fonologi
TRANSCRIPT
Kedudukan FonologiKedudukan Fonologidalam Linguistikdalam Linguistik
LinguistikLinguistik
Mikrolinguistik
Teori linguistik
Linguistik deskriptif
Linguistik historis
komparatif
Makrolinguistik Fonetik Psikolinguistik Sosiolinguistik Dsb.
o Fonologi
o Morfologi
o Sintaksis
o Semantik
Fonetik
Fonemik
Istilah FONOLOGI berasal dari kata Istilah FONOLOGI berasal dari kata FON yang berartiFON yang berarti bunyi bunyi dan LOGOS dan LOGOS yang berarti yang berarti ilmu pengetahuanilmu pengetahuan
FONOLOGI adalah ilmu yang FONOLOGI adalah ilmu yang mempelajari bunyi (bahasa), yaitu bunyi mempelajari bunyi (bahasa), yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusiayang dihasilkan oleh alat ucap manusia
Pembagian Bidang FonologiPembagian Bidang Fonologi
Fonologi dibagi dalam dua bidang yaitu Fonologi dibagi dalam dua bidang yaitu FonetikFonetik dan dan Fonemik Fonemik
FonetikFonetik adalah ilmu yang mempelajari adalah ilmu yang mempelajari pembentukan bunyi bahasapembentukan bunyi bahasa
Fonemik adalah ilmu yang mempelajari Fonemik adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa sebagai pembeda artibunyi bahasa sebagai pembeda arti
Pembagian FonetikPembagian Fonetik
Fonetik dibedakan atas tiga jenis, yaitu: Fonetik dibedakan atas tiga jenis, yaitu: Fonetik Artikulatoris, Fonetik Akustis, dan Fonetik Artikulatoris, Fonetik Akustis, dan Fonetik AuditorisFonetik Auditoris
Fonetik artikulatoris mempelajari mekanisme Fonetik artikulatoris mempelajari mekanisme alat bicara manusiaalat bicara manusia
Fonetik akustis mempelajari bunyi sebagai Fonetik akustis mempelajari bunyi sebagai gejala fisisgejala fisis
Fonetik auditoris mempelajari mekanisme Fonetik auditoris mempelajari mekanisme telinga menerima bunyi bahasatelinga menerima bunyi bahasa
FONETIK ARTIKULATORISFONETIK ARTIKULATORIS
Alat ucap manusia yang pokok adalah Alat ucap manusia yang pokok adalah PARU-PARU sebagai sumber udara, PARU-PARU sebagai sumber udara, PITA SUARA, ALAT UCAP (LIDAH, PITA SUARA, ALAT UCAP (LIDAH, BIBIR, DSB.)BIBIR, DSB.)
3 BAGIAN BESAR ALAT UCAP3 BAGIAN BESAR ALAT UCAP
Proses Terjadinya Bunyi BahasaProses Terjadinya Bunyi Bahasa
1.1. Udara mengalir melalui paru-paruUdara mengalir melalui paru-paru
2.2. Udara digetarkan pada bagian pita suara Udara digetarkan pada bagian pita suara (proses fonasi)(proses fonasi)
3.3. Udara keluar melalui rongga mulut atau Udara keluar melalui rongga mulut atau rongga hidung dengan/tanpa hambatanrongga hidung dengan/tanpa hambatan
Arus UdaraArus Udara
Arus udara adalah sumber energi utama Arus udara adalah sumber energi utama bagi pembentukan bunyi bahasabagi pembentukan bunyi bahasa
Arus udara ada dua macam, yaitu: ARUS Arus udara ada dua macam, yaitu: ARUS UDARA INGRESIF dan ARUS UDARA UDARA INGRESIF dan ARUS UDARA EGRESIFEGRESIF
Pita SuaraPita Suara
Pita suara digetarkan oleh udara yang Pita suara digetarkan oleh udara yang keluar atau masuk dalam paru-parukeluar atau masuk dalam paru-paru
Terletak pada pangkal tenggorok (laring)Terletak pada pangkal tenggorok (laring) Pita suara dapat MEMBUKA, Pita suara dapat MEMBUKA,
MEMBUKA LEBAR, MENUTUP, dan MEMBUKA LEBAR, MENUTUP, dan MENUTUP RAPATMENUTUP RAPAT
