formula pelembab rambut.docx
TRANSCRIPT
FORMULA PELEMBAB RAMBUT
Rambut merupakan mahkota para wanita. Rambut menjadi asset fisik yang
sangat berharga bagi kaum hawa sehingga betul-betul mendapat perhatian,
tentunya selain perawatan wajah, karena banyak tantangan. Namun dengan
keseriusan dan ketelatenan tidak ada yang sulit.
Memelihara rambut agar selalu dalam kondisi benar-benar prima sangat
tergantung para pemiliknya. Jika kita membiarkan rambut menjadi rusak, kita
menghilangkan kesempatan menunjukkan bahwa rambut kita sehat.
Kepala dengan rambut sehat adalah kepala yang memiliki batang rambut
dengan kelembapan tepat, elastisitas alami dan bentuk rambut yang mengembang
dan mudah ditata. Oleh sebab itu, keutuhan batang rambut dan kemampuannya
menyimpan kelembapan adalah kunci utama rambut “sehat”. Jika batang rambut
kehilangan kemampuan itu, maka akan rusak dengan sangat cepat dan dapat
dikatakan menjadi rambut yang “tidak sehat”.
Kekuatan dan sebagian besar dari rambut manusia berada pada korteks.
Korteks memiliki struktur komposisi dimana serat-serat lapisan dari keratin
protein tertanam dalam kandungan kaya sulfur. Komposisi alami ini dapat
menahan beban yang lebih berat daripada komposisi buatan manusia, rambut
manusia lebih kuat daripada baja. Korteks adalah kunci rambut sehat karena di
dalam kortekslah sebagian besar pelembap rambut tersimpan. Protein tebal dari
korteks menahan air, sehingga membuat rambut mengembang dan berkilau.
Namun, apapun efisiensi dari korteks, jika kutikula tidak terlindungi
secara utuh, maka rambut akan menjadi rentan terhadap pengaruh buruk eksternal.
Semua serat rambut mengalami kerusakan kutikula tingkat tertentu dan kerusakan
tambahan dari akar sampai ujung rambut, serta kerusakan friksi, sebelum akhirnya
rambut dipotong.
Proses rambut menjadi tak sehat. Pada waktu rambut mengalami proses
tersebut di atas, maka rambut akan menjadi kusam sebab kehilangan kemampuan
untuk memantulkan cahaya. Selain banyaknya kutikula yang hilang dapat
menyebabkan permukaan korteks menjadi gundul sehingga mudah mengalami
kerusakan lebih lanjut. Banyak serat menunjukkan kerusakan kutikula pada ujung
rambut sehingga membuat rambut bercabang. Pada rambut keriting kerusakan
terlihat dengan rambut menjadi kering dan mekar.
Cara pengobatannya. Mencegah lebih baik daripada mengobati!
Mengurangi kekuatan sewaktu menyisir rambut dan penggunaan kondisioner
secara teratur merupakan kunci utama dalam memelihara dan mengembalikan
rambut sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan mekanis pada
rambut dapat sangat dikurangi dan keutuhan kutikula dapat dipertahankan dengan
menggunakan kondisioner yang efektif. Kondisioner ini mengendap pada kutikula
dan pada saat yang bersamaan “meminyaki” batang rambut sehingga mengurangi
kekuatan menyisir yang berarti juga mengurangi gesekan pada rambut. Setelah
kurun waktu tertentu dan dengan perawatan kondisioner yang teratur, sifat-sifat
berkilau, mengembang dan mudah diatur akan dapat dicapai.
