formulasi dan uji aktivitas antioksidan sediaan …
TRANSCRIPT
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN
HIDROGEL MINYAK ATSIRI KULIT BUAH LEMON (Citrus limon L.)
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN HIDROGEN MINYAK
ATSIRI KULIT BUAH LEMON (Citrus limon L.) DENGAN BASIS
KARBOPOL NACMC DAN HPMC
Nelly suryani, M. Yanis Musdja, Syifa Rizkia Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Abstrak
Minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus limon L.) memiliki potensi sebagai antioksidan dikarenakan adanya
kandungan limonene. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan minyak atsiri kulit buah lemon menjadi
sediaan hidrogel. Hidrogel dibuat dalam tiga formulasi berbeda dengan memvariasikan basis gel yang
digunakan, yaitu F1 menggunakan basis gel karbopol. F2 menggunakan basis gel NaCMC, dan F3
menggunakan basis gel HPMC. Evaluasi stabilitas fisik sediaan hidrogel dilakukan pada hari ke-1 dan setelah
dilakukan cycling test. Parameter pengujian yang dilakukan meliputi organoleptis, homogenitas, pH, viskositas,
sifat alir, dan daya sebar. Sediaan hidrogel minyak atsiri kulit buah lemon memiliki aktivitas antioksidan dengan
nilai IC50 pada hari pertama sebelum cycling test dengan nilai F1 sebesai 124,883 µg/mL (AAI 1,281); F2
sebesar 110,965 µg/mL (AAI 1,441); dan F3 sebesar 110,200 µg/mL (AAI 1,451). Aktivitas antioksidan sediaan
hidrogel mengalami penurunan setelah dilakukan cycling test dengan nilai IC50 F1, F2, dan F3 berturut-turut
yaitu 145,879 µg/mL (AAI 1,096); 145,124 µg/mL (AAI 1,102); dan 129, 626 µg/mL (AAI 1,234).
Kata Kunci: Antioksidan, DPPH, hidrogel, HPMC, IC50, karbopol 940, minyak atsiri kulit jeruk lemon (Citrus limon
L.), NaCMC.
PENDAHULUAN
Gel merupakan suatu zat semisolid dimana sebuah fase cair dibatasi oleh matriks polimerik
tiga-dimensi (Chandira et al., 2010). Ketika air sebagai pelarut digunakan sebagai fase kontinyu,
gel yang terbentuk disebut dengan hidrogel. Hidrogel merupakan sebuah jaringan yang terbentuk
dari rantai polimer yang bersifat tidak larut air, terkadang ditemukan sebagai gel koloidal dimana
air berperan sebagai medium pendispersinya (Govil & Tyle, 1998). Hidrogel terdiri dari polimer
alam atau sintetik yang memiliki kemampuan menyerap air sangat baik (dapat mengandung lebih
dari 99% air). Hidrogel memiliki derajat fleksibilitas yang hampir sama dengan jaringan alami
tubuh, dikarenakan kandungan airnya yang tinggi (Monica et al., 2014).
Hidrogel merupakan jaringan tiga-dimensi dari rantai polimer hidrofilik yang mampu berikatan
silang melalui ikatan secara fisika atau kimia. Karena rantai polimernya bersifat hidrofilik, hidrogel
memiliki kemampuan mengembang (swelling) yang baik dengan menyerap air atau cairan
biologis namun tetap bersifat tidak larut air. Ketika suatu zat aktif berada dalam hidrogel, laju
difusi dari zat aktif dipengaruhi oleh struktur fisik dari jaringan polimer dan sifat kimianya. Ketika
hidrogel terhidrasi dengan baik, difusi terjadi melewati pori dalam jaringan gel. Jika gel kurang
terhidrasi dengan baik, zat aktif akan terlarut dalam polimer dan berdifusi melalui celah antar
rantai polimer (Glavas Dodov et al., 2005)
Lemon (Citrus limon L.) merupakan tanaman yang berasal dari famili rutaceae. Tanaman
citrus merupakan salah satu sumber utama dari vitamin C yang dapat berperan sebagai
antioksidan pada kulit dengan menghalau radikal bebas yang dihasilkan oleh radiasi sinar
ultraviolet. Vitamin C juga dapat merangsang produksi kolagen pada kulit yang membantu
mengencangkan kulit serta merangsang proses regenerasi kulit dan menyamarkan garis halus
(Rashmi Dahima et al., 2016).