Celah antara sepasang pita suara disebut Celah antara sepasang pita suara disebut GLOTISGLOTIS
Epiglotis (katup Pangkal Epiglotis (katup Pangkal Tenggorok)Tenggorok)
Berfungsi untuk melindungi masuknya Berfungsi untuk melindungi masuknya makanan atau minuman ke batang makanan atau minuman ke batang tenggoroktenggorok
Tidak mempunyai peran dalam Tidak mempunyai peran dalam pembentukan bunyi bahasapembentukan bunyi bahasa
Rongga Kerongkongan (faring)Rongga Kerongkongan (faring)
Terletak di antara pangkal tenggorok Terletak di antara pangkal tenggorok dengan rongga mulut dan rongga hidungdengan rongga mulut dan rongga hidung
Berfungsi sebagai saluran makanan dan Berfungsi sebagai saluran makanan dan minumanminuman
Berperan sebagai tabung udara yang ikut Berperan sebagai tabung udara yang ikut bergetar bila pita suara bergetarbergetar bila pita suara bergetar
Langit-langit Lunak (Velum)Langit-langit Lunak (Velum)
Bagian ujung langit-langit lunak disebut Bagian ujung langit-langit lunak disebut uvula(anak tekak) yang dapat turun naikuvula(anak tekak) yang dapat turun naik
Dalam keadaan bernapas normal, langit-Dalam keadaan bernapas normal, langit-langit lunak beserta anak tekak menurun langit lunak beserta anak tekak menurun sehingga udara dapat keluar masuk sehingga udara dapat keluar masuk melalui rongga hidungmelalui rongga hidung
KLASIFIKASI BUNYI BAHASAKLASIFIKASI BUNYI BAHASA
Ada tidaknya gangguan (vokal, konsonan, Ada tidaknya gangguan (vokal, konsonan, semi vokal)semi vokal)
Arah udara (egresif dan ingresif)Arah udara (egresif dan ingresif) Pita suara (bunyi bersuara, bunyi tak bersuara)Pita suara (bunyi bersuara, bunyi tak bersuara) Saluran lewatan udara (oral, nasal, sengau)Saluran lewatan udara (oral, nasal, sengau) Mekanisme artikulasi (bilabial, dental,dsb)Mekanisme artikulasi (bilabial, dental,dsb) Cara gangguan (stop hambat, alir, frikatif, dsb)Cara gangguan (stop hambat, alir, frikatif, dsb)
KLASIFIKASI BUNYI BAHASAKLASIFIKASI BUNYI BAHASA
Tinggi rendahnya lidah (bunyi tinggi, agak Tinggi rendahnya lidah (bunyi tinggi, agak tinggi, tengah, agak rendah, rendah)tinggi, tengah, agak rendah, rendah)
Maju mundurnya lidah (bunyi depan, pusat, Maju mundurnya lidah (bunyi depan, pusat, belakang)belakang)
BUNYI VOKALBUNYI VOKAL
Bunyi yang dihasilkan tanpa melibatkan Bunyi yang dihasilkan tanpa melibatkan penyempitan atau penutupan pada daerah penyempitan atau penutupan pada daerah artikulasi (Muslich, 2008)artikulasi (Muslich, 2008)
Bunyi yang dihasilkan tanpa hambatan pada Bunyi yang dihasilkan tanpa hambatan pada alat bicara, jadi tidak ada artikulasi. Hambatan alat bicara, jadi tidak ada artikulasi. Hambatan pada bunyi vokal hanya terjadi pada pita suara pada bunyi vokal hanya terjadi pada pita suara sajasaja
VOKAL KARDINALVOKAL KARDINAL Daniel Jones, seorang ahli fonetik dari Inggris Daniel Jones, seorang ahli fonetik dari Inggris
memperkenalkan sistem vokal kardinal memperkenalkan sistem vokal kardinal (cardinal vowels)(cardinal vowels)
Vokal kardinal ialah bunyi-bunyi vokal yang Vokal kardinal ialah bunyi-bunyi vokal yang mempunyai kualitas bunyi tertentu, keadaan mempunyai kualitas bunyi tertentu, keadaan lidah tertentu, dan bentuk bibir tertentu.lidah tertentu, dan bentuk bibir tertentu.
