fitrah manusia

8
Fitrah Manusia moment perhelatan yang terjadi seputar dunia pendidikan sepertinya tidak akan pernah usai, sepanjang manusia tetap berpendidikan. Hal ini berarti bahwa pendidikan adalah satu-satunya sarana atau media atau fasilitas yang dimiliki manusia yang berguna untuk membentuk pribadinya menjadi lebih baik lagi. Pernyataan ini selaras dengan Arifin yang mengatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai latihan mental, moral dan fisik yang bisa menghasilkan manusia berbudaya tinggi dengan personalitas dan tanggungjawabnya. [1] Secara filosofis manusia terdri atas rohani dan jasmani dimana jasmani merupakan bentuk fisik dari manusia itu sedangkan rohani merupakan jiwa manusia yang merupakan prinsip hidup manusia. [2] prinsip hidup itulah yang menjadi pendukung dan pendorong semua tindakan pun tindakan berfikir dan berkehendak. Pendidikan dikatakakan sebagai sarana yang membentuk manusia menjadi baik. Secara filosofis pengertian manusia menjadi baik ialah baik secara kepribadian yang ditampilkan dalam tingkah lakunya. Tindakan yang ditampilkan dalam bentuk perbuatan seutuhnya merupakan ekspresi mental dalam diri manusia. Dengan demikian maka yang disebutkan bahwa pendidikan merupakan sarana yang diperuntukan untuk membentuk manusia menjadi baik dalah manusia yang baik secara mental dimana mental merupakan kondisi kejiwaan manusia. Dalam pandangan lain, Pendidikan merupakan upaya manusia yang diarahkan kepada manusia lain dengan harapan agar mereka ini, berkat pendidikan (pengajaran) itu kelak menjadi manusia yang shaleh, yang berbuat sebagai mana yang seharusnya diperbuat dan menjauhi apa yang tidak patut dilakukannya.[3] Manusia yang baru lahir dari perut ibunya masih sangat lemah, tidak berdaya dan tidak mengetahui apa-apa. Untuk menjadi hamba Allah yang selalu menyembah-Nya dengan tulus dan menjadi khalifah-Nya dimuka bumi, anak tersebut membutuhkan perawatan, bimbingan dan pengembangan segenap potensinya kepada tujuan yang benar. Ia harus dikembangkan segala potensinya kearah yang positif melalui suatu upaya yang disebut sebagai al-Tarbiyah, al-Ta’dib, al-Ta’lim atau yang kita kenal dengan “pendidikan”.[4] Manusia sebagai makhluk paedagogik membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik. Sehingga dengan potensi tersebut mampu menjadi khalifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia dilengkapi dengan fitrah Allah berupa keterampilan yang dapat

Upload: farhani-poe-juli

Post on 29-Oct-2015

49 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

mmm

TRANSCRIPT

Page 1: Fitrah Manusia

Fitrah Manusia

moment perhelatan yang terjadi seputar dunia pendidikan sepertinya tidak akan pernah usai, sepanjang manusia tetap berpendidikan. Hal ini berarti bahwa pendidikan adalah satu-satunya sarana atau media atau fasilitas yang dimiliki manusia yang berguna untuk membentuk pribadinya menjadi lebih baik lagi. Pernyataan ini selaras dengan Arifin yang mengatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai latihan mental, moral dan fisik yang bisa menghasilkan manusia berbudaya tinggi dengan personalitas dan tanggungjawabnya.[1]

Secara filosofis manusia terdri atas rohani dan jasmani dimana jasmani merupakan bentuk fisik dari manusia itu sedangkan rohani merupakan jiwa manusia yang merupakan prinsip hidup manusia. [2] prinsip hidup itulah yang menjadi pendukung dan pendorong semua tindakan pun tindakan berfikir dan berkehendak.