Buah serta sari buah citrus merupakan salah satu sumber utama antioksidan seperti asam
askorbat, flavonoid, serta mengandung komponen fenol. Kulit citrus, yang mana dianggap
sebagai limbah industri agro merupakan sumber potensial dari minyak atsiri (Fernandez-Lopez et
al., 2005).
Dalam minyak atsiri kulit lemon ditemukan banyak mengandung senyawa flavonoid dan fenol
(Ghasemi et al., 2009; Guimaraes et al., 2010). Kandungan fenol total dengan aktivitas
antioksidan memiliki korelasi dimana mengindikasikan bahwa aktivitas penangkalan radikal bebas
meningkat sebanding dengan tingginya konsentrasi polifenol dalam buah tersebut (Ghasemi et
al., 2009). Fenol dapat menangkal radikal bebas dengan cara mendonasikan atom hidrogen dari
grup fenolik hidrogen yang dimilikinya (Thitilertdecha et al., 2008). Selain itu keberadaan
monoterpene, yaitu limonene dan y-terpinene, yang merupakan komponen utama minyak atsiri
Citrus limon juga diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang baik (Conforti et al., 2007).
Menurut penelitian yang dilakukan Wei dan Shibamoto (2007) menghasilkan bahwa pada
kadar konsentrasi minyak atsiri lemon 200µg/ml ditemukan aktivitas antioksidan berkisar antara
39-90%. Adanya presentasi aktivitas antioksidan yang tinggi dapat dikorelasikan dengan
keberadaaan monoterpene, terutama γ-terpinene dan limonene, yang mana merupakan
kandungan utama yang ditemukan dalam minyak atsiri citrus spp.
Dalam penelitian ini digunakan formulasi dengan tiga basis yang berbeda yaitu karbopol,
NaCMC, dan HPMC. Karbopol sebagai basis gel diketahui memiliki sifat yang tidak mengiritasi
kulit, NaCMC sebagai basis dapat menghasilkan sediaan yang lembut (Lee dan Mooney, 2012;
Rowe dkk., 2009). HPMC dapat memberikan stabilitas kekentalan yang baik disuhu ruang pada
jangka waktu lama (Rowe dkk., 2009). HPMC sebagai basis yang bersifat hidrofilik juga memiliki
kelebihan diantaranya menghasilkan daya sebar pada kulit yang baik, memiliki efek
mendinginkan, tidak menyumbat pori-pori kulit, dan mudah dicuci dengan baik. HPMC juga
mengembang terbatas dalam air sehingga merupakan bahan pengembang hidrogel yang baik
(Hanum et al., 2015). Selain itu ketiga basis tersebut bersifat hidrofilik.
BAHAN DAN METODE
Bahan
Minyak atsiri lemon (CV. Total Equipment, Indonesia), carbopol 940, NaCMC, HPMC,
propilen glikol (CV. Total Equipment, Indonesia), metil paraben (CV. Total Equipment, Indonesia),
propil paraben (CV. Total Equipment, Indonesia), aquadest, TEA.
Formulasi Hidrogel
Hidrogel dibuat kedalam 3 formula, dengan masing-masing gelling agent berbeda. Karbopol,
NaCMC, dan HPMC didispersikan dalam aquadest selama 24 jam. Setelah 24 jam, diaduk hingga
terbentuk massa gel yang homogen. Dalam wadah yang berbeda, dilarutkan minyak atsiri, metil
paraben, dan propil paraben dalam propilen glikol. Kemudian dicampurkan kedalam wadah yang
berisi gelling agent. Aduk hingga homogen sambil dilaukan penambahan tea dan sisa aquadest.
Evaluasi Sediaan Hidrogel Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
Pengujian Organoleptis
Pengujian organoleptis meliputi pengamatan bentuk, warna, dan bau dari sediaan hidrogel.