Vokal kardinal digunakan sebagai acuan Vokal kardinal digunakan sebagai acuan perbandingan dalam deskripsi vokal semestaan perbandingan dalam deskripsi vokal semestaan bahasa di duniabahasa di dunia
VOKAL KARDINALVOKAL KARDINAL
VOKAL BAHASA INDONESIAVOKAL BAHASA INDONESIA
KLASIFIKASI VOKALKLASIFIKASI VOKAL
Tinggi rendahnya lidah Tinggi rendahnya lidah Bagian lidah yang bergerakBagian lidah yang bergerak StrikturStriktur Bentuk bibirBentuk bibir
Tinggi Rendahnya LidahTinggi Rendahnya Lidah
Vokal tinggi, misal: i, uVokal tinggi, misal: i, u Vokal madya, misal: e, E, o, OVokal madya, misal: e, E, o, O Vokal rendah, misal: aVokal rendah, misal: a
Bagian Lidah yang BergerakBagian Lidah yang Bergerak
Vokal depan, misal: i, e, E, aVokal depan, misal: i, e, E, a Vokal tengah, misal:Vokal tengah, misal: Vokal belakang, misal: u, o, O, aVokal belakang, misal: u, o, O, a
STRIKTUR (hubungan artikulator aktif dan STRIKTUR (hubungan artikulator aktif dan artikulator pasif)artikulator pasif)
Vokal tertutup, misal: i,uVokal tertutup, misal: i,u Vokal semi tertutup, misal: e, oVokal semi tertutup, misal: e, o Vokal semi terbuka, misal: E,OVokal semi terbuka, misal: E,O Vokal terbuka, misal aVokal terbuka, misal a
BENTUK BIBIRBENTUK BIBIR
Vokal Bulat, misal: OVokal Bulat, misal: O Vokal netral, misal: aVokal netral, misal: a Vokal tak bulat, misal: i, e, EVokal tak bulat, misal: i, e, E
CONTOH BUNYI VOKAL BAHASA INDONESIACONTOH BUNYI VOKAL BAHASA INDONESIA
BUNYI KONSONANBUNYI KONSONAN
Bunyi yang dihasilkan dengan menghambat arus Bunyi yang dihasilkan dengan menghambat arus udara pada sebagian alat bicara, jadi ada artikulasiudara pada sebagian alat bicara, jadi ada artikulasi
Apabila proses artikulasi disertai bergetarnya pita Apabila proses artikulasi disertai bergetarnya pita suara, menghasilkan suara, menghasilkan konsonankonsonan bersuara bersuara [b,d, g, j][b,d, g, j]
Apabila proses artikulasi tidak disertai bergetarnya Apabila proses artikulasi tidak disertai bergetarnya pita suara (glotis terbuka) menghasilkan pita suara (glotis terbuka) menghasilkan konsonankonsonan taktak bersuara bersuara [k, p, t, s][k, p, t, s]
KLASIFIKASI KONSONANKLASIFIKASI KONSONAN
Cara dihambat (artikulasi)Cara dihambat (artikulasi) Tempat hambatan (tempat artikulasi)Tempat hambatan (tempat artikulasi) Hubungan posisional antara penghambat-Hubungan posisional antara penghambat-
penghambatnya atau hubungan antara artikulator penghambatnya atau hubungan antara artikulator aktif dan pasif (striktur)aktif dan pasif (striktur)
Bergetar tidaknya pita suaraBergetar tidaknya pita suara
KLASIFIKASI KONSONAN KLASIFIKASI KONSONAN BERDASARKAN CARA ARTIKULASIBERDASARKAN CARA ARTIKULASI
Konsonan hambat letup, ialah konsonan yang Konsonan hambat letup, ialah konsonan yang terjadi dengan hambatan penuh arus udara terjadi dengan hambatan penuh arus udara kemudian hambatan itu dilepaskan secara tiba-kemudian hambatan itu dilepaskan secara tiba-tiba. Contoh : [p], [b]tiba. Contoh : [p], [b]
Konsonan nasal, ialah konsonan yang dibentuk Konsonan nasal, ialah konsonan yang dibentuk dengan menghambat rapat jalan udara dari dengan menghambat rapat jalan udara dari paru-paru melalui rongga hidung, namun paru-paru melalui rongga hidung, namun kemudian anak tekak diturunkan sehingga kemudian anak tekak diturunkan sehingga udara keluar melalui rongga hidung. Contoh: udara keluar melalui rongga hidung. Contoh: [m], [n][m], [n]
KLASIFIKASI KONSONAN KLASIFIKASI KONSONAN BERDASARKAN CARA ARTIKULASIBERDASARKAN CARA ARTIKULASI
Konsonan paduan, ialah konsonan yang terjadi Konsonan paduan, ialah konsonan yang terjadi dengan menghambat penuh arus udara dari dengan menghambat penuh arus udara dari paru-paru, kemudian hambatan itu dilepaskan paru-paru, kemudian hambatan itu dilepaskan dengan cara bergeser pelan-pelan.dengan cara bergeser pelan-pelan.
Konsonan jenis ini tidak ada dalam bahasa Konsonan jenis ini tidak ada dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris, misal pada Indonesia. Dalam bahasa Inggris, misal pada kata kata richrich..
