan dalam

eter, kelarutan bertambah dengan naiknya suhu.

7. Parrafin Liq

Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak

berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa.

Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%), larut

dalam kloroform dan larut dalam eter. Sebagai laksativum

(Anonim, 1979).

8. Natrii Tetraboras

Hablur transparan tidak berwarna atau serbuk hablur putih,

tidak berbau. Larutan bersifat biasa terhadap fenolfatalein.

Pada waktu mekar di udara kering dan hangat, hablur sering

dilapisi serbuk warna putih. Larut dalam air, mudah larut

Page 40: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam air mendidih dan dalam gliserin, tidak larut dalam

etanol. Sebagai antiseptik ekstern (Anonim, 1979).

9. Aquadest

Pemerian cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak

mempunyai rasa. Sebagai pelarut (Anonim, 1979).

10. Metil Paraben

Pemerian serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau;

tidak mempunyai rasa; kemudian agak membakar diikuti rasa

tebal. Kelarutan larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian

air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3

bagian aseton P; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan

alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan

dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan

larutan tetap jernih. Sebagai zat tambahan; zat pengawet

(Anonim, 1979).

11. Propil Paraben

Pemerian serbuk hablur putih; tidak berbau; tidak berasa.

Kelarutan sangat sukar larut dalam air; larut dalam 3,5 bagian

etanol (95%) P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian

gliserol P dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut

dalam larutan alkali hidroksida. Sebagai zat pengawet

(Anonim, 1979).

Page 41: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

j. Uji Fisik Krim

Krim harus stabil selama pemakaian dan penyimpanan sehingga

bebas dari hal-hal yang mempengaruhi stabilitasnya yaitu, peristiwa

inkompatibilitas dari bahan dasar yang menyebabkan perubahan warna,

bentuk dan perubahan fisik lainnya. Temperatur kamar dan kelembaban

yang ada di ruangan menyebabkan sediaan menjadi keras, encer atau

memisah (Anonim, 1979).

Stabilitas sediaan krim terdiri dari pemeriksaan warna, bau,

homogenitas, pH, daya lekat, daya sebar setelah penyimpanan secara

visual seperti setelah selesai pembuatan dan berdasarkan pengamatan tidak

tumbuh jamur.

1. Warna, bau dan homogenitas

Warna, bau dan homogenitas dari krim dapat dilihat secara

visual untuk melihat konsistensi dari sediaan krim apakah merata

(homogen) dan tetap stabil dalam penyimpanan.

2. pH

Profil pH perlu untuk stabilitas dan kelarutan dari produk

akhir. PH kelarutan merupakan gambaran kelarutan obat pada

berbagai pH fisiologik. PH untuk sediaan topikal biasanya sama

dengan pH kulit yaitu antara 4,5-7. Sedangkan pH stabilitas akan

membantu menghindari atau mencegah kerusakan produk selama

penyimpanan atau penggunaan (Warsitaatmaja, 1997).

Page 42: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Daya lekat

Daya lekatnya dengan tujuan untuk mengetahui berapa lama

suatu krim dapat melekat pada kulit. Semakin lama krim tersebut

melekat pada kulit semakin baik.

4. Daya sebar

Daya sebar krim diartikan sebagai kemampuan penyebaran

krim pada kulit. Sebuah sampel krim dengan volume tertentu

diletakkan di pusat antara dua lempeng gelas, dimana lempeng

sebelah atas dalam interval waktu tertentu dibebani dengan

meletakkan anak timbang diatasnya. Permukaan penyebaran yang

dihasilkan dengan meningkatnya beban, merupakan karakteristik

daya sebarnya (Voight, 1984).

5. Daya Proteksi

Uji daya proteksi dilakukan untuk mengetahui waktu yang

diperlukan untuk melindungi tempat pengobatan dari pengaruh

luar, yaitu dengan jalan menempelkan dua potong kertas saring.

Kertas saring dibasahi dengan fenolftalein kemudian diolesi dengan

salep, selanjutnya ditempeli dengan kertas saring lainyang telah

diproteksi dengan paraffin cair kemudian ditetesi dengan larutan

kalium hidroksida. Jika tidak terdapat noda kemerahan, berarti

salep mampu memberikan proteksi (Voigt, 1984).

Page 43: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Kerangka Pemikiran

Akar Wangi (Vetivera zizanioidesi (L) Nash) adalah tanaman yang

menghasilkan minyak atsiri yang mampu digunakan sebagai repellan

(antinyamuk). Hasil suatu penelitian menunjukkan dengan konsentrasi

10% minyak atsiri dari akar wangi ini mampu menjadi repellan

(antinyamuk) (Yuliani, 2005).

