fitofarmaka

17

Click here to load reader

Upload: joko-santoso

Post on 06-Sep-2015

228 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Tugas Khasiat Herbal

TRANSCRIPT

  • Daun Salam - Syzygium polyanthum

    Salam adalah nama pohon penghasil daun rempah yang digunakan dalam masakan Nusantara.

    Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Indonesian bay-leaf atau Indonesian laurel, sedangkan

    nama ilmiahnya adalah Syzygium polyanthum.

    Salam memiliki banyak nama yaitu:

    1. Melayu: ubar serai

    2. Sunda, Jawa dan Madura: Salam

    3. Kangean: kastolam

    4. Jawa: manting

    5. Sumatera: meselengan

    Secara tradisional, daun salam digunakan sebagai obat sakit perut. Daun salam juga dapat

    digunakan untuk menghentikan buang air besar yang berlebihan. Pohon salam bisa juga

    dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat, stroke, kolesterol tinggi, melancarkan peredaran darah,

    radang lambung, diare, gatal-gatal, kencing manis, dan lain-lain.

    Penggunaan daun salam sebagai obat di atas disebabkan oleh kandungannya yakni pada daun

    salam kering terdapat sekitar 0,17% minyak esensial, dengan komponen penting eugenol dan

    metil kavikol (methyl chavicol) di dalamnya. Ekstrak etanol dari daun menunjukkan efek

    antijamur dan antibakteri, sedangkan ekstrak metanolnya merupakan anti-cacing, khususnya

    pada nematoda kayu pinus Bursaphelenchus xylophilus. Kandungan kimia yang dikandung

    tumbuhan ini adalah minyak atsiri, tannin, dan flavonoida. Bagian pohon yang bisa

    dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, kulit batang, akar, dan buah.

    Ekstrak daun salam 3 x 250 mg/hari menunjukkan kecenderungan dapat

    menurunkan kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah makan terutama pada kadar gula darah di

    bawah 200 mg/dL walaupun secara statistik perbedaannya tidak signifikan.

    Di tilik dari bukti ilmiah, daun salam memiliki khasiat sebagai antikolesterol, antihipertensi dan

    hipoglikemik. Dalam penelitiannya, hewan percobaan yang di beri ekstrak daun salam

    mengalami penurunan kadar kolesterol jahat (LDL) dan terjadi peningkatan kadar kolesterol

    HDL dalam serum darah. Ini di simpulkan bahwa daun salam memiliki khasiat sebagai

    antikolesterol. Sementara itu, kandungan kimia pada daun salam yang meliputi flavanoid,

    triterpen, tanin, polifenol, alkaloid dan minyak asiri terbukti mampu menurunkan tekanan darah

    dan kadar gula dalam darah.

  • Temulawak

    Uraian Tumbuhan Temulawak merupakan tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan.

    Tanaman ini berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian menyebar ke beberapa

    tempat di kawasan wilayah biogeografi Malaysia. Saat ini, sebagian besar budidaya temulawak

    berada di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Tanaman ini selain di Asia Tenggara

    dapat ditemui pula di China, Indochina, Bardabos, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan

    Beberapa negara Eropa. Nama daerah di Jawa yaitu temulawak, di Sunda disebut koneng gede,

    sedangkan di Madura disebut temulabak. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran

    rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dan berhabitat di hutan tropis.

    Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur

    (Kartika, 2010).

    Morfologi Tumbuhan Temulawak merupakan terna tahunan (perennial) yang tumbuh berumpun, berbatang basah yang

    merupakan batang semu yang terdiri atas gabungan beberapa pangkal daun yang terpadu. Tinggi

    tumbuhan temulawak sekitar 2 m. daun berbentuk memanjang sampai lanset, panjang daun 50-

    55 cm dan lebarnya sekitar 15 cm, warna daun hijau tua dengan garis coklat keunguan. Tiap

    tumbuhan mempunyai 2 helai daun. Tumbuhan temulawak mempunyai ukuran rimpang yang

    besar dan bercabang-cabang. Rimpang induk berbentuk bulat atau bulat telur dan disampingnya

    terbentuk 3-4 rimpang cabang yang memanjang. Warna kulit rimpang coklat kemerahan atau

    kuning tua, sedangkan warna daging rimpang kuning jingga atau jingga kecoklatan. Perbungaan

    lateral yang keluar dari rimpangnya, dalam rangkaian bentuk bulir dengan tangkai yang ramping.