Pendidikan dikatakakan sebagai sarana yang membentuk manusia menjadi baik. Secara filosofis pengertian manusia menjadi baik ialah baik secara kepribadian yang ditampilkan dalam tingkah lakunya. Tindakan yang ditampilkan dalam bentuk perbuatan seutuhnya merupakan ekspresi mental dalam diri manusia. Dengan demikian maka yang disebutkan bahwa pendidikan merupakan sarana yang diperuntukan untuk membentuk manusia menjadi baik dalah manusia yang baik secara mental dimana mental merupakan kondisi kejiwaan manusia.

Dalam pandangan lain, Pendidikan merupakan upaya manusia yang diarahkan kepada manusia lain dengan harapan agar mereka ini, berkat pendidikan (pengajaran) itu kelak menjadi manusia yang shaleh, yang berbuat sebagai mana yang seharusnya diperbuat dan menjauhi apa yang tidak patut dilakukannya.[3]

Manusia yang baru lahir dari perut ibunya masih sangat lemah, tidak berdaya dan tidak mengetahui apa-apa. Untuk menjadi hamba Allah yang selalu menyembah-Nya dengan tulus dan menjadi khalifah-Nya

dimuka bumi, anak tersebut membutuhkan perawatan, bimbingan dan pengembangan segenap potensinya kepada tujuan yang benar. Ia harus dikembangkan segala potensinya kearah yang positif melalui suatu upaya yang disebut sebagai al-Tarbiyah, al-Ta’dib, al-Ta’lim atau yang kita kenal dengan “pendidikan”.[4]

Manusia sebagai makhluk paedagogik membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik. Sehingga dengan potensi tersebut mampu menjadi khalifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia dilengkapi dengan fitrah Allah berupa keterampilan yang dapat berkembang, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia.[5]

fitrah manusia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik melalui pendidikan. Oleh karena itu pendidikan Islam bertugas membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan fitrah manusia tersebut sehingga terbentuk seorang yang berkepribadian muslim.

Potensi dasar tersebut atau lebih dikenal dengan istilah fitrah harus terpelihara dan berkembang dengan baik. Sebab tugas pendidikan adalah menjadikan potensi dasar itu lebih berdaya guna, berfungsi secara wajar dan manusiawi.

Potensi fitrah yang diberikan Allah itu, menurut Abdullah Nashih Ulwan sebagi “fitrah tauhid” aqidah iman kepada Allah dan atas dasar kesucian yang tidak ternoda.[1]

Menurut H.M. Arifin, fitrah adalah suatu kemampuan dasar manusia yang dianugerahkan Allah kepadanya, yang di dalamnya terkandung berbagai komponen psikologis yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menyempurnakan bagi hidup manusia.[2]

Seiring dengan lajunya pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peranan pendidikan akan menjadi semakin penting. Karena di samping kemajuan ilmu pengetahuan yang menuntut sumber daya manusia yang berkualitas (khalifah Allah dibumi). Juga

Page 2: Fitrah Manusia

pendidikan berperan sebagai pengarah dari lajunya perkembangan pengetahuan itu sendiri, sehingga hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak akan merusak nilai manusia itu sendiri.[3]

Al-Quran sebagai tumpuan dasar hidup dan kehidupan manusia dan sekaligus sumber ajaran Islam memuat begitu banyak segi kehidupan. Begitu banyak yang tercakup dalam ayat-ayatnya, baik yang tersirat maupun yang tersurat, dari prihidup kemanusiaan sampai menerobos keberbagai bidang ilmu pengetahuan. Salah satu yang terpenting dalam ajaran Islam adalah pendidikan, yang merupakan faktor fundamental dalam kehidupan manusia, telah menjadi salah satu bidang yang tercakup dalam kandungan ayat-ayat suci al-Quran dan bahkan menjadi topik yang utama. Sebab Rasulullah sendiri diutus oleh Allah untuk mengajarkan dan mendidik manusia untuk dapat mengenal Allah dan Rasulnya.Sebagaimana Fazlur Rahman pernah menyatakan dalam bukunya, Al-Quran mengajarkan bahwa kemajuan beragama terjadi melalui proses belajar dan amat menekankan pada pentingnya proses belajar.[4]