I. Rancangan Formula
Nama Produk : Moist hair conditioner
Jumlah Produk : 2 botol @100 ml
Tanggal Produk : 29 Desember 2015
No. Reg : NA 1587700133 AI
No. Batch : L 700133
Komposisi Tiap 100 ml mengandung:
Pantotenol 5 %
Vit. E 0,05 %
Cetrimida 2 %
Polyoxyethylene alkil eter 15 %
Propil gallat 0,1 %
EDTA
Propylen glikol 15 %
Olive oil 30 %
Jasmin oil 0,3 %
Aquadest ad 100 ml
II. Master Formula
Diproduksi Oleh
Tanggal formula
Tanggal Produksi
Dibuat oleh
Disetujui oleh
PT. DUA FARMA
29 Desember 2015
Kode Bahan
Nama Bahan Kegunaan Per dosis
Per Batch
P-01 pantotenol Zat aktif 5 mg 10 mg
T-02 Tokoferol Zataktif 0,05 mg
0,1mg
D-03 Propylen glikol
Humektan 15 mg
30 mg
E-04 Cetrimida Emulgator 2 mg
4 mg
S-05 Polyoxyetilen alkil eter
Emulgator 15 mg
30 mg
G-06 Propil gallat Antioksidan
0,1 mg
0,2 mg
O-07 Olive oil Fase minyak
30 mg
60 mg
J-08 Jasmin oil Pengaroma
0.3 mg
0,6 mg
A-09 Aquadest Fase air 10 200 ml
0 ml
EDTA Sequestering agent
III. Alasan Pembuatan Produk
Secara teoritis, sediaan emulsi dirancang karena banyak bahan obat yang
mempunyai rasa dan susunan yang tidak menyenangkan namun dapat menjadi
lebih enak jika pada pemberian oral bila diformulasikan menjadi emulsi.
Kemudian pemberian makanan berlemak secara intravena akan lebih mudah jika
dibuat dalam bentuk emulsi serta sediaan oral emulsi tidak mengganggu mukosa
pada sistem pencernaan (Isryani Ismail : 2012).
Dalam formulasi kosmetik, sistem emulsi memainkan peranan penting dalam
proses pembuatannya, kestabilan dan estetika dalam sebuah formulasi.
Banyak formula kosmetik dibuat dalam bentuk emulsi, salah satunya produk
perawatan rambut, yaitu “Hair Conditioner
Hair Conditioner merupakan pelembut rambut yang dikhususkan untuk
rambut kering dan kusam. Dengan pelembut, rambut dapat dengan mudah disisir
dan diatur oleh karena dapat menurunkan fraksi antar rambut, mengkilapkan
rambut oleh karena memperbaiki keadaan rambut yang rusak akibat
overshampooed, overdried, overbrushed, overcombed, keriting, pewarna, dll yang
menyebabkan kerusakan pada kortek rambut yang merupakan bagian kekuatan
dari rambut (Penuntun Ilmu Kosmetik : 106)
Instan conditioner adalah pelembut yang dipakai setelah pemberian shampo
dan segera dicuci, berisi detergen kationik, film forming (polivinil pirolidon), atau
protein (protein binatang, protein sutra).
Dalam kosmetik yang memiliki karakteristik stabilitas yang baik, seperti pada
sediaan hair conditioner dan shampo, senyawa yg bekerja yaitu surfaktan kationik
seperti alkyltrimethylammonium. Surfaktan nonionik yang mengandung seperti
etilen oksida melarutkan dalam emulsi formulasi kosmetik, seperti susu, krim dan
lotion (Analisis of Cosmetic Product : 299)
Conditioners mengandung berbagai kondisi dan bahan-bahan pelembab yang
tertinggal pada rambut setelah pembilasan dan mempengaruhi karakteristik
rambut. Ini adalah konsep kunci dalam pengkondisian. Untuk kondisioner rambut
untuk bekerja, itu harus ditinggalkan di permukaan. Para agen pendingin primer
meliputi surfaktan quaternized (quats), polimer kationik, silikon, pelembab,
dan humektan. Quats (juga dikenal sebagai surfaktan kationik) dan polimer
kationik tetap pada rambut melalui interaksi elektrostatik. Bahan-bahan ini
bermuatan positif ketika ditempatkan dalam larutan air. Mereka tertarik pada,
situs bermuatan negatif protein yang rusak pada rambut. Ini interaksi positif /
negatif mencegah mereka dari yang dihapus. Pada rambut mereka melapisi serat
dan mengatasi karakteristik masalah.
Silikon dan emolien bergantung pada sifat hidrofobik mereka ke piring keluar
pada rambut. Conditioners merupakan emulsi terdiri dari air dan bahan-bahan
hidrofobik. Mereka juga mengandung pengemulsi yang menjaga bahan berminyak
tersuspensi dalam larutan. Namun, sebagai produk menjadi lebih encer saat
mengenakan rambut dan dibilas, bahan berminyak memisahkan dan tetap pada
rambut di mana mereka dapat melawan masalah rambut.
