fixed income daily notes - mnc sekuritas · harga rata - rata 104,41% dan diikuti oleh perdagangan...
TRANSCRIPT
1
Ulasan Pasar
Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 15 Februari 2018 kembali mengalami kenaikan di tengah masih berlanjutnya aksi ambil utnung pada Surat Utang Negara di pasar sekunder.
Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada akhir pekan kemarin berkisar
antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 1,4
bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor pendek
maupun menengah. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4
tahun) mengalami kenaikan sebesar berkisar antara 1 - 6 bps setelah mengalami
koreksi harga hingga sebesar 20 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang
Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara
1 - 2 bps setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 3 - 12 bps.
Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun)
bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 4 bps
dengan adanya koreksi harga hingga sebesar 50 bps.
Kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan
kemarin masih didorong oleh adanya koreksi harga Surat Utang Negara di tengah
kenaikan imbal hasil surat utang regional seiring dengan semakin besarnya
peluang kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika di bulan Maret 2018 ditengah
tingkat inflasi Amerika yang sesuai ekspektasi pemerintah. Pelaku pasar merespon
kondisi tersebut dengan melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar
sekunder, sehingga mendorong terjadinya koreksi harga pada sebagian besar
tenor Surat Utang Negara.
Adapun adanya aksi ambil untung oleh investor asing juga menjadi katalis negatif
pada perdagangan di akhir pekan kemarin. Hingga 14 Februari 2018, investor
asing masih melakukan net sell sebesar Rp18,69 triliun sepanjang bulan Februari.
Sementara itu kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara terjadi di tengah kenaikan
imbal hasil surat utang regional. Meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah
tidak cukup kuat untuk menahan terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara di
pasar sekunder.
Dengan adanya koreksi harga yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan
kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun
mengalami kenaikan yang relatif terbatas kurang dari 1 bps di level 5,732%.
Adapun imbal hasil dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan
masing - masing sebesar 1,5 bps di level 6,393% dan 6,850%. Sementara itu
untuk tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 4,5 bps di level 7,180%
Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar
Amerika, pergerakan imbal hasilnya masih mengalami kenaikan seiring dengan
kenaikan imbal hasil surat utang global di hari Kamis. Kenaikan imbal hasil terjadi
pada keseluruhan seri Surat Utang Negara dengan imbal hasil dari INDO-23
mengalami kenaikan sebesar 7 bps di level 3,650% setelah mengalami koreksi
harga sebesar 30 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-28 mengalami
kenaikan sebesar 5,5 bps di level 4,064% setelah mengalami koreksi harga
sebesar 45 bps. Sementar itu imbal hasil dari INDO-38 mengalami kenaikan
sebesar 4 bps dilevel 4,785% setelah mengalami koreksi sebesar 55 bps. Adapun
imbal hasil INDO-48 ditutup naik sebesar 3 bps di level 4,706% didorong oleh
koreksi harga sebesar 45 bps.
I Made Adi Saputra [email protected] (021) 2980 3111 ext. 52117
Page 1
Fixed Income Daily Notes
MNC Sekuritas Research Division
Senin, 19 Februari 2018
Kurva Imbal Hasil Surat Utang Negara
Perdagangan Surat Utang Negara
Perdagangan Surat Utang Korporasi
2
Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di
akhir pekan senilai Rp13,12 triliun dari 33 seri Surat Utang Negara yang
diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai
Rp5,16 triliun. Obligasi Negara seri FR0075 menjadi Surat Utang Negara dengan
volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,85 triliun dari 183 kali transaksi di
harga rata - rata 104,41% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri
FR0074 senilai Rp1,98 triliun dari 86 kali transaksi di harga rata - rata 104,27%.
Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan
senilai Rp991,09 miliar dari 41 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan II Toyota Asta Finansial Services Tahap II Tahun 2017
Seri A (TAFS02ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan
terbesar, senilai Rp274 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,02%
dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Indomobil Finance Tahap
II Tahun 2018 Seri A (IMFI03ACN2) senilai Rp100 miliar dari 3 kali transaksi di
harga rata - rata 99,94%.
Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat
sebesar 69,00 pts (0,50%) di level 13560,00 per dollar Amerika. Bergerak
berfluktuasi pada kisaran 13545,00 hingga 13595,00 per dollar Amerika,
penguatan nilai ukar rupiah terjadi seiring dengan penguatan mata uang
regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Baht Thailand (THB) memimpin
penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Ringgit Malaysia (MYR) dan
Rupiah Indoensia (IDR).
Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih
berpeluang untuk mengalami kenaikan didorong oleh berbagai katalis dari dalam
maupun luar negeri. Penguatan nilai tukar rupiah yang kami perkiraklan akan
mengalami penguatan pada hari ini serta angka persepsi resiko Indonesia hingga
akhir pekan kemarin mengalami penurunan di kisaran level 90%. Sementara itu
dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global per hari Jum’at
cenderung mengalami penurunan.
Imbal hasil dari US Treasury bergerak berfluktuasi sepanjang sesi perdagangan
di akhir pekan meskipun akhirnya ditutup dengan penurunan, dimanan untuk
tenor 10 tahun imbal hasilnya berada pada level 2,873% dan untuk tenor 30
tahun turun ke level 3,131. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman
(Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun ditutup juga mengalami
penurunan masing - masing di level 0,707% dan 1,580%.
Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada di area
konsolidasi dengan adanya sinyal perubahan tren dari tren turun menjadi
sidewats, mengindikasikan bahwa harga Surat Utang Negara akan bergerak
terbatas dengan masih adanya peluang penurunan harga untuk Surat Utang
Negara dengan tenor panjang dalam jangka pendek.
Rekomendasi
Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan
kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang
Negara di pasar sekunder, dan masih berfluktuasinya pergerakan Surat Utang
Negara dapat dimanfaatkan oleh investor dengan horizon investasi jangka
panjang untuk melakukan pembelian secara bertahap terhadap Surat Utang
Negara dengan tenor panjang seperti seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0056,
FR0071, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068, dan FR0072.
Page 2
Fixed Income Daily Notes | Senin, 19 Februari 2018 | MNC Sekuritas Research Division
Kurva Imbal Hasil SUN seri Acuan
Indeks Obligasi (INDOBeX)
Grafik Resiko
3
•Pada sepekan kedepan terdapat empat surat utang yang akan
jatuh tempo senilai Rp1,347 triliun.
Ke-empat surat utang tersebut adalah Obligasi Berkelanjutan II Toyota
Astra Financial Services Tahap II Tahun 2017 Seri A (TAFS02ACN2)
senilai Rp800 miliar dan MTN I Sunprima Nusantara Pembiayaan Tahap
I Tahun 2017 (SPN01X1MF) senilai Rp105 miliar yang akan jatuh tempo
pada hari Sabtu, 24 Februari 2018. Adapun Obligasi Berkelanjutan II
BFI Finance Indonesia Tahap III Tahun 2016 Seri B (BFIN02BCN3)
senilai Rp142 miliar dan MTN Kimia Farma Tahun 2016
(KAEF01XXMF) senilai Rp300 miliar yang akan jatuh tempo pada hari
Minggu, 25 Februari 2018.
•Peringkat PT Oto Multiartha ditegaskan “idAA+”.
Prospek untuk peringkat tersebut adalah “stabil”. Peringkat menc-
erminkan status PT Oto Multiartha sebagai perseroann afiliasi yang
strategis dan penting bagi para pemegang sahamnya, posisi bisnis yang
kuat di pembiayaan mobil bekas, dan permodalan yang sangat kuat.
Namun, peringkat dibatasi oleh kompetisi yang semakin ketat di pem-
biayaan mobil baru. Peringkat dapat dinaikkan jika PT Pemeringkat Efek
Indonesia Tbk melihat ada bukti dukungan yang lebih kuat dari grup,
posisi pasar yang lebih kuat, dan pada waktu yang sama perseroan ter-
us menunjukkan perbaikan pada indicator kualitas dan profitabilitas.
Sebaliknya, peringkat dapat diturunkan jika PT Pemeringkat Efek Indo-
nesia melihat adanya penurunan dukungan yang signifikan dari grup,
atau jika profil bisnis atau kualitasaset perseroan memburuk secara
signifikan. Hingga 31 Desember 2017, perusahaan dimiliki oleh PT
Summit Auto Group sebesar 49,9%, Sumitomo Mitsui Banking Corpora-
tion sebesar 35,1%, dan PT SInar Mas Multiartha Tbk sebesar 15,0%.
•Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara seri PBS-014 dan
PBS-011 pada tanggal 15 Februari 2018 dengan cara private
placement.