Uji Homogenitas
Sediaan gel diletakkan secukupnya pada object glass dan ditutup dengan object glass
lainnya.
Pengujian pH
Pengukuran pH sedian dilakukan dengan menggunakan pH meter. pH sediaan harus sesuai
dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5 (Tranggono, 2007).
Pengujian Viskositas dan Sifat Alir
Viskositas dan sifat alir diukur dengan menggunakan viskometer haake, dengan mengatur
spindle dan kecepatan yang akan digunakan (Septiani, 2011).
Pengujian Daya Sebar
Sebanyak 1 gram sediaan diletakkan diatas kertas grafik yang telah dilapisi plastik transparan
kemudian ditutup dengan plastik transparan lain dan diukur diameternya. Beban 19 gram diletakkan
diatas lapisan gel, diamkan selama 1 menit dan catat diameter gel yang menyebar. Kemudian beban
20 gram ditambahkan kembali diatas gel hingga beban maksimum seberat 99 gram. Setiap kali
beban ditambahkan, diamkan selama 1 menit dan catat diameter gel yang menyebar. Dibuat grafik
hubungan antara beban dan luas gel yang menyebar (Voight, 1994). Daya sebar 5-7 cm
menunjukkan konsistensi semisolid yang sangat nyaman dalam penggunaan (Garg et al., 2002)
Cycling Test
Uji dilakukan dengan menyimpan sediaan dari masing-masing formula pada suhu 4±2°C
selama 24 jam, kemudian dipindahkan ke dalam oven bersuhu 40±2°C selama 24 jam. Perlakuan
tersebut terhitung satu siklus. Pengujian dilakukan sebanyak 6 siklus untuk diamati ada atau tidaknya
perubahan yang terjadi pada masing-masing sediaan (Anonim, 2004). Pengamatan yang diamati
meliputi organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar.
Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Hidrogel dan Minyak Atsiri Kulit Lemon.
Aktivitas antioksidan diukur dengan metode DPPH. Hidrogel dan minyak atsiri dibuat dalam
seri konsentrasi 1000 ppm dan kemudian diencerkan kedalam konsentrasi 10, 20, 40, 80, dan 160
ppm. Selanjutnya dicampurkan dengan 2 ml larutan DPPH 0,4 mM. larutan diinkubasi pada suhu
ruang selama 30 menit dalam keadaan gelap. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang
516,2 nm. Larutan DPPH digunakan sebagai kontrol negatif atau blanko sedangkan untuk kontrol
positif digunakan asam askorbat.
Analisis Komponen Kimia Sediaan Hidrogel dan Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
Sediaan hidrogel dan minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus limon L.) dilarutkan dalam
metanol dan diaduk hingga homogen dalam vial. Larutan dimasukkan ke dalam vial GC-MS untuk
dianalisis. Volume sampel yang diinjeksikan adalah 1,0µl. Suhu oven diprogram pada 70°C sampai
250°C. Gas pembawa yang digunakan adalah helium pada laju alir 1,2ml/menit. Sampel dianalisis
selama 13 menit
Analisis Data
Data hasil uji evaluasi sediaan dianalisa menggunakan program pengolahan data statistik
SPSS 22 yang meliputi uji normalitas dan dilanjutkan dengan uji Independent Sampel t-Test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisa GC-MS Kandungan Kimia Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
Analisa dilakukan dengan cara melarutkan minyak atsiri kulit buah lemon dalam metanol dan
diaduk hingga homogen dala vial. Adanya limonene dan γ-terpinene yang diketahui memiliki aktivitas
antioksidan terdeteksi berturut-turut pada waktu retensi 4,687 dan 4,962 menit.
Gambar 1. Pola Kromatogram Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon dan Vitamin C dengan Metode
DPPH
Tabel 1. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan
Uji aktivitas antioksidan dilakukan melalui metode DPPH dengan menggunakan vitamin C
sebagai kontrol positif. Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terjadi penurunan nilai absorbansi
serapan sebanding dengan semakin besar konsentrasi larutan sampel uji. Hal ini menunjukkan
bahwa besarnya konsentrasi sampel uji berbanding lurus dengan persen inhibisi DPPH, yaitu
semakin besar konsentrasi sampel maka semakin besar persen inhibisi yang diperoleh, yang berarti
semakin besar radikal DPPH yang diikat oleh antioksidan yang terdapat dalam sampel.