KLASIFIKASI KONSONANKLASIFIKASI KONSONANBERDASARKAN CARA ARTIKULASIBERDASARKAN CARA ARTIKULASI
Konsonan sampingan, ialah konsonan yang Konsonan sampingan, ialah konsonan yang dibentuk dengan menutup arus udara di tengah dibentuk dengan menutup arus udara di tengah rongga mulut sehingga udara keluar melalui rongga mulut sehingga udara keluar melalui samping. Contoh: [l]samping. Contoh: [l]
Konsonan geseran, ialah konsonan yang Konsonan geseran, ialah konsonan yang dibentuk dengan menyempitkan jalannya arus dibentuk dengan menyempitkan jalannya arus udara yang dihembuskan dari paru-paru, udara yang dihembuskan dari paru-paru, sehingga jalannya udara terhalang dan keluar sehingga jalannya udara terhalang dan keluar dengan cara bergeser. Contoh: [s], [f]dengan cara bergeser. Contoh: [s], [f]
KLASIFIKASI KONSONANKLASIFIKASI KONSONANBERDASARKAN CARA ARTIKULASIBERDASARKAN CARA ARTIKULASI
Konsonan getar, ialah konsonan yang dibentuk Konsonan getar, ialah konsonan yang dibentuk dengan menghambat jalannya udara yang dengan menghambat jalannya udara yang dihembuskan dari paru-paru secara berulang-ulang dihembuskan dari paru-paru secara berulang-ulang dan cepat. Contoh: [r]dan cepat. Contoh: [r]
Konsonan sentuhan, ialah konsonan yang Konsonan sentuhan, ialah konsonan yang pembentukannya hampir sama dengan getar, tetapi pembentukannya hampir sama dengan getar, tetapi proses bergetar itu hanya terjadi satu kali. Dalam proses bergetar itu hanya terjadi satu kali. Dalam bahasa Indonesia, konsonan jenis ini tidak ada. bahasa Indonesia, konsonan jenis ini tidak ada. Contoh: perro (artinya anjing, bahasa Spanyol)Contoh: perro (artinya anjing, bahasa Spanyol)
KLASIFIKASI KONSONANKLASIFIKASI KONSONANBERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASIBERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASI
Konsonan bilabial, ialah konsonan yang Konsonan bilabial, ialah konsonan yang artikulator aktifnya ialah bibir bawah dan artikulator aktifnya ialah bibir bawah dan artikulator pasifnya ialah bibir atas. Contoh: artikulator pasifnya ialah bibir atas. Contoh: [p], [b].[p], [b].
Konsonan apikodental, ialah konsonan yang Konsonan apikodental, ialah konsonan yang artikulator aktifnya ialah ujung lidah dan artikulator aktifnya ialah ujung lidah dan artikulator pasifnya ialah gigi atas. Contoh: [t], artikulator pasifnya ialah gigi atas. Contoh: [t], [d][d]
KLASIFIKASI KONSONANKLASIFIKASI KONSONANBERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASIBERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASI
Konsonan apikoalveolar ialah konsonan yang Konsonan apikoalveolar ialah konsonan yang artikulator aktifnya ialah ujung lidah dan artikulator aktifnya ialah ujung lidah dan artikulator pasifnya adalah gusi (lengkung kaki artikulator pasifnya adalah gusi (lengkung kaki gigi). Contoh: [l], [n]gigi). Contoh: [l], [n]
Konsonan apikopalatal ialah konsonan yang Konsonan apikopalatal ialah konsonan yang artikulator aktifnya ialah ujung lidah dan artikulator aktifnya ialah ujung lidah dan artikulator pasifnya ialah langit-langit keras. artikulator pasifnya ialah langit-langit keras. Contoh: [D], pada kata maduContoh: [D], pada kata madu
KLASIFIKASI KONSONANKLASIFIKASI KONSONANBERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASIBERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASI
Konsonan mediopalatal ialah konsonan yang Konsonan mediopalatal ialah konsonan yang artikulator aktifnya ialah tengah lidah dan artikulator aktifnya ialah tengah lidah dan artikulator pasifnya ialah langit-langit keras. artikulator pasifnya ialah langit-langit keras. Contoh: [c, j].Contoh: [c, j].
Konsonan dorsovelar ialah konsonan yang Konsonan dorsovelar ialah konsonan yang artikulator aktifnya ialah pangkal lidah dan artikulator aktifnya ialah pangkal lidah dan artikulator pasifnya langit-langit lunak. artikulator pasifnya langit-langit lunak. Contoh: [k,g]Contoh: [k,g]
KLASIFIKASI KONSONANKLASIFIKASI KONSONANBERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASIBERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASI
Konsonan hamzah (glottal stop), ialah konsonan yang Konsonan hamzah (glottal stop), ialah konsonan yang pembentukannya terjadi karena pita suara merapat pembentukannya terjadi karena pita suara merapat (glotis tertutup rapat) dan kemudian secara tiba-tiba (glotis tertutup rapat) dan kemudian secara tiba-tiba dipisahkan (terbuka). Contoh: [?]dipisahkan (terbuka). Contoh: [?]