Penelitian ini dilakukan dengan membuat minyak atsiri akar wangi

menjadi sediaan krim dengan basis krim tipe M/A dan A/M. Krim tipe

M/A dipilih karena basis ini lebih disukai karena mudah dicuci dan tidak

membekas (Voight, 1984) dan krim tipe A/M dipilih dengan tujuan krim

dapat bertahan pada kulit untuk waktu yang lebih lama. Sediaan krim

baiknya memenuhi syarat sediaan krim yang ditentukan, yaitu lunak,

terdistribusi merata, homogen dan stabil dari minggu ke minggu.

Penelitian dilakukan dengan memformulasi 2 formulasi dengan

tipe basis yang berbeda. Hasil dari pengujian ini diharapkan dapat

menunjukkan krim dengan tipe basis yang sesuai sehingga menghasilkan

sifat fisik yang stabil.

C. Hipotesis

1. Minyak atsiri akar wangi dapat dibuat menjadi krim repellan dengan

basis tipe M/A dan A/M dengan stabilitas yang baik.

2. Perbedaan basis dalam krim repellan minyak atsiri akar wangi

mempengaruhi stabilitas serta sifat fisiknya.

Page 44: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Gelas ukur 10ml (pyrex), timbangan gram, kaca objek, mortir dan

stamper, waterbath, pH meter, cawan petri, cawan porselin, seperangkat

alat daya lekat, kertas saring.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah diantaranya

minyak atsiri akar wangi yang didapat dari Garut, Jawa Barat. Komponen

krim yang lain antara lain, cera alba, vaselin album, nipasol,

triethnaolamin, nipahin, propylen glicol dan aquadest dengan derajat

kualitas farmasetis.

B. Waktu dan Tempat

1. Waktu

Pembuatan dan pengujian sifat fisik krim dilakukan pada bulan

Juni hingga Juli dan pengolahan data dilakukan pada bulan Juli hingga

Agustus.

2. Tempat

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmasetika UNS untuk

pembuatan krim dan pengujian sifat fisik krim.

Page 45: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Metode Penelitian dan Cara Kerja

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian ekperimental tingkat

lanjut dengan desain random sempurna. Desain ini digunakan untuk

mengukur pengaruh suatu variabel bebas yang dimanipulasi terhadap

variabel tergantung.

a. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah minyak atsiri Akar Wangi

(Vetivera zizanioidesi (L) Nash), basis tipe M/A dan A/M. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah krim repellan minyak atsiri akar

wangi dengan basis krim tipe MA dan tipe A/M.

b. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel di dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi tiga

variabel, yaitu variabel bebas, variabel tergantung dan variabel terkendali.

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

timbulnya variabel tergantung. Variabel tergantung yaitu variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Klasifikasi Variabel Utama

1) Variable bebas : perbedaan tipe basis krim M/A dan

tipe A/M dalam sediaan krim minyak atsiri tanaman Akar Wangi

(Vetivera zizanioidesi (L) Nash).

Page 46: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Variable tergantung : kualitas sediaan krim yang terdiri

dari stabilitas (warna, bau, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat,

daya kemampuan proteksi).

3) Variable terkendali : metode pembuatan krim, alat

pembuatan dan pengujian krim.

2. Cara Kerja

a. Formulasi Krim

Krim repelan minyak atsiri akar wangi akan dibuat dengan

dua formulasi yang berbeda tipe basisnya yang mengacu pada

contoh resep Vanishing cream(Anief, 2000) dan resep krim tipe

A/M (Anonim, 1979). Formulasinya sebagai berikut :

Tabel IV. Formulasi Krim

BASIS

M/A A/M

Bahan - bahan Jumlah

(gram) Bahan – bahan

Jumlah

(gram)

Minyak atsiri akar

wangi 5

Minyak atsiri akar

wangi 5

Asam stearat 7,5 Setil alkohol 6,25

Cera alba 1 Cera alba 6

Vaselin album 4 Paraffin Liq 28

Nipasol 0,05 Nipasol 0,05

Triethanolamin 0,75 Natrii tetraboras 0,25

Propilen glikol 4 Nipagin 0,15

Nipagin 0,15 Aquadest 4,3

Aquadest 27,55

Page 47: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Pembuatan Krim Minyak Atsiri Akar Wangi basis M/A

Proses pembuatan krim repelan minyak atsiri akar wangi tipe M/A

adalah sebagai berikut :

1. Melebur basis minyak, asam stearat, cera alba dan vaselin

album dalam cawan porselin di atas waterbath sampai melebur

seluruhnya

2. Menyiapkan basis air dengan mencampur triethanolamin,

propilen glikol serta aquadest diatas waterbath dan setelah larut

tambahkan nipagin lalu dihomogenkan

3. Menambahkan nipasol setelah minyak seluruhnya melebur dan

diturunkan dari waterbath

4. Basis minyak kemudian dimasukkan dalam mortir hangat,

kemudian ditambahkan basis air yang dihangatkan sebelumnya,

dan diaduk secara continue sampai terbentuk emulsi krim

5. Setelah krim jadi dan dingin, ditambahkan minyak atsiri dan

diaduk sampai homogen kemudian dimasukkan ke dalam pot

krim

6. Kemudian dilakukan uji sifat fisik krim yang dilakukan setiap

satu minggu sekali selama 4 minggu.