Dalam al-Quran terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan itu. Sebagai contoh dapat dibaca kisah Lukman ayat 12 sampai dengan ayat 19. cerita itu mengariskan prinsip-prinsip materi pendidikan yang terdiri dari masalah iman, akhlak, ibadat, sosial dan ilmu pengetahuan. Ayat lain menceritakan tujuan hidup dan tentang nilai suatu kegiatan dan amal saleh, itu berarti bahwa kegiatan pendidikan harus mendukung tujuan hidup tersebut. Oleh karena itu pendidikan Islam harus menggunakan al-Quran sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai teori tentang pendidikan Islam. Dengan kata lain, pendidikan Islam harus berlandaskan ayat-ayat al-Quran yang penafsirannya dapat dilakukan berdasarkan ijtihad disesuaikan dengan perubahan dan pembaharuan.[5]

Dengan memakai dasar al-Quran ini, maka pendidikan Islam harus mengarah kepada terciptanya manusia yang seimbang antara kehidupan didunia dan akhirat, dalam rangka beribadah kepada Allah SWT

sebagaimana yang telah Dia gariskan kembali dalam al-Quran “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Q.S al-Qashash: 77)[6] .

Untuk membina kepribadian yang sejalan dengan fitrah manusia sebagaimana ditunjukkan oleh al-Quran dan Sunnah, diperlukan proses pendidikan yang terarah dan bertujuan yaitu mengarahkan manusia kepada titik optimal kemampuannya. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan sosial serta hamba Allah yang mengabdikan diri kepada-Nya.

PENGERTIAN FITRAH (POTENSI) MANUSIASecara etimologi fitrah berasal dari kata fathara yang artinya

‘menjadikan’, secara terminologi fitrah adalah mencipta/menjadikan sesuatu yang sebelumnya belum ada dan merupakan pola dasar yang perlu penyempurnaan. Menurut Shanminan Zain (1986) bahwa fitrah adalah potensi laten atau kekuatan yang terpendam yang ada dalam diri manusia dibawah sejak lahir. Menurut Al Auzal (1976) fitrah adalah kesucian dalam jasmani dan rohani. Menurut Ramayulis : fitrah adalah : kemampuan dasar bagi perkembangan manusia yang dianugrahkan oleh Allah SWT yang tidak ternilai harganya dan harus dikembangkan agar manusia dapat mencapai tingkat kesempurnaan.

Dalam Al-Qur’an, dalam surat Ar-Rum ayat 30 dijelaskan, yaitu :   

Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan selurus-lurusnya (sesuai dengan kecenderungan asli) itulah fitrah Allah yang Allah menciptakan manusia diatas fitrah itu tak ada perubahan atas

Page 3: Fitrah Manusia

fitrah ciptaannya. Itulah agama yang lurus namun kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.”

Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa fitrah adalah suatu perangkat yang diberikan oleh Allah yaitu kemampuan dasar yang memiliki kecenderungan berkarya yang disebut dengan potensialitas dan manusia diciptakan Allah dalam struktur yang paling tinggi, yaitu memiliki struktur jasmaniah dan rohaniah yang membedakannya dengan makhluk lain.

Jadi menurut permakalah fitrah adalah suatu kemampuan dasar yang ada pada tiap-tiap diri manusia yang perlu dikembangkan untuk mencapai perkembangan yang sempurna melalui bimbingan dan latihan.