    Pada umumnya, setiap batang mempunyai daun 2-9 helai, panjang daun 31-84 cm, lebar daun

    10-18 cm, dan panjang tangkai daun termasuk helainya sekitar 43-80 cm. bunga berbentuk

    bundar memanjang berwarna putih dengan ujung berwarna merah dadu atau merah, panjang

    sekitar 1,25-2 cm (Haryanto, 2006). Bunga mempunyai daun pelindung yang banyak dan

    berukuran besar, berbentuk bulat telur sungsang yang warnanya beraneka ragam (Wijayakusuma,

    2007).

    Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya

    berwarna kekuning-kuningan. Memiliki daun yang lebar dan pada setiap helainya dihubungkan

    dengan pelepah dan tangkai daun yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga berbentuk

    bergerombol dan berwarna kuning tua (Septiatin, 2008.

    Sistematika Tumbuhan Dalam taksonomi tumbuhan Temulawak diklasifikasikan sebagai berikut:

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Sub divisi : Angiospermae

    Kelas : Monocotyledoneae

    Ordo : Zingiberales

    Familia : Zingiberaceae

    Genus : Curcuma

  • Spesies : Curcuma xanthorriza Roxb. (Wijayakusuma, 2007).

    Kandungan Kimia

    Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang

    terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin. Rimpang temulawak mengandung zat

    warna kuning ( kurkumin), desmetoksi kurkumin, glukosa, kalium oksalat, protein, serat, pati,

    minyak atsiri yang terdiri dari d-kamfer, siklo isoren, mirsen, p-toluil metilkarbinol, falandren,

    borneol, tumerol, xanthorrhizol, sineol, isofuranogermakren, zingiberen, zingeberol, turmeron,

    artmeron, sabinen, germakron, atlantone (Wijayakusuma,2007).

    Khasiat Tumbuhan Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang terdiri

    atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin. Kurkumin bermanfaat sebagai anti inflamasi

    (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu). Temu lawak memiliki efek

    farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol,

    anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan

    nyeri sendi. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan

    membersihkan darah. Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temulawak juga dimanfaatkan

    sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur

    makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan. Di sisi lain,

    temulawak juga mengandung senyawa beracun yang dapat mengusir nyamuk, karena tumbuhan

    tersebut menghasilkan minyak atsiri yang mengandung linelool, geraniol yaitu golongan fenol

    yang mempunyai daya repellan nyamuk Aedes aegypti (Kartika, 2010).

    Rimpang temulawak sudah tidak diragukan lagi manfaatnya untuk memelihara kesehatan

    sehari-hari, yaitu mencegah dan mengobati penyakit serta baik untuk masa pemulihan penyakit.

    Rimpang temulawak dapat dimanfaatkan dalam bentuk rimpang segar, simplisia atau rimpang

    kering, ekstrak, ataupun dalam bentuk instan seperti serbuk instan, tablet, kaplet, dan kapsul

    (Haryanto, 2006). Temulawak dapat dimanfaatkan sebagai obat, sumber karbohidrat, bahan

    penyedap makanan dan minuman, serta pewarna alami untuk makanan dan kosmetik (Afifah,

    2003). Temulawak atau dalam Bahasa Inggris disebut java turmeric ini, secara tradisional

    digunakan untuk menyembuhkan penyakit perut, hati, konstipasi, pembuluh darah pecah, demam

    anak-anak, kulit kasar, disentri dan sebagainya. Dilaporkan curcuma xanthorrhizol juga

    memiliki kemampuan antitumor, anti kanker, anti diabetes, hipotriceriakademik, anti

    inflamantori, hepatoprotective, anti mikroba, dan anti lemak (Salim, 2009)

    Hasil Penelitian

    Sari rimpang temulawak mempunyai khasiat sebagai obat penguat (tonik) sehingga dapat digunakan

    sebagai bahan campuran jamu. Jamu temulawak ini mempunyai beberapa khasiat yang diantaranya

    yaitu sebagai penambah nafsu makan, serta banyak digunakan sebagai obat penambah darah untuk

    orang yang menderita kekurangan darah atau anemia

  • Pada penelitan uji aktivitas hepatoprotektor menggunakan hewan percobaan yang diinduksi

    hepatotoksis dengan parasetamol dosis tinggi (2500 mg/Kg BB). Dosis ekstrak rimpang temulawak yang

    digunakan adalah dosis rendah 50 mg/Kg BB dan dosis tinggi (250 dan 1000 mg/Kg BB). Disimpulkan

    bahwa ekstrak rimpang temulawak dosis rendah tidak menunjukkan aktivitas hepatoprotektor tetapi

    pada dosis tinggi dapat menurunkan kadar SGOT dan SGPT

    Penelitian yang dilakukan oleh Ardhiani (2005) tentang pengaruh pemberian ekstrak rimpang

    temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dan temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb) terhadap

    peningkatan berat badan tikus putih jantan galur wistar adalah pada ekstrak temulawak dan ekstrak

    temu hitam dosis 140 dan 560 mg/Kg BB pada sepuluh hari ketiga dapat memacu kenaikan berat badan

    tikus. Ekstrak rimpang temulawak memberikan kenaikan berat badan yang lebih besar dibandingkan

    dengan ekstrak temu hitam. Untuk pengaruh ekstrak etanolik rimpang lempuyang pahit (Zingiber

    littorae Val.) dan temulawak beserta kandungan kimianya, perlakuan dengan suspensi ekstrak masing-

    masing dengan dosis 140; 35 ;8,5 mg/Kg BB ekstrak temulawak memberikan kenaikan berat badan yang

    lebih besar dibandingkan dengan ekstrak lempuyang pahit. Ekstrak rimpang temulawak mengandung

    kurkumin, demetoksikurkumin, dan sedikit bidesmetoksikurkumin. Eksrak etanolik rimpang temulawak

    mengandung senyawa golongan kurkuminoid dan golongan terpen. Komponen minyak atsiri yang

    terdapat dalam temulawak adalah kamfer, -eleman, -farnesen, ar-kurkumin, zingiberen, dan

    germakron. Pemberian ekstrak temulawak terpurifikasi selama 45 hari dapat menurunkan kadar

    kolesterol LDL serum sebesar 32,96% dan menaikkan kolesterol kadar HDL serum sebesar 11,77%

    dengan dosis optimal 15 mg/200 g BB tikus putih galur wistar dengan diet lemak tinggi. Hasil penelitian

    oleh Purbowanti (2005), pemberian ekstrak temulawak terpurifikasi dengan dosis 45 mg/200 g BB

    selama 45 hari mampu menurunkan kadar kolesterol total dan tidak memberikan pengaruh terhadap

    berat badan tikus dengan diet lemak tinggi dan kolesterol.

    Pada penelitian tentang uji efek antagonistik ekstrak heksana rimpang temulawak yang larut etanol

    mampu menghambat kontraksi trakea karena pemberian histamin, dosis 0,25 mg/ml=42,9716,66% dan

    dosis 0,5 mg/ml=69,7110,35% dan ekstrak etanol rimpang temulawak mampu menghambat kontraksi

    trakea karena pemberian histamin, dosis 0,25 mg/ml=46,341 8,03% dan dosis 0,5 mg/ml=87,037,46%.

    Untuk uji keteratogenikan minyak atsiri pada rimpang temulawak pemberian suspensi minyak atsiri 10

    sampai 100 kali lipat dari dosis terapi yaitu 12mg/Kg BB menunjukkan efek teratogenik berupa cacat

    rangka (kelainan penulangan) dan kecacatan mikroskopis (kerusakan seluler) pada janin tikus putih

    jantan galur wistar.

  • ALLOPURINOL

    Allopurinol merupakan obat, yang digunakan untuk mengobati asam urat hiperurisemia

    atau kelebihan dalam plasma darah serta komplikasi yang dapat timbul dari kondisi ini.

    Allopurinol menjadi suatu nukleotida yang menjadi tempat melekatnya ribosil fosfat pada N-1

    cincin pirimidin. Sifat dari allopurinol sendiri adalah dapat menghambat biosintesis purin dan

    aktifitas xantin oksidase. Xantine oksidase adalah enzim yang bertugas mengubah hipoxanthine

    menjadi xanthin kemudian menjadi asam urat. Allopurinol hidroksilasi oleh xanthine oxydase menjadi metabolit utama yaitu oksipurinol. Melalui penghambatan xanthine oxydase maka

    hipoxanhtin dan xanthine diekskresi lebih banyak dalam urin dan kadar asam urat dalam darah

    serta urin menurun

    Dari sinilah allopurinol mulai dikembangkan untuk mengobati penyakit, khususnya pada

    Gout arthritis, dalam penelitian dan di klinis dosis allopurinol dapat diberikan mulai dari 100-

    300mg/kgBB perhari, dengan dosis maksimal 500-800mg. contoh-contoh merk dagang yang ada

    di Indonesia diantaranya adalah : allopurinol landson, Alluric,Benoxuric100/Benoxuric 300,

    Isoric, Nilapur, Ponuric, Pritanol, Puricemiam,Recolfar dan lain-lain.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

    1. Allopurinol sebaiknya diminum segera setelah makan.

    2. Selama menjalani pengobatan menggunakan Allopurinol, disarankan untuk banyak minum air

    (kecuali pasien memiliki kondisi tertentu dimana ia tidak boleh minum banyak air). Air

    membantu melarutkan asam urat yang sudah mengkristal.

