format lab geo struktur
DESCRIPTION
iniTRANSCRIPT
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari terutama para penambang wajib memepelajari ilmu
geologi struktur karena geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari
dari bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Mempelajari geologi
struktur maka kita harus mengetahui unsur-unsur geologi yang terjadi dibumi dan dasar-
dasar ilmu yang mendukung untuk mempelajari geologi struktur, termasuk tebal dan
kedalaman suatu perlapisan. Pengertian tebal adalah garis tegak lurus antara dua bidang
yang sejajar yang merupakan batas perlapisan batuan. Kedalaman adalah jarak vertical
dengan ketinggian tertentu ( umumnya pada permukaan bumi ) kea rah bawah terhadap
suatu titik, garis, atau bidang.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini agar praktikan mampu menghitung tebal dan kedalaman
suatu perlapisan batuan
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat menghitung tebal dan
kedalaman dari suatu perlapiisan batuan.
1.3 ALAT DAN BAHAN
1.3.1 alat
1. Mistar 30cm
2. Busur 3600
3. Jangka
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
4. Pensil
5. pulpen
1.3.2 bahan
1. Kertas A4
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 KETEBALAN DAN KEDALAMAN
Ketebalan adalah tegak lurus antara dua bidang sejajar yang merupakan batas lapisan
batuan .sedangkan Kedalaman adalah Jarak vertikal dan ketinggian tertentu (umumnya
permukaan bumi) kearah bawah, terhadap suatu titik, garis atau bidang .
Gambar 2.1 : Blok diagram yang memperlihatkan ketebalan dan kedalaman
2.2. KETEBALAN LAPISAN
Ketebalan lapisan dapat ditentukan dengan beberapa cara, baik secara langsung maupun
tidak lanngsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan pada suatu keadaan tertentu,
misalnya lapisan horizontal yang tersingkap pada tebing vertikal (gambar 2.2a), lapisan
vertikal yang tersingkap pada topografi datar (gambar 2.2b) sedangkan pada topografi
miring dapat digunakan alat “Jacob’s staff”, yaitu tongkat yang dilengkapi dengan
“handlevel”, klinometer atau kompas pada bagian atasnya (gambar 2.2c).
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
Gambar 2.2 : pengukuran ketebalan secara langsung
Apabila keadaan medan, struktur yang rumit, atau keterbatasan alat yang dipakai
tidak memungkinkan pengukuran secara langsung, diadakan pengukuran secara tidak
langsung. Tetapi sebaiknya diusahakan pengukuran mendekati secara langsung.
Pengukuran tidak langsung yang paling sederhana adalah pada lapisan miring, tersingkap
pada permukaan horizontal (gambar 2.3), dimana lebar singkapan diukur tegak lurus jurus,
yaitu W. Dengan mengetahui kemiringan lapisan (δ) maka ketebalannya.
t = W sin δ
w = lebar singkapan
l = panjang pengukuran
δ = besar kemiringan lapisan
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
Gambar 2.3 ; blok diagram memperlihatkan ketebalan suatu ;lapisan
Apabila pengukuran lebar singkapan tidak tegak lurus jurus (1), maka lebar
sebenarnya harus dikoreksi lebih dahulu, w =1 sin β, dimana β adalah sudut antara jurus
dengan arah pengukuran. Ketebalan yang didapat adalah :
t = 1 sin β sin δ δ = besar kemiringan lapisan
Dengan cara pengukuran dapat dipakai, apabila pengukuran lebar singkapan
dilakukan pada permukaan miring. Dalam hal ini ketebalan merupakan fungsi sudut
kemiringan (δ) dan sudut lereng (σ). Beberapa kemungkinan posisi lapisan terhadap lereng
dan perhitungan ketebalannya, ditunjukkan dalam gambar 2.4
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
Gambar 5.4 : Beberapa posisi pengukuran dan perhitungan ketebalan
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
Pendekatan lain untuk mengukur ketebalan secara tidak langsung dapat dilakukan
dengan mengatur jarak antara titik, yang merupakan batas lapisan sepanjang lintasan tegak
lurus jurus. Pengukuran ini dilakukan apabila bentuk lereng tidak teratur. Bisa juga
menghitung ketebalan lapisan dari peta geologi. Beberapa kemungkinan posisi terhadap
lereng dan perhitungan ketebalannya, ditunjukkan dalam gambar 2.5.