Konsonan laringal, ialah konsonan yang Konsonan laringal, ialah konsonan yang artikulatornya adalah sepasang pita suara. Udara yang artikulatornya adalah sepasang pita suara. Udara yang dihembuskan dari paru-paru pada waktu melewati dihembuskan dari paru-paru pada waktu melewati glotis digeserkan. Glotis dalam posisi terbuka (lebih glotis digeserkan. Glotis dalam posisi terbuka (lebih sempit daripada saat bernafas normal). Contoh [h]sempit daripada saat bernafas normal). Contoh [h]
BUNYI SEMI-VOKALBUNYI SEMI-VOKAL
Bunyi semi-vokal secara praktis termasuk konsonan.Bunyi semi-vokal secara praktis termasuk konsonan. Contoh: [w] proses pembentukannya menyerupai Contoh: [w] proses pembentukannya menyerupai
[u], namun bibir yang membentuk bundaran [u], namun bibir yang membentuk bundaran dipersempit sehingga arus udara hampir terhambat dipersempit sehingga arus udara hampir terhambat (labialisasi)(labialisasi)
Semi-vokal [y] proses pembentukannya Semi-vokal [y] proses pembentukannya menyerupai [i], namun posisi lidah dinaikkan terlalu menyerupai [i], namun posisi lidah dinaikkan terlalu tinggi ke arah langit-langit keras (palatalisasi)tinggi ke arah langit-langit keras (palatalisasi)
BUNYI DIFTONGBUNYI DIFTONG
Diftong (vokal rangkap) adalah dua buah Diftong (vokal rangkap) adalah dua buah vokal yang dibunyikan dalam kesatuan waktuvokal yang dibunyikan dalam kesatuan waktu
Diftong ada dua macam, yaitu diftong naik Diftong ada dua macam, yaitu diftong naik dan diftong turundan diftong turun
Dalam bahasa Indonesia hanya terdapat Dalam bahasa Indonesia hanya terdapat diftong naik [ai, oi, au]diftong naik [ai, oi, au]
Contoh diftong lain: oi, ai, ui (bahasa Madura), Contoh diftong lain: oi, ai, ui (bahasa Madura), ua, uo, ue (bahasa Jawa)ua, uo, ue (bahasa Jawa)
BUNYI KLUSTERBUNYI KLUSTER Kluster (konsonan rangkap) adalah dua atau tiga Kluster (konsonan rangkap) adalah dua atau tiga
konsonan yang dibunyikan dalam kesatuan waktu.konsonan yang dibunyikan dalam kesatuan waktu. Pola bunyi dalam bahasa Indonesia sebenarnya tidak Pola bunyi dalam bahasa Indonesia sebenarnya tidak
mengenal kluster. Kluster yang digunakan dalam mengenal kluster. Kluster yang digunakan dalam bahasa Indonesia merupakan serapan.bahasa Indonesia merupakan serapan.
Contoh: [pr], [tr], [fr], [bl], [kl], [kw], [dw], [sw], Contoh: [pr], [tr], [fr], [bl], [kl], [kw], [dw], [sw], [str], [skr],...[str], [skr],...
BUNYI SUPRASEGMENTALBUNYI SUPRASEGMENTAL Bunyi-bunyi yang menyertai bunyi segmentalBunyi-bunyi yang menyertai bunyi segmental Bunyi suprasegmental (prosodi) meliputi nada, Bunyi suprasegmental (prosodi) meliputi nada,
tekanan, durasi, jeda.tekanan, durasi, jeda. Nada menyangkut tinggi rendahnya suatu bunyiNada menyangkut tinggi rendahnya suatu bunyi Tekanan menyangkut keras lemahnya bunyi Tekanan menyangkut keras lemahnya bunyi
diujarkandiujarkan Durasi menyangkut panjang pendeknya bunyiDurasi menyangkut panjang pendeknya bunyi Jeda menyangkut perhentian (kesenyapan) bunyiJeda menyangkut perhentian (kesenyapan) bunyi
NADA (PITCH)NADA (PITCH)
Nada dapat dibedakan atas nada naik, nada datar, Nada dapat dibedakan atas nada naik, nada datar, nada turun, nada turun naik, nada naik turunnada turun, nada turun naik, nada naik turun
Nada dipengaruhi ketegangan pita suara dan getaran Nada dipengaruhi ketegangan pita suara dan getaran pita suara. Semakin tegang, semakin cepat pita suara. Semakin tegang, semakin cepat getarannya, nada yang terdengar semakin tinggigetarannya, nada yang terdengar semakin tinggi
Dalam bahasa Indonesia, nada tidak fungsional Dalam bahasa Indonesia, nada tidak fungsional (tidak membedakan makna)(tidak membedakan makna)
TEKANAN (STRESS)TEKANAN (STRESS)
Tekanan dipengaruhi kekuatan arus udara. Tekanan dipengaruhi kekuatan arus udara. Semakin kuat ketegangan arus udara, bunyi Semakin kuat ketegangan arus udara, bunyi terdengar semakin keras.terdengar semakin keras.
Tekanan dibedakan atas tekanan keras dan Tekanan dibedakan atas tekanan keras dan tekanan lunak (lemah)tekanan lunak (lemah)
Dalam bahasa Indonesia, tekanan tidak Dalam bahasa Indonesia, tekanan tidak membedakan makna dalam tataran kata, tetapi membedakan makna dalam tataran kata, tetapi membedakan maksud dalam tataran kalimat.membedakan maksud dalam tataran kalimat.