Pada kasus rambut kering dan kusam, kutikula ditemukan dalam keadaan
rusak, terbuka dan pecah-pecah. Sedangkan korteks merupakan kondisi kekuatan
dari daya tahan rambut. Karena lapisan terletak tepat dibawah kutikula, maka
untuk menjaga kondisinya dibutuhkan keadaan kutikula yang prima dan siap
menjaga rambut dari efek negatif,seperti sinar matahari polusi atau pemakain
kosmetik rambut yang tidak tepat.
Lapisan-lapisan tersebut terbentuk dari berbagai macam elemen, salah satunya
air. Komposisi air pada rambut dapat mencapai >30% bermanfaat untuk menjaga
kadar kelembaban alami rambut. Elemen penting ion adalah keratin (protein).
Agar kerja keratin optimal, dibutuhkan peran air yang tidak sedikit.
IV. Alasan Penambahan Bahan
a. Pantotenol
Pantotenol dpt digunakan dalam sediaan topikal, khusunya dalam
sediaan salep, krem dengan tange 2 % atau 5 % untuk perawatan dalam
kelainan kulit, juga digunakan sebagai preparat vitamin (marindale :
2362)
Pantotenol lmerupakan alkohol dari asam pantotenat,yang digunakan
sebagai pemakaian luar dalam merangsang epitelisasi akibatl luka bakar
atau luka lecet ( dinamika obat : 606).
Penggunaan panthenol sebagai moisturizer di dalam hair-care
conditioner produk memberitahukan beberapa efek: memberi keawetan
mosturizer pada rambut, meningkatkan manageabilas, melindungi dan
pekerjaan pembetulan merusakkan dalam kaitan dengan bahan kimia
dan prosedur mekanis ( penyikatan, menyisir, sampo, perming,
mewarnai, dll), mengurangi pembentukan akhir dipisah, meningkatkan
kondisi dari kerusakan rambut, menebalkan rambut dan memberikan
kilauan pada rambut. Studi yang dilakukan oleh Hoffmann-La Roche
sudah menunjukkan bahwa aplikasi tunggal tentang panthenol
mempunyai suatu efek yg sangat baik, berbagai aplikasi memberi hasil
yg lebih baik. Panthenol yang diusapka pada [atas] rambut sehingga
dapat menembus batang rambut yang mengumpulkan rambut. D-
Panthenol di (dalam) sampo, hair conditioner dan perawatan kulit
kepala dan rambut tonic tidak hanya meningkatkan kilauan, rasa dan
fleksibilitas rambut, [itu] juga melindungi rambut tetapi dapat melawan
kerusakan terhadap pengaruh mekanis dan di dalam buatan rambut
umum yang lebih bersifat menentang ke lingkungan menekankan
(Analisys of Cosmetic Product :373)
b. Vit. B
Beberapa bentuk Vit. B kompleks yang digunakan dalam preparat
kosmetik rambut, sperti vit. B5, niasin dan lain-lain, digunakan sebagai
vitamin rambut.
c. Vit. E
Kemampuan yang tinggi dalam melicinkan dan menghaluskan
kulit dan rambut. Penerapannya dalam krem digunakan sekitar 5 %
tokoferol asetat. (Cosmetic dermatology: 22).
Vitamin E dianggap kuat dalam penggunaannya sebagai
antioksidan baik dalam formulasi obat maupun dalam sediaan kosmetik
(Martindale : 1992).
d. EDTA
Dibutuhkan keberadaan sebuah sediaan untuk mengikat logam
berat seperti (K, Mg, Cu, Fe, dll) yang terdapat dalam air pencuci rambut,
misalnya etilin diamin tetra asetat/ EDTA ( Penuntun Ilmu Kosmetik
Medik : 108).
Edetic Acid merupakan sinonim dr EDTA digunakan luas dlm
sediaan farmasi, kosmetik, dan makanan sebagai agen pengkhelat. Bahan
ini stabil dalam air dan membentuk kompleks dengan bahan alkali dan
beberapa ion2 metal. Range yg digunakan sebagai pengkhelat yaitu 0,1-
0,15 % (Exipient 5th : 260)
e. PROPYLEN GLIKOL
Propylene glycol digunakan luas dlm pembuatan kosmetik dan di
(dalam) industri makanan sebagai agen emulsifiers dan humektan dalm
sebuah sediaan dgn range hingga 15 % (Exipient 6th : 593).