    3. Allopurinol sebenarnya lebih disarankan sebagai terapi untuk menjaga agar kadar asam urat

    tetap rendah. Bila Allopurinol diberikan pada saat serangan asam urat terjadi, biasanya akan

    menambah rasa sakit dan juga bengkak. Umumnya dokter juga akan memberikan obat pereda

    rasa nyeri bila Allopurinol tetap harus diberikan pada saat serangan terjadi.

    4. Serangan asam urat baru akan berakhir setelah meminum Allopurinol 2-6 minggu. Karena

    obat ini butuh waktu kerja yang cukup panjang untuk membuat rasa sakit akibat asam urat

    hilang.

    5. Bila pasien mengeluhkan kulit kemerahan atau gejala-gejala yang mirip flu selama

    menggunakan Allopurinol, hentikan penggunaan Allopurinol dan segeralah konsultasikan

    kepada dokter spesialis.

  • 6. Efek samping utama Allopurinol adalah mengantuk.

    Efek samping Allopurinol, yang lebih sering dialami adalah, diare, mual, muntah, dan

    pusing. Sebagai obat menurunkan tingkat asam urat, dan menghancurkan endapan kristal asam

    urat, seseorang dapat mengalami serangan gout akut. Beberapa efek samping lain kecil dari

    allopurinol adalah, gangguan pencernaan, rambut rontok, sakit perut, sakit kepala dan nyeri

    sendi. Jika efek samping ini bertahan untuk waktu yang cukup lama, maka dokter harus

    dikonsultasikan di awal.

    Di sisi lain, ruam kulit adalah efek samping yang serius dari allopurinol dan karenanya,

    harus segera dilaporkan ke dokter. Selain ruam kulit, beberapa efek samping serius lainnya

    allopurinol adalah, darah dalam urin dan tinja, tinja hitam, demam, menggigil, sakit tenggorokan,

    nyeri buang air kecil atau sulit, mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki, nyeri otot dan

    kelemahan yang tidak biasa, mulut dan bibir luka atau borok, mudah memar dan berdarah, sakit

    kuning atau menguningnya kulit dan mata, mengi dan kejang. Kadang-kadang, allopurinol dapat

    menghasilkan beberapa reaksi alergi berat seperti, gatal, ruam kulit, gatal-gatal, pembengkakan

    wajah, bibir atau lidah serta kesulitan bernapas, yang juga harus segera dilaporkan ke dokter.

    REFRENSI

    Murray, Robert K et al. (2009). Biokimia Harper, Edisi 27. EGC.; 308:315

    Evaria; Pramudianto, Arliana. (2010). Mims Indonesia petunjuk konsultasi Edisi 10.

    BIP.

    AHFS 2008, hal.3676

    A to Z Drug Fact

  • Jintan Hitam (Nigella sativa)

    Jintan hitam merupakan tanaman herbal berbunga tahunan (Heyne 1987). Tanaman jintan

    hitam merupakan tanaman semak dengan ketinggian lebih kurang 30 cm. Ekologi dan

    penyebaran tanaman ini mulai dari daerah Mediterania ke arah timur Samudera Indonesia

    sebagai gulma semusim dengan keanekaragaman yang kecil. Budi daya perbanyakan tanaman

    dilakukan dengan biji (Hutapea 1994).

    Tumbuhan jintan hitam dipercaya berasal dari daerah Mediterania (Bashandy 2006).

    Jintan hitam merupakan spesies tumbuhan semak rendah yang termasuk famili Racunculaceae

    (Ramdan & Mrsel 2004; Mansi 2006). Tumbuhan ini selama berabad-abad telah digunakan

    sebagai obat tradisional atau rempah-rempah dari minyak yang diperoleh dengan cara memeras

    biji oleh orang-orang Asia, Timur Tengah, dan Afrika. Tanaman ini tumbuh pada kisaran suhu 5-

    25C, tumbuh baik pada suhu sekitar 14C, dan pH tanah 5.8 (Hutapea 1994).