c. Pembuatan Krim Minyak Atsiri Akar Wangi basis A/M

1. Melebur basis minyak setil alkohol, cera alba dan parafin liq

diatas waterbath sampai seluruhnya melebur

Page 48: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Menyiapkan basis air dengan melarutkan natrii tetraboras di

dalam sedikit air dan dihangatkan sesaat

3. Menambahkan nipasol setelah minyak seluruhnya melebur dan

diturunkan dari waterbath

4. Basis minyak dimasukkan ke dalam mortir hangat, kemudian

ditambah basis air dan diaduk sampai terbentuk emulsi krim

5. Setelah krim siap, ditambahkan minyak atsiri sedikit demi

sedikit dan diaduk sampai homogen lalu dimasukkan ke dalam

pot salep

6. Kemudian dilakukan uji sifat fisik krim yang dilakukan setiap

satu minggu sekali selama 4 minggu.

d. Pemeriksaan Kestabilan Fisik

1. Uji Homogenitas

Homogenitas krim dilakukan dengan cara meletakkan

sejumlah krim ke dalam obyek glass, kemudian ditutup dengan

obyek glass lain dan ditekan hingga rata dan diamati secara

visual homogenitasnya.

2. Uji Organoleptis

Sediaan krim minyak atsiri akar wangi diuji secara

organoleptis untuk mengetahui warna, bau, dan konsistensi

sediaan krim.

Page 49: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Uji Daya Sebar

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan 0,5 gram

krim yang diletakkan di tengah cawan petri, kemudian batang

kaca yang lainnya ditimbang dahulu, setelah itu diletakkan kaca

berukuran sama di atas massa krim dan dibiarkan selama 1

menit. Mengukur diameter krim yang menyebar dengan

mengambil rata-rata diameter dari beberapa sisi (vertikal dan

horizontal), sehingga didapatkan diameter penyebaran krim.

Pengukuran diameter dilanjutkan dengan penambahan beban

50 gram, 100 gram, 150 gram, dan 200 gram. Setiap

penambahan beban, didiamkan selama 1 menit dan dicatat

diameter krim yang menyebar seperti yang sebelumnya.

Pengujian daya sebar dilakukan pada saat hari pertama setelah

krim selesai dibuat (Anggi R P, 2012).

4. Uji Daya Lekat

Uji ini dilakukan dengan alat yang digunakan untuk uji

daya melekat krim, yaitu dua obyek glass, stopwatch, anak

timbang (gram). Uji dilakukan dengan cara meletakkan krim

0,5 gram di tengah obyek glass dan ditutup dengan obyek glass

yang lain diatasnya, kemudian ditekan dengan beban 1 kg

selama 5 menit. Setelah itu obyek glass dipasang pada alat daya

melekat dengan beban seberat 80 gram dan dicatat waktunya

Page 50: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hingga kedua obyek glass tersebut terlepas, kemudian ulangi

setiap masing-masing pengujian (Anggi R P, 2012).

5. Uji pH

pH atau derajat keasaman suatu sediaan dalam bentuk krim

dapat diketahui dengan cara menggunakan pH meter yang

dimasukkan ke dalam 1 gram krim yang sudah dilarutkan

dalam 10 ml aquadest, kemudian didiamkan beberapa saat

kemudian diukur derajat keasamannnya, hingga nilai pH

terbaca pada alat pH meter. Uji pH dilakukan selama 4 minggu

selama masa penyimpanan.

6. Uji Kemampuan Daya Proteksi

Uji dilakukan dengan menggunakan peralatan seperti kertas

saring, parafin padat, phenophtalein, KOH 0,1 N dan dilakukan

dengan mengambil sepotong kertas saring (10x10 cm), lalu

dibasahi dengan larutan phenolphthalein sebagai indikator

kemudian kertas dikeringkan lalu kertas diolesi krim yang akan

dicoba ( satu muka) seperti lazimnya orang menggunakan krim.

Sementara itu pada kertas krim yang lain dibuat suatu areal

(2,5x2,5 cm) dengan parafin padat yang dilelehkan, setelah

kering atau dingin akan didapat areal yang dibatasi dengan

parafin padat ditempelkan pada kertas sebelumnya lalu ditetesi

atau dibasahi areal ini dengan larutan KOH 0,1 N, amati 15,30,

45, 60 detik 3 dan 5 menit apakah ada noda berwarna merah

Page 51: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

atau kemerahan pada kertas tersebut, apabila tidak ada noda

berati krim tersebut dapat memberikan proteksi terhadap cairan

(larutan KOH). Ulangi cara diatas setiap formula masing-

masing lima kali.

D. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

1. Pendekatan secara Teoritis

Data yang diperoleh dari pengujian dibandingkan terhadap

parameter pustaka yang ada.

2. Pendekatan statistik

Data yang diperoleh dari uji sifat fisik krim dianalisis

secara statistik untuk mengetahui data terdistribusi secara normal

atau tidak menggunakan Kolmogrof-Smirnov dan menggunakan

Levene’s Test untuk mengetahui homogenitas data. Hasil data yang

diperoleh dilanjutkan dengan analisis uji T test independent untuk

melihat apakah terdapat perbedaan diantara sampel jika data tidak

terdistribusi normal dilanjutkan Mann Whitney test.

Page 52: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak atsiri

Akar Wangi (Vetiveria zizanioides (L) Nash) dapat dibuat menjadi suatu

sediaan krim dan untuk mengetahui perbedaan tipe basis formulasi sediaan

krim repelan tersebut terhadap sifat fisik serta kestabilan dari krim.

Penelitian ini menggunakan penelitian jenis eksperimental tingkat lanjut

dengan desain random sempurna

A. Pemeriksaan Organoleptis Minyak Atsiri

Minyak atsiri yang didapat dari Garut diperiksa secara organoleptis

meliputi bau, bentuk, warna serta rasa. Hasil pemeriksaan organoleptis

minyak atsiri dapat dilihat pada tabel V.

Tabel V. Hasil Pemeriksaan Organoleptis Minyak Atsiri

Parameter Hasil

Bau Berbau Kayu

Bentuk Cairan

Warna Coklat Kemerahan

Rasa Getir

Berat Jenis pada 25oC 0,978 – 1,038

B. Hasil Pembuatan Krim

Krim repelan ini dibuat dalam 2 (dua) formulasi dengan tipe basis

yang berbeda. Formula pertama menggunakan tipe basis minyak

dalam air (M/A) dan formula yang kedua menggunakan tipe basis air

dalam minyak (A/M). Krim yang diperoleh dapat dilihat pada

lampiran 1.

Page 53: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil pembuatan krim repelan minyak atsiri akar wangi

memberikan dua formula krim dengan warna kuning kecoklatan,

berbau khas akar wangi dan memiliki konsistensi yang berbeda. Hasil

menunjukkan bahwa tidak seluruhnya replikasi dari formula dapat

memberikan hasil yang baik. Replikasi dibutuhkan untuk

meminimalisir kesalahan, terbukti dengan hasil yang didapat tidak

semua sediaan menghasilkan sediaan yang baik. Hasil pembuatan

krim dapat dilihat pada tabel VI.

Tabel VI. Hasil Pembuatan Krim

Formulasi Aspek Penilaian

Warna Tipe Emulsi Bau Konsistensi

F1 KK M/A KAW Lunak

F2 KK A/M KAW Agak lunak Keterangan : F1 = Krim Basis M/A

F2 = Krim Basis A/M

KK = Kuning Kecoklatan

M/A = Minyak dalam Air

A/M = Air dalam Minyak

KAW = Khas Akar Wangi

Formula 1 yang merupakan basis M/A cenderung lebih lunak dan

mudah dituang dikarenakan basisnya yang 60% adalah air, sehingga

konsistensinya lunak seperti lotion. Formula 2 yang basisnya adalah

A/M cenderung lebih padat daripada basis yang pertama karena basis

dari formula ini mengandung minyak lebih banyak daripada

kandungan airnya. Hasil yang didapat ini menunjukkan bahwa dalam

pembuatan krim, prosentase bahan krim akan mempengaruhi

konsistensi krim yang dihasilkan. Selain itu, dalam pembuatan krim

sebaiknya dalam keadaan panas dan pengadukan dilakukan secara

continue sehingga didapat krim yang benar-benar baik konsistensinya.

Page 54: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Beberapa dari krim yang dihasilkan menunjukkan bahwa

konsistensinya kurang baik, karena dalam pembuatan tidak dalam

kondisi panas serta pengadukan yang tidak dilakukan secara continue

sehingga beberapa hasilnya berbeda.

C. Hasil Pengujian Krim

1. Pengamatan Organoleptis Krim

Tujuan dari uji ini yaitu mengetahui ada atau tidaknya

perubahan secara organoleptis selama penyimpanan dari minggu

ke minggu. Pengujian ini dilakukan meliputi pengamatan terhadap

warna, bau dan perubahan sifat emulsi krim dengan alat indera

(secara subyektif). Hasil yang didapat setelah dilakukan

pengamatan selama 4 minggu dapat dilihat pada tabel VII.