DURASIDURASI
Durasi dalam bahasa Indonesia tidak Durasi dalam bahasa Indonesia tidak fungsional dalam tataran kata, tetapi fungsional dalam tataran kata, tetapi fungsional dalam tataran kalimat.fungsional dalam tataran kalimat.
Contoh: awas jatuh [awa:s/ jatu:h]Contoh: awas jatuh [awa:s/ jatu:h]
saya senang [saya sena:ng]saya senang [saya sena:ng]
JEDAJEDA
Jeda atau perhentian dapat terjadi antarkalimat, Jeda atau perhentian dapat terjadi antarkalimat, antarkata, antarsilaba.antarkata, antarsilaba.
Jeda antarsilaba ditandai [+], antarkata [/], Jeda antarsilaba ditandai [+], antarkata [/], antarfrase [//], antarkalimat [#]antarfrase [//], antarkalimat [#]
Dalam bahasa Indonesia, jeda fungsional.Dalam bahasa Indonesia, jeda fungsional.
Contoh: anak/pejabat yang nakalContoh: anak/pejabat yang nakal
anak pejabat/ yang nakalanak pejabat/ yang nakal
LATIHAN SOALLATIHAN SOAL
1.1. Deskripsikan perbedaan bunyi [t] pada [tari] Deskripsikan perbedaan bunyi [t] pada [tari] dan [pantun]dan [pantun]
2.2. Mengapa ketika kita mengucapkan kata Mengapa ketika kita mengucapkan kata biarbiar muncul [y] di antara [i] dan [a]?muncul [y] di antara [i] dan [a]?
3.3. Mengapa bunyi awal yang dikuasai seorang Mengapa bunyi awal yang dikuasai seorang anak pada umumnya bunyi bilabial?anak pada umumnya bunyi bilabial?
4.4. Mengapa nada dalam bahasa Indonesia Mengapa nada dalam bahasa Indonesia dikatakan tidak fungsional? Berikan penjelasan dikatakan tidak fungsional? Berikan penjelasan beserta contoh.beserta contoh.
PERUBAHAN BUNYIPERUBAHAN BUNYI ASIMILASIASIMILASI DISIMILASIDISIMILASI MODIFIKASI VOKALMODIFIKASI VOKAL NETRALISASINETRALISASI ZEROISASIZEROISASI METATESISMETATESIS DIFTONGISASIDIFTONGISASI MONOFTONGISASIMONOFTONGISASI ANAPTIKSISANAPTIKSIS
Bunyi lingual cenderung berubah karena Bunyi lingual cenderung berubah karena lingkungannyalingkungannya
Perubahan bunyi lingual dibedakan atas (1) Perubahan bunyi lingual dibedakan atas (1) perubahan fonetis (2) perubahan fonemisperubahan fonetis (2) perubahan fonemis
Perubahan fonetis tidak mengubah identitas Perubahan fonetis tidak mengubah identitas fonem, contoh: [t] pada [tentang] dan fonem, contoh: [t] pada [tentang] dan [tendang][tendang]
Perubahan fonemis mengubah identitas fonem, Perubahan fonemis mengubah identitas fonem, contoh: [vis] – [ik eet fis]contoh: [vis] – [ik eet fis]
ASIMILASIASIMILASI
Perubahan bunyi dari dua bunyi yang tidak Perubahan bunyi dari dua bunyi yang tidak sama menjadi bunyi yang sama atau yang sama menjadi bunyi yang sama atau yang hampir sama.hampir sama.
Asimilasi dapat digolongkan menjadi (1) Asimilasi dapat digolongkan menjadi (1) asimilasi progresif, (b) asimilasi regresif, (c) asimilasi progresif, (b) asimilasi regresif, (c) asimilasi resiprokalasimilasi resiprokal
ASIMILASI PROGRESIFASIMILASI PROGRESIF Bunyi yang diasimilasikan terletak sesudah Bunyi yang diasimilasikan terletak sesudah
bunyi yang mengasimilasikan.bunyi yang mengasimilasikan. Contoh: top – stopContoh: top – stop
[t] pada [top] apiko-dental[t] pada [top] apiko-dental
[t] pada [stop] lamino-palatal[t] pada [stop] lamino-palatal
karena [s] adalah lamino-palatalkarena [s] adalah lamino-palatal Contoh: [t] pada [tari] apiko-dentalContoh: [t] pada [tari] apiko-dental
[t] pada [santai] apiko-alveolar[t] pada [santai] apiko-alveolar
karena [n] apiko-alveolarkarena [n] apiko-alveolar
ASIMILASI REGRESIFASIMILASI REGRESIF
Bunyi yang diasimilasikan terletak sebelum Bunyi yang diasimilasikan terletak sebelum bunyi yang mengasimilasikan.bunyi yang mengasimilasikan.