Dibutuhkan sebuah humektan dalam sebuah sediaan krim dalam
melembutkan tekstur dari krim tesebut.
f. PROPIL GALLLAT
secara luas digunakan sebagai antioksidan dalam sediaan
kosmetik, parfum, makanan dan farmasetik (exp : 587)
Ester alkil dalam asam gallat memiliki efek antioksidan dan
bekerja pada kosmetik dan makanan yang sangat berguna pada
pencegahan penurunann dan ketengikan dari lemak dan minyak dari
biasanya pada konsentrasi 0,01-0,02 % (martindale : 1366)
g. olive oil
Minyak zaitun digunakan secara luas dalam sediaan kosmetik
khususnya dalam hair conditioner dan sampo, minyak zaitun berguna
sebagai fase minyak dalam sediaan emuls (exp: 470)
h. jasmin oil
Bahan pengaroma ditambahkan untuk memperbaiki penerimaan
dalam sediaan salep dan krim (RPS 18th : 1298)dengan range 0,25-0,5 %
(balsam : 16).
i. CETRIMIDA
Cetrimida merupakan golongan amonium kuartener yang secara
luas digunakan dalam kosmetik dan formulasi farmasi sebagai pengawet
antimikroba, serta digunakan pula sebagai surfaktan kationik dalam
formulasi shampo dan hair kondisioner. Dalam formulasi emulsi kosmetik
bahan ini digunakan untuk tipe minyak dalam air pada sediaan krim (Exp
5th : 152)
j. POLYOXYETHYLEN ALKIL ETER
POLYOXYETHYLEN ALKIL ETER merupakan surfaktan
nonionik yang digunakan luas dalam formulasi farmasi dan kosmetik
yang berfungi sebagai emulgator primer untuk A/M dan M/A, memiliki
kelarutan dengan minyak esensial, minyak vitamin, dll (Exp 5th : 565)
POLYOXYETHYLEN ALKIL ETER merupakan surfaktan
nonionik digunakan dalam mediasi krim, krim germisidal, hair
kondisioner, krim bayi dll.
katonik emulsi wax memiliki kekompakan dengan bahan-bahan
surfaktan nonionik dalam memformulasi sebuah sediaan ( Exp 5th : 816)
V. Perhitungan Bahan
PER DOSIS
Pantotenol 5%= 5/100 × 100 ml = 5 ml
Vit. E 0,05%= 0,05/100 × 100 ml = 0,05 ml
Propylen glikol 15% = 15/100 × 100 ml = 15 ml
Cetrimida 2% = 2/100 × 100 ml = 2 ml
Polyoxyetylen alkil eter 15% = 15/100 × 100 ml = 15 ml
Propil gallat 0,1% = 0,1/100 × 100 ml = 0,1 ml
EDTA 0,1% = 0,1/100 × 100 ml = 0,1 ml
Olive oil 30% = 30/100 × 100 ml = 30 ml
Jasmin oil 0,3% = 0,3/100 × 100 ml = 0,3 ml
Aquadest ad 100 ml
perbets
Pantotenol 5%= 5 ml × 2 = 10 ml
Vit. E 0,05%= 0,05 ml × 2 = 0,1 ml
Propylen glikol 15% = 15 ml × 2 = 30 ml
Cetrimida 2% = 2 ml × 2 = 4 ml
Polyoxyetylen alkil eter 15% = 15ml × 2 = 30 ml
Propil gallat 0,1% = 0,1 ml × 2 = 0,2 ml
EDTA 0,1% = 0,1 ml × 2 = 0,2 ml
Olive oil 30% = 30 ml × 2 = 60 ml
Jasmin oil 0,3% = 0,3 ml × 2 = 0,6 ml
Aquadest ad 200 ml
VI. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. dikalibrasi wadah 100 ml
3. ditimbang semua bahan yang akan digunakan
4. dipisahkan fase air dan fase minyak
5. gerus pantotenol danVit. E
Fase air
Panaskan cetrimida, propil gallat, EDTA dengan suhu 700C kemudian
dinginkan.
fase minyak
larutkan polyooxyetyolen, dengan olive oil, pantotenol dan vit E
campur fase air dan fase minyak di dlam lumpang dan gerus hingga
terbentuk korpus emulsi.
5. Masukkan dalam wadah, beri etiket.