Tabel VII. Hasil Pengamatan Organoleptis Krim

Pengamatan

krim

(minggu)

Formula Krim

F1 F2

Bau Warna Bentuk Bau Warna Bentuk

1 KAW KK Lunak KAW KK Agak

padat

2 KAW KK Lunak KAW KK Agak

padat

3 KAW KK Lunak KAW KK Agak

padat

4 KAW KK Lunak KAW KK Agak

padat Keterangan : F1 = Krim Basis M/A

F2 = Krim Basis A/M

KK = Kuning Kecoklatan

KAW = Khas Akar Wangi

Hasil pemeriksaan warna pada setiap formula sediaan krim

menunjukkan tidak adanya perubahan selama waktu penyimpanan

pada suhu kamar, yakni sediaan krim dengan formula basis krim

Page 55: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang pertama menunjukkan warna kuning kecoklatan. Begitu juga

dengan formula basis krim yang kedua yang menunjukkan warna

yang sama yaitu kuning kecoklatan.

Hasil pemeriksaan bau pada krim minyak atsiri ini selama

waktu penyimpanan pada suhu kamar menunjukkan bahwa tidak

terjadinya perubahan bau, yaitu bau yang teramati pada setiap

sediaan krim adalah bau khas akar wangi.

Hasil pemeriksaan dari bentuknya juga tidak berubah,

sediaan krim tetap berbentuk yang sama. Formula yang pertama

menunjukkan bentuk yang lunak dan formula yang kedua

menunjukkan bentuk yang agak padat. Hal ini tidak terjadi

perubahan selama pengamatan 4 minggu.

2. Uji Homogenitas Krim

Pengujian homogenitas krim dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui perubahan homogenitas yang mungkin terjadi

selama masa penyimpanan dari minggu ke minggu. Pengamatan

homogenitas ini dilakukan dengan menggunakan alat transparan

yang sesuai, alat transparan yang dimaksud menggunakan obyek

gelas yang diletakkan secara bertindihan. Hasil pengamatan

homogenitas selama 4 minggu dapat dilihat pada tabel VIII.

Page 56: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel VIII. Hasil Uji Homogenitas Krim

Formula Pengamatan Krim (minggu)

1 2 3 4

F1 - - - -

F2 - - + + Keterangan : F1 = Krim Basis M/A

F2 = Krim Basis A/M

(-) = Homogen

(+) = Tidak Homogen

Hasil yang didapat menunjukkan bahwa homogenitas pada

krim terdapat perubahan terutama pada formula yang kedua,

namun untuk formula pertama tidak menunjukkan perubahan

homogenitas. Ketidakhomogenan krim terlihat dengan mulai

memisahnya minyak dengan air yang disebut creaming sehingga

krim didapati tidak homogen seperti minggu pertama setelah

pembuatan. Ketidakhomogenan dari krim ini bisa dikarenakan

pada saat proses pembuatan tidak mengontrol suhu saat

pengadukan, kedua fase dicampurkan pada saat tidak panas

kembali sehingga waktu untuk bahan-bahan dapat mengeras

kembali lebih cepat dan proses penyimpanan yang tidak pada suhu

ruang yang mempercepat krim memisah menjadi dua fase. Hal ini

diatasi dengan penggojogan kembali atau dengan menambahkan

emulgator di dalamnya sehingga krim tidak memisah menjadi dua

fase, selain itu mengontrol suhu pemanasan pada saat pembuatan.

Gambar hasil uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 1.

Page 57: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Uji Daya Sebar krim

Pengujian daya sebar dilakukan dengan tujuan dapat

mengetahui kemampuan krim mampu menyebar saat dioleskan

dan kelunakan dari krim. Sediaan krim diharapkan mampu

menyebar dengan mudah di tempat yang akan diberikan, tanpa

menggunakan suatu tekanan tertentu. Semakin mudah dioleskan

maka luas permukaan kontak obat dengan kulit semakin besar,

sehingga absorbsi obat di tempat yang diberikan akan semakin

optimal. Semakin besar nilai daya sebar krim, menunjukkan

bahwa konsistensi dari krim tersebut lebih lunak.

Permukaan penyebaran yang dihasilkan dengan

peningkatan beban yang ditambahkan merupakan karakteristik

daya sebar krim. Luas dari penyebaran ini berbanding lurus

dengan kenaikan beban yang ditambahkan, sehingga semakin

besar beban yang ditambahkan maka luas penyebarannya akan

semakin cepat. Hasil pengujian daya sebar krim dapat dilihat pada

tabel IX.

Tabel IX. Hasil Uji Daya Sebar Krim

Formula Pengamatan daya sebar krim (cm) minggu ke-

SD 1 2 3 4

F1 3,62 ±

0,19

3,97 ±

0,16

3,76 ±

0,05

3,89 ±

0,08 ± 0,16

F2 3,90 ±

0,39

3.32 ±

0,19

3.35 ±

0,16

3.47 ±

0,04 ± 0,27

Keterangan : F1 : Formula 1

F2 : Formula 2

Page 58: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil pengamatan yang ditunjukkan di tabel hasil tersebut

dapat diketahui, bahwa formula I memiliki daya sebar yang lebih

luas dibandingkan formula II sehingga formula I yang merupakan

tipe basis M/A lebih baik daripada tipe basis A/M.