    Klasifikasi Tanaman Jintan Hitam

    Menurut Hutapea (1994), tanaman jintan hitam diklasifikasikan sebagai berikut:

    Kingdom : Plantae

    Subkingkom : Tracheobionta

    Filum : Spermatophyta

    Subfilum : Angiospermae

    Kelas : Dicotyledoneae

    Ordo : Ranunculales

    Famili : Ranunculaceae

    Genus : Nigella

    Spesies : Nigella sativa

    Morfologi Tanaman Jintan Hitam

    Menurut Djoko (1952), batang tanaman jintan hitam ini berwarna hijau, tegak, lunak,

    beralur, berusuk dan berbulu kasar. Tanaman ini berdaun lonjong dengan panjang 1.5-2 cm,

    berdaun tunggal dengan ujung dan pangkalnya runcing dan berwarna hijau. Kelopak bunga

    berjumlah lima dengan ukuran kecil, berbentuk bundar dan ujungnya agak meruncing. Kelopak

  • bunga pada umumnya berjumlah lima, berwarna putih kebiruan seperti yang terlihat pada

    Gambar 1. Biji dari tanaman ini berbentuk oval dengan warna coklat kehitaman.

    Khasiat Jintan Hitam Secara Umum

    Ekstrak jintan hitam memiliki banyak kegunaan berdasarkan berbagai penelitian yang

    telah dilakukan. El-Dakhakhny et al. (2002) memaparkan beberapa khasiat jintan hitam, yaitu:

    a. Memperkuat sistem kekebalan tubuh, kandungan etanol di dalam biji jintan hitam dapat

    meningkatkan jumlah sel limfosit dan monosit. Jintan hitam dapat meningkatkan rasio antara

    sel-T helper dengan sel-T supresor sebesar 72%, yang berarti meningkatkan aktivitas

    fungsional sel kekebalan tubuh.

    b. Memiliki aktivitas antihistamin. Histamin adalah zat yang diproduksi oleh jaringan tubuh yang

    dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti asma. Nigellone (dimer dari dithymoquinone) yang

    diisolasi dari minyak atsiri jintan hitam dapat menekan gejala dari asma pada cabang

    tenggorokan.

    c. Antitumor karena jintan hitam mengandung asam lemak berantai panjang yang dapat

    mencegah pembentukan Ehrlich Ascites Carcinoma (EAC) dan sel Daltons Lymphoma

    Ascites (DLA) yang merupakan jenis sel kanker yang umum ditemukan. Zat thymoquinone

    yang terkandung di dalam biji jintan hitam dapat menghentikan pembentukan sel darah bagi

    sel kanker.

    d. Antibakteri karena kandungan minyak atsiri dan volatil pada jintan hitam efektif melawan

    bakteri seperti Vibrio cholera, Escherichia coli, Shigella sp.

    e. Antiradang, minyak jintan hitam berguna untuk mengurangi efek radang sendi. Turunan dari

    fixed oil jintan hitam yaitu thymoquinone merupakan agen anti peradangan. Thymoquinone

    juga menunjukkan aktivitas antioksidan di dalam sel.

    f. Meningkatkan laktasi, meningkatkan kesehatan tubuh, menyediakan energi dengan cepat,

    meningkatkan metabolisme, memperlancar peredaran darah, meningkatkan aliran susu ibu,

    meningkatkan jumlah sperma.

    Chakravarty (1993) mengemukakan bahwa kristal nigellone merupakan agen penghambat

    histamin. Jintan hitam juga dapat menghilangkan cacing dan parasit dalam usus (Topozoda et al.

    1965), dapat meredakan bronkitis dan batuk (El-Tahir & Ashour 1993), serta ekstrak minyak

  • jintan hitam dapat melawan rematik dan peradangan (Al-Saleh et al. 2006). Ekstrak jintan hitam

    berpotensi meningkatkan sistem kekebalan tubuh, antitumor, antidiabetik, efek menurunkan

    kadar lemak, menurunkan kolesterol serum, menurunkan trigliserida, menurunkan lemak total,

    meningkatkan serum insulin yang berefek sebagai hipoglikemik, menghambat nekrosis hepar,

    renoprotektif, dan menaikan konsentrasi T3 serum yang menurun serta mempunyai efek yang

    berpengaruh terhadap sistem saraf (Gilani et al. 2004; Thippeswamy & Naidu 2005; Khanam &

    Dewan 2008). Saat ini telah tersedia berbagai produk olahan dari jintan hitam ini, antara lain

    dalam bentuk minyak maupun kapsul, seperti terlihat pada Gambar 3 yang merupakan contoh

    sediaan ekstrak jintan hitam dalam bentuk minyak.