Parameter aktivitas antioksidan pada sampel dapat dilihat dari nilai IC50 dan AAI yang
diperoleh. Nilai IC50 merupakan bilangan yang menunjukkan konsentrasi ekstrak (ppm) yang mampu
menghambat proses oksidasi sebesar 50%. Semakin kecil nilai IC50, semakin tinggi aktivitas
antioksidan suatu sampel (Zuhra et al., 2008). Nilai IC50 diperoleh dari persamaan regresi dari kurva
antara konsentrasi sampel sebagai sumbu x dengan persen inhibisi sebagai sumbu y.
Pengamatan Organoleptis dan Homogenitas Sediaan Hidrogel
Pengamatan dilakukan pada hari ke-1 setelah formulasi dan setelah dilakukan cycling test.
Pada pemeriksaan organoleptis sebelum cycling test, ketiga formulasi sediaan hidrogel yang
mengandung minyak atsiri kulit buah lemon memiliki tekstur lembut, berwarna putih pucat, terlihat
homogen yang ditandai dengan tidak adanya partikel ketika sediaan dilihat pada kaca objek dan
memiliki bau khas aromatis lemon. Setelah dilakukan uji cycling test, penampilan ketiga formula
hidrogel masih memiliki kesamaan secara fisik, tidak terlihat adanya perubahan warna atau tekstur.
Dimana masih memiliki tekstur yang lembut, terlihat homogen dimana tidak terdapat partikel padat
dalam gel dan tidak terdapat pembentuk gel yang masih menggumpal atau tidak merata, serta tetap
berwarna putih pucat.
Pengamatan Viskositas dan Sifat Alir
Tabel 2. Hasil Uji Pengukuran Viskositas
Viskositas merupakan suatu istilah dari resitensi zat cair atau semisolid untuk mengalir.
Semakin tinggi viskositas, maka akan semakin besar resistensinya (Kuncari et al., 2014). Perbedaan
nilai viskositas pada masing-masing formula sangat bergantung pada gelling agent serta konsentrasi
yang digunakan. Peningkatan jumlah konsentrasi gelling agent dapat memperkuat matriks penyusun
gel sehingga mengakibatkan kenaikan viskositas (Astuti et al., 2017). Viskositas sediaan ketiga
formula setelah dilakukan cycling test terlihat mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
viskositas sediaan sebelum cycling test. Terjadinya penurunan viskositas dapat dipengaruhi oleh
faktor eksternal, seperti kondisi lingkungan penyimpanan dan kelembaban udara. Kemasan yang
kurang kedap dapat menyebabkan gel menyerap uap air dari luar, sehingga menambah volume air
dalam gel (Sihombing dkk., 2009). Namun viskositas sediaan hidrogel pada hari ke-1 sesuai dengan
rentang viskositas sediaan gel yang disarankan oleh FDA yaitu 10.000-70.00 cPs.
Sifat alir dari ketiga sediaan itu sendiri tidak mengalamin perubahan. Dimana masih memiliki
sifat alir tiksotropik.
Kurva Sifat Alir F1 Basis Gel Karbopol Hari ke-1 Kurva
Sifat Alir F1 Setelah Cycling Test Basis Gel Karbopol
Kurva Sifat Alir F2 Basis Gel NaCMC Hari ke-1
Kurva Sifat Alir F2 Setelah Cycling Test Basis Gel
NaCMC
Kurva Sifat Alir F3 Basis Gel HPMC Hari ke-1
Kurva Sifat Alir F3 Setelah Cycling Test Basis Gel
HPMC
Hasil Uji Daya Sebar
Tabel 2. Hasil Uji Daya Sebar
Daya sebar suatu sediaan semi solid berkaitan erat dengan viskositas sediaan tersebut.