Gambar 3. Diagram Hasil Uji Daya Sebar

Diagram diatas menunjukkan besarnya daya sebar dalam

formula 1 masih naik turun di setiap minggunya, sedangkan untuk

formula kedua terlihat terjadi penurunan di tiap minggunya. Hal

ini terjadi dimungkinkan karena suhu penyimpanan tidak dikontrol

sehingga membuat krim menjadi semakin padat atau encer

sehingga daya sebar krim semakin sempit dan datanya fluktuatif.

Hasil selanjutnya diuji dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah pengukuran

tersebut terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil yang

diperoleh dari analisis uji Kologorov-Smirnov ini menunjukkan

bahwa besarnya signifikan masing masing formula I dan II adalah

0,399 dan 0,619. Nilai signifikan yang didapat > α (α = 0,05)

2,8

3

3,2

3,4

3,6

3,8

4

4,2

F1 ( Basis M/A) F2 (Basis A/M)

Minggu ke-1

Minggu ke-2

Minggu ke-3

Minggu ke-4

Page 59: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sehingga dapat disimpulkan data terdistribusi normal dan dapat

dilakukan uji lanjutan. Uji yang berikutnya yaitu pengujian dua

sampel tidak berhubungan (Independent Sample T Test) yang

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara

tipe basis terhadap daya sebarnya. Namun, sebelum dilakukan uji

T Test sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas)

dengan F test (Levene’s Test) yang artinya jika varian sama maka

uji T menggunakan Equal Variance Assumed (diasumsikan varian

sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variance Not

Assumed (diasumsikan varian berbeda). Hasil perhitungan dari

Levene’s Test didapat bahwa signifikansi lebih besar dari 0,05

yaitu 0,402 sehingga dapat disimpulkan varian formula I dan

formula II adalah sama.

Setelah analisis Levene’s Test, kemudian dilanjutkan uji T

menggunakan equal variance assumed. Hasil analisis yang didapat

nilai T hitung adalah 1,914 dengan signifikan 0,104. Nilai T tabel

pada df 6 dengan tingkat signifikansi 0,025 adalah 2,45. Nilai T

hitung (1,914) < T tabel (2,45) sehingga diketahui tidak terdapat

perbedaan tipe basis terhadap besarnya diameter daya sebar krim.

Hasil pada pengujian ini menunjukkan bahwa tipe basis

yang digunakan tidak menimbulkan perbedaan terhadap daya

sebarnya. Hasil pengujian daya sebar yang lebih baik pada formula

I yaitu tipe basis M/A yang juga memiliki penyimpangan lebih

Page 60: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kecil dibandingkan formula II yang merupakan tipe basis A/M.

Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 6.

4. Uji Daya Lekat Krim

Tujuan dilakukannya pengujian daya lekat krim ini yaitu

untuk mengetahui kemampuan krim melekat pada kulit. Semakin

besar daya lekat krim maka absorbsi obat akan semakin besar

karena ikatan yang terjadi antara krim dengan kulit akan semakin

lama, sehingga basis dapat melepaskan obat lebih optimal. Hasil

pengamatan uji daya lekat krim dapat dilihat pada tabel X.

Tabel X. Hasil Uji Daya Lekat Krim

Formula

Pengamatan Daya lekat Krim (detik) minggu ke

- SD

1 2 3 4

F1 3,68 ±

0,15

3,39 ±

0,44

4,02 ±

0,19 4,24 ± 41 ± 0,37

F2 2,46 ±

0,48

3,33 ±

0,39

2,62 ±

0,32

3,36 ±

0,42 ± 0,47

Keterangan : F1 : Formula 1

F2 : Formula 2

Data yang ditunjukkan pada tabel di atas dapat diketahui

bahwa formula I memiliki nilai kelekatan yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan formula II. Selain itu, jika dilihat dari nilai

penyimpangan pada kedua formula tersebut terlihat bahwa formula

I lebih kecil daripada formula II.

Page 61: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4. Diagram Hasil Uji Daya Lekat

Hasil diagram di atas menunjukkan bahwa kemampuan

krim untuk melekat masih naik turun pada kedua formula. Hal ini

bisa dikarenakan tidak dikontrolnya suhu penyimpanan sehingga

membuat data naik turun dan semakin tinggi daya lekatnya.