    Kandungan Kimia

    Kandungan ekstrak minyak jintan hitam antara lain minyak volatil, minyak campuran, protein,

    asam amino, gula reduksi, cairan kental, alkaloid, asam organik, tanin, resin, metarbin, melatin,

    serat, mineral, vitamin, tiamin, niasin, piridoksin, asam folat (Landa et al. 2006). Biji dan daun

    jintan hitam mengandung saponin dan polifenol. Kandungan biji jintan hitam antara lain:

    thymoquinone, thymohydroquinone, dithymoquinone, thymol, carvacrol, nigellicine, nigellidine,

    nigellimine-N-oxide dan alpha-hedrin (Hutapea 1994). Komposisi biji jintan hitam disajikan

    pada Tabel 1.

    Biji jintan hitam juga mengandung logam yang berjumlah sekitar 1 510.8 mg per 100 g biji.

    Kandungan logam biji jintan hitam tersaji pada Tabel 2.

  • Kandungan tokoferol dan polifenol dalam biji jintan hitam menunjukkan adanya senyawa

    fenolik. Kandungan tokoferol dan polifenol dari minyak biji jintan hitam tersaji pada Tabel 3.

    Biji jintan hitam mengandung asam lemak tak jenuh dalam jumlah yang cukup berarti. Secara

    lengkap komposisi asam lemak dan sterol dalam 100 g biji jintan hitam tersaji pada Tabel 4.

  • Biji jintan hitam dapat direkomendasikan sebagai makanan tambahan yang cukup bergizi.

    Kandungan vitamin biji jintan hitam tersaji pada Tabel 5.

    Jintan hitam mengandung asam amino esensial dan nonesensial. Komposisi asam amino dalam

    100 g biji jintan hitam tersaji pada Tabel 6.

  • Asam Urat (Arthritis Gout)

    Asam urat (artritis gout) adalah jenis artropati kristal yang patogenesisnya sudah diketahui

    secara jelas dan dapat diobati secara sempurna. Secara klinis, asam urat merupakan penyakit

    heterogen meliputi hiperurikemia, serangan radang sendi akut yang biasanya monoartikuler.

    Terjadi deposisi kristal urat di dalam dan sekitar sendi, parenkim ginjal dan dapat menimbulkan

    batu saluran kemih. Kelainan ini dipengaruhi banyak faktor antara lain gangguan kinetik asam

    urat misalhya hiperurikemia. Artritis gout akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan

    terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Tidak semua orang dengan

    hiperurikemia adalah penderita artritis gout atau sedang menderita artritis gout. Akan tetapi

    risiko terjadi artritis pirai lebih besar dengan meningkatnya konsentrasi asam urat darah.

    Serangan artritis akut berlangsung cepat yang dapat mencapai peak of severity dalam waktu 24

    jam.

    Kerja Jintan Hitam Dalam Mengatasi Artritis Gout

    Jintan hitam (Nigella sativa L.) memiliki kandungan kimia diantaranya; dithymoquinone, steryl-

    glucoside (Randhawa et al, 2008), flavonoids, glycosides, tannins (Tanko et al, 2007), triterpene

    saponins (Elbandy et al, 2009). Hasil penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa ekstrak

    etanol jinten hitam pada dosis 200 mg/kg BB memberikan efek signifikan (p 0,05)

    menurunkan edema pada tikus yang diinduksi formalin 2,5 % (Tanko et al, 2007). Diketahui

    triterpen saponin dalam ekstrak metanol (polar fraction) jinten hitam dapat menekan produksi

    cytokine interleukin IL-6 pada sel mast manusia (HMC-1) (Elbandy et al,2009). IL-6 adalah

  • sitokin yang berperan dalam manifestasi respon peradangan, bekerja dengan meningkatkan

    sintesis Prostaglandin E2 (PGE2) pada organ sirkumventrikuler di dalam dan di dekat daerah

    hipotalamus praoptik dan PGE2 melalui peningkatan AMP siklik memicu hipotalamus untuk

    menaikkan suhu tubuh dengan cara meningkatkan pembentukan panas dan mengurangi

    hilangnya panas. Peningkatan jumlah sitokin ini dapat memicu terjadinya demam yang dapat

    disebabkan oleh infeksi/ akibat kerusakan jaringan, peradangan dan keadaan penyakit lain

    (Roberts dan Marrow, 2001).

  • Kecubung

    Posted on May 15, 2012 by ajizabur

    Kecubung

    (Datura metel L.)

    Kecubung tersebar luas di Indonesia, terutama di daerah yang beriklim kering. Umumnya

    tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang tidak begitu lembab, seperti di semak,

    padang rumput terbuka, tepi sungai atau ditanam di pekarangan sebagai tumbuhan obat. Aslinya

    tanaman ini diperkirakan dari Amerika dan dapat ditemukan di daerah dataran rendah sampai

    ketinggian 800 dpl.