2.2  HAKEKAT FITRAH (POTENSI) MANUSIA DALAM PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Allah SWT telah menciptakan manusia di dunia kecuali bertugas pokok untuk menyembah khaliknya, juga bertugas untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan yang terdapat di bumi agar mereka dapat hidup sejahtera dan makmur lahir batin. Untuk melaksanakan fungsinya sebagai khalifah Allah membekali manusia dengan seperangkat potensi. Dalam konteks ini, maka pendidikan Islam merupakan upaya yang ditujukan ke arah pengembangan potensi yang dimiliki manusia secara maksimal. Sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk konkrit, dalam artian berkemampuan  menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, masyarakat dan lingkungan. Sebagai realisasi fungsi dan tujuan penciptaannya sebagai khalifah.

Walaupun berfikir dan bernalar diakui sebagai salah satu kemampuan dasar manusia, namun kemampuan untuk menemukan jalan kebenaran tidaklah mutlak tanpa petunjuk Ilahi, pikiran dan penalaran dalam perkembangannya memerlukan pengarahan dan latihan yang bersifat kependidikan yang sekaligus mengembangkan fungsi-fungsi kejiwaan lainnya dalam pola keseimbangan dan keserasian yang ideal.

Oleh karena itu pendidikan Islam tidak hanya menekankan pada pengajaran. Dimana orientasinya hanya kepada intelektualisasi penalaran, tetapi lebih menekankan pada pendidikan dimana sasarannya adalah pembentukan kepribadian yang utuh dan bulat maka pendidikan Islam

pada hakekatnya adalah menghendaki kesempurnaan kehidupan yang tuntas sesuai dengan firman Allah dalam kitab suci Al-Qur’an

Artinya : “Wahai orang mukmin, masuklah ke dalam Islam secara total menyeluruh dan berkebulatan. (QS. Al-Baqarah : 208)

2.3  MAKNA FITRAHMakna fitrah menurut Hasan Langgulung (1986 : 5) menyatakan

bahwa, ketika Allah menghembuskan/meniupkan ruh pada dirinya manusia (pada proses kejadian manusia secara fisik maupun nonfisik) maka pada saat itu pula manusia (dalam bentuk sempurna) mempunyai sebagian sifat-sifat ketuhanan yang tertuang dalam Al-Asmahusna. Hanya saja kalau Allah serba maha, sedangkan manusia hanya diberi sebagiannya, sebagian sifat-sifat ketuhanan yang menancap pada diri manusia dan dibawanya sejak lahir itulah yang disebut fitrah.

Misalnya, Al-Alim (maha mengetahui), manusia hanya diberi kemampuan untuk mendapatkan pengetahuan. Al-Rahman dan Al-Rahim (maha pengasih maha penyayang) manusia juga diberi kemampuan untuk mengasihi dan menyayangi, Al-Afuw Al-Ghafar (maha pema’af maha pengampun), manusia juga diberi kemampuan untuk mema’afkan dan mengampuni kesalahan orang lain. Al Khalik (maha pencipta) manusia juga diberi kemampuan untuk mengkrerasikan sesuatu, membudayakan alam.

2.4  MACAM-MACAM FITRAH1.      Potensi Fisik (Psychomotoric)

Merupakan potensi fisik manusia yang dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk berbagai kepentingan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup.

2.      Potensi Mental Intelektual (IQ)Merupakan potensi yang ada pada otak manusia fungsinya : untuk merencanakan sesuatu untuk menghitung, dan menganalisis, serta memahami sesuatu tersebut.

3.      Potensi Mental Spritual Question (SP)

Page 4: Fitrah Manusia

Merupakan potensi kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan jiwa dan keimanan dan akhlak manusia.

4.      Potensi Sosial EmosionalYaitu merupakan potensi yang ada pada otak manusia fungsinya mengendalikan amarah, serta bertanggung jawab terhadap sesuatu.