Kemudian dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov untuk

mengetahui normalitas dari sampel tersebut serta uji Levene’s Test

yang bersamaan dengan uji T untuk mengetahui homogenitas

(varian sama) dari sampel dan dengan uji T dapat diketahui apakah

terdapat perbedaan antar sampel. Uji Kolmogorov-Smirnov yang

juga disebut uji normalitas menunjukkan bahwa data terdistribusi

normal dengan ditunjukkannya nilai signifikan F1 dan F2 yaitu

0,999 dan 0,876 sehingga nilai tersebut melebihi nilai α yaitu 0,05.

Pengujian berlanjut dengan uji Levene’s Test yang

bersamaan dengan uji T, dari uji Levene’s Test didapat varian yang

sama pada kedua sampel, karena nilai signifikansi lebih besar dari

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

F1 (Basis M/A) F2 (Basis A/M)

Minggu ke-1

Minggu ke-2

Minggu ke-3

Minggu ke-4

Page 62: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0,05 yaitu 0,245. Uji T menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan antar kedua sampel. Perbedaan ini dapat dilihat pada T

hitung yang lebih besar dari T tabel dimana T hitung sebesar 2,965

dan T tabel pada df 6 dengan signifikansi 0,025 sebesar 2,45.

Pengujian dilanjutkan menggunakan uji non parametrik yaitu

Mann Whitney karena data tidak terdistribusi normal. Pengujian

ini menghasilkan nilai signifikansi Mann Whitney adalah 0,021

yang < nilai alpha (0,05) yang menandakan terdapat perbedaan

antara kedua sampel ini.

Kesimpulan pada pengujian ini menunjukkan bahwa

perbedaan pada tipe basis memberikan kelekatan yang berbeda

pada krim. Berdasarkan data yang didapat formula I (F1)

menunjukkan tingkat kelekatan yang lebih baik jika dibandingkan

dengan formula II (F2) selain itu nilai penyimpangan yang

ditunjukkan F1 lebih kecil dari F2. Perhitungan dapat dilihat pada

lampiran 7.

5. Uji pH Krim

Pengujian pH krim ini mempunyai tujuan untuk mengetahui

nilai keasaman krim dan mengetahui apakah pH krim telah sesuai

dengan kulit. Pemeriksaan pH adalah salah satu bagian dari

kriteria pemeriksaan sifat kimia dalam memprediksi kestabilan

sediaan krim. Hasil pengujian pH krim dapat dilihat pada tabel XI.

Page 63: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel XI. Hasil Uji pH Krim

Formula Pengamatan pH krim minggu ke-

SD 1 2 3 4

F1 7,62 ±

0,08

7,45 ±

0,09

7,54 ±

0,00

7,55 ±

0,01 ± 0,07

F2 8,01 ±

0,12

8,11 ±

0,02

8,19 ±

0,06

8,21 ±

0,08 ± 0,09

Keterangan : F1 : Formula 1

F2 : Formula 2

Formulasi I dan II memiliki nilai pH antara 7,45 – 8,21 dan

nilai pH dalam formula tersebut masih dalam rentang pH kulit

yang dipersyaratkan yaitu antara 5 – 10 (Troy et al dalam

Padmadisastra dkk, 2007). Namun, di dalam literatur lain

(Warsitaatmaja, 1997) menyebutkan bahwa rentang pH krim yang

aman untuk kulit adalah 4,5 – 7 sehingga sediaan tidak masuk

dalam rentang pH kulit hanya saja pada formula yang pertama

nilai pH lebih mendekati daripada formula yang kedua. Formula 1

memiliki nilai penyimpangan lebih kecil jika dibandingkan dengan

formula yang kedua. Perbedaan dari kedua sampel ini yang

membuat formula 1 lebih mendekati normal daripada formula 2

yaitu komponen dari masing-masing formula dimana formula 1

lebih mendekati normal karena terdapat air yang cenderung lebih

netral ditambah dengan adanya asam stearat yang membuat

formula 1 lebih asam daripada formula 2. Sementara formula 2

komponen di dalamnya yang sebagian besar adalah minyak dan

ditambahkan dengan natrii tetraboras yang cukup basa dengan pH

Page 64: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(9 – 9,6) sehingga membuat krim A/M menjadi semakin basa dan

semakin menjauhi pH yang aman dengan kulit.

Gambar 5. Diagram Hasil Uji pH

Diagram yang dihasilkan pada gambar diatas menunjukkan

nilai pH menurun pada formula pertama dan semakin meningkat

pada formula yang kedua.