    Uraian Tumbuhan Perdu, setahun, tegak, bagian pangkal umumnya berkayu, bercabang-cabang, tinggi 0.5-2 m,

    beracun. Daun tunggal, bertangkai, letak berhadapan. Helaian daun bentuknya bulat telur, ujung

    runcing, tepi berlekuk, panjang 6-25 cm, lebar 4.5-20 cm. Bunga tunggal, berbentuk terompet,

    tegak, keluar dari ujung tangkai, bunga akan mekar menjelang matahari terbenam dan akan

    kuncup sore hari berikutnya. Buahnya buah kotak, berbentuk bulat, berduri tempel dan tajam.

    Bijinya banyak, kecil-kecil, gepeng, berwarna kuning kecoklatan.

    Kecubung dapat diperbanyak dengan biji.

    Sifat & Khasiat Rasanya pahit, pedaas, sifatnya hangat, beracun (toksik), masuk meridian jantung, paru dan

    limpa. Kecubung berkhasiat antiasmatik, antibatuk (antitusif), antirematik, penghilang nyeri

    (analgesik), afrodisiak dan pemati rasa (anestetik)

    Kandungan Kimia Kecubung mengandung 0.3-0.4 % alkaloid (sekitar 85 % skopolamin dan 15 % hyoscyamine),

    hycoscin dan atropin (tergantung pada varietas, lokasi dan musim). Zat aktifnya dapat

    menimbulkan halusinasi bagi pemakainya. Jika alkaloid kecubung diisolasi maka akan terdeteksi

    adanya senyawa methyl crystalline yang mempunyai efek relaksasi pada otot gerak.

    (Pharmacokinectic summary of ketokonazole. [Online]. [1998?] [cited 2008 May 15];

    Available from: URL:http://www.medscape.com/druginfo/pharm?id=54132&name=

    Ketokonazol+Topikal&DrugType=1&menuID=PHM&ClassID=N

    Dalimartha S. Atlas tumbuhan obat indonesia jilid 2. Jakarta: Trubus Agriwidya;

    2000. p. 106-11)

  • Bagian yang Digunakan Bagian utama yang digunakan adalah bunga. Selain itu, akar dan daun juga berkhasiat sebagai

    obat. Tumbuhan ini dapat digunakan secara segar atau setelah dikeringkan.

    Indikasi Bunga digunakan untuk mengatasi:

    Asma, napas pendek, bronkitis kronik, batuk,

    Rasa nyeri hebat pada kanker stadium lanjut,

    Nyeri lambung, rematik,

    Kejang atau epilepsi (ayan) yang disebabkan rasa takut.

    Syok (turunya tekanan darah sehingga penderita lemas) akibat infeksi atau racun (toksik),

    Sakit jiwa (psikosis), dan

    Sebagai obat bius pada operasi (anestesi)

    Akar digunakan untuk pengobatan:

    Kolera,

    Sesak napas

    daun digunakan untuk mengatasi:

    Sesak napas, batuk rejan, bronkitis

    Sakit pinggang, rematik, memar

    Ketombe

    Lendir di tenggorokan

    Cacingan

    Cara Pemakaian Untuk obat yang diminum, sediakan 0.3-0.6 g bunga kecubung, lalu rebus. Cara lain, keringkan

    bunga, lalu gulung dan bakar, kemudian isap asapnya.

    Untuk pemakaian luar, rebus 2-3 kuntum bunga dan gunakan air rebusanya sebagai obat kompres

    atau obat cuci pada penyakit rematik, bengkak akibat terbentur atau terpukul (memar), anus

    turun (prolapsus ani), jamur kulit, bisul atau sebagai serbuk tabur untuk menghilangkan nyeri,

    seperti pada sakit gigi dan bisul. Serbuk akar digunakan untuk menghilangkan nyeri pada sakit

    gigi.

    Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian Efek parasimpatolitik perifer menimbulkan gejala jantung berdebar, pupil mata melebar, kulit

    dan mulut terasa kering, serta relaksasi otot polos saluran cerna dan saluran napas.

    Penekanan sentral oleh atropin, kadang-kadang menimbulkan halusinasi.

    Menekan ganglia basal.

    Pemberian infus 0.5 % daun kecubung dapat menghambat kontraksi (menurunkan amplitudo)

    trakea kelinci terpisah secara nyata, sedangkan infus 0.1 % tidak efektif (Alfiah Hayati, Jurusan

    Biologi FMIPA UNAIR)

  • Kecubung tidak hanya berguna sebagai tanaman pembius saja. Khasiat lain yang bisa didapat

    dari kecubung ternyata cukup banyak. Beberapa di antaranya adalah sebagai obat sakit gigi dan

    asma.