Gambar 2.5 : Beberapa posisi pengukuran dan perhitungan ketebalan
Untuk mengukur ketebalan pada lereng, apabila pengukuran tidak tegak lurus jurus,
digunakan persamaan trigonometri (gambar 2.6) :
t = 1[| sin δ cos σ sin β ± sin σ cos δ |]
σ = kemiringan lereng terukur.
Gambar 2.6 : Pengukuran ketebalan pada lereng yang tidak tegak lurus jurus
Perhitungan dengan cara yang lain dapat juga dilakukan dengan mencari lebih dahulu
kemiringan lereng yang tegak lurus jurus lapisan (gambar 2.7). Untuk mencari kemiringan
lereng yang tegak lurus jurus lapisan (φ), dapat dilakukan beberapa cara :
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
Gambar 2.7 : Metoda pengukuran ketebalan dengan cara yang lain
Dengan menggunakan “Tabel Koreksi” atau “Aligment nomograph”, yaitu dengan
menganggap kemiringan lereng terukur sebagai kemiringan semu dan kemiringan lereng
tegak lurus jurus sebagai kemiringan sebenarnya .
Dengan menggunakan persamaan tan σ = sin β tan φ
β = sudut antara jurus dengan arah pengukuran
σ = sudut lereng terukur
sehingga φ dapat ditentukan.
Dari perhitungan di atas dapat diperoleh lebar singkapan yang tegak lurus jurus (w),
dengan menggunakan persamaan :
1 sin σ
w = ----------
sin φ
Dengan menggunakan salah satu persamaan pada gambar 2.4 dapat ditentukan ketebalan.
2.3 KEDALAMAN
Menghitung kedalaman lapisan ada beberapa cara, diantaranya :
- perhitungan secara geometri dengan “Alignment nomograph”
- dengan kurva
Dengan cara perhitungan geometri, yang perlu diperhatikan ialah : kemiringan lereng,
kemiringan lapisan dan jarak jurus dari singkapan ke titik tertentu.
Pada permukaan horizontal, kedalaman lapisan (d) dapat dihitung dengan rumus (gambar
2.8) :
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
= m tan δ
m = jarak tegak lurus dari singkapan ketitik tertentu
δ = kemiringan lapisan
Gambar 5.8 : Cara perhitungan ke dalam suatu lapisan
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
BAB III
PROBLEM SET
1. Dijumpai lapisan batuan pada sebuah lereng dengan besar
slope 400 setelah melalakukan pengukuran arahnya N 1700 E/250 dan jarak
lapangan yang didatakan 65 m. Hitung ketebalannya.
2. Dijumpai lapisan batuan pada sebuah lereng dengan besar
slope 550 setelah melalakukan pengukuran arahnya N 1600 E/340 dan jarak
lapangan yang didatakan 54 m. Hitung ketebalannya.
3. Dijumpai lapisan batuan pada sebuah lereng dengan besar
slope 500 setelah melalakukan pengukuran arahnya N 2300 E/300 dan jarak
lapangan yang didatakan 43 m. Hitung ketebalannya.
4. Dijumpai lapisan batuan pada sebuah lereng dengan besar
slope 650 setelah melalakukan pengukuran arahnya N 300 E/200 dan jarak lapangan
yang didatakan 77 m. Hitung ketebalannya.
5. Dijumpai lapisan batuan pada sebuah lereng dengan besar
slope 600 setelah melalakukan pengukuran arahnya N 1500 E/500 dan jarak
lapangan yang didatakan 43 m. Hitung ketebalannya.
BAB IV
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari problem set yang telah diberikan, maka hasil ketebalan yang di dapatkan
adalah nomor satu 61,62 meter, nomor dua didapatkan ketebalan 53.99 meter, nommor
tiga didapatkan ketebalan 42.13 meter, nomor empat didapatkan ketebalan 76.23 meter,
dan nomor enam didapatkan ketebalannya 40.377 meter.