2.5  HUBUNGAN FITRAH DENGAN PENDIDIKANSebelum kita melihat hubungan fitrah dengan pendidikan maka dilihat

dulu dari segi pengertian.a.       Fitrah adalah : kemampuan dasar yang ada pada diri seseorang yang

harus dikembangkan secara optimal.b.      Pendidikan adalah : usaha sadar orang dewasa untuk mengembangkan

kemampuan hidup secara optimal, baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai religius dan sosial sebagai pengarah hidupnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan fitrah dengan pendidikan adalah potensi yang ada atau kemampuan jasmani dan rohaniah yang dapat dikembangkan tersebut. Pendidikan merupakan sarana (alat) yang menentukan sampai dimana tiitk optimal kemampuan-kemampuan tersebut untuk mencapainya.

Dalam sebuah hadits dapat juga dijelaskan yang diriwayatkan oleh Muslim, yaitu :

Artinya : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanya yang menjadikan dirinya beragama Yahudi atau Nasrani dan Majusi.

Keutuhan terhadap pendidikan bukan sekedar untuk mengembangkan aspek-aspek individualisasi dan sosialisasi, melainkan juga mengarahkan perkembangan kemampuan dasar tersebut kepada pola hidup yang ukhawi. Oleh karena itu diperlukan atau keharusan pendidikan.

Dengan demikian proses pendidikan Islam demi mencapai tujuan yang total, menyeluruh dan meliputi segenap aspek kemampuan manusia diperlukan landasan falsafah pendidikan yang menjangkau pengembangan potensi kemanusiannya, falsafah pendidikan yang demikian itu bercorak menyeluruh dimana iman melandasarinya. Sehingga proses pendidikan yang berwatak keagamaan mampu mengarahkan kepada pembentukan manusia yang mukmin, atau dengan filsafat pendidikan Islam bisa memikirkan perkembangannya secara mendasar, sistematik, dan rasional yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits agar berkembang secara optimal dan bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat.

Karena pendidikan yang mengarahkan ke arah perkembangan yang optimal maka pendidikan dalam mengembangkannya harus memperhatikan aspek-aspek kepentingan yang antara lain :

1)      Aspek PedagogisDalam hal ini manusia dipandang sebagai makhluk yang disebut ‘Homo Educondum’ yaitu makhluk yang harus didik. Inilah yang membedakannya dengan makhluk yang lain. Jadi disini pendidikan berfungsi memanusiakan manusia tanpa pendidikan sama sekali, manusia tidak dapat menjadi manusia yang sebenarnya.

2)      Aspek PsikologisAspek ini memandang manusia sebagai makhluk yang disebut ‘Psychophyisk Netral’ yaitu makhluk yang memiliki kemandirian (selftandingness) jasmaniahnya dan rohaniah. Didalam kemandirian itu manusia mempunyai potensi dasar yang merupakan benih yang dapat tumbuh dan berkembang.

3)      Aspek Sosiologis Dan KulturalAspek ini memandang bahwa manusia adalah makhluk yang berwatak dan berkemampuan dasar untuk hidup bermasyarakat.

4)      Aspek FilosofisAspek ini manusia adalah makhluk yang disebut ‘Homo Sapiens’ yaitu makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan.

Fungsi Fitrah Dalam Pengembangan Kreatifitas Anak

Page 5: Fitrah Manusia

       Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu fitrah yang melengkapi penciptaan manusia sebagai makhluk yang dilahirkan adalah  membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik. Dengan memiliki potensi dapat  di didik dan mendidik sehingga manusia mampu menjadi khalifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan. Karena manusia dilengkapi dengan fitrah berupa bentuk dan wadah yang dapat diisi dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang, sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk  yang mulia. Pikiran, perasaan dan kemampuan manusia berbuat merupakan komponen dari fitrah itu. (Zakiah Dradjat, et a. 1996 :16)

      Manusia telah dilengkapi oleh  Allah dengan anggota-anggota serta bagian-bagian badan  untuk kelestarian kehidupan jiwa. Badan melaksanakan tindakan-tindakan yang digerakkan oleh jiwa dengan cara-cara tertentu. Bekerjanya jiwa pada berupa penggunaan fungsi-fungsi kejiwaan yang bukan mental, sedangkan bekerjanya jiwa dalam sistem syaraf dan pikiran berupa pengerahan kekuatan-kekuatan kejiawaan bersifat gerakan mental.