    Kecubung (Datura metel L) selama ini dikenal sebagai tanaman yang berefek negatif. Tanaman

    yang bunganya berbentuk terompet ini kerap disalahgunakan untuk penghilang kesadaran atau

    sebagai zat pembius. Sebab, daun kecubung berkhasiat anestesi. Terutama karena tanaman ini

    mengandung metil kristalin yang mempunyai efek relaksasi pada otot lurik.

    Bentuknya yang seperti terompet ditambah konotasi negatif, masyarakat Amerika dan Eropa

    kemudian menyebutnya sebagai Devil trumpet. Penyalahgunaan tersebut sebenarnya berasal dari

    kebiasaan sebuah kelompok masyarakat di India yang menggunakan kecubung untuk membius

    korban persembahan bagi dewa.

    Bersifat Menenangkan

    Hingga kini, kecubung pun masih dianggap negatif. Padahal, anggapan tersebut tidak terlalu

    tepat karena tanaman ini juga memiliki nilai positif. Sejak dulu, masyarakat Tionghoa

    menggunakan kecubung sebagai obat selesma. Bisa jadi karena efek pedas, pahit, dan

    menghangatkan inilah yang membuat kecubung dimanfaatkan untuk obat flu.

    Di India, biji kecubung yang dihaluskan dan dicampur lemak, menjadi obat luar bagi penderita

    impotensi. Selain itu, obat tersebut dipercaya mampu menambah daya tahan seksual. Manfaat

    lain dari kecubung, selain untuk mengatasi flu dan impotensi, juga baik untuk meredakan asma

    dan sakit gigi.

    Dalam situs Ilmu Pengetahuan dan Teknologi disebutkan bahwa kecubung mengandung senyawa

    kimia alkaloid. Senyawa alkaloid tersebut terdiri dari atropin, hiosiamin, dan skopolamin yang

    bersifat antikholinergik. Kecubung juga mengandung hiosin, zat lemak, kalsium oksalat,

    meteloidina, norhiosiamina, norskopolamina, kuskohigrina, dan nikotina.

    Dijelaskan oleh Dr. Setiawan Dalimartha, ahli tanaman obat, zat yang bermanfaat sebagai pereda

    asma adalah hipociamin dan skopolamin yang besifat antikholinergik. Efek dari zat tersebut

    sangat meringankan penderita asma.

    Alkaloid dapat melebarkan kembali saluran pernapasan yang menyempit akibat serangan asma.

    Lalu, skopolamin juga mempunyai aktivitas depresan untuk susunan saraf pusat, sehingga kerap

    digunakan sebagai obat antimabuk.

    Harus Hati-Hati

  • Yang perlu diperhatikan, penggunaan kecubung bisa berefek samping. Kemungkinan terjadinya

    keracunan juga dapat terjadi. Menurut Endah Lasmadiwati, ahli tanaman obat dari Taman

    Sringanis Bogor, penggunaan daun kecubung yang hanya diremas dan ditempelkan pada dahi

    saja bisa membuat orang mabuk.

    Itu sebabnya, kita harus sangat hati-hati dalam penggunaan kecubung. Paling tidak

    berkonsultasilah dengan ahli tanaman obat atau dokter sebelum menggunakan ramuan kecubung.

    Gejala keracunan yang biasanya timbul, terutama akibat zat atropin dan skolopamin, adalah

    mulut kering, sembelit, sensitif terhadap cahaya, dan sakit mata. Pemberian antasida umumnya

    digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.

    Kecubung banyak dijumpai di daerah berhawa sejuk. Di beberapa daerah, kecubung dinamai

    dengan kucubung (Sunda) dan kacubung (Madura). Kecubung termasuk tumbuhan jenis perdu.

    Mahkota bunganya mirip terompet berwarna putih keunguan.

    Kecubung berbunga putih dianggap paling beracun dibandingkan dengan jenis lain yang juga

    mengandung zat alkaloid. Maka penggunaannya harus sangat hati-hati dan hanya terbatas

    sebagai obat luar.

    Senyawa alkaloid ini terdapat di semua bagian tumbuhan kecubung, mulai dari akar, tangkai,

    daun, bunga, buah, hingga bijinya. Namun, kandungan terbesar terdapat pada akar dan biji. Bila

    keracunan ramuan kecubung, usahakan jangan sampai tertidur. Minumlah kopi yang keras dan

    jangan lupakan untuk menghirup udara segar sebanyak-banyaknya.