Contoh: [k] pada [zak] velar tak bersuaraContoh: [k] pada [zak] velar tak bersuara
[d] pada [doek] apiko-dental bersuara[d] pada [doek] apiko-dental bersuara
[k] pada [zakdoek] velar bersuara[k] pada [zakdoek] velar bersuara
Contoh: meN + bawa = membawaContoh: meN + bawa = membawa
[N] berwujud [m] bilabial karena [b] [N] berwujud [m] bilabial karena [b] pada [bawa] adalah bilabialpada [bawa] adalah bilabial
ASIMILASI RESIPROKALASIMILASI RESIPROKAL
Kedua bunyi saling mengasimilasikan Kedua bunyi saling mengasimilasikan sehingga menimbulkan bunyi baru.sehingga menimbulkan bunyi baru.
Contoh: [holan] + [ho] = [holakko]Contoh: [holan] + [ho] = [holakko]
[suan] + [hon] = [suatton][suan] + [hon] = [suatton]
DISIMILASIDISIMILASI Perubahan bunyi dari dua bunyi yang sama Perubahan bunyi dari dua bunyi yang sama
menjadi tidak sama.menjadi tidak sama. Contoh: [sajjana] – [sarjana]Contoh: [sajjana] – [sarjana]
[sayur sayur] – [sayur mayur][sayur sayur] – [sayur mayur]
[berajar] – [belajar][berajar] – [belajar]
MODIFIKASI VOKALMODIFIKASI VOKAL
Perubahan bunyi vokal sebagai pengaruh Perubahan bunyi vokal sebagai pengaruh bunyi lain yang mengikutinya.bunyi lain yang mengikutinya.
Contoh: [oto] – [OtOt]Contoh: [oto] – [OtOt]
[balI?] – [balikan][balI?] – [balikan]
NETRALISASINETRALISASI
Hilangnya fungsi pembeda suatu fonem akibat Hilangnya fungsi pembeda suatu fonem akibat pengaruh lingkungan.pengaruh lingkungan.
Contoh: [b] pada [sebab] dibunyikan [p] Contoh: [b] pada [sebab] dibunyikan [p] karena [b] tidak mungkin ada pada posisi kodakarena [b] tidak mungkin ada pada posisi koda
ZEROISASIZEROISASI
Penghilangan bunyi fonemis sebagai upaya Penghilangan bunyi fonemis sebagai upaya ekonomisasi pengucapan.ekonomisasi pengucapan.
Contoh: [tetapi] – [tapi] aferesisContoh: [tetapi] – [tapi] aferesis
[pelangit] – [pelangi] apokop[pelangit] – [pelangi] apokop
[dahulu] – [dulu] sinkop[dahulu] – [dulu] sinkop
METATESISMETATESIS
Perubahan urutan bunyi fonemis pada suatu Perubahan urutan bunyi fonemis pada suatu kata sehingga menjadi dua bentuk kata yang kata sehingga menjadi dua bentuk kata yang bersaing.bersaing.
Contoh: kerikil – kelikirContoh: kerikil – kelikir
jalur – lajurjalur – lajur
brantas – bantrasbrantas – bantras
serap – resapserap – resap
almari - lemarialmari - lemari
DIFTONGISASIDIFTONGISASI
Perubahan bunyi vokal tunggal (monoftong) Perubahan bunyi vokal tunggal (monoftong) menjadi vokal rangkap (diftong)menjadi vokal rangkap (diftong)
Contoh: anggota – anggautaContoh: anggota – anggauta
teladan – tauladanteladan – tauladan
sentosa - sentausasentosa - sentausa
MONOFTONGISASIMONOFTONGISASI
Perubahan dua bunyi vokal rangkap (diftong) Perubahan dua bunyi vokal rangkap (diftong) menjadi vokal tunggal (monoftong)menjadi vokal tunggal (monoftong)
Contoh: kalau – kaloContoh: kalau – kalo
danau – danodanau – dano
satai – sate satai – sate
ANAPTIKSISANAPTIKSIS
Perubahan bunyi dengan jalan menambahkan Perubahan bunyi dengan jalan menambahkan bunyi vokal tertentu di antara dua konsonan bunyi vokal tertentu di antara dua konsonan untuk memperlancar ucapan. untuk memperlancar ucapan.
Contoh: mpu – empu (protesis)Contoh: mpu – empu (protesis)
sloka – seloka (epentesis)sloka – seloka (epentesis)
adi – adik (paragog)adi – adik (paragog)
SUKU KATA (SILABA)SUKU KATA (SILABA)
Satuan kenyaringan bunyi yang diikuti dengan Satuan kenyaringan bunyi yang diikuti dengan satuan denyutan dada yang menyebabkan satuan denyutan dada yang menyebabkan udara keluar dari paru-paru.udara keluar dari paru-paru.