Data yang didapat selanjutnya dilakukan uji Kolmogorov-

Smirnov untuk mengetahui normalitas dari data serta uji Levene’s

Test yang menentukan data tersebut homogen atau tidak,

kemudian dilakukan uji T untuk menentukan apakah terdapat

perbedaan antar kedua data tersebut. Diketahui data yang ada

normal karena nilainya lebih dari 0,05 untuk formula 1 dan 2 yaitu

0,964 dan 0,970. Selanjutnya untuk uji Levene’s Test

menyimpulkan data tersebut homogen dengan nilai sig lebih dari

0,05 yaitu 0,54 sehingga untuk uji T digunakan equal variances

assumed yang memiliki nilai T hitung sebesar -10,297. Harga min

(-) bisa diabaikan karena hanya menunjukkan uji pihak kiri. Hasil

7

7,2

7,4

7,6

7,8

8

8,2

8,4

F1 (Basis M/A) F2 (Basis A/M)

Minggu ke-1

Minggu ke-2

Minggu ke-3

Minggu ke-4

Page 65: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang didapat tersebut melebihi nilai t tabel pada df 6 dengan

signifikansi 0,025 yaitu 2,45. Pengujian dilanjutkan menggunakan

uji Non Parametrik yaitu Mann whitney test dan menghasilkan

nilai signifikansi 0,021 dan lebih kecil dari nilai α (0,05) sehingga

terjadi perbedaan antar kedua sampel ini.

Kesimpulan yang diperoleh pada uji pH ini adalah kedua

formula ini masih belum memiliki pH yang stabil selama masa

penyimpanan. Kedua formula ini memiliki pengaruh terhadap

stabilitas fisik krim karena nilai pH yang > 7. Namun, formula

yang pertama dinilai tidak memberikan pengaruh yang besar

karena nilai pH masih normal walau sudah melebihi 7 sedangkan

pada formula yang kedua menunjukkan pH yang basa yaitu diatas

8. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 8.

6. Uji Kemampuan Proteksi

Tujuan dari uji kemampuan proteksi ini adalah untuk

mengetahui kemampuan proteksi atau perlindungan terhadap

pengaruh asing dari luar yang mengurangi efektivitas dari krim

tersebut. Waktu untuk noda merah keunguan timbul dapat

berlangsung cepat ataupun lambat, jika cepat menandakan krim

tersebut mudah ditembus KOH, sehingga kemampuan proteksi

dari basis untuk dilewati senyawa lain (alkali) relatif rendah.

Pengujian ini menggunakan kertas saring yang diibaratkan sebagai

kulit sehingga dapat diketahui kemampuan proteksi dari krim jika

Page 66: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diaplikasikan pada kulit. Hasil uji kemampuan proteksi dapat

dilihat pada tabel XII.

Tabel XII. Hasil Uji Kemampuan Proteksi Krim

Waktu

Kemampuan Proteksi

F1

(basis M/A)

F2

(basis A/M)

15 detik - -

30 detik - -

45 detik - -

60 detik - -

3 menit - +

5 menit - + Keterangan : (-) = tidak terdapat noda kemerahan pada kertas saring

(+) = terdapat noda kemerahan pada kertas saring

Tabel XII menunjukkan bahwa krim dengan basis A/M (air

dalam minyak) mulai menimbulkan noda kemerahan pada menit

ke-3 sedangkan pada formula 1 yang merupakan basis M/A

(minyak dalam air) tidak terlihat adanya noda kemerahan pada

kertas saring. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa formula 1

tidak memberikan pengaruh pada kemampuan proteksinya

dibandingkaan dengan formula 2. Kemampuan proteksi yang

dimaksud disini adalah kemampuan proteksi krim terhadap

pengaruh asing dari luar seperti debu sementara yang melindungi

kulit dari nyamuk adalah kemampuan bau dari minyak atsiri akar

wangi. Noda kemerahan yang timbul dikarenakan indikator

fenolftalein jika ditambahkan larutan basa seperti KOH, NaOH.

Gambar hasil pengujian kemampuan proteksi dapat dilihat pada

Lampiran

Page 67: FORMULASI KRIM TIPE M/A dan A/M REPELAN MINYAK/Formulas... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id persyaratan pada literatur. tipe M/A dan A/M untuk uji sifat fisik krim terutama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Minyak atsiri Akar Wangi (Vetiveria zizanioides (L) Nash) dapat

dibuat menjadi sediaan krim yang memenuhi uji stabilitas fisik

yang meliputi uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji

pH dan uji kemampuan proteksi krim selama 4 minggu.

2. Perbedaan basis krim tipe M/A dan tipe A/M memberikan

pengaruh pada stabilitas fisik dari sediaan krim terutama pada daya

lekat serta nilai pH.

B. Saran

1. Perlu dilakukannya penelitian berkelanjutan mengenai pembuatan

tipe krim repelan basis A/M mengingat hasil uji yang kurang baik

dengan merombak formulasi yang dapat memenuhi uji stabilitas

fisik.

2. Perlu dilakukannya pengujian berlanjut untuk uji iritasi serta

kesukaan untuk melihat seberapa aman krim ini untuk digunakan

pada kulit manusia terkhusus untuk tipe krim A/M karena

pengujian pH yang diatas pH kulit.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengontrol suhu

pembuatan serta suhu penyimpanan dari sediaan.