Semakin tinggi viskositas, maka semakin kecil daya sebar suatu sediaan. Nilai luas daya sebar ketiga
formula ini menunjukkan bahwa masing-masing formula cukup nyaman untuk dioleskan dan akan
teroles merata karena memiliki nilai daya sebar yang memenuhi kriteria yaitu diantara 19,50 cm2
sampai dengan 38,50 cm2 (Garg dkk., 2002).
Pengukuran pH
Tabel 3. Hasil Uji pH
Pada pengukuran pH menunjukkan adanya penurunan pH setelah dilakukan cycling test, adanya
penurunan dikarenakan penyimpanan dilakukan pada kondisi suhu yang ekstrem yaitu suhu rendah
dan suhu tinggi, akan tetapi penurunan pH tidak terlalu jauh dan masih dalam rentang nilai pH normal
yaitu pH sediaan masih pada rentang pH yang diatur oleh SNI nomor 16-4399-1996 sebesar 4,5-8,0
untuk sediaan topikal.
Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Hidrogel Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
Tabel 4. Perbandingan Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan
Dari hasil yang didapatkan, diketahui aktivitas antioksidan yang terdapat pada sediaan baik
sebelum dan sesudah cycling test memiliki aktivitas antioksidan kuat dengan nilai AAI berada pada
rentang 1-2. Namun terjadi penurunan nilai IC50 pada ketiga formulasi sediaan hidrogel. Penurunan
nilai IC50 dapat mengindikasikan adanya penurunan aktivitas antioksidan pada sediaan. Hal tersebut
dapat terjadi karena adanya perubahan suhu ekstrim saat cycling test. minyak atsiri merupakan suatu
komponen yang mudah menguap.
Hasil Analisa Komponen Kimia Sediaan Hidrogel Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
Gambar 2. Pola Kromatogram Sediaan Hidrogel dengan Basis Gel Karbopol
Ket: (A) Sebelum Cycling Test; (B) Sesudah Cycling Test
Gambar 2. Pola Kromatogram Sediaan Hidrogel dengan Basis Gel HPMC
Ket: (A) Sebelum Cycling Test; (B) Sesudah Cycling Test
Gambar 3. Pola Kromatogram Sediaan Hidrogel dengan Basis Gel NaCMC
Ket: (A) Sebelum Cycling Test; (B) Sesudah Cycling Test
Pada hasil analisa GC-MS secara kualitatif pada sediaan hidrogel sebelum dan sesudah
cycling test terlihat Pola kromatogram limonene terlihat pada waktu retensi 4,669 menit dan γ-
terpinene terlihat pada waktu retensi 4,963 menit. Pola kromatogram limonene dan waktu retensi
yang muncul pada ketiga formula tidak mengalami banyak perubahan dengan analisa kimia
menggunakan GCMS yang dilakukan pada hari ke-1. Hal ini menunjukkan bahwa limonene dan γ-
terpinene masih terdapat pada sediaan selama 14 hari proses cycling test berlangsung.
Kesimpulan
1. Variasi gelling agent yang menggunakan karbopol, NaCMC, dan HPMC pada sediaan hidrogel
tidak memberikan perbedaan bermakna terhadap stabilitas fisik sediaan hidrogel (P > 0,05)
2. Sediaan hidrogel minyak atsiri kulit buah lemon memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50
pada hari pertama sebelum cycling test dengan nilai F1 sebesai 124,883 µg/mL (AAI 1,281); F2
sebesar 110,965 µg/mL (AAI 1,441); dan F3 sebesar 110,200 µg/mL (AAI 1,451). Aktivitas
antioksidan sediaan hidrogel mengalami penurunan setelah dilakukan cycling test dengan nilai IC50
F1, F2, dan F3 berturut-turut yaitu 145,879 µg/mL (AAI 1,096); 145,124 µg/mL (AAI 1,102); dan 129,
626 µg/mL (AAI 1,234) yang menunjukkan bahwa sediaan memiliki aktivitas antioksidan kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Dwi Puji., Husni, Patihul. (2017). Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Antiseptik Tangan Minyak Atsiri Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Miller). Jurnal Farmaka Vol. 15 (1): 176-184
A. Wei andT. Shibamoto. (2007). Antioxidant activities o volatile constituents of various essential oil. J. Agric. Food Chem., 55, 1737-1742.