Contoh: [mendaki] memiliki 3 puncak Contoh: [mendaki] memiliki 3 puncak
kenyaringan bunyi [men+da+ki]kenyaringan bunyi [men+da+ki] Pada umumnya struktur suku kata terdiri atas Pada umumnya struktur suku kata terdiri atas
satu bunyi sonor yang berupa vokal.satu bunyi sonor yang berupa vokal.
POLA SUKU KATAPOLA SUKU KATA
Pola suku kata dasar bahasa Indonesia:Pola suku kata dasar bahasa Indonesia:
V (i-kan, ba-u,...)V (i-kan, ba-u,...)
VK (en-tah, in-dah,...)VK (en-tah, in-dah,...)
KV (se-nang, ra-mai,...)KV (se-nang, ra-mai,...)
KVK (tem-pat, leng-kap,...)KVK (tem-pat, leng-kap,...)
POLA SUKU KATAPOLA SUKU KATA
Pola suku kata serapan dalam bahasa Indonesia:Pola suku kata serapan dalam bahasa Indonesia:
VKK (ons, eks-tra,...)VKK (ons, eks-tra,...)
KVKK (teks, ...)KVKK (teks, ...)
KKVKK (kom-pleks, spons,...)KKVKK (kom-pleks, spons,...)
KKV (pre-tes, psi-ko-lo-gi,...)KKV (pre-tes, psi-ko-lo-gi,...)
KKVK (trak-tor, kris-tal,...)KKVK (trak-tor, kris-tal,...)
KKKV (stra-te-gi, ...)KKKV (stra-te-gi, ...)
KKKVK (struk-tur, skrip-si,...)KKKVK (struk-tur, skrip-si,...)
Catatan:Catatan:
Kata dasar dalam bahasa Indonesia pada umumnya Kata dasar dalam bahasa Indonesia pada umumnya terdiri atas dua suku kata. Hanya sedikit yang terdiri terdiri atas dua suku kata. Hanya sedikit yang terdiri atas satu, tiga, empat suku kata.atas satu, tiga, empat suku kata.
Konsonan dalam bahasa Indonesia yang tidak dapat Konsonan dalam bahasa Indonesia yang tidak dapat menjadi penutup suku kata: /c/, /d/, /g/ /j/, /q/, /v/ menjadi penutup suku kata: /c/, /d/, /g/ /j/, /q/, /v/ /w/, /x/,/y/, /z/. Beberapa hanya ditemukan dalam /w/, /x/,/y/, /z/. Beberapa hanya ditemukan dalam kata serapan, contoh: abad, gudeg, mikraj, juzkata serapan, contoh: abad, gudeg, mikraj, juz
RANGKAIAN SUKU KATARANGKAIAN SUKU KATA
1.1. V – VV – V
2.2. V – VKV – VK
3.3. V – KVV – KV
4.4. V – KVK V – KVK
5.5. V K – VV K – V
6.6. VK – VKVK – VK
7.7. VK – KVVK – KV
8.8. VK - KVKVK - KVK
9. KV – V9. KV – V
10. KV – VK10. KV – VK
11. KV – KV11. KV – KV
12. KV – KVK12. KV – KVK
13. KVK – V13. KVK – V
14. KVK – VK14. KVK – VK
15. KVK – KV15. KVK – KV
16. KVK - KVK16. KVK - KVK
PEMENGGALAN KATAPEMENGGALAN KATA
Jika ditengah kata ada vokal yang berurutan, Jika ditengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf vokal. Contoh: ma – in, bu – ah vokal. Contoh: ma – in, bu – ah
Diftong tidak pernah diceraikan, contoh: sau – Diftong tidak pernah diceraikan, contoh: sau – da – ra, bukan sa- u – da – ra da – ra, bukan sa- u – da – ra
Jika di tengah kata ada huruf konsonan, Jika di tengah kata ada huruf konsonan, gabungan huruf konsonan, di antara dua buah gabungan huruf konsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan di sebelum huruf vokal, pemenggalan dilakukan di sebelum huruf konsonan. Contoh: ba – pak, de - nganhuruf konsonan. Contoh: ba – pak, de - ngan
PEMENGGALAN KATAPEMENGGALAN KATA
Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara dua huruf konsonan. Contoh: man – di, antara dua huruf konsonan. Contoh: man – di, som – bongsom – bong
Jika di tengah kata ada tiga huruf konsonan Jika di tengah kata ada tiga huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan pertama dan kedua. Contoh: ul huruf konsonan pertama dan kedua. Contoh: ul tra, in – fratra, in – fra
Latihan pemenggalan kataLatihan pemenggalan kata
MakananMakanan CaplokCaplok MutakhirMutakhir AulaAula AprilApril IsyaratIsyarat InstrumenInstrumen boikotboikot