Pemerintah telah melaksanakan penerbitan Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) dengan cara Private Placement pada tanggal 15
Februari 2018 dengan nilai nominal sebesar Rp750.000.000.000,00
(tujuh ratus lima puluh miliar rupiah). SBSN yang diterbitkan
merupakan seri PBS-014 dan PBS-011 dengan status dapat
diperdagangkan (tradable) dengan Pokok-pokok Ketentuan dan
Persyaratan sebagai berikut :
Page 3
Fixed Income Daily Notes | Senin, 19 Februari 2018 | MNC Sekuritas Research Division
Spread US T 10 Yrs—Gov’t Bond 10 Yrs
Imbal Hasil Surat Utang Global
Berita Pasar
Corp Bond Spread
Perdagangan Project Based Sukuk
Nilai Nominal Rp250.000.000.000,00 Rp500.000.000.000,00
Imbalan Fixed 6,50% per tahun Fixed 8,75% per tahun
Yield 5,79% 6,07%
Tanggal Setelmen 15 Februari 2018 15 Februari 2018
Tanggal Jatuh
Tempo 15 Mei 2021 15 Agustus 2023
4
Harga Surat Utang Negara
Page 4
Fixed Income Daily Notes | Senin, 19 Februari 2018 | MNC Sekuritas Research Division
Kepemilikan Surat Berharga Negara
5
IDR – USD
Page 5
Fixed Income Daily Notes | Senin, 19 Februari 2018 | MNC Sekuritas Research Division
Dollar INDEX
FR0063
6
FR0064
Page 6
Fixed Income Daily Notes | Senin, 19 Februari 2018 | MNC Sekuritas Research Division
FR0065
FR0075
7
Fixed Income Daily Notes | Senin, 19 Februari 2018 | MNC Sekuritas Research Division
Page 7
MNC SEKURITAS RESEARCH TEAM
MNC Research Investment Ratings Guidance BUY : Share price may exceed 10% over the next 12 months
HOLD : Share price may fall within the range of +/- 10% of the next 12 months SELL : Share price may fall by more than 10% over the next 12 months
Not Rated : Stock is not within regular research coverage
PT MNC Sekuritas MNC Financial Center Lt. 14 – 16
Jl. Kebon Sirih No. 21 - 27, Jakarta Pusat 10340 Telp : (021) 2980 3111 Fax : (021) 3983 6899 Call Center : 1500 899
Disclaimer
This research report has been issued by PT MNC Sekuritas. It may not be reproduced or further distributed or
published, in whole or in part, for any purpose. PT MNC Sekuritas has based this document on information
obtained from sources it believes to be reliable but which it has not independently verified; PT MNC Sekuritas
makes no guarantee, representation or warranty and accepts no responsibility to liability as to its accuracy or
completeness. Expression of opinion herein are those of the research department only and are subject to change
without notice. This document is not and should not be construed as an offer or the solicitation of an offer to
purchase or subscribe or sell any investment. PT MNC Sekuritas and its affiliates and/or their offices, directors
and employees may own or have positions in any investment mentioned herein or any investment related thereto
and may from time to time add to or dispose of any such investment. PT MNC Securities and its affiliates may act
as market maker or have assumed an underwriting position in the securities of companies discusses herein (or
investment related thereto) and may sell them to or buy them from customers on a principal basis and may also
perform or seek to perform investment banking or underwriting services for or relating to those companies.
Edwin J. Sebayang Head of Retail Research Technical, Auto, Mining
[email protected] (021) 2980 3111 ext. 52233
Victoria Venny Telco, Infrastructure, Logistics
(021) 2980 3111 ext. 52236
Gilang Anindito Property, Construction
(021) 2980 3111 ext. 52235
Rr. Nurulita Harwaningrum Banking
(021) 2980 3111 ext. 52237
Sukisnawati Puspitasari Research Associate
(021) 2980 3111 ext. 52307
Research Associate
(021) 2980 3111 ext. 52166
I Made Adi Saputra Head of Fixed Income Research [email protected]
(021) 2980 3111 ext. 52117
Thendra Crisnanda Head of Institution Research
[email protected] (021) 2980 3111 ext. 52162
Rheza Dewangga Nugraha Junior Analyst of Fixed Income [email protected]
(021) 2980 3111 ext. 52294