       Menurut  John Amos Comenius, manusia mempunyai tiga komponen jiwa yang menggerakkan  aktivitas  jiwa raga. Tiga komponen jiwa tersebut meliputi; saraf pertumbuhan, perasaan, dan intelek. Oleh karena itu, dikatakan manusia mempunyai tiga sifat dasar, yaitu; (1) sifat biologis (tumbuh-tumbuhan); (2) sifat hewani; (3) sifat intelektual, dimana dengan sifat ini manusia mampu menemukan yang benar dan salahnya sesuatu, dapat membedakan yang baik dan buruknya objek, serta dapat mengarahkan keinginan dan emosinya. (Wasti Soemanto. 2006:11)

       Sifat intelektual yang dimiliki manusia  tidak dibawa sejak lahir, sebab yang ketika manusia dilahirkan yang dibawa oleh manusia hanyalah wadah dari intelektual tersebut, yaitu berupa akal. Akal manusia tidak akan berfungsi secara maksimal apabila di isi dengan dengan ilmu pengetahuan. Dan apabila akal manusia telah terisi dengan ilmu pengetahuan, maka munculah sifat intelektual tersebut, dimana manusia dapat membedakan yang baik dan yang buruk dan sebagainya. Oleh karena itu, manusia dibekali Allah dengan fitrah dapat dididik dan mendidik. Dengan fitrah tersebut sehingga melahirkan proses pendidikan.

       Pendidikan, dalam Islam mempunyai tujuan yang luas dan dalam, yaitu untuk menumbuhkan pola kepribadian manusia yang utuh melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan dan indra.  Pendidikan harus melayani

pertumbuhan manusia dalam semua aspek, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, maupun aspek ilmiah. Dan pendidikan mendorong aspek-aspek tersebut  ke arah keutamaan serta pencapaian kesempurnaan hidup.(Uhbiyati.1998:62)

      Salah satu faktor yang menentukan terwujudnya tujuan pendidikan adalah melalui kegiatan belajar. Dan dengan belajar tersebut manusia memperoleh pengalaman. Pengalaman belajar  meliputi aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan kegiatan yang dinamis, karena itu wajar bahwa pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang menjadi berkembang.  Jadi, pada dasarnya bahwa dengan fitrah dapat di didik dan mendidik manusia akan memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan (sifat intelektual) yang bermanfaat dalam kehidupannya.

     Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa salah satu fitrah manusia  adalah sebagai makhluk educandum (makhluk yang memerlukan pendidikan). Dengan fitrah tersebut, sehingga semua manusia membutuhkan pendidikan untuk memperoleh ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan wawasan. Dan dengan ilmu pengetahuan serta keterampilan  dimilikinya sehingga manusia dapat berbuat untuk kehipannya. Kaitannya  dengan fungsi untuk pengembangan kreativitas anak, maka program pendidikan   adalah usaha untuk menumbuhkan daya kreativitas anak, melestarikan nilai-nilai ilahi dan insani, serta membekali anak didik dengan kemampuan produktif. Dapat dikatakan bahwa fitrah merupakan potensi dasar anak didik yang dapat menghantarkan pada tumbuhnya daya kreativitas dan produktivitas, serta komitmen terhadap nilai-nilai Ilahi dan insani.

        Dengan demikian bahwa fitrah manusia sebagai makhluk educandum, dapat berfungsi untuk mengembangkan daya kreativitas dan produktivitas anak  Sebab, dengan fitrah tersebut  anak memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kemudian ilmu pengetahuan dan keterampilan tersebut akan melahirkan daya cipta dan kreativitas  anak. Pendidikan sebagai fitrah manusia (anak) dapat dilakukan tidak terbatas hanya melalui sekolah, tetapi juga  pendidikan diluar sekolah yang lingkungan keluarga dan masyarakat.