Chandira RM and Pradeep Pasupathi. (2010). A Design, Development and Formulation of Anti acne Dermatological Gel. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research Vol 2 (1): 401-414
Conforti F., Statti G.A., Tundis R., Loizzo M.R., Menichini F. (2007). In vitro activities of Citrus medica L. cv. Diamante (Diamante citron) relevant to treatment of diabetes and Alzheimer's disease. Phytotherapy Research. Vol 21: 427-433.
Fernandez-Lopez J., Zhi N., Aleson-Carbonell L., Perez- Alvarez J.A., Kuri V. (2005). Antioxidant and antibacterial activities of natural extracts: application in beef meatballs. Meat Science. 69: 371-380
Garg, A., Aggarwal, D., Garg and Sigla, A.K. (2002). Spreading of Semisolid Formulation; An Update. Pharmaceutical Tecnology. 84-102
Ghasemi K., Ghasemi Y., Ebrahimzadeh M.A. (2009). Antioxidant activity, phenol and flavonoid contents of 13 Citrus species peels and tissues. Pakistan Journal of Pharmaceutical Sciences. 22: 277-281.
Glavas Dodov, Marija., Goracinova, Katarina., Simonoskam Maja. (2005). Formulation and Evaluation of Diazepam Hydrogel for Rectal Administration. Acta Pharm. 55, 251–261
Govil, S.K, Tyle. P. (1988). Drug Delivery: Fundamentals and Application. New York: Marcel Dekker, Inc.
Guimarães R., Barros L., Barreira J.C.M., Sousa M.J., Carvalho A.M., Ferreira I.C.F.R. (2010). Targeting excessive free radi-cals with peels and juices of citrus fruits: grapefruit, lemon, lime and orange. Food and Chemical Toxicology. 48: 99-106.
Hanum, Pramuji., Murrukmihadi, Mimiek. (2015). Pengaruh variasi kadar gelling agent HPMC terhadap sifat fisik dan aktivitas antibakteri sediaan gel ekstrak etanolik daun kemangi (Ocimum basilicum L. forma citratum Back.). Majalah Farmaseutik, Vol. 11(2).
Kuncari, Emma Sri., Iskandarsyah. Praptiwi. (2014). Evaluasi, Uji Stabilitas Fisik dan Sineresis Sediaan Gel yang Mengandung Minoksidil, Apignin dan Perasan Herba Seledri (Apium graveolens L.). Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.
Monica, A. Salomy., Gautami, J. (2014). Design and Evaluation of Topical Hydrogel Formulation of Diclofenac Sodium For Improved Therapy. IJPSR Vol 5(5): 1973-80
Rashmi, Dahima., Mishra, Shweta., Rathore, Devashish. (2016). In-vitro Antioxidant and Reducing Potential Activity of Extracts of Citrus limon and Solanum lycopersicum. Der Pharmacia Lettre, 8 (10):258-269
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E., (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed. Pharmaceutical Press, London.
Sihombing C.N., Nasrul W., & Taofik R., (2009). Formulasi Gel Antioksidan Ekstrak Buah Buncis (Phaseolus vulgaris L.) dengan Menggunakan Basis Aquapec 505 HV, Jurnal Farmaka, Vol 7 (3): 1-12.
Septiani, S.N Wathoni., S.R, Mita. (2011). Formulasi Sediaan Masker Gel Antioksidan dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetum gnemon L.). Jurnal Unpad. 1(1):4-24.
Syaifuddin. (2009). Anatomi Tubuh Manusia Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Thitilertdecha N., Teerawutgulrag A., Rakariyatham N. (2008). Antioxidant and antibacterial activities
of Nephelium lappaceum L. extracts. LWT – Food Science and Technology Vol. 41: 2029-2035.
Tranggono, RI., Latifah, F., (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Voight, Rudolf. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Zuhra, Cut Fatimah dkk. (2008). Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid dari Daun Katuk (Sauropus androgunus L Merr.). Jurnal Biologi Sumatera Vol. 3(1): 7-10.