Dari hasil yng didapatkan diatas, semua ketebalan diatas dihitung dengan cara yang
sama yaitu t = d sin (slope+dip) karena slope lebih besar dari dip.
BAB V
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka disimpulkan ketebalan setiap
perlapisan batuan tergantung pada arah kemirinigan perlapisan batuan terhadap kemiringan
lerengnya atau tergantung dari besar kecil nya slope dan dip nya.
5.2. SARAN
Agar pada saat praktikum diberikan contoh kasus mengenai mata acaranya.
DAFTAR PUSTAKA
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
Tim penyusun.2009.penuntun geologi struktur prinsip dasar geometrid an
interpretasi.ITB.bandung
Tim penyusun.2013.penuntun geologi struktur.UMI.makassar
1.Dik :
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
Slope : 400
Strike : N 1700 E
Dip : 250
Jarak lapangan :65 m
Dit :
Tebal :….?
Penyelesaian :
T = d sin (slope+dip)
= 68 sin (400 +250 )
61.62 meter
2.Dik :
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
Slope :550
Strike : N 1600 E
Dip : 340
Jarak lapangan : 54 m
Dit :
Tebal :….?
Penyelesaian :
T = d sin (slope+dip)
= 34 sin (550 +540 )
53.99 meter
3.Dik :
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
Slope : 500
Strike : N 2300 E
Dip : 300
Jarak lapangan : 43 m
Dit :
Tebal :….?
Penyelesaian :
T = d sin (slope+dip)
= 43 sin (500 +300 )
= 42.13 meter
4.Dik :
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
Slope : 650
Strike : N 300 E
Dip : 200
Jarak lapangan : 77 m
Dit :
Tebal :….?
Penyelesaian :
T = d sin (slope+dip)
= 77 sin (650 +200 )
= 76.23 meter
5.Dik :
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
Slope : 600
Strike : N 1500 E
Dip :500
Jarak lapangan : 43 m
Dit :
Tebal :….?
Penyelesaian :
T = d sin (slope+dip)
= 68 sin (600 +500)
= 40.377 meter
BAB IV
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1.Dik :
Slope : 400
Strike : N 1700 E
Dip : 250
Jarak lapangan :65 m
Dit :
Tebal :….?
Penyelesaian :
T = d sin (slope+dip)
= 68 sin (400 +250 )
61.62 meter
2.Dik :
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
Slope :550
Strike : N 1600 E
Dip : 340
Jarak lapangan : 54 m
Dit :
Tebal :….?
Penyelesaian :
T = d sin (slope+dip)
= 34 sin (550 +540 )
53.99 meter
3.Dik :
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
Slope : 500
Strike : N 2300 E
Dip : 300
Jarak lapangan : 43 m
Dit :
Tebal :….?
Penyelesaian :
T = d sin (slope+dip)
= 43 sin (500 +300 )
= 42.13 meter
4.Dik :
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
Slope : 650
Strike : N 300 E
Dip : 200
Jarak lapangan : 77 m
Dit :
Tebal :….?
Penyelesaian :
T = d sin (slope+dip)
= 77 sin (650 +200 )
= 76.23 meter
5.Dik :
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
Slope : 600
Strike : N 1500 E
Dip :500
Jarak lapangan : 43 m
Dit :
Tebal :….?
Penyelesaian :
T = d sin (slope+dip)
= 68 sin (600 +500)
= 40.377 meter
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEBAL DAN KEDALAMAN
4.2 pembahasan
Dari problem set yang telah diberikan, maka hasil ketebalan yang di dapatkan
adalah nomor satu 61,62 meter, nomor dua didapatkan ketebalan 53.99 meter, nommor
tiga didapatkan ketebalan 42.13 meter, nomor empat didapatkan ketebalan 76.23 meter,
dan nomor enam didapatkan ketebalannya 40.377 meter.
Dari hasil yng didapatkan diatas, semua ketebalan diatas dihitung dengan cara yang
sama yaitu t = d sin (slope+dip) karena slope lebih besar dari dip.
ANNISA FORTUNA MEI MUH. IDRIS JURADI, ST09320120196